a11x1+a12x2+...+a1p+xp=b1
x1 , x2 ,… , xp berbentuk
a21x1+a22x2+...+a2p+xp=b2 (*)
an1x1+an2x2+...+anp+xp=bn
dengan aij dan bi bilangan-bilangan real untuk
setiap i= 1,2,…,n dan j=1,2,…,p
Bilangan-bilangan terurut (c1, c2, …, cp)
disebut penyelesaian (solusi) untuk SPL (*)
jika
a11x1+a12x2+...+a1p+xp=b1
a21x1+a22x2+...+a2p+xp=
an1x1+an2x2+...+anp+xp=bn
Bilangan-bilangan aij untuk setiap i=1,2,…,n
dan j=1,2,…, p dalam (*) dinamakan koefisien
variabel-variabel SPL, sedangkan biuntuk
setiap i= 1,2,…,n dinamakan konstanta SPL.
Penggunaan tanda “{“ dalam (*) menunjukkan
bahwa bentuk tersebut merupakan suatu
sistem, artinya persamaan-persamaan tersebut
saling terkait. Oleh karenanya dalam penulisan
suatu SPL digunakan tanda “{“. Terkadang
“tanda kurung
kurawal” diletakkan di bagian belakang,
sehingga menggunakan tanda “}”.
Sebagaimana sistem persamaan yang sering
dikenal yakni SPLDV (sistem persamaan linear
dua variabel) dan SPLTV (sistem persamaan
linear tiga
variabel), maka bentuk umum SPLDV dan
SPLTV dituliskan sebagai berikut.
2. KB 2: Matriks dan Vektor pada Bidang dan Ruang Istilah dan konsep
A. Matriks dan Determinan tersebut merupakan
1) Matriks pengetahuan dasar yang
Matriks adalah susunan persegi panjang dari harus dipahami agar
bilangan-bilangan. Bilanganbilangan pada dapat menyelesaikan
susunan tersebut disebut entri atau komponen permasalahan yang
atau elemen dari matriks. berkaitan dengan
Dua matriks dikatakan sama jika kedua Matriks dan Vektor
matriks tersebut berukuran sama dan pada Bidang dan Ruang
komponen yang bersesuaian sama
a. Jenis-jenis Matriks
a) Matriks A disebut matriks persegi
berorder n jika A mempunyai n baris
dan n kolom. Komponen a11, a22, …,
ann disebut komponen diagonal utama
dari A.
b) Matriks A disebut matriks segitiga
bawah jika semua komponen di atas
diagonal utama nol.
c) Matriks A disebut matriks segitiga atas
jika semua komponen di bawah
diagonal utama nol.
d) Matriks A disebut matriks segitiga jika
matriks A merupakan matriks segitiga
atas atau segitiga bawah.
e) Matriks A disebut matriks diagonal
jika A merupakan matriks segitiga atas
dan matriks segitiga bawah.
f) Matriks A disebut matriks skalar jika
A merupakan matriks diagonal dan
komponen pada diagonal utama sama.
g) Matriks A disebut matriks identitas
jika A merupakan matriks persegi
yang semua komponen pada diagonal
utama adalah 1 dan komponen lainnya
0. Matriks identitas ditulis I. Jika
ukuran matriks diperhatikan, maka
matriks identitas nxn ditulis In.
h) Matriks A disebut matriks nol jika
semua komponennya 0. Matriks nol
ditulis O. Jika ukuran matriks
diperhatikan maka matriks O
berukuran pxq ditulis Opxq.
i) Matriks A disebut matriks kolom jika
hanya mempunyai satu kolom. Matriks
A disebut matriks baris jika hanya
mempunyai satu baris.
b. Operasi pada Matriks
Jika A dan B matriks yang berukuran sama,
maka jumlah A + B merupakan matriks yang
diperoleh dengan menjumlahkan komponen-
komponen matriks A dan B yang bersesuaian.
Matriks yang ukurannya tidak sama tidak
dapat dijumlahkan.
Jika A sebarang matriks a dan sebarang
skalar, maka hasil kali skalar aA adalah
matriks yang diperoleh dengan mengalikan
setiap komponen dari A dengan a.
Jika A= [aij] adalah matriks p x q dan B=[bij]
matriks q x r maka hasilkali AB
merupakan matriks berukuran p x r yang
komponennya (AB)ij =∑
Definisi perkalian matriks memerlukan syarat
banyaknya kolom dari matriks pertama, yaitu
A, sama dengan banyaknya baris matriks
kedua, yaitu B.
Jika syarat ini tidak dipenuhi maka
perkaliannya tidak terdefinisi
c. Invers Matriks
Definisi 2.6
Jika A matriks persegi dan terdapat matriks B
sedemikian sehingga AB = BA = I,
maka A is dikatakan invertibel dan B
dikatakan invers A.
Jika A invertibel, maka inversnya dinyatakan
dengan simbol .
Definisi 2.7
Jika A matriks persegi, maka didefinisikan
pangkat bulat non-negatif dari
d. Transpos Matriks
Definisi 2.8
Jika A matriks p x q, maka transpos A, ditulis
AT, didefinisikan sebagai matriks q x p yang
diperoleh dari menukar baris dan kolom A,
yaitu kolom pertama dari AT merupakan baris
pertama matriks A, kolom kedua dari AT
merupakan baris kedua dari A, dan
seterusnya. Matriks Elementer dan
e. Metode mencari Invers Matriks
Definisi 2.9
Suatu matriks n x n disebut matriks elementer
jika dapat diperoleh dari matriks identitas In
berukuran nxn dengan melakukan satu operasi
baris elementer
2) Determinan
Permutasi himpunan bilangan-bilangan bulat
{1, 2, 3,…, n} adalah susunan bilangan-
bilangan bulat ini menurut suatu aturan tanpa
menghilangkan atau mengulangi bilangan-
bilangan tersebut
Permutasi dibedakan berdasarkan banyaknya
inversi pada permutasi, seperti dinyatakan
dalam definisi berikut.
a) Sebuah permutasi dikatakan permutasi
genap jika banyaknya inversi
seluruhnya adalah bilangan bulat
genap.
b) Sebuah permutasi dikatakan permutasi
ganjil jika banyaknya inversi
seluruhnya adalah bilangan bulat
ganjil
Misalkan A = (aij)nxn. Hasilkali elementer dari
A adalah setiap hasilkali n komponen dari A,
yang berasal dari baris dan kolom yang
berbeda.
Hasilkali elementer bertanda dari matriks A =
(aij)nxn adalah hasilkali elementer
Definisi 2.20
Dua vektor u dan v disebut ortogonal, ditulis u ┴v
, jika u.v = 0.
c. Hasilkali Silang (Cross Product)
Definisi 2.21
Jika u = (u1, u2 , u3 ) dan v = (v1, v2 , v3)
vektor-vektor di R3 maka hasilkali silang u x v
adalah vektor yang didefinisikan oleh
u x v =(u2 v3 – u3 v2 , u3 v1 – u1 v3 , u1 v2 – u2
v1 )
atau dengan notasi determinan
C. Matriks Transformasi
Jika T=R2 R2 transformasi yang didefinisikan oleh
(* +) * +* + [ ]
( ( ))
Gambar 2.1
Penjumlahan vector
Secara geometris,
pengurangan vektor w
dari v dapat diperoleh
seperti pada Gambar 2.2
(b) dan 2.2 (c) .
Gambar 2.2
Pengurangan vector
i. Lakukan
transformasi baris-
baris yang lain yaitu
baris baru = baris
lama – bilangan pada
kolom kunci yang
bersesuaian dengan
baris lama (baris
yang akan
ditransformasikan)
dikalikan nilai baru
baris kunci.
. ( )/,
i
j. Buat tabel simpleks
baru berdasarkan
langkah e s.d i.
k. Bila tabel
baru/perbaikan
belum optimal
( )buat
tabel baru dengan
langkah e s.d i.
l. Lakukan terus-
menerus tahap e s.d.i
sehingga
menemukan
m. Program optimal.
Teorema 3.3
Teorema tentang
dualitas
a. Teorema Dualitas
(lemah)
Jika LP1 merupakan
program linear
masalah maksimum
dalam bentuk baku,
LP2 merupakan
program linear
masalah minimum
dalam bentuk baku,
LP1 dan LP2
merupakan dual satu
sama lainnya maka:
1) Jika LP1
merupakan kasus
penyelesaian tidak
terbatas maka LP2
merupakan kasus
ketidaklayakan.
122
2) Jika LP2
merupakan kasus
penyelesaian tidak
terbatas maka LP1
merupakan kasus
ketidaklayakan
3) Jika LP1 dan LP2
keduanya tertutup
dan dapat
diselesaikan maka
opt(LP1) opt(LP2),
(dibaca nilai optimal
(LP1) nilai
optimal (LP2))
b. Teorema Dualitas
(kuat)
Jika LP1 atau LP2
dapat diselesaikan
dan tertutup maka
berlaku pula untuk
pasangannya dan opt
(LP1) = opt LP2)
4. KB 4: Pembelajaran Aljabar. Menurut Ariyana dkk
Dalam modul 2 KB.4 materi yang menurut saya sulit (2018), keterampilan
dipahami adalah pembelajaran abad 21 abad ke-21 yang
pertama adalah
kreativitas berpikir dan
inovasi. Maksud dari
keterampilan kreativitas
berpikir dan inovasi
adalah peserta didik
dapat menghasilkan,
mengembangkan, dan
mengimplementasikan
ide-ide mereka secara
kreatif baik secara
mandiri maupun
berkelompok.
Keterampilan kedua
adalah berpikir kritis
dan pemecahan
masalah. Maksudnya
adalah peserta didik
dapat mengidentifikasi,
menganalisisi,
mengintrepetasikan, dan
mengevaluasi bukti-
bukti, argumentasi,
klaim dan data-data
yang tersaji secara luas
melalui pengkajian
secara mendalam, serta
merefleksikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Keterampilan ketiga
adalah komunikasi.
Peserta didik dapat
mengkomunikasikan
ide-ide dan gagasan
secara efektif
menggunakan media
lisan, tertulis, maupun
teknologi. Keterampilan
keempat adalah
kolaborasi. Peserta didik
dapat bekerja sama
dalam sebuah kelompok
dalam memecahkan
permasalahan yang
ditemukan.
3 Daftar 1. KB 1 : Bentuk Aljabar dan Sistem Persamaan Linear Langkah-langkah
materi yang Dalam modul 2 KB.1 materi yang sering mengalami pengerjaan dengan
sering miskonsepsi adalah penyelesaian SPL melalui Operasi metode Operasi Baris
mengalami Baris Elemeneter (OBE). Elementer (OBE).
miskonsepsi Ketiga jenis operasi
berikut untuk
mengeliminasi variabel-
variabel secara
sistematis.
(1) Mengalikan sebuah
persamaan dengan
bilangan real tak-nol.
(2) Menukar dua
persamaan.
(3) Menambah kelipatan
dari satu persamaan
pada persamaan yang
lain.
Gambar 2.1
Penjumlahan vector
Secara geometris,
pengurangan vektor w
dari v dapat diperoleh
seperti pada Gambar 2.2
(b) dan 2.2 (c) .
Gambar 2.2
Pengurangan vector
i. Lakukan
transformasi baris-
baris yang lain yaitu
baris baru = baris
lama – bilangan pada
kolom kunci yang
bersesuaian dengan
baris lama (baris
yang akan
ditransformasikan)
dikalikan nilai baru
baris kunci.
. ( )/,
i
j. Buat tabel simpleks
baru berdasarkan
langkah e s.d i.
k. Bila tabel
baru/perbaikan
belum optimal
( )buat
tabel baru dengan
langkah e s.d i.
l. Lakukan terus-
menerus tahap e s.d.i
sehingga
menemukan
m. Program optimal.
Teorema 3.3
Teorema tentang
dualitas
a. Teorema Dualitas
(lemah)
Jika LP1 merupakan
program linear
masalah maksimum
dalam bentuk baku,
LP2 merupakan
program linear
masalah minimum
dalam bentuk baku,
LP1 dan LP2
merupakan dual satu
sama lainnya maka:
1) Jika LP1
merupakan kasus
penyelesaian tidak
terbatas maka LP2
merupakan kasus
ketidaklayakan.
122
2) Jika LP2
merupakan kasus
penyelesaian tidak
terbatas maka LP1
merupakan kasus
ketidaklayakan
3) Jika LP1 dan LP2
keduanya tertutup
dan dapat
diselesaikan maka
opt(LP1) opt(LP2),
(dibaca nilai optimal
(LP1) nilai
optimal (LP2))
b. Teorema Dualitas
(kuat)
Jika LP1 atau LP2
dapat diselesaikan
dan tertutup maka
berlaku pula untuk
pasangannya dan opt
(LP1) = opt LP2)
4. KB 4: Pembelajaran Aljabar. Menurut Ariyana dkk
Dalam modul 2 KB.4 materi yang sering mengalami (2018), keterampilan
miskonsepsi adalah pembelajaran abad 21 abad ke-21 yang
pertama adalah
kreativitas berpikir dan
inovasi. Maksud dari
keterampilan kreativitas
berpikir dan inovasi
adalah peserta didik
dapat menghasilkan,
mengembangkan, dan
mengimplementasikan
ide-ide mereka secara
kreatif baik secara
mandiri maupun
berkelompok.
Keterampilan kedua
adalah berpikir kritis
dan pemecahan
masalah. Maksudnya
adalah peserta didik
dapat mengidentifikasi,
menganalisisi,
mengintrepetasikan, dan
mengevaluasi bukti-
bukti, argumentasi,
klaim dan data-data
yang tersaji secara luas
melalui pengkajian
secara mendalam, serta
merefleksikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Keterampilan ketiga
adalah komunikasi.
Peserta didik dapat
mengkomunikasikan
ide-ide dan gagasan
secara efektif
menggunakan media
lisan, tertulis, maupun
teknologi. Keterampilan
keempat adalah
kolaborasi. Peserta didik
dapat bekerja sama
dalam sebuah kelompok
dalam memecahkan
permasalahan yang
ditemukan.