Anda di halaman 1dari 2

Widyawan Astrianto Widarto (29112509)

Alexander The Great


Petikan pelajaran kepemimpinan dari sang raja yang menyatukan kerajaan Yunani kuno
Alexander The Great, adalah seorang penakluk, penjelajah, dan juga raja dari Macedonia. Selama ia menjadi raja, ia telah menyatukan Yunani yang terpecah-pecah dan kekuasaannya membentang hingga Babilonia, Persia dan sebagian kecil India. Dia dianggap sebagai salah satu pemimpin yang tersukses dalam sejarah, telah mengubah peradaban dan membentuk dunia modern seperti yang sekarang kita kenal. Sebelumnya, tidak ada pemimpin yang memiliki pencapaian serupa. Alexander The Great adalah seorang yang sangat strategik dan taktis, peradaban dunia sebelumnya yang didominasi oleh Persia, Mesir, dan Babilonia telah disatukan olehnya dengan panggung utama kerajaan pada masa terebut menjadi Yunani. Alexander menjadi raja pada usia 20 tahun, bertualang selama belasan tahun dengan rute perjalanan yang membentang hingga puluhan ribu kilometer, dan bertempur pada 70 peperangan tanpa kalah pada sebuah peperangan. Hanya dalam rentang usianya yang hanya 32 tahun, Alexander mencapai hal tersebut. Pencapaiannya yang sangat hebat membuatnya menyandang gelar The Great. Lalu hal apa sajakah yang membuatnya menyandang gelar tersebut? Berikut adalah beberapa pelajaran kepemimpinan yang dapat diambil dari kisah Alexander, sang Raja Macedonia. 1. Mempunya visi yang baik. Tindakan Alexander mencerminkan pemimpin yang mempunya visi yang jelas. Pemimpin yang baik haruslah mengetahui target apa yang ingin diselesaikan dan bagaimana mengarahkan pengikutnya untuk menuju target tersebut. Ia ingin menaklukkan Asia dan menggerakkan pengikutnya untuk dapat memiliki visi yang sama, dia tahu bagaimana cara melakukannya dan tahu harus menuju ke mana. Sayangnya, dia tidak mengetahui kapan dan di mana harus berhenti terhadap apa yang ia kejar, sehingga menimbulkan ketidakpuasan oleh para pengikutnya ketika mendekati akhir perjalanan dalam menaklukkan Asia. 2. Mempunyai strategi perang yang disesuaikan dengan kekuatan musuh. Alexander adalah salah satu pengatur strategi perang terbaik di dunia. Ia memiliki visi yang baik dan dia tahu

Widyawan Astrianto Widarto (29112509)

bagaimana membuat visinya menjadi kenyataan. Ia menggunakan strategi yang tidak dapat ditandingi pada masanya, dan dia ahli dalam membuat analisa kekuatan lawan. Dalam medan perang dia tahu bagaimana memanfaatkan keuntungan kondisi medan perang semaksimal mungkin, dan dapat beradaptasi sangat cepat terhadap taktik yang dilancarkan oleh musuhnya. Dia adalah ahli dalam mengoordinasikan seluruh lini pasukannya dan eksekusi strategi yang baik adalah keunggulan kompetitif yang ia miliki. 3. Menciptakan tim yang baik. Alexander tahu bagaimana membentuk tim yang solid. Ia membangun timnya berdasarkan kekuatan masing-masing komandannya yang berbeda-beda dan saling melengkapi. Kerja sama tim mereka membuatnya sangat sukses dalam melewati berbagai medan perang, walaupun pada akhir perjalanannya hubungan dengan orang-orang penting dalam timnya merenggang. 4. Menjadi panutan yang baik. Alexander memberikan contoh sebagai pemimpin yang baik. Dia bukanlah contoh pemimpin yang duduk di meja dan hanya memerintah, tetapi turut berperang memimpin pasukannya di medan perang. 5. Mendorong dan mendukung pengikutnya. Alexander tahu bagaimana caranya untuk mendorong dan mendukung pengikutnya untuk melakukan yang terbaik di medan perang. Dia memberikan perhatian kepada pasukannya dan menghargai jasa-jasa pasukannya yang telah gugur, sehingga kontribusi setiap pasukan dapat diakui dan dikenang oleh yang lain. Dia juga memberikan perhatian kepada kebutuhan pasukannya dengan membantu dan mengunjungi pasukan yang teruka, dan memberikan penghargaan yang baik kepada pasukan yang mempunyai prestasi. 6. Rencana untuk generasi penerus. Salah satu kesalahan Alexander adalah dia terlalu fokus pada perannya sebagai raja dan penakluk sehingga lupa untuk memikirkan bagaimana kerajaannya bila ia sudah tiada. Kerajaannya dengan cepat tercerai berai ketika dia sudah tiada. Pemimpin yang baik seharusnya sadar bahwa harus ada yang menggantikan dan menghasilkan pengikut yang dapat menggantikannya di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai