(
+ |
\
|
+
|
\
|
+
+ =
..
2
1
sin
8
5
2
1
2
1
sin
4
3
2
1
2
1
sin
2
1
1 2
0
6
2
2
0
4
2
2
0
2
2
0
g
l
T
. (2)
Grafik 3. Grafik hubungan antara nilai rata-rata
periode ayunan dengan sudut awal untuk hasil
eksperimen (praktek) dan teori (sampai suku
pertama).
Dari grafik dalam Gambar 3 diperoleh bahwa
besarnya nilai periode rata-rata ayunan > < T
bertambah dengan semakin besarnya nilai sudut
simpangan awal
0
. Untuk sudut kecil di bawah
20 nilai periode pada data praktek maupun teori
hampir sama. Sehingga perhitungan cukup
sampai suku kedua saja. Sedangkan untuk
sudut 30 aproksimasi dilakukan sampai suku
ke-3. Untuk sudut 40 aproksimasi sampai suku
ke-4 dan seterusnya sesuai dengan kenaikan
sudutnya.
Pengaruh massa bandul terhadap nilai rata-rata
periode ayunan
Data diambil menggunakan sudut simpangan
awal 30,0, panjang tali 0,80 m dan massa
bandul divariasikan yaitu 0,031 kg, 0,032 kg,
0,073 kg, 0,159 kg, 0,178 kg dan 0,230 kg.
Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia
ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x 3 http://portal.fi.itb.ac.id/cps/
Dari grafik dalam Gambar 4 diketahui bahwa
massa bandul tidak mempengaruhi nilai rata-rata
periode ayunan yang terukur dalam eksperimen.
Gambar 4. Grafik hubungan nilai rata-rata
periode dengan massa bandul.
Pengaruh panjang tali terhadap nilai faktor
redaman pada alat A
Pengambilan data menggunakan alat A mulai
dari ayunan pertama hingga ayunan ke 500.
Amplitudonya berkurang sedikit demi sedikit.
Keadaan ini dikatakan sebagai ayunan teredam.
Dari data simpangan tersebut diambil data yang
amplitudonya positif saja sehingga didapatkan
125 data amplitudo. Amplitudo hasil pengamatan
(praktek) kemudian dibandingkan dengan
amplitudo teori sesuai dengan persamaan
( ) +
(
\
|
= t t
m
b
A x ' cos
2
exp
0
. (3)
Gambar 5. Grafik hubungan amplitudo praktek
dan amplitudo teori dengan waktu pada alat A
(m = 0,159 kg, = 0,80 m, A = 0,333 m).
Grafik dalam Gambar 5 memperlihatkan bahwa
amplitudo pada data praktek hampir mendekati
amplitudo teori pada Persamaan (4). Dengan
tingkat korelasi 0.995355. Karena perulangan
percobaan dilakukan di lingkungan yang sama,
diharapkan gaya redaman dari lingkungan juga
sama, sehingga konstanta redaman mempunyai
satu nilai rata-rata = b 0,0020,001.
Pengaruh besar amplitudo awal terhadap nilai
faktor redaman pada alat B
Pada alat B juga dilakukan pengambilan data
yang dimulai dari ayunan pertama hingga
ayunan ke 500. Amplitudo praktek kemudian
dibandingkan dengan amplitudo teori sesuai
dengan Persamaaan (4), sehingga didapatkan
grafik sebagaimana diberikan dalam Gambar 6.
Gambar 6. Grafik hubungan amplitudo praktek
dan amplitudo teori dengan waktu pada alat B
(m = 0,279 kg, = 0,80 m, A = 0,315 m).
Gambar 6 memperlihatkan bahwa amplitudo
pada praktek hampir sama dengan amplitudo
teori dengan tingkat korelasi 0.994836.
Konstanta redaman mempunyai satu nilai rata-
rata = b 0,0040,002.
Kesimpulan
Rata-rata periode ayunan sebanding dengan
akar panjang tali, tidak dipengaruhi massa
bandul, dan bertambah dengan kenaikan besar
sudut simpangan awal. Simpangan secara
umum menurun terhadap waktu sehingga dapat
ditentukan konstanta redaman. Dengan asumsi
bahwa keadaan lingkungan sama untuk kedua
alat maka gaya redaman juga sama sehingga
diperoleh konstanta redaman dengan alat A dan
B adalah 0,0020,001 dan 0,0040,002, beturut-
turut.
Ucapan terima kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Departemen Agama RI atas dukungan
finansialnya pada penelitian ini dan FMIPA
Institut Teknologi Bandung atas dukungannya
dalam kegiatan ilmiah ini.
Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011)
22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia
ISBN xxx-x-xxxx-xxxx-x 4 http://portal.fi.itb.ac.id/cps/
Referensi
[1] Sutrisno, 1977. Fisika Dasar Mekanika.
Penerbit ITB, p. 79
[2] Paul A.Tipler, 1998. Fisika Untuk Sains dan
Teknik. Edisi ketiga jilid I. Penerbit Erlangga,
p. 448
[3] Robert A. Nelson and M.G.Olsson: 1986,
"The pendulum-rich physics from a simple
system", American Journal of Physics 54
(2), 112-121
[4] Halliday & Resnik; Pantur Silaban Ph.D &
Drs.Erwin Sucipto, 1984. Fisika Untuk
Universitas. Edisi ketiga jilid 1. Penerbit
Erlangga Jakarta, p. 460
Khusnul Khotimah*
Magister Pengajaran Fisika ITB
khusnulyuswanto@yahoo.com
Sparisoma Viridi
Kelompok Keahlian Fisika Nuklir dan Biofisika
FMIPA ITB
dudung@fi.itb.ac.id
Siti Nurul Khotimah
Kelompok Keahlian Fisika Nuklir dan Biofisika
FMIPA ITB
nurul@fi.itb.ac.id
*Corresponding author