Anda di halaman 1dari 8

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA A.

Pengertian Keluarga Busard dan ball (1966) Keluarga merupakan lingkungan social yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran, dan kebiasaanya dan berfungsi sebagai saksi budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkunganny. WHO (1969) Keluarga -> anggota rumah tangga yg slg berhubungan melalui pertalian darah adopsi / perkawinan. Sayekti,(1994) Keluarga Adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam suatu rumah tangga. Duvall dan Logan ( 1986 ) Keluarga adl sekumpulan orang dg ikatan perkawinan, kelahiran, n adopsi yg bertujuan u/ menciptakan, mempertahankan budaya, n meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. Bailon dan Maglaya (1978) Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka salaing berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dapat disimpulkan bahwa keluarga itu terjadi jika: 1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh ikatan perkawinan/kesepakatan, hubungan darah (darah/adopsi/kesepakatan) 2. Tinggal hidup bersama dalam satu atap / jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain 3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sbg anggota keluarga : suami, istri, anak, kakak dan adik 4. Mempunyai tujuan : menciptakan n mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota. 5. Mempunyai ikatan emosional B. Tipe Keluarga Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga. Tipe keluarga tradisional a. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat). b. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak. c. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri. d. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan. e. The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain. f. Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian). g. Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau libur saja. h. Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah. i. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama. j. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya. k. Single adult living alone yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa. Tipe keluarga non tradisional a. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

b. The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri. c. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah. d. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah. e. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri. f. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu. g. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan anak. h. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak. i. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu sementara. j. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental. k. Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal. Bangaimana di Indonesia ????? Dalam UU No. 10 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anak, atau ayah ibu dan anak. Dalam konteks pembangunan Indonesia bertujuan ingin menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Keluarga sejahtera dalam UU tersebut disebut sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah dan mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, memilihi hubungan yang serasi, selaras dan seimbangn antar anggota dan dengan masyarakat. C. Ciri-ciri keluarga. a. Keluarga meupakan hubungan perkawinan. b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaa yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang disengaja dibentuk atau dipelihara. c. Keluarga mempunyai system, tata nama (nomenclatur) termasuk perhitungan garis keturunan. d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak. e. Keluarga merupakan tempat tinggal keluarga, rumah atau rumah tangga. Ciri-Ciri Keluarga Indonesia 1. Suami sebagai pemimpin/pengambil keputusan 2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh 3. Berbentuk monogram 4. Bertanggung jawab 5. Pengambil keputusan 6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa 7. Mempunyai ikatan kekeluargaan sangat erat 8. Mempunyai semangat gotong-royong D. Peranan Keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan anggota keluarga antara lain : 1. Peranan ayah : Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya 2. Peranan ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 3. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual. E. Struktur Keluarga

1. Patrilineal, adalah kelurga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari jalur garis ayah. 2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun dari jalur garis ibu. 3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. 4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. 5. Keluaraga kawin, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, danbeberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. F. Dimensi dasar struktur keluarga Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas: Pola dan proses komunikasi Pola interaksi keluarga yang berfungsi: 1. Bersifat terbuka dan jujur 2. Selalu menyelesaikan konflik keluarga 3. Berpikiran positif 4. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi Karakteristik pengirim: 1. Yakin dalam mengemukakan pendapat 2. Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas 3. Selalu minta maaf dan menerima umpan balik Karakteristik penerima 1. Siap mendengar 2. Memberikan umpan balik 3. Melakukan validasi Struktur peran Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami/istri atau anak. Struktur kekuatan Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif. Struktur kekuatan, tipe: 1. Legitimate power/authority, Hak untuk mengatur seperti orang tua kepada anak. 2. Referent power, Seseorang yang ditiru 3. Reword Power, Pendapat ahli 4. Coercive power, Dipaksakan sesuai keinginan 5. Informational power, Pengaruh melalui persuasif 6. Affectif power, Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih. Nilai-nilai dlm keluarga Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dubagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah. G. Fungsi Keluarga Friedman 1986 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu: 1. Fungsi afektif Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga utk mengerjakan segala sesuatu utk mempersiapkan anggota klga berhub dg orla. Keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Fungsi afektif menentukan kebahagiaan keluarga, Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah: a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diliar keluarga atau masyarakat.

2.

3. 4. 5.

b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai. c. Ikatan n identifikasi, dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yg positif sehingga anak dapat meniru perilaku yang positif. Fungsi sosialisasi Adalah fungsi mengembangan dan melatih anak utk berinteraksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga. Fungsi reproduksi, Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan, menjaga kelangsungan keluarga, dan menambah sumber daya manusia. Fungsi ekonomi, keluarga berfungsi u/ memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga scr ekonomi, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya. Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan Keluarga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi, yaitu dengan mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga yang sakit. Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998) : a. Mengenal masalah b. Membuat keputusan tindakan yang tepat c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

Menurut UU no. 10 tahun 1992 jo PP no. 21 tahun 1994 secara umum fungsi keluarga: 1. Fungsi keagamaan, Membina norma ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga. 2. Fungsi Budaya, Membina tugas- tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma- norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan. 3. Fungsi cinta kasih, Menumbuhkembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar anggota keluarga kedalam symbol- symbol nyata secara optimal dan terus menerus. 4. Fungsi perlindungan, Memenuhi rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari dalam keluarga. 5. Fungsu reproduksi, Membina hubungan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi nggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya. 6. Fungsi sosialisasi, Menyadari, merencanakan dan menciptakkan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama. 7. Fungsi ekonomi, Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga. 8. Fungsi pelestarian lingkungan, Membina kesadaran, sikap dan praktek pelestarian lingkungan intern keluarga. Fungsi Keluarga 1. Fungsi biologis : a. Meneruskan keturunan b. Memelihara dan membesarkan anak c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga d. Memelihara dan merawat anggota keluarga 2. Fungsi Psikologis : a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga d. Memberikan identitas keluarga 3. Fungsi sosialisasi : a. Membina sosialisasi pada anak b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga 4. Fungsi ekonomi :

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua) 5. Fungsi pendidikan : a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya b. Mempersiapkan anak utk kehidupan dewasa yg akan datang dlm memenuhi peranannya sbg orang dewasa c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya. H. Tugas keluarga dalam bidang keluarga. Sesuai pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Freeman, (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang arus dilakuka, yaitu: 1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya. 2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. 3. Memberikan keperawatan anggotany yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. 4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. 5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada). I. Tahap-tahap Perkembangan Keluarga (Rodgers cit Friedman) 1. Pasangan baru (keluarga baru) Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing : a. Membina hubungan intim yang memuaskan b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial c. Mendiskusikan rencana memiliki anak 2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama) Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan : a. Persiapan menjadi orang tua b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan 3. Keluarga dengan anak pra-sekolah Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun : a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman b. Membantu anak untuk bersosialisasi c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar) e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot) f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak 4. Keluarga dengan anak sekolah Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk : a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan b. Mempertahankan keintiman pasangan c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga 5. Keluarga dengan anak remaja Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa : a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah

bertambah dewasa dan meningkat otonominya b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga 6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua : a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar b. Mempertahankan keintiman pasangan c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga 7. Keluarga usia pertengahan Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal : a. Mempertahankan kesehatan b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak c. Meningkatkan keakraban pasangan 8. Keluarga usia lanjut Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal : a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya). J. Perawatan Kesehatan Keluarga Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur. Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan : 1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat 2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya 3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya 4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya 5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga 1. Tujuan umum : Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya 2. Tujuan khusus : a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981) : 1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga 2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

3.Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya yang terlalu muda 4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga 5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada. Peran Perawat Keluarga : 1. Pendidik Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar : a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga 2. Koordinator Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan 3. Pelaksana Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit 4. Pengawas kesehatan Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga 5. Konsultan Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya 6. Kolaborasi Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal 7. Fasilitator Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll) 8. Penemu kasus Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah 9. Modifikasi lingkungan Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat. Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga : Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

GENOGRAM/Family Anatomi Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah keluarga yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien,

kualitas hubungan antar anggota keluarga. Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga. Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan, anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, dan pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak / konflik antar anggota keluarga, hubungan penting dengan profesional yang lain serta informasi-informasi lain yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga untuk menyaring kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga. Genogram idealnya dibuat minimal utk 3 generasi, diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada kunjungan-kunjungan selanjutnya. Penggunaan genogram dilakukan melalui tiga tahapan. Tahap pertama yaitu membuat kontruksi genogram dan dalam pelaksanaannya konselor membentuk genogram berdasarkan informasi dan arahan dari konseli. Tahap kedua yaitu identifikasi jabatan, pada tahap ini konselor bersama klien mencatat pekerjaan-pekerjaan individu-individu tertentu yang ditunjukkan dalam genogram. Tahap ketiga yaitu eksplorasi konseli, pada tahapan terakhir ini konselor bersama klien mengeksplorasi individu-individu yang dinyatakan dalam genogram, dengan cara membubuhkan catatan mengenai model-model peranan yang dipersepsi oleh konseli dan penguatan yang diberikan kepada model-model peranan itu.

Anda mungkin juga menyukai