Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ

Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnas kat E-ISSN: 2714-6286

SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


TIDAK MENULAR DI KAMPUNG TIDAR
Irja Sriani Masitha 1 , Nabila Media 2 , Novi Wulandari 3 , Mohammad Amin Tohari 4 .
1 Prodi
Kesehatan Masyarakat, Fak. Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jakarta, 15419
23 Prodi Ilmu Komunikasi, Fak. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jakarta, 15419
4 Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fak. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jakarta ,

15419

*Email: nabilamedia2000@gmail.com

ABSTRAK

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak dapat ditularkan dari orang ke orang .
Kematian akibat PTM diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di
Negara menengah dan miskin. Penyakit Tidak Menular (PTM) juga penyakit yang tidak ditularkan dan tidak
ditransmisikan kepada orang lain dengan bentuk kontak apapun, menyebabkan kematian dan membunuh sekita r 3 5
juta manusia setiap tahunnya. Metode: Pendekatan yang digunakan adalah dengan sosialisasi, karen a m a sy arak at
lebih mudah menerima apa yang disampaikan dibanding apa yang dicari. Sosialisasi merupakan cara y an g m u d a h
dan efektif dalam sebuah penyampaian pesan. Tujuan pengabdian masyarakat yang terintegrasi Kuliah Kerja Nya t a
(KKN) untuk mendeteksi faktor risiko penyakit tidak menular, pada masyarakat Kampung Tidar. Jenis kegiatan
yang dilakukan berupa penyuluhan kesehatan, oleh karena itu sosialisasi dan edukasi sangat penting dilakukan
mengenai Penyakit Tidak Menular dan juga cara mererapkan CERDIK di masyarakat.

Kata Kunci: Penyakit Tidak Menular, Sosialisasi, Cerdik

ABSTRACT
Non-communicable disease (NCDs) are chronic disease that cannot be passed from person to person. Deaths from
NCDs are expected to continue to increase worldwide, the greates increase will occur in middle and pour contries .
Non communicable disease (NCDs) are also disease that are not transmitted to other people by any form of contact ,
causing death and killing 35 million people every year. Method: The approach used is socialization, because people
area easier to accept what is conveyed than what is sought. Socialization is an easy and effective way of delivering
messages. The purpose of community service that is integrated with real work lectures (KKN) is to detect risk
factors for non communicable disease, in the people of Kampung Tidar the type of act ivity carried out is in the form
of health education, therefore socialization and education is very important to do about non communicable disea ses
and also how to apply CERDIK in the community

Keywords: Non-communicable diseases, socialization, CERDIK

1. PENDAHULUAN sebanyak 17,3 juta orang per tahun, diikuti oleh


Salah satu masalah yang dihadapi dalam kanker (7,6 juta), penyakit pernafasan (4,2 juta),
pembangunan kesehatan saat ini adalah dan DM (1,3 juta). Keempat kelompok jenis
terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit ini menyebabkan sekitar 80% dari
penyakit menular ke penyakit tidak menular. semua kematian PTM. Penyakit tidak menular
Tingginya prevalensi penyakit tidak menular diketahui sebagai penyakit yang tidak dapat
membawa dampak terhadap menurunnya disebarkan dari seseorang terhadap orang lain.
produksitivitas dan gangguan pada pemenuhan Terdapat empat tipe utama penyakit tidak
aktivitas sehari-hari. Laporan dari WHO menular yaitu penyakit kardiovaskuler, kanker,
menunjukkan bahwa PTM sejauh ini merupakan penyakit pernapasan kronis, dan diabetes.
penyebab utama kematian di dunia, yang Penyakit tidak menular diketahui sebagai
mewakili 63% dari semua kematian tahunan. penyakit yang tidak dapat disebarkan dari
PTM membunuh lebih dari 36 juta orang setiap seseorang terhadap orang lain. Terdapat empat
tahun. Kematian akibat penyakit kardiovaskular tipe utama penyakit tidak menular yaitu
paling banyak disebabkan oleh PTM yaitu penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit

SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN MASYARAKAT 2021


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA, 28 OKTOBER 2021 314 – UMJ - KKN
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnas kat E-ISSN: 2714-6286

pernapasan kronis, dan diabetes. Pola hidup prevalensi penyakit tidak menular (Indriyawati,
modern telah mengubah sikap dan perilaku dkk., 2018)
manusia, termasuk pola makan, merokok, Kegiatan program pengabdian yang
konsumsi alkohol serta obat-obatan sebagai terintegrasi KKN Online berupa penyuluhan
gaya hidup sehingga penderita penyakit kepada masyarakat tentang faktor risiko,
degeneratif (penyakit karena penurunan f ungsi pencegahan dan pengendalian dari penyakit
organ tubuh) semakin meningkat dan tidak menular (PTM), Pelaksanaan kegiatan
mengancam kehidupan. (Kemenkes, 2019). pengabdian masyarakat dan KKN UMJ Tahun
Akibat perilaku manusia, lingkungan 2022 dilakukan di Kelurahan Sudimara Timur,
hidup dieksploitasi sedemikian rupa sampai Ciledug lebih tepatnya di Kampung Tidar
menjadi tidak ramah terhadap kehidupan dengan berbagai kegiatan yaitu UMJ Peduli
manusia, sehingga meningkatkan jumlah berupa Sosialisasi Pencegahan dan
penderita penyakit paru kronis yang seringkali Pengendalian Penyakit Tidak Menular,
berakhir dengan kematian. Berbagai penyakit Pembuatan Poster CERDIK, Pembagian Masker
kanker juga dapat dipicu oleh bermacam bahan dan Hand Sanitizer.
kimia yang bersifat karsinogenik, kondisi Kampung tematik adalah program
lingkungan, serta perilaku manusia (Darmawan, pemerintah Kota Tangerang dalam membenahi
2016). semua wilayah secara masif dan tepat sasaran.
Penyakit tidak menular telah menjadi Warga yang secara mandiri dan bersama-sama
kelompok penyakit yang sulit untuk menata wilayahnya menjadi hunian yang layak
didefinisikan. Istilah penyakit tidak menular dihuni sekaligus dikunjungi seperti halnya
menjadi sebuah ironi karena beberapa penyakit Kampung Tidar yang berada di wilayah
yang termasuk seperti kanker leher rahim, perut, Sudimara Timur sebuah kelurahan di kecamatan
dan hati sebagian disebabkan oleh infeksi Ciledug, Kota Tangerang, Provinsi Banten,
organisme. Namun, empat perilaku seperti Indonesia atau lebih jelasnya letak kampung
penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, pola Tidar berada di Jalan HOS Cokroaminoto
makan yang buruk, dan kurangnya aktivitas fisik tepatnya gang kampung ini bersebelahan dengan
merupakan perilaku yang menjadi faktor risiko SPBU Pertamina. Kelurahan ini memiliki 44
dan berhubungan erat dengan empat penyakit rukun tetangga dan 11 rukun warga, yang
tidak menular utama (penyakit kardiovaskuler, dimana 1 rukun warga terdiri dari 4 rukun
kanker, penyakit pernapasan kronis, dan tetangga. Kampung Tidar termasuk berada di
diabetes) yang mencapai 80% menyebabkan RW 04 dengan luas 4 hektar dan jumlah
kematian dari kelompok penyakit tidak menular penduduk 1000 jiwa,warga di kampung ini
(Kemenkes, 2017). kebanyakan berprofesi sebagai pegawai negeri
Penyakit tidak menular muncul dari dan pedagang. Nama dari Kampung Tidar
kombinasi faktor risiko yang tidak dapat mempunyai singkatan dari Tata, Indah dan
dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat Rapi, sesuai kesepakatan masyarakat setempat
dimodifikasi. Fakor risiko yang tidak dapat ingin menjadikan tempat tinggal mereka layak
dimodifikasi oleh individu adalah usia, jenis huni dan dikunjungi tidak hanya terkonsen pada
kelamin, dan genetika. Sedangkan factor risiko estetik saja. Berlokasi di Jl. Masjid VI,
yang dapat dimodifikasi adalah faktor yang RT.002/RW.005, Sudimara Tim., Kec. Ciledug,
dapat diubah melalui kesadaran individu itu Kota Tangerang, Banten 15151.
sendiri dan intervensi sosial (Alifariki, 2015).
Tingginya kejadian dan kematian akibat MASALAH
PTM menjadikan pengendaliannya penting
dilakukan. Deteksi dini serta pengobatan yang Di dalam kelurahan Sudimara Timur
tepat membuat pengendalian PTM lebih baik. terdapat suatu wilayah yang memiliki Kampung
Surveilans kasus dan faktor risiko PTM menjadi tematik. Kampung tematik adalah program
strategi untuk pencegahan, pengendalian tepat pemerintah Kota Tangerang dalam membenahi
serta terpadu oleh pemerintah, swasta, dan semua wilayah secara masif dan tepat sasaran.
masyarakat (Umuyana et al, 2015). Kampung tersebut mempunyai beragam macam
Penyuluhan, pemeriksaan serta Surveilans tanaman dan hiasan yang berbeda-beda namun
faktor risiko PTM merupakan bentuk upaya masih satu tujuan yakni sebagai kampung
kesehatan dalam mencegah peningkatan tematik yang asri, bersih dan nyaman. Warga

2
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnas kat E-ISSN: 2714-6286

pun gotong royong menjadi tempat pertama kali tingkat tertentu normanorma sosialnya, sehingga
penghiasan dilakukan kampung tematik di membimbing orang tersebut untuk
Kelurahan Sudimara Timur untuk mengubah memperhitungkan harapan-harapan orang lain”.
wajah kampung yang terbilang kumuh. Alasan
pemilihan lokasi kegiatan adalah karena wilayah 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut merupakan tempat kelompok 62 KKN Sosialisasi merupakan proses belajar,
yang menunjukkan bahwa prevalensi penyakit pada dasarnya sifat manusia adalah tidak akan
tidak menular seperti hipertensi, DM, asam urat pernah puas untuk belajar sesuatu hal yang
selalu masuk dalam 10 jenis penyakit terbanyak belum diketahuinya, seperti belajar norma-
setiap tahunnya. Informasi kesehatan dari norma untuk dapat beradaptasi dengan
pemeriksaan faktor risiko PTM dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi merupakan
menggambarkan pola penyakit secara akurat suatu proses bagaimana memperkenalkan
sangat penting untuk menjadi dasar penentuan sebuah sistem pada seseorang dan bagaimana
prioritas dalam pengambilan keputusan orang tersebut menentukan tanggapan serta
pencegahan serta pengendalian PTM. Penduduk reaksinya. Sosialisasi ditentukan oleh
setempat rata-rata 18 tahun keatas dan lansia, lingkungan sosial, ekonomi dan kebudayaan
maka dari itu kami mengadakan program dimana individu berada, selain itu juga
tentang penyakit tidak menular karena pada ditentukan oleh interaksi pengalaman-
umur manusia sangat rentan sekali untuk pengalaman serta kepribadiannya (Indrawan,
mengidap penyakit tersebut. Berdasarkan (2017).
permasalahan tersebut maka di perlukan adanya
upaya sosialisasi berupa kegiatan penyuluhan 1) Kegiatan Sosialisasi
tentang pencegahan dan pengendalian Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 10
penyakit tidak menular. Juli 2021, di Kampung Tidar, Kecamatan
Sudimara Timur, dengan jumlah 15 orang.
RENCANA PEMECAHAN MASALAH Metode yang digunakan pada kegiatan
pengabdian kepada masyarakat yaitu
Berdasarkan survey masalah yang terjadi Penyuluhan PTM bertujuan untuk menjelaskan
maka solusi yang digagas oleh tim pengabdian kepada masyarakat tentang bahaya PTM serta
masyarakat kepada pihak mitra. cara mendeteksi secara dini untuk mencegah
a) Penyuluhan Sosialisasi Pencegahan dan PTM di Kampung Tidar. Penyuluhan PTM ini
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dilaksanakan hanya satu kali. Saat penyuluhan
b) Membagikan masker dan hand sanitizer PTM, tampak masyarakat antusias mengikuti
penyuluhan dan banyak masyarakat yang
2. METODE bertanya dan berdiskusi dengan pemateri.
Pendekatan yang digunakan adalah
dengan sosialisasi, karena masyarakat lebih
mudah menerima apa yang disampaikan
dibanding apa yang dicari. Sosialisasi
merupakan cara yang mudah dan efektif dalam
sebuah penyampaian pesan. Sosialisasi
mencakup pemeriksaan mengenai lingkungan
kultural lingkungan sosial dari masyarakat yang
bersangkutan, interaksi sosial dan tingkah laku
sosial. Berdasarkan hal tersebut, sosialisasi
merupakan mata rantai paling penting di antara
sistem-sistem sosial lainnya, karena dalam
sosialisasi adanya keterlibatan individu-individu
sampa dengan kelompok-kelompok dalam satu
sistem untuk berpartisipasi.
Sosialisasi menurut Charles R Wright Gambar 1. Sosialisasi Pencegahan dan
yang dikutip oleh sutaryo (2005) adalah “Proses Pengendalian Penyakit Tidak Menular
ketika individu mendapatkan kebudayaan
kelompoknya dan menginternalisasikan sampai

3
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnas kat E-ISSN: 2714-6286

tidak dapat disebarkan dari seseorang terhadap


orang lain. Pola hidup modern telah mengubah
sikap dan perilaku manusia, termasuk pola
makan, merokok, konsumsi alkohol serta obat-
obatan sebagai gaya hidup sehingga penderita
penyakit degeneratif (penyakit karena
penurunan fungsi organ tubuh) semakin
meningkat dan mengancam kehidupan.
Penyakit tidak menular (PTM), dikenal
juga sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan
Gambar 2. Pengisian Pre-Test dan Post-Test
dari orang ke orang. Perkembangan penyakit
tidak menular umumnya lambat dan
membutuhkan durasi yang panjang. Berdasarkan
profil WHO mengenai penyakit tidak menular di
Asia Tenggara, ada lima penyakit tidak menular
dengan angka kesakitan dan kematian yang
tinggi, yaitu penyakit kardiovaskuler, kanker,
penyakit pernapasan kronis, diabetes mellitus,
dan cedera. Proporsi penyebab kematian PTM
pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun,
penyebab kematian terbesar adalah penyakit
Gambar 3. Sesi Tanya Jawab dengan Audiens kardiovaskuler (39%), di ikuti kanker (27%),
sedangkan penyakit pernapasan kronis, penyakit
2) Materi Sosialisasi pencernaan dan PTM lain bersama-sama
Penyakit tidak menular merupakan salah menyebabkan sekitar 30% kematian serta 4%
satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian disebabkan oleh diabetes mellitus.
nasional maupun global pada saat ini. Data
WHO tahun 2008 menunjukan bahwa dari 57 Penyakit Kardiovaskuler
juta kematian yang terjadi, 36 juta atau hampir
dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Secara global, penyakit kardiovaskuler
Menular. Di negara dengan tingkat ekonomi merupakan penyebab kematian nomor satu dan
rendah sampai menengah, 29% kematian yang diproyeksikan akan tetap demikian. Penyakit
terjadi pada penduduk berusia kurang dari 60 kardiovaskuler mencakup penyakit jantung
tahun disebabkan oleh PTM. Indonesia dalam koroner, penyakit serebrovaskuler, peningkatan
beberapa dasawarsa terakhir menghadapi tekanan darah, penyakit arteri perifer, penyakit
masalah triple burden diseases, yaitu penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, dan
menular yang masih menjadi masalah, kejadian gagal jantung. Penyebab utama penyakit
re-emerging diseases dan new emerging kardiovaskuler adalah merokok, aktivitas f isik
diseases yang masih sering terjadi, dan di sisi yang kurang, dan diet yang tidak sehat.
lain kejadian PTM cenderung meningkat dari Merokok, diet yang tidak sehat dan aktivitas
waktu ke waktu. fisik yang kurang meningkatkan risiko serangan
Menurut profil Penyakit Tidak Menular jantung dan stroke. Tekanan darah tinggi tidak
WHO tahun 2011, di Indoesia tahun 2008 memiliki gejala, namun dapat menyebabkan
terdapat 582.300 laki-laki dan 481.700 serangan jantung dan stroke.
perempuan meninggal karena PTM. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Kanker
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
Kanker menyumbang kematian kedua
1995 dan 2001, tampak bahwa selama 12 tahun setelah penyakit kardiovaskuler. Jenis utama
(1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi kanker adalah kanker paru, kanker perut, kanker
dimana kematian karena penyakit tidak menular kolorektal, kanker hati, dan kanker payudara.
semakin meningkat, sedangkan kematian karena
Lebih dari 70% semua kematian akibat kanker
penyakit menular semakin menurun. Fenomena
terjadi di Negara berpenghasilan rendah sampai
ini diprediksi akan terus berlanjut. Penyakit
menengah. Faktor risiko utama kanker adalah
tidak menular diketahui sebagai penya kit yang

4
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnas kat E-ISSN: 2714-6286

merokok, konsumsi alkohol, faktor makanan alkohol. Hipertensi yang berkepanjangan dapat
(termasuk konsumsi sayur dan buah yang merusak dinding arteri dan memengaruhi
kurang), aktivitas fisik yang kurang, infeksi kemungkinan terjadinya aterosklerosis
kronis dari Helycobacter pylori, virus hepatitis (peningkatan penumpukan plak).
B, virus hepatitis C, dan beberapa jenis Human WHO dalam mengatasi dan
Papilloma Virus (HPV), serta lingkungan dan mengendalikan penyakit tidak menular
risiko kerja yang berhubungan dengan pengion mendukung negara-negara anggota untuk
dan radiasi. mengembangkan dan melaksanakan kebijakan
yang komprehensif dan terpadu. Komponen
Penyakit Pernapasan Kronis program pengendalian dan pencegahan penyakit
tidak menular tersebut adalah:
Penyakit pernapasan kronis adalah a) Pencegahan dan pengendalian penyakit
penyakit pada saluran udara dan struktur paru kardiovaskuler.
lainnya seperti asma dan alergi pernapasan, Solusi untuk penyakit kardiovaskuler
penyakit paru obstruktif kronis, penyakit paru adalah dengan diet makanan yang sehat dan
kerja (kerusakann paru akibat debu, uap, ata u meningkatkan aktifitas fisik, menghentikan
gas berbahaya yang terhirup pekerja di tempat merokok, dan mengetahui kemungkinan risiko.
kerja), sleep apnea syndrome dan hipertensi b) Pencegahan dan pengendalian kanker.
pulmonal. Faktor risiko dari penyakit Strategi kunci untuk pencegahan kanker
pernapasan kronis adalah merokok (baik aktif
adalah dengan mengontrol merokok, promosi
maupun pasif), terpapar polusi udara, paparan makanan sehat dan aktivitas fisik yang cukup,
allergen, infeksi saluran pernapasan berulang proteksi terhadap agen infeksi seperti dengan
pada anak, serta debu kerja dan bahan kimia. melakukan vaksinasi, mencegah konsumsi
Diabetes alcohol yang berlebihan, dan menggurangi
paparan terahap radiasi dan agen karsinogenik
Diabetes adalah penyakit kronis yang lain, serta proteksi diri.
terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan c) Pencegahan dan pengendalian penyakit
cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat pernapasan kronis.
secara efektif menggunakan insulin yang Fokus pencegahan pada penyakit
dihasilkan. Peningkatan kadar gula darah adalah pernapasan kronis adalah pencegahan merokok,
efek dari diabetes yang tidak terkontrol sehingga deteksi dini penyakit paru yang berhubungan
perlahan dapat merusak jantung, pembuluh dengan paparan, pengaturan diet dan nutrisi,
darah, mata, ginjal, dan saraf sehingga memiliki memperhatikan kualitas udara yang dihirup, dan
implikasi yang buruk terhadap kesehatan dan memperhatikan kualitas pernapasan pada awal-
kualitas hidup. awal kehidupan.
d) Kontrol diabetes
Obesitas Untuk membantu mencegah diabetes
mellitus tipe 2 dan komplikasinya, dilakukan
Suatu gangguan yang melibatkan lemak dengan cara mencapai dan mempertahan kan
tubuh berlebihan yang meningkatkan risiko berat badan yang ideal, melakukan aktivitas
masalah kesehatan. Obesitas sering kali terjadi fisik yang cukup, deteksi dini, pengobatan, dan
karena kalori yang masuk lebih banyak daripada menghentikan rokok. Pengendalian diabetes
yang dibakar melalui olahraga dan kegiatan dilakukan dengan memberikan insulin,
normal sehari- hari. Obesitas terjadi ketika mengontrol tekanan darah, merawat kaki apabila
indeks massa tubuh seseorang adalah 30 atau telah terjadi komplikasi, skrining dan
lebih besar. pengobatan retinopati, mengontrol kadar lipid
darah.
Hipertensi
e) Pencegahan dan pengendalian obesitas
Suatu kondisi ketika tekanan darah Obesitas terjadi ketika indeks massa
terhadap dinding arteri terlalu tinggi. Faktor tubuh seseorang adalah 30 atau lebih besar.
risiko bagi hipertensi termasuk merokok, Gejala utama adalah lemak tubuh yang
genetik, kegemukan, konsumsi garam yang berlebihan, yang meningkatkan risiko timbulnya
tinggi, stres, dan terlalu banyak konsumsi masalah kesehatan yang serius. Penanganan
utamanya adalah perubahan gaya hidup seperti

5
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnas kat E-ISSN: 2714-6286

pola makan dan olahraga. Penyebab utama dari


obesitas yaitu energi yang tidak seimbang antara
kalori yang masuk dan kalori yang dikeluarkan.
Penumpukan kadar yang berlebihan ini dapat
disebabkan oleh sejumlah faktor.
f) Pencegahan dan pengendalian hipertensi
Dengan mengurangi konsumsi garam
(jangan melebihi 1 sendok teh per hari),
melakukan aktivitas fisik teratur (seperti jalan
kaki 3 km/ olahraga 30 menit per hari minimal
5x/minggu), tidak merokok dan menghindari
asap rokok, diet dengan Gizi Seimbang,
mempertahankan berat badan ideal, menghindari
minum alcohol;
Gambar 4. Poster CERDIK
Pada saat pelaksanaan kegiatan kami
mengadakan Pre test dan Post tes Sebelum dan CERDIK adalah slogan kesehatan yang
Sesudah Penyuluhan: setiap hurufnya mempunyai makna yaitu; C =
Cek kesehatan secara berkala, E = Enyahkan
a. Pre test
asap rokok, R = Rajin aktifitas fisik, D = Diet
Menurut hasil pre test dari 15 responden
sehat dengan kalori seimbang, I = Istirahat
mengaku tak mengetahui pola makan & hidup
cukup dan K = Kelola stress. Perilaku
yang baik. Sebagian hanya memahami bahwa
CERDIK ini dapat diterapkan untuk mencegah
penderita penyakit tidak menular itu tidak boleh dini menghindari penyakit tidak menular.
mengkonsumsi makanan dan minuman yang Melalui CERDIK masyarakat bisa memulai
mengandung gula. Hasil pre-test singkat melalui menata pola hidup dari mulai mengatur pola
beberapa pertanyaan juga menunjukan
makan dan pola istirahat, hal ini menjadi kunci
pengetahuan masyarakat akan pola makan pada
penting dalam hidup sehat.
penderita penyakit tidak menular masih
tergolong rendah.
3) Hasil Sosialisasi
b. Post test Kegiatan yang dilaksanakan yaitu
Menurut hasil post test dari 15 responden Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian
didapatkan hasil dari post-test singkat melalui Penyakit Tidak Menular dan Pembagian Masker
beberapa pertanyaan bahwa pengetahuan dan Hand Sanitizer. Dengan adanya kegiatan ini
masyarakat bertambah. Hal itu juga dilihat dari
diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran
diskusi interaktif pada saat penyuluhan
masyarakat tentang betapa pentingnya pola
berlangsung. Sebagian masyarakat juga tidak
makan & hidup yang sehat. Ada berbagai
keberatan menceritakan pengalamannya.
macam pencegahan dan pengedalian yaitu,
Bahkan diantaranya pun merupakan penderita pencegahan dan pengendalian penyakit
penyakit tidak menular. kardiovaskuler, pencegahan dan pengendalian
kanker, pencegahan dan pengendalian penyakit
Kementerian Kesehatan mengajak
pernapasan kronis, kontrol diabet, pencegahan
masyarakat untuk CERDIK dalam
dan pengendalian obesitas, pencegahan dan
mengendalikan Penyakit Tidak Menular (PTM).
pengendalian hipertensi. Perlunya kegiatan yang
Mari menuju masa muda sehat, hari tua nikmat
menggerakkan dan memotivasi masyarakat
tanpa penyakit tidak menular dengan perilaku untuk hidup sehat dan mengubah gaya hidup
CERDIK. untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
menjalankan pola hidup sehat. Upaya
pencegahan jauh lebih baik dibandingkan
pengobatan ketika sudah terjangkit Penyakit.
Semakin meningkatnya kejadian PTM, maka
perlu adanya edukasi dan pendampingan kepada
masyarakat untuk melaksanakan deteksi dini
atau skrining terhadap PTM, terutama pada

6
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnas kat E-ISSN: 2714-6286

kelompok berisiko. Masyarakat harus selalu Ekonomi dalam Melawan Covid-19. …


diajak untuk mengenali penyakitnya. Masyarakat LPPM ….
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnas
4. KESIMPULAN kat/article/view/8007
KKN merupakan salah satu mata kuliah Darmawan, A. (2016). Pedoman Epidemiologi
wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa, Penyakit Menular dan Tidak Menular.
tetapi tidak dilakukan di dalam ruang kelas, Jmj, 4(2), 195–202.
melainkan melalui berbagai kegiatan di tengah- Efrida, & Nur, N. N. (2016). Faktor Risiko
tengah masyarakat. Dengan adanya KKN inilah Perilaku Penyakit Tidak Menular.
masyarakat diharapkan mampu menjadi b agian Majority, 5(2), 88–94.
dari masyarakat secara aktif, kreatif dan inovatif http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.p
terlibat dalam dinamika yang terjadi di hp/majority/article/view/1082
masyarakat. Kegiatan KKN Online UMJ di Kalsum, U., Lesmana, O., & Pertiwi, D. R.
Kampung Tidar, Kel. Sudimara Timur, Ciledug (2019). Pola Penyakit Tidak Menular dan
berjalan dengan baik. Faktor Risikonya pada Suku Anak Dalam
Kegiatan yang dilaksanakan yaitu di Desa Nyogan Provinsi Jambi. Media
Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(4),
Penyakit Tidak Menular dan Pembagian Masker 338.
dan Hand Sanitizer. Dengan adanya kegiatan ini https://doi.org/10.30597/mkmi.v15i4.706
diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran 2
masyarakat tentang betapa pentingnya pola Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan
makan & hidup yang sehat. Ada berbagai Nasional Riset Kesehatan Dasar.
macam pencegahan dan pengedalian yaitu, Riskesdas, 614.
pencegahan dan pengendalian penyakit Purdiyani BagianPendidikan Kesehatan dan
kardiovaskuler, pencegahan dan pengendalian Ilmu Perilaku, F. (2016). Pemanfaatan
kanker, pencegahan dan pengendalian penyakit Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
pernapasan kronis, kontrol diabet, pencegahan Menular (Posbindu Ptm) Oleh Wanita
dan pengendalian obesitas, pencegahan dan Lansia Dalam Rangka Mencegah
pengendalian hipertensi. Penyakit Tidak Menular Di Wilayah
Kerja Puskesmas Cilongok 1. JURNAL
KESEHATAN MASYARAKAT (e-
UCAPAN TERIMA KASIH Journal), 4(1), 2356–3346.
http://ejournal-
Ucapan terima kasih kepada LPPM s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah Siswanto, Y., & Lestari, I. P. (2020).
mendanai dan memfasilitasi KKN UMJ Online Pengetahuan Penyakit Tidak Menular dan
2021 dan ucapan terima kasih kepada Kampung Faktor Risiko Perilaku pada Remaja. Pro
Tidar, Ciledug atas kesempatan untuk Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2(1), 1 –
melakukan sosialisasi pencegahan dan 6.
pengendalian penyakit tidak menular. Sudayasa, I. P., Rahman, M. F., Eso, A.,
Jamaluddin, J., Parawansah, P., Alifariki,
DAFTAR PUSTAKA L. O., Arimaswati, A., & Kholidha, A. N.
(2020). Deteksi Dini Faktor Risiko
Adhania, C. C., Wiwaha, G., & Fianza, P. I. Penyakit Tidak Menular Pada Masyarakat
(2018). Prevalensi Penyakit Tidak Desa Andepali Kecamatan Sampara
Menular pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Kabupaten Konawe. Journal of
Pertama di Kota Bandung Tahun 2013- Community Engagement in Health, 3 (1),
2015. Jurnal Sistem Kesehatan, 3(4), 60–66.
204–211. https://doi.org/10.30994/jceh.v3i1.37
https://doi.org/10.24198/jsk.v3i4.18499 Trisnowati, H. (2018). Pemberdayaan
Bawafie, A., Wirasasmita, A., Jadid, M., & ... Masyarakat untuk Pencegahan Faktor
(2020). Membangun Semangat Risiko Penyakit Tidak Menular ( Studi
Masyarakat di Bidang Sosial dan pada Pedesaan di Yogyakarta )
Community Empowerment to Prevent

7
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnas kat E-ISSN: 2714-6286

Risk Factors of Non Communicable https://media.neliti.com/media/publicatio


Diseases ( Case in A Rural Communities ns/238453-pemberdayaan-masyarakat-
of Yogyakarta ). Jurnal MKMI, 14(1), untuk-pencegahan-66673211.pdf
17–25.

Anda mungkin juga menyukai