Anda di halaman 1dari 58

SALAM REDAKSI

MEMPERCANTIK WAJAH SM

SAJIAN UTAMA
Perjalanan bangsa Indonesia, menurut Muhammadiyah sudah banyak melenceng, tidak sesuai dengan UUD 45. Muhammadiyah pun bertekad meluruskan kiblat bangsa. Bagaimana caranya?

TANYA JAWAB AGAMA


Apa hukum membuat patung dan melukis?

TAFSIR AT-TANWIR
Tiga ciri orang fasik

BINA AKIDAH
Bagaimana cara membumikan Tauhid?

MENU
Assalamualaikum wr. wb. 04 TAJUK RENCANA Pembaca yang terhormat, mulai edisi awal tahun 2013 ini wajah atau cover Suara Muhammadiyah kami percantik. Setelah nomor pertama terbit, muncul banyak usulan, terutama menyangkut logo Muhammadiyah. Agar bertambah cantik lagi, huruf pada cover itu kami ubah dan logo Muhammadiyahnya kami kembalikan ke yang asli. Semoga pembaca puas dan merasakan segarnya penampilan majalah ini. Dan di balik upaya mempercantik wajah, kami juga terus mempertinggi kualitas isi dan memperlancar pelayanan. Kami untuk tahun ini mempergunakan strategi terbuka untuk pelayanan. Maksudnya, kami terbuka terhadap protes, komplain atau usulan untuk mengatasi ketidaknyamanan pembaca dalam menerima dan membaca majalah ini. Kami tunggu masukan dari pembaca. Terima kasih. Wassallamualaikum wr wb. Redaksi 07 SAJIAN UTAMA 12 BINGKAI 14 TANYA JAWAB AGAMA 17 SHOHIFAH 19 IBRAH 18 TAFSIR AT-TANWIR 20 HADITS 22 DIRASAH ISLAMIYAH 24 LAZIS 27 PEDOMAN 31 KHUTBAH 46 HUMANIORA 48 WAWASAN 50 GERAI NIAGA

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

TAJUK

impinan Pusat Muhammadiyah beberapa kali mengundang wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di negeri ini. Keperluannya tentu saja menyebarluaskan gagasan, pemikiran, serta isu-isu yang penting dan strategis menyangkut hajat hidup umat dan bangsa. Dalam sejumlah hal bahan press release atau konperensi pers dimuat, tetapi tidak jarang hanya dikutip singkat. Bahkan ada pula yang tidak memuatnya sama sekali, meskipun sewaktu acara wartawannya menyampaikan pertanyaan untuk dijawab. Namun manakala Muhammadiyah atau tokoh Muhammadiyah membikin pernyataan yang kontroversial, apalagi menohok pucuk pimpinan nasional secara langsung, dengan gempita media massa itu memuatnya. Rupanya selera media massa, termasuk para wartawannya, lebih suka isu-isu yang panas, pro kontra, dan menimbulkan kehebohan. Mobil diruwat saja beritanya dimuat besar-besaran. Jika datar-datar saja, meskipun penting dan fundamental menyangkut isu umat dan bangsa, seolah tidak menarik dan berlalu begitu saja. Sering dalam sesi tanya jawab, yang ditanyakan isu-isu panas layaknya infotainment. Tidak jarang isu-isu panas itu jauh dari tema yang diagendakan. Mereka bertanya dengan penuh tekanan dan kadang cenderung mendesakkan kehendak. Jika tidak dijawab, media massanya tidak memuat materi dan isu yang diangkat dalam konperensi pers. Selalu ada alasan kalau isu yang mereka angkat menyangkut urusan publik. Akibatnya, forum yang dikehendaki tidak sesuai dengan harapan Muhammadiyah. Sebuah koran kenamaan ibukota sering tidak memuat press release atau kegiatan-kegiatan penting Muhammadiyah. Jika dari kalangan Islam tradisional atau yang cenderung liberal sering dimuatnya. Rupanya ideologi koran ini cenderung memuat tulisan, isu, dan peristiwa yang secara halus ingin

SELERA MEDIA MASSA


mendekonstruksi Islam. Manakala pikiran yang meneguhkan ke-Islaman biasanya dikesampingkan. Bila pikiran dari Muhammadiyah pun serba kritis dan membongkar Islam dengan mudah memuatnya. Gejala bias media tampak pula dalam menampilkan tokoh. Jika seorang Menteri atau pejabat publik melakukan hal yang aneh-aneh seperti dalam cara berpakaian, beraktivitas, dan melakukan gebrakan yang sebenarnya kecil dan sumir, sering dibesar-besarkan. Tidak dikritisi kalau Menteri atau pejabat publik itu tidak fokus pada pekerjaannya secara profesional dan lebih sibuk melakukan aktivitas di luar jalurnya atau lebih sekadar jual citra. Sang tokoh seolah jadi Ratu Adil. Padahal hasilnya tidak kelihatan. Inilah bias media massa, yang memiliki selera sendiri. Boleh jadi apa yang dipaparkan di atas terasa agak keras. Kita pun berterimakasih dan menghargai media massa dan wartawan yang masih menjujungtinggi idealisme tanpa harus terjebak pada isu-isu kembang api. Namun sampai batas tertentu kenyataan dan kecenderungan sebagian besar media massa di negeri ini memang demikian. Ideologinya sama, the bad news is the good news, berita buruk adalah berita baik. Apa saja yang sensasional, pasti menjadi berita sensasional pula. Isu-isu moderat, yang memperkokoh nilai, yang memperkuat bangunan moral dan kebudayaan, seakan sampingan belaka. Masing-masing media juga memiliki misi dan kepentingan sendiri. Kita jadi bertanya, sesungguhnya media massa di negeri ini sedang menuju ke arah mana? Apa sebenarnya komitmen utama mereka? Padahal publik sudah terlanjur diindoktrinasi bahwa peran media massa sangat strategis dan menjadi pilar kekuatan bangsa. Lalu, di mana idealisme media massa untuk memupuk dan menyebarluaskan nilai-nilai ideal bagi tegaknya bangunan kebudayaan dan peradaban yang luhur di negeri tercinta ini? HNs.

PENASIHAT AHLI: H Din Syamsuddin, HM Amien Rais . PEMIMPIN UMUM: H Ahmad Syafii Maarif. WAKIL PEMIMPIN UMUM: HA Rosyad Sholeh. PEMIMPIN REDAKSI: H Haedar Nashir. WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: HM Muchlas Abror. PEMIMPIN PERUSAHAAN: Didik Sujarwo. DEWAN REDAKSI: HA Munir Mulkhan, Sjafri Sairin, HM Sukriyanto AR, Yusuf A Hasan, Immawan Wahyudi, M Izzul Muslimin. REDAKSI PELAKSANA: Mustofa W Hasyim. STAF REDAKSI: Amru HM, Asep Purnama Bahtiar, Deni, Ahmad Mu'arif. TATA LETAK/ARTISTIK: Dwi Agus M., Amin Mubarok, Elly Djamila. LITBANG & KESEKRETARIATAN: Isngadi Marwah. ARSIP & DOK: H Aulia Muhammad, A Nafian, EDITOR BAHASA: Imron Nasri, Ichwan Abror . IKLAN/PEMASARAN: Deni Asyari. ALAMAT REDAKSI/TATAUSAHA: Jalan KH Ahmad Dahlan 43 Yogyakarta 55122 Telp. (0274) 376955 Fax. (0274)411306 SMS: 081904181912 E-mail: redaksism@gmail.com Web: www.suara-muhammadiyah.com Terbit 2 kali sebulan. Harga langganan/eceran 1 nomor Rp. 15.000,Berlangganan sekurang-kurangnya 3 bulan (6 nomor) bayar di muka.

Melaksanakan Dakwah Islamiyah Amar Makruf Nahi Munkar. Dirintis KHA. Dahlan sejak tahun 1915 PENERBIT: Yayasan Badan Penerbit Pers "Suara Muhammadiyah" SIUPP: SK. Menpen RI No. 200/SK/Menpen/SIUPP/D.2/1986, tanggal 26 Juni 1986, Anggota SPS No. 1/1915/14/D/ 2002 // ISSN: 0215-7381

SM 03-2013
COVER: Joko Supriyanto

"SM" menerima sumbangan tulisan dari para pembaca. Panjang tulisan 3-7 hal A4, diketik dua spasi penulis harus mencantumkan alamat lengkap, no. telp., dan no. rekening. Semua naskah masuk menjadi milik Suara Muhammadiyah dan tidak akan dikembalikan.

BANKERS: BNI Trikora Rek. No. 0030436020 BRI Katamso Rek. No. 0245.01.000264.30.7 BRI Cik Ditiro Rek. No. 0029.01.000537.30.6 Giro Pos Rek. No. 550 000200 1 Bank Niaga Syariah Rek. No. 520-01-00185-00-4 BPD Rek. No. 001.111.000798 BNI Syariah Rek. No. 009.2196765 Bank Muamalat Rek. No. 531.0000515 Shar-E Rek. 902 69924 99 an. Drs. H Mulyadi Mandiri Syariah Rek. No. 7033456737 an. Suara Muhammadiyah Dicetak: Gramma Surya

SUARA MUHAMMADIYAH 16 / 97 | 16 - 31 AGUSTUS 2012

W AR T A WAN "S U A R A M U H AM MA D I Y AH "

T I D AK D I P ER K E NA NK A N ME N ER I M A / ME M I NT A A PA P U N D A R I N A R A S UM B E R

SAJIAN UTAMA

MELURUSKAN KIBLAT BANGSA


Seratus tahun lalu Muhammadiyah meluruskan arah kiblat shalat umat Islam. Kini, Muhammadiyah bertekad meluruskan kiblat bangsa. Demikian pernyataan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof DR HM Din Syamsuddin, dalam konferensi pers di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta. PP Muhammadiyah pada 3 Januari 2013 itu membuat pernyataan Muhasabah dan Taushiyah Kebangsaan Proyeksi 2013.

pa ada yang salah dengan arah kiblat bangsa? Ditengarai setelah 67 tahun merdeka, penyelenggaraan Negara mengalami distorsi (peluruhan) dan deviasi (penyimpangan) dari cita-cita nasional. Pembukaan UUD 1945 meniscayakan terbentuknya suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. UUD 1945 pasal 33 juga memerintahkan agar cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Selain itu, bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Apa yang terjadi? Sumberdaya alam dan kekayaan Indonesia banyak yang dikuasai asing. Satu dua pulau lepas dan digadaikan. Kekuatan-kekuatan ekonomi neoliberal dan Multinationals Corporation atau Transnationals Corporation sangat leluasa beroperasi di negeri ini. Berbagai undang-undang dan regulasi kebijakan tidak luput dari kepentingan pihak asing. Sementara pemerintah dan rakyat Indonesia kebagian ampasnya. Negeri dan bangsa ini masih belum berdaulat secara ekonomi-politik, bahkan secara budaya. Kedaulatan politik juga masih bermasalah. Dalam penanggulangan terorisme aroma campurtangan asing juga terasa. Indonesia sampai batas tertentu agak gemar melaporkan ke dunia luar tentang neraca penanganan terorisme. Dengan cara seperti itu ibarat menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri. Padahal Malaysia tidak tampak tergopoh-gopoh, meskipun gembong teroris DR Azahari dan Noordin M. Top berasal dari negeri jiran itu. Para petinggi negeri ini terkesan look-up alias menengadah ke atas jika berhadapan dengan pihak asing. Kasus-kasus serupa masih bisa didaftar. Jika ada kerusuhan dan aksi separatis di Papua dan Maluku misalnya, pihak asing begitu sensitif dan gampang memberikan tekanan politik. Kasus Gereja Jasmin Bogor, menjadi konsumsi dunia internasional yang

Tambang emas freeport yang kurang memberikan kemakmuran bagi bangsa.

seksi. Kalau ada peristiwa pelanggaran di dalam negeri, sebagian elemen bangsa dengan gampang mengancam untuk melaporkan ke PBB atau Mahkamah Internasional. Kental sekali nuansa menengadah ke pihak asing tanpa rasa risih. Bidang pariwisata sudah lama berpesona serba luar negeri. Bahkan sampai batas tertentu dunia intelektual demikian. Asing seolah segalanya. Kita tidak sedang menggelorakan antiasing. Apalagi hidup di era globalisasi yang meniscayakan keterbukaan hubungan dan kerjasama dengan pihak luar. Namun martabat dan kedaulatan diri sebagai bangsa dan negara merdeka wajib ditegakkan dengan kepala tegak. Selain itu, penyelenggaraan negara dan cara mengurus Indonesia wajib dilakukan dengan benar untuk sebesar-besarnya kemajuan bangsa. Jauhi segala bentuk pengrusakan, penyalahgunaan, penyimpangan, dan kesewenang-wenangan dalam mengurus negeri ini dari pusat hingga derah oleh pejabat dan siapa pun. Indonesia akan hancur justru karena dirusak dari dalam, selain dari luar. Di sinilah pentingnya para elit, penyelenggara pemerintahan, dan seluruh komponen di Republik ini meluruskan kembali arah kiblat bangsa dan negara agar sejiwa dengan misi dan cita-cita yang diletakkan The Founding Fathers tahun 1945. Mau dibawa ke mana Indonesia? HNs.

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

SAJIAN UTAMA

Rontoknya Pilar-pilar Kemandirian Bangsa


embukaan UUD 45 dan pasalpasal pada batang tubuhnya sesungguhnya merupakan pilar atau malahan benteng untuk membangun kemandirian bangsa. Maksdunya, dengan kakayaan alam dan SDM yang dimiliki, dengan dilindungi Undang-undang yang senafas dengan Pembukaan UUD 45 dan pasal-pasal dalam batang tubuhnya, kemandiran bangsa menuju kemakmuran yang berkeadaban serta berkeadilan dapat dengan mudah dicapai. Akan tetapi mengapa para presiden kita yang sangat mencitai Tanah Air dan mencintai kemandirian berakhir masa kepemimpinannya dengan cara yang menyakitkan? Mengapa pihak luar tidak suka dan ada dugaan kemudian merancang kegiatan rahasia dalam bentuk konspirasi untuk menjatuhkan mereka? Dilihat dalam perspektif waktu dan perspektif kemandirian bangsa dan ketergantungan atau ketertaklukan bangsa Indonesia terhadap orang asing, kita sekarang dapat membacanya berbeda. Kita merasa kalau kelima presiden kita telah sama-sama menjadi korban konspirasi internasional. Dan hasilnya dapat kita lihat hari ini, kita saksikan satu-persatu pilar kemandirian itu telah mengalami kerontokan. Pertama, kekayaan alam kita berada di bawah asing. Kedua perbankan kita juga, Ketiga industri kita dibuat tidak mandiri dalam hal bahan baku. Keempat permodalan dan perdagangan sampai perdagangan ritel mereka kuasai. Kelima, politik perundang-undangan mereka setir. Keenam, nilai-nilai, cita-cita dan impian dan pemikiran kita dan anakanak kita dijauhkan dari yang asli dan didekatkan kepada yang asing. Banyak di antara kita telah dimurtadkan secara budaya. Menjadi pribadi asing di tanah Airnya sendiri. Lalu menjadi budak orang asing di negeri sendiri.

Pesawat N250 buatan putera Indonesia, lambang kemandirian teknologi dirgantara.

Coba kita bertanya, kenapa Presiden Soekarno dulu sangat dimusuhi orang Barat yang kapitalistik, sehingga kemudian mereka berkomplot untuk menjatuhkannya lewat demonstrasi dan pemakzulan di MPRS pasca berlangsungnya G 30 S/ PKI? Karena Soekarno berani melakukan nasionalisasi perusahaan minyak, perkebunan dan maskapai perkapalan milik orang Barat. Kemudian menyulapnya menjadi Perusahaan Negara sesuai dengan amanat UUD 45. Kenapa, Soekarno diam-diam juga tidak disukai oleh penguasa Cina dan diduga diamdiam mereka juga merancang kudeta bersama PKI dengan mengirim senjata pembunuh merk Cung? Sebab Lewat Peraturan Pemerintah no. 10 Tahun 1959 Soekarno mengurangi dominasi pedagang Cina di pasar dan toko kecil

dengan melarangnya berdagang kecuali di ibukota kabupaten dan kota. Ini membuat pemernitah RRT sempat berang. Soekarno dimusuhi oleh kekuatan neo kolonialisme, neo imperalisme dan neo kapitalisme global itu karena teriakannya tentang berdikari, berdikari, berdikari mengganggu telinga mereka dan menghambat maksud mereka untuk menguasai dan menguras kekayaan alam Indonesia. Kenapa kemudian Presiden Soeharto yang berjasa membuat kran modal asing membanjir lewat UU PMA tahun 1967 dan mengizinkan membanjirnya gandum Amerika Serikat sehingga menindas industri rumahan tepung ketela, tepung beras dan tepung umbi-umbian lokal yang sebenarnya lebih sehat. Mengapa dia kemudian diduga juga dijungkalkan oleh konspirasi global yang disponsori AS?
7

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

SAJIAN UTAMA
Karena sebenarnya diam-diam Soeharto menyiapkan perlawanan ekonomi. Dia menggalang dukungan petani agar mampu swasembada pangan, mencoba menghidupkan jaringan koperasi dan menumbuhkan konglomerat lokal. Bahkan dengan beraninya Soeharto dengan dibantu Habibie mencanangkan kemandirian teknologi tinggi dengan membangun industri transportasi nasional berbasis pesawat terbang, kapal, serta kereta api. Mungkin juga karena Soeharto, yang semula adalah anak manis si pembayar hutang yang tertib, kemudian berubah menjadi anak nakal dengan berani membubarkan IGGI. Sebagaimana mereka alergi terhadap kata berdikari yang diteriakkan Soekarno, mereka juga alergi terhadap lantunan kata swasembada yang disampaikan oleh Soeharto secara lembut kepada para petani Indonesia. Orang asing itu, cemburu kalau bangsa Indonesia bangga dengan barangnya sendiri, memakai sendiri bahkan dengan percaya diri menjualnya ke pasar bebas. Lantas mengapa mereka juga menghentikan langkah Habibie sehingga tidak dapat melanjutkan kepemimpinan nasional? Ini bukan soal demokrasi. Sebab Habibie tidak perlu diajari demokrasi. Pendidikannya di Jerman dan dari koleganya orang Eropa dia belajar demokrasi sampai ke intinya. Buktinya selama pemerintahannya terjadi poltik pelepasan berangus dan perlucutan borgol kebebasan yang sebelumnya diterapkan oleh Soeharto lewat berbagai regulasi. Yang dikhawatirkan oleh rezim Amerika, Habibie akan berpaling ke Eropa dan dekat dengan para sahabatnya waktu kuliah di Jerman. Kunjungannya ke Iran dan ke Turki makin membuat pembuat keputusan di Amerika cemburu. Dia yang terbukti mampu menyelamatkan negara saat mau terjun bebas secara ekonomi menjadi stabil kembali dipaksa harus berhenti, kemudian strategi kemandirian teknologinya dirontokkan satu persatu. Lantas mengapa Presiden KH Abdurrahman Wahid yang suka damai dan suka bercanda ini kemudian juga dihentikan langkahnya? Sebab diam-diam Gus Dur ingin menciptakan keseimbangan pasar bebas global dengan mendekati Cina. Dengan membatalkan sekian UU yang memberangus ekspresi orang Tionghoa, dan mengadakan normalisasi hubungan diplomatik dengan pemerintah RRC, barang dari negeri naga merah ini pun kemudian membanjiri Indonesia. Lagi-lagi Amerika cemburu. Dia pantas dihentikan, dicarilah berbagai kelemahan dirinya untuk menjatuhkannya. Tokoh yang memiliki kemandirian dalam bersikap memang penuh risiko. Termasuk dijungkalkan dari kursi kepresidenan. Lalu mengapa Presiden Megawati kemudian tidak dibuat menang oleh kekuatan politik global yang memiliki modal dan teknologi canggih dalam manajemen pemilu? Kesalahan Megawati sederhana. Dia dianggap berani melecehkan industri pesawat Amerika dengan membeli pesawat Sukhoi dari Rusia. Dia juga dianggap menampung para perwira militer yang punya kecenderungan anti Amerika. Apalagi aliran ekonomi pemerintahannya kemudian dinilai mengarah kepada pro-rakyat kecil ketimbang propasar. Ada pihak global yang cemburu dan merasa terancam dagangannya jika dia menjadi Presiden lagi. Mungkin tidak banyak yang menyangka kalau lembaga yang disebut Mahkamah Konstitusi kemudian menjadi kotak pembuat keajaiban-keajaiban dalam negara kita. Lembaga semacam BP Migas dan UU Migas dapat dibatalkan kalau bertentangan dengan UUD 45. Pasal-pasal dalam UU Sisdiknas yang bernafas neoliberal juga dibatalkan. UU SDA, UU atau Perpu atau Kepres yang dibuat untuk melindungi pihak asing pun dapat dibatalkan asal ada wakil masyarkat yang menggugatnya. UU yang melindungi privatisasi pun perlu dibatalkan segera, sebab UU semacam ini bersemangat melakukan denasionalisasi aset rakyat Indonesia. Masak Krakatau Steel, Garuda, PLTN Paiton, mau dijual setelah kita kecolongan Indosat, Pertamina, dan sebagainya. Kalau Muhammadiyah bersama komponen bangsa yang lain, di zaman pasca reformasi mau terus maju membersihkan segala macam UU dan peraturan yang mengkerdilkan kemandirian rakyat, untuk hari ini, layak disebut sebagai perjuangan yang sejati. Ijtihad konstitusi semacam ini perlu dilanjutkan. (bahan dan tulisan: ibw)

Soekarno, Presiden Indonesia yang berani menasionalisasi perusahaan asing.

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

SAJIAN UTAMA

JIHAD KONSTITUSI HARUS TERUS BERGULIR


ndonesia adalah negara yang paling kaya di dunia. Tidak ada negara lain di dunia ini yang memiliki cadangan kekayaan alam semelimpah Indonesia. Tanah yang subur, iklim yang bersahabat, bentang alam yang elok, mineral tambang yang tersimpan, sampai pada keanekaragaman hayatinya, Indonesia adalah nomor wahid. Misi utama Negara adalah memaju- Diduga terjadi permainan uang di balik kan, menyejahterakan, mencerdaskan, dan melindungi seluruh Tanah Air dan rakyat Indonesia. Sayangnya, sampai saat ini misi utama itu masih terhenti di teks pembukaan UUD 1945. Belum terlihat nyata upaya pemerintah menuju ke arah sana. Praktik kebangsaan dan kehidupan politik kita masih jauh dari spirit dan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945. Dalam beberapa hal kekayaan dan sumberdaya alam banyak dikuasai asing. Akibatnya, Indonesia mengalami peluruhan kedaulatan dan martabat diri sehingga belum mampu berdiri sejajar dengan negeri-negeri lain yang telah maju. Atas dasar itulah beberapa bulan yang lalu PP Muhammadiyah bersama ormas dan lembaga yang lain menggugat keabsahan UU No 02 tahun 2001 ke Mahkamah Konstitusi, yang hasilnya BP Migas dibubarkan oleh MK. Sebagian kedaulatan bangsa untuk mengurus kekayaan minyak dan gas bumi Indonesia telah dikembalikan oleh MK. Keberadaan Badan Pelaksana Migas yang menguasai urusan minyak dari hulu sampai hilir (memegang kewenangan sebagai pembina dan pengawas kontraktor kontrak kerja sama dalam menjalankan eksplorasi, eksploitasi, serta pemasaran minyak dan gas Indonesia) itu dianggap bertentangan dengan UUD 1945. Ketua PP Muhammadiyah Fattah Wibisono (allahuyarham),

munculnya Undang-undang yang berpihak pada pemodal asing.

menilai Undang-undang nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas (Migas) sebagai hasil revisi UU Nomor 8 tahun 1971 sebenarnya telah membuka peluang untuk memperbaiki pengelolaan migas nasional. Sayangnya, yang diuntungkan bukan rakyat tapi pihak asing. Karenanya Muhammadiyah telah menggugat UU Migas ke Mahkamah Konstitusi (MK). Fattah menyebut upaya itu sebagai jihad konstitusi yang tidak boleh berhenti untuk menegakkan kedaulatan negara yang selama ini malah diruntuhkan oleh Pemerintah. Menurut Ki Ageng Fattah Wibisono, jihad konstitusi ini akan terus diupayakan oleh Muhammadiyah sampai tidak ada lagi UU yang merugikan bangsa. Sampai tidak ada lagi pelegalan pada penjajahan dan penjarahan kekayaan Negara oleh pihak asing. Seluruh kekayaan Negara seharusnya dipakai untuk memakmurkan bangsa ini bukan malah untuk dinikmati asing. Muhammadiyah tidak ingin negara ini terus tergadaikan kepada asing dan masyarakat tidak bisa menikmati hasil kekayaan alamnya, tandas Ki Ageng Fattah dalam suatu diskusi di PP Muhammadiyah menjelang keputusan MK. Keputusan MK yang memenangkan gugatan Muhammadiyah dan ormas Islam ini didukung oleh pengamat perminyakan DR Kurtubi. Kurtubi menilai langkah pembubaran BP Migas oleh
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

SAJIAN UTAMA
MK ini dinilai sangat tepat. Sebab, BP Migas yang diatur dalam for Social Justice (IHCS), Gunawan, semua UU yang disasar UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi oleh Muhammadiyah itu memang sudah sejak lama diidentifikasi bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak memiliki hukum sebagai berpotensi inkonstitusional karena bertentangan dengan mengikat. Pertentangan dengan konstitusi itu disebabkan oleh UUD 1945 dan Prinsip Pancasila. tata kelola BP Migas tidak bisa digunakan untuk sebesarGunawan mengatakan, UU itu lebih beraroma kepentingan asing. besarnya kemakmuran rakyat. Itu tidak sesuai dengan UUD Hanya penting diluruskan bahwa anti kepentingan asing di sini bukan 1945 Pasal 33, tandas Kurtubi. sikap anti kepada orang asing sebagaimana sikap golongan chauvinis Menurut Kurtubi, Pasal 33 UUD 1945 ini sudah jelas dan kaum fasis. Tetapi anti terhadap bentuk imperialisme baru dan mengatakan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang neo kolonialisme yang membawa perekonomian Indonesia tidak terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyatnya sendiri, kata untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sementara dalam Gunawan. Walau demikian, menurut Gunawan, tak bisa dipungkiri UU BP Migas, semua keinginan bila gerakan Muhammadiyah itu dari Pasal 33 UUD 1945 tidak dapat akan memancing kontroversi terkait terpenuhi. Terlebih lagi, BP Migas kecurigaan adanya motif politis dinilai lebih memihak ke asing. tertentu. Apa yang ditegaskan Din Contohnya saja, hasil gas dari Syamsuddin untuk terus melakLNG Tangguh yang justru tidak sanakan jihad konstitusi itu tamdialokasikan ke dalam negeri. BP paknya akan menjadi kenyataan. Migas malah menjual gas tersebut Tanggal 7 Januari 2013 yang lalu secara murah ke China. Ketua PP Muhammadiyah bersaDengan dijualnya gas dari LNG ma 45 tokoh nasional mendeklaTangguh ke China, PLN pun rasikan Gerakan Menegakkan berteriak-teriak karena tidak Kedaulatan Negara (GMKN) yang Penambangan minyak oleh Pertamina masih mendapat pasokan gas dari BP mencoba mengingatkan tonggakmenghasilkan keuntungan bagi rakyat Indonesia. Migas. Alhasil, PLN terpaksa tonggak kedaulatan Negara yang memakai bahan bakar minyak (BBM) sebagai pembangkit listrik. diawali dari peristiwa Sumpah Pemuda 1928 yang membebaskan Itu yang menyebabkan PLN diduga melakukan inefisiensi Rp.37,6 dari konstruksi identitas kolonial dan sentiment etno nasionalisme Trilyun. Mantan Dirut PLN Dahlan Iskan bahkan menyatakan kalau menuju identitas keindonesian. inefisiensi yang terpaksa dilakukan PLN hampir mencapai 100 Tonggak kedua adalah Proklamasi 1945 yang menyatakan trilyun. Menurut Ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai bangsa yang terbebas dari belenggu penjajajahan dan Din Syamsuddin, jihad konstitusi yang telah digulirkan Muham- menjadi bangsa yang yang berdaulat penuh dalam membangun madiyah tidak akan hanya terhenti di sini. Muhammadiyah dalam diri menjadi bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan waktu dekat ini akan mengkaji kembali undang-undang yang bermartabat. dianggap tidak konstitusional dan memperlemah kedaulatan dan Tonggak ketiga adalah Deklarasi Juanda 1957 yang berupa martabat bangsa Indonesia. tonggak kedaulatan teritorial. Deklarasi ini menegaskan pentingnya Di antara Undang-undang yang akan segera diujikan adalah kedaulatan teritorial karena mencakup kedaulatan ekonomi, UU Minerba, UU Investasi, UU Geothermal, dan UU Perguruan hokum, dan politik. Tinggi. Jihad Konstitusi ini sesuai dengan amanat muktamar agar GMKN juga menyesalkan keputusan Pemerintah yang PP Muhammadiyah melakukan judicial review terhadap semua menerbitkan Perpres No 95 tahun 2012 yang secara esensial undang-undang yang bermasalah bagi Negara. bertentangan dengan kontitusi dan keputusan MK. GMKN menilai Pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy, menilai jihad pengalihan tugas dan fungsi BP Migas ke bawah kementerian konstitusi Muhammadiyah ini akan terus digulirkan Muham- ESDM adalah sama dan sebangun pengalihan peran satu madiyah karena Noorsy yakin kalau Muhammadiyah itu teguh lembaga pemerintah ke lembaga pemerintah yang baru yang memegang ajaran Islam yang melarang tanah pertanian, air dan tidak konstitusional. api untuk diperjualbelikan menurut mekanisme pasar bebas. Jadi Jihad konstitusi yang digulirkan Muhammadiyah dalam rangka tidak sekedar karena Muhammadiyah anti kekuatan asing, tetapi mengembalikan kiblat bangsa ini tampaknya masih akan berlanjut karena alasan teologis yang lebih kuat. dan menemui berbagai jalan yang mendaki, apalagi belum lama Walau begitu Ichsanuddin mengakui bila memang banyak UU ini Muhammadiyah juga telah kehilangan KH Fattah Wibisono, di Indonesia berbau titipan asing, termasuk UU Migas, dan UU satu panglima dalam jihad konstitusi ini. Namun dengan semangat lain yang sedang disasar untuk diuji materi oleh Muhammadiyah. tauhid yang dipegang, Muhammadiyah pasti akan terus melaju Sementara itu, Ketua Indonesian Human Rights Committee mengembalikan arah bangsa yang kian bengkok ini. [isma]
10
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

SAJIAN UTAMA Praktik Ketatanegaraan Kita Banyak yang Tidak Berdasarkan Konstitusi
Choirul Huda, Ketua Majelis Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Muhammadiyah SELAMA ini, banyak praktik ketatanegaraan kita yang tidak berdasarkan konstitusi negara. Inilah yang menjadi keprihatinan Muhammadiyah. Di antaranya adalah produk-produk undangundang yang dibuat oleh pemerintah dan DPR. Banyak undang-undang yang dibuat tidak berdasarkan kepentingan rakyat. Nah, untuk meluruskan jalannya roda pemerintahan agar tetap berada dalam rambu-rambu konstitusi negara, Muhammadiyah perlu mengambil peran. Di antaranya adalah upaya Muhammadiyah memprakarsai peninjauan ulang terhadap undang-undang (judicial review) yang bermasalah. Hasilnya, undangundang Migas yang dinilai tidak berpihak pada bangsa dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK). BP Migas kini telah dibubarkan. Dalam waktu dekat, Muhammadiyah telah mempersiapkan kembali judicial review kepada MK berkaitan dengan UU Sumber Daya Air, UU Investasi, UU Kesehatan, dan lainnya. Kita optimis, upaya judicial review ini akan dikabulkan kembali. Apa yang kita lakukan ini adalah dalam upaya membela kepentingan umat dan bangsa. tentang Kesehatan, dan masih banyak lagi. Ada catatan lain yang perlu dikritisi di sini. UU tentang Kesehatan saat ini sangat merugikan Muhammadiyah dan ormas lain yang bergerak dalam sektor kesehatan, tetapi kemudian tidak bisa melanjutkan operasionalnya. Ada pasal yang menyatakan bahwa hanya organisasi yang berfokus pada bidang kesehatan yang boleh mendirikan rumah sakit. Dalam konteks ini, Muhammadiyah terancam untuk tidak boleh membangun rumah sakit baru. Bahkan, di beberapa tempat, rumah sakit Muhammadiyah mengalami kesulitan dalam perizinan untuk melanjutkan operasinya. UU tersebut juga memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pemilik modal dari luar negeri, asal berada di bawah payung sebuah organisasi kesehatan, untuk membangun rumah sakit dan memberikan pelayanan kesehatan di Indonesia. Nah, ini contoh pasal dari UU yang tidak melindungi potensi dan inisiatif dalam negeri untuk memberikan sumbangsih dan beraktivitas dalam bidang yang sangat krusial.

Sejarah Bangsa ini Telah Digelapkan


Revrisond Baswier, Ekonom UGM SAYA kira, yang paling penting adalah meluruskan sejarah. Selama ini, banyak yang tidak mengetahui bahwa sejarah kita terlalu banyak yang digelapkan. Itu tidak hanya terkait peristiwa tahun 1965 saja, tetapi juga terkait dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya. Misalnya, menurut saya yang paling penting, adalah peristiwa tahun 1949, ketika kita menerima pengakuan kedaulatan dari Belanda. Tidak banyak yang tahu ketika kita menerima kedaulatan sebenarnya kita sudah dijerat oleh kekuatan-kekuatan kapitalisme internasional, berupa sejumlah syarat dalam Konferensi Meja Bundar. Dalam bidang ekonomi, misalnya, paling tidak ada tiga yang paling penting. Pertama, kita harus mempertahankan keberadaan perusahaan-perusahaan asing di Indonesia. Kedua, kita harus mematuhi ketentuan IMF dalam mengelola perekonomian. Ketiga, kita harus bersedia menerima warisan hutang dari Hindia Belanda. Jadi, baru sampai tahun 1949 saja kita sudah dijerumuskan kembali dalam jerat neo-kolonialisme. Sejak tahun 1950, kita sudah harus bayar hutang. Padahal, yang berhutang itu pihak Hindia-Belanda. Itu yang saya sebut sebagai warisan hutang kolonial. Kita juga tidak bisa mengubah dominasi perusahaan-perusahaan asing di Indonesia. Paling tidak, ini terjadi sampai tahun 1956, ketika hasil kesepakatan KMB dibatalkan oleh pemerintahan Soekarno. Nah, Muhammadiyah selama ini banyak bergerak di bidang pendidikan. Pertanyaannya, apakah sejarah yang diajarkan di sekolahsekolah Muhammadiyah termasuk sejarah yang digelapkan atau bukan? Buku-buku ajar, terutama buku-buku sejarah, dibuat oleh pihak penguasa yang sudah digelapkan. Berarti jelas buku-buku sejarah yang diajarkan di sekolah-sekolah Muhammadiyah juga termasuk sejarah yang telah digelapkan. (bahan dan tulisan:rif)

Banyak Undang-undang yang Menguntungkan Pemodal Asing


Rifki Muna, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah MUHAMMADIYAH sebagai bagian dari bangsa tentu memiliki tanggung jawab untuk turut mengisi dan mempersiapkan negeri ini lebih baik ke depan. Itu prinsipnya. Berikutnya, Muhammadiyah mengambil langkah-langkah untuk melihat secara lebih strategis mengenai bangsa ini ke depan. Terutama berkaitan dengan kedaulatan dan kemandirian bangsa. Persoalan ini terkait dengan sejauhmana negara bisa melakukan kontrol yang baik atas sumber-sumber kekayaan alam. Sebenarnya, yang terjadi saat ini, banyak Undang-undang yang bertentangan dengan konstitusi, terutama yang menyangkut dengan hajat hidup orang banyak. Sekarang banyak undang-undang yang tidak memihak kepada kepentingan bangsa, tetapi justru memberikan ruang seluas-luasnya kepada para pemilik modal dari luar negeri. Hal semacam itu telah melemahkan kedaulatan bangsa. Dalam jihad konstitusi, Undang-undang yang perlu dikritisi sangat banyak. Ada UU tentang Investasi, UU tentang Sumber Daya Air, UU

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

11

BINGKAI

MEMPERKOKOH IDEALISME AMAL USAHA


DR H Haedar Nashir, MSi Di antara keunggulan Muhammadiyah dibanding gerakan Islam lain ialah kekuatan amal usaha yang dimilikinya. Dari lembaga pendidikan dan kesehatan hingga pelayanan sosial dan ekonomi semuanya tersebar di seluruh Nusantara. Amal usaha itu merupakan wujud dakwah bil-hal Muhammadiyah yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat luas, sekaligus menjadi pilar strategis kemajuan umat Islam.
sangat berharga itu. Sumber Konflik Alhamdulillah, amal usaha Muhammadiyah makin tumbuh dengan pesat dan kondisinya secara umum menggembirakan. Amal usaha yang kecil, sedang, dan besar juga menunjukkan semangat ber-Muhammadiyah yang positif. Kegiatan-kegiatan Muhammadiyah banyak yang dilakukan di amal usaha ini, sehingga terdapat pembudayaan gerakan. Penanaman nilai-nilai dasar Al-Islam dan Ke-Muhammadiyahan pun relatif berkembang dengan baik. Dari perkembangan yang baik itu tumbuh budaya Amal Usaha Bersama Persyarikatan, yang menunjukkan sinergi positif. Hal yang memprihatinkan dan sekaligus mengancam kelangsungan amal usaha saat ini ialah adanya konflik pada sebagian amal usaha. Di sejumlah tempat konflik tersebut kadang demikian keras dan mencuat ke media massa sehingga menjadi konsumsi publik. Jika sudah terjadi konflik biasanya tidak mudah diselesaikan dan sering berketiak ular. Akibat konflik cukup fatal, baik amal usaha maupun Persyarikatan setempat sama-sama merugi dan yang bersorak tentu pihak yang tidak suka melihat Muhammadiyah sukses. Kenapa konflik di amal usaha Muhammadiyah terjadi? Sumber utamanya biasanya kursi (jabatan) dan materi (uang). Ibarat pepatah ada gula ada semut. Gula-lah yang menyebabkan semut berkerumun dan saling berebut. Semakin banyak gula manis di amal usaha itu, maka kerumunan dan perebutan para semut semakin banyak. Sebaliknya di amal usaha yang kering, biasanya jarang sekali terjadi konflik. Jarang ada konflik yang disebabkan oleh rebutan ingin menghidupkan Ranting dan Cabang atau kegiatan pengajian yang mati. Penyakit kambuhan yang sering terjadi biasanya jika ada suksesi kepemimpinan di amal usaha. Segelintir orang bermain untuk saling memperebutkan posisi, yang disertai dengan memaksakan kehendak dan menggunakan segala macam cara. Alasannya selalu ada dan seolah benar, tidak jarang dengan membeberkan dalih dan fakta yang sudah dikemas sedemikian rupa. Kadang pemimpin yang lemah atau banyak persoalan juga menjadi pemicu konflik, yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang saling bekepentingan. Prosedur atau aturan pun disiasati dengan berbagai cara, sehingga kian menambah ruwet persoalan.

uhammadiyah dalam usia satu abad, Alhamdulillah telah memiliki amal usaha di berbagai bidang yang tersebar luas di seluruh penjuru Indonesia. Di Cairo Mesir, bahkan sudah lama berdiri TK ABA yang cukup bekualitas, yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah setempat. Di Kuala Lumpur PCIM dan PCIA membina kelompok-kelompok kegiatan yang memberi manfaat besar bagi warga Indonesia di sana, sehingga kehadiran Muhammadiyah maupun Aisyiyah tidak hanya berteori tetapi berbuah amaliah nyata. Pada tahun 2011 jumlah amal usaha Muhammadiyah ialah 172 perguruan tinggi di antaranya 40 universitas, 1143 SMA/SMK/MA, 1772 SM/MTs, 2604 SD/MI, 7623 TK ABA, 6723 PAUD, 71 SLB, 82 pondok pesantren, 457 Rumah Sakit dan Rumah Bersalin, 318 Panti Asuhan, 82 Panti Berkebutuhan Khusus, 54 Panti Jompo, 437 BMT, 762 BPRS, 25 penerbitan, dan berbagai amal usaha lainnya sebagai kiprah nyata Muhammadiyah untuk bangsa. Raihan amal usaha yang sebesar itu sungguh tidak mudah, sebagai wujud dan hasil perjuangan yang penuh pengorbanan dari para perintis dan penerusnya baik dari para pengelola amal usaha maupun pimpinan Persyarikatannya. Karena itu menjadi kewajiban semua pihak untuk terus merawat, membina, meningkatkan, dan mengembangkan amal usaha itu menuju keunggulan dan kemanfaatan yang lebih baik lagi. Sebaliknya mencegah segala hal yang dapat merusak dan menjatuhkan amal usaha Muhammadiyah yang

12

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

BINGKAI
Dalam keadaan konflik yang akut atau kronis setiap pihak merasa benar sendiri dan sulit dicari titik temu. Para pihak yang terlibat saling menjatuhkan. Beragam siasat langsung maupun tidak langsung dilakukan setiap pihak. Dengan media handphone yang begitu mudah sering mereka yang terlibat konflik dengan gampang dan seenaknya main kirim SMS yang mengandung tekanan, provokasi, teror, dan fitnah. Ada pula yang main lapor ke kepolisian dan ranah pengadilan, yang sesungguhnya tidak ada yang diuntungkan. Jika konflik sudah merasuk dan meluas maka keadaan sering sulit dikendalikan. Kondisi amal usaha pun serba gaduh dan tidak jarang memicu konflik berkepanjangan. Semua itu akibat ulah dan kepandiran orang-orang yang memiliki tabiat merusak (trouble maker), persis apa yang dilukiskan Allah dalam Al-Quran seperti orang yang menguraikan benang yang sudah dipintal dengan kuat (An-Nahl: 92). Tidak ada yang diuntungkan dari konflik yang berkepanjangan. Kalah jadi abu, menang jadi arang. Ke dalam jadi remuk, ke luar jadi aib. Akibatnya, baik amal usaha maupun Muhammadiyah akhirnya jatuh diri dan hancur. Bangun Idealisme Bagaimana keluar konflik dan mencegah agar amal usaha Muhammadiyah tetap sehat walafiat? Secara sistemik tentu terdapat mekanisme penyelesaikan konflik yang diregulasi oleh kepemimpinan yang memiliki otoritas dan melibatkan para pihak yang kompeten. Namun selebihnya harus ada itikad dan usaha setiap pihak yang terlibat konflik untuk mencari solusi yang positif, sekaligus dan tidak kalah pentingnya menghentikan segala sikap serta tindakan yang menambah rumit persoalan. Jika tidak ada niat baik dan pengorbanan dari mereka yang terlibat maka sampai kapanpun konflik di amal usaha akan tetap terjadi. Di sinilah ketegasan sistem dan pimpinan juga sangat diperlukan agar keadaan tidak berlarut dan berkepanjangan. Pimpinan Pusat Muhammadiyah biasanya mengambil langkah tegas dalam mengambil keputusan jika sudah ada tindakan-tindakan konfik yang merusak sistem dan mengancam kelangsungan amal usaha yang bersangkutan. Terapi yang tidak kalah pentingnya ialah menanamkan kembali benih-benih idealisme di seluruh lingkungan amal usaha Muhammadiyah. Dalam bahasa yang pakem meneguhkan ideologi Muhammadiyah. Bagaimana agar mereka yang berada di amal usaha benar-benar menghayati, memahami, dan mau mempraktikkan prinsip-prinsip gerakan yang berlaku dalam Muhammadiyah. Sebutlah misi dan tujuan Muhammadiyah, sejarah Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah serta penjelasannya, AD dan ART Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Khittah Perjuangan Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, Manhaj Tarjih Muhammadiyah, Pernyataan Pikiran Muhammadiyah, dan berbagai keputusan resmi Muhammadiyah yang menjadi pedoman dan acuan dalam ber-Muhammadiyah. Pertanyaannya, sudahkah seluruh amal usaha di lingkungan Muhammadiyah mensosialisasikan dan menanamkan idealisme atau prinsip-prinsip gerakan Muhammadiyah tersebut? Sudahkah dilakukan pembinaan AlIslam dan ke-Muhammadiyahan dalam seluruh proses dan kegiatan di amal usaha masing-masing sehingga idealisme gerakan benar-benar tertanam menjadi budaya yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari para pimpinan, pengelola, dan pelaksana amal usaha Muhammadiyah. Di sinilah kewajiban setiap pimpinan amal usaha dan pimpinan Persyarikatan menanamkan nilai-nilai idealisme gerakan di tubuh amal usaha milik Persyarikatan itu secara sistemik dan berkelanjutan. Maka mulailah setiap pimpinan amal usaha dan pimpinan Persyarikatan yang berada di lingkungan otoritasnya melakukan muhasabah atas neraca kegiatannya. Sudahkah diadakan Darul Arqam, Baitul Arqam, Refreshing, Up-Grading, Pengajian Khusus, Pengajian Umum, dan berbagai bentuk pengenalan dan pemahaman atas prinsip-prinsip gerakan Muhammadiyah itu? Termasuk berapa Majalah Suara Muhammadiyah dan Majalah Suara Aisyiyah yang memuat berbagai informasi, wawasan, pemikiran, dan pedoman yang berkaitan dengan Al-Islam dan ke-Muhammadiyahan secara rutin beredar dan dibaca oleh para pimpinan, pengelola, dan pelaksana amal usaha Muhammadiyah di setiap tempat? Jika belum dilakukan, maka mulailah melaksanakan pembinaan idelogi Muhammadiyah secara masif. Jangan menganggap penanaman idealisme gerakan Muhammadiyah itu tidak perlu hanya karena menganggap amal usaha sebagai lembaga profesional. Profesional itu suatu keniscayaan, tetapi setiap amal usaha harus memiliki fondasi dan budaya idealisme yang berpedoman pada prinsip atau manhaj gerakan Muhammadiyah. Hal itu karena amal usaha itu milik Muhammadiyah, sedangkan Muhammadiyah itu gerakan Islam yang mengemban misi dakwah dan tajdid. Jika ama usaha Muhammadiyah tidak mengenal nilai-nilai idealisme gerakan maka cepat atau lambat semuanya akan asing dari jiwa, semangat, misi, dan cita-cita Muhammadiyah. Amal usaha seakan tumbuh-kembang dalam kemegahan dirinya, tetapi sesungguhnya ringkih dan terasing dari idealisme gerakan Muhammadiyah. Konflik pun tentu akan mudah terjadi karena tatanannya rapuh dan mereka yang berada di amal usaha hanya mengejar profesi semata serta jauh dari jiwa Al-Islam dan ke-Muhammadiyahan. Akibatnya amal usaha Muhammadiyah tidak membawa berkah, malah menjadi fitnah. Semoga Allah SwT menjauhkan Muhammadiyah dari keadaan yang buruk itu!
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

13

TANYA JAWAB AGAMA

HUKUM MEMBUAT PATUNG DAN MELUKIS


Pertanyaan: Ada salah satu kader kita, dia adalah mahasiswa seni rupa di IKIP PGRI Bali, dia bertanya: Bagaimana hukum membuat patung dan melukis? Karena dia selalu ditakut-takuti akan dituntut oleh Allah untuk membuatkan nyawa terhadap keduanya. Mohon penjelasan. Amrillah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bali, immbali2012@yahoo.com (disidangkan pada hari Jumat, 9 Safar 1434 H / 21 Desember 2012 M) Jawaban: Terima kasih kepada saudara Amrillah yang telah menyampaikan pertanyaan kepada kami. Pertanyaan yang saudara ajukan tersebut sebenarnya sudah ada pembahasannya dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah pada bab Hukum Gambar (cetakan III hlm. 283) dan lebih lengkap lagi terdapat dalam Tanfidz Keputusan Munas Tarjih ke-23 di Banda Aceh tentang Kebudayaan dan Kesenian dalam Perspektif Islam halaman 1-12. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan serupa juga telah bayak ditanyakan oleh orang lain dan telah dijawab oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah lewat fatwa-fatwanya yang antara lain terdapat dalam Buku Tanya Jawab Agama I: Masalah Aqidah no. 10; II: Masalah kesenian dan Adat; V: Masalah Hukum Gambar dan Menggambar. Dengan membaca referensi-referensi tersebut sebenarnya pertanyaan saudara sudah dapat terjawab dengan cukup lengkap. Namun untuk mempertegas dan memfokuskan kepada pertanyaan yang saudara ajukan, maka kami mencoba menyajikan kembali jawaban-jawaban tersebut yang sekiranya relevan dengan pertanyaan saudara di atas. Mengenai hukuman di hari Kiamat bagi para pembuat patung dan lukisan yaitu diperintahkan untuk membuatkan nyawa kepada benda-benda tersebut, bersumber pada sebuah Hadits Muttafaq alaih (disepakati oleh al-Bukhari dan Muslim) dari sahabat Ibnu Umar dengan lafal sebagai berikut, Artinya: Mereka (para jin itu) membuatkan untuknya (Sulaiman) apa yang ia kehendaki berupa gedung-gedung tinggi, tamatsil (patung-patung) dan piring-piring besar seperti kolam dan periuk yang tetap berada di tungkunya. (Saba [34]: 13), (Tanya Jawab Agama V: 225). Hadits Nabi Muhammad saw:

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya orang-orang yang membuat gambar-gambar ini akan disiksa di hari kiamat. Kepada mereka dikatakan: hidupkanlah apa-apa yang kamu buat itu. (HR. Muslim, II: 323; al-Bukhari, VII: 85, Hadits no. 5957-8) Jika dilihat secara parsial, yaitu dengan hanya melihat Hadits tersebut, maka kesimpulan yang didapatkan akan mengarah kepada pengharaman pembuatan patung dan lukisan. Namun dalam hal ini, Majelis Tarjih menggunakan metode Istiqra Manawi. Sebuah metode pengambilan hukum dengan cara mengumpulkan seluruh dalil-dalil yang sejenis dan mengomparasikannya, sehingga akan menghasilkan sebuah hukum yang komprehensif tidak parsial. Dalil-dalil lain yang sejenis dengan tema Hadits di atas namun memiliki sudut pandang yang berbeda antara lain adalah sebagai berikut: Firman Allah SwT dalam surat Saba [34]: 13;

Artinya: Diriwayatkan dari Aisyah ra ia berkata, Aku selalu bermain boneka di dekat Nabi saw. Aku mempunyai beberapa orang teman yang bermain bersamaku. Apabila Rasulullah saw datang mereka bubar, lalu beliau mengumpulkan mereka untuk bermain kembali bersamaku. (HR. al-Bukhari, VII: 133, Hadits no. 6130) Jika diperhatikan secara seksama, maka dhahir-nya dalil-dalil di atas bertentangan satu sama lain. Yaitu, Hadits pertama membicarakan tentang hukuman bagi pembuat gambar, namun ayat Al-Quran dan Hadits yang kedua menunjukkan kebolehan membuat dan mempunyai gambar dan boneka/ patung. Oleh karena itu, dalam masalah ini Majelis Tarjih melakukan pengkompromian terhadap beberapa dalil yang nampak bertentangan tersebut. Hasilnya adalah sebagaimana yang terdapat dalam Himpunan

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah 14
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

TANYA JAWAB AGAMA


Putusan Tarjih hlm. 281 yang menyatakan: gambar (dalam kasus ini termasuk juga patung) itu hukumnya berkisar kepada illat (sebabnya), ialah ada 3 macam: a. Untuk disembah, hukumnya haram berdasarkan nash. b. Untuk sarana pengajaran hukumnya mubah. c. Untuk perhiasan ada dua macam: pertama, tidak dikhawatirkan mendatangkan fitnah, hukumnya mubah. Kedua, mendatangkan fitnah ada dua macam: yang pertama, jika fitnah itu kepada maksiat hukumnya makruh, dan jika fitnah itu kepada musyrik hukumnya haram. (Tanya Jawab Agama V: 224). Dari pemaparan di atas perlu kiranya kami menjelaskan dua istilah yang kami anggap penting untuk diketahui yaitu kata fitnah dan maksiat. Fitnah dalam bahasa Arab secara bahasa memiliki banyak makna. Bahkan dalam kamus Lisanul-Arab Ibnu Mandzur kata fitnah mempunyai berbagai macam makna, mulai dari makna yang paling ringan seperti aib/noda sampai makna terberat seperti kesesatan dan kekufuran (Kamus LisanulArab Ibnu Mandzur, Babul-Fa, XIII: 317318). Kata yang kedua adalah maksiat. Secara bahasa kata maksiat adalah lawan dari ketaatan dan memiliki beberapa makna, antara lain adalah kedurhakaan dan kesalahan (Kamus Lisanul-Arab Ibnu Mandzur, Babul-Ain, VI: 293-295). Untuk menghindari pemaknaan yang keliru, penting kiranya kami menambahkan catatan bahwa makna fitnah dan maksiat yang mengarah kepada hukum makruh di atas hanya pada fitnah dan maksiat yang bermakna ringan sebatas kesalahan. Misalnya seperti membuat karikatur tokoh nasional untuk mengejeknya. Namun jika yang dimaksud maksiat adalah lawan dari ketaatan dan merupakan perbuatan durhaka maka sudah jelas hukumnya adalah haram, misalnya saja membuat lukisan yang seronok yang dapat menimbulkan syahwat bagi yang melihatnya dan membuat patung para dewa untuk disembah. Namun perlu diperhatikan bahwa, perbuatan kesalahan yang terus-menerus dilakukan juga dapat mengarah kepada kemaksiatan yang berat dan menjadi dosa besar. Oleh karena itu meskipun hukumnya dikatakan makruh namun lebih baik untuk menghindari perbuatan-perbuatan tersebut sejauh-jauhnya. Keputusan mengenai hukum menggambar diambil berdasarkan beberapa pertimbangan: Pertama, masalah seni gambar dan patung dapat dikategorikan sebagai masalah hukum yang maqulul-mana, yaitu masalah hukum syari yang logika hukumnya dapat dipahami melalui penalaran rasional. Kedua, larangan pembuatan patung dan gambar makhluk hidup itu dapat dilihat dalam konteks perjuangan Nabi Muhammad saw memberantas ajaran penyembahan berhala dan menegakkan ajaran tauhid yang murni, apabila membuat patung dan gambar itu tidak diberantas maka akan terjadi perusakan akidah baru itu. Sedangkan bilamana tidak dikhawatirkan merusak akidah, maka larangan tersebut tidak ada. Seperti dalam kasus boneka mainan anakanak. Hal ini juga dapat dipahami dari alasan Nabi saw memerintahkan penyingkiran tabir bergambar karena memalingkan beliau dari Allah dan mengingatkan pada dunia serta mengganggu kekhusyukan shalatnya. Jika semua alasan itu tidak ada, maka larangannya pun tidak ada. Ketiga, di zaman modern, pembuatan patung dan gambar makhluk bernyawa kebanyakan bukanlah untuk disembah dan bagaimanapun, rasanya tidak ada umat Islam yang menyembah patung. Di lain pihak, patung dan gambar mempunyai beberapa manfaat, yang dulu tidak ada di zaman Nabi saw, misalnya untuk pelajaran, pengabadian peristiwa sejarah seperti patung biorama, dan lain-lain. Keempat, dalam Al-Quran kecaman kepada patung adalah karena dipuja dan diyakini sebagai penjelmaan Tuhan. Sedangkan patung-patung yang dibuat Nabi Sulaiman as tidak dikecam karena bukan untuk tujuan dan tidak terkait dengan penyembahan. (Tanya Jawab Agama V: 227-228). Wallahu alam bish-shawab.

PEMBAGIAN WARISAN
Pertanyaan: Saya adalah seorang janda, ketika saya menikah yang kedua kali, saya mempunyai seorang anak perempuan dengan almarhum suami pertama. Kemudian saya menikah dengan seorang duda yang punya 4 orang anak, 3 putra 1 putri. Anak perempuan suami saya ini meninggal dunia sebelum suami saya meninggal, namun meninggalkan 2 anak juga yaitu 1 laki-laki dan 1 perempuan. Dengan suami yang kedua ini saya dikaruniai 2 anak, semuanya laki-laki, jadi ketika suami saya yang kedua meninggal saya punya 3 anak, 1 dari yang suami pertama 2 dari suami yang kedua. Sedangkan suami saya yang kedua punya 6 orang anak, 5 laki-laki dan satu perempuan, 4 orang dengan istri pertama dan 2 dengan saya. Kami semua sepakat untuk membagi warisan almarhum suami saya yang kedua ini secara Islam. Mohon kami dibantu membagi warisan tersebut. Terimakasih. [identitas diketahui tim redaksi/ tim fatwa] (disidangkan pada hari Jumat, 21 Zulhijjah 1433 H / 09 November 2012 M) Jawaban: Terima kasih atas pertanyaan yang saudari sampaikan. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk kepada kita semua. Amin. Sebelum diberlakukannya pembagian harta waris, harta waris terlebih dahulu dikurangi dengan hal-hal yang bersangkutan dengan pewaris, seperti pembiaya-

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

15

TANYA JAWAB AGAMA


an jenazah, pemakaman, hutang; baik hutang kepada Allah maupun hutang kepada sesama manusia dan wasiat apabila pewaris memiliki. Sebagaimana dalam surat An-Nisa [4] ayat 12: N : Anak perempuan K dan L -- : hubungan pernikahan dengan suami/ istri pertama Pewaris Dari skema gambaran di atas maka ahli waris dari C adalah 1. Istri (B) 2. Lima anak laki-laki (F, G, H, I, J). 3. Satu anak perempuan (K), yang kemudian digantikan oleh dua anaknya (M dan N) Menurut Islam untuk pembagian warisan C yang telah meninggal, maka jumlah bagian setiap ahli warisnya sebagai berikut: 1. Istri mendapatkan 1/8 bagian karena pewaris meninggalkan anak, sebagimana surat An-Nisa [4] ayat 12: bagian, bila 2 orang atau lebih mereka bersama-sama mendapat 2/3 bagian dan apabila anak perempuan bersama-sama dengan anak laki-laki maka bagian anak laki-laki adalah 2:1 dengan anak perempuan. 3. Bagian anak perempuan yang telah meninggal hak warisnya digantikan oleh anaknya, sebagaimana disebutkan pada Kompilasi Hukum Islam pasal 185 (1): Ahli waris meninggal lebih dahulu daripada si pewaris dapat digantikan oleh anaknya. Demikian bagian masing-masing ahli waris sesuai tuntunan ajaran Islam yang juga telah diberlakukan menjadi hukum positif di Indonesia. Selanjutnya, sekedar untuk mempermudah pembagian, berikut ini kami berikan contoh perhitungan harta warisan sesuai dengan pembagian di atas, dengan jumlah harta warisan sebesar Rp 8.800.000,-. 1. Istri = 1/8 x Rp 8.800.000,= Rp 1.100.000,2. 5 anak laki-laki = 5 x 2 = 10 1 anak perempuan = 1 x 1 = 1 Jumlah 11 Jadi, 5 anak laki-laki = 10/11 x Rp 7.700.000,= Rp 7.000.000,1 anak laki-laki = 1/5 x Rp 7.000.000,- = Rp 1.400.000,1 anak perempuan = 1/11 x Rp 7.700.000,= Rp 700.000,3. Untuk hak waris 1 anak perempuan di atas dibagi kepada kedua anaknya (cucu pewaris), yaitu 1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan dengan 1 laki-laki banding bagian 2 perempuan. 1 anak laki-laki =2x1=2 1 anak perempuan = 1 x 1 = 1 Jumlah 3 Jadi, 1 anak laki-laki 2/3 x Rp 700.00,- = Rp 467.000,1 anak perempuan 1/3 x Rp 700.000,- = Rp 233.000,Wallahu alam bish-shawab.

Artinya: ...Dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutanghutangmu... Setelah semua urusan untuk pewaris selesai, harta warisan itu tidak langsung dibagikan kepada ahli warisnya akan tetapi dilakukan pemisahan antara harta suami (pewaris) dan istri atau disebut dengan harta gono gini. Dengan pemisahan itu maka harta tersebut sudah murni harta yang akan diwariskan kepada ahli warisnya. Kami akan memaparkan ahli waris dalam keluarga saudari dengan diagram sebagai berikut:
A B C D

Keterangan : A : Suami pertama dari istri (penanya) B : Istri (penanya) C : Suami kedua dari istri (penanya)/ pewaris D : Istri pertama dari pewaris E : Anak perempuan dari penanya (B) dengan suami pertama (A) F : Anak laki-laki dari penanya (B) dengan pewaris (C) G : Anak laki-laki dari penanya (B) dengan pewaris (C) H : Anak laki-laki dari pewaris (C) dengan istri pertama (D) I : Anak laki-laki dari pewaris (C) dengan istri pertama (D) J : Anak laki-laki dari pewaris (C) dengan istri pertama (D) K : Anak perempuan dari pewaris (C) dengan istri pertama (D) L : Suami dari anak perempuan dari pewaris (C) dengan istri pertama (D) M : Anak laki-laki dari K dan L

Artinya: Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan. Di dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 180 juga disebutkan: Janda mendapatkan seperempat bagian bila pewaris tidak meninggalkan anak, bila pewaris meninggalkan anak, maka janda mendapat seperdelapan bagian. 2. Lima anak laki-laki dan satu anak perempuan mendapat asabah (sisa) atau asabah bil-ghair, setelah diambil bagian istri 1/8. Kemudian dibagi dengan perbandingan 2 : 1, seorang anak laki-laki mendapat dua bagian dan seorang anak perempuan mendapat satu bagian, sebagaimana surat An-Nisa [4] ayat 11:

Artinya: Bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan. Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 176 juga disebutkan: Anak perempuan bila hanya seorang ia mendapatkan separo

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah 16
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

SOHIFAH

Muhammadiyah, Pencarian Keridlaan Allah dalam Kerja Kebangsaan


Abdul Munir Mulkhan

erdebatan apakah sistem pemerintahan negeri sebagai sistem sekuler atau religius, berkaitan dengan tarik-menarik ideologi sejak dalam proses kemerdekaan pada tahun 1945. Sementara kegagalan Piagam Jakarta menjadi UUD-1945 menyisakan problem ideologis yang terus mewarnai pergulatan kebangsaan negeri ini. Problem teo-ideologis demikian itu menyita energi politik Islam sehingga partai politik dan gerakan masyarakat sipil Islam kurang menaruh perhatian pada kegiatan dan program pro-rakyat. Akibatnya, rakyat yang sebagian besar memeluk Islam itu hidup dalam penderitaan. Bahkan tidak menikmati kesejahteraan yang semestinya bisa diraih sesudah negeri ini bebas dari kolonialisme. Dalam pergulatan dan perdebatan ideologis tersebut, partai politik dan gerakan sipil Islam terus menempatkan gagasan Darus Salam atau Darul Islam dalam berbagai pemahaman sebagai basis inspirasi ideologis. Sementara ide kebangsaan dan nasionalisme dengan sistem demokrasi sebagai turunannya diletakkan dalam orientasi gagasan Darus Salam dan Darul Islam tersebut. Bukan hanya partisipasi pada praktik demokrasi setengah hati, partai politik Islam itu pun gagal memainkan demokrasi bagi pencapaian cita-cita ideologisnya. Dalam perkembangannya muncul penafsiran baru meletakkan demokrasi dan gagasan kebangsaan serta nasionalisme sebagai matra sistem dan manajemen jamaah dalam penerapan ajaran Islam. Ide baru terutama muncul dari kelompok yang sering disebut sebagai kaum substansialis. Gagasan ini segera membangkitkan reaksi dari kelompok yang lebih dikenal dengan sebutan kaum konservatif yang secara

harfiah mencoba memahami teks ajaran dan menerapkannya hampir tanpa melihat konteks lokal. Bagi kaum konservatif, juga dikenal sebagai kaum skriptural, tidak ada ruang bagi gagasan demokrasi dan nasionalisme dalam kehidupan berdasar ajaran Islam. Nasionalisme adalah gagasan dari kekuatan anti Islam untuk memecah belah bangsa-bangsa Muslim sekaligus sebagai upaya menghancurkan dan meruntuhkan sistem kekuasaan Islam. Sementara demokrasi dipandang sebagai cara jahat merampas hak kedaulatan Tuhan dalam membuat undang-undang bagi makhluk ciptaan-Nya. Selain problem ideologis tersebut di atas, partai politik dan gerakan masyarakat sipil Islam gagal mengembangkan sistem sosial, dakwah dan pendidikan yang mampu menumbuhkan pola hubungan sosial yang lebih santun dan humanis. Selama beberapa dekade terakhir ini kita menyaksikan berbagai tawuran antar pelajar dan kelompok-kelompok remaja yang mayoritas dari keluarga Muslim santri. Kekacauan sosial tersebut seolah berlomba dengan fakta kesenjangan sosial-ekonomi yang dipertontonkan dengan kehadiran lembaga pendidikan dan kesehatan bertaraf internasional karena mahalnya dan gedung sekolah serta rumah reyot yang roboh diterpa angin ribut atau guyuran hujan. Kesatuan bangsa yang terpateri dalam nasionalisme bukan hanya terkoyak oleh fakta sosial-ekonomi tersebut, namun juga oleh fakta masih berkembangnya sekelompok orang yang bermimpi merajut sebuah negeri Darussalam melalui jalan kekerasan yang dikenal dengan sebutan teroris. Dalam pergulatan demikian itu, kiranya patut kita bertanya di mana peran dan posisi Muhammadiyah sebagai gerakan masyarakat sipil tertua

dan terbesar di negeri ini, juga di dunia? Menjelang pesta demokrasi tahun 2014, orang mulai melihat bahwa tahun ini merupakan tahun politik saat di mana semua kekuatan masyarakat terarah merebut posisi politik kekuasaan dengan membujuk dan memprovokasi sebanyak mungkin anggota masyarakat untuk memilih dirinya atau partainya. Di saat yang sama negeri berbasis kekayaan alam melimpah ini masih juga dipenuhi deraan kenyataan kemiskinan yang masih diderita puluhan juta warganya. Di masa lalu Muhammadiyah begitu peduli pada operasi pengentasan kemiskinan dengan lembaga PKU-nya (Penolong Kesengsaraan Oemum). Kini, ketika banyak problem kemiskinan akibat salah urus negeri ini, justru semakin banyak amalusaha gerakan ini yang dikenal publik sebagai lembaga yang mahal dan mewah. Muncul pertanyaan, bagaimana kini aktivis gerakan ini memahami kritik Tuhan terhadap mereka yang rajin ibadah namun tidak peduli penderitaan orang miskin dalam surat Al-Maun sebagai bukti pendustaan agama, pelecehan ketuhanan? Mungkin penting dicermati dan disadari aktivis gerakan ini yang masih memandang jargon Hidupi Muhammadiyah jangan mencari hidup dalam Muhammadiyah sebagai sumber inspirasi. Mungkin jargon itu perlu diubah Hidupi orang miskin dengan menghidupi Muhammadiyah menjadikan bangsa sebagai wahana pencarian keridlaan Allah. ___________________ Abdul Munir Mulkhan, Guru Besar Tarbiyah & Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Wakil Sekretaris PP Muhammadiyah 2000-2005, Komisioner Komnas HAM-RI 2007-2012.
17

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

TAFSIR AT-TANWIR

Tiga Ciri Orang Fasik


SURAT AL-BAQARAH AYAT 27
sebelum dikotori oleh kedurhakaan. (M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, jilid I, hlm 132-133). Orang-orang fasik melanggar janji tersebut dengan mengingkari dan mempersekutukan-Nya. Orang-orang fasik juga memutuskan silaturahim dengan memecah belah persatuan dan kesatuan, memutus hubungan harmonis antara manusia dengan Allah dan memutus hubungan sesama manusia. Di samping itu, Orang-orang fasik juga suka membuat kerusakan di atas permukaan bumi. Kerusakan alam, kerusakan akhlak, kerusakan kemanusiaan dan segala macam kerusakan yang lainnya. Merekalah orang-orang yang benar-benar merugi. Penyifatan fasik kepada orang yang melanggar perjanjian disandarkan pada perjanjian primordial bahwa manusia mengakui Allah sebagai Tuhannya. Sebagaimana yang termaktub dalam surat AlAraf ayat 172: mu? mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (ke-Esaan Tuhan). Pengakuan ini merupakan esensi dari keimanan. Berdasarkan alasan ini, iman mestinya berimplikasi pada penciptaan kebaikan di bumi melalui aktivitas (amal shalih) sehari-hari. Namun, hal ini dilanggar oleh orang fasik dengan memutus perjanjian dengan Allah (yanqudlna ahdallah), memutuskan perintah Allah untuk selalu menjaga perjanjian itu (yaqthauna ma amarallah), dan membuat kerusakan di bumi (yufsiduna fil`ardl). Sehubungan dengan itu, penciptaan kelestarian bumi merupakan wujud dari penjagaan perjanjian primordial manusia dengan Allah. Sebaliknya, perbuatan merusak bumi seperti illegal logging (penebangan hutan secara liar), pencemaran lingkungan, emisi gas buang, yang akhirnya menciptakan global warming (pemanasan global) merupakan bentuk pemutusan perjanjian primordial, pelanggaran perintah Allah karena telah memutus perjanjian tersebut. Dengan demikian, perusakan lingkungan tidak dapat dibenarkan dari kaca mata agama, karena hanya akan menimbulkan kerugian di dunia (pemanasan global, perubahan iklim, polusi yang berlebihan, pencairan es di kutub, merebaknya berbagai penyakit, dll.).

...(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi. (Al-Baqarah [2]: 27) Setelah dijelaskan bahwa salah satu karakter yang dimiliki oleh orang kafir adalah enggan menerima kebenaran yang datang dari Allah meskipun telah didatangkan bukti-bukti kebenarannya, maka mereka termasuk orang-orang yang tersesat, mereka itulah yang kemudian disebut sebagai orang fasik. Selanjutnya, pada ayat ini dijelaskan tiga ciri orang fasik. Orang-orang fasik adalah orang-orang yang melanggar janji dengan Allah, memutuskan apa yang semestinya harus disambung, dan melakukan kerusakan di atas permukaan bumi ini. Itulah tiga sifat buruk yang melekat pada diri orang-orang fasik. Merekalah orang-orang yang merugi. Apa isi perjanjian antara Allah dengan umat manusia? Isinya adalah umat manusia mengakui ke-Esaan Allah, serta tunduk dan patuh kepada-Nya. Perjanjian ini terlaksana melalui fitrah dan nalar mereka

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku Ini Tuhan-

Tafsir Tahlily ini disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah

18

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

IBRAH

sakit dan mati

enurut sejumlah riwayat, Rasulullah sempat sakit beberapa hari sebelum beliau wafat. Nabi yang agung itu bahkan mengunjungi makam para syuhada Uhud, seolah isyarat ingin menyusul para pejuang Islam yang gagah berani itu. Rasul sempat berkata merindukan umatnya yang mempercayai kenabiannya dan mengikuti Sunnahnya, tetapi mereka tidak menyaksikan dan berjumpa dengan dirinya. Ketika Nabi wafat, para sahabat dan kaum Muslimin duka luar biasa. Umar Ibn Khattab sempat berkata, Barangsiapa yang mengatakan Rasulullah telah wafat, maka aku akan pancung kepalanya dengan pedangku ini. Nabi tidak wafat, beliau hanya pergi untuk bertemu Tuhannya sebagaimana Musa pergi menemui Tuhannya. Abu Bakar segera meredakan suasana, seraya berkata, Barangsiapa yang menyembah Muhammad maka Muhammad telah wafat, dan barangsiapa menyembah Allah maka Allah Maha Kekal. Sakit dan mati melekat dengan kehidupan manusia. Sejauh yang menyangkut sakit, diperlukan ikhtiar untuk memperoleh kesembuhan plus senantiasa berdoa dan sabar dalam menyikapinya. La basa thuhuru insya Allah, semoga tidak apa-apa dengan sakit itu jika Allah menghendaki, demikian tuntunan doa Nabi. Banyak tuntunan doa matsurah ketika sakit. Ikhtiar meraih kesembuhan harus dilakukan dengan optimal yang sesuai ilmu kedokteran dan yang dibenarkan ajaran Islam. Selebihnya bertawakal kepada Allah. Umar bin Khattab belajar mensyukuri sakit sebagai jalan untuk bermuhasabah diri. Artinya, ketika diberi sakit, selain ikhtiar dan doa, belajarlah menerima dengan suasana hati yang sabar dan tidak banyak menyesali maupun meratapi. Siapa pun manusia pernah merasakan sakit, sehingga sakit itu sesungguhnya Sunatullah. Namun manusia diberi ilmu dan tuntunan hidup agar mencari jalan untuk kesembuhan dan tidak fatalis alias menerima tanpa usaha. Lebih dari itu ada batas qadha dan takdir. Demikian dengan kematian. Baik melalui jalan sakit maupun tidak, ajal kematian sudah dipatok Tuhan pasti terjadi pada manusia. Makhluk Tuhan yang lain pun memiliki ujung kematian. Namun manusia tidak ada yang tahu kapan ajal kematian itu tiba, hanya Nabi yang diberi isyarat atas kehendak dan kuasa Allah. Siapapun yang takut dan menjauhi kematian,

pada akhirnya akan berjumpa dengan ajal mati, baik suka maupun terpaksa. Allahu alam, hanya Allah Yang Maha Mengetahui mati, sakit, dan segala apa yang terjadi pada seluruh makhluk-Nya di alam semesta ini. Allah berfirman, Setiap diri akan mati (Ali Imran: 185). Ajal, sebagai batas usia terakhir yang menandai tibanya kematian, tidak dapat diawalkan maupun diakhirkan. Kematian tidak akan membedakan orang baik dan orang banyak dosa. Manusa sedigdaya Firaun pun akhirnya harus menembus kematian. Maka, jangan merasa hebat dan lupa diri menjadi manusia, karena dia tidak akan mampu melewati batas kematian. Bagi orang beriman, bukan sakit dan kematian yang harus ditakutkan. Tetapi bagaimana mengisi hidup agar bermakna dan memiliki bekal untuk kehidupan setelah mati di akhirat kelak. Sakit dan segala musibah harus dijalani dengan syukur, sabar, dan ikhtiar. Menyongsong kematian pun bagi setiap Muslim harus disambut dengan bekal iman dan amal shalih yang menyelamatkan kehidupan serta membawa hasanah fidunya wa al-akhirat. Sabda Nabi, manusia suka terjebak pada sikap hubb aldunya wa karahiyat al-maut. Gemar dengan segala kemegahan dunia dan takut dengan kematian. Dunia itu penting dan bermakna, tetapi tidak sedikit manusia terpedaya oleh permainan dunia. Tahta, harta, dan segala kesenangan duniawi tidak menjadikan manusia bertambah iman, syukur, amal shalih. Malah sebaliknya menjadi takabur, larut, dan kufur nikmat. Akibatnya, hidup menjadi salah kaprah dan salah arah. Rasulullah di ujung hayatnya ketika memberikan tausyiyah terakhir kepada para sahabat dan kaum Muslim di masjid Nabawi, antara lain menyampaikan wejangan: Wahai manusia, dunia bukanlah pertemuan terakhir kalian denganku. Pertemuan kalian denganku adalah di telaga surga. Demi Allah seolah-olah aku melihatnya dari tempatku ini. Wahai manusia, demi Allah bukanlah kemiskinan yang aku takutkan atas kalian, tetapi yang kutakutkan dari kalian adalah dunia. Kalian berlomba-lomba pada dunia sebagaimana orang-orang sebelum kalian memperebutkannya. Maka, akhirnya dunia membinasakan kalian seperti ia telah membinasakan mereka. A. Nuha

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

19

HADITS

Beberapa Penghalang dalam Menuntut Ilmu (1)


Mukhamad Aliun
lmu adalah simbol kemajuan suatu bangsa dan cahaya yang dikaruniakan Allah SwT kepada manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan lainnya. Di antara kemuliaan orang yang berilmu adalah Allah akan mengangkat derajatnya di tengah-tengah umat manusia sesuai amalannya dan perbuatan baiknya terhadap manusia. Allah SwT akan mengangkat derajat mereka di surga sesuai dengan ilmu yang diamalkannya (Al-Mujadilah [58]: 11). Ilmu akan tetap kekal terhadap pemiliknya sekalipun ia telah meninggal dunia. Ilmu juga akan memudahkan pemiliknya menuju surga. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:

Niat yang Rusak (

Niat adalah dasar dan rukun amal. Dalam Islam, faktor niat sangat penting. Apa saja yang dilakukan oleh seorang Muslim haruslah berdasarkan niat karena mencari ridla Allah, bukan berdasarkan sesuatu yang lain. Begitu pula dengan kita sebagai penuntut ilmu, apabila niat kita dalam menuntut ilmu karena mencari ridla Allah, maka ilmu itu akan mudah kita dapatkan dan bermanfaat bagi kita dan orang lain. Apabila niat kita karena sesuatu yang lain, maka kita tidak mendapatkan apa-apa kecuali mendapatkan apa yang kita inginkan atau niatkan tersebut. Rasulullah saw bersabda:

memiliki tingkat keotentikan tertinggi. Hadits tersebut diriwayatkan antara lain oleh, Imam al-Bukhary dalam Shahih-nya (vol. I, Hadits no. 1); Imam Muslim dalam Shahih-nya (vol. III, Hadits no. 1907); alNasai (Sunan al-Nasai, vol. I, Hadits no. 75); Abu Dawud (Sunan Abu Dawud, vol. II, Hadits no. 2201); Ibnu Majah (Sunan Ibnu Majah, vol. II, hadits no. 4227) dan lain-lain.
Cinta Ketenaran dan Selalu Ingin yang Terdepan ( )

Artinya: Apabila manusia telah meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga; yaitu: sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat (diamalkan), dan anak shalih yang mendoakannya. (HR. Muslim).

Ingin dikenal oleh orang lain dan ingin tampil yang terbaik kemudian kita menjadi bangga hati adalah salah satu bentuk riya. Rasulullah mengibaratkan bahwa riya itu seperti semut hitam, yang berjalan di batu hitam pada malam yang gelap sehingga tidak kelihatan. Demikianlah perumpamaan riya.Allah SwT juga akan menyiarkan aib orang yang suka menyiarkan amalannya dan membuka riya seseorang pada hari kiamat. Hal ini terdapat dalam sabda Rasulullah saw:

Artinya: Barangsiapa yang menempuh jalan karena untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. (HR. Muslim). Namun, sudah menjadi hal yang lumrah bahwa suatu perbuatan yang mulia, apalagi yang dapat mengantarkan seseorang masuk surga dalam hal ini menuntut ilmu memiliki banyak penghalang. Berikut ini adalah 10 penghalang dalam menuntut ilmu.
20

Artinya: Sesungguhnya segala amal perbuatan itu bergantung kepada niat. Dan sesungguhnya setiap orang memperoleh sesuatu sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrah pada jalan Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu ialah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrah karena ingin memperoleh keduniaan, atau untuk menikahi seorang wanita, maka hijrahnya ialah ke arah yang ditujunya itu. Hadits tersebut di atas sangat populer di kalangan umat Islam. Hampir seluruh ulama Hadits meriwayatkan Hadits tersebut, derajatnya mencapai tingkatan mutawatir, yaitu sebuah Hadits yang

Artinya: Barangsiapa yang memperdengarkan (menyiarkan) amalannya, maka Allah akan memperdengarkan (menyiarkan) pula aibnya. Dan barangsiapa yang beramal karena riya, maka Allah akan membuka riyanya (di hadapan manusia pada hari kiamat). Hadits tersebut tergolong muttafaq alaih, yaitu Hadits yang disepakati oleh Imam al-Bukhary (Shahih al-Bukhary, vol. VIII, Hadits no. 6499) dan Imam Muslim (Shahih Muslim, vol. IV, Hadits no. 2986). Rasulullah juga menjelaskan mengenai orang yang suka berbuat sombong

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

HADITS
(unjuk diri) terhadap orang lain dan menarik perhatian manusia, dapat menampung air yang bermanfaat bagi alam sekitarnya, irigasi. Dan di antaranya pula ada yang tidak mampu menampung air dan tidak mampu menumbuhkan pepohonan dan rerumputan. Seperti itulah perumpamaan orang yang diberi pemahaman agama yang aku diutus untuk mengembannya. Di antara mereka ada yang mampu mendalaminya, lalu mengajarkannya kepada orang lain, dan ada juga yang di antaranya yang sama sekali tidak mau menerima petunjuk. Hadits panjang tersebut juga tergolong ke dalam Hadits muttafaq alaih. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhary dalam Shahih-nya (vol. I, Hadits no. 79) dan Imam Muslim juga dalam Shahih-nya(vol. IV, Hadits no. 2282).
Beralasan dengan Banyak Kesibukan ) Seringkali kita mendengarkan banyaknya alasan yang dikeluhkan para penuntut ilmu dengan banyaknya kesibukan yang sedang dialaminya. Padahal, sebenarnya mereka tidak sibuk, akan tetapi penyakit malaslah yang menghinggapi diri mereka, sehingga mereka menjadikan malas sebagai kesibukannya. Coba kita renungkan, berapa jamkah Allah SwT memberikan waktu kepada kita untuk bekerja, istirahat, dan berapa jamkah sisa dari itu semua? Apakah kita masih memberikan alasan kesibukan lagi dengan adanya sisa waktu dari jam kerja dan jam istirahat? Untuk itu, marilah kita selalu memanfaatkan waktu yang ada, terutama untuk menuntut ilmu. Bersambung Mukhamad Aliun, Mahasiswa Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (

Artinya: Barangsiapa yang mencari ilmu karena untuk menyombongkan diri kepada para ulama, atau mendebat orang-orang yang bodoh, atau untuk memalingkan wajah manusia (menarik perhatiannya agar mereka memandang baik kepadanya), maka Allah akan memasukkannya ke neraka Jahanam. Hadits tersebut diriwayatkan antara lain oleh, Ibnu Majah (Sunan Ibnu Majah, vol. I, Hadits no. 260); al-Hakim (al-Mustadrak, vol. I, dalam Kitab al-Ilm, hal: 86), keduanya menilai Hadits ini sahih.
Enggan Menghadiri Majelis Ilmu (

Mengabaikan dan enggan menghadiri majlis ilmu banyak kita saksikan pada era sekarang ini, terlebih anak muda zaman sekarang. Mereka lebih suka menghadiri tempat-tempat yang berbau negatif, yang membuat mereka senang dan nyaman, daripada menghadiri majelis-majelis ilmu. Sebenarnya, yang lebih bermanfaat bagi mereka adalah menghadiri majelis ilmu. Karena ilmu mereka akan bertambah dan diri mereka akan selalu terkontrol dan senantiasa dalam kebaikan. Padahal, Rasulullah saw menggambarkan bahwa orang yang berilmu ibarat lembah yang

Artinya: Dari Abu Musa, dari Nabi saw, beliau bersabda: Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah utus aku untuk mengembannya adalah seperti hujan yang menimpa tanah, sebagian di antaranya ada yang baik (subur) yang mampu menampung air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Di antaranya lagi ada sebagian tanah yang keras, yang mampu menampung air sehingga manusia bisa mengambil air darinya untuk keperluan minum, menyirami taanaman, dan untuk

AGEN SUARA MUHAMMADIYAH DI KEBUMEN


PDM KEBUMEN Jl. Indrakila No. 38 A Kebumen Telp. 0287-837797773 KAMAN WS RS PKU Muhammadiyah Gombong Jl. Yos Sudarso No. 461 Gombong Kebumen Telp. 0287-471639, 085227139402 KARDIONO RS PKU Muhammadiyah Sruweng Jl. Raya No. 5 Sruweng, Kebumen Telp. 0287-382597, 081804792710 DRS. TRI JOKO Masjid Islamic Center Kebumen Jl. Tentara Pelajar, Panjer, Kebumen Hp. 081542908230
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

21

DIRASAH ISLAMIYAH

HADITS

RI MA AHAH TEORI SHLAHAH MASHL SHL POSISI TEO


Hasnan Bachtiar

shaluha adalah antonim dari fasada, yang bermakna rusak atau binasa. Menelusuri akar kata mashlahah dalam Al-Quran, ditemukan variasi kata shalaha, shlih, shulh, ashlaha, dan yushlihu yang terdapat di sebanyak 177 tempat. Kata-kata itu ada yang berdiri sendiri, ada yang merupakan sifat, ada pula nama seorang Nabi. Menimbang Teori Mashlahah Perlu kiranya menjelaskan, bagaimana jenis-jenis konstruksi mashlahah sebagai teori. Namun, kerap kali para ulama ushl, tidak secara jernih mempersoalkan hal ini. Padahal, kepentingannya adalah untuk bisa membedakan posisi suatu teori tertentu, baik sebagai sumber, metode, maupun tujuan hukum. Abd al-Wahhab al-Khalaf, misalnya, mengaburkan istilah argumentasi (dall) dan sumber hukum. Menurutnya, dall adalah argumentasi dengan penelitian yang benar atas hukum Ilahi, secara praktis dengan metode yang tidak diragukan maupun yang bersifat spekulatif (m yastadullu bi al-nadhari alshahh fhi al hukm syariy amaliy al sabl alqathi au al-dhann). Di samping itu, seorang profesor filsafat hukum Islam ini secara mengagetkan menyebut bahwa argumentasi hukum, filsafat hukum dan sumber hukum Ilahi merupakan sinonim, suatu istilah dengan makna yang tunggal (wa adillah al-ahkm, wa ushl al-ahkm, wa al-mashdir altasyriiyyah li ahkm, alfadh mutardhifah manh whid) (1978: 20). Ternyata, penulis juga menemukan hal yang sama pada modul mata kuliah ushl al-fiqh yang disusun oleh Jasim ibn Muhammad ibn Muhalhil al-Ysn, yang bertajuk al-Jadwal al-Jmiah f al-Ulm alNfiah (1999: 50-55), di Universitas al-Azhar Kairo, Mesir. Riset mutakhir yang dilakukan oleh Monique C. Cardinal tentang kurikulum teori hukum Islam di Universitas al-Zaytuna, Universitas al-Qarawiyyin, Universitas al-Azhar, Universitas Damascus, dan Universitas Jordan menurut perspektif komparatif dengan judul Islamic Legal Theory Curriculum: Are

ewasa ini, aktivitas ijtihad terkadang dilakukan terburu-buru, sehingga hukum fiqih atau fatwa, tampak lebih patuh terhadap deadline tertentu tanpa dukungan metodologi yang utuh. Padahal, dalam satu aspek relasi antara nashnash dan realitas, para ulama (mujtahid) kerap menyebut istilah mashlahah (kebaikan), tanpa mengenal konstruksi pengetahuan yang menopangnya. Di sinilah pentingnya memikir ulang posisi salah satu teori di dalam ushl al-fiqh tersebut. Mashlahah berasal dari kata jadian shad-lam-ha, kemudian terbentuk kata shalaha, shaluha, shalhan, sulhan dan salhiyyatan. Secara etimologis berarti manfaat, bagus, baik, kebaikan dan kegunaan. Mashlahah merupakan bentuk kata keterangan (masdar) dari kata kerja (fiil) shalaha. Secara morfologis (sharaf) memiliki pola (wazan) dan makna yang sama dengan manfaah. Menurut Ibn alManzr, penulis Lisan al-Arab, mashlahah adalah kata benda (isim) berbentuk tunggal (mufrad) dari kata mashlih (jama) (1972, Juz II: 348). Sementara itu, menurut Al-Fayumi dalam al-Misbah al-Munr (tt: 386), Al-Razi dalam Mukhtr al-Shihhah(1953: 75) al-Fairuzabad dalam al-Qms al-Muhth (1965, Juz I: 227) dan Luis Maluf dalam al-Munjd fi alLughh wa al-Alm (1987: 448) menyebut bahwa
22

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

DIRASAH ISLAMIYAH
the Classics Taught Today? (2005: 224-272) juga menemukan hasil yang sama. Dalam konteks inilah, patut untuk mencoba mempertimbangkan isyarat teoritis yang diajukan oleh Satria Effendi. Bagi profesor syariah ini, harus dilakukan pemetaan yang jelas di antara konstruksi teoritis yang ada (2005: 77-176). Filsuf The Liang Gie melengkapi, bahwa upaya ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan proposisi ilmiah dan konsep dari entitas, pandangan-pandangan aneka ragam mengenai kedudukan epistemologi dari proposisi ilmiah dan mengenai kedudukan ontologis dari konsep ilmiah (the status of scientific propositions and concepts of entities, diverse view of the epistemological status of scientfic propositions and of the ontological status of scientific concepts) (2000: 70). Profesor Jamal Barut, dalam kitabnya alIjtihad: al-Nash, al-Waqi, al-Mashlahah, benarbenar menganggap penting upaya ilmiah ini (2000: 49-52). Posisi Teori Mashlahah Menyambut baik upaya untuk memetakan pelbagai jenis konstruksi mashlahah, penulis mengajukan tiga posisi yaitu: pertama, sebagai sumber hukum (mashdir al-ahkm) sebagai landasan dalam mengajukan argumentasi hukum atau penetapan hukum. Kedua, sebagai metode penetapan hukum yang berupa model-model penalaran hukum (tharqah al-istinbath al-ahkm). Ketiga, sebagai tujuan hukum (maqshid al-syariah). Pertama, mashlahah sebagai sumber hukum memiliki posisi yang sama dengan sumber-sumber tekstual yang lain (Al-Quran dan Al-Sunnah). Hal ini dimungkinkan dari proposisi teoritis bahwa di mana ada kemaslahatan, di situlah syariat menunjukkan jati dirinya (al-mashlahah, syariah). Implikasi yang mungkin terjadi adalah, ketika terjadi kontradiksi di antara nash-nash itu sendiri (mukhtalifah mutaaridhah), maka untuk menghindari manipulasi (al-talaub bi al-nash), yang lebih diutamakan adalah mashlahah sebagai sumber utama, bukan Al-Quran maupun Al-Sunnah dalam kedudukannya sebagai teks. Kedua, mashlahah sebagai metode penetapan hukum, lebih dikenal dengan istilah istishlah atau mashlahah mursalah. Penalaran seperti ini merupakan pengembangan dari konsep analogi hukum atau ratio legis (qiyas). Jika pengembangan ratio legis yang tidak terlalu mementingkan unsur keterikatan yang ketat dengan nash, tetapi lebih kepada analogi demi kebaikan atau pemilihan terhadap hal yang lebih disukai (al-qiyas al-mustahsan), prinsip ini dikenal dengan nama preferensi (istihsan). Beberapa ulama ada yang setuju menggunakannya, ada pula yang menolak dengan alasan kehati-hatian, sebab ketidakterikatannya dengan nash. Kendati demikian, ratio legis yang sama sekali terlepas dari aplikasi tekstual secara ketat, akan menyandarkan diri lebih kepada sifat kesesuaian terhadap maqshid alsyariah. Tentu saja, hal ini bisa digunakan sebagai metode penetapan hukum alternatif, jika tidak ditemui hukumnya yang jelas dan pasti dalam nash.

Ketiga, mashlahah sebagai tujuan hukum, lebih dikenal dengan istilah maqshid al-syariah atau mashlih al-khams. Makna ini memberikan pengertian bahwa, setiap hukum harus berlandaskan kepada tujuan yang memberikan kemaslahatan kepada hambanya di dunia dan akhirat (li al-mashlih alibad, dunyahum wa ukhrahum), yaitu melindungi lima hal pokok, antara lain melindungi agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta (al-muhafadhah ala al-din, wa al-muhafadhah ala al-nafs, wa al-muhafadhah ala al-aql, wa al-muhafadhah ala al-nasl, wa almuhafadhah ala al-mal). Dengan demikian, teori ini erat kaitannya dengan postulat di mana ada syariat (nash), di situlah ada kemaslahatan (al-syariah, mashlahah). Demikianlah beberapa uraian singkat tentang peta teori mashlahah, semoga dapat menjadi rujukan bagi mereka para ulama (mujtahid), yang seringkali menggunakan mashlahah sebagai argumentasi namun kurang relevan. Persoalan itu terjadi baik karena mencampur-adukan pelbagai posisinya satu sama lain, atau kurang tepat dalam mengambil teori tertentu dan mengaplikasikannya secara praktis. Wa Allahu alam bi al-shawwab! ____________________ Hasnan Bachtiar, Peneliti Filsafat di PSIF-UMM.
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

23

24

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

25

KALAM

HADITS

MENGEMBANGKAN BUDA BUDAY YA M ALU


A Rosyad Sholeh

alu yang dalam bahasa Arabnya disebut Al Haya adalah perasaan tidak nyaman terhadap sesuatu yang dapat menimbulkan cela atau aib, baik berupa perkataan maupun perbuatan. lbnu Maskawaih memberi tarif malu dengan sikap menahan diri karena takut melakukan perbuatan yang buruk, yang karena itu ia berusaha menjauhi, agar tidak mendapatkan cela atau kehinaan. Dengan adanya perasaan malu, membuat seseorang merasa tidak nyaman dan enggan melakukan perbuatan rendah dan tercela. Sebaliknya merasa lega dan nyaman apabila dapat melakukan kebajikan. Seseorang yang memiliki perasaan malu, kalau ia melakukan perbuatan yang tidak patut, rendah dan tercela, ia akan terlihat gugup atau mukanya merah. Sebaliknya orang yang tidak punya rasa malu, meskipun yang dilakukannya itu sebuah kejahatan dan dosa besar, ia akan terlihat tenang tanpa ada rasa gugup sedikitpun. Dengan pengertian seperti itu, maka perasaan malu menjadi semacam faktor pengendali dan pengaman, di samping sekaligus menjadi faktor pendorong dan penggerak. Sebagai faktor pengendali, perasaan malu mengendalikan dan mencegah seseorang dari melakukan perbuatan keji dan munkar, di samping mencegah seseorang dari perbuatan yang tidak patut dan tidak wajar. Sebagai faktor pendorong dan penggerak, perasaan malu mendorong dan menggerakkan orang untuk melakukan perbuatanperbuatan maruf dan amal shalih. Dengan demikian keberadaan perasaan malu pada diri seseorang, tidak saja penting dan bermanfaat bagi kehidupan orang tersebut secara individual, tetapi juga bagi kehidupan manusia secara keseluruhan. Sebab dengan adanya perasaan malu pada diri seseorang, tidak saja dapat mendorong lahirnya sikap dan perilaku yang mendatangkan kemaslahatan bagi kehidupan masyarakat, tetapi juga dapat mencegah hadirnya sikap dan perilaku yang mendatangkan bencana dan malapetaka bagi orang banyak. Kalau kita cermati kehidupan dan kondisi umat dan bangsa kita sekarang ini, kita melihat berbagai permasalahan dan krisis masih membayangi kehidupan bangsa kita. Di samping krisis ekonomi yang belum sepenuhnya dapat diatasi, bangsa kita juga menghadapi permasalahan sosial yang cukup berat. Berbagai permasalahan sosial yang masih membelit kehidupan kita sekarang ini, seperti kemiskinan, pengangguran, rendahnya mutu SDM, rendahnya derajat kesehatan, kebodohan, keterbelakangan, dan sebagainya. Di samping itu, masyarakat kita sekarang ini juga mengalami kemerosotan akhlak yang luar biasa, yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan bangsa, baik dalam bentuk tindak kriminal seperti pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, penyalahgunaan wewenang, korupsi, meningkatnya peredaran narkoba, meluasnya pornografi dan pornoaksi, berbagai tindak penyimpangan dan pelanggaran norma hukum, maupun tindak

kekerasan, yang mengakibatkan timbulnya rasa takut dan cemas, serta kegelisahan dan keresahan di kalangan masyarakat. Kalau kita cermati secara mendalam, salah satu penyebab utama terjadinya krisis multidimensi, yang mengakibatkan umat dan bangsa kita lemah seperti sekarang ini, di samping faktor yang lain, adalah karena hilangnya perasaan malu dari diri sementara kita. Dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat, kita melihat orang sudah tidak merasa malu lagi melakukan tindak maksiyat, penyimpangan dan penyelewengan. Prof DR Yunahar llyas, Lc,MA dalam bukunya Kuliah Akhlaq menyatakan : Betapa kita merasa heran apabila melihat seorang Muslim melanggar nilai dan ajaran agamanya tanpa rasa rikuh sedikit pun. Seorang pedagang tidak malu-malu menawarkan kepada pembeli untuk membuatkan kwitansi fiktif. Seorang oknum petugas tidak malu-malu meminta uang pelicin kepada anggota masyarakat yang sedang membutuhkan jasanya. Seorang mahasiswa tidak malu-malu menyontek ujian. Seorang pemuda tidak malu-malu berdua-duaan dengan gadis yang bukan mahramnya. Seorang suami tidak malumalu membohongi istrinya. Seorang istri tidak malu-malu melawan suaminya. Seorang bapak tidak malu-malu mengabaikan pendidikan anak-anaknya. Seorang anak tidak malu-malu mendurhakai orangtuanya. Bahkan sesuatu yang rasanya mustahil terjadi menurut ukuran minimal iman sudah terjadi di tengah-tengah masyarakat. Lihatlah misalnya berapa banyak kasus pagar makan tanaman. Seorang ayah kandung tidak malu-malu menzinai anaknya sendiri. Bahkan seorang suami tidak malu-malu memaksa istrinya untuk mencarikan seorang gadis untuk diperkosa dihadapan istrinya sendiri hanya untuk memuaskan nafsu balas dendamnya. Benar, bila budaya malu tidak lagi hidup di tengahtengah masyarakat, maka manusia kehilangan kemanusiaannya, berubah menjadi binatang, bahkan lebih jelek dari binatang. Satu hal yang perlu kita sadari adalah, bahwa lenyapnya perasaan malu dari diri kita adalah merupakan awal dari kehancuran dan kebinasaan. Apabila orang tidak punya rasa malu, maka dia akan lepas kendali. Bebas melakukan apa saja yang diinginkan oleh hawa nafsunya. Rasul Allah Muhammad saw bersabda yang artinya serbagai berikut : Sesungguhnya di antara yang didapat oleh manusia dari katakata kenabian yang pertama ialah apabila engkau tidak lagi mempunyai rasa malu, maka berbuatlah sekehendak hatimu (HR Bukhari). Akhirnya, kalau kita menginginkan agar segala macam krisis, permasalahan dan kesulitan yang menerpa kehidupan kita itu menyingkir, kita harus menanamkan dan mengembangkan nilai dan budaya malu dalam diri kita, di samping nilai-nilai utama lainnya, seperti : keikhlasan, kejujuran, keadilan, amanah, sabar, penyantun, hidup sederhana, pemaaf, pandai mensyukuri nikmat dan sebagainya.

26

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

PEDOMAN

MELURUSKAN KIBLAT BANGSA


Prof DR Din Syamsuddin

Setelah upaya Persyarikatan Muhammadiyah merintis usaha dalam meluruskan arah kiblat Kakbah di tempat ibadah (masjid dan mushola) di Indonesia menunai hasil. Sekaligus membuka mata pandangan dari umat Islam Indonesia tentang arah kiblat yang benar.

ebelumnya, arah kiblat tempat ibadah di Indonesia menurut data geografis peta dunia, menuju ke arah suatu negara di Afrika. Upaya Persyarikatan Muhammadiyah meluruskan arah yang benar menuju kiblat Kakbah di Makkah, sudah dilakukan dengan benar hingga kini. Saya berpandangan, pada abad saat ini di awal bulan menuju tahun baru 2013 Persyarikatan Muhammadiyah memiliki kewajiban untuk mengupayakan meluruskan arah kiblat bangsa. Bahwasanya, adanya Undang Undang Dasar 1945, harus dapat menjamin terciptanya kemakmuran dan keadilan bagi rakyat. Muhammadiyah memiliki tanggungjawab dan turut andil tentang masa depan Indonesia. Ini persoalan fundamental. Muhammadiyah turut memberi evaluasi dari cita-cita nasional. Isu kedaulatan sangat mendasar bagi Muhammadiyah untuk ditegakkan secara adil dan bermartabat. Ekonomi nasional harus mandiri dan memiliki kepribadian bangsa yang jelas. Bahwa saat ini telah terjadi distorsi efisiensi di beberapa aspek, yang penguasaan kekayaan alam tidak sepenuhnya dikuasai negara. Bahkan 90 % migas dikuasai asing. Termasuk dalam memanfaatkan dan menikmati kekayaan alam, laut, udara. Di dalamnya, mencakup hasil pertambangan yang dieksplorasi, agar dapat dinikmati untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Dinikmati secara adil dan merata oleh rakyat Indonesia. Sebagai contoh adalah munculnya Undang-undang Mineral Batu Bara (Minerba) yang dinilai sangat bertentangan dengan UUD 1945. Karena itu undang-undang mineral batu bara harus diupayakan uji materi ke Mahkamah Konstitusi, agar bisa juga dikabulkan. Salah satu upaya Persyarikatan Muhammadiyah bersama-sama dengan ormas lain dalam mengupayakan uji

materi ke Mahkamah Konstitusi, yaitu tentang Undang-undang Migas telah berhasil dikabulkan Mahkamah Konstitusi. Dalam keputusannya, Mahkamah Konstitusi menyatakan Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) bertentangan dengan Undang-undang 1945. Saya berharap, uji materi Undang-undang Mineral Batu Bara yang diajukan oleh Muhammadiyah dapat dikabulkan Mahkamah Konstitusi, karena pengelolaan atas sumber daya energi di Tanah Air tidak lagi dikuasai asing. Sejauh ini Muhammadiyah terus mengkaji sejumlah Undang-undang yang dinilai bertentangan dengan Undang Undang Dasar 1945. Langkah ini, termasuk tausyiyah dalam menegakkan kedaulatan tadi. Tausyiyah Muhammadiyah tidak akan pernah berhenti. Demokrasi akomodatif tidak diperlihatkan pemerintah. Mestinya Pemerintah mencakup semua stake holder turut berkiprah. Melihat pemikiran yang terbaik di masyarakat. Pemerintah harus akomodatif. Sikap dasar tersebut tidak terlihat pada kekuasaan sebagai elemen masyarakat madani, yang ikut berperan dalam menegakkan negara. Dan tidak meluangkan diri dalam penegakan moral. Tahun 2014, ada sistem suksesi yang akan sangat menjadi momen krusial. Maka peluang ada pada sistem, sebagai suatu proses demokrasi agar negara menjaring pemimpin yang berbobot. Sehubungan dengan Kurikulum 2013, Muhammadiyah menyampaikan sikap resmi mengenai Kurikulum 2013 pada akhir Januari 2013. Penyampaian suara di luar batas uji publik kurikulum baru tidak dapat diartikan jika Muhammadiyah pasif terhadap kebijakan anyar. Sebaliknya, organisasi ini secara aktif memantau setiap kebijakan anyar secara mendalam. Bukan hanya sistem kurikulum yang disoroti, tapi juga membahas mengenai Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) untuk menjamin kelegalan suatu kebijakan. Jangan sampai ganti menteri, ganti kebijakan. Muhammadiyah melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat Muhammadiyah tengah menerapkan holistic education pada sekolah-sekolah yang dimiliki organisasi Muhammadiyah. Konsep yang menekankan pendidikan watak dan akhlak ini, diharapkan juga agar dapat diadaptasi sekolah lain. (am)
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

27

DIALOG
DR HENDRI SAPARINI:

BANGSA INI DIKUASAI ASING DARI HULU HINGGA HILIR


Jika awal abad pertama KH Ahmad Dahlan pendiri Persyarikatan ini bergerak untuk meluruskan kiblat umat, dan kemudian berhasil. Lantas abad kedua ini, Muhammadiyah diminta untuk meluruskan kiblat bangsa.
emikian Ungkapan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof DR Din Syamsuddin. Pertanyaannya, apakah yang dimaksud kiblat bangsa ini? Adakah yang salah dan kenapa ini bisa terjadi? Apa yang semestinya harus dilakukan pemerintah maupun Muhammadiyah sebagai masyarakat sipil? Lebih detilnya, berikut petikan dialog Deni al Asyari, MA dari SM dengan DR Hendri Saparini peneliti dan ekonom dari Econit di Jakarta, beberapa waktu yang lalu. Apakah arti meluruskan kiblat bangsa ini, dan kenapa harus meluruskan? Adakah yang salah dengan kiblat bangsa sekarang ini? Kalau kita berbicara tentang kiblat bangsa, berarti kita berbicara tentang arah untuk membangun bangsa. Lantas adakah yang salah bagi kita dalam membangun bangsa? Tergantung acuan kita, jika acuan kita merujuk pada cita-cita kemerdekaan, tentu saja ada yang salah. Sementara untuk mewujudkan kemerdekaan itu, tidak sedikit peran umat Islam, baik Muhammadiyah maupun umat lainnya. Oleh karenanya, tujuan dari kemerdekaan itu juga adalah tujuan dari umat. Maka menjadi kewajiban bagi seluruh umat Islam untuk meluruskan apa yang telah dicita-citakan bersama pada saat meraih kemerdekaan. Bukankah kita sudah menjadi bangsa yang merdeka dengan segala capaian dari kemerdekaan? Jadi, merdeka itu sederhananya, pada awalnya kita berada dalam kungkungan, kemudian bebas atau merdeka untuk menentukan diri sendiri. Menentukan diri sendiri itu maksudnya bangsa ini berdaulat pada pemerintahannya, dan berdaulat terhadap rakyatnya. Misalnya, kalau pada masa kolonialisme, jika rakyat mau menanam, maka yang ia tanam harus komoditas tertentu sebagaimana yang diperlukan oleh penjajah. Berbeda jika bangsa yang betul-betul merdeka, mereka bisa untuk menentukan jenis apa yang akan ia tanam tanpa harus terikat dengan keinginan penjajah. Jika merujuk pada kondisi bangsa sekarang ini, sudahkah tujuan kemerdekaan ini berjalan sesuai arah yang benar atau sudah berdaulat? Sekarang coba kita lihat dari sisi kekayaan alam, setiap
28
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

Negara itu pasti dikarunia rezki atau modal yang berbeda-beda. Dan Indonesia itu adalah salah satu Negara yang dikaruniai kekayaan alam. Artinya harus kita sadari, bahwa untuk mewujudkan kemerdekaan itu menggunakan modal yang sudah diberikan, yaitu kekayaaan alam. Apakah kita sekarang berdaulat terhadap kekayaaan alam, jawabannya ternyata kita belum berdaulat. Misalnya saja, jika kita berbicara persoalan migas, sebagian besar bukan lagi diatur dan dikelola secara berdaulat oleh negara dan masyarakat untuk menggunakan hasil dari migas itu untuk sendiri. Padahal seandainya kita gunakan seluruh kekayaan alam yang dimiliki, kemudian digunakan untuk kepentingan masyarakat, maka itu sangat cukup. Tapi karena kita tidak berdaulat, sehingga kita berikan kewenangan pengelolaan migas ini kepada orang lain, kepada kepentingan asing dan kepada kepentingan pemodal, sehingga Negara tidak lagi menjadi Negara berdaulat. Contoh blok Cepu, kalau seandainya sumber daya alam kita ini dikelola dan dikuasasi oleh pertamina, maka agenda untuk mengolah atau memproduksi minyak, tergantung kebutuhan kita, kalau kita butuh banyak maka kita tingkatkan produksinya. Tapi pada saat hak itu diberikan kepada pemilik modal, maka mereka akan hitung-hitungan secara bisnis. Jadi kalau kita tidak berdaulat terhadap keka-

DIALOG
yaan alam, maka kita juga tidak berdaulat dalam mengatur dan memberikan pelayanan. Sehingga cita-cita kemerdekaan itu tidak akan pernah terwujud. Di manakah akar persoalannya, sehingga kita begitu susah mewujudkan bangsa yang berdaulat? Kalau kita lihat Indonesia diberikan modal berupa kekayaan alam yang sangat besar. Tidak semua Negara memiliki kekayaan alam. Sementara untuk menjadi pemimpin dunia ini, atau untuk menjadi negara maju, dia harus menguasai sumber daya alam yang tidak bisa diproduksi. Dan itu ada di Indonesia. Artinya banyak Negara dan banyak kepentingan yang berkepentingan dengan Negara Indonesia. Pada saat pemerintah yang bertanggung jawab untuk memanfaatkan modal SDA tadi untuk rakyat, namun ternyata lebih berpihak dan lebih condong kepada mereka pemilik modal dan pemilik kekuasaan besar, maka akhirnya dia tidak memprioritaskan terhadap kepentingan rakyat, tapi kepentingan asing atau pemodal. Jadi apa yang membuat kita ini seperti sekarang atau tidak berdaulat, pertama adanya kepentingan asing dan pemodal, ketemu dengan pemerintah yang tidak punya orientasi dan tidak mengelola kekayaan alam ini untuk menuju pada cita-cita kemerdekaan. Artinya tingkat intervensi dan tekanan asing atau pemilik modal itu sangat terlalu besar pada Negara ini? Kalau intervensi itu hanya pada sisi hilir, mungkin tidak masalah, dalam arti kita akan lebih mudah untuk melakukan koreksi. Misalnya, sekarang ini bukan musim tanam jagung, jadi koreksinya, mungkin kita tanam jagungnya bisa ditunda besok. Jadi sangat gampang koreksinya, tapi aturan menanam jagungnya tetap benar. Hanya pada implementasi. Tapi sekarang ini Indonesia itu kedaulatannya sudah dirampas mulai dari undangundangnya. Jadi undang-undangnya itu sendiri sudah mengkrangkeng bangsa Indonesia sendiri untuk tidak bisa memanfaatkan, misalnya, munculnya UU Migas yang melarang atau membatasi 25 persen gas untuk kepentingan nasional. Jadi ini sangat aneh, kita punya kekuasaan besar, tapi kita buat UU yang membatasi kita maksimal 25 persen. Jadi kalau sudah sampai pada UU nya, maka kepentingan asing atau kepentingan pemodal itu akan menjadi sangat aman. Sebab penyelenggara Negara, apakah eksekutif maupun legislatif, akhirnya dia harus bekerja sesuai dengan rangkap yang sudah dia buat sendiri. Dan ini sudah terjadi, jikalaupun kita mau melakukan koreksi, ini tidak ringan, tapi harus ada kemauan atau political will pemerintah untuk melakukan koreksi, bahkan terhadap UU nya. Seperti apakah bentuk kekuatan asing/pemodal sehingga pemerintah tidak punya daya untuk melakukan perubahan? Jadi ada beberapa masalah, pertama, dari sisi paradigma penguasa, kedua dari sisi jerat politik. Kalau memang sudah menjadi paradigma yang diyakininya sendiri, maka pasal 33 , UU 1945, kemudian cita-cita kemerdekaan untuk memanfaatkan kekayaan alam dan penguasaan penuh oleh Negara tidak cocok lagi, maka tidak mungkin itu dilakukan. Jadi itu sudah menjadi paradigma dan menjadi ideologis. Secara ideologis, dia sebenarnya setuju untuk penguasaan sumber daya oleh Negara, namun karena dia kena jerat politik dan dia sudah menggadaikan terlalu banyak hal, sehingga dia terjerat dengan apa yang telah digadaikan dia tadi atau janji-janji tadi, sehingga dia tidak bisa melakukan apa. Jadi tetap dua-duanya merugikan rakyat. Jadi ini bukan hanya eksekutif, namun juga termasuk legislatif. Apakah peran Muhammadiyah selama ini sudah maksimal dalam meluruskan kiblat bangsa? Saya melihat upaya itu sudah ada, hanya saja mungkin menurut saya untuk ke depan, selain adanya upaya meningkatkan kesejahteraan bangsa, mengurangi kemiskinan dan memajukan bangsa, bisa dilakukan pada sisi hulu dan juga pada sisi hilir. Sekarang saatnya bagi Muhammadiyah pada abad ke II ini untuk memberikan porsi yang besar dalam menangkal kebijakankebijakan dari sisi hulu. Karena sekarang dari sisi hilir sudah sangat banyak. Seperti pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan rumah tangga, tapi bagaimana dengan hulunya. Karena hulunya ini persoalannya luar biasa. Seperti pinjaman pinjaman asing yang program-programnya untuk keperempuanan, nah ini harus selektif, karena ini bisa merubah paradigma tadi. Jangan salah, sekarang ini banyak pendanaan asing yang mencoba untuk menggeser paradigma kita. Nah hulu yang seperti ini harus kita cari. Belum lagi persoalan dari sisi ekonomi, jadi amat sangat kompleks. Jadi sudah saatnya Muhammadiyah sebagai lembaga yang kredibel dan juga salah satu organisasi yang sangat besar, untuk mendesak legislatif maupun eksekutif untuk melakukan perubahan itu. Sebab akan jauh lebih besar peranan Muhammadiyah, dibandingkan kelompok intelektual, karena ini ada himbauan moral sekaligus imbauan intelektual yang luar biasa. Belum lama ini Muhammadiyah melakukan Ijtihad Konstitusi, apakah ini sudah menjadi bagian dari meluruskan kiblat bangsa tersebut? Dan ini menurut saya kemajuan besar yang harus dijelaskan kepada publik. Sebab action untuk ke MK dan kemudian berhasil, tapi umat tidak paham, opini ini bisa menjadi rancu. Jadi langkah selanjutnya, bagaimana Muhammadiyah memberikan penjelasan kepada publik dengan bahasa yang berbeda-beda sesuai dengan status sosial warga Muhammadiyah. Sehingga mereka bisa paham, kalau setiap apa yang ditempuh oleh Muhammadiyah terkait meluruskan kiblat bangsa ini, kemudian dijelaskan kepada warganya, maka benteng Muhammadiyah akan semakin kuat. Sehingga ketika untuk memilih pemimpin pun paradigmanya sudah sama. Jadi memang saatnya Muhammadiyah melakukan perubahan itu, saya yakin Muhammadiyah langkahnya murni dan tidak politis. (d)
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

29

30

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

KRONIK DUNIA ISLAM

UNIVERSITI ISLAM YALA (1)


Ahmad Latif

hailand selatan yang dikenali juga dengan panggilan Patani meliputi provinsi-provinsi Pattani, Yala, Narathiwat, Satun, dan sebagian dari Provinsi Songkhla. Daerah bekas kerajaan Melayu yang dijajah Siam (kini Thailand) pada 1902 dan bersempadan dengan Malaysia ini sejak delapan tahun silam menjadi perhatian dunia karena sering diekspose media. Hampir saban hari terjadi pengeboman dan baku tembak di antara para pejuang kemerdekaan Patani dengan aparat keamanan Thailand. Di tengah gejolak itulah tumbuh Universitas Islam Yala atau Yala Islamic University (YIU), yang pada 2012 ini berusia 14 tahun. Embrionya adalah sebuah kolese Islam yang dibangun beberapa pemuda Patani jebolan Timur Tengah, khususnya Saudi Arabia. Mereka inilah yang menggalang donatur di kalangan negara kaya minyak dan merekrut para cendekiawan lokal untuk bergabung. Berkat kerja keras dan gigih tanpa pamrih, dalam waktu relatif singkat kolese ini menjadi terkenal baik di dalam maupun luar negeri. Salah seorang pionirnya adalah DR Ismail Luthfi Japakiya, yang kini adalah rektor YIU. Inilah satu-satunya perguruan tinggi Islam (swasta) yang pernah wujud di Thailand. Padahal Patani sejak periode awal Kesultanan Islam di tanah Melayu sudah cukup terkenal dengan tradisi keilmuan Islam. Sejumlah kitab kuning karya tulis para ulama Patani sampai kini masih diajarkan di pondokpondok pesantren dan masjid di Thailand, Kamboja, dan Malaysia. Di antara ulama dan pengarang kondang adalah Syeikh Daud Fathoni dan Syeikh Wan Ahmad Muhamad Zein Fathoni. Menurut DR Ismail Luthfi, ketika mengikuti program S-2 di Universitas Islam Imam Muhammad Ibnu Saud, Riyadh, Saudi Arabia pada 1980, secara tidak sengaja dia berkenalan dengan Abdullah Al Buseey, penjual cincin di kaki lima kota Riyadh. Saban hari, dengan sebuah tas lusuh berisi beragam bentuk cincin, Al Buseey mangkal di sebatang jalan. Dia tinggal tak jauh dari kampus Universitas Islam Imam Muhammad. Warga Saudi yang kala itu berusia 65 tahun tidak tergolong orang kaya. Biasanya Al Buseey akan mengukir nama pada cincin yang dijualnya sesuai yang diminta pembeli. Saya masih ingat, suatu hari Abdullah mengukir nama saya pada cincin yang dibeli dan menyarungkannya ke jari saya, tutur Ismail mengenang awal perkenalannya dengan Al Buseey. Sebentuk cincin yang siap dengan ukiran nama dijual hanya seharga 5 Rial (Saudi).

Perkenalan Ismail dengan sang penjual cincin rupanya berlanjut usai transaksi. Setelah mengetahui Ismail Luthfi dan teman-temannya sedang memikirkan dana untuk membangun perguruan tinggi di negara asalnya, Al Buseey terpanggil untuk nimbrung infak. Setelah infak pertama sebesar 30.000 Rial, Abdullah berjanji akan senantiasa menyumbang sesuai kemampuannya. Kalau ingin berinfak, biasanya sepulang dari kerja sore hari laki-laki lansia itu akan menemui Ismail di asrama. Ismail, hari ini saya punya 1.000 Rial. Terimalah, demikian ujar Al Buseey setiap kali dia menyumbang. Dan Ismail masih ingat, setelah hasil infak dalam rekeningnya terkumpul sekitar 1 juta Bath (Thai), dikirimnya ke Tanah Air untuk dibelikan lahan yang kelak akan dibangunkan perguruan tinggi. Dengan infak perdana dari penjaja cincin kaki lima Riyadh itu berbuah hasil dengan berdirinya Kolesi Islam Yala (KIY) pada 1998. Bermula dengan 2 jurusan (Syariah dan Ushuluddin), sebanyak 100 orang mendaftar sebagai mahasiswa angkatan pertama. Dan sejak 4 tahun silam, nama kolese itu berubah menjadi Universitas Islam Yala dengan 4 fakultas dan 10 jurusan untuk program S-1. Sementara 2 jurusan lagi sudah buka program S-2. Kini terdaftar sekitar 4000-an mahasiswa. Selain mahasiswa lokal, tak sedikit yang berasal dari luar negeri seperti Cina, Kamboja, Swedia, Republik Islam Iran, Malaysia, dan Indonesia. Sampai tahun ke-14 pada 2012 ini, perguruan tinggi yang tertelak sekitar 10 kilometer dari ibukota Provinsi Yala ini sudah mencetak sekitar 1.000 sarjana muda. Sekitar 30 kilometer dari kampus induknya, kini YIU melalui wakilnya, Patani Jaya Holding Co. Ltd. sedang membangun proyek mega di pinggir ibukota provinsi Pattani. Proyek Patani Jaya yang menggabungkan bentuk arsitektur terpadu dengan gaya Thai, Sino-Portugis, dan Melayu. Proyek di bawah motto: Peaceful City with Better Life di atas areal seluas 2 kilometer persegi ini kelak akan berdiri sebuah rumah sakit Islam lengkap dengan fakultas kedokteran, sebuah masjid, pusat Islam, pusat komersial, dan pemukiman penduduk. ____________________________ Ahmad Latif, mantan wartawan Harian Masa Kini berdomisili di Malaysia.
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

39

HADLARAH

Rumah Sakit Islam Pertama


Ajib Purnawan
masyarakat. Sebab, semasa pemerintahan dinasti ini sangat sedikit terjadi peperangan, sehingga perkembangan ilmu pengetahuan semakin meningkat. Rumah sakit ini menempati akademi lama Jundeshapur dan diberi nama Bimaristan. Tepatnya pada awal abad ke-9 di Baghdad pada masa pemerintahan Khalifah Harun ar-Rasyid. Sejak saat itu, nama Bimaristan menjadi sebutan bagi tempat untuk merawat dan menyembuhkan orang sakit. Sebab, Bimaristan sendiri berasal dari bahasa Persia, yaitu Bimar yang berarti penyakit (desease) dan stan berarti lokasi atau tempat (Aydin Sayili, 2007:1). Bimaristan menjadi bangunan terpenting pada masa itu. Bangunannya selesai pada tahun 978-979 M menghabiskan biaya sebesar 100.000 dinar. Rumah sakit itu memiliki 24 orang dokter yang juga bertugas mengajar ilmu kedokteran. Penyair seperti alMutanabbi menyanyikan keagungan Adud dan para penulis termasuk ahli tata bahasa, Abu Ali al-Farisi menulis kitab al-Idhah untuk Adud (Phillip K. Hitti, 2006:600). Bimaristan menyediakan berbagai layanan, kadang-kadang tanpa biaya. Tempat itu juga berfungsi sebagai tempat untuk melakukan penelitian medis dan mengajar kedokteran. Pada masa Harun al-Rasyid, Bimaristan telah memiliki ruang administrasi yang besar, ruang kuliah, masjid, kapel, perpustakaan yang kaya, baik petugas pria dan wanita, dan

Rumah Sakit Islam pertama di kota Damaskus, Suriah

umah sakit Islam pertama dibangun di Damaskus. Pendirinya adalah Walid bin Abdul Malik (705-715 M). Proses pembangunannya memakan waktu kurang lebih satu tahun, tepatnya pada 86 H (706-707 M). Tujuan pembangunan rumah sakit ini untuk menyembuhkan orang sakit, memberikan perawatan kepada penderita penyakit kronis, menjaga penderita kusta, dan menampung orang miskin. Perawatan dan penjagaan tidak dipungut biaya sepeser pun. Banyak dokter yang bekerja di rumah sakit ini. Sebelumnya, pada zaman pra Islam di Damaskus, ada beberapa jenis lembaga amal di Bizantium, salah satunya bernama nosocomium, yang fungsinya mirip rumah sakit. Di dalamnya perawatan diberikan kepada orang yang sakit, penderita kusta, difabel, dan orang miskin. Oleh karena itu, banyak opini muncul dan menyatakan bahwa rumah sakit yang dibangun oleh Walid bin

Abdul Malik menyerupai nosocomium-nya Bizantium (Romawi Timur). Namun demikian, sebenarnya Rumah Sakit Walid ini memiliki perbedaan dengan nosocomium. Rumah Sakit ini mempunyai tabib spesialis penyakit-penyakit tertentu yang tidak dimiliki nosocomium. Rumah sakit Islam kedua hampir sama dengan yang ada di Damascus, namun letaknya berada di Kairo, juga pada akhir zaman pemerintahan Dinasti Umayyah. Sedangkan rumah sakit Islam ketiga letaknya tidak diketahui secara persis. Hanya sedikit referensi yang membahasnya. Itupun didapat dari sumber India. Sumber itu menunjukkan bahwa pengaruh India sangat besar dalam keberadaan rumah sakit yang ketiga ini (Aydin Sayili, 2006:3). Kekhalifahan Abbasiyah memberikan angin segar terhadap pengembangan budaya dan kemajuan kegiatan kesejahteraan

40

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

HADLARAH
jaringan terpisah jika bangsal untuk demam, ophthalmia, operasi, dan disentri, juga memiliki apotek, dan pada divisi yang berkeliling desa (John L. Esposito, 2003:43). Pengaruh India sangat besar dalam perkembangan Bimaristan, terutama pada masa-masa awal. Kebanyakan menggunakan metode pengobatan Yunani dan Persia. Lalu, datanglah Barmak yang memperkenalkan metode India. Orang ini mengundang sejumlah ahli dari India yang memiliki karyakarya medis dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Ia juga mendirikan sebuah apotik besar di Baghdad di mana pasien dirawat dengan metode India. Harun al-Rasyid juga menciptakan sebuah departemen yang terpisah dari departemen lain, yaitu Departemen Kesehatan. Departemen ini menjalankan beberapa apotik pemerintah yang dikelola oleh dokter berbakat. Departemen diawasi oleh Inspektur Jenderal Kesehatan dan Bukht Yishu menjadi orang pertama yang ditunjuk untuk mengisi jabatan itu. Praktisi medis dibayar tinggi oleh Khalifah. Sebagai contoh, Jabriel putranya Bukht Yishu yang bekerja menggantikan ayahnya, menerima gaji bulanan sebesar sepuluh ribu dirham dan lima ribu sebagai tunjangan dari Bendahara Kekaisaran. Selain itu, ia memperoleh penghasilan tambahan melalui praktik pribadinya, pelanggan yang datang sebagian besar berasal dari pejabat tinggi negara. Perkembangan Bimaristan pada masa Harun ar-Rasyid berlanjut pada awal pemerintahan Makmun. Khalifah ini memberlakukan standar yang tinggi bagi setiap orang yang ingin bergelut dalam profesi medis. Untuk menjadi apoteker, seseorang harus melalui tes kemampuan. Hal ini berlanjut pada masa pemerintahan Mutashim. Pada masa pemerintahan Khalifah Abbasiyah lain, alMuqtadir Billah, sebuah wabah epidemi berskala besar menyerang rakyat yang berada dalam kekuasaan pemerintah Abbasiyah. Situasi tersebut memaksa Khalifah membuka beberapa rumah sakit baru. Ia juga membuat rumah sakit di dalam penjara untuk mengobati pasien yang berasal dari kalangan narapidana. Demi mengatasi epidemi itu, Khalifah menunjuk ratusan dokter untuk berkeliling ke desa-desa dengan apotik berjalan, yang nantinya akan melayani dan mengobati orang-orang desa yang sakit. Tanpa adanya sertifikat, seorang yang tidak mempunyai keahlian dalam bidang medis memanfaatkan kesempatan itu untuk mencari keuntungan pribadi. Muncullah kasus-kasus malpraktik yang merugikan masyarakat. Peristiwa itu membuat Sinan, kepala Departemen Kesehatan, diperintahkan oleh khalifah pada 931 M, untuk menguji semua dokter lalu memberikan sertifikat kepada mereka yang bisa lulus. Oleh karena itu, sistem tes kemahiran medis diperkenalkan dan lebih dari 860 orang lulus tes di Baghdad saja dan mulai praktik mereka. Fasilitas medis juga dikirim dan disebar ke daerah yang jauh dari ibukota Abbasiyah. Setidaknya, 34 rumah sakit sudah tersebar di seluruh dunia Islam selama kekhalifahan Abbasiyah pada abad ke-11 ( Hospitals in Medieval Islam, tt: 4).

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

41

BINA AKIDAH

MEMBUMIKAN TAUHID
DR MOHAMMAD DAMAMI, MAg
alam dunia pendidikan sudah sangat dikenal istilah ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotor (tampilan tindakan), dan to live together (kesadaran hidup bersama). Istilah-istilah tersebut selalu membayangi siapa saja yang berbicara tentang dunia pendidikan, entah selaku penyelenggara pendidikan, guru/pendidik, pakar pendidikan, apalagi pemikir pendidikan. Kalau kita berbicara tentang iman yang berbasis tauhid, juga tidak lepas dari keempat ranah di atas. Jika keempatempatnya berhasil dicapai secara seimbang, maka bolehlah dikatakan sebagai sebuah keberhasilan membumikan tauhid. Dikatakan demikian karena tidak jarang dalam proses penghayatan tauhid tersebut proporsi keempat ranah tersebut terasa pincang. Misalnya pengetahuan tentang keimanan dalam Islam (yakni untuk ranah kognitifnya) tampak begitu luas lantaran begitu intensifnya membaca dan menelaah kitab-kitab tentang akidah Islamiyah atau karena begitu getolnya mengikuti ceramah-ceramah agama yang berisi uraian tentang akidah, entah lewat pengajian atau media televise, namun afeksi, psikomotor, dan to live together yang ditampakkannya masih jauh dari harapan dan kenyataan. Kenyataan seperti ini dapat ditelusuri bukti-bukti konkretnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kalau begitu, di mana letak kesalahannya? Di sinilah perlunya membumikan tauhid. Menurut Al-Quran, ketika manusia menghadapi Dzat yang disebut Tuhan, ditakdirkan dalam perasaan manusia apa yang disebut rasa takut, khifah (Al-Araf [7]: 205). Namun di balik rasa takut tersebut justru menggebu-gebu rasa harap, rindu, thama (As-Sajadah [33]: 16). Rasa khifah dan thama ini akan senantiasa ada, bersemayam dalam jiwa yang paling dalam, dan senantiasa muncul ke permukaan. Karena itu wajar jika manusia senantiasa cenderung mencari Tuhan dan rindu kepada-Nya. Rudolf Otto (1869-1937), seorang filosof dan teolog Jerman yang dikenal sebagai salah seorang pemikir keagamaan yang paling berpengaruh di Barat pada permulaan abad ke 20 ini, mengatakan bahwa Dzat yang disebut Tuhan bagi manusia senantiasa berposisi sebagai Dzat yang mysterium tremendum et faseinesum (bersifat misteri tak terpecahkan tetapi sekaligus membuat orang menjadi tergetar/takut dan terpesona/rindu). Barangkali pendapatnya ini mirip dengan konsep Islam, khifah dan thama di atas. Bahwa konsep khifah dan thama serta mysterium tremendum et faseinesum inilah yang senantiasa dipertahankan seluruh agama, tanpa terkecuali dalam agama Islam. Tuhan tidak pernah mampu dipahami manusia secara utuh (lengkap); mesti tetap misteri walaupun sedikit-sedikit ada bagianbagian yang dikuakkan sendiri oleh Tuhan yang sebatas
42

kemampuan daya kepahaman manusia. Dalam agama Islam misalnya dikuakkan sedikit tentang nama Tuhan (yaitu Allah SwT), sifat-sifat-Nya (antara lain dalam asmaau-l-husnaa) dan perbuatanperbuatan-Nya (misalnya dengan adanya bukti keterciptaan alam semesta ini). Sungguh pun begitu, Allah SwT tetap misteri juga. Mengapa Tuhan selalu dibuat misteri? Jawabannya adalah agar manusia tetap takut dan sekaligus tetap rindu kepada-Nya. Takut tidak berani untuk tidak taat kepada-Nya, rindu karena senantiasa ingin karunia pahala dari-Nya. Sikap seperti ini penting bagi pengemban iman selaku manusia. Pertama, penting untukl menjaga kekokohan hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan, Allah SwT. Di sinilah lalu timbul istilah tauhid uluhiyah, tauhid rububiyah, dan tauhid ruhumiyah. Tauhid uluhiyah menyangkut peng-Esa-an terhadap a-b-c Dzat-Nya yang dalam Al-Quran ditegaskan tidak ada sesuatu pun yang sama dengan Dia (Al-Ikhlas [112]:4). Inilah puncaknya tauhid. Sedangkan tauhid rububiyah menyangkut peng-Esa-an terhadap segala kuasa perbuatan-Nya atas ciptaan dan alam semesta ini seluruhnya (AlFatihah [1]: 2). Kemudian, tauhid ruhumiyah menyangkut sifatnya yang sifatnya melilndungi terhadap seluruh ciptaan dan makhlukNya. Sering-sering tauhid yang berkaitan dengan hubungan vertikal ini begitu dominannya dalam bagian terbesar umat Islam. Sebenarnya masih ada satu lagi implementasi tauhid itu, yaitu tauhid yang kedua. Tauhid kedua adalah tauhid khalifah fi-l-ardl, yaitu tauhid yang bersangkutan dengan amanah yang diberikan Allah SwT kepada manusia selaku wakil Allah SwT di planet bumi. Apa saja yang dilakukan dan diperbuat manusia seharusnya.atas dasar tauhid kedua ini. Dengan dasar ini, tidak akan terjadi ketamakan/kelobaan, kesewenang-wenangan, pemuasan egoism, ketidakadilan, ketidakseimbangan, penindasan dan sebagainya. Dari tauhid model kedua inilah seharusnya dimunculkan misalnya tauhid sosial sebagaimana pernah dilontarkan oleh Prof DR Amien Rais, tauhid ilmu sebagaimana digagas oleh Prof DR Kuntowijoyo, tauhid peradaban sebagaimana digagas oleh Prof DR Nurcholis Madjid. tauhid kemanusiaan yang mulai dirintis oleh Prof DR Ahmad Syafii Maarif, dan tauhid kealamsemestaan (dari konsep rahmatan li-l alamin) yang masih dalam proses formulasi. Jika keseluruhan jenis tauhid di atas, baik tauhid model pertama maupun model kedua, dapat diwujudkan dalam arti yang sebenar-benarnya, sekonkretkonkretnya, maka apa yang disebut membumikan tauhid benarbenar mencapai bentuknya, bukan sekedar pada tingkat wacana atau cita-cita belaka. Barangkali usaha ke arah itu sudah tidak pada tempatnya ditunda-tunda lagi. Bukankah demikian? Wallaahu alam bishshawaab.

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

BINA AKHLAK

Optimisme Etis
MUTOHHARUN JINAN

i antara akhlak Islam yang sangat penting dan harus dimiliki kaum Muslim untuk kemajuan, dan kesejahteraan adalah sikap optimis memandang masa depan. Kehidupan yang akan datang, yang akan dilalui baik oleh generasi sekarang maupun generasi penerus nanti harus tergambarkan sebagai kehidupan yang lebih baik dan lebih menjanjikan. Ada banyak pesan dari ayat-ayat Al-Quran yang menggiring kaum muslim harus bersikap optimis (Ali Imran [3]: 139; Fushilat [41]: 30) dan menjauh dari kubangan pesimisme atau keputusasaan, karena tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat (Al-Hijr [15]: 56). Al-Quran mendidik penganutnya agar melihat masa lalu yang suram menjadi pelajaran untuk merancang masa depan yang terang. Kisa-kisah sejarah dalam Al-Quran menyajikan beragam peristiwa, pola-pola peradaban dan bangsa-bangsa yang jatuh dan bangun, tokoh-tokoh keras yang dlalim dan pribadi-pribadi yang berkarakter kuat dengan berbagai model kepemimpinan, serta hukum-hukum ekologis yang bekerja di alam semesta yang memengaruhi kehidupan manusia. Antara lain disebutkan: Dan (Kami binasakan) kaumAd dan Tsamud dan penduduk Ar-Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaumkaum tersebut. Dan Kami jadikan bagi masing-masing mereka itu benar-benar telah Kami binasakan sehancur-hancurnya. Dan sesungguhnya mereka (kaum musyrik Makkah) telah melalui sebuah negeri (Sodom) yang (dulu) dihujani dengan hujan yang sejelek-jeleknya (hujan batu) (Al-Furqan [25]: 38-40). Tetapi setelah menjelaskan fakta empiris tentang kehancuran bangsa-bangsa itu, Al-Quran juga menegaskan tentang adanya kebangkitan baru yang lebih baik sebagai pengganti generasi terdahulu yang punah itu (Al-Anbiya [21]: 11). Kemudian Kami binasakan mereka (bangsa-bangsa terdahulu) karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain (Al-Anam [6]: 6). Inilah yang memberikan optimisme, bahwa setelah mengabarkan kehancuran diikuti dengan pemberitaan kebangkitan dan pembaruan. Al-Quran mengajak agar manusia memiliki perspektif optimisme etis, yakni sikap dan pandangan bahwa kebenaran dan kebaikan akhirnya akan menang, kejujuran menggantikan kepalsuan, keadilan menggantikan kedhaliman, kebaikan menggatikan kebatilan, dosa-dosa digantikan ampunan. Sebaliknya, Al-Quran melarang sikap pesimis yang hanya menghentikan gairah dalam berkarya, Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah

mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az-Zumar [39]: 53) Sudah barang tentu sikap optimisme etis itu akan meresap dalam perilaku sehari-hari bukan tanpa syarat. Syaratnya ada kemampuan dan kemauan untuk mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang lalu dan yang sedang terjadi, betatapun peristiwa itu amat menyesakan dada. Disebutkan bahwa berbagai peristiwa merupakan peringatan untuk diambil pelajaran darinya. Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Al-Baqarah [2]: 66). Perspektif optimis harus tetap menjadi kerangka dalam memahami berbagai persoalan yang terus melilit bangsa ini, baik persoalan hukum, ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Kondisi carut-marut dalam segenap sendi kehidupan masa lalu dan saat ini tidak boleh dijadikan alasan untuk berpatah arang dan melihat masa depan suram. Ambil contoh dalam kasus hukum dan keadilan, masih rendahnya sanksi yang dijatuhkan terhadap pelaku korupsi yang kurang memberi efek jera bukan lantas mengendurkan semangat dan menguatnya pesimisme pemberantasan korupsi. Bila memang hukuman itu masih mencederai rasa keadilan di mata masyarakat dan ada kepalsuan dan ketidakjujuran dalam proses persidangan, suatu saat pasti akan terungkap, cepat atau lambat. Optimisme-etis bukanlah sikap pasif dan pasrah kepada keadaan yang dipenuhi perilaku menyimpang oleh pemimpin dan warga masyarakat sambil menunggu perbaikan dari langit. Justru sikap optimis itu menggerakkan sikap kritikal terhadap berbagai penyimpangan dan perusakan yang menghalangi tercapai tatanan masyarakat yang baik. Perspektif optimisme-etis dalam banyak hal memang lebih menguntungkan dari pada mengambil berputus asa. Ia akan mengarahkan segenap gerakan untuk kemaslahatan masyarakat dalam koridor moral dan dibenarkan tatanan hukum yang berlaku. Sementara pesimisme seringkali menjerumuskan ke jalan pintas dalam melakukan amar maruf nahi munkar. Optimisme-etis memelihara kekuatan dan kelenturan dalam melakukan kritik dan saran kepada setiap pelaku penyimpangan. Sedangkan pesimisme sering kali menjadikan gerakan terkooptasi oleh kekuatan lawan. ______________________ Mutohharun Jinan, pengajar di Pondok Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

43

BINA JAMAAH

ANTARA MALAS DAN RAJIN BERFIKIR

ika sebuah masjid, musholla atau surau cenderung ini itu atau itu itu saja kegiatannya maka ada kecenderungan kalau takmir bersama jamaahnya miskin ide. Miskin ide atau miskin gagasan ini dapat menjadi penyakit akut sebuah kelompok masyarakat. Takmir bersama jamaahnya bisa kompak dalam menjalankan jurus malas berfikir. Akibat (1) malas berfikir maka mereka juga akan (2) malas menemukan masalah, (3) malas memecahkan masalah dan (4) malas mencari terobosan serta (5) malas mengembangkan visi ke depan. Kelima jenis kemalasan ini jelas akan menjadi biang keladi kemunduran dan keterpurukan takmir dan jamaah. Juga akan mengakibatkan terjadinya keterpurukan masjid, musholla atau surau itu sendiri. Bentuk kemunduran, atau keterpurukan masjid, musholla atau surau ini adalah, jamaahnya akan makin sedikit, mretheli, sampai akhirnya masjid, musholla atau surau menjadi sepi dan senyap. Islam melarang keras umatnya untuk malas. Maka ada doa meminta pertolongan kepada Allah agar kita semua dijauhkan dari kemalasan dan sifat malas. Mengapa Islam sangat melarang umatnya malas? Sebab malas merupakan salah satu bentuk kekufuran, sedang giat atau rajin merupakan bentuk kesyukuran. Di alam akhirat nanti, pasca terjadinya Kiamat, Allah SwT tidak mau menemui atau bertemu dengan orang-orang malas. Mereka yang malas tidak mendapat kesempatan bertemu, apalagi akan menemukan kenikmatan terbesar dalam hidup seorang Muslim, yaitu dapat menyaksikan kehadiran Allah SwT. Malas berfikir, dengan demikian juga dilarang oleh Islam. Banyak firman Allah yang memerintahkan kita untuk berfikir dan mempergunakan nalarnya dengan baik. Orang yang malas berfikir akan kehilangan kepekaannya (sensifitas) terhadap masalah. Mereka tidak peka terhadap masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tidak lagi mampu menemukan masalah. Sesuatu yang sebenarnya masalah dan oleh orang lain dianggap masalah, bagi orang malas ini, semuanya omong kosong belaka. Seolah-olah segalanya tampak lancar-lancar saja. Karena kehilangan kepekaaan terhadap masalah, dan kehilangan kemampuan untuk menemukan masalah maka mereka kemudian juga malas, bahkan tidak mampu untuk membayangkan upaya penyelesaian masalah. Kemampuannya untuk menyelesaikan masalah menjadi lemah dan akhirnya nihil. Padahal kemampuan manusia yang sangat diperlukan untuk mempertahankan dan mengembangkan hidup adalah kemampuan untuk

menyelesaikan masalah. Kemudian, orang yang malas berfikir akan kemampuan untuk melakukan terobosan. Mereka juga tidak lagi kreatif dan tidak lagi memiliki kecerdasan membuka kemungkinan-kemungkinan baru. Otak mereka telah dikepung oleh tembok tebal. Otak mereka telah diblokade oleh hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Tentu saja, orang yang malas ke depan akan cenderung kehilangan kemampuannya merumuskan visinya ke depan. Mereka seolah-olah tidak mampu melihat esok hari dan tidak mampu melihat masa depan. Mereka sibuk dengan masalah sehari-hari, masalah yang bersifat hari ini. Biasanya mereka pun cenderung hanya mempersoalkan hal yang remeh temeh. Itu saja mereka anggap sebagai masalah besar. Kalau toh kemudian muncul ide atau gagasan, maka yang muncul pun ide atau gagasan yang remeh temeh dan tidak berarti. Kalau semua bentuk kemalasan di atas menimpa takmir dan jamaah masjid, musholla dan surau, ini menjadi pertanda nyata bahwa masa depan mereka akan suram. Mereka yang terperangkap oleh madesu (masa depan suram) ini jelas akan menjadi pihak yang kalah, mereka jelas akan menjadi pecundang di masa depan. Berarti mereka telah mengingkari atau mengkhianati pesan dalam adzan yang sehari-hari lima kali mereka dengarkan. Dalam kalimat atau teks adzan ada nada kalimat yang bunyinya, Marilah kita menuju kemenangan (hayya alal falaah). Tentu saja sebaliknya juga yang akan terjadi. Kalau saja takmir bersama jamaah masjid, musholla atau surau mau menjalankan perintah agama Islam dengan sebaikbaiknya maka nasib mereka akan lain. Kalau mereka (1) rajin dan lincah berfikir maka mereka akan (2) mudah menemukan masalah, (3) mudah memecahkan masalah dan (4) mudah mencari terobosan serta (5) mudah mengembangkan visi ke depan. Takmir dan jamaah model kedua ini akan mudah untuk memajukan dirinya. Nasib mereka akan beruntung. Mereka akan menjadi para pemenang di masa depan. Mereka menjadi pemenang atas waktu dan ruang. Mereka senantiasa mampu mengatasi masalah dan tantangan yang muncul di hari ini dan di masa depan. Ini semua dapat dilihat secara nyata pada bentuk fisik, suasana dan kegiatan yang diselenggarakan di masjid, musholla dan surau kita masing-masing. Pilih yang mana? Risiko jelas ditanggung sendiri. (Mustofa W Hasyim)

44

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

45

HUMANIORA

Riwayat Pengajian Thaharatul Qulub


Drs M Syukriyanto, M.Hum
ebelum mendirikan Muhammadiyah KHA Dahlan telah lama mengadakan pengajian. Dimulai dengan menggantikan ayahnya, KH Abu Bakar. Setelah KH Abu Bakar menyerahkan pengajiannya kepada KHA Dahlan, KHA Dahlan lalu merancang pengajian tersendiri. KHA Dahlan prihatin terhadap kehidupan para juragan batik yang bermewah-mewah. Lalu KHA Dahlan selalu mengundang para juragan batik pada setiap malam Jumat. Mereka diajak makan dengan makanan yang istimewa. Misalnya pada malam Jumat pertama disajikan nasi gudeg manggar dengan daging ayam. Selesai makan mereka yang ingin pulang dipersilahkan, yang masih ingin omong-omong juga dipersilahkan. Pada malam Jumat kedua, juragan-juragan itu diundang lagi. Kali ini yang disajikan sate kambing dan gule Kauman yang terkenal itu. Seperti pada malam Jumat sebelumnya, setelah selesai makan mereka yang ingin pulang dipersilahkan pulang. Mereka yang masih ingin jagongan (kongko-kongko) dipersilahkan. Malam Jumat berikutnya mereka diundang lagi dan disuguhi opor ayam Selesai makan yang ingin pulang dipersilahkan pulang, yang ingin jagongan juga dipersilahkan. Begitulah juragan itu setiap malam Jumat diundang makan dengan sajian makanan yang paling terkenal kelezatannya dan selalu berbeda dengan malam Jumat sebelumnya. Setelah undangan yang kesekian kalinya para juragan itu sama berbisik-bisik. Kata salah seorang dari mereka, Apa sebenarnya maunya KHA Dahlan mengundang kita makan-makan enak setiap malam Jumat ini? Kan kita ini termasuk orang-orang yang berkecukupan, kok setiap malam Jumat diundang makan. Yang lain menjawab, Tidak tahu. Kita tanyakan saja kepada beliau apa maksudnya. Akhirnya di antara juragan-juragan itu ada yang memberanikan diri bertanya kepada KHA Dahlan. Kiai, sebenarnya maksud Kiai mengundang kami pesta makan setiap malam Jumat itu apa? Mohon maaf Kiai, kami ini kan termasuk orang-orang yang berkecukupan. Kalau kami makan dengan makanan yang lezat-lezat seperti ini setiap hari, Insya Allah kami mampu dan tidak akan jatuh miskin. Jawab KHA Dahlan, Ya nggak apaapa. Saya ini senang makan makanan yang lezat-lezat seperti ini bersama sampeyan-sampeyan itu. Kata salah seorang dari juragan itu, Begini Kiai, kalau setiap malam Jumat kami diundang makan, setelah selesai makan lalu pulang ini kami kan cuma dapat wareg (kenyang) saja . Tentu saja kami

senang diberi makan yang lezat-lezat dan gratis. Tapi begini Kiai, Kiai ini kan seorang alim, seorang ulama, yang ilmunya banyak. Mbok kami ini selain diberi makan, juga diciprati ilmu Kiyai. Maksud kami, selain diundang makan, juga diberi nasehat-nasehat, diberi pelajaran agama. Mendengar protes dan usulan itu, Kiai Dahlan tersenyum karena pertanyaan seperti itulah yang ditunggu-tunggu. Masih sambil tersenyum Kiai bertanya, Apa sampeyan-sampeyan mau saya beri pengajian? Apa sampeyan-sampeyan mau mendengarkan pengajian saya? Jawab para juragan hampir serempak, Mau. Betul mau? kata Kiai Dahlan sekali lagi, menegaskan. Jawab para juragan: Betul. Mau Kiai. Baik kalau begitu saya akan beri nasehat tapi sedikit saja. Lalu KHA Dahlan menceriterakan penderitaan orang-orang miskin, tentang kehidupan tukang-tukang yang membantu mereka yang membuat batik, yang ngecap, mbatik, medel, ngerok dst. Juga yang ngepaki dan mengirim dagangan dst. Yang dibantu jadi orang-orang kaya, jadi juragan-juragan, sementara yang membantu tetap miskin. Beliau juga menceriterakan kehidupan petani-petani miskin. Mereka tinggal dirumah-rumah yang tidak layak. Dindingnya gedek, lantainya tanah. Lingkungannya kotor (kumuh). Mereka kadang-kadang kekurangan makan. Tidak bisa menyekolahkan anaknya. Kadang salah satu anggota keluarganya sakit tidak bisa berobat. Tidak bisa menjalankan agama dengan baik, tidak bisa beramal, apalagi zakat dan haji. KHA Dahlan juga menceriterakan kehidupan orang-orang miskin yang sudah tua, orang-orang miskin yang cacat, anak-anak yatim yang terlantar dsb. Mereka sering harus menahan lapar karena tidak ada makanan dan berbagai penderitaan hidup dan kesulitan lainnya. Surat-surat Al-Quran yang dikaji oleh KHA Dahlan antara lain Al-Maun, AlHumazah, At-Takatsur dll. Juga tentang kezuhudan Nabi, Abu Bakar As Sidiq, Umar bin Khattab dll. Intinya pengajian itu adalah membersihkan penyakit hati, utamanya kecintaannya kepada harta benda, kerakusan dan kemewahan hidup dan perlunya memperhatikan dan membantu pada sesama yang nasibnya kurang bagus. Dari pengajian itu akhirnya timbul kesadaran para juragan akan makna hidup, fungsi kekayaan, mereka memiliki kepekaan sosial terhadap fakir miskin dan anak yatim. Akhirnya para juragan itu setelah sadar semua menjadi tulang punggung Muhammadiyah dalam hal pendanaan.

46

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

HUMANIORA

P u i s i p u i s iD i m a sI n d i a n t oS .
Embun Subuh
Aku mengira tersebab embun inikah, rindu makin bukit? Daun-daun tampak sumringah, hawa dingin namamu makin berkelebat Sekali saja, aku ingin membaca puisi yang Pertemukan keningku dengan bayangmu : Dalam subuh yang mawar. Senja,Juni 2011 Tak lagi menjajar. Lalu rintik hujan Jatuh membasahi mukanya Menggenang; membawa Hilang bayang. Senja,17 Nop 2010

Senja terakhir
Sepucuk mawar yang tanggal Di tepian pintu senja Kelopaknya gontai Bertaburan, meninggalkan Cahaya yang Tengah padam. Senja,17 Nop 2010

Doa di awal November


Dan jika langit sore ini terang gulita, Kan kusetubuhi kau sepanjang malam yang kunang. Senja,2011

Dzikir Bunga

Seusai sembahyang embun Aku bersujud di atas rerumputanMu Hujan datang mengusap mukaku Dan kutemui:Wajahku Telah menyatu dengan cahayaMu Yang berbunga Senja,Jan2011

Semoga
Kuarung-arungi sajalah Garis airmu, Lantas dayung mencukupi arusnya,, Hingga sampan tak Lagi tertahan untuk melabuhkan tuannya, Kau dan aku Berdoa dalam semoga. Senja,10.12.2010,
Dimas Indianto S, lahir di Brebes, 20 Desember 1990. Sekarang kuliah di jurusan Tarbiyah STAIN Purwokerto. Alamatnya RT 02/03 Paguyangan, Kecamatan Paguyangan, Brebes 52276. Aktif di sekolah kepenulisan STAIN Press. Bergiat di Komunitas Sastra Wedang Kendhi Banyumas, komunitas Beranda Budaya Purwokerto dan teater didik STAIN Purwokerto. Menjadi koordinator kejurnalistikan di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banyumas dengan menjadi Pimpinan Redaksi Buletin BENER, Ketua Bidang Litbang LPM Obsesi STAIN Purwokerto dan pernah menjadi Pimred Majalah Obsesi tahun 2010, Koordinator kepenulisan di Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto dengan mendirikan komunitas sastra santri satu-satunya di Purwokerto yaitu Komunitas Pondok Pena. Puisinya dibukukan dalam buku antologi puisi Pilar Penyair (OBSESI Press,2011) dan antologi puisi Penyair Taman Budaya Jawa Tengah Pendhapa 12 bertajuk Rendezvous (TBJT, 2011). Karyanya yang lain dimuat di beberapa media seperti Minggu Pagi, Radar Banyumas dan beberapa majalah lokal maupun nasional seperti Mayara . No HP; 085741060425, email; dimas_indianto@ymail.com. Facebook; indimovic@rocketmail.com (Dimaz Indiana sEnja) Blog: dimasindianto.blogspot.com. No rekening BRI : 0077-01-04089150-5 Cabang Purwokerto.

Tangis Dahan
Sebab angin yang datang Begitu kencang Selembar daun terlepas dari dekapan Dahan Menyisakan getah Yang masih basah.

Janji
Saat langit mengelupas Kau temui aku di dalamnya Bersama serpihan cahaya yang Bangkit dari masa lalu Kita memetik hari-hari Dalam berderang langit

Senja, Feb 2011

Pupus
Di pintu fajar yang mawar Kutemui bekas langkah yang

Senja,2010 Rubrik Humaniora ini dipersembahkan oleh

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

47

WAWASAN

Muhammadiyah Mengawal Perjalanan Bangsa


KASIYARNO

udah satu abad Persyarikatan Muhammadiyah mengabdikan dirinya di bumi pertiwi. Kehadiran Persyarikatan yang lebih awal dari kemerdekaan bangsa dan masih tetap bertahan hingga sekarang menjadi satu pertanda bahwa organisasi ini tidak saja luwes menyelaraskan diri dengan dinamika zaman, tetapi juga mampu secara aktif mengisi ruang penting dalam dinamika bangsa. Satu perspektif penting yang hendak penulis ajukan dalam tulisan ini adalah bahwa kontribusi Persyarikatan ini mempunyai sifat kontinuitas, yaitu kemampuan untuk selalu memberikan peran kesejarahan yang bersifat futuristik tidak saja bagi dirinya sendiri namun juga bagi lingkungannya yang lebih luas. Peran kesejarahan tersebut berarti bahwa Muhammadiyah selalu memberikan torehan tinta penting dalam setiap episode perjalanan bangsa dan negara. Dalam tulisan ini, penulis membagi kurun kesejarahan tersebut dalam lima era: kolonial, revolusi kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi. Pada Era Kolonial, sisi humanitarian Persyarikatan ini telah ditegaskan oleh KHA Dahlan, melalui pengamalan surat Al-Maun (surat ke 107) dalam bentuk aksi nyata ke tengah-tengah masyarakat. Dalam semangat surat ini, keimanan jelas dikaitkan dengan tanggungjawab sosial (social responsibility) yang mengarah pada karakter progresivitas. Dadio wong Islam sing kemajuan, begitu pesan KHA Dahlan saat itu. Pesan dalam kalimat pendek ini memiliki makna yang amat dalam dan berimplikasi luas untuk mengubah mindset yang lebih terbuka menuju umat yang beradab dan bermartabat. Misalnya, dalam beribadah pun orang Islam harus berwawasan maju, tidak bersikap taklid tetapi berdasarkan pada pengetahuan dan pemahaman syariat yang benar. Contoh lain menurut catatan KH. Muhammad Syoedja, pada masa itu ada beberapa kejadian atau upaya penting yaitu (1) Timbulnya penyiaran agama oleh para mubalighin dan mubalighat; (2) Penyiaran agama Islam melalui perpustakaan dengan mendirikan Taman Pustaka, (3) Timbulnya aksi untuk pertolongan umum yang diberi nama Penolong Kesengsaraan Oemoem terhadap orang miskin dan anak yatim, penderita yang sengsara, (4) Berdirinya Sopo Tresno yang kemudian menjadi Aisyiyah, dan (5) Terbentuknya bagian Penolong Haji. Kesemuanya ini berangkat dari satu kesadaran kolektif yang dibangun oleh KHA Dahlan untuk menegakkan ajaran agama Islam yang sebenarbenarnya, yaitu agama yang mampu membawa kebahagiaan di dunia maupun akhirat.

Di Era Revolusi Kemerdekaan, sejarah tak bisa menghapus catatan bahwa salah seorang proklamator terkemuka Indonesia, Bung Karno, pernah menjadi bagian penting dari Persyarikatan Muhammadiyah. Tidak saja karena beliau pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan Muhammadiyah saat diasingkan ke Bengkulu, akan tetapi beliau bahkan berwasiat agar ketika dirinya dipanggil Sang Pencipta kerandanya diselubungi dengan bendera Muhammadiyah. KH Mas Mansyur melakukan sebuah gebrakan di bidang ekonomi, yaitu dengan memisahkan riba dengan bunga bank yang tidak menimbulkan kemudlaratan. Terobosan ini sangat penting mengingat saat itu perbankan masih dianggap tabu oleh sebagian besar umat Islam, padahal kemajuan perekonomian modern tidak bisa melepaskan diri dari sistem perbankan. Sedangkan di bidang politik, sumbangan Muhammadiyah dilakukan melalui tokoh-tokohnya, yakni Ki Bagus Hadikusumo, Abdul Kahar Muzakkir dan Kasman Singodimejo yang menjadi anggota Panitia Sembilan, yang merumuskan dasar resmi negara untuk pertama kali. Pada saat opsir Jepang mewakili Indonesia bagian Timur minta penghapusan 7 kata dalam Piagam Jakarta yang sudah disepakati untuk pembukaan UUD 1945, dan mengancam akan memisahkan diri dari Negara RI, maka Ki Bagus Hadikusuma merumuskan sila pertama tersebut dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Selain itu, Kasman Singodimejo bahkan adalah Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) atau cikal bakal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang sekarang. Sedemikian besar peranan ketiga tokoh ini, sehingga ketiganya diusulkan oleh Muhammadiyah melalui Panitia Pengusulan Pemberian Gelar Pahlawan Nasional, yang diketuai AM Fatwa September tahun 2012 lalu, sebagai Pahlawan Nasional. Selanjutnya pada Era Orde Lama yang merupakan masamasa penuh ketegangan antar anasir bangsa, Muhammadiyah juga punya kontribusi penting dalam pemerintahan. Saat itu bangsa ini terbelah dalam tiga golongan atau kelompok besar, yaitu kaum agamis, nasionalis dan komunis (NASAKOM), sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Bung Karno untuk menyatukan semua paham kebangsaan di Indonesia. Alih-alih bersatu, ketiga golongan besar ini justru saling bersaing memperebutkan pengaruh dan kekuasaan politik yang berpotensi untuk mengancam integrasi bangsa. Pada saat itu, KH Ahmad Badawi diangkat oleh Bung Karno sebagai Penasehat Presiden untuk urusan agama. Di bawah bayang-bayang ancaman PKI, KHA Badawi berhasil meyakinkan Bung Karno untuk tidak

48

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

WAWASAN
membubarkan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Din Syamsuddin meminta Mahkamah Konstitusi (MK) untuk Muhammadiyah yang saat itu dihasut PKI sebagai organisasi mengabulkan uji materi mengenai kedudukan Badan Pelaksana pendukung utama Masyumi, saingan terberat PKI. Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) pada UU 22/2001 Pada Era Orde Baru, situasinya berubah. Pemerintahan tentang Migas. Muhammadiyah dan segenap orang dan baru lebih mengedepankan kebijakan politik developmentalisme, pemohon akan terus melakukan kajian, pengawalan termasuk yang melakukan modernisasi di segala bidang kehidupan bangsa memberikan sumbangan pemikiran untuk pemerintah dan DPR dan negara. Pada tanggal 16 Agustus 1982 Presiden Soeharto ... perjuangan untuk menegakkan konstitusi ini kami sebut jihad di depan sidang pleno DPR RI meminta Pancasila dijadikan dan akan segera kami tindak lanjuti dengan melakukan gugatan sebagai satu-satunya asas bagi seluruh partai politik dan ke pihak-pihak lain yang kami yakini merugikan rakyat, tegas organisasi kemasyarakatan yang ada di Indonesia. Pada tanggal ketua Umum Muhammadiyah ini. 6 Maret 1983 keluarlah Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1983 tentang GBHN yang mewajibkan Partai Politik dan Golongan Muhammadiyah di Masa Depan. Pada era dimana masalah Karya menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas. Melalui kehidupan mejadi semakin kompleks seperti sekarang ini, Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985. Kebijakan tersebut juga kehadiran organisasi gerakan seperti Muhammadiyah sangat berlaku bagi semua organisasi kemasyarakatan. diperlukan. Untuk itu penulis memberikan beberapa catatan agar Gaya kepemimpinan Pak AR, begitu KH AR Fakhruddin biasa eksistensi dan fungsi Persyarikatan ini tetap berkelanjutan. Pertama, disapa, sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah saat itu, memi- Muhammadiyah harus selalu konsisten sebagai gerakan dakwah liki peran penting, yakni gaya keagamaan yang bergerak kepemimpinan yang cukup untuk kemaslahatan umat luwes dalam menyatukan berbasebagaimana yang telah gai konflik pemikiran terkait deditunjukkan di masa awal ngan isu sensitif tersebut. Di depan berdirinya. Kedua, Muhamsemua hadirin di Muktamar madiyah tidak boleh lengah Muhammadiyah ke 41 di Solo, untuk menjaga kemandirian di Pak AR menyebutkan bahwa tengah derasnya godaan dana asas Pancasila itu diterima, internasional (bantuan asing?). dengan ikhtiar, yaitu dalam Sebagaimana yang telah dipengertian bahwa penerimaan tanamkan para tokoh pendahulu tersebut disertai tekad untuk pada masa revolusi kemermenegakkan kalimah Allah di dekaan. Ketiga, MuhammaKantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta. Indonesia ini. Tidak merusakkan diyah harus mampu menjaga peraturan-peraturan di Indonesia, tapi tidak menjual iman, tidak diri dari pusaran konflik ideologis dan politis yang selalu muncul menjual agama. dalam praktik penyelenggaraan bernegara dan bermasyarakat Memasuki Era Reformasi, Muhammadiyah telah baik dari infiltrasi gerakan liberalisme maupun radikalisme. menformatkan dirinya sebagai organisasi dakwah yang siap Keempat, Muhammadiyah harus terus menjaga kesinambungan memasuki era globalisasi, antara lain dengan memelopori forum amal usahanya dengan tidak saja meningkatkan kualitas tingkat dunia dua tahunan yang disebut World Peace Forum manajemen dan jumlah amal usahanya tetapi juga jiwa ber(WPF) atau Forum Perdamaian Dunia yang pada akhir tahun Muhammadiyah setiap warga yang ada di dalamnya. Kelima, lalu telah diselenggarakan untuk keempat kalinya. Sebagaimana Muhammadiyah harus siap masuk ke dalam pergaulan yang disampaikan oleh Prof Din Syamsuddin, diharapkan dalam masyarakat internasional dengan tetap menjaga jati diri dan forum yang dihadiri oleh banyak tokoh dari beragam latar belakang kepeduliannya pada persoalan-persoalan di dalam negeri. itu dapat menghasilkan suatu solusi atas permasalahan dunia Akhirul kalam, marilah kita merenungkan ungkapan bijak dalam konteks demokrasi dan multikulturalisme. dari Buya Syafii Maarif yang diutarakannya di Universitas Semangat menjawab tantangan global tersebut tidak lantas Muhammadiyah Surakarta, 15 Desember 2009 lalu: Sejalan mengurangi kepeduliaan Persyarikatan untuk tetap dengan kualitas Islam sebagai solusi seperti yang kita harapkan, memperhatikan persoalan-persoalan nasional. Salah satu isu maka rumusan ini patut pula dipertimbangkan: Muhammadiyah strategis tersebut adalah menyangkut penguasaan sumber daya yang tidak mampu memberi solusi terhadap masalah-masalah alam dan energi yang keuntungannya semakin lama semakin Indonesia, bukanlah Muhammadiyah yang sebenarnya! Di sinilah berada di pihak asing. Hal ini kalau dibiarkan akan berdampak letaknya salah satu tantangan terbesar yang sedang menanti pada gagalnya pembangunan untuk kesejahteraan rakyat. Oleh jawaban Muhammadiyah. karena itu, bersama 12 ormas Islam dan beberapa tokoh lainnya, Kasiyarno, Rektor Universitas Ahmad Dahlan.
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

49

SAKINAH

Menyesal, Menyia-nyiakan Suami


Assalamualaikum wr. wb. Bu Emmy yth, saya (40 tahun), ibu dari tiga anak. Kini saya sedang proses cerai atas kehendak suami setelah 15 tahun pernikahan. Saya akui saya orangnya manja dan suka marah bila keinginan tidak dituruti. Pengendalian diri saya ketika marah rendah, bila sedang marah sampai melakukan kekerasan fisik dan minta cerai. Tapi, suami selalu memaafkan dan kami bisa mesra kembali. Kadang, saya tidak terima dengan penghasilan suami yang tidak mencukupi. Gaji saya memang lebih besar dari gaji suami. Tidak seperti saya, suami orangnya penyabar, tidak banyak keinginan dan lebih telaten mengurus anak dan rumah tangga. Sebenarnya, saya bahagia mempunyai suami penyabar walau sering saya marahi. Sebenarnya, saya juga mencintai keluarga dan peduli masa depan anak-anak. Namun, saya tidak sabar dan tidak telaten ketika mengurus anak. Setahun terakhir ini, saya sudah introspeksi diri dan berjanji mengurangi kemarahan. Tapi, suami sudah mempunyai WIL dan hampir setahun meninggalkan kami. Banyak yang menasihati agar suami kembali pada saya, tapi suami tidak mau, Bu. Padahal saya sudah minta maaf dan berjanji tidak kasar lagi. Sekarang saya mengasuh sendirian anak-anak kami. Saya masih mencintainya dan tidak percaya suami selingkuh dan tega meninggalkan kami. Apakah salah bila istri minta suami lebih keras bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga? Bu, tolong agar saya tetap kuat. Atas bantuan saran Bu Emmy, terima kasih. Wassalamualaikum wr. wb. K, somewhere. Waalaikumsalam wr wb. Bu K yth., saya ikut prihatin, atas keinginan suami yang tampaknya tak terbendung lagi untuk menceraikan Anda. Uang, selain sebagai nilai tukar juga mempunyai nilai psikologis. Di saat yang sama, bila istri yang mempunyai uang, suami berada pada posisi yang tidak nyaman. Katanya, kepala keluarga tapi semua yang berlaku adalah aturan istri. Sedang peran domestik malah jadi kepedulian suami. Ekspresi ketidaknyamanan tentunya merefleksikan cara Anda memosisikan suami yang lebih rendah dari Anda. Saat kita merasa ada yang kurang pada kita, pasti kita mengompensasinya dengan mencarinya di luar perkawinan. Cepat atau lambat suami akan bertemu perempuan yang bersedia menjadi WIL-nya. Saran saya untuk Anda, jangan menoleh ke belakang lagi, sembari meyakinkan diri bahwa Anda sangat mencintai suami dan anak-anak. Hidup kita bergulir ke depan, maka tata dan kelola lagi agar masa depan menjadi lebih baik. Apa pun yang Anda katakan di masa lalu kemungkinannya kecil untuk mengubah keinginan suami menikahi pacarnya. Bu K, cinta adalah konsep abstrak yang harus dikonkretkan. Sehingga pasangan hidup dan anak-anak paham dan percaya bahwa di saat mamanya mengatakan cinta, itu bukanlah omong kosong. Melainkan terwujud dalam sikap, perilaku bahkan pandangan mata. Bila Anda cinta pada suami dan membutuhkannya seberapa besar Anda ekspresikan ini dibanding dengan umpatan-umpatan yang keluar di saat marah? Sayang anak? Apakah sudah diimbangi dengan keterampilan mengasuh, mendampingi saat belajar serta menjadi teman curhat? Bila saya cermati surat ibu, porsi keprihatinan pada diri sendiri lebih dominan, bukan pada anak-anak yang pastinya lebih menderita. Karena selama ini mereka tumbuh dan berkembang dengan banyak kedekatan dan kelekatan bersama ayahnya, sehingga tokoh yang secara psikologis hadir dekat pada mereka di saat mereka butuh diyakinkan bahwa mereka disayangi dan diperhatikan adalah ayahnya. Tiba-tiba blass ayahnya hilang. Dalam masa kebingungan mencari jawaban mengapa ayahnya pergi, Anda tak kunjung mengisi kekosongan. Padahal, pada kondisi sekarang ini, cuma Anda satu-satunya yang mereka punya. Selanjutnya janganlah menambah beban anak dengan mengatakan hal-hal buruk tentang ayahnya, terutama di saat Anda kesal. Mereka bisa takut mengekspresikan rasa sayangnya pada ayahnya. Lebih baik ubah sikap Anda pada suami, agar anak leluasa berhubungan dengan ayahnya. Lalu, biasakan pula untuk mendengarkan unek-unek anak-anak. Agar Anda lebih paham mendampingi mereka. Di saat Anda lebih peduli pada perasaan anak-anak, waktu untuk memikirkan diri sendiri otomatis akan berkurang. Bila anak-anak lebih tenang, Anda pasti akan merasakan kebahagiaan. Capailah kedewasaan yang berkualitas dengan melatih mengasah kepekaan, kepedulian serta respek pada orang lain. Kalau bukan saya, siapa lagi yang akan menyayangi dan memerhatikan anak-anakku? Untuk tugas inilah Allah hadirkan melalui rahimku. Pasti Anda lebih kuat dan tegar menjalani hidup. Jangan lupa untuk selalu mohon kekuatan padaNya. Semoga Allah memberi kemudahan pada setiap urusan ibu. Amiin.

Kami membuka rubrik tanya jawab masalah keluarga. Pembaca bisa mengutarakan persoalan dengan mengajukan pertanyaan. Pengasuh rubrik ini, Emmy Wahyuni, S.Psi. seorang pakar psikologi, dengan senang hati akan menjawabnya.
50
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

GERAI NIAGA

Sukses Dagadu Berawal dari Ide Gila

enyebutkan istilah DAGADU untuk saat ini, tentu bukan barang yang asing di telinga masyarakat. Apalagi bagi mereka yang pernah berkunjung ke Yogyakarta. Sebab jika dulu Dagadu hanya dikenal sebagai sebuah merek dagang dari usaha kaos oblong, namun saat ini, dagadu sudah menjadi brand mark bagi kota Yogyakarta. Seakan-akan antara Yogyakarta dan Dagadu, menjadi sebuah entitas yang tidak dapat terpisahkan. Dagadu menjadikan segalanya tentang Yogyakarta sebagai tema sentralnya, baik bahasa, peristiwa-peristiwa sehari-hari, maupun budaya kota ini. Hal lain yang membuat Dagadu identik dengan Yogyakarta karena kaos oblong unik ini tidak dipasarkan di kota lain Memang sekilas usaha yang dirintis oleh mahasiswa jurusan Teknik Arsitektur UGM ini tidak jauh berbeda dari kaos oblong pada umumnya. Hanya saja, Dagadu menjadi berbeda dan begitu digemari karena di dalam produk ini termuat pesan humor, kreatif, cerdas, akrab, dan nilai-nilai lokal serta identitas kota Yogyakarta. Disamping itu, kaos Dagadu juga dikonsep sebagai produk ekslusif yang dibuat dan dipasarkan di Yogyakarta. Itulah sebabnya, kaos Dagadu merupakan salah satu oleh-oleh atau cinderamata yang diburu ketika orang berkunjung ke Yogyakarta. Bagi perspektif kepariwisataan dan kebudayaan, Dagadu bukan saja sebuah usaha kaos oblong, namun ia telah menjadi fenomena yang unik dan kreatif. Sebab melalui Dagadu, bukan saja bisa menjual kaos oblong, namun juga bisa menjual kota Yogyakarta itu sendiri sebagai kota pariwisata. Maka slogan kapan Ke Jogja Lagi yang dikemas oleh dagadu, menjadi ciri khas bahwa Dagadu telah menjadi ikon tersendiri bagi Yogyakarta. Beromset Milyaran Fenomena kaos oblong Dagadu, bermula dari ide gila dan keberanian dari sekelompok mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur UGM. Berawal pada tahun 1994. Ketika itu, komunitas mahasiswa yang memiliki minat pada masalah perkotaan dan kepariwisataan ini mendapatkan tawaran untuk menjalankan usaha di kios kaki lima di Malioboro Mall. Maka, anggota komunitas yang terdiri atas 25 orang mahasiswa ini pun berpatungan untuk mengumpulkan modal guna menyambut tawaran tersebut. Setelah terkumpul uang patungan sebesar 4 juta rupiah, kemudian, mereka memutuskan untuk memproduksi kaos khas Yogyakarta. Alasannya sederhana saja, kaos oblong sangat disukai di kalangan mahasiswa. Jadi, andai kaos oblong yang mereka produksi tidak diterima pasar, kaos tersebut dapat mereka pakai sendiri. Di kemudian hari, terbukti bahwa keputusan mereka memproduksi kaos tersebut merupakan sebuah keputusan yang cerdas dan berani.

Walaupun pada mulanya aktivitas ini dijadikan mereka sebagai media penyaluran minat dan idealisme untuk menyampaikan gagasan-gagasan mengenai artefak, peristiwa, bahasa, serta living culture yang gayut dengan citra Yogyakarta melalui tampilan rancangan grafis yang menarik dan menggugah, namun karena semakin besarnya perhatian dan respons masyarakat atas kreativitas dan ide-ide inovatif yang mereka ciptakan, akhirnya Dagadu berkembang dan berjalan dengan cepat. Bahkan untuk saat ini, kaos Dagadu sudah menembus angka penjualan miliaran rupiah setiap bulan. Ihwal nama Dagadu sendiri merupakan nama yang diambil dari bahasa slang anak muda Yogya, yang sejatinya maknanya dapat berkonotasi ungkapan kemarahan. Dagadu artinya adalah matamu! Inspirasi nama yang didapat sesaat sebelum mereka berjualan ini kini telah menjelma menjadi merek dagang terkenal, sekaligus sebagai bagian tidak terpisahkan dari kota Yogyakarta. Keberhasilan Dagadu Djogja ini tentu saja bukan didapat dengan hanya membalikkan telapak tangan saja. Perjuangan para pendirinya ini tidak kalah pelik dengan wirausahawanwirausahawan sejati yang saat ini hanya tinggal menikmati hasil kerja keras mereka. Banyak orang yang mulanya menyangsikan kesuksesan dari produk kaos yang saat ini telah memiliki tiga gerai resmi di Jogja ini. Sukses selama lebih dari 18 tahun tentu bukan kesuksesan omong kosong. Pasti ada rahasia di baliknya. Salah satu yang membuat dagadu ini mudah dikenali masyarakat adalah desainnya yang khas Jogja. Saat melihat sebuah kaos bertuliskan Jogja, biasanya orang akan segera berpikir ke arah Dagadu. Padahal, saat ini produk ini banyak sekali ditiru para pembajak, namun yang mereka kenal tetaplah Dagadu aseli Djogja. Sebab menurut A. Noor Arief, Presiden Direktur PT Aseli Dagadu Djokdja yang juga pernah menjadi aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ini menyebutkan, masyarakat saat sekarang lebih cerdas dalam memilih dan menentukan produk yang asli dan yang palsu. Membaca kisah sukses dagadu yang berawal dengan omset 4 juta dan kini beromset milyaran rupiah perbulan, telah membuktikan bahwa kreativitas, ide-ide gila, kejelian membaca peluang, dan keberanian untuk melangkah dapat membuahkan sukses yang luar biasa walaupun tanpa didukung modal yang melimpah. (d)

Ahmad Noor Arief, Direktur PT. Aseli Dagadu Djokdja, Jl. IKIP PGRI no. 50, Sonosewu, Yogyakarta Indonesia Telp: 062274373441/ Faks: 062274373493

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

51

KHAZANAH

Aisyiyah Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak


isyiyah tidak pernah berhenti memperjuangkan peningkatan kualitas perempuan dan anak. Persoalan yang menyangkut ibu (perempuan) dan anak, menunjukkan tidak ada penurunan tetapi justru ada fenomena peningkatan seiring dengan pertumbuhan persoalan yang sedang dihadapi bangsa. Persoalan sosial masih sangat besar. Karena itu diperlukan sebuah perjuangan dengan gerakan besar untuk penanggulangan dan penanganan secara luar biasa pula, kata Zulikhah Ketua Pimpinan Aisyiyah Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Di Yogyakarta saja, kata Zulaikhah, masih terdapat kurang lebih 4000 ibu anak yang sedang menghadapi masalah rumit keluarga yang menyangkut KDRT dan kekerasan seksual. Ibaratnya seperti gunung es, masih banyak yang belum terungkap karena beberapa pertimbangan nama baik keluarga, paparnya. Persoalan yang mendukung terjadinya permasalahan ibu anak disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah karena faktor kemiskinan, lingkungan sosial, dan pengaruh budaya. Persoalannya sangat kompleks yang menyangkut sosial budaya masyarakat, kata Zulaikhah. Langkah strategis yang diambil oleh Aisyiyah dalam penanganan masalah ibu anak adalah melakukan gerakan pendampingan advokasi, sebagai
52

langkah pemecahan persoalan masalah. Aisyiyah melakukan kerja sama dengan beberapa LSM menyangkut pendataan lapangan yang lebih akurat. Selain itu, langkah-langkah lain adalah menggugah kalangan ibu anak untuk meningkatkan penjagaan diri dan langkah-langkah perlindungan yang memadai. Aisyiyah akan terus mengupayakan langkahlangkah yang dipertajam lagi,ujarnya. Melihat pengaruhnya yang luar biasa terhadap dampak kekerasan yang dialami ibu dan anak, terbesar karena faktor penayangan media yang amat vulgar. Penyiaran media adalah penyumbang pengaruh terbesar. Sangat sulit mencegahnya, atau mempersempit ruang gerak pengaruhnya. Untuk mengatasi persoalan masyarakat, Aisyiyah melakukan kajian-kajian mendalam untuk melakukan pencegahan pengaruh sebagai bagian dari mengatasi masalah. Di antaranya adalah mengembangkan gerakan secara berkelanjutan. Akan ada pula penajaman dakwah dalam mengatasi persoalan ibu anak di masyarakat, kata Zulaikhah. Takut dan Malu Rika Widarsih dari LSM Rifka Anisa, dalam seminar nasional Gerakan Advokasi Perempuan dan Anak Menuju Keluarga Sakinah di Stikes Aisyiyah Yogyakarta, beberapa waktu lalu, mengemukakan, banyak

lingkup kekerasan yang disebabkan oleh banyak faktor. Munculnya akar kekerasan terhadap ibu anak, menurutnya, pertama adalah karena terjadinya ketidaksetaraan relasi antara laki-laki dan perempuan. Kedua, ketidakserasian pasangan. Dan ketiga, kekerasan dalam rumah tangga disebabkan karena adanya ketergantungan. Keempat, selain karena terlalu besarnya beban sosial yang disandang perempuan dalam kehidupan di masyarakat. Semua faktor itu, sangat rentan terjadinya kekerasan terhadap ibu dan anak, kata Rika Widarsih, psikolog alumni Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Dari kalangan perempuan mana pun, seperti disandang oleh perempuan yang berprofesi sebagai dosen, karyawan, pegawai bank, dan status lainnya seringkali merasa tidak bisa berbuat apa-apa jika sedang berhadapan dengan pasangannya. Kekerasan yang terjadi dan dialami istri dalam kehidupan rumah tangga, penyumbang terbesar karena suami melakukan perselingkuhan dan penyelewengan dengan pihak lain. Dalam hal ini, perempuan sangat tidak berdaya menghadapinya, paparnya. Kenapa hal itu menjadi rentan? Karena perempuan kedudukannya tidak setara. Perempuan tidak ada kemampuan untuk melawan. Ada rasa takut dan khawatir. Perempuan takut keluarganya

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

KHAZANAH
tercemar dan kondisi keluarganya diketahui orang lain. Karena itu ada baiknya, jika dikembangkan model maskulin yang positif. Dikembangkan dan dikenalkan kepada kaum perempuan sebagai salah satu alternatifnya. Nilai-nilai maskulin ada bagusnya, katanya menawarkan. Menyoroti kekerasan terhadap anak, Rika Widarsih, menyoal tentang ketidakmampuan anak untuk bercerita. Saat ini saja tidak kurang ada 11 anak menjadi korban kekerasan seksual lelaki dewasa, katanya. Dan si pelaku, adalah orang yang ada tidak jauh dikenal oleh si anak. Itu artinya, orang terdekat pun saat ini paling mendominasi terjadinya tindak kekerasan seksual terhadap anak, tandasnya. Baik itu dilakukan anggota keluarganya, ayahnya, saudaranya atau pamannya. Ketidakmampuan anak yang lain, karena menyandang difabel. Anak yang mengalami kekerasan tidak memiliki kemampuan bercerita karena memang memiliki keterbatasan tidak bisa ngomong alias bisu. Hikmah salah seorang Dosen dan Pengajar di Stikes Aisyiyah Yogyakarta, membeberkan kenyataan bahwa pergaulan remaja bahkan anak-anak dalam pergaulan sudah sangat menjurus ke perbuatan yang lebih jauh. Permasalahan remaja menurut data yang ada, di kalangan remaja SMP ada 62,7% tidak perawan. Remaja 21,2% mengaku pernah aborsi. Dan remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks pra nikah dengan tanpa alat kontrasepsi serta dilakukan di rumahnya sendiri. Ada 97% remaja pernah menonton film porno, pernah melakukan adegan intim. Menurut Hikmah, sepanjang kehidupan perempuan, masa remaja merupakan masa yang paling banyak dibicarakan yang berhubungan dengan tingkah laku yang dianggap kurang positif terutama alat reproduksi. Banyak orangtua yang terkejut menyaksikan perubahan diri pada anak remajanya baik perubahan fisik, maupun psykososialnya. Menurutnya, Mempunyai masalah yang kompleks. BKKBN mencatat, separuh remaja perempuan Jabotabek termasuk Yogyakarta mengaku pernah melakukan hubungan seks sebelum nikah. DKT Ind, remaja 15-25 th, 39% pernah berhubungan seks. 87,7% anak SD kelas 4 dan 5 kecanduan pornografi. Dari jumlah 30 anak, 24 anak pernah menyaksikan video porno. Angka aborsi meningkat. Selain angka 78% anak muda umur 20-29 th pengguna narkoba. Perkembangan fenomena saat ini, menurut Hikmah, usia anak pacaran semakin mudah dibanding 10 tahun yang lalu. Perilaku pacaran semakin agresif, tidak hanya bertamu saja tetapi melebihi dengan zina-zina kecil. Adegan dalam pacaran 90% sudah melakukan hal yang dilarang agama sehingga akhirnya mengarah untuk melakukan hubungan seks. Dikatakan, dengan meningkatnya angka hubungan seks dini maka angka anak remaja yang sudah terkontaminasi untuk free seks tinggi. Permasalahan terletak pada penyimpangan alat reproduksi dilakukan di mana-mana. Ada slogan, Agar tidak terjadi kehamilan maka anak remaja menggunakan alat kontrasepsi. Penjualan alat kontrasepsi khususnya yang paling mudah adalah kondom. Dalam promosi meletakkan kondom dikemas sangat menarik, misal, di dekat kasir yang mudah dilihat pembeli. Pembeli kondom sekarang tidak merasa malu, misal, pembelinya anak usia remaja. Selain kondom, alat untuk tes kehamilan juga mudah dibeli. Apa penyebabnya semua itu? Hikmah, menyebut bahwa pribadi yang bersangkutan lemah, budaya anak remaja perempuan takut laki-laki. Perempuan tidak tegas. Daya kritis sosial menurun, katanya. Sebab lainya adalah perhatian, pendidikan orangtua kepada anak kurang dan lemah. Mudahnya melihat tayangan TV yang tidak sehat. Mudahnya mengakses situs porno dan lingkungan yang mendukung untuk melakukan. Advokasi Penting Advokasi pencegahan dan penanganan korban kekerasan fisik dan sek pada perempuan dan anak sangat penting. Menurut Hikmah, caranya dengan menyosialisasikan UndangUndang. Memberlakukan UndangUndang, yang meliputi perlindungan perempuan dan anak karena diskriminasi, penelantaran, tereksploitasi, penganiayaan, dan perkosaan, persetubuhan dengan paksa, pencabulan, penjualan perdagangan, kekerasan kepada anak, kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan dalam rumah tangga. Tri Hastuti Nur, R, Ketua LPPA Pimpinan Pusat Aisyiyah, mengemukakan, dalam pemberian advokasi ada model pemberdayaan. Yaitu pendekatan strengh based (berbasis keki terpusat pada potensipotensi atau kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh individu atau organisasi untuk menjadikan hidup lebih baik). Metode ini mentransformasikan kapasitas sistem manusia untuk perubahan yang positif dengan memfokuskan pada pengalaman positif dan masa depan yang penuh dengan harapan. Langkah dakwah advokasi, menurut Tri Hastuti yang Dosen Fak Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, adalah, membangun Kelompok Inti, memilih isu yang strategis, data revidence based. Dengan membangun jaringan, termasuk media massa dan memanfaatkan media sosial, katanya. Juga mengomunikasikan dengan pengambil kebijakan. Outputnya adalah kebijakan yang berpihak pada rakyat di berbagai level. (am)
53

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

S I L A T U R A H I M
MENIKAH
l Heny Fauziyati, SPd binti Midafarisyi, SPd dengan Ahmad Syarif, SKep, Ns bin H Majeri, SPdI, 21 Desember 2012, di Pandulangan Alabio, Kalimantan Selatan. l Fathonah Arin Firmawati, ST binti Aris Suhardi, SPd,.SD dengan Agung Nugroho, ST bin Kirwadi, 22 Desember 2012, di Trucuk, Klaten, Jawa Tengah. l Anggia Dameria Susanti binti Sunaryo dengan Anas Reza Wicaksono, SIP bin Drs H Musa Ahmad, 29 Desember 2012, di Yogyakarta. l Hj Anisia Kumala, Lc., Mpsi binti H Ananta Masyhadi dengan H Ahmad Zaky, MBA bin Drs H Djaharuddin Mattebba, 5 Januari 2013, di Batang, Jawa Tengah. l Syara Fina, SKm binti Wahidin dengan Reza Salman Farisi, ST bin H Ruhana, 13 Januari 2013, di Jakarta. l Arlinda Fajar Herstyanti binti Suhartoyo dengan Rikky Cipta Asmara bin R Sabdo Wiryono, 19 Januari 2013, di Sewon, Bantul, Yogyakarta.

JALAN PINGGIR
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono minta media massa bersikap adil terhadap mereka yang akan muncul sebagai calon Presiden 2014. Termasuk mereka-mereka yang ingin blusukan, ya Pak? Kemendikbud merencanakan memajukan pelaksanaan ujian nasional SMA/SMK dari kelas XII ke kelas XI. Sekalian aja Pak, ujiannya sejak kelas X (Mendikbudnya bingung) Menpora yang baru, KRMT Roy Suryo Notodiprodjo, mengaku akan langsung lari cepat karena tugas berat sudah menanti. Hati-hati Pak, nanti kesandung. Arena lari cepatnya, banyak kerikil. Eksploitasi sumber daya alam sektor pertambangan kian mengkhawatirkan. Tak hanya menghancurkan lingkungan, eksploitasi juga memicu konflik dan kekerasan. Apalagi, menjelang Pemilu. Bisa menjadi alat partai. Presiden SBY menyarankan, agar kampanye tidak mengerahkan ratusan ribu simpatisan seperti dalam konser dangdut. Kalau seperti konser musik rock, boleh enggak, Pak? Komisi Yudisial (KY) minta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyadap hakim nakal. Kalau berhasil menyadap, dapat komisi enggak? Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan 10 Partai Politik dan nomor urut, sebagai peserta Pemilu 2014. Partai politik pun sudah mulai memasang strategi kampanye. Anggota DPR minta uji coba kurikulum 2013 Sekalian studi banding dulu, Pak!

MENINGGAL:
l Farida (59 tahun), 10 Desember 2012, di Cibiru, Kota Bandung. l HM Yunan Harahap, SH (70 tahun), 10 Desember 2012, Tanjungsari Medan, Tuntungan, Medan, Sumatera Utara. l M Sujak Daldiri, 11 Desember 2012, di Kauman,Yogyakarta. l H Muharom /Syamsuri Nor (73 tahun), Wakil Ketua PWM Bengkulu 2010 2015, 19 Desember 2012, di Bengkulu. l HM Syukri, 21 Desember 2012, di Cilegon, Banten. l Muhammad Zainuri (55 tahun), 26 Desember 2012, di Madiun, Jawa Timur. l Ny Sardiyah Barqon, 9 Januari 2013, di Yogyakarta. l HM Chisnun (Sesepuh HW Pekajangan), 15 Januari 2013, di Pekajangan, Pekalongan. l Prof DR Zakiyah Darajat (84 tahun), guru besar UIN Jakarta, 15 Januari 2013, di Jakarta.
54

BUNG SANTRI

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

DINAMIKA PERSYARIKATAN
KEMBANGKAN BUDAYA BACA BANJARMASIN. Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalsel dalam program kerjanya sampai tahun 2015, berusaha mengembangkan budaya baca bagi warga Persyarikatan Muhammadiyah. Metode yang dipakai dengan memakai sistem jemput bola, papar Ketua MPI, M Adriani Yulizar, MA dalam tatap muka dengan jajaran PDM se Kalimantan Selatan yang berlangsung di Auditorium Stikes Muhammadiyah Banjarmasin, belum lama lalu. Dijelaskan, buku-buku terbitan terbaru dari Suara Muhammadiyah diusahakan untuk disediakan di setiap even Persyarikatan dalam Musda, Rakerda, dsb. Menurut Pengajar di IAIN Antasari Banjarmasin ini, bukubuku baru yang dicetak Suara Muhammadiyah meliputi buku untuk SD, Ibtidaiyah, SMP, Tsanawiyah, SMA, SMK dan Aliyah. Sementara itu, menurut Sekretaris MPI, Abdul Khaliq, SPdI, MPd, terobosan jemput bola membawa warga untuk mendapatkan buku edisi baru dengan mudah. Hal ini dapat mencapai target kepada sasaran yang tepat, katanya. (saroso) PDM BARABAI PERINGATI MILAD 1 ABAD
dan lomba. Termasuk bazar yang menyuguhkan buku-buku keIslaman dan ke-Muhammadiyahan oleh Majelis Pustaka dan Informasi. (kaha)

BARABAI. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Hulu Sungai Tengah (HST) memperingati Milad 1 Abad Muhammadiyah yang berlangsung di Gedung Pertemuan Murakata Barabai, belum lama lalu. Bupati Hulu Sungai Tengah, DR Ir H Harunur Rasyid, MT hadir di tengah-tengah warga Muhammadiyah. Terlihat pula Ketua PWM Kalsel, Prof DR H Ahmad Khairuddin, MAg dan para pimpinan Muhammadiyah lainnya, seperti Muchdiansyah, SE, MM, Drs H Arsyuni Busera serta Abdul Khaliq, SPdI, MPd. Bupati Harunur Rasyid, menyambut acara tersebut dengan rasa gembira. Diharapkan seluruh jajaran warga Muhammadiyah dapat terus andil dan berperan dalam pembanguna daerah di bumi Murakarta. Serangkaian acara Peringatan I Abad Muhammadiyah dimeriahkan dengan berbagai kegiatan olah raga
56

TARGET UTAMA PROGRAM PWM KALTIM BALIKPAPAN. Ada beberapa target utama dalam merumuskan prioritas program dari PWM Kaltim, yaitu al pembangunan Masjid Muhammadiyah Kalimantan Timur, Pembangunan Rumat Sakit Muhammadiyah, pendirian Universitas Muhammadiyah Kaltim, pendataan anggota Muhammadiyah dan efektifitas iuran anggota. Selain itu juga meliputi pembentukan Kwartil HW Kaltim, menyelenggarakan TOT Pembina HW, pendirian Badan Usaha Muhammadiyah bidang pedagang umum barang dan jasa, pendirian Baitul Tanwil Muhammadiyah (BTM), pendirian sekolah kader Madrasah Muallimin dan Muallimat Muhammadiyah Kaltim, TOT pendidikan Baitul Arqom dan Darul Arqom, pelatihan pengelola keuangan dan sertifikasi tanah-tanah wakaf Muhammadiyah, Menurut laporan Sekretaris PWM Kaltim, Drs H Jaswadi MSi, juga ada program strategis perbidang yang meliputi bidang tarjih dan tajdid. Menyosialisasikan produk-produk pemikiran tarjih, tajdid, dan pemikiran Islam yang menjadi pandangan, pedoman, bimbingan, acuan dan tuntunan dalam kehidupan masyarakat melalui pengajian, sekolah dan mengadakan kajian-kajian khusus. Bidang Tabligh mengadakan pengajian rutin, bulanan, mingguan serta pembentukan korp mubaligh serta penerbitan bulletin dakwah. Pendidikan Dasar dan Menengah, menyelenggarakan Diksuspala, penataran Ismuba, membuat standar DP3, standar gaji bagi guru dan karyawan, serta membentuk jaringan sekolah-sekolah Muhammadiyah. Pendidikan kader, menyelenggarakan pelatihan instruktur disertai pembentukan korp instruktur di masing-masing tingkatan sesuai dengan sistem perkaderan Muhammadiyah. Pelayanan Kesehatan Umum, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Lembaga terkait untuk penanggulangan dan pencegahan penyakit menular. Pelayanan Sosial, membuat Data Base Panti Asuhan Kalimantan Timur, meliputi jumlah panti, jumlah aset dan kualitas pengelolaannya. Bidang lainnya, meliputi ekonomi dan kewirausahaan, wakaf dan kehartabendaan, pemberdayaan masyarakat, hukum dan hak asasi manusia, lingkungan hidup, perpustakaan dan informasi, pengembangan Cabang dan Ranting, pembinaan dan pengawasan keuangan, penanggulangan bencana, zakat, infaq dan shadaqah, hikmah dan kebijakan publik, serta seni budaya dan olah raga. (am)

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

DINAMIKA PERSYARIKATAN
PEMBERDAYAAN DI JENEPONTO JENEPONTO. Kabupaten Jeneponto menjadi salah satu obyek pemberdayaan masyarakat oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat Sulawesi Selatan selain Kabupaten Gowa dan Kota Makasar. Menurut Ketua Divisi Pengembangan Kerjasama dan Kewirausahaan MPM Sulsel, Idham Khalid, SE, MM mengatakan, program pemberdayaan berjalan setahun dengan konsentrasi pada peningkatan pengembangan infrastruktur dan pendidikan budidaya pertanian, perikanan, dan perkebunan berbasis ramah lingkungan. Dengan memacu pada pembuatan pupuk organik, mengelola sampah rumah tangga dan limbah peternakan menjadi pupuk siap pakai tanpa menggunakan zat kimia. Usaha peningkatan ekonomi masyarakat ini, menurut salah seorang pimpinan MPM Husni Yunus, menjadi tujuan masyarakat dalam pembangunan ekonom kerakyatan. (hus) PRIORITASKAN PERKADERAN PALANGKA RAYA. Belum semua institusi Persyarikatan seperti PDM, PCM, dan PRM serta Ortom dan amal usaha telah dan mampu melaksanakan perkaderan formal seperti Darul Arqam dan Baitul Arqam. Beberapa tahun belakangan ini, ungkap Ketua PWM Kalimantan Tengah, H Ahmad Syari, ada kecenderungan meningkatnya upaya perkaderan yang dilakukan ortom, seperti Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Tapak Suci Putra Muhammadiyah, khususnya pada tingkat wilayah. Salah satu program prioritas amanah Muswil VII tahun 2010, meningkatkan upaya perkaderan, karena itu semua amal usaha Muhammadiyah harus melakukan pembinaan dan perkaderan. Pimpinan sekolah/madrasah diminta meningkatkan pembinaan terhadap IPM dan Pimpinan PTM (UM Palangka Raya, STIKPM Sampit dan AKBIDM Sampit meningkatkan pembinaan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) sebagai potensi keberlangsungan kader. Program perkaderan jangka panjang, telah dan sedang dilakukan melalui UM Palangka Raya khususnya Fakultas Agama Islam yang bekerjasama dengan PDM. Yaitu program Pendidikan Kader Ulama dan Ke-Muhammadiyahan, yang untuk setiap PDM mengirimkan utusannya. Semua pembiayaan termasuk asrama disediakan UM Palangka Raya, kecuali beberapa PDM memberikan dukungan pembiayaan tidak terikat untuk kepentingan biaya hidup mahasiswanya. Bagi Muhammadiyah, pengelolaan pendidikan di samping sebagai pengabdian kepada bangsa, juga sebagai wahana dakwah dan pembinaan kader Muhammadiyah. Karena itu, mata kuliah Ke-Muhammadiyahan harus diberikan, termasuk Pendidikan Agama Islam. Disadari saat ini masih terjadi kurang efektifnya penyelenggaraan pendidikan Al Islam dan KeMuhammadiyahan. Baik karena kurikulumnya, sumber pembelajarannya, tenaga/guru maupun kekurangan kepedulian pimpinan lembaga pendidikan Muhammadiyah. (am)

DIN RESMIKAN GEDUNG MUALLIMAT

YOGYA. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof DR H Din Syamsuddin, MA meresmikan Gedung Induk Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta ditandai dengan penandatanganan prasasti yang disaksikan oleh Direktris Muallimat, Dra Fauziyah Tri Astuti, dan Ketua Umum PP Aisyiyah Dra St Noordjannah Djohantini, MM, dan Ketua PWM DIY dr H Agus Taufiqurrahman, belum lama lalu. Gedung Induk Muaallimat yang berlantai 3, menurut Ketua Panitia Pembangunan Drs H Anas Farhan, luasnya meliputi 1223 meter persegi. Gedung yang dibangun selama 11 bulan secara mandiri tanpa bantuan pihak lain tersebut, menghabiskan dana sebesar Rp 2 milyar lebih. Selain itu, diresmikan pula pemakaian gedung baru sebagai pintu gerbang masuk ke kompleks Muallimat dengan dana Rp 656 juta. Dan kelengkapan meubeler sebesar Rp 152 juta. Siswi Muallimat, menurut Humas Atang Solichin, berjumlah 1030 siswi dengan dukungan 80 orang guru. Sistem pendidikannya, dengan metode pengajaran selama 24 jam. Para siswinya terserap di berbagai perguruan tinggi negeri favorit. Dengan jurusan IPA, IPS dan Agama. Keinginan siswi untuk melanjutkan kuliah difasilitasi sekolah lewat penyelenggaraan Career Day di halaman sekolah. (am)
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

57

DINAMIKA PERSYARIKATAN
HM YUSUF KADIR BANTU PAY PCM LANDAK REALISASIKAN PROGRAM LANDAK. Menandai kehadiran gerakan dakwah Muhammadiyah dengan jaringannya, jika masih berkatagori perintisan harus diakui banyak menemui kendala. Mencoba menandai keberadaannya, Pimpinan Cabang Muhammadiyah di Kabupaten Landak dirintis dua jaringan, yaitu Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ngabang dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pahuman. PCM Ngabang beralamat di rumah Rohadi Fauzi SAg Jalan Natakusuma 06 Bartalaya Ngabang Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Kemudian Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pahuman beralamat di salah satu ruangan Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Landak d.a Rohadi Fauzi SAg Jalan P Natakusuma 06 Martalaya Ngabang, Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Satu nama menjadi alamat dua PCM, ini menarik karena tidak mudah membagi kerja untuk dua kepentingan lahan dakwah yang berbeda lokasi. Namun ini harus dilakukan untuk menandai konsistensi keberadaan Muhammadiyah di Kabupaten Landak yang dipandang cukup strategis untuk lebih jauh dikembangkan jaringannya. Para pimpinan yang mencoba merintis, harus bekerja keras melahirkan kader-kader yang ikhlas mau berjuang di Muhammadiyah. (am) OLIMPIADE AHMAD DAHLAN I BOYOLALI

PALOPO. HM Yunus Kadir, Presiden Direktur PT Gasing Group bantu Rp 5 juta perbulan kepada Panti Asuhan Halimatussadia Muhammadiyah Kota Palopo. Bantuan tersebut sebagai wujud kepedulian kepada pembinaan anak yatim dan fakir miskin, demikian diungkapkan DR HA Abubakar Malianta, Ketua Badan Pendiri Panti Asuhan, belum lama lalu, pada kunjungan Silaturahim Ketua Pimpinan Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Sulawesi Selatan yang dipimpin Drs HM Husni Yunus, MPd. DR H Abubakar Malinta, mengatakan, Panti Asuhan Halimatussadia dibangun pada tahun ini dan berdiri di atas tanah wakaf Muhammadiyah seluas 1,3 hektar are. Dibangun dengan biaya Rp 800 juta, memiliki jumlah anak asuh 43 orang dan 4 pengasuh. Wakil Ketua Pimpinan Muhammadiyah Sulawesi Selatan, HM Yunus Kadir, mengemukakan, pengembangan Panti Asuhan Muhammadiyah hendaknya berbasis pendidikan pesantren modern. Yang nantinya dapat melahirkan anak asuh yang berkualitas dan memiliki kemandirian. Sekaligus sebagai kader pimpinan Muhmmadiyah yang memiliki wawasan keilmuan Al Islam dan Kemuhammadiyahan serta terampil dalam kewirausahaan. (hus)

SARANA KESEHATAN BALI TETAP JALAN BULELENG. Pengelolaan sarana kesehatan Balai Kesehatan Ibu Anak Siti Fatimah Muhammadiyah Siririt Buleleng, Pulau Bali diharapkan oleh jajaran pimpinan Muhammadiyah Bali agar dapat terus bertahan dan mampu mengembangkan diri sebaik-baiknya. Sarana kesehatan ini dirintis oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Buleleng yang notabene mampu mengembangkan jaringan organisasinya dengan mendirikan Pimpinan Cabang dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah dengan keterbatasan yang ada. Sarana kesehatan ini berlokasi di Jalan Udayana Siririt Buleleng. Jika lembaga pendidikan Muhammadiyah dapat berkembang pesat di kabupaten ini, maka sarana kesehatan pun diharapkan akan dapat berkembang dengan baik. Selain itu, di tempat lain tepatnya di Jalan Patimura 118 Kampung Bugis Buleleng juga berdiri Balai Pengobatan dan BKIA/RB Muhammadiyah. Dengan dua sarana kesehatan ini, penyebaran dakwah lewat amal usaha dapat terus dilakukan di masyarakat Bali. Keberadaan Muhammadiyah harus menjadi kabar gembira bagi masyarakat Bali. (am)
58

BOYOLALI. Badan Musyawarah Perguruan SMP/MTs Muhammadiyah Kabupaten Boyolali, menyelenggarakan Olimpiade Ahmad Dahlan I tingkat Kabupaten Boyolali, yang berlangsung di SMP Muhammadiyah 3 Ampel, Boyolali, Jawa Tengah. Pardi, Sag selaku ketua panitia penyelenggara menyebutkan, bahwa tujuan dari olimpiade ini, diantaranya untuk memilih siswa berprestasi untuk bidang Biologi, Matematika, Fisika, Pidato bahasa Arab dan bahasa Inggris. Untuk selanjutnya, diajukan sebagai wakil Muhammadiyah Boyolali ke tingkat eks Karisidenan Surakarta. Olimpiade ini diikuti oleh 282 siswa SMP/MTs Muhammadiyah se-Boyolali. Masing-masing bidang diikuti oleh 32 siswa. Olimpiade Ahmad Dahlan I Boyolali ini dibuka secara resmi oleh Drs H Tujiyanto, MPd, Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Boyolali. Beliau berharap, dengan adanya olimpiade ini, insya Allah akan lahir ilmuwanilmuwan Muslim terkemuka. (Sujoko)

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

DINAMIKA PERSYARIKATAN
RAKERPIM MUHAMMADIYAH KABUPATEN BOGOR
kewirausahaan dengan tema, Perempuan Jadi Pengusaha, Why Not? Acara ini diselenggarakan di aula Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta. Pelatihan ini, dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada kader Aisyiyah DKI Jakarta dan para guru, serta siswa perempuan sekolah Muhammadiyah di Jakarta, tentang kesadaran berwirausaha. Selain itu, pelatihan ini juga memberikan informasi akses dalam membuka wirausaha. Pelatihan ini diikuti oleh 40 peserta, dan dibuka oleh PW Muhammadiyah dan Aisyiyah DKI Jakarta. Sedangkan pembicaranya adalah, Lembaga Pendidikan Mooryati Soedibyo, Bank Bukopin Syariah dan Windu Puspitasari pengusaha muda dari Bandung. Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Cilacap beberapa waktu yang lalu mengadakan Darul Arqam Nasyiatul Aisyiyah (DANA) II bertempat di SMP Muhammadiyah 01 Cilacap. Acara DANA II ini dihadiri oleh 60 peserta berasal dari Pimpinan Cabang NA se-Kabupaten Cilacap dan dari amal usaha Muhammadiyah se-Kotip Cilacap. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini mengambil tema Internalisasi Nilai-nilai keNasyiah-an yang Berwawasan Kecendekiaan. Dibuka oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Cilacap, Arif Romdhon, SH.

BOGOR. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor, belum lama ini menyelenggarakan rapat kerja Pimpinan II tahun 2012. Rakerpim yang diselenggarakan di gedung Konservasi Kebun Raya Bogor ini dihadiri oleh 83 pimpinan yang terbagi dalam 12 Majelis. Rakerpim II PDM Kabupaten Bogor ini, dibuka oleh asisten dua kesra Kabupaten Bogor, Dadang Irfan, MSi, mewakili Bupati Kabupaten Bogor. Dalam sambutan tertulisnya, Bupati Bogor sangat mengapresiasi eksistensi Muhammadiyah Kabupaten Bogor. Karena telah mampu bersinergi dengan Pemda terutama sekali dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Serta stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat lewat dakwah Muhammadiyah. Selain itu, Bupati berharap bahwa Muhammadiyah akan terus memainkan peran pentingnya dalam menjaga keutuhan NKRI. Dimana Muhammadiyah telah berada di seluruh wilayah Indonesia dan dapat menjadi perekat anak bangsa. Rakerpim II yang ini mengambil tema, Optimalisasi Fungsi Manajemen Organisasi Menuju Tata Kelola Organisasi yang Baik ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauhmana kinerja dan ketercapaian program kerja yang telah dicapai organisasi ini selama dua tahun. Rakerpim ini menghasilkan beberapa rekomendasi yang berhubungan dengan program kerja selama satu tahun (2013). Dalam penutupan Raker, Ketua PDM Kabupaten Bogor Naufal Ramadian, MSi berharap hasil Rakerpim ini bisa direalisasikan tahun 2013 ini. Sehingga bisa bermanfaat bagi kemaslahatan umat. (Rudy Haryono).

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DAN DANA II NA Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah DKI Jakarta, beberapa waktu yang lalu menyelenggarakan pelatihan

Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Barat, belum lama ini menyelenggarakan seminar sehari dengan tema, Be Smart Woman for Our Family (Menjadi Wanita yang Crdas Bagi Keluarga Kita). Seminar ini diselenggarakan di aula Mujahidin Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat, Bandung. Peserta yang hadir dari kalangan perempuan usia muda pra nikah dan ibu muda. Sebagai pembicara dan topik yang dibahas adalah: DR Hj Nan Rahminawati, MPd dari Universitas Islam Bandung, dengan topik Be Smart for Our Family (Karena Ibu adalah Madrasah bagi Keuarga) dan Dra Hj Linda Herliany dari BKKBN Provinsi Jawa Barat membahas tentang Program Generasi Berencana karena Ibu Cerdas akan Melahirkan Generasi Cerdas. (IM)
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

59

DINAMIKA PERSYARIKATAN
PENGAJIAN PDM KABUPATEN CIREBON CIREBON. Majelis Tabligh PDM Kabupaten Cirebon belum lama ini mengadakan pengajian umum dalam rangka menyambut tahun baru Hijriyah. Pengajian yang mengambil tema, Semangat Hijrah dalam Menatap Abad Kedua Muhammadiyah, ini diselenggarakan di SMK Muhammadiyah Kedawung. Dan diikuti oleh guru, karyawan, PCM, Ortom, PTM yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon. Acara diawali dengan sambutan Ketua Majelis Tabligh PDM Kabupaten Cirebon, Drs H Chafiduddin sekaligus memberikan laporan kegiatan yang telah dilakukan oleh Majelis Tabligh. Di antara kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah, Diklat Mubaligh Muhammadiyah, pengajian rutin ke PCM-PCM, dan penerbitan buletin Jumat. BAITUL ARQAM PCA TANGKITBATU LAMPUNG SELATAN NATAR. Pimpinan Cabang Aisyiyah, Tangkitbatu, Natar, Kabupaten Lampung Selatan beberapa waktu yang lalu mengadakan Baitul Arqam. Baitul Arqam Aisyiyah se-Cabang Tangkitbatu Natar, Lampung Selatan ini diikuti sekitar 70 anggota Aisyiyah dan dilaksanakan selama dua hari. Bertempat di gedung MTs Muhammadiyah I Natar. Baitul Arqam yang kedua kali ini, dibuka oleh Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Lampung Selatan. Tujuan dilaksanakannya Baitul Arqam ini, menurut Sekretaris Panitia Isti Wulandari, SThI, agar para Pimpinan Aisyiyah memiliki semangat dalam memajukan Persyarikatan. Meskipun terkendala oleh keadaan ekonomi dan SDM yang kurang memadai. Namun gambaran perjuangan dan semangat itu muncul dari Pimpinan Cabang Aisyiyah Tangkitbatu. Sehingga acara Baitul Arqam ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar. (ron) PWM ACEH ADAKAN SILATURAHIM BANDA ACEH. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh melakukan silaturahim ke-empat Pimpinan Daerah Muhammadiyah yang ada di Aceh. Keempat PDM yang dikunjungi adalah, PDM Nagan Raya, berlangsung di aula Masjid Jeuram Kabupaten Nagan Raya. Dihadiri PDM dan PDA Nagan Raya. Pertemuan dengan PDM Aceh Barat, berlangsung di aula Panti Asuhan Muhammadiyah Meulaboh, dihadiri oleh PDM dan Ortom seKabupaten Aceh Barat berjumlah 62 orang. Sedangkan pertemuan dengan PDM Aceh Barat Daya, dilaksanakan di sekretariat PDM setempat kompleks Masjid At-Taqwa Blang Pidie, dihadiri oleh jajaran PDM Abdya. Pertemuan dengan PDM Kota Subulussalam bertempat di Masjid Taqwa Muhammadiyah Kota Subulussalam, dihadiri oleh PDM dan Ortom se-Kota Subulussalam, dengan peserta 65 orang. Dan terakhir, pertemuan dengan PDM Aceh Singkil bertempat di Masjid Taqwa Muhammadiyah Rimo. Sekaligus menyerahkan bantuan bencana banjir Aceh Singkil beberapa waktu yang lalu. Bantuan ini berhasil dikumpulkan dari PWM, LAZIS Aceh, Universitas Muhammadiyah Aceh, dan AKBID Muhammadiyah Banda Aceh. Kunjungan ini, dilaksanakan oleh Ketua PWM Aceh, Prof DR H Al Yasa Abubakar, MA didampingi oleh Wakil Ketua, Drs H Zuaedi Zain dan Sekretaris PWM Aceh, H Almanar, SH. Dalam pertemuan tersebut, Al Yasa Abubakar mengingatkan kembali tujuan dari kelahiran Muhammadiyah, yaitu untuk menjalankan ibadah sesuai dengan Al-Quram dan Sunnah. Karena itu, banyak sekali tantangan dan rintangan yang terus akan dihadapi. Karena

Bertindak selaku penceramah dalam acara itu, Wakil Ketua PWM Jawa Barat DR H Mursalin Dahlan. Dalam ceramahnya beliau mengatakan bagaimana pentingnya berhijrah bagi Muhammadiyah. Kalau dahulu, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah dengan semangat Al-Maun, kini diawal kebangkitan kedua Muhammadiyah, terutama di PDM Kabupaten Cirebon diawali dengan semangat SIMKATMUH (Sistem Informasi Manajemen Keuangan Terpadu Muhammadiyah). Dengan adanya SIMKATMUH ini diharapkan bisa mengetahui kekayaan/aset Muhammadiyah. Mudahmudahan SIMKATMUH ini bisa segera diterapkan secara nasional, agar bisa terkontrol, ujar Mursalin Dahlan. Di akhir ceramahnya, DR H Mursalin Dahlan mengingatkan kepada seluruh warga Muhammadiyah, khususnya di PDM Kabupaten Cirebon agar selalu mengingat pesan KH Ahmad Dahlan yaitu, Hidup-hidupilah Muhammadiyah. Jangan mencari hidup di Muhammadiyah. Silahkan jadi guru, karyawan, dosen, direktur, pengurus dan pimpinan di Muhammadiyah, tapi jangan sampai menyalahgunakan jabatan hanya untuk kepentingan pribadi bukan umat, tegas Mursalin Dahlan. (Dedi Handrianto)
60

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

DINAMIKA PERSYARIKATAN
dalam setiap gerak langkah Persyarikatan haruslah kita pedomani aturan organisasi yang telah disahkan. Sedangkan, persoalan-persoalan Persyarikatan yang belum terselesaikan, Al Yasa Abubakar meminta Pimpinan Daerah Muhammadiyah setempat, untuk mencari jalan keluar dan mengambil keputusan. Dan laporkan ke PWM untuk diselesaikan. (Almanar). Pelajar kali ini, keluar sebagai juara umum tingkat SMP adalah SMP Muhammadiyah 7 Bayat. Dan juara umum tingkat SMA adalah SMA Muhammadiyah 1 Klaten. (im)

PWM DIY KERJASAMA DENGAN PEMBA KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DARI PELATIHAN JURNALISTIK SAMPAI TEMU PELAJAR ILMIAH Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sampang Cilacap, belum lama ini mengadakan pelatihan jurnalistik, yang diikuti 60 anggota IPM terdiri dari siswa SMP Muhammadiyah Sampang dan SMK Muhammadiyah Sampang, Cilacap, Jawa Tengah. Training ini dilaksanakan di kompleks sekolah Muhammadiyah Sampang, Cilacap. Pelatihan ini juga diikuti 30 guru sekolah Muhammadiyah. Ketua Majelis Dikdasmen PCM Sampang, H Ajron Aslam dalam sambutannya, saat membuka acara ini mengatakan, bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk membekali para siswa dan guru keterampilan menulis dan keterampilan manajemen media. Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari ini, di samping diberikan teori, juga peserta langsung praktik di lapangan. Praktik berupa wawancara dan pembuatan majalah dinding. Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kabupaten Klaten, beberapa waktu yang lalu telah menyelenggarakan Temu Ilmiah Pelajar (TILPER) ke-4, bertempat di kompleks SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara. Kegiatan yang diikuti siswa-siswi pilihan dari setiap sekolah SMP dan SMA Muhammadiyah sederajat se-Kabupaten Klaten ini, mengambil tema Merajut Ukhuwah, Menuju Pelajar Muhammadiyah yang Berilmu Amaliah dan Beramal Ilmiah. Tema ini diambil dalam rangka untuk mewujudkan tiga misi utama TILPER, yakni sebagai ajang silaturahim pelajar Muhammadiyah se-Kabupaten Klaten, melatih pelajar Muhammadiyah agar memiliki jiwa kompetisi dan menanamkan jiwa sebagai sang juara. Hadir dan memberikan sambutan selain Ketua PDM Kabupaten Klaten, Drs H Muhtar Anshori, MPdI adalah Ipmawan Seno mewakili PW IPM Jawa Tengah. Dalam sambutannya, Drs H Muhtar Anshori, MPdI mengharapkan agar pelajar Muhammadiyah Kabupaten Klaten berani bersaing dengan pelajar non Muhammadiyah. Jadilah kader Muhammadiyah yang berjiwa kompetitif baik bertaraf nasional maupun internasional. Jangan jadi pelajar Muhammadiyah yang hanya jago kandang. Sedangkan Ipmawan Seno mengungkapkan bahwa, pelajar Muhammadiyah harus mempunyai moral yang positif di tengah gempuran globalisasi yang mengancam pelajar Indonesia. Kegiatan seperti ini merupakan salah satu bentuk untuk mewujudkan moral positif yang mungkin bisa menjadi contoh bagi PD IPM se-Jawa Tengah. Karena temu ilmiah pelajar seperti ini, di Jawa Tengah baru di PD IPM Klaten, ungkap Ipmawan Seno. Ketua panitia, Muhammad Habibi Miftakhul, dalam laporannya mengungkapkan, kegiatan ini diikuti sekitar 400 peserta dari berbagai cabang lomba. Untuk Temu Ilmiah

GUNUNGKIDUL. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY belum lama ini menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Pemda Kabupaten Gunung Kidul, DIY dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan, melalui pengolahan terpadu Modified Cassava Flour (MOCAF). MOCAF adalah model pengolahan singkong dengan sedikit rekayasa teknologi, maka kualitas tepung Mocaf akan jauh lebih baik dari tepung singkong konvensional (tepung cassava) dan bahkan mampu menjadi substitusi tepung terigu. Penandatanganan naskah kerjasama dilakukan oleh Ketua Umum PWM DIY, Dr H Agus Taufiqurrahman, MKes, SPs dan Bupati Gunungkidul, Hj Badingah, SSos, bertempat di Sawekoprojo, kompleks Pemda Gunungkidul. Dalam penandatanganan tersebut hadir dan menyaksikan Kepala-kepala SKPD di lingkungan Pemda Gunungkidul, dan juga unsur Pimpinan dilingkungan PWM DIY. Dengan dilakukannya naskah kerjasama tersebut, diharapkan Pemda Gunungkidul dengan didukung oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, secara bersama-sama mengoptimalkan potensi singkong. Sehingga, bisa mendorong penguatan ekonomi lokal dan sekaligus mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran di Gunungkidul. Secara terpisah, Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat PWM DIY, Dwi Kuswantoro mengatakan, model program pengembangan Mocaf yang nantinya dikembangkan adalah mendorong pengembangan cluster industri micro berbasis masyarakat. Dimana setiap cluster dari kegiatan budidaya sampai dengan pengolahan dan pemasaran hasil, masyarakatlah sebagai pelaku. Peran program yang dilakukan oleh Pemda Gunungkidul dan PWM DIY, adalah menstimulan, memfasilitasi dan memotivasi, sekaligus membangun pola tata niaga yang berkeadilan. Dengan program ini diharapkan juga akan berkembang industri-industri mikro berbasis masyarakat lainnya, seperti peternakan, pembuatan pupuk organik dari sisa limbah Mocaf dan juga industri-industri kuliner berbahan baku dan Mocaf. (im)
SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 1 - 15 FEBRUARI 2013

61

62

SUARA MUHAMMADIYAH 03 / 98 | 20 RABIULAWAL - 4 RABIULAKHIR 1434 H

Anda mungkin juga menyukai