Anda di halaman 1dari 24

BAB II LANDASAN TEORI 2.

1 INVERTER Kualitas Inverter merupakan penentu dari kualitas daya yang dihasilkan oleh suatu sistem. Inverter berfungsi merubah tegangan DC baterai atau rangkaian rectifier-charger menjadi tegangan AC, sinyal atau gelombang output berbentuk kotak setelah melalui pembentukan gelombang dan rangkaian filter. Tegangan output yang dihasilkan harus stabil baik amplitudo tegangan maupun frekuensinya. Inverter yang digunakan secara umum ada dua macam yaitu : 1. Inverter dengan frekuensi dengan tegangan konstan atau CVCF (Constant Voltage Constant Frequency). Pada umumnya Inverter ini digunakan untuk peralatan-peralatan elektronika atau peralatan listrik satu fasa. 2. Inverter dengan frekuensi dan tegangan berubah-ubah. Pada umumnya Inverter ini digunakan pada pemakaian khusus seperti pada motor listrik tiga fasa dengan sumber tegangan DC. Inverter satu fasa segi empat adalah suatu Inverter yang bentuk sinyal atau gelombang keluarannya adalah segi empat (kotak). Inverter satu fasa ada 2 jenis yaitu Inverter segi empat setengah jembatan (Inverter setengah gelombang) dan Inverter segi empat jembatan penuh (Inverter gelombang penuh). 2.1.1Rangkaian Inverter Setengah Gelombang Inverter setengah gelombang dapat dijelaskan melalui gambar 2.1 di bawah ini:

Ket : S1 = SaklarS S2 = Saklar

E 2

t
E 2

S1 ON

S2 ON

(b)

Gambar 2. 1 : (a) Inverter Setengah Jembatan Satu Fasa (b) Grafik tegangan (Samson DMS,2005) Saklar S1 dan S2 ON-OFF bekerja secara bergantian. Pada saat S1 ON arus mengalir dari E/2 (+) S1 beban B-A E/2 (-), sedangkan S2 dalam keadaan terbuka. Pada waktu S2 ON sedangkan S1 terbuka, maka arus dari E/2 (+) beban AB S2 E/2 (-). Dengan demikian dalam satu periode ini beban merasakan adanya arus yang mengalir dalam dua arah (bolak-balik). Di mana pada gambar 2.1 (b) dapat dilihat bentuk grafik tegangan beban A-B. Besarnya tegangan pada beban adalah : Veff2 = = Veff2 =
1 V 2 dt T 1 T
2

( E / 2)
0

dt

1 (E/2)2(2 ) 2

Veff2 = E/22 Jadi : Veff = E/2 .........................................................................(2.1)

Jika saklar S1 dan S2 diganti dengan suatu saklar elektronik yang dapat memenuhi kriteria di atas, minsalnya dengan dua buah Mosfet. Maka rangkaian Inverter segi empat setengah jembatan dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut :

Gambar 2.2 Inverter Segi Empat Setengah Jembatan dengan Menggunakan Saklar Elektronik (Samson DMS,2005)

2.1.2 Rangkaian Inverter Gelombang Penuh Rangkaian Inverter jembatan gelombang penuh satu fasa dapat dijelaskan melalui gambar 2.3 berikut ini :
V
E

S1-S4 = Saklar

t
-E
S1, S2 ON S3, S4 ON

Gambar 2.3 (a) Rangkaian Inverter Segi Empat Jembatan Penuh (b) Grafik Gelombang Keluaran(Samson DMS,2005)

Prinsip kerja dari Inverter segi empat jembatan penuh ini adalah sebagai berikut : Pada saat S1, S2 ON dan S3, S4 OFF, maka arus akan mengalir dari sumber tegangan E (+) S1 - beban S2 E(-). Pada saat saklar S3, S4 ON dan S1, S2 OFF, maka arus akan mengalir dari sumber tegangan E(+) S3 beban S4 E(-). Dengan demikian untuk satu perioda ini beban dialiri arus dalam dua arah (arus bolak-balik). Jika saklar S1, S2, S3 dan S4 diganti dengan komponen (saklar) elektronik yang memenuhi kriteria di atas, misalnya sebuah transistor, maka Inverter segi empat jembatan penuh dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut :

Q1

Q2

Beban + E Q3 + Q4

Gambar 2. 4 Rangkaian Inverter Segi Empat Jembatan Penuh Menggunakan Saklar Elektronik(Samson DMS,2005) Dapat di buat rumus sebagai berikut:
1 Veff = T
2
2

V (t ) dt
2 0 2

1 = T

E2 dt +

E
0

dt

1 2 E + E2, 2 E 2 T

2E 2 2

= E2 Veff2 = E2 Jadi : Veff = E............................................................................. 2.2 PENYEARAH (RECTIFIER) Penyearah adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolakbalik (AC) menjadi sinyal sumber arus searah (DC). Umumnya penyearah digunakan untuk mengisi baterai yang mendapat suplai tegangan AC dari PLN. Rangkaian penyearah banyak menggunakan transformator step down yang digunakan untuk menurunkan tegangan sesuai dengan ouput yang diinginkan. Penyearah dibedakan menjadi 2 jenis, penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh. Adapun penyearah yang digunakan dalam perancangan tugas akhir ini adalah penyearah gelombang penuh jembatan dioda. Gambar 2.5 memperlihatkan bentuk rangkaian dari penyearah gelombang penuh. Dimana pada saat terinal A dari transformator positif arus menuju dioda D2, beban dan dioda D3 untuk setengah gelombang pertama selanjutnya untuk setengah gelombang berikutnya terminal B akan positif sehingga arus mengalir melalui dioda D4, beban dan D1.
T1 A D1 AC D3 B Beban D4 D2

(2.2)

Gambar 2.5 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Jembatan

a. Gelombang tegangan Input

b. Gelombang Tegangan Output Gambar 2.6 Bentuk Gelombang Penyearah Gelombang Penuh Jembatan Untuk penyearah gelombang penuh, tegangan arus searah yang dihasilkan :

Vdc

2Vm

... (2.3)

Arus searah yang dihasilkan :

Tegangan efektifnya : Vrms Vm 2 ... (2.4)

Dan arus efektifnya : Irms Im 2 ... (2.5)

2.3 MOSFET Metal Oxida Semiconductor Field effect Transistor atau MOSFET memiliki sebuah sumber, gerbang dan saluran. Akan tetapi gerbang diisolasi oleh saluran. Oleh karena itu arus gerbang lebih kecil dari pada JFET. MOSFET kadang-kadang disebut IGFET, yang merupakan kepanjangan dari insulated gate FET. Ada dua jenis MOSFET yaitu : a. b. Depletion enhanchement MOSFET (DE MOSFET) Enhanchement MOSFET (E MOSFET) Di luar pengaplikasiannya DE MOSFET jarang digunakan, yang sering digunakan adalah E MOSFET, secara luas digunakan dalam kedua macam rangkaian baik diskret maupun terpadu. Dalam rangkaian diskret, kegunaan utamanya adalah pensaklaran daya, yang mengubah arus besar menjadi hidup dan mati. Dalam rangkaian terpadu, kegunaannya adalah dalam pensaklaran digital proses dasar di belakang komputer modern. DE MOSFET adalah semacam MOSFET yang dapat beroperasi dengan depletion action (aksi pengosongan) dan enhanchement action (aksi peningkatan). E MOSFET adalah semacam MOSFET yang beroperasi dengan enhanchement action (aksi peningkatan) saja. Sesuai dengan kanalnya DE MOSFET dapat dibedakan menjadi DE MOSFET kanal E MOSFET kanal P dan kanal N. P dan kanal N, begitu juga dengan

10

2.3.1

Cara Kerja DE MOSFET dan E MOSFET

Gambar 2.7 Rangkaian kerja DE MOSFET ( Malvino, 2003) Merupakan rangkaian kerja DE MOSFET kanal N, dengan tegangan positif maupun negatif yang diberikan pada gate tidak akan menyebabkan adalah metal oxida antara gate dan saluran. Bila gate diberi tegangan negatif, maka muatan negatif pada gate ini akan menolak elektron-elektron yang ada pada saluran, sehingga arus drain ID akan berkurang. Pada tegangan gate tertentu, semua elektron bebas pada saluran akan terusir, sehingga menyebabkan tidak mengalirnya arus drain ID. Karena itu operasi tegangan gate negatif disebut depletion action (aksi pengosongan). Bila gate diberi tegangan positif, maka muatan positif ini akan menarik eklekron-elektron bebas pada saluran antara gate dan substrat. Hal ini akan meningkatkan arus drain ID, karena itu operasi ini dinamakan enhanchement action (aksi peningkatan). Karena itu MOSFET ini dapat beroperasi dengan depletion action dan enhanchement action, maka MOSFET ini dikatakan DE MOSFET (Depletion Enhanchement MOSFET).

Gambar 2.8 Rangkaian kerja E MOSFET ( Malvino 2003)

11

Cara kerja rangkaian E MOSFET adalah Substrat (St) menutup seluruh jalan (saluran) antara Source (S) dan Drain (D). E MOSFET ini adalah sejenis MOSFET yang hanya berkerja dengan aksi peningkatan saja. Pada saat VGS = nol, tidak ada drain ID yang mengalir walaupun VDD ada tegangannya, karena bahan P tidak mempunyai pembawah muatan. Apabilah gate diberi tegangan positif yang cukup besar, maka akan mengalirlah arus drain ID. Bila gate mendapat tegangan positif maka akan terinduksi yang ada pada bahan P tersebut. Selanjutnya bila tegangan positif pada gate dinaikkan hingga mencapai suatu harga tertentu, maka elektron-elektron bebas akan membentuk lapisan tipis yang berfungsi sebagai pembawa muatan yang mengakibatkan arus drain ID naik. 2.3.2 Drain-Source dalam Hambatan Ketika E-MOSFET dibiaskan di daerah ohmic, E-MOSFET sama dengan hambatan RDS(on). Hampir semua lembar data akan menampilkan nilai dari hambatan ini pada arus saluran dan tegangan gate-source spesifik. Gambar 2.8 menunjukkan ide ini. Ada titik Qtest pada daerah ohmic kurva VGS= VGS(on). Pabrik mengukur ID(on) dan VDS(on) pada titik Qtes. Dari sini, pabrik menghitung nilai RDS(on) menggunakan definisi berikut:
RDS VDS ( on ) I D ( on )

..............................................................................(2.21)

Gambar 2.9 Pengukuran RDS(on) (Malvino2003)

12

Tabel 2.1 E-MOSFET sinyal kecil (Malvino2003) Peranti VN2406L BS107 2N7000 VN10LM MPF930 IRFD120 2.3.3 VGS(th)V 1,5 1,75 2 2,5 2,5 3 VGS(on)V 2,5 2,6 4,5 5 10 10 ID(on) 100mA 20mA 75mA 200mA 1A 600mA RDS(ON) 10 28 6 7,5 0,9 0,3 ID(max) 200mA 250mA 200mA 300mA 2A 1,3A PD(max) 350mW 350mW 350mW 1W 1W 1W

Pembiasan di Daerah Ohmic Dalam Gambar 2.29 a, arus jenuh saluran pada rangkaian adalah:

I D ( sat )

VDD ............................................................................(2.22) RD

Dan tegangan cut off saluran adalah VDD. Gambar 2.90b menunjukan garis beban DC di antara arus jenuh ID(sat) dan tegangan cut off VDD. Ketika VGS = 0, titik Q berada pada batas bahwa dari garis beban DC. Ketika VGS = VGS(on), titik Q pada batas atas dari garis baban. Ketika Q berada di bawah titik Qtest, seperti ditunjukkan Gambar 2.29b, alat dibiaskan di daerah ohmic. Dengan cara lain, dibiaskan di daerah ohmic ketika memenuhi persyaratan:
I D ( sat ) I D ( on ) ketika VGS VGS ( on ) ........................................(2.23)

E-MOSFET

(a) (Malvino2003)

(b)

Gambar 2.10 ID(sat) lebihkecil ID(on) dengan VGS = VGS(on) memastikan kejenuhan.

13

Persamaan ini memberikan kita tahu apakah E-MOSFET sedang beroperasi di daerah aktif atau daerah ohmic. Melihat rangkaian E-MOSFET, ketika dapat menghitung ID(sat). jika ID(sat) lebih kecil dari ID(on) ketika hambatan kecil. V GS = VGS(on), kita akan mengetahui bahwa alat dibiaskan di daerah ohmic dan ini sama dengan

2.4 SILICON CONTROLLED RECTIFIER ( SCR ) Silicon Controlled Rectifier disingkat SCR komponen yang tersusun dari empat lapis bahan semi konduktor (Four Layers Diode). SCR termasuk dalam keluarga thyristor (Thyratron-Transistor), bahan dasar thyristor ini adalah dari silicon dengan pertimbangan jauh lebih tahan panas dibandingkan dengan bahan germanium. Thyristor banyak digunakan sebagai alat pengendali tegangan atau daya yang tinggi dengan kemampuan yang tinggi. SCR mempunyai tiga buah elektroda, yaitu Anoda, Katoda dan Gate dimana anoda berpolaritas positif dan kathoda berpolaritas negatif sebagai layaknya sebuah dioda penyearah (rectifier). Kaki Gate juga berpolaritas positip. Konstruksi dasar dan simbolnya digambarkan seperti gambar 2.6 berikut,

Gambar 2.11 Kontruksi dasar dan Simbol SCR

14

Karakteristik V I SCR : SCR dapat mengalirkan arus hanya pada satu arah yakni jika VA > VK serta bisa diatur sudut penyalaannya dengan mengatur tegangan gatenya.

Gambar 2.12 Karakteristik V I SCR Pada daerah pemblokiran maju, bila tegangan maju ditambah maka arus bocor hamper tidak berubah hingga pelipat gandaan pembawa muatan oleh adanya breakdown avalanche setelah keadaan dilampaui arus di dalam SCR yang mempunyai nilai cukup besar hingga loop gain = 1, pada keadaan ini SCR berkonduksi jika VA berada pada nilai tertentu, yang disebut arus bertahan (holding current). Bila arus anoda turun di bawah nilai arus bertahan SCR akan kembali pada pemblokiran maju. Pada keadaan pemblokiran mundur SCR berprilaku seperti dua dioda dipasang seri (terpanjar mundur). Pada keadaan VA > VK penambahan harga IG akan memperkecil daerah pemblokiran, untuk IG yang cukup besar bisa mengakibatkan SCR berperilaku seperti dioda terpanjar maju.

15

2.5 TRANSFORMATOR Transformator adalah suatu alat yang dapat mengubah nilai tegangan AC selain itu transformator juga dapat menaikan dan menurunkan tegangan AC menurut output yang diperlukan oleh pencatu daya. Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi. Sebuah transformator terdiri atas dua kumparan kawat yang terisolasi yang dililitkan mengelilingi kepingan-kepingan inti besi lunak. Kumparan input disebut kumparan primer sedangkan kumparan output disebut kumparan sekunder. Tegangan bolak-balik dihubungkan pada input dari kumparan primer. Tegangan output yang dibutuhkan muncul pada ujung-ujung kumparan sekunder. Pada transformator ideal daya pada sisi primer dan sekunder adalah sama. P2 = P1 ............................................................................... ................ (2.6) Atau V2I2 = V1I1 .......................................................................................... (2.7) Kita dapat menyusun kembali persamaan tersebut
I 1 V2 ..............................................................................................(2.8) I 2 V1

Tetapi persamaan 2.8 mengakibatkan V2 /V1 = N2 /N1 sehingga


I1 N 2 ......................................................................................... .....(2.9) I2 N1

Efesiensi Transformator Efesiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara daya keluaran (output) dengan daya masukan (input).
Daya _ Keluaran x100% .. ................................................ .(2.10) Daya _ masukan

Dalam masukan ialah daya keluaran + rugi-rugi Pin = Pout + P rugi ........................................................................ .(2.11) Atau: Pout = Pin+ P rugi ......................................................................... .(2.12)

16

Jadi

Pin Prugi Pin

x 100%................................................................................. (2.13)

Adapun Kontruksi dan simbol dari transformator ditunjukkan pada gambar 2.12 dibawah ini :

(a)

(b) Gambar 2.13 (a) Kontruksi dan (b) Simbol Transformator. Bila kawat pada kumparan sekunder lebih banyak dari pada kumparan primer, maka tegangan output lebih besar dari pada tegangan input. Ini yang disebut 17

transformator step-up atau penaik tegangan. Bila lilitan kawat pada kumparan primer lebih banyak dari pada kumparan sekunder, maka tegangan output akan lebih kecil dari pada tegangan input. Ini yang disebut dengan transformator step-down atau penurun tegangan. 2.6 BATERAI 2.6.1 Pengertian Baterai Baterai adalah salah satu alat yang mampu mengubah energi kimia yang terdapat didalam bahan aktifnya secara langsung, menjadi energi listrik dengan jalan reaksi elektro kimia. saat beterai digunakan maka energi kimia tersebut diubah menjadi energi listrik. Baterai yang digunakan sebagai sumber tenaga utama tegangan DC mempunyai tegangan sebesar 12 VDC. Adapun simbol baterai ditunjukkan pada gambar 2.13 dibawah ini :

Gambar 2.14 Simbol Baterai Kapasitas baterai menyatakan berapa lama kemampuan untuk memberikan aliran listrik pada tegangan tertentu yang dinyatakan dalam Ampere Hour (AH). Kapasitas baterai tergantung pada jumlah rancangan dan ukuran sel, elekrolit dan cara pengisian. Banyaknya energi yang dapat diberikan oleh setiap baterai yang terisi penuh juga tergantung pada beberapa variable seperti laju pengosongan, temperature, dan berat jenis elektrolit. Sebagai contoh untuk baterai dengan kapasitas arus 45 Ampere Hour (AH), maka baterai tersebut dapat mencatu erus 45 Ampere selama 1 jam atau 1 Ampere selama 45 jam Adapun kapsitas baterai dinyatakan sebagai berikut :

Q = I x t ........................................................................................ (2.13)

18

Dimana : Q = Kapasitas baterai dengan satuan AH. I = Arus pengisian atau arus pemakaian dengan satuan Ampere. t = waktu pengisian atau pemakaian dengan satuan Hour. Menurut penggunaan baterai terdiri dari 2 jenis yaitu : 1. Baterai Primer adalah baterai yang sangat sulit sekali bila dilakukan pengisian kembali secara listrik,. oleh karena itu baterai ini hanya bias dipakai satu kali dan tidak bias dipakai kembali. Banyak sekali diantara baterai-baterai primer ini yang menggunakan elektrolit yang dipisahkan oleh absorbent atau bahan pemisah, baterai ini dinamakan sel kering. Contoh dari baterai primer ini adalah baterai alkaline, mercuri dan lainnya. 2. Baterai sekunder adalah baterai-baterai yang bisa dilakukan pengisian kembali secara elektirk setelah baterai tersebut kosong. Penggunaan baterai sekunder ini lebih ekonomis dan praktis, karena dapat dilakukan pengisian kembali seperti semula. Cara pengisian baterai dilakukan dengan mengalirkan arus DC ke baterai tersebut. Baterai jenis ini merupakan suatu alat yang bisa menyimpan energi listrik dan dikenal dengan accumulator. 2.6.2 Accumulator Accumulator adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung proses elektrokimia yang revesibel (dapat berbalikan) dengan efisiensi yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia revesibel, adalah didalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah ( polaritas ) yang berlawanan didalam sel. Adapun konstruksi accumulator ditunjukkan oleh Gambar 2.15

19

Gambar 2.15 Konstruksi akumulator Bagian-bagian akumulator timah hitam dan fungsinya sebagai berikut : 1. Rangka, berfungsi sebagai rumah akumulator. 2. Kepala kutub positif, berfungsi sebagai terminal kutub positif. 3. Penghubung sel, berfungsi untuk menghubungkan sel-sel. 4. Tutup Ventilasi, berfungsi menutup lubang sel. 5. Penutup, berfungsi untuk menutup bagian atas akumulator. 6. Plat-plat, berfungsi sebagai bidang pereaktor. 7. Plat negatif, terbuat dari Pb, berfungsi sebagai bahan aktif akumulator. 8. Plat positif, terbuat dari PbO2, berfungsi sebagai bahan aktif akumulator. 9. Ruang sedimen, berfungsi untuk menampung kotoran. 10. Plastik pemisah, berfungsi untuk memisahkan plat positif dan negatif. 11. Sel-sel. Tiap sel accumulator ini terdiri dari dua macam elektroda yang berlainan, yaitu elektroda positif dan elektroda negative yang dicelupkan dalam suatu larutan kimia. Berikut prinsip kerja accumulator secara sederhana dapat dilihat pada gambar 2.16 dibawah ini : 20

(a)

(b)

Gambar 2.16 (a) Proses Pengosongan (Discharge); (b) Proses Pengisian (Charge) a. Proses pengosongan (discharge) pada sel berlangsung menurut skema Gambar 2.15.(a). Bila sel dihubungkan dengan beban maka, elektron mengalir dari anoda melalui beban ke katoda, kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda dan ion ion positif mengalir ke katoda. b. Pada proses pengisian (charge)menurut skema Gambar 2.15.(b) diatas adalah bila sel dihubungkan dengan power supply maka elektroda positif menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi katoda dan proses kimia yang terjadi adalah sebagai berikut: 1). Aliran elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui power suplai ke katoda. 2). Ion-ion negatif mengalir dari katoda ke anoda 3). Ion-ion positif mengalir dari anoda ke katoda Jadi reaksi kimia pada saat pengisian (charging) adalah kebalikan dari saat pengosongan (discharging)

21

2.7 Metode Charge Discharge Baterry (accumulator) merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk memberikan suplai tenaga terutama pada sepeda motor listrik, untuk itu perlu perhatian khusus agar penggunaan atau pemanfaatan baterai dapat secara maksimum. Dengan teknik proses charge discharge maka sebuah baterai dapat dimanfaatkan secara maksimum bahkan dengan teknik ini diperkirakan waktu operasi dari baterry akan lebih lama. Penelitian atau percobaan tentang charge discharge telah menghasilkan banyak sekali metode yaitu antara lain: Proses charge discharge dengan arus konstan Dari model ini didapat kesimpulan bahwa proses charge discharge akan berakhir ketika waktu yang telah diset terlampaui atau apabila kapasitas baterai (accumulator) yang ditentukan telah terpenuhi. Proses charge discharge dengan daya konstan Charge dengan daya konstan dilakukan ketika tegangan naik dan arus turun, proses ini berakhir ketika set time terpenuhi atau tegangan pada baterai terpenuhi. Sedangkan discharge dengan daya konstan ketika tegangan baterai turun dan arus naik dan discharge berakhir saat set time terlampaui atau tegangan beban terpenuhi. Proses charge dengan arus konstan ketika tegangan terminal lebih rendah dari pada tegangan charge Proses discharge dengan resistansi konstan ketika tegangan baterai turun dan arus juga turun. Untuk mengetahui waktu dalam proses pengisian accumulator, dapat menggunakan perhitungan dibawah ini Lamanya pengisian Arus (fauzi, 2007) Ta = Ah A Keterangan : Ta = Lamanya pengisian arus (jam). ...........................................................................(2.14)

22

Ah = Besarnya kapasitas accumulator (Ampere hours). A = Besarnya arus pengisian ke accumulator (Ampere). Lama Pengisian Daya Td = energiAh energiA keterangan : Td energi Ah energi A ..............................................................(2.15)

= Lamanya pengisian energi (jam). = Besarnya energi yang didapat dari perkalian Ah dengan besar tegangan accumulator (Watt hours). = Besarnya energi yang didapat dari perkalian A dengan besar tegangan accumulator (VA)

2.8 RELAY Relay merupakan piranti elektronik yang telah digunakan dalam penerapan yang sangat luas. Relay adalah suatu elemen kontrol penting dalam beberapa aplikasi pada industri. Pada pokoknya relay digunakan sebagai alat penghubung suatu rangkaian. Fungsi relay adalah untuk memutuskan atau menghubungkan suatu kontak elektronik. Relay terdiri dari atas dua bagian yaitu kontak dan koil. Kontak-kontak pada relay digerakkan secara tidak langsung menggunakan prinsip konversi elektromekanik, yakni dengan cara mengalirkan arus listrik pada bagian koilnya. Bagian koil dapat dialiri arus searah ataupun arus bolak-balik, tergantung jenis relay yang digunakan. Relay pengendali elektronik mekanis rangkaian pengendali elektronik mekanis atau dalam istilah asing sering disebut EMR (an electronic mecanical relay), merupakan suatu saklar mekanis. Relay jenis ini berfungsi untuk menghubungkan rangkaian beban ON atau OFF dengan memberi arus listrik pada bagian koilnya, yang kemudian akan membuka atau menutup kontak pada rangkaian. Relay biasanya mempunyai suatu kumparan (koil) tetapi mempunyai beberapa kontak, model sebuah relay dapat dilihat pada gambar 2.16.

23

Gambar 2.17 Relay elektromagnet dengan 1 kontak NO dan 1 kontak NC Dari gambar 2.10. dapat dilihat bahwa relay ini berisi kontak diam dan kontak bergerak. Kontak ditunjukkan dengan Normally open (NO) dan normally Close (NC). Jika bagian koil dari relay dialiri arus listrik maka kontak NO akan menutup sedangkan kontak NC akan membuka, posisi kontak tersebut akan tetap selama arus listrik tetap mengalir pada bagian koil. Kontak akan kembali ke posisi normalnya jika arus listrik pada koil diputus. 2.9 DIODA Dioda adalah komponen elektronika yang bersifat setengah penghantar (semikonduktor), berarti dioda hanya dapat mengalirkan arus listrik dari satu arah saja dan menghentikan arus listrik dari arah yang berlawanan. Dioda tersusun dari bahan semikonduktor tipe P dan semikonduktor tipe N. Pada dioda itu bahan semikonduktor tipe P dinamakan anoda sedangkan bahan semikonduktor tipe N dinamai dengan katoda. Simbol dioda dapat dilihat pada gambar 2.17. sebagai berikut:
Anoda Katoda

Gambar 2.18. Simbol dioda

24

Jika anoda yang terdapat pada dioda dihubungkan dengan kutub positif sumber arus, sedangkan katodanya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus, maka mengalirlah arus listrik dengan sempurna. Dapat dilihat pada gambar 2.18 a. Jika anoda dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus sedangkan katodanya dengan kutub positif, maka tidak ada arus yang mengalir atau arus mengalir sangat lemah sekali. Dapat dilihat pada gambar 2.8 b.

(a) (b) Gambar 2.19. (a). Dioda dengan tegangan maju, (b). Dioda dengan tegangan mundur 2.9.1 Karakteristik Dioda Didalam penggunaan dioda ada beberapa hal yang harus diingat yaitu jatuh tegangan dalam arah maju, biasanya berharga kecil yaitu 0,7 V untuk dioda silikon dan 0,3 V untuk dioda germanium. Jika tegangan dioda melebihi harga tersebut, arus dioda akan bertambah dengan cepat. Karakteristik dioda menunjukkan bahwa dioda menghantar dengan mudah dalam arah maju dan bekerja sebagai penghantar buruk dalam arah sebaliknya, jadi bila digunakan secara tepat suatu dioda akan bekerja sebagai penghantar searah. Hal ini dapat dilihat pada karakteristik dioda dala gambar 2.19

25

I (Am pere )

80 60 40 20

G S

V (V olt) 50 25 0 ,2 0 ,3 R everse 0 ,4 0 ,5 0 ,3 0 ,7

Gambar 2.20. Karakteristik Dioda

2.10 Light Emiting Dioda (LED) Light Emiting Dioda (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya. LED merupakanproduk temuan lain setelah dioda dan strukturnya sama dengan dioda. Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbedabeda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau. Bentuk fisik dan Simbol dioda LED ini ditunjukkan pada gambar 2.20 di bawah ini :

Gambar 2.21 Bentuk fisik dan Simbol LED 26

Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum, dan dayanya. Cashing dan bentuk fisik LED juga bermacam-macam ada yang bulat, persegi empat dan juga lonjong. 2.11 Dioda Zener Dioda zener adalah dioda yang dirancang khusus untuk beroperasi pada tagangan mundur. bentuknya sama dengan dioda biasa. Sifat dioda zener sama dengan dioda biasa, hanya saja dioda zener dapat menghantar walau dalam keadaan bias mundur yang rendah. Simbol dioda zener ditunjukkan pada gambar 2.21 dibawah ini :

Gambar 2.22 Simbol Dioda Zener Prinsip kerja doida zener yaitu dioda akan menghantar apabila tegangan sebesar tegangan tembusnya telah tercapai atau lebih. tetapi akam menyumbat bila tegangan kurang dari tegangan tembusnya.

27

Anda mungkin juga menyukai