Anda di halaman 1dari 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alkohol Alkohol adalah istilah yang dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alkohol dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Dalam bidang kimia, alkohol (atau alkohol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom karbon lainnya. Gugus fungsional alkohol adalah hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama alkohol primer, sekunder, dan tersier. Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Etanol dan metanol adalah alkohol primer. Alkohol skunder yang paling sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah 2- metilpropan-2-ol (Adriani, 2007). 2.1.1 Jenis-jenis Alkohol 1. Alkohol Primer Pada alkohol primer (1o), gugus OH mengikat hanya 1 atom karbon. 2. Alkohol Sekunder Pada alkohol sekunder (2o), gugus OH mengikat 2 atom karbon lainya. 3. Alkohol Tersier Pada alkohol tersier (3o), gugus OH mengikat 3 atom karbon lainya. 2.1.2 Reaksi- reaksi Alkohol 1. Reaksi Substitusi Nukleofilik Reaksi antara suatu alkil halida dan ion hidroksida adalah reaksi substitusi nukleofilik. Bila alkil halida primer dipanasi dengan natrium hidroksida dalam air, terjadi reaksi dengan jalan Sn2. Alkohol primer dapat diperoleh dengan teknik ini.

kalor CH3CH2CH2Br + OHCH3CH2CH2OH + Br-

1-bromopropana Suatu alkil halida primer 2. Reaksi Grignard

1-propanol Suatu alkohol primer

Reaksi Grignard memberikan suatu cara yang sangat baik untuk membuat alkohol yang berkerangka karbon rumit. Suatu reaksi Grignard dengan formaldehida menghasilkan alkohol primer, dengan aldehida lain menghasilkan suatu alkohol sekunder dan dengan keton menghasilkan suatu alkohol tersier 3. Reduksi Senyawa Karbonil Alkohol dapat dibuat dengan reaksi reduksi dari senyawa karbonil, dimana atom-atom hidrogen ditambahkan kepada gugus karbonilnya. O (1) NaBH4 CH3CCH3 (2) H2O, H+ Aseton 2-propanol CH3CHCH3

4. Hidrasi Alkena Alkohol dapat diperoleh bila suatu alkena diolah dengan air dan suatu asam kuat, yang berperan sebagai katalis, unsur-unsur air (H+ dan OH) mengadisi ikatan rangkap dalam suatu reaksi adisi. H+ CH2 = CH2 + H2O Etilena CH3CH2OH Etanol (Fessenden, 1986). 2.2 Fenol Fenol adalah senyawa kimia yang memiliki gugus hidroksil yang terikat langsung ke sebuah benzen atau cincin benzenoid. Senyawa dasar dari grup ini, C6H5OH, umumnya hanya disebut fenol, adalah zat penting dalam industri. Banyak sifat fenol yang mirip dengan alkohol, tapi kemiripan ini sering disederhanakan. Seperti arilamin, fenol adalah senyawa yang disfungsional, gugus hidroksil dan

cincin aromatik saling mempengaruhi, menggangu kereaktifitas kedua gugus tersebut (Carey, 2000). 2.2.1 Reaksi-reaksi Fenol a. Esterifikasi Fenol Esterifikasi fenol tidak melibatkan pemaksa pisahan C-O yang kuat dari fenol, tetapi bergantung pada pemisahan ikatan OH. Meskipun suatu asam karboksilat dapat digunakan dalam esterifikasi suatu fenol, biasanya rendemennya rendah. Hasil-hasil yang lebih baik dapat diperoleh jika digunakan suatu derivatif asam karboksilat yang lebih reaktif. Anhidrida asam asetat merupakan derivatif yang lebih reaktif yang menghasilkan ester asetat. O O Fenol O O

CH3C-OCCH3 + HOAnhidrida asam asetat

CH3COFenil asetat Suatu ester

+ CH3COH

b. Reaksi Kolbe Karena gugus OH merupakan activator cincin yang kuat dalam reaksi subtitusi elektrofilik, fenol dan fenoksida menjalani beberapa reaksi yang agak menarik. Salah satunya ialah reaksi Kolbe, yakni reaksi antara natrium feroksida dan CO2 yang menghasilkan natrium salisilat, dan menghasilkan asam salisilat bila.

c. Reaksi Reimer-Tiemann Reaksi fenol lain yang menarik adalah reaksi dengan kloroform dalam basa berair, yang disusul dengan perlakuan dengan asam berair. Produksinya ialah salisildehida. Reaksi ini disebut reaksi ReinerTiemann (Fessenden, 1986).

Anda mungkin juga menyukai