Anda di halaman 1dari 2

IAGNOSA DAN KLASIFIKASI LESI FURKASI Pemeriksaan klinis yang menyeluruh adalah kunci untuk mendiagnosa danmenetapkan rencana

perawatan. Probing secara hati-hati diperlukan untuk menentukan adanya keterlibatan furkasi dan perluasannya; posisi perlekatansehubungan dengan furkasi dan perluasannya; dan susunan lesi furkasi. Transgingival sounding mungkin menentukan anatomi lesi furkasi. Tujuanpemeriksaan ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan perluasanketerlibatan furkasi, serta mengidentifikasi faktor yang mungkin mempengaruhiperkembangan lesi furkasi atau mempengaruhi hasil perawatan akhir. Faktor-faktor ini termasuk (1) morfologi gigi yang terlibat, (2) posisi gigi-gigi yangberdekatan, (3) anatomi lokal dari tulang alveolar, (4) konfigurasi dari beberapalesi tulang, dan (5) adanya penyakit gigi lain dan perluasannya (seperti karies,nekrosis pulpa).Dimensi pemaparan furkasi bervariasi tetapi biasanya lebih kecil dari 81%dari furkasi memiliki furkasi 1 mm, dan 58% memiliki furkasi 0,75 mm 3 Pemeriksa harus mempertimbangkan dimensi ini, berserta anatomi lokal daridaerah furkasi, ketika memilih instrumentasi probing. Probe cross seksional kecildiperlukan jika pemeriksa ingin mendeteksi keterlibatan furkasi secara dini. Indeks keterlibatan furkasi Perluasan dan konfigurasi lesi furkasi adalah faktor yang mempengaruhidiagnosa dan rencana perawatan. Hal ini menuntun perkembangan sejumlahindeks untuk mencatat keterlibatan furkasi. Indeks ini didasarkan padapengukuran horizontal dari kehilangan perlekatan dari lesi furkasi, kombinasipengukuran horizontal dan vertikal, atau kombinasi temuan ini dengan konfigurasilokal dari deformitas tulang. Glickman mengklasifikasikan keterlibatan furkasikedalam empat derajat (Gambar 68-1). Derajat I.

Keterlibatan furkasi derajat I adalah tahap permulaan atau tahap dinidari keterlibatan furkasi (Gambar 68-1, A). Sakunya adalah saku supraboni danawalnya mempengaruhi jaringan lunak. Kehilangan tulang dini mungkinterdeteksi dengan adanya peningkatan kedalaman probing, tetapi perubahanradiografi tidak selalu ditemukan. Derajat II. Keterlibatan furkasi derajat II dapat mempengaruhi satu atau lebihfurkasi pada gigi yang sama. Lesi furkasi, pada dasarnya merupakan cul de sac (saluran buntu yang dibatasi oleh permukaan) dengan komponen horizontal yangnyata. Jika lesi multiple terjadi, lesi tidak tergabung satu dengan yang lain karenaada satu bagian tulang alveolar yang tersisa melekat pada gigi. Tingkat probinghorizontal dari furkasi menentukan apakah lesinya merupakan lesi awal ataulanjutan. Kehilangan tulang vertikal mungkin terjadi dan mengakibatkankomplikasi perawatan. Radiografi mungkin bisa atau tidak menggambarkan

Anda mungkin juga menyukai