Anda di halaman 1dari 58

SALAM REDAKSI

SAJIAN UTAMA
04 TAJUK RENCANA
07 SAJIAN UTAMA
12 BINGKAI
14 TANYA JAWAB AGAMA
17 SHOHIFAH
18 TAFSIR AT-TANWIR
20 HADITS
22 DIRASAH ISLAMIYAH
24 LAZIS
27 PEDOMAN
31 KHUTBAH
46 HUMANIORA
48 WAWASAN
50 GERAI NIAGA
62 IBRAH
MENU
PEDOMAN
SHOHIFAH
Muhammadiyah memerlukan identitas baru dalam memasuki
usia abad keduanya. Apa itu?
Refleksi atasTafsir At-Tanwir produk Majelis Tarjih dan Tajdid
PP Muhammadiyah diperlukan. Mengapa?
Apa beda orang Muslim dan orang Kafir?
Apa yang dimaksud dengan era kebangkitan prestasi
Muhammadiyah?
TAFSIR
3
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
Assalamualaikum wr. wb.
Pada musim liburan akhir tahun lalu, SUARA
MUHAMMADIYAH mendapat tamu dari siswa dan anak
asuh Panti Asuhan Muhammadiyah Brebes, Jawa
Tengah. Setelah berputar-putar mengunjungi amal
usaha Muhammadiyah yang maju di Yogyakarta,
mereka menuju kantor SUARA MUHAMMADIYAH.
Dengan diantar oleh pengasuh dan bapak guru,
anak-anak panti asuhan Muhammadiyah ini dengan
penuh perhatian mendengarkan penjelasan tentang
perkembangan majalah ini dari pimpinan SUARA
MUHAMMADIYAH yang terdiri dari Mustofa W Hasyim,
Muhammad Tufar Al Wasidin dan Deni Al Asyari.
Acara berlangsung hangat dan penuh keramahan.
Kesan para tamu adalah, SUARA MUHAMMADIYAH yang
sudah maju ini perlu terus memantapkan langkah
agar bisa lebih maju lagi.
Terima kasih atas kunjungan bapak-bapak dan
adik-adik dari Brebes. Demikianlah, sampai jumpa
edisi mendatang.
Wassalamualaikum wr. wb.
(Redaksi)
TAMU DARI BREBES
TAJUK
5 SUARA MUHAMMADIYAH 16 / 97 | 16 - 31 AGUSTUS 2012
WARTAWAN "SUARA MUHAMMADI YAH" TI DAK DI PERKENANKAN MENERI MA/MEMI NTA APA PUN DARI NARASUMBER
SM 02-2013 SM02-2013 SM 02-2013 SM02-2013 SM 02-2013
COVER: Amin Mubarok
PENASIHAT AHLI: HDin Syamsuddin, HM Amien Rais. PEMIMPIN UMUM: HAhmad Syafii Maarif.
WAKIL PEMIMPIN UMUM: HA Rosyad Sholeh. PEMIMPIN REDAKSI: HHaedar Nashir. WAKIL PEMIMPIN
REDAKSI: HM Muchlas Abror. PEMIMPIN PERUSAHAAN: Didik Sujarwo. DEWAN REDAKSI: HA Munir
Mulkhan, Sjafri Sairin, HMSukriyanto AR, Yusuf A Hasan, Immawan Wahyudi, MIzzul Muslimin. REDAKSI
PELAKSANA: Mustofa WHasyim. STAF REDAKSI: Amru HM, Asep Purnama Bahtiar, Deni, Ahmad
Mu'arif. TATA LETAK/ARTISTIK: Dwi Agus M., Amin Mubarok, Elly Djamila. LITBANG &
KESEKRETARIATAN: Isngadi Marwah. ARSIP & DOK: H Aulia Muhammad, ANafian, EDITOR BAHASA:
Imron Nasri, Ichwan Abror . IKLAN/PEMASARAN: Deni Asyari.
ALAMAT REDAKSI/TATAUSAHA: Jalan KH Ahmad Dahlan 43 Yogyakarta 55122 Telp. (0274) 376955
Fax. (0274)411306 SMS: 081904181912
E-mail: redaksism@gmail.comWeb: www.suara-muhammadiyah.com
Terbit 2 kali sebulan. Harga langganan/eceran 1 nomor Rp. 12.500,- +ongkos kirimuntuk:
- Sumatera dan Bali Rp.500,-
- Kalimantan dan Sulawesi Rp.1.500 ,-
- NTT, NTB, Maluku dan Indonesia Timur Rp.2.500,-
Berlangganan sekurang-kurangnya 3 bulan (6 nomor) bayar di muka.
"SM" menerima sumbangan tulisan dari para pembaca. Panjang tulisan 3-7 hal A4, diketik dua spasi
penulis harus mencantumkan alamat lengkap, no. telp., dan no. rekening. Semua naskah masuk menjadi
milik Suara Muhammadiyah dan tidak akan dikembalikan.
BANKERS:
BNI Trikora Rek. No. 0030436020
BRI Katamso Rek. No. 0245.01.000264.30.7
BRI Cik Ditiro Rek. No. 0029.01.000537.30.6
Giro Pos Rek. No. 550 000200 1
Bank Niaga Syariah Rek. No. 520-01-00185-00-4
BPD Rek. No. 001.111.000798
BNI Syariah Rek. No. 009.2196765
Bank Muamalat Rek. No. 531.0000515
Shar-E Rek. 902 69924 99 an. Drs. H Mulyadi
Mandiri Syariah Rek. No. 7033456737 an. Suara Muhammadiyah
Dicetak: Cahaya Timur Offset Telp. (0274) 376730, 380372
Melaksanakan Dakwah Islamiyah Amar Makruf
Nahi Munkar. Dirintis KHA. Dahlan sejak tahun
1915 PENERBIT: Yayasan Badan Penerbit Pers
"Suara Muhammadiyah" SIUPP: SK. Menpen RI
No. 200/SK/Menpen/SIUPP/D.2/1986, tanggal
26 Juni 1986, Anggota SPS No. 1/1915/14/D/
2002 // ISSN: 0215-7381
A
ceng Fikri direkomendasikan DPRD untuk diberhentikan
dari jabatannya sebagai Bupati Garut. Alasan utamanya
karena pelanggaran moral. Keputusan para wakil rakyat
Garut sudah tepat sebagai bentuk hukuman politik atas
pelanggaran etika jabatan. Namun pemberhentian tersebut
ternyata prosesnya panjang karena harus diputuskan di
Mahkamah Agung kemudian ke Menteri Dalam Negeri. Aceng
pun selama menunggu keputusan masih tetap menjalankan tugas
sebagai Bupati. Situasi makin pelik karena Aceng tidak menerima
pelengseran dirinya dan melakukan langkah hukum ke PTUN.
Berapa lama tenggang waktu keluar keputusan Mahkamah
Agung dan Mendagri? Belum terhitung dana dan energi sosial
yang diperlukan berupa situasi politik dan dampak ekonomi dari
kehidupan politik yang tidak menentu di kota dodol itu. Demokrasi
yang begitu berbelit dan berliku seperti itu sungguh mahal
harganya. Mahal secara ekonomi, sosial, psikologis, dan politik
sangatlah tinggi.
Banyak kasus lain dari demokrasi yang sangat mahal itu
mekar di berbagai peristiwa politik. Pemilu dan pemilukada tidak
cukup satu putaran karena tidak memenuhi syarat 50 plus satu.
Dalam sejumlah kasus bahkan berujung sengketa dan harus
menuju sidang di Mahkamah Konstitusi. Memang demokrasi
menyaratkan tatanan hukum, tetapi lagi-lagi prosesnya rumit,
berliku, dan menjadi sangat mahal. Sungguh, betapa
melelahkannya pelaksanaan demokrasi di negeri ini.
Mahalnya demokrasi juga menyangkut dana. Seorang ketua
partai politik yang ingin menjual namanya di pentas nasional dan
berencana menjadi calon Presiden, diberitakan membayar
konsultan untuk iklan di televisi sebesar 120 miliar. Para calon
Gubernur, Walikota, dan Bupati jor-joran mengeluarkan uang dalam
pemilukada. Kadang sulit menerka dari mana uang miliaran hingga
ratusan miliar itu diperoleh dan bagaimana mereka
mengembalikannya manakala terpilih. Warga masyarakat dan
para broker politik pun seolah panen setiap ada pesta politik
demokrasi itu.
Energi sosial rakyat pun luar biasa tertumpah. Masyarakat
terpolarisasi dalam afiliasi politik yang keras. Mereka menjadi
pragmatis sehingga terbiasa dengan uang dan transaksi-
transaksi politik. Istilah maju tak gentar demi yang bayar menjadi
isu dan perilaku politik mutakhir. Tidak jarang apabila calon
dukungannya kalah mereka melakukan tindakan-tindakan
anarkis. Di beberapa daerah gedung Pemerintah dibakar massa
yang tidak puas atas hasil pemilukada atau bentuk ketidakpuasan
politik lainnya.
Indonesia pasca reformasi 1998 memasuki fase baru
demokrasi yang sangat terbuka dan meluas di seluruh relung
struktur kehidupan. Negeri ini bahkan dengan bangga masuk
dalam kategori paling demokratis bersama India dan Amerika
Serikat. Belum soal kebebasan hak asasi manusia, hingga para
kaum homo dan gay pun menghimpun diri. Bahkan ada kelom-
pok yang menamakan diri anti Tuhan dan anti Agama. Ke depan
bangsa ini boleh jadi akan semakin serba bebas.
Namun sungguh tidak terbayangkan betapa demokrasi itu
dalam praktiknya sungguh rumit, kompleks, sarat tatacara, dan
ujung dari semuanya sangat mahal. Demokrasi Indonesia
menjadi sangat bercorak prosedural dan minim substansi.
Demokrasi di negeri ini bahkan seakan tercerabut atau tidak
begitu bersahabat dengan nilai-nilai keindonesiaan.
Kecenderungannya serba meniru atau melakukan kopi paste
demokrasi di negara-negara maju (Barat) secara sama dan
sebangun, serta berwatak sangat liberal.
Mudah-mudahan setelah fase demokrasi prosedural yang
sarat tatacara dan mahal itu ke depan mengalami proses efisiensi
dan menginjak di bumi kebudayaan dan kondisi masyarakat
Indonesia. Demokrasi Indonesia juga dapat menyerap nilai-nilai
moral dan budaya yang memberi ruang pada etika,
kebersamaan, dan relijiusitas sehingga tidak serba bebas nilai.
Demokrasi jangan dijadikan dogma absolut. HNs
DEMOKRASI TERLALU MAHAL
SUARA PEMBACA
AGAR GENCAR PEMASARAN
Untuk mengembangkan sayap dan efektivitas dakwah amar
maruf nahi munkar, saya menyarankan kepada SM agar lebih
gencar dalam hal pemasaran.
Jangan lagi hanya dengan mengandalkan agen/instansi/aum/
kader Muhammadiyah semata. Cobalah untuk berani bekerja
sama dengan agen-agen bebas di pinggiran jalan. Jadi saya
harap ketika konsumen mengunjungi agen pinggir jalan/tukang
koran yang ditemui bukan hanya koran dan majalah sebangsa
C&R dan Nova semata.
Dengan begitu, kita untung. Agen pinggir jalan untung. Umat
dan bangsa juga untung. Ke depan, saya harap SM, dan
majalah terbitan Muhammadiyah lain bukan hanya untuk
kalangan terbatas, yaitu aum, kader dan keluarga besar semata.
Melainkan menjadi bacaan umat Islam dalam skala yang lebih
luas.
Kapan mulai ekspansi?
Iqbal Tawakal
Jl. M Kahfi II No 27
Cipedak-Jagakarsa, Jakarta Selatan. 085692596171.
Redaksi: Terimakasih atas masukannya.
SMP MUH 9 GONDANG LEGI
BANGUN MASJID
SMP Muhammadiyah 9 Gondanglegi, Kabupaten Malang,
Jawa Timur selama ini dalammenjalankan praktik shalat pengajaran
Al Islam masih menggunakan ruang kelas. Tetapi fasilitas kelas
tidak memadai dan tidak bisa maksimal untuk praktik.
Karena itu, segenap jajaran pengelola sekolah berfikir untuk
membangun sebuah masjid di halaman belakang sekolah.
Inisiatif disepakati oleh semua guru. Untuk membangun sarana
ibadah masjid ini, dibentuk sebuah kepanitiaan dan disusun
anggaran untuk biaya pembangunan. Diperkirakan anggaran
menelan biaya Rp 167.000.000 (seratus enam puluh tujuh juta
rupiah) Setelah mengumpulkan wali murid, ternyata kebutuhan
anggaran itu jauh dari terpenuhi.
Maka melalui surat pembaca ini, kami mengetuk bantuan
dari para dermawan untuk dapat menyedekahkan sebagian
hartanya bagi pembangunan masjid sekolah SMP Muhamma-
diyah 9 Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Untuk konfirmasi melalui telp 0341 7758900 Parngadi. Bantuan
dapat disampaikan melalui Bank Jatim Rek 0047242304 atas nama
SMP Muhammadiyah 9 Gondanglegi Kabupaten Malang.
Parngadi
Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 9 Gondanglegi,
Kabupaten Malang, Jatim.
5
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
SAJIAN UTAMA
M
uhammadiyah, oleh para peneliti disebut sebagai
gerakan sosial Muslim progresif. Sumbangannya bagi
pembentukan bangsa cukup signifikan. Utamanya di
lapangan pendidikan, kesejahteraan sosial dan filantropi.
Sumbangan Muhammadiyah yang lain di bidang keadilan sosial
pembentukan moral bangsa sungguh tidak terhitung lagi.
Yang jelas, seratus tahun yang lalu tentu berbeda dengan
seratus tahun ke depan. Memang masih ada masalah lama
yang harus diselesaikan. Atau masalah lama dengan format baru
yang menuntut Muhammadiyah agar sigap dalam menuntas-
kannya. Di balik itu, masih lebih banyak lagi masalah baru yang
menghadang Muhammadiyah.
Setelah rezim Orde Baru tumbang, di masyarakat Indonesia
bermunculan gerakan keagamaan yang kelihatan lebih atraktif.
Mereka bergerak di lini pendidikan, peribadatan sampai ke lini
politik. Sebagian gerakan itu memiliki sambungan atau jaringan
dengan gerakan senada yang bersifat internasional.
Ini tentu menambah gerak dinamis Muhammadiyah menjadi
terpacu, dan memaksa dirinya untuk meninjau ulang identitas
dirinya. Lewat berbagai gesekan, penetrasi, bahkan konflik yang
menimpa Muhammadiyah dengan gerakan Islam baru ini
akhirnya membuat Muhammadiyah mengambil sikap. Juga
langkah nyata.
IDENTITAS BARU
MUHAMMADIYAH
6
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
Langkah struktural mau pun langkah kultural diayunkan.
Berbagai terobosan ke depan dilakukan oleh aktivis
Muhammadiyah di berbagai lini kehidupan. Langkah untuk
menjawab berbagai isyu aktual tidak dilupakan. Ini membuat
guncangan-guncangan sosial di Muhammadiyah kemudian
mereda.
Jejak pemikiran dan jejak perbuatan Muhammadiyah di
Indonesia yang seperti itu kemudian banyak diteliti. Para peneliti
dari Eropa, Jepang, Korea, Amerika Serikat, Australia, Kanada
dan dari Indonesia telah menghasilkan begitu banyak buku dan
laporan penelitian tentang Muhammadiyah.
Para peneliti itu, belum lama berkumpul di Universitas
Muhammadiyah Malang, bertemu dalam sebuah konferensi
berjudul International Research Conference on Muhammadiyah
selama tiga hari. Mereka menampilkan hasil penelitiannya
terhadap apa yang telah terjadi dengan Muhammadiyah.
Ada harapan bahwa Muhammadiyah akan mau dan mampu
melahirkan langkah ijtihad dan rumusan tajdid yang fresh, yang
lebih segar dan termudakan kembali. Ini bisa menjadi identitas
baru Muhammadiyah. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan
semua ini? Apakah Muhammadiyah akan mampu melakukan-
nya? Apa saja instrumennya yang perlu difungsikan? (bahan
dan tulisan: tof)
Setelah seratus tahun usianya, Muhammadiyah tetap diharapkan memainkan
peran penting di Indonesia dan di dunia. Tentu harapan ini tidak berlebihan.
Mengapa? Karena selama seratus tahun lalu Muhammadiyah membuktikan dirinya
mampu berbuat banyak bagi umat, bangsa dan sesama manusia. Muhammadiyah
juga dinilai memiliki potensi untuk menembus masa depan.
SAJIAN UTAMA
7
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
B
anyak tantangan bagi
Muhammadiyah dalam
usianya di abad kedua.
Tidak hanya untuk bertahan dalam
zaman yang terus berubah secara
cepat. Tetapi, lebih-lebih lagi
untuk meningkatkan peran dan
kontribusinya bagi Indonesia. lebih
jauh lagi, bagi masyarakat
internasional.
Muhammadiyah dengan segala
pencapaiannya sepanjang satu
abad silam berada dalam posisi
yang tepat dan pantas untuk
meningkatkan kontribusinya
kepada warga negara-bangsa
Indonesia dan dunia global.
Agenda pokok ke depan bagi
Muhammadiyah adalah penegasan
kembali identitas atau dalam tema
besar riset konferensi di Malang
ini adalah (me)wacana(kan)
pencarian identitas yang
terbarukan bagi Muhammadiyah
untuk era pasca satu milenium.
Demikian pendapat Prof DR
Azyumardi Azra, atas
berlangsungnya Konferensi In-
ternasional Riset untuk
Muhammadiyah di Universitas
Muhammadiyah Malang beberapa
waktu lalu. Konferensi ini juga
menjadi bagian penting bagi
perjalanan Muhammadiyah
sebagaimana disampaikan oleh
Prof DR Ahmad Syafii Maarif.
Tantangan kemanusiaan
semakin berat dan beragam di
dunia yang semakin terbelah,
Muhammadiyah tidak bisa lagi ha-
nya mencurahkan perhatiannya
pada masalah-masalah aksi sosial
dan layanan kemanusiaan. Sisi-sisi
yang bernuansa filosofi dan
pemikiran mendalam harus di-
jadikan agenda besar agar Islam
yang berkemajuan yang
merupakan trade mark
Muhammadiyah menemukan wu-
judnya yang lebih konkret,
ungkap Buya Ahmad Syafii
Maarif.
Dengan bahasa lain, sisi-sisi
yang bersifat intelektual jangan
dilupakan di Muhammadiyah.
Khususnya untuk menghadapi
abad kedua usianya. Selama ini
Muhammadiyah dapat bertahan
hidup dan dapat dengan lincah
melompati berbagai halangan
zaman karena para aktivis Mu-
hammadiyah memiliki bekal
intelektual yang memadai. Di
samping sebagian besar aktivis
Muhammadiyah menghabiskan
waktu untuk bergerak dalam amal
usaha dan amal pelayanan
kemanusiaan, ada sebagian kecil
dengan tekun mengasah ke-
mampuan intelektualnya. Mereka
yang kebanyakan berusia muda
inilah, tidak mau mengalami
kerapuhan intelektual.
Ketika KHA Dahlan dulu
mendirikan Muhammadiyah dalam
usianya yang masih muda jangan
dibayangkan beliau tidak memiliki
kekayaan intelektual yang
memadai. Waktu itu, Jawa dan
Nusantara merupakan sumber
keilmuan keagamaan yang luar
biasa. Berbagai pesantren dan
lembaga surau menyajikan menu
keilmuan yang tidak kelas ringan.
Kitab yang dibaca di pesantren
merupakan kitab-kitab kuno dalam
keilmuan Islam.
Pada zaman KHA Dahlan lahir
dan melewati masa remaja, kota
Makkah juga merupakan sumber
keilmuan bagi dunia Islam. Di
bawah perlindungan imperium
atau kekhalifahan Turki Usmani,
MELAWAN PERAPUHAN INTELEKTUAL
SAJIAN UTAMA
8
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
para intelektual Muslim dari
seluruh dunia berdatangan
membagi ilmu dan mencari ilmu di
sana.
Pada abad-abad persilangan
dunia global Islam pasca Perang
Salib dan pasca kekalahan Mesir
oleh serbuan Perancis, sumber
keilmuan Islam di Mesir dengan
Universitas Al Azharnya tidak ikut
terpuruk. Ketika dunia berubah
cepat dan gelombang penjajahan
Barat yang Kristen terhadap dunia
Islam, secara politik dan ekonomi,
umat memang mengalami kemun-
duran drastis.
Ketika penjajah dari
Barat itu akan mendisain
strategi dan menerapkan
strategi perapuhan
intelektual umat Islam di
seluruh dunia, umat Islam
melalui ulamanya melaku-
kan perlawanan. Ketika
pesantren di Jawa dan
Nusantara mau diman-
dulkan dengan cara diberi
rival yaitu sekolah mo-
dern, para ulama mela-
kukan perlawanan gigih.
Demikian juga yang terjadi di
Mesir. Ketika upaya perapuhan
intelektual Islam dijalankan oleh
penjajah dengan cara menaikkan
citra bahasa Eropa dan ilmu-ilmu
Eropa dan merendahkan citra
ilmu-ilmu Islam maka perlawanan
pun terjadi. Yang terjadi adalah
mempergunakan senjata lawan
untuk melawan penjajah. Para
pembaru kelas dunia dari Mesir
dan Afghanistan mempergunakan
media komunikasi massa, majalah
dan buku-buku untuk melawan
perapuhan intelektual Islam itu.
Sayang, pasca tumbangnya
imperium Islam Turki Usmani dan
otak-otak orang Inggris bersama
Perancis dan yang lain berhasil
memfasilitasi pemberontakan di
berbagai negeri bekas wilayah
imperium Turki Usmani, atas
nama negara bangsa, proyek
perapuhan intelektual Islam agak
menemukan jalan lebar. Lebih-
lebih ketika negara bangsa itu
bersifat kerajaan yang kemudian
memfasilitasi berkembangnya fa-
ham ultrapuritanisme atau
puritanisme radikal menjadi faham
keagamaan negara.
KHA Dahlan berada dalam
benturan gelombang antara
gelombang perapuhan intelektual
Islam dengan gelombang yang
melawan perapuhan itu. Cara KHA
Dahlan melawan perapuhan
intelektual Islam sederhana. Ia
kibarkan panji-panji tajdid dan ijti-
had. Ia bedakan antara nilai dasar,
subtansi dan instrumen dalam
berkebudayaan dan dalam
beragama Islam. Dari balik semua
itu, ia bangkitkan energi dan
gelombang perubahan. Dengan
demikian, ilmu dan kesadaran
menjadi punya makna.
Seratus tahun setelah Muham-
madiyah berdiri, para peneliti dari
berbagai sudut dunia mencoba
membaca jejak KHA Dahlan dan
para pengikutnya. Termasuk
peneliti dari Indonesia. Mereka
sibuk menteorikan realitas,
membangun jembatan-jembatan
ide, lalu menggariskan harapan
dan catatan-catatan.
Kemudian, pada awal bulan lalu
mereka, sekitar 60 peneliti kelas
berat itu, berkumpul dan
berceloteh secara intelektual dalam
sebuah konferensi internasional di
kota dingin Malang. Mereka ingin
menggambar peta perjalanan,
sejarah, jalur-jalur makna, dan
kemungkinan-kemungkinan masa
depan Muhammadiyah. Ada yang
dengan nada menggurui, ada yang
mengirim nada tegang karena
kaget menyaksikan kenyataan tak
terbayangkan sebelumnya, dan
banyak yang dengan rendah hati
menyumbangkan hasil
perenungan diri.
Nama-nama besar
dari kalangan peneliti
sosial kelas dunia
bertaburan dalam acara
tersebut. Misalnya
Mitsuo Nakamura,
James Peacock, MC
Ricklefs, Robert W
Hefner, dan Martin van
Bruinessen. Ditambah
dengan para peneliti
muda angkatan muda
Muhammadiyah yang
kini jumlahnya terus bertambah.
Mereka mempresentasikan hasil
penelitiannya lalu membahasnya
dalam kelompok diskusi tentang
sejarah Muhammadiyah, filantropi,
pendidikan, politik, reformasi atau
pembaruan pemikiran dalam
Muhammadiyah, isu gender, anak
muda dan radikalisme, dan studi
tentang Muhammadiyah itu
sendiri.
Apa yang dihasilkan dalam
konferensi ini saya harap bisa
nyambung dengan apa yang
dilakukan para aktivis Mu-
hammadiyah nanti. Dengan
demikian konferensi ini ada
manfaatnya, ungap Prof DR
Amien Abdullah di sela-sela
konfenrensi. (Bahan dan
tulisan: tof).
SAJIAN UTAMA
9
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
P
erlunya ijtihad yang segar,
demikianlah salah satu butir
pembahasan dan rekomendasi hasil
Internasional Research Conference Mu-
hammadiyah (IRCM). Kegiatan yang
diselenggarakan di Universitas Muham-
madiyah Malang (UMM) beberapa waktu
lalu ini merupakan Konferensi Internasional
peneliti Muhammadiyah untuk melihat
bagaimana gerak ideal Muhammadiyah
abad ke II mendatang. Di antara mereka yang
hadir adalah, Prof DR Ahmad Syafii Maarif,
Prof Malik Fadjar, Prof DR Azyumardi Azra
(Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah), Prof
DR Amin Abdullah (Mantan Rektor UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta), James
Peacock (Amerika Serikat), Mitsuo
Nakamura (Jepang), Martin van Bruneissen
(Belanda), Honathan Benthall (Inggris), MC.
Ricklefs (Australia), Robert W. Hefner
(Amerika Serikat), Robin Bush (Singapura),
Hyung-Jun Kim (Korea Selatan), dan
banyak lainnya.
Menurut beberapa pakar riset yang hadir, tantangan dan
persoalan Muhammadiyah abad ke-II jauh lebih kompleks dan
besar. Sebagai ilmuan yang selalu melihat perkembangan
Muhammadiyah di Tanah Air, perlu kiranya untuk memberikan
sebuah kontribusi pemikiran agar abad ke-II mendatang,
Muhammadiyah tetap hadir sebagai gerakan pembaruan di Tanah
Air. Apalagi selama 100 tahunan keberadaannya, Muhammadiyah
menurut Mitsuo Nakamura telah memberikan kontribusi besar
bagi bangsa Indonesia. Bahkan menurutnya, kontribusi
Muhammadiyah ini tidak terbatas pada masyarakat Muslim
semata, tetapi juga masyarakat non Muslim, seperti adanya
rumah sakit dan lembaga pendidikan di NTT dan Papua.
Akan tetapi, saya menilai, jelang memasuki Abad II, peran
Muhammadiyah justru terkesan agak memudar, sebab secara
keagamaan, terdapat kelompok-kelompok keagamaan Islam
transnasional baru seperti HTI dan lainnya yang lebih lincah
dibandingkan Muhammadiyah. Begitu pula dalam ranah
pendidikan, dulu pendidikan Muhammadiyah adalah pionir,
namun sekarang seperti banyak yang ketinggalan zaman, dan
kalah bersaing dengan sekolah internasional, sekolah Islam
Terpadu, dan sekolah milik kelompok Salafi. Hal yang sama
juga terjadi dalam bidang filantropi. Muhammadiyah juga agak
kurang gesit dibandingkan organisasi baru, seperti Dompet
Dhuafa, Pos Keadilan Peduli Umat, dan banyak lainnya, tutur
Profesor Emeritus Chiba University Jepang ini.
Problem di atas belum termasuk tantangan-tantangan baru
yang akan dihadapi Muhammadiyah. Baik tantangan itu datang
dari dalam maupun dari luar Persyarikatan. Oleh karena itu,
menurut Prof DR Amin Abdullah, yang juga hadir sebagai nara
sumber dalam kegiatan tersebut, menyimpulkan, bahwa sebagai
gerakan Islam yang berkemajuan, Muhammadiyah abad II
mendatang, membutuhkan beberapa agenda berikut, di antaranya
adalah perlunya pembaruan pandangan teologis dan Ijtihad yang
segar. Menurut guru besar UIN Sunan Kalijaga ini, beberapa
agenda seperti ijtihad segar penting dilakukan memasuki abad II
mendatang. Senada dengan itu, Prof DR Azyumardi Azra
menambahkan, bahwa ijtihad ini dilakukan demi menemukan
Muhammadiyah baru, arti kebaruan disini adalah, mengukuhkan
keindonesiaan dan ke-Islaman di tengah tantangan global dan
gerakan-gerakan transnasional yang radikal.
IJTIHAD YANG FRESH
MENJAWAB TANTANGAN MUHAMMADIYAH ABAD II
10
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
SAJIAN UTAMA
Ijtihad yang Segar
Memang harus diakui, ijtihad adalah bagian yang tak
terpisahkan dari Muhammadiyah. Ijtihad dan Muhammadiyah
tidak ubahnya ibarat 2 sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Seolah-olah ijtihad bukan saja sebagai sebuah manhaj, namun
kini juga telah menjadi brand image bagi gerakan Muhamma-
diyah. Sebagaimana diketahui, bahwa Muhammadiyah terlahir
tidak terlepas dari peran Ijtihadnya, walaupun semuanya berawal
dari ijtihad yang sederhana.
Misalnya bagaimana KH Ahmad Dahlan selaku founding
fathers Persyarikatan ini selepas beliau pulang dari haji melakukan
berbagai ijtihad. Mulai dari perubahan arah kiblat, penggunaan
sistem dan metode pendidikan Barat, penggunaan teknologi
modern, implementasi ayat-ayat Al-Maun dan sebagainya. Tidak
jarang pula, ide-ide baru beliau mendapat tantangan dan cibiran
masyarakat. Akan tetapi cibiran masyarakat saat itu, bisa
dibuktikan oleh KH Ahmad Dahlan dengan karya nyata melalui
pergerakan dan peran Muhammadiyah.
Hanya saja, seiring dengan perkembangan dan kemajuan
(secara kuantitas) amal usaha Muhammadiyah, tradisi ijtihad di
dalam Muhammadiyah semakin terpinggir. Tidak banyak lagi hasil-
hasil ijtihad baru yang muncul dari Muhammadiyah. Walaupun
sebelumnya beberapa Pimpinan Muhammadiyah telah
memunculkan beberapa ide segar terkait ijtihad Muhammadiyah,
seperti Prof DR HM Amien Rais dengan Tauhid Sosialnya, Prof
DR Ahmad Syafii Maarif dengan gerakan ilmunya, atau tajdid
ushuli-nazaridari yang digagas oleh Prof DR Syamsul Anwar.
Hanya saja, percikan ijtihad yang telah dilakukan oleh beberapa
pimpinan Muhammadiyah ini, belummenjadi tren bagi yang lainnya
untuk mendorong penguatan tradisi ini.
Tentu saja, dengan minimnya hasil ijtihad yang lahir dari
Muhammadiyah, akan berdampak bagi masa depan Muham-
madiyah. Sebab gerak yang dilakukan Muhammadiyah yang
masih terpola dengan cara lama akan berhadapan dengan
kemajuan-kemajuan dunia global sekarang ini. sebab menurut
Muhammad Asad, abad ke II akan semakin banyak pertukaran-
pertukaran ide antar bangsa serta kemajuan teknologi yang
semakin cepat. Tidak sedikit pula persoalan-persoalan sosial,
politik, ekonomi, budaya dan seni yang perlu mendapatkan
sentuhan ijtihad Muhammadiyah. Misalnya saja tentang tentang
legislasi hubungan sejenis, mungkin dalam ijtihad (purifikasi)
Muhammadiyah sudah jelas hukumnya haram, namun
bagaimana akar persoalan ini, serta implikasi dari persoalan ini,
membutuhkan ijtihad Muhammadiyah untuk solusinya. Begitu
juga dengan persolan praktik korupsi, persoalan mafia peradilan,
persoalan IT dan sebagainya. Semua membutuhkan sentuhan
ijtihad Muhammadiyah, terutama dalam menemukan solusi atas
persoalan yang terjadi.
Jika belakangan ini, ketua Umum PP Muhammadiyah sudah
memulai melakukan ijtihad dalam ranah konstitusi, terkait
kebijakan Migas Negara. Namun, bagaimana dengan persoalan
sosial, politik dan ekonomi yang lainnya? Tentu saja semakin ke
depan, persoalan ini semakin kompleks. Ijtihad Muhammadiyah
tidak cukup dengan sekedar pemberian label Halal atau
Haram. Namun membutuhkan ijtihad dalam konteks dinamisasi
untuk melahirkan sebuah solusi? Bukankah demikian ijtihad yang
dilakukan KH Ahmad Dahlan 1 abad yang silam?
Jadi, gagasan beberapa peneliti tentang Muhammadiyah dalam
IRCM tentang perlunya ijtihad yang segar untuk menemukan
identitas baru Muhammadiyah tentu perlu diapresiasi dan
ditindaklanjuti. Sebab menurut Mitsuo Nakamura, tantangan besar
yang dihadapi Muhammadiyah ke depan tak bisa diselesaikan
dengan konferensi atau dalam sebuah konferensi. meski berupaya
membedah berbagai aspek kemuhammadiyahan sejak organisasi
ini didirikan 18 November 1912. Apa yang dilakukan oleh para
sarjana domestik dan asing hanyalah diagnose dan sebagian dari
mereka yang berhaluan intelectual organic, mungkin dapat
memberikan resep obat, katanya.
Lebih lanjut dia katakan, untuk bisa bangkit kembali, perlu
langkah-langkah sistematis dari pengurus Muhammadiyah sendiri
dan kesadaran warga Muhammadiyah. Hal yang sama juga
diungkapkan oleh Azyumardi Azra, menurut ketua Steering
Committee IRCM ini, bahwa apa yang dihasilkan dalam konferensi
ini sangat bergantung pada pimpinan Muhammadiyah sendiri.
Semua ini, bagaimana ke depannya Muhammadiyah, sangat
bergantung pada pimpinannya, kata guru besar UIN Syarif
Hidayatullah ini. Pandangan yang sama juga disampaikan oleh
Hyung Jun Kim, peneliti Muhammadiyah asal Korea Selatan ini
juga menyarankan agar abad II Muhammadiyah melahirkan amal-
amal baru sebagai ijtihad yang fresh, namun, ketika ditanya amal
inovatif atau ijtihad baru apa yang mesti dilakukan Muhammadiyah,
Kim mengatakan, Semua berada pada tangan warga Muhamma-
diyah. Sebagai pengamat dan peninjau Muhammadiyah, peran
saya terbatas pada analisis. Peran untuk mencari model baru dan
cara melakukannya berada pada tangan warga Muhammadiyah,
tutur Professor Antropologi Kebudayaan, Kangwon National
University, Korea Selatan ini. (Tulisan den, bahan tof)
11
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
SAJIAN UTAMA
Muhammadiyah
di Dunia Global
Darwis Khudori, (University of Le Havre, France)
ANALISIS dokumen resmi
menunjukkan, bahwa Muham-
madiyah adalah gerakan
komunitaris-gradualis
berbasis Islam. Dalam
pengertian ini, Muhammadiyah
berbagi doktrin dasar yang
sama dan tujuan akhir dengan
gerakan komunitaris-ra-
dikalis berbasis Islam, namun berseberangan dalam hal strategi
dan sasaran.
Sementara gerakan komunitaris-radikalis memper-
juangkan pembentukan Negara Islam menggantikan rezim politik
yang ada untuk memastikan penerapan syariat dan akses ke
kekuasaan, Muhammadiyah memilih karya sosial, bukan
kekuasaan politik, sebagai sarana perjuangannya . Masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya direalisasikan dengan cara
bertahap, langkah demi langkah, melalui program jangka panjang,
menengah, dan pendek.
Pada perspektif global - di mana pertempuran antara
globalisasi neo-liberal dan gerakan sosial dan solidaritas global
telah berlangsung sejak akhir abad ke-20, pada tingkat gagasan,
pikiran, konsep, debat serta tindakan - Muhammadiyah,
sebagaimana gerakan berbasis Islam lainnya, tidak ada.
Muhammadiyah tidak berpartisipasi dalam gerakan sosial dan
solidaritas dalam mencari alternatif globalisasi neo-liberal. Namun,
dalam Latar Belakang Program nya, Muhammadiyah
mengidentifikasi isu-isu global yang harus diperhitungkan. Ini
berbicara tentang (1) hegemoni Amerika Serikat, (2) kelanjutan
dari dominasi budaya Barat, (3) kekuatan pasar dan globalisasi,
(4) gerakan dari teknologi industri ke teknologi digital, termasuk
pembatasan/kesenjangan digital; dan (5) yang menghancurkan
budaya Islam di tengah-tengah dinamika budaya global yang
karakteristiknya adalah post-modern.
Muhammadiyah sebagai
Komunitas Berbasis Pendidikan
Hattori Mina, (Graduate School of Education and Human
Development, Nagoya University, Japan)
SEJAK didirikan, Muhammadiyah telah merespons secara
fleksibel terhadap tuntutan masyarakat tanpa mempersoalkan
perbedaan antara sekolah, madrasah, dan pesantren. Selain
lembaga-lembaga pendidikan formal, juga aktif mempromosikan
pendidikan non-formal yang menargetkan penduduk usia sekolah
yang tidak bersekolah.
Di sinilah, kita melihat karakter holistik fungsi bangunan
pendidikan Muhammadiyah. Pendidikan Islam, yang pada
dasarnya bertanggung jawab untuk membangun karakter holistik,
bukanlah sesuatu yang bisa diajarkan sebagai subjek sekolah
atau terbatas pada pengajaran ilmu agama. Argumen ini langsung
diwujudkan dalam diskusi seputar pengenalan subjek ajaran Islam
dengan ujian negara (Mukti 2011).
Pendidikan holistik-transformatif, merupakan usulan Zamroni
sebagai model masa depan untuk pendidikan Muhammadiyah
(Zamroni 2009), bertepatan dengan apa yang saya harapkan
dari pendidikan Muhammadiyah. Pendidikan holistik-transformatif
seperti yang diusulkan Zamroni memiliki karakteristik sebagai
berikut: (1) menawarkan bantuan yang komprehensif bagi
pertumbuhan peserta didik, (2) memadu bersama-sama
pendidikan formal, non-formal, dan proses pendidikan berbasis
keluarga, (3) memadu bersama-sama antara teori, praktik, dan
realitas sosial, (4) menempatkan pentingnya pada
memaksimalkan perkembangan individu dan kelompok, dan
(5) adalah partisipatif (Nashir 2011; Ali 2010:9-10).
Muhammadiyah Mempromosikan
Pemimpin Karismatik?
Hyung-Jun Kim, (Departement of Cultural Anthropolgy, Kangwon
National University, South Korea)
PADA 2010, Muhammadiyah
merayakan ulang tahun kese-
ratusnya di tempat kelahiran-
nya, Yogyakarta. Selama
ulang tahun, sosok yang datang
ke permukaan di hampir setiap
aktivitas dan yang kehadiran-
nya terasa hampir di mana-
mana adalah Kiai Haji Ahmad
Dahlan. Sebagai contoh, buku panduan resmi dan brosur dihiasi
dengan potretnya, billboard outdoor besar membawa potretnya
berdiri di sepanjang jalan-jalan di Yogyakarta, perangko
bergambar wajahnya diterbitkan, buku-buku tentang hidupnya
juga diterbitkan, dan sebuah film yang meliputi riwayat hidupnya
diproduksi di bawah judul Sang Pencerah (Enlightener).
Suasana umum ulang tahun tersebut memberi kesan, bahwa
Ahmad Dahlan adalah satu-satunya pemimpin Muhammadiyah
yang telah dihasilkan. Keunggulan Kiai Dahlan mengungkapkan,
bahwa Muhammadiyah berhasil menyangkal munculnya
kepemimpinan berwibawa dan karismatik yang sebanding
dengan pendirinya.Ada banyak pemimpin yang populer dan
dihormati, tetapi setelah mereka meninggalkan posisi mereka
dari kepemimpinan formal, mereka jarang disebut.
Faktor utama yang menghambat munculnya pemimpin yang
menonjol adalah kepemimpinan kolegial dan kolektif yang
didukung sistem pemilu yang unik. Tentu kepemimpinan model
ini memiliki kelebihan, yaitu mampu menjaga keutuhan Muham-
madiyah selama seratus tahun ini. (Tulisan au, bahan tof)
12
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
BINGKAI
Bung Haedar, akan sangat
mengilhami, sekiranya para elit
Muhammadiyah mau menyimak
Tafsir al-Tanwir Suara
Muhammadiyah, kaya nuansa,
memukau, Maarif.
K
alimat singkat, tajam, dan mengandung ajakan serius
kepada para elit Muhammadiyah dalam kutipan di
atas datang dari Buya Syafii Maarif. Mantan Ketua
Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2000-2005 itu sering
mengirim SMS jika ada hal-hal penting yang memerlukan
perenungan, tanggapan, dan penyikapan. Beliau selalu
memberi apresiasi atau penghargaan yang positif manakala
ada tulisan para kader Muhammadiyah menggugah
kesadaran dan pemikiran untuk maju. Lebih-lebih yang
menyangkut kemajuan Muhammadiyah.
Penulis sendiri sangat setuju dengan pesan moral dan
intelektual Buya Syafii tersebut. Insya Allah para elit
Muhammadiyah selalu membaca Tafsir At-Tanwir yang
mencerahkan itu, kecuali yang tidak membacanya. Mereka
yang tidak membaca mungkin melewati Rubrik Tafsir tersebut
karena terfokus membaca rubrik yang lain. Kemungkinan
kedua tidak memiliki majalah Suara Muhammadiyah. Mudah-
mudahan dua kemungkinan tersebut tidak terjadi karena kita
yakin para elit atau tokoh Muhammadiyah dari Pusat hingga
Ranting sudah akrab dan berlangganan Suara
Muhammadiyah.
Urgensi Tafsir
Pimpinan Pusat Muhammadiyah termasuk Majelis Tarjih
dan Tajdid sesuai amanat Muktamar, sejak periode ini benar-
benar bertekad dan berikhtiar untuk memulai dan kemudia
menuntaskan Tafsir At-Tanwir. Tafsir tersebut sebenarnya telah
dimulai dalam Majalah Suara Muhammadiyah (SM) jelang
Muktamar Satu Abad tahun 2010 yang lalu, sempat terputus
dan pasca Muktamar ke-46 dilanjutkan kembali. Nama Tafsir
At-Tanwir sungguh tepat dan menggambarkan spirit tajdid,
yakni pencerahan. Sebuah nama yang mengandung pesan
pembatuan, sekaligus layak publikasi.
Kenapa Tafsir At-Tanwir penting bagi Muhammadiyah?
Pertama, Muhammadiyah sejak awal berdiri menggelorakan
al-Ruju ila Al-Quran wa Al-Sunnah, kembali pada ajaran Al-
Quran dan Sunnah Nabi yang shahih atau makbulah. Kembali
kepada Al-Qur'an sebagai sumber ajaran, selain Al-Sunnah,
tentu bukan hanya slogan. Muhammadiyah tentu harus
menunjukkan ikhtiar tentang Kembali pada Al-Quran dan Al-
Sunnah itu dengan memiliki antara lain Tafsir Al-Quran yang
sejalan dengan spirit gerakan tersebut. Mana mungkin
mengajak orang kembali kepada dua sumber ajaran Islam
yang penting dan fundamental tersebut manakala
Muhammadiyah sendiri tidak memiliki referensi atau rujukan
pemahaman yang lengkap dan menyeluruh tentang keduanya.
Kedua, berbagai tafsir Al-Quran baik klasik maupun
mutakhir banyak dilahirkan dari para ulama berbagai
kalangan umat Islam, tetapi belum ada dari Muhammadiyah.
Kiai Dahlan membaca Tafsir Al-Manar karya Muhammad
Abduh dan Rasyid Ridha, selain tafsir klasik lainnya yang
muktabarat. Beragam Tafsir dari ulama Sunni maupun Syii
atau lainnya menjadi rujukan kaum Muslimin di seluruh
dunia, yang jumlahnya demikian banyak. Di Indonesia selain
Tafsir Al-Qur'an yang disusun Tim Kementerian Agama R.I.,
juga lahir kitab-kitab tafsir karya perseorangan seperti Tafsir
An-Nur dan Al-Bayan karya Hasbi Ash-Shiddieqy dan Tafsir
Al-Misbah karya M. Quraish Shihab. Belum termasuk Al-
Quran Terjemahan dalam berbagai bahasa, termasuk
bahasa Indonesia. Warga Muhammadiyah tentu membaca
tafsir-tafsir tersebut sebagai pengayaan, tetapi semestinya
dari rahim gerakan Islam ini pun ada kitab tafsir yang mesti
dibaca dan menjadi rujukan utama dalam memahami dan
mengamalkan Al-Qur'an.
Ketiga, menjadi fondasi dan dasar orientasi pemikiran ke-
Islaman bagi warga Muhammadiyah. Melalui Tafsir At-Tanwir,
tentu segenap warga Muhammadiyah memiliki dasar dan
arah pemahaman yang benar dalam memahami ayat-ayat Al-
Qur'an. Beragam tafsir dapat dijadikan pengayaan. Dengan
Tafsir At-Tanwir tidak berarti ingin berbeda dari tafsir yang
sudah ada, apalagi untuk menunjukkan perpecahan dalam
pemahaman. Muhammadiyah bagaimana pun penting untuk
memberikan bimbingan kepada warganya tentang tafsir Al-
Quran yang utuh, lengkap, dan menyeluruh sesuai dengan
MEMBACA TAFSIR
AT-TANWIR
DR H Haedar Nashir, MSi
13
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
BINGKAI
pendekatan burhani, bayani, dan irfani yang dipedomaninya.
Sebab tidak sedikit orang Islam karena penafsiran yang keliru
atau parsial dalam memahami satu ayat kemudian berakibat
fatal dalam bertindak, yang tidak sejalan dengan pesan utama
ajaran Islam sendiri.
Keempat, menjadi basis tajdid abad kedua.
Muhammadiyah dalam menghadapi masa seratus tahun ke
depan dalam pergerakannya menghadapi tantangan dan
masalah yang kompleks, baik yang bersifat pemikiran
maupun dalam praktik kehidupan nyata. Beragam pemikiran
banyak dilontarkan sebagai masukan bagi Muhammadiyah
melangkah ke masa depan. Tanpa fondasi dan bingkai
pemikiran yang kokoh dan langsung merujuk pada Al-Quran,
selain Al-Sunnah, tentu pemikiran Islam dalam
Muhammadiyah akan rapuh dan tidak akan bertahan lama. Di
sinilah pentingnya Tafsir At-Tanwir sebagai fondasi pembaruan
sangat strategis bagi pengembangan pemikiran
Muhammadiyah memasuki fase baru.
Misi Ke-Islaman
Majalah Suara Muhammadiyah (SM) bekerjasama
dengan Tim Majelis Tarjih dan Tajdid berkomitmen kuat agar
Tafsir At-Tanwir terus tersaji pada setiap edisi. Setelah tersaji
semuanya diserahkan kepada warga dan elit Muhammadiyah
untuk membacanya. Keuntungan membaca tafsir melalui SM
tentu bertahap sehingga lebih ringan. Memang lama, tetapi
tidak ada salahnya, yang penting memahami dan
mengamalkannya secara berkelanjutan. Demikian pula
dengan materi Tanya Jawab Agama dan rubrik SM lainnya.
Majalah SM terus mengoptimalkan sajian-sajian isi yang
menyuarakan spirit, pemikiran, dan langkah-lankah gerakan
Muhammadiyah. Dengan semboyan Meneguhkan dan
Mencerahkan Majalah ini menampilkan tulisan, berita, dan
informasi tentang Muhammadiyah yang dapat memperkokoh
keyakinan, alam pikiran, dan kiprah warga Persyarikatan
dalam perjuangan Islam. Sajian-sajian SM jika diperas
mengandung semangat tajdid, baik yang bersifat purifikasi
(pemurnian, peneguhan) maupun dinamisasi
(pengembangan) dalam seluruh aspek pemikiran dan langkah
Muhammadiyah.
Majalah SM sebenarnya majalah pedoman atau tuntunan.
Tuntunannya bersifat meneguhkan selaligus mencerahkan,
sehingga utuh dan tidak parsial. SM itu majalah khusus ke-
Islaman dan ke-Muhammadiyahan yang bersifat arus utama.
Tema-tema ke-Islaman yang bersifat khusus keagamaan
menempati porsi lebih besar sebutlah Rubrik Tafsir At-Tanwir,
Tanya Jawab Agama, Hadits, Khutbah, Bina Akidah, Bina
Akhlak, Hadlarah, Dirasah, dan Ibrah. Namun nama rubrik-
rubrik tersebut karena banyak tidak mungkin dimuat di cover
SM pada setiap nomor, sehingga pembaca perlu melihat dan
membukanya di bagian isi.
Ciri lebih menonjol dari rubrik keagamaan, khususnya
Tanya Jawab Agama dan Tafsir At-Tanwir disusun oleh Tim
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
secara resmi, bukan oleh perorangan dan bukan pandangan
individu. Termasuk rubrik-rubrik yang langsung berkaitan
dengan ke-Muhammadiyahan, yang dikemas dalam beragam
isu, berita, dan pemikiran. Dengan demikian, dapat menjadi
rujukan resmi segenap warga Muhammadiyah, temasuk para
elit Muhammadiyah dari Pusat hingga Ranting. Tidak kecuali
bagi para pimpinan dan pengelola di amal usaha maupun
lembaga-lebaga lain dalam lingkungan Muhammadiyah.
Keliru jika masih ada pandangan yang menganggap SM
sebagai majalah umum dan bukan majalah ke-Islaman.
Pandangan tersebut selain tidak berdasar fakta juga
menunjukkan pikiran yang tidak tepat dalam memandang
Islam sebagai ajaran yang luas dan menyeluruh. Misi SM itu
misi ke-Islaman dalam bingkai gerakan Muhammadiyah.
Bahwa SM juga mengangkat tulisan lain memang merupakan
keniscayaan agar warga Muhammadiyah memperoleh
informasi dan wawasan tentang ke-Islaman dan ke-
Muhammadiyahan yang bersifat aktual dan kontekstual,
karena Muhammadiyah bukan gerakan yang berada di ruang
isolasi. Muhammadiyah sendiri memandang ajaran Islam itu
luas meliputi akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah
duniawiah. Demikian pula betapa luas perwujudan Islam dalam
kehidupan. Muhammadiyah tidak memandang sempit aspek
agama atau ajaran Islam.
Di situlah SM memposisikan dan memerankan diri dalam
menyebarluaskan pesan dan informasi ke-Islaman sejalan
dengan misi dan pandangan Muhammadiyah yang
menyeluruh. Manakala SM hanya menampilkan aspek
agama dan ke-Muhammadiyah yang bersifat parsial justru
tidak sejalan dengan pandangan Muhammadiyah sebagai
gerakan Islam yang mengemban misi dakwah dan tajdid di
ranah dan lingkungan yang luas. Apalagi Muhammadiyah
memiliki tujuan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya, yang aspek dan lingkup masyarakat Islam itu pun
luas dan tidak sempit.
Kini semua berpulang kepada elit dan warga Muham-
madiyah. Pengelola SM tentu menyadari kekurangan yang
harus terus diperbaiki, serta terus berikhtiar untuk menyajikan
isi yang lebih baik pada setiap edisi. Kalau dilihat sisi negatifnya
tentu SM akan kurang terus. Meski begitu tidak ada paksaan
sama sekali untuk membaca dan berlangganan SM.
Semuanya tergantung pada kesadaran hati dan komitmen
para elit dan warga Muhammadiyah untuk mau berlangganan
serta membaca lembar demi lembar atau rubrik demi rubrik
majalah SM yang hadir di hadapan pembaca yang budiman.
Jika SM benar-benar dibaca sebagaimana pesan Buya Syafii
Maarif, siapa tahu ada butiran pesan berharga dan bermakna
dari majalah ini.
14
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
Pertanyaan:
Kepada para pengasuh fatwa yang
terhormat, kami ingin bertanya, doa apa
yang harus dibaca untuk menguatkan
iman kita? Terima kasih.
Mulyadi, Laren, Lamongan,
Jawa Timur
(disidangkan pada hari Jumat, 9 Muhar-
ram 1434 H / 23 November 2012)
Jawaban:
Terima kasih atas pertanyaan yang
saudara ajukan, kami memohon kepada
Allah SwT semoga senantiasa membe-
rikan keteguhan iman yang menghujam
kuat di dalam hati kita semua. Sesung-
guhnya permasalahan mengenai iman
merupakan permasalahan yang paling
urgen dan vital. Selamat dan tidaknya se-
seorang di kehidupan yang kekal kelak
bergantung pada masalah ini.
Allah dan Rasul-Nya menjelaskan pe-
rihal karakterstik iman yang memang fluk-
tuatif (terkadang bisa naik dan bisa juga
turun), sehingga dibutuhkan cara atau lang-
kah untuk menjaganya. Banyak sekali
langkah atau kiat-kiat untuk memperkuat
iman agar tidak mudah goyah, kami akan
memaparkan beberapa tips atau kiat-kiat
untuk memperkuat iman tersebut. Tips
atau kiat-kiat tersebut terdiri dari yang pri-
mer (utama) dan sekunder (pendukung).
Berikut kiat-kiatnya:
A. Faktor Primer (utama), yakni, meru-
pakan faktor atau tips utama berupa
tindakan nyata yang harus dilakukan
oleh seseorang yang ingin memper-
kuat keimanannya. Di antaranya ada-
lah:
1. Akrab dengan Al-Quran
Al-Quran merupakan petunjuk utama
untuk mencapai tsabat (keteguhan iman)
DOA PENGUAT IMAN
sekaligus merupakan penghubung yang
amat kokoh antara hamba dengan Rabb-
nya. Barangsiapa berpegang teguh pada
Al-Quran, niscaya Allah akan memeliha-
ranya. Barangsiapa mengikuti Al-Quran,
niscaya Allah akan menyelamatkannya
dan akan menunjukinya ke jalan yang be-
nar.
Allah SwT berfirman:
Artinya: Wahai manusia sungguh te-
lah datang pelajaran dari Tuhan-Mu (Al-
Quran), sebagai penyembuh bagi pe-
nyakit yang ada di dalam dada, dan pe-
tunjuk serta rahmat bagi orang yang ber-
iman. (Yunus [10]: 57)
2. Berusaha Istiqamah dengan Syariat
Islam
Allah SwT menjamin orang-orang
yang istiqamah terhadap agama Islam,
kepadanya akan diturunkan malaikat agar
dia senantiasa merasa tentram dalam ha-
tinya dan tidak bersedih. Dengan istiqa-
mah juga Allah SwT akan memelihara
kualitas keimanannya.
Allah SwT berfirman:
Artinya: Sesungguhnya orang-orang
yang berkata Tuhan kami adalah Allah
kemudian dia beristiqamah dengan per-
kataannya, maka malaikai-malaikat akan
turun kepada mereka dan berkata: Ja-
nganlah kamu takut dan sedih, berilah
kabar gembira dengan surga yang di-
janjikan. (Al-Ahqaf [46]: 13)
3. Menjauhi Maksiat
Rasullullah saw menggambarkan
maksiat ibarat sebuah noda yang menem-
pel di hati. Semakin seseorang menjauhi
maksiat maka akan bercahayalah hatinya
sehingga petunjuk akan mudah diterima-
nya. Demikian pula sebaliknya, ketika se-
seorang sering berbuat maksiat maka hati-
nya sedikit demi sedikit akan tertutupi hing-
ga cahaya petunjuk pun sulit diraihnya.
4. Berteman dengan Orang-orang yang
Shalih
Faktor eksternal (luar), merupakan
faktor pendukung yang dapat mewarnai
kualitas keimanan seseorang, dalam hal
ini memilih teman. Allah dan Rasul-Nya
pun mewanti-wanti kepada kita untuk lebih
selektif dalam memilih teman agar tidak
menyesal di kemudian hari, sekaligus te-
man bisa menjadi tolok ukur baik dan ti-
daknya agama seseorang.
Allah SwT berfirman:
Artinya: Wahai celaka aku, sekiranya
aku dulu tidak menjadikan fulan sebagai
teman akrabku (Al-Furqan [25]: 28)
Rasulullah saw bersabda:
Artinya: Kualitas agama seseorang
itu bisa dilihat dari teman akrabnya, ma-
Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
TANYA JAWAB AGAMA
15
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
TANYA JAWAB AGAMA
ka hendaklah di antara kalian memper-
hatikan kepada siapa dia berteman. (HR.
Ahmad)
B. Faktor Sekunder (pendukung), yakni
merupakan faktor pendukung dari
faktor primer (utama), yaitu memohon
pertolongan kepada Allah SwT agar
memelihara keimanan kita.
Setelah kita berusaha menjaga kua-
litas keimanan kita melalui tindakan nyata,
maka langkah terakhir yang kita lakukan
adalah mensinkronkan (menyambung-
kan) usaha tersebut dengan doa. Sebab
akan sangat mustahil jika seseorang ha-
nya berdoa saja sementara ia tidak me-
lakukan tindakan apa pun untuk mem-
perbaiki dan memelihara keimanannya.
Begitu pula sebaliknya, seseorang tidak
akan pernah berhasil memelihara keiman-
annya jika ia hanya mendasarkan pada
usaha saja dengan meninggalkan doa, se-
bab masalah keimanan ini erat kaitannya
dengan Allah SwT selaku al-Khalik, Dzat
yang membolak-balikkan hati manusia.
Jika ia tidak mau berdoa, maka bagaimana
mungkin Allah akan menjaga keimanan-
nya?
Pada dasarnya tidak terlarang bagi se-
seorang untuk berdoa dengan lafadz dan
bahasa apa pun yang ia mampu, asalkan
substansi (isi) doanya baik dan mengena,
akan tetapi seyogyanya setiap muslim
dalam berdoa hendaknya senantiasa me-
landaskan prinsip ittiba (mengikuti) Allah
dan Rasul-Nya, sebab doa yang diajarkan
oleh Allah dan Rasul-Nya itulah merupakan
sebaik-baik doa.
Di antara doa-doa matsur dari Al-Qur-
an maupun As-Sunnah untuk menjaga
keteguhan iman adalah:
1. Doa dari Al-Quran
Artinya: Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau condongkan kami kepada kese-
satan setelah Engkau berikan petunjuk
kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Se-
sungguhnya Engkau adalah Maha Pem-
beri. (Ali-Imran [3]: 8)
Artinya; Ya Rab kami, ampunilah do-
sa-dosa kami dan tindakan-tindakan
kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan
tolonglah kami terhadap orang-orang
yang kafir. (Ali-Imran [3]: 147)
Artinya: Ya Rabb kami, sesungguh-
nya kami mendengar orang yang menye-
ru kepada iman, (yaitu): berimanlah ka-
lian kepada Rab kalian, maka kami pun
beriman. Ya Rab kami, ampunilah dosa-
dosa kami dan hapuslah kesalahan-kesa-
lahan kami, serta wafatkanlah kami
beserta orang-orang yang berbakti (sha-
lih). Ya Rab kami, berilah kami apa yang
telah Engkau janjikan kepada kami mela-
lui Rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hina-
kan kami pada hari kiamat kelak. Se-
sungguhnya Engkau tidak pernah menya-
lahi janji. (Ali-Imran [3]: 193-194)
Artinya: Wahai Rabb kami, berikan-
lah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah petunjuk yang lurus ba-
gi kami dalam urusan ini. (Al-Kahfi [18]:
10)
Dan masih banyak doa-doa lain dari
Al-Quran yang dapat dibaca. Silakan
saudara mencarinya dengan seksama.
2. Doa dari As-Sunnah
Artinya: Ya allah, Dzat yang mencon-
dongkan hati, condongkanlah hati-hati ka-
mi untuk taat kepada-Mu. (HR. Muslim,
no. 2654)
Artinya: Wahai Rabb yang membo-
lak-balikan hati, teguhkanlah hatiku pada
agama-Mu (HR. At-Tirmidzi no. 3522,
Ahmad no. 302, 315)
Artinya: Ya Allah, teguhkanlah diriku,
jadikanlah diriku pemberi petunjuk dan
diberi petunjuk (olehmu). (HR. al-Bukha-
ri, no. 2725)
Artinya: Ya Allah, berikanlah petun-
juk kepadaku dan luruskanlah diriku. Ya
Allah, sesungguhnya aku mohon petun-
juk dan kelurusan kepada-Mu. (HR.
Muslim, 2725)
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku
memohon petunjuk, ketakwaan, kesu-
Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
16
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
TANYA JAWAB AGAMA
cian, (dijauhkan dari hal-hal yang tidak
halal/tidak baik), dan kecukupan. (HR.
Muslim, no. 2721; at-Tirmidzi, no. 3489;
Ibnu Majah no. 3832)
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku
memohon perlindungan kepada-Mu dari
kelemahan, kemalasan, sifat pengecut,
kekikiran, pikun, dan adzab kubur. Ya
Allah, berikanlah ketakwaan pada diriku,
dan sucikanlah ia, Engkau adalah sebaik-
baik Dzat yang Maha Menyucikannya,
Engkau Dzat yang Melindungi dan Me-
meliharanya. Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari ilmu yang ti-
dak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk,
nafsu yang tidak pernah puas, dan doa
yang tidak dikabulkan. (HR. Muslim, no.
2722, dan an-NasaI, no. 269)
Demikianlah kiat-kiat dan doa-doa
matsur baik dari Al-Quran maupun As-
Sunnah untuk memelihara keimanan kita.
Semoga Allah SwT senantiasa menjaga
keimanan kita. Amin yaa Mujiibas-sailin.
Wallahu alam bish-shawab.
Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
17
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
S H OH I F A H
S
alah satu rubrik yang selalu muncul dalam SM (Suara
Muhammadiyah) adalah Tafsir Al-Tanwir atau dalam bahasa
Indonesianya Tafsir Pencerahan, diasuh oleh Majelis Tarjih
dan Tajdid PP Muhamadiyah. Di kalangan warga Muhamadiyah,
ungkapan Pencerahan seakan -akan tidak bisa dipisahkan lagi
dengan pandangan hidupnya. Jika kita mendengar istilah Sidang
Tanwir, maka maksudnya tidak lain dari pada pertemuan untuk
pencerahan, penyegaran, yang kedudukannya berada di bawah
Muktamar. Sekalipun iklim Pencerahan itu masih perlu disiarkan
terus-menerus untuk kalangan Muhammadiyah, filosofi yang tersirat
di belakang ungkapan itu sangat kuat berupa sikap dasar Muham-
madiyah yang anti-kemapanan dalam ranah pemikiran keagamaan
sepanjang hal itu masih berada dalam koridor Al-Quran yang
dipahami secara cerdas, tulus, dan dengan ilmu pengetahuan.
Dalam pandangan saya, Tafsir Al-Tanwir SM ini sangat berman-
faat, khususnya bagi mereka yang belum sempat mengkaji tafsir Al-
Quran secara teratur dan mendalam. Saya dan almarhum Profesor
Nurcholish Madjid termasuk yang beruntung karena sempat belajar
Al-Quran pada Fazlur Rahman selama kuliah S3 di Universitas
Chicago, Amerika Serikat, tahun 1970-an/1980-an, baik di kampus
mau pun kami pada hari Ahad datang ke rumahnya, sekitar 45 km
dari kampus. Modelnya mirip dengan para santri di pondok dengan
duduk bersela di depan Rahman, masing-masing buka Al-Quran
untuk menyimak penjelasan yang diberikan. Mungkin berbeda de-
ngan sistem pesantren, para santri umumnya tidak banyak bertanya
kepada kiyai, kelas Al-Quran Rahman membuka peluang bukan sa-
ja untuk bertanya, tetapi jika perlu untuk berdebat dengan guru.
Kembali kepada Tafsir Al-Tanwir. Kali ini saya hanya akan
membatasi pembicaraan untuk menyoroti topik Keismewaan Al-
Quran yang Tidak Diragukan (2) dalam SM No. 24/97/2-17 Safar
1434/16-31 Desember 2012, hlm. 16-19. Ulasan yang diberikan
untuk topik ini cukup memadai, meskipun sumber rujukan tafsir
yang digunakan hanya berasal dari M Quraish Shihab, Muhammad
Chirzin, Kementerian Agama, Abdullah Yusuf Ali, dan sedikit dari
keterangan Ibn Taimiyah sebagai rujukan klasik. Argumen yang
dikembangkan untuk membuktikan bahwa Al-Quran tak mungkin
tertandingi oleh siapa pun sepanjang sejarah tidak saja diakui oleh
umat Islam, pihak pakar non-Muslim pun telah sampai pula kepada
kesimpulan serupa.
Dalam Al-Quran sendiri sedikitnya terdapat 14 ayat yang ber-
tebaran dalam surat-surat, Al-Baqarah: 23-24, Yunus: 37-38, Al-
Isra: 88, Hud: 13-14, Al-Hijr: 9, Luqman: 27, Al-Kahfi 109, dan Al-
Haqqah: 40-43 sebagai testimoni tentang keotentikan sumbernya
dari Allah SwT, bukan karangan Muhammad. Al-Quran membuka
dirinya untuk dibantah, ditolak, dan didustakan, dengan dalil apa
pun dan oleh siapa pun, jika orang masih saja ragu tentang sumber-
nya dari langit, bukan dari bumi. Ayo, tulis satu surat saja, jika tuan
dan puan masih belum juga yakin dari mana aku berasal, kira-kira
begitulah jika kita bahasa Indonesiakan tantangan Al-Quran itu.
Tantangan Al-Quran itu akan berlaku sampai hari kiamat, tidak
peduli apakah manusia misalnya mampu bikin rumah di planet lain,
berkat perkembangan ilmu dan teknologi, karena memang manusia
itu punya potensi untuk itu. Dengan bahasa yang lancar, Tafsir Al-
Tanwir telah membahas tentang betapa istimewa dan dahsyatnya
Al-Quran itu. Kemudian dikutip keterangan Abdullah Yusuf Ali berikut
ini: Kemurnian nash Al-Quran selama 14 abad merupakan tanda
permulaan akan kekalnya pemeliharaan, yang dengan demikian
agama Allah tetap pula terjaga sepanjang zaman. Segala perusakan,
pemalsuan serta penambahan-penambahan tidak berlaku, tetapi ke-
benaran agama Allah yang murni dan suci takkan mengalami
penyusutan sekalipun dunia seluruhnya hendak mencemooh-
kannya dan bahkan cenderung hendak menghancurkannya.
(SM, hlm. 17).
Setelah membaca tafsir di atas, saya harus menulis tiga refleksi
kritikal yang memang belum termuat dalam tafsir itu. Refleksi pertama,
Al-Quran yang dahsyat dan bebas dari keraguan, mengapa belum
juga terwujud dalam peradaban Islam kontemporer; secara kese-
luruhan umat Islam masih saja terkapar di muka bumi, dipermainkan
pihak lain, mereka sibuk bertengkar satu sama lain. Di mana Al-
Quran? Boleh jadi, akan berlaku pergantian umat yang lebih me-
mahami dan lebih setia kepada Kitab Suci ini sehingga mereka
kembali memimpin peradaban dunia di mana keadilan, persamaan,
dan persaudaraan universal akan terpancar melalui sinar yang
sangat kuat dari lingkungan peradaban baru Qurani itu.
Refleksi kedua, saya rasa tafsiran Ibn Taimiyah tentang ayat 30
surat Al-Furqan tentang keluhan rasul terhadap sikap kaumnya yang
menelantarkan Al-Quran (SM, hlm. 18) perlu diberi komentar baru.
Saya usulkan begini: Selama umat Islam tetap saja memberhalakan
sunnisme, syiisme, khawarijisme, dan faham-faham lain yang sejenis
itu sebagai pemicu utama perpecahan, maka jangan bermimpi bahwa
Al-Quran akan mau bersahabat dengan mereka. Bukankah
timbulnya puak-puak itu pada abad ke-7 miladiah karena nafsu
berebut kuasa sesama Muslim periode awal pasca Rasul?
Refleksi ketiga, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam non-
mazhab dalam memasuki abad kedua dari keberadaannya di muka
bumi perlu merintis tafsir baru yang radikal tentang ajaran Islam
yang sepenuhnya berangkat dari Al-Quran dengan bantuan Sun-
nah, sedangkan sejarah hanya dipakai sebagai rujukan pemban-
ding, bukan dijadikan berhala yang menyebabkan umat Islam ter-
seok-seok dan tersungkur di muka bumi seperti yang kita derita
selama sekian abad. Motto Islam berkemajuan yang diusung Mu-
hammadiyah sejak lama harus membebaskan diri pasungan kon-
servatisme teologis dalam jubah sunnisme, syiisme, dan faham-
faham lain yang membelenggu akal merdeka dalam upaya menafsir
ulang ajaran agama.
Dengan tiga refleksi itu, kolom ini saya akhiri.
TAFSIR AL-TANWIR SUARA MUHAMMADIYAH
SEBUAH REFLEKSI
Ahmad Syafii Maarif
18
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
Tafsir Tahlily ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Sesungguhnya, Allah tiada segan
membuat perumpamaan berupa nyamuk
atau yang lebih rendah dari itu. Adapun
orang-orang yang beriman, maka mere-
ka yakin bahwa perumpamaan itu benar
dari Tuhan mereka. Tetapi mereka yang
kafir mengatakan: Apakah maksud Allah
menjadikan ini untuk perumpamaan?
Dengan perumpamaan itu banyak orang
yang disesatkan Allah, dan dengan per-
umpamaan itu (pula) banyak orang yang
diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang
disesatkan Allah kecuali orang-orang
yang fasik.
Jika pada ayat sebelumnya telah dije-
laskan tentang balasan buruk bagi orang
yang enggan beriman kepada Allah serta
balasan baik bagi orang yang beriman ke-
pada-Nya, maka pada ayat ini Allah ingin
memberikan gambaran kepada kita ten-
tang karakteristik orang beriman maupun
orang kafir dengan menggunakan perum-
pamaan-perumpamaan (amtsal) yang
sederhana, seperti perumpamaan dengan
nyamuk betina (baudlah).
Salah satu metode Al-Quran mem-
berikan pelajaran kepada umat manusia,
adalah dengan membuat perumpamaan-
perumpamaan yang dalam bahasa Arab
disebut amtsal ( ), jamak dari mat-
sal ( ). Salah satu jenis perumpa-
maan di dalam Al-Quran adalah perum-
pamaan menggunakan binatang, baik bi-
natang kategori vertebrata maupun in-
vertebrata. Vertebrata adalah binatang
yang mempunyai tulang belakang seperti
anjing dan keledai. Sedangkan inverte-
brata adalah binatang yang tidak mempu-
nyai tulang belakang seperti laba-laba, lalat
dan nyamuk.
Perumpamaan menggunakan bina-
tang vertebrata adalah sebagai berikut:
Dan kalau Kami menghendaki, se-
sungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya
dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cende-
rung kepada dunia dan menurutkan hawa
nafsunya yang rendah. Maka, perumpa-
maannya seperti anjing, jika kamu meng-
halaunya diulurkannya lidahnya dan jika
kamu membiarkannya dia mengulurkan
lidahnya (juga). Demikian itulah perum-
pamaan orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (ke-
pada mereka) kisah-kisah itu agar mere-
ka berfikir. (Al-Araf [7]: 176)
Perumpamaan orang-orang yang di-
pikulkan kepadanya Taurat kemudian me-
reka tiada memikulnya adalah seperti
keledai yang membawa kitab-kitab yang
tebal. Amatlah buruknya perumpamaan
kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah
itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk ke-
pada kaum yang dlalim,(Al-Jumuah [62]:
5).
Perumpamaan menggunakan bina-
tang invertebrata disebut dalam surat Al-
Hajj [22]:73) dan (Al-Ankabut [29]:41)
Hai manusia, telah dibuat perumpa-
maan, maka dengarkanlah olehmu per-
umpamaan itu. Sesungguhnya segala
yang kamu seru selain Allah sekali-kali
tidak dapat menciptakan seekor lalat pun,
walaupun mereka bersatu untuk mencip-
takannya. Dan jika lalat itu merampas
sesuatu dari mereka, tiadalah mereka
dapat merebutnya kembali dari lalat itu.
Amat lemahlah yang menyembah dan
amat lemah (pulalah) yang disembah,
(Al-Hajj [22]: 73)
Perumpamaan orang-orang yang
mengambil pelindung-pelindung selain
Allah adalah seperti laba-laba yang mem-
buat rumah. Dan sesungguhnya rumah
yang paling lemah ialah rumah laba-laba
kalau mereka mengetahui(Al-Ankabut
[29]:41)
Dalam ayat-ayat di atas, Allah SwT
membuat perumpamaan dengan meng-
gunakan anjing, keledai, lalat dan laba-laba.
Orang-orang Yahudi menganggap rendah
dan tidak bernilai perumpamaan yang ada
dalam Al-Quran karena menggunakan
TAFSIR AT-TANWIR
Karakter Orang Beriman dan Orang Kafir
SURAT AL-BAQARAH AYAT 26
19
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
TAFSIR AT-TANWIR
sesuatu yang tidak berarti, apalagi sampai
membuat perumpamaan dengan meng-
gunakan binatang kecil seperti nyamuk
dan laba-laba. Menurut Ibn Abbas, karena
ada penilaian rendah dari Yahudi itulah
turun surat Al-Baqarah ayat 26 ini. Dengan
tegas Allah swt. menyatakan bahwa Dia
tidak malu membuat perumpamaan de-
ngan sesekor nyamuk atau yang lebih ke-
cil dari itu. (Kementerian Agama RI, Al-
Quran dan Tafsirnya (Jakarta: Lentera
Abadi, 2010), jilid I, hlm. 67.)
Nyamuk adalah serangga yang terdiri
dari 41 genus dan 3530 spesies. Nyamuk
mempunyai dua sayap bersisik, tubuh
yang langsing dan enam kaki panjang.
Ukuran nyamuk berbeda-beda, tetapi ja-
rang sekali melebihi 15 mm. Dalam keba-
nyakan nyamuk betina, bagian mulut
membentuk proboscis panjang untuk me-
nembus kulit mamalia untuk menghisab
darah. Nyamuk betina memerlukan pro-
tein untuk pembentukan telur. Nyamuk be-
tina tidak menemukan protein dalam ma-
kanannya, oleh sebab itu mereka men-
carinya dengan menghisab darah ma-
nusia. Hanya nyamuk betina saja yang
menghisab darah, sedangkan nyamuk
jantan tidak karena tidak membutuhkan
protein seperti nyamuk betina. Bahkan mu-
lut nyamuk jantan tidak dapat menghisab
darah. Oleh sebab itu di dalam ayat yang
dibahas disebutkan ba-dhah ( ),
artinya nyamuk betina. (Mohd Sukki bin
Othman, Al-Amthal bi al-Hayawan dalam
Al-Quran: Kajian dari Perspektif Ijaz
Bayaniy dan IjazIlmy, disertasi Ph.D.
University Malaya, Kualalumpur Malay-
sia, 2011, belum diterbitkan, hlm. 241).
Orang-orang kafir menganggap ren-
dah membuat perumpamaan dengan bi-
natang kecil seperti nyamuk dan lalat. Pa-
dahal sebenarnya dalam percakapan se-
hari-hari orang-orang Arab juga mengenal
perumpamaan dengan nyamuk. Misal-
nya mereka menggunakan ungkapan
(lebih lemah daripada nya-
muk) dan (lebih mulia dari
otak nyamuk). Jadi penolakan mereka se-
benarnya tidak berdasarkan argumen
yang jelas, hanya sekadar keingkaran dan
kedurhakaan belaka. Jika membuat per-
umpamaan dengan menggunakan bina-
tang kecil seperti nyamuk dan lalat diang-
gap rendah, kenapa mereka mengguna-
kannya dalam percakapan sehari-hari.
(Mohd Sukki bin Othman, Al-Amthl bi al-
Hayawn dalam Al-Quran ., hlm. 249).
Walaupun orang-orang kafir meng-
anggap rendah binatang kecil yang disebut
oleh Allah di dalam Al-Quran, tetapi kajian
sains pada hari ini menemukan bahwa
penciptaan binatang kecil seumpama
nyamuk sebenarnya menunjukkan kehe-
batan Allah SwT dalam penciptaan. Seba-
gai contohnya nyamuk kecil mempunyai
sistem radar yang hebat, walau dalam
keadaan malam yang gelap sekalipun, ia
dapat mencapai sasarannya secara tepat
yaitu manusia yang sedang terlelap tidur.
Bukan hanya itu, nyamuk dapat menga-
nalisis darah yang dihisapnya, ia hanya
menghisap darah yang disukainya saja,
dan sekiranya ia tidak menyukainya darah
yang ada pada manusia yang dihinggapi-
nya, nyamuk akan pergi meninggalkannya
dan mencari mangsa yang lain. Oleh
sebab itu banyak kajian yang telah dibuat
tentang nyamuk dan banyak penemuan-
penemuan yang bermanfaat bagi umat
manusia. Bahkan melalui kajian terhadap
hewan inilah Sir Ronald Ross (1857-1932)
memperoleh hadiah Nobel dalam bidang
fisiologi dan perobatan pada tahun 1902.
Ross meneliti tentang penyakit malaria
selama 18 tahun (1881-1889) dan berhasil
membuktikan bahwa penyakit malaria
dibawa oleh sejenis nyamuk yang dikenal
dengan sebutan nyamuk Anopheles.
(Mohd Sukki bin Othman, Al-Amthal bi al-
Hayawn dalam Al-Quran...., hlm. 252).
Seperti diungkap di atas, dalam ayat
disebutkan ba-dhah ( ), artinya
nyamuk betina. Banyak orang mengira
nyamuk jantan dan betina sama-sama
menghisap darah manusia. Anggapan ini
ditolak oleh ilmu pengetahuan, karena yang
menghisap darah manusia hanyalah nya-
muk betina, tidak nyamuk jantan. Nyamuk
betina menghisap darah bukan untuk ma-
kanan mereka, karena baik nyamuk jan-
tan maupun betina kedua-duanya hidup
dengan memakan nectar, yaitu cairan ma-
nis yang disekresikan oleh bunga tanam-
an (sari madu bunga). Satu-satunya ala-
san kenapa nyamuk betina, dan bukan
jantan yang menghisab darah adalah ka-
rena darah mengandungi protein yang di-
perlukan untuk perkembangan dan per-
tumbuhan telur nyamuk. Dengan kata lain,
nyamuk betina menghisab darah untuk
mempertahankan kelangsungan hidup
spesiesnya. (Mohd Sukki bin Othman,
Al-Amthl bi al-Hayawn dalam Al-
Quran ., hlm. 254).
Dalam ayat jelas tampak perbedaan
sikap antara orang-orang yang beriman
dengan orang-orang kafir merespons
perumpamaan yang dibuat oleh Allah
SwT dengan makhluk serangga kecil se-
perti nyamuk atau yang lebih kecil lagi dari
itu. Orang-orang yang beriman menerima
sepenuhnya. Mereka tahu bahwa itu ada-
lah kebenaran yang datang dari Tuhan
mereka. Tetapi bertolak belakang dengan
sikap orang-orang yang beriman, orang-
orang kafir malah mempertanyakannya.
Apa maksud Allah membuat perumpa-
maan dengan binatang hina seperti nya-
muk ini? Perumpamaan dibuat untuk
membuat sesuatu lebih mudah dipahami.
Sebenarnya orang-orang kafir cukup pa-
ham apa maksud perumpamaan terse-
but, tetapi mereka sengaja memperta-
nyakannya, pura-pura tidak memahami-
nya hanya karena kesombongan dan ke-
durhakaan mereka semata. Dengan per-
umpamaan ini orang-orang beriman ber-
tambah mendapat petunjuk, sementara
orang-orang kafir semakin sesat jalan. Ti-
dak ada yang disesatkan oleh Allah me-
lalui perumpamaan ini kecuali orang-
orang yang fasik. Siapakah orang-orang
yang fasik itu?
Tafsir Tahlily ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
20
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
HADITS
Mudahkan Urusan dan Jadi Pelayan
Rakyat
Artinya: Dari Abdurrahman bin Syi-
masah, ia berkata: Aku mendatangi Ai-
syah istri Rasulullah saw untuk bertanya
tentang sesuatu hal. Ia lantas berkata: Aku
akan memberitahumu tentang suatu be-
rita yang pernah aku dengar dari Rasu-
lullah saw, bahwasanya ia pernah bersab-
da di rumahku ini: Ya Allah, siapa saja
yang menguasai sesuatu dari urusan
umatku, lalu mempersukar urusan me-
reka, maka persukarlah baginya. Dan si-
apa yang mengurusi umatku lalu berle-
mah lembut pada mereka, maka permu-
dahlah baginya.
Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim
dalam Shahih-nya (vol. 3, no. 1828), Ibnu
Hibban (vol. 2, no. 553), al-Thabrani dalam
al-Mujam al-Awsath (vol. 9, no. 9449),
al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra (vol.
10, no. 20970), Abu Awwanah dalam
Musnad-nya (vol. 4, no. 7023), dan Ahmad
dalam Musnad-nya (vol. 41, no. 24622).
Hadits ini menjelaskan tentang larang-
an bagi pemimpin yang suka mempersulit
urusan rakyat (birokratis). Imam al-Na-
wawi dalam al-Minhaj memberikan
sebuah penjelasan terkait Hadits ini. Me-
nurutnya, ada dua pesan yang terkandung
dalam Hadits dari Aisyah di atas. Dia me-
ngatakan bahwa Hadits tersebut di satu
sisi menunjukan larangan keras mem-
persukar urusan rakyat dan di sisi yang
lain memberikan sebuah petunjuk tentang
pentingnya berlemah lembut pada rakyat
(dengan cara mempermudah urusannya)
(Al-Nawawi, al-Minhaj Syarh Shahih
Muslim, vol. 12, hal. 212).
Sikap birokrat yang ditampilkan oleh
para pemimpin kepada rakyatnya bisa jadi
disebabkan oleh paradigma mereka yang
masih menganggap bahwa pemimpin
adalah penguasa. Paradigma seperti ini
sesungguhnya adalah paradigma yang
salah besar, karena pada hakikatnya se-
orang pemimpin sesungguhnya adalah
pelayan bagi rakyatnya (Syamsul Anwar,
Studi Hukum Islam Kontemporer,hal. 46).
Pelayan dalam artian siap dan harus me-
layani hajat kebutuhan masyarakat umum
tanpa terkecuali. Tidak membedakan dan
memilah mana yang kaya dan mana yang
miskin, mana yang termasuk kelompok-
nya dan mana yang bukan kelompoknya,
mana yang masih saudara dan mana
yang orang biasa. Petunjuk dari Rasulullah
saw bahwa seorang pemimpin adalah pe-
layan yang harus melayani kebutuhan
masyarakat terekam dalam sebuah Hadits
di bawah ini.
Artinya: Bahwasanya Abu Maryam
al-Azdi telah mengabarkan kepadanya,
ia berkata: aku menemui Muawiyah, ke-
mudian ia berkata: kenikmatan apakah
yang diberikan kepada kami melaluimu
wahai Abu Fulan? Hal itu merupakan per-
kataan yang biasa diucapkan orang-
orang Arab, kemudian aku katakan se-
buah Hadits yang aku dengar, aku akan
mengabarkan kepadamu, aku telah men-
dengar Rasulullah saw bersabda: barang-
siapa yang Allah Azza wa Jalla serahkan
kepadanya sebagian urusan orang Mus-
lim kemudian ia menutup diri dari mela-
yani kebutuhan mereka dan keperluan
mereka, maka Allah akan menutup diri
darinya dan tidak melayani kebutuhannya
serta keperluannnya. Abu Maryam ber-
kata: Kemudian Muawiyah menjadikan
seseorang untuk mengurusi kebutuhan-
kebutuhan manusia.
Hadits ini terekam dalam Sunan Abi
Dawud (vol. 3, 2950) karya Abu Dawud,
al-Sunan al-Kubra (vol. 10, no. 20755) dan
Syuab al-Iman (vol. 9, no. 7000) yang
keduanya karya al-Baihaqi. Hadits ini
shahih menurut penilaian Nashirudddin al-
Albani seperti yang ia tertulis dalam Shahih
wa Dhaif Sunan Abi Dawud (no. 2948)
Hadits di atas dengan sangat jelas me-
nerangkan tugas pemimpin sebagai pela-
yan rakyat, sekaligus ancaman bagi me-
reka yang tidak mau mengabdikan diri pa-
JADILAH PEMIMPIN
YANG DICINTAI RAKYAT (2)
Nicky Alma Febriana Fauzi
21
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
HADITS
da masyarakat. Dari kesadaran paradig-
ma baru bahwa seorang pemimpin adalah
pelayan bagi rakyat, diharapkan sosok-
sosok pemimpin yang diamanahi tang-
gung jawab besar untuk dapat mengayomi
masyarakat bisa lebih responsif, sehingga
ia mampu mengenali kebutuhan masya-
rakat dan melayani mereka dengan ikhlas
dan sebaik-baiknya.
Harus Adil dan Tidak Otoriter
Krisis keadilan adalah salah satu krisis
bangsa kita saat ini. Banyak sekali orang-
orang yang mempunyai uang dapat mem-
peroleh bahkan membeli keadilan de-
ngan mudah. Tidak hanya itu, mereka
yang beruang juga berkesempatan jauh
lebih besar untuk mendapatkan peluang-
peluang administratif seperti menjadi paga-
wai dan sebagainya. Sebaliknya, bagi
orang-orang yang tidak memiliki uang, ke-
adilan dan peluang administratif buat me-
reka sangat mahal dan sulit (Syamsul An-
war, Studi Hukum Islam..., hal. 40). Dari
realita seperti itu, dapatlah kita definisikan
secara sederhana bahwa pemimpin yang
adil adalah pemimpin yang tidak membe-
da-bedakan rakyatnya. Ia tidak membeda-
kan antara si kaya dan si miskin; semua-
nya mendapatkan haknya masing-ma-
sing secara proporsional. Bagi siapa saja
pemimpin yang bersikap adil, Allah SwT
menjanjikan baginya pahala yang begitu
besar, yaitu akan dinaunginya ia oleh Allah
SwT pada hari Kiamat. Sebagaimana ter-
tuang dalam Hadits yang cukup masyhur
di bawah ini.
Artinya: Dari Abu Hurairah, (ia) dari
Nabi saw bersabda: tujuh golongan yang
akan dinaungi oleh Allah pada hari kiamat,
di mana pada hari itu tidak ada naungan
kecuali naungan Allah; yaitu imam (pe-
mimpin) yang adil ....
Hadits ini diriwayatkan oleh banyak
mukharrij, di antaranya Bukhari dalam
Shahih-nya (vol. 1, no. 660, vol. 2, no.
1423, dan vol. 8, no. 6806), Muslim dalam
Shahih-nnya (vol. 2. No. 1031), Ahmad
dalam Musnad-nya (vol. 15, no. 9665),
Malik dalam al-Muwaththa (vol. 5, no.
3505), Ibnu Hibban dalam Shahih-nya
(vol.10, no. 4486), al-Baihaqi dalam al-
Sunan-al-Kubra (vol. 2, no. 545).
Selain harus adil, seorang pemimpin
juga tidak boleh otoriter. Keotoriteran se-
orang pemimpin inilah yang membuat ia
tidak disenangi dan dicintai rakyat. Bah-
kan, menurut Rasulullah saw, seorang pe-
mimpin yang otoriter merupakan sosok
pemimpin yang paling buruk.
Artinya: Sesungguhnya seburuk-bu-
ruk pemimpin (pemerintah) adalah yang
kejam (otoriter), maka janganlah kau ter-
golong dari mereka.
Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim
dalam Shahih-nya (vol. 3, no. 1830), Ibnu
Hibban dalam Shahih-nya (vol. 10, no.
4511), Al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra
(vol. 8, no. 17083), Abu Awwanah dalam
Musnad-nya (vol. 4, no. 7050).
Hadits ini merupakan sindirin bagi para
pemimpin yang otoriter dan cenderung ti-
dak mau mendengar aspirasi rakyat. Para
pemimpin yang selalu bertindak sewe-
nang-wenang dalam mengambil kebijak-
an, tanpa memikirkan baik-buruknya bagi
yang dipimpin. Imam al-Nawawi men-
jelaskan bahwa para pemimpin (peme-
rintah) yang otoriter adalah para pemimpin
yang kejam dalam melaksanakan tugas-
nya sebagai pemimpin, tidak mengayomi
orang-orang yang dipimpinnya, bahkan
satu sama lain saling bersaing (untuk
mendapat kekuasaan) dengan cara yang
tidak elok dan sehat (Al-Nawawi, al-Minhaj
..., vol. 12, hal. 216).
Demikianlah beberapa Hadits yang
membicarakan tentang kepemimpinan dan
kriteria pemimpin yang dirindukan umat saat
ini. Dengan kriteria seperti itu, niscaya siapa
pun yang menjadi pemimpin, rakyat akan
mencintainya setulus hati. Sosok pemimpin
seperti itulah yang diharapkan dapat
mengentaskan bangsa ini dari berbagai
macam krisis yang semakin melilitnya.
Krisis kepemimpinan, keadilan, tanggung
jawab dan kejujuran adalah serentetan krisis
yang terangkai dalam sebuah label krisis
multidimensional bangsa. Inilah pekerjaan
rumah yang cukup berat bagi kita sebagai
bangsa Indonesia. Namun, seberat apapun
itu, bila ada kemauan dan kesadaran dalam
pribadi kita masing-masing untuk
memperbaiki dan menambal krisis-krisis
tersebut, maka niscaya lambat laun
bangsa kita akan menjadi baldatun
thayyibatun wa rabbun ghafur. (Habis)
Nicky Alma Febriana Fauzi, Pondok
Pesantren Madrasah Wathoni yah
Islamiyah Kebarongan dan mahasiswa
Pendidikan Ulama Tarjih Muhamma-
diyah Yogyakarta dan Universitas
Ahmad Dahlan.
AGEN BARU SUARA MUHAMMADIYAH
DI KENDAL
BAKRI MALIKA (PCM ROWOSARI)
SMP Muhammadiyah
Jl. Taruna 47 Rowosari, Kendal, Jawa Tengah
0294-641691 / 081901468000
22
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
HADITS
DIRASAH ISLAMIYAH
Tajdid Ushul Fiqih
Wacana rekonstruksi Ushul Fiqih adalah tema yang
menarik untuk dikaji. Selain usianya sudah 13 abad, terhitung
sejak Imam Syafii menulis kitab ar-Risalah, Ushul Fiqih
sebenarnya banyak telah mengalami perubahan mendasar,
seperti metodologi penulisan maupun pembahasan materinya.
Urgensi memperbarui ilmu ini memiliki implikasi terhadap
konstelasi hukum Islam dan karena Ushul Fiqih adalah ilmu
ciptaan manusia yang tidak sakral.
Kredo pembaruan Ushul Fiqih yang diyakini para
intelektual Muslim termanifestasikan dalam hadis riwayat
Ahmad bin Hanbal yang artinya: Sesungguhnya Allah akan
mengutus setiap 100 tahun untuk umat ini orang yang akan
memperbarui (pemahaman) agamanya. Para ulama
setidaknya mengatakan bahwa mujaddid era pertama dalam
Islam adalah Umar bin Khattab, kemudian datang seratus
tahun kedua Imam Syafii yang diklaim para ulama menduduki
posisi tersebut. Pada abad 20 datang mujaddid kenamaan dari
Nejd bernama Muhamad bin Abdul Wahab yang terkenal
dengan purifikasi dalam bidang tauhid. Perlu diketahui bahwa
mujadid yang didatangkan Allah SwT pada seratus tahun
sekali tidak hanya terwakili oleh personal saja, melainkan juga
bisa berbentuk dalam sebuah lembaga atau organisasi.
DR Yusuf Qaradawi mengatakan bahwa ilmu yang muncul
dari rahim umat ini sangat memungkinkan untuk
direkonstruksi. Kalau ilmu seperti Fiqih, Tasawuf, dan Tafsir
bisa diperbarui, kenapa ilmu Ushul Fiqih tidak?
Hal senada juga dikuatkan oleh DR Ali Jumah Muhamad
dalam bukunya, Aliyat al-Ijtihad, dia mengatakan bahwa
alangkah ironisnya bagi orang yang menguasai Ushul Fiqih
dan Fiqih secara bersamaan, akan tetapi dia hanya
mengetahui teori dan sistem pengajaran dan tidak lebih dari itu.
Dia juga mengatakan bahwa Ushul Fiqih harus menjadi
problem solver-nya umat ini dalam memecahkan persoalan
kontemporer. Ulama yang pernah mengkritisi Ushul Fiqih
supaya terjadi adanya tinjauan ulang adalah Imam Asnawi.
Geliat ide pembaruan memang marak dilakukan oleh para
akademisi dalam bidang ini, salah satunya pembaru Mesir,
Refaat Tahtawi. Meskipun secara umum disematkan pada
pembaruan yang bersifat untuk semua cabang ilmu, namun
bukunya yang berjudul al-Qaulu Sadid fi Tajdid wa Taqlid
cukup mencengangkan banyak kalangan. Belum ditambah
tuntutan rekonstruksi di kalangan para dosen Universitas Kairo
pada awal abad ke-20. Tema yang diusung dalam wacana
rekonstruksi memang baru berkisar seputar penulisan ulang
sistematika Ushul Fiqih, karena hal ini akan mempermudah
siswa dalam pembelajaran Ushul Fiqih.
Lain halnya dengan apa yang dilontarkan Hasan Turabi.
Menurutnya, Ushul Fiqih saat ini sudah tidak relevan terhadap
perkembangan zaman. Menurut Hasan Turabi, Ushul Fiqih
klasik merupakan jawaban terhadap problematika umat yang
berkembang pada saat itu. Tokoh yang satu ini termasuk yang
sangat gencar dalam menyuarakan tajdid Ushul Fiqih.
Baginya, Ushul Fiqih harus lebih akomodatif terhadap
permasalahan-permasalahan kontemporer. Mandeg-nya ruh
ijtihad Islam semakin mengernyitkan dahi para orientalis yang
berujung pada kesimpulan asumtif bahwa ilmu ini tumbuh dan
berkembang sebagai jawaban atas problematika umat
terdahulu. Untuk mereonstruksi ilmu Ushul Fiqih demi
tercapainya pembaruan Islam haruslah ada suplement ilmu-
ilmu sosial Barat yang sejatinya akan merekonstruksi
epistemologi Islam dalam Ushul Fiqih.
Wacana tersebut kemudian dibantah oleh Muhamad Said
Ramadhan Buthi yang mengatakan Ushul Fiqih dan ilmu-ilmu
Islam tidaklah muncul sebagai jawaban atas persoalan-
persoalan yang ada pada saat itu, seperti persoalan ekonomi,
politik, sosial, dan sebagainya. Ilmu Ushul Fiqih lahir secara
aksiomatik, dan merupakan hasil pemahaman para ulama
terhadap nash-nash.Muncullah pertanyaan, kalau
permasalahan kontemporer tersebut terus berkembang, apakah
Ushul Fiqih juga harus menyesuaikan? Ilmu ini, menurut
Muhamad Said Ramadhan Buth, sangat sulit untuk direkon-
struksi, terutama jika ditinjau dari segi isinya karena landasannya
sendiri adalah Al-Quran dan Sunnah. Merekonstruksi ilmu ini
sama saja dengan melakukan tahsilul hasil.
Di antara penyebab maraknya gagasan rekonstruksi
Ushul Fiqih, menurut Syeikh Abdul Fadhil Abdu Salam, adalah
bahwa ilmu ini terlihat tidak produktif jika dihadapkan dengan
persoalan baru karena beberapa faktor: pertama, terputusnya
rangkaian kitab mutaakhirin dengan kitab-kitab yang ditulis
TAJDID USHUL FIQIH
PASCA IMAM SYAFII (2)
Royan Utsany
23
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
DIRASAH ISLAMIYAH
oleh ulama salaf. Sehingga menyebabkan tersebarnya kitab-
kitab mereka (mutaakhirin) dan harus memulai pembahasan
dari awal. Kedua, menyebarnya taklid buta dan fanatisme
dalam permasalahan Ushul Fiqih itu sendiri. Ketiga, tidak
adanya perhatian yang nyata terhadap ilmu ini dikarenakan
perkataan tertutupnya pintu ijtihad dan hal itu menyebabkan
kemandulan intelektual dan perasaan yang cepat puas para
pengkaji ilmu Ushul Fiqih. Keempat, terbebasnya
pembahasan Usul Fiqih dengan Fiqih, dan masing-masing
ushuliyyun berbeda pandangan terhadap para Fuqaha,
sehingga tersebarlah pameo tidak setiap ushuli itu faqih dan
tidak setiap faqih itu ushuli, seperti yang terjadi pada
Mutakallimin. Kelima, ilmu Ushul Fiqih pada kenyataannya
lebih menguasai hal-hal yang bersifat teoritis daripada tataran
praktis seperti dalam Fiqih. Hal itu sesungguhnya
mengakibatkan ilmu ini mandul dan tidak menghasilkan produk
Fiqih, sehingga menjadi beban bagi para pelajar untuk
mendalami ilmu ini. Keenam, terjadi banyak sekali
pengulangan materi dalam Ushul Fiqih sehingga sering kita
jumpai pembahasan yang sama dalam mengambil contoh.
Ketujuh, kenyataanya ilmu Ushul Fiqih adalah ilmu tersulit di
antara ilmu-ilmu Islam lainnya, hal ini diakui sendiri oleh para
pakar dan pengajar Ushul Fiqih. Kedelapan, Ushul Fiqih terlalu
bertele-tele dalam membahas permasalahan kalamiyah, juga
pembahasan seperti bahasa yang tidak ada keterkaitanya
dengan ilmu ini, sehingga semakin menyulitkan orang yang
belajar Ushul Fiqih. Kesembilan, lemahnya perhatian terhadap
qaidah ushuliyah sehingga sering terjadinya kesalahan dalam
menerapkan qaidah ushuliyah dengan qaidah fiqihiyah.
Beberapa contoh di atas adalah sekelumit permasalahan
yang juga sering dikeluhkan oleh beberapa ulama
kontemporer terhadap Ushul Fiqih klasik. Namun, sebagian
dari mereka ada yang pesimis bahwa Ushul Fiqih dapat
direkonstruksi ulang, mengingat kajian Ushul Fiqih klasik justru
lebih mendetail dan rinci dalam aspek matan.
Solusi Alternatif Tajdid
Ada beberapa tawaran alternatif untuk mengkaji ulang
Ushul Fiqih, di antaranya apa yang ditulis oleh Abdussalam
Balaji dan DR Ali Jumah Muhamad. Pertama, menyusun
ulang sistem kepenulisan Ushul Fiqih dengan metode yang
lebih simple dan mudah dipahami oleh khalayak umum
mengingat ilmu ini salah satu ilmu terbesar yang pernah
dilahirkan oleh umat Islam. Cara ini juga pernah dilakukan oleh
DR Mustofa Syalbi kepada para mahasiswa di berbagai
universitas Islam. Selain menyusun ulang sistem
kepenulisannya, rekonstruksi isi materi pun perlu ditinjau
ulang, seperti membuang perdebatan-perdebatan ahli kalam
dan membuat definisi yang mudah dipahami. Unsur lain yang
perlu ditambahkan adalah memasukkan ilmu-ilmu baru yang
dianggap sangat penting, seperti maqashid syariah, qawaid,
furu dan takhrij. Kedua, perlunya memasukkan ilmu lain dalam
Ushul Fiqih semacam ilmu yang berkaitan dengan sosial
kemasyarakatan atau lebih dikenal dengan sosiologi. Ketiga,
pembukuan Ushul Fiqih sebaiknya disesuaikan dengan
pembukuan kontemporer dan membuang pembahasan yang
tidak ada sangkut-pautnya terhadap Ushul Fiqih. Keempat,
mengembangkan tema yang ada dalam Ushul Fiqih, seperti
ijtihad dan ijma dibentuk dalam lembaga yang bersifat formal,
penggunaan metodologi Ushul Fiqih dalam ilmu-ilmu sosial,
menjadikan maqshid syariah sebagai landasan dalam
berfatwa, dan mengembangkan kembali sumber-sumber
hukum yang digunakan seperti( adawat, manahij dan
mashadir)dan membingkainya dalam format yang lebih baik.
DR Syaban Muhamad Ismail mempunyai beberapa
gagasan mengenai rekonstruksi Ushul Fiqih yang secara
subtansi hampir sama seperti apa yang diwacanakan Ali
Jumah dan Abdussalam Balaji. Pertama,tajdid berarti
pengembangan dan perluasan terhadap ilmu Ushul Fiqih, serta
menyisipkan ilmu yang mendukungnya. Jika menelisik akar
geneologinya, Ushul Fiqih sebenarnya telah sampai pada taraf
itu. Di samping telah menulis kitab ar-Risalah,Imam Syafii juga
telah mengarang kitab Jimaul Ilmi, Ikhtilaful Hadits,Ibtalul
Istihsn, sebagai perpanjangan tangan dari kitab ar-Risalah.
Kedua, bentuk lain dari tajdid adalah purifikasi, mentarjih,
dan menyeleksi pembahasan yang menjadi perdebatan di
kalangan ulama. Hal ini penting mengingat jarang sekali ulama-
ulama khalaf yang kritis terhadap karya para pendahulunya,
sehingga tidak meninggalkan bekas sedikit pun. Sampai
muncullah Imam Syaukani (1255) dalam karyanya, Irsyadul
Fuhul fi Tahqiqi Ilmi Wusul, yang mencoba mengkritisi
beberapa kitab kemudian mengatakan, Jangan sampai ada
yang beranggapan bahwa seluruh kaidah ushuliyah itu
semuanya qhati yang tidak boleh tersentuh oleh ijtihad
manusia. Dia juga menjelaskan mana saja masalah yang tidak
boleh adanya khilaf dan yang memungkinkan khilaf.
Sejarah terbentuknya Ushul Fiqih merupakan khazanah
intelektual terbesar umat Islam, mengingat usaha ulama-
ulama terdahulu dalam ber-istimbat tidak akan lepas dari
pengalaman, penghayatan, dan jerih payah terhadap kitab-
kitab klasik mereka. Sikap kita terhadap turas harus berada
pada koridor yang benar dan adil. Kita mengapresiasikan
karya-karya ulama masa lalu, namun tetap kritis terhadap apa
yang mereka bangun, karena semua perkataan boleh diambil
dan boleh ditinggalkan kecuali Rasulullah saw. Pengetahuan
dan pembacaan sejarah yang baik tentu akan mengantarkan
pada pemahaman yang baik pula. Mengutip perkataan Rajib
Sarjani, sejarah Islam adalah mutiara terpendam yang harus
dikeluarkan oleh umat ini. (Habis)
______________________
Royan Utsany, Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga
24
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
25
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
26
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
I
dentitas Muhammadiyah adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khusus
yang dimiliki dan melekat pada Muhammadiyah, yang
menunjukkan keunikan Muhammadiyah, dan membeda-
kannya dengan organisasi lain. Ciri-ciri itu merupakan perwujudan
dari nilai-nilai yang tumbuh, hidup dan berkembang dalam
kehidupan Muhammadiyah.
Ciri-ciri khusus yang berbeda, selain memiliki kesamaan
dengan organisasi lain, perlu dibahas dan disosialisasikan untuk
dapat memahami dengan baik apa sesungguhnya hakekat
Muhammadiyahi itu. Pembahasan dan sosialisasi identitas
Muhammadiyah, menurut Haedar Nashir, bukan dimaksudkan
untuk secara berlebihan menonjolkan atau membangga-
banggakan keunggulan Muhammadiyah, seraya memosisikan
organisasi lain di bawah Muhammadiyah. Juga tidak
dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap fanatik buta serta
memperlebar jarak antara Muhammadiyah dengan organisasi
lain, yang menjurus timbulnya perpecahan. Pembahasan dan
sosialisasi identitas Muhammadiyah dimaksudkan untuk lebih
mengenal kepribadian dan ciri-ciri Muhammadiyah dibandingkan
dengan organisasi lain. Bagi warga, aktivis dan pimpinan
Muhammadiyah, pengenalan terhadap identitas Muhammadiyah
ini akan menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan, yang pada
gilirannya akan melahirkan komitmen yang tinggi kepada
Muhammadiyah.
Pengenalan identitas Muhammadiyah sangat diperlukan,
mengingat kondisi internal Muhammadiyah dewasa ini, yang
dilihat dari sisi ideologis masih memprihatinkan, di samping
secara eksternal Muhammadiyah juga menghadapi berbagai
tantangan yang perlu disikapi dengan tepat, sehingga eksistensi
dan keberlangsungan Muhammadiyah dapat dipertahankan.
Substansi identitas Muhammadiyah dijumpai dalam berbagai
pokok pikiran formal, baik yang bersifat ideologis maupun strategis,
seperti Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah,
Kepribadian Muhammadiyah, Khittah Perjuangan Muhamma-
diyah, Khittah Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Muhammadiyah dan sebagainya. Dari pokok pikiran-pokok
pikiran tersebut, Haedar Nashir menyimpulkan, bahwa identitas
dan karakter Muhammadiyah itu adalah sebagai berikut:
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah amar
maruf nahi munkar dan tajdid, berasas Islam, bersumber
pada Al-Quran dan As-Sunnah, dengan tujuan terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2. Dalam beragama Muhammadiyah selalu memperlihatkan
sikap wasathiyah (tengahan) dan tidak ghulul (ekstrem),
IDENTIT IDENTIT IDENTIT IDENTIT IDENTITA AA AAS M S M S M S M S MUHA UHA UHA UHA UHAMM MM MM MM MMADIY ADIY ADIY ADIY ADIYAH AH AH AH AH
dengan tetap istiqamah pada prinsip-prinsip Islam yang
bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah yang shahihah/
maqbulah serta mengembangkan akal pikiran yang sesuai
dengan ajaran Islam.
3. Muhammadiyah memandang Islam sebagaai agama
yang berkemajuan (dinul hadharah) dan mengandung
kesatuan yang utuh, menyangkut aspek-aspek akidah,
ibadah, akhlak dan muamalah duniawiah, tanpa memandang
satu aspek lebih penting dari yang lainnya, serta
mewujudkannya dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan
masyarakat melalui dakwah yang terus-menerus.
4. Pandangan Muhammadiyah tentang tajdid atau pembaharuan
cenderung seimbang antara pemurnian (purifikasi) dan
pembaruan/pengembangan (modernisasi, dinamisasi).
5. Ideologi Gerakan Muhammadiyah mengedepankan
penerapan nilai-nilai dan prinsip Islam dalam kehidupan dan
lebih berorientasi pada pembentukan masyarakat Islam.
6. Muhammadiyah menampilkan corak Islam yang
mengedepankan amaliah yang terlembaga dan terorganisasi
sebagai perwujudan dan keyakinan dan pemahaman Islam
dalam Muhammadiyah, sehingga Islam termanifestasikan
secara konkret.
7. Perjuangan Muhammadiyah lebih memilih jalur dakwah di
bidang kemasyarakatan dan tidak menempuh jalur politik
sebagaimana ditempuh oleh partai politik, dengan tetap
menjalankan peran-peran kebangsaan.
8. Muhammadiyah menerima Negara Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
sebagai Negara bangsa, untuk berusaha bersama-sama
menjadikan suatu Negara yang adil dan makmur dan diridlai
Allah SwT: Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
9. Dalam memosisikan diri di hadapan Negara/Pemerintah,
Muhammadiyah senantiasa mengembangkan sikap amar
maruf nahi munkar dalam makna memberikan dukungan
pada kebijakan-kebijakan yang positif, sebaliknya melakukan
kritik secara bijaksana terhadap kebijakan-kebijakan yang
dipandang tidak baik.
10. Sejalan dengan Kepribadian Muhammadiyah, dalam
memperjuangkan sesuatu lebih mengedepankan sikap
toleran, demokratis, damai, cerdas, bekerjasama dengan
golongan manapun untuk kebaikan, kuat dalam prinsip tetapi
luwes dalam cara, menjauhi konfrontasi apalagi kekerasan.
11. Bergerak melalui sistem organisasi (Persyarikatan) dan tidak
bersifat perorangan dengan menjunjung tinggi semangat
kolektif kolegial, demokratis, musyawarah, dan ukhuwah.
A Rosyad Sholeh
HADITS
K A L A M
27
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
PEDOMAN
M
omentum Satu Abad usia Muhammadiyah
merupakan era yang bersejarah bagi
Persyarikatan Muhammadiyah. Era ini
ditandai dengan begitu banyak prestasi yang diraih
bidang pendidikan Muhammadiyah.
Salah satunya, adalah Madrasah Muallimat
Muhammadiyah yang telah meresmikan gedung induk
baru berlantai tiga. Merupakan lembaga pendidikan
yang telah begitu banyak melahirkan kader-kader
pimpinan, kader mubalighat dan kader-kader ulama di
Indonesia.
Bagaikan mewujudkan mimpi, lembaga
pendidikan yang tersebar di berbagai
tempat berlomba-lomba menjadi yang
unggul. Bisa saya sebut, SD Muhamma-
diyah Pucang Surabaya, Jawa Timur yang
membangun gedung berlantai lima dinamai
dengan Millenium Building. Merupakan
sekolah yang cukup bagus kualitasnya.
Kemudian SMK Muhammadiyah 7
(Mutu) dikelola oleh PCM Gondanglegi,
Malang, Jatim. Memiliki penemuan karya
ilmiah Hibrid Solar sebuah penemuan
mesin mobil tenaga surya. Saya sendiri
pernah mencoba ketangguhan mesinnya
dari Surabaya ke Malang. Cukup bisa
diandalkan.
Sekolah yang ada di pelosok ini, bahkan
sedang memulai gedung berlantai tujuh
dinamai Titanium Building. Sekolah yang memiliki
mada depan yang cerah.
Saya contohkan sekolah lain, SMA
Muhammadiyah 2 Bandung yang menemukan mesin
pesawat mini tanpa awak. Pesawat ini pernah
didemonstrasikan di halaman PP Muhammadiyah
Menteng Raya, Jakarta. Merupakan juara pertama
satu-satunya dalam lomba Robotic Contest ITB
Bandung.
Dan sekolah lainnya, adalah SMK Muhammadiyah
Borobudur yang menghasilkan karya mobil SMK.
Telah memproduksi 200 unit mobil, dan oleh
Kemendikbud dipesan khusus untuk dibagikan kepada
beberapa SMK Negeri.
Sekarang saya bangga melihat Madrasah
Muallimat Muhammadiyah, sebagai sekolah kader
mampu membangun gedung induk dengan dana
swadana murni. Ini sebuah prestasi. Muallimat dan
Muallimin adalah dua sekolah yang menghasilkan
kader-kader ulama dan pimpinan unggul. Mereka ini,
kini memimpin beberapa PCM dan PCA yang tersebar
di seluruh pelosok nusantara.
Muallimat mengelola madrasah dengan amat
serius. Sebagai lembaga kawah condrodimuko
dalam menempa visi dan misinya: intelektual ulama.
Memasuki abad ke-2 usia Persyarikatan
Muhammadiyah, agar semua keluarga besar
Muhammadiyah segera bangkit. Bertahun-tahun di
Indonesia sempat terjadi salah arah kiblat dalam shalat.
Dilihat dari geografi atau atlas, shalat mengarah ke
barat itu bukan ke arah Kakbah, tetapi justru arah
shalatnya ke barat mengarah ke Negara Afrika.
Muhammadiyah harus tampil untuk meluruskan
kiblat bangsa Indonesia. Arah kiblat ke Makkah yang
benar ini, merupakan jasa besar Muhammadiyah bagi
umat Islam.
Persyarikatan Muhammadiyah juga harus berani
melakukan koreksi-koreksi, terutama soal peluang
sumber daya alam agar menjadikan Indonesia lebih
baik di masa yang akan datang. (am)
SATU ABAD ERA
KEBANGKITAN PRESTASI
Prof DR Din Syamsuddin
Mobil Hybrid tenaga surya ini buatan siswa SMK Muhammadiyah Gondanglegi Malang.
28
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
S
eratus tahun pertama, Muham-
madiyah telah sukses
menyandang titel sebagai
gerakan pembaruan Islam di tanah air.
Memasuki abad kedua, tantangan
zaman telah berubah dibanding seabad
yang lalu. Agar tetap eksis sebagai
gerakan pembaruan Islam, para peneliti
dari dalam dan luar negeri menilai
Muhammadiyah perlu mengkaji ulang
manhaj tajdidnya. Bagaimanakah
penilaian para peneliti dari dalam dan
luar negeri tentang gerakan pembaruan
Muhammadiyah selama ini? Bagaima-
nakah gagasan fresh ijtihad Muham-
madiyah? Berikut ini petikan wawancara
Muarif dari Suara Muhammadiyah bersama Prof DR Amin
Abdullah, mantan Ketua Majelis Tarjih dan Pengembangan
Pemikiran Islam (sekarang Majelis Tarjih dan Tajdid) Pimpinan
Pusat Muhammadiyah dan mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga
baru-baru ini.
Terkait dengan Konferensi Internasional Riset tentang
Muhammadiyah di Malang, apa saja yang perlu direkomen-
dasikan kepada Muhammadiyah?
Saya ingin menggambarkan kondisi seminar terlebih dahulu.
Selama tiga hari tiga malam, profesor-profesor peneliti dari luar
negeri dan dalam negeri duduk mengikuti konferensi, sekalipun
mereka tidak semuanya menyampaikan paper. Itu suatu kondisi
yang luar biasa, sehingga membuat saya bersemangat. Diskusi
dilaksanakan secara akademik, discourse and research, yang
diikuti oleh peneliti-peneliti nasional dan internasional. Tema-
temanya banyak, History, Filantrophy, Education, Politic, Reform,
Gender Issues, Youth and Radicalism, dan Muhammadiyah
Studies. Saya perlu menjelaskan bahwa itu merupakan seminar
akademik, sehingga tidak secara langsung memunculkan
rekomendasi. Memang ada beberapa poin yang menjadi
masukan untuk Muhammadiyah, tetapi itu nanti setelah melewati
proses. Mungkin sifatnya by implication.
Saya melihat para peneliti dari berbagai negara memahami
Muhammadiyah pasca usia 100 tahun akan bagaimana
selanjutnya. Perubahan-perubahan dalam wilayah lokal, nasional,
maupun internasional, luar biasa sehingga memunculkan
pertanyaan, apakah cara-cara lama
masih bisa diteruskan? Jika masih ada
yang bisa diteruskan, mana saja yang
harus diteruskan. Jika ada yang harus
diubah, mana saja yang harus diubah.
Sebenarnya, momentum ini sejalan
dengan ulang tahun Muhammadiyah
ke-100. Gagasan ini muncul dari
Nakamura yang pernah meneliti
Muhammadiyah pada tahun 70-an,
kemudian meneliti kembali setelah 40
tahun, sehingga dia tahu betul
perkembangan-perkembangan
Muhammadiyah, terutama pasca
Reformasi. Oleh karena itu, dia memiliki
gagasan renewal identity,identitas yang
diperbarui, khususnya pasca usia 100 tahun. Tantangan-
tantangan sosial dan politik yang berbeda, terutama pasca
reformasi. Nakamura dan peneliti-peneliti dari luar negeri dan
dalam negeri melihat Muhammadiyah telah diuntungkan pada
era Soeharto. Riklefs dan Nakamura sendiri mengapresiasi dan
sekaligus mengagumi luasnya Islamisasi pada masa Soeharto.
Setelah era Reformasi, tantangan berubah total karena diversi-
fikasi politik. Tantangan-tantangan baru misalnya ada kelompok
Islamis, gerakan kultural, dan sebagainya. Gerakan-gerakan tersebut
tumbuh semua di Kotagede. Dengan demikian, tatanan sosial menja-
di berubah. Intinya, harus ada semangat pembaruan di dalam
Muhammadiyah menyikapi perubahan-perubahan tersebut.
Apa makna satu abad Muhammadiyah dalam konteks
dinamika ke-Islaman di Indonesia?
Ada beberapa hal yang hebat dalam 100 tahun pertama
Muhammadiyah. Pertama, prestasi Muhammadiyah dalam
mengubah traditional charity, seperti infak dan zakat, menjadi
modern philanthropy,dalam arti, yayasan wakaf Muhammadiyah
dalam bentuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang
menyebar ke seluruh Tanah Air. Ini hampir tidak ada dalam dunia
Islam yang lain, kecuali mungkin di al-Azhar. Kedua, hubungan
Muhammadiyah dengan nation-state. Muhammadiyah punya
cabang hampir 85 persen dari luas negara ini. Artinya,
Muhammadiyah memiliki kontribusi besar untuk menyokong
NKRI. Sebab, Cabang-Cabang Muhammadiyah juga turut
mempersatukan NKRI. Ketiga, ijtihad dalam pendidikan atau
FRESH IJTIHAD BUTUH KEILMUAN
SOSIAL HUMANITIES KONTEMPORER
Prof DR Amin Abdullah:
DIALOG
29
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
modern school.Akan tetapi, kita harus melihat Muhammadiyah
secara balance. Sebab, pada wilayah sosial justru menjadi
problem yang mengemuka dalam seminar. Pada wilayah ini
memang ada beberapa catatan kritis untuk Muhammadiyah.
Bagaimanakah ijtihad sosial itu?
Saya kira, seiring dengan tantangan globalisasi dan diver-
sifikasi politik, ijtihad sosial Muhammadiyah yang diperlukan. Me-
nurut catatan teman-teman dalam seminar, ijtihad sosial Muham-
madiyah belum banyak bergerak. Ijtihad sosial dalam arti ke-
hidupan yang plural dan multikultural membutuhkan respons positif
dari Muhammadiyah. Jonathan Benthal mengatakan bahwa
sekarang ini kata-kata kufur, syirik, dan yang sejenisnya sudah
agak kurang santun dalam menghargai eksistensi orang lain
yang berbeda. Menurut saya, itulah ijtihad sosial. Akan tetapi, kita
perlu memahami dokumen-dokumen UNESCO tahun 2001 dan
2007. Muhammadiyah dan umat Islam saat ini dihadapkan pada
tiga problem yang besar, yaitu nilai-nilai lokal, nilai-nilai nasional
dalam arti nation-state, dan nilai-nilai global. Nilai-nilai lokal ber-
kaitan dengan upaya menyantuni tradisi lokal yang dimiliki oleh
suku-suku bangsa, nilai-nilai nasional berkaitan dengan upaya
menyantuni konstitusi, sistem demokrasi, dan tatanan baru
negara-bangsa, dan nilai-nilai global yang berkaitan dengan isu-
isu, seperti human right, climate change, dan lain sebagainya.
Di situ saya kira perlu pemikiran sosial dari Muhammadiyah dan
umat Islam supaya lebih tajam dalam menyantuni perkembangan-
perkembangan baru. Jangan lupa, masing-masing dari mereka
juga menuntut identitas sendiri-sendiri. Jadi, kita tidak boleh
mengklaim, kitalah yang paling hebat. Semua masyarakat yang
berbeda, apalagi berbeda iman, harus bisa dihargai sesuai dengan
dokumen-dokumen perkembangan rasional kemanusiaan
universal. Oleh karena itu, dokumen-dokumen lama harus
segera rewrite, paling tidak rethinking.
Apakah yang dimaksud dengan fresh ijtihad?
Dalam konteks seperti itu, saya melontarkan gagasan fresh
ijtihad. Menurut saya, fresh ijtihad adalah ketika kita berpikir
keagamaan tidak monolitik agama, tetapi kita juga perlu
menggandeng sekaligus melibatkan Social Science. Sosiologi,
Antropologi, Sejarah, menjadi bagian dari pemikiran keagamaan
sekaligus. Sains, Bio-etika, Bio-teknologi, juga masuk dalam
pemikiran keagamaan. Selama ini, ijtihad yang dimaksud
kelihatannya hanya sebatas recycling, hanya mengulang intern
di dalam agama. Kalau saya tidak salah tangkap, ijtihad-ijtihad
selama ini hanya sebatas masalah-masalah yang sifatnya ritual,
bukan masalah-masalah yang sifatnya sosial. Nah, fresh ijtihad
ketika kita tidak hanya memikirkan ritual, tetapi sosial dan kultural,
bahkan sains. Tanpa begitu, ijtihad kita hanya akan recycling,
akan berputar lagi pada masalah-masalah ritual, tetapi tidak
pernah membuka kran untuk masalah-masalah sosial dan
kultural.
Tuntutan dalam dokumen-dokumen UNESCO atau nilai-nilai
global tadi sebetulnya bersifat sosial, karena kita dituntut bersikap
menghargai, menghormati, dan bekerjasama dengan orang lain
yang berbeda. Di dunia ini semua akan berbeda, masing-masing
punya identitas yang tidak mudah dipengaruhi, sehingga dakwah kita
pun dituntut untuk berubah. Dalamkondisi seperti itu, cara Kristenisasi
atau Islamisasi sudah out of date,dalam arti menimbulkan respons
karena tidak menghargai orang lain yang berbeda. Oleh karena itu,
prasyarat ijtihad yang fresh ketika kita berpikir agama sekaligus
bagaimana dampak sosial, kultural, sains, dan teknologi. Ini jelas
punya implikasi terhadap Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Saya
lihat di PTM-PTM tidak ada jurusan Sosiologi, Antropologi, Sejarah,
dan lainnya. Oke, itu no problem!Tetapi apakah fakultas-fakultas
umum di PTM-PTM memiliki sense terhadap sosial humanities
kontemporer? Kalau tidak, itu akan menjadi hambatan besar bagi
Muhammadiyah untuk mengusung ijtihad yang fresh. Keilmuan
sosial humanities kontemporer adalah kebutuhan saat ini bagi PTM-
PTM, selain keilmuan Ulumuddin, dalam arti Al-Islam dan Ke-
Muhammadiyahan.
Lalu, apakah yang menjadi problem dalam institusi tajdid
di Muhammadiyah?
Kalau saya melihat, Tarjih maupun majelis-majelis yang lain,
harus memahami agama secara multi-dimensional approach,
dalam arti tidak single-approach. Nah, Tarjih yang sekarang
tampaknya menggunakan single-approach, karena hanya
pendekatan fiqh atau kalam lama saja. Umat Islam saat ini
membutuhkan sikap sosial kita terhadap orang lain yang berbeda,
baik inter-faith maupun inter-cultural. Sebenarnya, ini bukan
hanya menjadi tanggung jawab Tarjih, tetapi semua majelis di
Muhammadiyah juga harus punya world view keagamaan baru
yang sifatnya multi-dimensional approach.
Dalam pengamatan saya, sebetulnya pembicaraan dalam
seminar mengenai renewal identity lebih mengarah pada sikap
sosial Muhammadiyah kepada orang lain. Muhammadiyah bisa
besar, tetapi bagaimana bisa menyantuni orang lain. Isu-isu global
seperti HAM, gender, inter-faith interaction,suka-atau tidak suka,
harus dihadapi Muhammadiyah.
Bagaimana peran para pemikir Muhammadiyah dalam
melahirkan fresh ijtihad?
Ada beberapa pemikir Muhammadiyah yang mulai berpikir
ke arah situ, tetapi ketika gagasan ini masuk menjadi kebijakan
organisasi tidak mudah. Pemikir Muhammadiyah banyak, tetapi
ketika gagasan tersebut masuk organisasi dengan gradasi
intelektualitas yang beragam menjadi tidak mudah untuk
menerima gagasan tersebut. Menurut saya, permasalahan
bukan pada sikap organisasinya, tetapi pada orang-orang yang
duduk di struktur yang perlu mendapatkan pencerahan. Jadi,
tanwir itu untuk orang-orangnya, baru pada gilirannya akan
berdampak pada pola pikir dan sikap organisasinya. (rif)
DIALOG
36
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
D
alam kehidupan kebangsaan baik di bidang politik, ekonomi,
dan budaya, Indonesia masih mengalami distorsi dan
deviasi dari cita-cita kemerdekaan yang diletakkan oleh
The Founding Fathers yang meniscayakan pemerintahan negara
melakukan misi utama memajukan, menyejahterakan, mencerdas-
kan, dan melindungi seluruh tanah air dan rakyat Indonesia. Keka-
yaan dan sumberdaya alam kita banyak dikuasai asing. Akibatnya,
Indonesia mengalami peluruhan kedaulatan dan martabat diri
sehingga belum mampu berdiri sejajar dengan negeri-negeri lain
yang telah maju.
Penegakkan kedaulatan dan martabat bangsa seharusnya
menjadi komitmen seluruh penyelenggara negara, termasuk pe-
merintah daerah di segenap penjuru tanah air. Pasal 33 UUD
1945 tentang (1) Cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh negara; serta (2) Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat; harus benar-benar
menjadi rujukan utama bagi pemerintah pusat/daerah maupun DPR/
DPRD dalam mengambil kebijakan.
Indonesia ke depan harus melakukan revitalisasi dan
transformasi visi serta karakter bangsa secara lebih fundamental
berbasis pada nilai-nilai kemerdekaan 1945. Dalam politik diper-
lukan demokrasi yang lebih substantif dan mampu menyerap (ako-
modatif) multikulturalisme yang tumbuh dalam masyarakat Indonesia
dengan menunjungtinggi kejujuran, kebaikan, moral, dan nilai-nilai
ajaran agama. Dalam ekonomi diperlukan penguatan ekonomi
konstitusional dengan melakukan affirmative action bagi penye-
lamatan kekayaan sumberdaya alam dan kepentingan hajat hidup
terbesar rakyat.
Itulah sebagaian dari muhasabah (evaluasi) Pimpinan Pusat
Muhammadiyah yang disampaikan Ketua Umum PP Muham-
madiyah Dien Syamsuddin di kantor PP Muhammadiyah Yogya-
karta tanggal 03 Januari 2012. Dalam konferensi pers itu Dien
yamsuddin juga menyatakan kalau Kenaikan Tarif Dasar Listrik
(TDL), seharusnya tidak perlu dilakukan karena akan membawa
dampak ikutan yang menyengsarakan rakyat banyak
Selain menyampaikan muhasabah, PP Muhammadiyah juga
menyampaikan taushiyah (ajakan moral) yang di antaranya
mengajak seluruh penyelenggara negara dan kekuatan politik untuk
benar-benar mengurus rakyat di atas segalanya sebagai komitmen
yang utama. Menjauhi korupsi dan segala bentuk penyalahgunaan
kekuasaan, serta menjadikan politik sebagai jalan menegakkan
kedaulatan dan martabat bangsa.
Para elite bangsa penting untuk melakukan muhasabah diri
seraya meneguhkan tekad yang kuat untuk mengedepankan segala
kepentingan negara dan rakyat di atas kepentingan diri, kroni, dan
kelompok.
Jauhkan perilaku politik saling melindungi kesalahan dan
penyimpangan, serta praktik-praktik politik pragmatis-oportunis
lainnya yang menjadikan bangsa dan negara ini tersandera. Ke-
pada segenap komponen civil society, Muhammadiyah mengajak
untuk meningkatkan kebersamaan dan mengoptimaalkan peran
sebagai kekuatan moral secara proaktif agar Indonesia berada di
jalur yang benar sebagaimana misi dan cita-cita nasional 1945.
Kepada organisasi-organisasi keagamaan dihimbau untuk me-
mupuk toleransi yang lebih hakiki, menggelorakan kebajikan sosial,
serta membimbing umat beragama agar menjadi kekuatan masya-
rakat madani yang kuat dan berfungsi sebagai pilar uswah hasanah
dalam membangun karakter bangsa.
PP Muhammadiyah juga menegaskan, kalau memasuki abad
kedua ini Muhammadiyah berkomitmen untuk menjadi kiblat bangsa
dalam berkiprah membangun Indonesia yang maju, adil, makmur,
bersatu, bermartabat, dan berdaulat.
Muhammadiyah terus bergerak dalam mewujudkan misi Islam
yang berkemajuan, yang memancarkan pencerahan bagi ke-
hidupan. Islam yang berkemajuan menyemaikan benih-benih kebe-
naran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran,
dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia.
Islam yang menjunjungtinggi kemuliaan manusia baik laki-laki
maupun perempuan tanpa diksriminasi. Islam yang menggelorakan
misi antiperang, antiterorisme, antikekerasan, antipenindasan,
antiketerbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan
di muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahat-
an kemanusiaan, eksploitasi alam, serta berbagai kemunkaran yang
menghancurkan kehidupan.
Islam yang secara positif melahirkan keutamaan yang mema-
yungi kemajemukan suku bangsa, ras, golongan, dan kebudayaan
umat manusia semesta. Islam yang menggelorakan dakwah yang
membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan serta
mencegah segala bentuk pengrusakan di muka bumi. [kies]
INDONESIA MENGALAMI PELURUHAN KEDAULATAN DAN MARTABAT
MUHASABAH DAN TAUSHIYAH KEBANGSAAN PP MUHAMMADIYAH
DINAMIKA PERSYARIKATAN
Judul : Panduan Praktis Tentang Ranting
Pedoman Pendirian dan Pengembangan
Ranting Muhammadiyah, Panduan
Menyelenggarakan Pengajian Ranting
Muhammadiyah, Tata Cara Musyawarah
Ranting Muhammadiyah, Tata cara Menjadi
Anggota Muhammadiyah)
Penulis : Tim LPCR Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Editor : Ridho Al-Hamdi
Penerbit : LPCR PP Muhammadiyah, Yogyakarta, 2012
Tebal : vi + 69 Halaman, vi + 54 Halaman, vi + 50
Halaman, vi + 30 Halaman
RANTING ITU PENTING! Teriak Mustofa W. Hasyim
sastrawan dan redaksi Suara Muhammadiyah di awal tahun
2000-an. KH AR Fachruddin, ketua PP Muhammadiyah
terlama yang memimpin Persyarikatan di era Orde Baru,
sering mengatakan dalam berbagai kesempatan bahwa
pengajian adalah denyut nadi Ranting Muhammadiyah.
Untuk itulah semangat untuk membangun Ranting tidak
boleh surut di dalam Persyarikatan yang usianya sudah satu
abad ini. Membangun dan menghidupkan Ranting adalah
andil besar bagi warga Muhammadjyah dalam rangka
memberikan pencerahan dan perubahan paradaban bangsa.
Atas semangat seperti itulah LPCR PP Muhammadiyah
menerbitkan Buku seri Panduan Praktis Ranting
Muhammadiyah
Buku seri panduan praktis ini di bagi menjadi empat
bagian yaitu :Pertama, Pedoman Pendirian dan
Pengembangan Ranting Muhammadiyah. Kedua,
Panduan Menyelenggarakan Pengajian Ranting
Muhammadiyah Ketiga, Tata Cara Musyawarah Ranting
Muhammadiyah. Dan yang keempat, Tata Cara Menjadi
Anggota Muhammadiyah.
Buku pertama membahas tentang apa itu Ranting
Muhammadiyah, yang menjelaskan jenis-jenis Ranting dilihat
dari perspektif sosiologis sejak kelahiran hingga
perkembangan dan dinamikanya. Kondisi kekinian Ranting
Muhammadiyah secara nasional maupun contoh di tingkat
tingkat lokal diulas secara singkat.
Selain itu, tata cara pendirian Ranting Muhammadiyah
dengan berbagai metode, cara mengisi kegiatan untuk
Ranting baru, cara menghidupkan Ranting yang mati, cara
membangun sebuah Ranting unggulan, serta strategi
pengembangan Ranting Muhammadiyah juga diulas secara
singkat dalam buku pertama ini.
Buku kedua membahas pentingnya pengajian dalam
Muhammadiyah. Unsur-unsur utama maupun unsur
pendukung dalam pengajian Ranting Muhammadiyah.
Berbagai tahapan serta kiat praktis menyelenggarakan
pengajian dari persiapan sampai purna dan evaluasi serta
contoh kurikulum pengajian Ranting.
Buku ketiga, memaparkan apa itu musyawarah Ranting
Muhammadiyah, tahapan musyawarah Ranting, serta materi
Musran. Jenis ragam musyawarah dan rapat di luar
Musyawaran Ranting serta peralatan apa saja dalam
menyelenggrakan musyawarah juga diulas dalam buku ini.
Buku keempat, menguraikan tentang siapa saja yang
berhak menjadi anggota Muhammadiyah, tata acara
menjadi anggota Muhammadiyah, serta hak dan kewajiban
anggota Muhammadiyah.
Pada dasarnya, keempat buku Seri Panduan Praktis
untuk Ranting Muhammadiyah ini merupakan terjemahan
dari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
Muhammadiyah serta beberapa buku panduan yang lain
yang dikemas secara singkat, ringkas, dan tepat sasaran.
Buku ini mempermudah bagi anggota Muhammadiyah untuk
menghidupkan dan menggembirakan Ranting
Muhammadiyah.
_______________________
Ahmad Sarkawi, SSos.I, Anggota LPCR PP
Muhammadiyah.
PANDUAN UNTUK RANTING
TEL AAH PUSTAKA
37
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
DI ANTARA KITA
PRM Gondrong: Konvensional Namun Efektif
M
uhammadiyah dan gerakan pengajian dapat diibaratkan
dengan dua sisi dari satu keping mata uang. Keduanya
mustahil untuk dapat dipisahkan. Ada Ranting yang rutin
menggelar pengajian dengan kurikulum yang jelas sehingga
mampu memberikan pencerahan bagi para anggota dan jama-
ahnya, ada pula pengajian yang kemudian melahirkan ranting
Muhammadiyah.
PRM Gondrong adalah salah satu dari jenis Ranting Mu-
hammadiyah yang dilahirkan oleh sebuah pengajian. Tepatnya
sebuah pengajian faham Muhammadiyah yang dibawa oleh ula-
ma bijak dengan sebutan Ustadz Karim yang berasal dari wilayah
Kreo Ciledug pada tahun 1962.
Faham ini pulalah yang terus dikembangkan oleh generasi be-
rikutnya yang kemudian memunculkan beberapa nama tokoh yang
menjadi cikal bakal lahirnya Muhammadiyah di desa Gondrong.
Untuk memantapkan gerak roda persyarikatan, maka di tahun 1963,
tepat satu tahun sejak lahirnya, Muhammadiyah di desa Gondrong
membangun sebuah tempat ibadah yakni sebuah mushalla atau
langgar yang juga digunakan sebagai sentral kegiatan. Hal ini sesuai
dengan AD-ART Muhammadiyah yang mensyaratkan adanya
mushala atau masjid sebagai pusat gerakan sebelum pendirian
sebuah Ranting Muhammadiyah resmi disahkan.
Seiring dengan perkembangan dan tantangan dakwah yang
ada, maka dirasa perlu untuk membentuk suatu wadah sebuah
Ranting dan juga kepemimpinannya, Ranting ini baru terbentuk
secara resmi awal tahun 1967 dan yang menjadi ketua Ranting
pada saat itu adalah yakni Lurah Nisin.
Ranting Gondrong mulai diuji pada saat pimpinan yang me-
rangkap sebagai kepala desa harus menghadapi gejolak warga-
nya sendiri yang tidak menerima kehadiran Muhammadiyah.
Sebagian besar warga menuntut agar pimpinan saat itu memilih
salah satu yakni menjadi lurah atau meneruskan
perjuangannya membesarkan Muhammadiyah.
Saat itu Lurah Nisin memutuskan dengan penuh
keyakinan kalau Muhammadiyah merupakan
pilihannya. Sejak saat itulah PRM mulai
memantapkan gerakan dakwahnya. Regenerasi
pimpinan setiap periode berjalan dengan baik.
Pada periode 2011 ada terobosan regenerasi
pimpinan yang hendak dicoba. Yaitu dengan
memberi kepercayaan pada genarasi muda un-
tuk memimpin, sementara generasi senior
didaulat sebagai penasihat Ranting.
Di tangan pasukan muda yang didampingi para penasihat
senior yang berpengalaman, PRM Gondrong bergerak semakin
gesit. Di bulan Mei 2012 Ranting Gondrong membeli sebidang
tanah persis di samping areal masjid seluas 300 m2 seharga
Rp120 juta.
Data Statistik terakhir, Muhammadiyah Ranting Gondrong
Tangerang ini memiliki jamaah sekitar 430 orang yang terdiri 125
kepala keluarga. Jamaah yang tamat SMA ada 103 orang, tamat
S1 83 orang, sedangkan yang tamat S2 ada 6 orang.
Sedangkan amal usaha yang dimiliki PRM Gondrong adalah
sebuah masjid dua lantai dengan luas 1000 m2, Sekolah Dasar
dua lantai luas 600 m2, sebidang tanah luas 300 m2. Kegiatan
rutin yang dilakukan adalah Pengajian Tafsir (malam Jumat)
serta Pengajian seni baca Al-Quran (malam Senin).
Untuk menghimpun sumber dana, PRM Gondrong dapat
dikatakan masih mempergunakan cara konvensional, yaitu
mengandalkan dana mandiri yang dihimpun dari para anggotanya.
Caranya pun sederhana, namun cukup efektif untuk menghimpun
dana. Beberapa di antaranya adalah dengan menitipkan kotak
infak di setiap rumah anggota. Dengan cara ini PRM dapat meng-
himpun dana sekitar 4 sampai 5 juta setiap bulan. Di samping itu,
pendanaan dakwah PRM Gondrong juga diperoleh dari kotak
infak masjid di setiap hari Jumat serta zakat rutin setiap bulan
dari program kesadaran berzakat.
Dana dakwah yang terhimpun tersebut sebagian digunakan
untuk biaya sumbangan bagi anggota jamaah yang walimatul ursy.
Santunan bagi jamaah yang sakit dan dirawat di rumah sakit.
Jamaah yang sakit namun tidak sampai dirawat di rumah sakit.
Uang duka bagi jamaah yang meninggal, serta untuk membeli
beras untuk jamaah yang miskin. [isma; sumber: mashuri ns]
38
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
Ranting atau Cabang anda mempunyai prestasi atau kekhasan yang perlu dicontoh dan diketahui warga persyarikatan?
Kirimkan profil Cabang atau Ranting anda ke: redaksism@gmail.com disertai foto penunjang.
Masjid Al-Mudzakkirin dan SD Muhammadiyah 1 Gondrong, bukti eksistensi PRM Gondrong.
39
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
KRONIK DUNIA ISLAM
I
slamofobia kini melanda Melbourne, Australia, seperti
dilaporkan islamonline.com. Rencana komunitas Muslim
untuk membangun masjid di dekat gereja di Melbourne,
kota yang paling padat pendududknya di Australia, menghadapi
tantangan keras dari oposisi. Inisiatif damai yang dilakukan
umat Islam dipandang sebagai ancaman bagi para Islamofobia
dan memunculkan kampanye baru terhadap Islam dan umat
Islam di negara ini.
Pada inti dari ajaran (Islam)
adalah ideologi politik yang
bertujuan untuk mengontrol
kehidupan setiap pengikutnya.
Pada akhirnya masyarakat
sekitarnya dan seterusnya, ujar
penasihat mereka, Rosalie
Crestani.
Muslimin di Negara itu
merencanakan membangun
sebuah masjid dan pusat
komunitas di Green Street,
Doveton, di Melbourne. Tempat
ibadah Muslim yang akan
dibangun di samping gereja dan
markas Catch Fire Ministries,
diharapkan dimulai dalam
beberapa minggu lagi.
Namun Islamofobia
mengajukan alasan dan berpendapat, bahwa masjid akan
menimbulkan polusi suara dan kemacetan lalu lintas serta
akan dimanfaatkan untuk memberitakan kebencian, kendati
Islam awalnya mengajarkan cinta dan kedamaian. Ini bukan
Afghanistan, yang memiliki nyali untuk perubahan! teriak para
demonstran kepada anggota Dewan Kota Casey.
Di antara para demonstran ada pula yang membawa
spanduk berbunyi, Kami mencintai Muslim namun tidak
menerima ajaran-ajaran Al-Quran.
Islamofobia mengajukan tiga petisi menentang
pembangunan tempat ibadah Muslim itu. Penasihat Crestani
membaca email dari pertemuan penduduk yang mengatakan,
Setiap masjid melibatkan lebih dari agama. Ini adalah pusat
mereka untuk melatih orang-orang untuk waktu ketika massa
ISLAMOPHOBIA
LANDA AUSTRALIA
kritis tercapai dan waktu untuk membuat tuntutan besar pada
negara tuan rumah,
Wakil Walikota Sam Aziz mengatakan, Hal-hal yang
diangkat dalam petisi dipertimbangkan oleh departemen
perencanaan dewan selama pembahasan mereka.
Namun kaum Muslim Australia menolak tuduhan yang
dilontarkan tersebut. Muslimin Australia menyatakan, bahwa
masjid akan terbuka untuk umum. Masjid yang diusulkan ini
terbuka untuk semua anggota
masyarakat dan bertujuan untuk
mempromosikan komunitas
sosial kohesif di daerah yang
sangat beragam dan
multikultural, kata Nazeem
Hussain, Direktur Dewan Islam
Victoria.
Dia menyuarakan keyakinan,
bahwa dewan lokal akan menilai
aplikasi sesuai dengan
pertimbangan perencanaan yang
valid. Proposal perencanaan
diharapkan selesai sebelum
Februari 2013.
Pembangunan masjid yang
direncanakan kaum Muslimin di
beberapa Negara Barat lainnya,
hampir selalu menghadapi
tantangan publik. Di Amerika Serikat misalnya, setidaknya 35
projek masjid yang direncanakan mengahadapi tantangan dan
upaya penghentian pembangunan tempat ibadah umat Islam
ini, dengan berbagai alasan.
Begitu pula di Prancis, Italia, dan Spanyol, rencana
pembangunan masjid menuai oposisi. Di Swiss, para pemilih
Swiss mendukung referendum untuk melarang pembangunan
menara masjid di negara itu.
Umat Islam, yang berada di Australia selama lebih dari 200
tahun, saat ini mencapai 1,7% dari 20 juta penduduknya. Islam
merupakan agama terbesar kedua setelah Kristen. Menurut
sebuah laporan pemerintah baru-baru ini, kaum Muslim
Australia menghadapi Islamofobia yang lebih mengakar dan
ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya. (au)
Salah satu masjid di kota Melbourne, Australia.
40
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
WAWASAN
A A A AA AA AAAA A AA A AA AA AA A
A A AA A AAAAAAAAAAAAAA A A A
Ahmad Najib Burhani
B
agi sarjana atau pengamat asing
yang tidak biasa hadir di acara
akademik di Indonesia, barangkali
mereka terheran dengan penyeleng-
garaan IRCM (International Research
Conference on Muhammadiyah) di Uni-
verstas Muhammadiyah Malang (UMM)
yang berakhir awal Desember 2012 lalu.
Meski acara itu merupakan kegiatan aka-
demik, namun simbol-simbol keagamaan
tampil secara jelas di mana-mana. Ber-
beda dari acara akademik di dunia barat,
IRCM dimulai dengan pembacaan ayat-
ayat suci Al-Quran, lagu Indonesia Raya,
dan Hymne Muhammadiyah. Para pem-
bicara pun, meski memaparkan kajian
atau temuan ilmiah, tapi banyak yang
memulai dan mengakhiri presentasinya
dengan Bismilah dan Alhamdulillah.
Bagi orang Indonesia, apalagi orang
Muhammadiyah, tentu tidak ada yang
aneh dengan semua proses itu. Tapi tidak
demikian halnya dengan mereka yang
berpikir bahwa dunia akademis harus
bersih dari nilai dan simbol keagamaan.
Kelompok kedua ini akan menganggap
adanya nilai dan simbol agama akan
mengganggu sikap netral seorang aka-
demisi ketika sedang mengkaji agama
atau aktivitas keagamaan. Karena itu, apa
yang terjadi di Malang itu menjadi sema-
cam ambiguitas dalam memulai langkah
observasi dan kajian ilmiah. Yaitu antara
ketundukan kepada agama atau mende-
dikasikan seluruh upaya keilmuan untuk
membenarkan apa yang tertulis secara
harfiyah dalam Kitab Suci dan upaya
berpikir obyektif demi keilmuan murni. Tapi
memang seperti itulah dunia akademis
kita yang tidak sekuler, paling tidak, apa
yang tampak di permukaan.
Tentu saja pembacaan Kalam Suci Ilahi
berbeda dari tarian topeng yang juga
ditampilkan di pembukaan IRCM. Tarian
yang ditampilkan oleh mahasiswa UMM
itu cukup memukau dan menghibur para
hadirin. Tidak hanya sebagai sebuah
hiburan, tapi juga sebagai kontradiksi dalam
organisasi Muhammadiyah yang terkenal
sebagai organisasi puritan yang anti
terhadap budaya lokal yang sinkretik. Tarian
topeng itu juga menampilkan kontradiksi an-
tara peran perempuan di ruang publik yang
dalam pemahaman kelompok ekstrem
puritan harus dipisahkan dari laki-laki.
Beruntung, dalam tarian topeng ini tak tam-
pak jelas apakah penarinya laki-laki atau
perempuan. Dan terlebih lagi, tarian itu tak
menampilkan unsur erotis apa pun yang
seringkali menjadi tabu di organisasi ini.
Masih berkaitan dengan tarian, per-
soalan dasar lain yang masih menjadi per-
debatan di tubuh organisasi seperti Mu-
hammadiyah adalah persoalan sinkretisme.
Tapi sepertinya tarian itu tak menodai iman
atau tauhid sama sekali karena tak
mengandung unsur-unsur ketuhanan, se-
hingga tak perlu dikhawatirkan. Justru
sebaliknya, tarian itu mampu menampilkan
kombinasi yang menarik antara tradisi,
agama, dan modernisasi. Tarian topeng itu
diambil dari budaya Indonesia dan ditam-
pilkan dengan kostum tradisional. Namun
penari perempuan yang tampil tak melepas-
kan simbol agama dengan tetap memakai
jilbab. Tarian ini juga ditampilkan dalam
pembukaan acara yang bernuansa modern
yang menampilkan kemegahan UMM dan
kecanggihan teknologi di kampus itu.
IRCM di Malang dan peringatan 100
tahun Muhammadiyah bulan November
yang lalu menampilkan banyak hal yang
perlu dicermati, selain penyelenggaraan
acara itu sendiri. Salah satunya adalah
apa yang ditampilkan oleh Robin Bush
(Asian Research Institute, Singapura) dan
Ken Miichi (Iwate Prefectural University,
Jepang). Mereka menampilkan data yang
cukup mengejutkan tentang jumlah orang
Indonesia yang mengaku berafiliasi
dengan Muhammadiyah. Selama ini yang
berkembang adalah ada perbedaan
sekitar 10 juta antara jumlah warga NU
(Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah.
Jika NU disebut memiliki 40 juta anggota,
maka Muhammadiyah memiliki 30 juta
anggota. Jika NU berjumlah 30 juta, maka
Muhammadiyah berjumlah 20 juta.
Berdasarkan survai yang dilakukan
The Asia Foundation (TAF) dan dipre-
sentasikan oleh Robin Bush, warga In-
donesia yang mengaku berafiliasi dengan
NU berjumlah 49 persen, sementara yang
berafiliasi dengan Muhammadiyah hanya
7,9 persen. Sementara menurut survai
dari Ken Miichi, warga NU adalah 30
persen, sementara yang mengaku dirinya
Muhammadiyah hanya 4,6 persen.
Tentu saja banyak penjelasan yang bisa
diberikan terhadap data itu. Salah satunya
adalah yang disampaikan oleh Rizal
Sukma, direktur eksekutif CSIS (Centre for
Strategic and International Studies) dan
ketua lembaga hubungan luar negeri PP
Muhammadiyah. Menurutnya, Muham-
madiyah adalah organisasi, sementara NU
adalah tradisi. Orang hanya menyebut
dirinya sebagai anggota organisasi jika dia
secara resmi terdaftar di organisasi itu.
Sementara untuk NU, orang bisa meng-
klaim dirinya NU meski hanya sekali
mengikuti tradisi ziarah kubur dan tahlilan.
Apa pun penjelasan yang diberikan terha-
dap data itu, orang Muhammadiyah perlu
berefleksi tentang kuantitas keanggo-
taannya, di samping kualitasnya tentu saja.
Mengapa? Politik di Indonesia itu sering
didasarkan pada politik angka-angka. Jika
jumlahnya kecil, maka tidak perlu ada wakil
dari Muhammadiyah di kabinet karena
Muhammadiyah hanya representasi dari
minoritas warga Indonesia. Ini hanya satu
contoh dampak dari angka di politik.
Di samping data yang membuat pri-
hatin itu, tentu banyak hal positif yang ber-
41
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
WAWASAN
kembang di Muhammadiyah. Salah sa-
tunya adalah kemampuan Muhammadi-
yah menjaga diri dari carut-marut politik.
Ini, misalnya, berbeda dari NU yang
belakangan ini banyak warganya yang
hanyut dalam kisaran politik kotor dan
melupakan misi sosial dan keagamaan.
Secara umum, konferensi di Malang
itu menampilkan kemampuan Muham-
madiyah untuk melangkah ke tingkat glo-
bal dan menunjukkan wajah Indonesia ke
masyarakat dunia. Seperti yang disam-
paikan oleh Azyumardi Azra, acara di
Malang itu sangat mengesankan karena
seluruh acara bisa diselenggara dengan
menggunakan bahasa Inggris dengan
sangat lancar. Menurutnya, acara seperti
ini tidak bisa terjadi bahkan di Malaysia,
Filipina dan Thailand. Azyumardi bahkan
menyebut ini merupakan konferensi
terbesar di dunia yang membahas tentang
organisasi Islam. Robert Hefner (Boston
University) dan Merle Ricklefs (Australian
National University) bahkan berkali-kali
menyampaikan apresiasi positifnya
terhadap seluruh rangkaian perayaan 100
tahun Muhammadiyah dan IRCM.
Yang paling tampak kontras antara
sebelum dan setelah acara adalah Jonathan
Benthall, profesor ahli masalah filantropi dari
University College London (UCL). Benthall
tiba di Malang dua hari sebelum acara
berlangsung. Dalam dua hari itu, ketika
bertemu dengan panitia ia selalu
menampilkan wajah masam setiap kali
bertemu dengan panitia. Namun ketika
acara berlangsung, dia adalah salah satu
peserta yang paling aktif, termasuk pada per-
tunjukan film di malam hari dan kunjungan
ke AUM (Rumah Sakit Pendidikan UMM
dan Obyek Wisata Alam Muhammadiyah
di Batu). Memasuki hari kedua konferensi,
Benthall mulai ramah ke panitia dan memuji
penyelenggaraan. Pada hari terakhir,
Benthall menjadi salah satu orang yang
paling murah senyum dan akrab. Benthall
juga yang mempersiapkan pembuatan
laporan IRCM di jurnal internasional
Anthropology Today yang rencananya akan
ditulis oleh Claire-Marie Hefner.
Setelah memberikan kesadaran akan
kemampuan Muhammadiyah berada di
tingkat global, sebagai bentuk refleksi,
barangkali Muhammadiyah perlu meng-
konsolidasikan AMM (Angkatan Muda
Muhammadiyah) yang berasal dari Timur
Tengah untuk menyelenggarakan acara
serupa. Dengan cara ini, akan tampak
potensi besar yang dimiliki oleh Muham-
madiyah yang selama ini masih
tertimbun. Organisasi ini memiliki banyak
kader yang sangat kuat penguasaannya
terhadap khazanah Islam klasik dan
Timur Tengah. Akan menjadi prestasi
yang luar biasa jika Muhammadiyah juga
mampu menyelenggarakan konferensi
internasional dengan bahasa Arab dengan
menghadirkan pakar-pakar Islam dari
Timur Tengah seperti Hassan Hanafi.
___________________
Ahmad Najib Burhani, Pengurus PCIM
Amerika Serikat, Peneliti LIPI
42
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
WAKTU PENDAFTARAN
Gel. I Tgl. 2 - 15 Februari 2013
Gel. II Tgl. 15 - 30 Juni 2013
WAKTU SELEKSI
Gel. I Tgl. 16-17 Februari 2013
Gel. II Tgl. 1-2 Juli 2013
TEMPAT PENDAFTARAN
Kampus Pondok Pesantren Modern
Imam Syuhodo
Jl. KHA. Dahlan No. 154 Wonorejo,
Polokarto, Sukoharjo 57555, Telp. 0271-
611556
SYARAT PENDAFTARAN
1. Membayar uang pendaftaran
sebesar Rp 200.000,-
2. Foto Copy Ijazah (3 lembar)
3. Foto Copy SKHUN (3 lembar)
4. Foto Copy NISN (3 lembar)
5. Foto Copy Akte Kelahiran (3 lbr)
6. Pas Photo 3x4 hitam putih (4
buah), putri berjilbab.
MATERI UJIAN MASUK
Materi Dasar, Bahas Arab, Pengetahuan
Agama, Membaca Al Quran dan
wawancara.
UNIT YANG DIBUKA
MTS, TAKHASUS, SMA dan SMK
KETERANGAN
SPP TAKHASUS, SMA, SMK Sebesar
Rp 500.000,-/bulan
SPP MTS sebesar Rp 500.000,-/bulan
Lain-lain bisa ditanyakan ke HP Panitia :
Ust. M. Arif Darmawan (085640646759).
PONPES MODERN IMAM SYUHODO
MENERIMA SANTRI BARU
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENGUMUMAN
PENERIMAAN SANTRI BARU
Tad, tolong betul-betul diusahakan agar
tamatan-tamatan pesantren Imam Syuhodo
ini bisa menjadi calon mufasir-mufasir muda
begitulah sekelumit pesan atau amanat dari
para sesepuh Muhammadiyah Cabang
Belimbing Daerah Sukoharjo Jawa Tengah
di awal perintisan pondok pesanten modern
Imam Syuhodo kepada kami sebagai direktur
Ponpes. Kami menyadari bahwa yang
melatar belakangi amanat di atas adalah
adanya kekhawatiran terhadap semakin
langkanya kader ulama Muhammadiyah
yang berkemampuan membaca kitab gundul
atau kuning.
Amanat di atas bagi kami memang te-
rasa berat, Namun seberat apapun kami akan
berusaha agar bisa melaksanakan apa yang
menjadi harapan para sesepuh kami.
Untuk melaksanakan amanat sebagai
tersebut di atas maka akhirnya kami mem-
buat langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pemberian jatah jam yang mema-
dai untuk materi-materi yang me-
ngarah kepada peningkatan ke-
mampuan membaca kitab. Untuk
ini sejak kelas 7 MTs materi ilmu
alat yang intinya nahwu shorof kita
beri jatah 3 jam per minggu, ini
belum termasuk materi bahasa
Arab yang lain.
2. Materi ilmu alat yang kita berikan
kepada santri lebih kita tekankan
pada aspek terapan, artinya tidak
hanya sekedar berkutat pada
kaidah-kaidah nahwiyyah belaka
tapi lebih banyak ke praktek
membaca, dan sejak akhir kelas
satu anak sudah kita perbanyak
latihan membaca al-bahtsu pada
kitab Nahwul Wadhih.
3. Sejak kelas 3 (9 MTs), pelajar tafsir
Al-Quran dengan kitab tafsir Ibn
Katsir secara resmi masuk ke
program kurikuler.
Alhamdulillah, hasil dari langkah-
langkah sebagai tersebut di atas cukup
mengejutkan, ini bisa kita lihat ternyata
walaupun anak baru duduk di kelas 9 MTs,
sepanjang santri tersebut di kelasnya
menempati peringkat menengah ke atas,
maka anak tersebut telah mampu membaca
kitab tafsir Ibnu Katsir dengan segala
irobannya, Sungguh luar biasa.
Untuk menindaklanjuti kemampuan
membaca kitab mereka, maka pada saat
mereka berlanjut ke unit SMA sudah kita
siapkan sejumlah kitab yang harus mereka
kaji secara resmi pada jam-jam formal. Kitab-
kitab tersebut antara lain adalah kitab
Minhajul Muslim, Kitab Alwafi (syarah hadits
arbain), Kitab Taisir Mushtolah Hadits, Kitab
Tauhid, Kitab Tafsir Ibnu Katsir dan beberapa
kitab lainnya.
Dan dalam rangka lebih memantapkan
kemampuan baca kitab para santri kami, dan
dalam rangka menambah jam terbang latihan
anak, maka sejak awal tahun ajaran ini ada
kebijaksanaan bahwa dalam seminggu ada
tiga kali bada shubuh yang digunakan untuk
praktek membaca kitab dengan kitab-kitab
antara lain kitab Subulus Salam (syarah
hadits Bulughul Marom). Kitab Mukhtashor
Minhajul Qoshidin, Kitab Badayatul Mujtahid,
dan kitab-kitab yang lain.
Pesantren Imam Syuhodo memang sa-
ngat mengedepankan pada peningkatan
kemampuan membaca kitab anak, hal ini
bukan berarti kami kemudian mengesamping-
kan dan melupakan pencapaian ilmu umum.
Alhamdulillah dalam4 tahun terakhir peringkat
nilai ujian murni MTs kami dalam Unas SMP
selalu berada diperingkat 4 dari sekitar 80
sekolah se-Kab. Sukoharjo, baik SMP negeri
maupun swasta, di MTs ini ada beban materi
khas pesanten 24 jam perminggu.
Untuk ini, bagi Daerah atau Cabang
Muhammadiyah yang ingin memiliki kader
ulama yang memiliki kemampuan membaca
kitab kuning yang kuat dan juga kuat dalam
pencapaian ilmu umum, maka jangan ragu-
ragu silakan kirim ke pesantren kami. Dan
sebagaimana tahun-tahun sebelumnya
karena terbatasnya daya tampung maka,
unit MTs hanya akan menerima 4 lokal
(perlokal 30 anak) dan bagi pendaftar yang
membawa surat rekomendasi dari PWM,
PDM, atau PCM insya Allah akan kami
prioritaskan.
Sekedar informasi bahwa 27 lokal kelas
yang kami miliki semua sudah ber LCD dan
insya Allah dalam waktu dekat pondok kami
akan memberangkatkan 4 orang ke Arab
Saudi untuk kuliah di Universitas
Muhammad Ibnu Saud di Riyad.
PONPES MODERN IMAM SYUHODO
MUHAMMADIYAH BLIMBING SUKOHARJO JATENG
Alamat : Jl KHA. Dahlan 154 Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo, (0271) 611 556
43
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
K
ata guru ngaji saya, sewaktu saya masih belajar di
Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta:
Segala sesuatu yang menyangkut persoalan yang belum
terjadi, dalam pengertian ditengarai akan terjadi pada masa yang
akan datang, meskipun sekedar sekejap, semua orang tidak
bisa memastikan akan benar-benar terjadi, kecuali bila sesuatu
itu dikehendaki Allah untuk benar-benar terjadi.
Nah, sekarang perhatikan makna firman Allah dalam Qs Al-
Kahfi, [18]: 23-24: Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan
tentang sesuatu: Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini
besok pagi, kecuali (dengan menyebut): insya Allah. Dan
ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah:
Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada
yang lebih dekat kebenarannya daripada (hal) ini.
Menurut salah satu riwayat, berkaitan dengan sabab an-
nuzl ayat di atas, ada beberapa orang Quraisy yang bertanya
kepada Nabi Muhammad s.a.w. tentang rh, kisah ashhbul
kahfi (penghuni gua) dan kisah Dzulqarnain. Berawal dari
pertanyaan itu beliau pun menjawab: Datanglah besok pagi
kepadaku agar aku ceritakan (untuk menjawab pertanyaan itu).
Dan beliau sama sekali tidak mengucapkan kalimat insya Allah
(jika Allah menghendaki). Ternyata, sampai esok harinya wahyu
(yang diharapkan datang untuk menjawab pertanyaaan itu)
terlambat datang untuk menceritakan (menjawab) hal-hal (perihal
pertanyaan) tersebut, dan Nabi saw pun (karena belum turunnya
wahyu dari Allah) tidak mampu menjawabnya. Berkaitan dengan
hali itu, maka turunlah Qs Al-Kahfi, [18]: 23-24, sebagai pelajaran
kepada Nabi Muhammad saw. Dalam hal ini Allah mengingatkan
Nabi saw (yang telah) lupa menyebut kalimat insya Allah ketika
berjanji, dan beliau pun menyadari kekhilafannya.
Untuk menjawab pertanyaan mengenai makna (esensial)
kalimat insyallh,para ulama menjelaskan, bahwa sesuatu yang
menyangkut masa yang akan datang, minimal mencakup lima
unsur: (1) pelaku (subjek); (2) yang diperlakukan (objek); (3)
waktu dan tempat kejadian; (4) sebab- musabab; (5) kekuatan
dan kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakannya.
Oleh karena itu, misalnya ketika seseorang berkata: Besok
saya akan pergi ke tempat Mr. X untuk membicarakan masalah
X, sebenarnya orang tersebut tidak memiliki jaminan apa pun
bahwa ia akan tetap bisa hidup sampai besok dan berkemampuan
untuk datang ke tempat Mr. X untuk membicarakan masalah
yang dijanjikannya. Begitu pula Mr. X yang akan ditemui olehnya,
juga tak memiliki jaminan yang sama untuk bisa bertemu
denganya di tempat dan waktu yang dijanjikan. Kalau pun ia
pada waktu yang sudah ditentukan bisa pergi, mungkin waktunya
tidak setepat yang dijanjikan, atau tempatnya pun bisa berubah;
atau mungkin saja pada waktu dan tempat yang telah dijanjikan,
mereka berdua itu tidak berkemampuan untuk melaksanakan
niatnya, atau bahkan juga bisa berubah niat untuk
melaksanakannya pada saat dan tempat yang berbeda.
Kesimpulan pentingnya: siapa pun sama sekali tidak
memiliki kekuasaan penuh untuk menentukan kelima unsur
tersebut di atas secara mandiri, tanpa bergantung pada siapa
pun. Semua itu akan terpulang dan dikembalikan kepada
pengaturnya; Allah-lah yang Maha Kuasa untuk mengatur
semua persoalan, termasuk sesuatu yang kita inginkan.
Manusia sekuat apa pun harus menuruti kehendak-Nya.
Sehingga ucapan insya Allah yang diucapkan oleh setiap orang,
bermakna: Jika Allah menghendaki atau mengizinkan, semua
rencana orang itu pasti akan terlaksanana. Sebaliknya, bila
Allah tidak menghendaki atau mengizinkan, pasti rencana orang
itu pun akan (selalu) gagal.
Selanjutnya, apa yang seharusnya kita sikapi ketika kita sudah
benar-benar mantap mengucapkan kalimat insya Allah?Kita
setelah mengucapkannya harus berupaya optimal untuk
melaksanakan apa yang kita niatkan dengan seluruh
kemampuan kita, dengan dua sikap yang tak mungkin kita
abaikan: Sabar dan Tawakal. Sabar, dalam pengertian:
bersikap pro-aktif untuk meraih sesuatu yang kita niatkan, (kita)
kehendaki, (kita) inginkan, (kita) harapkan, (kita) cita-citakan tanpa
kenal putus asa. Diiringi dengan sikap tawakal, dalam
pengertian: menyandarkan diri dalam semua usaha kita hanya
kepada Allah semata.
Sebagai seorang Muslim, ketika sudah mengucapkan
kalimat insya Allah, harus berhimah untuk beramal shalih
seoptimal mungkin (yang berpotensi mengisi kekosongan hati
kita), disertai dengan keinginan kuat untuk meninggalkan
perbuatan dosa (maksiat) sekecil apa pun (yang berpotensi
mengotori hati kita), dan dengan (mantap) mengucapkan kalimat
yang menunjukkan kekuatan niat kita: insya Allah, agar kita
bisa membangun sikap ikhlas dalam beramal shalih dan
(sekaligus) membangun budaya kerja keras dan cerdas
dengan pondasi iman dan takwa kita sebagai seorang Muslim.
Sekarang, dengan pengakuan keislaman kita, bukan
saatnya kita bermimpi. Buktikan bahwa kita bisa beraksi.
Bersama Allah, insya Allah, kita bisa!
UCAPKAN: INSYA ALLAH
Muhsin Hariyanto
BINA AKHLAK
44
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
45
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
KESEHATAN
S
ebut saja namanya Iswanti, pekerjaan perawat di salah
satu rumah sakit swasta.Sudah beberapa hari mengeluh
sakit kepala. Kira-kira satu bulan sebelumnya, ibu dua anak
ini baru saja ditinggal mati putrinya, anak nomor dua. Karena
diduga sakit kepalanya terkait dengan musibah yang dideritanya,
pengobatan dilakukan dengan obat jalan sambil diminta untuk
menenangkan diri. Namun makin hari keluhan tidak makin
berkurang, justru malah bertambah.
Pasien mengeluh berjalan sempoyongan dan sering disertai
rasa mau muntah. Akhirnya dokter ahli memutuskan untuk melaku-
kan pemeriksaan head CT Scan. Sangat mengejutkan, hasil
pemeriksaan menunjukkan terdapatnya tumor intraserebral, yaitu
tumor yang menyerang jaringan otak.
Keluhan Sakit Kepala Tidak Biasa
Tumor adalah pertumbuhan tidak normal jaringan yang ada
dalam tubuh manusia. Semua jaringan dapat menjadi tumor kecuali
kuku dan rambut. Tumor otak khususnya bentuk yang ganas
merupakan tumor yang fatal.
Gejala tumor kepala kadang-kadang hanya ringan atau
sederhana, berupa nyeri kepala terutama sewaktu bangun tidur,
sehingga dikira sebagai gejala kenaikan tekanan darah tinggi.
Sebagaimana kasus tersebut, dokter umumnya baru mewaspadai
adanya tumor setelah pasien mengeluhkan kumpulan gejala yang
disebut Trias Tumor. Yakni, yang terdiri dari sakit kepala, rasa mau
muntah (nausea), dan gangguan penglihatan antara lain melihat
dobel. Keluhan dan gejala lain yang dapat dirasakan adalah kepala
rasa berputar (vertigo), sulit memulai tidur dan sangat pelupa.
Tumor intraserebral dapat berupa tumor primer, yaitu yang
berasal dan berada di jaringan otak sendiri. Dapat juga sebagai
tumor metastase, yaitu tumor yang merupakan penyebaran dari
jaringan tubuh lain seperti hati (liver), pankreas, ginjal, dan
sebagainya .
Keluhan dan gejala tumor otak bervariasi tergantung pada
ukuran, lokasi, dan tingkat pertumbuhan tumor. Secara umum tanda-
tanda dan gejala akibat tumor otak dapat mencakup:
Sakit kepala yang tidak biasa, maksudnya kalau tadinya sakit
kepala dapat disembuhkan dengan meminum obat dari warung,
ternyata setelah mereda sakit kepala timbul dan timbul lagi. Semua
keluhan ini muncul akibat desakan tumor di ruang intrakranial.
Faktor Risiko
Meskipun para ahli kesehatan belum sepakat tentang penyebab
tumbuhnya tumor otak primer akibat adanya mutasi-mutasi genetik,
tetapi diidentifikasi merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan
risiko tumbuhnya tumor otak.
Faktor risiko meliputi: bangsa berkulit putih lebih sering
mendapatkan tumor otak dibanding ras lain; usia meningkatkan
JANGAN SEPELEKAN SAKIT KEPALA
risiko terjadinya tumor otak. Meskipun dapat terjadi pada setiap
usia, tumor otak tertentu, seperti medulloblastomas, terjadi hampir
secara eksklusif pada anak-anak; paparan radiasi atau bahan
kimia tertentu dapat menjadi penyebab peningkatan terjadinya
kanker otak, seperti para patolog atau pembalsem jenazah atau
akrilonitril di pabrik plastik.
Efek radiasi lain, seperti penduduk yang tinggal di bawah lapang
elektromagnetik dari saluran listrik (disebut SUTET / Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi) belum terbukti terkait dengan terjadinya
tumor otak. Demikian juga dengan radiasi radio frekuensi dari ponsel
dan oven microwave; paparan kimia di tempat kerja. Orang-orang
yang bekerja dalam industri tertentu mungkin memiliki peningkatan
risiko tumor otak, akibat terpapar bahan kimia di tempat bekerja;
riwayat penyakit keluarga. Sebagian kecil dari tumor otak terjadi
pada orang dengan riwayat keluarga pengidap tumor otak atau
riwayat keluarga sindrom genetik yang meningkatkan risiko tumor
otak; laki-laki, secara umum, tumor otak lebih sering terjadi pada
laki-laki daripada perempuan. Namun, meningioma lebih sering
terjadi pada wanita.
Komplikasi
Yang dimaksudkan dengan komplikasi dalam hal ini adalah
dampak yang dirasakan akibat keberadaan tumor yang muncul
dalam bentuk keluhan maupun gejala.
Komplikasi dapat berupa: 1. Kelemahan:Tumor otak dapat
merusak setiap bagian dari otak. Jika bagian otak yang terlibat
berfungsi atau sebagai pengendali kekuatan atau gerakan maka
akan mengakibatkan kelumpuhan atau kelemahan di sebagian atau
seluruh tubuh. Kelemahan yang disebabkan tumor otak dapat sangat
mirip dengan yang diakibatkan stroke. 2. Gangguan penglihatan.
Tumor otak dapat menimbulkan kerusakan saraf yang terkait dengan
fungsi mata atau bagian otak yang memproses informasi visual
(visual cortex) sehingga terjadi gangguan seperti penglihatan ganda
atau penurunan ketajaman penglihatan. 3. Sakit kepala. Akibat
peningkatan tekanan intrakranial dapat mengakibatkan sakit kepala.
Sakit kepala dapat parah dan terus menerus yang dapat disertai
dengan mual dan muntah. Sakit kepala dapat disebabkan tumor itu
sendiri, atau akibat terjadinya penimbunan cairan dalam otak
(hidrosefalus).
4. Perubahan kepribadian. Tumor otak di daerah-daerah
tertentu dapat mengakibatkan terjadinya perubahan kepribadian
atau perilaku. 5. Pendengaran. Tumor yang memengaruhi saraf
pendengaran terutama akustik neuromas dapat menyebabkan
gangguan pendengaran di telinga di sisi terlibat. 6. Kejang. Tumor
otak dapat menyebabkan iritasi pada otak sehingga mengakibatkan
timbulnya kejang.
_________________________
dr Mohammad Wasan SpS(K)QIA , Direktur RS Aisyiyah Muntilan.
Mohammad Wasan
46
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
HUMANIORA
K
egelisahan semakin tampak diwajah
perempuan itu. Seseorang yang sudah pantas
disapa ibu. Bukan hanya karena kulitnya yang
mulai keriput dan rambutnya yang telah memutih.
Tetapi memang karena semua orang selalu
menyapanya dengan sebutan ibu. Tanpa terkecuali
putranya.
Ia terlihat tengah menunggu. Tanpa bosan. Ia
dudukkan raganya di kursi depan daun pintu
rumahnya. Nampak lelah di tubuhnya. Akan tetapi
semangatnya selalu mampu membuatnya kembali
berenergi.
Rutinitas yang tak pernah
sekalipun ia lewatkan setahun
terakhir ini. Menunggu dengan
wajahnya sayu. Sendu. Setiap
senja dipelupuk mata. Siapa lagi
jika bukan kehadiran putra
tunggalnya.
Namanya Solihin. Memang,
harapannya ketika ibu memberi
nama itu. Solihin akan tumbuh
menjadi anak yang shalih. Seperti
bapaknya yang lama telah tiada.
Tidak ada hal lain yang dapat
membahagiakanku, selain
baktimu padaku, bisikan ibu
setiap senja pada putranya.
Menanggapi kalimat itu, Solihin begitu saja
membelai wajah ibu. Sejak kecil hingga ia dewasa
selalu begitu. Seolah tindakan itu menjadi ungkapan,
atau sekedar sikap mengiyakan terhadap harapan-
harapan ibu yang tak kunjung jera membisikkan
kalimat itu pada telinga putranya.
Mengingat hal itu batin ibu terasa semakin teriris.
Pedih. Hingga malam semakin larut, Solihin belum
muncul juga di hadapanya. Ibu kian gundah. Bulan
purnama seraya mengabarkan. Genap setahun sudah
penantian ibu pada putra tunggalnya itu.
Hal apa yang tengah menimpa putraku? kata ibu
dalam hati.
Ibu memasang wajah cemas pada keberadaan
putranya. Begitu pula wajah kecewa, karena senja tak
kunjung mengantarkan putranya pulang. Meskipun
Senja Biru
begitu ibu tetap menunggu. Ia tak menghiraukan
angin dingin yang terus menerpa tubuhnya yang
sudah senja. Tiba-tiba ia teringat akan keganjilan yang
menimpa putranya. Apa yang ia cari di luar sana.
Masih jelas dalam ingatan ibu. Kala itu putranya
sempat berkata padanya. Ia hendak melakukan
pencarian besar. Mencari sesuatu yang tidak ibu tahu.
Juga tidak ada orang lain tahu. Jika tahupun, hanya
sok tahu. Tentu itu tidak dibutuhkan Solihin. Ibu
melarang. Solohin tetap bersikeras. Sampai ibu tak
kuasa lagi melarangnya.
Solihin....Solihin........putraku, jerit ibu.
Berhentilah menunggu
Solihin Bu, dia tak akan kembali,
kata seorang tetangga pada ibu.
Apa maksudmu?
Seminggu yang lalu aku
melihatnya digadang polisi.
Ibu lemas. Ia terduduk di
kursi. Ia merasa tengah gagal
mendidik putranya. Pergaulan
kota tengah menjeratnya. Bahkan
untuk membuat Solihin
mendengar kata-kata ibunya. Tak
mampu. Apa yang dicarinya? Ia
lebih memilih berkelana bersama
teman-temanya. Kawan yang
justru bisa menjeratnya ke
jurang kehidupan yang curam.
Aku semakin gelap untuk mengenal anakku.
Kalimat itu terus ibu lantunkan. Derai air mata
berjatuhan dipipinya. Batinnya semakin beku. Ada
rasa hampa dalam batinnya. Kesunyianya tak akan
berakhir ditahun ini. Namun akan berlanjut hingga
ketukan palu peradilan memutuskan.
Lidahku ini tak sedikit pun membekas di jiwa
anakku, suara ibu yang parau itu terus dihiasi
genangan air bening dari kelopak matanya.
Adakalanya mendidik anak memang tidak cukup
dengan ucapan.
Masihkah kau mencium bau keringat tubuhku
membesarkan anak tunggalku yang mengabaikanku
itu?
Tentu, tapi apa daya. Jika kehidupan di luar sana
Septi Yulisetiani
47
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
HUMANIORA
lebih liar mendidik anakmu.
Apa ada yang salah dengan cara mendidikku.
Ya. Kau bahkan melupakan tiang utama yang bisa
mengokohkan anakmu.
Apa maksudmu.
Mendekatkan putramu pada Tuhannya.
Ibu menundukkan wajahnya. Rasa sesal segera
terbit dari wajah itu. Tak perlu menunggu lama. Ia
patahkan setengah tubuhnya pada lantai rumahnya.
Membiarkan lutut menyangga tubuhnya. Sesegera
mungkin ia bersujud atas kelalaiannya.
Isak tangis masih terdengar akrab di telinga.
Namun apalah daya jika kenyataan sudah di depan
mata. Senja tetap membiru. Menumbuhkan rasa haru
dan hati yang pilu.
Mendidik anak hanya dengan perhatian dan kasih
sayang tak cukup jika sandaran dan tiang penyangga
kehidupanya rapuh. Jerit tangis pun hanya akan sia-
sia. Putra tunggalnya tak semudah itu akan mampu ia
selamatkan dari mulut kehidupan.
Kini ibu hanya bisa memandang putranya. Tanpa
bisa lagi memeluknya. Seperti apa yang sangat ia
rindu dan impikan. Bertemu dengan putra tunggalnya,
lalu memeluk erat hingga senja tak lagi menjadi jeda
antara siang dan malam.
Apa yang telah engkau lakukan putraku?
Pertanyaan yang muncul dari mulut ibu pada
kunjungan pertamanya itu hanya dijawab dengan
kebisuan oleh Solihin. Anak itu menundukkan
kepalanya di hadapan ibu. Sedikit pun ia tak berani
menatap wajah ibu yang sendu. Seolah sengaja
tengah menampakan perasaan bersalahnya.
Kenapa kau tak menjawab putraku?
Suara ibu makin keras. Kalimat itu terdengar
menjadi jeritan yang mencekik suasana kelam dalam
tahanan. Ibu meraungkan tangisan. Menumpahkan
segala kegetiran.
Perlahan, jeritan ibu menurun. Mulai lirih. Hingga
sampai pada sebuah kalimat yang benar-benar
kembali menciptakan kesunyian.
Inikah, setahun yang kau janjikan? Inikah ujung
penantianku padamu putraku?
Ucapan terakhir ibu pada kunjungan pertamanya
itu hampir merobohkan kedirian Solihin. Ia hampir
menumpahkan airmatanya bersama sendu. Tetapi
rupanya ia masih mempunyai kekuatan untuk
menahannya. Duka terasa mengganjal dibatinnya.
Maafkan aku Ibu, terucap lirih di batin Solihin.
Belum kuat ia katakan itu pada ibunya. Masih saja ia
menundukkan kepalanya. Sedikit pun tak berani
menatap wajah ibunya.
Rubrik Humaniora ini
dipersembahkan oleh
Septi Yulisetiani, Lahir di kota Purbalingga pada 7 Agustus 1989.
Aktif menulis sejak duduk di bangku kuliah. Kini sedang menempuh
Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Negeri
Surakarta.
Karyanya dipublikasikan di Harian Kedaulatan Rakyat, Radar
Banyumas, Merapi, Suara Merdeka, Solo Pos, Satelit Pos, Majalah
Mentari, Tabloid Aspirasi, Buletin Taman Pelangi, dan lain-lain.
Juga terhimpun dalam antologi bersama-, puisi Ketika Malam
Tak Mau Pulang (Yogyakarta: Inti Media Jogja, 2009), Antologi
cerpen Nyanyian Kesetiaan (Purwokerto: STAIN Press 2012) dan
buku antologi bersama- dongeng anak Negeri Kejujuran
(Lamongan: Pustaka Ilalang, 2011). Novel anak perdananya Putri
Pudica (Yogyakarta: Pustaka Anak) dan Moreli Penyelamat Bumi
(Yogyakarta: Pustaka Anak). Menjuarai lomba penyusunan Pro-
gram Kreativitas Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Purwokerto dan lolos seleksi DitJen DIKTI tahun 2012.
Pertemuan kedua. Ibu datang dengan wajah getir.
Ia tahu dirinya telah dianggap tiada oleh putranya.
Sampai kehadiranya pun tak terhiraukan. Penantianya
disetiap senja. semakin biru dan beradu dengen
waktu. Ibu pun pulang dengan batin pilu.
Tahukah kau, mengapa putraku bersikap begitu
padaku?
Ku kira putramu butuh waktu, jawab tetangga
yang selalu hadir menguatkan ibu.
Tanpa waktu panjang. Lembar kertas menjawab
rasa penasaran sang ibu. Di dalam kertas itu
terpampang foto Solihin putra tunggalnya.
Pelaku bom terancam hukuman puluhan tahun
penjara.
Ibu melantunkan deret kalimat pertama dengan
terbata-bata. Semakin merasa bersalah. Ibu memaki
dirinya. Akhirnya ia tahu sekarang. Putranya telah
mencari Tuhannya dengan jalan jihad. Sayangnya ia
salah mendefinisikan arti jihad. Ibu tertunduk lemas.
Ibu menjalankan saran tetangga untuk
menenangkan dirinya. Waktu yang cukup lama ia
biarkan putranya berada dalam penjara. Hingga
pertemuan mereka yang ketiga. suasana sudah
berganti. Solihin sedikit berani menatap ibunya.
Bahkan tangan mereka saling menggenggam erat.
Tangis keduanya tak tertahan.
Jangan menangis Ibuku. Semoga ruang gelap
yang berjeruji inilah yang akan mempertemukan aku
dengan Tuhanku. Mendekatkan aku dengan-Nya.
48
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
Ahmad Fuad Fanani
WAWASAN
U
niversitas Muhammadiyah Malang (UMM)
menyelenggarakan Internatioal Research Conference
on Muhammadiyah (IRCM), pada 29 November-2
Desember 2012. IRCM yang diselenggarakan sebagai rangkaian
peringatan Milad 1 Abad Muhammadiyah ini, mengambil tema
Discourse on the Search for a Renewed Identity of Muhamma-
diyah for its Post-Centennial Era. Konferensi international yang
pertama dalam sejarah Muhamamadiyah ini, dihadiri kurang
lebih 59 pakar baik dari luar negeri dan dalam negeri. Ratusan
peserta juga aktif mengikuti konferensi ini semenjak dari
pembukaan hingga penutupan.
IRCM ini sangat penting karena membahas dan mencakup
hampir semua tema yang selama ini menjadi perhatian dan lahan
garap Muhammadiyah. Tema itu adalah: sejarah, filantropi,
pendidikan, politik, reform (tajdid atau pembaruan), isu-isu gender,
kaum muda dan radikalisme, dan studi-studi kontemporer tentang
Muhammadiyah. Konferensi ini juga sangat signifikan bagi
perjalanan Muhammadiyah di abad keduanya, karena makalah-
makalah yang dipresentasikan di forum ini berbasis pada riset
akademis dan empiris. Makalah dan hasil dari IRCM ini sangat
bermanfaat sebagai bahan evaluasi, refleksi, dan proyeksi
perjalanan Muhammadiyah pasca 100 tahun pertama.
Masa depan Muhammadiyah pasca 1 abad, pasti
menghadapi tantangan-tantangan yang lebih canggih dan rumit
yang tentu membutuhkan inovasi dan strategi baru. Sebagai
organisasi Islam yang mempunyai amal usaha terbesar di
seluruh dunia, Muhammadiyah harus menyiapkan sumber daya
manusia, konsep-konsep, dan strategi gerakan serta
kebudayaan yang baru.
Jangan Terjebak Romantisme
Muhammadiyah yang awalnya organisasi lokal keagamaan
yang didirikan di Kauman, Yogyakarta pada 18 November 1912
oleh KH Ahmad Dahlan beserta murid-muridnya, saat ini sudah
menjadi organisasi nasional bahkan pengaruhnya mulai
mengglobal. Selama 100 tahun perjalanannya, tentu banyak
dinamika dan prestasi yang dicapai Muhammadiyah. Namun,
berbagai prestasi ini hendaknya meminjam istilah M. Amin
Abdullah yang disampaikan di forum IRCMjangan membuat
kita menjadi romantis dengan masa lalu. Memang sejarah
keemasan bisa menjadikan kita belajar banyak untuk
mempertahankan prestasi yang sudah dicapai di masa lalu, tapi
MERU MERU MERU MERU MERUM MM MMUSKAN IDENTIT USKAN IDENTIT USKAN IDENTIT USKAN IDENTIT USKAN IDENTITA AA AAS SS SS
MUHA MUHA MUHA MUHA MUHAMM MM MM MM MMADIY ADIY ADIY ADIY ADIYAH AH AH AH AH TERBARUKAN TERBARUKAN TERBARUKAN TERBARUKAN TERBARUKAN
juga harus menjadi sarana refleksi apa saja kekurangan yang
perlu dibenahi di masa depan. Terkait dengan sejarah perjalanan
Muhammadiyah, presentasi dari Endy Saputro, MC Ricklefs,
Gwenael Feillard, dan Robin Bush, menggambarkan tentang
sejarah dan dinamika Muhammadiyah selama ini. Mereka
menggambarkan bahwa Muhammadiyah sudah memberikan
suatu sumbangan yang sangat berharga bagi sejarah
perkembangan Islam dan bangsa Indonesia.
Namun, Muhammadiyah hendaknya terus menggelorakan
semangat pembaruan keagamaan dan ide kemajuan yang
menjadi cita-cita gerakannya dari awal. Muhammadiyah juga
harus memperbarui lagi identitasnya di abad kedua ini. Misalnya,
seperti yang disampaikan oleh Darwish Khudori, Muhammadiyah
seyogyanya memosisikan dirinya secara tepat di era globalisasi
sekarang ini. Apakah ia menjadi bagian dari Community of
Egoism yang mengklaim komunitasnya sebagai pemilik tunggal
kebenaran dan menutup pintu terhadap kebenaran yang lain.
Atau ia menjadi bagian dari Community of Pluralism yang
mempercayai keberagaman sebagai hukum alam yang harus
dipelihara dan disuburkan keberadaanya melalui dialog dan tukar
pikiran. Himbauan Buya Syafii Maarif dalam banyak ceramah
dan artikel-artikelnya selama ini yang mengkritik tentang
lemahnya Muhammadiyah sebagai gerakan ilmu tentu bisa
dipertimbangkan sebagai landasan untuk memilih model gerakan
dan komunitas bagi Muhammadiyah ke depan.
Muhammadiyah yang selama ini dikenal sebagai garda depan
dalam gerakan filantropi, memang menorehkan sejarah panjang
yang gemilang dalam bidang ini. Riset Amelia Fauzia yang
dipresentasikan dalam IRCM membuktikan bahwa spirit teologi
Al-Maun telah menjadi basis yang kuat dalam menggerakkan
Muhammadiyah. Dengan spirit itu, Muhammadiyah
membaktikan dirinya sebagai bagian dari Muslim civil society
yang inkulusif dan melintasi batas-batas agama dan nasionalisme.
Sejalan dengan ini, riset Hilman Latief menunjukkan bahwa sampai
hari ini Muhammadiyah banyak berkonsentrasi pada filantropi
Islam dan aktivitas kesejahteraan sosial.
Sayangnya, Muhammadiyah selama ini banyak
memfokuskan gerakannya pada kalangan kelas menengah dan
atas. Konsekuensinya, kalangan buruh, tani, nelayan, dan kaum
mustadhafin banyak terpinggirkan dari dakwah dan kurang
mendapat sentuhan Muhammadiyah. Selain itu, gerakan filantropi
lain seperti Dompet Dhuafa, Pos Keadilan Umat, dan Lembaga-
49
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
WAWASAN
lembaga Amil Zakat yang saat ini terlihat lebih progresif dan inovatif
dalam melakukan gerakan filantropi dibandingkan dengan
Muhammadiyah. Oleh karenanya, Muhammadiyah dituntut lebih
kreatif merumuskan bagaimana dakwah sosialnya lebih mengena
ke semua lapisan sosial dan gerakan filantropinya terus
berkembang dengan rumusan ide-ide baru dan inovatif.
Bidang lain yang selama ini menjadi keunggulan
Muhammadiyah adalah pendidikan. Bahkan, di acara IRCM
kemarin, beberapa orang menyatakan bahwa pembicaraan
tentang Muhammadiyah pasti terkait dengan lembaga
pendidikannya, entah sekolah atau universitas. Ini tidak
mengherankan, karena pendidikan menjadi lahan utama dakwah
Muhammadiyah semenjak awal. Selain itu, lembaga pendidikan
Muhammadiyah didirikan tidak hanya untuk warganya saja,
namun telah memberi manfaat bagi umat Islam dan bahkan
kalangan non Muslim seperti yang terjadi di Nusa Tenggara Timur.
Yang juga penting dicatat dari konferensi kemarin, lembaga
pendidikan di Muhammadiyah yang sangat banyak itu perlu terus
ditingkatkan kualitasnya.
Selain itu, penting juga mengevaluasi peran lembaga
pendidikan Muhammadiyah dalam mengurangi gelombang
radikalisme dan fundamentalisme yang saat ini banyak merasuk
ke berbagai lembaga pendidikan, termasuk Muhammadiyah di
dalamnya. Gelombang pengaruh radikalisme dan fundamen-
talisme di kalangan Muhammadiyah ini, khususnya kaum muda,
dibahas secara mendalam oleh Jamhari, Din Wahid, Munajat,
dan Pradana Boy ZTF. Dalam posisi seperti ini, lembaga pen-
didikan hendaknya mampu mencetak manusia Indonesia yang
berkarakter yang bisa dan mau hidup bersama umat agama
lain dalam suasana damai dan penuh kerjasama. Teladan dari
KH Ahmad Dahlan yang bisa bekerjasama dengan membuka
diri dengan golongan dan umat agama yang lain hendaknya
terus dijadikan pegangan bagi gerakan Muhammadiyah ke depan.
Tema lain yang tak menarik adalah soal politik, pembaruan,
gender, dan Muhammadiyah studies. Dalam bidang politik, mi-
salnya, Muhammadiyah masih terus terlihat ambigu merumuskan
gerakannya. Hubungan Muhammadiyah dengan partai-partai
politik, khususnya dengan Partai Amanat Nasional, masih
mengalami dilema. Begitu juga hubungan Muhammadiyah dengan
Pemerintah. Dalam soal ini, Rizal Sukma menyampaikan bahwa
Muhammadiyah hendaknya berpolitik dalam artian kritis terhadap
kebijakan-kebijakan publik yang dikeluarkan Pemerintah. Politik
kebangsaan dan politik amar maruf nahi munkar adalah model
politik yang bisa dijadikan pegangan oleh Muhammadiyah.
Tantangan Abad Kedua
Agar Muhammadiyah tidak menjadi romantis dengan masa
lalunya, maka gerakan ini harus melihat persoalan-persoalan
dan tantangan yang dihadapi di masa depan. Ke depan,
sebagaimana ditegaskan oleh M Amin Abdullah dalam IRCM,
Muhammadiyah harus melakukan tajdid yang sesungguhnya
dan tidak melakukan recycling ijtihad (daur ulang ijtihad). Ijtihad
yang harus mesti segera dirumuskan oleh Muhammadiyah
adalah bagaimana gerakan ini mampu menjawab persoalan
human rights, human dignitiny, human security, kemacetan,
banjir, kemiskinan, kelaparan, dan persoalan ketimpangan global
lainnya. Selain itu, rumusan ijtihad baru yang menjawab tantangan
soal good governance, pluralisme, toleransi, radikalisme, dan
terorisme, sebagaimana yang disampaikan oleh Buya Syafii
Maarif, harus segera dilakukan. Dengan begitu, gerakan
Muhammadiyah akan memberi manfaat bagi kemanusiaan dan
peradaban.
Untuk itu, gagasan tentang Islam yang berkemajuan dan
teologi Al-Maun yang merupakan produk genuin dari
Muhammadiyah hendaknya perlu dibaca ulang dan
disosialisasikan ke segenap pimpinan dan warga Persyarikatan.
Dengan Islam yang berkemajuan dan spirit Al-Maun ini,
Muhammadiyah diharapkan mampu menjawab tantangan global
yang berwujud pada tantangan budaya global dan model
keagamaan global. Gerakan transnasional Islam yang
merupakan wujud dari global salafism itu memang saat ini sangat
agresif menyebarluaskan Islam model Arab yang belum tentu
cocok dengan konteks Indonesia. Dalam kaitan ini, Islam model
Indonesia direpresentasikan oleh Muhammadiyah, NU, dan
organisasi Islam lokal lainnya sebetulnya sangat penting menjadi
jati diri bangsa Indonesia. Bahkan, Islam Indonesia ini sudah
saatnya untuk disosialisasikan ke dunia international sebagai
alternatif untuk mewujudkan dunia yang damai dan berkeadilan.
Robert W Hefner dalam pertemuan IRCM kemarin
menyampaikan pemikiran menarik bahwa sudah waktunya
Muhammadiyah naik ke pentas international dengan membawa
gagasan-gagasan keagamaan yang progresif dan inovatif. Untuk
agenda ini, Muhammadiyah seyogyanya terus menjaga
prestasinya di bidang pendidikan dan kesehatan serta terus
melakukan perbaikan-perbaikan di bidang lainnya.
Acara IRCM kemarin menunjukkan bahwa, seperti yang
disampaikan oleh Azyumardi Azra, banyak agenda dan pikiran-
pikiran strategis yang perlu segera dilakukan oleh
Muhammadiyah. Muhammadiyah harus segera melakukan
revitalisasi dan rekonstruksi gerakannya agar memberi
kemanfaatan bagi Indonesia dan umat Islam secara global. Acara
IRCM seperti kemarin, mestinya dihadiri oleh para pimpinan dan
pengambil kebijakan di Muhamamdiyah, baik di tingkat nasional
dan lokal. Sayangnya, sangat sedikit pimpinan dan pengurus
yang hadir dalam acara yang sangat penting dan bernilai tinggi
itu. Mudah-mudahan IRCM akan terus dilakukan di masa yang
akan datang agar Muhammadiyah terus jaya dan bermakna
bagi Indonesia dan dunia. Wallahu Alam Bishshawab.
Ahmad Fuad Fanani, Direktur Riset MAARIF Institute for
Culture and Humanity, Alumni Flinders University, Australia.
50
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
Kami membuka rubrik tanya jawab masalah keluarga. Pembaca bisa mengutarakan persoalan dengan mengajukan pertanyaan.
Pengasuh rubrik ini, Emmy Wahyuni, S.Psi. seorang pakar psikologi, dengan senang hati akan menjawabnya.
Assalamualaikum wr. wb.
Ibu Emmy yang baik, saya (29 tahun) bekerja merantau di
seberang pulau yaitu Batam. Empat bulan lagi kontrak kerja saya
habis. Kini saya bingung, meneruskan kerja atau pulang
kampung dan menikah. Saya betul-betul galau.
Saya sudah bertunangan sejak akan berangkat merantau.
Jujur, saya tidak terlalu cinta padanya, karena kami dijodohkan
dan bertunangan adalah syarat utama saya boleh merantau.
Maka saya iyakan saja, supaya orangtua tidak kecewa.
Sebetulnya, ada niat kembali ke kampung, menikah dan
menetap. Tetapi, saya tidak benar-benar cinta padanya sedang
tekanan ekonomi tinggi. Feeling saya mengatakan, akan sukar
bahagia dengannya. Yang saya tawarkan pada keluarga dan
tunangan saya adalah menikah dan memperpanjang kontrak
sampai cukup untuk beli rumah.
Tetapi tunangan saya tidak mengijinkan. Sepertinya saya
beruntung karena punya suami yang bertanggung jawab. Tapi,
kenapa ya, Bu, hati saya masih ragu dan cemas menatap masa
depan? Rasanya gamang memulai hidup baru sebelum tabungan
dirasa cukup untuk bisa buka usaha kecil-kecilan di rumah.
Inilah Bu, yang membuat hati dan perasaan bingung
menentukan pilihan. Tolong beri saran ya, Bu. Atas jawaban Bu
Emmy, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.
Eni, Batam
Waalaikumsalam wr. wb.
Eni yang baik, memang bila kita sudah nyaman dengan
pekerjaan yang ada, punya gaji, bisa mandiri dan berbagi dengan
keluarga membuat kita berat untuk meninggalkan pekerjaan. Tapi,
namanya merantau, keinginan kembali ke tempat asal tetap
menjadi dambaan.
Bisa dikatakan, manusia mempunyai mempunyai dua
kebutuhan utama agar bisa mengembangkan diri secara optimal.
Pertama, kebutuhan untuk menapaki masa depan untuk meraih
segala yang tidak bisa dicapai di kampung halaman. Kedua,
tempat dimana kita mempunyai ikatan dengan asal kita yang
membuat kita memelihara rasa rindu, juga silaturahim dengan
orang-orang yang kita cintai.
Menurut saya, keraguan Anda untuk pulang kampung dan
menikah disebabkan Anda tak punya cukup referensi tentang
kesungguhan hati tunangan Anda untuk menjadi pasangan hidup.
Informasi yang terbatas selalu mendatangkan rasa tidak aman,
padahal rasa aman merupakan kebutuhan dasar manusia. Dari
rasa aman akan datang rasa nyaman. Setelah itu, baru kita akan
bisa menyerap pengalaman keseharian dengan pikiran dan
perasaan jernih. Tanpa ini, rasa cemas akan memicu timbulnya
ketidaknyamanan, tidak betah, menjadikan apa yang ada di
sekeliling, tak punya daya tarik dan dengan segera tempat bekerja
akan terasa seperti surga yang didamba.
Bila melihat ke belakang, keputusan mengiyakan permintaan
orang tua untuk bertunangan adalah pangkal dari apa yang terasa
tidak menyenangkan Anda. Bagaimanapun bertunangan adalah
titik penting dalam hidup, karena akan dilanjutkan dengan perka-
winan. Perempuan yang bijak akan mempertimbangkan masak-
masak dampak dari keputusan yang diambil.
Menikah adalah keputusan yang penting dalam hidup. Untuk
memutuskannya haruslah dipertimbangkan dengan panjang serta
sedapat mungkin merupakan hasil kemandirian berpikir, mera-
sakan dan meyakini bahwa yang kita putuskan sudah sesuai
dengan keinginan dan harapan kita. Makin besar kemandirian
saat membuat keputusan, makin siap kita menanggung resiko
dari keputusan yang kita ambil.
Saya tidak dalam kapasitas untuk menentukan benar atau
salahnya keputusan yang diambil. Saya hanya ingin mengatakan
makin kita tahu apa yang kita mau dalam hidup, makin mampu
kita membuat keputusan untuk diri kita bukan untuk orang lain.
Peluang untuk mengenal tunangan masih ada. Berkomu-
nikasilah lebih intens, samakan visi hidup Anda dengannya,
harapan dia tentang perkawinan dan seberapa besar kemandirian
yang telah ia miliki.
Apa pun keputusan yang diambil, nyatakan secara terbuka
dalam bingkai sopan-santun. Dan ditambah keberanian mengu-
tarakan isi hati kepada orangtua. Sehingga tidak terjebak pada
situasi dimana rasanya tidak ada pilihan lagi. Keberanian untuk
memutuskan pilihan yang diambil itulah bukti kemandirian sebagai
individu. Makin yakin dengan manfaat keputusan yang diambil,
makin besar peluang Anda menjadi seorang yang pandai dan
bertanggung jawab pada diri sendiri. Supaya keyakinan itu timbul,
maka mendekatlah pada Allah Yang Maha Tahu segalanya.
Mohonlah petunjuk pada-Nya lewat shalat istikharah. Semoga
kita dalam bimbingan dan lindungan-Nya. Amin.
Bingung, Menikah atau Bekerja
SAKINAH
51
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
GERAI NIAGA
B
agi masyarakat Jawa
Tengah Bagian Selatan,
khususnya Kebumen
dan sekitarnya, keberadaan
usaha genteng Mas Sokka bu-
kan hal yang baru. Usaha yang
dirintis oleh keluarga besar Mas
Sokka sejak puluhan tahun si-
lam ini, sudah digunakan oleh
masyarakat banyak, baik di Ja-
wa Tengah, Yogyakarta, Jawa
Barat hingga daerah lainnya.
Walaupun usaha ini sudah
berdiri sekian tahun dan ada-
nya regenerasi pengelola, namun usaha ini tetap maju dan ber-
kembang. Padahal tidak sedikit produk-produk baru sebagai kom-
petitor dari produk Mas Sokka yang muncul, seperti adanya genteng
beton dan sebagainya yang juga digunakan sebagian masyarakat.
Namun genteng Mas Sokka tetap diminati masyarakat.
Bahkan belakangan ini, usaha keluarga Mas Sokka ini semakin
berkembang dengan munculnya unit-unit usaha baru. Salah satu-
nya perusahan Mas Sokka Putra yang dimiliki dan dikelola oleh
Abduh Hisyam, yang juga putra dari pendiri perusahaan Mas
Masokka. Awal kemunculan Mas Sokka Putra ini, menurut Abduh
Hisyam, bermula dari unit produksi yang berada di desa Pejagoan
genteng milik Mas Sokka, dan setelah berjalan dua tahun, unit
produksi itu kemudian menjadi perusahaan sendiri yang terpisah
dari Mas Sokka, sekalipun masih membawa brand Mas Sokka.
Kemajuan dan perkembangan usaha Mas Sokka ini tentunya
tidak lepas dari prinsip-prinsip yang selalu dikembangkan dan
dijalankan oleh Abduh. Putra dari pemilik perusahan Masokka ini
menjelaskan, dalam menjalankan usaha, saya selalu berpikir positif,
senang bertemu dan berkenalan dengan banyak orang, berani
ambil resiko, senang mencoba hal-hal baru, tidak takut bangkrut,
karena hanya orang-orang kaya yang pernah bangkrut, tuturnya
kepada SM.
Tentunya, dalam sebuah usaha, ada pasang surut dan pahit
manisnya. Namun bagi Abduh Hisyam yang kini menjabat sebagai
ketua PDM Kebumen, mengatakan lebih banyak merasakan ma-
nisnya dari kerja kerasnya. Walaupun manisnya bisnis itu ukur-
annya tidak melulu uang. Memang pahit dalam sebuah usaha juga
tidak bisa dilepaskan, akan tetapi yang terpenting menurutnya,
dalam sebuah usaha harus fokus! Dalam berbisnis, kita harus
fokus. Tidak perlu tergiur dengan kebun tetangga yang tampak
lebih hijau. Dan yang lebih penting, aktiflah dalam organisasi sosial.
Kita bisa tahu, betapa urusan masyarakat ternyata sangat besar,
dan betapa banyak orang yang lebih tidak beruntung daripada
kita. Ini penting agar kita tidak kemaruk dan tetap bersyukur.
Genteng Mas Sokka Putra:
Sukses Berkat Fokus dan Berpikir Positif
Di samping itu, kita jangan
takut gagal. Sebab menurut Ab-
duh, gagal berkali-kali itu baik.
Ibarat belajar memukul bola
kasti. Masak sih dari sepuluh
lemparan tidak ada yang kena
satu pun, tuturnya memberikan
resep semangat untuk konsisten
dalam menjalankan usaha.
Usaha untuk terus mengem-
bangkan dan memajukan gen-
teng Mas Sokka Putra ini terus
dilakukan, ke depan menurut Ab-
duh begitu panggilan akrabnya,
mengatakan akan melakukan investasi untuk teknologi baru terkait
pengembangan genteng Mas Sokka Putra ini.
Ingin Punya Pegawai, Bukan menjadi Pegawai
Semangat dan dorongan Abduh Hisyam untuk menekuni usaha
bisnis genteng ini, tidak lepas dari spirit dan keinginannya untuk
menjadi orang bebas. Bebas bicara, bebas menentukan pilihan
politik, dan bebas mengatur waktu serta keuangan. Saya tidak
bisa mewujudkannnya jika saya menjadi orang gajian. Sebab dalam
bekerja saya selalu tidak ingin diatur sehingga saya harus mencip-
takan pekerjaan milik saya sendiri, dan saya tentunya bukan anti
pegawai negeri. Namun menjadi pegawai negeri membuat kreati-
vitas mati, tambahnya.
Menurut Abduh, kalau menjadi pegawai, rajin atau malas di kantor
dihargai sama saja. Tiap bulan kerjanya hanya menunggu gaji.
Berbeda dengan berwiraswasta. Dia juga mengingat nasihat dari
salah seorang gurunya: jangan jadi pegawai, tapi jadilah orang
yang punya pegawai. Jangan jadi orang gajian, tapi jadilah orang
yang memberi gaji. Begitulah semangat dan spirit yang kemudian
mengantarkan Abduh untuk konsisten menekuni usaha gentengnya.
Ketika ditanya pandanganya untuk warga Muhammadiyah
yang muda-muda, ia pun berharap kaum muda Muhammadiyah
ke depannya harus memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi. Tidak
perlu jadi pegawai di Amal Usaha Muhammadiyah maupun negeri.
Sering-seringlah berkunjung kepada para pengusaha, bukan
hanya pengusaha Muahammadiyah saja, pengusaha Cina pun
juga tidak masalah. Kemudian mulailah dari yang kecil, dan jangan
takut gagal, katanya.
Begitu pula bagi warga Muhammadiyah yang berminat dengan
produk genteng Mas Sokka Putra, menurutnya, dia sangat senang
jika ada warga Muhammadiyah yang memilih komoditas yang ber-
mutu. Untuk genteng misalnya, jika membeli dari Mas Sokka Putra
bukan karena pemiliknya adalah orang Muhammadiyah, namun
karena produknya yang memang bagus dan berkualitas. (d)
Abduh Hisyam, pemilik Mas Sokka Putra.
52
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
KHASANAH
A
isyiyah sebagai gerakan Islam
dakwah amar maruf nahi munkar,
awal pergerakannya dipelopori dan
digerakkan oleh Kiai Dahlan dan Nyai
Walidah Dahlan yang didukung dengan
para muridnya yakni Siti Bariyah, Siti
Dawimah, Siti Dalalah, Siti Busjro, Siti
Wadingah, dan Siti Badilah. Para pelopor
Aisyiyah merintis kiprahnya dilandasi
pandangan Islam yang berkemajuan
dengan jiwa ikhlas, pengetahuan dan
kecerdasan, kesungguhan, serta peng-
khidmatan yang tidak kenal lelah. Per-
juangan Aisyiyah untuk berjihad dalam
memajukan seluruh aspek kehidupan
melalui penguatan spiritualitas, akhlak,
pendidikan, kesehatan, ekonomi, kesejah-
teraan sosial, dan usaha-usaha lainnya
yang langsung berkiprah di basis masya-
rakat (komunita-jamaah) yang akhirnya
tersebar di seluruh Tanah Air.
Dari sejarah dan misi dakwah Aisyi-
yah itu lahir berbagai macam kegiatan dan
amal usaha yang langsung dirasakan oleh
masyarakat. Sebutlah pendidikan,
kesehatan, pemberdayaan ekonomi,
layanan sosial, gerakan keluarga sakinah,
qoryah thayyibah, dan lain-lain. Hingga kini
apa yang dilakukan Aisyiyah itu memiliki
sifat sebagai gerakan praksis. Praksis
artinya aktivitas yang didasarkan pada
pemikiran-pemikiran yang corak aksi
gerakannya bersifat membebaskan,
memberdayakan, dan memajukan umat
dan masyarakat. Apa yang dilakukan
Aisyiyah tidak hanya langkah-langkah
praktis semata, tetapi memiliki idealisme,
spirit, dan pemikiran yang melandasinya.
Selama ini apa yang dilakukan
Aisyiyah dalam usaha pendidikan, kese-
hatan, pelayanan sosial, pemberdayaan
AISYIYAH ISTIQOMAH
DALAM GERAKAN PRAKSIS
Siti Noordjannah Djohantini
ekonomi, di samping pembinaan keaga-
maan, sebenarnya memiliki dasar dalam
ajaran Al-Maun dan Ali Imran 104.
Bahwa usaha-usaha Aisyiyah selama ini
menjadikan agama sebagai dasar untuk
membela kaum lemah (dhuafa) dan
tertindas (mustadhafin). Aisyiyah juga
melakukan berbagai amaliahnya sebagai
wujud dakwah amar maruf nahi munkar
yang dilakukan secara terorganisasi.
Dakwah dan Al-Maun tidak berhenti di
lisan dan tulisan, tetapi diwujudkan dalam
tindakan yang disebut praksis gerakan.
Dalam perkembangan saat ini aplikasi
praksis Al-Maun dan Dakwah Aisyiyah
haruslah bersifat luas yaitu memecahkan
masalah-masalah struktural yang
dihadapi umat dan bangsa yang sifatnya
pencerahan. Gerakan praksis pencerah-
an dalam Pernyataan Pikiran Muhamma-
diyah Abad Kedua mengandung proses
dan langkah yang bersifat membebaskan,
memberdayakan, dan memajukan kehi-
dupan. Karena itu praksis gerakan
Aisyiyah selain mengandung langkah-
langkah aksi yang bersifat operasional,
tetapi juga bersifat strategis, sehingga
merupakan gerakan yang menyeluruh.
Banyak masalah yang dihadapi masyara-
kat khususnya kaum dhuafa di berbagai
lingkungan sosial di seluruh Tanah Air
Indonesia termasuk permasalahan
perempuan dan anak yang memerlukan
gerakan praksis sebagai solusinya.
Dalam menghadapi kondisi umat dan
masyarakat yang memiliki permasalahan
yang kompleks, gerakan Aisyiyah tidak
cukup apabila mengandalkan langkah-
langkah rutin dan konvensional. Perlu
perubahan model dan aksi gerakan yang
bersifat praksis-strategis yang disertai
kemampuan analisis, pengembangan
pemikiran, dan pilihan-pilihan kegiatan yang
membawa perubahan yang signifikan
dalam kehidupan masyarakat. Model dan
aksi gerakan yang bersifat membebaskan,
memberdayakan, dan memajukan harus
dilakukan melalui pendampingan kepada
saudara-saudara kita yang miskin,
masyarakat marjinal yang lemah dan
Pameran produk hasil pembinaan Majelis Ekonomi Pimpinan Wilayah Aisyiyah DIY
53
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
KHASANAH
tertindas (dilemahkan) oleh struktur
kekuasaan, buruh perempuan dan anak,
pendampingan kepada anak-anak
terlantar, pendampingan di Lembaga
Pemasyarakatan Perempuan, dan di
daerah suku asli melalui dakwah khusus.
Para pimpinan Aisyiyah dalam me-
ngembangkan praksis gerakan memer-
lukan kreativitas dan dinamisasi khusus-
nya dalam mengembangkan amal
usaha, program, dan kegiatan Aisyiyah
dengan model-model baru yang dapat
menyentuh kondisi dan kepentingan nyata
masyarakat. Keberadaan suatu gerakan
dapat bertahan dalam berbagai periode
zaman antara lain karena kemampuannya
dalam memberikan solusi atas masalah
dan tantangan yang dihadapi masyarakat
di mana gerakan itu berada. Untuk itu,
upaya melakukan revitalisasi amal usaha
Aisyiyah menjadi sangat penting agar
dapat berfastabiqul khoirat dengan lembaga
lain. Misalnya revitalisasi TK ABA dan
lembaga-lembaga pendidikan Aisyiyah,
pembaruan model tablig dan pembinaan
nilai-nilai Islam. Demikian pula dalam
pengembangan model pelayanan sosial
(Panti Asuhan) yang non-konvensional,
pemberdayaan ekonomi melalui BUEKA
yang diperluas hingga ke akar-rumput bagi
masyarakat marjinal, dan langkah-langkah
praksis-strategis gerakan yang lainnya.
Aisyiyah juga harus terus memperkuat
praksis dan strategi gerakan dalam
pengembangan program Keluarga
Sakinah dan Qoryah Thayyibah. Aisyiyah
secara spesifik terus meningkatkan usaha-
usaha penguatan nilai-nilai kehidupan yang
berbasis pada Keluarga Sakinah dan
Qoryah Thoyyibah yang selama ini men-
jadi fokus model gerakan. Perkembangan
Qoryah Thoyyibah di daerah-daerah
cukup menggembirakan. Hal ini dapat di
tunjukkan dengan kegiatan pemberdayaan
ekonomi melalui kelompok Bina Usaha
Ekonomi Keluarga (BUEKA) yang ber-
jumlah lebih dari 4.000 kelompok, yang
beraktivitas mulai pertanian, peternakan,
perdagangan, produksi sabun Melin,
makanan, bordir dan lain sebagainya.
Untuk mendukung usaha kelompok
tersebut dikembangkan kelompok
keuangan mikro melalui kelompok simpan
pinjam (pra koperasi), Koperasi As
Sakinah dan nama lainnya, juga BTM.
Selain itu, Qoryah Thayyibah juga di
kembangkan di berbagai daerah pesisir
pantai seperti di Jawa Timur di kawasan
pantai Kenjeran yang kondisi lingkungan-
nya sungguh memprihatinkan, kotor, ku-
rang tertata, dan tentu kurang sehat namun
semangat untuk me-
ngajinya kuat. Kegiatan
Keaksaraan Fungsional
(KF) yakni upaya untuk
memelekkan masya-
rakat dari nir aksara
yang dilakukan secara
berkelompok terma-
suk di daerah pantai,
pemberdayaan kese-
hatan bagi perempuan
dan anak, pendam-
pingan penderita Tu-
berkoloses (TB) de-
ngan program Com-
munity TB Care Aisyi-
yah bekerjasama de-
ngan mitra Interna-
sional selama 4 tahun dengan daerah
kerja dari ujung timur Papua hingga Aceh
yang mendapat penghargaan MDGS
Award tahun 2012 dari pemerintah,
kesadaran hukum dan pendidikan
kewarganegaraan juga menjadi bagian
model Qoryah Thayyibah Aisyiyah.
Gerakan praksis untuk kaum dhuafa
juga memerlukan advokasi pada pengam-
bil kebijakan agar selalu memihak kepada
kepentingan kaum lemah dan tertindas.
Beberapa hal yang telah dilakukan
Aisyiyah ialah advokasi untuk anggaran
kesehatan bagi perempuan (kesehatan
reproduksi), Jampersal, dan lain-lain. Hal
itu dilakukan karena permasalahan
kesehatan reproduksi perempuan masih
memprihatinkan sementara anggaran
Pemerintah yang dialokasikan masih
sangat kecil. Demikian pula untuk bidang-
bidang lain yang memerlukan advokasi
pada tingkat kebijakan publik.
Gerakan praksis juga penting dalam
pembinaan keluarga yang dibingkai nilai-
nilai Keluarga Sakinah. Di tengah
persoalan-persoalan yang menimpa
kehidupan keluarga dan masyarakat
seperti kekerasan, perceraian yang
meningkat, narkoba, kehidupan seks
bebas, korupsi, rendahnya tingkat kese-
hatan perempuan dan anak, rendahnya
pendidikan masyarakat miskin, dan ber-
bagai persoalan lainnya diperlukan ba-
ngunan kehidupan keluarga yang lebih kuat
dari segi dasar moral tetapi mampu meng-
hadapi masalah kehidupan. Untuk itu
diperlukan pendekatan dakwah yang lebih
humanis, dialogis, dan edukatif. Prinsip bil-
hikmah, al-mauidhatul hasanah,wa jadil-
hum billati hiya ahsan yang dipakai dalam
berdakwah penting untuk diaplikasikan
dalam pembinaan Keluarga Sakinah dan
Qoryah Thayyibah.
Aisyiyah tetap istiqamah dan tidak akan
pernah berhenti berjuang dalam mengem-
ban misi dakwah dan tajdid melalui ge-
rakan praksis demi terwujudnya masya-
rakat Islam yang sebenar-benarnya serta
menjadikan Islam sebagai rahmatan lil-
alamin. Semoga Allah SwT memberikan
kekuatan iman dan kemudahan dalam
berjuang di jalan-Nya melalui gerakan
Aisyiyah.
__________________
Siti Noordjannah Djohantini, Ketua
Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah
Potensi Ekonomi warga Aisyiyah yang bisa dikembangkan.
54
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
S I L A T U R A H I M
JALAN PINGGIR
LAHIR:
l Shanindya Annelia Faradhisa, anak pertama pasangan Anton
Wibowo, SE dan Welli Cintiana, SE., 29 Desember 2012, di
Yogyakarta.
MENIKAH
l Ika Novrida Kurniawati, SPd binti Moh Yaskurun, SH, MM
dengan Federig Setya Darmadja, SSos bin Muchammad
Madjid, 2 November 2012, di Lamongan, Jawa Timur.
l Mega Sukmawati, SIP binti Sugiyanto, SH dengan Irvan
Maulana Ishaq, ST bin H Mundakir, Skep, 22 Desember
2012, di Bantul, Yogyakarta.
l Dian Prasasti binti Agus Baskoro dengan Andryanto bin
Surajiyo (alm), 22 Desember 2012, di Kotagede, Yogyakarta.
l Fitriana Diyahningsih, ST binti Suyanto Hari Mulyo dengan
Farid Maruf, ST, Meng bin Drs H Hamdan Hambali, 23
Desember 2012, di Sewon, Bantul, Yogyakarta.
MENINGGAL:
l Muhammad Farid, SPd (46 tahun), 9 November 2012, di
Bengkayang, Kalimantan Barat.
l Hj Siti Jamanah (67 tahun), anggota Aisyiyah Kebumen, 24
November 2012, di Kepatihan, Kebumen, Jawa Tengah.
l Hj Siti Chasbiyah (67 tahun), 28 November 2012, di
Semarang, Jawa Tengah.
l Ponimin WH, 9 Desember 2012, di Kemiri, Purworejo, Jawa
Tengah.
Kurikulum 2013, terkesan lebih mengutamakan
bahasa asing dan mengenyampingkan bahasa
daerah.
Bahasa daerah akan dipunahkan secara
perlahan-lahan.
***
Selama tahun 2012, aparat penegak hukum
menjadi pihak yang paling banyak melanggar hak sipil
politik di Aceh.
Itu baru di Aceh. Kalau seluruh Indonesia,
mestinya lebih banyak lagi.
***
Rakyat Palestina yakin mendapat kebebasan dan
kemerdekaan penuh sebagai negara pada 2013 ini.
Kita turut berdoa, agar apa yang dicita-citakan
rakyat Palestina bisa terwujud.
***
Potensi perekonomian Islam saat ini sangat besar.
Tapi, yang diuntungkan umat lain.
***
Wakil Presiden Boediono mengakui bahwa tahun
2013, merupakan tahun politik. Sehingga dinamika
politik pun akan meningkat.
Termasuk tahun penyelesaian kasus Bank
Century.
***
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
tengah mengaudit pengelolaan dana haji periode 2004-
2012.
Harus diaudit secara tuntas. Dana itu dana
umat.
***
Masyarakat perlu memberikan hukuman kepada
partai politik serta politisi korup.
Hukumannya, jangan pilih mereka pada pemilu
2014.
***
BUNG SANTRI
Any Herlinawati binti Pranotohadi
dengan Bambang Hari Wijayanto bin Wasito (alm),
1 Desember 2012, di Yogyakarta.
DINAMIKA PERSYARIKATAN
55
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
P
ersoalan tanah adalah problematika yang dihadapi rakyat
kecil. Tanah menjadi barang langka yang diperebutkan
antara rakyat kecil dan pemilik modal. Ini terjadi karena
adanya ketimpangan penguasaan atas tanah di Indonesia.
Persoalan pertanahan belum mampu diselesaikan dengan
kebijakan landreform dan reformasi agraria, papar Ketua Umum
PP Muhammadiyah, DR H Haedar Nashir, MSi, ketika mem-
berikan sambutan sekaligus membuka acara Refleksi Akhir
Tahun dengan tema Tanah Untuk Rakyat yang digelar oleh
Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhamma-
diyah, akhir Desember lalu di Gedung PP Muhammadiyah Jalan
Cik Di Tiro Yogyakarta.
Dikatakan, karena itu reformasi agraria di Indonesia bagus di
atas kertas tapi buruk diaplikasi.
Dalam acara ini Ketua MPM PP Muhammadiyah Drs Said
Tuhuleley memberikan kata pengantar. Pembicara lain adalah
budayawan Emha Ainun Nadjib dan dosen UGM DR Bambang
Suwignyo.
Sementara itu, Drs H Hajriyanto Y Thohari, MA, Wakil Ketua
MPR RI, mengemukakan, ada temuan dari Konsorsium
Pembenahan Agraria oleh Badan Pertanahan Nasional bahwa
ada 0,22 % dari 240 juta penduduk Indonesia yang menguasai
56 % aset nasional (87 % di antaranya adalah penguasaan berupa
tanah).
Bahkan terdapat 7,2 % hektar area yang dibiarkan terlantar
oleh pemiliknya. Ini merupakan kondisi riil yang sangat
memprihatinkan, kata H Hajriyanto Y Thohari.
Dikatakan, realitas itu terjadi di tengah-tengah kondisi
perkembangan ekonomi makro Indonesia yang tumbuh sangat
mengesankan, dan spektakuler dalam kondisi global dunia yang
sedang mengalami krisis ekonomi. Padahal terdapat 87 % rakyat
yang tak memiliki lahan.
Dari semua kenyataan itu, ujar Hajriyanto, Ada problem
sangat serius tentang pemerataan kemakmuran kepada rakyat.
Karena itu, kata Hajriyanto, pembenahan-pembenahan
agraria sangat serius untuk dilakukan. Pertama, penataan
menyusul UU penguasaan tanah. Kedua, mengamanatkan
tentang kepemilikan tanah. Ini tentang masalah yang sudah
sangat akut, katanya, yaitu kepemilikan tanah.
Pakar ekonomi UGM DR Bambang Suwignyo yang
menyampaikan materi Persoalan Tanah dalam Persepsi
Reformasi Agraria, Persoalan dan Solusi antara lain,
mengatakan, pada tahun 1984 hutan konversi yang semula
seluas 30,5 juta ha tinggal tersisa 8,4 juta ha. Data hutan produksi
per Desember tahun 1983 ada 570 pemegang HPH dengan
area seluas 62, 29 juta ha dimana 52% di antaranya dikuasai
hanya oleh 20 konglomerat saja. Sedangkan, inhutani dan
perhutani hanya menguasai 8,9 juta ha.
DR Bambang menegaskan, kepemilikan lahan yang tidak
merata dengan sampel di Jateng, Jabar, Jatim dan Sulsel secara
spesifik ditemukan desa warga Binangun terdapat 73% rumah
tinggal tunawisma, tetapi 90% dari luas sawah di desa dikuasai
hanya oleh 12% rumah tangga.
Diungkapkan, ada 4 akar persoalan penting. Pertama,
ketimpangan dalam hal penguasaan sumber-sumber agraria.
Kedua, ketidakserasian dalam hal peruntukan sumber-sumber
agraria, khususnya tanah. Ketiga, ketidakserasian antara
persepsi dan konsepsi mengenai agraria. Dan ke empat, adalah
ketidakserasian antara berbagai produk hukum, sebagai akibat
dari pragmatism dan kebijakan sektoral.
Karena itu solusinya adalah konflik yang bersumber dari
regulasi perlu segera mungkin diverifikasi untuk terciptanya
kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah. Teturama lapisan
bawah dan khususnya rakyat tani. Mengubah mindset tanah
hanya sebagai wilayah pangan menjadi tanah adalah wilayah
politik dan ekonomi secara luas. Serta tanah bukanlah komoditas.
Hal ini menjadi motivasi psikologis bagi penggarap lahan
pertanian, terjaminnya stabilitas struktur agraria yang adil akan
meredam keresahan, katanya. Yang pada gilirannya dapat
menjadi perekat persatuan dan kesatuan.
Negara tidak perlu ragu untuk menjalankan reformasi
agraria, kata DR Bambang. Bahwa pilihan struktur dapat
disesuaikan situasi (termasuk pelibatan daerah) untuk
terwujudnya amanat tujuan pembangunan Melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
Memajukan kesejahteraan umum.
Dalam kaitan ini, budayawan Emha Ainun Nadjib menya-
rankan kepada Persyarikatan Muhammadiyah agar dengan
kekayaan sumberdaya insani yang pintar-pintar untuk berfikir
dan turut memberikan solusi mengenai persoalan pertanahan di
Indonesia. (am)
TANAH UNTUK RAKYAT PERLU DIWUJUDKAN
56
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
DINAMIKA PERSYARIKATAN
PDM TANGGAMUS SELENGGARAKAN
APEL MILAD SATU ABAD
TANGGAMUS. Pimpinan Daerah Muhammadiyah
Tanggamus, Lampung belum lama ini mengadakan apel Milad
Satu Abad Muhammadiyah. Milad ini ditandai dengan
melaksanakan rangkaian acara yaitu apel (upacara bendera) di
lapangan Ampera Purwodadi, Kecamatan Gisting, Tanggamus
yang dihadiri oleh seluruh jajaran Pimpinan Daerah
Muhammadiyah, Ketua dan anggota Majelis, Ketua dan anggota
Ortom (Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah,
IPM, Hizbul Wathan dan Tapak Suci Putra Muhammadiyah).
Ketua dan anggota Majelis PCM, PRM, kepala dan karyawan
amal usaha Muhammadiyah serta siswa-siswi sekolah
Muhammadiyah se-Tanggamus.
Milad kali ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, di
antaranya pawai drum band oleh siswa-siswi sekolah
Muhammadiyah di lingkup amal usaha Muhammadiyah
Tanggamus, atraksi dari Tapak Suci Putra Muhammadiyah, serta
memberikan santunan kepada anak yatim, dan pemberian tali
asih kepada tokoh dan sesepuh Muhammadiyah dan Aisyiyah
yang ada di Tanggamus.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tanggamus, Drs
HM Nasir Hasyim, dalam sambutannya mengajak kepada
pemerintah diseluruh tingkatan untuk semakin meningkatkan
komitmen dan kesungguhan dalam memajukan bangsa dan
Kabupaten Tanggamus khususnya, disertai sikap menge-
depankan keadilan dan kejujuran. Berdiri di atas semua golongan,
tidak partisan, bermitra dengan seluruh komponen termasuk
Muhammadiyah, dan mampu menunjukkan jiwa kenegara-
wanan utama. (im)
PRIORITASKAN PENGADERAN
PALANGKARAYA. Belum semua institusi Persyarikatan
seperti PDM, PCM, dan PRM serta Ortom dan amal usaha
telah dan mampu melaksanakan pengaderan formal seperti Darul
Arqam dan Baitul Arqam.
Beberapa tahun belakangan ini, ungkap Ketua PWM
Kalimantan Tengah, H Ahmad Syari, ada kecenderungan
meningkatnya upaya pengaderan yang dilakukan ortom, seperti
Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah,
Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Tapak
Suci Putra Muhammadiyah, khususnya pada tingkat wilayah.
Salah satu program prioritas amanah Muswil VII tahun 2010,
meningkatkan upaya pengaderan, karena itu semua amal usaha
Muhammadiyah harus melakukan pembinaan dan pengaderan.
Pimpinan sekolah/madrasah diminta meningkatkan pembinaan
terhadap IPM dan Pimpinan PTM (UM Palangka Raya,
STIKPM Sampit dan AKBIDM Sampit meningkatkan pembinaan
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) sebagai potensi
keberlangsungan kader.
Program pengaderan jangka panjang, paparnya, telah dan
sedang dilakukan melalui UM Palangka Raya khususnya
Fakultas Agama Islam yang bekerja sama dengan PDM. Yaitu
program Pendidikan kader Ulama dan ke-Muhammadiyahan,
dimana setiap PDM mengirimkan utusannya. Semua
pembiayaan termasuk asrama disediakan UM Palangka Raya,
kecuali beberapa PDM memberikan dukungan pembiayaan tidak
terikat untuk kepentingan biaya hidup mahasiswanya.
Bagi Muhammadiyah, pengelolaan pendidikan di samping
sebagai pengabdian kepada bangsa, juga sebagai wahana
dakwah dan pembinaan kader Muhammadiyah. Karena itu, mata
kuliah Ke-Muhammadiyahan harus diberikan, termasuk
Pendidikan Agama Islam. Disadari saat ini masih terjadi kurang
efektifnya penyelenggaraan pendidikan Al-Islam dan Ke-
Muhammadiyahan. Baik karena kurikulumnya, sumber
pembelajarannya, tenaga/guru maupun kekurangan kepedulian
pimpinan lembaga pendidikan Muhammadiyah. (am)
BAITUL ARQAM PCM GEDONGTENGEN
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA. Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Ge-
dongtengen, Kota Yogyakarta belum lama ini menyelenggarakan
Baitul Arqam, yang diikuti juga oleh para pemudanya. Acara ini
dilaksanakan di Islamic Centre Rejodani, Ngaglik, Sleman, DIY.
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Ketua PDM Kota Yogyakarta, Kol
57
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
DINAMIKA PERSYARIKATAN
(Purn) H Marwan DS. Acara ini diselenggarakan bekerjasama
dengan Majelis Pendidikan Kader PDM Kota Yogyakarta. Materi
yang disampaikan adalah, Revitalisasi Ideologi dan Ghiroh Ber-
juang di Muhammadiyah (H Moch Muzani, Ssi), Ibadah Praktis
(Aris Madani, SPdI) dan Paham Agama Menurut Muhamma-
diyah oleh M Wiharto, SSy, SPdI, MA. Selain itu diadakan juga
out bond dan focus grup discussion.
Diharapkan dengan dilaksanakannya Baitul Arqam ini, PCM
Gedongtengen beserta pemudanya dapat merefleksikan arah
serta tujuan ber-Muhammadiyah, serta menyiapkan proses
regenerasi kepemimpinan, pewarisan ideologi Persyarikatan,
cita-cita, visi Persyarikatan dan tujuannya. (Suprawoto WA)
PELATIHAN KADER TARJIH DAERAH
MUHAMMADIYAH BANTUL
BANTUL. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Majelis Tarjih
dan Tajdid, Kabupaten Bantul, Yogyakarta bekerjasama dengan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, belum lama ini meng-
adakan Pelatihan Kader Tajih tingkat Daerah Bantul. Pelatihan ini
dilaksanakan dalam dua gelombang, bertempat di University
Residence UMY. Gelombang pertama, diikuti sebanyak 70 orang
berasal dari utusan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Gelombang kedua, diikuti sebanyak 50 orang berasal dari guru-
guru Al-Islam, ke-Muhammadiyahan dan bahasa Arab (Ismuba)
SMP, MTs, SMA, SMK dan MA Muhammadiyah se-Bantul.
Materi utama yang disampaikan adalah paham agama dalam
Muhammadiyah, Manhaj Tarjih dan operasionalisasinya, me-
todologi penafsiran Al-Quran dan pemahaman Hadits, pengantar
ilmu falak, pengenalan software kitab Islam dan sosialisasi ke-
putusan-keputusan Tarjih. Diharapkan dengan adanya pelatihan
ini, kelangkaan ulama di Muhammadiyah bisa diminimalisir. Selain
itu, guru-guru agama di lingkungan Muhammadiyah setelah
mengetahui hasil-hasil keputusan Tarjih utamanya fiqih Ibadah,
dapat tersatukan perspektifnya ketika mengajar para anak
didiknya. Gelombang ketiga, akan dilaksanakan dengan peserta
Angkatan Muda Muhammadiyah. (Mukhlis Rahmanto).
RS ISLAM BANJARMASIN
TINGKATKAN HUNIAN PASIEN
BANJARMASIN. Perkembangan Rumah Sakit Islam yang
dikelola Persyarikatan Muhammadiyah Tingkat Wilayah
Kalimantan Selatan, terjadi peningkatan tingkat hunian pasien.
Menurut data terakhir tentang tingkat hunian pasien mengalami
kenaikan cukup menggembirakan dari tahun 2010 sebesar 46%
dengan jumlah 212 bed dan pada tahun 2011 menjadi 64,77%
dengan 123 bed.
Ketua PWM Kalsel Prof DR H Ahmad Khairuddin MAg,
mengemukakan, dengan kenaikan BOR (Bed Occupancy Ratio)
tersebut berimbas pada kenaikan pendapatan dari Rp
30.118.386.931. pada tahun 2010 menjadi Rp 36.371.493.555.
pada tahun 2011.
Sedangkan untuk status Rumah Sakit Islam Banjarmasin
saat ini, katanya, adalah tipe C dan ke depan diperlukan upaya
pengembangan untuk peningkatan status menjadi tipe B dengan
peningkatan tempat hunian (kamar) maupun peralatan dan
laboratorium. Dalam melaksanakan jasa pelayanan kesehatan,
fasilitas fisik gedung menjadi salah satu faktor penentu terhadap
kualitas pelayanan kesehatan, baik teknis maupun non teknis.
Keberadaan bangunan lama yang terus menyusut kualitasnya
dan tidak bertambah secara kuantitas mendorong RSIB
Banjarmasin melakukan upaya-upaya meningkatkan kualitas
dan kuantitas fisik.
Saat ini, menurut Direktur RS Islam Banjarmasin, Dr H
Mohamad Isa, SpP, sedang melakukan rehabilitasi, perawatan
ruangan di samping penambahan ruangan perawatan.
Penambahan ruangan di antaranya adalah ruangan Al Ghazali
(ICU/ICCU), Ruang Renal Center/Hemodialisa, Paviliun Ibnu
Sina, Ruangan Al Biruni, Ruangan Anak Al Haitham, Ruangan
Loket Pendaftaran Pasien Rawat Inap, perluasan IGD, Gedung
Farmasi, Ruangan Administrasi Radiologi serta Ruangan Jaga
Perawatan Al Farabi dan Al Razi.
Penambahan peralatan mesin kesehatan di antaranya
menambah mesin Hemodialisa, Bed Pasien, Infusion Pump,
Syringe Pump, Suction Pump dan Monitor BPM 300. (am)
KUNJUNGAN KERJA
KE DAERAH DAN CABANG
PONTIANAK. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah
Kalimantan Barat memiliki alasan, mengapa harus melakukan
pelaksanaan kunjungan kerja ke daerah-daerah.
Di antaranya, adalah alasan untuk memberi penguatan
ideologi Muhammadiyah dan memotivasi ber-Muhammadiyah.
Di samping karena sudah menjadi program dari Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Kalbar yang sudah ditetapkan.
Selain itu, juga karena latar belakang permintaan dari
Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Cabang-Cabang
Muhammadiyah serta Ranting-Ranting Muhammadiyah yang
menginginkan ada kunjungan kerja dari para Pimpinan di tingkat
58
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
DINAMIKA PERSYARIKATAN
Wilayah. Banyak pengalaman berharga dipetik dari program
kunjungan kerja ke daerah-daerah, melakukan hubungan kerja
sama dengan Pemerintah Daerah dan Ormas. Dalam kurun
waktu 2 tahun terakhir, pada dataran aksi dalam bentuk kemitraan
masih minim. Namun dalam bentuk hubungan silaturahim antar
personal cukup terjalin baik. Manfaat lain, adalah meningkatnya
kinerja dalam pengelolaan dan perkembangan amal usaha
Muhammadiyah di seluruh Kalimantan Barat karena adanya
dorongan motivasi dari PWM Kalbar.
Contoh predikat dari hasil pengelolaan amal usaha
pendidikan, adalah dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini, di SD
Muhammadiyah 2 Pontianak telah mendapatkan predikat Kelas
C1(Cerdas Istimewa). Di samping itu, SMA Muhammadiyah I
mendapatkan nilai akreditasi sempurna (99).
Produktivitas bidang ekonomi terjadi, karena juga dorongan
dari para pimpinan. Motivasi meningkat drastis, bahkan para
pimpinan turut serta memecahkan masalah-masalah yang terjadi.
PWM Kalbar, menurut Sekretaris PWM Kalbar, Drs
Ikhsanudin, MHum, banyak memberikan binaan tentang
pemecahan berbagai masalah yang terjadi di daerah. Upaya
meningkatkan efektivitas dan efisiensi yang produktif terus
meningkat terjadi di tingkat Pimpinan Daerah.
PWM Kalbar berpendapat, dan menyarankan agar untuk
penetapan calon pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus
betul-betul berasal dari kader Muhammadiyah yang sudah
mengikuti jenjang pengaderan di Muhammadiyah. Yang
melibatkan Majelis Kader Muhammadiyah dalam penyele-
saiannya. (am)
MILAD MUHAMMADIYAH
PCM KUTOWINANGUN
KEBUMEN. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kutowina-
ngun, Kebumen beberapa waktu yang lalu mengadakan peringat-
an Milad Satu Abad Muhammadiyah. Milad kali ini dimeriahkan
dengan pawai taaruf dengan menampilkan defile marching band
putra-putri SMP Muhammadiyah, dan resepsi dengan meng-
undang PDM Kebumen yang diwakili Drs H Abdul Rais dan Drs
HM Tislam, pejabat Muspika dan warga dilingkungan PCM dan
PCA beserta Ortom se-Cabang Kutowinangun. Juga para aktivis
amal usaha Muhammadiyah.
Ketua PCM Kutowinangun, H Istiqlal Amiruddin dalam pidato
miladnya mengingatkan, bahwa Milad bukanlah momen untuk
berbangga-bangga dengan prestasi yang mungkin telah dito-
rehkan oleh warga Muhammadiyah. Milad lebih tepat untuk ber-
muhasabah. Sudah seberapa besar kontribusi kita dalam pu-
saran gerak perjuangan Muhammadiyah menuju masyarakat
utama yang dicita-citakan Muhammadiyah.
Sedangkan Camat Kutowinangun, Gunawan Wibisono,
SSos.,IP dalam sambutannya mengatakan bahwa, Muham-
madiyah telah menunjukkan karya bakti yang signifikan untuk
membangun bangsa. Dan ini perlu terus ditingkatkan, Milad dirasa
perlu untuk selalu diselenggarakan sebagai forum silaturahim.
Resepsi diawali dengan pagelaran seni dari segenap AUM
yang ada, mulai dari siswa-siswi PAUD dan TK Aisyiyah, SMP,
SMA dan SMK Muhammadiyah. Dan diakhiri dengan peres-
mian lapangan futsal oleh Drs HM Tislam. Lapangan yang di-
bangun dengan biaya Rp 120 juta ini, sebagai sarana olah raga
untuk seluruh AUM Pendidikan dan warga pada umumnya. Da-
lam kesempatan itu pula dilaksanakan turnamen futsal yang diikuti
oleh 40 tim. (Istiqlal Amiruddin).
AISYIYAH BADUNG
PERKUAT TK ABA UNGGUL
BADUNG. Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Badung,
Pulau Bali semakin mantap melangkah dengan hasil karya
pengelolaan Taman Kanak-Kanak Bustanul Athfal Aisyiyah yang
dari waktu ke waktu semakin berkembang dan meningkat
kualitasnya. Gedung Taman Kanak-Kanak Bustanul Athfal
Amanah Aisyiyah terletak di Jalan Raya Bhineka Jatijaya XI Gg
Turri 10 Kuta memiliki sarana gedung yang cukup bagus dan
representatif. Sarana dan fasilitas pendidikannya untuk bermain
anak cukup komplit dan lengkap, maka tidak heran sekolah taman
kanak-kanak ini menjadi jujukan para orangtua untuk menitipkan
anaknya bersekolah di tempat ini.
Ada beberapa keunggulan yang ada di TK ABA ini, selain
dikelola oleh beberapa guru dan kepala sekolah yang cukup
berpengalaman selalu memiliki keinginan untuk berkembang
dan berinovasi dengan metode pendidikan baru. Ketika SM
berkunjung di tempat ini, terlihat penataan ruang yang apik dan
cukup bersih dengan lingkungan sekitarnya.
Haji Mafruchin, Ketua PWM Bali dalam suatu kesempatan
berkunjung ke tempat ini dengan SM, sangat menaruh perhatian
bahwa di tempat ini akan tumbuh lembaga pendidikan yang cukup
berkualitas. Dan menjadi barometer pengelolaan TK ABA di Bali.
Beberapa guru dari Jawa cukup potensial untuk berkembang di
tempat sekolah ini, katanya. Aisyiyah di Kabupaten Badung
sendiri memiliki beberapa kegiatan yang cukup padat karena
sudah memiliki kantor sekretariat yang permanen. (am)
59
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
DINAMIKA PERSYARIKATAN
MAJELIS TARJIH PIMPIN
SHALAT GERHANA
PURUK CAHU. Majelis Tarjih Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Puruk Cahu, pada 14 Muharram 1434 Hirjiyah
bertepatan 28 November 2012, menuntun jamaah Masjid Al
Manar untuk melakukan Shalat Gerhana Bulan Penumbra, yaitu
gerhana yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata dengan imam
dan khutbah ustadz Joko Sidik, SAg dan Mislan Abrory.
Dalam ceramahnya, ustadz Mislan Abrory, mengingatkan,
selalu berdoa kepada Allah SwT dan memohon kiranya diampuni
segala dosa dan kesalahan. Terbebaskan dari siksa kubur dan
diberi kekuatan untuk selalu istiqomah mengikuti Sunnah
Rasulullah saw. Agar mendapatkan kebahagiaan fiddun wal
akhirah. (smajedi)
RIBUAN WARGA MUHAMMADIYAH
RAYAKAN MILAD MUHAMMADIYAH
PADANG. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera
Barat, belum lama ini mengadakan peringatan Milad Satu Abad
Muhammadiyah, bertempat di GOR Zaini Zein, Painan, Pesisir
Selatan, Sumatera Barat. Peringatan yang dihadiri ribuan warga
Muhammadiyah ini, dihadiri oleh Ketua Pimpinan Pusat
Muhammadiyah Prof DR H Yunahar Ilyas, Lc, MA, Gubernur
Sumatera Barat H Irwan Prayitno, Ketua PWM Sumatera Barat
HDasril Ilyas, Bupati Pesisir Selatan Drs H Nasrul Abid, Ketua
PDM Pesisir Selatan H Zamzainir, SH, PDM dan PDA se-
Sumatera Barat serta simpatisan Muhammadiyah.
Ketua PP Muhammadiyah, Prof DR H Yunahar Ilyas, Lc,
MA dalam tausiyahnya mengatakan, kesungguhan dan ke-
ikhlasan KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah
dengan senantiasa berdoa kepada Allah, agar Muhammadiyah
dapat tumbuh dan berkembang menjadi organisasi terbesar di
Indonesia. Ternyata, memang doa KH Ahmad Dahlan dikabulkan
Allah, sehingga Muhammadiyah dapat bertahan dan memasuki
abad kedua.
Selain Ketua PP Muhammadiyah, turut memberikan sam-
butan adalah Gubernur Sumatera Barat Prof DR H Irwan Prayitno,
dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa, Muhammadiyah
telah berbuat banyak untuk bangsa. Melalui Muhammadiyah
banyak lahir tokoh-tokoh bangsa seperti, Ki Bagus Hadikusumo,
Hamka, Jenderal Sudirman, dll.
Sementara itu Bupati Pesisir Selatan, Drs H Nasrul Abid
merasa gembira, karena Pesisir Selatan menjadi tuan rumah
peringatan Milad Akbar Muhammadiyah. Dan berjanji akan
membantu dan mendukung kegiatan Muhammadiyah di Pesisir
Selatan. Penduduku Pesisir Selatan berjumlah 327.000 jiwa,
sebagian besar adalah warga Muhammadiyah, ungkap beliau
yang disambut tepuk tangan hadirin.
Turut memberikan sambutan Ketua PDM Pesisir Selatan,
HZamzainir, SH dan Ketua PWM Sumatera Barat, Drs H Dasril
Ilyas. (Rafiq)
PCA MLATI ADAKAN KHITANAN MASSAL
SLEMAN. Pimpinan Cabang Aisyiyah Kecamatan Mlati, Ka-
bupaten Sleman, Yogyakarta belum lama ini mengadakan bebe-
rapa kegiatan, dalam ranga menyemarakkan tahun baru Hijriyah
dan menyambut satu Abad Aisyiyah. Kegiatan yang dilaksanakan
diantaranya; khitanan massal, santunan anak yatim, pengajian
akbar dan bazar. Kegiatan yang diadakan lintas Majelis ini sesuai
dengan program nasional yang diputuskan dalam tanwir Aisyiyah
beberapa waktu yang lalu. Yaitu, bagaimana Aisyiyah membantu
yang kurang mampu dan kaum lemah. Untuk itu, PCA Mlati
selain rutin memberi santunan anak yatim se-Kecamatan Mlati
juga mengadakan khitanan massal yang diikuti kurang lebih 40
anak. Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan PRA dan
PRM Sendangadi, Sleman.
Kegiatan ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Mlati,
dengan melibatkan tenaga medis dari PKU Muhammadiyah Pa-
kem dan STIKES Aisyiyah Yogyakarta dan juga tim medis dari
bidan mandiri Hj Nur Aida, yang juga sebagai Ketua Majelis
Kesehatan PCA Mlati. Kegiatan ini juga diisi tausiyah oleh Drs
Afnan Hadikusumo. (Hendra)
AISYIYAH MASIH MENUMPANG
LOMBOK TIMUR. Pimpinan Aisyiyah Kabupaten Lombok
Timur didirikan agar mampu hidup mandiri dalam kiprahnya di
masyarakat. Dengan langkah-langkah gerakan Aisyiyah,
kegiatanya dalam bidang dakwah di masyarakat memiliki peran
aktif dalam memberdayakan masyarakat dengan berbagai
keterampilan ekonomi. Memiliki arti penting dalam syiar Islam.
Gerakan langkah Aisyiyah Kabupaten Lombok Timur, merasa
tidak terhalang jika Kantor Sekretariat mereka masih menumpang
di Perguruan Muhammadiyah Jalan Imam Bonjol 21 Selong,
Lombok Timur, NTB. Sekolah ini cukup memiliki ruang dan kelas
yang dipakai siswa sekolah dan untuk kegiatan lain.
Yang terpenting, bagaimana mengupayakan Aisyiyah
sebagai organisasi mampu mewujudkan cita-cita yang diidamkan
60
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
DINAMIKA PERSYARIKATAN
Persyarikatan Muhammadiyah melalui lembaga amal usaha
pendidikan, kesehatan, sosial selain menggembirakan
masyarakat dengan syiar Islam yang menyejukkan.
Saat ini Aisyiyah Kabupaten Lombok Timur berusaha untuk
berkembang dan meningkatkan kualitas gerakannya. (am)
MILAD MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO. Resepsi Milad Muhammadiyah ke-103
yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota
Gorontalo berlangsung meriah. Dihadiri oleh ribuan warga
Muhammadiyah, berlangsung di Bumi Perkemahan SMP
Muhammadiyah I, Gorontalo, belum lama lalu.
Acara tersebut dihadiri oleh Walikota H Adhan Dambea, S
Sos, MA, Ketua PWM Prov Gorontalo, Drs Yusnan Ekie, Ketua
DPRD Ir H Nikson Ahmad, Sekretaris PDM H Darwis Salim
MSc dan undangan.
Walikota Gorontalo, H Adhan Dambea, mengakui,
Muhammadiyah sebuah organisasi yang besar dan mampu
memberi kontribusi bagi bangsa. Karyanya dinikmati oleh
masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan
keagamaan. Selama ini Muhammadiyah telah bersinergi dengan
Pemerintah Daerah Gorontalo lewat berbagai program.
Dalam kesempatan itu Walikota H Adhan memberikan
Penghargaan kepada 13 tokoh Muhammadiyah. Yaitu H Yusuf
Polapa, Ishak Molangga, Prof Drs H IbrahimPolontalo, H AR Hijoda,
HMohammad Ali BA, Saman Napu, H Abdullah M Otolomo, BSc,
Drs H Natsir Lakoro, Prof DR H Tahir Musa, H AR Mahmud, H
Abdul Majid Daud, H Dahlan Paramata dan Drs H Jamadi Payu.
Ketua PDM Kota Gorontalo, Drs H Arfan SA Tilome, MHI,
mengatakan, hingga kini PDM Kota Gorontalo berusia 42 tahun
mampu menjalankan visi dan misinya sebagai gerakan Islam.
Muhammadiyah sudah banyak berkiprah dalam berbagai
pengabdian di masyarakat, dan karyanya sudah banyak dinikmati
oleh masyarakat pula, katanya.
Milad Muhammadiyah dimeriahkan dengan aneka kegiatan,
gerak jalan, lomba pidato, tahfidz Al-Quran, vokalia, mars
Muhammadiyah, kebersihan tenda dll. Diharapkan milad yang
bertema Sang Surya Tiada Henti Menyinari Negeri dapat
menggairahkan aktivitas warga dalam ber-Muhammadiyah.
(mahmud gobel)
MILAD SATU ABAD DI PANGKEP
PANGKEP. Peringatan Milad Satu Abad Muhammadiyah
diselenggarakan di Kabupaten Pangkep dengan pidato milad
oleh Wakil Ketua PWM Sulsel, HM Yunus Kadir, berlangsung di
Masjid Tarbiyah Muhammadiyah Sibatua Pangkep.
Hadir dan turut memberi sambutan Wakil Bupati, Drs HA
Abdurrahman Assegaf Msi.
HM Yunus Kadir, mengatakan, Muhammadiyah sudah teruji
dalam sejarah memperkuat penguatan wawasan kebangsaan
dan menjaga negara RI. Selain mampu melahirkan banyak tokoh
nasional. Wakil Bupati Pangkep, Drs Abdul Rahman Assegaf,
mengakui, sebagai gerakan amar makruf nahi munkar
Muhammadiyah mampu membangun bangsa ini dengan
pengabdiannya. Banyak amal usaha di berbagai bidang
kehidupan memberi kemanfaatan kepada masyarakat. (hus)
AKTIVITAS ORTOM
Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Jebres Solo,
belum lama ini mengadakan pelatihan teknisi lampu, bertempat
di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Purwodiningratan.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan skill individu anggota
Pemuda Muhammadiyah Jebres. Diharapkan dengan adanya
kemampuan di bidang teknisi lampu ini akan membuka peluang
baru bagi anggota Pemuda Muhammadiyah untuk menjadi
seorang wiraswastawan. Dalam pelatihan ini, selain diberi bekal
keahlian di bidang teknisi lampu, peserta juga dibekali dengan
motivasi untuk menjadi seorang wirausahawan.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah bersama dengan Grafindo
meluncurkan buku baru berjudul, Indonesia Maju dan Ber-
martabat: Refleksi Pemikiran Aktivis IPM. Buku ini ditulis oleh
aktivis IPM Dani Eka R, Indra Jaya, Infa Willindaya, Agus Suroyo,
Dzar Albanna, Kurniati Pamungkas, Aty Nurrohman dan Hamdan
Nugroho. Drs Imam Gunawan, Asdep Peningkatan Kapasitas
Pemuda yang hadir dalam peluncuran buku itu menyebutkan,
Karya-karya seperti inilah yang harusnya terus dipacu di ka-
langan pemuda. Semoga IPM mampu menjadi pelopor krea-
tivitas intelektual bagi OKP lainnya. Sedangkan Din Syamsudin,
dalam kata pengantarnya pada buku ini mengatakan, IPM se-
61
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
DINAMIKA PERSYARIKATAN
bagai organisasi berbasis pelajar harus menampakkan budaya
pelajarnya. Yakni berprestasi dan mengembangkan ilmu penge-
tahuan. Judul buku ini sangat berat. Membutuhkan ruang inter-
nalisasi baik dalam pemikiran dan tindakan nyata. Hadir dalam
acara ini, Rosyid Hidayat anggota Komisi IV DPR RI, Kornas
alumni IPM, PB IPNU, IPPNU, PII, DPP IMM, PP Pemuda
Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah.
Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah SMA
Muhammadiyah 2 Pemalang, menyelenggarakan jalan sehat
akbar. Menurut panitia, Yassir Ihsani, acara ini diselenggarakan
dalam rangka memeriahkan Milad Muhammadiyah yang ke-
103. Selain itu juga, untuk menumbuhkan jiwa sosial peserta
didik dan menumbuhkan ukhuwah Islamiyah di antara pelajar di
Kabupaten Pemalang. Kegiatan jalan sehat akbar ini dimeriahkan
oleh penampilan seni bela diri Tapak Suci Putra Muhammadiyah
SMK Al-Manar Muhammadiyah Pemalang, bazar dan bakti
sosial. (im)
LOKAKARYA MUBALIGH MUHAMMADIYAH
SE-KARESIDENAN SEMARANG
KENDAL. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah
melalui Majelis Tabligh, belum lama ini mengadakan lokakarya
kedua mubaligh Muhammadiyah se-Karesidenan Semarang di
Pondon Pesantren Darul Arqam Patean, Kendal. Kegiatan yang
dilangsungkan satu hari penuh ini, diikuti PDM Majelis Tabligh
se-Karesidenan Semarang dan PCM Majelis Tabligh se-
Kabupaten Kendal. Dengan menampilkan narasumber dari
Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah.
Ketua PDM Kabupaten Kendal, H Muslim dalam sam-
butannya pada saat pembukaan mengatakan, di era global ini
tugas dakwah Muhammadiyah semakin berat. Tetapi tidak boleh
berhenti sebelum nyawa tercerabut dari tubuh kita. Sedangkan
Ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah, Sukendar, MA., MAg
dalam pemaparan materinya yang berjudul Metodologi Manhaj
dalam Memahami Al-Quran mengatakan bahwa, mubaligh Per-
syarikatan memerlukan wasilah dan prosedir yang jelas, selain itu
dai Muhammadiyah dalam menyampaikan dakwahnya perlu
kearifan ketika menyikapi adat istiadat dan budaya masyarakat.
Selain lokakarya, juga dipaparkan peta dakwah Muham-
madiyah Karesidenan Semarang oleh DR Samino, Wakil Ketua
Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah. Acara yang berlangsung
satu hari penuh ini ditutup dengan silaturahim mubaligh
Muhammadiyah. (Abdul Ghofur)
FOKUS KONSOLIDASI ORGANISASI
SINGKAWANG. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota
Singkawang masih sangat fokus untuk konsolidasi organisasi dan
revitalisasi Persyarikatan. Satu Abad Muhammadiyah dijadikan
momentum untuk membentuk organisasi yang kuat dan solid di
segala lini, di samping kekompakan kebersamaan dengan majelis
dan ortom disinergikan dengan langkah-langkah yang diambil
PDM Singkawang. Berbasis di Jalan Guru M Taufiq Kelurahan
Tengah, Singkawang keberadaan PDM Singkawang memiliki
peran dan posisi yang strategis dalam gerak langkah dakwah
Muhammadiyah yang meliputi seluruh PCM dan PRM.
Saat ini PDM Kota Singkawang diperkuat oleh jajaran PCM,
antara lain PCM Pasiran, PCM Setapuk, PCM Sedau dan PCM
Roban. Amal usaha yang didirikan belum begitu banyak, baru ada
beberapa lembaga pendidikan dan sarana kesehatan yang sudah
berdiri, antara lain Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah di Jalan
Guru M Taufiq Tengah dan SMA Muhammadiyah Singkawang di
Jalan Guru M Taufiq Pasiran, dan memiliki 2 lembaga kesehatan,
yaitu Klinik Bersalin Aisyiyah di Jalan Kuala Singkawang, dan RUB/
BKIAAisyiyah Singkawang di Jalan Yos Sudarso 9 Kelurahan Melayu
Singkawang. Langkah-langkah dakwah yang dilakukan Muham-
madiyah bersinergi dengan langkah-langkah gerakan dakwah
Aisyiyah, sehingga melahirkan kebersamaan pengembangan amal
usaha yang hampir seimbang. (am)
PELATIHAN MUBALIGHAT
AISYIYAH BANYUWANGI
BANYUWANGI. Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah
Banyuwangi, belum lama ini melaksanakan Pelatihan Mubalighat
bertempat di aula Masjid KH Ahmad Dahlan Banyuwangi.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari ToT Mubalighat yang
diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur,
yang telah dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Malang,
beberapa waktu yang lalu. Pelatihan ini diikuti oleh jajaran PDA,
PCA se-Kabupaten Banyuwangi, 17 Cabang dan 17 PRA se-
Kecamatan Banyuwangi.
Materi pelatihan meliputi, Sejarah Perkembangan Aisyiyah,
Pemantapan Ideologi Muhammadiyah, Profil Mubalighat Aisyi-
yah, Pedoman Hidup Islam warga Muhammadiyah, Praktik
Wudlu dan Shalat serta praktik pidato. Tujuan acara ini diharap-
kan lahir mubalighat Aisyiyah yang mampu meningkatkan pe-
rannya yang kompeten menuju masyarakat Islam yang berke-
majuan, ujar Ketua Majelis Tabligh PDA Banyuwangi, Hj Nur
Chotimah. (r)
62
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
IBRAH IBRAH IBRAH IBRAH IBRAH
Alib bin Ali Thalib dikenal sebagai
sahabat dan khalifah yang cendekia.
Nabi sempat berkata, Ana madinat
al-ilmi wa Ali babuha, aku adalah
kota ilmu dan Ali pintunya. Ali-lah
orang yang pertama masuk Islam
dalam usia sepuluh tahun. Dia,
karena kedekatannya dengan Nabi
dan kecerdasannya, dikenal sebagai
penafsir Al-Quran yang paling fasih.
A
li Audah melukiskan sosok Ali bin Abi Thalib. Bahwa
sebagai orang yang paling dekat dengan Rasulullah di
rumah dan di luar rumah, dan sebagai salah satu
penulis wahyu, Ali banyak tahu tentang ayat-ayat Al-Quran
yang diturunkan kepada Nabi; dalam hubungan apa ayat-ayat
itu diturunkan, ditujukan kepada siapa. Berkat kedekatannya
dan kesetiaannya kepada gurunya itu, ia dapat menyerap
segala yang diajarkan kepadanya, ditambah lagi karena ia
sendiri memang cerdas, berbakat dan seleranya tinggi. Di
kalangan para sahabat Ali dikenal sebagai cendekiawan
zamannya. Tidak jarang para sahabat pun banyak yang
bertanya kepada Ali jika menghadapi masalah-masalah
hukum yang tak mudah dipecahkan. Penyusunan Al-Quran
pertama kali secara kronologi dinisbahkan kepadanya, juga
pengetahuannya yang luas mengenai Al-Quran dan Hadits
memang sangat membantu para khalifah dalam memecahkan
berbagai masalah hukum atau fiqih.
Namun Ali bukan hanya ilmuwan atau begawan
berpengetahuan luas. Ia pun sosok yang rendah hati dan mau
mengajarkan ilmunya kepada siapa saja. Tak bosan-
bosannya, tulis Audah, ia memberi pelajaran agama dan
akhlak kepada siapa saja yang ingin belajar, tanpa pilih bulu.
Itulah salah satu kesenangannya. Mengajar kata dan
perbuatan. Mengajarkan Al-Quran, tafsir, dan Hadits. Tafsir
yang diajarkannya selalu segar, mendalam, dan jelas.
Kemudian, mengajak mereka yang diajar untuk shalat
berjamaah. Besar sekali hasratnya hendak menciptakan
Orang Berilmu Celaka
persamaan di antara semua orang. Ia menghayati benar ayat
Al-Quran, inna akramakum inda Allah atqakum (Al-Hujarat:
13), sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah
mereka yang bertakwa. Ia pun berpegang teguh pada sabda
Rasulullah, bahwa Tidak ada kelebihan orang Arab dari yang
bukan Arab selain dari takwanya.
Putra Abu Thalib itu selain ilmuwan dan mengamalkan
ilmunya, dikenal sebagai sosok pemberani dalam menyiarkan
Islam. Di kala Nabi hendak hijrah dalam kepungan kaum
Quraisy yang hendak membunuhnya, Ali tidur menggantikannya
dengan mempertaruhkan jiwaraga. Ia masuk Islam penuh
kesadaran, tanpa minta persetujuan ayahnya, Abu Thalib. Ketika
Nabi diperintahkan Allah untuk berdakwah secara terang-
terangan (Asy-Syuara: 214), yang ditentang keluarga besarnya
dari Bani Hasyim. Tatkala itulah Ali dengan lantang berkata: Ana
yaa Rasulullah auwnaka, ana hurabu ala man harabta, (Ya
Rasulullah, akulah yang akan membelamu dan aku lawan siapa
saja yang melawan Anda). Para kerabat Bani Hasyim dan
borjuis Quraisy itu terbelalak dengan keberanian Ali yang masih
sangat belia itu.
Ali bin Abi Thalib adalah sosok intelektual yang tidak hanya
berilmu tinggi. Ia mengamalkan ilmunya sekaligus menjadi
mujahid Islam yang gigih, santun, pejuang persamaan, dan
pemberani dalam menegakkan risalah Islam. Ali bukan sosok
berilmu minus beramal. Bukan hanya bicara dan berdiri di
menara gading, apalagi angkuh. Ia menghayati betul apa yang
diperingatkan Allah dalam Al-Quran: Amat besar kemurkaan
di sisi Allah bahwa kamu mengatakan sesuatu apa yang tidak
kamu kerjakan (Ash-Shaff: 3).
Menjadi Muslim berilmu wajib terlibat dalam peran-peran
perjuangan yang membebaskan, memberdayakan, dan
memajukan kehidupan. Itulah sosok ulil albab yang
memadukan iman, ilmu, dan amal. Menyelaraskan kekuatan
intelektual, spiritual, moral, dan peran sosial sehingga
kehadirannya membawa pencerahan serta menjadi rahmat
bagi semesta alam. Para cendekia itu benar-benar menjadi
sang pencerah bagi diri dan lingkungannya. Bukan menjadi
ilmuwan menara gading yang hanya bicara minus tindakan,
sehingga menjadi orang yang merugi sebagaimana Hadits
Nabi: Celakalah orang-orang yang tidak berilmu, dan celaka
pulalah orang-orang yang berilmu tetapi tidak mengamalkan
ilmunya (HR Abu Naim). A. Nuha

Anda mungkin juga menyukai