Anda di halaman 1dari 6

PENUGASAN MAHASISWA

PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI


TERHADAP PERGESERAN PENYEBAB KEMATIAN AKIBAT PENYAKIT
MENULAR DAN TIDAK MENULAR

Oleh:

Salman Elwaro Saufi

H1A019097

Pertanyaan no. 2

909

Blok Keterampilan Belajar

Tahun Ajar 2019-2020


“Penyakit tidak menular (Non Cummonicable Diseases) seperti penyakit jantung
(cardiovascular), stroke, kanker, diabetes dan penyakit tenggorokan kronis merupakan penyakit
yang bertanggung jawab terhadap 70% penyebab kematian di seluruh dunia” (WHO, 2018a).
Dalam data tersebut penyebab kematian akibat penyakit tidak menular adalah penyebab
kematian yang paling besar pada tahun 2018. Hal ini merupakan tanda bahwa adanya
peningkatan penyebab kematian akibat penyakit tidak menular. Penyebab hal ini bisa terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor seperti, pengaruh genetik, lingkungan, dan gaya hidup yang
tidak sehat seperti, merokok, minum-minuman ber-alkohol, diet yang tidak sehat dan kurangnya
aktifitas (Nur and Warganegara, 2016).

Faktor yang paling berpengaruh terhadap pergeseran penyebab kematian akibat penyakit
menular menjadi tidak menular adalah perubahan gaya hidup menjadi tidak sehat. Selain gaya
hidup, perkembangan teknologi khususnya di bidang informasi (Teknologi Informasi) juga
merupakan salah satu faktor penyebab peningkatan kematian akibat penyakit tidak menular dan
berkurangnya penyebab kematian akibat penyakit menular. Teknologi informasi merupakan
segala macam teknologi yang mampu mengirimkan informasi dan memproses dalam bentuk
elektronis (Ermidawati, Pauliana, 2007). Berkembangnya teknologi informasi secara tidak
langsung berdampak pada perubahan gaya hidup dan menyebabkan peningkatan jumlah penyakit
tidak menular.

Dalam esai ini penulis akan menganalisis faktor pergeseran peningkatan penyebab
kematian akibat penyakit menular menjadi penyakit tidak menular yang semakin meningkat
yaitu pola gaya hidup yang tidak sehat dan perkembangan teknologi informasi.

Gaya hidup masyarakat beberapa puluh tahun yang lalu berbeda dengan gaya hidup
masyarakat sekarang. Dahulu masyarakat lebih sering melakukan aktifitas diluar ruangan seperti
berinteraksi sosial, gotong-royong, dan melakukan aktifitas yang berkaitan dengan fisik. Namun,
belakangan ini gaya hidup masyarakat mulai berubah menjadi gaya hidup menetap. Gaya hidup
menetap (sedentary lifestyle) adalah perilaku seseorang yang tidak banyak melakukan aktifitas
dan mengeluarkan sedikit energi (Mandriyarini, 2016). Berubahnya gaya hidup masyarakat
menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya penyebab kematian akibat penyakit tidak
menular. Sedentary lifestyle berpengaruh terhadap kesehatan, karena dengan sedikitnya aktifitas
yang dilakukan masyarakat dapat menimbulkan penyakit seperti obesitas. Obesitas dapat terjadi
karena ketidakseimbangan antara kalori yang masuk ke badan dan yang dikeluarkan (WHO,
2018b). Kelebihan berat badan dan obesitas adalah penyebab paling sering timbulnya penyakit
kronis seperti, diabetes, penyakit jantung (kardiovaskuler), dan kanker (WHO). Hal ini juga
dapat terjadi akibat mengonsumsi makanan dan minuman yang kurang sehat seperti makanan
cepat saji, minuman berkarbonasi dan beralkohol.

Kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit berbahaya


seperti, cardiovascular disease, penyakit pernapasan (respiratory disease), kanker, kematian
janin, dan kehamilan ektopik (ectopic pregnancy). Penyakit-penyakti tersebut adalah penyakit
yang dulu jarang terjadi di masyarakat. Namun, belakangan ini sering sekali terjadi bahkan
hampir menjadi hal yang wajar dikalangan masyarakat. Hal ini sebagai bukti bahwa semakin
meningkatnya penyebab kematian akibat penyakit tidak menular dari tahun ke tahun.

Faktor lainnya adalah perkembangan teknologi khususnya dibidang informasi. Seperti


yang kita tahu bersama, dengan berkembangnya teknologi informasi dapat memberikan dampak
positif kepada masyarakat. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan teknologi yang
memudahkan kita dalam mencari informasi dan melakukan interaksi dengan orang lain
(Bosamia, 2018). Dengan semakin mudahnya kita untuk mendapatkan informasi dan berinteraksi
hanya dengan duduk atau berbaring kita sudah bisa berinteraksi dengan orang yang berbeda
tempat dan mendapatkan informasi yang ingin dicari. Namun, akibat dari mudahnya mengakses
informasi dan berinteraksi dapat menyebabkan dampak negatif terhadap masyarakat. Dampak
negatif tersebut adalah berkurangnya aktivitas masyarakat dan kurangnya interaksi sosisal
dimana hal ini juga berkaitan dengan perubahan gaya hidup masyarakat.

Dampak negatif dari perkembangan teknologi informasi bagi kesehatan yaitu munculnya
penyakit-penyakit yang berkaitan dengan masalah pengelihatan seperti, miopi atau rabun jauh
akibat dari penggunaaan teknologi informasi (smartphone dan komputer) dalam jangka waktu
yang lama.

Perkembangan teknologi informasi menyebabkan kurangnya interaksi sosial karena


sekarang kita bisa lebih mudah untuk berinteraksi bahkan dengan orang yang jauh. Hal ini salah
satu penyebab menurunnya penyebaran penyakit. Penyakit bisa menyebar melalui udara sebagai
partikel kecil yang dapat membawa kuman atau virus penyebab penyakit, kontak dengan kotoran
dan mulut (faeco-oral spread), kontak kulit, darah atau cairan tubuh seperti keringat dan
sejenisnya (SA Health). Kuman-kuman penyebab penyakit tersebut bisa menyebar dengan dua
cara yaitu, secara langsung antara orang ke orang, dan melalui benda-benda yang pernah
disentuh oleh penderita (SA Health). Namun, akibat perkembangan teknologi informasi
penyebaran penyakit menjadi terhambat karena masyarakat tidak perlu lagi untuk berinteraksi
secara langsung dengan orang lain terlebih jika orang tersebut mengidap penyakit yang dapat
menular melalui udara seperti flu dan masyarakat tidak perlu lagi keluar rumah mereka untuk
mendapatkan hal-hal yang mereka inginkan. Inilah yang menyebabkan penyebab kematian
akibat penyakit menular semakin menurun dari tahun ke tahun.

Oleh karena itu, gaya hidup masyarakat yang kurang beraktifitas dan perkembangan
teknologi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap pergeseran penyebab kematian
akibat penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. Dengan gaya hidup masyarakat yang
kurang sehat seperti mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat, merokok, dan
minum-minuman beralkohol menyebabkan meningkatnya penyakit-penyakit tidak menular
seperti obesitas, diabetes, cardiovascular disease, kanker, gangguan pernapasan, dan penyakit
yang berkaitan dengan kehamilan.

Dari segi perkembangan teknologi informasi, dapat menimbulkan penyakit rabun pada
mata dan juga berdampak ke gaya hidup yang menetap. Selain itu, perkembangan teknologi
informasi juga menyebabkan penyebaran penyakit terhambat karena dengan segala kemudahan
yang diberikan masyarakat tidak perlu lagi berinteraksi secara langsung dengan orang lain yang
terjangkit penyakit dan tidak perlu lagi pergi meninggalkan rumah untuk mendapatkan
kebutuhan mereka. hal itulah yang menyebabkan penurunan penyebab kematian akibat penyakit
menular dari tahun ke tahun.

Walaupun penyebab kematian akibat penyakti menular semakin menurun tetapi,


penyebab kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat. Hal ini tidak bisa di
biarkan begitu saja karena akan berdampak buruk bagi kualitas kesehatan masyarakat
kedepannya. Solusinya adalah dengan menjaga kesehatan dengan cara melakukan aktifitas agar
tubuh tetap bergerak, menjaga makanan seperti rajin mengonsumsi makanan yang sehat dan
bersih, dan rajin memeriksakan kesehatan (check up) ke dokter.
DAFTAR PUSTAKA

Bosamia, M. (2018) ‘Positive and Negative Impacts of Information and Communication


Technology in our Everyday Life Positive and Negative Impacts of ICT in our Everyday Life
Positive and Negative Impacts of Information and Communication Technology in our
Everyday Life Mansi P’, (December 2013).

Ermidawati, Pauliana, T. (2007) ‘Seminar Internasional , ISSN 1907-2066 Seminar Internasional


, ISSN 1907-2066’, Paper seminar sistem informasi manajemen, pp. 1307–1312.

Mandriyarini, R. (2016) Sedentary Lifestyle Sebagai Faktor Risiko Kejadian Obesitas Pada
Remaja Stunted Usia 14-18 Tahun Di Kota Semarang. Available at:
http://eprints.undip.ac.id/62140/1/913_Retno_Mandriyarini.pdf.

Nur, N. N. and Warganegara, E. (2016) ‘Faktor Risiko Perilaku Penyakit Tidak Menular’,
Medical Journal of Lampung University (Majority), 5, pp. 88–94. Available at:
http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2016/04/5.2-Nida-Nabilah-done.pdf.

SA Health (no date) Ways infectious diseases spread. Available at:


https://www.sahealth.sa.gov.au/wps/wcm/connect/public+content/sa+health+internet/
health+topics/health+conditions+prevention+and+treatment/infectious+diseases/
ways+infectious+diseases+spread.

WHO (2018a) Noncommunicable Disease Risk Factors. Available at:


https://www.who.int/ncds/en/.

WHO (2018b) Obesity and Overweight. Available at: https://www.who.int/news-room/fact-


sheets/detail/obesity-and-overweight.

WHO (no date) Obesity. Available at: https://www.who.int/topics/obesity/en/.

Anda mungkin juga menyukai