PROPER
DAFTAR ISI Daftar Isi BAB I Pendahuluan .................................................................... A. Latar Belakang .................................................................... B. Tujuan .................................................................................. C. Ruang Lingkup ................................................................... BAB II Dekonsentrasi PROPER 2012 ........................................ BAB III Tahap Persiapan ............................................................. A. Penyusunan Tim Pelaksana PROPER ............................. B. Penguatan Kapasitas ......................................................... C. Sosialisasi ............................................................................ BAB IV Inspeksi Lapangan dan Supervisi ............................... A. Pengumpulan Data Awal ................................................. B. Pelaksanaan Inspeksi ........................................................ C. Penyusunan Laporan Inspeksi ......................................... D. Supervisi .............................................................................. BAB V Pemeringkatan ................................................................ A. Penyusunan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER (Rapor) Sementara ............................................................. B. Pemberitahuan Hasil Peringkat Sementara ................... C. Sanggahan/Klarifikasi ...................................................... D. Review hasil sanggahan oleh Dewan PROPER .............. BAB VI Peningkatan Kapasitas Kabupaten/Kota .................. BAB VII Jadual Kegiatan Proper 2012 ....................................... BAB VIII Evaluasi dan Pelaporan ...............................................
4 4 5 5 6 9 9 9 10 11 11 11 13 14 16 16 17 18 19 20 21 23
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadiran ALLAH SWT, Petunjuk Teknis Kegiatan Dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui Program PROPER, Tahun 2012 dapat kami susun tepat pada waktunya. Dalam rangka menjawab pengelolaan lingkungan yang lebih baik, Deputi Pengendalian Pencemaran Lingkungan mengupayakan perencanaan program dan kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui Program PROPER, dapat dilaksanakan secara terarah dan terukur oleh Pemerintah Provinsi sesuai sasaran kinerja Kementerian Lingkungan Hidup. Petunjuk teknis ini diharapkan dapat digunakan oleh Pemerintah Provinsi dalam melaksanakan kegiatan dekonsentrasi di daerah dalam upaya meningkatkan ketaatan perusahaan terhadap lingkungan hidup dan menjaga agar pencemaran lingkungan hidup dapat dicegah sejak dini. Akhir kata kami berharap Petunjuk Teknis ini bermanfaat bagi para pihak dalam mengupayakan perbaikan kualitas lingkungan demi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Saran dan masukan terhadap Petunjuk Teknis ini akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kinerja PROPER.
M.R. Karliansyah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dekonsentrasi dan Tugas Perbantuan sebagai bagian dari sistem penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia, pada hakekatnya dimaknai sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Pusat terhadap Daerah melalui pendelegasian kewenangan yang dimiliki dalam rangka mengurangi kesenjangan pembangunan antar daerah agar terpeliharanya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan utama penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas perbantuan adalah untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat di daerah, sebagaimana dimaksud dalam konsideran Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, serta penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, telah menetapkan urusan bidang lingkungan hidup yang menjadi Kewenangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota berdasarkan kriteria eksternal, akuntabilitas dan efisiensi. Dalam pelaksanaan urusan pemerintah di bidang lingkungan hidup, Menteri memandang perlu untuk menyelenggarakan dekonsentrasi bidang lingkungan hidup kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah. Dekonsentrasi bidang lingkungan hidup tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup dan menjunjung pencapaian sasaran prioritas nasional yang termuat dalam Program Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup yang diukur berdasarkan indikator kinerja utama meningkatnya pengawasan ketaatan pengendalian pencemaran air limbah dan emisi; menurunnya pencemaran lingkungan pada air, udara, sampah, dan limbah B3; memastikan penghentian kerusakan lingkungan di daerah aliran sungai (DAS); tersedianya kebijakan di bidang perlindungan atmosfir dan pengendalian dampak perubahan iklim; dan meningkatnya kapasitas pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Pengawasan pengendalian pencemaran air dan udara serta limbah B3 melalui mekanisme PROPER merupakan satu dari Program Nasional yang dilaksanakan secara dekonsentrasi. Untuk menstandarkan pelaksanaan dekonsentrasi tersebut perlu disusun petunjuk teknis yang akan menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Provinsi dalam melaksanakan lingkup penyelenggaraan dekonsentrasi bidang lingkungan hidup. B. Tujuan Tujuan petunjuk teknis ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi institusi pengelola lingkungan hidup tingkat Provinsi dalam melaksanakan tugas dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui Program PROPER. C. Ruang Lingkup Petunjuk teknis dekonsentrasi ini memuat langkah-langkah dan standar teknis pelaksanaan PROPER di Provinsi. Petunjuk teknis terdiri dari BAB I Pendahuluan yang menjelaskan mekanisme umum Dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui PROPER. BAB II Mekanisme Pelaksanaan Proper Dekonsentrasi 2012, BAB III menjelaskan tentang langkah-langkah yang dilakukan untuk persiapan pelaksanaan PROPER. BAB IV menjelaskan tentang mekanisme dan prosedur pelaksanaan inspeksi lapangan dan supervisi. Langkah setelah inspeksi lapangan dan supervisi dijelaskan dalam BAB V tentang Pemeringkatan. Salah satu tugas dekonsentrasi adalah peningkatan kapasitas Kabupaten/Kota. Langkah-langkah peningkatan kapasitas di jelaskan pada Bab VI. Sedangkan Bab VII menjelaskan tentang Jadual Pelaksanaan dan selanjutnya pada Bab VIII dijelaskan tentang Evaluasi & Pelaporan. Untuk kepraktisan buku ini, maka Lampiran-lampiran dipisahkan dari Buku Petunjuk Teknis.
BAB II DEKONSENTRASI PROPER 2012 Pelaksanaan PROPER periode 2011-2012 ditargetkan untuk melakukan pengawasan terhadap 1355 perusahaan dengan ketentuan: a. 860 pengawasan penaatan PROPER dilakukan oleh 21 Provinsi. b. 495 perusahaan pengawasan penaatan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. c. Pengawasan dan usulan peringkat Biru, Merah dan Hitam dilakukan oleh 21 Provinsi dan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup. d. Penilaian Hijau dan Emas dilakukan oleh Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup. e. Penetapan peringkat dilakukan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. Proses penetapan provinsi yang berperan serta pada pelaksanaan Dekonsentrasi PROPER 2012 telah ditentukan melalui Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Pengendalian Pencemaran yang dilakukan di Jakarta pada tanggal 26-27 Juli 2011. Pada Rakernis tersebut telah disetujui jumlah dan nama perusahaan yang akan dilakukan pengawasan penaatan oleh 21 Provinsi. Untuk memperbaharui data perusahaan yang mutakhir, Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan telah mengirimkan surat No. B-9991/Dep.II/LH/11/2001 Perihal Industri Dekon 2012 untuk meminta masing-masing Provinsi mengajukan daftar nama perusahaan yang akan di PROPER pada periode 2011-2012. Seluruh provinsi telah memberikan respon dengan rekapitulasi jumlah industri yang diusulkan sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi perusahaan peserta PROPER melalui mekanisme dekonsentrasi.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 PROVINSI Bali Banten Bengkulu D.I. Yogyakarta Jambi Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kep. Bangka Belitung Lampung Maluku NTB Riau Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Sumatera Barat MPJ 19 70 0 15 5 61 37 40 1 4 0 4 1 15 2 10 1 6 5 RAKERNIS 2011 PEM AGRO TOTAL 6 0 25 6 19 95 4 9 13 2 4 21 10 18 33 23 12 96 16 21 74 18 17 75 11 11 23 20 16 40 10 8 18 2 31 37 4 4 9 9 1 25 13 46 61 8 9 27 2 3 6 8 17 31 4 15 24 USULAN PROVINSI 2012 MPJ PEM AGRO TOTAL 19 6 0 25 73 8 14 95 0 6 9 15 15 2 4 21 6 15 18 39 60 23 32 115 37 14 11 62 20 16 36 72 2 4 24 30 7 20 13 40 0 10 9 19 5 2 30 37 1 4 4 9 17 8 1 26 5 19 35 59 8 9 4 21 1 2 3 6 11 8 12 31 5 4 15 24
No. 20 21
MPJ 7 25 328
USULAN PROVINSI 2012 MPJ PEM AGRO TOTAL 7 27 17 51 24 13 26 63 323 220 317 860
Keterangan : MPJ = Sektor Manufaktur Prasarana Jasa; PEM = Sektor Pertambangan Energi Migas; AGRO = Sektor Agroindustri
Adapun daftar lengkap perusahaan peserta PROPER yang didekonsentrasikan kepada Provinsi terdapat pada Lampiran 2. Dekonsentrasi PROPER dilaksanakan dengan melaksanakan 4 tahapan pelaksanaan PROPER sebagai berikut : 1. Persiapan 2. Inspeksi Lapangan dan Supervisi 3. Pemeringkatan Penaatan 4. Peningkatan Kapasitas
PERSIAPAN
PENETAPAN TIM TEKNIS & TIM PELAKSANA PENGUATAN KAPASITAS SOSIALISASI PENGUMPULAN DATA
PEMERINGKATAN PENAATAN
PENYUSUNAN RAPORT SEMENTARA REVIEW PERINGKAT TAHAP I PENENTUAN PERINGKAT SEMENTARA PEMBERITAHUAN PERINGKAT SEMENTARA
MASA SANGGAHAN
REVIEW SANGGAHAN
USULAN PERINGKAT
PENINGKATAN KAPASITAS
PENINGKATAN KAPASITAS KABUPATEN / KOTA
Dalam melaksanakan dekonsentrasi PROPER terdapat beberapa prinsip dasar yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaannya. Salah satu prinsip dasar adalah pelaksanaan PROPER yang didekonsentrasikan kepada 21 Provinsi tersebut di atas, Kriteria Penilaian PROPER dan Mekanisme Pelaksanaan PROPER wajib mengikuti ketentuan PROPER Kementerian Lingkungan Hidup. Kriteria penilaian PROPER adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1. Untuk menjamin kredibilitas dan akuntabilitas pelaksanaan PROPER, semua aparat yang terlibat dalam pelaksanaan PROPER wajib melaksanakan etika Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup, yakni: 1. Menaati semua ketentuan disiplin dan sumpah pegawai negeri; 2. Menghindari setiap pertentangan kepentingan karena faktor finansial atau kepentingan lainnya yang berkaitan dengan hasil pengawasan; 3. Berkomunikasi secara sopan dan profesional dengan petugas dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan; 4. Menguasai dan menerapkan konsep K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) selama melaksanakan pengawasan; 5. Melaporkan fakta-fakta hasil pengawasan secara lengkap, akurat, dan obyektif; 6. Selalu berupaya meningkatkan pengetahuan profesional dan keterampilan teknis; 7. Berpenampilan pantas termasuk mengenakan pakaian dan peralatan pelindung untuk keselamatan kerja; 8. Melengkapi diri dengan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pengawasan yang mudah dibawa untuk menghindari hutang budi terhadap usaha dan atau kegiatan.
BAB III TAHAP PERSIAPAN Tahap persiapan pada dasarnya adalah persiapan untuk melaksanakan kegiatan PROPER selanjutnya. Perangkat lunak seperti Kriteria Penilaian, perusahaan yang akan di PROPER, Sumberdaya manusia yang akan melaksanakan PROPER perlu disiapkan agar pelaksanaan PROPER sesuai dengan target dan jadual yang ditetapkan. Adapun langkah-langkah tahap persiapan antara lain adalah: A. Penyusunan Tim Pelaksana PROPER Tahap pertama dalam persiapan pelaksanaan dekonsentrasi PROPER 2012 adalah melakukan penyusunan Tim Pelaksana PORPER Provinsi. Langkah-langkah penyusunan tim adalah sebagai berikut : 1. Kepala Institusi Lingkungan Hidup Provinsi menetapkan susunan Tim Pelaksana PROPER Provinsi dalam suatu surat keputusan dengan susunan sebagai berikut: a. Ketua Tim Pelaksana PROPER, adalah Kepala Bidang yang menangani pengawasan. b. Sekretariat Tim Pelaksana PROPER Provinsi: 1) Staf administrasi yang bertugas menyelesaikan urusan administrasi dan keuangan. 2) Tim Pengolah Data yang bertugas mengelola data hasil pengawasan lapangan dan menyiapkan Rapor, Tim Pengolah Data harus menguasai komputer terutama aplikasi Ms Word dan Ms Excel. c. Tim Inspeksi PROPER Provinsi, adalah pejabat pengawas lingkungan hidup daerah atau staf teknis yang memperoleh pelatihan pengawasan PROPER. d. Khusus untuk penilaian aspek kerusakan lingkungan kegiatan pertambangan dapat dilakukan bekerjasama dengan inspektur tambang pada instansi pertambangan Provinsi. 2. Kepala Intitusi Lingkungan Hidup Provinsi menyampaikan Surat Keputusan Tim Pelaksana PROPER Provinsi kepada Ketua Tim Teknis PROPER melalui Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup. B. Penguatan Kapasitas Dalam rangka menjaga kualitas pelaksanaan PROPER, maka sumberdaya manusia pelaksana harus memenuhi persyaratan kompetensi yang standar. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan penguatan kapasitas dengan ketentuan: 9
1. 2. 3. 4.
Tim teknis PROPER melakukan penguatan kapasitas sumberdaya manusia kepada Tim Pelaksana PROPER Provinsi. Sekretariat PROPER mengkoordinasikan pelaksanaan penguatan kapasitas dan sertifikasi Petugas Inspeksi PROPER. Sertifikasi Petugas Inspeksi PROPER didasarkan atas uji kompetensi dan tingkat kehadiran peserta dalam kegiatan peningkatan kapasitas. Tim Pelaksana PROPER Provinsi yang telah memperoleh sertifikasi melakukan peningkatan kapasitas kepada Tim Pelaksana PROPER Kabupaten/Kota dengan menggunakan muatan materi yang ditetapkan oleh Tim Teknis PROPER.
Output kegiatan: 1. Jumlah orang yang dilatih 2. Jumlah orang yang mendapat sertifikat 3. Laporan pelaksanaan kegiatan penguatan kapasitas C. Sosialisasi Dalam rangka menginformasikan keikutsertaan dan kriteria serta mekanisme PROPER kepada perusahaan maka Tim Pelaksana PROPER Provinsi mengadakan sosialisasi PROPER dengan ketentuan: 1. Tim Pelaksana PROPER Provinsi mengundang perusahaan peserta PROPER tahun 2012 di wilayahnya dan perusahaan lain yang diproyeksikan akan diikutsertakan dalam PROPER tahun berikutnya. 2. Pelaksanaan Sosialisasi menggunakan narasumber dari Unit Teknis Kementerian Lingkungan Hidup yang menangani PROPER. 3. Tidak diperkenankan memungut anggaran dari perusahaan atau peserta untuk pelaksanaan sosialisasi. 4. Sekretariat PROPER Provinsi mendokumentasikan jumlah dan kehadiran perusahaan yang memperoleh sosialisasi, peserta sosialisasi dan menyelesaikan laporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi. Tim Pelaksana PROPER Provinsi dapat melaksanakan sosialisasi kepada pemangku kepentingan lain dalam rangka mendukung pelaksanaan PROPER melalui berbagai metode seperti pencetakan dan penyebaran leaflet dan booklet, seminar dan workshop, dan kegiatan dengan media massa. Output: 1. Jumlah perusahaan yang memperoleh sosiaslisasi 2. Jumlah peserta sosialisasi 3. Laporan Pelaksanaan kegiatan sosialisasi
10
A. Pengumpulan Data Awal Pengumpulan data awal bertujuan mengumpulkan informasi awal, yang digunakan untuk menyusun strategi inspeksi lapangan. Persiapan yang baik dengan informasi awal yang lengkap merupakan faktor penentu utama pelaksanaan inspeksi yang efektif dan efisien. Pengumpulan data awal dilaksanakan dengan ketentuan : 1. Tim Pelaksana PROPER Provinsi mengumpulkan data awal berupa : a. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER bagi perusahaan yang telah diperingkat periode penilaian sebelumnya. b. Laporan Pelaksanaan RKL/RPL atau UKL/UPL. c. Laporan Pelaksanaan Izin. d. Profil Perusahaan yang memuat informasi dasar seperti nama dan alamat perusahaan, kapasitas produksi atau jasa, proses produksi atau jasa, upaya pengendalian penemaran yang dilakukan dan upaya penanganan limbah B3.
2. Tim Pelaksana PROPER Provinsi dapat mengumpulkan data dengan kuisioner dan menyampaikan hasil kusioner kepada Sekretariat PROPER. Output: Data kuisioner yang telah diisi oleh usaha dan/atau kegiatan.
B. Pelaksanaan inspeksi Dalam rangka rangka pengambilan data sekunder dan primer Tim Pelaksana PROPER melakukan inspeksi lapangan dengan ketentuan: 1. Setiap Tim Inspeksi terdiri dari: a. Pengawas PROPER Provinsi : 2 (dua) orang untuk pengawasan Aspek Air, Udara dan Pengelolaan limbah B3 serta pengendalian kerusakan lingkungan (kegiatan pertambangan); b. Pengawas PROPER Kabupaten/Kota : 1 (satu) orang Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota atau staf teknis yang sudah mendapat pelatihan PROPER; 11
2. Ketua tim inspeksi Provinsi harus Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah atau Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Provinsi, 3. Tim Inspeksi lapangan harus dilengkapi dengan surat tugas dengan ketentuan: a. Nama petugas tim inspeksi lapangan harus sesuai dengan yang tercantum dalam SK Tim Inspeksi PROPER Provinsi. b. Nama petugas yang menandatangani Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER harus sesuai dengan nama yang tercantum dalam surat tugas. 4. Pelaksanaan inspeksi yang dilakukan harus PROPER. mengacu pada panduan inspeksi
5. Pelaksanaan inspeksi dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut: a. Tahap I : 5 Maret s/d 6 April 2012; b. Tahap II : 16 April s/d 1 Juni 2012; c. Tahap III : 11 Juni s/d 3 Agustus 2012. 6. Pada setiap akhir tahap inspeksi, Tim Pelaksana PROPER Provinsi sudah harus menyelesaikan inspeksi dengan target sebagai berikut : Tabel 2. Tahapan Inspeksi TAHAP INSPEKSI I II III TARGET INSPEKSI 25 % 70 % 100 % KETERANGAN
7. Tim Pelaksana PROPER Provinsi wajib melaporkan kemajuan pelaksanaan inspeksi kepada Sektretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup setiap bulan. 8. Setiap pengambilan sampel air limbah wajib dilakukan oleh petugas laboratorium yang terakreditasi. 9. Lokasi pengambilan sampel air limbah wajib dilakukan pada titik penaatan. 10. Seluruh biaya pelaksanaan inspeksi ditanggung oleh biaya APBN Kementerian Lingkungan Hidup melalui dana dekonsentrasi. 11. Pada akhir pengawasan harus disusun Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER, yang didalamnya paling tidak memuat informasi : a. Informasi umum usaha dan atau kegiatan yang dinilai; b. Kinerja penaatan dalam pengendalian pencemaran air; c. Kinerja penaatan dalam pengendalian pencemaran udara; d. Kinerja penaatan pengelolaan limbah B3; e. Pelaksanaan AMDAL, UKL/UPL; f. Perizinan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan; g. Kinerja penaatan dalam pengendalian kerusakan lingkungan (khusus untuk kegiatan pertambangan); 12
h. Foto-foto hasil pengawasan lapangan; i. Lampiran data Swa Pantau yang dilaporkan usaha dan atau kegiatan yang dinilai; j. Lampiran hasil Pengisian Daftar Isian penilaian Pengelolaan Limbah B3; k. Lampiran hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan Lahan (khusus untuk kegiatan pertambangan). 12. Format Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER mengacu pada Lampiran 3. 13. Jika perusahaan menolak untuk dilakukan pengawasan, Tim Inspeksi Lapangan wajib membuat Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER. 14. Sekretariat PROPER Provinsi wajib mendokumentasikan secara sistematis Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER. Sekretariat PROPER Provinsi sangat dianjurkan untuk mendokumentasikan Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER dalam bentuk data elektronik (discan) selain tetap mendokumentasikan berkas dalam bentuk manual (hard copy). 15. Satu copy Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER wajib disampaikan kepada Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup. Jika tersedia data elektronik maka Tim Pelaksana PROPER Provinsi dapat menyerahkan data elektronik. 16. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup mempunyai hak penuh untuk mengakses dokumentasi Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER. Output kegiatan: 1. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER atau Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER; 2. Foto-foto hasil pengawasan lapangan; 3. Data Swa Pantau yang dilaporkan usaha dan atau kegiatan yang dinilai; 4. Data hasil pengambilan sampel oleh instansi lingkungan hidup daerah; 5. Hasil Pengisian Daftar Isian penilaian Pengelolaan Limbah B3; 6. Hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan Lahan;
C. Penyusunan Laporan Inspeksi Laporan inspeksi adalah laporan Tim Inspeksi lapangan kepada atasan masing-masing untuk melaporkan hasil pengawasannya sehingga atasan dapat segera mengambil tindakan jika ditemukan hasil pengawasan yang berpotensi atau telah melanggar peraturan lingkungan hidup dan berpotensi atau telah menyebabkan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Laporan inspeksi disusun dengan ketentuan: 13
1. Pada setiap akhir kunjungan inspeksi lapangan, petugas inspeksi wajib menyelesaikan laporan inspeksi berupa ringkasan ketaatan perusahaan dalam aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, dan pengendalian kerusakan lingkungan (khusus kegiatan pertambangan) serta hal-hal yang perlu mendapat perhatian kepada atasan masing-masing dengan dilampiri oleh: a. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER. b. Foto-foto hasil pengawasan lapangan. c. Data Swapantau yang dilaporkan usaha dan atau kegiatan yang dinilai. d. Data hasil pengambilan sampel oleh Tim Pelaksana PROPER Provinsi1. e. Hasil Pengisian Daftar Isian penilaian Pengelolaan Limbah B3. f. Hasil Pengisian Daftas Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan Lahan. 2. Format ringkasan ketaatan perusahaan sesuai Lampiran . 3. Laporan inspeksi wajib didokumentasikan oleh Sekretariat Tim Pelaksana PROPER Provinsi secara sistematis sehingga mudah ditelusuri. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup memiliki hak penuh untuk mengakses laporan inspeksi ini. Output Kegiatan: Dokumentasi laporan inspeksi lapangan
D. Supervisi Kegiatan Supervisi dilakukan untuk merekapitulasi hasil inspeksi dan menyusun Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara. Supervisi dilaksanakan secara bertahap pada setiap akhir tahapan inspeksi lapangan dengan jadual pelaksanaan sebagai berikut: Tabel 3. Tahapan Supervisi SUPERVISI Tahap I Tahap II Tahap III TANGGAL 9-13 April 2012 4-8 Juni 2012 6-10 Agustus 2012
Karena proses analisis laboratorium biasanya memerlukan waktu 1 bulan, maka hasil analisis ini dapat disusulkan.
14
1. Tim Pelaksana PROPER Provinsi menyiapkan bahan bahan supervisi sebagai berikut : a. Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER dan Berita Acara Penolakan Pengawasan PROPER beserta lampirannya. b. Laporan hasil inspeksi. c. Data-data kualitas air limbah, emisi dan pengelolaan limbah B3 harus sudah dalam format seperti yang terdapat pada Lampiran 4. d. Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara. Format dan ketentuan tentang Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara mengacu kepada Sub Bab Penyusunan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER (Rapor) Sementara pada bagian selanjutnya petunjuk teknis ini. 2. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup melakukan supervisi terhadap proses penyusunan Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara. 3. Tim Pelaksana PROPER Provinsi bersama dengan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup menyusun Rekapitulasi Status Penaatan Awal Perusahaan dan Berita Acara Supervisi. 4. Tim Pelaksana PROPER Provinsi melaporkan hasil supervisi kepada Kepala Instansi Lingkungan Hidup Provinsi, sedangkan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup melaporkan hasil supervisi kepada Ketua Tim Teknis PROPER melalui Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup. 5. Sekretariat PROPER Provinsi dan Kementerian Lingkungan Hidup wajib mendokumentasikan Laporan Hasil Supervisi. Output kegiatan: 1. Kumpulan Hasil Inspeksi. 2. Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara. 3. Rekapitulasi Status Penaatan Awal Perusahaan 4. Berita Acara Supervisi.
15
BAB V PEMERINGKATAN A. Penyusunan Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER (Rapor) Sementara
Langkah pertama untuk pemeringkatan adalah penyusunan Rapor semetara. Pada tahapan ini sebenarnya adalah tahapan untuk memutakhirkan Draft Hasil Evaluasi Kinerja Penaatan PROPER Sementara yang telah disusun pada saat supervisi dengan memasukkan data-data pemantauan dan neraca limbah B3 yang terbaru. Adapun pelaksanaan penyusunan Rapor Sementara dilakukan dengan ketentuan : 1. Petugas inspeksi PROPER wajib menyelesaikan Rapor Sementara berdasarkan Berita Acara Hasil Pengawasan PROPER, foto-foto hasil pengawasan lapangan, Data Swa Pantau yang dilaporkan usaha dan atau kegiatan yang dinilai, Data hasil pengambilan sampel oleh instansi lingkungan hidup, Hasil Pengisian Daftar Isian penilaian Pengelolaan Limbah B3, Hasil Pengisian Daftar Isian Penilaian Kriteria Potensi Kerusakan Lahan dan progress perbaikan yang telah dilakukan usaha dan atau kegiatan yang dinilai. 2. Rapor Sementara adalah penilaian sementara kinerja pengelolaan lingkungan aspek AMDAL/UKL-UPL, Pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran Udara, Pengelolaan limbah B3 sesuai dengan kriteria penilaian PROPER yang telah ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 5. 3. Format Rapor Sementara yang memuat kinerja perusahaan dalam pengendalian pencemaran air, udara dan limbah B3 serta pengendalian kerusakan lingkungan (khusus kegiatan pertambangan) mengacu pada : a. Format Rapor Sementara yang ditetapkan oleh Tim Teknis; b. Dihitung dengan menggunakan spreadsheet analisa kinerja yang telah ditetapkan. 4. Tim Pelaksana PROPER Provinsi kemudian menyusun status penaatan/peringkat awal usaha dan atau kegiatan yang dinilai, yang merupakan hasil rekapitulasi dari Rapor Sementara sesuai Lampiran 6. 5. Tim Pelaksana PROPER Provinsi selanjutnya melaporkan secara tertulis hasil status penaatan / peringkat awal usaha dan atau kegiatan yang dinilai kepada Kepala instansi lingkungan hidup Provinsi, untuk kemudian disampaikan kepada Sekretariat PROPER.
16
6. Tim Pelaksana PROPER Provinsi melakukan peer review dalam penyusunan Rapor Sementara. 7. Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup melakukan supervisi kepada Tim Pelaksana PROPER Provinsi untuk memastikan kesesuaian Rapor Sementera dengan kriteria penilaian PROPER, validitas data dan menjamin kredibilitas pelaksanaan PROPER serta kesesuaian dengan jadual pelaksanaan PROPER yang ditelah ditetapkan.
8. Tim Pelaksana PROPER Provinsi bersama dengan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup menyusun status penaatan/peringkat awal usaha dan atau kegiatan yang dinilai, yang merupakan hasil rekapitulasi dari rapot sementara dan Berita Acara Penyusunan Peringkat Sementara. Output kegiatan: 1. Rapor Sementara hasil evaluasi pengawasan kinerja penaatan PROPER; 2. Rekapitulasi status penaatan; 3. Berita Acara Penyusunan Peringkat Sementara; 4. Surat penyampaian status penaatan usaha dan atau kegiatan yang dinilai dan peringkat awal usaha dan atau kegiatan.
B. Pemberitahuan hasil peringkat sementara Setelah Rapor Sementara diselesaikan, langkah selanjutnya adalah menyampaikan Rapor tersebut kepada perusahaan untuk memperoleh tanggapan. Langkah langkah untuk memberitahukan hasil peringkat sementara adalah sebagai berikut : 1. Kepala institusi lingkungan hidup Provinsi menyampaikan secara tertulis hasil status sementara penaatan Perusahaan beserta Rapor Sementara kepada Ketua Tim Teknis melalui Sekretariat PROPER tanggal 31 Agustus 2012. Rapor Sementara disampaikan kepada Perusahaan pada tanggal 10 s/d 14 September 2012. Pemberitahuan peringkat sementara secara tertulis ke Perusahaan dilakukan melalui surat Kepala instansi lingkungan hidup dengan tembusan Ketua Tim Teknis PROPER. Tim Pelaksana PROPER Provinsi wajib memiliki sistem untuk memastikan Peringkat Kinerja Sementara dan Rapor Kinerja Sementara dapat diterima oleh Perusahaan yang dinilai. Pemberitahunan secara tertulis kepada perusahaan harus mencantumkan tanggal dan tempat untuk menyampaikan sanggahan atau klarifikasi terhadap Rapor sementara. 17
2. 3.
4.
5.
Output kegiatan: 1. Berita acara penerimaan Rapor Sementara 2. Tanda terima pengiriman dokumen
C. Sanggahan/Klarifikasi Untuk menciptakan keadilan dalam pelaksanaan PROPER, Perusahaan yang dinilai diberi kesempatan untuk menyampaikan sanggahan terhadap hasil penilaian peringkat kinerja sementara. Langkah-langkah untuk menampung dan menanggapi sanggahan perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Tim Pelaksana PROPER Provinsi menerima sanggahan tertulis dari Perusahaan pada tanggal 2 s/d 5 Oktober 2012. 2. Sanggahan ini harus dalam bentuk tertulis yang diantar langsung ataupun dikirim melalui fax dan pos untuk selanjutnya mendapat bukti tanda terima dokumen sanggah. Apabila tidak ada sanggahan dalam jangka waktu 2 s/d 5 Oktober 2012, maka Perusahaan dianggap menerima hasil Peringkat Kinerja Sementara dan Rapor Kinerja Sementara. 3. Tim Pelaksana PROPER Provinsi melakukan evaluasi terhadap dokumen sanggahan pada tanggal 8 s/d 10 Oktober 2012. Hasil evaluasi dokumen sanggahan didiskusikan dengan Tim Teknis PROPER untuk menyepakati usulan peringkat akhir pada tanggal 11 s/d 12 Oktober 2012. 4. Kepala instansi lingkungan hidup Provinsi wajib menjawab sanggahan secara tertulis kepada Perusahaan yang melakukan sanggahan tentang: c. Perbaikan peringkat Perusahaan atau, d. Sanggahan akan didiskusikan lebih lanjut dengan Tim Teknis PROPER. 5. Perbaikan peringkat perusahaan hanya dapat dilakukan jika : a. terdapat kesalahan data yang dimasukkan kedalam Rapor sementara oleh Tim Pelaksana PROPER Provinsi, b. melengkapi data yang masih belum dimasukkan oleh Tim Pelaksana PROPER Provinsi. 6. Jika terdapat sanggahan yang tidak berkaitan dengan ketentuan angka 5, maka wajib didiskusikan dengan Tim Teknis PROPER Kementerian Lingkungan Hidup untuk menentukan perlu atau tidaknya perubahan peringkat perusahaan.
18
7. Jawaban sanggahan paling lambat 16 Oktober 2012 dengan tembusan kepada Ketua Tim Teknis PROPER. Output kegiatan: 1. Tanda terima dokumen sanggahan; 2. Jawaban atas sanggahan.
D. Review hasil sanggahan oleh Dewan PROPER Berdasarkan hasil verifikasi sanggahan yang dilakukan oleh Tim Pelaksana PROPER Provinsi bersama dengan Tim Teknis PROPER. Adapun langkah-langkah review hasil sanggahan adalah sebagai berikut : i. Dewan pertimbangan akan melakukan review terhadap usulan peringkat akhir Perusahaan. Dalam melakukan review terhadap usulan peringkat akhir Perusahaan, Dewan Pertimbangan dapat melakukan verifikasi langsung ke Perusahaan yang bersangkutan. Ketua Tim Teknis menetapkan daftar usulan peringkat akhir PROPER dan daftar kandidat Hijau dan Emas PROPER dari hasil review Dewan Pertimbangan PROPER.
ii.
iii.
19
BAB VI PENINGKATAN KAPASITAS KABUPATEN/KOTA Tim Pelaksana PROPER Provinsi melakukan peningkatan kapasitas kepada aparat pengawas lingkungan hidup Kabupaten/Kota dengan menggunakan muatan materi yang ditetapkan oleh Ketua Tim Teknis PROPER. Lingkup penguatan kapasitas mencakup : a. Kriteria dan mekanisme pelaksanaan PROPER; b. Tata cara pengawasan penaatan lingkungan hidup (pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, serta pengendalian kerusakan lingkungan, khusus kegiatan pertambangan); c. Cara penyusunan Berita Acara Hasil Pengawasan; d. Cara pengolahan data hasil pengawasan; e. Cara penyusunan Rapor Sementara dan, f. Cara penyusunan Rapor final. Kepala instansi lingkungan hidup Provinsi memberikan sertifikat kepada para peserta penguatan kapasitas yang lulus. Kepala instansi lingkungan hidup Provinsi menyampaikan laporan hasil pelaksanaan penguatan kapasitas kepada Ketua Tim Teknis PROPER. Output kegiatan: 1. Jumlah orang yang dilatih; 2. Jumlah orang yang mendapat sertifikat; 3. Laporan pelaksanaan kegiatan penguatan kapasitas.
20
BAB VII JADUAL KEGIATAN PROPER 2012 Pelaksanaan kegiatan PROPER periode 2011 2012 dilaksanakan dengan jadual sebagai berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Tahapan Persiapan Peningkatan Kapasitas Inspeksi Tahap I Supervisi Tahap I Inspeksi Tahap II Supervisi Tahap II Inspeksi Tahap III Supervisi Tahap III Raport Sementara Pemeringkatan Sementara Pengiriman Raport Masa Sanggah Evaluasi Dokumen Sanggahan Jawaban Sanggahan Evaluasi Dokumen Hijau & Emas Menyepakati Usulan Peringkat Akhir Draft SK MENLH Siap Design Buku Proper Konsultasi Publik Persiapan MAL WAPRES Kunjungan Lapangan Review ESELON I Rapat ESELON I DEWAN PROPER Peringkat Hijau Final Pengumuman PROPER Pengiriman Raport Waktu 1 Januari s/d 26 Februari 2012 2Februari s/d 26 Februari 5 Maret s/d 6 April 9 April s/d 13April 16 April s/d 1 Juni 4 Juni s/d 8 Juni 11 Juni s/d 3 Agustus 6 Agustus s/d 10 Agustus 13 Agustus s/d 31 Agustus Agustus 2012 10 September s/d 14 September 2012 2 Okrober s/d 5 Oktober 2012 8 Oktober s/d 10 Oktober 2012 16 Oktober Oktober 2012 Oktober 2012 Oktober 2012 Oktober 2012 Oktober 2012 Oktober November 2012 Oktober November 12 November 2012 November 2012 November 2012 November 2012 30 November 2012 Desember 2012
21
BAB VIII EVALUASI DAN PELAPORAN Laporan manajerial dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui PROPER mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2009 tentang Urusan Pemerintah di Bidang Lingkungan Hidup yang Dapat Didekonsentrasikan. Tim Pelaksana PROPER Provinsi wajib mendokumentasikan secara sistematis semua output tahapan kegiatan dan Tim PROPER Kementerian Lingkungan Hidup berhak secara penuh untuk mengakses dokumentasi pelaksanaan PROPER.
22
Sekretariat PROPER
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Dekonsentrasi Pengawasan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3, Pengelolaan Kualitas Air dan Udara Skala Nasional melalui PROPER, dapat menghubungi:
Sekretariat PROPER
Telp./Fax. : (021) 8520-886 Email: dekonproper@gmail.com Alamat: Jl. DI. Panjaitan Kav. 24, Gd. B Lt. 4 Kebon Nanas Jakarta 13410.
23
KRITERIA PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN (PROPER) BIRU, MERAH, DAN HITAM A. PELAKSANAAN AMDAL ATAU UKL/UPL No. 1. ASPEK Pelaksanaan Amdal/UKL-UPL PERINGKAT MERAH 1. Tidak Melaksanakan ketentuan dalam: a. SK Kelayakan Lingkungan b. ANDAL, RKL-RPL c. UKL-UPL 2. Tidak Melaporkan pelaksanaan RKL-RPL/ UKL-UPL
BIRU 1. Memiliki Amdal/UKLUPL 2. Melaksanakan ketentuan dalam: a. SK Kelayakan Lingkugan b. ANDAL, RKL-RPL c. UKL UPL 3. Melaporkan pelaksanaan RKLRPL/ UKL -UPL
B.
KRITERIA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR No. 1. ASPEK Ketaatan Terhadap Titik Penaatan PERINGKAT MERAH
BIRU Memantau seluruh titik penaatan dan/atau air buangan yang harus dikelola sesuai dengan peraturan. 1. Memantau seluruh parameter yang dipersyaratkan sesuai dengan: a. IPLC (Izin Pembuangan Limbah Cair) b. Baku Mutu Nasional atau Provinsi c. Izin Pemanfaatan Air Limbah untuk aplikasi pada tanah 2. Ketaatan diukur berdasarkan peraturan/persyarata n yang lebih ketat. 3. Khusus Industri Sawit yang menerapkan Land Aplication parameter yang tidak ada baku mutunya tingkat ketaatan >=80% 4.
2.
Terhadap yang
Tidak memantau seluruh parameter yang sesuai persyaratan baku mutu yang dipersyaratkan sesuai dengan: a. IPLC b. Baku Mutu Nasional atau Provinsi c. Khusus untuk Industri Sawit parameter yang tidak ada baku mutunya <80%
HITAM Terdapat titik penaatan dan/atau air buangan yang tidak pernah dipantau selama periode penilaian Tidak pernah melakukan pemantauan parameter yang sesuai dengan: a. IPLC b. Baku Mutu Nasional atau Provinsi c. Izin Pemanfaatan (land aplication)
Catatan: 1. Khusus Rumah Sakit jumlah parameter yang dipersyaratkan sebanyak 5 parameter: pH, BOD, COD, TSS, EColi 2. Khusus Industri MPJ belum memiliki baku mutu spesifik menggunakan baku mutu yang ada di AMDAL dan UKL/UPL. Jika baku mutu tidak tercantum dalam dokumen Amdal dan UKL/UPL maka menggunakan baku mutu pada Kepmen 51 Tahun lampiran C Golongan 1 3. Khusus Industri Agro yang belum memiliki baku mutu spesifik wajib mengukur BOD, COD, pH, TSS, Minyak dan Lemak. 4. Khusus Industri Pertambangan yang belum memiliki baku mutu spesifik menggunakan Baku Mutu
No.
ASPEK
BIRU
PERINGKAT MERAH
HITAM
3.
Melaporkan data secara lengkap sesuai dengan yang dipersyaratkan >90% sebagai berikut: 1. Pemantauan kualitas air limbah 2. Produksi bulanan (riil) atau bahan baku 3. Catatan debit harian air limbah yang dibuang
Melaporkan data sesuai dengan yang dipersyaratkan < 90% sebagai berikut: 1. Pemantauan kualitas air limbah 2. Produksi bulanan (riil) atau bahan baku; 3. Catatan debit harian air limbah yang dibuang
Melaporkan palsu.
data
Catatan: 1. Data pemantauan harian parameter COD dan pH untuk Industri petrokimia 2. Data pemantauan harian parameter pH dan TSS atau debit untuk Industri pertambangan 3. Data pemantauan harian parameter pH untuk Industri Agro sesuai yang dipersyaratkan 4. Bagi Industri yang pengelolaan air limbahnya diserahkan ke kawasan industri pengolah air limbah tingkat ketaatan 100%. 5. Bagi Industri Migas yang telah melakukan 100% injeksi maka tingkat ketaatan 100% 6. Bagi industri yang menggunakan kembali (reuse/recycle) 100% air limbahnya maka tingkat ketaatan 100% 4. Ketaatan Baku Mutu Terhadap Data hasil pemantauan memenuhi 90 % baku mutu dalam satu periode penilaian tiap titik penaatan tiap parameter dan data 6 bulan terakhir dalam periode penilaian memenuhi baku mutu. Data hasil pemantauan memenuhi <90 % baku mutu dalam satu periode penilaian tiap titik penaatan tiap parameter Data hasil pemantauan melebihi 500% BMAL selama 50% periode penilaian tiap titik penaatan tiap parameter
Catatan: Hasil data primer akan digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 5. Ketaatan Terhadap Izin 1. Mempunyai izin Tidak pembuangan mempunyai izin limbah cair (IPLC) pembuangan air ke badan air / Laut limbah (IPLC) ke / Land Application; badan air / Laut 2. Izin dalam proses / LA ; akhir (persyaratan izin sudah lengkap) Catatan: Untuk daerah yang belum mempunyai Perda yang mengatur perizinan tidak dinilai dalam ketaatan terhadap izin 6. Ketaatan Terhadap 1. Menggunakan jasa A. Tidak memenuhi 1. Tidak memenuhi Ketentuan Teknis laboratorium salah satu seluruh eksternal/internal persyaratan teknis ketentuan yang yang sudah; dibawah ini: dipersyaratkan terakreditasi atau 1. Menggunakan dalam sanksi yang ditunjuk oleh jasa administrasi; Gubernur; laboratorium 2. Melakukan by 2. Memisahkan eksternal/inte pass. saluran air limbah rnal yang dengan limpasan air sudah; hujan; terakreditasi 3. Membuat saluran atau yang air limbah yang ditunjuk oleh kedap air ; Gubernur; 4. Memasang alat 2. Memisahkan pengukur debit saluran air (flowmeter); limbah 5. Tidak melakukan dengan pengenceran; limpasan air 6. Tidak melakukan by hujan; pass air limbah; 3. Membuat 7. Memenuhi seluruh saluran air
No.
ASPEK
PERINGKAT MERAH limbah yang kedap air ; 4. Memasang alat pengukur debit (flowmeter); 5. Tidak melakukan pengenceran. B. Memenuhi seluruh ketentuan yang dipersyaratkan dalam sanksi administrasi;
HITAM
C.
KRITERIA PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA No. 1. ASPEK Ketaatan Terhadap Sumber Emisi PERINGKAT MERAH Sumber emisi yang sudah mempunyai baku mutu emisi spesifik: Tidak semua sumber emisi dipantau
BIRU A. Sumber emisi yang sudah mempunyai baku mutu emisi spesifik: Memantau semua sumber emisi, kecuali: 1. Internal Combustion Engine (Genset, Transfer Pump Engine) : a. kapasitas < 100 HP (76,5 KVA) dan beroperasi < 1000 jam/tahun; b. yang digunakan untuk kepentingan darurat, kegiatan perbaikan, kegiatan pemeliharaan < 200 jam/tahun; c. yang digunakan untuk penggerak derek dan peralatan las 2. Exhaust Laboratorium Fire Assay 3. Khusus Rumah Sakit dan Hotel tidak diwajibkan memantau sumber emisi yg beroperasi < 1000 jam/tahun B. Sumber emisi yang belum mempunyai baku mutu emisi spesifik (non proses pembakaran). sumber emisi yang dipantau diwakili satu cerobong dari tiap unit produksi dan dilakukan secara bergantian sehingga semua sumber emisi dapat dipantau
HITAM Tidak pernah melakukan pemantauan sumber emisi pada periode penilaian
Catatan: Point B berlaku Khusus untuk Industri Manufaktur, Prasarana, Jasa dan Agroindustri
No. 2.
2.
BIRU Memantau seluruh parameter yang dipersyaratkan : a. Untuk sektor yang mempunyai Baku Mutu Spesifik mengacu kepada Baku Mutu Emisi Spesifik. b. Untuk sektor yang belum mempunyai Baku Mutu Spesifik mengacu kepada baku mutu Amdal/ UKL-UPL, jika dokumen Amdal/ UKLUPL tidak mencantumkan baku mutu maka menggunakan baku mutu Lampiran V B Kepmen 13/1995, kecuali Genset mengacu kepada PerMenLH 21 Tahun 2008 Lampiran IVA Bagi emisi yang bersumber dari proses pembakaran dengan kapasitas < 25 MW atau satuan lain yang setara yang menggunakan bahan bakar gas, tidak wajib mengukur parameter sulfur dioksida jika kandungan sulfur dalam bahan bakar kurang dari atau sama dengan 0,5% berat dan tidak mengukur parameter total partikulat. Melaporkan data secara periodik: a. Pemantauan CEMS, setiap 3 bulan tersedia data minimal 75% dari seluruh data pemantauan rata-rata harian. (data dianggap valid apabila dalam sehari minimal tersedia 18 jam pengukuran)
PERINGKAT MERAH Terdapat parameter yang tidak diukur sesuai persyaratan baku mutu Lampiran VB Kepmen 13/1995 atau Baku Mutu Spesifik
HITAM Tidak pernah memantau parameter yang dipersyaratkan sesuai dengan baku mutu
3.
1.
Pelaporan data tidak lengkap sesuai dengan peraturan baik data pemantauan manual maupun CEM
1.
2.
Tidak ada data pemantauan manual atau CEMS. Melaporkan data pemantauan palsu
No.
ASPEK
BIRU b. Pemantauan Manual, setiap 6 bulan minimal 1 data, kecuali proses pembakaran dengan: 1. Kapasitas desain < 570 KW pemantauan dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun. 2. kapasitas desain 570 KW < n < 3 MW pemantauan dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. 3. kapasitas desain > 3 MW pemantauan dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan. c. Pelaporan unit Ketel uap yang beroperasi < 6 bulan pengujian minimal 1 kali dalam 1 tahun. 1. Memenuhi BMEU 100% untuk pemantauan manual; Bagi pemantauan yang wajib CEMS, Data hasil pemantauan dapat dilampaui sampai batas 5% dari data rata-rata harian yang dilaporkan dalam kurun waktu 3 bulan waktu operasi;
PERINGKAT MERAH
HITAM
4.
2.
1. Pemantauan manual : Tidak memenuhi baku mutu 2. Pemantauan CEMS : a. data hasil pemantauan melebihi 5% dari data rata-rata harian selama 3 bulan waktu operasi b. jumlah data rata-rata harian kurang dari 75% (data dianggap valid apabila dalam sehari minimal tersedia 18 jam pengukuran)
1.
Dalam satu periode penilaian semua data pemantauan manual Melebihi Baku Mutu > 500% Dalam satu periode penilaian 25% data CEMS > 500% Baku Mutu
2.
No. 5.
BIRU 1. Memasang dan mengoperasikan CEM bagi industri : a. Unit Regenerator Katalis (unit Perengkahan katalitik alir) b. Unit Pentawaran Sulfur c. Proses pembakaran dengan kapasitas > 25 MW dan apabila kandungan sulfur > dari 2% untuk seluruh kapasitas d. Peleburan Baja e. Pulp & Kertas f. Pupuk g. Semen 2. Peralatan CEM beroperasi normal; 3. Menaati semua persyaratan teknis cerobong 4. Semua sumber emisi non fugitive emisi harus dibuang melalui Cerobong 5. Menggunakan jasa laboratorium eksternal yang ditunjuk oleh Gubernur; 6. Memenuhi sanksi administrasi sampai batas waktu yang ditentukan
PERINGKAT MERAH 1. Tidak menaati semua persyaratan teknis cerobong 2. Tidak memasang CEMS
HITAM 1. Membuang emisi gas buang tidak melalui cerobong; 2. Tidak memenuhi seluruh ketentuan yang dipersyaratkan dalam sanksi administrasi;
D.
KRITERIA PENGELOLAAN LIMBAH B3 PERINGKAT No. 1. ASPEK Pendataan Jenis dan Volume Limbah yang dihasilkan : - Identifikasi jenis Limbah B3 - Pencatatan Jenis Limbah B3 yang dihasilkan - Melakukan Pengelolaan Lanjutan (pengelolaan setelah penyimpanan) BIRU Semua terpenuhi MERAH 1. Tidak seluruh limbah teridentifikasi 2. Tidak rutin melakukan Pencatatan jenis LB3 yang dihasilkan 3. Tidak seluruh LB3 dilakukan Pengelolaan lanjutan 1. HITAM Tidak melakukan identifikasi LB3 2. Tidak melakukan pencatatan jenis LB3 yang dihasilkan 3. Tidak melakukan pengelolaan lanjutan terhadap seluruh limbah B3 yang dihasilkan 4. Tidak memiliki manifest yang sesuai dengan limbah B3 yang dikelola Tidak memiliki salah satu izin pengelolaan limbah B3.
2.
1. Memiliki izin PLB3 yang dipersyaratkan dan izin tersebut masih berlaku 2. Telah mengajukan izin PLB3 dan secara teknis telah memenuhi ketentuan (berdasarkan hasil
1.
2.
Izin telah habis masa berlaku dan tidak mengajukan perpanjangan izin Telah mengajukan izin, namun belum menyelesaikan persyaratan teknis dan ditemukan
PERINGKAT No. ASPEK BIRU verifikasi tim Proper) MERAH penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatannya. Memenuhi 90% > x > 50% dari ketentuan izin PLB3 HITAM
3.
Pelaksanaan Ketentuan Izin: Pemenuhan terhadap ketentuan teknis dalam izin selain Baku Mutu(kecuali Baku Mutu Lingkungan seperti Emisi, Effluent dan standard mutu) a. Emisi (Insinerator dan atau bahan bakar pembantu) 1. Pemenuhan terhadap BME 2. Jumlah parameter yang diukur dan dianalisa
Memenuhi > 90% dari ketentuan izin. (10% hanya diperuntukkan bagi kesalahan-kesalahan minor misalnya simbol/label, lampu penerangan, APAR (alat pemadam kebakaran) dalam penyimpanan Limbah B3.) 1. Seluruh parameter memenuhi BME, dan 2. Mengukur seluruh parameter, dan 3. Frekuensi pengukuran sesuai dengan ketentuan izin/peraturan yang berlaku
1. Tidak semua parameter memenuhi BME, atau 2. Tidak mengukur seluruh parameter yang dipersyaratkan, atau 3. Frekuensi pengukuran tidak sesuai dengan izin
1. Tidak pernah melakukan pengukuran emisi 2. Dalam satu periode penilaian semua data pemantauan tidak memenuhi baku mutu 3. Melebihi baku mutu untuk parameter yang sama selama 3 kali berturut-turut 1. Tidak pernah melakukan pengukuran kualitas air limbah 2. Dalam satu periode penilaian semua data pemantauan tidak memenuhi baku mutu 3. Melebihi baku mutu untuk parameter yang sama selama 3 kali berturut-turut Tidak melakukan pengukuran standar mutu sesuai dengan ketentuan izin/peraturan yang berlaku.
b. Effluent (Pengolahan air limbah B3, Pengolahan air lindi, sumur pantau) 1. Pemenuhan terhadal BMAL 2. Jumlah parameter yang diukur dan dianalisa
1. Seluruh parameter memenuhi BMAL, dan 2. Mengukur seluruh parameter, dan 3. Frekuensi pengukuran sesuai dengan ketentuan izin/peraturan yang berlaku
1. Tidak semua parameter memenuhi BMAL, atau 2. Tidak mengukur seluruh parameter yang dipersyaratkan, atau 3. Frekuensi pengukuran tidak sesuai dengan izin
4.
c. Standar Mutu produk atau material limbah B3 yang akan dimanfaatkan Frekuensi pengukuran 1. Parameter yang diukur (contoh kuat tekan, kualitas pelumas bekas yang akan dibakar, dll) Open dumping dan Pengelolaan tumpahan dan tanah terkontaminasi limbah B3 1. Rencana Pengelolaan 2. Pengelolaan ceceran 3. Jumlah ceceran
1. Seluruh persyaratan standar mutu memenuhi ketentuan izin, dan 2. Frekuensi pengukuran sesuai dengan ketentuan izin/peraturan yang berlaku
1. Memiliki rencana pengelolaan penanganan tanah terkontaminasi dan tumpahan (spill). 2. Pengelolaan tanah terkontaminasi akibat operasi dilakukan sesuai dengan rencana pengelolaan. 3. Clean up tumpahan (spill) diselesaikan dalam waktu satu bulan.
1.
2.
3.
Memiliki rencana pengelolaan penanganan tanah terkontaminasi dan tumpahan (spill). Pengelolaan tanah terkontaminasi hasil clean tidak sesuai dengan rencana pengelolaan. Clean up tumpahan (spill)
Tidak clean up
melakukan
PERINGKAT No. ASPEK BIRU 4. Jumlah/volume tumpahan (spill) tercatat dengan baik. MERAH diselesaikan lebih dari satu bulan. Jumlah/volume tanah terkontaminasi tidak tercatat dengan baik. Jumlah/volume limbah B3 yang dikelola 100% > x > 50%, atau Tidak seluruh jenis limbah B3 dilakukan pengelolaan 1. Jumlah/volume limbah B3 yang dikelola < 50%, atau seluruh limbah B3 tidak dilakukan pengelolaan HITAM
4.
5.
1.
2.
6.
1.
2.
3.
7.
Dumping, open burning dan pengelolaan limbah B3 dengan cara tertentu: 1. Izin dumping 2. Jumlah/volume LB3 yang di dumping
1.
2. 3.
Jumlah/volume limbah B3 yang dikelola 100 % dengan pengelolaan lanjutan sesuai dengan ketentuan Seluruh jenis limbah B3 dilakukan pengelolaan Pihak ke-3 (pengumpul) yang ditunjuk : a. mempunyai izin yang masih berlaku b. Jenis limbah yang dikumpul sesuai dengan izin yang berlaku c. memiliki kontrak kerjasama yang sah antara pengumpul dengan pihak pemanfaat atau pengolah d. tidak dalam masalah pencemaran lingkungan Pihak ke-3 Jasa Pengangkutan limbah B3 memiliki izin dari Kementerian Perhubungan dan sesuai dengan jenis limbah B3 yang diizinkan. (Izin yang dimaksud juga terkait dengan pemindahan/pengangk utan limbah B3 internal perusahaan yang melintasi wilayah/sarana publik) Dokumen limbah B3 (manifest) yang dimiliki oleh penghasil sesuai dengan ketentuan Kepdal 02/1995 Memiliki izin dengan cara tertentu dari instansi yang berwenang Tidak melakukan kegiatan open burning Telah menghentikan kegiatan open burning dan mengolah limbah tersebut sesuai dengan rencana detil
1.
2.
2.
1. Pihak ke-3 (pengumpul) yang ditunjuk : a. Izin habis masa berlaku b. Tidak memiliki kontrak kerjasama yang sah dengan pihak pemanfaat atau pengolah c. sedang dalam masalah pencemaran lingkungan 2. Tidak memiliki izin untuk Pengangkutan internal limbah B3 untuk pemindahan limbah B3 yang melintasi sarana publik 3. Dokumen limbah B3 (manifest) yang dimiliki oleh penghasil tidak sesuai dengan ketentuan Kepdal 02/1995
1. Pihak ke-3 Pengumpul Limbah B3 tidak memiliki izin. 2. Jasa Pengangkutan limbah B3 tidak memiliki izin dari Kementerian Perhubungan
1. Telah mengajukan izin, namun belum menyelesaikan persyaratan teknis dan ditemukan penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatannya 2. Telah menghentikan
1.
2.
Melakukan Dumping tanpa izin Dengan sengaja melakukan kegiatan open burning
PERINGKAT No. ASPEK BIRU penyelesaian dalam kurun waktu tertentu serta melakukan sesuai dengan rencana tersebut MERAH kegiatan open burning dan mengolah limbah tersebut namun tidak sesuai dengan rencana detil penyelesaian dalam kurun waktu tertentu HITAM
E.
KRITERIA PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN Kriteria Proper Aspek Pengendalian kerusakan lingkungan didasarkan pada hasil penilaian semua tahapan/lokasi tambang dengan menggunakan kriteria potensi kerusakan lahan pada kegiatan pertambangan. Nilai Total yang didapat untuk masing-masing tahapan memberikan kesimpulan dan status pengelolaan lingkungan untuk aspek pengendalian kerusakan lahan.
PERINGKAT No. 1. ASPEK Pengendalian Kerusakan Lingkungan BIRU Semua tahapan/lokasi tambang atau 100% dengan Nilai Total dari Penilaian Aspek Potensi kerusakan lingkungan adalah lebih besar atau sama dengan 80. MERAH Tidak semua tahapan/ lokasi tambang dengan Nilai Total dari Penilaian Aspek Potensi kerusakan lingkungan untuk lebih besar atau sama dengan 80. Lebih dari 50% dari semua tahapan/lokasi tambang mendapatkan Nilai Total lebih kecil 55 HITAM Kurang dari 50% dari semua tahapan/lokasi tambang mendapatkan Nilai Total lebih kecil 55
Status aktivitas: Pembersihan Lahan/Pengupasan Penutup/Penambangan/Penimbunan/Reklamasi Kriteria Parameter Standar Evaluasi >= Skala 1 2.000 Nilai : 10
Tanah
Pucuk/Penggalian
Tanah
Ket a. Peta untuk lokasi yang dinilai (masing-masing lokasi atau peta keseluruhan) b. Ada peta minimal skala 1: 2000, Peta ini biasanya merupakan peta kerja 1: 5000 di lapangan. Jika diperlukan 1: 2000 bisa dalam bentuk digital. c. Peta menggambarkan: Interval kontur, Pola drainase, dapat digunakan untuk melihat kemajuan tambang) d. Tanggal pengesahan peta sebelum penilaian dilakukan a. Peta untuk lokasi yang dinilai (masing-masing lokasi atau peta keseluruhan) b. Ada peta dengan skala diatas 1: 2000. c. Peta menggambarkan: Interval kontur, Pola drainase, dapat digunakan untuk melihat kemajuan tambang) d. Tanggal pengesahan peta sebelum penilaian dilakukan Tidak ada peta perencanaan a. Ada persetujuan oleh instansi teknis atau paling tidak Kepala Teknik Tambang (KTT) b. Untuk peta kerja /sequent (1 : 2000), dapat disetujui oleh manager/kepala lapangan yang bertanggungjawab dibidang perencanaan, engineering dan/atau produksi a. Tidak ada persetujuan oleh instansi teknis atau paling tidak Kepala Teknik Tambang (KTT) b. Untuk peta kerja /sequent (1 : 2000), tidak ada persetujuan oleh manager/kepala lapangan yang bertanggungjawab dibidang perencanaan, engineering dan/atau produksi a. realisasi sama atau lebih kecil dari luasan rencana, dilihat dari realisasi Triwulanan. b. Pada kondisi tertentu terjadi perubahan, maka diperlukan persetujuan instansi teknis c. Membandingkan laporan realisasi kemajuan tahapan pertambangan (laporan lapangan, laporan triwulanan) dan prakiraan lapangan dengan
ASPEK MANAJEMEN
K1
1. Peta Rencana
tersedia
0 6
2. Persetuju an
Tidak Ada
10
Kriteria
Parameter
Nilai
0 2
4. Jadwal
tidak sesuai
Aktifitas
10
>
ada 1
K3
Potensi Longsor
Sedang
Kecil
10
K4
Ada
10
a. Realisasi sesuai jadwal rencana b. Ada kondisi tertentu terjadi perubahan, maka diperlukan persetujuan instansi teknis c. Jadwal pelaksanaan realisasi tahapan pertambangan dibandingkan dengan jadwal rencana pertambangan dalam dokumen RKTTL a. Realisasi tidak sesuai jadwal rencana b. Tidak ada persetujuan perubahan rencana dari instansi teknis a. Ada aktifitas dilapangan b. Aktifitas termasuk pemompaan di Pit atau perawatan kolam a. Terlihat tidak ada aktifitas dilapangan b. Lamanya ditinggal 3 bulan s/d 1 tahun, dilihat dari data rencana kerja dan realisasi Triwulanan c. Lahan ditinggal > 1 Tahun, tetapi ada persetujuan dari instansi terkait a. Tidak ada aktifitas lebih dari 1 tahun b. tidak ada persetujuan instansi terkait terhadap lahan tersebut ditinggalkan sementaras a. Lebih besar dari sudut kemiringan lereng jenjang atau overall > 5 0 dari rekomendasi kajian geoteknik yang disetujui Pemerintah (tercantum dalam FS atau dalam kajian tersendiri) b. Kemiringan atau tinggi Lereng dibuat berdasarkan rekomendasi kajian geoteknik namun tidak dimintakan persetujuan Pemerintah c. Ada longsoran atau guguran batuan diarea tambang, meskipun kemiringan lereng sesuai rekomendasi kajian geoteknik d. Ada retakan pada lereng maupun pada puncak lereng dengan area lebih dari sepertiga bagian lereng; atau e. Ada gejala pergerakan tanah yang terlihat di lapangan dengan luas zona lebih dari seperempat bagian lereng a. Lebih besar dari sudut kemiringan lereng jenjang/overall sampai dengan 50 dari rekomendasi kajian geoteknik yang disetujui Pemerintah (tercantum dalam FS atau dalam kajian tersendiri) b. Ada retakan pada lereng maupun pada puncak lereng dengan area kurang dari sepertiga bagian lereng c. Ada gejala pergerakan tanah yang terlihat dilapangan dengan luas zona kurang dari seperempat bagian lereng a. Sudut kemiringan lereng jenjang atau overall sama atau lebih kecil dari rekomendasi kajian geoteknik yang disetujui Pemerintah (tercantum dalam FS atau dalam kajian tersendiri) b. Tidak ada retakan pada lereng maupun pada puncak lereng c. Tidak ada gejala pergerakan tanah yang terlihat di lapangan a. Dilakukan analisis geokimia (pengkarakteristikan batuan limbah) untuk memastikan ada tidaknya batuan yang berpotensi menimbulkan pencemaran (potensi asam atau PAF atau yang lainnya). Lampiran : dokumen studi pengkajian batuan potensi dan tidak potensi asam b. Ada perlakuan terhadap batuan potensi asam (SOP pemberlakuan batuan potensi asam dan tidak potensi asam) c. Ada sistem pengumpul leachate/seepage/rembesan
11
Kriteria
Parameter
Standar Evaluasi
Nilai
Ket dari timbunan (AAT) dan melakukan pengolahan AAT di IPAL Ada perencanaan dan pengelolaan terhadap batuan yang berpotensi menimbulkan pencemaran (AAT atau lainnya); dan Adanya upaya pengelolaan terhadap AAT dan upaya pengolahan AAT. Pengukuran pH air pada genangan-genangan yang dijumpai dilapangan, nilai pH 6 Tidak ada pengkarakteristikan batuan limbah (Potensi dan tidak potensi membentuk asam). Tidak ada studi pengkajian batuan potensi dan tidak potensi asam Tidak ada perlakuan terhadap batuan potensi asam (SOP pemberlakuan batuan potensi asam dan tidak potensi asam) Tidak ada sistem pengumpul leachate/seepage/rembesan dari timbunan (AAT) dan melakukan pengolahan AAT di IPAL Tidak ada sistem drainase untuk mengalirkan genangan-genangan AAT Tidak dilakukan analisis geokimia untuk memastikan ada tidaknya batuan yang berpotensi menimbulkan pencemaran (potensi asam atau PAF atau yang lainnya) Pengukuran pH air pada genangan-genangan yang dijumpai di lapangan. Nilai pH 6 Tidak ada perencanaan dan pengelolaan terhadap batuan yang berpotensi menimbulkan pencemaran (AAT atau yang lainnya); atau Tidak ada upaya pengelolaan terhadap AAT dan upaya pengolahan AAT Ada sarana pengendali erosi berupa drainase, terasiring, guludan, rip rap, drop structure, mulsa, jut net, cover croping, gabion, kolam sedimen (settling pond, sedimen trap), atau yang lainnya; Ada sarana pengendali erosi berupa drainase, terasiring, guludan, rip rap, drop structure, mulsa, jut net, cover croping, gabion, kolam sedimen (settling pond, sedimen trap), atau yang lainnya; Kolam sedimen berfungsi sebagaimana mestinya (kekeruhan air semakin berkurang pada tiap kompartemen) Tidak ada sarana pengendali erosi berupa drainase, terasiring, guludan, rip rap, drop structure, mulsa, jut net, cover croping, gabion, kolam sedimen (settling pond, sedimen trap), atau yang lainnya; Tidak ada sarana pengendali erosi berupa drainase, terasiring, guludan, rip rap, drop structure, mulsa, jut net, cover croping, gabion, kolam sedimen (settling pond, sedimen trap), atau yang lainnya; Kolam sedimen tidak berfungsi sebagaimana mestinya (kekeruhan air semakin berkurang pada tiap kompartemen) sarana pengendali erosi dalam bentuk drainase memenuhi kriteria teknis untuk dapat menampung semua air limpasan dan terarah ke dalam IPAL/settling pond (Mintakan Peta sistem pengelolaan air limbah) Cover Cropping: menutupi lebih besar dari 50% Sedimen trap/sediemen pond efektif menangkap sedimen dilihat dari desain fisik lapangan (minta data perawatan sedimen trap/sedimen pond; jumlah sedimen yang dipindahkan) Ada perhitungan volume air larian permukaan berdasarkan daerah tangkapan hujan (catchment
d.
e. f. Tidak 0 a.
b.
c.
d. e.
f. g.
b.
c.
Tidak
a.
b.
c.
Memadai
a.
b. c.
d.
12
Kriteria
Parameter
Standar Evaluasi
Nilai
Ket area) e. Ada peta pengelolaan air larian permukaan (peta water management); f. Drainase dibuat berdasarkan perencanaan dan perhitungan kapasitas air larian permukaan; g. Kolam sedimen dibuat berdasarkan perencanaan dan desain disetujui oleh KTT atau pejabat berwenang di perusahaan; dan h. Kapasitas kolam sedimen sesuai dengan volume air larian permukaan (ada dasar perhitungan) dan air dalam kolam terlihat tergenang/tidak mengalir (aliran hanya terlihat di saluran antar kompartemen)
0 0
a. Kekeruhan yang tinggi pada aliran drainase dari kegiatan pertambangan (lereng-lereng aktifitas tambang), dibuktikan dengan pengukuran Parameter TSS atau turbidity yang sangat tinggi. Ukuran Parameter TSS atau turbidity identik dengan banyaknya sedimen yang tererosi. b. Ditemukan banyak sedimen yang ada di sedimen trap/ kolam pengendap pertama. Dilihat dari data jumlah sedimen hasil pengerukan/perawatan kolam pengendap oleh perusahaan. c. Adanya galur (bekas aliran air dilereng. d. Terdapat sedimentasi dalam jumlah yang signifikan. e. Ada erosi pada lereng mempunyai dimensi lebar > 20 cm dan dalam > 5 cm f. Sarana pengendali erosi tidak berfungsi sebagaimana mestinya, dibuktikan dengan bertambahnya kekeruhan air larian permukaan semakin ke arah hilir a. aliran drainase dari kegiatan pertambangan (lerenglereng aktifitas tambang) cukup jernih, dibuktikan dengan pengukuran Parameter TSS atau turbidity yang rendah. b. Tidak ditemukan jumlah sedimen yang banyak di sedimen trap/ kolam pengendap pertama. Dilihat dari data jumlah sedimen hasil pengerukan/perawatan kolam pengendap oleh perusahaan. c. Terdapat sedimentasi, namun jumlahnya tidak berpotensi menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. d. Tidak terdapat alur-alur erosi pada lereng timbunan e. Ada erosi pada lereng, namun mempunyai dimensi kecil (lebar < 20 cm dan dalam < 5 cm) f. Sarana pengendali erosi berfungsi sebagaimana mestinya, dibuktikan dengan berkurangnya kekeruhan air larian permukaan semakin ke arah hilir a. Terdapat sistem drainase di seluruh areal pertambangan b. Drainase dapat memenuhi mengalirkan semua air limpasan ke kolam-kolam pengendap/settling pond. c. Tidak ditemukan aliran liar keluar ke lingkungan tanpa melalui kolam pengendap/settling pond d. Ada peta manajemen pengelolaan air tambang e. Pada seluruh area kegiatan diluar pit ada sarana drainase f. Drainase terhubung dan mengarah ke kolam
Tidak
4. Sistem drainase
ke
10
13
Kriteria
Parameter
Standar Evaluasi
Nilai
Ket sedimen (sedimen pond, sedimen trap, atau settling pond); g. Drainase dibuat sesuai dengan kapasitas air larian permukaan (dimensi semakin besar ke arah hilir, tidak ada indikasi luapan air) h. Tidak mencampur aliran air permukaan dari tambang dengan aliran alami
K6
Ya
a. Ditemukan tidak ada sistem drainase pada lokasi pertambangan b. Terdapat aliran air run-off keluar ke lingkungan/badan air tanpa melalui kolam pengendap/settling pond c. Ada area kegiatan di luar Pit tanpa sarana drainase d. Ada drainase yang tidak mengarah ke kolam sedimen (sedimen pond, sedimen trap, atau settling pond); e. Drainase dibuat tidak sesuai dengan kapasitas air larian permukaan (dimensi semakin besar ke arah hilir, tidak ada indikasi luapan air) f. Mencampur aliran air permukaan dari tambang dengan aliran alami a. Lokasi kegiatan pertambangan yang berbatasan dengan masyarakat tidak dilengkapi dengan fasilitas tanggap darurat b. Apabila jarak batas terluar dengan masyarakat lebih dekat dari jarak yang direkomendasikan di dalam kajian FS dan Dokumen AMDAL a. Lokasi kegiatan pertambangan yang berbatasan dengan masyarakat dilengkapi dengan fasilitas tanggap darurat b. Apabila jarak batas terluar dengan masyarakat memenuhi ketentua jarak yang direkomendasikan di dalam kajian FS dan Dokumen AMDAL
Tidak
15
NILAI TOTAL
100
KETERANGAN : Nilai Total yang didapat untuk masing-masing tahapan memberikan kesimpulan dan status pengelolaan lingkungan untuk aspek pengendalian kerusakan lahan pertambangan. Kriteria dibedakan menjadi : - Tidak Potensi Rusak ( X 8O ) - Potensi Rusak Ringan ( 55 X < 8O ) - Potensi Rusak Berat ( X < 55)
14
15
16
No 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
Nama Perusahaan PT. Indonesia Toray Synthetics (ITS) PT. Iron Wire Works PT. Jawa Manis Rafinasi PT. Lautan Otsuka Chemical (LOC) PT. LG Electronics Indonesia PT. Mitsuba Indonesia PT. Mitsubishi Chemical Indonesia PT. Nippon Shokubai Indonesia PT. NX Indonesia PT. Osram Indonesia PT. Pacinesia Chemical Industry PT. Pelat Timah Nusantara (LATINUSA) PT. Pelita Cengkareng Paper PT. Permata Dunia Sukses Utama PT. Polypet Karyapersada PT. Pratama Abadi Industri PT. Putra Bangun Citra Mandiri PT. Rohm and Haas Indonesia PT. Sentra Usahatama Jaya PT. Showa Esterindo Indonesia PT. SK Keris PT. Standar Toyo Polymer (Statomer) PT. Styrindo Mono Indonesia PT. Styron Indonesia (ex. PT. Dow Chemical Indonesia) PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. - Divisi Fitting Serpong PT. Tifico Fiber Indonesia, Tbk. PT. TITAN Petrokimia Nusantara PT. Tri Polyta Indonesia, Tbk. PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk. (UIC) PT. YKK AP Indonesia PT. Yuasa Battery Indonesia RSUD Adji Darmo Lebak RSUD Berkah Pandeglang RSUD Cilegon RSUD Kabupaten Serang RSUD Tangerang Rumah Qodr Islamic Village Rumah Sakit Eka Hospital
Sektor MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ
Sub Sektor Tekstil Peleburan Logam Gula Rafinasi Petrokimia Elektronik Industri Logam Petrokimia Petrokimia Lain-lain (Magnet) Lampu Pijar Petrokimia Pelapisan logam Kertas Gula Rafinasi Petrokimia Sepatu Pelapisan logam Petrokimia Gula Rafinasi Petrokimia Tekstil Petrokimia Industri Kimia Petrokimia Keramik Tekstil Petrokimia Petrokimia Petrokimia Lain-lain (Al profile) Battery Sel Basah Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit
Provinsi Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten
Kab./Kota Kota Tangerang Tangerang Kota Cilegon Kota Cilegon Tangerang Tangerang Kota Cilegon Kota Cilegon Kota Cilegon Tangerang Tangerang Kota Cilegon Tangerang Kota Cilegon Kota Cilegon Tangerang Tangerang Kota Cilegon Kota Cilegon Serang Tangerang Kota Cilegon Serang Kota Cilegon Tangerang Tangerang Kota Cilegon Kota Cilegon Kota Cilegon Tangerang Kota Tangerang
17
No 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95
Nama Perusahaan Rumah Sakit Internasional Omni Rumah Sakit Krakatau Medika Rumah Sakit Mayapada Tangerang Rumah Sakit Sari Asih Tangerang Rumah Sakit Siloam Karawaci Krakatau Daya Listrik (KDL) PT. Indonesia Power UBP Suralaya PT. Pertamina - DPPU Pondok Cabe Tangerang PT. Pertamina (Persero) Unit Aviasi SoekarnoHatta Fuel Terminal & Hydrant Installation (SHAFTHI) PT. Pertamina - STS Teluk Semangka PT. Pertamina S&D Reg II - TT Tg Gerem PT. PLN (Persero) Pembangkitan Lontar Sektor Labuan - PLTU 2 Banten Labuan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan PLTGU Cilegon PT. SPIJ PT. Rinnai Indonsesia PT. Adis Dimension Footwear PT. Duta Sugar PT. Nikomas Gemilang PT. Powchen Indonesia PT. Yasunaga Indonesia PT. Sulfido Adi Usaha
Sektor MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM MPJ MPJ MPJ Agroindustri MPJ MPJ MPJ MPJ
Sub Sektor Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Energi PLTU Energi PLTU Migas Distribusi Migas Distribusi Migas Distribusi Migas Distribusi Energi PLTU Energi PLTGU Pipa Kompor Sepatu Gula Rafinasi Sepatu Sepatu Logam Kimia
Provinsi Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten Banten
Kab./Kota
Kota Cilegon Pandeglang Kota Cilegon Kota Cilegon Tangerang Tangerang Serang Serang Serang Serang Cilegon
18
19
20
21
No 39
Sektor PEM
Provinsi Jambi
22
23
No 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
Nama Perusahaan CV. Purnama Tirtatex CV. Sungai Indah Tekstile PT. Abbot Indonesia PT. Armindo Catur Pratama PT. Arnott Indonesia PT. Ateja Multi Industri PT. Ateja Tritunggal PT. Bhineka Karya Manunggal PT. Bintang Agung PT. Bio Farma (Persero) PT. Bridgestone Tire Indonesia - Karawang Plant PT. Brigestone Tire Indonesia - Bekasi Plant PT. Bukit Terang Paksi Galvanis PT. Central Georgette Nusantara Printing Mill (CGNP) PT. Central Texindo PT. Dactex Indonesia PT. Deliatex Kusuma PT. Essar Indonesia PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk PT. Galvindo Ampuh PT. Grand Textile Industry (Grantex) PT. Hino Motor Manufacturing Indonesia PT. Holcim Indonesia, Tbk - Narogong Plant PT. Indo-Bharat Rayon PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk - Pabrik Citeureup PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk - Pabrik Palimanan PT. Indorama Synthetics, Tbk - Bandung PT. Indorama Synthetics, Tbk. - Purwakarta PT. Insan Sandang Internusa PT. Kahatex I PT. Kahatex II PT. Kalbe Farma, Tbk PT. Kao Indonesia PT. Kewalram Indonesia PT. Kimia Farma (Persero), Tbk- Plant Bandung PT. Muliakeramik Indahraya PT. Pabrik Kertas Noree Indonesia PT. Papertech Indonesia PT. Parisindo Pratama
Sektor MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ
Sub Sektor Tekstil Tekstil Farmasi Pelapisan Logam Makanan/Biskuit Tekstil Tekstil Tekstil Tekstil Farmasi Ban Ban Pelapisan Logam Tekstil Tekstil Tekstil Tekstil Pengolahaan Logam Kertas Pelapisan Logam Tekstil Tekstil Semen Rayon Semen Semen Tekstil Tekstil Tekstil Tekstil Tekstil Farmasi Consumer Goods Tekstil Farmasi Keramik Kertas Kertas Kertas
Provinsi Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat
Kab./Kota Bandung Bandung Depok Bogor Bekasi Bandung Barat Bandung Barat Karawang Bandung Bandung Karawang Bekasi Bekasi Bandung Barat Bandung Barat Bandung Bandung Bekasi Bekasi Bogor Bandung Purwakarta Bogor Purwakarta Bogor Cirebon Bandung Purwakarta Sumedang Cimahi Sumedang Bekasi Bekasi Sumedang Bandung Bekasi Bekasi Subang Bogor
24
No 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113
Nama Perusahaan PT. Pindad (Persero) PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills-1 PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills-2 PT. Pupuk Kujang PT. Sanyo Electronics Indonesia PT. Sanyo Jaya Component Indonesia PT. Showa Indonesia Manufacturing PT. South Pacific Viscose PT. Sumi Rubber PT. Sumiden Serasi Wire Products PT. Tanabe Indonesia PT. Toyota Manufacturing Indonesia - Karawang Plant PT. Unilever Indonesia, Tbk - Pabrik Cikarang PT. Walsin Lippo Industries PT. YKK Zipper Indonesia Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. Unit Panas Bumi Derajat Pertamina EP Proyek Pondok Tengah Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ, Ltd PT. Aneka Tambang, Tbk - Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor PT. Chevron Geothermal Salak, Ltd. PT. Cikarang Listrindo PT. Indonesia Power UBP Kamojang Unit PLTP Gunung Salak PT. Indonesia Power UBP Kamojang Unit PLTP Kamojang PT. Indonesia Power UBP Semarang Sub Unit PLTG Sunyaragi PT. Pertagas Area Jawa Bagian Jawa barat PT. Pertamina Depot Cikampek PT. Pertamina Depot Tasikmalaya PT. Pertamina - Depot Ujung Berung PT. Pertamina - DPPU Bandara Husein Sastranegara PT. Pertamina (Persero) RU VI Kilang Balongan PT. Pertamina EP Region Jawa Field Subang PT. Pertamina EP Region Jawa Field Tambun PT. Pertamina Geothermal Area Kamojang PT. Pertamina Region Jawa Jatibarang PT. Pertamina S&D Reg II Balongan Group PT. Pertamina S&D Reg II - Depot Padalarang
Sektor MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM
Sub Sektor Peleburan Logam Kertas Kertas Pupuk Elektronik Elektronik Komponen Otomotif Rayon Ban Pelapisan Logam Farmasi Otomotif Consumer Goods Pelapisan Logam Ritslulting Energi Geothermal Migas EP Migas EP Tambang Mineral Energi Geothermal Energi PLTGU Energi PLTP Energi Geothermal Energi PLTG Migas EP Migas Distribusi Migas Distribusi Migas Distribusi Migas Distribusi Migas UP Migas EP Migas EP Energi Geothermal Migas EP Migas Distribusi Migas Distribusi
Provinsi Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat
Kab./Kota Bandung Karawang Karawang Karawang Bekasi Bekasi Bekasi Purwakarta Karawang Bogor Bandung Karawang Bekasi Bekasi Bekasi Garut Bekasi Karawang Bogor Sukabumi Bekasi Sukabumi Bandung Cirebon Indramayu Cikampek Tasikmalaya Bandung Bandung Indramayu Subang Bekasi Bandung Indramayu, Majalengka Indramayu Bandung
25
No 114 115
Nama Perusahaan PT. PJB UP Muara Tawar Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd
26
27
No 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
Nama Perusahaan PT. Primatexco Indonesia PT. Pura Nusapersada PT. Raja Besi PT. Sango Ceramics Indonesia PT. Sari Warna Asli Textile Industry - Unit I (ex unit IV) PT. Sari Warna Asli Textile Industry - Unit III PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) PT. Tiga Manunggal Tekstil (Timatex) PT. Tyfountex Indonesia RSU Dr. Suraji Tirtonegoro RSU PKU Muhammadiyah Roemani Rumah Sakit Dr. Kariadi PLTU Rembang PT. Geo Dipa Energy Unit Dieng PT. Indonesia Power UBP Semarang - Tambak Lorok PT. Pertamina - Depot Tegal PT. Pertamina (Persero) Production Unit Cilacap Lubricants PT. Pertamina (Persero) RU IV - Kilang Cilacap PT. Pertamina (Persero) S&D Region II Terminal BBM Boyolali PT. Pertamina (Persero) S&D Region II Terminal BBM Pengapon PT. Pertamina DOH Blora PT. Pertamina S&D Reg II - Terminal BBM Cilacap PT. Pertamina S&D Reg II - Terminal BBM Maos PT. PLN (Persero) Pembangkit Tanjung Jati B Jepara PT. Sumber Segara Primadaya (S2P) Terminal Transit Lomanis
Sektor MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM
Sub Sektor Tekstil Kertas Pelapisan logam Keramik Tekstil Tekstil Tekstil Tekstil Tekstil Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Energi PLTU Energi Geothermal Energi PLTG/PLTU/PLTGU Migas Distribusi Migas UP Migas UP Migas Distribusi Migas Distribusi Migas Distribusi Migas Distribusi Migas Distribusi Energi PLTU Energi PLTU Migas Distribusi
Provinsi Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah
Semarang Semarang Rembang Wonosobo Kota Semarang Tegal Cilacap Cilacap Boyolali Semarang
28
29
No 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
Nama Perusahaan PT. PG Rajawali I Unit PG Krebet Baru II PT. PG Rajawali I Unit PG Rejo Agung Baru PT. Satelit Sriti PT. Adiprima Suraprinta PT. Ajinomoto Indonesia PT. Cheil Jedang Indonesia - Pasuruan Plant PT. Ekamas Fortuna PT. Kertas Basuki Rahmat PT. Kertas Leces (Persero) PT. Miwon Indonesia PT. Molindo Raya PT. New Simomulyo PT. Otsuka Indonesia PT. Philips Indonesia PT. Platinum Ceramic Industries PT. Sasa Inti PT. Semen Gresik (Persero), Tbk. - Pabrik Tuban PT. Sepanjang Baut Sejahtera PT. Sopanusa Tissue & Packaging Saranasukses PT. Surabaya Mekabox PT. Surya Zig Zag PT. Timur Megah Steel PT. Unilever Indonesia, Tbk - Pabrik Rungkut HESS (Indonesia Pangkah), Ltd. Instalasi Surabaya JOB Pertamina Petrochina East Java Kangean Energy Indonesia, Ltd. Kodeco Energy Co. Ltd. Lapindo Brantas, Inc. (Lapangan Wunut) PT. Indonesia Power UBP Perak - Grati PLTGU Grati PT. Indonesia Power UBP Perak - Grati PLTU Perak PT. Jawa Power PT. Paiton Energy Company PT. Pertamina Gas Area Jawa Bagian Timur PT. Pertamina S&D Reg III - Instalasi Tg. Perak PT. PJB UP Gresik PT. PJB UP Paiton Santos (Madura Offshore) Pty., Ltd. Lapangan Gas Maleo Santos PTY LTD - Lapangan Oyong
Sektor Agroindustri Agroindustri Agroindustri MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM
Sub Sektor Gula Gula Agar-agar Kertas MSG MSG Kertas Kertas Kertas MSG Industri Kimia Pelapisan logam Farmasi Lampu Keramik MSG Semen Pelapisan logam Kertas Kertas Kertas Pelapisan logam Consumer Goods Migas EP Migas Distribusi Migas EP Migas EP Migas EP Migas EP Energi PLTGU Energi PLTD Energi PLTU Energi PLTU Migas EP Migas Distribusi Energi PLTGU Energi PLTU Migas EP Migas EP
Provinsi Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur
Kab./Kota Malang Madiun Pasuruan Gresik Mojokerto Pasuruan Malang Banyuwangi Probolinggo Gresik Malang Surabaya Malang Surabaya Surabaya Probolinggo Tuban Surabaya Mojokerto Gresilk Kediri Gresilk Surabaya Gresik Surabaya Bojonegoro Sumenep Gresik Sidoarjo Pasuruan Surabaya Probolinggo Probolinggo Sidoarjo Surabaya Gresik Probolinggo Sumenep Surabaya
30
31
32
No 37 38 39 40
Nama Perusahaan PT. PLN (Persero) PLTU Sektor Asam-Asam PT. Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) PT. Baramarta PT. Wahana Baratama Mining
Sub Sektor Energi PLTU Tambang Mineral Tambang Batubara Tambang Batubara
33
11. Daftar Industri Peserta PROPER Dekonsentrasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Perusahaan PT. Forestra Lestari Dwikarya PT. Gunung Maras Lestari PT. Gunung Sawit Bina Lestari PT. Karini Utama PT. MP Leidong West Indonesia PT. Parit Sembada PT. Sahabat Mewah dan Makmur PT. SAWINDO KENCANA PT. Steelindo Wahana Perkasa Sektor Agroindustri Agroindustri Agroindustri Agroindustri Agroindustri Agroindustri Agroindustri Agroindustri Agroindustri Sawit Sawit Sawit Sawit Tambang Mineral Migas Distribusi Tambang Mineral Energi PLTD Tambang Mineral Tambang Mineral Tambang Mineral Tambang Mineral Tambang Mineral Tambang Mineral Sub Sektor Sawit Sawit Sawit Karet Provinsi Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kep. Bangka Belitung Kab./Kota Kab. Belitung Bangka Bangka Barat Bangka Bangka Barat Belitung Timur Belitung Timur Bangka Belitung Bangka Tengah&Banka Selatan Pangkal Pinang Bangka Induk Bangka Induk Bangka Barat Bangka Barat Bangka Induk Bangka Selatan Belitung Timur Bangka Barat
10
PT. Koba Tin PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Pangkal Balam PT. Timah (Persero), Tbk. - Keteknikan dan Sarana (Balaikarya) PT. Timah (Persero), Tbk. - Keteknikan dan Sarana (PLTD) Baturusa PT. Timah (Persero), Tbk. - Unit Metalurgi Muntok PT. Timah (Persero), Tbk. - Unit Tambang Darat Belinyu PT. Timah (Persero), Tbk. - Unit Tambang Darat Sungailiat PT. Timah (Persero), Tbk. - Unit Tambang Darat Toboali PT. Timah (Persero), Tbk. - Unit Wilayah Produksi Belitung PT. Timah (Persero), Tbk. - Unit Wilayah Tambang Darat Jebus
PEM
11 12 13 14 15 16 17 18 19
34
35
No 35 36 37
Nama Perusahaan PT. Tanso Putra Asia PT. Pertamina (Persero) S&D Region I Terminal BBM Panjang PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan Tarahan
36
37
14. Daftar Industri Peserta PROPER Dekonsentrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Nama Perusahaan PT. Phonix Mas Amanwana Resort Holiday Resort Hote Lombok Garden Hotel Grand Legi Mataram Hotel Lombok Plaza Hotel Lombok Raya Jeeva Klui Resort Novotel Qunci Villas RS Umum Kota Mataram RS Umum Provinsi NTB Sanggigi Beach Sheraton The Jayakarta Lombok Beach Resort & Spa The Oberoi The Santosa Villas & Resort Lombok Villa Ombak PLTD Labuhan Sumbawa PLTD Niu Bima PLTD Taman PLTD Tanjung Karang PT. Newmont Nusa Tenggara PT. Pertamina - Depot Ampenan PT. Pertamina - Depot Badas PT. Pertamina - Depot Bima Sektor Agroindustri MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM Sub Sektor Agar-Agar Hotel Hotel Hotel Hotel Hotel Hotel Hotel Hotel Hotel RS RS Hotel Hotel Hotel Hotel Hotel Hotel Energi Energi Energi Energi Pertambangan Migas Distribusi Migas Distribusi Migas Distribusi Provinsi NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB NTB Kab./Kota Kab. Lombok Barat Sumbawa Lombok Barat Mataram Mataram Mataram Mataram Lombok Barat Lombok Tengah Lombok Barat Mataram Mataram Lombok Barat Lombok Barat Lombok Barat Lombok Utara Lombok Barat Lombok Utara Sumbawa Kota Bima Mataram Mataram Sumbawa Barat Ampenan Badas Bolo
38
39
No 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Nama Perusahaan PT. Indofood PT. Riau Andalan Palp & Paper RS. Eka Hospital RSUD Arifin Ahmad BOB PT. Bumi Siak Pusako - Pertamina Hulu Kalila (Bentu) Ltd. Kalila (Korinci Baru), Ltd. Kondur Petroleum S.A. - Meranti Field Kondur Petroleum S.A. - Siak Field Petro Selat PT. Chevron Pacific Indonesia - Heavy Oil PT. Chevron Pacific Indonesia - Sumatera Light North (Bekasap) PT. Chevron Pasific Indonesia - SLS PT. Medco E&P Indonesia Blok Kampar (Lirik) PT. Nagamas Palm Oil Lestari PT. Patra SK PT. Pertamina (Persero) Pemasaran Depot Dumai PT. Pertamina (Persero) RU II Kilang Dumai PT. Pertamina (Persero) RU II Kilang Sei Pakning PT. Pertamina (Persero) S&D Region I Terminal BBM Sei Siak PT. Pertamina EP Unit Bisnis EP Lirik PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pekanbaru Unit PLTD/PLTG Teluk Lembu PT. Riau Bara Harum
Sektor MPJ MPJ MPJ MPJ PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM
Sub Sektor
Kab./Kota Pekanbaru Pelalawan Pekanbaru Pekanbaru Siak Sri Indrapura Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru Meranti Siak Sri Indrapura Siak Bengkalis Rokan Hilir Siak Indragiri Hulu Dumai Kota Dumai Kota Dumai Kota Dumai Bengkalis Pekanbaru Indragiri Hulu, Pelalawan, dan Siak Pekanbaru Indragiri Hulu
Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau
Migas EP Migas UP Migas UP Migas Distribusi Migas UP Migas UP Migas Distribusi Migas EP Energi PLTD Tambang Batubara
Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau Riau
40
41
42
43
44
45
No 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Nama Perusahaan PT. Medco E& P Indonesia Lematang, Ltd. PT. Medco E&P Indonesia - Blok South Sumatera Extension PT. Medco E&P Indonesia - Rimau Asset PT. Pertamina - Depot LPG Plan Pulau Layang PT. Pertamina (Persero) RU III - Kilang Musi Kab. Banyuasin PT. Pertamina (Persero) RU III - Kilang Musi Plaju PT. Pertamina EP Region Sumatera Field Pendopo PT. Pertamina EP Region Sumatera Field Prabumulih PT. Pertamina EP Unit Bisnis EP Adera PT. Pertamina EP Unit Bisnis EP Limau PT. Pertamina Pertagas Area Sumatera Bagian Selatan PT. Pertamina S&D Reg I - Terminal BBM Kertapati PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumbagsel sektor pembangkit keramasan-Pusat Listrik Kramasan PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan Bukit Asam PT. PLN Kit. Sumbagsel Inderalaya TAC Pertamina - Pilona Tanjung Lontar TAC Pertamina Elnusa Tristar Ramba, Ltd. ( Pertamina EP UBEP Ramba)
Sektor PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM
Sub Sektor Migas EP Migas EP Migas EP Migas Distribusi Migas UP Migas UP Migas EP Migas EP Migas EP Migas EP Migas Distribusi
Provinsi Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan
Kab./Kota
Kab. Banyuasin Kota Palembang & Banyuasin Muara Enim Muara Enim, Kota Prabumulih Muara Enim Muara Enim Muara Enim, Kota Prabumulih, Kota Palembang Kota Palembang Kota Palembang Muara Enim Kota Palembang Lahat Musi Banyuasin
46 47 48 49 50 51
Migas Distribusi Energi PLTG Energi PLTU Energi PLTG Migas EP Migas EP
Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan
46
47
No 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
Nama Perusahaan PT. Musim Mas - Oleochemical PT. Nipsea Paint PT. PDM Indonesia RS Adam Malik RS Dr. Pirngadi RS Herna RS Santa Elisabeth Medan RS. Colombia Asia (Exs RS Gleneagles Medan) RS. Permata bunda JOB Pertamina Costa International Group, Ltd. PT. Asia Keramasan PT. Pertamina - Depot Kisaran PT. Pertamina (Persero) Depot Filling Plant LPG Tandem PT. Pertamina (Persero) Pemasaran Depot Pangkalan Brandan PT. Pertamina (Persero) Pemasaran Depot Pematang Siantar PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Medan Group PT. Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu PT. Pertamina Geothermal Energy Sibayak PT. Pertamina S&D Reg I - Instalasi Labuan Deli PT. Pertamina S&D Reg I - Terminal BBM Pematang Siantar PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN MEDAN PLTD TITI KUNING PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut Pembangkit Belawan
Sektor MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ MPJ PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM PEM
Sub Sektor Oleocemical Kertas Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Migas EP Energi PLTD Migas Distribusi Migas Distribusi Migas Distribusi Pemasaran Migas Distribusi Migas EP Energi Geothermal Migas Distribusi Migas Distribusi Pembangkit Listrik Energi PLTU/PLTGU
Provinsi Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara
Kota Binjai Langkat Kota Pematang Siantar Medan Langkat Karo Kota Medan Kota Pematang Siantar Kota Medan Kota Medan
48
Pada hari ini, ........ tanggal ....... bulan ........... tahun ............., pukul ........ Waktu Indonesia Bagian ........, di Desa .........., Kecamatan ..........., Kabupaten ............, Provinsi .........., kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : ......................................... Instansi : ......................................... NIP./No. PPLH : ..................../ .......... Pangkat/Gol. : ............ ....../ ........... Jabatan : ............................................................................................................... ...............................................................................................................
secara bersama-sama telah melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap: Perusahaan Alamat Nama Jabatan : : : :
Pengawasan dan pemantauan tersebut dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Pengawasan Pengendalian Pencemaran Air dan Udara yang terdiri dari pemantauan, pemeriksaan dan verifikasi teknis. Catatan temuan-temuan lapangan selama pengawasan dan pemantauan tersebut disajikan dalam Lampiran Berita Acara ini dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara ini. Demikian Berita Acara Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan disaksikan oleh yang bertanda tangan di bawah ini.
Pejabat Pengawas LH - KLH Nama : Ttd: ... BPLHD Provinsi .......... Nama : Ttd: ... BPLHD Kab./Kota ......... Nama : Ttd: ... Perusahaan Nama : ....................... Ttd:
49
Lampiran Berita Acara Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup Perusahaan Hari/Tanggal : ................................................ : ................................................
A. UMUM
Nama Perusahaan Tahun Berdiri/beroperasi : Jenis Industri : Proses Produksi (secara ringkas) : Luas Area : Jumlah Karyawan : Kapasitas Produksi sesuai RKL/RPL : : : : : :
: :
Volume Riil / tahun : Nilai Investasi : Produk / Merek Dagang : Bahan Baku : Bahan Penolong : Status permodalan (asal negara) : Prosentase Pemasaran : eksport Prosentase Pemasaran : domestik Sistem Majanemen Lingkungan : Dokumen Lingkungan : Inspeksi Terakhir : : : : : : : : : : :
50
B. AMDAL/UKL-UPL
Berisi tentang informasi persetujuan kelayakan lingkungan, instansi yang memberikan persetujuan dan hasil evaluasi kesesuaian antara pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan di dalam AMDAL/UKL-UPL dengan kondisi operasi kegiatan saat ini. Contoh : Persetujuan Kelayakan Lingkungan telah diperoleh melalui surat Keputusan Bupati AA no.660.5/K.205/2010 tertanggal 15 Maret 2010, perihal Kelayakan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Batubara Kapasitas Produksi Hingga 70 Juta Ton/Tahun oleh PT. AAA Luas Areal kurang lebih 90.938 ha, di Kecamatan BB, Kabupaten CC, Provinsi FF.
1. Status perizinan pembuangan air limbah. Cantumkan Nomor Surat Izin Pembuangan Air Limbah,
instansi yang mengeluarkan, tanggal disahkan dan masa berlaku izin Contoh: PT. AAA sudah memiliki izin pembuangan air limbah domestik dari Bupati AAA dengan Nomor: 2106 Tahun 2006 dan berlaku selama 5 tahun.
2. Sumber air limbah beserta titik koordinat penaatan. Cantumkan nama outlet, lokasi pembuangan, titik
koordinat penaatan dan sumber air limbah berasal dari mana? Contoh:
No 1. 2. Nama Outlet Outlet A Outlet B Lokasi AAA BBB Koordinat S: 02 4921,9 E: 104 o0459,7 S: 02o4925,5 E: 104 o0446,6
o
Sumber Air terproduksi Stasiun A yang dibuang ke Sungai A. Air terproduksi Stasiun B yang dibuang ke Sungai B.
Keterangan
3. Status ketaatan terhadap pemenuhan baku mutu. Evaluasi hasil pelaporan data swapantau Perusahaan
dengan cara membuat table hasil swapantau, apakah memenuhi baku mutu atau tidak? Contoh:
Outlet WWTP pH COD Minyak & Lemak Amonia H2S Phenol Total Suhu TDS Tahun 2010 Agust Sept 7,57 8,37 5 0,06 0,05 0,02 0,06 25 30 9 0,01 0,06 0,02 0,05 30 88 Ket.
BML 6-9 200 mg/L 25 mg/L 5 mg/L 0,5 mg/L 2 mg/L 45 oC 400 mg/L
51
4. Status ketaatan terhadap parameter baku mutu. Evaluasi baku mutu apa yang digunakan Perusahaan
untuk memantau kualitas air limbah apakah sudah sesuai dengan peraturan lingkungan atau izin pembuangan air limbah yang berlaku. Contoh: PT. AAA sudah mengukur kualitas air limbah dengan menggunakan parameter Baku Mutu air limbah terproduksi Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2010 di outletoutlet bak kontrol (Oil Catcher) di masing-masing Stasiun Pengumpul yaitu parameter pH, Suhu, Minyak dan Lemak, H2S, NH3-N, Phenol Total, TDS dan COD.
5. Status ketaatan terhadap pelaporan. Evaluasi ketaatan terhadap pelaporan apakah frekuensi
pengukuran dan pelaporan yang dilakukan oleh Perusahaan sudah sesuai dengan peraturan lingkungan atau izin pembuangan air limbah yang berlaku. Contoh: PT. AAA sudah melakukan pengukuran kualitas air limbah terproduksi yang dibuang ke lingkungan pada outlet-outlet IPAL di masing-masing Stasiun Pengumpul. Pengukuran kualitas air limbah tersebut dilakukan oleh Laboratorium XX yang terakreditasi setiap 1 bulan sekali dan sudah melaporkannya tiap 3 bulan sekali kepada BLH Kabupaten AAA, BLH Provinsi BBB dan Kementerian Lingkungan Hidup.
6. Status ketaatan terhadap ketentuan teknis. Evaluasi dan verifikasi lapangan apakah perusahaan sudah
menggunakan laboratorium yang terakreditasi atau rujukan Gubernur dalam pengambilan sampel air limbah, apakah sudah memisahkan saluran air limbah dnegan saluran limpasan air hujan, apakah IPAL dan saluran air limbah yang kedap air, apakah ditemukan saluran by pass (tanpa melalui pengolahan air limbah) dan apakah ada proses pengenceran air limbah? Contoh: 1. PT. AAA sudah menggunakan laboratorium yang terakreditasi untuk pengukuran kualitas air limbah yaitu PT. CCC Provinsi XX. 2. PT. AAA sudah memisahkan saluran air limbah dan saluran limpasan air hujan. 3. PT. AAA Asset sudah membuat saluran air limbah yang kedap air. 4. Pada saat pemantauan di lokasi SP A, Tim Pengawas PROPER menemukan air limbah yang tidak dikelola di IPAL.
7. Informasi Lain Cantumkan seluruh informasi/fakta/temuan yang berkaitan dengan ketentuan Pengendalian
Pencemaran Air. Lampirkan data analisis swapantau perusahaan yang dilakukan oleh Laboratorium yang terakreditasi atau rujukan Gubernur.
Status Ketaatan terhadap titik penaatan. Cantumkan nama sumber emisi, bahan bakar emisi, kapasitas atau daya pengemisi, apakah memiliki cerobong dan penempatan lubang sampel sudah sesuai Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 205 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak.
52
Contoh: Emisi udara dari kegiatan PT. AAA berasal dari sumbersumber sebagai berikut:
No. Nama Sumber Emisi (Kode Cerobong) Bahan Bakar Kapasitas Diameter Stack (inch) Tinggi Stack (m) Tinggi Lubang Sampling dari elbow (m) 1,7 1,7 Memiliki Sarana Sampling Keterangan
1. 2. 2.
KKJ-DR#1 KKJ-DR#2
Gas Gas
860 HP 860 HP
8 8
20 20
Ya Ya
Ketaatan terhadap parameter Baku Mutu. Evaluasi baku mutu apa yang digunakan Perusahaan untuk memantau kualitas udara emisi apakah sudah sesuai dengan peraturan lingkungan yang berlaku Contoh: PT. AAA sudah mengukur kualitas udara emisi dengan menggunakan parameter Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2009 di seluruh cerobong pengemisi. Status ketaatan terhadap pelaporan. Evaluasi ketaatan terhadap pelaporan apakah frekuensi pengukuran dan pelaporan yang dilakukan oleh Perusahaan sudah sesuai dengan peraturan lingkungan yang berlaku. Contoh: a. PT. AAA sudah menghitung Beban Pencemaran Udara Emisi, sebagaimana ketentuan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi. b. PT. AAA sudah melakukan pengukuran kualitas udara emisi di seluruh cerobong pengemisi. Pengukuran kualitas udara emisi tersebut dilakukan oleh Laboratorium XX dan sudah melaporkannya kepada BLH Kabupaten BBB, BLH Provinsi XX dan Kementerian Lingkungan Hidup setiap 6 bulan sekali. Status ketaatan terhadap pemenuhan Baku Mutu. Evaluasi hasil pelaporan data swapantau Perusahaan dengan cara membuat table hasil swapantau, apakah memenuhi baku mutu atau tidak? Contoh: Status pemantauan dan hasil pemantauan saat ini adalah sebagai berikut:
No. Nama Sumber Emisi KKJ-DR#1 KKJ-DR#2 Lokasi Pemantauan Total Partikulat (150 mg/Nm3) 2010 Semester 1 Semester 2 1,32 1,12 Pemantauan SO2 (800 mg/Nm3) 2010 Semester 1 Ssemester 2 0,48 0,70 Keterangan
3.
4.
1 2
5.
Status ketaatan terhadap ketentuan teknis. Evaluasi apakah memiliki cerobong dan penempatan lubang sampel sudah sesuai Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 205 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak. Contoh: Seluruh cerobong pengemisi sudah dilengkapi dengan lubang sampling dan sarana pendukung sebagaimana ketentuan Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 205 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak. Informasi Lain
Petugas inspeksi (PPLH): (.........................................)
6.
53
Cantumkan seluruh informasi/fakta/temuan yang berkaitan dengan ketentuan Pengendalian Pencemaran Udara. Lampirkan data analisis swapantau perusahaan yang dilakukan oleh Laboratorium yang terakreditasi atau rujukan Gubernur.
1. Status Perijinan
Jenis Perizinan Penyimpanan LB3 dst No. Izin Masa Berlaku Lingkup
Catatan: a. Kolom Jenis Perijinan berisi tentang Jenis izin Limbah B3 yang dimiliki. b. Kolom No. Izin berisi tentang No SK Perizinan, tanggal diterbitkan, dan instansi yang mengeluarkan izin. c. Kolom Masa Berlaku berisi tentang masa berlakunya izin.
d. Kolom lingkup berisi tentang jenis Limbah B3 yang dikelola. 2. Data Pengelolaan Limbah B3 pada periode bulan....tahun... s/d bulan....tahun.......
Jenis Limbah Dihasilkan (ton) Dikelola (ton) Tersimpan (ton) Tipe Pengelolaan Pelaku Pengelolaan Kode Manifest
Catatan: a. Kolom Jenis Limbah berisi tentang Jenis seluruh limbah B3 yang dihasilkan baik di TPS maupun di tempat lain.
b. Kolom Dihasilkan adalah jumlah limbah B3 yang dihasilkan dalam satuan tonase. c. Kolom Dikelola adalah jumlah limbah B3 yang dikelola dalam satuan tonase. d. Kolom Tersimpan adalah jumlah limbah B3 yang tersimpan di Tempat Penyimpanan Semesntara
Limbah B3 dalam satuan tonase.
e. Kolom Tipe Pengelolaan berisi tentang Jenis pengelolaan: dimanfaatkan, diinsinerasi, Bioremediasi,
landfill, atau diserahkan kepada pihak ke-3 yang memiliki izin dari KLH.
Mengetahui: Petugas Perusahaan : (.............................................) Cap Perusahaan Petugas inspeksi (PPLH): (.........................................)
54
f. Kolom Pelaku Pengelolaan berisi tentang apakah limbah B3 dikelola internal perusahaan atau
oleh pihak ke-3 (dicantumkan nama Perusahaan pihak ke-3nya).
g. Kolom Kode Manifest berisi tentang kode surat manifest Limbah B3. 3. Evaluasi Fasilitas Tempat Penyimpanan Limbah B3
No 1 Aspek Kelengkapan Dimensi bangunan (dalam m) Deskripsi Fasilitas & Pengelolaan Sludge IPAL : 18,47 m x 3,23 m Oli bekas, aki bekas, neno bekas : 4,53 m x 4,8 m Dipertimbangkan berdasarkan perbandingkan volume limbah dihasilkan dengan dimensi TPS; atau volume limbah tersimpan dengan dimensi TPS Ada atau tidak ada titik GPS Ya/Tidak Ketaatan Ya/Tidak
Kapasitas penyimpanan
3 4 5
Papan nama TPS Limbah Jelas terlihat dari jarak tertentu B3 Simbol pada bangunan Jelas terlihat dari jarak tertentu; TPS Sesuai dengan karakteristik limbah yang disimpan TPS terlindung/aman Hanya dapat diakses oleh yang berhak; Tersedia pintu yang kokoh dan dapat dikunci; Kualitas Bangunan Penyimpanan Atap Rangka atap, material atap, ada tidaknya kebocoran, serta kesesuaian ukuran atap untuk mencegah masuknya air tampias Material dinding, kekuatan dinding, ketebalan Konstruksi lantai berupa acian/keramik dalam kondisi baik/retak-retak/kurang terawat; Ada batasan/jarak yang jelas untuk penyimpanan masing-masing jenis limbah; Ada kemiringan lantai yang mengarah pada bak pengumpul ceceran/tumpahan; Bak pengumpul tumpahan/ceceran aman dari potensi pencemaran lingkungan; Ada kemiringan yang mencegah masuknya air hujan kedalam tempat penyimpanan Memadai baik siang maupun malam; Dalam posisi yang aman (lampu tidak terlalu rendah) Memadai untuk sirkulasi udara dalam TPS; Konstruksi mencegah masuknya binatang ke dalam TPS
Ya/Tidak
Ya/Tidak
8 9
Dinding Lantai
Ya/Tidak Ya/Tidak
10 Penerangan
Ya/Tidak
11 Ventilasi
Ya/Tidak
Penataan Penyimpanan
Mengetahui: Petugas Perusahaan : (.............................................) Cap Perusahaan Petugas inspeksi (PPLH): (.........................................)
55
13
14
15
16
Ada pengelompokan penyimpanan limbah berdasarkan karakteristik masing-masing limbah; Simbol dan Label Limbah Memiliki simbol dan label; Memasang simbol B3 pada kemasan dan label pada setiap kemasan; Penandaan per kelompok limbah Kemudahan untuk Ada jarak yang memadai antara tapak loading / unloading penyimpanan dengan pintu TPS; Memudahkan perorangan atau alat kerja untuk beroperasi; Pemeriksaan kemasan Tersedia check list pemeriksaan kemasan berisi LB3; Ada kegiatan pemeriksaan secara reguler Keamanan penumpukan Penumpukan kemasan dilakukan dengan mempertimbangkan kemudahan pemeriksaan, dan keamanan; Kelengkapan yang dipersyaratkan keluar Tersedia log book didalam lokasi TPS; Log book digunakan untuk memantau aktivitas pengelolaan limbah B3 dalam TPS; SOP Penyimpanan Tersedia SOP penyimpanan untuk masingmasing limbah; SOP memberikan arahan kegiatan yang jelas; SOP Tanggap Darurat Tersedia SOP tanggap darurat untuk setiap resiko kecelakaan/bencana; SOP memberikan arahan kegiatan yang jelas; Peranan para pihak tercermin dengan jelas; Perlengkapan Tanggap Ketersediaan racun api, absorben, dll darurat Keselamatan Kerja Ketersediaan perlengkapan keselamatan kerja, ketersediaan P3K Penangkal petir Terutama jika ketinggian bangunan TPS melebihi bangunan lain disekitarnya Tata letak dan Lantai, dinding, langit-langit serta sarana dan Housekeeping prasarana dalam TPS dalam kondisi terawat; Lingkungan sekitar fasilitas penyimpanan limbah B3 terawat; TPS tidak digunakan sebagai tempat penyimpanan selain limbah B3;
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
19
Ya/Tidak
20 21 22 23
4. Informasi lainnya dalam Pengelolaan Limbah B3: a. Pernyataan bahwa limbah B3 yang dihasilkan: telah seluruhnya teridentifikasi, seluruhnya telah
dicatat, masing-masing limbah B3 memiliki langkah pengelolaan lanjut, langkah pengelolaan tersebut tercantum dalam dokumen lingkungan, serta pengelolaan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan PLB3. a. Memiliki sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melakukan pengelolaan limbah B3 (TPS LB3; incinerator; fasilitas pemanfaatan) b. Memiliki izin-izin yang diperlukan dalam kegiatan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan
Mengetahui: Petugas Perusahaan : (.............................................) Cap Perusahaan Petugas inspeksi (PPLH): (.........................................)
56
c. Memenuhi (seluruh) persyaratan yang ditetapkan dalam ijin pengelolaan limbah B3 yang
dimiliki (disesuaikan dengan list evaluasi masing-masing perijinan yang dimiliki);
a. Melakukan pengelolaan dokumen limbah B3 (manifest) sesuai dengan ketentuan yang berlaku:
(memiliki dua salinan manifest untuk setiap pengiriman limbah B3; menyampaikan salinan kepada KLH; menggunakan kode dokumen yang sah, dan tujuan pengiriman yang legal) b. Melakukan pelaporan khusus sesuai dengan ketentuan (izin) yang berlaku secara teratur (sesuai dengan periode pelaporan yang ditetapkan; menggunakan format yang benar; disampaikan kepada pihak-pihak sesuai persyaratan izin ); c. Catatan temuan lainnya: (data impor limbah untuk bahan baku). d. Lampirkan pelaporan Neraca Limbah B3 dan Manifest Limbah B3.
RENCANA TINDAK :
1. Mencantumkan hal-hal yang harus ditindaklanjuti oleh perusahaan atas hasil temuan lapangan (yang
tidak sesuai ketentuan) dengan batas waktu yang disepakati bersama.
2. Mencantumkan kewajiban pelaporan data swapantau dan hasil perbaikan kepada instansi yang berkaitan
(BLH Kabupaten, BLH Provinsi, Pusat Pengelolaan Ekoregion dan Kementerian Lingkungan Hidup).
57
Pada hari ini, ......... pukul ......... Waktu Indonesia Bagian ..............., tanggal .............. bulan ........... tahun ..............., kami Tim Pengawas Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup telah mengambil gambar/foto/video di lokasi : Perusahaan Alamat Telp. Fax : ..................................................... : ..................................................... : ......................... : .........................
Tanda Tangan : Pengambilan Foto/Video disaksikan dan diketahui oleh pihak perusahaan: Nama Jabatan : ................................................. : ................................................
Tanda Tangan : ................................................ Demikian Berita Acara Pengambilan Foto/Video dibuat dengan sebenar-benarnya.
Pejabat Pengawas LH - KLH Nama : BLH Provinsi .......... Nama : BLH Kab./Kota ......... Nama : Perusahaan Nama : .......................
Ttd: ...
Ttd: ...
Ttd: ...
Ttd:
58
Pada hari ini, ., tanggal ........ bulan... tahun .............................., di Kabupaten/Kota............................Provinsi........................., kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama 1.......................................... 2.......................................... 3.......................................... Pangkat/Gol. ............................... ............................... ............................... Jabatan ................................ ................................ ................................ NIP/PPLH ......................./........ ......................./........ ......................./........
Telah melakukan pengambilan sampel di lokasi : Nama perusahaan Alamat perusahaan Jenis Industri : . : . : .
Pengambilan contoh limbah ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan Pengawasan Pengendalian Pencemaran Lingkungan yang dilakukan oleh Tim Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Petugas Pengambil Sampel : Nama : . Instansi : . NIP : . Pangkat/Golongan : . Jabatan : . Tanda tangan : ......................
Dengan hasil sebagai berikut : No. Lokasi Kode Sampel pH Debit Jenis Limbah Waktu Keterangan
Demikian Berita Acara Pengambilan Sampel dibuat dengan sebenar-benarnya dan mengingat sumpah jabatan. Saksi-Saksi :
Pejabat Pengawas LH - KLH Nama : Ttd: ... BLH Provinsi .......... Nama : Ttd: ... BLH Kab./Kota ......... Nama : Ttd: ... Perusahaan Nama : ....................... Ttd:
Cap Perusahaan
59
60
61
2.
62
63
Semester II 2010
1 1
Semester I 2011
1 1 1 1 1
1 1 1 225 0
1 150
1 150
64
PENGELOLAAN LIMBAH B3
CONTOH
SEKTOR INDUSTRI : LOKASI : TIM PENILAI : A. REKAPITULASI KINERJA PENAATAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 No 1 2 3 ASPEK PENILAIAN Pendataan Jenis dan volume limbah yang dihasilkan Status Perizinan Pengelolaan Limbah B3 Pelaksanaan Ketentuan izin a. Pemenuhan Persyaratan Teknis b. Pemenuhan Baku Mutu 4 5 6 Pengelolaan Limbah B3 dengan cara tertentu, antara lain Dumping, Reinjeksi, dll. Jumlah Limbah B3 yang dikelola sesuai dengan peraturan Pengelolaan LB3 oleh pihak ke-3 dan Pengangkutan Limbah B3 Penanganan tindak lanjut kegiatan open dumping, open burning, pengelolaan tumpahan dan tanah terkontaminasi limbah B3 Kesimpulan Kinerja Penaatan Pengelolaan Limbah B3 HASIL PENAATAN YA SEBAGIAN TIDAK
NAMA PERUSAHAAN
B. USULAN PERINGKAT KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH B3 Mengacu pada Kriteria PROPER 2010 Pengelolaan Limbah B3
C. CATATAN
65
CONTOH
FORM I B
email : asdepplb3@yahoo.com
NAMA PERUSAHAAN
N o
A 1 2 3
ASPEK PENILAIAN
Pendataan Jenis dan volume limbah yang dihasilkan Melakukan Identifikasi seluruh jenis LB3 Melakukan pencatatan seluruh jenis LB3 Melakukan pengelolaan lanjutan seluruh jenis LB3
YA
dilengkap i dgn manifest LB3
tidak dilengkapi dgn manifest LB3
B 4
Status Perizinan Pengelolaan Limbah B3 Memiliki izin untuk seluruh kegiatan PLB3 dan izinnya masih berlaku
* Jika dalam proses pengajuan izin : secara teknis telah memenuhi ketentuan dan tidak ditemukan penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatannya Pelaksanaan ketentuan dalam izin Pemenuhan terhadap ketentuan dalam izin (penentuan persentase menggunakan checklist tersendiri)
C 6
90 %
< 50%
66
D 7
Emisi (Insinerator atau bahan bakar pembantu) Seluruh Parameter memenuhi Baku Mutu Emisi (BME)
jika seluruh Parameter tidak memenuhi BM untuk satu periode, atau melebihi BM untuk parameter yang sama 3x berturut-turut
8 9
Mengukur seluruh parameter yang dipersyaratkan Frekuensi pengukuran sesuai dengan ketentuan izin
Frekuensi tidak sesuai izin
E 10
Effluent (pengolahan air limbah B3, Pengolahan air lindi) Seluruh Parameter memenuhi Baku Mutu Air Limbah (BMAL)
jika seluruh Parameter tidak memenuhi BM untuk satu periode, atau melebihi BM untuk parameter yang sama 3x berturut-turut
11 12
Mengukur seluruh parameter yang dipersyaratkan Frekuensi pengukuran sesuai dengan ketentuan izin
Frekuensi tidak sesuai izin
F 13 14 15 G 16 17
Standar Mutu (Pemanfaatan Limbah B3 atau Kegiatan Lain) Melakukan pengukuran standar mutu sesuai dengan ketentuan izin Seluruh persyaratan standar mutu memenuhi ketentuan izin Frekuensi pengukuran sesuai dengan ketentuan izin Memiliki izin Dumping dari Instansi yang berwenang * Jika dalam proses pengajuan izin : telah menyelesaikan persyaratan teknis dan tidak ditemukan penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan
belum menyelesaika n persyaratan teknis dan ditemukan penyimpanga n dalam pelaksanaan kegiatan
Pengelolaan Limbah B3 dengan cara tertentu, antara lain : Dumping, Re- Injeksi, dll.
18
Dumping tanpa izin, melakukan clean up area dumping dalam kurun waktu tertentu dengan mengajukan rencana detil penyelesaian dan
67
rencana
H 19
Jumlah Limbah B3 yang dikelola sesuai dengan peraturan (%) Jumlah/Volume LB3 yang dikelola dengan pengelolaan lanjutan sesuai dengan ketentuan Seluruh Jenis Limbah B3 dilakukan pengelolaan
100%
< 50%
20 I 21
Pengelolaan Limbah B3 oleh pihak ke-3 dan Pengangkutan Limbah B3 Pihak ke-3 (pengumpul) memiliki izin
22
Pihak ke-3 (pengumpul) memiliki kontrak kerjasama yang sah dengan pihak pemanfaat atau pengolah
23
24 25 26
Pihak ke-3 (pengangkut) memiliki izin dari Kementerian Perhubungan Dokumen LB3 (Manifest) yang dimiliki oleh penghasil, sesuai dengan Kepdal 02/1995 Untuk perpindahan LB3 di Internal perusahaan, Memiliki izin Pengangkutan untuk perpindahan limbah B3 tersebut yang melintasi sarana publik
tidak sesuai
tidak memiliki izin pengangkutan LB3 di Internal Perusahaan yg melintas sarana publik
J 27 28
Tanah Terkontaminasi Limbah B3 clean up ceceran diselesaikan dalam waktu 1 bulan jumlah/volume tanah terkontaminasi tercatat dengan baik pengelolaan tanah hasil clean up sesuai dengan rencana pengelolaan
> 1 bulan
29
68
K 30 31
Open Burning (membakar limbah B3 di lahan terbuka) Tidak melakukan kegiatan open burning *Jika dalam periode penilaian pernah melakukan kegiatan open burning, perusahaan telah menghentikan kegiatan open burning dan mengolah limbah tersebut sesuai dengan rencana detail penyelesaian dalam kurun waktu tertentu serta melakukan sesuai rencana tersebut
tidak sesuai dengan rencana detil penyelesaian dalam kurun waktu tertentu
69
CONTOH
FORM 3
YA
TIDAK
KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7
ya ya tidak ya ya ya ya
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
ya ya ya ya tidak ya ya tidak ya
18 19
ya tidak
20
ya
70
21 22 23 24
PELAPORAN (jika baru mengajukan izin, tidak perlu diisi) pelaporan ke MENLH pelaporan ke Gubernur Pelaporan ke Bupati Pelaporan ke PPLH Regional LAIN-LAIN tersedia alat tanggap darurat tersedia fasilitas P3K memiliki SOP penyimpanan memiliki SOP tanggap darurat tersedia pagar, pintu darurat dan rute evakuasi kebersihan / housekeeping baik TOTAL YA TOTAL TIDAK PROSENTASE PENTAATAN LB3
25 26 27 28 29 30
ya ya ya ya ya tidak
20 5
80%
71
CONTOH
FORM 3
YA TIDAK KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7
PEMANTAUAN 8 melakukan pencatatan sludge yg disimpan/bulan 9 melakukan pencatatan sludge yg dikelola/bulan PENGELOLAAN LANJUTAN 10 melakukan pengelolaan lanjutan (SOR, kirim ke pihak pengumpul, dll) PELAPORAN (jika baru mengajukan izin, tidak perlu diisi) pelaporan ke MENLH pelaporan ke Gubernur pelaporan ke Bupati pelaporan ke PPLH Regional LAIN-LAIN tersedia alat tanggap darurat tersedia fasilitas P3K memiliki SOP penyimpanan memiliki SOP tanggap darurat tersedia pagar, pintu darurat dan rute evakuasi kebersihan / housekeeping baik
11 12 13 14
15 16 17 18 19 20
0 20
0%
72
CONTOH
FORM 3
YA TIDAK KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
PEMANTAUAN 15 memiliki logbook/pencatatan keluar masuk limbah 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 PELAPORAN (jika baru mengajukan izin, tidak perlu diisi) pelaporan ke MENLH pelaporan ke Gubernur Pelaporan ke Bupati Pelaporan ke PPLH Regional LAIN-LAIN tersedia alat tanggap darurat tersedia fasilitas P3K memiliki SOP pengoperasian insinerator memiliki SOP tanggap darurat tersedia pagar, pintu darurat dan rute evakuasi kebersihan / housekeeping baik TOTAL YA TOTAL TIDAK PROSENTASE PENTAATAN LB3 0 25 0%
73
CONTOH Dokumen Bantu Untuk Pengisian Form 1 no. C6 4. BIOREMEDIASI NO KETERANGAN PENAATAN UMUM Dilakukan pengujian awal (TPH,TCLP & Total logam berat) TPH sebelum diolah memenuhi persyaratan desain sesuai persyaratan permeabilitas lapisan dasar sesuai persyaratan drainase dan pond air luapan mampu menampung sel sesuai dengan timbulan limbah yang diolah memiliki sumur pantau upstream & downstream PENAATAN KHUSUS jenis microrganism bukan merupakan rekayasa genetic pencampur bukan merupakan material yang terkontaminasi LB3 sampel yang dianalisis sesuai persyaratan sampel air tanah dan sumur pantau dilakukan sesuai izin PENANGANAN HASIL OLAHAN (jika ada yang sudah selesai diolah) uji toksikologi material hasil olahan & hasil sesuai izin material hasil olahan dikelola sesuai dengan rencana kelola material hasil olahan dimanfaatkan/ditempatkan internal lokasi penempatan material hasil olahan teridentifikasi dgn baik lokasi penempatan material hasil olahan aman, bebas banjir material hasil olahan diuji TPH, air tanah, sampel tanaman dan badan sungai sesuai izin YA TIDAK KETERANGAN FORM 3
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11
12 13 14 15 16 17
74
PEMANTAUAN memiliki logbook/pencatatan keluar masuk limbah 18 kegiatan bioremediasi PELAPORAN (jika baru mengajukan izin, tidak perlu diisi) pelaporan ke MENLH pelaporan ke Gubernur Pelaporan ke Bupati Pelaporan ke PPLH Regional LAIN-LAIN tersedia alat tanggap darurat tersedia fasilitas P3K memiliki SOP pengoperasian bioremediasi memiliki SOP tanggap darurat tersedia pagar, pintu darurat dan rute evakuasi kebersihan / housekeeping baik TOTAL YA TOTAL TIDAK PROSENTASE PENTAATAN LB3 0 28 0%
19 20 21 22
23 24 25 26 27 28
75
CONTOH
FORM 3
YA TIDAK KETERANGAN
DATA PENAATAN 1 Jenis limbah B3 yang ditimbun sesuai dengan izin 2 Mengutamakan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Recovery) sebelum ditimbun 3 Memiliki sumur pantau minimal 3 buah (1 upstream dan 2 downstream) RANCANG BANGUN FASILITAS PENIMBUNAN 4 Lapisan dasar (sub base) adalah tanah lempung yang dipadatkan dengan permeabilitas 1 x 10-9 m/det 5 Permeabilitas sistem pendeteksi kebocoran (k) = 1 x 10-4 m/det 6 Ketebalan minimum lapisan geomembran HDPE 1,5 mm 7 Lapisan tanah penghalang k = 1 x 10-9 m/det dan 30 cm 8 Memiliki sistem pengumpul lindi 9 Permeabilitas pengumpul lindi 1 x 10-4 m/detik 10 Lapisan pelindung adalah tanah setempat dg tebal 20 cm dan dilapisi geotextile BAK PENGUMPUL LINDI Berada di dalam lokasi landfill dan memiliki 1 unit pompa Konstruksi pondasi, lantai dan dinding dari beton Memiliki SOP Penimbunan Air lindi diolah di IPAL Melakukan uji kualitas lindi dalam bak pengumpul lindi sebelum dipindah ke fasilitas IPAL Melakukan uji kualitas air tanah pada sumur pantau rona awal Menetapkan Baku Mutu air tanah sesuai dengan rona awal Pengujian dilakukan oleh laboratorium pihak ketiga yang independen dan terakreditasi Melakukan uji kualitas air lindi setiap 3 bulan 76
11 12 13 14 15 16 17 18 19
20 Melakukan pencatatan arus jumlah limbah B3 yang keluar dan masuk tempat penimbunan PELAPORAN (jika baru mengajukan izin, tidak perlu diisi) 21 Melakukan pelaporan setiap 3 (tiga) bulan ke KLH 22 Melakukan pelaporan setiap 3 (tiga) bulan ke Pemda Provinsi 23 Melakukan pelaporan setiap 3 (tiga) bulan ke Pemda Kabupaten/Kota TOTAL YA TOTAL TIDAK PROSENTASE PENTAATAN LB3 0 23 0%
77
: : :
PT ...
Minyak Goreng KABUPATEN LOMBOK TENGGARA BARAT TIMUR, PROVINSI NUSA
Peringkat Sementara
HASIL EVALUASI PENGAWASAN KINERJA PENAATAN Periode 1 Juli 2011 30 Juni 2012 Nama Perusahaan Jenis Industri Lokasi Kegiatan I. AMDAL No. 1. Kewajiban penanggungjawab usaha sesuai PP 27/1999 Memiliki dokumen AMDAL/UKL-UPL. Penaatan Keterangan Dokumen UKL-UPL Nomor :117/UKLUPL/2008 disetujui oleh Kepala Dinas Lingkunga Hidup, Pertambangan dan Energi Kabupaten Lombok Timur Belum melaporkan secara rutin pelaksanaan UKL-UPL : : :
PT ...
Minyak Goreng KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Taat
2.
Tidak Taat
II. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR A. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Air No. 1. 2. 3. Pengelolaan Limbah Cair Ketaatan terhadap titik penaatan pemantauan Ketaatan terhadap pelaporan Penaatan Keterangan 100% Perusahaan mempunyai satu titik outlet IPAL sudah dilakukan pemantauan Sepanjang masa evaluasi parameter 87% TSS dua bulan tidak dilaporkan Ketaatan terhadap parameter Baku 100% Parameter yang dipantau sudah lengkap Mutu sesuai dengan Permen LH No 04 Tahun 2010 Ketaatan terhadap pemenuhan Baku Hasil swapantau yang dilaporkan 87% Mutu memenuhi baku mutu namun hasil pemantauan KLH melebihi baku mutu > 500%BMAL untuk parameter minyak lemak Izin pembuangan No Tidak 660.31/2875/203.2/2010 namun sudah Ketaatan terhadap Izin Taat habis masa berlakunya pada tanggal 29 Maret 2012 dan belum memperpanjang Ketaatan terhadap Ketentuan Teknis Ditemukan bypass dari saluran Tidak sebelum masuk ke kolam IPAL dan Taat belum memasang alat ukur debit
EVALUASI KINERJA PENAATAN PROPER - PERIODE 1 Juli 2011 30 Juni 2012
4.
5. 6.
PT .....
79
79
B.
Berdasarkan hasil evaluasi pengendalian pencemaran air, perusahaan taat terhadap titik penaatan, dan parameter baku mutu namun perusahaan tidak taat terhadap pelaporan, pemenuhan bakumutu limbah, izin dan ketentuan teknis, sesuai dengan peraturan perundangan lingkungan yang berlaku C. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan 1. Perusahaan wajib segera menutup saluran bypass dari saluran sebelum masuk ke kolam IPAL 2. Perusahaan wajib segera mengurus izin pembuangan air limbah kepada Bupati Kabupaten Lombok Timur 3. Perusahaan wajib menjaga Kualitas air limbah melalui optimalisasi kinerja IPAL agar memenuhi BMAL yang ditetapkan dan memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri LH No 04 Tahun 2010 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan industri minyak goreng 4. Perusahaan wajib melakukan pengujian air limbah setiap bulan untuk setiap parameter yang dipersyaratkan dalam baku mutu air limbah Industri minyak goerng CPO ,dan memeriksakannya kepada laboratorium terakreditasi. 1. Perusahaan wajib memasang alat ukur debit dan melakukan pencatatan debit, /kuantitas limbah harian, pH harian, serta produksi senyatanya bulanan. 2. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pH harian, debit/kuantitas air limbah harian, kadar parameter mutu limbah cair dan produksi harian senyatanya, sekurang-kurangnya tiga bulan sekali kepada BLH Kabupaten Lombok Timur, BLH Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup. III. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA A. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Udara No. 1. Pengendalian Pencemaran Udara Ketaatan terhadap titik penaatan pemantauan Penaatan 100% Keterangan Sumber Emisi : 3 unit boiler, 1 unit heather, 2 Unit dryer, 3 unit deporasi gliserin, 2 unit genset Seluruh sumber emisi sudah dipantau Semua parameter dari hasil pemantauan semua sumber emisi sudah dilaporkan sesuai peraturan Parameter yang dipantau dari semua sumber emisi sudah sesuai peraturan Hasil pemantauan emisi seluruh sumber emisi telah memenuhi baku mutu emisi Semua cerobong sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana sampling
PT .....
2.
100%
3.
Ketaatan terhadap parameter Baku Mutu Emisi Ketaatan terhadap pemenuhan Baku Mutu Emisi Ketaatan terhadap ketentuan Teknis yang dipersyaratkan
100%
4.
100%
5.
Taat
80
B. Ringkasan Penaatan Pengendalian Pencemaran Udara Selama periode penilaian dalam pengendalian pencemaran udara, perusahaan taat terhadap pemenuhan titik penaatan pemantauan, pelaporan, parameter baku mutu, pemenuhan baku mutu dan ketentuan teknis sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. C. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan 1. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi Boile r, Heather yang aktif dengan parameter dan frekuensi minimal 6 bulan sekali sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 07 tahun 2007. 2. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi genset dan dryer yang aktif dengan parameter dan frekuensi sesuai peraturan yang berlaku. 3. Perusahaan wajib menjaga kualitas emisinya sehingga memenuhi Baku Mutu sesuai dengan peraturan yang berlaku.. 4. Perusahaan wajib tetap melakukan pengukuran kualitas udara ambien sekurang-kurangnya 6 bulan sekali sesuai dengan PP Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. 5. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pengujian emisi udara dari semua sumber emisi dan pengujian kualitas udara ambien sekurang-kurangnya enam bulan sekali kepada BLH Kabupaten Lombok Timur, BLH Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup.
IV. PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH B3) A. Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Pengelolaan Limbah B3 Penyimpanan Sementara Status Perizinan No. Surat 315 Tahun 2009 7 Desember 2009 Masa Berlaku 3 Tahun Keterangan SK diterbitkan oleh Bupati Lombok Timur. TPS limbah B3 berupa gudang.
B. Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Neraca Limbah B3 Periode Juli 2010 sampai dengan Juni 2011)
Jenis Limbah Satuan Limbah Dihasilkan 30.15 11.72 30.89 Limbah Dikelola 30.15 11.72 30.89 Limbah Belum Dikelola 0 0 0 Perlakuan
A. Sumber Dari Proses Produksi Reject product solid Ton WWTP sludge Ton Expire Product Ton
B. Sumber Dari Luar Proses Produksi Oli bekas Ton 0.3 0.3 0 TPS Limbah B3 Lampu TL Bekas Ton 0.0034 0.0034 0 TPS Limbah B3 Botol bekas reagent Ton 0.1 0.1 0 TPS Limbah B3 TOTAL Ton 73.1634 73.1634 0 Persentase % 100 100 0 Ket : Mulai bulan Januari 2011, pengangkutan limbah B3 hanya dilakukan oleh PT. Environmate Technology International (ETI). 99% limbah yang dihasilkan dilakukan pengelolaan lanjutan dengan dikirim ke pihak pengangkut/pengumpul/pengolah berizin.
EVALUASI KINERJA PENAATAN PROPER - PERIODE 1 Juli 2011 30 Juni 2012
PT .....
81
4. 5. 6. 7.
E. Kesimpulan PT. Angin Ribut, secara umum telah melakukan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku. F. Tindak Lanjut yang Harus Dilakukan 1. Agar tetap menempatkan seluruh limbah B3 yang dihasilkan pada TPS limbah B3 yang telah memilki izin 2. Agar memastikan bahwa pihak pengangkut/pengumpul/pengolah limbah B3 memiliki izin yang masih berlaku 3. Tetap melakukan pencatatan dan melaporkan neraca seluruh limbah B3 yang meliputi : o Jumlah / berat limbah yang dihasilkan o Jumlah / berat limbah yang dikelola o Pengelolaan lanjutan limbah B3 yang disimpan (dimanfaatkan, dikirim ke pihak ke-III, dll) o Waktu tinggal limbah B3 di Tempat penyimpanan limbah B3 Secara rutin triwulanan ke KLH u.p. Deputi Bidang Pengelolaan B3, Limbah B3 dan Sampah, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi NTB Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Timur, dan Pusat Pengelolaan Ekoregional Balinusra 4. Memprioritaskan upaya 4R (reduce, reuse, recycle, recovery) dalam pengelolaan limbah B3.
EVALUASI KINERJA PENAATAN PROPER - PERIODE 1 Juli 2011 30 Juni 2012
PT .....
82
V. PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (KHUSUS KEGIATAN PERTAMBANGAN) A Rekapitulasi Hasil Penilaian No. 1. 2. 3. 4. Tahapan Penambangan Lokasi Nilai Total 98 96 96 96 4 X 80 1 1 1 1 4 55 < x < 80 X 55 Keterangan Taat Taat Taat Taat Taat
Blok Lanut (Rasik;Riska) Waste Dump Penimbunan Olimpic Penimbunan Waste Dump Nala Reklamasi Blok Lanut JUMLAH DATA
B Ringkasan Penaatan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Perusahaan telah Taat dalam Aspek Pengendalian Kerusakan Lingkungan. C Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan Perusahaan agar mempertahankan kinerja aspek Pengendalian Kerusakan Lingkungan
PT .....
83
I. a. b.
Ketaatan Terhadap Titik Penaatan Jumlah Outlet Air Limbah Jumlah Outlet yang dipantau Tingkat Ketaatan : : : . . .%
Keterangan: 1. Row Jumlah Outlet Air Limbah berisi jumlah seluruh outlet pembuangan air limbah yang dimiliki perusahaan. 2. Row Jumlah Outlet yang dipantau berisi jumlah outlet pembuangan air limbah yang dipantau oleh perusahaan. 3. Row Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian jumlah outlet yang dipantau dibagi dengan jumlah outlet air limbah yang dimiliki perusahaan. II. Ketaatan Terhadap Parameter Pemantauan / Pelaporan / Pemenuhan Baku Mutu
PARAMETER
Jumlah Parameter yang dipantau sesuai peraturan / izin
PELAPORAN
No.
Tingkat Ketaatan
Tingkat Ketaatan
Parameter
Tingkat Ketaatan
Ket.
1 2 3
Outlet Oil Catcher A Outlet Oil Catcher B Outlet Oil Catcher C Tingkat Ketaatan
2 2 2
2 2 2
12 12 12
12 12 12
0 0 0
84
KETERANGAN: A. KOLOM PARAMETER 1. Kolom Nama Outlet berisi tentang nama atau kode outlet pembuangan air limbah. 2. Kolom Jumlah Parameter yang dipantau sesuai peraturan / izin berisi jumlah parameter yang sesuai dengan peraturan / izin. 3. Kolom Jumlah Paramater Pemantauan berisi jumlah parameter yang dipantau oleh perusahaan. 4. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian jumlah parameter yang dipantau oleh perusahaan dibagi dengan jumlah parameter yang dipantau sesuai peraturan / izin. 5. Row Tingkat Ketaatan (warna hijau bawah) menampilkan prosentase tingkat ketaatan terendah. B. KOLOM PELAPORAN 1. Kolom Jumlah data pemantauan sesuai peraturan / izin berisi jumlah data pemantauan yang dipersyaratkan dalam peraturan / izin dan sesuai dengan periode penilaian PROPER. 2. Kolom Jumlah data yang dilaporkan berisi tentang jumlah data yang dilaporkan oleh perusahaan sesuai dengan periode penilaian PROPER. 3. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian jumlah data yang dilaporkan oleh perusahaan sesuai dengan periode penilaian PROPER dibagi dengan jumlah data pemantauan yang dipersyaratkan dalam peraturan / izin dan sesuai dengan periode penilaian PROPER. 4. Row Tingkat Ketaatan (warna hijau bawah) menampilkan prosentase tingkat ketaatan terendah. C. KOLOM PEMENUHAN BAKU MUTU 1. Kolom Parameter berisi parameter air limbah yang melebihi baku mutu (cantumkan data parameter air limbah yang melebihi baku mutu paling tinggi untuk tiap outlet). 2. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu (100 % < x < 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi baku mutu antara 100 % < x < 500%. 3. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu ( x > 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi baku mutu lebih dari 500%. 4. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu dengan jumlah data yang dilaporkan. 5. Row Tingkat Ketaatan (warna hijau bawah) menampilkan prosentase tingkat ketaatan terendah.
85
TINGKAT KETAATAN Ketaatan Terhadap Pemantauan Ketaatan Terhadap Pelaporan Ketaatan Terhadap Pemenuhan Baku Mutu 100% 100% 50%
KETERANGAN: 1. Row Ketaatan Terhadap Pemantauan menampilkan prosentase tingkat ketaatan pemantauan terendah. 2. Row Ketaatan Terhadap Pelaporan menampilkan prosentase tingkat ketaatan pelaporan terendah. 3. Row Ketaatan Terhadap Pemenuhan Baku Mutu menampilkan prosentase tingkat ketaatan pemenuhan baku mutu terendah. III. Ketaatan Terhadap Ketentuan Teknis
No.
1. 2. 3. 4.
Sudah Taat -
Belum Taat
Keterangan
5. 6. 7.
KETERANGAN: Beri tanda sesuai dengan ketaatan hasil verifikasi lapangan dan ketaatan peraturan.
86
IV.
Hasil Pemantauan KLH/BLH PEMANTAUAN I PEMANTAUAN II Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu (100 % < x < = 500%) Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu ( x > 500%)
No.
Parameter
Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu (100 % < x < = 500%)
Jumlah KETERANGAN: Matriks ini digunakan apabila pihak KLH/BLH melakukan pengambilan sampel air limbah: 1. Kolom Nama Outlet berisi tentang nama atau kode outlet pembuangan air limbah (cantumkan data parameter air limbah yang melebihi baku mutu paling tinggi untuk tiap outlet). 2. Kolom Parameter berisi parameter air limbah yang melebihi baku mutu. 3. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu (100 % < x < 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi baku mutu antara 100 % < x < 500% untuk pemantauan I. 4. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu ( x > 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi baku mutu lebih dari 500% untuk pemantauan I. 5. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu (100 % < x < 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi baku mutu antara 100 % < x < 500% untuk pemantauan II. 6. Kolom Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu ( x > 500%) merupakan jumlah data parameter air limbah yang melebihi baku mutu lebih dari 500% untuk pemantauan II.
87
I.
A. No. a. b. c. d.
Sumber Emisi Proses Produksi Sumber Emisi Jumlah Cerobong Jumlah Cerobong yang dipertimbangkan dalam PROPER Jumlah Cerobong yang dipantau Jumlah tipe sumber emisi Tingkat Ketaatan % Keterangan
B. No. a. b. c. d. e.
Sumber Emisi Pembakaran Dalam (Genset) Sumber Emisi Jumlah Genset Jumlah Genset dengan Kapasitas @ >=1 MW Total Kapasitas Genset (MW) Jumlah Genset yang dipertimbangkan dalam PROPER Jumlah Genset yang dipantau Pemantauan mewakili semua tipe emisi Tingkat Ketaatan % Keterangan
88
II.
No.
TIPE EMISI
NAMA CEROBONG
TINGKAT KETAATAN
Genset
2 2
100% 100%
Proses
4 4
4 4
100% 100%
1 1
1 1
1 1
1 1
100% 100%
100% 100%
100% 100%
100% 100%
Engine/Genset Proses
8 2
8 2
100% 100%
KETERANGAN: A. KOLOM PARAMETER 1. Kolom Tipe Emisi berisi tentang Tipe Emisi (mesin pembakaran dalam/proses produksi). 2. Kolom Nama Cerobong yang dipantau berisi nama/kode cerobong yang dipantau. 3. Kolom Jumlah Paramater Pemantauan berisi jumlah parameter yang dipantau oleh perusahaan berdasarkan peraturan dan data yang dilaporkan. 4. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian Jumlah Paramater Pemantauan berisi jumlah parameter yang dipantau oleh perusahaan dibagi dengan Kolom Jumlah Parameter yang dipantau sesuai peraturan / izin. B. KOLOM PELAPORAN 1. Kolom peraturan berisi jumlah data parameter pemantauan yang dilaporkan berdasarkan peraturan dan sesuai dengan periode penilaian PROPER. 2. Kolom pelaporan berisi tentang jumlah data parameter yang dilaporkan oleh perusahaan sesuai dengan periode penilaian PROPER.
89
3. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase hasil pembagian jumlah data yang dilaporkan oleh perusahaan sesuai dengan periode penilaian PROPER dibagi dengan jumlah data pemantauan yang dipersyaratkan dalam peraturan / izin dan sesuai dengan periode penilaian PROPER. 4. Row Tingkat Ketaatan menampilkan prosentase tingkat ketaatan. D. KOLOM PEMENUHAN BAKU MUTU 1. Kolom Parameter berisi jumlah parameter emisi yang melebihi baku mutu (cantumkan data parameter emisi udara yang melebihi baku mutu paling tinggi untuk tiap cerobong dalam prosentase). 2. Kolom Tingkat Ketaatan merupakan prosentase data yang tidak memenuhi baku mutu.
III.
No.
Engine
Proses
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
Engine Proses
0 0 0
0 0 0 0 0
100% 100%
KETERANGAN: Isi kolom data parameter yang tidak memenuhi baku mutu apakah melebihi 100 % < x < 500% atau lebih dari 500%.
90
IV. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tingkat Ketaatan Terhadap Ketentuan Teknis Pengelolaan Emisi Udara Mempunyai cerobong emisi Cerobong dilengkapi dengan lubang sampel sesuai Kepdal No. 205/1996 Cerobong dilengkapi dengan pagar pengaman Cerobong dilengkapi dengan lantai kerja Cerobong dilengkapi dengan tangga Cerobong emisi dilengkapi dengan peralatan CEMS Peralatan CEM berfungsi dengan baik
Sudah Taat -
Belum Taat
Keterangan
KETERANGAN: Beri tanda sesuai dengan ketaatan hasil verifikasi lapangan dan ketaatan peraturan.
91
: : :
PT ...
Minyak Goreng KABUPATEN LOMBOK TENGGARA BARAT TIMUR, PROVINSI NUSA
Peringkat
HASIL EVALUASI PENGAWASAN KINERJA PENAATAN Periode 1 Juli 2011 30 Juni 2012 Nama Perusahaan Jenis Industri Lokasi Kegiatan I. AMDAL No. 1. Kewajiban penanggungjawab usaha sesuai PP 27/1999 Memiliki dokumen AMDAL/UKL-UPL. Penaatan Keterangan Dokumen UKL-UPL Nomor :117/UKLUPL/2008 disetujui oleh Kepala Dinas Lingkunga Hidup, Pertambangan dan Energi Kabupaten Lombok Timur Belum melaporkan secara rutin pelaksanaan UKL-UPL : : :
PT ...
Minyak Goreng KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Taat
2.
Tidak Taat
II. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR A. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Air No. 1. 2. 3. Pengelolaan Limbah Cair Ketaatan terhadap titik penaatan pemantauan Ketaatan terhadap pelaporan Penaatan Keterangan 100% Perusahaan mempunyai satu titik outlet IPAL sudah dilakukan pemantauan Sepanjang masa evaluasi parameter 87% TSS dua bulan tidak dilaporkan Ketaatan terhadap parameter Baku 100% Parameter yang dipantau sudah lengkap Mutu sesuai dengan Permen LH No 04 Tahun 2010 Ketaatan terhadap pemenuhan Baku Hasil swapantau yang dilaporkan 87% Mutu memenuhi baku mutu namun hasil pemantauan KLH melebihi baku mutu > 500%BMAL untuk parameter minyak lemak Izin pembuangan No Tidak 660.31/2875/203.2/2010 namun sudah Ketaatan terhadap Izin Taat habis masa berlakunya pada tanggal 29 Maret 2012 dan belum memperpanjang Ketaatan terhadap Ketentuan Teknis Ditemukan bypass dari saluran Tidak sebelum masuk ke kolam IPAL dan Taat belum memasang alat ukur debit
4.
5. 6.
PT .....
93
93
B. Ringkasan Penaatan Pengendalian Pencemaran Air Berdasarkan hasil evaluasi pengendalian pencemaran air, perusahaan taat terhadap titik penaatan, dan parameter baku mutu namun perusahaan tidak taat terhadap pelaporan, pemenuhan bakumutu limbah, izin dan ketentuan teknis, sesuai dengan peraturan perundangan lingkungan yang berlaku CI. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan 5. Perusahaan wajib segera menutup saluran bypass dari saluran sebelum masuk ke kolam IPAL 6. Perusahaan wajib segera mengurus izin pembuangan air limbah kepada Bupati Kabupaten Lombok Timur 7. Perusahaan wajib menjaga Kualitas air limbah melalui optimalisasi kinerja IPAL agar memenuhi BMAL yang ditetapkan dan memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri LH No 04 Tahun 2010 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan industri minyak goreng 8. Perusahaan wajib melakukan pengujian air limbah setiap bulan untuk setiap parameter yang dipersyaratkan dalam baku mutu air limbah Industri minyak goerng CPO ,dan memeriksakannya kepada laboratorium terakreditasi. 3. Perusahaan wajib memasang alat ukur debit dan melakukan pencatatan debit, /kuantitas limbah harian, pH harian, serta produksi senyatanya bulanan. 4. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pH harian, debit/kuantitas air limbah harian, kadar parameter mutu limbah cair dan produksi harian senyatanya, sekurang-kurangnya tiga bulan sekali kepada BLH Kabupaten Lombok Timur, BLH Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup. III. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA A. Kewajiban Pengendalian Pencemaran Udara No. 1. Pengendalian Pencemaran Udara Ketaatan terhadap titik penaatan pemantauan Penaatan 100% Keterangan Sumber Emisi : 3 unit boiler, 1 unit heather, 2 Unit dryer, 3 unit deporasi gliserin, 2 unit genset Seluruh sumber emisi sudah dipantau Semua parameter dari hasil pemantauan semua sumber emisi sudah dilaporkan sesuai peraturan Parameter yang dipantau dari semua sumber emisi sudah sesuai peraturan Hasil pemantauan emisi seluruh sumber emisi telah memenuhi baku mutu emisi Semua cerobong sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana sampling
2.
100%
3.
Ketaatan terhadap parameter Baku Mutu Emisi Ketaatan terhadap pemenuhan Baku Mutu Emisi Ketaatan terhadap ketentuan Teknis yang dipersyaratkan
100%
4.
100%
5.
Taat
PT .....
94
B. Ringkasan Penaatan Pengendalian Pencemaran Udara Selama periode penilaian dalam pengendalian pencemaran udara, perusahaan taat terhadap pemenuhan titik penaatan pemantauan, pelaporan, parameter baku mutu, pemenuhan baku mutu dan ketentuan teknis sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. C. Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan 6. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi Boile r, Heather yang aktif dengan parameter dan frekuensi minimal 6 bulan sekali sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 07 tahun 2007. 7. Perusahaan wajib tetap melakukan pemantauan emisi genset dan dryer yang aktif dengan parameter dan frekuensi sesuai peraturan yang berlaku. 8. Perusahaan wajib menjaga kualitas emisinya sehingga memenuhi Baku Mutu sesuai dengan peraturan yang berlaku.. 9. Perusahaan wajib tetap melakukan pengukuran kualitas udara ambien sekurang-kurangnya 6 bulan sekali sesuai dengan PP Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. 10. Perusahaan wajib menyampaikan laporan tentang pengujian emisi udara dari semua sumber emisi dan pengujian kualitas udara ambien sekurang-kurangnya enam bulan sekali kepada BLH Kabupaten Lombok Timur, BLH Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup.
IV. PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH B3) A. Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Pengelolaan Limbah B3 Penyimpanan Sementara Status Perizinan No. Surat 315 Tahun 2009 7 Desember 2009 Masa Berlaku 3 Tahun Keterangan SK diterbitkan oleh Bupati Lombok Timur. TPS limbah B3 berupa gudang.
B. Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Neraca Limbah B3 Periode Juli 2010 sampai dengan Juni 2011)
Jenis Limbah Satuan Limbah Dihasilkan 30.15 11.72 30.89 Limbah Dikelola 30.15 11.72 30.89 Limbah Belum Dikelola 0 0 0 Perlakuan
A. Sumber Dari Proses Produksi Reject product solid Ton WWTP sludge Ton Expire Product Ton
B. Sumber Dari Luar Proses Produksi Oli bekas Ton 0.3 0.3 0 TPS Limbah B3 Lampu TL Bekas Ton 0.0034 0.0034 0 TPS Limbah B3 Botol bekas reagent Ton 0.1 0.1 0 TPS Limbah B3 TOTAL Ton 73.1634 73.1634 0 Persentase % 100 100 0 Ket : Mulai bulan Januari 2011, pengangkutan limbah B3 hanya dilakukan oleh PT. Environmate Technology International (ETI). 99% limbah yang dihasilkan dilakukan pengelolaan lanjutan dengan dikirim ke pihak pengangkut/pengumpul/pengolah berizin.
EVALUASI KINERJA PENAATAN PROPER - PERIODE 1 Juli 2011 30 Juni 2012
PT .....
95
4. 5. 6. 7.
E. Kesimpulan PT. Angin Ribut, secara umum telah melakukan pengelolaan limbah B3 sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku. F. Tindak Lanjut yang Harus Dilakukan 5. Agar tetap menempatkan seluruh limbah B3 yang dihasilkan pada TPS limbah B3 yang telah memilki izin 6. Agar memastikan bahwa pihak pengangkut/pengumpul/pengolah limbah B3 memiliki izin yang masih berlaku 7. Tetap melakukan pencatatan dan melaporkan neraca seluruh limbah B3 yang meliputi : o Jumlah / berat limbah yang dihasilkan o Jumlah / berat limbah yang dikelola o Pengelolaan lanjutan limbah B3 yang disimpan (dimanfaatkan, dikirim ke pihak ke-III, dll) o Waktu tinggal limbah B3 di Tempat penyimpanan limbah B3 Secara rutin triwulanan ke KLH u.p. Deputi Bidang Pengelolaan B3, Limbah B3 dan Sampah, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi NTB Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Timur, dan Pusat Pengelolaan Ekoregional Balinusra 8. Memprioritaskan upaya 4R (reduce, reuse, recycle, recovery) dalam pengelolaan limbah B3.
EVALUASI KINERJA PENAATAN PROPER - PERIODE 1 Juli 2011 30 Juni 2012
PT .....
96
V. PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (KHUSUS KEGIATAN PERTAMBANGAN) A Rekapitulasi Hasil Penilaian No. 1. 2. 3. 4. Tahapan Penambangan Lokasi Nilai Total 98 96 96 96 4 X 80 1 1 1 1 4 55 < x < 80 X 55 Keterangan Taat Taat Taat Taat Taat
Blok Lanut (Rasik;Riska) Waste Dump Penimbunan Olimpic Penimbunan Waste Dump Nala Reklamasi Blok Lanut JUMLAH DATA
B Ringkasan Penaatan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Perusahaan telah Taat dalam Aspek Pengendalian Kerusakan Lingkungan. C Tindak Lanjut Yang Harus Dilakukan Perusahaan agar mempertahankan kinerja aspek Pengendalian Kerusakan Lingkungan
PT .....
97