Anda di halaman 1dari 35

B A B 2 Deret Tak Hingga

BAB 2



2.1
Barisan

2.2
Deret Tak Hingga

2.3
Deret Suku Positif

2.4
Deret Ganti Tanda

2.4
Deret Pangkat

2.6
Deret Taylor dan Deret Mac Laurin


2
Deret Tak Hingga
B A B 2 Deret Tak Hingga

M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2



















Pendahuluan

Kebanyakan fungsi dapat diuraikan menjadi bentuk deret. Keunggulan ini amat
bermanfaat dalam aplikasi fisika karena dalam aplikasi fisika banyak hal-hal yang berkaitan
dengan bilangan yang sangat kecil atau selisih yang amat kecil antara dua buah fungsi. Pada
kasus-kasus seperti ini, suku-suku awal dari deret cukup memberikan informasi fenomena
fisika dengan bentuk yang lebih sederhana dibandingkan keseluruhan fungsi. Salah satu contoh
aplikasi adalah penggunaan uraian fungsi pada persamaan radiasi Planck.

Bab 2 akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan deret. Subbab 2.1 membahas
mengenai barisan tak hingga. Dilanjutkan dengan Subbab 2.2 mengenai deret tak hingga. Pada
Subbab 2.3 dibahas mengenai deret yang suku-sukunya positif sedangkan pada Subbab 2.4
dibahas mengenai deret yang suku-sukunya berganti tanda. Untuk deret dengan suku-suku
berupa fungsi dibahas pada Subbab 2.5, yaitu deret pangkat. Pada bagian akhir, Subbab 2.6,
dibahas mengenai salah satu deret yang banyak digunakan dalam aplikasi, yaitu deret Taylor.

Tujuan Instruksional Khusus

Mahasiswa mampu:
1. menerapkan aturan limit untuk menghitung
limit barisan dan menerapkan konsep
keterbatasan (boundedness) untuk meng-
indentifikasi kekonvergenan barisan monoton.
2. menggunakan konsep jumlah parsial untuk
membedakan deret konvergen dan divergen dan
mendefinisikan jumlah dari deret konvergen.
3. mengenali deret geometri dan deret collaps, dan
menghitung jumlahnya jika konvergen.
4. menggunakan uji integral, uji banding biasa, uji
banding limit, dan uji rasio untuk menen-tukan
kekonvergenan atau kedivergenan de-ret.
5. mengenali deret ganti tanda dan menerapkan
uji deret ganti tanda untuk mengidentifikasi
kekonvergenan mutlak dari deret.
6. menentukan jari-jari konvergensi dan him-
punan kekonvergenan dari deret pangkat.
7. menerapkan pengintegralan suku demi suku
dan penurunan pada deret pangkat, dan
melakukan operasi aljabar pada deret pangkat
secara manual untuk deret pangkat yang
sederhana dan dengan bantuan TIK untuk deret
pangkat yang lebih kompleks.
8. menguraikan fungsi dalam deret Taylor secara
manual dan dengan bantuan TIK.
9. menyebutkan dan menggunakan deret Taylor
dari fungsi elementer.
10. menggunakan sisa pada deret Taylor untuk
menduga kesalahan pendekatan pada
polinomial Taylor.

B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3
Barisan







Barisan Tak Hingga

Suatu barisan tak hingga adalah deretan terurut bilangan-
bilangan yang tak berakhir,

(1)

Karena barisan adalah deretan angka yang terurut, maka suku
pertama barisan adalah , suku kedua adalah , suku ketiga
adalah , dan seterusnya. Lebih lanjut, karena barisan ini adalah
barisan tak terhingga, maka untuk setiap suku selalu terdapat
suku

yang mengikutinya.



Notasi

Notasi yang digunakan untuk barisan adalah
atau secara sederhana . Apabila daerah asalnya adalah
bilangan bulat yang lebih besar atau sama dengan bilangan bulat
tertentu , maka notasi barisannya adalah . Contohnya
barisan maka notasinya adalah

.

Rumus barisan

Jika diberikan beberapa suku dari barisan, misalkan

(3)

DEFINISI 2.1 Barisan Tak Hingga

Barisan tak hingga (atau barisan) dari bilangan adalah fungsi
dengan daerah asal himpunan bilangan bulat positif dan
daerah hasil himpunan bilangan riil,

(2)
Barisan Tak Hingga, Kekonvergenan Barisan, Sifat Limit dan
Teorema-teorema Limit, Barisan Monoton

2.1
B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 4
dan

(4)

maka kita dapat mencari rumus untuk barisan (3) dan (4). Ada
dua macam rumus yang digunakan, yaitu:

1. Rumus eksplisit untuk suku ke-n.
Rumus eksplisit untuk barisan (3) adalah



2. Rumus rekursif.
Rumus rekursif untuk barisan (4) adalah



Contoh 1
Berikut ini beberapa contoh barisan yang ditulis dengan tiga
macam cara,

Notasi Rumus Daftar anggota








Contoh 2
Carilah rumus umum dari barisan dengan beberapa suku awal
sebagai berikut.

(5)

Penyelesaian
Rumus umum barisan (5) adalah




B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 5
Carilah rumus umum barisan apabila beberapa suku awalnya
adalah


Kekonvergenan Barisan

Perhatikan barisan-barisan di Contoh 1, masing-masing barisan
memiliki perilaku yang berbeda. Perhatian kita adalah jika n
menuju tak hingga apakah barisan tersebut menuju suatu nilai
tertentu? Apabila barisan menuju nilai tertentu, maka dikatakan
barisan konvergen. Definisi formal barisan yang konvergen
diberikan pada Definisi 2.2.



Gambar 1 memberikan ilustrasi dari barisan konvergen. Karena
ketaksamaan memiliki arti
maka, jika , titik-titik akan terletak antara garis
horizontal dan . Atau, jika di garis real, untuk
bilangan terletak antara titik dan (Gambar
2).

Contoh 3
Buktikan bahwa barisan , konvergen ke 0.

Penyelesaian
Barisan konvergen ke 0 karena .
Berdasarkan Definisi 2.2, barisan konvergen ke jika
untuk setiap bilangan positif terdapat bilangan asli N
sedemikian sehingga jika berlaku . Jika



DEFINISI 2.2 Barisan Konvergen

Barisan dikatakan konvergen ke bilangan L jika untuk
setiap bilangan positif terdapat bilangan asli N sedemikian
sehingga jika


Apabila tidak terdapat L, maka dikatakan barisan
divergen.

Barisan yang konvergen ke L seringkali ditulis dengan
dan L disebut limit dari barisan.
Gambar 1
( | | )
L L
n
a L
Gambar 2
B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 6
maka , sehingga berlaku . Misalkan
sembarang, pilih sedemikian sehingga jika
diperoleh



Jadi terbukti barisan konvergen ke 0.

Periksalah apakah barisan , , konvergen atau
divergen? Bila konvergen, tentukan kemana barisan ,
konvergen? Lakukanlah hal serupa namun untuk barisan
dengan .

Sifat Limit dan Teorema-teorema Limit

Seperti pada limit fungsi, terdapat operasi limit fungsi yang
analog dengan operasi pada barisan yang konvergen.



Contoh 4
Tentukan .

Penyelesaian



TEOREMA 2.1 Sifat Limit

Misalkan dan adalah barisan yang konvergen dan k
adalah konstanta, dan misalkan juga dan
ada, maka

a.
b.
c.
d.
e. asalkan
B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 7










Tentukan nilai dengan menggunakan sifat-sifat
limit seperti Contoh 4. Bandingkan hasilnya bila kita faktorkan
dulu bentuk tersebut menjadi bentuk .

Berikut ini adalah beberapa teorema untuk limit barisan.





Contoh 5
Tentukan limit dari barisan:




TEOREMA 2.3 Teorema Apit

Misalkan untuk suatu dengan K bilangan
bulat yang tetap dan
maka konvergen menuju L atau


TEOREMA 2.2 Aturan Substitusi untuk Barisan

Jika dan f adalah fungsi yang kontinu di x=L,
maka


B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 8
Penyelesaian


Karena untuk setiap n berlaku maka untuk
berlaku . Karena ,
maka menurut Teorema Apit kita peroleh . Jadi


Coba kalian gunakan Teorema Apit seperti pada Contoh 5 untuk
menentukan limit dari barisan berikut:


Pada barisan yang suku-sukunya berganti tanda, Teorema 2.4
berikut digunakan untuk menguji kekonvergenan barisan.



Contoh 6
Tunjukkan bahwa .

Penyelesaian
Dari Contoh 3 diketahui bahwa . Karena
maka menurut Teorema 2.4 .


Barisan Monoton

Suatu barisan dikatakan naik apabila



atau dan dikatakan turun apabila



atau . Barisan yang naik atau turun
dikatakan barisan monoton.
TEOREMA 2.4

Jika maka .

B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 9

Contoh 7
Tentukan apakah barisan , merupakan barisan
monoton.

Penyelesaian
Barisan merupakan barisan yang turun karena
mengakibatkan , maka . Lebih
lanjut , atau dengan kata lain , .
Karena barisan adalah barisan yang turun maka barisan
adalah barisan monoton.


Tentukan apakah barisan , merupakan barisan
yang monoton atau tidak.

Barisan dikatakan terbatas apabila terdapat bilangan
sedemikian sehingga , untuk setiap n.

Contoh 8
Tentukan apakah barisan , merupakan barisan
yang terbatas?

Penyelesaian
Karena maka untuk
setiap n. Berarti barisan adalah barisan yang terbatas dan
dibatasi oleh 1.

Coba kalian tentukan apakah barisan ,
terbatas? Bila terbatas, tentukan batasnya.

Misalkan adalah barisan yang monoton naik dan terbatas di
atas oleh M, maka walaupun suku-suku barisan naik, suku-
sukunya tidak akan melebihi batas atasnya. Kenyataan ini
memberikan ide mengenai kekonvergenan barisan monoton
pada Teorema 2.5 berikut.



Contoh 9
Tentukan apakah barisan pada Contoh 7 konvergen?

TEOREMA 2.5 Kekonvergenan Barisan Monoton

Setiap barisan monoton yang terbatas adalah konvergen.
B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 1 0
Penyelesaian
Barisan merupakan barisan yang monoton turun. Selain
itu, barisan ini juga terbatas di bawah oleh . Maka menurut
Teorema 2.5, barisan ini konvergen.



Deret Tak Hingga





Jumlah Deret

Misalkan barisan tak hingga. Jumlah suku-suku dari barisan
tak hingga disebut deret tak hingga dan ditulis sebagai

(6)

Contoh 1
Deret yang suku-sukunya dari barisan adalah

(7)

Perhatikan Tabel 1. Tabel ini menunjukkan jumlah n suku
pertama dari deret (7).

Tabel 1
N Jumlah n suku
pertama
5 0.96875000
10 0.99902344
15 0.99996948
20 0.99999905
25 0.99999997

Dari Tabel 1 dapat diharapkan bahwa jumlah deret (7) adalah 1.
Sehingga jumlah deretnya dapat ditulis sebagai,
Jumlah Deret, Deret Geometri, Sifat-sifat Deret Tak Hingga yang
Konvergen, Uji Suku ke-n untuk Kedivergenan, Deret Collaps

2.2
B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 1 1

(8)

Berdasarkan jumlah n suku pertama seperti pada Tabel 1,
dikenal suatu definisi yaitu jumlah parsial yang didefinisikan
sebagai berikut.



Perhatikan kembali kolom jumlah n suku pertama pada Tabel 1.
Kolom ini membentuk suatu barisan baru yaitu barisan jumlah
parsial

atau







Jumlah suatu deret dikatakan ada jika limit barisan jumlah
parsialnya ada.




DEFINISI 2.4 Jumlah Deret

Deret tak terhingga
konvergen dengan jumlah S jika
barisan jumlah parsial
konvergen ke S,

S disebut sebagai jumlah deret.

Jika divergen maka deret
divergen, yaitu deret
tidak mempunyai jumlah.


DEFINISI 2.3 Jumlah Parsial

Jumlah parsial ke-n, Sn , adalah





B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 1 2
Contoh 2
Tentukan jumlah deret tak hingga berikut


Penyelesaian


Barisan jumlah parsial deret

adalah





Maka, jumlah deret tak hingga adalah




Coba kalian tentukan jumlah deret tak hingga berikut.



Deret Geometri

Salah satu deret yang banyak digunakan untuk uji
kekonvergenan deret lainnya adalah deret geometri. Deret
geometri juga merupakan salah satu deret yang rumus jumlah
deretnya dapat ditulis secara eksplisit.


B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 1 3


Kekonvergenan deret geometri dapat dilihat pada Teorema 2.6
berikut.



Bukti
Jumlah parsial dari deret gometri adalah

Jika , maka . Artinya, deret geometri akan divergen
jika karena membesar terus apabila n. Jika ,
maka


Jadi diperoleh,

Untuk , karena , maka


Untuk atau r =1, maka barisan divergen. Akibatnya
barisan juga divergen.

TEOREMA 2.6 Jumlah Deret Geometri

Jika , maka deret geometri konvergen dengan jumlah

Jika maka deret geometri divergen.

DEFINISI 2.5 Deret Geometri

Deret
disebut deret geometri jika terdapat bilangan r
yang disebut sebagai rasio deret sedemikian sehingga

untuk semua .

Jika , maka deret geometri memiliki bentuk


B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 1 4
Contoh 2
Tentukan apakah deret geometri berikut konvergen atau
divergen:
a.
b.

Penyelesaian
Deret pada Contoh 2.a memiliki rasio maka barisan
divergen. Sedangkan deret pada Contoh 2.b memiliki rasio
maka barisan konvergen. Deret pada Contoh 2.b
konvergen ke karena



Coba kalian tentukan apakah deret geometri

konvergen atau divergen. Carilah jumlah deretnya bila konvergen.


Sifat-sifat Deret Tak Hingga yang Konvergen

Suatu jumlah deret ada jika limit jumlah parsialnya ada.
Akibatnya sifat dari jumlah deret serupa dengan sifat-sifat limit
barisan.



Contoh 3
Tentukan apakah deret

konvergen atau divergen.

TEOREMA 2.7 Kelinieran Deret Konvergen

Jika
dan adalah deret yang konvergen dan
adalah suatu konstanta, maka:
a.
konvergen dan

b.
konvergen dan

B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 1 5
Penyelesaian




Jadi deret tersebut konvergen ke 1.

Coba kalian tentukan apakah deret

konvergen atau divergen.

Uji Suku ke-n untuk Kedivergenan

Teorema 2.8 berikut merupakan salah satu uji yang digunakan
untuk menentukan kekonvergenan deret.


Contoh 4
Tunjukan bahwa

adalah deret yang divergen.

Penyelesaian
Karena 0 maka,
menurut Teorema 2.8, deret tersebut adalah deret yang divergen.

Coba kalian tunjukan bahwa

divergen.


TEOREMA 2.8 Uji Suku ke-n untuk Kedivergenan

Jika atau jika tidak ada, maka deret
divergen.

Kontrapositif dari Teorema
2.8 adalah: Jika deret tak
hingga

konvergen
dengan jumlah S, maka
.

Jadi deret
berkaitan
dengan dua barisan, yaitu
barisan suku-suku deret
dan barisan jumlah
parsial . Kebalikan dari
Teorema 2.8 tidaklah
berlaku, yaitu jika
belum tentu

konvergen.

Ingat !
B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 1 6
Contoh paling baik dari keadaan seperti dapat dilihat pada deret
harmonik yang memiliki bentuk

(9)


Jelas bahwa barisan memiliki , namun
Teorema 2.9 di bawah ini menyatakan bahwa deret harmonik
divergen.



Bukti

Jumlah parsial Sn deret harmonik


Jumlah parsial ini dapat ditulis kembali menjadi




Jika n

maka Sn akan meningkat tanpa batas. Akibatnya
divergen.


Deret Collaps

Tidak banyak deret yang jumlah parsialnya dapat dituliskan
secara eksplisit seperti deret geometri. Salah satu deret yang
jumlah parsialnya dapat ditulis secara eksplisit adalah deret
collaps.

Misalkan adalah barisan. Jumlah parsial deret collaps
memiliki bentuk
(10)

Maka, jumlah deret collaps adalah
TEOREMA 2.9 Deret Harmonik

Deret harmonik adalah divergen.

B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 1 7

(11)

Contoh 5
Tentukan jumlah deret


Penyelesaian
Suku deret dapat dituliskan kembali menjadi


Jumlah parsial deret adalah




Maka,





Deret Suku Positif





Deret suku positif

adalah deret yang suku-sukunya
positif, atau ai>0 untuk setiap i. Dua hal yang menjadi perhatian
pada deret ini adalah, pertama apakah deretnya konvergen?
Kedua, bila konvergen, berapa jumlah deretnya?

Dari Subbab 2.1, telah dikenalkan beberapa deret khusus yang
telah diketahui kekonvergenannya dan ada rumus untuk
menghitung jumlah parsialnya. Deret tersebut adalah deret
geometri dan deret collaps. Untuk deret suku positif, ada
Uji Jumlah Terbatas, Uji Integral, Uji Banding, Uji Banding
Limit, Uji Rasio

2.3
B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 1 8
beberapa uji yang digunakan untuk menentukan apakah deret
suku ini konvergen.


Uji Jumlah Terbatas




Contoh 1
Tunjukan bahwa deret

konvergen.

Penyelesaian
Mula-mula perhatikan bahwa,






Akibatnya,


Maka jumlah parsialnya,



Dapat kita lihat bahwa suku-suku terakhir deret tersebut
merupakan deret geometri dengan rasio . Maka,

Karena jumlah-jumlah parsialnya Sn terbatas di atas oleh 3 maka,
berdasarkan Teorema 2.10, deret tersebut adalah deret yang
konvergen.

TEOREMA 2.10 Uji Jumlah Terbatas

Deret dengan suku-suku tak negatif akan konvergen
jika dan hanya jika barisan jumlah parsialnya
mempunyai batas atas.

B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 1 9
Coba kalian tunjukan bahwa deret

konvergen.

Uji Integral

Ingat kembali integral tak wajar pada Bab 1. Perilaku integral tak
wajar terhadap kekonvergenan serupa dengan
perilaku deret . Hal ini memberikan salah satu uji yaitu
uji integral seperti pada Teorema 2.10 berikut.



Bukti

Karena f(x) adalah fungsi yang tak turun, maka didapat



Integralkan dari sampai untuk mendapatkan
bentuk berikut ini :




Kemudian jumlahkan dari suku ke n = 1 sampai n = M-1 sehingga
didapat :


TEOREMA 2.11 Uji Integral

Misalkan adalah deret suku positif dan f fungsi
kontinu yang bernilai positif, dan tak menurun di interval
[1,]. Jika f(n)=an untuk setiap bilangan bulat positif n1,
maka deret tak terhingga
dan

akan konvergen atau divergen bersamaan.

B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 0


(12)

Jika ada dan bernilai S, maka dari ruas kiri
ketaksamaan (12) didapat bahwa merupa-
kan deret yang tak turun dan terbatas di atas oleh S. Sehingga
didapat bahwa deret konvergen.

Jika bernilai tidak terbatas, dari ruas kanan
persamaan (12) didapat bahwa merupakan
deret yang tidak turun dan tidak mempunyai batas atas atau
dengan kata lain deret divergen.

Contoh 2
Ujilah kekonvergenan deret


Penyelesaian
Karena




maka menurut Teorema 2.11 deret divergen.


Contoh berikut ini adalah deret-p yang sering digunakan untuk
uji kekonvergenan deret yang lain. Deret-p memiliki bentuk:

(13)


Contoh 3

Perhatikan deret-p seperti pada persamaan (13). Tunjukkan:
B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 1
a. Deret-p konvergen jika p>1.
b. Deret-p divergen jika p1.

Penyelesaian
Fungsi , p0 adalah kontinu, positif dan tidak naik pada
interval [1,). Lebih lanjut, , p0. Menurut uji integral,
konvergen jika dan hanya jika ada.
Jika p1


Jika p=1



Karena jika p>1 dan jika p<1
dan karena , dapat disimpulkan bahwa deret-p
konvergen untuk p>1 dan divergen untuk 0p1.



Uji Banding

Uji banding adalah salah satu uji yang menentukan kekon-
vergenan suatu deret dengan cara membandingkannya dengan
kekonvergenan integral tak wajar dari fungsi yang sama dengan
fungsi deret yang akan diuji. Hal ini memberikan ide yang serupa
untuk melakukan uji kekonvergenan deret, namun kali ini
dengan cara membandingkannya dengan deret lain yang telah
diketahui kekonvergenannya, misalkan deret geometri. Ada dua
macam uji banding, yaitu uji banding biasa dan uji banding limit.

TEOREMA 2.12 Perkiraan Galat untuk Uji Integral

Misalkan deret tak hingga dan integral tak tentu
memenuhi hipotesa uji integral dan keduanya
konvergen. Maka

dengan adalah sisa,
yaitu selisih antara jumlah deret S dengan jumlah parsial ke-
n .

B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 2

Uji Banding Biasa



Contoh 4
Tentukan apakah deret


konvergen atau divergen.

Penyelesaian
Misalkan dan . Karena



atau


dan karena divergen (karena deret
harmonik) maka menurut Uji Banding Biasa adalah
deret yang divergen. Dalam contoh ini, kita membandingkan
deret dengan deret yang telah diketahui
kekonvergenannya.


Coba kalian tentukan apakah


merupakan deret yang konvergen atau divergen.



TEOREMA 2.13 Uji Banding Biasa

Misalkan 0anbn untuk , konstanta.
Jika konvergen, maka juga konvergen.
Jika divergen, maka juga divergen.

B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 3
Uji Banding Limit


Contoh 4
Tentukan apakah

konvergen atau divergen.

Penyelesaian
Untuk menentukan pembanding suku ke-n deret di atas pada uji
banding limit, kita pilih suku-suku dengan pangkat tertinggi di
pembilang dan penyebutnya. Dalam contoh ini, kita
membandingkan


dengan


Mula-mula kita hitung limit dari




Kemudian kita tentukan kekonvergenan . Karena
konvergen dan
maka menurut Uji Banding Limit barisan
konvergen.
TEOREMA 2.14 Uji Banding Limit

Misalkan dan adalah deret dengan suku-
suku yang positif. Maka:
a. Jika maka dan
konvergen atau divergen secara bersamaan.
b. Jika dan konvergen maka
juga konvergen.
c. Jika dan divergen maka
juga divergen.

B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 4

Coba kalian tentukan apakah



merupakan deret yang konvergen atau divergen.


Uji Rasio

Kesulitan yang timbul jika menggunakan uji banding adalah
memilih deret yang akan digunakan sebagai pembandingnya.
Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan uji
rasio. Dalam uji ini kita membandingkan deret dengan dirinya
sendiri. Teorema 2.13 berikut menyatakan uji rasio.



Contoh 5
Tentukan apakah

konvergen atau divergen.

Penyelesaian
Misalkan maka . Kemudian kita cari nilai ,
diperoleh




TEOREMA 2.15 Uji Rasio

Misalkan adalah deret dengan suku-suku positif dan
misalkan

a. Jika p<1, maka deret tersebut konvergen.
b. Jika p>1 atau jika maka deret tersebut
divergen.
c. Jika p=1, maka uji ini tidak dapat memberikan
kesimpulan.

B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 5


Menurut uji rasio, karena =0<1 maka konvergen.

Periksalah apakah


merupakan deret yang konvergen atau divergen.





Deret Berganti Tanda





Pada Subbab 2.3 telah dibahas mengenai deret yang suku-
sukunya positif semua. Pada subbab ini akan dibahas deret yang
memiliki suku-suku baik yang positif maupun yang negatif. Salah
satu contoh penting dari deret seperti ini adalah deret berganti
tanda yang memiliki bentuk umum

(14)

dimana an0 untuk setiap n.


Uji Deret Berganti Tanda

Salah satu uji untuk deret berganti tanda adalah seperti Teorema
2.16 berikut.

Uji Deret Berganti Tanda, Uji Konvergensi Mutlak, Uji
Rasio Mutlak

2.4
B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 6


Kesalahan yang dibuat dengan menggunakan jumlah Sn dari n
suku pertama untuk menghampiri jumlah S dari deret tersebut
tidak lebih dari an+1. Ini berarti kesalahannya (galat),
.


Contoh 1
Tentukan apakah


konvergen atau divergen.

Penyelesaian
Deret adalah suatu deret berganti tanda dengan
. Karena



dan

maka dan . Jadi
konvergen.


Coba kalian tentukan apakah


merupakan deret yang konvergen atau divergen.




TEOREMA 2.16 Uji Deret Berganti Tanda

Misalkan:

dengan . Jika , maka deret
tersebut konvergen.


B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 7
Uji Konvergensi Mutlak

Jika setiap suku pada deret berganti tanda kita beri harga mutlak,
maka diperoleh deret suku positif. Dengan demikian kita dapat
menggunakan semua uji pada deret suku positif. Hubungan
antara deret suku positif dengan deret berganti tanda diberikan
pada Teorema 2.17 namun sebelumnya diberikan definisi
konvergensi mutlak dahulu.





Contoh 2
Tentukan apakah barisan

konvergen atau divergen.

Penyelesaian
Misalkan maka . Untuk menentukan
apakah konvergen atau divergen, mula-
mula perhatikan bahwa deret merupakan
deret geometri dengan rasio . Akibatnya
adalah deret yang konvergen. Maka berdasarkan uji konvergensi
mu-tlak kita peroleh adalah deret yang
konvergen juga.

Periksalah apakah


merupakan deret yang konvergen atau divergen.


TEOREMA 2.17 Uji Konvergensi Mutlak

Jika konvergen maka konvergen.

DEFINISI 2.6 Konvergensi Mutlak

Deret dikatakan konvergen mutlak jika
konvergen.

B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 8
Uji Rasio Mutlak

Uji rasio mutlak untuk deret berganti tanda serupa dengan uji
rasio pada deret suku positif. Berikut adalah teorema uji rasio
mutlak.



Contoh 3
Tentukan apakah merupakan deret yang
konvergen atau divergen.

Penyelesaian
Misalkan maka . Kemudian
kita hitung nilai rasio seperti berikut:




Karena = 0 < 1 maka menurut Uji Rasio Mutlak deret tersebut
adalah deret yang konvergen.

Coba kalian tentukan apakah


merupakan deret yang konvergen atau divergen.




TEOREMA 2.18 Uji Rasio Mutlak

Misalkan adalah deret dengan suku-suku tak nol dan
andaikan

a. Jika < 1, maka deret tersebut konvergen mutlak
(sehingga konvergen).
b. Jika > 1, maka deret tersebut divergen.
c. Jika = 1, maka uji tidak memberikan kesimpulan.

B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 2 9
Deret Pangkat





Deret Pangkat

Perhatikanlah deret berikut

(15)


Deret pada (15) berbeda dengan deret yang telah kita pelajari
dalam subbab terdahulu dimana suku-suku deret berupa
bilangan. Pada deret di (15), suku-suku deret merupakan fungsi
dari . Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada deret fungsi ini
yaitu:
1. Pada nilai x berapa deret fungsi akan konvergen?
2. Fungsi seperti apakah yang merupakan jumlah dari deret
fungsi?

Pada Matematika Dasar A2 hanya dibahas deret fungsi yang
khusus yaitu deret pangkat.

Bentuk umum deret pangkat dalam adalah

(16)

Teorema berikut digunakan untuk menentukan nilai-nilai yang
menyebabkan deret pangkat konvergen.



TEOREMA 2.19 Konvergensi Deret Pangkat

Himpunan konvergensi dari deret pangkat selalu
berupa interval yang berbentuk:
1. Titik tunggal .
2. Interval konvergensi dengan kemungkinan-
kemungkinannya adalah: , , atau
.
3. Seluruh garis bilangan riil.
Deret Pangkat, Deret Pangkat dalam , Operasi pada
Deret Pangkat

2.5
B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 0

Bilangan R pada Teorema 2.19 disebut jari-jari kekonvergenan
dari deret pangkat. Untuk kasus 1 pada Teorema 2.19, jari-jari
kekonvergenannya adalah R=0, dan pada kasus 3, R=. Interval
dimana deret pangkat konvergen seringkali disebut interval
kekonvergenan.

Contoh 1
Tentukan himpunan konvergensi dari deret berikut:

(17)


Penyelesaian

Himpunan nilai-nilai dimana deret fungsi konvergen disebut
himpunan konvergensi. Untuk menentukan himpunan
konvergensi, kita lakukan uji rasio mutlak seperti berikut:





Deret pada (17) konvergen bila <1 atau . Akibatnya
, lebih lanjut . Kemudian kita periksa kekon-
vergenan deret tersebut di titik-titik ujungnya.

Jika maka deret menjadi .
Dengan menggunakan uji deret berganti tanda, dapat dibuktikan
bahwa deret konvergen.

Jika maka deret menjadi . Deret
adalah deret harmonik sehingga divergen. Hal ini menyebabkan
deret divergen. Jadi himpunan konvergensi dari deret
adalah .


Coba kalian ulangi pekerjaan di atas yaitu menentukan himpunan
konvergensi dari deret berikut



Deret Pangkat dalam ( )

Deret tak hingga dalam bentuk


TEOREMA 2.20 Pendiferensialan & Pengintegralan
Deret Pangkat

Misalkan adalah jumlah deret pangkat pada selang I,
yaitu:
Jadi, jika di dalam selang I, berlaku:

a.
b.




B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 1













Deret Taylor dan Deret MacLaurin





Deret Taylor

Deret pangkat yangn kita pelajari sangat berguna untuk mencari
fungsi hampiran. Contohnya deret geometri adalah salah satu
deret pangkat yang digunakan untuk menghampiri fungsi

. Namun demikian, masih ada masalah yang
ingin dipecahkan, misalkan diberikan suatu fungsi f , dapatkah
kita membuat deret pangkat dalam x, atau lebih umum dalam x-a.
Dengan kata lain, apakah ada nilai-nilai sedemikian
sehingga

(19)



Misalkan Persamaan (19) ada, berdasarkan Teorema 2.20
didapat

(20)





Substitusikan x=a

ke Persamaan (20) kemudian selesaikan
Deret Taylor, Rumus Taylor dengan Suku Sisa,
Deret MacLaurin

2.6
B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 2
Persamaan (20) sehingga diperoleh konstanta c
n
.








Bentuk umum dari c
k
adalah
(21)



Dari persamaan (21) dapat dilihat bahwa konstanta c
k

bergantung dari fungsi f. Karena nilai c
k
hanya bergantung dari f
dan nilainya tunggal, ini mengandung arti bahwa uraian f
terhadap deret pangkat dalam (x-a) adalah tunggal.



Uraian fungsi f dalam deret pangkat atas (x-a) seperti pada (22)
disebut deret Taylor. Jika a=0 maka deret (22) disebut deret
MacLaurin. Jadi deret MacLaurin adalah bentuk khusus dari
deret Taylor.


Rumus Taylor dengan Suku Sisa

Teorema 2.22 dan Teorema 2.23 berikut ini memberikan
jaminan keberadaan uraian deret Taylor.

TEOREMA 2.21 Teorema Ketunggalan

Misalkan f memenuhi

(22)

untuk semua x di interval yang mengandung a. Maka

(23)


B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 3


Teorema 2.22 menyatakan bentuk sisa yang terjadi apabila kita
menghampiri fungsi sampai dengan sejumlah berhingga suku
dari deret Taylor. Sedangkan pada Teorema 2.23, akan
disebutkan kapan suatu fungsi f dapat dihampiri oleh deret
pangkat dalam .



Contoh 1
Buatlah uraian deret Taylor dengan a=1 untuk fungsi
.



TEOREMA 2.23 Teorema Taylor

Misalkan f fungsi yang memiliki turunan-turunan
keberapapun pada suatu selang . Deret Taylor

(24)

merepresentasikan fungsi f pada selang jika
dan hanya jika

dimana Rn(x) adalah suku sisa dalam Rumus Taylor,

(25)
dan titik c adalah titik pada .



TEOREMA 2.22 Rumus Taylor dengan Suku Sisa

Misalkan f fungsi terturunkan (k+1) kali dengan
ada untuk setiap x di interval buka I yang mengandung a.
Maka, untuk setiap x di I

dengan sisa yang rumusnya


dengan c titik antara dan a.
B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 4

Penyelesaian
Mula-mula tentukan



dst.

Maka didapat uraian deret Taylor dari fungsi adalah






taylor(cos(x),x=1);


Coba kalian buat uraian deret Taylor dengan a=1 untuk fungsi
.


Deret MacLaurin

Jika nilai a di deret Taylor pada persamaan (24) adalah 0 maka
diperoleh deret MacLaurin

(26)


Contoh 2
Buatlah uraian MacLaurin dari fungsi seperti pada Contoh 1
yakni .

Penyelesaian
Substitusikan nilai a=0 pada persamaan deret Taylor pada
Contoh 1, maka diperoleh



B A B 2 Deret Tak Hingga
M o d u l Ma t e m a t i k a D a s a r A 2 U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a | 3 5








taylor(cos(x),x=0);


Coba kalian buat uraian deret MacLaurin untuk fungsi


Dari Contoh 2, kita peroleh uraian MacLaurin untuk ,
yaitu

(27)

Contoh 3
Dengan menggunakan persamaan (27) dan Teorema 2.22 a
untuk mencari uraian deret MacLaurin dari .

Penyelesaian


Dari penyelesaian Contoh 3, kita miliki uraian deret MacLaurin
dari , yaitu


(28)


Dengan cara yang serupa, kita dapat mencari uraian deret
MacLaurin dari fungsi-fungsi trigonometri, fungsi eksponensial
dan fungsi-fungsi lain yang terturunkan. Beberapa uraian
MacLaurin dari fungsi-fungsi yang penting dapat dilihat pada
buku-buku kalkulus.

Anda mungkin juga menyukai