Anda di halaman 1dari 10

BAB II PROFESI CPA (AKUNTAN PUBLIK) I.

KEGIATAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK KAP menyedikan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya. Jasa-jasa tambahan yang biasanya diberikan oleh KAP meliputi : a. Jasa akuntansi dan pembukuan : Banyak klien kecil yang memiliki staf akuntansi terbatas mengandalkan KAP untuk menyusun laporan keuangannya. b. Jasa perpajakan : KAP menyiapkan SPT pajak korporasi dan perorangan baik untuk klien audit maupun non audit. Hampir setiap KAP melakukan jasa perpajakan, yang mungkin mencakup pajak bumi dan bangunan, pajak hadiah, perencanaan pajak, serta aspek-aspek lain dari jasa perpajakan. c. Jasa konsultasi manajemen : Kebanyakan KAP memberikan jasa tertentu yang memungkinkan kliennya mengoperasikan bisnis secara lebih efektif. Jasa ini disebut jasa konsultai manajemen atau jasa konultasi manajemen. Jasa ini berkisar dari saran singkat untuk memperbaiki system akuntansi klien hingga nasihat menyangkut manajemen resiko, teknologi informasi dan rancangan system ecommerce, uji tuntas marger dan akuisisi, serta konsultasi manfaat aktuaria.

II. STRUKTUR KANTOR AKUNTAN PUBLIK Sifat dan ragam jasa yang ditawarkan KAP sangat bervariasi, dan hal itu mempengaruhi organisasi dan struktur kantor terebut. Tiga factor utama yang mempengaruhi struktur organisasional semua KAP adalah : a. Kebutuhan akan indepedensi dari klien ; independensi memungkinkan auditor tetap tidak bias dalam menarik kesimpulan tentang laporan keuangan. b. Pentingnya struktur untuk memicu kompetensi ; kompetensi memungkinkan auditor melakanakan audit dan melakukan jasa-jasa lain secara efisien dan efektif. c. Meningkatnya resiko tuntutan hukum yang dihadapi auditor ; dalam suatu dasarwasa, KAP mengalami peningkatan biaya yang berkaitan dengan tuntutan hukum.

STRUKTUR ORGANISASI Tersedia enam struktur organiasi bagi KAP. Kecuali peruahaan perorangan (proprietorship), setiap truktur menghasilkan suatu entitas yang terpisah dari akuntan secara pribadi, yang membantu meningkatkan indepedensi auditor. Empat struktur organiasi yang terakhir memberikan perlindungan tertentu terhadap kerugian akibat tuntutan hukum. Perusahaan Perorangan hanya kantor dengan pemilik tunggal yang dapat beroperasi dalam bentuk ini. Secara tradisional, semua kantor dengan pemilik tunggal diorganisasikan sebagai perusahaan perorangan (proprietorship), tetapi dalam tahun-tahun terakhir sebagian besar sudah berubah menjadi bentuk organisasi yang memiliki kewajiban yang lebih terbatas akibat resiko tuntutan hukum. Persekutuan Umum (general partnership) bentuk organiasi ini sama seperti perusahaan perorangan, kecuali bahwa bentuk ini menyangkut banyak pemilik. Struktur organisasi ini juga semakin kurang populer karena bentuk kepemilikan lain yang menawarkan perlindungan hukum tertentu telah diperbolehkan menurut hukum Negara bagian. Korporasi Umum keunggulan korporasi adalah bahwa para pemegang sahamnya hanya bertanggung jawab sampai sebatas investasi mereka dalam korporasi itu. Korporasi Profesional Korporai professional memberikan jasa-jasa profesional dan dimiliki oleh satu atau lebih pemegang saham. Limited Liability Company Limited liability company (LLC) menggabungkan atribut-atribut yang paling menguntungkan dari korporasi umum dan persekutuan umum. LLC biasanya memakai struktur dan dikenai pajak seperti persekutuan umum, tetapi para pemiliknya memiliki tanggung jawab pribadi yang terbatas yang mirip dengan kewajiban dalam korporasi umum. Limited Liability Partnership Limited liability partnership (LLP) dimiliki oleh satu atau lebih parter. Struktur dan pajaknya sama seperti persekutuan umum, tetapi perlindungan kewajiban pribadi dalam LLP lebih rendah ketimbang dalam korporasi umum atau LLC. Para parter dalam LLP secara pribadi ikut bertanggung jawab atas utang dan kewajiban perekutuan, tindakan mereka sendiri dan tindakan orang lain dibawah supervise mereka. Para parter tidak secara pribadi bertanggung jawab atas kewajiban yang berasal dari tindakan ceroboh partner lain dan pegawai yang tidak berada dibawah supervisinya.

HIERARKI KAP YANG KHAS Hierarki organisasi dalam suatu KAP yang khas meliputi partner atau pemengang saham, manajer, penyelia, auditor senior atau penanggung jawab, serta asisten. Seorang pegawai baru biasanya memulai kariernya dalam KAP sebagai asisten dan menjalani 2 atau 3 tahun dalam setiap klasifikasi sebelum meraih status partner. Dalam buku ini kami menyebut auditor yang kami maksud adalah orang yang melakukan aspek tertentu dari suatu audit. Tabel 2.2 mengikhtisarkan pengalaman dan tanggung jawab setiap tingkatan klasifikasi di dalam KAP. Tingkat Staf Pengalaman Rata-rata Asisten Staf Auditor 0-2 tahun senior 2-5 tahun Melakukan sebagian besar pekerjaan audit yang terinci Menggordinasikan dan bertanggung jawab atas pekerjaan lapangan audit, termasuk mengawasi dan mereview pekerjaan staf 5-10 tahun Membantu penanggung jawab merencanakan dan mengelola audit, mereview pekerjaan penanggung jawab, serta membina hubungan dengan klien, seorang manajer mungkin bertanggung jawab atas lebih dari satu penugasan pada saat yang lama. Partner 10 tahun ke Mereview keseluruhan pekerjaan audit dan terlibat dalam atas keputuan-keputusan audit yang signifikan. Seorang partner adalah pemilik KAP dan karenanya mengembang tanggung jawab akhir dalam melaksanakan audit dan melayani klien. Tanggung Jawab Utama

atau penanggung jawab Manajer

E-COMMERCE DAN OPERASI KAP KAP memanfaatkan internet untuk memasarkan jasa-jasanya serta menyoroti hal-hal seperti lokasi kantor atau afiliasi, lini-lini jasa, serta spesialisasi industri dan menyediakan alat-alat serta bahan acuan bagi klien yang sekarang maupun calon klien. KAP memanfaatkan sumber daya dan database online untuk membantu para stafnya agar selalu mengetahui peluang bisnis baru serta masalah penetapan standar. 3

III. STANDAR AUDIT BERLAKU UMUM (GAAS) Standar audit merupakan pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi tanggung jawab profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan historis. Standar ini mencakup pertimbangan mengenai kualitas professional seperti kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan dan bukti. Standar audit yang berlaku umum dibagi menjadi tiga kategori: STANDAR UMUM Standar umum menekankan pada pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor. a. Pelatihan dan kecakapan teknis memadai Standar umum yang pertama yang biasanya diinterpretasikan sebagai keharusan bagi auditor yaitu memiliki pendidikan formal di bidang audit dan akuntansi, pengalaman praktik yang memadai bagi pekerjaan yang sedang dilakukan serta mengikuti pendidikan professional yang berkelanjutan. b. Sikap mental independen Kode etik dan pernyataan standar audit menekankan kebutuhan akan independensi. KAP diharuskan mengikuti praktik-praktik tertentu untuk meningkatkan independensi semua personel. c. Kemahiran professional Kemahiran professional berarti bahwa auditor professional bertangung jawab melaksanakan tugasnya dengan tekun dan seksama.Kecermatan mencakup pertimbangan mengenai kelengkapan dokumentasi audit, kecukupan bukti audit, serta ketepatan laporan audit.Sebagai professional, auditor tidak boleh bertindak ceroboh atau memiliki niat buruk, tapi mereka juga tidak diharapkan untuk sempurna. STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN Standar pekerjaan lapangan menyangkut pengumpulan bukti dan aktivitas lain selama pelaksanaan audit yang sebenarnya. a. Perencanaan dan pengawasan yang memadai Audit direncanakan secara layak untuk memastikan audit itu memadai dan para asisten diawasi dengan sebagaimana mestinya. Pengawasan sangat penting dalam audit karena 4

sebagian besar pekerjaan lapangan dilakukan oleh anggota staf yang kurang berpengalaman. b. Memahami entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal Pemahaman bisnis dan industri klien dapat membantu auditor mengidentifikasi risiko bisnis yang signifikan dihadapi klien serta risiko adanya salah saji signifikan dalam laporan keuangan. Salah satu konsep yang diterima luas dalam teori dan praktik audit adalah pentingnya system pengendalian klien untuk mengurangi risiko bisnis klien, menjaga asset dan catatan serta menghasilkan informasi keuangan yang andal. Jika auditor yakin bahwa klien memiliki system pengendalian yang baik maka jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan akan jauh lebih sedikit daripada bila klien memiliki pengendalian yang tidak memadai. c. Bukti yang mencukupi dan tepat Keputusan tentang berapa banyak dan jenis bukti apa saja yang harus dikumpulkan dalam keadaan tertentu membutuhkan pertimbangan professional. STANDAR PELAPORAN Keempat standar pelaporanmengharuskan auditor menyiapkan laporan mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk pengungkapan informative.Standar pelaporan juga mensyaratkan bahwa laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum dan juga mengidentifikasi keadaan dimana GAAP tidak diterapkan secara konsisten dalam tahun berjalan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. PERNYATAAN STANDAR AUDIT (PSA) Standar audit yang berlaku umum(GAAS) masih terlalu umum untuk memberikan pedoman yang berarti, sehingga auditor menggunakan PSA yang diterbitkan DSPAP sebagai pedoman yang lebih khusus. PSA menginterpretasikan standar audit yang berlaku umum dan merupakan referensi paling terotorisasi yang tersedia bagi auditor. Pernyataan tersebut memiliki status GAAS dan seringkali disebut sebagai standar audit atau GAAS meskipun bukan merupakan bagian dari kesepuluh standar audit yang berlaku umum. Standar audit yang berlaku umum dan PSA dianggap sebagai literature terotorisasi dan setiap anggota yang melakukan audit atas laporan keuangan historis diharuskan mengikuti standar ini menurut kode etik IAPI.

KLASIFIKASI PERNYATAAN STANDAR AUDIT Semua PSA diberi dua nomor klasifikasi, yaitu satu nomor PSA dan satu nomor SA yang menunjukkan lokasi dalam kodifikasi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).Kedua system klasifikasi ini digunakan dalam praktik. Nomor PSA menunjukkan urutan pernyataan itu saat dikeluarkan jika berhubungan dngan PSA lain, sementara nomor SA menunjukkan lokasinya dalam kodifikasi seluruh PSA yang dikeluarkan IAPI. Nomor-nomor SA dimulai dengan angka 2 selalu merupakan interpretasi atas standar umum, yang dimulai dengan angka 3 berkaitan dngan standar pekerjaan lapangan, yang dimulaidengan angka 4, 5, 6 berkenaan dengan standar pelaporan. GAAS DAN STANDAR KINERJA GAAS dan PSA merupakan pedoman audit yang terotorisasi bagi anggota profesi namun keduanya memberikan lebih sedikit arahan kepada audit daripada yang dapat diasumsikan. Hamper tidak ada prosedur audit spesifikasi yang disyaratkan oleh standar-standar itu dan tidak ada persyaratan khusus bagi keputusan auditor. GAAS dan PSA dianggap sebagai standar minimum kinerja oleh para praktisi dan bukan sebagai standar maksimum atau ideal.Keberadaan standar audit tidak berarti bahwa auditor harus selalu mengikutinya. Jika auditor percaya bahwa persyaratan standar tidak praktis atau tidak mungkin dilakukan, maka auditor dibenarkan untuk mengikuti standar alternative.Demikian pula jika masalahnya tidak signifikan juga tidak perlu mengikuti standar.Akan tetapi beban untuk menunjukkan alasan yang membenarkan penyimpangan dari standar menjadi tanggung jawab auditor. Bila menginginkan pedoman yang lebih spesifik, auditor harus melihat sumber-sumber yang kurang terotorisasi, termasuk buku teks, jurnal dan publikasi teknis. Bahan yang dipublikasikan oleh IAPI seperti pedoman audit industry, menyediakan bantuan untuk menyelesaikan masalah tertentu. IV. PENGENDALIAN MUTU Pengendalian mutu bagi sebuah KAP terdiri atas metode-metod yang digunakan untuk memastkan bahwa kantor itu memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien dan pihak-pihak lain.Metode ini meliputi struktur organisasi KAP itu serta prosedur yang ditetapkan.Pengendalian mutu berkaitan erat namun berbeda dngan GAAS. Untuk memastikan bahwa standaar audit yang berlaku umum diikuti dalam setiap audit, KAP mengikuti prosedur pengendalian mutu khusus yang membantu memenuhi

standar itu secara konsisten pada setiap penugasan. Pengendalian mutu ditetapkan untuk KAP secara keseluruhan sedangkan GAAS data diterapkan pada setiap penugasan. UNSUR-UNSUR PENGENDALIAN MUTU IAPI belum menetapkan prosedur pengendalian mutu yang khusus bagi KAP. Prosedur itu akan bergantung pada hal-hal seperti ukuran kantor, jumlah cabang yang berpraktik serta sifat praktik. Prosedur pengendalian mutu dari sebuah kantor internasional dengan banyak klien multinasional yang kompleks akan sangat berbeda prosedur untuk kantor yang beranggotakan lima orang, yang mengkhususkan diri dalam audit-audit kecil dalam satu atau dua industry. DSPAP saat ini sedang dalam proses mengadobsi Standar Internasional Pengendalian Mutu IFAC. Dalam standar tersebut, terdapat enam unsur pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan KAP dalam menetapkan kebijakan dan prosedurnya. PEER REVIEW KAP harus mendaftarkkan diri dalam program pemantauan praktik IAPI agar para anggota KAP memenuhi syarat keanggotaan Dewan Reviewer Mutu (DRM). Pemantauan praktik yang juga dikenal sebagai peer review merupakan suatu telaah. Program peer review IAPI yang diselenggarakan oleh DRM normalnya dilaksanakan oleh sebuah tim yang terdiri dari partner dan manajer yang dipilih dari KAP-KAP. Setelah review selesai, para peninjau mengeluarkan laporan yang menyebutkan kesimpulan dan saran mereka. Peer review menguntungkan KAPkarena membantu memenuhi stanadr pengendalian mutu,yang selanjutnya menguntungkan profesi melalui peningkatan kinerja para praktisi dan peningkatan mutu audit. KAP yang menjalani peer review dapat memperoleh manfaat lebih jauih jika review itu meningkatkan Pratik KAP, sehingga akan memperbaiki reputasi dan efektivitasnya dan memperkecil kemungkinan timbulnya tuntutan hukum. Berikut merupakan lima unsur pengendalian mutu: 1. Independensi,integritas dan objektivitas Persyaratan dalam unsur ini yaitu seluruh personel yang bertugas harus mempertahankan independensi dalam fakta dan penampilan, melaksanakan semua tanggung jawab professional

dengan integritas serta mempertahankan objektifitas dalam melaksanakan tanggung jawab professional mereka. 2. Manajemen kepegawaian Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk memberi KAP kepastian yang wajar bahwa: a. Semua personel baru memiliki kualifikasi untuk melakukan pekerjaan secara kopeten b. Pekerjaan diserahkan kepada personel yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai c. Semua personel ikut serta dalam pendidikan profesi berkelanjutan serta kegiatan pengembangan profesi yang memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawab yang diberikan d. Personel yang terpilih untuk profesi kenaikan jabatan memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan. 3. Penerimaan dan keberlanjutan klien serta penugasan Kebijakan danprosedur harus ditetapkan untuk memutuskan apakah akan menerima atau melanjutkan hubungan dngan klien. Kebijakan dan prosedur ini harus meminimalkan risiko yang berkaitan dengan klien yang manajemennya ridak memiliki integritas.KAP juga harus hanya menerima penugasan yang dapat diselesaikan dngan kompetensi professional. 4. Kriteria penugasan Kebijakan dan prosedur harus memastikan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh personel penugasan memenuhi standar profesi yang berlaku, persyaratan peraturan dan standar mutu KAP itu sendiri. 5. Pemantauan Harus ada kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa keempat unsur pengendalian mutu lainnya ditetapkan secara efektif. STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi akuntan publik di Indonesia yang bertujuan untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di Indonesia.SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).

Seiring perkembangan yang terjadi dalam dunia akuntansi dengan berbagai perubahan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) agar bersesuaian dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB), maka Dewan Standar Profesional (DSP) IAPI melakukan penyesuaian terhadap standar profesi yang ada. Penyesuaian tersebut berupa pencabutan beberapa standar yang sudah tidak relevan, pencantuman beberapa standar baru, dan penyelarasan frasa agar bersesuaian dengan frasa yang digunakan dalam SAK.

Diharapkan, SPAP 31 Maret 2011 ini mampu menjawab kelangkaan SPAP di pasar agar dapat memenuhi kebutuhan para praktisi akuntan publik, dunia pendidikan yang menggeluti bidang akuntansi dan profesi akuntan publik, dan pihak-pihak lain yang tertarik dengan hal-hal terkait profesi akuntan publik. Standar Profesional Akuntan Publik terdiri dari enam standar yaitu: 1. Standar Auditing. 2. Standar Atestasi. 3. Standar Jasa Akuntansi dan Review. 4. Standar Jasa Konsultasi. 5. Standar Pengendalian Mutu. 6. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik. Kelima standar yang pertama merupakan standar teknis yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik., sedangkan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan aturan moral yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik. Keenam standar profesional ini disusun untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan akuntan publik bagi masyarakat.

Standar Auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis, yang terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA) termasuk interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA).Standar ini bersifat mengikat bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.

Standar Atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan, dan prosedur yang disepakati). Standar atestasi terdiri dari 11 9

standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi (PSAT), termasuk Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT).Standar ini mengikat akuntan publik dan pelaksanaaannya bersifat wajib.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.Dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR), dan bersifat mengikat akuntan publik sehingga pelaksanaannya wajib.

Standar Jasa Konsultasi memberikan panduan bagi praktisi yang menyediakan jasa konsultasi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Dalam jasa konsultasi, para praktisi menyajikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.

Standar Pengendalian Mutu, memberikan panduan bagi kantor akuntan publik dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompertemen Akuntan Publik.

Hubungan Standar Atestasi dan Standar Auditing Audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia merupakan satu di antara jasa atestasi yang disediakan KAP kepada masyarakat. Dalam tahun-tahun terakhir ini, permintaan jasa atestasi oleh klien, lembaga pemerintah, dan pihak lain telah meluas, tidak hanya terbatas pada audit atas laporan keuangan historis, namun mencakup juga jasa profesi akuntan publik yang memberikan tingkat keyakinan (level of assurance) di bawah tingkat keyakinan yang diberikan oleh auditor dalam audit atas laporan keuangan historis.

10

Anda mungkin juga menyukai