Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENCAPAN 1
PENCAPAN KAIN KAPAS DENGAN ZAT WARNA REAKTIF
2 TAHAP DAN MENGGUNAKAN 4 METODE
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
Fenty Rochmatillah Trijata

(14020098)

Lenny Friska YS

(14020090)

M Fadli Khusaeri

(14020097)

Piranti Handayani

(14020088)

Grup 3K4
Dosen

: Agus S., S.Teks., M.Si

Asisten

: Sasmaya, S.Teks., M.T


Sukirman, S.ST

POLITEKNIK STT TEKSTIL


BANDUNG
2016

PENCAPAN KAIN KAPAS DENGAN ZAT WARNA REAKTIF


2 TAHAP DAN MENGGUNAKAN 4 METODE
I. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
Percobaan ini dimaksudkan untuk memberikan corak sesuai motif pada bahan
kain kapas dengan menggunakan zat warna reaktif.

Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari perbedaan metode fiksasi,
waktu dan pemakaian konsentrasi alkali yang divariasikan, terhadap hasil
pencapan yang dinilai dari ketajaman, kerataan motif, sifat bahan setelah dicap
dan intensitas warna.
II. TEORI DASAR
Pencapan adalah suatu proses untuk mewarnai bahan tekstil dengan
melekatkan zat warna pada kain secara tidak merata sesuai dengan motif yang
diinginkan. Motif yang akan diperoleh pada kain cap terlebih dahulu dibuat
gambar pada kertas. Kemudian dari gambar ini masing-masing warna dalam
komponen gambar yang akan dijadikan motif dipisahkan dalam kertas film. Dari
kertas film inilah motif dipindahkan ke screen, dimana dalam screen ini bagianbagian yang tidak ada gambarnya akan tertutup oleh zat peka cahaya sedangkan
untuk bagian-bagian yang merupakan gambar akan berlubang dan dapat
meneruskan pasta cap ke bahan yang akan dicap.
Kapas
Kapas yang merupakan jenis serat selulosa. Penampang melintang
dari serat

kapas

tidak beraturan yaitu seperti ginjal. Bentuk penampang

melintang seperti itu membuat hasil pewarnaan pada permukaan jadi memiliki
daya kilap yang kurang, akan tetapi bentuk seperti itu memberikan daya penutup
kain yang lebih besar.

Gambar diatas merupakan skema dari strukur molekul serat selulosa.


Struktur molekul diatas tersusun dari molekul selulosa yang merupakan

pengulangan dari -anhidroglukosa. Pada serat kapas diatas memiliki gugus


hidroksil (OH) yang memberikan sifat penyerapannya terhadap air. Meskipun
demikian, selulosa yang banyak mengandung gugus hidroksil dapat bersifat
tidak larut didalam air. Hal tersebut dimungkinkan karena berat molekul selulosa
yang sangat besar, juga karena terjadinya ikatan hidrogen antar molekul selulosa
yang mempersukar kelarutan selulosa didalam air.
Gugus hidroksil tersebut selain dapat menarik gugus hidroksil dari
molekul lainnya, juga dapat menarik gugus hidroksil air. Hal tersebut membuat
serat yang mengandung banyak gugus hidroksil akan mudah menyerap air
sehingga serat tersebut memiliki moisture regain yang tinggi. Dengan
kemudahan molekul air terserap kedalam serat, menyebabkan serat mudah
menyerap zat warna yang berbentup pasta atau larutan. Pereaksi-pereaksi
oksidasi, asam dan alkali kuat dengan disertai oksigen dari udara pada umumnya
akan menyerang bagian atom oksigennya dan memutuskannya, sehingga
panjang molekulnya lebih pendek, yang berarti menurunkan kekuatan seratnya.
Zat Warna ReaktiF
Zat warna reaktif adalah zat warna yang dapat bereaksi dengan serat
selulosa secara kovalen. Oleh karenanya mempunyai ketahanan luntur yang
sangat baik. Zat warna ini terdiri dari dua jenis yaitu reaktif panas dan reaktif
dingin.
Reaktif dingin mempunyai gugus reaktif yang lebih banyak sehingga kurang
memerlukan suhu tinggi (jenis triklorotriazin) sedang reaktif panas memerlukan
suhu tinggi dalam penggunaannya.
Keunggulan zat warna reaktif dalam pemakaiannya adalah warna
yang dihasilkannya sangat cerah dan mudah sekali penggunaannya. Disini cara
fiksasinya dapat dilakukan dengan beberapa cara ditinjau dari segi ekonomi,
diantara cara-cara tersebut yang paling menguntungkan adalah cara fiksasi
tunggal, yaitu fiksasi yang dilakukan bersamaan antara alkali dan zat warnanya.
Proses fiksasi zat warna ini berlangsung dengan bantuan alkali, untuk itu dipilih
medium pengental yang tahan terhadap alkali dan tidak melakukan reaksi
dengan zat warna reaktif yakni alginate atau emulsi yang terbuat dari agar-agar
rumput laut. Sebagai alkali biasanya dipakai soda kue, soda abu atau kostik
soda; sedangkan untuk mencegah terjadinya reduksi yang dapat menurunkan
warna dipakai resist salt atau zat anti reduksi.

Pencapan Zat Warna Reaktif


Secara umum terdiri dari dua cara yaitu :
a. larutan / pastanya telah mengandung zat warna, alkali, dan zat lainnya.
Kemudian pasta tersebut dicapkan pada bahan, selanjutnya bahan
dikeringkan,dibiarkan proses fiksasi dengan waktu yang tertentu. Setelah itu
dilakukan pencucian dan dievaluasi. Hal tersebut dilakukan untuk metode
air-hanging.
b. Larutan / pastanya hamya mengandung zat warna, pengental dan zat
pembantu lainnya, kemudian dicapkan pada bahan. Setelah kering kemudian
dicapkan pada motip tersebut yaitu pasta yang mengandung Na.Silikat dan
NaOH untuk fiksasinya. Setelah dibiarkan dengan waktu yang tertentu
kemudian bahan dicuci, disabun dan dievaluasi.
III.ALAT DAN BAHAN
Alat yang dipergunakan adalah

1. Srcreen Printing
2. Meja printing
3. Rakel
4. Mesin Stenter
5. Mesin Steamer
6. Alat bantu : mixer, pengaduk, neraca, gelar ukur dsb
Bahan yang diperlukan adalah :
- Na.alginat

- Air

Urea

- NaHCO3

- Matexil PA-L

NaOH

- Na.Silikat

- Na2CO3

Teafol

- Zat warna Reaktif :

IV. RESEP
A.

Resep Pasta Pengental 10%


Na. Alginat
Air hangat
Spirtus

B.

:
:
:

7%
96
4

ml
ml

Pasta Zat Warna


Zat warna Reaktif
Urea
Zat anti reduksi
Pengental
Balance

C.

:
:
:
:
:

10 - 40
80
20
600 700
x

g
g
g
g
g/1000 gram

Pad alkali
NaOH 38 Be
Na2CO3
Potas
NaCl

: 40 g/l
: 150 g/l
: 50 g/l
: 150 g/l

D.. Resep Penyabunan:


Teepol
Na2CO3
Temperatur

:
:
:

2
g/l
2
g/l
70 C selama 30 menit

V. FUNGSI ZAT
Zat Warna Reaktif

: Bereaksi dengan serat selulosa mewarnai kain

Urea

: Zat higroskopis, memperbesar penyerapan zw

Zat anti reduksi

:untuk mereduksi zat warna reaktif

Na. Alginat

: Sebagai pengental tahan alkali

NaHCO3

: Alkali, untuk proses fiksasi zat warna

NaOH

: sebagai alkali dalam proses fiksasi blok

Na.silikat

: Sebagai zat yang membantu fiksasi zat warna dengan


serat.

Teafol

: Menyabunkan atau melepaskan zat-zat yang tidak


terfikasasi oleh serat berada di permukaan bahan.

Na2CO3

: sebagai pemberi suasana alkali dan mengurangi


kesadahaan air

pada waktu pencucian.

Air
VI.

: Sebagai medium pelarut.


DIAGRAM ALIR

1. Pad Steam cap tanpa alakali pengeringan pad alkali


pengeringan pengukusan ( 100 102 C )
2. Wet Fixation cap tanpa alkali pengeringan alkali shock ( 95 103
o

C,,,10-20. pengeringan

R/ :

Na2CO3 100-200g/l
NaCl

100-200g/l

K2CO3

50 g/l

3. Pad Batch cap tanpa alkali pengeringan Pad/batch alkali


batching 6-12 jam
R/ : Na silikat
NaOH 38 Be

= 9 bagian
= 1/10 bagian

4. Alakli Pretretment pad alkali pengeringan pencapan


pengeringan pengukusan ( 105 C selama 3-10 )
R/ : :

Na2CO3

150g/l

NaCl

150 g/l

WPU
VII.

70 %

CARA KERJA

Pembuatan Pasta pengental :


a. Na. Alginat bubuk ditimbang sesuai kebutuhan, sementara air hangat untuk
pembuat pengental disiapkan sesuai kebutuhan.
b. Ke dalam air hangat, bubuk Alginat dimasukkan sedikit demi sedikit sambil
dikocok dengan mixer sampai terbentuk larutan yang kental.
Pembuatan pasta zat warna :
a. Zat warna reaktif dilarutkan dengan air hangat, diamkan sebentar sampai
dingin.
b. Urea dan zat anti reduksi dilarutkan dengan 15 ml air hangat, diamkan
sebentar sampai dingin
c. Pengental sesuai kebutuhan ditakar,
d. Kemudian larutan zat warna dan urea yang sudah dilarutkan dicampurkan dan
diaduk

e. Setelah teraduk rata maka terakhir dimasukan alkali


Pencapan :
a. Kain yang akan dicap dipasang pada meja cap dengan posisi terbuka
sempurna dan konstan pada meja cap.
b. Screen diletakkan tepat berada pada bahan yang akan dicap
c. Dengan bantuan rakel, pasta cap ditaburkan pada screen pada bagian pinggir
kasa (tidak mengenai motif) secara merata pada seluruh permukaan.
d. Frame ditahan

agar mengepres pada bahan, kemudian dilakukan proses

pencapan dengan cara memoles screen dengan pasta cap menggunakan rakel.
e. Pada proses pencapan, penarikan rakel harus kuat dan menekan ke bawah agar
dapat mendorong zat warna masuk ke motif.
f. screen dilepaskan ke atas.
g. Untuk screen ke dua (warna berbeda), screen dipasangkan dengan mempaskan
posisi motif , agar kedua motif dapat berimpit dengan tepat.
h. Dilakukan proses pencapan seperti point di atas.
i. Setelah selesai, biarkan pasta pada kain sedikit mongering kemudian angkat
secara hati-hati.
j. Untuk yang metode air-hanging setelah dicap maka diangin-angin dengan
udara. Sedangkan unutk batching maka setelah zat warna mongering maka
didilakukan pencapan pasta yang mengandung Na.Silikat dan NaOH
k. Setelah bahan difiksasi dengan waktu pengerjaan yang divariasikan,
selanjutnya bahan di cuci dingin, cuci panas, cuci sabun.
l. Setelah dicuci sabun maka bahan dibilas dan dikeringkan
m. Lakukan perbanding dengan hasil proses lain sehingga diperoleh suatu
penilaian.

VIII. DISKUSI
Proses pencapan dengan zat warna reaktif ini relatif memberikan warna muda
walaupun dengan penggunaan zat warna reaktif yang cukup banyak 30 g/l. ini
menunjukkan bahwa jumlah zat warna yang bereaksi dengan serat dalam
jumlah yang kecil.
Faktor yang mempengaruhi ini diantaranya adalah :
1. Proses penetrasi pasta cap ke dalam bahan dalam proses pencapan kurang
maksimal.
2. Adanya alkali pada pasta cap memungkinkan dapat merusak sistem reaktif
pada zat warna sehingga kemampuan untuk bereaksi dengan bahan
menurun.
Hasil cap yang diperoleh dalam praktikum ini belum menunjukkan hasil yang
maksimal karena adanya cacat-cacat printing seperti berikut :
1. Out Setting,
Perpaduan antara dua motif dengan warna yang berbeda tidak pas. Ini
terlihat pada bagian sambungan motif yang renggang atau nampak warna
dasar diantaranya. Ini disebabkan pada saat pengambilan / pemisahan
warna pada pembuatan film tidak sempurna. Juga disebabkan pemasangan
screen ke dua yang kurang tepat pada motif pertama.
2. Over lap,
Hasil pencapan antara satu warna dengan warna lain saling tumpang
sehingga muncul warna sekunder dari perpaduan dua warna tersebut.
3. Motif kurang tajam,
Disebabkan karena screen mampet oleh pengental. Pengental yang
digunakan mongering pada bagian screen yang bermotif akibat perakelan
yang kurang sempurna atau terlalu lambat.
4. Motif berbayang,
Disebabkan meja print yang kurang lengket, sehingga bahan yang dicap
bergeser pada saat pencapan.
5. Motif berbintik,
Motif berbintik-bintih putih

]Disebabkan oleh pasta yang berbusa. Pada saat proses pencapan muncul
busa pada motif kemudian setelah mongering busa pecah menjadi bintikbintik pada motif.
Motif berbintik warna lebih tua
Disebabkan karena pada proses pembuatan pasta cap kurang sempurna,
sehingga sebagian zat warna masih menggumpal / kurang rata.
6. Sisi motif kurang tegas
Disebabkan karena pasta cap terlalu encer, sehingga kemampuan untuk
menahan migrasi kurang.
7. Noda berbentuk garis-garis
Disebabkan karena bahan bergesekan dengan permukaan mesin sementara
pasta cap pada bahan dalam kondisi basah.
Untuk menghindari hal ini maka pencapan harus dilakukan lebih hati-hati
dengan screen yang baik pula.
IX. KESIMPULAN
Pencapan dengan zat warna reaktif warna yang dihasilkannya sangat cerah dan
mudah sekali penggunaannya. Disini cara fiksasinya dapat dilakukan dengan
beberapa cara ditinjau dari segi ekonomi, dan juga yang sedikit mempunyai
gugus reaktif sehingga tahan terhadap panas dan bereaksi dengan serat pada
suhu tinggi.

X. DAFTAR FUSTAKA
Catatan Praktikum Cap I, Agus Kustanto, STTT, BAndung, 2004
Teknologi Pengelantangan Pencelupan dan Pencsapan, Ir.Rasjid Djufri M.Sc
dkk, ITT, 1973.
Proses Pengerjaan campuran kain polyester kapas, Soenaryo S.Teks, STTT,
Bandung, 1974.

Kainno 1-4 dari bawah ya, kain yang disebelah kanan yang dicuci kai

Anda mungkin juga menyukai