Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Biokimia

Percobaan ke 6
Penentuan Nilai DE (Dextrose Equivalent) Dari Larutan
Pati
Nama

: Widya Wigati

NIM

: 10511035

Kelompok : V
Asisten
Tanggal Praktikum

: Fatiha
: Kamis, 27 Maret 2014

Tanggal Pengumpulan : Kamis, 3 April 2014

Laboratorium Biokimia
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung

2014
Percobaan ke 6
Penentuan Nilai DE (Dextrose Equivalent) Dari Larutan Pati
I.

II.

Tujuan Percobaan
- Menentukan nilai DE pada sampel pati tanpa hidrolisis
- Menentukan nilai DE pada sampel pati dengan hidrolisis
Teori Dasar
Dextrose Equivalent (DE) merupakan satuan yang dinyatakan dalam
persen
yang berkaitan dengan tingkat hidrolisis pati menjadi gula. Semakin ti
nggi nilai DE maka gula pereduksi yang dihasilkan semakin besar.
Pati

merupakan

polimer

jenis

karbohidrat

yang

dihasilkanoleh

tanaman. Pati tersusun dari 2 makromolekul polisakarida yaitu,


amilosa danamilopektin, yang keduanya tersimpan dalam bentuk
butiran yang disebut granula pati.Amilosa tersusun dari molekulmolekul glukosa yang terikat glikosidik -1,4 yangmembentuk suatu
linier, sedangkan amilopektin disamping disusun oleh struktur utama
linier juga memiliki struktur bercabang, dimana terdapat ikatan
glikosidik -1,6
Pati dapat dihidrolisis dengan bantuan enzim amilase menjadi
monosakaridanya. Enzim amilase ini berperan dalam mengkatalisis
reaksi hidrolisis tersebut sehingga monosakarida yang dihasilkan dari
hidrolisis pati akan lebih cepat jika dibandingkan dengan yang tanpa
menggunakan enzim amilase.
Gula memiliki gugus pereduksi. Gugus pereduksi ini dapat dideteksi
oleh senyawa yang memiliki perbedaan warna saat berada dalam
bentuk tereduksi dan teroksidasinya.

Salah satu senyawa tersebut

adalah asam 3,5 dinitrosalisilat (DNS).

Reaksi antara DNS dengan

gula pereduksi adalah reaksiredoks pada gugus aldehid gula dan


teroksidasi

menjadi

gugus

karboksil.

Sedangkan

DNSsebagai

oksidator tereduksi membentuk 3-amino-5-nitrosalicylic acid

III.

Data Pengamatan

a. Larutan Gula standar


Konsentrasi
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5

Absorban
0.045
0.108
0.111
0.122
0.277
0.533
0.573

b. Larutan sampel
Jenis Larutan
Blanko
Kontrol
Larutan A
Larutan B

IV.

Absorban
0
0
0.101
0.554

Perhitungan dan Pengolahan Data


Kurva Standar Larutan Glukosa
0.7
0.6
0.5
0.4
Absorban 0.3

f(x) = 0.12x - 0.11


R = 0.83

0.2
0.1
0
0

konsentrasi M

Ket : data konsentrasi larutan 3 dan 3,5 M dihilangkan karena memberikan data yang aneh.

Persamaan garis = 0.1213 x 0.108


Penentuan Nilai DE Tabung A (Tanpa Hidroisis)
Diketahui :
A = 0,101
y = 0.1213 x 0.108
Maka, substitusikan Absorban yang didapat kedalam nilai y sebagai
berikut :

0,101
= 0.1213 [glukosa] 0.108
[glukosa] = 1.723 mM

Penentuan Masa glukosa tabung A


massa glukosa = [glukosa] x fp x V x Mr glukosa
= 2,45.10-3 M x (25000 L/800 L) x 1.10-3 L x 180
g/mol
= 0.0091 gram
Dengan memasukan perbandingan antara masa glukosa dengan
masa pati, makan nilai DE Tabung A tanpa hidrolisis dapat ditentukan
sebagai berikut :
Nilai DE =

masa glukosa
100%
masa pati

Nilai DE =

0.0091 gram
x 100
0.5 gram

Nilai DE = 1.828 %
Penentuan Nilai DE Tabung B Tabung kontrol (Dengan
Hidrolisis)
A = 0.554 0 = 0.554
Absorban yang didapat dari hasil selisih tabung B dan tabung kontrol
tersebut dimasukan ke persamaan garis
y
= 0.1213 x 0.108
0.554= 0.1213 [glukosa] 0.108
[glukosa] = 5.457mM
Setelah diketahui [glukosa], maka masa glukosa dapat ditentukan :
massa glukosa = [glukosa] x fp x V x Mr glukosa
massa glukosa = 4,975.10-3 M x (25000 L/800 L) x 1.10-3 L x 180
g/mol
massa glukosa = 0,0306 g
Dengan memasukan perbandingan antara masa glukosa dengan
masa pati, makan nilai DE dari hasil hidrolisis dapat ditentukan
sebagai berikut :

V.

Nilai DE =

masa glukosa
100%
masa pati

Nilai DE =

0.0306 gram
100%
0.5 gram

Nilai DE = 6.12 %
Pembahasan
Pada percobaan ini akan ditentukan nilai DE DE (Dextrose Eqivalent)
dari larutan pati dengan atau tanpa hidrolisis menggunakan metode
penambahan DNS. DNS adalah senyawa aromatis yang bereaksi
dengan gula reduksi maupun komponen pereduksi lainnya untuk
membentuk 3-amino-5-nitrosalicylic acid yaitu senyawa yang mampu
menyerap gelombang elektromagnetik pada panjang gelombang 575
nm.

Semakin besar Absorban yang didapat pada panjang gelombang 575


(panjang gelombang maksimal untuk asam 3-amino-5-nitrosalisylic)
maka semakin besar pula konsentrasi asam 3-amino-5-nitrosalisylic
di dalam larutan. Hal tersebut menunjukan bahwa di dalam
campuran larutan pati dan DNS tersebut terdapat banyak gula
pereduksi

yang

nitrosalisylic.

mereduksi

DNS

menjadi

asam

3-amino-5-

Sehingga, absorban yang didapat pada panjang

gelombang 575nm mengindikasikan kadar gula pereduksi di dalam


sampel pati.
Pada reagen DNS terdapat NaOH kalium nitrat tartat yang juga
dimasukan kedalam campuran reagen tersebut. Penambahan NaOH
dimaksudkan karena
ini berlangsung

reaksi antara gula pereduksi dan DNS

dan efektif dalam suasana basa sehingga perlu

ditambahkan NaOH pada pembuatan reagen DNS. Penambahan


kalium natrium tartrat untuk menstabilkan warna yang terbentuk.

Apabila terdapat gula pereduksi dalam sampel maka larutan DNS


yang awalnya berwarna kuning akan bereaksi dengan gula pereduksi
dan

akan

terbentuk

warna

jingga

kemerahan. Perbedaan

gula pereduksi akan menyebabkan perbedaan intensitas warna yang


dihasilkan, sehingga penting untuk menstablikan setiap warna yang
terbentuk.
Pada percobaan ini, dibutuhkan 4 tabung

yang pada keseluruhan

tabung, diukur absorban nya masing-masing. Berikut merupakan


penjelasan tentang masing-masing tabung .
Blanko : merupakan tabung yang berisikan larutan buffer dan DNS.
Fungsi

dari

larutan

blanko

adalah

sebagai

faktor

pengoreksi

gangguan matriks ataupun gangguan senyawa lain yang mungkin


ada pada larutan buffer dan DNS yang juga menyerap cahaya uv vis
pada panjang gelombang tertentu.
Kontrol : merupakan tabung yang berisikan larutan buffer, amilase
dan juga DNS. Larutan kontrol ini bereperan untuk memastikan
bahwa absorban yang didapat tidak dipengaruhi oleh penambahan
amilase tanpa pati. Seperti hasil percobaan yang didapat, diperoleh
bahwa absorban untuk larutan kontrol adalah 0 (serupa dengan
absorban blanko). Sehingga, sudah jelas bahwa tidak ada peristiwa
katalisis enzim amilase pada larutan kontrol ini.
Tabung A : tabung yang berisikan larutan pati, buffer, dan DNS.
Tabung A ini berfungsi untuk menunjukan nilai DE pada pati tanpa
hidrolisis.

Karena

pada

tabung

ini

tidak

disertai

dengan

penambahan amilase.
Tabung B : tabung yang berisikan larutan pati, buffer, DNS dan enzim
amilase. Tabung B ini menunjukan nilai DE pada pati dengan hidrolisis
menggunakan amilase. Dapat dilihat pada data pengamatan bahwa
nilai DNE untuk larutan B lebih besar dibanding larutan A. Hal
tersebut karena pada larutan B proses pemecahan pati atau
polisakarida menjadi monosakarida dibantu oleh enzim amilase.
Sehingga konsentrasi gula pereduksi yang ada pada larutan B akan

VI.

lebih banyak dibanding yang ada pada larutan A,


.
Kesimpulan
- Nilai DE pada sampel pati tanpa hidrolisis adalah 1.828 %

VII.

Nilai DE pada sampel pati dengan hidrolisis adalah 6.12%

Daftar Pustaka
Lehninger, A.L. (2008),principle of Biochemistry,5th Ed., Worth

Publisher, Inc., New York.


L. Cao, A. Fischer, U. T. Bornscheuer, R. D. Schmid, Biocatal. Biotrans. 1997, 14,
269 283

Anda mungkin juga menyukai