Percobaan ke 6
Penentuan Nilai DE (Dextrose Equivalent) Dari Larutan
Pati
Nama
: Widya Wigati
NIM
: 10511035
Kelompok : V
Asisten
Tanggal Praktikum
: Fatiha
: Kamis, 27 Maret 2014
Laboratorium Biokimia
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
2014
Percobaan ke 6
Penentuan Nilai DE (Dextrose Equivalent) Dari Larutan Pati
I.
II.
Tujuan Percobaan
- Menentukan nilai DE pada sampel pati tanpa hidrolisis
- Menentukan nilai DE pada sampel pati dengan hidrolisis
Teori Dasar
Dextrose Equivalent (DE) merupakan satuan yang dinyatakan dalam
persen
yang berkaitan dengan tingkat hidrolisis pati menjadi gula. Semakin ti
nggi nilai DE maka gula pereduksi yang dihasilkan semakin besar.
Pati
merupakan
polimer
jenis
karbohidrat
yang
dihasilkanoleh
menjadi
gugus
karboksil.
Sedangkan
DNSsebagai
III.
Data Pengamatan
Absorban
0.045
0.108
0.111
0.122
0.277
0.533
0.573
b. Larutan sampel
Jenis Larutan
Blanko
Kontrol
Larutan A
Larutan B
IV.
Absorban
0
0
0.101
0.554
0.2
0.1
0
0
konsentrasi M
Ket : data konsentrasi larutan 3 dan 3,5 M dihilangkan karena memberikan data yang aneh.
0,101
= 0.1213 [glukosa] 0.108
[glukosa] = 1.723 mM
masa glukosa
100%
masa pati
Nilai DE =
0.0091 gram
x 100
0.5 gram
Nilai DE = 1.828 %
Penentuan Nilai DE Tabung B Tabung kontrol (Dengan
Hidrolisis)
A = 0.554 0 = 0.554
Absorban yang didapat dari hasil selisih tabung B dan tabung kontrol
tersebut dimasukan ke persamaan garis
y
= 0.1213 x 0.108
0.554= 0.1213 [glukosa] 0.108
[glukosa] = 5.457mM
Setelah diketahui [glukosa], maka masa glukosa dapat ditentukan :
massa glukosa = [glukosa] x fp x V x Mr glukosa
massa glukosa = 4,975.10-3 M x (25000 L/800 L) x 1.10-3 L x 180
g/mol
massa glukosa = 0,0306 g
Dengan memasukan perbandingan antara masa glukosa dengan
masa pati, makan nilai DE dari hasil hidrolisis dapat ditentukan
sebagai berikut :
V.
Nilai DE =
masa glukosa
100%
masa pati
Nilai DE =
0.0306 gram
100%
0.5 gram
Nilai DE = 6.12 %
Pembahasan
Pada percobaan ini akan ditentukan nilai DE DE (Dextrose Eqivalent)
dari larutan pati dengan atau tanpa hidrolisis menggunakan metode
penambahan DNS. DNS adalah senyawa aromatis yang bereaksi
dengan gula reduksi maupun komponen pereduksi lainnya untuk
membentuk 3-amino-5-nitrosalicylic acid yaitu senyawa yang mampu
menyerap gelombang elektromagnetik pada panjang gelombang 575
nm.
yang
nitrosalisylic.
mereduksi
DNS
menjadi
asam
3-amino-5-
akan
terbentuk
warna
jingga
kemerahan. Perbedaan
dari
larutan
blanko
adalah
sebagai
faktor
pengoreksi
Karena
pada
tabung
ini
tidak
disertai
dengan
penambahan amilase.
Tabung B : tabung yang berisikan larutan pati, buffer, DNS dan enzim
amilase. Tabung B ini menunjukan nilai DE pada pati dengan hidrolisis
menggunakan amilase. Dapat dilihat pada data pengamatan bahwa
nilai DNE untuk larutan B lebih besar dibanding larutan A. Hal
tersebut karena pada larutan B proses pemecahan pati atau
polisakarida menjadi monosakarida dibantu oleh enzim amilase.
Sehingga konsentrasi gula pereduksi yang ada pada larutan B akan
VI.
VII.
Daftar Pustaka
Lehninger, A.L. (2008),principle of Biochemistry,5th Ed., Worth