Anda di halaman 1dari 13

Nama : Ahmad Zulkarnain Kamaludin, S.Pd.

Nomor UKG : 201503219991

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul MODUL 2 ALJABAR DAN PROGRAM LINEAR
Judul Kegiatan 1. Bentuk Aljabar dan Sistem Persamaan Linear
Belajar (KB) 2. MATRIKS DAN Vektor pada Bidang dan Ruang
3. Program Linear
4. Pembelajaran Aljabar
No Butir Respon/Jawaban
Refleksi
1 Daftar peta KB 1. Bentuk Aljabar dan Sistem Persamaan Linear
konsep
(istilah dan Definisi

definisi) di
modul ini Operasi Bentuk Aljabar

Bentuk Aljabar
Perkalian antar suku
bentuk aljabar

Pemfaktoran bentuk
aljabar
Definisi

Persamaan Linear

Cara penyelesaian
Bentuk Aljabar dan sistem
persamaan linear Persamaan dan
Pertidaksamaan linear
Definisi

Pertidaksamaan Linear

Cara penyelesaian

Pengertian dan solusi SPL

Sistem Persamaan Linear Jenis-jenis SPL Substitusi

Metode penyelesaian SPL Eliminasi

Gabungan

1. Bentuk Aljabar
Bentuk aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat
huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui.
a. Suku adalah bagian dari bentuk aljabar yang dipisah dengan tanda - atau +.
Teridiri dari suku tunggal, suku dua (binom), suku tiga (trinom) dan suku banyak
(polynom)
b. Faktor adalah bilangan yang membagi bilangan lain atau hasil kali.
c. Koefisien adalah faktor bilangan pada hasil kali dengan suatu peubah.
d. Konstanta adalah lambang yang menyatakan bilangan tertentu (bilangan konstan
/ tetap)
e. Suku sejenis adalah suku yang memiliki peubah dan pangkat dari peubah yang
sama
f. Suku tidak sejenis adalah suku yang memiliki peubah dan pangkat yang berbeda
g. Operasi bentuk aljabar terdiri dari
- Penjumlahan
- Pengurangan
- Perkalian
- pembagian
h. Perkalian antar suku bentuk aljabar dapat menggunakan sifat distributif sebagai
konsep dasarnya.
i. Pemfaktoran bentuk aljabar dapat dilakukan dengan menggunakan hukum
distributif
2. Persamaan dan Pertidak samaan
Persamaan
a. Persamaan adalah kalimat terbuka yang menggunakan tanda hubung”=” sama
dengan.
b. Persamaan linier satu variabel adalah suatu persamaan yang memiliki satu
variabel dan pangkat tertingginya satu.
c. Penyelesaian (solusi) dari suatu PLSV adalah bilangan yang menggantikan
variabel sehinnga persamaan tersebut menjadi bernilai benar.
d. Persamaan linier dua variabel adalah persamaan yang memiliki dua variabel dan
panggkat tertingginya satu.
e. Penyelesaian (solusi) dari PLDV + = adalah bilangan terurut ( , )
sedemikian hingga jika disubstitusikan untuk x dan untuk y mengakibatkan
persamaan menjadi bernilai benar.

Pertidaksamaan
Menurut El-Khateeb (2016), pertidaksamaan adalah kalimat matematis yang
dibangun dengan menggunakan satu atau lebih simbol untuk membandingkan 2
kuantitas.
Pertidaksamaan linear adalah pertidaksamaan yang pangkat tertinggi dari
variabelnya adalah satu.
Penyelesaian pertidaksamaan linear satu variabel dilakukn prosedur sebagai berikut:
- Tambahkan kedua ruas dengan bilangan yang sama
- Kurangkan kedua ruas dengan bilangan yang sama
- Kalikan atau bagi kedua ruas dengan bilangan positif yang sama
- Jika mengalikan atau embagi kedua ruas dengan bilangan negatif yang sama
maka tanda pertidaksamaannya harus dibalik
Langkah-langkah untuk menentukan penyelesaian dari SPLDV adalah sebagai
berikut:
- Gabar daerah penyelesaian pertidaksamaan yang pertama
- Gambar daerah penyelesaian pertidaksamaan yang kedua, dst.
- Himpunan penyelesaian SPLDV nya adalah irisan dua daerah ada langkah 1
dan 2

3. Sistem Persamaan Linear


a. Pengertian SPL dan solusi SPL
Sebagaimana sistem persamaan yang sering dikenal yakni SPLDV dan SPLTV,
maka bentu umum SPLDV dan SPLTV dapat dituliskan sebagai berikut:
+ =
… (∗∗)
+ =
SPLDV dengan dua persamaan:
+ =
+ =
Atau
+ + =
SPLTV dengan tiga persamaan: + + =
+ + =
+ + =
Atau + + =
+ + =
Himpunan semua penyelesaian dari suatu SPL dinamakan himpunan solusi atau
himpunan penyelesaian (HP)
b. Jenis-jenis SPL
Berdasarkan solusi yang dimiliki oleh SPL, maka SPL dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
1) SPL konsisten, jika SPL tersebut mempunyai solusi.
2) SPL tak konsisten, jika SPL tersebut tidak mempunyai solusi.
c. Metode penyelesaian SPL
1) Metode substitusi
2) Metode eliminasi
3) Metode gabungan

KB 2. Matriks dan Vektor pada Bidang dan Ruang


1. Matriks dan Determinan
a. Matriks
- Matriks adalah susunan persegi panjang dari bilangan-bilangan. Bilangan
bilangan pada susunan tersebut disebut entri atau komponen atau elemen
dari matriks.
- Jenis-jenis matriks:
 Matriks persegi adalah adalah berorder n jika A mempunyai n baris
dan n kolom
 Matriks segitiga bawah adalah jika semua komponen di atas diagonal
utama nol.
 Matriks segitiga atas adalah jika semua komponen di bawah diagonal
utama nol.
 Matriks segitiga adalah jika matriks A merupakan matriks segitiga
atas atau segitiga bawah.
 Matriks skalar adalah jika A merupakan matriks diagonal dan
komponen pada diagonal utama sama.
 Matriks identitas adalah jika A merupakan matriks persegi yang
semua komponenpaada diagonal utama adalah 1 dan komponen
lainnya 0.
 Matriks diagonal adalah jika A merupakan matrik segitiga atas dan
matriks segitiga bawah.
 Matriks nol adalah jika semua komponennya 0.
 Matriks kolom adalah jika hanya mempunyai kolom.
- Operasi pada Matriks
Definisi 2.3
Jika A dan B matriks yang berukuran sama, maka jumlah A + B
merupakan matriks yang diperoleh dengan menjumahkan komponen-
komponen matriks A dan B yang bersesuaian. Matriks yang ukurannya
tidak sama tidak dapat dijumlahkan.
Defenisi 2.4
Jika A sebarang matriks dan α sebarang skalar, maka hasil kali skalar αA
adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan setia komponen dari A
dengan α
Definisi 2.5
Definisi perkalian matriks memerlukan syarat banyaknya kolom dari
matriks pertama, yaitu A, sama dengan banyaknnya baris matriks kedua,
yaitu B. jika syarat ini tidak dipenuhi maka perkaliannya tidak terdefenisi.
Teorema 2.1
Jika matriks berikut berukuran sedemikian sehingga operasi-operasinya
dapat dilakukan dengan α,β bilangan real maka berlaku aturan berikut:
1) + = + sifat komutatif untuk penjumlahan
2) + ( + ) = ( + ) + sifat asosiatif penjumlahan
3) ( ) = ( ) sisfat asosiatif perkalian
4) ( + ) = + sifat distributif perkalian terhadap
penjumlahan
5) ( + ) = + sifat distributif kanan terhadap penjumlahan
- Invers matriks
Definisi 2.6
Jika A matriks persegidan terdapat matriks B sedemikian sehingga AB =
BA = I, maka Ais dikatakan invertibel dan B dikatakan Invers A. Jika A
invertibel, maka inversnya dinyatakan dengan simbol A-1
Teorema 2.2
Jika B dab C keduanya merupakan invers dari matriks A, maka B = C
Teorema 2.3
Matriks = ! invertibel jika − ≠0 dan %
=

!
&'%() −

Teorema 2.4
Jika A dan B matriks invertibel berukuran sama, maka
1) AB invertibel
2) ( )% = % %
- Transpose Matriks
Definisi 2.8
Jika A matriks * × ,, maka transpose A ditulis AT, didefinisikan sebagai
matriks , × * yang diperoleh dari menukar baris dan kolom A, yaitu
kolom pertama dari AT meruakan baris kedua dari A, dan seterusnya.
Teorema 2.7
Jika ukuran matriks sedemikian sehingga operasi berikut ini dapat
dilakukan, maka:
1) (AT) = A
2) (A + B)T = AT + BT
3) (kA)T = k(A)T dengan k sebagai skalar
4) (AB)T = BTAT
- Matriks Elementer
Definisi 2.9
Suatu matriks - × - disebut matriks elementer jika dapat diperoleh dari
matriks identitas In berukuran - × - dengan melakukan satu operasi baris
elementer.

Teorema 2.8
Jika matriks A dikalikan dari kiri dengan matriks elementer E, maka
hasilnya EA adalah matriks A yang dikenai operasi baris elementer yang
sama dengan operasi baris elementer yang dikenakan pada I untuk
mendapatkan E
Teorema 2.9
Setiap matriks elementer adalah invertibel dan inversnya merupakan
matriks elementer.
b. Determinan
1. Definisi
Definisi 2.10
Permutasi himpunan bilangan-bilangan bulat.1,2,3, … , -2 adalah susunan
bilangan-bilangan bulat ini menurut suatu aturan tanpa menghilangkan atau
mengulangi bilangan-bilangan tersebut.
Definisi 2.11
Sebuah permutasi dikatakan permutasi genapjika banyaknya invers
seluruhnya adalah bilangan bulat genap. Sebuah permutasi dikatakan
permutasi ganjil jika banyaknya invers seluruhnya adalah bilanyan bulat
ganjil.
Definisi 2.14
Misalkan A matriks persegi. Determinan A ditulis det(A) atau |A|, dan
didefenisikan sebagai jumlah semua hasil kali elementer bertanda dari A.
2. Sifat-sifat determinan
Teorema 2.13
Jika matriks berukuran - × -, maka berlaku sifat-sifat berikut:
1) Jika A memuar baris 0, maka det(A) = 0
2) Jika A matriks segitiga maka det(A) = , , , … 44
3) Jika B matriks yang diperoleh dari Adengan baris ke I dari B sama
dengan k kali baris dari I ke A atau kolom ke j dari B sama dengan k
kali kolom ke j dari A, maka det(B) = k.det(A)
4) Jika B matriks yang diperoleh dari A dengan menukar dua baris atau
dua kolom dari A maka det(B) = -det(A)
5) Jika B matriks yang diperoleh dari A dengan baris ke i dari B sama
dengan baris ke i dari A ditambah k kali baris ke j dari A atau kolom ke
i dari B sama dengan kolom ke I dari A ditambah k kali kolom ke j dari
A, maka det(B) = det(A)
6) Det(A) = det(At)
7) Jika C satu matriks - × - maka det(AC) = det(A) det(C)
2. Vektor pada Bidang dan Ruang
a. Vektor pada sistem koordinat
Vektor-vektor pada bidang (R2) dan ruang (R3) dapat dinyatakan secara
geometris sebagai ruas-ruas garis berarah.
Arah panah menentukan arah vektor dan panjang panah menyatakan
besarnya. Pangkal panah disebut titik pangkal vektor dan titik ujung panah
disebut titik ujung vektor.
Vektor dinyatakan dengan hurufkecil tebal, misalnya u, v, w. semua skalar
di sini merupakan bilangan real. Jika titik pangkal vektor v adalah A dab titik
ujungnya adalah B, maka ditulis 5 =67888888⃗
Vektor-vektor yang panjang dan arahnya samadisebut ekuivalen. Jika v
dan w ekuivalen, ditulis v = w. vektor yang panjangnya nol disebutvektor nol,
dinotasikan 0. Vektor nol mempunyai arah ke segala arah
b. Norm vektor
Teorema 2.15
Jika u, v dan w vektor-vektor di R2 atau R3, k dan l skalar maka:
1) : + ; = ; + :
2) (: + ;) + < = : + (; + <)
3) : + 0 = 0 + :
4) : + −: = 0
5) =(>:) = (=>):
6) =(: + ;) = =: + =;
7) (= + >): = =: + >:
8) 1: = :
c. Hasil kali titik
Misalkan u dan v dua vektor tak nol di R2 atau R3 dan asumsikan vektor ini
diosisikan sedemikian sehingga titik pangkalnya berhimpit. Sudut antara u dan
v didefenisikan sebagai sudut θ yang ditentukan oleh u dan v yang memenuhi
0≤@≤A
d. Hasil kali silang
Teorema 2.19
Jika u, v dan w vektor-vektor di R3 dan k sebarang skalar, maka:
1. : × ; = ; × :
2. : × (; + <) = (: × ;) + (: × <)
3. (; + <) × : = (; × :) + (< × :)
4. =(: × ;) = (=:) × ; = : × (=;)
5. ; × 0 = 0 × ; = 0
6. ; × ; = 0
Teorema 2.20
Jika v dan w vektor di R3 maka |; × <| sama dengan luas jajargenjang yang
ditentukan oleh v dan w

: :
Teorema 2.21
1) Nilai mutlak dari detBC; ; CD sama dengan luas jajargenjang di R yang
2

ditentukan oleh vektor : = (: : ) dan ; = (; ; )


: : :
2) Nilai mutlak det EF ; ; ; FG sama dengan volume paralel epipedum
< < <
yang ditentukan oleh vektor-vektor H = (: : : ) dan 5 = (; ; ; )
3. Matriks Transformasi
a. Refleksi adalah transformasi pada I atau I yang memetakan titik ke
bayangan simetrisnya terhadap garis atau bidang.
- Refleksi terhadap sumbu X
- Refleksi terhadap garis y = x
- Refleksi terhadap garis y = - x
- Refleksi terhadap bidang xy
- Refleksi terhadap bidang xz
b. Rotasi adalah transformasi yang merotasikan setiap vektor diI sebesar sudut
tetap @disebut transformasi rotasi pada I
c. Translasi adalah transformasi yang memindahkan (menggeser) setiap titik di
I menurut besar dan arah yang tetap
d. Dilatasi adalah jika koordinat xdari setiap titik pada bidang dikalikan konstanta
positif , maka efeknya adalah memperkecil atau memperbesar setiap gambar
bidang pada arah-x
KB 3. Program Linear

1. Program Linear
a. Definisi
Program linear merupakan bagian dari Operation Research yang mempelajari
masalah optimum. Prinsip pda program linear diterapkan dalam masalah nyata
diantaranya dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, perdagangan,
transportasi, industri, sosial, dll.
b. Masalah PL
Menurut Winston (1993), masalah program linear adalah masalah optimasi
dalam hal sebagai berikut:
1) Usaha untuk memaksimalkan (meminimalkan) fungsi lonear dari sejumlah
variabel keputusan. Fungsi yang dimaksimalkan atau diminimalkan disebut
fungsi tujuan/fungsi objektif.
2) Nilai variabel keputusan harus memenuhi sejumlah pembatas/kendala.
Setiap pembatas/kendala harus dalam bentuk persamaan linear atau
pertidaksamaan linear.
3) Nilai pada setiap variabel dibatasi. Untuk setiap variabel, tanda batasnya
non negatif atau boleh tidak dibatasi tanndanya.
c. Langkah-langkah membuat model matematika
Menurut Suyitno (2014), langkah-langkah untuk membuat model matematika
adalah sebagai berikut:
1) Menentukan tipe masalah (masimum atau minimum)
2) Mendefenisikan variabel keputusan
3) Merumuskan fungsi tujuan
4) Merumuskan fungsi kendala
5) Menentukan persyaratan nonnegatif.

2. Metode Grafik
a. Metode titik ekstrim (titik pojok)
Definisi 3.2
Pada sebarang himpunan konveks S, titik P di S disebut sebagai titik ekstrim
jika setiap ruas garis yang berada di dalam S dan memuat titik P maka P
merupakan titik akhir (ujung) dari ruas garis tersebut.
Langkah Penyelesaian
Nilai optimal titik tujuan dibandingkan berasarkan titik-titik ekstrim
pembentuknya.
b. Metode garis selidik
Definisi
Garis selidik adalah garis-garis yang sejajar dengan garis pada fungsi tujuan.
Untuk masalah maksimum, garis selidik tu disebutisoprofit lines, sedangkan
untuk masalah minimum disebut isocost lines.
Langkah-langkah penyelesaian
1) Menggambar DPF
2) Menggambar garis yang persamaannya + =0
3) Menggambar garis-garis yang sejajar dengan dan melalui titik ekstrim.
Garis sejajar ini disebut garis selidik.
4) Untuk masalah maksimum maka titik ekstrim terakhir yang dilalui garis
selidik berkaitan dengan penyeesaian optimal. Sedangkan untuk masalah
minimum, titik ekstrim pertama yang dilalui garis selidik berkaitan dengan
penyelesaian optimal
3. Metode Simpleks
Langkah-langkah menyelesaikan masalah program linear dengan metode simpleks
adalah sebagai berikut:
a. Buat model matematika
b. Tambahkan variabel slack atau variabel surplus pada setiap pertidaksamaan
fungsi kendala. Jika pertidaksamaan “≤” maka tambahkan variabel slack agar
menjadi persamaan. Jika pertidaksamaannya “≥” maka kurangkan variabel
surplus agar menjadi persamaan.
c. Diperoleh model matematika baru
d. Susun model matematika baru tersebut ke dalam tabel simpleks
e. Pilih kolom kunci yaitu kolom yang mempunyai nilai Zj – cj terendah.
f. Pilih baris kunci
g. Tentukan elemen kuncinya.
h. Lakukan transformasi baris kunci
i. Lakukan transformasi baris-baris yang lain
j. Buat tabel simpleks baru
k. Bila tabel baru/perbaikan beum optimal, buat tabel dengan langkah e s.d i
l. Lakukan terus menerus langkah e s.d I sampai menemukan ∀KL − L ≥ 0
m. Program optimal
4. Dualitas
Dualitas adalah model maksimumnya, jika dianggap primal maka model
minimumnya sebagai dual. Begitu pula sebaliknya, jika model maksimumnya
sebagai dual maka model minimumnya sebagai primal.
KB 4. Pembelajaran Aljabar

1. Teori Belajar
Menurut Bruner, untuk pengetahuan dibentuk melalui tahapan enaktif, ikonik,
ddan simbolik.
2. Model Pembelajaran Discovery Learning
Menurut Bruner, Discovery Learning (DL) merupakan pendekatan
pembelajaran berbasis-inquiry dimana siswa membangun pengetahuan baru
berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya dan pengalaman aktif.
Sintaks pembelajaran DL adalah:
- Menciptakan stimulus/rangsangan (data collection)
- Menyiapkan pernyataan masalah (problem statement)
- Mengumpulkan data (data collecting)
- Mengolah data (data processing)
- Memverifikasi data (verification)
- Menarik kesimpulan (generalization)
3. Pembelajaran Abad 21
Pembelajaran abad 21 menggunakan istilah yang dikenal sebagai 4Cs (critical
thinking, communication, collaboration, and creativity), adalah empat
keterampilan yang telah diidentifikasi sebagai keterampilan abad ke-21 (P21)
sebagai keterampilan yang sangat penting dan diperlukan untuk pendidikan abad
ke-21. Keterampilan tersebut antara lain:
a) Kreativitas berpikir dan inovasi
Peserta didik dapat menghasilkan, mengembangkan, dan
mengimplementasikan ide-ide mereka secara kreatif baik secara mandiri
maupun berkelompok.
b) Berpikir kritis dan pemecahan masalah
Peserta didik dapat mengidentifikasi, menganalisis, menginterpretasikan,
dan mengevaluasi bukti-bukti, argumentasi, klaim dan data-data yang tersaji
secara luas melalui pengkajian secara mendalam, serta merefleksikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
c) Komunikasi
Peserta didik dapat mengkomunikasikan ide-ide dan gagasan secara efektif
menggunakan media lisan, tertulis, maupun teknologi.
d) Kolaborasi
Peserta didik dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok dalam
memecahkan permasalahan yang ditemukan.
4. PPK
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) menempatkan nilai karakter
sebagai dimensi terdalam pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan
para pelaku pendidikan.
Nilai utama karakter yang perlu dikembangkan sebagai prioritas gerakan PPK
yaitu:
a) Religius
b) Rasional
c) Mandiri
d) Gotong royong
e) Integritas
Gerakan PPK yang dapat dilaksanakan yaitu:
a) Penguatan pendidikan karakter berbasis kelas
b) Penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah
c) Penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat
5. Perangkat Pembelajaran Materi Bentuk Aljabar
a. Silabus
Penggalan silabus berisi:
- Identitas Satuan Pendidikan
- Mata pelajaran
- Kelas/Semester
- Kompetensi Inti
- Kompetensi Dasar
- Nilai Karakter
- Indikator Pencapaian Kompetensi
- Materi Pokok
- Keiatan Pembelajaran
- Penilaian
- Alokasi Waktu
- Sumber Belajar
b. RPP
RPP berisi:
- Identitas satuan pendidikan
- Mata pelajaran
- Materi pokok
- Kelas/Semester
- Alokasi waktu
- KI, KD dan indikator pencapaian kompetensi
- Tujuan pembelajaran
- Materi pembelajaran
- Pendekatan, metode dan model pembelajaran
- Media/alat
- Sumber belajar
- Kegiatan pembelajaran
- Penilaian
c. Lampiran 1 Bahan Ajar
d. Lampiran 2 Materi Remidial
e. Lampiran 3 Materi Pengayaan
f. Lampiran 4 Materi PPT
g. Lampiran 5 LKPD
h. Lampiran 6 Instrumen Penilaian
2 Daftar 1. Matriks transformasi
materi yang 2. Metode Simpleks
sulit 3. Dualitas
4. Vektor pada Bidang dan Ruang
dipahami di
modul ini
3 Daftar 1. Koefisien dalam bentuk aljabar
materi yang 2. Metode simpleks
sering 3. Vektor pada bidang dan ruang
mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai