Anda di halaman 1dari 2

Metode sterilisasi :

1. Sterilisasi Panas/thermal Sterilisasi panas merupakan sterilisasi yang dianggap paling efektif, tetapi kelemahannya tidak bisa diaplikasikan pada zat aktif yang tidak tahan panas/rusak karna panas, sterilisasi panas dibagi menjadi dua : Sterilisasi Panas Lembab : Sterilisasi panas lembab adalah sterilisasi dengan menggunakan uap panas dibawah tekanan berlangsung di dalam autoklaf, umumnya dilakukan dalam uap jenuh dalam waktu 30 menit dengan suhu 115 C - 116 C, lama dan suhu tergantung bahan yang di sterilisasi, untuk mengetahui nya lihat farmakope indonesia o Sterilisasi Panas Kering : metode sterilisasi dengan menggunakan oven pada suhu 160-170 C selama 1-2 jam. umumnya sterilisasi panas dilakukan pada jenis minyak, serbuk yang tidak stabil terhadap uap air, dan alat-alat gelas ukur yang tidak digunakan untuk pengukuran (Bukan alat ukur) 2. Sterilisasi Radiasi o Sterilisasi radiasi dibagi menjadi dua : Radiasi elektromagnetik (EM) adalah sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet (UV). sinar UV ini memotong DNA mikroorganisme sehingga ekspresi DNA tidak terjadi. keterbatasannya sterilisasi cara ini hanya bisa bekerja pada permukaan, tidak bisa menembus bahan padat. o Radiasi pengion adalah metode sterilisasi yang menggunakan sinar gamma untuk merusak DNA mikroorganisme, kelebihannya bisa menembus zat padat 3. Sterilisasi Gas o Sterilisasi menggunakan gas etilen oksida, kelemahannya zat ini mudah terbakar, bersifat mutagenik dan toksik, sehingga dikhawatirkan terdapat residu setelah sterilisasi. Pilihan sterilisasi cara gas biasanya pilihan akhir bila zat tidak tahan panas ataupun uap air. 4. Sterilisasi Filtrasi Sterilisasi yang menggunakan alat khusus yang menggunakan penyaring/filter matriks pori pori tertentu. menggunakan pori pori 10 nm untuk virus dan 0,22 nm untuk bakteri.

2. digunakan alkohol 70% karena Alkohol 70% ini merupakan dosis yang cocok dan efektif bagi alat yang akan disterilisasi serta tidak membunuh spora. Bila alkohol yang diberikan kadarnya lebih tinggi, mikroorganisme kemungkinan akan membentuk semacam pelindung dan justru akan bertahan hidup.

This has to do with the process by which it kills microorganisms. It works by denaturing their proteins and dissolving their lipids. The water in the ethanol solution is the portion that actually does the denaturing. Using higher concentration makes the ethanol less effective because there cells cannot be denatured by the water. Lower concentrations do not allow the ethanol to be as effective because it can not break down the all lipids or allow the water to get into the cells.

Kultur murni adalah adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya sehingga dpat dilakukan nya Isolasi bakteri atau memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan . kultur murni hanya mengandung 1 jenis mikroorgansme.

Kultur campurn mengandung lebih dari 1 organisme yang tumbuh di dalam medium

Cara mendapatkan kultur murni dari suatu kultur campuran adalah dengan cara memisahkan sel indivisual kepada media yang baru

Anda mungkin juga menyukai