Pembangkit Listrik Tenaga Sampah PLTS Kontek Clara
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah PLTS Kontek Clara
Medan
2009
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
KRISIS ENERGI Sumber Energi Baru
Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi di ikuti dengan meningkatnya konsumsi energi(mengakibatkan krisis energi). Meningkatnya konsumsi energi ini diikuti oleh persediaan suplai energi yang besar dan mengakibatkan eksploitasi sumber-sumber energi secara maksimal yang lama-kelamaan akan menyebabkan kerusakan ekologi.Di Indonesia, meningkatnya konsumsi energi menyebabkan krisis energi yang salah satunya seperti krisis energi lisitrik. Krisis ini terjadi karena kurangnya pasokan energi listrik untuk masyarakat Indonesia khususnya di pulau Jawa dan Sumatra yang terjadi pada bulan-bulan terakhir ini. Akibatnya, berbagai wilayah di Indonesia akan mengalami pemadaman listrik bergilir hingga tahun 2010 mendatang. Karena hal itulah, perlu suatu pengembangan sumber energi baru.
Masalah yang di timbulkan akibat sampah Dengan berkembangnya teknologi maka berkembang pula sampah sebagai sisa dari proses produksi dari teknologi tersebut dimana volume sampah yang dihasilkan tiap harinya berjumlah cukup besar. Selain itu, model penanganan sampah yang selama ini diterapkan dianggap tidak layak karena biasanya hanya ditangani dengan penimbunan sampah di tanah lapang terbuka (open dumping) sehingga mengakibatkan polusi udara(produksi gas methan yang membahayakan), mengakibatkan penyebaran penyakit bagi masyarakat spt: diare,kolera,demam berdarah, dll
Alternatif : Pembangunan PLTSa Gedebage di Bandung
1.
2.
1.
Pirolisa
Proses konversi bahan organik padat melalui pemanasan tanpa kehadiran oksigen. Dengan adanya proses pemanasan dengan temperatur tinggi, molekul-molekul organik yang berukuran besar akan terurai menjadi molekul organik yang kecil dan lebih sederhana. Hasil pirolisa dapat berupa tar, larutan asam asetat, methanol, padatan char, dan produk gas.
Gasifikasi
Proses konversi termokimia padatan organik menjadi gas. Gasifikasi melibatkan proses perengkahan dan pembakaran tidak sempurna pada temperatur yang relatif tinggi (sekitar 900-1100 C). Seperti halnya pirolisa, proses gasifikasi menghasilkan gas yang dapat dibakar dengan nilai kalor sekitar 4000 kJ/Nm3.
Jika landfill tidak didesain dengan baik, leachate akan mencemari tanah dan masuk ke dalam badan-badan air di dalam tanah. Karena itu, tanah di landfill harus mempunya permeabilitas yang rendah. Aktifias mikroba dalam landfill menghasilkan gas CH4 dan CO2 (pada tahap awal proses aerobik) dan menghasilkan gas methane (pada proses anaerobiknya). Sistem pengambilan gas hasil biasanya terdiri dari sejumlah sumursumur dalam pipa-pipa yang dipasang lateral dan dihubungkan dengan pompa vakum sentral. Selain itu terdapat juga sistem pengambilan gas dengan pompa desentralisasi.
1.
Sampah ini kemudian disimpan didalam bunker yang menggunakan teknologi RDF (Refused Derived Fuel).Teknologi RDF ini berguna dalam mengubah limbah sampah kota menjadi limbah padatan sehingga mempunyai nilai kalor yang tinggi. Penyimpanan dilakukan selama lima hari hingga kadar air tinggal 45 % yang kemudian dilanjutkan dengan pembakaran.
2.
Pembakaran sampah PLTSa Gedebage memiliki dua tungku yang dapat digilir dimana pada awal pengoperasiannya akan digunakan bahan bakar minyak. Setelah suhu mencapai 850oC 900oC, sampah akan dimasukkan dalam tungku pembakaran (Insenerator) yang berjalan 7800 jam. Hasil pembakaran limbah sampah akan menghasilkan gas buangan yang mengandung CO, CO2, O2, NOx, dan Sox. Hanya saja, dalam proses tersebut juga terjadi penurunan kadar O2. Penurunan kadar O2 pada keluaran tungku bakar menyebabkan panas yang terbawa keluar menjadi berkurang dan hal tersebut sangat berpengaruh pada efisiensi pembangkit listrik. Pemanasan boiler Panas yang dipakai dalam memanaskan boiler berasal dari pembakaran sampah. Panas ini akan memanaskan boiler dan mengubah air didalam boiler menjadi uap.
3.
Uap yang tercipta akan disalurkan ke turbin uap sehingga turbin akan berputar. Karena turbin dihubungkan dengan generator maka ketika turbin berputar generator juga akan berputar. Generator yang berputar akan mengahsilkan tenaga listrik yang kan disalurkan ke jaringan listrik milik PLN. Dari proses diatas dengan jumlah sampah yang berkisar 500-700 ton tiap harinya dapat diolah menjadi sumber energi berupa listrik sebesar 7 Megawatt
Bahaya PLTsa Dari hasil oksidasi yang terjadi, terdapat abu terbangnya (fly ash) yang mudah dihempas angin, bertebaran ke segala arah: vertikal, horisontal, dan horisontal frontal. Kepulannya sarat uap logam berat, dioksin, furan dan jelaganya kaya asam klorida dan fluorida. Semua itu bermuara pada degradasi kesehatan kita: neurological atau nervous system (syaraf), hepatic system (hati), renal system (ginjal), hematopoietic atau blood-forming system (darah). Abu terbangnya juga berefek terhadap pernapasan, ginjal, hipertensi, tulang, sistem syaraf pusat, reduksi penglihatan, sensori, pendengaran dan koordinasi tubuh. Timbal pun dapat mendisfungsi sistem hematologik dan syaraf pusat, merusak fungsi gastrointestinal, reproductive, endocrine, cardiovascular, immunologic, menurunkan taraf kecerdasan dan menyebabkan perilaku abnormal pada anak. Polycyclic aromatic compound, dioksin dan furan dapat merusak paru, perut, ginjal, dan liver.
a.
Pengolahan Limbah
PLTSa Gedebage melakukan beberapa upaya dalam pengolahan limbahnya sehingga tidak membahayakan masyarakat ataupun merusak lingkungan sekitarnya.Upaya tersebut antara lain : Limbah padat Sisa pembakaran abu dan debu terbang sebesar 20% dari berat semula akan diuji kandungannya apakah mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) atau tidak, di laboratorium.Untuk menampung abu tersebut, di lokasi PLTSa dibuat penampungan abu dengan kapasitas 1.400 M3, yang mampu menampung abu selama 14 hari beroperasi. Limbah gas Sisa gas buang akan diproses melalui pengolahan dimana terdiri: Gas buang hasil pembakaran akan dilakukan pada squenching chamber. Dari sini gas buang disemprot dengan air untuk menurunkan temperatur gas dengan cepat guna mencegah dioxin terbentuk kembali dan menangkap zat pencemar udara yang larut dalam air seperti NOx, Sox, HCL, abu, debu, dan partikulat. Kemudian gas yang akan dilakukan pada reaktor akan ditambahkan CaO sebanyak 12 kg/ton sampah. Tujuannya menghilangkan gas-gas asam, Sox< HCL, H2S, VOC, HAP, debu dan partikulat. Pada saat gas keluar dari reaktor, pada gas akan disemburkan karbon aktif sebanyak 1 kg/ton sampah, bertujuan menyerap uap merkuri, dioksin, CO. Kemudian gas akan dialirkan ke Bag Filler dengan tujuan menyaring partikel PM10 dan PM 2,5.
b.
c. Limbah cair
Pada kegiatan penirisan sampah akan menghasilkan lindi dan bau. Lindi akan ditampung kemudian diolah sampai pada tingkat tertentu. Lalu disalurkan ke Bojongsoang untuk diolah lebih lanjut. Rencana pembuangan hasil olahan lindi ke pengolahan air kotor Bojongsoang sesuai perjanjian kerja sama antara PT BRIL dengan PDAM Kota Bandung. Sedangkan bau yang ditimbulkan berada dalam bunker bertekanan negatif sehingga tidak akan keluar tetapi tersedot dalam tungku pembakaran sehingga tidak menimbulkan bau sampah di luar bangunan.
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan Sampah yang digunakan sebagai sumber bahan bakar pada Pembangkit Tenaga Listrik sangat efisien dan efektif karena menghasilkan kalori sebesar 3000-4000 kalori/kg jumlah sampah yang dibakar . PLTSa merupakan salah satu alternatif sumber energi bagi pemerintah kota Bandung dalam menyelesaikan masalah krisis energi dan sampah karena dengan jumlah sampah yang berkisar 500-700 ton tiap harinya dapat diolah menjadi sumber energi berupa listrik sebesar 7 Megawatt. Pemanfaatan sampah untuk PLTSa ini mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan hidup karena proses pengolahan sampah menjadi sumber energi melalui proses pembakaran yang akan meningkatkan kadar emisi CO2 dan metan yang berbahaya bagi tubuh dan berakibat pemanasan global
Saran 1. Pemerintah sebaiknya memberikan kebijakan atau izin dalam pengembangan PLTSa di seluruh Indonesia karena sebagaimana telah diketahui PLTSa ini sangat berpotensi dalam mengatasi masalah kekurangan sumber energi listrik. 2. Pengembangan dan penelitian terhadap pembangkit listrik tenaga sampah harus dilakukan agar pembangkit tenaga listrik menjadi ramah lingkungan, efisien dan efektif. 3. Memberi penyuluhan kepada masyarakat cara-cara memisahkan sampah sehingga mempermudah dalam pemrosesan. 4. Membuat pengolahan limbah yang memenuhi kesehatan masyarakat sekitar PLTsa.
Dont forget!!!
TERIMA KASIH