Anda di halaman 1dari 3

PENYAKIT TIDAK MENULAR

Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan saat ini adalah
terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Tingginya
prevalensi penyakit tidak menular membawa dampak terhadap menurunnya produksitivitas dan
gangguan pada pemenuhan aktivitas sehari-hari. Laporan dari WHO menunjukkan bahwa PTM
sejauh ini merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang mewakili 63% dari semua
kematian tahunan. PTM membunuh lebih dari 36 juta orang setiap tahun. Kematian akibat
penyakit kardiovaskular paling banyak disebabkanolehPTM yaitu sebanyak 17,3 juta orang per
tahun, diikuti oleh kanker (7,6 juta), penyakit pernafasan (4,2 juta), dan DM (1,3 juta). Keempat
kelompok jenis penyakit ini menyebabkan sekitar 80% dari semua kematian PTM (Kemenkes
dalam Sudayasa, Rahman, Eso, Jamaluddin, Parawansah, Alifariki, Arimaswati & Akholidha,
2020 : 60).
Penyakit tidak menular diketahui sebagai penyakit yang tidak dapat disebarkan dari
seseorang terhadap orang lain. Terdapat empat tipe utama penyakit tidak menular yaitu penyakit
kardiovaskuler, kanker, penyakit pernapasan kronis, dan diabetes. Pola hidup modern telah
mengubah sikap dan perilaku manusia yang tidak sehat sebagai gaya hidup sehingga penderita
penyakit degeneratif (penyakit karena penurunan fungsi organ tubuh) semakin meningkat dan
mengancam kehidupan (Kemenkes dalam Sudayasa, Rahman, Eso, Jamaluddin, Parawansah,
Alifariki, Arimaswati & Akholidha, 2020 : 60).
Penyakit tidak menular muncul dari kombinasi faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Fakor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi oleh individu adalah usia, jenis kelamin, dan genetika. Sedangkan faktor risiko
yang dapat dimodifikasi adalah faktor yang dapat diubah melalui kesadaran individuitu sendiri
dan intervensi sosial, seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, pola makan yang buruk, dan
kurangnya aktifitas fisik (Warganegara & Nur, 2016 : 90).
Tingginya kejadian dan kematian akibat penyakit tidak menular menjadikan
pengendaliannya penting dilakukan. Deteksi dini serta pengobatan yang tepat membuat
pengendalian penyakit tidak menular lebih baik. Surveilans kasus dan faktor risiko penyakit
tidak menular menjadi strategi untuk pencegahan, pengendalian tepat serta terpadu oleh
pemerintah, swasta, dan masyarakat. Penyuluhan, pemeriksaan serta Surveilans faktor risiko
penyakit tidak menular merupakan bentuk upaya kesehatan dalam mencegah peningkatan
prevalensi penyakit tidak menular (Sudayasa, Rahman, Eso, Jamaluddin, Parawansah, Alifariki ,
Arimaswati &

Akholidha, 2020 : 61).

[Type here]
WHO dalam mengatasi dan mengendalikan penyakit tidak menular mendukung negara-
negara anggoata untuk mengembangkan dan melaksanakan kebijakan yang komprehensif dan
terpadu. Komponen program pengedalian dan pecegahan penyakit tidak menular tersebur adalah
pencegahan dan pengendalian penyakit kardiovaskuler, pencegahan dan pengendalian kanker,
pencegahan dan pengendalian penyakit pernapasan kronis, dan kontrol diabetes mellitus
(Warganegara & Nur, 2016 : 92).

Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan sesungguhnya adalah pasien, individu
sehat dan keluarga sebagai komponen dari masyarakat. Mereka ini diharapkan mengubah
perilaku hidup mereka yang tidak bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) (Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2019).
S

asaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal (misalnya
pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan,
pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media massa. Mereka
diharapkan dapat turut serta dalam upaya promosi kesehatan kepada pasien, individu sehat dan
keluarga dengan cara:
 Menyebarluaskan secara masif sosialisasi pencegahan dan pengendalian faktor
risiko PTM kepada seluruh masyarakat.
 Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui penerapan budaya perilaku
CERDIK.
 Melakukan intervensi secara terpadu pada 3 faktor resiko yang utama yaitu :
rokok, aktifitas fisik dan diet seimbang.
 Melakukan deteksi dini dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM baik di Posbindu
maupun di fasilitas pelayanan kesehatan.
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain yang berkaitan

. Misalnya :
 Peraturan Menteri Kesehatan No. 17 Tahun 2015 tentang Penanggulangan
Penyakit Tidak Menular.
 Instruksi Presiden No.1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

[Type here]
Promosi kesehatan dan pencegahan PTM secara oprasional dilakukan pada beberapa
tatanan seperti rumah tangga, tempat kerja, tempat pelayanan kesehatan, sekolah, dan tempat
umum. Area yang menjadi perhatian adalah diet seimbang, merokok, aktifitas fisik, dan kesehtan
lainnya yang mendukung.

[Type here]

Anda mungkin juga menyukai