Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular semakin jelas. Diproyeksikan jumlah kesakitan akibat penyakit tidak menular dan kecelakaan akan meningkat dan penyakit menular akan menurun. PTM seperti kanker, jantung, DM dan paru obstruktif kronik, serta penyakit kronik lainnya akan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2030. Sementara itu penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, Malaria, Diare dan penyakit infeksi lainnya diprediksi akan mengalami penurunan pada tahun 2030. Peningkatan kejadian PTM berhubungan dengan peningkatan faktor risiko akibat perubahan gaya hidup seiring dengan perkembangan dunia yang makin modern, pertumbuhan populasi dan peningkatan usia harapan hidup. Permasalah kesehatan tersebut biasanya identik dengan kondisi lingkungan dari suatu wilayah di masyarakat. Sebagaimana lingkungan perkotaan memiliki permasalahan karena tingkat mobilisasi penduduknya yang tinggi. Hal tersebut berlaku juga dengan permasalahan yang timbul di daerah pedesaan karena tingkat pendidikan yang rendah atau akses pelayanan yang minim. Masyarakat wilayah desa dan kota memang memiliki sesuatu daya tarik untuk diteliti lebih dalam. Proses-proses terbentuknya masyarakat desa dan kota cukup menarik untuk diamati dan dapat mengetahui bagaimana solusi yang diberikan akibat munculnya kedua kelompok tersebut. Penyelesaian masalah masalah tersebut melibatkan seluruh komponen untuk berkoordinasi secara baik dan bersinergi satu sama lain. Permasalahan kesehatan yang terjadi baik di daerah urban ataupun rural tidaklah terlepas dari permasalahan sosial dan ekonomi yang mengalami kesenjangan di setiap wilayah. Permasalahan tersebut memberikan dampak terhadap kesehatan. Oleh karena itu dibutuhkan solusi yang tepat dengan memperhatikan sumber masalah yang terjadi. Sebagaiman wilayah perkotaan yang memiliki karakteristik dengan jumlah penduduk yang padat dikarenakan lonjakan urbanisasi dan pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti kepadatan lalu lintas, pencemaran udara, perumahan yang kurang sehat, tindak kriminal, dan penggunaan obat terlarang. Di samping itu majunya teknologi di wilayah perkotaan juga dapat menimbulkan masalah lingkungan, misalnya teknologi terhadap kendaraan bermotor. Menurut data Badan Pusat Statistik pada 2004, di

Indonesia jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya bertambah 12%. Peningkatan itu tentunya disertai dengan bertambahnya zat-zat pencemar berbahaya yang tiap hari terpaksa dihirup oleh warga, seperti karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), dan oksida nitrogen (NOx). Belum lagi permasalah kesehatan yang timbul akibat perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan yang ingin serba instan dan cepat contohnya makan makanan tidak bergizi seperti fast food dan merokok, hal tersebut menjadikan penyakit degeneratif semakin banyak menyasar masyarakat perkotaan. Ironisnya, penyebaran penyakit menular klasik seperti tuberkulosis (TB), diare, dan demam berdarah masih belum bisa dituntaskan penyebarannya.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja karakteristik yang terdapat di wilayah perkotaan dan pedesaan dari segala aspek (lingkungan, sosial dan budaya)? 2. Apa saja pernasalahan kesehatan yang dapat timbul di wilayah perkotaan?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui karakteristik wilayah perkotaan dan pedesaan dari segala aspek (lingkungan, sosial dan budaya). 2. Untuk mengetahui pernasalahan kesehatan yang dapat timbul di wilayah perkotaan.

1.4 Manfaat

Anda mungkin juga menyukai