Anda di halaman 1dari 35

B A B 2 Deret Tak Hingga

2 Deret Tak Hingga

BAB 2

2.1 Barisan
2.2 Deret Tak Hingga
2.3 Deret Suku Positif
2.4 Deret Ganti Tanda
2.4 Deret Pangkat
2.6 Deret Taylor dan Deret Mac Laurin
B A B 2 Deret Tak Hingga

3.mengenali deret geometri dan deret collaps, dan


menghitung jumlahnya jika konvergen.
4. menggunakan uji integral, uji banding biasa, uji
banding limit, dan uji rasio untuk menen-tukan
kekonvergenan atau kedivergenan de-ret.
5. mengenali deret ganti tanda dan menerapkan
uji deret ganti tanda untuk mengidentifikasi
kekonvergenan mutlak dari deret.
6. menentukan jari-jari konvergensi dan him-
punan kekonvergenan dari deret pangkat.
7. menerapkan pengintegralan suku demi suku
dan penurunan pada deret pangkat, dan
melakukan operasi aljabar pada deret pangkat
secara manual untuk deret pangkat yang
Tujuan Instruksional Khusus sederhana dan dengan bantuan TIK untuk deret
pangkat yang lebih kompleks.
Mahasiswa mampu: 8. menguraikan fungsi dalam deret Taylor secara
1. menerapkan aturan limit untuk menghitung manual dan dengan bantuan TIK.
limit barisan dan menerapkan konsep 9. menyebutkan dan menggunakan deret Taylor
keterbatasan (boundedness) untuk meng- dari fungsi elementer.
indentifikasi kekonvergenan barisan monoton. 10. menggunakan sisa pada deret Taylor untuk
2. menggunakan konsep jumlah parsial untuk menduga kesalahan pendekatan pada
membedakan deret konvergen dan divergen dan polinomial Taylor.
mendefinisikan jumlah dari deret konvergen.

Pendahuluan

Kebanyakan fungsi dapat diuraikan menjadi bentuk deret. Keunggulan ini amat
bermanfaat dalam aplikasi fisika karena dalam aplikasi fisika banyak hal-hal yang berkaitan
dengan bilangan yang sangat kecil atau selisih yang amat kecil antara dua buah fungsi. Pada
kasus-kasus seperti ini, suku-suku awal dari deret cukup memberikan informasi fenomena
fisika dengan bentuk yang lebih sederhana dibandingkan keseluruhan fungsi. Salah satu contoh
aplikasi adalah penggunaan uraian fungsi pada persamaan radiasi Planck.

Bab 2 akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan deret. Subbab 2.1 membahas
mengenai barisan tak hingga. Dilanjutkan dengan Subbab 2.2 mengenai deret tak hingga. Pada
Subbab 2.3 dibahas mengenai deret yang suku-sukunya positif sedangkan pada Subbab 2.4
dibahas mengenai deret yang suku-sukunya berganti tanda. Untuk deret dengan suku-suku
berupa fungsi dibahas pada Subbab 2.5, yaitu deret pangkat. Pada bagian akhir, Subbab 2.6,
dibahas mengenai salah satu deret yang banyak digunakan dalam aplikasi, yaitu deret Taylor.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 2


B A B 2 Deret Tak Hingga

Barisan
2.1

Barisan Tak Hingga, Kekonvergenan Barisan, Sifat Limit dan


Teorema-teorema Limit, Barisan Monoton

Barisan Tak Hingga

Suatu barisan tak hingga adalah deretan terurut bilangan-


bilangan yang tak berakhir,

(1)

Karena barisan adalah deretan angka yang terurut, maka suku


pertama barisan adalah , suku kedua adalah , suku ketiga
adalah , dan seterusnya. Lebih lanjut, karena barisan ini adalah
barisan tak terhingga, maka untuk setiap suku selalu terdapat
suku yang mengikutinya.

DEFINISI 2.1 Barisan Tak Hingga

Barisan tak hingga (atau barisan) dari bilangan adalah fungsi


dengan daerah asal himpunan bilangan bulat positif dan
daerah hasil himpunan bilangan riil,

(2)

Notasi

Notasi yang digunakan untuk barisan adalah


atau secara sederhana . Apabila daerah asalnya adalah
bilangan bulat yang lebih besar atau sama dengan bilangan bulat
tertentu , maka notasi barisannya adalah . Contohnya
barisan maka notasinya adalah .

Rumus barisan

Jika diberikan beberapa suku dari barisan, misalkan

(3)

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 3


B A B 2 Deret Tak Hingga

dan

(4)

maka kita dapat mencari rumus untuk barisan (3) dan (4). Ada
dua macam rumus yang digunakan, yaitu:

1. Rumus eksplisit untuk suku ke-n.


Rumus eksplisit untuk barisan (3) adalah

2. Rumus rekursif.
Rumus rekursif untuk barisan (4) adalah

Contoh 1
Berikut ini beberapa contoh barisan yang ditulis dengan tiga
macam cara,

Notasi Rumus Daftar anggota

Contoh 2
Carilah rumus umum dari barisan dengan beberapa suku awal
sebagai berikut.

(5)

Penyelesaian
Rumus umum barisan (5) adalah

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 4


B A B 2 Deret Tak Hingga

Carilah rumus umum barisan apabila beberapa suku awalnya


adalah

Kekonvergenan Barisan

Perhatikan barisan-barisan di Contoh 1, masing-masing barisan


memiliki perilaku yang berbeda. Perhatian kita adalah jika n
menuju tak hingga apakah barisan tersebut menuju suatu nilai
tertentu? Apabila barisan menuju nilai tertentu, maka dikatakan
barisan konvergen. Definisi formal barisan yang konvergen
diberikan pada Definisi 2.2.

DEFINISI 2.2 Barisan Konvergen

Barisan dikatakan konvergen ke bilangan L jika untuk


setiap bilangan positif terdapat bilangan asli N sedemikian
sehingga jika

Gambar 1 Apabila tidak terdapat L, maka dikatakan barisan


divergen.

Barisan yang konvergen ke L seringkali ditulis dengan

dan L disebut limit dari barisan.

Gambar 1 memberikan ilustrasi dari barisan konvergen. Karena


ketaksamaan memiliki arti
maka, jika , titik-titik akan terletak antara garis
horizontal dan . Atau, jika di garis real, untuk
( | | ) bilangan terletak antara titik dan (Gambar
L  L an L   2).
Gambar 2
Contoh 3
Buktikan bahwa barisan , konvergen ke 0.

Penyelesaian
Barisan konvergen ke 0 karena .

Berdasarkan Definisi 2.2, barisan konvergen ke jika


untuk setiap bilangan positif terdapat bilangan asli N
sedemikian sehingga jika berlaku . Jika

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 5


B A B 2 Deret Tak Hingga

maka , sehingga berlaku . Misalkan


sembarang, pilih sedemikian sehingga jika
diperoleh

Jadi terbukti barisan konvergen ke 0.

Periksalah apakah barisan , , konvergen atau


divergen? Bila konvergen, tentukan kemana barisan ,
konvergen? Lakukanlah hal serupa namun untuk barisan
dengan .

Sifat Limit dan Teorema-teorema Limit

Seperti pada limit fungsi, terdapat operasi limit fungsi yang


analog dengan operasi pada barisan yang konvergen.

TEOREMA 2.1 Sifat Limit

Misalkan dan adalah barisan yang konvergen dan k


adalah konstanta, dan misalkan juga dan
ada, maka

a.
b.
c.
d.

e. asalkan

Contoh 4
Tentukan .

Penyelesaian

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 6


B A B 2 Deret Tak Hingga

Tentukan nilai dengan menggunakan sifat-sifat


limit seperti Contoh 4. Bandingkan hasilnya bila kita faktorkan
dulu bentuk tersebut menjadi bentuk .

Berikut ini adalah beberapa teorema untuk limit barisan.

TEOREMA 2.2 Aturan Substitusi untuk Barisan

Jika dan f adalah fungsi yang kontinu di x=L,


maka

TEOREMA 2.3 Teorema Apit

Misalkan untuk suatu dengan K bilangan


bulat yang tetap dan

maka konvergen menuju L atau

Contoh 5
Tentukan limit dari barisan:

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 7


B A B 2 Deret Tak Hingga

Penyelesaian

Karena untuk setiap n berlaku maka untuk


berlaku . Karena ,

maka menurut Teorema Apit kita peroleh . Jadi

Coba kalian gunakan Teorema Apit seperti pada Contoh 5 untuk


menentukan limit dari barisan berikut:

Pada barisan yang suku-sukunya berganti tanda, Teorema 2.4


berikut digunakan untuk menguji kekonvergenan barisan.

TEOREMA 2.4

Jika maka .

Contoh 6
Tunjukkan bahwa .

Penyelesaian
Dari Contoh 3 diketahui bahwa . Karena
maka menurut Teorema 2.4 .

Barisan Monoton

Suatu barisan dikatakan naik apabila

atau dan dikatakan turun apabila

atau . Barisan yang naik atau turun


dikatakan barisan monoton.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 8


B A B 2 Deret Tak Hingga

Contoh 7
Tentukan apakah barisan , merupakan barisan
monoton.

Penyelesaian
Barisan merupakan barisan yang turun karena
mengakibatkan , maka . Lebih
lanjut , atau dengan kata lain , .
Karena barisan adalah barisan yang turun maka barisan
adalah barisan monoton.

Tentukan apakah barisan , merupakan barisan


yang monoton atau tidak.

Barisan dikatakan terbatas apabila terdapat bilangan


sedemikian sehingga , untuk setiap n.

Contoh 8
Tentukan apakah barisan , merupakan barisan
yang terbatas?

Penyelesaian
Karena maka untuk
setiap n. Berarti barisan adalah barisan yang terbatas dan
dibatasi oleh 1.

Coba kalian tentukan apakah barisan ,


terbatas? Bila terbatas, tentukan batasnya.

Misalkan adalah barisan yang monoton naik dan terbatas di


atas oleh M, maka walaupun suku-suku barisan naik, suku-
sukunya tidak akan melebihi batas atasnya. Kenyataan ini
memberikan ide mengenai kekonvergenan barisan monoton
pada Teorema 2.5 berikut.

TEOREMA 2.5 Kekonvergenan Barisan Monoton

Setiap barisan monoton yang terbatas adalah konvergen.

Contoh 9
Tentukan apakah barisan pada Contoh 7 konvergen?

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 9


B A B 2 Deret Tak Hingga

Penyelesaian
Barisan merupakan barisan yang monoton turun. Selain
itu, barisan ini juga terbatas di bawah oleh . Maka menurut
Teorema 2.5, barisan ini konvergen.

Deret Tak Hingga


2.2

Jumlah Deret, Deret Geometri, Sifat-sifat Deret Tak Hingga yang


Konvergen, Uji Suku ke-n untuk Kedivergenan, Deret Collaps

Jumlah Deret

Misalkan barisan tak hingga. Jumlah suku-suku dari barisan


tak hingga disebut deret tak hingga dan ditulis sebagai

(6)

Contoh 1
Deret yang suku-sukunya dari barisan adalah

(7)

Perhatikan Tabel 1. Tabel ini menunjukkan jumlah n suku


pertama dari deret (7).

Tabel 1
N Jumlah n suku
pertama
5 0.96875000
10 0.99902344
15 0.99996948
20 0.99999905
25 0.99999997

Dari Tabel 1 dapat diharapkan bahwa jumlah deret (7) adalah 1.


Sehingga jumlah deretnya dapat ditulis sebagai,

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 10


B A B 2 Deret Tak Hingga

(8)

Berdasarkan jumlah n suku pertama seperti pada Tabel 1,


dikenal suatu definisi yaitu jumlah parsial yang didefinisikan
sebagai berikut.

DEFINISI 2.3 Jumlah Parsial

Jumlah parsial ke-n, Sn , adalah

Perhatikan kembali kolom jumlah n suku pertama pada Tabel 1.


Kolom ini membentuk suatu barisan baru yaitu barisan jumlah
parsial

atau

Jumlah suatu deret dikatakan ada jika limit barisan jumlah


parsialnya ada.

DEFINISI 2.4 Jumlah Deret

Deret tak terhingga konvergen dengan jumlah S jika


barisan jumlah parsial konvergen ke S,

S disebut sebagai jumlah deret.


Jika divergen maka deret divergen, yaitu deret
tidak mempunyai jumlah.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 11


B A B 2 Deret Tak Hingga

Contoh 2
Tentukan jumlah deret tak hingga berikut

Penyelesaian

Barisan jumlah parsial deret

adalah

Maka, jumlah deret tak hingga adalah

Coba kalian tentukan jumlah deret tak hingga berikut.

Deret Geometri

Salah satu deret yang banyak digunakan untuk uji


kekonvergenan deret lainnya adalah deret geometri. Deret
geometri juga merupakan salah satu deret yang rumus jumlah
deretnya dapat ditulis secara eksplisit.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 12


B A B 2 Deret Tak Hingga

DEFINISI 2.5 Deret Geometri

Deret disebut deret geometri jika terdapat bilangan r


yang disebut sebagai rasio deret sedemikian sehingga

untuk semua .

Jika , maka deret geometri memiliki bentuk

Kekonvergenan deret geometri dapat dilihat pada Teorema 2.6


berikut.

TEOREMA 2.6 Jumlah Deret Geometri

Jika , maka deret geometri konvergen dengan jumlah

Jika maka deret geometri divergen.

Bukti

Jumlah parsial dari deret gometri adalah

Jika , maka . Artinya, deret geometri akan divergen


jika karena membesar terus apabila n→. Jika ,
maka

Jadi diperoleh,

Untuk , karena , maka

Untuk atau r =1, maka barisan divergen. Akibatnya


barisan juga divergen.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 13


B A B 2 Deret Tak Hingga

Contoh 2
Tentukan apakah deret geometri berikut konvergen atau
divergen:
a.

b.

Penyelesaian
Deret pada Contoh 2.a memiliki rasio maka barisan
divergen. Sedangkan deret pada Contoh 2.b memiliki rasio
maka barisan konvergen. Deret pada Contoh 2.b
konvergen ke karena

Coba kalian tentukan apakah deret geometri

konvergen atau divergen. Carilah jumlah deretnya bila konvergen.

Sifat-sifat Deret Tak Hingga yang Konvergen

Suatu jumlah deret ada jika limit jumlah parsialnya ada.


Akibatnya sifat dari jumlah deret serupa dengan sifat-sifat limit
barisan.

TEOREMA 2.7 Kelinieran Deret Konvergen

Jika dan adalah deret yang konvergen dan 


adalah suatu konstanta, maka:
a. konvergen dan
b. konvergen dan

Contoh 3
Tentukan apakah deret

konvergen atau divergen.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 14


B A B 2 Deret Tak Hingga

Penyelesaian

Jadi deret tersebut konvergen ke 1.

Coba kalian tentukan apakah deret

konvergen atau divergen.


Ingat !
Kontrapositif dari Teorema Uji Suku ke-n untuk Kedivergenan
2.8 adalah: Jika deret tak
Teorema 2.8 berikut merupakan salah satu uji yang digunakan
hingga konvergen
untuk menentukan kekonvergenan deret.
dengan jumlah S, maka
. TEOREMA 2.8 Uji Suku ke-n untuk Kedivergenan

Jika atau jika tidak ada, maka deret


Jadi deret berkaitan divergen.
dengan dua barisan, yaitu
barisan suku-suku deret Contoh 4
dan barisan jumlah Tunjukan bahwa
parsial . Kebalikan dari
Teorema 2.8 tidaklah
adalah deret yang divergen.
berlaku, yaitu jika
belum tentu Penyelesaian

konvergen. Karena 0 maka,


menurut Teorema 2.8, deret tersebut adalah deret yang divergen.

Coba kalian tunjukan bahwa

divergen.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 15


B A B 2 Deret Tak Hingga

Contoh paling baik dari keadaan seperti dapat dilihat pada deret
harmonik yang memiliki bentuk

(9)

Jelas bahwa barisan memiliki , namun


Teorema 2.9 di bawah ini menyatakan bahwa deret harmonik
divergen.

TEOREMA 2.9 Deret Harmonik

Deret harmonik adalah divergen.

Bukti

Jumlah parsial Sn deret harmonik

Jumlah parsial ini dapat ditulis kembali menjadi

Jika n→ maka Sn akan meningkat tanpa batas. Akibatnya


divergen.

Deret Collaps

Tidak banyak deret yang jumlah parsialnya dapat dituliskan


secara eksplisit seperti deret geometri. Salah satu deret yang
jumlah parsialnya dapat ditulis secara eksplisit adalah deret
collaps.

Misalkan adalah barisan. Jumlah parsial deret collaps


memiliki bentuk

(10)

Maka, jumlah deret collaps adalah

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 16


B A B 2 Deret Tak Hingga

(11)

Contoh 5
Tentukan jumlah deret

Penyelesaian
Suku deret dapat dituliskan kembali menjadi

Jumlah parsial deret adalah

Maka,

Deret Suku Positif


2.3

Uji Jumlah Terbatas, Uji Integral, Uji Banding, Uji Banding


Limit, Uji Rasio

Deret suku positif adalah deret yang suku-sukunya


positif, atau ai>0 untuk setiap i. Dua hal yang menjadi perhatian
pada deret ini adalah, pertama apakah deretnya konvergen?
Kedua, bila konvergen, berapa jumlah deretnya?

Dari Subbab 2.1, telah dikenalkan beberapa deret khusus yang


telah diketahui kekonvergenannya dan ada rumus untuk
menghitung jumlah parsialnya. Deret tersebut adalah deret
geometri dan deret collaps. Untuk deret suku positif, ada

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 17


B A B 2 Deret Tak Hingga

beberapa uji yang digunakan untuk menentukan apakah deret


suku ini konvergen.

Uji Jumlah Terbatas

TEOREMA 2.10 Uji Jumlah Terbatas

Deret dengan suku-suku tak negatif akan konvergen


jika dan hanya jika barisan jumlah parsialnya
mempunyai batas atas.

Contoh 1
Tunjukan bahwa deret

konvergen.

Penyelesaian
Mula-mula perhatikan bahwa,

Akibatnya,

Maka jumlah parsialnya,

Dapat kita lihat bahwa suku-suku terakhir deret tersebut


merupakan deret geometri dengan rasio . Maka,

Karena jumlah-jumlah parsialnya Sn terbatas di atas oleh 3 maka,


berdasarkan Teorema 2.10, deret tersebut adalah deret yang
konvergen.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 18


B A B 2 Deret Tak Hingga

Coba kalian tunjukan bahwa deret

konvergen.

Uji Integral

Ingat kembali integral tak wajar pada Bab 1. Perilaku integral tak
wajar terhadap kekonvergenan serupa dengan
perilaku deret . Hal ini memberikan salah satu uji yaitu
uji integral seperti pada Teorema 2.10 berikut.

TEOREMA 2.11 Uji Integral

Misalkan adalah deret suku positif dan f fungsi


kontinu yang bernilai positif, dan tak menurun di interval
[1,]. Jika f(n)=an untuk setiap bilangan bulat positif n1,
maka deret tak terhingga

dan

akan konvergen atau divergen bersamaan.

Bukti

Karena f(x) adalah fungsi yang tak turun, maka didapat

Integralkan dari sampai untuk mendapatkan


bentuk berikut ini :

Kemudian jumlahkan dari suku ke n = 1 sampai n = M-1 sehingga


didapat :

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 19


B A B 2 Deret Tak Hingga

(12)

Jika ada dan bernilai S, maka dari ruas kiri


ketaksamaan (12) didapat bahwa merupa-
kan deret yang tak turun dan terbatas di atas oleh S. Sehingga
didapat bahwa deret konvergen.

Jika bernilai tidak terbatas, dari ruas kanan


persamaan (12) didapat bahwa merupakan
deret yang tidak turun dan tidak mempunyai batas atas atau
dengan kata lain deret divergen.

Contoh 2
Ujilah kekonvergenan deret

Penyelesaian
Karena

maka menurut Teorema 2.11 deret divergen.

Contoh berikut ini adalah deret-p yang sering digunakan untuk


uji kekonvergenan deret yang lain. Deret-p memiliki bentuk:

(13)

Contoh 3

Perhatikan deret-p seperti pada persamaan (13). Tunjukkan:

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 20


B A B 2 Deret Tak Hingga

a. Deret-p konvergen jika p>1.


b. Deret-p divergen jika p≤1.

Penyelesaian
Fungsi , p0 adalah kontinu, positif dan tidak naik pada
interval [1,). Lebih lanjut, , p0. Menurut uji integral,
konvergen jika dan hanya jika ada.
Jika p1

Jika p=1

Karena jika p>1 dan jika p<1


dan karena , dapat disimpulkan bahwa deret-p
konvergen untuk p>1 dan divergen untuk 0≤p≤1.

TEOREMA 2.12 Perkiraan Galat untuk Uji Integral

Misalkan deret tak hingga dan integral tak tentu


memenuhi hipotesa uji integral dan keduanya
konvergen. Maka

dengan adalah sisa,


yaitu selisih antara jumlah deret S dengan jumlah parsial ke-
n .

Uji Banding

Uji banding adalah salah satu uji yang menentukan kekon-


vergenan suatu deret dengan cara membandingkannya dengan
kekonvergenan integral tak wajar dari fungsi yang sama dengan
fungsi deret yang akan diuji. Hal ini memberikan ide yang serupa
untuk melakukan uji kekonvergenan deret, namun kali ini
dengan cara membandingkannya dengan deret lain yang telah
diketahui kekonvergenannya, misalkan deret geometri. Ada dua
macam uji banding, yaitu uji banding biasa dan uji banding limit.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 21


B A B 2 Deret Tak Hingga

Uji Banding Biasa

TEOREMA 2.13 Uji Banding Biasa

Misalkan 0≤an≤bn untuk , konstanta.


Jika konvergen, maka juga konvergen.
Jika divergen, maka juga divergen.

Contoh 4
Tentukan apakah deret

konvergen atau divergen.

Penyelesaian
Misalkan dan . Karena

atau

dan karena divergen (karena deret

harmonik) maka menurut Uji Banding Biasa adalah


deret yang divergen. Dalam contoh ini, kita membandingkan
deret dengan deret yang telah diketahui
kekonvergenannya.

Coba kalian tentukan apakah

merupakan deret yang konvergen atau divergen.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 22


B A B 2 Deret Tak Hingga

Uji Banding Limit

TEOREMA 2.14 Uji Banding Limit

Misalkan dan adalah deret dengan suku-


suku yang positif. Maka:
a. Jika maka dan
konvergen atau divergen secara bersamaan.

b. Jika dan konvergen maka


juga konvergen.

c. Jika dan divergen maka


juga divergen.

Contoh 4
Tentukan apakah

konvergen atau divergen.

Penyelesaian
Untuk menentukan pembanding suku ke-n deret di atas pada uji
banding limit, kita pilih suku-suku dengan pangkat tertinggi di
pembilang dan penyebutnya. Dalam contoh ini, kita
membandingkan

dengan

Mula-mula kita hitung limit dari

Kemudian kita tentukan kekonvergenan . Karena


konvergen dan

maka menurut Uji Banding Limit barisan


konvergen.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 23


B A B 2 Deret Tak Hingga

Coba kalian tentukan apakah

merupakan deret yang konvergen atau divergen.

Uji Rasio

Kesulitan yang timbul jika menggunakan uji banding adalah


memilih deret yang akan digunakan sebagai pembandingnya.
Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan uji
rasio. Dalam uji ini kita membandingkan deret dengan dirinya
sendiri. Teorema 2.13 berikut menyatakan uji rasio.

TEOREMA 2.15 Uji Rasio

Misalkan adalah deret dengan suku-suku positif dan


misalkan

a. Jika p<1, maka deret tersebut konvergen.


b. Jika p>1 atau jika maka deret tersebut
divergen.
c. Jika p=1, maka uji ini tidak dapat memberikan
kesimpulan.

Contoh 5
Tentukan apakah

konvergen atau divergen.

Penyelesaian
Misalkan maka . Kemudian kita cari nilai ρ,
diperoleh

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 24


B A B 2 Deret Tak Hingga

Menurut uji rasio, karena ρ=0<1 maka konvergen.

Periksalah apakah

merupakan deret yang konvergen atau divergen.

Deret Berganti Tanda


2.4

Uji Deret Berganti Tanda, Uji Konvergensi Mutlak, Uji


Rasio Mutlak

Pada Subbab 2.3 telah dibahas mengenai deret yang suku-


sukunya positif semua. Pada subbab ini akan dibahas deret yang
memiliki suku-suku baik yang positif maupun yang negatif. Salah
satu contoh penting dari deret seperti ini adalah deret berganti
tanda yang memiliki bentuk umum

(14)

dimana an0 untuk setiap n.

Uji Deret Berganti Tanda

Salah satu uji untuk deret berganti tanda adalah seperti Teorema
2.16 berikut.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 25


B A B 2 Deret Tak Hingga

TEOREMA 2.16 Uji Deret Berganti Tanda

Misalkan:

dengan . Jika , maka deret


tersebut konvergen.

Kesalahan yang dibuat dengan menggunakan jumlah Sn dari n


suku pertama untuk menghampiri jumlah S dari deret tersebut
tidak lebih dari an+1. Ini berarti kesalahannya (galat),
.

Contoh 1
Tentukan apakah

konvergen atau divergen.

Penyelesaian
Deret adalah suatu deret berganti tanda dengan
. Karena

dan

maka dan . Jadi


konvergen.

Coba kalian tentukan apakah

merupakan deret yang konvergen atau divergen.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 26


B A B 2 Deret Tak Hingga

Uji Konvergensi Mutlak

Jika setiap suku pada deret berganti tanda kita beri harga mutlak,
maka diperoleh deret suku positif. Dengan demikian kita dapat
menggunakan semua uji pada deret suku positif. Hubungan
antara deret suku positif dengan deret berganti tanda diberikan
pada Teorema 2.17 namun sebelumnya diberikan definisi
konvergensi mutlak dahulu.

DEFINISI 2.6 Konvergensi Mutlak

Deret dikatakan konvergen mutlak jika


konvergen.

TEOREMA 2.17 Uji Konvergensi Mutlak

Jika konvergen maka konvergen.

Contoh 2
Tentukan apakah barisan

konvergen atau divergen.

Penyelesaian
Misalkan maka . Untuk menentukan

apakah konvergen atau divergen, mula-

mula perhatikan bahwa deret merupakan


deret geometri dengan rasio . Akibatnya
adalah deret yang konvergen. Maka berdasarkan uji konvergensi
mu-tlak kita peroleh adalah deret yang
konvergen juga.

Periksalah apakah

merupakan deret yang konvergen atau divergen.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 27


B A B 2 Deret Tak Hingga

Uji Rasio Mutlak

Uji rasio mutlak untuk deret berganti tanda serupa dengan uji
rasio pada deret suku positif. Berikut adalah teorema uji rasio
mutlak.

TEOREMA 2.18 Uji Rasio Mutlak

Misalkan adalah deret dengan suku-suku tak nol dan


andaikan

a. Jika  < 1, maka deret tersebut konvergen mutlak


(sehingga konvergen).
b. Jika  > 1, maka deret tersebut divergen.
c. Jika  = 1, maka uji tidak memberikan kesimpulan.

Contoh 3
Tentukan apakah merupakan deret yang
konvergen atau divergen.

Penyelesaian
Misalkan maka . Kemudian
kita hitung nilai rasio  seperti berikut:

Karena ρ = 0 < 1 maka menurut Uji Rasio Mutlak deret tersebut


adalah deret yang konvergen.

Coba kalian tentukan apakah

merupakan deret yang konvergen atau divergen.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 28


B A B 2 Deret Tak Hingga

Deret Pangkat
2.5

Deret Pangkat, Deret Pangkat dalam , Operasi pada


Deret Pangkat

Deret Pangkat

Perhatikanlah deret berikut

(15)

Deret pada (15) berbeda dengan deret yang telah kita pelajari
dalam subbab terdahulu dimana suku-suku deret berupa
bilangan. Pada deret di (15), suku-suku deret merupakan fungsi
dari . Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada deret fungsi ini
yaitu:
1. Pada nilai x berapa deret fungsi akan konvergen?
2. Fungsi seperti apakah yang merupakan jumlah dari deret
fungsi?

Pada Matematika Dasar A2 hanya dibahas deret fungsi yang


khusus yaitu deret pangkat.

Bentuk umum deret pangkat dalam adalah

(16)

Teorema berikut digunakan untuk menentukan nilai-nilai yang


menyebabkan deret pangkat konvergen.
TEOREMA 2.19 Konvergensi Deret Pangkat

Himpunan konvergensi dari deret pangkat selalu


berupa interval yang berbentuk:
1. Titik tunggal .
2. Interval konvergensi dengan kemungkinan-
kemungkinannya adalah: , , atau
– .
3. Seluruh garis bilangan riil.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 29


B A B 2 Deret Tak Hingga

Bilangan R pada Teorema 2.19 disebut jari-jari kekonvergenan


dari deret pangkat. Untuk kasus 1 pada Teorema 2.19, jari-jari
kekonvergenannya adalah R=0, dan pada kasus 3, R=. Interval
dimana deret pangkat konvergen seringkali disebut interval
kekonvergenan.

Contoh 1
Tentukan himpunan konvergensi dari deret berikut:

(17)

Penyelesaian
Himpunan nilai-nilai dimana deret fungsi konvergen disebut
himpunan konvergensi. Untuk menentukan himpunan
konvergensi, kita lakukan uji rasio mutlak seperti berikut:

Deret pada (17) konvergen bila ρ<1 atau . Akibatnya


, lebih lanjut . Kemudian kita periksa kekon-
TEOREMA
vergenan deret2.20 Pendiferensialan
tersebut & Pengintegralan
di titik-titik ujungnya.
Deret Pangkat

Jika
Misalkan maka deret
adalah menjadi
jumlah deret pangkat pada selang I, .
yaitu: menggunakan uji deret berganti tanda, dapat dibuktikan
Dengan
bahwa deret konvergen.

Jadi, jika di dalam selang I, berlaku:


Jika maka deret menjadi . Deret
adalah deret harmonik sehingga divergen. Hal ini menyebabkan
a.
deret divergen. Jadi himpunan konvergensi dari deret

adalah .
b.

Coba kalian ulangi pekerjaan di atas yaitu menentukan himpunan


konvergensi dari deret berikut

Deret Pangkat dalam ( )


Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 30

Deret tak hingga dalam bentuk


B A B 2 Deret Tak Hingga

Deret Taylor dan Deret MacLaurin


2.6

Deret Taylor, Rumus Taylor dengan Suku Sisa,


Deret MacLaurin

Deret Taylor

Deret pangkat yangn kita pelajari sangat berguna untuk mencari


fungsi hampiran. Contohnya deret geometri adalah salah satu
deret pangkat yang digunakan untuk menghampiri fungsi
. Namun demikian, masih ada masalah yang
ingin dipecahkan, misalkan diberikan suatu fungsi f , dapatkah
kita membuat deret pangkat dalam x, atau lebih umum dalam x-a.
Dengan kata lain, apakah ada nilai-nilai sedemikian
sehingga

(19)

Misalkan Persamaan (19) ada, berdasarkan Teorema 2.20


didapat

(20)

Substitusikan x=a ke Persamaan (20) kemudian selesaikan

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 31


B A B 2 Deret Tak Hingga

Persamaan (20) sehingga diperoleh konstanta cn.

Bentuk umum dari ck adalah


(21)

Dari persamaan (21) dapat dilihat bahwa konstanta ck


bergantung dari fungsi f. Karena nilai ck hanya bergantung dari f
dan nilainya tunggal, ini mengandung arti bahwa uraian f
terhadap deret pangkat dalam (x-a) adalah tunggal.

TEOREMA 2.21 Teorema Ketunggalan

Misalkan f memenuhi

(22)

untuk semua x di interval yang mengandung a. Maka

(23)

Uraian fungsi f dalam deret pangkat atas (x-a) seperti pada (22)
disebut deret Taylor. Jika a=0 maka deret (22) disebut deret
MacLaurin. Jadi deret MacLaurin adalah bentuk khusus dari
deret Taylor.

Rumus Taylor dengan Suku Sisa

Teorema 2.22 dan Teorema 2.23 berikut ini memberikan


jaminan keberadaan uraian deret Taylor.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 32


B A B 2 Deret Tak Hingga

TEOREMA 2.22 Rumus Taylor dengan Suku Sisa

Misalkan f fungsi terturunkan (k+1) kali dengan


ada untuk setiap x di interval buka I yang mengandung a.
Maka, untuk setiap x di I

dengan sisa yang rumusnya

dengan c titik antara dan a.

Teorema 2.22 menyatakan bentuk sisa yang terjadi apabila kita


menghampiri fungsi sampai dengan sejumlah berhingga suku
dari deret Taylor. Sedangkan pada Teorema 2.23, akan
disebutkan kapan suatu fungsi f dapat dihampiri oleh deret
pangkat dalam .

TEOREMA 2.23 Teorema Taylor

Misalkan f fungsi yang memiliki turunan-turunan


keberapapun pada suatu selang . Deret Taylor

(24)

merepresentasikan fungsi f pada selang jika


dan hanya jika

dimana Rn(x) adalah suku sisa dalam Rumus Taylor,

(25)

dan titik c adalah titik pada .

Contoh 1
Buatlah uraian deret Taylor dengan a=1 untuk fungsi
.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 33


B A B 2 Deret Tak Hingga

Penyelesaian
Mula-mula tentukan

dst….

Maka didapat uraian deret Taylor dari fungsi adalah

taylor(cos(x),x=1);

Coba kalian buat uraian deret Taylor dengan a=1 untuk fungsi
.

Deret MacLaurin

Jika nilai a di deret Taylor pada persamaan (24) adalah 0 maka


diperoleh deret MacLaurin

(26)

Contoh 2
Buatlah uraian MacLaurin dari fungsi seperti pada Contoh 1
yakni .

Penyelesaian
Substitusikan nilai a=0 pada persamaan deret Taylor pada
Contoh 1, maka diperoleh

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 34


B A B 2 Deret Tak Hingga

taylor(cos(x),x=0);

Coba kalian buat uraian deret MacLaurin untuk fungsi

Dari Contoh 2, kita peroleh uraian MacLaurin untuk ,


yaitu

(27)

Contoh 3
Dengan menggunakan persamaan (27) dan Teorema 2.22 a
untuk mencari uraian deret MacLaurin dari .

Penyelesaian

Dari penyelesaian Contoh 3, kita miliki uraian deret MacLaurin


dari , yaitu

(28)

Dengan cara yang serupa, kita dapat mencari uraian deret


MacLaurin dari fungsi-fungsi trigonometri, fungsi eksponensial
dan fungsi-fungsi lain yang terturunkan. Beberapa uraian
MacLaurin dari fungsi-fungsi yang penting dapat dilihat pada
buku-buku kalkulus.

Modul Matematika Dasar A2 Universitas Indonesia | 35

Anda mungkin juga menyukai