Anda di halaman 1dari 48

DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL

PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

BAB II. RENCANA USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN

2.1. JENIS/ NAMA RENCANA USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN

Jenis usaha yang dalam dokumen ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) Cijedil yang terletak di Kecamatan Cugenang, Kabupaten CIanjur. PLTMH adalah
suatu sistem pembangkit listrik dengan menggunakan sumber energi dari tenaga air. Mikro
menunjukan ukuran kapasitas pembangkit, yaitu antara 500 Watt–100 kilo Watt (menurut
UNIDO, sedangkan menurut Permen ESDM tahun 2002 berkapasitas < 1 MW).

PLTMH bekerja ketika air dalam jumlah dan elevasi tertentu dijatuhkan melalui pipa
pesat (penstok) dan menggerakan turbin yang dipasang diujung bawah pipa. Putaran turbin
di kopel (dihubungkan) dengan generator sehingga generator berputar dan menghasilkan
energi listrik. Listrik yang dihasilkan dialirkan melalui kabel listrik ke rumah -rumah
penduduk atau konsumen lainnya. Prinsip kerja PLTMH sama seperti PLTA yang mengubah
energi potensial yang berasal dari air menjadi energi listrik.

Gambar 2.1. Tinggi Jatuh (Head) Pada PLTMH

Sumber: Pedoman Teknis Standardisasi Peralatan dan Komponen Pembangkit Listrik


Tenaga Mikrohidro, Dirjen Listrik & Pemanfaatan Energi, Departemen ESDM, 2008.
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Tenaga air merupakan salah satu cara untuk membangkitkan listrik yang telah
dimanfaatkan sejak zaman dahulu oleh penduduk Indonesia dan dikenal dengan istilah
kincir. Secara prinsip kerja, kincir dengan PLTMH adalah sama, tetapi secara teknologi
PLTMH jauh lebih modern dan lebih efisien. Adapun beberapa keunggulan pemanfaatan
PLTMH dibandingkan dengan teknologi lain adalah :

 Kondisi geografis sebagian besar wilayah Indonesia yang berbukit dan memiliki curah
hujan yang memadai sepanjang tahun merupakan potensi yang luar bisa untuk
pengembangan PLTMH.
 Polusi yang dihasilkan PLTMH relatif tidak signifikan sehingga tidak membahayakan
lingkungan bahkan tak jarang masyarakat sekitar akan diajak turut serta menjaga hutan
sebagai sumber air.
 PLTMH dapat beroperasi penuh 24 jam setiap hari, karena air tidak tergantung siang
atau malam.
 Lebih dari 80% komponen PLTMH telah dapat dibuat di dalam negeri oleh industri -
industri kecil dan menengah yang tersebar di seluruh negeri.
 PLTMH memiliki umur produksi yang relatif lebih lama dibandingkan dengan
pembangkit listrik lainnya jika dipelihara dengan baik.
 PLTMH sangat cocok untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat pedesaan, dan
daerah terpencil sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi
masyarakat desa.
 Perubahan sistem kerja PLTMH lebih lambat, perubahan pola dinamika air sebagai
sumber energi berubah secara berangsur-angsur dari hari ke hari, tidak dari menit ke
menit seperti halnya angin.
 Pengoperasian dan perawatan PLTMH sangat mudah dan murah bila dibandingkan
dengan generator diesel atau pembangkit lainnya.
 Energi listrik atau energi mekanik yang dihasilkan dapat digunakan untuk usaha
produktif dan meningkatkan produktivitas ekonomi di daerah terpencil.

Meskipun demikian terdapat pula sejumlah kekurangan yang harus dipertimbangkan


ketika membandingkan PLTMH dengan sumber energi lain. PLTMH sebagai pembangkit
listrik air skala kecil identik dengan :
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

 Biaya investasi yang relatif besar untuk pembangunan PLTMH, meskipun biaya
operasinya rendah.
 Memerlukan penguasaan pengetahuan khusus yang kadang tidak tersedia dimasyarakat
setempat. Perlu diperhatikan bahwa PLTMH bukan merupakan pembangkit listrik
tenaga air (PLTA) yang dikecilkan, tetapi sebuah pembangkit yang memerlukan
perencanaan dan pembangunan yang unik dan berbeda dengan PLTA.
 Meskipun PLTMH memerlukan perawatan yang sederhana, tetapi harus dilakukan
secara terus menerus, terutama dalam operasionalnya.

Terlepas dari sejumlah komponen teknis yang akan dijelaskan pada bagian
berikutnya, pembangkit listrik tenaga air dikelompokan berdasarkan kapasitasnya.
Klasifikasi pembangkit listrik tenaga air berdasarkan standard UNIDO (The United Nations
Industrial Development Organization) dan Permen ESDM tahun 2002 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1. Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air

Istilah Power Output

UNIDO Permen ESDM 2002

Pico Hydro < 500 W -

Micro Hydro 500 W hingga 100 KW < 1 MW

Mini Hydro 100 KW hingga 1 MW 1 MW – 10 MW

Small Hydro 1 MW hingga 10 MW -

Full scale > 10 MW -

PLTMH Cijedil dibangun pada era kolonial Belanda dengan memanfatakan potensi
sumber daya air Sungai Cianjur. Secara teknis PLTMH CIjedil mampu menghasilkan daya
sebesar sebesar 788 KVA atau setara 630 KW, sehingga memenuhi kriteria klasifikasi PLTMH
berdasarkan Permen ESDM diatas.
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

2.2. LOKASI USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN

2.2.1. Posisi Geografis dan Tata Letak Bangunan PLTMH

PLTMH Cijedil terbagi menjadi 3 bagian utama yaitu Bangunan Bendung (Weir),
Bangunan Kolam Penenang/ Tandon (Forebay Ponds) serta Bangunan Pembangkit (Power
House). Secara geografis ketiga bangunan tersebut terletak pada koordinat sebagai berikut:

Tabel 2.2. Sebaran Tata Letak Bangunan PLTMH Cijedil

No Sarana Posisi Geografi


1 Bangunan Bendung (Weir) 6°48'0.39" S 107° 4'51.20" E
2 Bangunan Kolam Penenang/ Tandon (Forebay 6°48'15.94" S 107° 5'11.56" E
Ponds)
3 Bangunan Pembangkit (Power House) 6°48'13.14" S 107° 5'19.94" E

Sumber : Survey Lapangan, 2018

Berdasarkan data tersebut, PLTMH Cijedil termasuk kedalam dua desa di Kecamatan
Cugenang. Bangunan Bendung dan Kolam Penenang/ Tandon termasuk kedalam wilayah
administrasi Desa Mangunkerta sedangkan bangunan Pembangkit termasuk kedalam wilayah
administrasi Desa gasol.

Gambar 2.2. Bangunan Powerhouse PLTMH Cijedil

Sumber: Survey Lapangan, 2018


DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

2.2.2. Sejarah PLTMH CIjedil


PLTMH Cijedil dibangun pada era kolonial Belanda atau tepatnya pada periode tahun
1920 hingga 1928. Hingga saat ini sejarah akan pembangunan PLTMH Cijedil relatif tidak
tersedia. Penulis telah melakukan penelusuran dan menemukan sedikit titik terang dimana
keberadaan PLTMH di Indonesia, Khususnya PLTMH Cijedil tidak bisa dilepaskan dari
keberadaan perkebunan teh. Pada awalnya Tujuan pembangunan PLTMH era kolonial adalah
untuk menunjang kegiatan produksi pabrik teh.

Karel van der Hucht, generasi kelima dari GLJ van der Hucht, pendiri Perkebunan Teh
Parakansalak, Sukabumi, mengatakan bahwa teh diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1648.
Menurut Karel, teh diperkenalkan di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa oleh keluarganya
bersama dengan beberapa keluarga lain seperti Karel Frederik Holle (di Cikajang, Garut), Karel
Albert Rudolf Bosscha (di Malabar, Pangalengan, Kab. Bandung), Rudolf Kerkhoven (di
Gambung, Ciwidey, Kab. Bandung), Van den Berg (di Ngawi, Jawa Timur) dan Deninghoff
Sterling (di Batu, Kab. Malang).

Awalnya, teh digunakan sebagai tanaman dekorasi di kompleks Tijgersgracht Batavia


(sekarang Kota Tua Jakarta). Hampir satu abad kemudian, tepatnya pada tahun 1824, pohon
lebat ini ditanam di Land’s Plantentuin Buitenzorg (sekarang Kebun Raya Bogor) dan diekspos
ke publik. Benih itu diimpor dari China bersamaan dengan kedatangan buruh Cina pertama di
Indonesia sebagai penggali tambang. Semenjak diperkenalkan di Bogor pada tahun 1826
penanaman teh kemudian meluas dan tahun berikutnya diperkenalkan di Limbangan, Kab.
Garut. Perkebunan teh diperluas ke Cisurupan, Wanayasa dan Purwakarta dua tahun kemudian.

Ketika Pemerintah Belanda memperkenalkan Cultuurstelsel (tanam paksa) pada tahun


1830, pemerintah menyuruh penduduk setempat menanam teh di tanah sewaan mereka dan
membelinya dari mereka saat panen. Komoditas teh ini kemudian meledak hingga pada
akhirnya mendorong pemerintah untuk menjalankan perkebunannya sendiri. Di bawah
Gubernur Jenderal LAJW Baron Sloet van de Beele, perkebunan teh dan kebijakan perdagangan
berubah. Alih-alih pejabat pemerintah, perusahaan swasta menjalankan produksi perkebunan
teh secara mandiri.
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.3. Panen Teh Era Kolonial Belanda

Sumber: www.geheugenvannederland.nl
Semenjak itu, area perkebunan teh di Jawa Barat khususnya Bogor dan Priangan
(Cianjur, Bandung, Garut, Sukabumi dan sekitarnya) kemudian berkembang secara pesat. Areal
penanaman teh skala kecil meningkat dari 300 hektar pada tahun 1893 menjadi 8.000 hektar
pada tahun 1909 dan 20.000 hektar pada tahun 1910. Bogor dan Priangan adalah dua daerah
penghasil utama di mana petani pribumi masih dapat memperluas kepemilikan teh antara
tahun 1920-an dan 1930-an.

Gambar 2.4. Pabrik Teh Perkebunan Gedeh

Sumber: Survey Lapangan, 2018


DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Perkebunan teh di Kabupaten Cianjur diawali di perkebunan teh Gunung Mas pada tahun
1910 dan Cikopo pada tahun 1921. Perkebunan ini dikelola oleh sebuah perusahaan hasil
merger antara Goenoeng Mas Prancoise de Culture et de Comerce (perusahaan maskapai
penerbangan Perancis) dan NV Cultur My Tjikopo Zuid (Perusahaan Jerman). Perkebunan
tersebut kemudian meluas hingga ke daerah Perkebunan Gedeh pada tahun 1927. Pada era
tersebut Kabupaten Cianjur dipimpin oleh Bupati R.A.A. Wiratanatakusumah (1912-1920) dan
R.A.A. Suriadiningrat (1920-1932).

Gambar 2.5. Monumen Selamat Datang Di Perkebunan Gedeh

Sumber: Survey Lapangan, 2018

Untuk menjalankan produksi dengan lahan yang sedemikian besar, maka diperlukan
sumber energi yang memadai. Untuk itu Belanda membangun waterkrachtcentrale
(pembangkit listrik tenaga air) di sekitar lokasi perkebunan teh tersebut. Tercatat pada periode
1920-1930 Belanda membangun beberapa PLTA (kini PLTMH karena skalanya yang kecil)
seperti PLTA Dago Bengkok, Bandung (1923), PLTA Lamadjan, Pangalengan (1924) dan PLTA
Cijedil, Cianjur (1928). Berdasarkan panel asli yang masih terpampang, PLTA Cijedil dibangun
untuk memasok kebutuhan listrik Sindanglaja, Gedeh, Tjiandjoer 1 dan Tjiandjoer 2.
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.6. PLTMH Dago Bengkok, Bandung

Turbin dan Generator PLTMH Dago Identitas Turbin PLTMH Dago Bengkok,
Bengkok, 1922 2018

Pipa Pesat PLTMH Dago Bengkok, 1922 Power House PLTMH Dago Bengkok, 2018
Sumber: https://www.willemsmithistorie.nl, Survey Lapangan, 2018

Gambar 2.7. PLTMH Lamadjan, Pangalengan

Turbin dan Generator PLTMH Lamadjan, Panel Kendali PLTMH Lamadjan, 1927
1927
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Turbin dan Generator PLTMH Lamadjan, Proses Pembangunan PLTMH Lamadjan,


1927 1924
Sumber: https://www.willemsmithistorie.nl

Gambar 2.8. PLTMH Cijedil, Cianjur

Turbin dan Generator PLTMH Cijedil, 1928 Turbin dan Generator PLTMH Cijedil, 2018

Operator PLTMH Cijedil, 1928 Saluran Pembawa PLTMH Cijedil, 1928


Sumber: Penanggung Jawab PLTMH Cijedil, 2018
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Hal menarik lainnya berdasarkan wawancara dengan sesepuh dan tokoh masyarakat
Desa Gasol (Bapak Adui) dan Desa Mangunkerta (Bapak Dadah), bahwa pada transisi era
kolonialisme Belanda ke Jepang, PLTMH Cijedil pernah dibom menggunakan mortir oleh
tentara Jepang namun bom tersebut tidak meledak. Posisi bom diketahui berada persis di
sebelah bangunan pembangkit. Kini bekas mortir tersebut diabadikan di halaman Koramil
Cianjur.

2.2.3. Aksesibilitas Menuju Lokasi


PLTMH Cijedil dapat ditempuh melalui jalan raya Cianjur-Bogor melewati Puncak. Jalan
menuju lokasi umumnya sudah baik dengan kondisi jalan sudah diberikan perkerasan aspal,
namun di beberapa titik khususnya menuju kolam penenang (tandon) dan bangunan
pembangkit, terdapat kerusakan jalan..

Tabel 2.3. Aksesibilitas Menuju Lokasi

Uraian Jarak Waktu Tempuh


(KM)

Ibukota Kabupaten Cianjur – Bangunan Bendung 7,8 20 menit

Ibukota Kabupaten Cianjur – Bangunan Kolam 8,3 25 menit


Penenang

Ibukota Kabupaten Cianjur – Bangunan Pembangkit 9,7 30 menit

Sumber : Survey Lapangan, 2018


DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.9. Sebaran Bangunan PLTMH Cijedil

Sumber : Survey Lapangan, 2018


DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

2.3. URAIAN RENCANA USAHA DAN/ ATAU KEGIATAN

2.3.1. Daerah Tangkapan Air Sebagai Potensi Pembangkit Listrik


Daerah tangkapan air diperlukan untuk mengetahui sejauh mana keberlangsungan
pasokan air dari DAS yang bersangkutan. Dari hasil survey dilapangan diketahui bahwa air
berasal dari aliran sungai Cianjur. Beradasarkan peta topografi diperoleh data luas daerah
aliran sungai seluas 34,05 kilometer persegi atau seluas 3.405 ha (Gambar 2.10). Aliran air
utamanya berasar dari arah puncak gunung gede yang mengalir ke arah timur. Selain itu juga
terdapat sebagian air yang mengalir dari perbukitan di arah utara yang mengalir ke selatan.

2.3.2. Elevasi Bangunan PLTMH Cijedil


Elevasi diperlukan untuk mengetahui energi potensial air yang dapat dialirkan melalui
jatuhan pipa pesat (head) dari bendungan hingga saluran pembuangan. Berdasarkan hasil
survey dilapangan diketahui bahwa Elevasi tertinggi PLTMH Cijedil berada pada elevasi 752
mdpl yaitu bangunan bendungan. Air dari bendungan kemudian dialirkan ke kolam penenang
(tandon) yang berada pada elevasi 747 mdpl. Terdapat perbedaan elevasi sebesar 5 meter
antara bendungan dengan kolam penenang (tandon). Aliran air dari tandon kemudian dialirkan
menuju pipa pesat pada elevasi 746 mdpl. Pipa pesat ini kemudian jatuh kembali hingga
mencapai elevasi 660 mdpl untuk kemudian masuk ke powerhouse. Terdapat perbedaan elevasi
sebesar 86 meter antara inlet pipa pesat dengan powerhouse. Air dari powerhouse kemudian
mengalir kembali ke saluran irigasi Desa Gasol dan Sungai Cijedil pada elevasi 658 mdpl. Total
perbedaan elevasi antara bendungan hingga ke saluran outlet powerhouse mencapai 94 meter.
Untuk lebih jelasnya, nilai elevasi bangunan PLTMH Cijedil disajikan pada gambar 2.11.
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.10. Daerah Tangkapan Air Sungai Cianjur

Sumber : Analisis, 2018


DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.11. Grafik Elevasi Bangunan PLTMH Cijedil

Elevasi Bangunan PLTMH Cijedil (Mdpl)


760
748 749 752
746 747
740
732
720

700

680

660 658 660

640

620

600
Outlet Power Power House Outlet Outlet Kolam Outlet Saluran Outlet Intake/ Inlet Intake Bendungan
House Penstock/ Inlet Penenang Pembawa/ Inlet Saluran
Head (Tandon)/ Inlet Inlet Kolam Pembawa
Penstock Penenang
(Tandon)

2.3.3. Geologi Regional


Secara regional, kondisi geologi daerah Cijedil, Kabupaten Cianjur berdasarkan Peta
Geologi Regional Lembar Cianjur (Sudjatmiko, 1972) disusun oleh batuan vulkanik muda yang
berumur Kuarter. Batuan tertua yang tersingkap di daerah Cianjur terdiri dari breksi andesit
piroksen bersisipan lava andesit yang telah terpropilitasi yang merupakan bagian dari Hasil
Gunungapi Tertua (Qot) yang membentuk perbukitan yang terpisah di bagian selatan daerah
penelitian dengan ketebalan lapisan hingga 550 meter. Kemudian, terdapat bukit-bukit kecil
terutama bongkahan basal (Qyc) yang membentuk gugusan bukit-bukit kecil di atas dataran
Cianjur.

Selain itu, sebagian besar daerah Cianjur ditutupi oleh breksi dan lahar dari Gunung Gede
(Qyg) yang terdiri dari batupasir tufan, serpih tufan, breksi tufan dan aglomerat tufa. Terdapat
pula aluvium (Qa) dengan ketebalan kurang lebih 3 meter yang terdiri dari lempung, lanau,
pasir dan kerikil, terutama endapan sungai sekarang.
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.12. Peta Geologi Regional Cianjur Dan Sekitarnya

Sumber : Sudjatmiko, 1972


DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

2.3.4. Hidrogeologi Regional


Berdasarkan hasil kajian dari Peta Hidrogeologi Regional Indonesia Lembar Cianjur,
airtanah daerah penelitian dapat termasuk pada wilayah airtanah dengan luah sumur antara 5–
25 l/dtk, sistem aliran airtanah umumnya melalui ruang antar butir, setempat melalui rekahan
yang melampar di kaki bagian timur Gunung Gede dan umumnya terdapat pada endapan
gunung api muda, terdiri dari beberapa lapisan akifer dengan ketebalan antara 2-50 m,
kedalaman sumur antara 70 – 200 m di bawah muka tanah setempat, specific capacity sumur
mencapai 329,18 m2/hari. Transmissivities lebih dari 659 m2/hari, muka airtanah statis
bervariasi dari kedalaman 30 m hingga 1 m di atas muka tanah setempat (mengalir sendiri).

Gambar 2.13. Peta Hidrogeologi Regional Cianjur Dan Sekitarnya

Sumber : Manaris Pasaribu, Wayan Mudiana, dan Yaya Sunarya, 1998


DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

2.3.5. Iklim
Iklim Cijedil adalah diklasifikasikan sebagai tropis. Terdapat curah hujan yang signifikan
sepanjang tahun di Cijedil. Bahkan bulan terkering masih memiliki banyak curah hujan.
Menurut Köppen dan Geiger, iklim ini diklasifikasikan sebagai Af. Suhu di sini rata-rata 22.3 °C.
Presipitasi di sini rata-rata 264,7 mm.

Tabel 2.4. Data Klimatologi Cijedil


Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Suhu Rata-rata T (°C) 22.1 22.1 22.5 22.6 22.5 21.9 21.8 21.9 22.4 22.7 22.6 22.4
Suhu Min. T (°C) 17.8 17.6 17.8 17.9 17.6 16.6 16.1 15.9 16.4 17.1 17.4 17.8
Suhu Max. T (°C) 26.4 26.7 27.2 27.4 27.5 27.3 27.5 28.0 28.4 28.3 27.8 27.0
Curah Hujan (mm) 281 252 307 291 219 121 99 110 112 229 317 309
Sumber : Rekapitulasi Stasiun Pengamatan Cijedil, http://id.climate-data.org, 2018

2.3.6. Pemanfaatan Lahan dan Koefisien runoff


Debit aliran limpasan permukaan diperoleh dari hasil perhitungan koefisien run off
dengan menggunakan data tutupan lahan. Data tutupan lahan pada penelitian ini diperoleh dari
Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar Cugenang yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial
tahun 2001 yang diperbaharui dengan overlay Google Earth. Mayoritas daerah penelitian
ditutupi oleh semak belukar, sawah, kebun dan pemukiman. Penyebaran area pemukiman
mayoritas berada di bagian selatan dan timur. Jumlah pemukiman relatif sedikit yaitu sekitar
7,55% dimana terjadi air larian yang tinggi dan resapan yang rendah.

Tabel 2.5. Pemanfaatan Lahan dan Analisis Run Off

Penggunaan Lahan Luas % Luas R R x Luas


Empang 0.008835 0.026% 0.18 0.00159
Hutan 0.03332 0.098% 0.25 0.00833
Air Tawar 0.000492 0.001% 0.1 4.92E-05
Belukar/Semak 13.5 39.644% 0.1 1.35
Gedung 0.05933 0.174% 0.9 0.053397
Kebun/Perkebunan 4.293 12.607% 0.5 2.1465
Pemukiman 2.571 7.550% 0.5 1.2855
Rumput/Tanah kosong 0.07741 0.227% 0.45 0.034835
Sawah Tadah Hujan 11.17 32.801% 0.5 5.585
Tegalan/Ladang 2.34 6.872% 0.2 0.468
TOTAL 34.05339 10.9332
RATA-RATA RUN OFF 0.321061
Sumber : Analisis, 2018
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.14. Peta Pemanfaatan Lahan Kecamatan Cugenang

Sumber : Analisis, 2018


DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

2.3.7. Garis Besar Bangunan PLTMH Cijedil


2.3.7.1. Skema Sistem PLTMH Cijedil

Dalam suatu PLTMH terdapat beberapa komponen bangunan sipil seperti bendungan
(weir), saluran pengambil (intake), saluran pembawa, bak pengendap, saluran pembawa, bak
penenang, pipa pesat (penstock), rumah pembangkit dan saluran pembuang yang dipetakan
sebagai suatu skema sistem seperti berikut :

Gambar 2.15. Skema PLTMH

Sumber: Pedoman Teknis Standardisasi Peralatan dan Komponen Pembangkit Listrik


Tenaga Mikrohidro, Dirjen Listrik & Pemanfaatan Energi, Departemen ESDM, 2008.

2.3.7.2. Bendungan dan Intake

Tujuan dari bendungan adalah untuk menaikkan/ mengontrol tinggi air dalam sungai
secara signifikan sehingga memiliki jumlah air yang cukup untuk dialihkan kedalam intake
pembangkit mikrohidro. Bendung dan intake yang berfungsi untuk menaikkan dan mengontrol
aliran air sungai untuk instalasi PLTMH terdiri dari berbagai variasi tipe. Tipe tersebut dapat
dipilih dan digunakan sesuai dengan kebutuhan dan atas pertimbangan tingkat keekonomisan
PLTMH. Disamping itu pemilihan lokasi bendungan (weir) dan intake juga bergantung dari
kelayakan daerah aliran sungainya.
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Sebuah bendungan dilengkapi dengan pintu air untuk membuang kotoran/ lumpur yang
mengendap. Perlengkapan lainnya adalah: penjebak/ saringan sampah. PLTMH umumnya
merupakan pembangkit tipe run off river sehingga bangunan bendungan dan intake dibangun
berdekatan. Dengan pertimbangan dasar stabilitas sungai dan aman terhadap banjir, dapat
dipilih lokasi untuk bendungan (weir) dan intake. Bangunan bendungan dan saluran intake
PLTMH Cijedil dibangun pada tahun 1923 sebagaimana tertera pada dinding bendungan dan
masih kokoh berdiri hingga saat ini.

Tujuan dari intake adalah untuk memisahkan air dari sungai atau kolam untuk dialirkan
ke dalam saluran pembawa, bak penenang (tandon) dan penstock. Tantangan utama dari
bangunan intake adalah ketersediaan debit air yang penuh dari kondisi debit rendah sampai
banjir. Juga sering kali adanya lumpur, pasir dan kerikil atau puing-puing dedaunan pohon
sekitar sungai serta sampah yang terbawa aliran sungai.

Gambar 2.16. Bangunan Bendung Dan Pintu Bilas PLTMH Cijedil

Sumber: Survey Lapangan, 2018


DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.17. Saluran Intake PLTMH Cijedil

Sumber: Survey Lapangan, 2018

Secara umum, konstruksi maupun bentuk PLTMH Cijedil masih dipertahankan tetap
sebagaimana bangunan tersebut dahulu dibangun. Perbaikan maupun penambahan bangunan
penunjang operasional PLTMH dilakukan tanpa merusak atau mengubah desain asli bangunan
tersebut. Hingga saat ini, keberadaan gambar teknis perencanaan bangunan PLTMH Cijedil
mulai dari bendungan hingga ke saluran pembuangan powerhouse tidak ada baik di pihak
penanggung jawab PLTMH, pengelola PLN PUSHARLIS hingga ke perpustakaan sejarah VOC di
Belanda. Hal ini amat disayangkan karena PLTMH Cijedil sebagai salah satu bangunan
bersejarah era kolonial merupakan sebuah heritage bagi Kabupaten Cianjur maupun bagi PLN
selaku pengelola. Sebagai ilustrasi dimensi bendung, pintu bilas dan pintu intake, konsultan
telah melakukan pengukuran secara sederhana dan disajikan dalam gambar sketsa berikut :
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.18. Sketsa Bangunan Bendung Intake dan Saluran Pembawa PLTMH Cijedil

Sumber : Analisis, 2018


DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.19. Sketsa Bangunan Bendung, Intake dan Saluran Pembawa PLTMH Cijedil

Sumber : Analisis, 2018


DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.20. Sketsa Bangunan Bendung, Intake dan Saluran Pembawa PLTMH Cijedil

Sumber : Analisis, 2018


DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Garis besar tipe dan kondisi bangunan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.6. Tipe Konstruksi Bendung dan Bendungan PLTMH Cijedil

Tipe Ilustrasi Bangunan Keterangan Kondisi Aplikasi


Bendung Konstruksi bendungan dengan Pondasi : Lapisan batu
Gravitasi beton, pasangan batu atau Kondisi Sungai : Tidak dipengaruhi oleh
kombinasi baik sebagian kemiringan, keluaran air,
maupun keseluruhan atau tingkat beban
sedimen
Kondisi Intake : Relatif efisien
Bendung Penguatan permukaan batu Pondasi : Berbagai jenis lapisan
bronjong bronjong dengan beton tanah hingga lapisan batu
diperkuat Kondisi Sungai : Sungai dimana aliran
lapisan deras dan mengakibatkan
beton kerusakan jaring logam
pada bronjong
Kondisi Intake : Dipergunakan jika
memerlukan efisiensi
intake yang tinggi

Sumber : Analisis, 2018


DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

2.3.7.3. Saluran Pembawa

Saluran pembawa air dari intake PLTMH Cijedil berupa saluran terbuka dan tertutup
(underground water channels) yang mengalir dari bangunan bendung ke kolam penenang.
Saluran ini memanjang dari barat laut ke tenggara mengikuti elevasi kontur tanah yang ada.
Saluran ini dibangun bersamaan dengan bangunan bendungan dan masih kokoh berdiri. Jarak
antara pintu intake ke inlet saluran pembawa (sebelum saluran tertutup) adalah 58 meter.

Gambar 2.21. Saluran Pembawa Air PLTMH Cijedil

Saringan pada inlet saluran pembawa air Outlet saluran pembawa air yang menuju
kolam penenang
Sumber: Survey Lapangan, 2018
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Garis besar tipe dan kondisi bangunan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.7. Tipe Konstruksi Saluran Pembawa PLTMH Cijedil


Tipe Ilustrasi Bangunan Kelebihan Kekurangan
Saluran  Perawatan mudah dan  Biaya konstruksi sangat
Beton murah mahal
 Mudah dalam membersihkan  Metode pelaksanaan
sedimen pembangunan yang lebih
 Ketahanan yang sangat tinggi rumit
terhadap gerusan  Masa konstruksi yang
lebih lama
Underground  Aman ditempatkan di lokasi  Biaya konstruksi sangat
water rawan longsor atau tekanan mahal
channels pemanfaatan lahan di  Metode pelaksanaan
atasnya pembangunan yang lebih
 Air yang dialirkan tidak akan rumit
mengalami gangguan dari  Masa konstruksi yang
segi kualitas maupun lebih lama
kuantitas  Pemeliharaan yang sulit
dilakukan
Sumber : Analisis, 2018
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

2.3.7.4. Kolam Penenang/ Tandon (Forebay Ponds) dan Saluran Pelimpah

Bangunan Kolam penenang/ tandon (forebay ponds) adalah sebagai penyaring


terakhir seperti settling basin untuk menyaring benda-benda yang masih tersisa dalam
aliran air dan merupakan tempat permulaan pipa pesat (penstock) yang mengendalikan
aliran menjadi minimum sebagai antisipasi aliran yang cepat pada turbin tanpa
menurunkan elevasi muka air yang berlebihan dan menyebabkan arus baik pada saluran.
Kolam penenang ini memiliki luas 0,27 Ha. Jarak antara intake bendungan ke inlet kolam
penenang apabila ditarik garis lurus imajiner adalah sejauh 717 meter.

Gambar 2.22. Kolam Penenang/ Tandon PLTMH Cijedil

Sumber: Survey Lapangan, 2018

II - 23
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

2.3.7.5. Pipa Pesat (Penstock)

Bangunan pipa pesat (penstock) adalah sebagai saluran tertutup (pipa) aliran air
yang menuju turbin yang ditempatkan di rumah pembangkit. Saluran ini yang berhubungan
dengan peralatan mekanik seperti turbin. Kondisi topografi dan pemilihan skema sistem
PLTMH mempengaruhi tipe pipa pesat (penstock). Umumnya sebagai saluran ini harus
didesain/ dirancang secara benar sesuai kemiringan (head) sistem PLTMH. Pipa pesat
tersebut memiliki diameter 240 cm dan terbentang sepanjang 190 meter dari kolam
penenang menuju powerhouse.

Gambar 2.23. Pipa Pesat PLTMH Cijedil

Sumber: Survey Lapangan, 2018

Jenis pipa pesat yang digunakan adalah pipa berbahan baja. Berdasarkan informasi
sesepuh dan tokoh masyarakat di Desa Gasol dan Mangunkerta, pipa pesat baja ini dirakit
pada tahun 1924. Pipa berbahan baja memiliki karakteristik yang lebih unggul
dibandingkan dengan pipa Fiberglass-Reinforced Plastic (FRP), high density polyethylene
(HDPE) dan unplastified polyvinyl chloride (uPVC).

II - 24
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Tabel 2.8. Karakteristik Pipa Pesat Baja

Tingkat kebocoran Minimum, kerapatan bagus


memungkinkan sebagai pengikat
sambungan

Diameter maksimum (mm) 3.000

Tekanan izin (kgf/cm2) 133

Hydraulics property 0,010 – 0,014

Kemampuan kerja Kurang bagus dibandingkan pipa FRP

Sumber : Buku Pedoman Studi Kelayakan Sipil PLTMH, Dirjen Listrik & Pemanfaatan
Energi, Departemen ESDM, 2009.

2.3.7.6. Bangunan Pembangkit (Power House)

Bangunan pembangkit (power house) adalah sebagai bangunan yang berfungsi untuk
melindungi peralatan elektro mekanikal seperti: turbin, generator, panel kontrol, dan
lainnya dari segala cuaca dan juga mencegah dari orang yang tidak berkepentingan dan
pencurian peralatan barang tersebut. Hingga saat ini desain maupun konstruksi powerhouse
PLTMH Cijedil masih asli berbahan kayu jati. Perbaikan maupun penambahan bangunan
penunjang operasional PLTMH dilakukan tanpa merusak atau mengubah desain asli
bangunan tersebut.

II - 25
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.24. Bangunan Powerhouse PLTMH Cijedil

Sumber : Survey Lapangan, 2018

II - 26
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

2.3.7.7. Saluran Pembuang

Saluran pembuang adalah sebagai saluran pembuang aliran air yang masuk kedalam
bangunan pembangkit dan telah menggerakkan turbin. Saluran ini bersatu dengan rumah
pembangkit dan kembali ke arah aliran sungai serta ke saluran irigasi teknis Desa Gasol.

Gambar 2.25. Saluran Pembuang PLTMH Cijedil

Sumber : Survey Lapangan, 2018

2.3.8. Garis Besar Komponen Mekanikal & Elektrikal PLTMH


2.3.8.1. Turbin

Merupakan peralatan mekanik yang mengubah energi potensial air menjadi energi
mekanik (putaran). Air yang memiliki tekanan dan kecepatan tertentu menumbuk sudut-
sudut turbin dan memutar runner turbin sehingga berputar dengan daya yang sebanding
dengan daya dari potensi air.

Terdapat beberapa jenis turbin yang digunakan dalam pemanfaatan PLTMH yang
disesuaikan dengan besarnya debit air dan tinggi jatuh. Turbin yang paling banyak
digunakan untuk PLTMH di Indonesia adalah :

II - 27
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

 Turbin crossflow : cocok untuk aplikasi tinggi jatuh medium 10–100 meter, daya 1 kW-
250 kW.
 Turbin propeler (open flume) : cocok untuk tinggi jatuh yang rendah 2–10 meter dengan
debit air yang besar.
 Turbin Pelton : cocok untuk tinggi jatuh yang tinggi lebih dari 80 meter.

PLTMH Cijedil menggunakan Turbin buatan J.M. Voith (Jerman) buatan tahun 1921
dan masih beroperasi hingga saat ini.

Gambar 2.26. Identitas Turbin PLTMH Cijedil

Sumber : Survey Lapangan, 2018

II - 28
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

2.3.8.2. Generator

Generator merupakan komponen yang berfungsi merubah energi mekanik berupa


putaran menjadi energi listrik. Generator yang digunakan biasanya jenis arus bolak balik
(AC) dengan frekuensi 50 hz pada putaran 1500 rpm. Energi listrik yang dihasilkan dapat
berupa 1 fasa (2 kabel) atau 3 fasa (4 kabel) dengan tegangan 220/380 Volt. Generator
diputar oleh turbin melalui kopel langsung atau melalui puley dan sabuk (belt). Ada dua jenis
generator yang banyak digunakan untuk PLTMH yaitu generator sinkron dan motor
induksi sebagai generator (generator induksi). Generator yang digunakan pada PLTMH
Cijedil adalah generator buatan Siemens Schuckert (Jerman) yang masih berfungsi dengan
baik hingga saat ini.

Gambar 2.27. Identitas Turbin PLTMH Cijedil

Sumber : Survey Lapangan, 2018

II - 29
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

2.3.8.3. Panel Listrik dan Alat Kontrol

Panel listrik merupakan tempat dimana sambungan kabel (terminal) dan peralatan
pengaman listrik (MCB) serta meter listrik ditempatkan. Berikut fungsi panel listrik dan alat
kontrol :

 Memonitor parameter dan besaran listrik seperti tegangan generator, arus beban,
frekuensi, indikator lampu, jam operasional dan lain lain.
 Sebagai alat pengaman generator dan peralatan listrik dari hubung singkat, arus beban
lebih, tegangan lebih/ kurang (over/ under voltage), frekuensi lebih/ kurang (over/ under
frequency) dan lain- lain.
 Sebagai alat pengendali/ kontrol generator supaya tegangan dan frekuensi generator
stabil pada saat terjadi perubahaan beban di konsumen. terdapat dua jenis kontrol yaitu
ELC (electronic load controller) untuk generator sinkron dan IGC (induction generator
controller) untuk generator induksi/ motor. Pada prinsipnya kedua jenis kontrol ini
adalah sama, hanya berbeda parameter yang di kontrol, dimana frekuensi pada ELC
dan tegangan pada IGC.

MCB yang digunakan di PLTMH Cijedil adalah buatan Siemens Schuckert (Jerman)
dan Merlin Gerin (Inggris). Sedangkan trafo yang digunakan adalah trafo buatan AEG Berlin
(jerman) yang masih berfungsi dengan baik hingga saat ini. Untuk panel dan alat kendali
lainnya, PLTMH Cijedil menggunakan alat buatan General Electric (Amerika).

II - 30
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.28. Panel dan Alat Kendali PLTMH CIjedil

Sumber : Survey Lapangan, 2018

II - 31
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.29. Panel dan Alat Kendali PLTMH CIjedil

Display Alat kendali PLTMH CIjedil Regulator buatan General Electric


Sumber: Survey Lapangan, 2018

II - 32
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Meski sudah beroperasi selama hampir satu abad, kondisi PLTMH Cijedil baik
bangunan maupun mesin masih terawat dengan baik. Bangunan bendungan air serta
terowongan, kolam penenang/ tandon, pipa pesat serta empat generator masih kokoh dan
berfungsi bahkan rangka kayu jati bangunan pembangkit (power house) masih asli. PLTMH
Cijedil merupakan warisan budaya yang memiliki potensi nilai wisata edukasi sejarah
khususnya terkait perkembangan energi listrik di Indonesia.

2.3.9. Deskripsi Tahapan Operasional PLTMH


Secara umum kegiatan operasional PLTMH Cijedil saat ini adalah tahap operasional
dan pemeliharaan dimana tahapan tersebut terbagi menjadi :

A. Operasional Unit Pembangkit

PLTMH Cijedil memiliki unit turbin pembangkit dengan kapasitas yang berbeda.
Turbin I dan II memiliki kapasitas 174 KVA sedangkan III dan IV memiliki kapasitas 220
KVA. Total keempat esin tersebut mampu menghasilkan daya 788 KVA, namun terdapat
koefisien produksi sebesar 0,8 sehingga daya yang dihasilkan maksimum setara dengan 630
KW. Besar kesilnya produksi listrik akan sangat bergantung pada ketersediaan air Sungai
Cianjur.

Hingga saat ini operasional PLTMH Cijedil masih menggunakan prosedur manual
dimana jika produksi hendak dinaikan, maka debit yang masuk pun harus diperbesar
melalui pintu air intake bendungan. Penghitungan debit hanya dilakukan pada saat masuk
ke mesin berdasarkan tabel prosedur operasional yang sudah ditetapkan. Korelasi antara
tinggi muka air intake bendungan dengan debit air dan produksi listrik disajikan pada
gambar grafik berikut:

II - 33
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.30. Grafik Tinggi Muka Air Intake Terhadap Debit dan Produksi PLTMH Cijedil

2500

2000

1500

1000

500

0
1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547495153555759616365676971737577798183858789919395

Produksi (KW) Debit (l/dtk) Tinggi Muka air (cm)

Sumber : Analisis, 2018

Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi permukaan


air di saluran intake bendungan, semakin besar debit air dihasilkan. Kondisi debit air
tersebut sebanding dengan produksi listrik yang dihasilkan.

Berdasarkan data dari penanggung jawab PLTMH Cijedil, produksi listrik dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Produksi
listrik tertinggi yang dihasilkan adalah sebesar 278.000 KWH pada Januari 2013 sedangkan
produksi listrik terendah adalah sebesar 69.312 KWH pada Maret 2016. Grafik produksi
listrik selama 5 (lima) tahun terakhir disajikan pada gambar grafik berikut:

II - 34
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.31. Rekapitulasi Produksi Listrik PLTMH Cijedil Tahun 2013 - 2018

PRODUKSI KWH (KWH) PLTMH CIJEDIL


300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
-
DESEMBER

DESEMBER

DESEMBER

DESEMBER

DESEMBER
FEBRUARI
FEBRUARI

OKTOBER

FEBRUARI

OKTOBER

FEBRUARI

OKTOBER

FEBRUARI

OKTOBER

FEBRUARI

OKTOBER
AGUSTUS

AGUSTUS

AGUSTUS

AGUSTUS

AGUSTUS
JUNI

JUNI

JUNI

JUNI

JUNI
APRIL

APRIL

APRIL

APRIL

APRIL

APRIL
2013 2014 2015 2016 2017 2018
TAHUN/BULAN TAHUN/BULAN TAHUN/BULAN TAHUN/BULAN TAHUN/BULAN
T AHUN/BULAN

Sumber : Analisis, 2018

Gambar 2.32. Trend Produksi Listrik PLTMH Cijedil Tahun 2013 - 2018

FLUKTUASI PRODUKSI LISTRIK PLTMH CIJEDIL


Min Max Rerata
276,000

247,356
224,631

211,872

210,198
208,472
185,496

176,134
156,822

154,349

131,321
130,304
98,001

97,423
91,607
78,466
75,220

69,312

2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : Analisis, 2018

II - 35
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Berdasarkan grafik tersebut terdapat fluktuasi produksi yang cukup signifikan


khususnya pada tahun 2013 – 2016. Hal ini disinyalir terjadi karena faktor cuaca (musim
kemarau) yang sangat berpengaruh terhadap ketinggian muka air saluran intake dan debit
air yang masuk ke mesin pembangkit. Selain faktor cuaca, faktor kerusakan dan
pemeliharaan mesin juga berpengaruh terhadap produksi listrik. Mesin turbin dan
generator buatan tahun 1921 tentunya memiliki banyak keterbatasan untuk mencapai
fungsi optimalnya sehingga diperlukan pemeliharaan dan pengawasan konerja mesin yang
sangat ketat.

B. Pemeliharaan Sistem Operasi Unit Pembangkit

Pemeliharaan dilakukan terhadap turbin dan generator yaitu dengan membersihkan


bagian yang kotor, mengganti pelumas, mengganti spare part dan service secara rutin.
Kegiatan ini diperkirakan menghasilkan limbah B3 yaitu pelumas bekas, komponen mesin
yang rusak dan bola lampu yang rusak. Jumlah pelumas yang dibutuhkan bersifat tentatif,
namun diperkirakan sekitar 200 liter/ tahun.

Pelumas biasa dibeli dalam bentuk drum, namun operator produksi mengalami
kendala dalam hal efisiensi pengisian pelumas, sehingga kini pembelian pelumas dilakukan
dalam bentuk kemasan jerigen plastik bervolume 5 liter. Pelumas tersebut akan mengalami
penyusutan/ penguapan selama operasional sehingga dari 200 liter pelumas, hanya tersisa
100-120 liter pelumas kotor/ bekas per tahun. Sisa pelumas tersebut ditampung dalam
sebuah drum khusus yang diletakan di bagian belakang powerhouse bersama dengan
komponen atau bagian mesin lain yang rusak atau tidak terpakai.

II - 36
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

C. Pemeliharaan Bangunan Utama

Pemeliharaan terhadap bangunan utama meliputi bendungan, intake, saluran


pembawa, bak penenang, jalur pipa pesat yaitu dengan memantau debit air dan
membersihkan kotoran-kotoran (penghalang aliran air) dan sedimentasi. Pembersihan
bendungan dan saluran intake dilakukan apabila sedimen lumpur yang masuk sudah cukup
banyak. Tidak ada patokan kapan atau berapa kali selama periode tertentu pembersihan ini
dilakukan. Pembersihan terbanyak di saluran intake dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali
sebulan. Hal ini terjadi karena tingginya sedimen yang terbawa masuk ke saluran intake
khususnya pada musim penghujan.

Pembersihan sedimen pada kolam penenang (tandon) dilakukan minimal 1 (satu)


kali dalam setahun. Hal ini dilakukan ketika sedimen lumpur dirasa sudah cukup tebal dan
mempengaruhi kinerja pembangkit. Pemeliharaan pipa pesat dilakukan dengan
pemeriksaan jalur, pemeriksaan seal dan baut penghubung serta pengecatan ulang untuk
menghindari korosi serta kebocoran pipa. Kegiatan lain yang dilakukan pada tahap ini
adalah penanaman pohon disekitar bangunan utama yang bertujuan mencegah terjadinya
longsor.

D. Sistem Pengelolaan Limbah B3

Limbah B3 dihasilkan dari kegiatan operasional mesin-mesin pembangkit listrik


berupa oli bekas pelumas, komponen mesin yang rusak dan bola lampu yang rusak. Limbah
tersebut saat ini dikumpulkan di drum dan diletakan dibelakang bangunan powerhouse.
PLTMH Cijedil belum memiliki bangunan khusus maupun perizinan dari Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Cianjur untuk menampung limbah B3 tersebut. Demikian halnya dengan
pemusnahan limbah B3. Saat ini PLTMH Cijedil hanya mengandalkan pihak ketiga yang
datang untuk mengambil limbah tersebut dalam periode waktu tertentu tanpa perjanjian
tertulis (kontrak). Sehingga penulis tidak dapat memastikan apakah pihak ketiga tersebut
telah memiliki izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) atau belum.

II - 37
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.33. Penyimpanan Sementara Limbah B3 PLTMH Cijedil

Sumber: Survey Lapangan, 2018

E. Tenaga Kerja Dan Operator Harian

Operasional PLTMH Cijedil tentunya tak lepas dari tenaga kerja dan penanggung
jawab kegiatan. Operasional PLTMH Cijedil terbagi menjadi unit operator powerhouse dan
unit operator jaga (kolam penenang dan bendungan). Unit operator powerhouse bekerja
dengan sistem shift dimana rotasi shift dilakukan setiap 12 jam sedangkan unit operator
jaga bekerja dengan sistem rotasi shift 36 jam.

II - 38
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Gambar 2.34. Struktur Organiasi Ketenagakerjaan PLTMH Cijedil

PENANGGUNG JAWAB PLTMH CIJEDIL


Santoso

OPERATOR POWERHOUSE OPERATOR JAGA


1. Erwan Setiawan 1. Saefulloh
Yana Ruchyana Abbas basuni
2. A. Taufik Ramli Ahmad Hotami
Ichwan Saepudin 2. Iyan Taryana
3. Donny Triyuliandono Agus Ruhiyat
Sony Budiawan 3. Hadiyansyah
4. Nanang Setiawan Ahmad Sopyan
Hendri Hardiana
Sumber: Penanggung Jawab PLTMH Cijedil, 2018

F. Sistem K3 dan Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Potensi kecelakaan kerja khususnya di lingkungan powerhouse cukup tinggi.


Powerhouse akan menghasilkan tingkat kebisingan antara 90 – 100 db. Untuk melindungi
keamanan dan keselamatan kerja para karyawan di PLTMH Cijedil, disediakan alat
pelindung diri (APD) yang terdiri dari masker, sarung tangan kain, sarung tangan kulit,
helm, safety shoes, rompi khusus dan ear plug. Sebagai upaya pencegahan terhadap bahaya
kebakaran serta bahaya lainnya seperti longsor, banjir telah disediakan petunjuk jalur
evakuasi dan peralatan pemadam kebakaran berupa Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
yang tersebar di beberapa titik.

II - 39
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

2.4. KOMPONEN RENCANA KEGIATAN YANG DAPAT MENIMBULKAN DAMPAK


TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP

Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional dan pemeliharaan


PLTMH CIjedil ini dapat berupa dampak negatif dan dampak positif. Berikut ini akan
digambarkan mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan PLTMH Cijedil.
Adapun jenis potensi dampak yang akan terjadi adalah:

Positif:

- Masyarakat dapat memperoleh energi listrik dari PLTMH Cijedil.


- Saluran air dari intake, tandon maupun pembuangan dapat menjadi sumber air
masyarakat baik bagi pertanian maupun domestik.

Negatif:

- Potensi rusak atau hilangnya flora-fauna endemis akibat bendungan, suara mesin dan
tingkat getaran generator yang melebihi ambang baku mutu.
- Potensi penurunan kualitas udara akibat asap buangan mesin generator.
- Potensi penurunan kualitas air sungai akibat limbah B3 yang tercecer ke tanah hingga
akhirnya terbawa ke badan air.
- Potensi penurunan kualitas air akibat sedimen yang terjadi pada saluran pembawa
maupun tandon.
- Potensi gangguan terhadap kesehatan tenaga kerja maupun masyarakat disekiitar
lokasi PLTMH.
- Adanya kekecewaan dan kecemburuan sosial dari masyarakat karena penerima
manfaat PLTMH Cijedil adalah daerah-daerah lainnya. Hal ini terjadi karena daya listrik
hasil bangkitan PLTMH Cijedil dialirkan ke unit distribusi di Cianjur, bukan lagi
mengaliri kawasan sekitar ketika awal dibangun.
- Kekecewaan dari masyarakat akibat minimnya Coorperate Society Responbilty (CSR)
dan Communnity Development yang merupakan kewajiban dari PT. PLN sebagai salah
satu bentuk kepedulian sosial terhadap measyarakt sekitar PLTMH.

II - 40
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

2.5. LUAS WILAYAH DAN KEPENDUDUKAN

Berdasarkan data Kecamatan Cugenang Dalam Angka, 2017 luas wilayah dan jumlah
penduduk di Desa Mangunkerta dan Gasol adalah sebagai berikut:

Tabel 2.9. Luas Wilayah dan Kependudukan Kecamatan Cugenang

No Nama Desa Luas Jumlah Penduduk Jumlah Sex Ratio


Wilayah
(Ha) Laki- Perempuan
Laki

1 Mangunkerta 2,13 3.449 3.350 6.799 102,95

2 Gasol 2,33 3.746 3.274 7.020 114,43

Sumber: Kecamatan Cugenang Dalam Angka, 2017

2.5.1. Mata Pencarian


Sebagian besar masyarakat penduduk di Desa Mangunkerta dan Gasol adalah petani.
Hal ini didoring oleh kondisi geografi daerah tersebut yang berada di kaki Gunung Gede
yang sangat subur disertai sumber air irigasi dari sungai yang melimpah dan tidak pernah
kekeringan. Sebagian penduduk Desa Mangunkerta juga bekerja sebagai pemetik teh dan
buruh Perkebunan Gedeh sedangkan sebagian penduduk Desa Gasol juga memiliki
sampingan pekerjaan sebagai pengrajin pancing ikan.

2.5.2. Pendidikan
Desa Mangunkerta dan Gasol relatif memiliki pendidikan yang relatif memadai. Hal
ini ditandai dengan ketersediaan sarana pendidikan dari mulai taman kana-kanak hingga
tingkat Sekolah Menengah Atas.

II - 41
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Tabel 2.10. Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Mangunkerta dan Gasol

No Nama Desa Sarana Pendidikan Jumlah

TK SD SMP SMA/ SMK

1 Mangunkerta 2 3 1 1 7

2 Gasol 2 4 1 1 8

Sumber: Kecamatan Cugenang Dalam Angka, 2017

2.5.3. Lingkungan Kesehatan Masyarakat


Dari hasi survey yang dilakukan terhadap fasilitas kesehatan di sekitar lokasi PLTMH
CIjedil, Penulis hanya menemukan 1 satu puskesmas, yaitu Puskesmas Cugenang di Desa
Mangukerta.

Gambar 2.19. Puskesmas Cugenang

Sumber: Survey Lapangan, 2018

II - 42
DOKUMEN UKL-UPL PLTMH CIJEDIL
PT. PLN PUSHARLIS UWP IV

Berdasarkan survey lapangan yang dilakukan di Puskesmas Cugenang tersebut, 10


(sepuluh) jenis penyakit yang paling banyak dijumpai di Desa Mangunkerta maupun
Kecamatan Cugenang secara umum dalam kurun waktu 2016-2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.11. Sepuluh Jenis Macam Penyakit Terbanyak Di Kecamatan Cugenang

No Jenis Penyakit Jumlah Pasien No Jenis Penyakit Jumlah Pasien

1 ISPA 8.159 6 Penyakit Kulit 1.501

2 Gastritis 3.067 7 Rematik 2.834

3 Diare 2.807 8 Febris 3.039

4 Kecelakaan 933 9 Astma 822

5 Hipertensi 4.218 10 Penyakit lainnya 1.677

Sumber: Puskesmas Cugenang, 2018

II - 43

Anda mungkin juga menyukai