Anda di halaman 1dari 9

Modul II

Spektrum dari bentuk Gelombang

2.1 PENGANTAR Suara manusia adalah suatu besaran fisik, yg dihasilkan oleh pita suara dan kemudian merambat melalui udara sehingga sampai ketelinga kita, telinga mendeteksi variasi tekanan udara (dalam waktu), sehingga telinga dapat mendengar suara. Rambatan suara manusia ini dapat digambarkan sebagai bentuk gelombang dalam fungsi waktu. Dalam dunia telekomunikasi, suara manusia yang akan dikirim melalui saluran komunikasi, biasanya dirubah dahulu menjadi sinyal listrik, sebagai variasi tegangan atau arus listrik dalam fungsi waktu yang berbentuk gelombang, sehingga sering disebut sebagai sinyal berbentuk Gelombang (Signal waveform). Dalam dunia komunikasi, bentuk gelombang dalam waktu dari sinyal dapat direpresentasikan dengan serangkaian gelombang-gelombang sinus dan kosinus. Representasi semacam ini dinamakan spektrum dari sinyal itu. Istilah spektrum bisa juga diartikan dengan kandungan frekwensi beserta level amplitudonya, jika kita ingin menggambar spectrum, maka sumbu-x adalah frekwensi dan sumbu-y tinggi amplitudo. Proses merubah /transformasi dari sinyal domein waktu (gelombang analog dlm waktu) menjadi sinyal domein frekwensi (spektrum) dapat dilakukan dengan bantuan analisis fourier. Analisa ini sangat berguna untuk memahami cara kerja peralatan transmisi data dan modem. Alasan mengapa gelombang sinus (atau kosinus) dipilih sebagai bentukgelombang dasar adalah karena respons suatu saluran pada gelombang jenis ini dapat ditentukan dengan mudah secara matematis dan dengan pengukuran, dan hasilnya juga dapat diperluas sehingga mencakup juga gelombang yang direpresentasikan oleh (banyak) serangkaian gelombang-gelombang sinus atau kosinus. Suatu bentuk-gelombang sinusoida diperlihatkan dalam Gambar 2.1(a), bentuk ini dapat dilukiskan dengan persamaan sbb:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Nacep Suryana, M.Sc.

SISTEM KOMUNIKASI

v = Vmax sin (2 f t)

(2.1)

Gambar 2.1. (a) bentuk gelombang tegangan sinusoida. (b) Spektrum dari gelombang sinusoida

Gambar 2.1. (c) Bentuk-gelombang persegi; (d) Spektrum frekuensi dari gelombang persegi; (e) Suatu gelombang persegi yg berisi tegangan dc positif; (f) Spektrum frekuensi. Sebagal alternatjf, bila titik-asal (origin) waktu-nol dimulai pada 0 (Lihat gambar 2.1.a) dan bukannya pada 0, maka gelombang itu dapat dilukiskan oleh v = Vmax cos (2 f t) (2.2)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Nacep Suryana, M.Sc.

SISTEM KOMUNIKASI

Karena pilihan titik asal waktu adalah sembarang (arbitrary), maka pilihan untuk melukiskan gelombang dengan sinus atau kosinus biasanya tidak penting. Perlu dicatat bahwa Persamaan (2.1.) dapat dinyatakan sebagai:

(2.3)
Spektrum dari gelombang sinusoida adalah hanya suatu garis lurus dengan tiniggi V dan ditempatkan pada frekwensi f pada sumbu frekuensi, seperti terlihat dalam Gambar 2.1(b). Spektrum amplitudo tidak memperhitungkan apakah gelombang itu direpresentasikan oleb sinus atau kosinus. Suatu grafik sudut fase/frekuensi yang terpisab dapat diperlihat kan bila informasi mi diperlukan. 2.2. Gelombang-gelombang periodik yg komplek Setiap bentuk gelombang yang bukan gelombang sinus atau kosinus, yang berulang kembali pada setiap selang waktu yang teratur (regular interval) dinamakan gelombang berulang kompleks (complex repetitive wave). Periode T, dimana gelombang berulang, disebut waktu periodik (periodic time). Contoh sinyal seperti ini adalah bentuk gelombang persegi/kotak, gelombang segitiga, dll. Spektrum untuk setiap gelombang periodik kompleks dapat diperoleh dengan metoda matematis yang dikenal sebagai analisis Fourier. Menurut Yoseph Fourier, setiap gelombang komplek dapat diurai menjadi gelombang-gelombang sinus/kosinus, dimana jika gelombang2 tadi dijumlahkan maka akan menghasilkan bentuk gelombang komplek. Gelombang persegi yang ditunjukkan dalam Gambar 2.1 (c) dapat direpresentasikan dengan deret Fourier (Fourier series), penjumlahan gelombang sinus / kosinus dg frekwensi harmonisnya, berikut:

(2.4)

Perhatikanlah bahwa bentuk simetris dari gelombang persegi terhadap sumbusumbunya adalah serupa dengan suatu gelombang kosinus, dan karena itu deret pada rumus (2.4) hanya mengandung suku-suku kosinus. Deret tersebut mempunyai jumlah suku (termin) yang tak-berhingga banyaknya, tetapi dapat dilihat bahwa amplitudo masing-masing suku mengecil sebanding dengan 1/n. Terlihat juga bahwa deret itu hanya mengandung harmonisa-harmonisa ganjil (yaitu,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Nacep Suryana, M.Sc.

SISTEM KOMUNIKASI

unsur-unsur pada frekuensi f, 3f, 5f dan seterusnya). Spectrum untuk gelombang persegi ditunjukkan dalam Gambar 2.1(d). Harus dipahami dengan jelas bahwa spektrum tersebut bukan hanya sekedar cara lain (matematis) untuk melukiskan suatu gelombang. Di dalam gelombang persegi, misalnya, komponen gelombang-gelombang kosinus (secara fisik) sama nyatanya dengan bentuk-gelombang waktu aslinya dan benar-benar dapat disaring keluar dengan menggunakan filter-filter yang selektif terhadap frekuensi-frekuensinya. Gambar 2.2. memberikan gambaran bahwa penjumlahan dari beberapa komponen gelombang dg frekwensi f, 3f, 5f, akan menghasilkan gelombang yg mendekati bentuk gelombang persegi, digambarkan dengan garis putus-putus.

Gambar 2.2. Hasil penjumlahan 3 buah komponen sinusoida mendekati bentuk gelombang persegi Gelombang pada Gambar 2.1.(e) adalah gelombang hasil penjumlahan gelombang pada gambar 2.1.(c) dengan sinyal DC (sinyal dg frekwensi nol), sinyalnya seperti dinaikkan keatas. Spektrum frekwensi bertambah, dg munculnya komponen pada frekwensi nol, lihat gambar 2.1.(f). Komponen frekuensi-nol ini tidak lain adalah nilai rata-rata, atau nilai dc dari sebuah bentuk gelombang, dan adalah juga nilai yang akan terbaca pada suatu volt meter, seperti misalnya sebuah multimeter kumparanbergerak (moving coil meter). Setiap bentuk gelombang yang luasnya tidak simetris terhadap sumbu waktu, pasti akan mernpunyai komponen frekuensi-nol (sinyal DC). Deret untuk gelombang persegi dalam Gambar 2.1. (e) adalah

(2.5)
di mana terlihat bahwa komponen frekuensi-nol atau sinyal DC-nya adalah V.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Nacep Suryana, M.Sc.

SISTEM KOMUNIKASI

Rentetan pulsa-pulsa persegi yang tenlihat dalam Gambar 2.3 (a) mempunyai spektrum seperti dalam Gambar 2.3 (b). Bentuk mi mempunyai sebuah komponen frekuensi nol dan mengandung baik harmonisa-hanmonisa genap maupun ganjil (jadi, komponen komponen pada frekuensi f, 2f, 3f, 4f, dan seterusnya, di mana f = I/T.

Gambar 2.3. (a) Rentetan pulsa-pulsa tegangan persegi yang berarah-positif; (b) Spektrum frekuensi-nya; (c) Sebuah pulsa tegangan persegi tunggal berarah-positif; (d) Fungsi kerapatan spektrum suatu pulsa tunggal Amplitudo dari komponen spektrum tersebut tergantung pada perbandingan dan lebar pulsa (waktu) dan waktu periodic, /T, sehingga deretnya diberikan oleh berikut ini:

(2.6)

di mana x = / T . Deret tersebut ditulis dengan cara ini karena fungsi (sin nx) / nx adalah suatu fungsi matematis yang sangat terkenal dan dapat dengan mudah diperoleh dalam bentuk daftar. Amplitudo dari harmonisa yang ke-n terlihat sama dengan

(2.7)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Nacep Suryana, M.Sc.

SISTEM KOMUNIKASI

Dengan membiarkan T mendekati tak-berhingga, rentetan pulsa-pulsa persegi akan mendekati sebuah pulsa tunggal seperti terlihat pada gambar 2.3 (c). Demikian pula, sementara T , f 0 dan jarak pemisah antara komponen-komponen harmonisa mengecil, menjadi nol, sehingga spectrum menjadi kontinyu, seperti tampak pada gambar 2.3. (d). Dengan bentuk kontinyu ini berarti tidak ada lagi frekwensifrekwensi harmonisa yang terpisah (diskrit), dan hanya selubung (envelope) dari spectrum saja yang dapat ditentukan. Selubung ini diberikan oleh rumus berikut ini:

V(f) dalam hal ini adalah menggambarkan kerapatan spektrum (spectrum density) dan satuannya adalah volt / frekwensi, V / Hz. Pulsa tunggal merupakan suatu contoh dari gelombang tidak berulang (non-repetitive), dan telah dibahas disini karena sifat-sifatnya dapat dengan mudah diturunkan dari sifat-sifat bentuk gelombang pulsa berulang. Sebuah fungsi lain yang juga sering dijumpai dalam praktek adalah gelombang gigi-gergaji, yang ditunjukkan pada gambar 2.4. (a) dibawah ini. Bentuk gelombang seperti ini sering juga disebut bentuk segitiga lereng-curam (rising-ramp triangular waveform). Deret fourier untuk bentuk ini adalah sbb:

Spektrumnya dapat dilihat pada gambar 2.4.(b).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Nacep Suryana, M.Sc.

SISTEM KOMUNIKASI

Gambar 2.4. (a) Bentuk gelombang tegangan gigi-gergeji; (b) Spektrum frekuensinya. 2.3. Efek Bandwidth yg terbatas pada sinyal Bandwidth yg terbatas dapat terjadi karena 2 hal, pertama memang medium transmisinya memiliki jangkauan frekwensi yang terbatas. Kedua, secara sengaja dibatasi oleh filter, karena tujuan tertentu. Untuk dapat mengetahui efek bandwidth yang terbatas pada jaringan transmisi, kita dapat membayangkan sebuah sinyal listrik yang mempunyai frekwensi spectrum (kandungan frekwensi) yang banyak dan amplitudonya A. Seperti telah dinyatakan sebelumnya bahwa setiap fungsi periodic dapat diwakili oleh sejumlah fungsi sinusoidal sederhana (analisis fourier). Setiap fungsi dg periode T (frekwensinya f = 1 / T) dapat dianggap sebagai jumlah fungsi sinus yang frekwensinya merupakan kelipatan integral dari f. Analisis Fourier ini dapat ditulis sbb:

Fungsi yang dibicarakan ini diwakili oleh serangkaian komponen sinusoidal (spectrum) dg amplitude yang berbeda (semakin turun dg naiknya frekwensi) pada frekwensi f, 2f, 3f dan seterusnya, ini yang disebut sbg Harmonisa / Harmoni. Bila sebuah Biola digesek dan memancarkan frekwensi natural (aslinya/alaminya) 200 Hz, maka dia akan mempunyai frekwensi harmoni pada frekwensi 400 Hz, 600 Hz, 800 Hz dan seterusnya, dimana besar amplitudonya An semakin mengecil dg naiknya frekwensi, amplitudonya sangat kecil pada frekwensi Harmonisa yang tinggi. Bila kita ingin mengirim sinyal asli tadi persis suara aslinya, maka kita harus mentransmisikan semua harmonisa tadi. Jika kita tidak mentransmisikan semua

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Nacep Suryana, M.Sc.

SISTEM KOMUNIKASI

frekwensi Harmonisa tadi (karena alasan bandwidth yg terbatas) maka sinyal yg ada hanya merupakan pendekatan saja dari sinyal aslinya. Nada biola tadi akan sangat terdengar nyata jika direproduksi pada perangkat hi-fi yang frekwensinya berjangkauan sampai 18.000 Hz. Tapi jika sinyal biola ini dikirim melalui saluran telepon yang bandwidthnya adalah 3 kHz, bisa dipastikan suara asli biola akan hilang, suara yg terdengar nyaris bukan suara biola, karena banyak frekwensi Harmoninya yang tidak terkirim. Hal yang sama juga terjadi pada transmisi data, jika kita hanya memiliki bandwidth yang terbatas dan kita ingin mengirim data dg laju bit yg maksimal, maka kita tidak dapat mengirim semua frekwensi Harmoninya. Ingat ketika mengirim data Bit faktanya kita mengirim pulsa kotak, dan pulsa kotak memiliki kandungan frekwensi harmonisa yg komplek (lihat paragraph 2.2), satu pulsa kotak pada hakekatnya dihasilkan oleh penjumlahan sinyal sinusoida dg frekwensi f, ditambah frekwensi harmoni 3f, 5f dst. Hal ini diilustrasikan dengan gambar 2.5 Dibawah ini. Suatu pengiriman data dg laju 2000 bps, dengan menggunakan bandwidth yang berbeda-beda. Jika menggunakan bandwidth 500 Hz, hasilnya bahkan tidak menyerupai pulsa bit sama sekali, bit satu tidak terbaca, karena sinyal yang dikirim hanya sinyal sinus dg frekwensi 500 Hz. Jika menggunakan bandwidth 1000 Hz, sinyal terkirim adalah sinyal sinus dg frekwensi 1000 Hz, masih memungkinkan utk dibaca tapi membutuhkan peralatan canggih utk bisa memulihkan bit-nya. Pada bandwidth 2000 Hz, sinyal terkirim sudah semakin mirip, dg peralatan yg baik bit 1 dan bit 0 dapat dikenali. Jika menggunakan bandwidth 4000 Hz, sinyal terkirim sangat mirip dengan aslinya, apalagi jika menggunakan bandwidth 6000 Hz.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Nacep Suryana, M.Sc.

SISTEM KOMUNIKASI

Gambar 2.5. Efek bandwidth pada kualitas transmisi pulsa.


Jadi bandwidth yang terbatas atau proses filter, akan berdampak pada tidak terkirimnya frekwensi harmoni yang lainya, jika sinyal hanya terkirim harmoni pertamanya saja maka hasilnya akan buruk. Kita dapat melihat pulsa kotak dibawah ini (gambar 2.6), dimana pulsa persegi/kotak merupakan penjumlahan dari frekwensi harmoni pertama, ketiga, kelima dst. Jika pulsa dg laju 2000 bps, dan bandwidth yg digunakan hanya 2000 Hz maka yg terkirim hanya harmoni pertamanya saja, jadi berupa sinyal sinus dg frekwensi 2000 Hz, Harmoni ketiga dan kelima tidak dapat terkirim, sinyal kurang mirip dg sinyal aslinya. Sinyal terkirim akan mendekati aslinya jika frekwensi harmoni ketiga dan kelima juga dikirim, artinya pengiriman membutuhkan bandwidth minimal 10.000 Hz. Itulah mengapa pada perlatan hi-fi suara musik sangat mendekati aslinya karena dia menggunakan jangkauan Bandwidth sampai 18.000 Hz.

Gambar 2.6. Tiga harmonik pertama yang menyusun pola bit 0 1 0 1 0 1 0 1 Jumlah ketiga harmoni pertama perkiraan mewakili pola gelombang bit yang ditransmisikan,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Nacep Suryana, M.Sc.

SISTEM KOMUNIKASI

Anda mungkin juga menyukai