OLEH
KELOMPOK 4
1. Nuning Afriaty
2. Rini Khofifah Lubis
3. Sujana
4. Rizky Syahriani Putri
5. M. Said
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) secara global telah mendapat perhatian seriu
s dengan masuknya PTM sebagai salah satu target dalam Sustainable Development
Goals (SDGs) 2030 khususnya pada Goal 3: Ensure healthy lives and well-being. S
DGs 2030 telah disepakati secara formal oleh 193 pemimpin Negara pada UN Sum
mit yang diselenggarakan di New York pada 25-27 September 2015. Hal ini didasari
pada fakta yang terjadi di banyak negara bahwa meningkatnya usia harapan hidup da
n perubahan gaya hidup juga diiringi dengan meningkatnya PTM. Penanganan PTM
memerlukan waktu yang lama dan teknologi yang mahal, dengan demikian pencega
han dan penanggulangannya memerlukan biaya yang tinggi. Publikasi World Econo
mic Forum April 2015 menunjukkan bahwa potensi kerugian akibat PTM di Indones
ia pada periode 2012-2013 diprediksi mencapai US$ 4,47 triliun atau 5,1 kali GDP 2
012 (Kemenkes, 2017).
Penyakit kronis menjadi fenomena yang banyak terjadi dikalangan masyarak
at. Penyakit kronis merupakan penyakit yang tidak menular dari satu orang ke orang
lain, namun memiliki durasi yang lama dan umumnya mengalami perkembangan ya
ng lambat, diantaranya adalah penyakit jantung, stroke, kanker, penyakit pernafasan
kronis dan diabetes merupakan penyebab utama kematian di dunia mewakili 60% da
ri semua jumlah kematian Penyakit kronis diperkirakan telah menyumbang 46% dari
beban penyakit global pada tahun 2001, dan angka ini diperkirakan akan meningkat
menjadi 57% pada tahun 2020 (WHO, 2016).
Indonesia saat ini mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan me
ningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti asm
a, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), kanker, hipertensi, stroke, jantung, diabet
es mellitus dan lain-lain (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013).
Perkiraan P2PTM Kemenkes Penderita diabetes di Indonesia dapat mencapai 30 juta
orang pada 2030 mendatang bila gaya hidup termasuk makan banyak dan merokok t
idak dikurangi. Pemerintahan Kesehatan telah mengeluarkan suatu program kesehat
an yang dapat membantu melayani masyarakat yang memiliki berbagai penyakit kro
nis dengan Prolanis. PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) adalah sist
em pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilakukan secara terintegrasi
yang melibatkan peserta, fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan (BPJS Kesehatan,
2014).
Di negara negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari seluru
h kematian yang 2 terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29% diseb
abkan oleh penyakit tidak menular, sedangkan di negara-negara maju menyebabkan
13% kematian. Proporsi penyebab kematian penyakit pernafasan kronis, penyakit pe
ncernaan dan penyakit tidak menular yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar
30% kematian, serta 4% kematian disebabkan diabetes melitus. Dalam jumlah total,
pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyaki
t tidak menular (WHO, 2013).
Beberapa penelitian tentang kejadian penyakit kronis yaitu oleh Kurnia (2013)
dimana resiko penyakit kronis yang dialami pekerjanya dari lingkungan kerja
dimana (agent) non living agent berasal dari kondisi udara yang tidak sehat.
Demikian pula pada penelitian Aviandari dkk. (2018) dimana pada pekerja juga
ditemukan faktor risiko tempat kerja ( Dermaga ) mempunyai hubungan yang
bermakna terhadap bronkitis kronik dengan p= 0,04, OR 3,8 (1,06 - 13,52) dimana
Dermaga mempunyai kadar debu yang lebih tinggi dari Silo. Faktor merokok, masa
kerja, tempat kerja dan penggunaan APD tidak mempunyai hubungan yang
bermakna dengan gangguan fungsi paru.
Pemerintah Indonesia telah menerapkan suatu program sebagai upaya
pengendalian penyakit menular yaitu P2PTM namun dibutuhkan komitmen bersam
a dalam menurunkan morbiditas, mortalitas dan disabilitas PTM melalui intensikas
i pencegahan dan pengendalian menuju Indonesia Sehat, sehingga perlu adanya pem
ahaman yang optimal.
Serta menyeluruh tentang besarnya permasalahan PTM dan faktor risikonya pad
a semua pengelola program disetiap jenjang pengambil kebijakan dan lini pelaksana
an. Suatu penelitian yang mengangat upaya pengendalian penyakit kronis juga
pernah dilakukan oleh Utami dkk (2022) untuk menanggulangi peyakit ginjal
dengan melakukan Kampanye Kesadaran Penyakit Ginjal Kronis dan Mobile Health
Pendidikan untuk Meningkatkan Pengetahuan, Kualitas Hidup, dan Motivasi untuk
Gaya Hidup Sehat Pada Penderita Ginjal Kronis Penyakit di Bangladesh.
Penyakit-penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan degeneratif sebagai pe
nyebab kematian mulai menggeser kedudukan dari penyakit-penyakit infeksi. Penya
kit tidak menular mulai meningkat bersama dengan life-span (pola hidup) pada masy
arakat, seperti yang ditemukan pada penelitian Jannah dan Ernawati (2018) dimana
kebiasaan olahraga, merokok, kebiasaan konsumsi ikan asin, pisang, dan bayam
berhubungan dengan kejadian hipertensi di Dusun Sendang Anyar dan Tambakrame
Desa Bumiayu Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro. Kebiasaan konsumsi
gorengan tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap terjadinya hipertensi.
Kebiasaan olahraga dan merokok yang buruk serta konsumsi ikan asin merupakan
faktor risiko kejadian hipertensimaka dari fenomena tersebut penulis memilih tema
ini untuk dibahas… (
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian epidemiologi penyakit kronis dan perilaku?
2. Apa sajakah jenis penyakit kronis?
3. Bagaimanakah karakteristik penyakit kronis?
4. Apakah faktor resiko penyakit kronis?
5. Apa sajakah upaya pencegahan penyakit kronis?
C. Tujuan
Untuk mengetahui proses epidemiologi penyakit kronis dan perilaku sebagai
penyebab kematian yang mulai menggeser kedudukan dari penyakit-penyakit infeks
i serta mengetahui upaya–upaya pencegahan penyakit tidak menular yang mana pri
nsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan
BAB 2
PEMBAHASAN
Gagal jantung merupakan salah satu kondisi kronis yang bisa mematikan
karena bisa mengakibatkan penderitanya sesak napas dan jantung bekerja tidak
normal.
2. Stroke
Stroke merupakan salah satu kondisi darurat medis yang mengharuskan
penderitanya memperoleh penanganan medis darurat karena penyakit stroke bi
sa mengakibatkan adanya kerusakan pada otak. Kerusakan otak ini disebabkan
oleh kurangnya suplai darah dalam otak yang mengakibatkan otak tidak bisa b
ekerja secara maksimal. Dalam data Riskedas RI, stroke merupakan salah satu
penyakit kronis tidak menular yang bisa mematikan. Hal ini ditunjukkan oleh
angka 15,9% orang meninggal akibat penyakit stroke.
3. Hipertensi
Hipertensi atau yang dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah penya
kit yang terjadi ketika tekanan darah terhadap dinding sangat tinggi. Seseorang
disebut mengidap hipertensi apabila tekanan darah di atas 140/90, dan diangga
p parah jika tekanan di atas 180/120.
Penyakit hipertensi disebut sebagai penyakit kronis selama bertahun-tah
un atau seumur hidup. Gejala tekanan darah tinggi terkadang tidak terlihat. Ol
eh sebab itu, penyakit ini membutuhkan diagnosis medis. Jika tidak segera dio
bati, penyakit hipertensi bisa menyebabkan komplikasi kesehatan lainnya, sep
erti penyakit jantung, stroke, dan lain-lain.
4. Diabetes Melitus
Diabetes melitus atau yang biasa disebut dengan diabetes merupakan co
ntoh penyakit kronis. Diabetes adalah penyakit yang ditandai tingginya kadar
gula dalam darah. Diabetes termasuk jenis penyakit kronis yang tidak bisa dise
mbuhkan sepenuhnya, tetapi bisa dikontrol dengan mengendalikan kadar gula
darah.
Penyakit ini bisa menyebabkan berbagai macam komplikasi, yakni seran
gan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat (menyebabkan gangren, dapat
mengakibatkan amputasi), gagal ginjal stadium akhir dan disfungsi seksual.
5. Kanker
Kanker merupakan salah satu contoh penyakit kronis yang bisa menyeba
bkan gangguan pada jaringan dan organ-organ dalam tubuh. Ini merupakan su
atu penyakit yang muncul ketika sel-sel abnormal membelah secara tak terken
dali sehingga bisa menghancurkan jaringan dan organ dalam tubuh.
Sel-sel abnormal tersebut bisa tumbuh di beberapa bagian tubuh sehingg
a saat ini terdapat berbagai jenis penyakit kanker. Beberapa kanker yang mem
atikan adalah kanker pankreas, kanker darah, kanker paru, dan lain-lainnya.
Kepribadian Merokok
O
Pola Makan Individu Alkohol
b
- Tinggi Lemak e
- Tinggi Kolesterol s
- Tinggi Kalori i
- Tinggi Garam t
- Tinggi Glukosa a
Stress Mental
- Rendah Serat s
5. Upaya pencegahan
a. Perilaku hidup sehat seperti : tidak merokok, konsumsi sayur dan buah lebih
dari 5 porsi per hari, konsumsi garam tidak lebih dari 1 sendok the per orang
per hari, konsumsi gula tidak lebih dari 4 sendok makan per orang per hari, k
onsumsi lemak (minyak) tidak lebih dari 5 sendok makan perorang perhari, a
ktifitas fisik minimal 30 menit per hari sebanyak 3-5 kali per minggu, tidak
mengonsumsi alkohol dan kendalikan stres.
b. Lingkungan yang sehat : bebas polusi udara, kendaraan yanglayak jalan, fasil
itas umum untuk aktifitas fisik seperti tempat bermain dan olahraga.
c. Menjaga kondisi tubuh seperti : berat badan ideal, gula darah normal, koleste
rol dan tekanan darah normal.
Pengendalian faktor risiko dengan menerapkan perilaku CERDIK :
C : Cek kondisi kesehatan secara berkala
E : Enyahkan asap rokok
R : Rajin aktifitas fisik
D : Diet sehat dengan kalori seimbang
I : Istirahat yang cukup
K : Kendalikan stress
Penyakit kronik merupakan tipe penyakit tidak menular sehingga segala upaya
pencegahannya merupakan upaya–upaya pencegahan penyakit tidak menular yang
prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan. Tingkatan pencegahan
dalam Epidemiologi Penyakit Tidak Menular terbagi menjadi 4, yaitu :
1. Pencegahan Primordial
Pencegahan ini bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi yang menghalau
penyakit untuk dapat berkembang di tengah masyarakat. Hal ini dilakukan
melalui perubahan kebiasaan/perilaku, gaya hidup maupun kondisi lain yang
merupakan faktor risiko untuk munculnya status penyakit
2. Pencegahan Tingkat Pertama
a. Promosi Kesehatan Masyarakat : Kampanye kesadaran masyarakat,
promosi kesehatan pendidikan kesehatan masyarakat.
b. Pencegahan Khusus : Pencegahan keterpaparan, pemberian kemopreventif
3. Pencegahan Tingkat Kedua
a. Diagnosis Dini, misalnya dengan screening.
b. Pengobatan, misalnya dengan kemotherapi atau pembedahan
4. Pencegahan Tingkat Ketiga adalah dengan cara Rehabilitasi (Irwan, 2014).
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Penyakit kronis merupakan penyakit yang tidak menular dari satu orang ke ora
ng lain, namun memiliki durasi yang lama dan umumnya mengalami perkembangan
yang lambat, diantaranya adalah penyakit jantung, stroke, kanker, penyakit pernafas
an kronis dan diabetes.
Penyakit tidak menular dapat dicegah dengan menghindari faktor resiko antara
lain perilaku merokok, pola makan yang tidak seimbang, konsumsi makanan yang m
engandung zat adiktif, kurang berolah raga serta kondisi lingkungan yang buruk terh
adap kesehatan. PTM beserta faktor risikonya, sangat berkaitan dengan determinasi
sosial ekonomi dan kualitas hidup yang menyebabkan perubahan perilaku yang
menyebabkan peralihan/transisi kesehatan dari penyakit menular menjadi penyakit
tidak menular berupa berbagai macam penyakit kronis..
DAFTAR PUSTAKA
Aviandari dkk. (2008). Prevalensi Gangguan Obstruksi Paru dan Faktor-Faktor yang
Berhubungan pada Pekerja Dermaga & Silo Gandum di PT X Jakarta. Jurnal.
Universitas Islam Negeri Jakarta.
Anani dkk. (2012). Hubungan Antara Perilaku Pengendalian Diabetes dan Kadar
Glukosa Darah Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus. Jurnal. Universitas
Diponegoro.
Busse, R., Blumel, M., Krensen, D. S., & Zentner, A. (2010). Tackling chronic disea
se in Europe: Strategis, interventions and challenges. Copenhagen, Denmark:
WHO Regional Office for Europe
BPJS Kesehatan, (2014). Panduan Praktis Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit
Kronis). Available from:
https://www.bpjskesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/06-PROLANIS.pdf
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
(RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2013
Forshaw, Mark & David Sheffield. (2012). Health Psychology in Action. USA:
WileyBlackwell.
Haworth, E., Forshaw, C., & Moonie, N. (2012). GCSE Health & Social Care OCR.
London: Oxford: Heinemann Educational
Irwan. (2014). Buku Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. UNG Cloud Data Stora
ge
Jannah dan Ernawati. (2018). Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi
Di Desa Bumiayu Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Universitas Airlangga.
Kendall, Kenneth E dan Kendall, Julie E. (2015). Systems Analysis And Design. Pe
arson Education Inc, New Jersey
Kurnia. (2013). Analisis Risiko Paparan Debu Pm 2,5 Terhadap Kejadian Penyakit
Paru Obstruktif Kronis Pada Pekerja Bagian Boiler Perusahaan Lem di
Probolinggo. Jurnal. Univeritas Airlangga
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:Balitbang Kem
enkes RI.
Kemenkes RI. (2017). Rencana Aksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Kemenkes RI: Jakarta
Kemenkes RI. (2022). https://promkes.kemkes.go.id/perilaku-cerdik-dalam-
mencegah-penyakit-tidak-menular.
Omran, A.R., 2005. The epidemiologic transition: a theory of the epidemiology of p
opulation change. The Milbank Quarterly, 83(4), pp.731-757. Vaupel
Reynolds R, Dennis S, Hasan I, Tian D, Bobba S, Bodenheimer T, et al. (2018). An
update of a systematic review of chronic disease management interventions in
primary care. Researh Article. BMC. Family Practise
Triwibowo, Cecep. 2015. Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.Nuha. Medik
a:Yogyakarta.
Timmreck, T. C. 2004. Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi Kedua (Mulyana. Fauziah
dkk, Penerjemah). Jakarta: EGC
Utami dkk.(2022). Awareness Questionnaire Versi Bahasa Indonesia Pasien Chronic
Kidney Disease (CKD) dengan Hemodialisa. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Hu
sada. STIKES Notokusumo Yogyakarta
WHO. (2005) World Health OrganizationGlobal Status Report On Ncds. Http://Whq
libdoc.Who.Int/PublicAtions/2011/9789240686458_Eng.Pdf
WHO. (2016). Global Health Observatory. Dipetik Januari 19, 2013, dari World He
alth Organization http://www.who.int/gho/ncd/mortality. morbidity/en/
index.html