Jenis usaha yang dalam dokumen ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) Cijedil yang terletak di Kecamatan Cugenang, Kabupaten CIanjur. PLTMH adalah
suatu sistem pembangkit listrik dengan menggunakan sumber energi dari tenaga air. Mikro
menunjukan ukuran kapasitas pembangkit, yaitu antara 500 Watt–100 kilo Watt (menurut
UNIDO, sedangkan menurut Permen ESDM tahun 2002 berkapasitas < 1 MW).
PLTMH bekerja ketika air dalam jumlah dan elevasi tertentu dijatuhkan melalui pipa
pesat (penstok) dan menggerakan turbin yang dipasang diujung bawah pipa. Putaran turbin
di kopel (dihubungkan) dengan generator sehingga generator berputar dan menghasilkan
energi listrik. Listrik yang dihasilkan dialirkan melalui kabel listrik ke rumah -rumah
penduduk atau konsumen lainnya. Prinsip kerja PLTMH sama seperti PLTA yang mengubah
energi potensial yang berasal dari air menjadi energi listrik.
Tenaga air merupakan salah satu cara untuk membangkitkan listrik yang telah
dimanfaatkan sejak zaman dahulu oleh penduduk Indonesia dan dikenal dengan istilah
kincir. Secara prinsip kerja, kincir dengan PLTMH adalah sama, tetapi secara teknologi
PLTMH jauh lebih modern dan lebih efisien. Adapun beberapa keunggulan pemanfaatan
PLTMH dibandingkan dengan teknologi lain adalah :
Kondisi geografis sebagian besar wilayah Indonesia yang berbukit dan memiliki curah
hujan yang memadai sepanjang tahun merupakan potensi yang luar bisa untuk
pengembangan PLTMH.
Polusi yang dihasilkan PLTMH relatif tidak signifikan sehingga tidak membahayakan
lingkungan bahkan tak jarang masyarakat sekitar akan diajak turut serta menjaga hutan
sebagai sumber air.
PLTMH dapat beroperasi penuh 24 jam setiap hari, karena air tidak tergantung siang
atau malam.
Lebih dari 80% komponen PLTMH telah dapat dibuat di dalam negeri oleh industri -
industri kecil dan menengah yang tersebar di seluruh negeri.
PLTMH memiliki umur produksi yang relatif lebih lama dibandingkan dengan
pembangkit listrik lainnya jika dipelihara dengan baik.
PLTMH sangat cocok untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat pedesaan, dan
daerah terpencil sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi
masyarakat desa.
Perubahan sistem kerja PLTMH lebih lambat, perubahan pola dinamika air sebagai
sumber energi berubah secara berangsur-angsur dari hari ke hari, tidak dari menit ke
menit seperti halnya angin.
Pengoperasian dan perawatan PLTMH sangat mudah dan murah bila dibandingkan
dengan generator diesel atau pembangkit lainnya.
Energi listrik atau energi mekanik yang dihasilkan dapat digunakan untuk usaha
produktif dan meningkatkan produktivitas ekonomi di daerah terpencil.
Biaya investasi yang relatif besar untuk pembangunan PLTMH, meskipun biaya
operasinya rendah.
Memerlukan penguasaan pengetahuan khusus yang kadang tidak tersedia dimasyarakat
setempat. Perlu diperhatikan bahwa PLTMH bukan merupakan pembangkit listrik
tenaga air (PLTA) yang dikecilkan, tetapi sebuah pembangkit yang memerlukan
perencanaan dan pembangunan yang unik dan berbeda dengan PLTA.
Meskipun PLTMH memerlukan perawatan yang sederhana, tetapi harus dilakukan
secara terus menerus, terutama dalam operasionalnya.
Terlepas dari sejumlah komponen teknis yang akan dijelaskan pada bagian
berikutnya, pembangkit listrik tenaga air dikelompokan berdasarkan kapasitasnya.
Klasifikasi pembangkit listrik tenaga air berdasarkan standard UNIDO (The United Nations
Industrial Development Organization) dan Permen ESDM tahun 2002 adalah sebagai berikut:
PLTMH Cijedil dibangun pada era kolonial Belanda dengan memanfatakan potensi
sumber daya air Sungai Cianjur. Secara teknis PLTMH CIjedil mampu menghasilkan daya
sebesar sebesar 788 KVA atau setara 630 KW, sehingga memenuhi kriteria klasifikasi PLTMH
berdasarkan Permen ESDM diatas.
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
PLTMH Cijedil terbagi menjadi 3 bagian utama yaitu Bangunan Bendung (Weir),
Bangunan Kolam Penenang/ Tandon (Forebay Ponds) serta Bangunan Pembangkit (Power
House). Secara geografis ketiga bangunan tersebut terletak pada koordinat sebagai berikut:
Berdasarkan data tersebut, PLTMH Cijedil termasuk kedalam dua desa di Kecamatan
Cugenang. Bangunan Bendung dan Kolam Penenang/ Tandon termasuk kedalam wilayah
administrasi Desa Mangunkerta sedangkan bangunan Pembangkit termasuk kedalam wilayah
administrasi Desa gasol.
Karel van der Hucht, generasi kelima dari GLJ van der Hucht, pendiri Perkebunan Teh
Parakansalak, Sukabumi, mengatakan bahwa teh diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1648.
Menurut Karel, teh diperkenalkan di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa oleh keluarganya
bersama dengan beberapa keluarga lain seperti Karel Frederik Holle (di Cikajang, Garut), Karel
Albert Rudolf Bosscha (di Malabar, Pangalengan, Kab. Bandung), Rudolf Kerkhoven (di
Gambung, Ciwidey, Kab. Bandung), Van den Berg (di Ngawi, Jawa Timur) dan Deninghoff
Sterling (di Batu, Kab. Malang).
Sumber: www.geheugenvannederland.nl
Semenjak itu, area perkebunan teh di Jawa Barat khususnya Bogor dan Priangan
(Cianjur, Bandung, Garut, Sukabumi dan sekitarnya) kemudian berkembang secara pesat. Areal
penanaman teh skala kecil meningkat dari 300 hektar pada tahun 1893 menjadi 8.000 hektar
pada tahun 1909 dan 20.000 hektar pada tahun 1910. Bogor dan Priangan adalah dua daerah
penghasil utama di mana petani pribumi masih dapat memperluas kepemilikan teh antara
tahun 1920-an dan 1930-an.
Perkebunan teh di Kabupaten Cianjur diawali di perkebunan teh Gunung Mas pada tahun
1910 dan Cikopo pada tahun 1921. Perkebunan ini dikelola oleh sebuah perusahaan hasil
merger antara Goenoeng Mas Prancoise de Culture et de Comerce (perusahaan maskapai
penerbangan Perancis) dan NV Cultur My Tjikopo Zuid (Perusahaan Jerman). Perkebunan
tersebut kemudian meluas hingga ke daerah Perkebunan Gedeh pada tahun 1927. Pada era
tersebut Kabupaten Cianjur dipimpin oleh Bupati R.A.A. Wiratanatakusumah (1912-1920) dan
R.A.A. Suriadiningrat (1920-1932).
Untuk menjalankan produksi dengan lahan yang sedemikian besar, maka diperlukan
sumber energi yang memadai. Untuk itu Belanda membangun waterkrachtcentrale
(pembangkit listrik tenaga air) di sekitar lokasi perkebunan teh tersebut. Tercatat pada periode
1920-1930 Belanda membangun beberapa PLTA (kini PLTMH karena skalanya yang kecil)
seperti PLTA Dago Bengkok, Bandung (1923), PLTA Lamadjan, Pangalengan (1924) dan PLTA
Cijedil, Cianjur (1928). Berdasarkan panel asli yang masih terpampang, PLTA Cijedil dibangun
untuk memasok kebutuhan listrik Sindanglaja, Gedeh, Tjiandjoer 1 dan Tjiandjoer 2.
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Turbin dan Generator PLTMH Dago Identitas Turbin PLTMH Dago Bengkok,
Bengkok, 1922 2018
Pipa Pesat PLTMH Dago Bengkok, 1922 Power House PLTMH Dago Bengkok, 2018
Sumber: https://www.willemsmithistorie.nl, Survey Lapangan, 2018
Turbin dan Generator PLTMH Lamadjan, Panel Kendali PLTMH Lamadjan, 1927
1927
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Turbin dan Generator PLTMH Cijedil, 1928 Turbin dan Generator PLTMH Cijedil, 2018
Hal menarik lainnya berdasarkan wawancara dengan sesepuh dan tokoh masyarakat
Desa Gasol (Bapak Adui) dan Desa Mangunkerta (Bapak Dadah), bahwa pada transisi era
kolonialisme Belanda ke Jepang, PLTMH Cijedil pernah dibom menggunakan mortir oleh
tentara Jepang namun bom tersebut tidak meledak. Posisi bom diketahui berada persis di
sebelah bangunan pembangkit. Kini bekas mortir tersebut diabadikan di halaman Koramil
Cianjur.
700
680
640
620
600
Outlet Power Power House Outlet Outlet Kolam Outlet Saluran Outlet Intake/ Inlet Intake Bendungan
House Penstock/ Inlet Penenang Pembawa/ Inlet Saluran
Head (Tandon)/ Inlet Inlet Kolam Pembawa
Penstock Penenang
(Tandon)
Selain itu, sebagian besar daerah Cianjur ditutupi oleh breksi dan lahar dari Gunung Gede
(Qyg) yang terdiri dari batupasir tufan, serpih tufan, breksi tufan dan aglomerat tufa. Terdapat
pula aluvium (Qa) dengan ketebalan kurang lebih 3 meter yang terdiri dari lempung, lanau,
pasir dan kerikil, terutama endapan sungai sekarang.
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
2.3.5. Iklim
Iklim Cijedil adalah diklasifikasikan sebagai tropis. Terdapat curah hujan yang signifikan
sepanjang tahun di Cijedil. Bahkan bulan terkering masih memiliki banyak curah hujan.
Menurut Köppen dan Geiger, iklim ini diklasifikasikan sebagai Af. Suhu di sini rata-rata 22.3 °C.
Presipitasi di sini rata-rata 264,7 mm.
Dalam suatu PLTMH terdapat beberapa komponen bangunan sipil seperti bendungan
(weir), saluran pengambil (intake), saluran pembawa, bak pengendap, saluran pembawa, bak
penenang, pipa pesat (penstock), rumah pembangkit dan saluran pembuang yang dipetakan
sebagai suatu skema sistem seperti berikut :
Tujuan dari bendungan adalah untuk menaikkan/ mengontrol tinggi air dalam sungai
secara signifikan sehingga memiliki jumlah air yang cukup untuk dialihkan kedalam intake
pembangkit mikrohidro. Bendung dan intake yang berfungsi untuk menaikkan dan mengontrol
aliran air sungai untuk instalasi PLTMH terdiri dari berbagai variasi tipe. Tipe tersebut dapat
dipilih dan digunakan sesuai dengan kebutuhan dan atas pertimbangan tingkat keekonomisan
PLTMH. Disamping itu pemilihan lokasi bendungan (weir) dan intake juga bergantung dari
kelayakan daerah aliran sungainya.
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Sebuah bendungan dilengkapi dengan pintu air untuk membuang kotoran/ lumpur yang
mengendap. Perlengkapan lainnya adalah: penjebak/ saringan sampah. PLTMH umumnya
merupakan pembangkit tipe run off river sehingga bangunan bendungan dan intake dibangun
berdekatan. Dengan pertimbangan dasar stabilitas sungai dan aman terhadap banjir, dapat
dipilih lokasi untuk bendungan (weir) dan intake. Bangunan bendungan dan saluran intake
PLTMH Cijedil dibangun pada tahun 1923 sebagaimana tertera pada dinding bendungan dan
masih kokoh berdiri hingga saat ini.
Tujuan dari intake adalah untuk memisahkan air dari sungai atau kolam untuk dialirkan
ke dalam saluran pembawa, bak penenang (tandon) dan penstock. Tantangan utama dari
bangunan intake adalah ketersediaan debit air yang penuh dari kondisi debit rendah sampai
banjir. Juga sering kali adanya lumpur, pasir dan kerikil atau puing-puing dedaunan pohon
sekitar sungai serta sampah yang terbawa aliran sungai.
Secara umum, konstruksi maupun bentuk PLTMH Cijedil masih dipertahankan tetap
sebagaimana bangunan tersebut dahulu dibangun. Perbaikan maupun penambahan bangunan
penunjang operasional PLTMH dilakukan tanpa merusak atau mengubah desain asli bangunan
tersebut. Hingga saat ini, keberadaan gambar teknis perencanaan bangunan PLTMH Cijedil
mulai dari bendungan hingga ke saluran pembuangan powerhouse tidak ada baik di pihak
penanggung jawab PLTMH, pengelola PLN PUSHARLIS hingga ke perpustakaan sejarah VOC di
Belanda. Hal ini amat disayangkan karena PLTMH Cijedil sebagai salah satu bangunan
bersejarah era kolonial merupakan sebuah heritage bagi Kabupaten Cianjur maupun bagi PLN
selaku pengelola. Sebagai ilustrasi dimensi bendung, pintu bilas dan pintu intake, konsultan
telah melakukan pengukuran secara sederhana dan disajikan dalam gambar sketsa berikut :
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Gambar 2.18. Sketsa Bangunan Bendung Intake dan Saluran Pembawa PLTMH Cijedil
Gambar 2.19. Sketsa Bangunan Bendung, Intake dan Saluran Pembawa PLTMH Cijedil
Gambar 2.20. Sketsa Bangunan Bendung, Intake dan Saluran Pembawa PLTMH Cijedil
Garis besar tipe dan kondisi bangunan disajikan dalam tabel berikut:
Saluran pembawa air dari intake PLTMH Cijedil berupa saluran terbuka dan tertutup
(underground water channels) yang mengalir dari bangunan bendung ke kolam penenang.
Saluran ini memanjang dari barat laut ke tenggara mengikuti elevasi kontur tanah yang ada.
Saluran ini dibangun bersamaan dengan bangunan bendungan dan masih kokoh berdiri. Jarak
antara pintu intake ke inlet saluran pembawa (sebelum saluran tertutup) adalah 58 meter.
Saringan pada inlet saluran pembawa air Outlet saluran pembawa air yang menuju
kolam penenang
Sumber: Survey Lapangan, 2018
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Garis besar tipe dan kondisi bangunan disajikan dalam tabel berikut:
II - 23
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Bangunan pipa pesat (penstock) adalah sebagai saluran tertutup (pipa) aliran air
yang menuju turbin yang ditempatkan di rumah pembangkit. Saluran ini yang berhubungan
dengan peralatan mekanik seperti turbin. Kondisi topografi dan pemilihan skema sistem
PLTMH mempengaruhi tipe pipa pesat (penstock). Umumnya sebagai saluran ini harus
didesain/ dirancang secara benar sesuai kemiringan (head) sistem PLTMH. Pipa pesat
tersebut memiliki diameter 240 cm dan terbentang sepanjang 190 meter dari kolam
penenang menuju powerhouse.
Jenis pipa pesat yang digunakan adalah pipa berbahan baja. Berdasarkan informasi
sesepuh dan tokoh masyarakat di Desa Gasol dan Mangunkerta, pipa pesat baja ini dirakit
pada tahun 1924. Pipa berbahan baja memiliki karakteristik yang lebih unggul
dibandingkan dengan pipa Fiberglass-Reinforced Plastic (FRP), high density polyethylene
(HDPE) dan unplastified polyvinyl chloride (uPVC).
II - 24
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Sumber : Buku Pedoman Studi Kelayakan Sipil PLTMH, Dirjen Listrik & Pemanfaatan
Energi, Departemen ESDM, 2009.
Bangunan pembangkit (power house) adalah sebagai bangunan yang berfungsi untuk
melindungi peralatan elektro mekanikal seperti: turbin, generator, panel kontrol, dan
lainnya dari segala cuaca dan juga mencegah dari orang yang tidak berkepentingan dan
pencurian peralatan barang tersebut. Hingga saat ini desain maupun konstruksi powerhouse
PLTMH Cijedil masih asli berbahan kayu jati. Perbaikan maupun penambahan bangunan
penunjang operasional PLTMH dilakukan tanpa merusak atau mengubah desain asli
bangunan tersebut.
II - 25
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
II - 26
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Saluran pembuang adalah sebagai saluran pembuang aliran air yang masuk kedalam
bangunan pembangkit dan telah menggerakkan turbin. Saluran ini bersatu dengan rumah
pembangkit dan kembali ke arah aliran sungai serta ke saluran irigasi teknis Desa Gasol.
Merupakan peralatan mekanik yang mengubah energi potensial air menjadi energi
mekanik (putaran). Air yang memiliki tekanan dan kecepatan tertentu menumbuk sudut-
sudut turbin dan memutar runner turbin sehingga berputar dengan daya yang sebanding
dengan daya dari potensi air.
Terdapat beberapa jenis turbin yang digunakan dalam pemanfaatan PLTMH yang
disesuaikan dengan besarnya debit air dan tinggi jatuh. Turbin yang paling banyak
digunakan untuk PLTMH di Indonesia adalah :
II - 27
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Turbin crossflow : cocok untuk aplikasi tinggi jatuh medium 10–100 meter, daya 1 kW-
250 kW.
Turbin propeler (open flume) : cocok untuk tinggi jatuh yang rendah 2–10 meter dengan
debit air yang besar.
Turbin Pelton : cocok untuk tinggi jatuh yang tinggi lebih dari 80 meter.
PLTMH Cijedil menggunakan Turbin buatan J.M. Voith (Jerman) buatan tahun 1921
dan masih beroperasi hingga saat ini.
II - 28
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
2.3.8.2. Generator
II - 29
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Panel listrik merupakan tempat dimana sambungan kabel (terminal) dan peralatan
pengaman listrik (MCB) serta meter listrik ditempatkan. Berikut fungsi panel listrik dan alat
kontrol :
Memonitor parameter dan besaran listrik seperti tegangan generator, arus beban,
frekuensi, indikator lampu, jam operasional dan lain lain.
Sebagai alat pengaman generator dan peralatan listrik dari hubung singkat, arus beban
lebih, tegangan lebih/ kurang (over/ under voltage), frekuensi lebih/ kurang (over/ under
frequency) dan lain- lain.
Sebagai alat pengendali/ kontrol generator supaya tegangan dan frekuensi generator
stabil pada saat terjadi perubahaan beban di konsumen. terdapat dua jenis kontrol yaitu
ELC (electronic load controller) untuk generator sinkron dan IGC (induction generator
controller) untuk generator induksi/ motor. Pada prinsipnya kedua jenis kontrol ini
adalah sama, hanya berbeda parameter yang di kontrol, dimana frekuensi pada ELC
dan tegangan pada IGC.
MCB yang digunakan di PLTMH Cijedil adalah buatan Siemens Schuckert (Jerman)
dan Merlin Gerin (Inggris). Sedangkan trafo yang digunakan adalah trafo buatan AEG Berlin
(jerman) yang masih berfungsi dengan baik hingga saat ini. Untuk panel dan alat kendali
lainnya, PLTMH Cijedil menggunakan alat buatan General Electric (Amerika).
II - 30
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
II - 31
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
II - 32
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Meski sudah beroperasi selama hampir satu abad, kondisi PLTMH Cijedil baik
bangunan maupun mesin masih terawat dengan baik. Bangunan bendungan air serta
terowongan, kolam penenang/ tandon, pipa pesat serta empat generator masih kokoh dan
berfungsi bahkan rangka kayu jati bangunan pembangkit (power house) masih asli. PLTMH
Cijedil merupakan warisan budaya yang memiliki potensi nilai wisata edukasi sejarah
khususnya terkait perkembangan energi listrik di Indonesia.
PLTMH Cijedil memiliki unit turbin pembangkit dengan kapasitas yang berbeda.
Turbin I dan II memiliki kapasitas 174 KVA sedangkan III dan IV memiliki kapasitas 220
KVA. Total keempat esin tersebut mampu menghasilkan daya 788 KVA, namun terdapat
koefisien produksi sebesar 0,8 sehingga daya yang dihasilkan maksimum setara dengan 630
KW. Besar kesilnya produksi listrik akan sangat bergantung pada ketersediaan air Sungai
Cianjur.
Hingga saat ini operasional PLTMH Cijedil masih menggunakan prosedur manual
dimana jika produksi hendak dinaikan, maka debit yang masuk pun harus diperbesar
melalui pintu air intake bendungan. Penghitungan debit hanya dilakukan pada saat masuk
ke mesin berdasarkan tabel prosedur operasional yang sudah ditetapkan. Korelasi antara
tinggi muka air intake bendungan dengan debit air dan produksi listrik disajikan pada
gambar grafik berikut:
II - 33
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Gambar 2.30. Grafik Tinggi Muka Air Intake Terhadap Debit dan Produksi PLTMH Cijedil
2500
2000
1500
1000
500
0
1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547495153555759616365676971737577798183858789919395
Berdasarkan data dari penanggung jawab PLTMH Cijedil, produksi listrik dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Produksi
listrik tertinggi yang dihasilkan adalah sebesar 278.000 KWH pada Januari 2013 sedangkan
produksi listrik terendah adalah sebesar 69.312 KWH pada Maret 2016. Grafik produksi
listrik selama 5 (lima) tahun terakhir disajikan pada gambar grafik berikut:
II - 34
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Gambar 2.31. Rekapitulasi Produksi Listrik PLTMH Cijedil Tahun 2013 - 2018
DESEMBER
DESEMBER
DESEMBER
DESEMBER
FEBRUARI
FEBRUARI
OKTOBER
FEBRUARI
OKTOBER
FEBRUARI
OKTOBER
FEBRUARI
OKTOBER
FEBRUARI
OKTOBER
AGUSTUS
AGUSTUS
AGUSTUS
AGUSTUS
AGUSTUS
JUNI
JUNI
JUNI
JUNI
JUNI
APRIL
APRIL
APRIL
APRIL
APRIL
APRIL
2013 2014 2015 2016 2017 2018
TAHUN/BULAN TAHUN/BULAN TAHUN/BULAN TAHUN/BULAN TAHUN/BULAN
T AHUN/BULAN
Gambar 2.32. Trend Produksi Listrik PLTMH Cijedil Tahun 2013 - 2018
247,356
224,631
211,872
210,198
208,472
185,496
176,134
156,822
154,349
131,321
130,304
98,001
97,423
91,607
78,466
75,220
69,312
II - 35
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Pelumas biasa dibeli dalam bentuk drum, namun operator produksi mengalami
kendala dalam hal efisiensi pengisian pelumas, sehingga kini pembelian pelumas dilakukan
dalam bentuk kemasan jerigen plastik bervolume 5 liter. Pelumas tersebut akan mengalami
penyusutan/ penguapan selama operasional sehingga dari 200 liter pelumas, hanya tersisa
100-120 liter pelumas kotor/ bekas per tahun. Sisa pelumas tersebut ditampung dalam
sebuah drum khusus yang diletakan di bagian belakang powerhouse bersama dengan
komponen atau bagian mesin lain yang rusak atau tidak terpakai.
II - 36
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
II - 37
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Operasional PLTMH Cijedil tentunya tak lepas dari tenaga kerja dan penanggung
jawab kegiatan. Operasional PLTMH Cijedil terbagi menjadi unit operator powerhouse dan
unit operator jaga (kolam penenang dan bendungan). Unit operator powerhouse bekerja
dengan sistem shift dimana rotasi shift dilakukan setiap 12 jam sedangkan unit operator
jaga bekerja dengan sistem rotasi shift 36 jam.
II - 38
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
II - 39
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Positif:
Negatif:
- Potensi rusak atau hilangnya flora-fauna endemis akibat bendungan, suara mesin dan
tingkat getaran generator yang melebihi ambang baku mutu.
- Potensi penurunan kualitas udara akibat asap buangan mesin generator.
- Potensi penurunan kualitas air sungai akibat limbah B3 yang tercecer ke tanah hingga
akhirnya terbawa ke badan air.
- Potensi penurunan kualitas air akibat sedimen yang terjadi pada saluran pembawa
maupun tandon.
- Potensi gangguan terhadap kesehatan tenaga kerja maupun masyarakat disekiitar
lokasi PLTMH.
- Adanya kekecewaan dan kecemburuan sosial dari masyarakat karena penerima
manfaat PLTMH Cijedil adalah daerah-daerah lainnya. Hal ini terjadi karena daya listrik
hasil bangkitan PLTMH Cijedil dialirkan ke unit distribusi di Cianjur, bukan lagi
mengaliri kawasan sekitar ketika awal dibangun.
- Kekecewaan dari masyarakat akibat minimnya Coorperate Society Responbilty (CSR)
dan Communnity Development yang merupakan kewajiban dari PT. PLN sebagai salah
satu bentuk kepedulian sosial terhadap measyarakt sekitar PLTMH.
II - 40
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
Berdasarkan data Kecamatan Cugenang Dalam Angka, 2017 luas wilayah dan jumlah
penduduk di Desa Mangunkerta dan Gasol adalah sebagai berikut:
2.5.2. Pendidikan
Desa Mangunkerta dan Gasol relatif memiliki pendidikan yang relatif memadai. Hal
ini ditandai dengan ketersediaan sarana pendidikan dari mulai taman kana-kanak hingga
tingkat Sekolah Menengah Atas.
II - 41
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
1 Mangunkerta 2 3 1 1 7
2 Gasol 2 4 1 1 8
II - 42
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV
II - 43