BAB 4 KP Pembahasan1
BAB 4 KP Pembahasan1
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Sistem Proteksi Motor 3 phase 22 KW pada penggerak bucket elevator Sistem adalah kumpulan dari beberapa komponen yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Proteksi secara bahasa di artikan sebagai pelindung atau pengaman. Sistem proteksi adalah suatu sistem didalam tenaga listrik yang digunakan untuk mengamankan instalasi listrik seperti halnya sistem proteksi motor induksi 3 phase 22 KW pada penggerak bucket elevator pada proses packing atau pengantongan semen sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari dan dikurangi sekecil mungkin.
Komponen-komponen proteksi yang ada pada gambar.16 diatas diletakan dalam sebuah box MCC (motor control center) dalam satu ruang khusus. Walaupun resiko kerusakan yang terjadi tidak mampu kita cegah secara ideal, tetapi setidaknya mampu meminimalisir resiko kerusakan maupun gangguan tersebut.
31
Peralatan proteksi yang digunakan pada motor penggerak bucket elevator 22 KW pada proses packing atau pengantongan semen adalah : 1. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
32
Gambar diatas adalah bentuk dari pengaman MCCB yang berada di PT. Semen Baturaja. MCCB tersebut digunakan sebagai pengaman terhadap gangguan baik gangguan beban lebih atau arus hubung singkat pada motor penggerak bucket elevator pada proses packing atau pengantongan semen. MCCB akan bekerja apabila terjadi gangguan arus hubung singkat pada motor induksi 22 KW yang akan memutuskan aliran arus yang mengalir pada motor sehingga motor pengerak bucket elevator akan berhenti bekerja. Sehingga gangguan yang terjadi tidak merusak motor.
2. Thermal Overlolad Relay (TOR) Pada sistem proteksi motor induksi 22 KW pada penggerak bucket elevator pengamanannya juga menggunakan TOR (Thermal Overload Relay). TOR digunakan sebagai pengaman beban lebih untuk motor penggerak bucket elevator. Apabila terjadi beban lebih pada motor induksi 22 KW pada penggerak bucket elevator maka TOR akan bekerja sesuai dengan arus setting yang akan membuka anak kontak 95-96 sehingga suplai arus ke kontaktor terputus dan kontaktor menjadi tidak beroperasi. Apabila kontaktor tidak beroperasi maka suplai kontak utama fasa R S T pada motor 22 KW penggerak bucket elevator menjadi terputus menyebabkan motor berhenti. Sehingga gangguan beban lebih pada motor 22 KW sebagai penggerak bucket elevator dapat diatasi.
33
3. Shock Relay
Gambar 19. Shock Relay SHOCK RELAY merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memonitor perubahan arus kejut motor yang berlangsung terus menerus pada saat startup atau penyalaan motor dimana akan menimbulkan arus kejut. SHOCK RELAY sendiri akan trip apabila arus motor telah mencapai arus trip yang telah ditentukan ketika START TIME telah tercapai dan SHOCK TIME (waktu beban lebih), maka SHOCK RELAY akan menutup pasokan daya motor.
34
Ada 5 terminal koneksi: L1 & L2 : Terminal ini digunakan untuk memberikan daya (dari 90VAC ke 240VAC) terhadap arus kejutan estafet. 95, 96 & 98 : Terminal ini memberikan output dari shock estafet. Ketika trip Shock Relay akan membuka rangkaian dan aplikasi berhenti.
4.2
Perhitungan Pengaman Pada Motor 22 KW Penggerak Bucket Elevator Dalam proses produksinya dibidang industri semen PT. Semen Baturaja Palembang sangat bergantung pada motor-motor yang
dimilikinya. Seperti pendistribusian semen dari tempat penyimpanan semen (SILO) menuju ke tahap packing atau pengantongan semen. Dimana salah satunya menggunakan motor 22 KW sebagai penggerak bucket elevator untuk pendistribusian semen tersebut. Adapun data-data motor tersebut :
Ket -
Untuk menentukan besarnya pengaman yang akan digunakan pada motor 22 KW penggerak bucket elevator maka pertama harus ditentukan terlebih dahulu arus nominal (In) dari motor tersebut. Arus nominal dari motor dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
35
In = In = In = In = 41.27 Ampere Dari perhitunggan persamaan diatas maka didapatkan arus nominal (In) untuk motor induksi 22 KW pada pengggerak bucket elevator sebesar 41.27 Ampere. Kemudian dari arus In tersebut dapat ditentukan arus setting (Is) pemutus sirkit untuk pengaman yang digunakan. Sesuai dengan tabel 5.5-2 PUIL 2000 : 5.5.5.2.3
Tabel 2. Nilai Pengenal atau setelan tertinggi gawai Proteksi sirkit mootor terhadap hubung pendek (Tabel 5.5-2 PUIL 2000)
Dari gambar diatas maka dapat dihitung arus setting (Is) untuk motor 22 KW penggerak bucket elevator pada proses packing atau pengantongan semen dengan persamaan berikut :
36
In = Is Is = In x 250 % Is = 41.27 x 250% Is = 103.18 Ampere Berdasarkan PUIL 2000 : 5.5.3.1 Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA (kemampuan hantar arus) kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. KHA = In x 125% KHA = 41.27 x 125% KHA = 51.58 Ampere Dari perhitungan didapatkan nilai KHA = 51.58 A. Sehingga kabel yang harus digunakan adalah yang dapat menghantarkan arus sebesar 51.58 ampere tanpa ada gangguan dari internal kabel tersebut yaitu kabel berukuran 10mm2. 4.3 Analisa Perbandingan Perhitungan Dengan Arus Setting Terpasang Dari perhitungan yang dilakukan maka didapatkan perbandingan ukuran pengaman pada motor penggerak bucket elevator pada proses packing atau pengantongan PT. Semen Baturaja antara perhitungan dengan ukuran pengaman yang terpasang yaitu : 1. Untuk pemutus sirkit/rangkaian pada Motor Bucket Elevator Hasil Perhitungan yang didapat : 103.18 Ampere
2. Untuk pengaman beban lebih Thermal Overload Relay (TOR) Hasil Perhituangan yang didapat : 41.27 Ampere
37