Anda di halaman 1dari 19

2013

Praktikum Instalasi dan Jaringan Komputer

Laporan 3 tentang "Subnetting"

Vici Syahril Chairani 1102666 3F2

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

TEKNIK ELEKTRONIKA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013

A. Tujuan 1. Mahasiswa diharapkan memahami fungsi dan peranan protokol pada jaringan komputer. 2. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengamatan (IP Adress) pada komputer jaringan. 3. Mahasiswa dapat melakukan pengaturan Subnet Mask pada jaringan lokal. 4. Mahasiswa dapat memahami fungsi Subnetting pada jaringan komputer. B. Alat dan Bahan 1. Personal Computer 2. LAN Card / NIC 3. Switch / Hub 4. Kabel Cross Over 5. Kabel Straight / Trough C. Teori Pendukung Subnetting adalah pemecahan jaringan yang diidentifikasi oleh IP address menjadi sebuah jaringan yang lebih kecil yang disebut sebagai subnet. Dengan kata lain, subnet adalah sebuah jaringan lokal di dalam jaringan lokal. Ada beberapa alasan yang menyebabkan sebuah organisasi jaringan memerlukan lebih dari satu jaringan. Di antaranya adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. perbedaan teknologi tiap komputer atau alat, keterbatasan teknologi di beberapa terminal, keamanan data, dan hubungan point-to-point.

Subnet mask adalah angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dan host ID serta menunjukkan letak suatu host, apakah berada pada jaringan lokal (subnet tersebut) atau jaringan di luar (subnet tersebut). IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan sebuah system komunikasi yang universal karena merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interface komputer. IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Subnetting adalah pembagian suatu kelompok alamat IP menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil, yang disebut subnet (subnetwork). Alamat IP penting untuk dibagi-bagi karena persediaan IP address saat ini terbatas dan disisi lain juga laju pertumbuhan device-device yang tersambung dengan internet pun semakin banyak. Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID. Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia; 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai network ID. Tujuan dalam melakukan subnetting ini adalah :

Membagi satu kelas netwok atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak. Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan. Penggunaan IP Address yang lebih efisien. Berikut adalah beberapa Subnet Mask yang dapat dilakukan subnetting pada IP Address.

Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke dalam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah: alamat IP : www.xxx.yyy.zzz subnet mask : www.xxx.yyy.zzz

D. Langkah Kerja Praktikum 1. Siapkan beberapa buah PC yang sudah terpasang NIC, kabel Ethernet straight trought dan switch/hub. 2. Hubungkan masing-masing PC ke switch/hub menggunakan kabel Ethernet.

3. Lakukanlah pengaturan IP Address dan Subnet mask masing-masing PC sesuai yg dibutuhkan pada praktikum dengan cara mengklik Control Panel -> Network Connections. Lalu klik kanan pada Local Area Connection pilih disable. 4. Klik kanan gambar di atas, kemudian pilih disable. Kemudian klik kanan lagi gambar di atas dan pilih properties, maka akan muncul gambar seperti di bawah ini. Klik ganda Internet Protocol

5. Langkah selanjutnya adalah isi IP Address dan Subnet mask. Komputer yang terhubung pada jaringan komputer adalahh Range IP address 192.168.1.1 dan menggunakan subnet mask 255.255.255.0. 6. Klik OK. Kemudian klik lagi pada Local Area Connection tadi, lalu enable kembali.

E. Evaluasi 1. Pada praktikum kali ini, saya kebagian kelompok 4, dimana disini Kelompok 4 membangun sebuah jaringan LAN sederhana dengan 4 buah PC yang dihubungkan menggunakan Hub/Switch. a. Melakukan konfigurasi IP pada masing-masing PC, yaitu dengan address 192.168.4.1 (Eka Paramita Putri), 192.168.4.25 (Vici Syahril Chairaini), 192.168.4.50 (Ria Permata Sari) dan 192.168.4.201 (Boni Mulcandra). b. Setelah itu kita akan melakukan ping ke setiap PC yang telah terhubung, untuk memastikan bahwa setiap PC telah terhubung.

C:\Users\user>ping 192.168.4.1

Pinging 192.168.4.1 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.4.25: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.25: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.25: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.25: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.4.1: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms

C:\Users\user>ping 192.168.4.25

Pinging 192.168.4.25 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.4.25: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.25: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.25: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.25: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.4.25: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms

C:\Users\user>ping 192.168.4.50 Pinging 192.168.4.50 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.4.50: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.50: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.50: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.50: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.4.50: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms

C:\Users\user>ping 192.168.4.201

Pinging 192.168.4.201 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.4.201: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.201: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.201: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.4.201: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.4.201: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms

c. Mengecek koneksi ke semua PC, apakah telah terhubung dengan menggunakan perintah netview pada command line.
C:\Users\Asus>net view Server Name Remark

---------------------------------------------------------------------------\\BONI \\IA-PC \\USER-PC \\VICI The command completed successfully. Boni iA's Computer Eka Paramita Putri

2. Mencoba menghubungkan semua PC yang digunakan pada saat praktikum. Dan membuat sebuah jaringan yang dapat menghubungkan semua PC tersebut. 4 buah pada masing-masing kelompok terhubung ke sebuah Hub/Switch, kemudian 4 buah Hub/Switch itu digabungkan menjadi sebuah jaringan LAN baru. Dengan IP Address dari 192.168.1.1 sampai 192.168.1.16. a. Membuktikan adanya koneksi antar PC dengan menggunakan command ping
C:\Users\Asus>ping 192.168.1.1 Pinging 192.168.1.1 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.1: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms

C:\Users\Asus>ping 192.168.1.2 Pinging 192.168.1.2 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.2: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.2: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms

C:\Users\Asus>ping 192.168.1.3 Pinging 192.168.1.3 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms TTL=128

Reply from 192.168.1.3: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.3: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms

C:\Users\Asus>ping 192.168.1.4 Pinging 192.168.1.4 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time=3ms TTL=128 Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.4: bytes=32 time=9ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.4: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 9ms, Average = 3ms

C:\Users\Asus>ping 192.168.1.5 Pinging 192.168.1.5 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.5: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.5: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.5: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms

C:\Users\Asus>ping 192.168.1.6 Pinging 192.168.1.6 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.6: bytes=32 time=2ms TTL=128 Reply from 192.168.1.6: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.6: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.6: bytes=32 time=1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.6: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 2ms, Average = 1ms

C:\Users\Asus>ping 192.168.1.7 Pinging 192.168.1.7 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.7: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.7: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.7: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.7: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.7: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms

C:\Users\Asus>ping 192.168.1.8 Pinging 192.168.1.8 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.8: bytes=32 time=2ms TTL=128 Reply from 192.168.1.8: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.8: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.8: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.8: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 2ms, Average = 0ms

C:\Users\Asus>ping 192.168.1.9 Pinging 192.168.1.9 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.14: Destination host unreachable. Reply from 192.168.1.14: Destination host unreachable. Reply from 192.168.1.14: Destination host unreachable. Reply from 192.168.1.14: Destination host unreachable.

Ping statistics for 192.168.1.9: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),

C:\Users\Asus>ping 192.168.1.10 Pinging 192.168.1.10 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.14: Destination host unreachable. Reply from 192.168.1.14: Destination host unreachable. Reply from 192.168.1.14: Destination host unreachable. Reply from 192.168.1.14: Destination host unreachable.

Ping statistics for 192.168.1.10: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),

C:\Users\Asus>ping 192.168.1.11 Pinging 192.168.1.11 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.11: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.11: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.11: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.11: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.11: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms

C:\Users\Asus>ping 192.168.1.12 Pinging 192.168.1.12 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.12: bytes=32 time<1ms TTL=64 Reply from 192.168.1.12: bytes=32 time<1ms TTL=64 Reply from 192.168.1.12: bytes=32 time<1ms TTL=64 Reply from 192.168.1.12: bytes=32 time<1ms TTL=64

Ping statistics for 192.168.1.12: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms

C:\Users\Asus>ping 192.168.1.13 Pinging 192.168.1.13 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.13: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.13: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.13: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.13: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.13: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms

C:\Users\Asus>ping 192.168.1.14 Pinging 192.168.1.14 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.14: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.14: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.14: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.14: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.14: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms

C:\Users\Asus>ping 192.168.1.15 Pinging 192.168.1.15 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.15: bytes=32 time=2ms TTL=128 Reply from 192.168.1.15: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.15: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.15: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.15: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 2ms, Average = 0ms

C:\Users\Asus>ping 192.168.1.16 Pinging 192.168.1.16 with 32 bytes of data: Reply from 192.168.1.16: bytes=32 time=1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.16: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.16: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.16: bytes=32 time<1ms TTL=128

Ping statistics for 192.168.1.16: Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms

b. Mengecek apakah semua PC tersebut sudah terhubung melalu command net view tadi.
C:\Users\Asus>net view Server Name Remark

---------------------------------------------------------\\ACER-PC \\BONI \\ERNA-PC \\FAUZIAH-PC \\MELI-PC Boni

\\NELA-PC \\PC07-PC \\USER-PC \\VICI \\W7-PC The command completed successfully.

F. Kesimpulan Teknik perhitungan subnetting dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara perhitungan binary dan perhitungan khusus Internet Engineering Task Force. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: - Jumlah Subnet - Jumlah Host per Subnet - Blok Subnet - Alamat Host- Broadcast. Apa tujuan Subnetting , Mengapa perlu subnetting atau Apa manfaat subnetting? Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut: Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.

Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Contoh Soal : Tentukan alamat broadcast dari alamat IP 192.168.1.70/26! Penyelesaian : Subnet mask /26 adalah 255.255.255.192 (11111111.11111111.11111111.1100000000), untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Kita dapat menyelesaikan soal diatas dengan menggunakan rumus-rumus berikut : a) Jumlah subnet = 2x b) Jumlah Host per Subnet = 2y 2 c) Blok Subnet = kelipatan dari 256 n Keterangan dari rumus : x = jumlah dari banyaknya biner 1 pada oktat terakhir subnetmask y = jumlah dari banyaknya biner 0 pada oktat terakhir subnetmask n = nilai angka desimal pada oktat terakhir subnetmask Jawab : a) Jumlah subnet : 22 = 4 subnet b) Jumlah host per subnet : 26 2 = 64-2 = 62 host c) Blok subnet : 256 192 = kelipatan 64, yaitu : 0,64,128,192 Bagaimana dengan alamat broadcast? Alamat broadcast dapat diketahui dengan membuat tabel dari perhitungan yang telah kita lakukan di atas. Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192 Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193 Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254 Alamat Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255 Ket : Host pertama adalah alamat IP setelah subnet Alamat broadcast adalah alamat IP terakhir pada blok subnet Dari tabel kita mendapatkan penyelesaian dari soal di atas, yaitu IP 192.168.1.70 berada pada blok ke 2 dari subnet, yaitu pada subnet 192.168.1.64 dengan alamat broadcast 192.168.1.127

Subnetting Pada Ip Address Class C Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ? Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192). o Subnet Mask /26 berarti

o o o

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu: Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet Jumlah Host per Subnet = 2y 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 2 = 62 host Blok Subnet = 256 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya. Subnet Host Pertama Host Terakhir 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254

Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya. Subnet Mask 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224 255.255.255.240 255.255.255.248 255.255.255.252 Nilai CIDR /25 /26 /27 /28 /29 /30

Subnetting Pada Ip Address Class B Berikutnya melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang dimainkan berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang dimainkan di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita mainkan di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst. Subnet Mask 255.255.128.0 255.255.192.0 255.255.224.0 255.255.240.0 255.255.248.0 255.255.252.0 255.255.254.0 255.255.255.0 Nilai CIDR /17 /18 /19 /20 /21 /22 /23 /24

Subnet Mask 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224 255.255.255.240 255.255.255.248 255.255.255.252

Nilai CIDR /25 /26 /27 /28 /29 /30

Contoh soal untuk kelas B, Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0). Penghitungan: o o o o Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet Jumlah Host per Subnet = 2y 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 2 = 16.382 host Blok Subnet = 256 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. Alamat host dan broadcast yang valid? Subnet Mask /18 berarti

Subnet Host Pertama Host Terakhir

172.16.0.0 172.16.0.1

172.16.64.0 172.16.64.1

172.16.128.0 172.16.128.1

172.16.192.0 172.16.192.1

172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254

Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128). Penghitungan: o o o o Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet Jumlah Host per Subnet = 27 2 = 126 host Blok Subnet = 256 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128) Alamat host dan broadcast yang valid? Subnet Host Pertama Host Terakhir 172.16.0.0 172.16.0.1 172.16.0.128 172.16.1.0 172.16.0.129 172.16.1.1 172.16.255.128 172.16.255.129 Mask /25 berarti

172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 172.16.255.254

Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 172.16.255.255

Subnetting Pada Ip Address Class A Class A konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30. Contoh latihan untuk network address 10.0.0.0/16. Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0). Penghitungan: o o o o Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet Jumlah Host per Subnet = 216 2 = 65534 host Blok Subnet = 256 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc. Alamat host dan broadcast yang valid? Mask /16 berarti

Subnet Host Pertama Host Terakhir

10.0.0.0 10.0.0.1

10.1.0.0 10.1.0.1

10.254.0.0 10.254.0.1

10.255.0.0 10.255.0.1

10.0.255.254 10.1.255.254 10.254.255.254 10.255.255.254

Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 10.254.255.255 10.255.255.255

Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soalsoal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x 2

Anda mungkin juga menyukai