Anda di halaman 1dari 6

NAMA : YUSRI TRIADI KELAS : VIII5 TUGAS : IPS

A. Pengertian Narkoba
Menurut batasan WHO (1969) yang dimaksud dengan obat (drug) adalah setiap zat yang apabila masuk ke dalam organisme hidup akan mengadakan perubahan pada satu atau lebih fungsi organ tubuh. Narkoba ialah zat kimiawi yang mampu mengubah pikiran, perasaan, fungsi mental, dan perilaku seseorang. Narkoba merupakan akronim dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif 1) Narkotika Narkotika adalah zat atau obat, baik yang berasal dari tanaman maupun bukan, baik yang sintesis maupun semi sintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan / kecanduan. Yang digolongkan narkotika menurut Undang Undang RI No. 22 Tahun 1976, ialah :

Opiad (Opium, morfin, heroin, codein, phetidin) Cannabis (ganja) Kokain serta turunannya yang lain, dikenal sebagai putauw

1) Psikotropika Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan narkoba yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Yang digolongkan psikotropika menurut UU RI adalah :

Obat penenang (bromazepam, diasepam, nitrazepam) Obat tidur (BK, BUM, MS, dll) Zat Halu-sinogenik (LSD, fenobarbita)

Zat psiko-stimulan (zat aktifnya amphetamin, metaphetamin, dan golongan benzodiazepin lain yang dikenal luas sebagai shabu-shabu, ekstasi, inex, pil koplo, dan sejenisnya)

2) Zat Adiktif (Zat Psiko-aktif) Zat Adiktif adalah zat atau bahan kimia yang apabila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh, terutama susunan syaraf pusat, sehingga menyebabkan perubahan aktifitas mental, emosional, dan perilaku. Apabila digunakan terus menerus dapat menyebabkan kecanduan, oleh karena itu disebut zat psikoaktif. Yang termasuk dalam zat adiktif ini selain narkotika, psikotropika, dan alkohol adalah sebagai berikut :

Minuman keras (import, tradisonal) Solvent (thinner, aceton, glue, bensin, dll) Nikotin (rokok) Kafein (kopi, teh)

Adapun jenis-jenis narkotika dan psikotropika yang sering disalah gunakan ialah :

Ganja (cimeng/gelek/grass/rumput/mariyuana) Heroin (putauw/pete/step) Amphetamin (XTC/inex) Metha-phetamin (shabu)

Pemakai narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di Indonesia pada saat ini umumnya adalah :

Anak-anak Remaja Dewasa, usia antara 25 40 tahun

2) Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba


1. Faktor Diri a. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau brfikir panjang tentang akibatnya di kemudian hari. b. Keinginan untuk mencoba-coba kerena penasaran. c. Keinginan untuk bersenang-senang. d. Keinginan untuk dapat diterima dalam satu kelompok (komunitas) atau lingkungan tertentu. e. Workaholic agar terus beraktivitas maka menggunakan stimulant (perangsang). Workaholic adalah suatu kondisi dari seseorang yang mementingkan pekerjaan secara berlebihan dan melalaikan aspek kehidupan yang lain. f. Lari dari masalah, kebosanan, atau penderitaan hidup g. Mengalami kelelahan dan menurunnya semangat belajar. h. Menderita kecemasan dan kegetiran. i. Kecanduan merokok dan minuman keras. Dua hal ini merupakan gerbang ke arah penyalahgunaan narkoba. j. Karena ingin menghibur diri dan menikmati hidup sepuas-puasnya. k. Upaya untuk menurunkan berat badan atau kegemukan dengan menggunakan obat penghilang rasa lapar yang berlebihan.

l. Merasa tidak dapat perhatian, tidak diterima atau tidak disayangi, dalam lingkungan keluarga atau lingkungan pergaulan. m. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan. n. Ketidaktahuan tentang dampak dan bahaya penyalahgunaan narkoba. o. Pengertian yang salah bahwa mencoba narkoba sekali-kali tidak akan menimbulkan masalah. p. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok pergaulan untuk menggunakan narkoba. q. Tidak dapat atau tidak mampu berkata TIDAK pada narkoba. 2. Faktor Lingkungan a. Keluarga bermasalah atau broken home. b. Ayah, ibu atau keduanya atau saudara menjadi pengguna atau penyalahguna atau bahkan pengedar gelap narkoba. c. Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah satu atau beberapa atau bahkan semua anggotanya menjadi penyalahguna atau pengedar gelap narkoba. d. Sering berkunjung ke tempat hiburan (caf, diskotik, karaoke, dll.). e. Mempunyai banyak waktu luang, putus sekolah atau menganggur. f. Lingkungan keluarga yang kurang / tidak harmonis. g. Lingkungan keluarga di mana tidak ada kasih sayang, komunikasi, keterbukaan, perhatian, dan saling menghargai di antara anggotanya. h. Orang tua yang otoriter. i. Orang tua/keluarga yang tidak acuh, serba boleh, kurang/tanpa pengawasan. j. Orang tua/keluarga yang super sibuk mencari uang/di luar rumah. k. Lingkungan sosial yang penuh persaingan dan ketidakpastian. l. Kehidupan perkotaan yang orang tidak dikenal secara pribadi, tidak ada hubungan primer, ketidakacuan, hilangnya pengawasan sosial dari masyarakat, kemacetan lalu lintas, kekumuhan, pelayanan publik yang buruk, dan tingginya tingkat kriminalitas. m. Kemiskinan, pengangguran, putus sekolah, dan keterlantaran. 3. Faktor Ketersediaan Narkoba. Narkoba itu sendiri menjadi faktor pendorong bagi seseorang untuk memakai narkoba karena : a. Narkoba semakin mudah didapat dan dibeli. b. Harga narkoba semakin murah dan dijangkau oleh daya beli masyarakat. c. Narkoba semakin beragam dalam jenis, cara pemakaian, dan bentuk kemasan. d. Modus Operandi Tindak pidana narkoba makin sulit diungkap aparat hukum. e. Masih banyak laboratorium gelap narkoba yang belum terungkap. f. Sulit terungkapnya kejahatan komputer dan pencucian uang yang bisa membantu bisnis perdagangan gelap narkoba. g. Semakin mudahnya akses internet yang memberikan informasi pembuatan narkoba. h. Bisnis narkoba menjanjikan keuntugan yang besar. i. Perdagangan narkoba dikendalikan oleh sindikat yang kuat dan professional. Bahan dasar narkoba (prekursor) beredar bebas di masyarakat.

3) Dampak Penyalahgunaan Narkoba

Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang. 1. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap fisik Gangguan pada sistem syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid) Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian

2. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap psikis Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga Bersifat menghasut (agitatif), menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri 3. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap lingkungan sosial Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan Merepotkan dan menjadi beban keluarga Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

D. Upaya Penanggulangan dan Pencegahan Terhadap Narkoba

Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll. Upaya Penanggulangan Dalam upaya penanggulangan kejahatan narkoba yang kian merajalela, pemerintah telah melakukan pendekatan yang integral antara penal dan non penal, yang antara lain adalah : I. Kebijakan Penal Kebijakan penal (hukum pidana) yang diberikan oleh pemerintah antara lain: a) Kebijakan kriminalisasi dalam UU Narkoba No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997. b) Meratifikasi konvensi pemberantasan peredaran gelap narkotika dan psikotropika 1988 dalam UU No.7 Tahun 1997. c) Meningkatkan status Badan Koordinasi Narkotika Nasional sejak tahun 2000 menjadi Badan NarkotikaNasional (BNN) di Jakarta dan di setiap propinsi dibentuk Badan Narkotika Propinsi (BNP). d) Membuat Undang-undang yang mengatur tentang anak yang didalamnya terdapat aturan tentang narkoba seperti pasal 89 UU RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. II. Kebijakan Non Penal Kebijakan non penal ini lebih condong ke arah pencegahan terhadap timbulnya suatu kejahatan dengan melalui pendekatan non penal yang adalah pendekatan terhadap kejahatan tanpa menggunakan sarana pemidanaan. Kebijakan non penal yang dilakukan oleh pemerintah dalam penanggulangan bahaya narkoba antara lain melalui treatment dan pengobatan berbasis rehabilitasi bagi para pecandu. Upaya Pencegahan Selain upaya penanggulangan narkoba, pemerintah juga melakukan upaya dalam mencegah keterlibatan seseorang terutama para remaja dalam penyalahgunaan bahaya narkoba dengan melalui komunikasi dalam bentuk media massa cetak maupun elektronik dengan maksud menyebarkan informasi dan menyadarkan khalayak luas tentang ancaman bahaya narkoba. Upaya pencegahan juga diterapkan melalui pendidikan formal dalam kurikulum mata pelajaran, maupun pendidikan non formal seperti seminar, dan pelatihan demi memberikan pengetahuan dan pencegahan agar remaja dapat berperilaku sehat tanpa narkoba.

Sedangkan Badan Narkotika Nasional dalam bacaan kampanye anti narkoba menguraikan pencegahan agar anak tidak terlibat penyalahgunaan narkoba yang adalah sebagai berikut:

1. Preventif Pencegahan ini bertujuan menghindari generasi muda yang belum mengenal dan mencoba narkoba dari pengaruh buruk lingkungan penyalahgunaan narkoba. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu dalam bentuk penyuluhan dalam lapisan masyarakat, pendidikan terhadap orangtua mengenai cara mengasuh anak yang baik dan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba. 2. Represif Pencegahan ini bertujuan untuk menghindarkan generasi muda yang sudah mulai mencoba memakai memakai narkoba dari pengaruh yang lebih parah dan mengusahakan mereka untuk berhenti. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain dengan konseling perorangan atau keluarga, melibatkan anak dalam kegiatan keagamaan, menjauhkan anak dari tempat biasa ia bergaul. 3. Treatment dan Rehabilitasi Pencegahan ini bertujuan untuk mengobati dan memulihkan kondisi fisik, psikis, mental, moral dan sosial mantan korban penyalahgunaan narkoba serta untuk mencegah kembalinya ke jalan tersebut. Kegiatan yang dilakukan berupa bimbingan sosial kepada korban dan keluarganya serta kelompok

sebayanya, melibatkan anak kedalam kegiatan agama dan sosial serta pengawasan ketat agar tidak terjerumus kembali. Untuk upaya lainnya, kita juga dapat melakukan hal-hal seperti: Menjauhi lingkungan/tempat pemakai narkoba Mendekatkan diri kepada Tuhan agar tidak terjerumus narkoba Melakukan hal-hal positif dan menghindari hal-hal negatif Mendoakan para pemakai narkoba agar tidak terjerumus ke dalam permasalahan narkoba

1. 2. 3. 4.

E. Kesimpulan
1. Narkoba ialah zat kimiawi yang mampu mengubah pikiran, perasaan, fungsi mental, dan perilaku seseorang yang merupakan akronim dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Di Indonesia, pada umumnya pemakai Narkoba adalah anak-anak, remaja dan dewasa yang usianya 25 40 tahun. 2. Ada 3 faktor penyebab penyalahgunaan Narkoba, yaitu : (1) Faktor diri, seperti keinginan untuk bersenang-senang, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan ketidaktahuan akan dampak dan bahaya penyalahgunaan narkoba (2) Faktor lingkungan, seperti lingkungan keluarga yang tidak harmonis dan ketidakperdulian orang tua terhadap anak karena kesibukan bekerja (3) Faktor ketersediaan narkoba, seperti narkoba yang mudah didapat dan dibeli 3. Dampak penyalahgunaan Narkoba tentu saja sangat merugikan, baik itu terhadap fisik, psikis dan lingkungan sosial, seperti mengganggu sistem syaraf, sulit berkonsentrasi, dan gangguan mental. 4. Upaya penanggulangan yang dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan kebijakan hukum pidana dan melalui treatment serta pengobatan berbasis rehabilitasi bagi para pecandu. Sedangkan upaya pencegahannya pemerintah dapat menyebarkan informasi tentang ancaman bahaya Narkoba melalui komunikasi dalam bentuk media massa dan elektronik. Untuk pendidikan, dapat melakukan seminar atau kegiatan lainnya yang bertujuan mengajarkan hidup sehat tanpa narkoba. 5. Pencegahan yang dilakukan BNN dalam tindakan pencegahan anak-anak agar tidak terlibat narkoba adalah Preventif, Represif, Treatment dan Rehabilitasi yg bertujuan menghindarkan generasi muda bagi yg belum mencoba dan memakai, bagi yang sudah mencoba atau memakai dan bagi mantan pemakai Narkoba agar tidak memakai Narkoba. Kegiatan itu dilakukan di antaranya dalam bentuk penyuluhan, konseling dan bimbingan sosial. Sementara upaya yang dapat kita lakukan ialah seperti mengisi kegiatan dengan hal-hal positif dan menghindari kegiatan yang bersifat hal negatif

Anda mungkin juga menyukai