Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI

PERCOBAAN IV ANALISIS PENETAPAN KADAR IBUPROFEN DALAM SEDIAAN CAIR SUSPENSI ORAL

Disusun oleh : Khilman Husna P. (G1F011036)

Windhiana Sapti A. (G1F011038) Gitanti Rahman Fathia Rahmi Z. Nova Amalia Asisten: (G1F011040) (G1F011044) (G1F011046) Shofa

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI PURWOKERTO 2013

PERCOBAAN IV ANALISIS PENETAPAN KADAR IBUPROFEN DALAM SEDIAAN CAIR SUSPENSI ORAL

A. TUJUAN Dapat memilih dan menerapkan metode analisis untuk analisis ibuprofen dalam sediaan suspensi oral.

B. DASARTEORI Ibuprofen atau asam 2-(4-isobutil-fenil)-propionat merupakan golongan obat anti inflamasi non steroid yang mempunyai efek analgesik ( meringankan rasa sakit ) dan antipiretik ( menurunkan demam ). Ibuprofen merupakan turunan asam propionat. Obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase dengan akibat terhambatnya sintesa prostaglandin, sedangkan aktivitas antipiretiknya bekerja di hipotalamus dengan

meningkatkan vasodilatasi dan aliran darah periferal (Anonim, 1995).

Struktur kimia Ibuprofen Analisis ibuprofen dapat dilakukan secara alkalimetri karena ibuprofen merupakan asam. Penetapan kadar suatu senyawa asam dapat dilakukan menggunakan basa yang telah diketahui konsentrasi melalui titrasi. Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Analisis titrimetri atau analisis volumetri atau analisis kuantitatif dengan mengukur volume, sejumlah zat yang diselidiki direaksikan dengan larutan baku (standar) yang kadar (konsentrasi)-nya

telah diketahui secara teliti dan reaksinya berlangsung secara kuantitatif. Larutan baku tiap liternya berisi sejumlah berat ekivalen senyawa baku. Berat atau kadar bahan yang diselidiki dihitung dari volume larutan serta kesetaraan kimianya. Kesetaraan kimia ini dapat diketahui dari persamaan reaksinya.. Saat yang menyatakan reaksi telah selesai disebut dengan titik ekivalen teoritis (stoikiometris) yang berarti bahwa bahan yang diselidiki telah bereaksi dengan senyawa baku secara kuantitatif sebagaimana dinyatakan dalam persamaan reaksi (Gandjar, 2010).
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia ,Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Gandjar, I. G. dan Abdul Rohman, 2010, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai