Anda di halaman 1dari 3

DESIGN IPAL

RUMKIT dr. M. MUNIR ABD SALEH MALANG


Kegiatan operasional RS diprediksi akan membutuhkan air bersih sebesar
29,55 m3/hari. Kebutuhan air ini berdasarkan asumsi mengacu pada Keputusan
Menteri RI Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit adalah 500 liter/orang/hari pasien rawat inap, sedangkan
untuk asumsi kebutuhan air yang lain (karyawan dan keluarga pasien yang
diperbolehkan menginap didasarkan pada Morimura, Perencanaan dan Pemeliharaan
Sistem Plumbing, 1993 yaitu = 120 liter/orang/hari. Sumber utama air bersih adalah
dari sumur bor. Dari kebutuhan air di atas diprediksi limbah cair yang dihasilkan seperti
diislustrasikan pada gambar berikut:
MCK
5,5 m3/hr

Perawatan
15,5 m3/hr

Drainase
10 m3/hr
MCK
0,2 m3/hr

Rongent
1,25 m3/hr

Sumur Bor
29,55 m3/hr

Septik
Tank

Septik
Tank

Drainase
1,05 m3/hr
MCK
0,5 m3/hr

Poli gigi
1,2 m3/hr

Septik
Tank

Drainage
0,7 m3/hr

OK
1,5 m3/hr

Limbah
1,5 m3/hr

Laboratrium
1,4 m3/hr

Limbah
1 m3/hr

IPAL
18 m3/hr

Saluran
Pembuang
16 m3/hr

Drainase
2,6 m3/hr

Dapur, dll
3,6 m3/hr

MCK
0,6 m3/hr

Karyawan
2,6 m3/hr

Septik
Tank

Drainase
2 m3/hr

lingkungan
2,5 m3/hr

Meresap
2,5 m3/hr
Gambar Neraca Air Saat Operasional.

RUMKIT dr M. MUNIR ABD SALEH MALANG

i-1

Unit Instalasi Pengolah Air Limbah

Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) berupa bak pengendapan yang


ditempatkan di belakang Apotek
Limbah cair rumah sakit umumnya mengandung banyak zat organik yang
bersifat infectious dan pathogen yang akan mengancam tingkat kesehatan masyarakat
jika terjadi kontak secara langsung. Pemilihan sistem dan proses pengolahan
tergantung pada karakteristik limbah, ketersediaan biaya dan luas lahan yang tersedia.
Oleh karena itu diperlukan pengolahan yang benar baik dengan meminimalkan limbah
cair (clean production) maupun dengan melakukan pengolahan (end of pipe) sebelum
dibuang ke saluran air. Pengolahan yang dimaksud adalah dengan menyediakan
teknologi pengolahan air limbah dalam bentuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Rumah Sakit untuk memperbaiki kualitas air limbah sehingga memenuhi Baku Mutu
(effluent standard) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Proses pengolahan yang
digunakan sebagai berikut:
Effluent

Influent

Pre Treatment

Aerasi

Sedimentasi

Klorinasi

Gambar Diagram Alir Sistem IPAL

Estimasi air limbah yang dihasilkan per hari berdasarkan hasil perhitungan
adalah 20 m3 per hari, dimensi IPAL yang direncanakan yaitu 5,0 m x 2,0 m x 2,0 m.
Untuk spesifikasi teknis IPAL yang akan direncanakan sebagai berikut:
Rumah Klor dan Pompa

Permukaan Tanah

d
Saluran Air

4m

1m
1,5m

1,5m

1m

Gambar Spesifikasi Teknis IPAL.

a.

Pre Treatment (Bak I)

RUMKIT dr M. MUNIR ABD SALEH MALANG

i-2

Bak Pre Treatment terbuat dari dinding bata yang di plester dan kedap air, untuk
konstruksi bangunan dasar terbuat dari cor bata campur batu ukuran bak Pre
Treatment adalah 1,5 m x 2,0 m x 2,0 m yang mampu menampung air limbah
sebanyak 6 m3. Bak Pre Treatment dibuat sedemikian mpa sehingga petugas
nantinya akan mudah dalam mengambil benda terapung dan benda
mengendap (pasir dan lumpur) yang selanjutnya disimpan di dalam tempat
sementara. Bak ini berfungsi untuk memisahkan sampah padat yang mungkin
ikut terbuang bersama limbah cair. Sampah padat harus dipisahkan agar tidak
mengganggu proses pengolahan pada unit selanjutnya. Bak I dilengkapi
dengan V-notch sebagai alat ukur debit. Air dari Bak I ini selanjutnya mengalir
secara gravitasi ke Bak II.
b.

Bak Aerasi (Bak II)


Bak Aerasi (Bak II) terbuat dari dinding bata yang di plester dan kedap air.
Kapasitas dari bak ini adalah 6 m3 dengan dimensi 1,5 m x 2,0 m x 2,0 m. Bak
ini berfungsi untuk mensuplai udara/oksigen yang akan digunakan bakteri aerob
dalam menguraikan polutan yang terdapat dalam limbah cair, sehingga
konsentrasi zat pencemar akan berkurang atau bahkan dapat dihilangkan. Pada
bak ini, proses yang dilakukan adalah dengan memasukkan udara atau oksigen
yang dilakukan dengan menggunakan blower.

c.

Bak Sedimentasi (Bak III)


Bak sedimentasi terbuat dari dinding bata yang di plester dan kedap air dan
untuk konstruksi bangunan dasar menggunakan cor bata campur batu. Bak III
mampu menampung air limbah sebanyak 4 m3 dengan dimensi bak
direncanakan 1,0 m x 2,0 m x 2,0 m. Pada bak sedimentasi ini, polutan yang
telah terurai akan mengendap sebagai lumpur. Lumpur yang dihasilkan
kemudian nanti akan di pompa keluar setiap 6 bulan sekali atau jika sudah
penuh.

d.

Bak Klorinasi (Bak IV)


Sebelum air bekas olahan (air limbah yang telah diolah) dipompa keluar maka
diadakan proses desinfektan terlebih dahulu dengan membubuhkan cairan yang
mengandung kaporit. Bak klorinasi terbuat dari dinding bata yang di plester dan
kedap air dengan kapasitas 4 m3, dimensi bak yang direncanakan adalah 1,0 m
x 2,0 m x 2,0 m.

Selain itu, akan dibangun rumah pompa dan rumah kaporit diatas bangunan
IPAL tersebut dengan ukuran 1,0 m x 1,0 m. Fungsi dari rumah pompa yaitu untuk
menyimpan dan melakukan pemeliharaan terhadap pompa yang nantinya akan
digunakan untuk menguras lumpur yang ada di bak sedimentasi. Sedangkan untuk
rumah klor digunakan untuk melakukan pencampuran kaporit ke limbah cair pada bak
klorinasi.

RUMKIT dr M. MUNIR ABD SALEH MALANG

i-3

Anda mungkin juga menyukai