Anda di halaman 1dari 14

DISPEPSIA

Nama Nim : Wahyu Mareta H : 70 2009 015

Pembimbing FINASIM

: dr. Yudi Fadillah, Sp.PD,

PENDAHULUAN
Dispepsia merupakan sekumpulan gejala seperti rasa panas di ulu hati, perih, mual dan kembung. Penyebab dispepsia bermacam-macam diantaranya tukak lambung yang disebabkan oleh obat NSAIDs (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs), infeksi dan alkohol.

Prevalens terjadinya dispepsia di Amerika Serikat tahun 1994 mencapai 26% sedangkan di Inggris 41%.3 Di Inggris dan Skandinavia pada tahun 1999 dilaporkan angka prevalensi dispepsia berkisar 7 41%.4 Di Indonesia pada tahun 1998 proporsi dispepsia pada klinik kesehatan sehari-hari 20%.

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa perut penuh, sendawa, atau rasa panas yang menjalar di dada.

Epidemiologi

Diperkirakan hampir 30 % kasus pada praktek umum dan 60% pada praktek gastroenterologist merupakan kasus dispepsia. Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan bahwa 15-30% orang dewasa pernah mengalami hal ini dalam beberapa hari.

data pustaka negara barat didapatkan angka prevalensinya berkisar 7- 41%, tapi hanya 10 20% yang mencari pertolongan medis. Angka insiden dispepsia diperkirakan 1-8%. Sementara di Indonesia belum ada data epidemiologinya.3

KLASIFIKASI

Dispepsia Organik

Dispepsia Fungsional : a. postprandial distress syndrome dan b. epigastric pain syndrome.

Etiologi

1. Obat-obatan 2. Intoleransi Makanan 3. Kelainan Struktural a. Penyakit oesophagus b. Penyakit gaster dan duodenum c. Penyakit saluran empedu d. Penyakit pankreas e. Penyakit usus 4. Penyakit Metabolik

PATOFISIOLOGI

1. 2. 3. 4. 5.

Abnormalitas Motorik Gaster Perubahan Sensitivitas Gaster Stres dan faktor psikososial Gastritis Helicobacter pylori Kelainan fungsional gastrointestinal

MANIFESTASI KLINIK

1. Dispepsia dengan keluahan seperti ulkus (ulcus-like dyspepsia), dengan gejala: a. Nyeri epigastrium terlokalisasi b. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid c. Nyeri saat lapar d. Nyeri episodik

2. Dispepsia degan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspepsia), dengan gejala : a. Mudah kenyang b. Perut cepat terasa penuh saat makan c. Mual d. Muntah e. Upper abdominal bloating f. Rasa tidak nyaman bertambah saat makan

3. Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas). Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan.

DIAGNOSIS

1. Anamnesis 2. Pemeriksaan Fisik 3. Pemeriksaan Penunjang

PENATALAKSANAAN

1. 2. 3. 4. 5.

Diet Antasida 20-150ml/hari Antikolinergik Antagonis reseptor H2 Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)

PENCEGAHAN
Atur pola makan seteratur mungkin. Olahraga teratur. Hindari makanan berlemak tinggi yang menghambat pengosongan isi lambung (coklat, keju, dan lain-lain). Hindari makanan yang menimbulkan gas di lambung (kol, kubis, kentang, melon, semangka, dan lain-lain). Hindari makanan yang terlalu pedas. Hindari minuman dengan kadar caffeine dan alkohol. Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung, seperti obat antiinflammatory, misalnya yang mengandung ibuprofen, aspirin, naproxen, dan ketoprofen. Acetaminophen adalah pilihan yang tepat untuk mengobati nyeri karena tidak mengakibatkan iritasi pada dinding lambung. Kelola stres psikologi seefisien mungkin.

PROGNOSIS

Sindrom dispepsia yang ditegakkan setelah pemeriksaan klinis dan penunjang yang akurat, mempunyai prognosis yang baik

Anda mungkin juga menyukai