Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL TESIS

PENGARUH PERKEMBANGAN JUMLAH DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PERKEMBANGAN JUMLAH KREDIT DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)
(STUDY KASUS PADA PT BANK BPD BALI)

ADI SUSTIKA,ST NIM : 1090662003

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang berfungsi intermediasi yaitu untuk menghimpun dana masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, maupun deposito, dan menyalurkannya dalam bentuk kredit kembali ke masyarakat. Bank adalah institusi keuangan yang berorientasi untuk mencari laba. Bank mempermudah masyarakat untuk menyimpan dana, maupun masyarakat yang memerlukan bantuan pendanaan. Disamping fungsi bank yang disebutkan diatas itu bank juga menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya, seperti jasa transfer, jasa pembayaran pajak, pembayaran listrik, pembayaran telp, dan berbagai jasa keuangan lainnya. Berbagai kemudahan, keuntungan, dan keamanan yang ditawarkan bank bagi masyarakat, membuat masyarakat menaruh perhatian besar terhadap dunia perbankan. Hal ini menyebabkan sangat pesatnya perkembangan dunia perbankan di Indonesia. Perbankan juga memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian, karena kontribusi sektor perbankan dalam pembiayaan perekonomian masih sangat dominan. Mengingat pentingnya peranan sektor perbankan, maka perbankan yang kuat dan sehat sangat dibutuhkan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi di Indonesia. Banyaknya bank yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, bersaing untuk merebut pangsa pasar, dengan menyuguhkan berbagai kemudahan, pelayanan, dan

keuntungan untuk menarik minat masyarakat. Salah satu bank yang mampu berkiprah dalam industri perbankan nasional dan telah memberikan kontribusinya khususnya bagi perekonomian daerah adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD). Bank

Pembangunan Daerah (BPD) merupakan instusi keuangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah di setiap provinsi di Indonesia. Beberapa tantangan nyata yang saat ini harus dihadapi oleh Bank Pembangungan Daerah (BPD), diantaranya globalisasi dan makin terintegrasinya sektor keuangan dunia yang dapat menciptakan peluang sekaligus meningkatkan resiko. Ini berarti bahwa persaingan antar bank akan semakin berat. Untuk itu Bank Pembangunan Daerah (BPD) harus segera melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka mengantisipasi keterlambatan dengan bank pesaing. Sehingga nantinya mampu menjadi regional champion di daerahnya sendiri. Salah satu strategi yang perlu diperhatikan untuk dapat memenangkan persaingan adalah kemampuan untuk mengalokasikan dengan tepat dana yang telah dihimpun dari masyarakat. Hal ini perlu perhitungan dan proyeksi yang tepat. Pada umumnya dana yang telah dihimpun dari masyarakat disalurkan dalam bentuk kredit, surat berharga, antar bank aktiva, penempatan di bank, dan dalam bentuk lainnya. Pengalokasian dalam bentuk kredit dan antarbank aktiva mayoritas dilakukan oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD). Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu diadakan suatu penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh perkembangan jumlah dana pihak ketiga (giro,

tabungan, dan deposito) terhadap perkembangan jumlah kredit dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). 1.2 Rumusan Masalah Dana yang telah dihimpun bank dari berbagai sumber baik dari modal sendiri, dana dari masyarakat, maupun dana dari pihak asing. Begitu pula dengan penyaluran dana tersebut, bisa disalurkan dalam bentuk kredit, antarbank aktiva, surat-surat berharga, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), penempatan, dan lain-lain. Dalam penulisan yang diteliti difokuskan hanya pada sumber dana pihak ketiga (giro, tabungan, deposito) dan pengalokasian dana tersebut dibatasi hanya pada pengalokasian dana yang mayoritas dilakukan yaitu dalam bentuk kredit dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) . Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Apakah Dana Pihak Ketiga (Giro, Tabungan, Deposito) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan jumlah kredit? 2. Apakah Dana Pihak Ketiga (Giro) berpengaruh signifikan terhadap perkembangan jumlah kredit? 3. Apakah Dana Pihak Ketiga (Tabungan) berpengaruh signifikan terhadap perkembangan jumlah kredit? 4. Apakah Dana Pihak Ketiga (Deposito) berpengaruh signifikan terhadap perkembangan jumlah kredit?

5. Apakah Dana Pihak Ketiga (Giro, Tabungan, Deposito) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI)? 6. Apakah Dana Pihak Ketiga (Giro) berpengaruh signifikan terhadap perkembangan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI)? 7. Apakah Dana Pihak Ketiga (Tabungan) berpengaruh signifikan terhadap perkembangan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI)? 8. Apakah Dana Pihak Ketiga (Deposito) berpengaruh signifikan terhadap perkembangan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI)?

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan jumlah Dana Pihak Ketiga (Giro, Tabungan, Deposito) secara simultan, terhadap perkembangan jumlah kredit? 2. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan jumlah Dana Pihak Ketiga (Giro) terhadap perkembangan jumlah kredit? 3. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan jumlah Dana Pihak Ketiga (Tabungan) terhadap perkembangan jumlah kredit? 4. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan jumlah Dana Pihak Ketiga (Deposito) terhadap perkembangan jumlah kredit?

5. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan jumlah Dana Pihak Ketiga (Giro, Tabungan, Deposito) secara simultan, terhadap perkembangan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI)? 6. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan jumlah Dana Pihak Ketiga (Giro) terhadap perkembangan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI)? 7. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan jumlah Dana Pihak Ketiga (Tabungan) terhadap perkembangan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI)? 8. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan jumlah Dana Pihak Ketiga (Deposito) berpengaruh signifikan terhadap perkembangan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI)?

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris terhadap ilmu manajemen keuangan perbankan tetang pengaruh dana pihak ketiga terhadap jumlah kredit dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada manajemen PT Bank BPD Bali sebagai dasar mengambil keputusan dalam merumuskan strategi untuk memperoleh dana pihak ketiga dan pengalokasian dana tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Dana Bank Menurut Sinungan (1993) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Dana Bank, pengertian dari manajemen dana bank adalah bagaimana memilih dan mengelola sumber dana yang tersedia. Bagi bank pengelola sumber dana dari masyarakat luas, terutama dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito sangatlah penting. Dalam mengelola sumber dana dimulai dari pencarian akankebutuhan dana, kemudian pelaksanaan pencarian sumber dana yang tersedia. Pengelolaan sumber dana dikenal dengan istilah Manajemen Dana Bank. Dengan kata lain pengertian manajemen dana bank adalah suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap terhadap penghimpunan dana yang ada di masyarakat. Proses pengelolaan dan penghimpunan dana dari masyarakat ke dalam bank serta pengalokasian dana-dana tersebut bagi kepentingan bank dan masyarakat pada umumnya, secara optimal melalui pergerakan semua sumber daya yang tersedia demi mencapai tingkat rentabilitas yang memadai sesuai dengan batas ketentuan yang berlaku.

2.2 Sumber Dana Bank Kasmir (2006) menyatakan yang dimaksud dengan sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Dana untuk membiayai operasinya dapat diperoleh dari berbagai sumber. Perolehan dana ini tergantung bank itu sendiri apakah secara pinjaman (titipan) dari masyarakat maupun dari lembaga lainnya. Adapun sumber-sumber dana bank tersebut sebagai berikut: 1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri, sumber dana ini dari modal sendiri. Modal sendiri maaksudnya adalah setoran dari para pemegang saham. Apabila saham yang terdapat dalam portepel belum habis terjual, sedangkan kebutuhan dana masih perlu, maka pencariannya dapat dilakukan dengan menjual saham kepada pemegang saham lama. Akan tetapi jika tujuan perusahaan untuk melakukan ekspansi, maka perusahaan dapat mengeluarkan saham baru dan menjual saham baru tersebut di pasar modal. Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri dari : a. Setoran modal pemegang saham. b. Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang saham.

c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara. Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar bunga yang relative lebih besar daripada jika meminjam dari lembaga lain. 2. Dana yang berasal dari masyarakat luas. Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Pencarian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya dan pencarian dana ini paling dominan, asal dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit. Sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalaam bentuk simpanan giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposito. 3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya. Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua. Pencarian sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara. Sedangkan menurut Muchdarsyah Sinungan (1993) dana-dana bank yang digunakan sebagai alat bagi operasional suatu bank bersumber dari :

1. Dana pihak kesatu, dana pihak kesatu adalah dana dari modal sendiri yang berasal dari pemegang saham. 2. Dana pihak kedua, dana pihak kedua adalah dana yang berupa pinjaman dari pihak luar. 3. Dana pihak ketiga, dana pihak ketiga adalah dana yang berupa simpanan dari pihak masyarakat. 2.3 Dana Pihak Ketiga Sinungan (1993) menyatakan bahwa dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat. Sumber dana dari masyarakat merupakan sumber dana yang terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Penghimpunan dana dari masyarakat dapat dikatakan relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan sumber dana lainnya. Selain itu dapat dilakukan secara efektif dengan memberikan bunga yang relatif lebih tinggi dan memberikan berbagai fasilitas yang menarik lainnya seperti hadiah, dan pelayanan yang memuaskan. Keuntungan lain dari dana yang bersumber dari masyarakat adalah jumlahnya yang tidak terbatas, baik yang berasal dari perorangan (rumah tangga), perusahaan, maupun lembaga masyarakat lainnya. Sedangkan kerugiannya adalah biaya relative lebih mahal jika dibandingkan dengan dana dari modal sendiri, misalnya untuk biaya bunga atau biaya promosi. Ada 3 (tiga) jenis simpanan pada bank sebagai sarana untuk memperoleh dana dari masyarakat, yaitu :

1. Giro Menurut Undang-undang perbankan No. 10 Tahun 1998, giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet giro, saran perintah bayar lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Pengertian dapat ditarik setiap saat adalah bahwa uang yang disimpan di rekening giro dapat ditarik berkali-kali dalam sehari selama dana masih tercukupi, selain harus memenuhi syarat dari bank bersangkutan.

Penarikan dapat dilakukan dengan tunai atau non tunai. 2. Deposito Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan (pihak ketiga) dengan bank yang bersangkutan. Dilihat dari sudut biaya dana, maka dana yang bersumber dari deposito ini merupakan dana yang relatif mahal dibandingkan dana yang bersumber dari giro dan tabungan. Sumber dana ini dikategorikan sebagai Sumber dana semi tetap. Berbeda dengan giro, dana deposito akan mengendap di bank karena pemegangnya (deposan) tertarik dengan tingkat bunga yang ditawarkan oleh bank. Dalam praktiknya ada 3 (tiga) jenis deposito yaitu : a. Deposito berjangka, deposito berjangka adalah deposito yang dibuat atas nama dan tidak dapat dipindahtangankan.

b. Sertifikat deposito, sertifikat deposito yang diterbitkan atas unjuk dan dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan serta dapat dijadikan sebagai jaminan bagi permohonan kredit. c. Deposit on call, deposit on call adalah deposito yang saat penarikannya harus diberitahukan terlebih dahulu kepada bank pada waktu yang ditetapkan sesuai dengan kebijakan dan peraturan bank yang

bersangkutan. Biasanya hanya digunakan untuk deposan yang memiliki uang dalam jumlah besar dan sementara waktu belum digunakan. 3. Tabungan

Seperti halnya giro, simpanan tabungan juga memiliki syarat-syarat tertentu bagi pemegangnya dan persyaratan masing-masing bank berbeda satu dengan yang lain. Disamping persyaratan yang berbeda, tujuan masyarakat untuk menyimpan dana dalam bentuk tabungan juga berbeda. Pengertian tabungan menurut Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan alat lainnya yang dipersamaan dengan itu. Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat antara bank dan si penabung. 2.4 Alokasi dana bank

Dana yang telah dihimpun bank dari berbagai sumber tersebut diatas, perlu dikelola secara efektif dan efisien dengan mempersiapkan strategi penempatan dana berdasarkan rencana yang telah ditetapkan, karena penempatan dana mempunyai tujuan yaitu : 1. Untuk mencapai tingkat profitabilitas yang cukup 2. Untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar likuiditas tetap aman. Untuk mencapai tujuan tersebut, alokasi dana bank perlu diarahkan sedemikian rupa sehingga pada saat diperlukan, semua kepentingan nasabah dapat dipenuhi. Menurut Dahlan Siamat (2005), alokasi dana bank berdasarkan priorotas penggunaan terdiri atas : 1. Cadangan primer, merupakan prioritas pertama dan paling utama dalam alokasi dana bank. 2. Cadangan sekunder, merupakan prioritas kedua dan sebagai pelengkap atau cadangan pengganti cadangan primer. 3. Penyaluran kredit, merupakan prioritas ketiga dalam alokasi dana bank setelah mencukupi cadangan primer serta kebutuhan cadangan sekunder. 4. Investasi portofolio, merupakan prioritas terakhir dalam alokasi dana bank dimana dana yang dialokasikan dalam kategori ini adalah dana sisa setelah

penanaman dana dalam bentuk kredit telah memenuhi criteria atau target tertentu. Sedangkan alokasi dana bank berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana bank dalam bentuk aktiva, yaitu : 1. Penanaman dana dalam aktiva produktif Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Komponen aktiva produktif terdiri atas kredit yang diberikan, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga dan penyertaan modal. 2. Penanaman dana dalam aktiva tidak produktif Aktiva tidak produktif adalah penanaman dana bank kedalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam bentuk aktiva tidak produktif terdiri atas alat-alat likuid atau cash asset serta aktiva tetap dan inventaris. Sedangkan menurut Muchdarsyah Sinungan (1993) cara penempatan dana dengan mempertimbangkan sumber dana yang diperolehnya terdiri dari 2 (dua) pendekatan, yang mana kedua pendekatan tersebut banyak dipergunakan dalam dunia perbankan, yaitu 1. Pool of Fund Approach

Pool of fund approach adalah penempatan dana bank dengan tidak memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan sumber-sumber dana seperti sifat dana, jangka waktu, dan tingkat harga perolehan sumber dana tersebut. Diagram pool of fund approach terlihat sebagai berikut pada gambar 2.1 dibawah ini. Gambar 2.1 Diagram Pool of Fund Approach Sumber Dana Alokasi Dana Cadangan Primer Giro Cadangan Sekunder Pool of Fund Kredit Surat-surat Berharga

Deposito Tabungan Modal

Aktiva tetap
(Sumber : Muchdarsyah Sinungan, 1993 : 97)

2. Asset Allocation Approach Asset allocation approach adalah penempatan dana ke berbagai aktiva dengan mencocokkan masing-masing sumber dana terhadap jenis alokasi dana yang sesuai dengan sifat dana, jangka waktu, dan tingkat harga perolehan sumber dana tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2 Diagram Assets Allocation Approach Sumber Dana Alokasi Dana

Cadangan Primer Giro Cadangan Sekunder Kredit Tabungan Surat-surat Berharga Aktiva tetap

Deposito

Modal

(Sumber : Muchdarsyah Sinungan, 1993 : 97)

2.5 Alokasi Dana Bank dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Jonker Sihombing (1990) menyatakan bahwa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan dengan system diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutangnya. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mempunyai fungsi : a. Untuk pengendalian moneter. b. Sebagai alternatif penanaman dana bagi lembaga keuangan dalam hal ini adalah bank. c. Untuk mengembangkan pasar uang dan pasar sekunder. Untuk saat ini industri perbankan cenderung lebih menyukai untuk mengalokasikan dananya kedalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI), hal ini dikarenakan tingkat suku bunga yang ditawarkan lebih menarik sehingga ada satu bank pun yang tidak mengalokasikan dananya di Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Disamping itu Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan instrument surat berharga yang paling besar pasarnya karena luasnya tidak dibatasi oleh permintaan danataupun kelebihan likuiditas sementara perbankan, tetapi dikaitkan dengan target moneter pemerintah. Begitu pula dengan tingkat diskontonya yang tidak dapat dipengaruhi oleh satu bank manapun yang ikut lelang. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan surat berharga yang likuid yang setiap saat dapat diuangkan tanpa mengakibatkan kerugian pada bank yang memilikinya. Ada beberapa alasan mengapa portofolio Sertifikat Bank Indonesia (SBI) lebih disenangi oleh industri perbankan sebagai alternative investasi dana yang bersifat sementara, yaitu :

a. Bebas dari default risk b. Marketable c. Dapat dijaminkan d. Merupakan sekuritas utama untuk jaminan memperoleh window e. Dapat dijadikan sebagai instrument repo. Khusus untuk jual beli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) cara perhitungan bunganya menggunakan system diskonto dengan menganut rumus true discount yaitu : P= N x 360 360 + (t x i) Dimana : P = Nilai tunai N = Nilai nominal t = Tenor, yaitu sisa jangka waktu i = Tingkat diskonto yang disepakati antara pembeli dan penjual 2.6 Alokasi Dana dalam Bentuk Kredit Menurut Moh. Tjoekam (1999) kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu credere yang berarti percaya atau to believe atau to trust. Sedangkan menurut Thomas Suyatno (1993) istilah kredit berasal dari bahasa yunani yaitu credere juga berarti

kepercayaan (truth atau faith). Berdasarkan pada Undang-undang No. 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sasaran dari kegiatan kredit adalah 1. Memenuhi kebutuhan kredit oleh masyarakat yang merupakan tugas dari bank umum 2. Menciptakan dan atau memperkuat hubungan nasabah dengan

membiayai usaha-usaha yang memenuhi syarat atau kredit. 3. Memelihara keamanannya dimana bank harus menerima kembali nilai ekonominya setelah jangka waktu tertentu sesuai perjanjiannya. 4. Penggunaanya terarah dimana kredit tersebut sungguh-sungguh dipakai oleh debitur sesuai perencanaan perusahaan untuk meningkatkan kinerja kegiatan usahanya. 5. Mendatangkan hasil usaha yaitu dengan memberikan hasil lebih kepada bank, debitur, dan otorita moneter. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan besarnya kredit adalah : 1. Perkembangan ekonomi Negara dan daerah serta pengaruhnya terhadap dunia usaha pada umumnya. Bila ekonomi Negara berkembang, maka

ekonomi daerahpun akan memberikan dampak positif bagi pengembangan dunia usaha. 2. Keadaan atau situasi perdagangan pada umumnya dan pengaruh terhadap kehidupan rakyat banyak. 3. Tingkat kemakmuran manusia yang berpenghasilan tetap, turut berperan dalam menunjukkan kenaikan dan penurunan permintaan akan kredit serta kesehatan perkreditan manakala pihak yang berpenghasilan mempunyai kunci kemakmuran yang cukup tinggi karena kebutuhan konsumtifnya rata-rata terpenuhi, namun bila tingkat kemakmuran mereka menurun maka akan terjadi keadaan sebaliknya. Tujuan dari kredit itu sendiri tergantung dari beberapa pihak, yaitu : 1. Kreditur (Bank) memiliki tujuan a. Perkreditan merupakan sumber utama pendapatannya. b. Pemberian kredit merupakan perangsang pemasaran produk-produk lainnya dalam persaingan. c. Perkreditan merupakan instrument penjaga likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas bank. 2. Debitur (penerima kredit) a. Kredit berfungsi sebagai sarana untuk membuat kegiatan usaha makin lancar dan kinerja usaha semakin baik.

b.

Kredit meningkatkan minat berusaha dan keuntungan sebagai jaminan kelanjutan kehidupan perusahaan.

c.

Kredit memperluas kesempatan berusaha dan bekerja dalam perusahaan

3. Otorita moneter (pemerintah) a. b. Kredit berfungsi sebagai instrument moneter. Kredit berfungsi untuk menciptakan kesepakatan berusaha dan bekerja yang memperluas sumber pendapatan Negara. c. Kredit berfungsi sebagai instrument untuk ikut serta meningkatkan mutu manajemen dunia usaha sehingga terjadi efisiensi dan mengurangi pemborosan di semua lini. 4. Masyarakat a. Kredit dapat menimbulkan hubungan timbale balik dalam kehidupan perekonomian b. Kredit dapat mengurangi pengangguran karena membuka peluang usaha, bekerja dan pemerataan pendapatan. 2.7 Manajemen Aktiva-Pasiva Bank Manajemen aktiva-pasiva bank merupakan fokus utama dalam manajemen dana bank. Proses manajemen aktiva-pasiva bervariasi dari satu bank dengan bank lainnya dan sangat dipengaruhi oleh jenis dan ukuran bank, filosofi bank, lokasi operasi bank, tenaga kerja, dan alasan lainnya yang mempengaruhi pengelolaan bank

secara keseluruhan. Tujuan pokok dari manajemen aktiva-pasiva bank adalah menstruktur portofolio aktiva dan pasiva bank secara konsisten dalam rangka memaksimalkan keuntungan bagi pemilik bank. Namun usaha tersebut dipengaruhi oleh hambatan-hambatan yang muncul dari situasi ketidakpastian dalam mengelola aktiva-pasiva bank. Beberapa hambatan tersebut adalah : 1. Ketidakpastian arus dana simpanan dan pengembalian kredit. 2. Kondisi ekonomi local, nasional dan internasional. 3. Kebijakan moneter yang mempengarui uang yang beredar dan suku bunga. 4. Penggunaan kredit line oleh nasabah. 5. Masalah internal bank itu sendiri. Masalah utama yang sering dihadapi oleh bank dalam pengelolaan sisi aktiva dan pasiva bank adalah memecahkan konflik atau dilemma antara likuiditas dan keamanan disatu pihak dengan kemampuan meningkatkan laba dilain pihak.

Tabel 2.2 Alternatif Aktiva yang Memiliki Sifat Liquiditas dan Profitabilitas Berbeda Jenis Aktiva 1. Alat giro likuid pada (kas, Bank giro Tingkat Likuiditas Tertinggi Tingkat Profitabilitas Terendah

Indonesia,

pada bank lainnya) 2. Investasi surat berkualitas (suratberharga tinggi, Sedang Sedang

missal SBI, SBPU) 3. Kredit diberikan yang Terendah Tertinggi

Namun bila dikaitkan dengan kondisi perekonomian Negara kita saat ini, sebagian besar bank memilihkeamanan atau likuiditas meskipun profitabilitas yang dihasilkan tidak terlalu besar seperti mengalokasikan dananya pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dimana saat ini merupakan aktiva yang lebih liquid dibandingkan dengan kredit, hal ini dilakukan dalam rangka menjaga kepercayaan masyarakat pada bank yang bersangkutan.

Pengaruh Perkembangan Jumlah Dana Pihak Ketiga Terhadap Perkembangan Jumlah Kredit Dan Sertifikat Bank Indonesia (Sbi) Menurut Sugiono (2007) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Ada 3 (tiga) macam hubungan atau korelasi antar variabel :

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir dan Konseptual Adanya pemikiran untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengaruh antara dana pihak ketiga yang dimiliki oleh suatu bank terhadap penyaluran dana tersebut kembali ke masyarakat. Karena pada prinsipnya selain mencari laba bank juga memiliki peran penting dalam membangun dan mensejahterakan masyarakat. untuk mencapai kedua tujuan tersebut bank harus pandai dalam mengatur strategi pengalokasian dana sehingga dapat menghasilkan hasil yang optimal baik dari segi perolehan laba, kinerja perusahaan, maupun dari segi fungsinya untuk memajukan perekonomian dan mensejahterakan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perkembangan jumlah giro, tabungan dan deposito masyarakat berperan dalam mempengaruhi jumlah kredit yang diberikan kepada masyarakat dan pengalokasian dana kedalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Penelitian ini akan dilakukan pada PT Bank BPD Bali, dengan rentang waktu data yang diteliti selama 10 (sepuluh) tahun, sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2011. Data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar merupakan data sekunder yang diambil dari annual report tahunan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dimana data yang diperoleh dapat lebih

mudah diformulasikan kedalam bentuk perhitungan matematis, sehingga dapat diolah dan dianalisis. Adapun hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Semakin banyak dana pihak ketiga (giro, tabungan, deposito) diharapkan semakin banyak jumlah kredit yang diberikan pada PT Bank BPD Bali. 2. Semakin banyak dana pihak ketiga (giro) diharapkan semakin banyak jumlah kredit yang diberikan pada PT Bank BPD Bali. 3. Semakin banyak dana pihak ketiga (tabungan) diharapkan semakin banyak jumlah kredit yang diberikan pada PT Bank BPD Bali. 4. Semakin banyak dana pihak ketiga (deposito) diharapkan semakin banyak jumlah kredit yang diberikan pada PT Bank BPD Bali. 5. Semakin banyak dana pihak ketiga (giro, tabungan, deposito) diharapkan semakin banyak jumlah sertifikat bank Indonesia (SBI) pada PT Bank BPD Bali. 6. Semakin banyak dana pihak ketiga (giro) diharapkan semakin banyak jumlah sertifikat bank Indonesia (SBI) pada PT Bank BPD Bali. 7. Semakin banyak dana pihak ketiga (tabungan) diharapkan semakin banyak jumlah sertifikat bank Indonesia (SBI) pada PT Bank BPD Bali. 8. Semakin banyak dana pihak ketiga (deposito) diharapkan semakin banyak jumlah sertifikat bank Indonesia (SBI) pada PT Bank BPD Bali.

Berdasarkan uraian kerangka pikir dan konseptual maka dapat digambarkan sebagai berikut :

Giro (X1) Kredit (Y1) Tabungan (X2)

SBI (Y2)

Deposito (X3)

Gambar 3.1 Kerangka pikiran Pengaruh Perkembangan Jumlah Dana Pihak Ketiga (Giro, Tabungan, dan Deposito) terhadap Perkembangan Jumlah Kredit dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Gambar kerangka pikiran diatas dapat dijelaskan bahwa variabel terikat (dependen) adalah jumlah kredit yang diberikan (Y1) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) (Y2). Sedangkan variabel bebas (independen) yaitu giro (X1), Tabungan (X2), dan Deposito (X3).

3.2 Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : Secara simultan Pihak Ketiga (Giro, Tabungan, Deposito) berpengaruh

positif signifikan terhadap perkembangan jumlah kredit pada PT Bank BPD Bali. H2 : Dana Pihak Ketiga (Giro) berpengaruh positif signifikan terhadap perkembangan jumlah kredit pada PT Bank BPD Bali. H3: Dana Pihak Ketiga (Tabungan) berpengaruh positif signifikan terhadap perkembangan jumlah kredit pada PT Bank BPD Bali. H4: Dana Pihak Ketiga (Deposito) berpengaruh positif signifikan terhadap perkembangan jumlah kredit pada PT Bank BPD Bali. H5: Secara simultan Dana Pihak Ketiga (Giro, Tabungan, Deposito) berpengaruh positif signifikan terhadap perkembangan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada PT Bank BPD Bali. H6: Dana Pihak Ketiga (Giro) berpengaruh positif signifikan terhadap perkembangan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada PT Bank BPD Bali.

H7:

Dana Pihak Ketiga (Tabungan) berpengaruh positif signifikan terhadap perkembangan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada PT Bank BPD Bali.

H8:

Dana Pihak Ketiga (Deposito) berpengaruh positif signifikan terhadap perkembangan jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada PT Bank BPD Bali.

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kausalitas. Penelitian ini dilaksanakan untuk menentukan sejauh mana pengaruh jumlah dana pihak ketiga (giro, tabungan, deposito) terhadap alokasi dana tersebut dalam bentuk kredit kepada masyarakat, dan pengalokasian dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Objek penelitian ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Bali yang beralamat di Jalan Niti Mandala Renon No. 1 Denpasar. Penelitian dilakukanterhadap laporan keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Bali sejak laporan keuangan 31 Desember 2001 sampai dengan 31 Desember 2011. Penelitian ini dibatasi pada variabel giro, tabungan, dan deposito. Pengalokasian dana dibatasi pada variabel kredit dan Sertifikat Bank

Indonesia (SBI). Teknik analisis kuantitatif yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda.

Untuk lebih jelasnya rancangan penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1 :
Masalah

Hipotesis

Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Giro (X1), Tabungan (X2), Deposito (X3) 2. Variabel terikat : Kredit (Y1), SBI (Y2) Pengumpulan Data

Kesimpulan dan Saran

Pembahasan dan Inteprestasi Hasil

Analisis Data Metode Regresi Linier Berganda

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian 4.2 Variabel Penelitian 4.2.1 Identifikasi Variabel Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel ini diberikan simbol X. Giro (X1), Tabungan (X2), dan Deposito (X3).

2. Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, variabel ini diberi simbol Y. Kredit (Y1) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) (Y2). 4.2.2 Definisi Operasional Variabel

1. Giro Menurut Undang-undang perbankan No. 10 Tahun 1998, giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, perintah bayar lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Pengertian dapat ditarik setiap saat adalah bahwa uang yang disimpan di rekening giro dapat ditarik berkali-kali dalam sehari selama dana masih tercukupi, selain harus memenuhi syarat dari bank bersangkutan. Penarikan dapat dilakukan dengan tunai atau non tunai. 2. Deposito Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan (pihak ketiga) dengan bank yang bersangkutan. Dilihat dari sudut biaya dana, maka dana yang bersumber dari deposito ini merupakan dana yang relatif mahal dibandingkan dana yang bersumber dari giro dan tabungan. Sumber dana ini dikategorikan sebagai sumber dana semi tetap. Berbeda dengan giro, dana deposito akan mengendap di bank karena pemegangnya (deposan) tertarik dengan tingkat bunga yang ditawarkan oleh bank. 3. Tabungan

Tabungan seperti halnya giro, simpanan tabungan juga memiliki syarat-syarat tertentu bagi pemegangnya dan persyaratan masing-masing bank berbeda satu dengan yang lain. Disamping persyaratan yang berbeda, tujuan masyarakat untuk menyimpan dana dalam bentuk tabungan juga berbeda. Pengertian tabungan menurut Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan alat lainnya yang dipersamaan dengan itu. Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat antara bank dan si penabung.

4. Kredit Menurut Moh. Tjoekam (1999) kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu credere yang berarti percaya atau to believe atau to trust. Sedangkan menurut Thomas Suyatno (1993) istilah kredit berasal dari bahasa yunani yaitu credere juga berarti kepercayaan (truth atau faith). Berdasarkan pada Undang-undang No. 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga kredit. 5. Sertifikat Bank Indonesia

Jonker Sihombing (1990) menyatakan bahwa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan dengan system diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutangnya. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mempunyai fungsi : a. Untuk pengendalian moneter. b. Sebagai alternatif penanaman dana bagi lembaga keuangan dalam hal ini adalah bank. c. Untuk mengembangkan pasar uang dan pasar sekunder. 4.3 Pengumpulan Data 4.3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dalam bentuk kuantitafif. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Data berupa laporan keuangan PT Bank BPD Bali dari 31 Desember 2001 sampai dengan 31 Desember 2011. Data tersebut meliputi : 1. Jumlah giro masyarakat pada PT Bank BPD Bali dari 31 Desember 2001 sampai dengan 31 Desember 2011. 2. Jumlah tabungan masyarakat pada PT Bank BPD Bali dari 31 Desember 2001 sampai dengan 31 Desember 2011. 3. Jumlah deposito masyarakat pada PT Bank BPD Bali dari 31 Desember 2001 sampai dengan 31 Desember 2011.

4. Jumlah kredit yang diberikan oleh PT Bank BPD Bali dari 31 Desember 2001 sampai dengan 31 Desember 2011. 5. Jumlah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada PT Bank BPD Bali dari 31 Desember 2001 sampai dengan 31 Desember 2011. 4.3.2 Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiono (2007) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dari penelitian ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Bali. Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini sampel penelitian adalah laporan keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Bali dari 31 Desember 2001 sampai dengan 31 Desember 2011. 4.3.3 Metode Pengumpulan Data Metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah secara observasi terhadap laporan keuangan. Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan terhadap laporan keuangan.

4.4 Metode Analisis Penelitian Metode regresi linier berganda digunakan untuk menggambarkan pengaruh suatu variabel dependen terhadap 2 (dua) atau lebih variabel independen. Analisis secara regresi berganda sebenarnya didasarkan pada 3 (tiga) asumsi yaitu : 1. Distribusi probabilitas bersyarat variabel dependen bagi serangkaian variabel independen mengikuti pola normal atau kurang lebih lebih normal. 2. Distribusi bersyarat variabel dependen bagi setiap kombinasi variabel independen memiliki varians yang sama. 3. Nilai-nilai variabel dependen harus independen satu dengan lainnya. Berdasarkan ketiga asumsi diatas, persamaan regresi berganda dapat diturunkan atas dasar metode kuadrat minimum. Maka model linier hubungan variabel-variabel secara berganda dapat dinyatakan dalam : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana : Y X1 ,X2 ,X3 = variabel independen = variabel dependen

b1,b2,b3 a

= koefisien regresi sering disebut slope coefficient = intercept coefficient atau perpotongan antara sumbu Y dan garis fungsi linier nilai Y

Untuk menyelesaikan analisis data ini, secara keseluruhan digunakan software SPSS version 14 for windows. Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang diajukan maka digunakan statistic uji F dan uji T. uji F adalah untuk menguji pengaruh variabel bebas secara serempak atau bersama-sama dengan criteria pengujian, jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan apabila signifkan lebih besar 0,05 maka Ho diterima Ha ditolak. Uji T adalah untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial atau sendiri-sendiri, dengan criteria pengujian jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak berarti Ha diterima. Atau dengan menggunakan criteria lain yang apabila signifikan < 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima atau apabila signifikan > 0,05 maka Ho diterima Ha ditolak. Tambahkan uji BLUE.....

Anda mungkin juga menyukai