Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Biokimia Metabolisme dan Informasi Genetika

Percobaan ke 2 Uji Aktivitas Suksinat Dehidrogenase Nama : Widya Wigati NIM : 10511035 Kelompok : V Tanggal Praktikum : Kamis, 20 Februari 2014 Tanggal Pengumpulan : Kamis, 27 Februari 2014 Asisten : Ertanti

Laboratorium Biokimia Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung 2014

Percobaan II Uji Aktivitas Suksinat Dehidrogenase

I.

Tujuan Percobaan
-

Menentukan aktivitas suksinat dehidrogenase terhadap Na-Suksinat Menentukan aktivitas suksinat dehidrogenase terhadap Na-Suksinat yang

ditambahkan dengan Na-Malonat

II.

Teori Dasar

III.

Data Pengamatan

Media padat dalam cawan petri Terdapat 1 titik kontaminan.

Menggunakan batang L dengan sampel air minum Haryanto Pada media padat yang diamati, didapat banyak bakteri yang terdapat pada air minum Haryanto.

IV.

Pembahasan Pada percobaan kali ini dilakukan isolasi bakteri atau mikroorganisme dari suatu sampel. Pada percobaan kali ini, sampel yang digunakan adalah air minum Haryanto. Untuk memulai isolasi, karena pada percobaan kali ini, bekerja dengan bakteri atau mikroorganisme, maka harus menggunakan teknik aseptik. Karena menggunakan teknik aseptik, maka seluruh alat-alat,meja kerja serta ruang disekitar tempat percobaan harus di suci-hamakan terlebih dahulu. Pensuci-hamaan dilakukan dengan penyemprotan meja kerja dan pencucian tangan praktikan menggunakan etanol 70%. Selain itu juga langsung dinyalakan bunsen diatas meja kerja. Etanol yang digunakan akan memberikan hasil yang paling efektif jika digunakan etanol 70%. Hal tersebut disebabkan karena berbagai alasan sebagai berikut :
1. Secara umum, kerja etanol adalah dengan cara mendenaturasi protein dan

menghancurkan lemak. Air yang terdapat di larutan alkoho berperan dalam proses

denaturasi protein. Jika menggunakan konsentrasi alkohol yang besar > 70% akan membuat proses denaturasi protein menjadi kurang efektif. Sedangkan jika digunakan konsentrasi yang rendah, alkohol tersebut tidak akan dapat menghancurkan lemak/lipid dari sel mikroorganisme.
2. Etanol >70%, contoh etanol 90% atau etanol absolut akan menguap lebih cepat

dibanding alkohol 70% sehingga hasil pensuci hamaan bakteri yang didapat akan menjadi kurang efektif. Pensuci hamaan pada metode aseptik selain menggunakan etanol 70% juga digunakan api selaa bekerja dengan mikroorganisme tersebut. Api yang digunakan adalah api oksidasi, yaitu api yang berwarna biru, hal ini dikarenakan api oksidasi (api yang berwarna biru) mempunyai suhu yang lebih tinggi sehingga area yang dapat dicover oleh api tersebut lebih besar dan tidak menimbulkan jelaga seperti api merah. Sebagian besar bakteri, kecuali bakteri yang hidup di tempat ekstrim tidak tahan terhadap panas, sehingga pada jarak beberapa cm dari api, mikroorganisme atau bakteri yang berada di udara dan dapat mengganggu proses isolasi bakteri/mikroorganisme tersebut mati, sehingga kita dapat bekerja secara steril atau tanpa gangguan mikrooganisme lain yang tidak diinginkan Pada percobaan kali ini, dilakukan terlebih dahulu tahap preparasi media yang aseptik. Media tumbuh bagi mikroba memiliki keragaman dalam hal tipe nutrisi tergantung mikroba yang mengimbanginya. PH medium perlu disesuaikan dan ditentukan dengan nilai yang optimum bagi pertumbuhan miroba (Putri, 2010). Jenis Medium sangat bervarisasi bergantung kepada apa yang dijadikan dasar penanaman. Berdasarkan kepada bentuknya dikenal tiga macam medium, yaitu medium cair, medium semi solid dan medium padat. Pada percobaan kali ini, digunakan media padat sebagai media bagi isolasi bakteri atau mikroorganisme yang ada pada sampel. Medium yang digunakan adalah NA (Nutrient Agar), medium ini merupakan medium pertumbuhan bakteri yang umum digunakan karena dapat menumbuhkan berbagai jenis bakteri di dalamnya dan mudah didapat.

Formulasi Nutrient Agar terdiri dari daging sapi ekstrak, peptone dan agar. Beef extract atau ekstrak daging sapi mengandung senyawa-senyawa yang larut di dalam air termasuk karbohidrat, vitamin, nitrogen organik dan juga garam. Peptone merupakan sumber utama dari nitrogen organik, yang sebagian merupakan asam amino dan peptida rantai panjang. Agar sendiri merupakan partikel-partikel solid. Pembuatan media padat tersebut juga harus dilakukan dengan menggunakan teknik aseptik agar tidak ada bakteri atau mikroorganisme. Pada percobaan kali ini, dilakukan pembuatan media padat dalam cawan petri dan dari data pengamatan yang diperoleh terdapat kontaminasi di dalam media padat cawan petri yang telah dibuat. Kontaminan tersebut disebabkan karena pada saat bekerja, anggota-anggota kelompok malah saling berbicara, padahal hal tersebut tidak diperbolehkan apabila kita sedang bekerja dengan teknik aseptik. Karena pada saat berbicara, akan ada bakteri yang keluar dari mulut. Setelah dilakukan pembuatan media, maka dilakukan pula isolasi bakteri atau mikroorganisme menggunakan batang L dengan menggunakan sampel air minum Haryanto. Batang L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan agar bakteri yang tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga disebut spreader. Dapat dilihat pada data pengamatan bahwa bakteri atau mikroorganisme yang terdapat dalam sampel air minum tersebut cukup banyak dan tidak terdaoat kontaminan. V. Kesimpulan Teknik aseptik yang dilakukan saat preparasi media padat dalam cawan petri kurang berhasil, karena terdapat sedikit kontaminan. Pada saat pengujian terhadap sampel air minum, didapat bahwa bakteri telah berhasil diisolasi dan di kembangbiakan. VI. Daftar Pustaka Isenberg HD(Ed) Clinical Microbiology Procedures handbook. American Society for Microbiology, Washington, DC, Vol 1, Section 1.4, 1992.

Putri, A. 2010. Sterilisasi dan Pembuatan Medium Mikrobiologi. Diunduh pada tanggal 19 Februari 2014. http://www.sribd.com

Anda mungkin juga menyukai