Anda di halaman 1dari 16

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah (soil) dapat diartikan sebagai media tumbuh dalam pertanian, namun tidak menuntut kemungkinan untuk pengertian tanah dalam bidang ilmu lain. Pada dasarnya tanah merupakan tempat beraktifitas untuk mahluk hidup yang memungkinkan adanya hubungan di antaranya. Tanah juga dapat diartikan sebagai lingkungan abiotik yang berperan menyediakan nutrisi bagi tumbuhan dan sebagian organisma tanah.Tanah merupakan suatu system yang sangat kompleks yang dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu fisik, kimiawi dan biologis. Tanah yang dengan istilah lain disebut pedosfera yang berada di atas permukaan bumi ini merupakan hasil perpaduan dari beberapa bagian penyusun kerak bumi, yaitu litosfera, biosfera, hidrosfera dan atmosfera. Apabila diperhatikan lebih jelas, tanah bukanlah terdiri dari benda padat yang pejal melainkan ternyata tersusun dari empat bagian penyusun tanah, yaitu bahan mineral (an-organik), bahan-bahan organik atau sisa tanaman, hewan,air,tanah,dan udara Keempat bagian penyusun tanah tersebut bergabung satu sama lain membentuk suatu system yang kompleks, yaitu tanah, yang merupakan media yang baik bagi perakaran tanaman, sebagai gudang unsur hara dan sanggup menyediakan air serta udara bagi keperluan tanaman. Jumlah dan macam bahan penyusun tanah tersebut dapat berfariasi dari satu tempat ke tempat lain di permukaan bumi ini sehingga dapat dibedakan

satu jenis tanah dengan jenis tanah lainnya. Hal inilah yang merupakan dasar dari_klasifikasi_tanah. Membedakan sifat tanah yang berbeda-beda, misalnya ada yang berwarna merah, hitam, kelabu, ada yang bertekstur pasir, debu, liat dan sebagainya merupakan cara yang sangat sederhana untuk melakukan klasifikasi tanah. Dengan cara ini maka tanah-tanah dengan sifat yang sama dimasukkan ke dalam satu kelas yang sama. Pengklasifikasian tanah secara sederhana pun dapat dilakukan dengan memilah-milah tanah subur, dan tanah kurang subur (tanah_marginal). Tanah yang subur, umumnya adalah tanah-tanah yang berasal dari gunung berapi atau bahan alluvial baru sedangkan tanah marginal adalah tanah-tanah yang kurang baik dan belum diusahakan. Tanaman pada umumnya mempunyai batas-batas toleransi terhadap masalah-masalah kesuburan tanah secara spesifik. Hal ini dikarenakan ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produksi suatu tanaman. 1.2 Tujuan 1. Dapat mengtetahui warna, struktur, tekstur, ketebalan horizon dan kedalaman solum, sifat perakaran atau konkresi serta sifat-sifat lain yang dianggap penting 2. Dapat mengetahui klasifikasi tanah atau untuk kesesuaian lahan bagi tanaman tersebut. 3. Memenuhi kebutuhan akan studi ilmu tanah sebagai bagian praktik.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Tanah

Syarat-syarat Penampang Tanah yaitu lubang penampang harus besar, supaya orang dapat mudah duduk atau berdiri di dalamnya agar pemeriksaan berjalan lancar.Ukuran penampang 1,5 meter x 1 meter sampai bahan induk dan pemeriksaan dipilih di sisi lubang penampang ruang mendapat matahari.Tanah bekas galian jangan ditumpuk di atas sisi penampang pemeriksaan.Penampang pewakil adalah tanah yang belum mendapat gangguaan, misalnya timbunan serta jauh dari pemukiman.Jika berair, maka air yang berada dalam penampang harus dikeluarkan sebelum pengamatan.Lakukan pengamatan pada sinar matahari cukup (tidak terlalu pagi atau sore). 2.2 Tanah Ultisol Tanah inceptisol adalah tanah-tanah yang dapat memiliki epipedon okhrik dan horizon albik seperti tanah yang di miliki tanah entisol juga yang mempunyai beberapa sifat penciri lain (seperti horison kambik) tetapi belum memenuhi syarat bagi ordo tanah yang lain. Inceptisol adalah tanah yang belum matang (immature) yang perkembangan profil yang lebih lemah di banding dengan tanah matang yang masih banyak menyerupai sifat bahan induknya (Hardjowigeno, 1993). Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat-sifat tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari 3 bulan berturut-turut

dalam musim-musim kemarau, satu atau lebih horison pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selai karbonat atau silikat amorf, tekstur lebih halus dari pasir geluhan dengan beberapa mineral lapuk dan kemampuan menahan kation fraksi lempung ke dalam tanah tidak dapat di ukur. Kisaran kadar C organic dan kpk dalam tanah inceptisol sangat lebar dan demikian kejenuhan basa. Inceptisol dapat terbentuk hamper di semua tempat kecuali daerah yang kering mulai dari kutup sampai tropika (Darmawijaya,1990).

III.

KEADAAN UMUM LOKASI

3.1 Letak Astronomi dan Geografis

Lokasi pengamatan profil tanah terletak pada koordinat 050 22, 41,2 LS / 1190, 33, 43,9 BT di Perkebunan Tebu PT. Perkebunan Nusantara XIV Dusun Pangkajene Desa Barugaya Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar, dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara Sebelah timur Sebelah selatan Sebelah barat 3.2 Iklim : : : :

Keadaan iklim pada daerah pengamatan profil yaitu iklim tropis menurut tipeKoppen dengan curah hujan berkisar 800 2500 mm/thn.Tetapi pada saatpengamatan profil, kita dilanda turunnya hujan.

3.3 Topografi Topografi lokasi pengamatan profil tanah berada pada ketinggian 5-10 meter diatas permukaan laut dan bentuk wilayahnya landai sampai berombak 3-8 %.

3.4 Vegetasi Keadaan vegetasi pada daerah pengambilan profil tanah itu terdapat vegetasi yang dominan adalah rumput. Namun selain itu juga vegetasi lain yaitu jati putih, pisang, jambu mente dan jarak.

IV.

METODOLOGI PERCOBAAN

4.1 Tempat dan Waktu

Pengamatan profil tanah dilaksanakan pada titik kordinat 050 22, 41,2 LS / 1190, 33, 43,9 BT di Perkebunan Tebu PT.Perkebunan Nusantara XIV Dusun Pangkajene Desa Barugaya Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar pada hari Minggu, tanggal 26 September 2010. Pukul 08.00 17.00 WITA. 4.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada pengambilan profil tanah adalah cangkul, sekop, linggis, meteran, cutter, papan ukuran 20x 20 cm, ring sampel. Bahan yang digunakan adalah kertas label, kantong plastik, kantong mayat, air danDIP (Daftar Isisan Profil). 4.3 Prosedur Kerja 4.3.1 Prosedur kerja penggalian adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Mensurvei letak tanah yang akan digali 3. Mengukur tanah yang akan digali 4. Mencangkul tanah dengan kedalaman yang sudah di tentukan 5. Mengambil hasil galian dengan skop dari lubang 6. Mengambil gambar tanah yang sudah di gali.

4.3.2 Prosedur kerja pengambilan sampel tanah utuh sebagai berikut: 1. Ratakan dan bersihkan lapisan yang diambil, kemudian letakkan ring sampel tegak lurus (bagian runcing menhadap ke bawah). 2. Tekan ring sampel sampai bagiannya masuk ke dalam tanah. 3. Letakkan ring sampel lain tepat di atas ring sampel pertama, kemudian tekan lagi sampai bagian bawah dari ring sampek kedua masuk ke dalam tanah ( 10 cm). 4. Ring sampel beserta tanah di dalamnya digali dengan sekop atau linggis. 5. Pisahkan ring kedua dari ring sampel pertama dengan hati-hati, kemudian potonglah kelebihan tanah yang ada pada permukaan dan bawah ring sampel sampai permukaan tanah rata dengan permukaan ring sampel. 6. Tutuplah ring sampel dengan plastik, lalu simpan dalam kotak yang telah disediakan. 4.3.3 Prosedur kerja pengambilan sampel tanah terganggu sebagai berikut : 1. Ambil tanah dengan sendok tanah atau pisau sesuai dengan lapisan yang akan diambil, mulailah dengan lapisan yang paling bawah. 2. Masukkan dalam kantong plastik yang telah diberi label.

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan profil yang telah dilakukan di Perkebunan milik PT. Perkebunan Nusantara XIV Dusun Pangkajene Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar pada tanggal 26 September 2010 diperoleh hasil sebagai berikut : Deskripsi profil Parameter Pengamatan Kedalaman lapisan (cm) Batasan lapisan Topografi batas lapisan Warna (munsell) Tekstur Pasir Liat berpasir Liat berpasir Liat berdebu Struktur Konsistensi karatan Kasar Gembur Mg Sedang Gembur Fe Halus Agak lekat Fe Kasar Teguh Mg Baur Tidak teratur Baur Berombak Tegas Tidak teratur Tegas Rata I 0- 13,5cm II 13,5-21cm Lapisan III 34,5-18cm IV 52,5- 15cm

5.2 Pembahasan

Berdasarkan data yang di peroleh diatas maka saya akan bahas secara mendetail sebagai berikut. 5.2.1 Kedalaman Lapisan Dari data yang telah di peroleh di atas telah didapatkan hasil pertama yakni kedalaman lapisan . dimana, kedalaman lapisan yang pertama yakni 0-13,5 cm, lapisan kedua 13,5-21 cm,kedalaman lapisan yang ketiga 34,5-18 cm, dan lapisan yang terakhir dalam pengamatan yakni 52,5- 15cm sehingga jika di totalkan maka, kedalaman lapisannya adalah 67,5 dari permukaan tanah. Hal di sebabkan adanya bahan-bahan organik yang membentuk tanah serta karena proses pembentukan tanah di daerah tersebut. hal ini sejalan dengan apa yang di paparkan oleh Pairunan dkk (1985), bahwa batasan lapisan terbagi berdasarkan jelas atau tidaknya batasan antar lapisan. 5.2.2 Batasan lapisan Dari pengamatan di peroleh hasil batasan lapisan yakni pada lapisan pertama adalah baur, batasan yang kedua adalah baur, batasan lapisan yang ke tiga adalah tegas dan lapisan yang ke empat pula mempunyai batasan yang tegas. Hal ini di pengaruhi oleh warna yang terpampang dengan jelas saat melakukan pecobaan sehingga dapat di bedakan batasan lapisannya. Hal ini juga di perjelas dengan adanya beberapa teori atau referensi yang mendukung hal ini,
10

salah satunya adalah Hardjowigeno yang mengatakan bahwa batas lapisan di pengaruhi oleh warna tiap batasan tanah tersebut.

5.2.3 Topografi batasan lapisan Dari pengamatan ini pula di peroleh hasil mengenai topografi batasan lapisan dimana pada lapisan pertama topografi batasan lapisannya tidak teratur, pada lapisan yang kedua berombak, pada lapisan yang ke tiga sama dengan lapisan yang pertama yakni tidak tertur dan pada lapisan ke empat adalah rata. Ini di sebabkan oleh warnah tanah yang berbeda antar tiap lapisan. dan juga di pertegas oleh pendapat Kartasapoetra (1991) bahwa tanah dengan topografi berombak memiliki warna tanah yang tidak rata.

5.2.4 Tekstur Hasil selanjunya adalah tektur, dimana tekstur pada lapisan pertama yaitu berpasir, yang kedua liat berpasir, tekstur lapisan yang ketiga juga liat berpasir dan pada lapisan yang ke empat adalah liat berdebu. Hal ini di ketahui apda saat di pegang, tanah terasa lengket . Hal ini didasarkan oleh keadaan tingkat kehalusan tanah pada tiap lapisan tanah berbeda serta sesuai pendapat Pairunan, dkk, (1985) bahwa tanah yang liat memiliki sifat yang lekat, memiliki permukaan yang lebih luas dari debu dan lebih besar dari pasir, sehingga mampu menahan air dalam jumlah besar.

11

5.2.4 Struktur tanah Hasil pengamatan selanjutnya adalah struktur tanah. Di mana struktur tanah pada lapisan yang pertama adalah kasar, yang kedua atau lapisan yang kedua adalah sedang, pada lapisan yang ketiga mempunyai struktur yang halus dan lapisan yang ke empat kembali kasar.Hal ini di sebabkan oleh vegetasi yang ada di daerah tersebut sehingga yang lebih dominan adalah butiran kasar. Hal ini sesuai denngan apa yang dikatakan oleh Foth (1994) bahwa jika tanah dominan butiran kasar (besar), maka strukturnya kasar dan jika butiran kecil maka strukturnya halus. 5.2.5 Konsistensi Hasil selanjutnya adalah konsistensi tanah.Yang pertama yaitu gembur, lapisan yang kedua mempunyai konsistensi yang gembur, yang ketiga agak lekat dan yang keempat adalah teguh.Hal ini di sebabkan oleh cacing-cacing yang terdapat di daerah tersebut dan tanah tersebut dapat di bentuk (liat). Hal ini sesuai dengan pendapat sutedjo dan kartasapoetra (1991) bahwa konsistensi liat memiliki tanda-tanda liat ( kemampuan untuk diubah-ubah bentuknya). 5.2.6 Karatan Di mana pada lapisan pertama mengandung mangan ( Mg ), lapisan kedua mengandung besi ( Fe ), lapisan ketiga besi ( Fe ), dan pada lapisan keempat

mengandung mangan ( Mg ). Hal ini disebabkan karena tanah tersebut pernah

12

tergenang ( reaksi oksidasi). Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1994) bahwa tanah mengandung Fe dan Mg karena proses oksidasi.

13

VI.

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan Adapun Tanah merupakan Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan mahluk hidup.Dan tanah juga dapat digunakan sebagai media atau tempat tanaman tumbuh dan berkembang, yang kemudian menghasilkan menghasilkan makanan, sandang, obat-obatan, serta kebutuhan lainnya. Serta Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengamatan praktikum profil tanah dilapangan adalah: 1. Pada tanah dalam teksturnya lempung berliat, strukturnya sedang, tidak terdapat karatan dan konsistensi tanahnya menunjukkan daya kohesi dan adhesi butir-butir tanah, 2. Tanah dangkal teksturnya kasar, strukturnya kasar, dan terdapat karatan, 3. Faktor-faktor pembentuk tanah yaitu iklim (khusus suhu dan curah hujan), jasad hidup terutama vegetasi, watak bahan induk terutama tekstur dan struktur. Tofografi daerah, waktu yang diperlukan bahan induk untuk membentuk tanah.

6.2 Saran sarannya yaita sebaiknya penggalian dan pengamatan profil tanah di laksanakan pada cuaca cerah, agar dapat terlihat jelas batas antar lapisan tanah dan tanah yang akan di amati tidak mengalami gangguan.Dan sebaiknya kita lebih memperhatikan keadaan tanah disekitar kita, karena tanah juga memerlukan perhatian dan perawatan dari manusia, agar tanah tersebut bisa tumbuh dengan subur sehingga kabutuhan manusia dapat terpenuhi.Sebaiknya

14

sebelum melakukan penanaman bibit, dilakukan penelitian terlebih dahulu mengenai profil tanah. Agar kita bisa mengetahui tanaman apa yang cocok untuk lahan tersebut.

15

DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno, s. 1985. Ilmu Tanah. Akademik Pressindo. Jakarta. Anonim, 2006. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Hasanuddin Press Makassar. File:///H:/Laporan-Profil-Tanah.htm Foth, H.D dan L.N. Turk, 1999,fundamentals of soil sciences, Fifth Ed. John Waley dan sons,new York. Wardana, I Wayan . 1999. Tanah Sebagai Penopang Kehidupan Diakses yanggal 29 oktober 2010.

16

Anda mungkin juga menyukai