Anda di halaman 1dari 10

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA - 1984 2.

Standar Pelayanan Audit Pengadaan Barang/Jasa Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara

STANDAR PELAYANAN AUDIT PENGADAAN BARANG/JASA SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA BAGIAN KESATU PENDAHULUAN A. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara 5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 7. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi 8. Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 8 Tahun 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Standar Pelayanan Sekretariat Negara Republik Indonesia 9. Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 2 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sekretariat Negara B. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan keekonomisan dalam penggunaan dana APBN di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, perlu dilakukan audit pengadaan barang/jasa pada Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. Agar audit tersebut dapat dilaksanakan dengan secara efektif, efisien, dan akuntabel, maka diperlukan standar pelayanan.

C. Maksud

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA - 1985 C. Maksud dan Tujuan Maksud penetapan Standar Pelayanan Audit Pengadaan Barang/Jasa Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara adalah sebagai pedoman bagi pelaksana pelayanan dan sebagai informasi bagi pengguna pelayanan (auditan) dalam pelaksanaan audit pengadaan barang/jasa satuan kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja Inspektorat Kementerian Sekretariat Negara dalam melaksanakan audit pengadaan barang/jasa sehingga tercapainya tingkat efisiensi dan keekonomisan dalam proses pengadaan barang/jasa, serta optimalisasi kemanfaatan pengadaan barang/jasa sesuai rencana.

D. Ruang Lingkup 1. Unit pelayanan yang melaksanakan audit pengadaan barang/jasa di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara adalah Inspektorat Kementerian Sekretariat Negara. 2. Pelaksana pelayanan adalah: a. Pengendali Mutu (Kepala Bagian Administrasi Pengawasan/Auditor); b. Pengendali Teknis (Kepala Subbagian Tata Usaha/Auditor); c. Ketua Tim (Auditor); d. Anggota Tim (staf Bagian Administrasi Pengawasan dan/atau Auditor). 3. Penanggung jawab pelayanan adalah Inspektur Kementerian Sekretariat Negara. 4. Sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya acuan baku dalam melaksanakan audit pengadaan barang/jasa di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, sehingga pelaksanaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, tertib, efektif, dan efisien. 5. Pengguna pelayanan adalah seluruh Kementerian Sekretariat Negara. satuan kerja di lingkungan

6. Keluaran (output) pelayanan adalah dokumen laporan hasil audit pengadaan barang/jasa satuan kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.

7. Kemanfaatan

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA - 1986 7. Kemanfaatan (outcome) pelayanan adalah sebagai dasar perbaikan pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/jasa pada satuan kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, sehingga dapat mewujudkan Kementerian Sekretariat Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). 8. Definisi peristilahan a. Audit pengadaan barang/jasa adalah pemeriksaan terhadap proses dan hasil pengadaan barang/jasa yang terdiri atas pemeriksaan aspek efisiensi, aspek ekonomi, dan aspek kemanfaatan hasil pengadaan. b. Auditor adalah Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) Kementerian Sekretariat Negara yang bertugas melaksanakan audit pengadaan barang/jasa pada satuan organisasi di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. c. Auditan adalah satuan organisasi di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara sebagai objek audit atau pengguna pelayanan. d. Pengendali Mutu adalah aparat pengawasan yang ditugaskan untuk melakukan pengendalian atas kualitas pelaksanaan audit dan mampu menerapkan kebijakan pengawasan. e. Pengendali Teknis adalah aparat pengawasan yang ditugaskan untuk melakukan pengendalian teknis atas pelaksanaan audit dan mampu mengelola dan mengendalikan kegiatan pengawasan. f. Program audit adalah kumpulan langkah-langkah/prosedur yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan audit. Program audit terbagi menjadi 2 (dua), yaitu program audit yang bersifat sementara atau disebut sebagai Tentative Audit Objectives (TAO) dan program audit yang bersifat tetap atau Firm Audit Objectives (FAO). g. Sistem Pengendalian Manajemen, yang selanjutnya disingkat SPM, adalah suatu sistem yang dibangun dalam satuan organisasi untuk mendeteksi dan menghindari terjadinya kesalahan (misstatement) dan penghilangan informasi (ommission). 9. Standar kompetensi pelaksana: a. Memiliki pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan b. Penanggung Jawab harus memahami manajemen pengawasan secara umum serta kebijakan pengawasan nasional. c. Pengendali Mutu harus berkompeten dalam 1) memahami kebijakan pengawasan, 2) menganalisis berbagai permasalahan penggunaan dana APBN, 3) memahami model kerangka temuan hasil audit untuk menghasilkan formulasi temuan yang tepat, 4) membangun jejaring kerja dan teknik negosiasi, 5) mengendalikan kualitas kinerja tim dan Pengendali

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA - 1987 d. Pengendali Teknis; 6) memiliki sertifikat Pengendali Mutu. Pengendali Teknis, harus berkompeten dalam 1) memformulasikan dan menganalisis permasalahan operasional khususnya dalam mekanisme pertanggungjawaban dana APBN, 2) merumuskan secara tepat rekomendasi perbaikan, 3) membangun jejaring kerja dan teknik negosiasi, 4) mengendalikan kualitas kinerja tim; 5) memiliki sertifikat Pengendali Teknis. Ketua Tim, harus berkompeten dalam 1) menyusun audit program, 2) mengidentifikasi, memformulasikan, dan menganalisis permasalahan operasional atau pelaksanaan tugas pokok dan fungsi unit pelayanan dilingkungan Kementerian Sekretariat Negara, 3) menyusun draf laporan hasil audit kinerja, 4) memimpin tim; 5) memiliki sertifikat Ketua Tim. Anggota Tim, harus berkompeten dalam 1) membantu ketua tim dalam menyusun audit program, 2) mengidentifikasi permasalahan dalam audit operasional, 3) memahami teknik dalam pengumpulan bukti audit dan pengujian, 4) penyusunan laporan hasil audit; 5) mempunyai sertifikat Anggota Tim. Mampu mengoperasikan komputer Microsoft Office

e.

f.

g.

BAGIAN

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA - 1988 BAGIAN KEDUA KERANGKA PROSEDUR DAN STANDAR PELAYANAN

A. Kerangka Prosedur
Pemberian arahan oleh Inspektur kepada Kabag Adm. Pengawasan (5 menit) Penugasan kepada Kasubbag TU (10 menit) Persiapan teknis dan administrasi (1 hari) Koordinasi pelaksanaan audit (1 hari) Survei pendahuluan (2 hari) Pengujian kuesioner SPM (3 hari) Diskusi internal Tim Audit (1 hari) Diskusi Tim Audit dengan Auditan (1 hari) Pelaksanaan audit di lapangan (10 hari) Penyusunan temuan sementara (2 hari) Pembahasan dan tanggapan temuan (5 hari) Penyusunan draf LHA oleh Tim (3 hari) Reviu draf LHA oleh Pengendali Teknis, Pengendali Mutu, dan Penanggung Jawab (5 hari) Finalisasi penyusunan LHA (3 hari) Penyampaian LHA (2 hari)

B. Prosedur

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA - 1989 B. Prosedur Pelayanan 1. Inspektur Kementerian Sekretariat Negara menugaskan Kepala Bagian Administrasi Pengawasan untuk mempersiapkan pelaksanaan audit pengadaan barang/jasa satuan kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara (5 menit). 2. Kepala Bagian Administrasi Pengawasan menugaskan Kepala Subbagian Tata Usaha untuk melakukan persiapan teknis dan administrasi pelaksanaan audit pengadaan barang/jasa (10 menit). 3. Kepala Subbagian Tata Usaha beserta staf melakukan persiapan teknis dan administrasi (1 hari) dengan kegiatan sebagai berikut: a. menyiapkan Surat Perintah audit pengadaan barang/jasa yang ditandatangani oleh Inspektur Kementerian Sekretariat Negara; b. mengkoordinasikan penyiapan bahan audit oleh Tim; c. menyiapkan dokumen pencairan anggaran; d. menyampaikan Surat Perintah kepada Tim . 4. Koordinasi pelaksanaan audit (1 hari) a. Ketua Tim Audit mengkoordinasikan penyiapan TAO dan kuesioner SPM. b. Tim Audit mempelajari Kertas Kerja Audit dan LHA sebelumnya dari aparat pengawasan internal (Inspektorat Kementerian Sekretariat Negara) dan aparat pengawasan eksternal (BPKP dan BPK). c. Pengendali Teknis memimpin rapat koordinasi untuk mempersiapkan teknis pelaksanaan audit. 5. Pelaksanaan survei pendahuluan (2 hari) a. Tim Audit mempelajari profile auditan, TAO, dan kuesioner SPM. b. Tim Audit melaksanakan survei: 1) menyampaikan angket/kuesioner dan pengumpulan data umum auditan; 2) mengkomunikasikan kebutuhan data/informasi untuk rencana audit, updating data umum, dan pelaporan hasil audit. c. Pengendali mutu atau Pengendali teknis mengkomunikasikan kepada pimpinan Auditan hal-hal sebagai berikut: 1) maksud dan tujuan audit pengadaan barang/jasa dengan disertai penyampaian Surat Perintah dari Inspektur Kementerian Sekretariat Negara; 2) menyampaikan dan menjelaskan substansi kuesioner sistem pengendalian manajemen; 3) Ketua

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA - 1990 3) Ketua Tim membuat permintaan data/dokumen dari Auditan dalam rangka pelaksanaan audit. 6. Pengujian SPM (2 hari) a. Pengendali Teknis memberikan penjelasan kepada Ketua dan Anggota Tim tentang pelaksanaan survei SPM. b. Ketua dan Anggota Tim Audit melakukan analisis atas hasil pengisian kuesioner SPM. 7. Diskusi internal Tim Audit (1 hari) a. Pengendali Teknis memimpin diskusi internal dengan Tim Audit dalam rangka formulasi dan perumusan Firm Audit Objective (FAO). b. Hasil diskusi internal tim disusun sebagai materi diskusi dengan Auditan. c. Pengendali Teknis atau Ketua Tim berkoordinasi dengan Auditan dalam rangka penetapan waktu pelaksanaan audit. 8. Diskusi Tim Audit dengan Auditan (1 hari) a. Pengendali Teknis memimpin diskusi dengan Auditan tentang permasalahan SPM. b. Pengendali Teknis mengkoordinakan pengkomunikasian hasil pembahasan/ diskusi internal tim Audit kepada Auditan. c. Tim Audit menganalisis dan merumuskan hasil diskusi dengan Auditan sebagai materi penyusunan FAO dan rekomendasi atas kelemahan sistem pengenadalian manajemen. 9. Pelaksanaan audit di lapangan (10 hari) a. Pengendali Teknis memeriksa hasil analisis serta rumusan hasil diskusi dengan Auditan sebagai bahan pengujian lapangan, serta penetapan target sampling audit. b. Ketua Tim Audit memimpin pelaksanaan pengujian lapangan. c. Ketua Tim Audit mengkoordinasikan proses pengumpulan bukti audit, analisis, pengujian, serta perumusan hasil audit sebagai dasar penyusunan daftar permasalahan dan draf LHA pengadaan barang/jasa. d. Pengendali Teknis dan Pengendali Mutu memeriksa kewajaran, objektivitas, dan ketajaman hasil pengujian lapangan. 10. Ketua Tim dan Anggota Tim menyusun temuan sementara (2 hari). a. Tim menyusun temuan sementara. b. Ketua Tim mendiskusikan temuan sementara kepada Pengendali Teknis. c. Ketua

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA - 1991 c. Ketua Tim mengklarifikasi temuan sementara kepada Auditan yang terkait. 11. Pembahasan dan tanggapan temuan (5 hari) a. Ketua Tim mengirimkan temuan sementara kepada Auditan. b. Tim Audit melakukan pembahasan temuan dengan Auditan, dibuatkan berita acara penyampaian temuan audit untuk dimintakan tanggapan dengan batasan waktu penyampaian tanggapan. c. Auditan menanggapi temuan audit secara tertulis dan menyerahkan kepada Auditor. 12. Penyusunan draf LHA (3 hari) a. Ketua Tim mengkoordinasikan penyusunan draf LHA. b. Pengendali Teknis dan Pengendali Mutu memeriksa kewajaran, objektivitas, dan ketajaman temuan, dan rekomendasi perbaikan draf LHA. c. Ketua Tim menyiapkan routing slip draf LHA. 13. Reviu draf LHA (5 hari) a. Ketua Tim Audit menyampaikan draf LHA kepada Pengendali Teknis. b. Pengendali Teknis melakukan reviu atas draf LHA yang berkaitan dengan format dan substansinya. c. Pengendali Mutu melakukan reviu terhadap draf LHA dalam hal substansi dan kecukupan pengungkapan, dan redaksional. d. Penanggung Jawab melakukan reviu terhadap LHA terutama yang menyangkut kebijakan, pengungkapan, dan hal-hal yang bersifat substansi. e. Penanggung Jawab menyampaikan hasil reviu LHA kepada Tim Audit untuk dilakukan perbaikan. 14. Finalisasi penyusunan LHA (3 hari) a. Ketua Tim mengkoordinasikan perbaikan draf LHA yang telah di-reviu secara berjenjang. b. LHA yang telah diperbaiki dibahas dalam rapat tim lengkap yang dipimpin oleh Penanggung Jawab. c. Inspektur Kementerian Sekretariat Negara selaku Penanggung Jawab audit menandatangani LHA dan menyampaikannya kepada Kepala Bagian Administrasi Pengawasan.

15. Penyampaian

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA - 1992 15. Penyampaian LHA (2 hari) a. Staf Bagian Administrasi Pengawasan membubuhkan nomor dan tanggal LHA, menggandakan sesuai kebutuhan, dan melakukan penjilidan LHA, dan menyusun konsep memorandum Inspektur Kementerian Sekretariat Negara kepada pimpinan Auditan dan konsep surat pengantar penyampaian LHA dari Inspektur Kementerian Sekretariat Negara kepada Ketua BPK. b. Kepala Subbagian Tata usaha memeriksa konsep memorandum dan konsep surat pengantar. c. Kepala Bagian Administrasi Pengawasan memeriksa konsep memorandum dan konsep surat pengantar. d. Inspektur Kementerian Sekretariat Negara memeriksa dan menandatangani memorandum dan surat pengantar. e. Staf Bagian Administrasi Pengawasan menyampaikan LHA kepada Auditan dan BPK, serta pihak lainnya yang terkait.

C. Persyaratan 1. Persyaratan administratif/teknis yang harus dipenuhi oleh pelaksana pelayanan: a. Adanya arahan dari Inspektur Kementerian Sekretariat Negara untuk melaksanakan audit pengadaan barang/jasa b. Adanya Surat Perintah audit pengadaan barang/jasa c. Memiliki kompetensi sesuai jenjang masing-masing 2. Persyaratan administratif/teknis bagi pengguna pelayanan: Satuan kerja telah menyusun dan menyampaikan dokumen pertanggung jawaban keuangan kepada pihak-pihak terkait.

D. Sarana dan Prasarana Pelayanan Alat tulis kantor, komputer/notebook, printer, mesin fotokopi, kamera, internet, scanner, LCD projector, kendaraan dinas, dan ruang rapat

E. Biaya Pelayanan Tidak ada

F. Tempat

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA - 1993 F. Tempat Pelayanan Pelayanan administrasi pelaksanaan audit pengadaan barang/jasa pada satuan kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara diselenggarakan di Inspektorat Kementerian Sekretariat Negara, sedangkan pelaksanaan audit pengadaan barang/jasa disesuaikan dengan lokasi satuan kerja. G. Peringatan Dalam hal pertanggungjawaban keuangan satuan kerja belum disusun dan data/informasi tidak dapat diperoleh dari pihak-pihak terkait akan mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan audit pengadaan barang/jasa. H. Jadwal Pelayanan Pelayanan audit pengadaan barang/jasa satuan kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara diselenggarakan selama jam kerja kedinasan, dan apabila diperlukan dapat dilaksanakan di luar hari dan jam kerja. I. Penanganan/Tindak Lanjut Pengaduan/Keluhan/Masukan 1. Pengaduan/keluhan/masukan dari pengguna pelayanan berkaitan dengan pelaksanaan audit pengadaan barang/jasa satuan kerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara disampaikan kepada Inspektur Kementerian Sekretariat Negara. 2. Inspektur Kementerian Sekretariat Negara dapat mendelegasikan wewenang kepada Kepala Bagian Administrasi Pengawasan untuk menindaklanjuti pengaduan/keluhan/masukan. 3. Kepala Bagian Administrasi Pengawasan beserta staf menindaklanjuti pengaduan/keluhan/masukan.

3. Standar

Anda mungkin juga menyukai