Anda di halaman 1dari 133

PERENCANAAN SISTEM WIRELESS METROPOLITAN AREA

NETWORK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI WORLDWIDE


INTEROPROBABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WiMAX) PADA
WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan


pada Program Sarjana Teknik Elektro di Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Disusun oleh :

Sumantri Joyoboyo
111000081

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELKOM
BANDUNG
2005
WIRELESS METROPOLITAN AREA NETWORK PLANNING USING
WORLDWIDE INTEROPROBABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WiMAX)
TECHNOLOGY IN YOGYAKARTA

Presented to comply the pre requirement in getting Bachelor Degree (S1) of Electrical
Engineering at Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Written by :

Sumantri Joyoboyo
111000081

DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELKOM
BANDUNG
2005
ABSTRAKSI

Wireless Local Area Network (WLAN) 2,4 GHz merupakan salah satu
teknologi alternatif akses internet pada ISM (industry, scientifical and medicine) band
yang bersifat unlicensed dengan memiliki keunggulan dalam instalasi perangkat lebih
mudah, cepat, fleksibel dapat menjangkau daerah dimana saja dan relatif lebih murah
bila dibandingkan dengan teknologi kabel yang terbatas pada infrastruktur perusahaan
telekomunikasi yang ada, sehingga perusahaan-perusahaan penyedia jasa internet
untuk mendapatkan pelanggan berupa warnet sebanyak-banyaknya hingga
penggunaan booster untuk menguasai kanal frekuensi pada daerah tertentu dengan
tidak memperhatikan daya pancar (EIRP) yang ditetapkan oleh pemerintah. Tujuan
perencanaan WMAN menggunakan WiMAX ini untuk penataan sel pada wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga terbentuk adanya penataan daerah cakupan
yang lebih teratur.
Pada tugas akhir ini dilakukan estimasi perencanaan sehingga didapatkan
jumlah sel dengan coverage yang maksimal sehingga dapat menjangkau seluruh
Daerah Istimewa Yogyakarta antar backhaul akan menggunakan link point to point
line of sight berdasarkan IEEE 802.16a 5,8 GHz dan link poin to point non line of
sight menggunakan standart IEEE 802.16a 3,5 GHz serta untuk link kearah pelanggan
akan digunakan link point to multipoint menggunakan standart IEEE 802.11.b,
dimana keunggulan dari standart ini adalah dari segi perangkat yang relatif terjangkau
oleh calon pelanggan.
Metode yang digunakan adalah penataan sel untuk menjangkau seluruh daerah
pada Daerah Istimewa Yogyakarta dengan asumsi bahwa di daerah perencanaan
masih sangat sedikit jaringan yang tergelar sehingga sangat memungkinkan untuk
melakukan penataan sehingga adanya interferensi dapat ditekan seminimal mungkin.
Untuk aktifitas daerah yang tinggi dan peningkatan kapasitas sel dengan metode
sektorizing serta cell splitting.
Untuk mendapatkan hasil perencanaan yang lebih optimal, maka sebaiknya
penataan sel untuk menjangkau seluruh daerah pada Daerah Istimewa Yogyakarta
dengan berdasarkan peta persebaran calon pelanggan yang berupa pelanggan
perumahan, industri, sekolah dan perguruan tinggi, sarana kesehatan, dan instansi
pemerintah serta serta kontur dari Daerah Istimewa Yogyakarta

i
ABSTRACT

Wireless Local Area Network ( WLAN) 2,4 GHZ represent one of alternative
technology access internet at ISM ( industry, scientifical and medicine) band having
the character of unlicensed by owning excellence in easier peripheral installation,
quickly, flexible to earn to reach just district where and cheaper relative if compared
to a cable technology which limited to infrastructure of existing telecommunications
company, so the provider of service internet to get subscriber in the form of warnet as
much as possible till use booster to increase frequency channel at certain district by
getting emittance ( EIRP) what specified by government. Target of Planning WMAN
using WiMAX technology is for the cell settlement at region of Yogyakarta, so that be
formed existence of settlement of more regular coverage district.
The planning estimated so that be got number of cell with maximal coverage
so that earn to reach entire of Yogyakarta usher backhaul will use link point to point
line of of sight of pursuant to IEEE 802.16a 5,8 GHz and link poin to Point non line
of of sight use standart IEEE 802.16a 3,5 GHZ and also for link toward the
subscriber we will use link point to multipoint use standart IEEE 802.11.b where
excellence from more cheaper peripheral.
Used method cell settlement to reach entire district of Yogyakarta with
assumption that] planning district still be slimmest performanced network so that
very enable to do settlement so that existence interferensi earn depressed as minimum
as possible. For high aktifitas district and make-up of cell capacities by method
sektorizing and also cell splitting.
To get more optimal planning result, hence better pentaan cell to reach entire
district of Yogyakarta by pursuant to map of prospecting customer which in the form
of housing subscriber, industrial, school and college, health facility, and the
governmental institution and also and also contour from special region of
Yogyakarta

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kasih karunia dan
berkat-Nya yang berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian Tugas
Akhir dengan judul “PERENCANAAN SISTEM WIRELESS METROPOLITAN
AREA NETWORK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI
WORLDWIDE INTEROPROBABILITY FOR MICROWAVE ACCESS
(WiMAX) PADA WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA” yang
disusun sebagai syarat dalam menempuh sidang sarjana di Jurusan Teknik Elektro
STT Telkom
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak lepas dari kekurangan, oleh
karena itu penulis sangat menghargai dan mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini. Besar harapan penulis agar hasil
penelitian ini berguna bagi penulis maupun untuk khalayak pembaca.

Bandung, Juli 2005

Penulis

iii
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak mungkin
terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan dan kerjasama dari banyak pihak,
untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada :
1. Kepada ALLAH SWT yang telah memberiku kesempatan hidup sampai kuliah di
STTTelkom hingga terselesainya Tugas akhir ini. Semoga ini bukan tugasku yang
terakhir.
2. Ibuku tercinta, Suprapti dan Bapakku yang tersayang, DRS Hardono, yang
dengan tulus ikhlas telah membesarkan dan mendidik, serta selalu memberi
semangat. Jasa Ibu dan bapak tak akan pernah bisa saya balas. Semoga diberi
kebahagiaan dunia dan akhirat.
3. Kakakku Rose Gamashyanti Plasma Guru dan adikku Dathu Kama Jati yang juga
selalu medukung dan memberikan semangat untuk tidak menyerah jika
menghadapi kesulitan.
4. Bapak Bambang Setya Nugraha ST. MT, dan Bapak Eka Indarto ST, selaku
pembimbing yang telah memberikan ide, bantuan, bimbingan, dan waktunya
sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Kepada seluruh Instansi pemerintah Propinsi DIY, Kota Yogyakarta, Kabupaten
Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunungkidul atas
kemudahannya mencari data untuk Tugas Akhir ini.
6. Kawan-kawan kost BJS 143, Kang Eko, Kang Yordan pembimbing ke 3, Wahyu,
Ibnu, Iwin, Bejo, Bari, Hanafi, Eka, Imin, Heru, Toni Ucup, Danang, Sukri, Iping,
Paidin, Ferdi, Emeral, Erfin, Pampam dan lainnya yang tidak bisa disebutkan.
7. Konco- konco “Japhe methe” yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
8. Nur sholikhin yang “BOLYWOOD” abis “KEEP SYAHRUKHAN GUY’S”,
Mbah Kunto sang USTAD “semoga jengggotmu kekal selamanya”, Slamet &
Tutik , Agung “Adam jordan”
9. Konco konco EX 6 che “REUNI yuk!!!”
10. Konco-konco kosan Badman, kosan pak Roto Sukapura dan Kosan GBA

iv
11. Temen- temen TE- 2000-01 yang bersama selama 5 tahun
12. Seluruh Dosen TE, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya selama
menempuh pendidikan di STTTelkom, beserta seluruh Staff Administrasi TE.

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAKSI ................................................................................................ i
ABSTRACT.................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
UCAPAN TERIMA KASIH......................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR TABEL......................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Tujuan Penelitian .................................................................... 2
1.3. Rumusan Masalah................................................................... 2
1.4. Batasan Masalah ..................................................................... 2
1.5. Metode Penelitian ................................................................... 3
1.6. Sistematika Penulisan ............................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Worldwide Interoperability for Microwave Access ............... 5
2.2. Fixed Wireless Access (FWA)................................................. 5
2.2.2. Fixed Wireless Access Standart.................................. 5
2.3. Wireless Local area Network (WLAN) .................................. 6
2.3.1. Standart IEEE 802.11.................................................. 8
2.4. Konsep sel ............................................................................... 8
2.4.1. Frekuensi reuse .......................................................... 9
2.4.2. Sektorisasi ................................................................. 9
2.5 Site Planning……………………………………….. ……… 10

vi
2.6. Perhitungan Linkbudget......................................................... 11
2.6.1.Perhitungan Loss.......................................................... 11
2.6.1.a.Redaman Hujan.................................. ............. 12
2.6.1.b.Redaman Ruang bebas....................... ............. 12
2.6.2.EIRP......... .................................................................... .. 14
2.6.3. RSL ............................................................................. 14
2.6.4. Fade Margin................................................. ............... 15
2.6.5.Kualitas Transmisi ....................................................... 17

BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN


3.1. Penentuan daerah layanan....................................................... 17
3.1.1. Jumlah user ................................................................. 17
3.1.2. Tipe-tipe user. ............................................................. 17
3.1.2.1 Perumahan/residensial..................................... 18
3.1.2.2 Sekolah............................................................ 18
3.1.2.3 Perguruan tinggi.............................................. 18
3.1.2.4 Industri............................................................. 18
3.1.2.5 Instansi pemerintah.......................................... 19
3.1.2.6 Sarana kesehatan.............................................. 19
3.2. Membuat keputusan teknologi ............................................... 19
3.2.1 Teknik duplexing............................................................. 20
3.2.2 Teknik akses jamak......................................................... 20
3.2.3 Teknik modulasi………………………………………... 20
3.3. Topologi Jaringan FWA ......................................................... 21
3.3.1. Link point to point ...................................................... 22
3.4. Pengalokasian frekwensi.......................................................... 23
3.4.1. Pengalokasia frekwensi WIFI 2,4 GHz....................... 24
3.4.2. Pengalokasian frekwensi WiMAX .............................. 24
3.5.Menentukan luasan sel .............................................................. 26
3.5.1. Perhitungan Receive signal level .................. 26
3.5.2. Perhitungan Free Space Loss ........................ 37

vii
BAB IV PERENCANAAN JARINGAN WiMAX DI JOGJAKARTA
4.1. Analisa peta propinsi DIY ...................................................... 30
4.1.1 Analisa Peta Kabupaten Sleman..................................... 30
4.1.2 Analisa Peta Kota Yogyakarta..................................... .. 35
4.1.3 Analisa Peta Kabupaten Bantul...................................... 36
4.1.4 Analisa Peta Kabupaten Kulonprogo............................. 39
4.1.5 Analisa Peta Kabupaten Gunung Kidul......................... 41
4.2. Analisa kebutuhan kapasitas per sel ....................................... 42
4.3. Menentukan tinggi antena....................................................... 47
4.4 Analisa kapasitas perkanal…………………………………… 47
4.5. Analisa link budget ................................................................. 48
4.5.1 Path loss..................................... .................................... 48
4.5.1.1 Redaman hujan................................................... 48
4.5.1.2 Free space loss..................................... ............. 49
4.5.2 Daya pancar..................................... .............................. 50
4.5.3 Receive Signal Level..................................... ................ 56

BAB V Kesimpulan dan Saran


5.1. Kesimpulan ............................................................................. 59
5.2. Saran ..................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Site Planning......................................................................... 10


Gambar 3.1. Topologi Jaringan Fixed Wireless Access............................. 22
Gambar 3.2. Alokasi frekwensi WiMAX .................................................. 25

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kanal pada frekwensi 2,4 GHz ............................................. 6


Tabel 2.2. Alokasi frekwensi tiap kanal 2,4 GHz .................................. 7
Tabel 2.3. Persamaan luas sel ................................................................ 9
Tabel 3.1. Spesifikasi teknis WiMAX 5,8 GHz..................................... 21
Tabel 3.2. Spesifikasi teknis WiMAX 3,5 GHz..................................... 21
Tabel 3.3. Spesifikasi teknis WIFI 2,4GHz............................................. 21
Tabel 3.4. Parameter WiMAX 5,8 GHz................................................. 23
Tabel 3.5 Parameter WiMAX 3,5 GHz untuk bandwidth 7 MHz dan
14 MHz ................................................................................. 23
Tabel 3.6. Alokasi frekwensi tiap-tiap kanal WIFI 2,4 GHz ................. 24
Tabel 3.7. Paremeter Link Budget WIFI 2,4 GHz.................................. 28
Tabel 4.1. Kebutuhan Troughput per sel................................................ 43
Tabel 4.2. Alokasi kanal per sel.............................................................. 44
Tabel 4.3 Tinggi antena per sel ............................................................. 47

x
DAFTAR SINGKATAN

CS : Convergence Sublayer
DSSS : Direct Sequence Spread Spectrum
EIRP : Effective Isotropically Radiated Power
FWA : Fixed Wireless Access
FHSS : Frequency Hopping Spread Spectrum
ISP : Internet Service Provider
LOS : Line Of Sight
MAC : Medium Access Control
MAC CPS : Medium Access Control Common Part Sublayer
NLOS : Non Line Of Sight
OFDM : Orthogonal Frequency Division Multiplexing
OFDMA : Orthogonal Frequency Division Multiple Access
PHY : Physical Layer
WLAN : Wireless Local Area Network
PMTP : Point to Multipoint
PTP : Point to Point
RSL : Receive Signal Level
SNR : Signal To Noise Ratio
SOM : System Operating Margin
WiFi : Wireless Fidelity
WiMAX : Wireless Interoperability for Microwave Access
WMAN : Wireless Metropolitan Area Network

xi
DAFTAR ISTILAH

Bandwidth Lebar pita frekwensi


Bit Error Rate (BER) Rata-rata jumlah bit yang salah jika dibandingkan dengan
bit-bit awal
Co-Channel interference Interferensi akibat dari penggunaankanal yang sama
Coverage Area Luas area yang ditangani oleh sebuah sel
Coding gain Gain yang ditambahkan karena penggunaan pengkodean
tertentu, pada penrapannya anak mengurangi daya pancar
dengan kualitas transmisi yang sama.
Eb/No Perbadingan antara daya terima perbit dengan rapat daya
noise
EIRP Besaran yang menyatakan kekuatan daya pancar dari
suatu antenna di Bumi
Fading margin Daya yang ditambahkan untuk mengantisipasi redaman
yang diakibatkan oleh fading sehingga daya terima berada
diatas sensitifitas perangkat penerima.
Fixed wireless access Aplikasi wireless access dimana lokasi dari end user
termination dan network access point dihubungkan ke end
user secara fixed
Free Space Loss Adalah redaman yang terjadi di adntara dua antenna
pemencar dan penerima dimana pengaruh difraksi,
reflaksi, refleksi, absorbsi, maupun bloking dianggap
tidak ada
Implemented margin Daya tambahan untuk menjaga agar kualitas transmisi
yang diharapkan tetap terjaga.
Gain antena Perbandingan daya yang dipancarkan oleh suatu antenna
dan daya yang dipancarkan oleh suatu antenna
pembandingdengan daya input pada masukan kedua
antenna sama besarnya.
Guard band Band frekwensi yang ditambahkan untuk menghindari
terjadinya interferensi antar kanal yang bersebalahan atau
antar sistem yang menggunakan kanal yang bersebelahan.
Receive Signal Level Level daya yang diterima di penerima (receiver)

xii
DAFTAR LAMPIRAN

I. LAMPIRAN A : Data kebutuhan per sel di Yogyakarta


II. LAMPIRAN B : Flow Chart perencanaan
III. LAMPIRAN C : Tinggi antena
IV. LAMPIRAN D : Data Perangkat
V. LAMPIRAN E : Paramater kanalisasi pada OFDM
VI. LAMPIRAN F : Peta perancangan dan peta propinsi DIY

xiii
BAB I PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

I . Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih menuntut adanya
komunikasi yang tidak hanya berupa voice, tetapi juga berupa data bahkan
multimedia. Dengan munculnya internet yang dapat menghubungkan dua komputer
atau lebih dengan lokasi yang berlainan negara bahkan benua. Wireless Local Area
Network 2,4 GHz merupakan salah satu teknologi akses internet yang relatif lebih
praktis dan murah bila dibandingkan dengan kabel atau infrastruktur perusahaan
telekomunikasi yang telah ada, sehingga banyak bermunculan warnet-warnet yang
lebih memilih akses WLAN 2,4 GHZ dan akan semakin meningkatkan kompetisi
antar Penyedia Jasa Internet (PJI).
Semakin banyak munculnya perusahaan Internet Services Provider (ISP) atau
Penyedia Jasa Internet (PJI) ini merupakan suatu keuntungan dalam hal distribusi
informasi tetapi di sisi lain dapat menimbulkan masalah yang serius berupa
interferensi karena kepadatan dari jaringan tersebut dengan jumlah kanal frekuensi
terbatas. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan pengunaan booster untuk mengatasi
masalah interferensi dengan tujuan penambahan daya untuk memperkuat kualitas
sinyal yang dikirim tetapi hal tersebut justru semakin akan memperparah keadaan
karena akan mengganggu sinyal ISP lainnya, sehingga yang terjadi persaingan yang
tidak sehat dan jaringan wireless yang ada semakin tidak beraturan. Hal ini
dikarenakan pada WLAN 2,4 GHZ ini memiliki 11 channel (standar US dan Canada)
atau 14 chanel (standar ETSI) dimana jika dilihat dari spasi antar kanal frekuensi
hanya 5 MHz secara teori bandwidth transmisi sinyal 11 Mbps tetapi pada kondisi
real saat tranmit sinyal membutuhkan bandwidth transmisi sekitar 22 MHz, hal ini
akan menimbulkan overlapping antar kanal frekuensi sehingga terjadi interferensi
antar kanal frekuensi yang ada. Selain itu timbul permasalahan dengan banyaknya
pembangunan menara-menara (towers) oleh masing-masing Internet Services
Provider (ISP) menyebabkan ketidaknyamanan khususnya di Daerah Istimewa
Yogayakarta yang pendapatan daerah terbesar dari keunikkan banguan objek
wisatanya, sehingga menara-menara tersebut secara tidak langsung dapat
mengganggu dari segi keindahan oleh karena itu perlu adanya penertiban untuk
membatasinya.

Tugas Akhir 1
BAB I PENDAHULUAN

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka muncul ide untuk


merencanakan suatu jaringan internet berupa Wireless Local Metropolitan Area
Network (WMAN) dengan menggunakan teknologi Worldwide Interoperabiliy for
Microwave Access (WiMAX) yang dapat mencakup seluruh wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta dengan metode sistem penataan sel-sel dan membatasi jumlah menara-
menara yang ada, sehingga dapat mengurangi adanya interferensi antar ISP serta
keindahan obyek wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta tetap terjaga. Perencanaan
sel-sel ini mencakup seluruh wilayah daerah Istimewa Yogyakarta, dengan
pertimbangan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki pertumbuhan penduduk
yang semakin padat dan kebutuhan akan komunikasi data (internet) juga semakin
meningkat.

II . Tujuan Penelitian
Tujuan dari perencanaan WMAN ini yaitu untuk membuat penataan sel-sel
pada Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga lebih teratur dan dapat menjangkau
seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan standart IEEE
802.16a untuk link antar Backhaul yaitu pada kondisi link point to point line of sight
dan standart IEEE 802.16a untuk kondisi link point to point line of sight serta untuk
link kearah pelangganakan kita gunakan standart IEEE 802.11b.

III . Perumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana merencanakan sel-sel yang optimal pada wilayah Daerah
istimewa Yogyakarta berdasarkan data yang didapatkan di lapangan yang
berupa data calon pelanggan di wilayah Daerah istimewa Yogyakarta yang
terdiri dari perumahan, sekolah, perguruan tinggi, industri, saran kesehatan,
dan instansi pemerintahan. Dimana perencanaan sel akan kita dasarkan pada
regulasi IEEE 802.11b di Indonesia.
2. Bagaimana merencanakan link transmisi dengan point to point line of sight
5,8 GHz untuk menghubungkan antar Back Haul
3. Bagaimana merencanakan link transmisi sampai ke sisi BTS IEEE 802.11b
dengan menggunakan link point to point line of sight 3,5 GHz.

IV . Pembatasan Masalah

Tugas Akhir 2
BAB I PENDAHULUAN

Agar dalam pengerjaan Tugas Akhir ini diperoleh hasil yang optimal, maka
masalah akan dibatasi sebagai berikut :
1. Perencanaan sel yang menggunakan antena omnidirectional dengan
pertimbangan masih dalam tahap awal perencanaan yang diasumsikan masih
belum padat serta penghematan untuk pengadaan perangkat radio, dan
membahas masalah ketinggian dari antena.
2. Frekuensi radio pada 3,5 GHz untuk link point to point line of sight yang
menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) serta
menggunakan frekwensi 5,8GHz untuk link point to point line of sight yang
menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) untuk
back haul dengan pertimbangan berdasarkan coverage yang diinginkan.
3. Optimalisasi channel dalam perencanaan akan dilakukan dengan
menggunakan cellspliting 120° dan untuk daerah yang sangat padat akan kita
gunakan cellspliting 60°.

V . Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah
1. Studi literature terhadap jurnal-jurnal dan teori mendukung
2. Menetapkan model yang akan digunakan dalam perancangan, model tersebut
adalah:

Tugas Akhir 3
BAB I PENDAHULUAN

3. Menetapkan parameter yang dapat membantu dalam perancangan, parameter


tersebut sebagai berikut:

IEEE 802.16a IEEE 802.16a


Operating frequency 3,5 GHz 5,8 GHz
Frequency allocation 2 x 28 MHz 2 x 80 MHz
Channel Bandwidth 7 MHz 20 MHz
Channel available 8 8
Maximum power transmit 23 dBm 20 dBm

4. Dilakukan analisa secara data dan kondisi real di lapangan untuk perencanaan
sel yang akan digunakan pada jaringan Wireless Metropolitan Area Network.

VI . Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :


BAB I : PENDAHULUAN
Memuat tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, metode penelitian serta sistematika penelitian

BAB II : DASAR TEORI


Memuat tentang teori Wireless Metropolitan Area Network
sistem komunikasi, konsep sel, perhitungan link budget.
BAB III : PERANCANGAN SISTEM
Memuat tentang pemodelan sistem perencanaan secara
keseluruhan termasuk tempat dan waktu penelitian, data,
metode analisis, bagan alur analisis.
BAB IV : DATA DAN ANALISA
Memuat tentang analisa dari perhitungan luas sel, sel pada peta,
optimalisasi cluster, sektorisasi antena, komunikasi antar sel,
cell splitting
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Memuat tentang kesimpulan hasil perencanaan jaringan


Metropolitan Area Network baik segi kelebihan dan

Tugas Akhir 4
BAB I PENDAHULUAN

kekurangan total sistem serta saran-saran untuk pengujian yang


akan datang.

Tugas Akhir 5
BAB II DASAR TEORI

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX)


WiMAX merupakan salah satu teknologi yang mampu memberikan layanan
data dengan kecepatan sampai dengan 132 Mbps. Teknologi WiMAX ini
menggunakan standart IEEE 802.16 dan 802.16a untuk layanan Fixed Wireless
Access (FWA) serta IEEE 802.16e untuk layanan Mobile Wireless Access. WiMAX
dengan standard IEEE 802.16 dan 802.16a digunakan untuk layanan Fixed Wireless
Access. Standard IEEE 802.16 mampu memberikan kecepatan akses 32 Mbps sampai
dengan 132 Mbps, dengan kecepatan seperti ini maka standard IEEE 802.16 dapat
digunakan untuk hubungan antar backhaul yang bersifat line of sight (LOS),
sedangkan standard IEEE 802.316a mampu memberikan kecepatan akses 17 Mbps
sampai dengan 70 Mbps yang akan digunakan untuk link antar sel dalam satu cluster,
serta hubungan Base Station sampai kesisi user.

2.2 FIXED WIRELESS ACCESS (FWA)


Fixed Wireless Access menurut ITU didefenisikan sebagai aplikasi wireless
access dimana lokasi dari end user termination dan network access point
dihubungkan ke end user secara fixed. Pada dasarnya wireless local loop (WLL)
memiliki kesamaan dengan Fixed Wireless Access (FWA) yaitu pada spektrum
frekwensi yang diduduki. Australian Communication authority (ACA)
mendefenisikan Fixed Wireless Access (FWA) sebagai Wireless Local Loop (WLL).
WLL merupakan local loop yang menghubungkan pelanggan dan local exchange
dengan menggunakan link wireless. WLL didefenisikan sebagai koneksi radio end-
user ke jaringan utama, baik berupa Public Switched Telephone Network (PSTN),
Integrated Service Digital Network (ISDN), Internet atau local/wide area network.
2.2.1 Fixed Wireless Access Standard
¾ IEEE 802.16a
Standard IEEE 802.16a memperluas range yang digunakan pada Fixed
Wireless Access. Pada standard ini menggunakan range frekuensi 2-11 GHz

Tugas Akhir 5
BAB II DASAR TEORI

untuk physical layernya. Physical layer 802.16a terdiri dari single carrier,
Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). Standard ini akan
digunakan untuk membangun link Point to point yang bersifat Line of Sight
(LOS) karena pada standard ini menggunakan teknik multiplexing OFDM
yang tahan terhadap multipath dan delay spread sehingga akan mampu
mengatasi masalah Non Line of Sight (NLOS).
2.3 Wireless Local Area Network (WLAN)
Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan teknologi nirkabel
yang sekarang mulai banyak digunakan di Indonesia, teknologi ini selain murah
dapat juga digunakan sebagai pengganti media kabel. WLAN merupakan
teknologi akses dalam komunikasi data yang menggunakan gelombang UHF
(Ultra High Frequency) sebagai media transmisinya dan dengan modulasi
spread spectrum untuk menambah kapasitas bandwidth dari sinyal informasi
yang dikirim. Teknologi spread spectrum terdiri dari Direct Sequences Spread
Spectrum (DSSS) dan Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS). Teknologi
WLAN memiliki 3 frekwensi kerja yaitu: 915 MHz, 2,4 GHz dan 5,8 GHz.
Untuk WLAN pada frekuensi 2,4 GHz memiliki beberapa kanal (chanel) yang
dapat digunakan yaitu sebanyak 11 chanel (standar USA dan Canada) dan 13
chanel (non-US), sebagai tambahan frekwensi 2467 untuk chanel 12 dan
frekuensi 2472 pada chanel 13 yang masing-masing kanal dipisahkan spasi
sebesar 5 MHz. WLAN 2,4 GHz pada umumnya menggunakan modulasi DSSS
yang memiliki bandwidth per chanel sebesar 22 MHz, sehingga pada perangkat
WLAN 2,4 hanya terdapat 3 chanel yang tidak saling overlap (US dan Canada)
dan 4 chanel pada perangkat non-US.

Tugas Akhir 6
BAB II DASAR TEORI

Tabel 2. 1 Kanal-Kanal pada Frekuensi 2,4 GHz (Onno.2001)

Channel Channel Channel Channel Channel


Channel Frekuensi Frekuensi Frekuensi Frekuensi Frekuensi
ID USA/Canada Jepang Eropa Prancis Spanyol
(MHz) (MHz) (MHz) (MHz) (MHz)
1 2412 - 2412 - -
2 2417 - 2417 - -
3 2422 - 2422 - -
4 2427 - 2427 - -
5 2432 - 2432 - -
6 2437 - 2437 - -
7 2442 - 2442 - -
8 2447 - 2447 - -
9 2452 - 2452 - -
10 2457 - 2457 2457 2457
11 2462 - 2462 2462 2462

Untuk menghindari adanya interfernsi dalam perencanaan WLAN 2,4 GHz


dan juga untuk mempermudah dalam penetuan letak kanal-kanal dalam suatu kluster,
maka dapat dilihat pada table 2.2 yang memuat frekwensi dari yang terendah sampai
yang tertinggi pada masing-masing kanal sebesar 22 MHz.

Tugas Akhir 7
BAB II DASAR TEORI

Tabel 2.2 Alokasi frekwensi tiap-tiap kanal (22 MHz)


Channel Channel Frekwensi Alokasi Frekwensi tiap pancar (MHz)
ID(t) F(t) MHz f(t) – 11 MHz f(t) + 11 MHz
1 2412 2401 2423
2 2417 2406 2428
3 2422 2411 2433
4 2427 2416 2438
5 2432 2421 2443
6 2437 2426 2448
7 2442 2431 2453
8 2447 2436 2458
9 2452 2441 2463
10 2457 2446 2468
11 2462 2451 2473
12 2467 2456 2478
13 2472 2461 2483
Selain interferensi antar kanal maka yang perlu diperhatikan adalah
pemakaian maksimum daya pancar EIRP (Effective Isotropically Radiated Power)
dari perangkat WLAN 2,4 GHz yang digunakan yaitu sebesar 1 watt (36 dBm) untuk
hubungan point to multi point, sesuai denga keputusan mentri perhubungan tentang
penggunaan ISM (Industrial, scientific and medical) untuk keperluan komunikasi
data.
2.3.1 Standar IEEE 802.11
Standar IEEE 802.11 mengkhususkan untuk pengembangan teknologi lapisan
fisik dan link Wireless Local Area Network (WLAN) yaitu lapisan 1 dan lapisan 2
(standar 7 lapisan / layers dari International Open Systems). Adapun pada standar
802.11 terdapat enam buah standar yang ada (Humala, 2003), yaitu:
a. 802.11a
Wireless LAN yang beroperasi pada frekuensi 5 GHz dengan menggunakan
teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplex).
b. 802.11b
Tugas Akhir 8
BAB II DASAR TEORI

DSSS (Direct Squences Spread Spectrum) pada lapisan fisik dengan transfer data
5.5 sampai 11 Mbps pada 2,4 GHz.
c. 802.11e
Pengembangan aplikasi LAN dengan Quality of Services (QoS), keamanan dan
autentifikasi untuk aplikasi seperti streaming media dan konferensi video.
d. 802.11f
Rekomendasi praktis untuk multi-vendor access point interoperability melalui
inter-access point protocol access distribution system support.
e. 802.11g
Standar untuk penggunaaan DSSS dengan transfer 20 Mbps dan OFDM 54 Mbps,
standar ini backward compatible dengan 802.11b dan bisa dikembangkan sampai
lebih 20 Mbps.
2.4 Konsep sel
Sel adalah istilah untuk menunjuk daerah cakupan sinyal, idealnya dengan
antena omnidirectional, sel akan berbentuk lingkaran, tetapai faktanya belum tentu,
ini akan bergantung pada kondisi propagasi pada lingkungan cakupannya.
Dalam perencanaan perhitungan luas wilayah cakupan, daerah overlap di
sekeliling lingkaran dihilangkan dan diganti dengan garis lurus ditengah-tengah
antara kedua perpotongannya, sehingga dalam pemodelanya, bentuk sel
menggunakan hexagonal.
Tabel 2.3 persamaan luas sel
Tipe sel Luas sel
Lingkaran πR 2
Hexagonal 2,598R 2

2.4.1 Frequency reuse


Frequency reuse didefinisikan sebagai menggunakan kembali frekwensi yang
sama pada area yang berada diluar jangkauan interferensi yang mungkin timbul
karena adanya pengulangan frekwensi. Adanya konsep frequency reuse ini dapat
meningkatkan kapasitas sel serta dapat mengurangi adanya co-channel interference.
Pada kondisi kasus terburuk, perbandinganantara daya carrier terhadap daya
Tugas Akhir 9
BAB II DASAR TEORI

interfernsi (C/I = carrier to interference ratio) harus tetap lebih besar atau sama
dengan C/I minimum yang dipersyaratkan sisten yang akan kita bangun. Berdasarkan
standart IEEE 802.11b maka besarnya C/I yang dipersyaratkan adalah 18 dB. Akan
tetapi jika berdasarkan pada alokasi tiap kanal pada WLAN 2,4 GHZ maka hanya ada
3 kanal yang tidak saling menginterferensi yaitu kanal 1,6,dan 11 maka lebih baik
jika kita menggunakan frekwensi reuse 3 dengan demikian maka jumlah sel per
kluster adalah 3.
2.4.2 Sektorisasi
Sektorisasi adalah pengarahan arah radiasi energi (daya pancar) untuk
menjangkau wilayah cakupan. Sektorisasi ini bertujuan untuk peningkatan kapasitas
trafik (sectorization gain)
Kondisi sektorisasi yaitu ketika antena BTS mengarahkan radiasi (daya pancar)
kearah tertentu. Pada sistem sektorisasi, dikenal beberapa jenis sektorisasi, yaitu:
a. Sektorisasi 120° (3 sektor)
Pada kasus ini setiap sel dibagi dalam 3 sektor dan menggunakan 3 antena
directional, dimana masing-masing sektor menggunakan satu frekuensi yang
berbeda
b. Sektorisasi 60° (6 sektor)
Pada kasus ini setiap sel dibagi dalam 6 sektor dan menggunakan 6 antena
directional, dimana masing-masing sektor menggunakan susunan frekuensi
yang berbeda.
2.5 Site planning
Site planning adalah merencanakan jalur sistem komunikasi secara keseluruhan,
dalam artian dari pemancar sampai penerima dengan membagi link radio dan
merencanakan jumlah serta letak tiap-tiap repeater yang disesuaikan dengan kondisi
lingkungan dimana link akan dibangun. Mementukan letak menara antena pada setiap
hop dengan memperhitungkan data path profile untuk setiap hop.
Dalam menentukan tinggi menara agar sistem line of sight (LOS) , yang harus
4
diperhatikan adalah mengenai faktor kelengkungan bumi, dimana bisanya k= serta
3
harus mengikuti kaedah LOS seperti gambar 1.1,

Tugas Akhir 10
BAB II DASAR TEORI

clearance

hg2

RadioTower
hg1
MSL
MSL A obstacle

Radio Tower
Lokasi Lokasi Lokasi MSL B
TX obstacle RX

d2 d1

Gambar 2.1 Site Planning


dimana tinggi koreksi antena
0,079 xd1 xd 2
h corrected = ...........................................................................................(2.1)
k
nxd 1 xd 2
jari-jari freshnel 1, F1 = 17,3 …………………………………………..(2.2)
fxd
dimana clearance = 0,6F + h corrected ........................................................................(2.3)
maka tinggi obstacle maksimum agar sistem LOS, h 3 = h obstacle + clearance .…(2.4)

2.6 Perhitungan Link Budget


Untuk mendapatkan sistem komunikasi yang baik, yang perlu dilakukan
adalah melakukan perhitungan link (link budget) dari sistem tersebut. Dalam
perhitungan link ada beberapa parameter yang perlu diperhatikan diantaranya :
perhitungan loss (redaman-redaman), perhitungan EIRP (Equivalent Isotropic
Radiated Power), Perhitungan RSL (Receive Signal Level), perhitungan fade margin
dan kualitas transmisi.
2.6.1 Perhitungan Loss (Redaman-Redaman)
Dalam suatu perencanaan sistem komunikasi perlu diperhatikan redaman yang
terjadi di sepanjang lintasan sehingga daya sinyal yang sampai ke penerima dapat
dipenuhi sesuai dengan daya yang dipancarkan. Adapun beberapa redaman yang
perlu diperhatikan antara lain : redaman propagasi, rugi-rugi konektor dan saluran
transmisi. Pada redaman propagasi akan digunakan model free space loss (FSL).

Tugas Akhir 11
BAB II DASAR TEORI

2.6.1.1 Standart IEEE 802.16a


Propagasi gelombang radio diatas 1 GHz yang melalui atmosfer tidak hanya
melibatkan free space loss tetapi juga beberapa factor penting lainnya, antara lain: 1)
kontribusi gas pad atmosfer homogen akibat mekanisme polarisasi resonan dan non
resonan, 2) Kontribusi ketidak homogenan atmosfer, dan kontribusi akibat hujan,
kabut, debu, asap dan partikel garam di udara.
Pada point pertama, hubungan antara propagasi gelombang melalui atmosfer
dibawah pengaruh beberapa resonan molecular, seperti uap air (H2O) yang sangat
dominant pada frekwensi 22 GHz dan 183 GHz, sedangkan pengaruh oksigen (O2)
dominant pada frekwensi 60 GHz dan 119 GHz. Sistem WiMAX dengan standart
IEEE 802.16a menggunakan frekwensi 5,8 GHz sehingga pengruh O2 dan H2O dapat
diabaikan, jenis gas-gas yang lain seperti N2O, S2O, O3, NO2 dan NH3 tetapi
kepadatan di atmosfer kecil, maka pengaruhnya dapat diabaikan. Dengan demikian
pada standart IEEE 802.16a dengan frekwensi 5,8 GHz redaman yang turut
berpengaruh pada perhitungan link budged adalah redaman hujan dan pengaruh loss
pada site hasil perencanaan dengan menggunakan model free space loss (Lfs) dengan
penjelasan sebagi berikut:
3.6.1.1a Redaman Hujan (precipitation attenuation)
Curah hujan dapat menyebabkan degradasi pada jarak sistem WiMAX.
Panjang gelombang pada frekwensi 5,8 GHz akan sama dengan butir-butir air hujan
sehingga redaman dapat terjadi.Gelombang radio dengan frekwensi diatas 4 GHz
akan mengalami redaman karena daya sinyal oleh air hujan akan mengalami
penyerapan oleh air hujan, hal ini disebut redaman hujan (precipitation attenuation).
Curah hujan dapat menyebabkan depolarisasi dan mengurangi level sinyal yang
diinginkan dan interferensi. Redaman hujan dapat mempengaruhi perencanaan link
transmisi.
Biasanya daerah cakupan hujan terbatas dan tidak seluruh daerah yang terkena
hujan memiliki curah hujan yang rata atau sama. Hal ini dapat dimodelkan dengan
menggunakan nilai faktor reduksi (r)yang akan menentukan panjang jejak efektif
(Leff) yang terkena hujan.

Tugas Akhir 12
BAB II DASAR TEORI

1
r= …………………………………………………………(2.5)
1 + (0,045 xL)
Dimana: L merupakan jarak jejak yang sebenarnya
Salah satu model pengukuran redaman hujan yang paling diterima adalah
menggunakan persamaan empiris, formulasinya adalah:
A = axR b (dB/Km)………………………………………………………..(2.6)
Parameter a dan b merupakan fungsi dari frekwensi, temperature hujan, dan
polarisasi. Jenis polarisasi yang digunakan adalah polarisasi vertical dan horizontal.
Nilai a dan b yang tertera hanya berlaku untuk curah hujan dengan prosentase hujan
0,01%. Nilai curah hujan dapat diukur di daerah lokal dimana pengukuran akan
dilakukan, akan tetapi apabila hal tersebut tidak dapat dilakukan maka dapat
diperkirakan nilainya dengan melihat peta yang telah dibagi 14 derah hujan.
Jarak daerah hujan tidak selalu sama, maka dapat disimpulkan suatu nilai
yang menyatakan nilai redaman efektif yang merupakan redaman yang dihasilkan
pada jarak tersebut dengan rumus
Aeff = A x L x r (dB)……………………………………………………...(2.7)
Indonesia terlatak di daerah hujan P, nilai curaj hujan yang dikeluarkan oleh
CCIR adalah R = 145 mm/hr.
2.6.1.1b Redaman Ruang Bebas (Free Space Loss)
Redaman ruang bebas didefinisikan sebagai yang terjadi pada ruang bebas di
antara dua buah antena isotropis (pemancar dan penerima) dimana pengaruh dari
difraksi, refraksi, refleksi, absorbsi maupun bloking dianggap tidak ada. Besarnya
redaman ruang bebas secara matematis dapat dihitung dengan rumus :
Pt
Lfs = .........................................................................................................(2.8)
Pr
Besarnya rapat daya F pada tempat-tempat yang berjarak d dari antena
isotropis dengan daya pemancar Pt adalah :
Pt
F= ...................................................................................................(2.9)
4.π .d 2

Tugas Akhir 13
BAB II DASAR TEORI

λ2
Jika luas tangkap (aperture) antena isotropis adalah , dimana λ adalah
4.π
panjang gelombang sinyal, maka besarnya daya yang ditangkap oleh antena penerima
adalah :
λ2
Pr = F.
4.π
Pt λ2
=
4.π .d 2 4.π

= Pt ⎛⎜ λ ⎞⎟ .......................................................................................(2.10)
⎝ 4.π .d ⎠
Jadi besarnya redaman ruang bebas adalah :
Pt
Lfs =
Pr

Pt
= 2
⎛ λ ⎞
Pt ⎜ ⎟
⎝ 4.π .d ⎠
2
⎛ 4.π .d ⎞
=⎜ ⎟
⎝ λ ⎠
Karena λ = c/f dengan c adalah cepat rambat gelombang cahaya di ruang hampa
(3x108 m/dt), maka besarnya redaman ruang bebas menjadi :
4.π .d . f
Lfs = 10 log
λ .c
4.π
Lfs = 20 log + 20 log d + 20 log f
c
= 32,5 + 20 log d + 20 log f ...............................................................(2.11)

dimana :
Lfs = redaman ruang bebas (dB)
d = jarak antara antena pemancar ke antena penerima (km)
f = frekuensi (MHz)

Tugas Akhir 14
BAB II DASAR TEORI

2.6.2 EIRP (Equivalent Isotropic Radiated Power)


EIRP merupakan besaran yang menyatakan kekuatan daya pancar dari suatu
antena di bumi. Atau dapat dikatakan EIRP itu merupakan perkalian antara daya RF
dengan gain suatu antena. Dimana EIRP dapat dihitung dengan rumus berikut :
EIRP = RSL + Lpath - GRX + (LKT + LCT)……………………………..(2.12)
Keterangan :
EIRP = Daya pancar (dBW)
GRX = Gain antena (dB)
Lpath = Redaman lintasan
LKT = Redaman feeder transmitter (kabel)
LCT = Redaman branching transmitter (konektor)
2.6.3 RSL (Receive Signal Level)
Receive Signal Level merupakan level daya yang terjadi pada receiver.
Persamaan dari receive signal level adalah :
RSL = PTX + GTX – (LKT + LCT) – Lpath + GRX – (LCR + LKR)………….(1.13)
Dimana :
PTX = daya transmitter
GTX = gain antena transmitter
LKT = loss kabel transmitter
LCT = loss konektor transmitter
Lpath= redaman lintasan propagasi
GRX = gain antena penerima
LCR = loss konektor receiver
LKR = loss kabel receiver
Redaman propagasi disesuaikan dengan standart yang digunakan. Sedangkan untuk
perhitungan RSL pada Standart IEEE 802.16a dengan adanya penambahan redaman
hujan atau precipitation attenuation karena frekwensi kerja standart tersebut cukup
tinggi sehingga pengaruh redaman harus diperhatikan, sedangkan WLAN redaman
hujan dapat diabaikan.

Tugas Akhir 15
BAB II DASAR TEORI

2.6.4 Fade Margin


Fade margin adalah perbedaan antara besarnya sinyal pada receiver (RSL)
dengan sinyal minimum yang ditentukan oleh suatu perangkat. Kondisi fade margin
yang baik adalah lebih besar dari 10dB. Besarnya fade margin dapat dihitung dengan
persamaan :
Fade margin = RSL – Receiver threshold ……………………………...(2.14)
2.6.5 Kualitas Transmisi
Ukuran dari kualitas layanan pada sisi penerima untuk sistem digital adalah
BER (Bit Error Rate). BER menunjukkan perbandingan kesalahan bit dengan
keseluruhan bit pada penerima. Jika BER tidak memenuhi standar minimum maka
kualitas yang diterima akan sangat tidak baik.
Untuk menentukan Eb/No dapat dihitung dengan menggunakan grafik yang
menghubungkan antara BER yang disyaratkan dengan jenis modulasi yang digunakan
⎛ Eb ⎞ ⎛ Eb ⎞
⎜ ⎟ =⎜ ⎟ − Codinggain + IM …………………………………..(2.15)
⎝ No ⎠ coding ⎝ No ⎠ noncoding

C ⎛ Eb ⎞ ⎛ ⎛ m ⎞⎞
=⎜ ⎟ + ⎜⎜10 log⎜ ⎟ ⎟⎟ …………………………………………………...(2.16)
N ⎝ No ⎠ ⎝ ⎝1+ α ⎠⎠
Dimana:
m : level modulasi yang digunakan
α : roll of faktor
Dalam penentuan kualitas transmisi maka yang harus kita perhatikan adalah
Receive Signal Level (RSL) hasil perancangan harus lebih besar daripada sensitifitas
perangkat yang kita gunakan.
Untuk penentuan daya pancar Transmitter dapat dugunakan
C
PT = - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM….(2.17)
N
Dan untuk menentukan RSL hasil perancangan maka digunakan
RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX ………………………...(2.18)

Tugas Akhir 16
BAB III Data dan Aspek Perencanaan

BAB III
DATA DAN ASPEK PERENCANAAN

Perencanaan jaringan WiMAX akan meliputi tahapan perencanaan seperti berikut:


1. Menentukan daerah layanan berdasarkan data persebaran dan kebutuhan bit
rate calon pelanggan yang potensial akan menggunakan layanan WiMAX
yang akan dibangun.
2. Aspek teknologi yang akan diambil
3. Pengalokasian frekwensi pada sistem WiMAX
4. Perencanaan daerah layanan
5. Menentukan link budget
Analisis performansi dilakukan terhadap daerah cakupan, kapasitas jaringan,
BER dan availability. Apabila sistem ini dilakukan ditempat lain maka perencanaan
dilakukan dengan cara yang sama tetapi disesuaikan dengan daerah yang
bersangkutan.
3.1 Penentuan Daerah Layanan
Perencanaan jaringan WiMAX ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk mempermudah perencanaan maka kita tetapkan bahwa pelanggan primer
adalah pelanggan perumahan. Di propinsi DIY, perumahan tersebar di seluruh kota
Yogyakarta, serta di kabupaten Sleman, kabupaten Bantul dan kabupaten
Kulonprogo dimana di ketiga kabupaten tersebut perumahan berada di perbatasan
antara ketiga kabupaten tersebut dengan kota Yogyakarta.
3.1.1 Jumlah User
Faktor kunci selanjutnya dalam menentukan cakupan daerah layanan adalah
jumlah dan kepadatan user tersebut. Jumlah user (berkaitan dengan pola pemakaian)
akan mempengaruhi besar bit rate yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan dari
user yang bersangkutan.
Jumlah user pada area layanan dapat mempengaruhi jumlah kanal yang harus
dialokosikan per sel untuk melayani semua user yang terjangkau pada sel yang
bersangkutan

Tugas Akhir 17
BAB III Data dan Aspek Perencanaan

3.1.2 Tipe-Tipe User


Faktor jenis-jenis aplikasi user yang dipakai selama melakukan koneksi akan
menentukan perkiraan besarnya bit rate yang akan dialokasikan dalam satu luasan sel
dimana pola pemakaian akan berbeda-beda untuk setiap tempat / lokasi. Hal yang
perlu kita tentukan / perhatikan adalah besar bit rate yang dibutuhkan untuk melayani
user dengan pemakaian aplikasi yang paling banyak digunakan pada tempat tersebut,
dengan kapasitas yang cukup untuk mendapatkan performansi yang baik
Berikut ini akan diberikan beberapa ilustrasi dari implementasi jaringan yang
akan kita bangun di beberapa jenis lokasi area pelayanan, yang dipengaruhi oleh
jumlah dan tipe-tipe user.
3.1.2.1. Perumahan/Residensial
Pelanggan perumahan yang akan masuk dalam calon pelanggan adalah
pelanggan dengan tingkat ekonomi yang tinggi yaitu pada lokasi perumahan dengan
tipe perumahan tipe 70 keatas, penentuan ini didasrakn pada data dari dinas
Pemukiman dan prasarana wilayah yang menggolongkan tipe 70 keatas adalah
mewah. Kebanyakan perumahan biasanya hanya membutuhkan bandwidth yang
relative kecil. Aplikasi yang biasa dipakai mungkin adalah web surfing, e-mail,
chatting online, down load, multi player games dan aplikasi-aplikasi yang tidak
memerlukan bit rate yang besar. Koneksi internet dengan bitrate 32 Kbps adalah
sudah cukup.
3.1.2.2 Sekolah
Untuk pelanggan dengan tipe sekolah, biasanya yang terpenting adalah dapat
dikoneksikan dengan banyak computer. Aplikasi yang biasa dipakai adalah web
surfing, e-mail, down load, aplikasi pendidikan, akses intranet sekolah dan aplikasi-
aplikasi yang tidak memerlukan bit rate yang besar. Koneksi dengan 64 kbps adalah
sudah cukup.
3.1.2.3 Perguruan tinggi
Untuk pelanggan yang berupa perguruan tinggi aplikasi yang biasa digunakan
yaitu: web surfing, chatting online, e-mail, down load, streaming video, educational
web, dan akses intranet kampus. Koneksi dengan asumsi tiap progaran studi 64 Kbps
adalah sudah cukup.
Tugas Akhir 18
BAB III Data dan Aspek Perencanaan

3.1.2.4 Industri
Untuk pelanggan yang berupa industri, maka kita golongkan pada industri
besar dan industri sedang. Untuk kedua industri ini yang membedakan adalah di
jumlah karyawan yang secara otomatis akan mempengaruhi besarnya bit rate yang
akan digunakan oleh industri yang bersangkutan. Aplikasi yang biasa digunakan web
surfing, aplikasi bisnis, e-mail, down load, dan akses intranet perusahaan. Maka
untuk industri besar maka 128 kbps dan industri sedang 64 kbps adalah sudah cukup.
3.1.2.5 Instansi pemerintah
Untuk pelanggan pemerintahan maka kita akan golongkan untuk pemerintah
dengan kantor yang terpusat dan tersebar. Untuk kantor yang terpusat biasanya terdiri
dari puluhan kantor. Aplikasi yang digunakan adalah web surfing, aplikasi e-
goverment, e-mail, down load, dan akses intranet kantor. Untuk kantor yang terpusat
maka akan tergantung pada jumlah kantor yang ada di komplek perkantoran tersebut.
Dengan asumsi setiap komputer yang diberikan kecepatan 10kbps maka didapatkan
untuk pemerintah propinsi Yogyakarta 1Mbps, pemerintah Kota Yogyakarta 1Mbps,
pemerintah Kabupaten Sleman 512 kbps, pemerintah Kabupaten Bantul 256,
pemerintah Kabupaten Kulon Progo 512 kbps, pemerintah Kabupaten Gunung Kidul
256 kbps. Sedangkan untuk pemerintahan yang tersebar, 64 kbps adalah cukup.
3.1.2.6 Sarana kesehatan
Untuk sarana kesehatan akan digolongkan pada dua yaitu Rumah sakit dan
puskesmas. Layanan yang digunakan adalah web surfing, aplikasi e-goverment, e-
mail, down load, dan aplikasi pelaporan kesehatan. Untuk rumah sakit 128 kbps dan
puskesmas 64 kbps adalah cukup.
Data mengenai jumlah calon pelanggan, kebutuhan bandwidth tiap calon
pelanggan, dan persebaran calon pelanggan akan dirangkum dalam bentuk data
perkecamatan dan akan ditabelkan di lampiran A.
3.1.3 Perhitungan jumlah pelanggan
Berdasarkan pada data calon pelanggan yang didapat, maka dilakukan estimasi
jumlah pelanggan hingga 5 tahun kedepan sehingga hasil perancangan dapat
digunakan untuk 5 tahun kedepan. Perkiraan jumlah pelanggan dapat didentukan
dengan persamaan :
Tugas Akhir 19
BAB III Data dan Aspek Perencanaan

∑pelanggan =Lp=Ls+nFp…………………………………………………………(3.1)
dimana:
Lp : Jumlah prediksi pelanggan pada tahun ke n
Ls : Jumlah pelanggan pada tahun pertama
n : Jumlah tahun prediksi
Fp : Faktor pertumbuhan pelanggan
Untuk pelanggan perumahan maka akan ada faktor penetrasi, dalam hal ini akan
diadopsi ketentuan dari CISCO SYSTEM dimana untuk awal perencanaan akan
ditetapkan faktor penetrasi sebesar 15%.
3.2 Aspek Teknologi
Ada 4 spesifikasi teknis yang harus diperhatikan dalam suatu sistem yaitu: 1)
teknik duplexing, 2) teknik multiplex, 3) teknik akses jamak, dan 4) teknik modulasi.

3.2.1 Teknik Duplexing


Proses duplexing merupakan proses transmit atau receive, diharapkan terjadi
secara simultan dan berguna untuk pemisahan transmisi arah uplink dan downlink.
Proses duplexing terbagi menjadi dua yaitu Frequency Division Duplex (FDD) atau
Time Division Duplex (TDD). Untuk Back Haul WiMAX dengan frekwensi kerja 5,8
GHz digunakan TDD, sedangkan untuk back haul WiMAX dengan frekwensi kerja
3,5 GHz dan WLAN digunakan FDD, FDD disebut juga full duplex sehingga
membutuhkan 2 kanal operasi yang terpisah. Satu kanal digunakan untuk transmisi
downlink dan kanal lainnya digunakan untuk transmisi uplink. Pada teknik FDD,
frekwensi untuk transmit berbeda dengan frekwensi untuk receive.

3.2.2 Teknik Multiplex


multiplexing digunakan untuk mentransmisikan beberapa sinyal melalui suatu
fasilitas transmisi yang ada, seperti kabel atau radio. Teknik multiplex yang
digunakan untuk Backhaul WiMAX 5,8 GHz dan WiMAX 3,5 GHz adalah OFDM
(Orthogonal Frekwensi Division Multiplexing) dimana data dikorimkan secara
pararel dengan menggunakan beberapa sub carier yang saling orthogonal secara
simultan.
Tugas Akhir 20
BAB III Data dan Aspek Perencanaan

3.2.3 Teknik Akses Jamak


Teknik akses jamak merupakan teknik yang digunakan untuk mengatur para
pemakai dalam mengakses suatu kanal transmisi. Teknik akses jamak yang
digunakan untuk Back Haul WiMax 5,8 GHz adalah TDMA, dan Back Haul WiMAX
3,5 GHz adalah FDMA

3.2.4 Teknik modulasi


Modulasi adalah suatu cara menumpangkan sinyal info dalam parameter-
parameter sinyal pembawa (amplitude, frekwensi atau phasa). Modulasi secara garis
besar dibagi menjadi dua yaitu modulasi digital dan analog. Dalam WiMAX akan di
gunakan modulasi berdasarkan standart IEEE 802.16a yaitu menggunakan BPSK,
QPSK, 16 QAM atau 64 QAM. Pemilihan jenis modulasi akan kita tentukan
berdasarkan troughput yang dibutuhkan pada perancangan yang disesuaikan dengan
kebutuhan kecepatan akses total dari pelanggan.

Tabel 3.1
Spesifikasi Teknis Sistem WiMAX 5,8 GHz
Parameter Teknis Untuk Backhaul
Teknik Duplex TDD
Teknik Multiplexing OFDM
Teknik Akses Jamak TDMA
Modulasi BPSK, QPSK, 16 QAM, 64 QAM
Availability 99,99%
BER 10-6

Tugas Akhir 21
BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tabel 3.2
Spesifikasi Teknis Sistem WiMAX 3,5 GHz
Parameter Teknis Untuk Backhaul
Teknik Duplex FDD
Teknik Multiplexing OFDM
Teknik Akses Jamak TDMA
Modulasi BPSK, QPSK, 16 QAM, 64 QAM
Availability 99,99%
BER 10-6

Tabel 3.3
Spesifikasi Teknis system Wifi 2,4 GHz
Parameter Teknis untuk link ke User (WLAN)
Teknik Duplex FDD
Teknik Multiplexing TDM
Teknik Akses Jamak DSSS-CDMA
Modulasi BFSK
Availability 99,99%
BER 10-7

3.3 Topologi Jaringan FWA


Pada jaringan FWA yang akan direncanakan dapat dikelompokkan kedalam
dua kategori utama, yaitu point-to-point, dan point-to-multipoint

Tugas Akhir 22
BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Gambar 3.1 Topologi Jaringan Fixed Wireless Access


Pada gambar diatas terdapat link point-to-point yang akan dijadikan sebagai
backhaul, dengan menggunakan antena directional pada kedua base station yang
menghubungkan link point-to-point. Sedangkan topologi point-to-multipoint, jaringan
terdiri dari beberapa base station, tiap base station dihubungkan ke beberapa user
3.3.1 Link Point to Point
Link Point to Point pada jaringan Fixed Wireless Access merupakan link yang
menghubungkan secara end to end antena pemancar dan penerima. Pada perencanaan
ini, untuk membangun link Point to Point atau untuk menghubungkan antar centre
cell digunakan standard IEEE 802.16a dengan frekwensi kerja 5,8 GHz dengan
kondisi line of sight (LOS), dan untuk menghubungkan antara centre cell dengan sel
yang dibawahinya digunakan standart IEEE 802.16a dengan frekwensi kerja 3,5 GHz
pada kondisi line of sight (LOS).
Berikut adalah parameter yang digunakan dalam perencanaan ini sesuai dengan
standard IEEE 802.16a 5,8 GHz

Tugas Akhir 23
BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Tabel 3.4 parameter WiMAX 5,8 GHz


Parameter Standard IEEE 802.16a
Frekuensi Kerja 5,8 GHz
Alokasi Bandwidth 2 X 40 MHz
Bandwidth Kanal 20 MHz
Bit Rate per kanal 72 Mbps
Jumlah Kanal 2
Maximum Power Transmit 20 dBm
RX sensitivity -86dBm
EIRP maximum 36 dBm
Berikut adalah parameter yang digunakan dalam perencanaan ini sesuai dengan
standard IEEE 802.16a 3,5 GHz
Tabel 3.5 parameter WiMAX 3,5 GHz untuk bandwidth kanal 7 MHZ dan 14 MHz
Parameter Standard IEEE 802.16a
Frekuensi Kerja 3,5 GHz 3,5 GHz
Alokasi Bandwidth 2 X 21 MHz 2 X 28 MHz
Bandwidth Kanal 7 MHz 14 MHz
Jumlah Kanal 3 2
Bit Rate per kanal 35 Mbps 70 Mbps
Maximum Power Transmit 23 dBm 23 dBm
RX sensitivity -88dBm -88 dBm
EIRP maximum 36 dBm 36 dBm
Pada perencanaan ini akan dipilih modulasi yang sesuai jarak dan throughput yang
dibutuhkan.
3.4 Pengalokasian frekwensi
Pengalokasian frekwensi sangat diperlukan agar sistem yang dibangun tidak
akan saling menginterferensi satu sama lain, baik interinterferensi maupun
intrainterferensi. Adapun alokasi frewensi pada tugas akhir ini selain untuk
menghindari adanya intrainterferensi juga dapat digunakan untuk melakukan

Tugas Akhir 24
BAB III Data dan Aspek Perencanaan

penataan frekwensi di Daerah Istimewa Yogyakarta agar faktor interinterferensi dapat


ditekan seminimal mungkin.
3.4.1 Pengalokasian frekwensi WIFI 2,4 GHz
Untuk menghindari adanya interferensi dalam perencanaan WLAN 2,4 GHz
dan juga untuk mempermudah dalam penentuan letak kanal-kanal dalam suatu
kluster, maka dapat dilihat pada tabel 3.5 yang memuat frekwensi dari yang terendah
sampai yang tertinggi pada masing-masing kanal sebesar 22 MHz.
Tabel 3.6 Alokasi frekwensi tiap-tiap kanal (22 MHz)
Channel Channel Frekwensi Alokasi Frekwensi tiap pancar (MHz)
ID(t) f(t) MHz f(t) – 11 MHz f(t) + 11 MHz
1 2412 2401 2423
2 2417 2406 2428
3 2422 2411 2433
4 2427 2416 2438
5 2432 2421 2443
6 2437 2426 2448
7 2442 2431 2453
8 2447 2436 2458
9 2452 2441 2463
10 2457 2446 2468
11 2462 2451 2473
12 2467 2456 2478
13 2472 2461 2483

3.4.2 Pengalokasian Frekwensi Sistem WiMAX


Acuan yang digunakan oleh penulis adalah spektrum frekwensi yang
digunakan di Asia pasifik.

Tugas Akhir 25
BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Gambar 3.2 Alokasi frekwensi WiMAX


Untuk alokasi frekwensi pada 3,4 – 3,5 GHz maka akan digunakan aturan
dimana untuk Time Division Duplex (TDD) akan menggunakan channel width 3,5
MHz dan untuk Frequency Division Duplex (FDD) kita akan menggunakan channel
width 7MHz. Sedangkan untuk 5,8 GHz kita akan menggunakan Time Division
Duplex (TDD) dengan channel width 20 MHz. Dalam perancangan ini mengacu pada
standart yang akan diajukan dimana EIRP point to point maksimal 4 Watt atau
sebesar 36 dBm.
3.5 Menentukan luasan sel
Untuk memudahkan penghitungan luasan sel maka kita akan
menggunakan antenna omnidirectional dengan asumsi user masih belum banyak
dan kapasitas kanal masih cukup. Untuk melakukan penghitungan luasan sel ini
maka ketentuan yang harus diperhatikan adalah:
1. SOM (System operating margin), adalah suatu margin sistem operasi agar
aman dari gangguan radio seperti fading, dan multipath. Agar sistem dapat
bekerja dengan baik maka sebaiknya SOM minimal sebesar 15 dB
(Purbo.O.W), yang lebih dikenal sebagai fading margin
(www.waverider.com).
2. EIRP (Effective Isotropically Radiated Power), merupakan ukuran
besarnya radiasi pancaran dari antenna yang diukur dalam dBm. Besarnya

Tugas Akhir 26
BAB III Data dan Aspek Perencanaan

nilai EIRP untuk komunikasi dari satu titik kebanyak titik atau point to
multipoint adalah maksimal 1 watt atau 30 dBm.
3. Receiver Sensitivity (RX Sensitivity), kepekaan suatu perangkat pada sisi
penerima yang dijadikan ukuran threshold dalam menentukan margin
sistem (SOM). Sensitifitas radio IEEE802.16b pada umumnya RX
sensitifitasnya antara -78dBm sampai dengan -85 dBm @ 11 Mbps
4. Transmitting Power (TX Power), merupakan daya output dari antenna
pemancar yang besarnya dibatasi antara 15 dBm (31,6 mwatt) sampai
dengan 20 dBm (100mwatt).
Langkah yang harus dilakukan dalam melakukan perhitungan luas sel adalah:
o Menghitung Receiver Signal Level (RSL)
o Menghitung Free space Loss (FSL)
o Menghitung jarak (d Km)
3.5.1 Perhitungan Receiver Signal Level (RSL)
Untuk menghitung RSL dapat menggunakan persamaan SOM
(Purbo.O.W) atau www.waverider.com sebagai berikut:
SOM = Rx Signal Level (RSL) – RxSensitivity
Atau dapat pula
FadeMargin = RxSignalLevel (RSL) – RxTreshold
Maka, RxSignalLevel(RSL) = SOM – RxSensitivity
= 15dB + (-80dBm) = -65dBm
maka RSL = -65 dBm
3.5.2 Perhitungan Free Space Loss (Lfs)
Ada beberapa hal; yang perlu kita perhatikan dalam menghitung nilai Free
Space Loss (Lfs) pada WLAN 2,4 GHz karena dibutuhkan pemilihan data gain
antenna pada sisi peneriama yang dibatasi dengan ketentuan EIRP point to
multipoint ≤ 30dBm dan TxPower antara 15 dBm (30mW) sampai dengan
20dBm(100mW). Adapun data loss untuk kabel dan konektor untuk mencari
besarnya gain antenna yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: (Purwo.O.W)
o Loss Konektor antara (0,3 – 0,5) dB
o Loss Kabel (per meter)
Tugas Akhir 27
BAB III Data dan Aspek Perencanaan

RG 58 = 1 dB RG213 = 0,6 dB
RG174 = 2 dB Aircom = 0,21 dB
AirCell = 0,3 dB LMR400 = 0,22 dB
Untuk meminimalkan total loss yang ada maka dipilih penggunaan kabel
yang attenuasinya paling kecil yaitu LMR400. Apabila digunakan kabel yang
panjangnya 20 meter maka dengan loss konektor 0,5 dB maka total loss adalah
4,9 dB ≈ 5 dB. Setelah nilai loss diketahui maka harus dipilih besar gain antenna
pemencar (Tx Gain) yamg nilainya dibatasi oleh nilai EIRP point to point sebesar
30 dBm dan TxPower 15 sampai 20 dBm (IEEE 802.11b), maka digunakan
TxPower 20 dBm dengan gain antenna omni sebesar 15 dBi.
EIRP(dBm) = TxPower(dBm) + GainTx (dBi) + (LCR + LKR) (dB)
30dBm = 20 dBm + GainTx – 5 dB
GainTx = 30dBm – 20dBm + 5dB = 15dBi
Untuk menghitung Free Space Loss (LFS) dapat dihitung dengan data-data
sebagai berikut:
o EIRP = 30dBm
o RSL = -65dBm
o Gain antenna Rx = 20 dBi
o (LKR + LCR) = 5dB
maka:
Lfs (dB) = EIRP – RSL + GainRx – (LKR + LCR)
= 30 - (- 65) + 20 – (5) = 110dB
Maka didapat nilai Free Space Loss (Lfs) sebesar 110 dB
Free Space Loss dihitung dengan menggunakan gain antenna receiver 20
dBi agar dapat mencapai daerah yang lebih jauh dibandingkan dengan gain
antenna yang nilainya lebih kecil
Maka perhitungan jarak maksimal dari WLAN adalah:
Lfs(dB) = 32,5 + 20logd(km) + 20 logf(MHz)
Lfs (dB) − 20 log f ( MHz ) − 32,5
Logd(km) =
20

Tugas Akhir 28
BAB III Data dan Aspek Perencanaan

Lfs (dB) − 20 log f ( MHz ) − 32,5


Jarak d(km) = 10 = 10 0,495 = 3,124km ≈ 3km
20
Maka dengan radius sel sejauh 3 km dapat dihitung luas dari sel tersebut
dengan menggunakan persamaan:
Luas sel = 2,598(3)2 = 23,38 km2
Adadapun analisa perhitungan untuk mencari luas satu sel pada
perencanaan WLAN 2,4 GHz dengan menggunakan omni directional 15 dBi
dapat dilihat pada tabel 3.7
Tabel 3.7
Parameter Link Budget WIFI 2,4 GHz
No Parameter Link Budged Nilai Hasil
1. System Operating Margin (SOM) atau 15 dB
fade margin
2. Rx Sensitifity -80 dBm
Rx Signal Level (RSL) -65 dBm
3. Gain Antena Tx 15 dBi
4. TxPower 20 dBm
5. Loss Konektor (LKR) (0,3-0,5)dB
6. Loss kabel (meter) 4,4dB
30dBm
7. RxSignal Level (RSL) -65dBm
8. Gain Rx 20dBi
Free Space Loss (Lfs) 110 dB
9 Frekwensi 2400 MHz
10. Free Space Loss (Lfs) 20dBi
Jarak (d) 3 km
11. Jarak (d) 3km
Luas sel 23 .38 km2

Tugas Akhir 29
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

BAB IV
PERENCANAAN JARINGAN WiMAX DI YOGYAKARTA

4.1 Analisa Peta Propinsi Derah Istimewa Yogyakarta


Daerah Istimewa Yogyakarta terletak pada 7° 33’- 8° 15’ lintang selatan dan
110° 5’- 110° 50’bujur timur dengan luas daerah 3185,81 km2 . Pada perencanaan ini
maka akan dilakukan perencanaan perkabupaten dan kota madya dengan tujuan untuk
menertipkan penggunaan frekwensi 2,4 GHz agar pengaruh interferensi dapat ditekan
seminimal mungkin sehingga jaringan yang kita bangun akan memiliki performansi
seperti yang diharapkan.
4.1.1 Analisa Peta Kabupaten Sleman
Daerah kabupaten Sleman terletak pada 7° 34’ 51”- 7° 47’ 3” lintang selatan dan
107° 15’3”- 110° 29’30” bujur timur dengan luas daerah 574,82 km2 . Daerah di kabuaten
Sleman banyak terdapat pemukiman dan industri menengah dan besar,sehingga dalam
penentuan daerah layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel
yang faktor terbesarnya adalah perumahan dan industri. Untuk menjangkau seluruh
kabupaten sleman maka kita akan memerlukan 23 sel, adapun pembagian daerahnya
adalah:
1. Sel Sleman 1
Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°18’22” BT. Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau Industri, sekolah, Instansi pemerintah dan sarana
kesehatan di daerah Tempel. Sel ini akan mencakup desa Lumbung rejo, Margorejo,
Mororejo, Pondok rejo dan Sumber rejo.
2. Sel Sleman 2
Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°21’10” BT. Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau Industri, sekolah, perumahan, Instansi
pemerintah dan sarana kesehatan di daerah Turi, dan sekolah di kecamatan tempel.
Sel ini akan mencakup desa Lumbung rejo, Margorejo, Trihargo, Trimulyo,
Donokerto, merdikorejo, Bangunkerto.
3. Sel Sleman 3
Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°23’5” BT. Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di daerah Turi, sekolah dan sarana

Tugas Akhir 30
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

kesehatan di daerah Pakem. Sel ini akan mencakup desa Donokerto, Purwobinangun,
Candi binangun dan Harjo binangun.
4. Sel Sleman 4
Tower pada daerah ini terletak pada 7°39’2” LS dan 110°26’45” BT. Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di daerah Pakem, sekolah dan sarana
kesehatan dan instansi di daerah Cangkringan. Sel ini akan mencakup desa Pakem
binangun, Argomulyo, Wukirsari Umbulharju, dan Kepuh Harjo.
5. Sel Sleman 5
Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5” LS dan 110°16’50” BT. Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah dan sarana kesehatan di daerah
Tempel, dan sarana kesehatanm di daerah Sayegan. Sel ini akan mencakup desa
Tambak Rejo, Sumber Rejo, Banyu Rejo, Margo Agung, Margo Katon, Sendang Sari,
Sendang Rejo.
6. Sel Sleman 6
Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5” LS dan 110°19’42,5” BT. Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah di kecamatan Sleman.
Sekolah dan industri di kecamatan Mlati. Sekolah di kecamatan Tempel. Sel ini akan
mencakup desa Tambak Rejo, Moro Rejo, Catur Harjo, Triharjo, Moroagung,
Sumberadi, Tridadi.
7. Sel Sleman 7
Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5 LS dan 110°22’30” BT. Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, Industri, sarana kesehatan di kecamatan
Sleman, sekolah, pereumahan di daerah Ngaglik. Perumahan di kecamatan Turi. Sel
ini akan mencakup desa Donokerto, Purwobinangun, Trimulyo, Donoharjo,
Pandowoharjo, Sardonoharjo.
8. Sel Sleman 8
Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5 LS dan 110°25’17,5” BT. Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi di kecamatan Pakem,
perumahan di kecamatan Ngaglik, perumahan di kecamatan Turi. Sel ini akan
mencakup desa Candibinangun, Pakembinangun, Harjobinangun, Sukoharjo,
Umbulmartani.

Tugas Akhir 31
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

9. Sel Sleman 9
Tower pada daerah ini terletak pada 7°41’27,5 LS dan 110°28’5” BT. Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi, sarana kesehatan di kecamatan
Ngemplak, sarana kesehatan di kecamatan Cangkringan. Sel ini akan mencakup desa
Widomartani, Umbulmartani, Argomulyo, Sindumartani, Bimomartani.
10. Sel Sleman 10
Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°15’35” BT. Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi, sarana kesehatan di
kecamatan Minggir, sekolah di kecamatan Ngemplak Sel ini akan mencakup desa
Sendangmulyo, Sendangarum, Sumberagung, Sidorejo, Sendangagung, Sendangsari,
Sendang rejo, Margokaton.
11. Sel Sleman 11
Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°18’22,5” BT. Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau perumahan di kecamatan Mlati, sekolah,
sarana kesehatan, instansi di kecamatan Sayegan, sentra industri di kecamatan
Srandakan. Sel ini akan mencakup desa Margokaton, Margoagung, Margodadi,
Margoluwih, Tirtoadi, Tlogoadi, Sumberadi.
12. Sel Sleman 12
Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°21’10” BT. Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Gamping, sekolah di
kecamatan Sleman, sekolah di kecamatan Mlati, sekolah di kecamatan Gamping,
instansi di balaikota Sleman . Sel ini akan mencakup desa Sumberadi,Tridadi,
Sendangadi, Tirtoadi, Trihanggo.
13. Sel Sleman 13
Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°23’57,5” BT. Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah di kecamatan
Ngaglik, industri di kecamatan Gamping, perumahan, perguruan tinggi di kecamatan
Depok, sekolah di kecamatan Ngemplak, sekolah di kecamatan Kalasan Sel ini akan
mencakup desa Sardonoharjo, Sunduharjo, Sariharjo, Minomartani, Condongcatur,
Wedomartani.
14. Sel Sleman 14

Tugas Akhir 32
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°26’45” BT. Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah di kecamatan
Kalasan, perumahan, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Ngemplak, perumahan
di kecamatan Depok. Sel ini akan mencakup desa Wedomartani,Widodomartani,
Purwomartani, Selomartani, Condongcatur.
15. Sel Sleman 15
Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°29’32,5” BT. Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan kalasan, sekolah, sentra
industri, dan sarana kesehatan di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa
Bimomartani, Sindumartani,Selomartani, Tamanmartani, Tirtomartani, Bokoharjo.
16. Sel Sleman 16
Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°14’2,5” BT. Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi di kecamatan
Moyudan, industri, sekolah di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa
Sendang mulyo, Sendangarum, Sumberagung, Sumberarum, Sumberrahayu,
Sumbersari.
17. Sel Sleman 17
Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°16’50” BT. Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau industi di kecamatan Mlati, industi, sekolah,
instansi, sarana kesehatan di kecamatan Godean, sekolah di kecamatan Moyudan Sel
ini akan mencakup desa Sidorejo, Sidoluhur, Sidomulyo, Sumbersari, Sidokarto,
Sidoagung, Margoluwih, Argomulyo.
18. Sel Sleman 18
Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°19’42,5” BT. Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Mlati, industri,
perumahan, sekolah, perguruan tinggi, sarana kesehatan di kecamatan Gamping,
industri, perumahan, sekolah, perguruan tinggi, instansi, sarana kesehatan di
kecamatan Godean . Sel ini akan mencakup desa Margoluwih, Sidomulyo,
Sidoarum, Sidokarto, Trihanggo, Nogotirto, Banturaden, Balecatur.
19. Sel Sleman 19
Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°22’30” BT. Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, perguruan

Tugas Akhir 33
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

tinggi, instansi di kecamatan Depok, industri, perumahan, sekolah, perguruan tinggi,


sarana kesehatan di kecamatan Mlati. Sel ini akan mencakup desa Sendangadi,
Sinduadi, Condongcatur, Caturtunggal, Kricak, Beper, Karangwaru,
Cokrodiningratan, Terban, Tegalrejo, Jetis, Bumijo, Gowongan, Pringgokusuman,
Suryatmajan, Gedongtengen, Tegalpanggung, Bausastran, Baciro, Ngupasan,
Purwokinanti, Demangan, Kotabaru, Klitren, Depok, Caturtunggal.
20. Sel Sleman 20
Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°25’17,5” BT. Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, perguruan
tinggi, sarana kesehatan di kecamatan Depok, . Sel ini akan mencakup desa
Condoncatur, Caturtunggal, Depok, Maguwoharjo, Purwokinanti.
21. Sel Sleman 21
Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°28’5” BT. Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, perguruan tinggi,
instansi, sarana kesehatan di kecamatan kalasan, industri, sekolah, sarana kesehatan di
kecamatan Prambanan, industri di kecamatan Depok, perumahan, sarana kesehatan di
kecamatan Brebah, perumahan di kecamatan Kasihan. Sel ini akan mencakup desa
Tirtomartani, Purwomartani, Maguwoharjo, Kalitirto, Madurejo, Bokoharjo.
22. Sel Sleman 22
Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°18’22,5” BT Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, perguruan tinggi, instansi,
sarana kesehatan di kecamatan Gamping, perguruan tinggi, perumahan di kecamatan
Kasihan Sel ini akan mencakup desa Balecatur, Ambarketawang, Tamantirto,
Bangunjiwo.
23. Sel Sleman 23
Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°26’45” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau industri, perumahan, sekolah, instansi, sarana
kesehatan di kecamatan Brebah, perumahan di kecamatan Gamping. Sel ini akan
mencakup desa Maguwoharjo, Brebah, Sendangtirto, Klitirto, Jogotirto, Pontorono,
Srimulyo.
24. Sel Sleman 24

Tugas Akhir 34
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°29’32,5” BT Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Prambanan. Sel ini
akan mencakup desa Jogotirto, Kalitirto, Madurrejo, Sumberharjo, Sambirejo,
Wukirharjo, Srimulyo, Srimartani.
4.1.2 Analisa Peta Kota Yogyakarta
Daerah Kota Yogyakartal terletak pada 7° 49’ 26”- 7° 15’ 24” BT lintang
selatan dan 110° 24’19”- 110° 28’53” bujur timur dengan luas daerah 32,5 km2 . Daerah
di Kota Yogyakarta banyak terdapat pemukiman dan industri menengah dan besar,
sekolah dan perguruan tinggi sehingga dalam penentuan daerah layanan kita akan
memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor terbesarnya adalah
perumahan dan industri dan perguruan tinggi. Untuk menjangkau seluruh kabupaten
sleman maka kita akan memerlukan 3 dimana satu sel akan mengunduk di kabupaten
Sleman sel, adapun pembagian daerahnya adalah:
1. Sel Yogyakarta 1
Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°21’10” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau Industri di kecamatan Mantrijeron, Kraton,
Mergangsan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtengen.
Sekolah si kecamatan Mantrijeron, Mergangsan, Kraton, Pakualaman, Gondomanan,
Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtengen. Perguruan tinggi di kecamatan Mergangsan,
Mantrijeron, Kraton, Pakualaman, Gondomanan, Wirobrajan. Perumahan di
kecamatan Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan,
Wirobrajan, Gedongtengen. Sarana kesehatan di Mantrijeron, Kraton, Mergangsan,
Pakualaman, Gondomanan, Wirobrajan, Gedongtengen. Instansi pemerintah di
kecamatan Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan,
Wirobrajan, Gedongtengen dan instansi pemerintah Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Industri, sekolah, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan sarana
kesehatan di kecamatan Kasihan. Sekolah, instansi pemerintah di kecamatan Sewon .
Sel ini akan mencakup desa Ambar ketawang, Tamantirto, Kasihan, Tirtonirmolo,
Panggung rejo, Tegalrejo, Pringgokusuman, Gedongtengen, Ngupasan, Purwokinanti,
Ngampilan, Rakuncan, Ngestiharjo, Prawirodirjan, Wirobrajan, Notoprajan, Kraton,
Kadipaten, Patehan, Panembahan, Patangpuluhan, Gedongkiwo, Keparakan,
Mantrijeron, Suryodiningratan, Brontokusuman

Tugas Akhir 35
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

2. Sel Yogyakarta 2
Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°23’57,5” BT Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, perguruan tinggi,
Perumahan, instansi pemerintah, sarana kesehatan di kecamatan Umbulharjo dan
Kotagede. Industri, sekolah, perumahan, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan
sarana kesehatan di kecamatan Banguntapan Sel ini akan mencakup desa Baciro,
Semaki, Demangan, Gunungketur, Wirosunan, Mergangsan, Tahunan, Mujamuju,
Bangunan, Umbulharjo, Warungboto, Rejowinangun, Pandeyan, Sorosutan,
Brontokusuman, Kotagede, Giwangan, Prenggan, Baturetno, Jagalan, Singosaren,
Purbayan. Banguntapan.
4.1.3 Analisa Peta Kabupaten Bantul
Daerah kabupaten Bantul terletak pada 7° 44’ 50”- 8° 37’ 40” lintang selatan dan
110° 18’40”- 110° 34’40” bujur timur dengan luas daerah 506,85 km2 . Daerah di
kabuaten Bantul banyak terdapat pemukiman dan industri menengah dan besar,sehingga
dalam penentuan daerah layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth
per sel yang faktor terbesarnya adalah perumahan dan industri. Untuk menjangkau
seluruh kabupaten sleman maka kita akan memerlukan 14 sel, adapun pembagian
daerahnya adalah:
1. Sel Bantul 1
Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°15’35” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan,
perumahan,instansi pemerintah di kecamatan Sedayu. Sel ini akan mencakup desa
Sumber rahayu, Argomulyo, Sedayu, Argosari, Argorejo.
2. Sel Bantul 2
Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°16’50” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Sewon, industri di
kecamatan Kasihan, sekolah di kecamatan Pajangan. Sel ini akan mencakup desa
Argorejo, triwidadi, Bangun rejo.
3. Sel Bantul 3
Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°19’42,5” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau Industri, sekolah, perumahan di kecamatan

Tugas Akhir 36
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Sewon, sekolah, sarana kesehatan, perumahan di kecamatan Kasihan. Sel ini akan
mencakup desa Bangunjiwo, Tamantirto, Tirtonirmolo, Pendowoharjo, Guwosari.
4. Sel Bantul 4
Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°22’30” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan
Banguntapan, industri, sekolah, perguruan tinggi, sarana kesehatan, perumahan,
instansi pemerintah di kecamatan Sewon, sekolah di kecamatan Pleret. . Sel ini akan
mencakup desa Panggungharjo, Tamanan, Sewon, Binangunharjo, Timbulharjo,
Wonokromo.
5. Sel Bantul 5
Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°25’17,5” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah di kecamatan Piyungan,
industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Banguntapan, instansi pemerintah di
kecamatan Pleret. Sel ini akan mencakup desa Banguntapan, Potorono, Wirokerten,
Jambidan, Pleret, Bawuran.
6. Sel Bantul 6
Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°18’22,5” BT Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di
kecamatan Bantul, industri, sekolah , sarana kesehatan di kecamatan Pandak, instansi
pemerintah, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Pajangan. Sel ini akan mencakup
Guwosari, Ringinharjo, Sendangsari, Wijirejo, Pandak, Palbapang, Gilangharjo.
7. Sel Bantul 7
Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°21’10” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, perguruan tinggi, sarana
kesehatan, instansi pemerintah kabupaten Bantul di kecamatan Bantul, sekolah di
kecamatan Sewon, sekolah di kecamatan Jetis. Sel ini akan mencakup Timbulharjo,
Bantul, Sabdodadi, Trirenggo, Sumberagung, Jetis.
8. Sel Bantul 8
Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°23’57,5” BT Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di
kecamatan Pleret dan industri, sekolah, sarana kesehatan, perumahan, instansi

Tugas Akhir 37
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

pemerintah di kecamatan Jetis, sekolah di kecamatan Imogiri . Sel ini akan mencakup
Wonokromo, Pleret, Segoroyoso, Trimulyo, Jetis, Wukirsari.
9. Sel Bantul 9
Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°16’50” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Srandakan. Industri,
sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Pandak. Sel ini akan mencakup Tirtoharjo,
Gilangharjo, Caturharjo, Srandakan.
10. Sel Bantul 10
Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°19’42,5” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau industri di kecamatan Bambanglipuro, sekolah di
kecamatan Jetis, sekolah di kecamatan Bantul, sekolah, sarana kesehatan di
kecamatan Bambanglipuro, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Pundong . Sel ini
akan mencakup Sumbermulyo, Palbapang, Patalan, Mulyodadi.
11. Sel Bantul 11
Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°22’30” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan, instansi
pemerintah di Imogiri, sarana kesehatan di Jetis. Sel ini akan mencakup Imogiri,
Karangtengah, Girirejo, Kebonagung, Sriharjo.
12. Sel Bantul 12
Tower pada daerah ini terletak pada 8°8’22,5” LS dan 110°15’35” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi pemerintah di kecamatan
Sanden. Sel ini akan mencakup Multigading, Sanden, Gadingsari, Gadingharjo,
Srigading.
13. Sel Bantul 13
Tower pada daerah ini terletak pada 8°8’22,5” LS dan 110°18’22,5” BT Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, instansi pemerintah di kecamatan
Bambanglipuro, sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di kecamatan Kretek.
Sel ini akan mencakup Bambanglipuro, Sidomulyo, Trimulyo, Panjangrejo,
Donotirto, Tirtosari, Kretek.
14. Sel Bantul 14
Tower pada daerah ini terletak pada 8°8’22,5” LS dan 110°21’10” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi pemerintah di

Tugas Akhir 38
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

kecamatan Pundong, sekolah di kecamatan Srandakan. Sel ini akan mencakup


Srihardono, Pundong, Seloharjo.
4.1.4 Analisa Peta di Kabupaten Kulonprogo
Daerah kabupaten Kulonprogo terletak pada 7° 38’ 42”- 7° 59’ 3” lintang selatan
dan 110° 1’37”- 110° 16’26” bujur timur dengan luas daerah 586,28 km2 . Daerah di
kabupaten Kulonprogo banyak terdapat sentra industri,sehingga dalam penentuan daerah
layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor
terbesarnya adalah sentra industri. Untuk menjangkau seluruh kabupaten Kulonprogo
maka kita akan memerlukan 14 sel, adapun pembagian daerahnya adalah:
1. Sel Kulonprogo 1
Tower pada daerah ini terletak pada 7°43’52,5” LS dan 110°12’47,5” BT Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri dan sekolah di kecamatan
Girimulyo, sekolah di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa
Bantararum, Minggir, Sendangagung, Kembang, Jatisarono, Sumberarum.
2. Sel Kulonprogo 2
Tower pada daerah ini terletak pada 7°46’17,5” LS dan 110°11’15” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, sarana kesehatan di
kecamatan Girimulyo, sentra industri, sekolah, instansi pemerintah di kecamatan
Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa Girimulyo, Tanjungharjo, Nanggulan,
Wijimulyo, Donomulyo, Banyunibo.
3. Sel Kulonprogo 3
Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°10’0” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah di kecamatan Pengasih,
sekolah di kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup Banyunibo, Sendangsari,
Karangsari, Donomulyo, Kaliagung.
4. Sel Kulonprogo 4
Tower pada daerah ini terletak pada 7°48’42,5” LS dan 110°12’47,5” BT Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, instansi pemerintah
di kecamatan Sentolo, sekolah si kecamatan Nanggulan. Sel ini akan mencakup desa
Wijimulyo, Donomulyo, Sumberahayu, Argosari, Banyunibo, Sentolo, Kaliagung.
5. Sel Kulonprogo 5

Tugas Akhir 39
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°8’17,5” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri di kecamatan Kokap, sentra
industri, sekolah di kecamatan Pengasih, sentra industri, sekolah, perumahan, instansi
pemerintah kabupaten Bantul di kecamatan Wates. Sel ini akan mencakup desa
Pengasih, Sendangsari, Karangsari, Tawangsari, Wates, Triharjo, Giripeni.
6. Sel Kulonprogo 6
Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°11’15” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan, perumahan, instansi
pemerintah di kecamatan Pengasih, sekolah di kecamatan Panjatan . Sel ini akan
mencakup Kaliagung, Pengasih, Margosari, Kadungsari, Sukorena.
7. Sel Kulonprogo 7
Tower pada daerah ini terletak pada 7°51’15” LS dan 110°14’2,5” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Sentolo, sekolah di
kecamatan Pajangan, sekolah di kecamatan Sedayu . Sel ini akan mencakup
Salamrejo, Sukorejo, Argodadi, Argosari, Triwidadi.
8. Sel Kulonprogo 8
Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°5’25” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau. Sentra industri, sekolah, sarana kesehatan,
instansi pemerintah di kecamatan Temon Sel ini akan mencakup desa Jaten,
Karangwuluh, Sindutan, Jangkaran, Palihan, Kebonrejo, Temon kulon, Kaligantung,
Demen, Kalidengen, Glagah, Plumbon.
9. Sel Kulonprogo 9
Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°8’12,5” BT Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, Sarana kesehatan di kecamatan
Wates, sekolah di kecamatan Temon, sekolah di kecamatan Pengasih. Sel ini akan
mencakup desa Kedundang, Triharjo, Sogan, Ngestiharjo, Kutawaru, Bojong.
10. Sel Kulonprogo 10
Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°10’0” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah di kecamatan Wates,
sentra industri, sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di kecamatan Panjatan.
Sel ini akan mencakup desa Giripeni, Bandungan, Gotakan, Cerme, Krembangan,
Tayuban, Panjatan, Karoman, Depok.

Tugas Akhir 40
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

11. Sel Kulonprogo 11


Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°12’47,5” BT Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri di kecamatan Lendah, sekolah,
sarana kesehatan di kecamatan Sentolo. Sel ini akan mencakup desa Demangrejo,
Srikayangan.
12. Sel Kulonprogo 12
Tower pada daerah ini terletak pada 7°53’37,5” LS dan 110°15’35” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, sarana kesehatan di
kecamatan Lendah, sekolah di kecamatan Sentolo , instansi pemerintah di kecamatan
Pajangan. Sel ini akan mencakup desa Tuksor, Pajangan, Ngentokrejo, Gulurejo.
13. Sel Kulonprogo 13
Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°11’15” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Galur, sekolah, sarana
kesehatan di kecamatan Lendah. Sel ini akan mencakup desa Wahyurejo, Bumirejo,
Kanoman, Pandowan, Karangsewu, Nomporejo.
14. Sel Kulonprogo 14
Tower pada daerah ini terletak pada 8°6’7,5” LS dan 110°14’2,5” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sentra industri, sekolah, instansi pemerintah di
kecamatan Galur, sentra industri, sekolah di kecamatan Lendah, sekolah, sentra
industri, instansi pemerintah di kecamatan Srandakan. Sel ini akan mencakup desa
Sidorejo, Lendah, Jatirejo, Brosot, Kranggan, Trimurti, Srandakan
4.1.5 Analisa Peta Kabupaten Gunungkidul
Daerah kabupaten Gunungkidul terletak pada 7° 9’- 7° 46’ 3” lintang selatan
dan 110° 21’-110° 50’ bujur timur dengan luas daerah 1485,36km2 . Daerah di
kabupaten Gunungkidul banyak terdapat industri,sehingga dalam penentuan daerah
layanan kita akan memperhitungkan pada kebutuhan bandwidth per sel yang faktor
terbesarnya adalah industri. Untuk menjangkau seluruh kabupaten Gunungkidul
maka kita akan memerlukan 10 sel, adapun pembagian daerahnya adalah:
1. Sel Gunungkidul 1
Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°34’42,5” BT Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan di kecamatan

Tugas Akhir 41
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Playen, sekolah, sarana kesehatan di di kecamatan Wonosari, Sel ini akan mencakup
desa Gari, Bandung, Landageng, Piyaman, Karangtengah, Kedungkeris.
2. Sel Gunungkidul 2
Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°37’30” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan di kecamatan
Wonosari, sekolah di kecamatan Karangmojo, sarana kesehatan di kecamatan Nglipar
Sel ini akan mencakup desa Karangtengah, Bejiharjo, Nglipar, Kedungkeris.
3. Sel Gunungkidul 3
Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°33’20” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan di kecamatan
Karangmojo Sel ini akan mencakup desa Ngawis, Gedangrejo, Jatiayu.
4. Sel Gunungkidul 4
Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°36’7,5” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sekolah dan instansi pemerintah di kecamatan
Playen. Sel ini akan mencakup desa Playen, Logaten, Plembutan, Pulutan, Siraman,
Wareng, Ngunut.
5. Sel Gunungkidul 5
Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°38’55” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Playen, sekolah, sarana
kesehatan dan instansi pemerintah kabupaten Gunungkidul di kecamatan Wonosari
Sel ini akan mencakup desa Piyaman, Kepek, Wonosari, Sejang, Baleharjo,
Karangrejek.
6. Sel Gunungkidul 6
Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°41’42,5” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau sekolah, sarana kesehatan, instansi pemerintah di
kecamatan Karangmojo Sel ini akan mencakup desa Wiladeg, Bendungan, Kelor,
Ngipak.
7. Sel Gunungkidul 7
Tower pada daerah ini terletak pada 7°57’45” LS dan 110°44’30” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, instansi pemerintah di
kecamatan Ponjong, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan Karangmojo Sel ini akan
mencakup desa Karangmojo, Ngipak, Genjahan, Ponjong.

Tugas Akhir 42
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

8. Sel Gunungkidul 8
Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°34’42,5” BT Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau sekolah di kecamatan Paliyan, sekolah, sarana
kesehatan di kecamatan Wonosari Sel ini akan mencakup desa Wareng, Karangrejek,
Duwed, Wunung.
9. Sel Gunungkidul 9
Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°37’30” BT Sel ini
akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di kecamatan
Semanu, sekolah di kecamatan Wonosari Sel ini akan mencakup desa Semanu,
Duwed, Baleharjo, Bendungan, Pancarejo.
10. Sel Gunungkidul 10
Tower pada daerah ini terletak pada 7°55’17,5” LS dan 110°40’17,5” BT Sel
ini akan diutamakan untuk menjangkau industri, sekolah, sarana kesehatan di
kecamatan Semanu, Sel ini akan mencakup desa Ngeposan, Sidorejo, Semanu.
4.2 Analisa kebutuhan kapasitas persel
Dalam analisa kebutuhan kapasitas tiap sel kita akan mengacu pada data yang
telah ada dan didasarkan pada peta persebaran tiap-tiap calon pengguna jaringan yang
akan kita bangun. Adapun data kebutuhan kapasitas tiap sel adalah sebagi berikut:
Tabel 4.1
Kebutuhan Troughput per sel
No Nama Sel Kapasitas (Kbps) No Nama Sel Kapasitas (Kbps)
1. Sel Sleman 1 704 33. Sel Bantul 7 3712
2. Sel Sleman 2 1088 34. Sel Bantul 8 1952
3. Sel Sleman 3 384 35. Sel Bantul 9 384
4. Sel Sleman 4 512 36. Sel Bantul 10 960
5. Sel Sleman 5 256 37. Sel Bantul 11 640
6. Sel Sleman 6 1728 38. Sel Bantul 12 448
7. Sel Sleman 7 1056 39. Sel Bantul 13 832
8. Sel Sleman 8 1344 40. Sel Bantul 14 448
9. Sel Sleman 9 320 41. Sel Kulonprogo 1 384
10. Sel Sleman 10 832 42. Sel Kulonprogo 2 768
11. Sel Sleman 11 680 43. Sel Kulonprogo 3 448
Tugas Akhir 43
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

12. Sel Sleman 12 1488 44. Sel Kulonprogo 4 832


13. Sel Sleman 13 8256 45. Sel Kulonprogo 5 2400
14. Sel Sleman 14 2272 46. Sel Kulonprogo 6 1120
15. Sel Sleman 15 192 47. Sel Kulonprogo 7 448
16. Sel Sleman 16 1152 48. Sel Kulonprogo 8 512
17. Sel Sleman 17 1152 49. Sel Kulonprogo 9 832
18. Sel Sleman 18 4928 50. Sel Kulonprogo 10 1216
19. Sel Sleman 19 27828 51. Sel Kulonprogo 11 704
20. Sel Sleman 20 9888 52. Sel Kulonprogo 12 512
21. Sel Sleman 21 2144 53. Sel Kulonprogo 13 320
22. Sel Sleman 22 1440 54. Sel Kulonprogo 14 1344
23. Sel Sleman 23 1344 55. Sel Gunungkidul 1 448
24. Sel Sleman 24 192 56. Sel Gunungkidul 2 512
25. Sel Kota 1 25164 57. Sel Gunungkidul 3 256
26. Sel Kota 2 30824 58. Sel Gunungkidul 4 448
27. Sel Bantul 1 896 59. Sel Gunungkidul 5 2752
28. Sel Bantul 2 1024 60. Sel Gunungkidul 6 256
29 Sel Bantul 3 5984 61. Sel Gunungkidul 7 960
30. Sel Bantul 4 4224 62. Sel Gunungkidul 8 512
31. Sel Bantul 5 1280 63. Sel Gunungkidul 9 704
32. Sel Bantul 6 1920 64. Sel Gunungkidul 10 448
Berdasarkan pada perhitungan kebutuhan kapasitas tiap sel diatas maka kita akan
menentukan sel yang layak kita bangun. Sel tersebut adalah:
Tabel 4.2
Tabel alokasi kanal per sel
No Nama Sel Daerah layanan
1. Sel Sleman 12
CH 1 Sumberadi, Tlogoadi, Tirtoadi,Tridadi
CH 6 Tridadi, Pandowoharjo, Donoharjo, Sendangadi, Sariharjo
CH 11 Tirtoadi, Tlogoadi, Sendangadi, Sariharjo, Sariharjo,
Trihanggo

Tugas Akhir 44
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

2. Sel Sleman 13
CH 1 Sariharjo, Sardiniharjo
CH 6 Sardonoharjo, Sinduharjo, Minomartani,Wedomartani
CH 11 Sariharjo, Wedomartani, Minomartani
3. Sel Sleman 18
CH 1 Margoluwih, Sidomulyo, Sidokarto, Sidoarum, Tirtodadi
CH 6 Tirtoadi, Trihanggo, Nogotirto
CH 11 Sidoarum, Sidokarto, Nogotirto, Banyuraden, Balecatur
4. Sel Sleman 19
CH 6 Sinduadi, Sendangadi
CH 1 Sendangadi, Sinduadi, Caturtunggal, Condongcatur
CH 11 Caturtunggal, Condongcatur
CH 6 Caturtunggal, Terban, Klitren, Kotabaru, Demangan,
Tegalpanggung, Bausastran, Baciro, Purwokinanti
CH 1 Terban, Kotabaru, Tegalpanggung, Purwokinanti,
Suryatmajan, Sosromanduran, Pringgokusuman, Gowongan,
Bumiji, Cokrodiningratan
CH 11 Sinduadi, Tegalrejo, Bumijo, Bener, Kricak, Karangwaru,
Cokrodiningratan
5. Sel Sleman 20
CH 1 Caturtunggal, Condongcatur, Wedomartani
CH 6 Maguwoharjo, Wedomartani
CH 11 Maguwoharjo, Caturtunggal, Banguntapan
6. Sel Kota 1
CH 6 Pakuncen, Wirobrajan, Patangpuluhan, Ngestirejo
CH 11 Pakuncen, Wirobrajan, Patangpuluhan, Sostromenduran,
Ngampilan, Ngupasan, Notoprajan, Kadipaten, Prawirodirjan
CH 1 Kadipaten, Kraton, Prawirodirjan, Patehan, Gedongkiwo,
Panembahan, Ngupasan, Keparakan, Mantrijeron,
Brontokusuman
CH 6 Gedongkiwo, Suryodiningratan, Mantrijeron, Brontokusuman,

Tugas Akhir 45
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

Tamanan, Panggungharjo, Tirtonirmolo


CH 11 Panggungharjo, Tirtonirmolo, Bangunjiwo, Tamantirto
CH 1 Tirtonirmolo, Bangunjiwo, Tamantirto, Ngestirejo
7. Sel Kota 2
CH 11 Purwokinanti, Baciro, Semaki, Demangan, Gunungketur,
Tahunan, Mujamuju, Warungboto
CH 1 Mujamuju, Rejowinangun, Banguntapan, Baturetno
CH 6 Banguntapan, Baturetno, Potorono, Rejowinagun, Prenggan,
Purbayan
CH 11 Prenggan, Purbayan, Baturetno, Jagalan, Singosaren,
Potorono
CH 1 Sorosutan, Pandeyan, Giwangan, Prenggan, Purwokinanti,
Gunungketur, Wirogunan, Mergangsan
CH 6 Tahunan, Warungboto, Pandeyan, Sorosutan
8. Sel Bantul 3
CH 1 Bangunjiwo, Taman tirto, Triwidadi, Guwosari
CH 6 Tamantirto, Pendowoharjo
CH 11 Pendowoharjo, Bantul, Guwosari, Ringinharjo
9. Sel Bantul 4
CH 1 Panggungharjo, Pendowoharjo, Bangunharjo, Timbulharjo
CH 6 Panggungharjo, Bangunharjo, Tamanan, Wonokromo
CH 11 Timbulharjo, Sabdodadi, Trimulyo, Wonokromo
10. Sel Bantul 7
CH 1 Bantul, Sabdodadi, Trirenggo, Palbapang
CH 6 Sabdodadi, Timbulharjo, jetis, Sumberagung, Trirenggo
CH 11 Sumberagung, Palbapang, Trirenggo, Sabdodadi,
Sumbermulyo, Patalan
11. Sel Klonprogo 5
CH 1 Tawangsari, Hargorejo, Palbapang
CH 6 Sendangsari, Karangsari, Wates, Tawangsari
CH 11 Tawangsari, Kedundang, Triharjo, Giripeni, Wates

Tugas Akhir 46
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

4.3 Menentukan Tinggi Antena


Dalam perencanaan ini semua link akan kita kondisikan pada kondisi Line Of
Sight, maka kita akan mentukan tinggi setiap antenna pada setiap sel agar gelombang
akan merambat pada Fresnel zone 1 sehingga kondisi Line Of Sight tersebut dapat
tercapai. Sehingga didapat tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Tinggi antena per sel
No Nama sel Tinggi antenna No Nama sel Tinggi antenna
Base Station (m) Base Station.(m)
1. Sel Sleman 12 82,164 7. Sel Kota 2 59,05
2. Sel Sleman 13 70,32 8. Sel Bantul 3 67,91
3. Sel Sleman 18 99,37 9. Sel Bantul 4 64,71
4. Sel Sleman 19 91,64 10. Sel Bantul 7 50,06
5. Sel Sleman 20 70,30 11. Sel Kulonprogo 5 84,88
6. Sel Kota 1 58,66
4.4 Analisa kapasitas per kanal
Beradarkan standart IEEE 802.16.a maka dalam perhitungan kapasitas akan dipengaruhi
oleh jumlah bit permodulasi (bm), coding rate (cr), dan periode simbol (Ts). Sehingga
untuk perhitungan bit rate digunakan formula:
Bit rate = Nused x bm x cr/Ts
Untuk WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth 7 MHz, modulasi 64 QAM, FEC = ¾,
Ts = 34 µs maka kapasitasnya:
3/ 4
Bit rate = 192 x 6 x
34 µs
= 25,41 Mbps
Untuk WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth 14 MHz, modulasi 16 QAM, FEC = ¾,
Ts = 17 µs maka kapasitasnya:
3/ 4
Bit rate = 192 x 5 x
17 µs
= 42,35 Mbps
Untuk WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth 20 MHz, modulasi QPSK, FEC = ¾,
Ts = 11,9 µs maka kapasitasnya:

Tugas Akhir 47
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

3/ 4
Bit rate = 192 x 2 x
11,9µs
= 24,20 Mbps
Untuk WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth 20 MHz, modulasi 16 QAM, FEC = ¾,
Ts = 11,9 µs maka kapasitasnya:
3/ 4
Bit rate = 192 x 5 x
11,9µs
= 60,50 Mbps

4.5 Analisa linkbudget


4.5.1 Path Loss
Dalam analisa link budget ini redaman yang kita perhitungkan adalah redaman
karena hujan (precipitation) dan redaman lintasan (Free Space Loss).
4.5.1.1 Redaman Hujan (precipitation)
Indonesia terletak di daerah hujan P, sehingga CCIR menetapkan curah hujan R
adalah 145 mm/hr. Untuk frekwensi kerja 5,8 GHz, maka koefisean polarisasi vertikal
adalah:
f = 4 GHz av = 0,000591 bv = 1,075
f = 6 GHz av = 0,00155 bv = 1,265
Dengan interpolasi av dan bv, pada frekwensi 5,8 GHz dapat ditentukan:
av - 0,000591 5,8 - 4
=
0,00155 - 0,000591 6-4
didapat av = 1,454 X 10-3
bv - 1,075 5,8 − 4
=
1,265 - 1,075 6−4
didapat bv = 1,246

Untuk f = 5,8 GHz didapat av = 1,454 X 10-3 dan bv = 1,246


A 0,001 = av x Rbv (dB/km)
A 0,001 = 1,454 X 10-3 x 145 1,246
A 0,001 = 0,71 dB/Km
Untuk link antara sel Kulonprogo 5 dengan sel Sleman 19 dengan jarak 27,71 km , maka

Tugas Akhir 48
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

1 1
r= = = 0,445
1 + (0,045 xL) 1 + (0,045 x 27,71)
maka redaman hujan untuk link antara sel Kulonprogo 5 dengan sel Sleman 19
Aeff = 0,71 x 27,71 x 0,445 = 8,75 dB
Sedangkan untuk link antara sel Bantul 4 dengan sel Sleman 19 dengan jarak 9 km, maka
1 1
r= = = 0,711
1 + (0,045 xL) 1 + (0,045 x9)
maka redaman hujan untuk link antara Bantul 4 dengan sel Sleman 19
Aeff = 0,71 x 9 x 0,711 = 4,5 dB

Untuk frekwensi kerja 3,5 GHz, maka koefisean polarisasi vertikal adalah:
f = 2 GHz av = 0,000138 bv = 0,923
f = 4 GHz av = 0,000591 bv = 1,075
Dengan interpolasi av dan bv, pada frekwensi 3,5 GHz dapat ditentukan:
av - 0,000138 3,5 - 2
=
0,000591 - 0,000138 4-2
didapat av = 4,77 X 10-4
bv - 0,923 3,5 − 2
=
1,075 - 0,923 4−2
didapat bv = 1,037

Untuk f = 3,5 GHz didapat av = 4,77 X 10-4 dan bv = 1,037


A 0,001 = av x Rbv (dB/km)
A 0,001 = 4,77 X 10-4 x 145 1,037
A 0,001 = 0,0831 dB/Km

Untuk link antara centre cell dengan sel yang dibawahinya dengan jarak 5,35 km , maka
1 1
r= = = 0,805
1 + (0,045 xL) 1 + (0,045 x5,35)
maka redaman hujan untuk link antara centre cell dengan sel yang dibawahinya
Aeff = 0,71 x 5,35 x 0,805 = 3,05 dB

Tugas Akhir 49
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

4.5.1.2 Redaman Lintasan (Free Space Loss)


Dalam perhitungan redaman lintasan ini akan kita hitung pada frekwensi kerja
3,5 GHz dan frekwensi 5,8 GHz.
4.5.1.2a Redaman pada 3,5 GHz
Lfs = 32,45 + 20 log f(MHz) + 20 log D (Km)
= 32,45 + 20 log 3500 + 20 log 5,35
= 117,8984 dB

4.5.1.2b Redaman pada 5,8 GHz


Untuk link antara BTS sel Bantul 4 dengan BTS sel Sleman 19
Lfs = 32,45 + 20 log f(MHz) + 20 log D (Km)
= 32,45 + 20 log 5800 + 20 log 9
= 126,80 dB

Untuk link antara BTS sel Kulonprogo 5 dengan BTS sel Sleman 19
Lfs = 32,45 + 20 log f(MHz) + 20 log D (Km)
= 32,45 + 20 log 5800 + 20 log 27,71
= 136,571 dB
4.5.2 Daya Pancar
Daya pancar dapat dihutung seperti berikut:
C
PT = - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM
N
Eb/No dari tiap sel didapat dengan cara:
⎛ Eb ⎞ ⎛ Eb ⎞
⎜ ⎟ =⎜ ⎟ − Codinggain + IM
⎝ No ⎠ coding ⎝ No ⎠ noncoding
Untuk backhaul dengan 3,5 GHz maka kita akan menggunakan bandwidth 7 MHz dan
bandwidth 14 MHz, besarnya bandwidth ini dasarkan pada kebutuhan troughtput per sel.
Untuk bandwidth 7 MHz menggunakan modulasi 64 QAM dan digunakan BER = 10-6 ,
⎛ Eb ⎞
maka nilai ⎜ ⎟ yang didapatkan dari grafik adalah 19,42 dB, sedangkan dengan
⎝ No ⎠ noncoding

Tugas Akhir 50
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

coding gain sebasar 6 dB serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan


⎛ Eb ⎞
⎜ ⎟ = 16,42 dB.
⎝ No ⎠ coding

C ⎛ Eb ⎞ ⎛ ⎛ m ⎞⎞
=⎜ ⎟ + ⎜⎜10 log⎜ ⎟ ⎟⎟
N ⎝ No ⎠ ⎝ ⎝1+ α ⎠⎠

⎛ ⎛ 6 ⎞⎞
= (16,42) + ⎜⎜10 log⎜
C
⎟ ⎟⎟
N ⎝ ⎝ 1 + 0.25 ⎠ ⎠
C
= 23,23 dB
N
Dengan Daya pancar maksimum sebagai berikut:

Antena Daya Pancar Maksium Gain Antena


CPE 23 dBm 20 dBi
Untuk bandwidth 14 MHz menggunakan modulasi 16 QAM dan digunakan BER = 10-6 ,
⎛ Eb ⎞
maka nilai ⎜ ⎟ yang didapatkan dari grafik adalah 14,74 dB, sedangkan dengan
⎝ No ⎠ noncoding
coding gain sebesar 6 dB serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan
⎛ Eb ⎞
⎜ ⎟ = 11,74 dB.
⎝ No ⎠ coding

C ⎛ Eb ⎞ ⎛ ⎛ m ⎞⎞
=⎜ ⎟ + ⎜⎜10 log⎜ ⎟ ⎟⎟
N ⎝ No ⎠ ⎝ ⎝1+ α ⎠⎠

⎛ ⎛ 4 ⎞⎞
= (11,74 ) + ⎜⎜10 log⎜
C
⎟ ⎟⎟
N ⎝ ⎝ 1 + 0.25 ⎠ ⎠
C
= 16,79 dB
N
Dengan Daya pancar maksimum sebagai berikut:
Antena Daya Pancar Maksium Gain Antena
CPE 23 dBm 20 dBi
Untuk perhitungan daya pancar akan dilakukan perhitungan per link untuk setiap
backhaul.
4.5.2a Link antara BTS sel Sleman 12 dengan BTS Sel Sleman 19
Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi
Tugas Akhir 51
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

BTS sel Sleman 12 = 82,164 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,3 dB


BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB
Maka Daya pancarnya adalah:
C
PT = - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM
N
= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 2,3 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (7 x 10 6) + 10
= -12,5 dBw
= 17,5 dBm
4.5.2b Link antara BTS sel Sleman 13 dengan BTS Sel Sleman 19
Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi
BTS sel Sleman 13 = 70,32 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,04 dB
BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB
Maka Daya pancarnya adalah:
C
PT = - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM
N
= 23,23 –20–20 – 204 + 2,04 +2,51 +117,8984 +3,05+4+10 log (7 x 10 6)+ 10
= -12,8 dBw
= 17,2 dBm
4.5.2c Link antara BTS sel Sleman 18 dengan BTS Sel Sleman 19
Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi
BTS sel Sleman 18 = 99,37 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,68 dB
BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB
Maka Daya pancarnya adalah:
C
PT = - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM
N
= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 2,68 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4+ 10 log (7 x 10 6) + 10
= -12,18 dBw
= 17,82 dBm
4.5.2d Link antara BTS sel Sleman 20 dengan BTS Sel Sleman 19
Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi
BTS sel Sleman 20 = 70,30 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,906 dB
BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB
Maka Daya pancarnya adalah:
Tugas Akhir 52
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

C
PT = - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM
N
= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 1,906 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4+ 10 log (7 x 10 6) + 10
= -12,95 dBw
= 17,05 dBm
4.5.2e Link antara BTS sel Kota 1 dengan BTS Sel Sleman 19
Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi
BTS sel Kota 1 = 58,66 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,67 dB
BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB
Maka Daya pancarnya adalah:
C
PT = - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM
N
= 16,79–20 – 20 – 204 + 1,67 + 2,51 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (14 x 10 6) + 10
= -16,62 dBw
= 13,38 dBm
4.5.2f Link antara BTS sel Kota 2 dengan BTS Sel Sleman 19
Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi
BTS sel Kota 2 = 59,05 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,61 dB
BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB
Maka Daya pancarnya adalah:
C
PT = - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM
N
= 16,79–20 – 20 – 204 + 1,61 + 2,51 + 117,8984 +3,05+7 + 10 log (14 x 10 6) + 10
= -16,6 dBw
= 13,4 dBm
4.5.2g Link antara BTS sel Bantul 3 dengan sel Bantul 4
Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi
BTS sel Bantul 3 = 67,91 x 0,22 dB/m + 0,5 = 1,85 dB
BTS sel Bantul 4 = 64,71 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,794 dB
Maka Daya pancarnya adalah:
C
PT = - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM
N
= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 1,85 + 1,794 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (7 x 10 6) + 10
Tugas Akhir 53
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

= -13,72 dBw
= 16,28 dBm
4.5.2h Link antara BTS sel Bantul 7 dengan sel Bantul 4
Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi
BTS sel Bantul 7 = 50,06 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,50 dB
BTS sel Bantul 4 = 64,71 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,794 dB
Maka Daya pancarnya adalah:
C
PT = - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM
N
= 23,23 – 20 – 20 – 204 + 1,50 + 1,794 + 117,8984 +3,05+4 + 10 log (7 x 10 6) + 10
= -14,07 dBw
= 15,93 dBm
Untuk perhitungan daya pancar pada link antas BTS dengan menggunakan frekwensi 5,8
GHz maka:
⎛ Eb ⎞ ⎛ Eb ⎞
⎜ ⎟ =⎜ ⎟ − Codinggain + IM
⎝ No ⎠ coding ⎝ No ⎠ noncoding

⎛ Eb ⎞
Jika digunakan modulasi QPSK dan digunakan BER = 10-6 , maka nilai ⎜ ⎟ yang
⎝ No ⎠ noncoding
didapatkan dari grafik adalah 10,87 dB, sedangkan dengan coding gain sebasar 6 dB
⎛ Eb ⎞
serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan ⎜ ⎟ = 7,87 dB.
⎝ No ⎠ coding

C ⎛ Eb ⎞ ⎛ ⎛ m ⎞⎞
=⎜ ⎟ + ⎜⎜10 log⎜ ⎟ ⎟⎟
N ⎝ No ⎠ ⎝ ⎝1+ α ⎠⎠

⎛ ⎛ 2 ⎞⎞
= (7,87 ) + ⎜⎜10 log⎜
C
⎟ ⎟⎟
N ⎝ ⎝ 1 + 0.25 ⎠ ⎠
C
= 9,91 dB
N
Jika digunakan modulasi 16QAM dan digunakan BER = 10-6, maka nilai
⎛ Eb ⎞
⎜ ⎟ yang didapatkan dari grafik adalah 14,74 dB, sedangkan dengan coding
⎝ No ⎠ noncoding

Tugas Akhir 54
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

⎛ Eb ⎞
gain sebesar 6 dB serta implementasi margin sebesar 3 dB maka didapatkan ⎜ ⎟ =
⎝ No ⎠ coding
11,74 dB.
C ⎛ Eb ⎞ ⎛ ⎛ m ⎞⎞
=⎜ ⎟ + ⎜⎜10 log⎜ ⎟ ⎟⎟
N ⎝ No ⎠ ⎝ ⎝1+ α ⎠⎠

⎛ ⎛ 4 ⎞⎞
= (11,74) + ⎜⎜10 log⎜
C
⎟ ⎟⎟
N ⎝ ⎝ 1 + 0.25 ⎠ ⎠
C
= 16,79 dB
N
Dengan Daya pancar maksimum sebagai berikut:
Antena Daya Pancar Maksium Gain Antena
CPE 20 dBm 30 dBi dan 35 dBi
4.5.2i Link antara BTS sel Bantul 4 dengan sel sel Sleman 19
Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi
BTS sel Bantul 4 = 64,71 x 0,022 dB/m + 0,5 = 1,92 dB
BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB
Maka Daya pancarnya adalah:
C
PT = - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM
N
= 16,79 – 30 – 30 – 204 + 1,92 + 2,51 + 126,80 + 4,5 + 4+10 log(20 x 10 6) + 10
= -24,46 dBw
= 5,54 dBm
4.5.2j Link antara BTS sel Kulonprogo 5 dengan sel sel Sleman 19
Redaman akibat redaman saluran kabel coax di sisi
BTS sel Kulonprogo 5 = 84,88 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,36 dB
BTS sel Sleman 19 = 91,64 x 0,022 dB/m + 0,5 = 2,51 dB
Maka Daya pancarnya adalah:
C
PT = - GT - GR -204 + LTX + LRX + Lfs + Lhujan + NF + 10 log (BW) + FM
N
= 9,91 –35 – 35 – 204 + 2,36 + 2,51 + 136,571 + 8,75+ 4+10 log(20x 10 6) + 10
= -26,88 dBw
= 3,12 dBm

Tugas Akhir 55
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

4.5.3 Receive Signal Level (RSL)


Untuk Link antar BTS dengan Frekwensi 3,5 GHz didapat:
4.5.3a Link antara BTS sel Sleman 12 dengan BTS Sel Sleman 19
RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX
= 17,5 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 – 2,3 – 2,51
= -68,25 dBm
EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX
= 117.8984 + (-68,25) – 20 + 2,51
= 32,158 dBm
4.5.3b Link antara BTS sel Sleman 13 dengan BTS Sel Sleman 19
RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX
= 17,2 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 2,04 – 2,51
= -68,29 dBm
EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX
= 117,8984 + (-68,29) – 20 + 2,51
= 34,11 dBm
4.5.3c Link antara BTS sel Sleman 18 dengan BTS Sel Sleman 19
RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX
= 17,82 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 2,68 – 2,51
= -68,31 dBm
EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX
= 117,8984 + (-68,31) – 20 + 2,51
= 32,09 dBm
4.5.3d Link antara BTS sel Sleman 20 dengan BTS Sel Sleman 19
RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX
= 17,05 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 – 1,90 – 2,51
= -68,30 dBm
EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX
= 117,8984 + (-68,30) – 20 + 2,51
= 32,10 dBm
4.5.3e Link antara BTS sel Kota 1 dengan BTS Sel Sleman 19
RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX

Tugas Akhir 56
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

= 13,38 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 1,67 – 2,51


= -71,74 dBm
EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX
= 117,8984 + (-71,74) – 20 + 2,51
= 28,66 dBm
4.5.3f Link antara BTS sel Kota 2 dengan BTS Sel Sleman 19
RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX
= 13,4 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 -1,61 – 2,51
= -71,66 dBm
EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX
= 117,8984 + (-71,66) – 20 +2,51
= 28,74 dBm
4.5.3g Link antara BTS sel Bantul 3 dengan BTS Sel Bantul 4
RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX
= 16,28 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 1,85 – 1,79
= -68,30 dBm
EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX
= 117,8984 + (-68,30) – 20 + 1,79
= 31,38 dBm
4.5.3h Link antara BTS sel Bantul 7 dengan BTS Sel Bantul 4
RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX
= 15,93 + 20 + 20 – 117,8984 – 3,05 - 1,5 – 1,794
= -68,25 dBm
EIRP RANCANG = Lfs + RSL – GR + LRX
= 117,8984 + (-68,25) – 20 + 1,794
= 31,43 dBm

Untuk Link antar BTS dengan Frekwensi 5,8 GHz didapat:


4.5.3i Link antara BTS sel Bantul 4 dengan BTS Sel Sleman 19
RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX
= 5,54+ 30 + 30 – 126,80 – 4,5 - 1,92 – 2,51
= -70.19 dBm

Tugas Akhir 57
BAB IV Data dan Aspek Perencanaan

EIRP RANCANG = Lfs + Lhujan +RSL – GR + LRX


= 126,80 + 4,5 + (-70,19) – 30 + 2,51
= 33,62 dBm
4.5.3j Link antara BTS sel Kulonprogo 5 dengan BTS Sel Sleman 19
RSL RANCANG = PT + GT + GR – Lfs –Lhujan – LTX - LRX
= 3,12 + 35 + 35 – 136,571 – 8,75 - 2,36 – 2,51
= -77,071 dBm
EIRP RANCANG = Lfs + Lhujan +RSL – GR + LRX
= 136,571 + 8,75 + (-77,071) – 35 + 2,51
= 35,76 dBm

Tugas Akhir 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan, maka diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dari hasil perhitungan kapasitas kebutuhan persel maka diputuskan sel
yang layak dibangun di Yogyakarta adalah: Sel Sleman 12, Sel Sleman
13, Sel Sleman 18, Sel Sleman 19, Sel Sleman 20, Sel Kota 1, Sel Kota 2,
Sel Bantul 3, Sel Bantul 4, Sel Bantul 7 dan Sel Kulonprogo 5.
2. Availability sistem WiMAX dapat ditingkatkan dengan meningkatkan
daya pancar dan memperbesar gain antena pemancar dan penerima.
3. Untuk backhaul link WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 7 MHz,
akan digunakan modulasi 64 QAM. FEC = 3/4 dengan Tg/Tb = 1/16
didapatkan bit rate = 25,41 Mbps
4. Untuk link backhaul WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 14 MHz
akan digunakan modulasi 16 QAM dengan Tg/Tb = 1/16 didapatkan bit
rate = 42,35 Mbps
5. Untuk link backhaul WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20 MHz
akan digunakan modulasi QPSK dengan Tg/Tb = 1/16 didapatkan bit rate
= 24,20Mbps
6. Untuk link backhaul WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20 MHz
akan digunakan modulasi QPSK dengan Tg/Tb = 1/16 didapatkan bit rate
= 60,50 Mbps
7. Dalam perencanaan hendaknya diperhatikan agar daya pancar tidak
melebihi daya pancar perangkat yang digunakan yaitu sebesar 20 dBm
8. Dalam perencanaan hendaknya diperhatikan agar Receive Signal Level
tidak lebih kecil daripada sensitivitas perangkat yaitu:
a. Untuk backhaul link WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 7
MHz, akan digunakan modulasi 64 QAM sebesar -69 dBm.
b. Untuk backhaul link WiMAX 3,5 GHz dengan bandwidth kanal 14
MHz akan digunakan modulasi 16 QAM sebesar -75 dBm.
c. Untuk backhaul link WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20
MHz akan digunakan modulasi QPSK sebesar -84 dBm.
d. Untuk backhaul link WiMAX 5,8 GHz dengan bandwidth kanal 20
MHz akan digunakan modulasi 16 QAM sebesar -75 dBm.

Tugas Akhir 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

9. Dalam perencanaan perlu diperhatikan agara EIRP tidak melebihi 36 dBm


10. Ditinjau dari daerah layanan maka sistem WiMax dapat diterapkan di
daerah Istimewa Yogyakarta

5.2 Saran
1. Pemetaan sel hendaknya dilakukan lebih akurat.
2. Dalam perencanaan dilapangan hendaknya dilakukan survey terhadap
posisi setiap BTS yang akan dibangun, survey dapat meliputi posisi
geografis serta dilakukan survey terhadap tata guna lahan pada lahan yang
akan dibangunBTS
3. Dalam perencanaan riil hendaknya dilakukan estimasi kebutuhan
troughput per pelanggan yang lebih akurat.

Tugas Akhir 60
Daftar Pustaka

1. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Kota Yogyakarta Dalam Angka 2003.
2. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Sleman Dalam Angka 2003.
3. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Kulon Progo Dalam Angka 2003.
4. Badan Pusat Statistik Yogyakarta. 2003. Bantul Dalam Angka 2003.
5. Eko Handi Wibowo.2005. Perencanaan Sistem Wireless LAN 2,4 GHz untuk
regulasi Penggunaan Kanal Frekwensi Pada Wilayah Kabupatan Denpasar
dan Kabupaten Badung. Tugas Akhir STTTelkom.
6. Gideon Jonatan. 2003. Rekayasa Transmisi Radio. STTTelkom.
7. Humala,S. 2003. Keamanan Management User pada Hotspot WLAN 802.11b.
Tugas Mata Kuliah Keamanan Sistem Lanjutan. Bandung.
8. IEEE Computer Society and IEEE Microwave Theory and Technique Society.
IEEE Standart for Local and Metropolitan Area Network. Part 16: Air
Interface for Fixed Broadband Wireless Access System-Amandement 2:
Medium Access Control Modifications and Additional Physical Layer
Specification for 2- 11 GHz. 2003. NewYork USA
9. Lee, W. 1995. Mobile Cellular Telecommunications : Analog and Digital
Systems. California.
10. Purbo,W.O. Design MAN WLAN. www.bogor.net.id
11. Purbo,W.O.Anatomi of Radio LAN. www.bogor.net.id
12. Rina Pudji Astuti. 1999. Diktat kuliah Perencanaan Radio Trerestrial.
STTTelkom.
13. Roger. L . Freeman. 1998. Telecommunications Transmission Handbook. John
Willey.
14. Suhana. 2002. Buku Pegangan Teknik Telekomunikasi. PT.Pradnya
Paramita.Jakarta.
15. Timo Smura. 2004. Techno Economic Analysis of IEEE. 802.16a Based Fixed
Wirelees Access Network. Helsinki University of Tecnology.
Lampiran A
Kota Yogyakarta
Kecamatan: Mantrijeron
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 522x0,15=78,3 32 2528
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA 4 64 256
III. Perguruan tinggi 8 perprodi 64 1280
3. Industri:
I. Besar 2 128 256
II. Sedang 8 64 512
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1+1=2 128+64 192

108 5344
Kecamatan: Kraton
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 178x0,15=26,7 32 864
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 2 64 128
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi 2 perprodi 64 576
3. Industri:
I. Besar - 128 -
II. Sedang 7 64 448
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 128 128

41 2272

Kecamatan: Mergangsan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 198x0,15=63,75 32 2048
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 6 64 384
II. SLTA 3 64 192
III. Perguruan tinggi 2 perprodi 64 256
3. Industri
I. Besar 1 128 128
II. Sedang 15 64 960
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

94 4096

A 1
Kecamatan: Umbulharjo
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 2874x0,15=431,1 32 13824
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 10 64 640
II. SLTA 8 64 512
III. Perguruan tinggi 20 perprodi 64 5184
3. Industri:
I. Besar 5 128 640
II. Sedang 10 64 640
4. Instansi pemerintahan 39 1000+64 1064
5. Sarana kesehatan 4+2=6 128x4+2x64 640

493 23144

Kecamatan: Kotagede
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 520x0,15=78 64 2496
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA 4 64 256
III. Perguruan tinggi 2 perprodi 64 832
3. Industri:
I. Besar 3 128 384
II. Sedang 10 64 640
4. Instansi pemerintahan 2 64 128
5. Sarana kesehatan 1 128 128

104 5120

Kecamatan: Gondokusuman
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 783x0,15=117,45 32 3776
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 11 64 704
II. SLTA 9 64 576
III. Perguruan tinggi 13 perprodi 64 4928
3. Industri:
I. Besar 1 128 128
II. Sedang 5 64 320
4. Instansi pemerintahan 4 64 256
5. Sarana kesehatan 5+2=7 5x128+2x64 768

168 11456

A 2
Kecamatan: Danurejan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 202x0,15=30,3 32 992
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 3 64 192
II. SLTA - 64 -
III. Perguruan tinggi 1 perprodi 64 128
3. Industri:
I. Besar - 128 -
II. Sedang 2 64 128
4. Instansi pemerintahan 37 1000+2X64 1128
5. Sarana kesehatan 1+1=2 128+64 192

42 2760

Kecamatan: Pakualaman
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 125x0,15=18,75 32 608
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 1 64 64
II. SLTA - 64 -
III. Perguruan tinggi 4 perprodi 64 320
3. Industri:
I. Besar - 128 -
II. Sedang 4 64 256
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 128 128

30 1440

Kecamatan: Gondomanan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 213x0,15=31,95 32 1024
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 2 64 128
II. SLTA 4 64 256
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri:
I. Besar 1 128 128
II. Sedang 3 64 192
4. Instansi pemerintahan 4 64 256
5. Sarana kesehatan 1+1=2 128+64 192

48 2176

A 3
Kecamatan:Ngampilan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 146x0,15=21,9 32 704
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 2 64 128
II. SLTA 4 64 256
III. Perguruan tinggi 2 perprodi 64 384
3. Industri:
I. Besar - 128 -
II. Sedang 15 64 960
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan - 64 -

46 2496

Kecamatan: Wirobrajan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 148x0,15=47,7 32 1536
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 2 64 128
II. SLTA 4 64 256
III. Perguruan tinggi 2 perprodi 64 320
3. Industri:
I. Besar - 128 -
II. Sedang 3 64 192
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

93 2560

Kecamatan:Gedongtengen
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 153x0,15=22,95 64 736
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 3 64 192
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi 1 perprodi 64 128
3. Industri:
I. Besar - 128 -
II. Sedang 1 64 64
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

32 1376

A 4
Kecamatan: Jetis
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 412x0,15=61,8 64 1984
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 7 64 448
II. SLTA 4 64 256
III. Perguruan tinggi 8 perprodi 64 1856
3. Industri:
I. Besar 2 128 256
II. Sedang 11 64 704
4. Instansi pemerintahan 5 64 320
5. Sarana kesehatan - 64 -

99 5824

Kecamatan: Tegalrejo
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 592x0,15=88,8 64 2848
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 3 64 192
II. SLTA 4 64 256
III. Perguruan tinggi 4 perprodi 64 768
3. Industri:
I. Besar 1 128 128
II. Sedang 2 64 128
4. Instansi pemerintahan 2 64 128
5. Sarana kesehatan 1+2=3 128+2x64 256

108 4704

A 5
Kabupaten Sleman
Kecamatan: Moyudan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 2 64 128
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3 Industri: - -
I. Besar - -
II. Sedang 9 64 576
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

15 960

Kecamatan: Minggir
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA 3 64 192
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri: - -
I. Besar - -
II. Sedang 2 64 128
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

11 704
Kecamatan: Sayegan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 3 64 192
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri:
I. Besar - 128 -
II. Sedang - 64 -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1+2=3 128+2x64 256

9 640

A 6
Kecamatan: Godean
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 171x0,15=25,65 32 832
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 7 64 448
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi 1 perprodi 64 512
3. Industri:
I. Besar 4 128 512
II. Sedang 4 64 256
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

47 2880

Kecamatan: Gamping
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 228x0,15=34,2 32 1120
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 7 64 448
II. SLTA 3 64 192
III. Perguruan tinggi 3 perprodi 64 704
3. Industri:
I. Besar 2 128 256
II. Sedang 15 64 960
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

67 3872

Kecamatan: Mlati
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 76x0,15=11,4 32 384
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 8 64 512
II. SLTA 5 64 320
III. Perguruan tinggi 7 perprodi 64 1984
3. Industri:
I. Besar 6 128 768
II. Sedang 17 64 1088
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan -

56 5120

A 7
Kecamatan: Depok
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 1368x0,15=205,2 32 6592
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 10 64 640
II. SLTA 8 64 512
III. Perguruan tinggi 24 perprodi 64 24832
3. Industri:
I. Besar 6 128 768
II. Sedang 30 64 1920
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 3+3=6 3x128+3x64 576

291 35904

Kecamatan: Brebah
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 49x0,15=7,35 32 256
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi - -
3. Industri:
I. Besar 3 128 384
II. Sedang 2 64 128
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan - -

19 1152

Kecamatan: Prambanan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA 4 64 256
III. Perguruan tinggi - -
3. Industri:
I. Besar - 128 -
II. Sedang 4 64 256
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

14 1024

A 8
Kecamatan: Kalasan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 52x0,15=7,8 32 256
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 9 64 576
II. SLTA 3 64 192
III. Perguruan tinggi 1 perprodi 64 320
3. Industri:
I. Besar 5 128 640
II. Sedang 8 64 512
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1+1=2 128+64 192

37 2752

Kecamatan: Ngemplak
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 114x0,15=17,1 32 576
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri:
I. Besar - -
II. Sedang - -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1+1=2 128+64 192

27 1216

Kecamatan: Ngaglik
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 684x0,15=129,6 32 2688
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 7 64 448
II. SLTA 3 64 192
III. Perguruan tinggi 5 perprodi 64 2176
3. Industri:
I. Besar 1 128 128
II. Sedang 8 64 512
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1+1=2 128+64 192

157 6400

A 9
Kecamatan: Sleman
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 8 64 512
II. SLTA 5 64 320
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri:
I. Besar 5 128 640
II. Sedang 3 64 192
4. Instansi pemerintahan 45 512+3x64 704
5. Sarana kesehatan 2 64 128

27 2496

Kecamatan: Tempel
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 6 64 384
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri:
I. Besar 2 128 256
II. Sedang 3 64 192
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

16 1152

Kecamatan: Turi
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 109x0,15=16,35 32 544
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 5 64 320
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri:
I. Besar 1 128 64
II. Sedang - 64 64
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

26 1184

A 10
Kecamatan: Pakem
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 7 64 448
II. SLTA 3 64 192
III. Perguruan tinggi 1 perprodi 64 192
3. Industri:
I. Besar - 128 -
II. Sedang 4 64 256
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

17 1216

Kecamatan: Cangkringan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri:
I. Besar - 128 128
II. Sedang - 64 64
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

8 704

A 11
Kabupaten Bantul

Kecamatan: Srandakan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 3 64 192
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri
I. Besar - 128 -
II. Sedang 3 64 192
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan -
8 512

Kecamatan: Sanden
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 5 64 320
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri
I. Besar - 128 -
II. Sedang - 64 -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan - 64 -

7 448

Kecamatan: Kretek
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri
I. Besar - 128 -
II. Sedang - 64 -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

8 512

A 12
Kecamatan: Pundong
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri
I. Besar - 128 -
II. Sedang 2 64 128
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

9 576

Kecamatan: Bambanglipuro
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 6 64 384
II. SLTA 3 64 192
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri
I. Besar - 128 -
II. Sedang 1 64 64
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

12 768

Kecamatan: Pandak
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 5 64 320
II. SLTA - 64 -
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri
I. Besar - 128 -
II. Sedang 3 64 192
4. Instansi pemerintahan - 64 -
5. Sarana kesehatan 2 64 64

10 640

A 13
Kecamatan: Bantul
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 12 64 768
II. SLTA 8 64 512
III. Perguruan tinggi 4 perprodi 64 384
3. Industri
I. Besar 11 128 1408
II. Sedang - 64 -
4. Instansi pemerintahan 42 256+19x64 1472
5. Sarana kesehatan 7 64 448

62 4992

Kecamatan: Jetis
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 18X0,15=2,7 32 96
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi 1 perprodi 64 768
3. Industri
I. Besar - 128 -
II. Sedang 3 64 192
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

15 1568

Kecamatan: Imogiri
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 6 64 384
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri
I. Besar - 128 -
II. Sedang 1 64 64
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

12 768

A 14
Kecamatan: Dlingo
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 7 64 448
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri
I. Besar - 128 -
II. Sedang 2 64 128
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

14 896

Kecamatan: Pleret
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri
I. Besar - 128 -
II. Sedang 6 64 384
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

15 960

Kecamatan: Piyungan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 18X0,15=2,7 32 96
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 5 64 320
II. SLTA 2 64 64
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri
I. Besar 1 128 128
II. Sedang 6 64 384
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan - 64 -

17 1056

A 15
Kecamatan: Banguntapan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 46X0,15=6,9 32 224
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 9 64 576
II. SLTA 4 64 256
III. Perguruan tinggi 4 perprodi 64 512
3. Industri
I. Besar 3 128 384
II. Sedang 16 64 1024
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 3 64 192

45 3232

Kecamatan: Sewon
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 229X0,15=34,35 32 1120
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 5 64 320
II. SLTA 3 64 192
III. Perguruan tinggi 4 perprodi 64 960
3. Industri
I. Besar 5 128 640
II. Sedang 41 64 2624
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

96 6048

Kecamatan: Kasihan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 662X0,15=99,3 32 3200
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 8 64 512
II. SLTA 3 64 192
III. Perguruan tinggi 5 perprodi 64 2688
3. Industri
I. Besar 3 128 384
II. Sedang 22 64 1408
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

144 8576

A 16
Kecamatan: Pajangan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri
I. Besar - 128 -
II. Sedang 3 64 192
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

10 640

Kecamatan: Sedayu
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 14X0,15=2,1 32 96
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 3 64 192
II. SLTA 3 64 192
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri
I. Besar 1 128 128
II. Sedang 5 64 320
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

17 1056

A 17
Kabupaten Kulonprogo
Kecamatan: Temon
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 3 64 192
II. SLTA 4 64 256
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Sentra Industri 5 64 320
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

14 896

Kecamatan: Wates
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 38X0,15=5,7 32 192
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 9 64 576
II. SLTA 13 64 832
III. Perguruan tinggi 1 perprodi 64 64
3. Sentra Industri 10 64 640
4. Instansi pemerintahan 37 512+64 576
5. Sarana kesehatan 3 64 64

44 2944

Kecamatan: Panjatan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA - 64 -
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Sentra Industri 2 64 -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

8 384

A 18
Kecamatan: Galur
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Sentra Industri 4 64 256
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan - 64 -

11 704

Kecamatan: Lendah
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Sentra Industri 12 64 768
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 3 64 192

24 1408

Kecamatan: Sentolo
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 9 64 576
II. SLTA 4 64 256
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Sentra Industri 9 64 576
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

24 1536

A 19
Kecamatan: Pengasih
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan 118X0,15=17,17 32 576
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 5 64 320
II. SLTA 5 64 320
III. Perguruan tinggi 1 perprodi 64 192
3. Sentra Industri 8 64 512
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 3 64 192

41 2176

Kecamatan: Kokap
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 6 64 384
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Sentra Industri 12 64 768
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

22 1408

Kecamatan: Girimulyo
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 7 64 448
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Sentra Industri 4 64 256
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

14 896

A 20
Kecamatan: Nanggulan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 5 64 320
II. SLTA 4 64 256
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Sentra Industri 6 64 384
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

17 1088

Kecamatan: Kalibawang
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 7 64 448
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Sentra Industri 2 64 128
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

14 896

Kecamatan: Samigaluh
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 8 64 512
II. SLTA 4 64 256
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Sentra Industri 74 64 4736
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

89 5696

A 21
Kabupaten Gunungkidul

Kecamatan: Panggang
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 3 64 192
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri - -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 4 64 256

9 576

Kecamatan: Purwosari
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 3 64 192
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tingg - perprodi 64 -
3. Industri - -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

6 384

Kecamatan: Paliyan
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 5 64 320
II. SLTA - 64 -
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri - 64 -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan - 64 -

6 384

A 22
Kecamatan: Saptosari
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA - 64 -
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri - 64 -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 3 64 192

8 512

Kecamatan: Tepus
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 6 64 384
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri - 64 -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

10 640

Kecamatan: Tanjungsari
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA - 64 -
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri - 64 -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

7 448

A 23
Kecamatan: Rongkop
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 5 64 320
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri - 64 -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

8 512

Kecamatan: Girisubo
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 3 64 192
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri - -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 1 64 64

6 384

Kecamatan: Semanu
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 7 64 448
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri 6 64 384
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 3 64 192

19 1216

A 24
Kecamatan: Ponjong
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 9 64 576
II. SLTA 4 64 256
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri 4 64 256
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan - 64 -

18 1152

Kecamatan: Karangmojo
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 8 64 512
II. SLTA 3 64 192
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri - 64 -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 5 64 320

16 1088

Kecamatan: Wonosari
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 9 64 576
II. SLTA 8 64 512
III. Perguruan tinggi 2 perprodi 64 896
3. Industri - 64 -
4. Instansi pemerintahan 39 256+25x64 1856
5. Sarana kesehatan 5 64 320

25 4160

A 25
Kecamatan: Playen
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 9 64 576
II. SLTA 4 64 512
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri - -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 3 64 192

17 1344

Kecamatan: Patuk
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 6 64 384
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri - 64 -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

10 640

Kecamatan: Gedangsari
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 5 64 320
II. SLTA - 64 -
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri - 64 -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

8 512

A 26
Kecamatan: Nglipar
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 5 64 320
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri - 64 -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5 Sarana kesehatan 3 64 192

11 704

Kecamatan: Ngawen
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 4 64 256
II. SLTA 1 64 64
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri - -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 4 64 256

10 640

Kecamatan: Semin
Jenis Jumlah Bandwidth Total
1. Perumahan - 32 -
2. Sarana pendidikan:
I. SLTP 7 64 448
II. SLTA 2 64 128
III. Perguruan tinggi - perprodi 64 -
3. Industri - -
4. Instansi pemerintahan 1 64 64
5. Sarana kesehatan 2 64 128

12 368

A 27
Kelurahan, Kecamatan, Dinas dan instansi Kota Yogyakarta 2004

No Nama Kantor Jumlah PC


A. Dalam Komplek Balai Kota
I.1 KAPDE 7
2 SekDa 2
3 Bagian Umum Lt 1 7
4 Walikota Lt 1 6
5 Walikota Lt 2 ruang utama 2
6 Bappeda Lt 1 6
7 Bappeda Lt 2 10
8 Dalbang + Bagian umum 11
9 Lembaga Pengawasan Internal 14
10 Bagian Hukum dan Perlengkapan 4
11 Bagian Perlengkapan 4
12 RR 2 20
II. 13 Badan Kepegawaian Daerah & Kepeg Daerah 13
14 Assek 1,2,3 dan R Sub bag Perkotaan 8
15 Tata Pemerintahan & arsip 14
16 Kantor Kepegawaian Daerah 11
III. 17 R. Server Lt 1 10
18 Kependudukan dan catatan sipil Lt 2 11
19 Kependudukan dan catatan sipil Lt 3 9
20 Departemen Agama Lt 1 7
21 Departemen Agama Lt 2 dan 3 10
22 Dinas ketertiban 14
23 Puskesmas Gondokusuman 3
IV. 24 Bagian Lingkungan Hidup Lt 1 6
25 Bagian Perlengkapan Lt 2 6
26 Bagian Organisasi Lt 3 8
27 Dinas Perekonomian Subdin, koperasi Lt 1 5
28 Badan Pertanahan Nasional Lt 1 & KHI & Lt2 6
kompt
29 Badan Pertanahan Nasional Lt 2 8
V. 30 Dinas Kesos dan pemberdayaan masyarakat 11
31 Dinas Perekonomian 9
32 Humas 6
33 Dinas kesbanglinmas 11
34 Dinas prasarana Kota 22
35 Dinas tatakota & Bangunan 15
36 Kantor pengolahan pajak daerah (KPPD) Lt 1 10
37 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 2 13
38 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 3 13
39 Sekertariat Dewan & BP 7 4
Jumlah 355

A 28
No Nama Kantor / Lokasi Jumlah PC
B Diluar Komplek Balaikota
1. Dinas Pasar 3
2. Dinas tenega kerja & Trans 3
3. Dinas KP3OR Alun2 Utara 3
4. Subdin Kehewanan 4
5. RSUD Wirosaban 4
6. Puskesmas Gedongtengen 2
7. Kelurahan Pringgokusuman 1
8. Puskesmas Tegal rejo 2
9. Kelurahan Karangwaru 1
10. Puskesmas Gondomanan 3
11. Kelurahan Prawirodirjan 3
12. Puskesmas Mergangsan 2
13. Kelurahan Wirogunan 3
14. Puskesmas Danurejan 1 3
15. Puskesmas Danurejan 2 3
16. Kelurahan Suryatmajan 3
17. Puskesmas Pakualaman
18. Kelurahan Gunung Ketur 3
19. Kelurahan Bumijo 2
20. Puskesmas Gondokusuman 1 3
21. Puskesmas Gondokusuman 2 3
22. Kelurahan Baciro 3
23. Kecamatan Ngampilan 3
24. Puskesmas Ngampilan 3
25. Kelurahan Notoprajan 3
26. Kecamatan Wirobrajan 3
27. Kecamatan Mantrijeron 3
28. Kecamatan Kraton 3
29. Puskesmas Kraton 1
30. Kelurahan Kadipaten 3
31. Kecamatan Umbulharjo 4
32. Kelurahan Mujamuju 1
33. Puskesmas Umbul harjo 3
34. Puskesmas kotagede 1 3
35. Puskesmas kotagede 2 3
36. Kelurahan Rejowinangun 3
37. Kecamatan Kota gede 3
38. Kelurahan Suryodiningratan 3
Jumlah 114
Total 467

A 29
Broadband Wireless IP and E1/T1 System

Airspan's AS4030 product is a high capacity, IP based Broadband


Wireless system which can be configured for Point-to-Multipoint
VoIP (PMP) or for Point-to-Point (PtP) applications. AS4030 implementation
is in accordance with the IEEE802.16a standard approved in January
2003. Its Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM)
technology ensures non-line-of-sight (NLOS) operation. Furthermore,
thanks to its adaptive modulation capability across its BPSK, QPSK,
16QAM and 64QAM modulation schemes, AS4030 makes best use of
the available spectrum whilst maximising delivered bandwidth to
each individual customer.

Product Information Key Features


(Benefits)

• Frequency Bands
3.4-3.8 GHz

• IEEE 802.16a compliant

• PMP and PtP operation

• Orthogonal Frequency
Division Multiplexing
technology allows NLOS
operation

• Up to 70Mbps over the


air in 14MHz channel

• High speed data rates in


excess of 36Mbps
Overview
The heart of the AS4030 system is the Base The ST, working together with a Integrated • Support for VoIP
Station (BS), which provides radio access Access Device (IAD) located at the
for the Subscriber Terminals (ST) deployed customer premises and a Media Gateway • Intelligent rate adaption to
at the end users' location. The BS connects connected to a Class 5 switch provides a
optimise spectral efficiency
to the core network either through E1/T1 high quality VoIP solution.
span and/or through 100BaseT Ethernet
• Programmable channel
interfaces. Each BS can support a number The AS4030 can be deployed as a PtP
of sectors, typically 4 or 6, depending on system as well as a PMP system. In PtP bandwidth
the service requirements and available configuration the BS sector serves a single
spectrum. Each sector compromises of an ST. • Compact, integrated design
outdoor unit and an indoor unit, which is
1U high, that can provide up to 4 or up to All aspects of the AS4030 system is • Full range of QoS features
8 E1/T1 and two 100BaseT interfaces. managed through the AS8300
management system. The AS8300 is an • Can transport multiple
The ST also comprises of an outdoor unit SNMP based system that runs on a scalable E1s/T1s
and an indoor unit with similar char- Windows NT or 2000 platform. The
acteristics to those of the BS. Typically the AS8300 server also incorporates an SQL
ST will support up to 4 E1/T1s. database. It is easy to install and use
through its intuitive graphical user
interface.

Leading the World in Wireless DSL


Applications
AS4030 is ideally suited to ILECs, CLECs, DLECs and other via high-capacity links for a fraction of the
ISPs wishing to roll out IP services to the more cost of wired broadband links.
demanding SME, Business Park, Campus
applications as well as to SOHO and residential • Cost effective Leased Line Technology
customers in MTUs and MDUs, where high-speed Today leased lines are often provided using PDH
and high quality services with committed QoS levels technology, which often requires multiple E1s/T1s to
are essential. be provided between two points even though the
customers may be paying for a fraction of the
The combination of multi service IP, Voice over IP available capacity. With AS4030 the operator can
and the ability to replace costly PDH based E1/T1 deliver the bandwidth the customer requires and
leased lines maximises the return on investment and increase the bandwidth seamlessly as the
enhances the business case for operators. requirements grow.

Here are some of the applications of AS4030: • WISP/WASP Backhaul


Wireless Internet Service/Application Providers use
• Broadband Services in Urban backhaul as a low-cost way to connect their access
Deployments points to their points of presence. AS4030 can be
AS4030 is ideally suited to bringing broadband used to offer WISPs/WASPs a high capacity, high
services to businesses and residential customers reliability package.
alike in densely populated urban deployments,
creating an environment which compares • 802.11b/g Wi-Fi Backhaul
favourably with wireline DSL equivalents for both Wi-Fi hotspots are being deployed in ever increasing
reliability and delivered service quality. numbers across the globe providing nomadic
computing to the business community. Cost
• Broadband Services in Rural Communities effective backhaul of Wi-Fi hotspots is an important
Many rural locations are not serviced by affordable challenge for the operators. AS4030, thanks to its
high-speed wireline connections (ISDN, T1, DSL, NLOS capabilities and high capacity links, provides a
cable and fibre), which would require running cost effective solution, no matter how challenging
cables long distances through forests, mountains the hotspot locations.
and other rough terrain. AS4030 offer a far more
cost-effective solution for rural connectivity. • 3G Backhaul
AS4030 offers mobile operators some key benefits
• Broadband Business Parks, Campuses and and cost savings over alternative technologies. NLOS
Schools operation, which is particularly useful in dense,
AS4030 provides an ideal means of providing urban settings will enable more cost effective
university campuses and schools with high-speed deployment of pico cell backhaul, which would not
Internet access. Thanks to AS4030, different be possible with alternative technologies.
building on the campus can be connected to each
AS4030 Management System - AS8300
AS4030's management system, called AS8300, is a server based network In addition to AS8300, each AS4030 terminal comes equipped with in-
management system (NMS) supporting its own SQL database band, web based management capability. Through this capability it is
management system. AS8300 runs on a PC based MS Windows NT/2000 possible to access and configure a terminal without the need for AS4030.
platform. A remote application client can be used to access the server This feature is particularly useful during installation and commissioning.
from remote locations.

AS8300 provides a high level of functionality for carrier-class operations.


The server interfaces to the system nodes in the network through SNMP
agent. It is easy to install and operate, with different clients providing
customised GUI access to the information on the server. Clients can
display maps, status, events, traps, etc. Real-time display of network
status allows rapid problem solving and database driven tools help to
manage growing networks.

AS4030 Technical Specification


Radio Technology
Radio Technology: 256 FFT OFDM - Orthogonal frequency Division Multiplexing
Frequency Bands: 3.4-3.6 GHz, 3.6-3.8 GHz
Duplex Mode: FDD or TDD
Channel size: 3.5MHz / 7 MHz / 14 MHz
RF Dynamic Range: >50dB
Spectral Efficency: 5bps/Hz
Over The Air Rate: Up to 70Mbps in 14MHz channel
Maximum Tx Power: +23dBm
Rx Sensitivity: -88dBm @ 7MHz channel (BER 10E-9)
Modulation: Dynamic Adaptive Modulation auto selects: BPSK, QPSK, 16QAM, 64QAM
Coding Rates: 1/2, 2/3, 3/4
Over The Air Encryption: DES and 3DES encryption
MAC: IEEE802.16a compliant PMP
802.16a Packet Convergance Sub-layer mode
Automatic Repeat request (ARQ) error correction
Range: 6.5km (4mi) NLOS
>70km (42mi) LOS with high-gain PtP antenna
Cross Polarisation: -20dB (max.) ETSI EN 302 085 v1.1.2 TSI-TS5
IP Delay and Jitter: One-way delay < 10ms; Jitter: +/- 5ms
IF Cable: Maximum length up to 68m (225 ft) using RG-58
Maximum length up to 136m (500 ft) using LMR400
AS4030 Technical Specification (continued)
Networking
Protocols: Transparent Bridging
DHCP pass-through
VLAN pass-through
802.3x Ethernet flow control
802.1q/p network traffic prioritisation
Network Services: Transparent to 802.3 services and applications
Network Management: Locally through serial console
Web interface and SNMP
CLI via Telnet and local console
Backhaul connection: 10/100BaseT Ethernet (RJ 45)
Optional TDM ports: 1 to 4 or 1 to 8 T1/E1 TDM ports
E1 Specs T1 Specs
Standards: ETS TBR 12/13, ITU-T Rec. G.703, G.704, AT&T TR-62411, ANSI T1.403, ITU-T Rec. G703,
G.706, G.732, G.821, G.823, G.826 G.704, G.706, G.732, G.821, G.823, G.826
Framing: Unframed, CRC4, FAS/NFAS Unframed, D4 (SF), ESF
Data rate: 2048 kbps 1544 kbps
Line Code: HDB3, AMI AMI, B8ZS
Connector: Balanced: RJ-48c, 8-pin Balanced: RJ-48c, 8-pin
Line Impedance: Balanced 120 Ohm Balanced 100 Ohm
Jitter: ITU-T G.823 AT&T TR-62411, ITU-T G.824
Clocking: Adaptive, Loopback, Internal Adaptive, Loopback, Internal
Line Protection: ITU-T K-20, K-21 Bellcore GR 1089

Mechanical and Electrical Specification


Power Requirements: 110/220/240 VAC (auto sensing single/dual), 50/60Hz, 40W max for ST and 70 max for BS sector radio
Dimensions (mm): 432mm x 305mm x 45mm (17”x12’x1.75”)

Enviromental
Operating: Indoor Terminal - 0˚C to +55˚(32˚F to 132˚F)
Temperature: Outdoor Radio Unit - -40˚C to +60˚C
Wind loading: Exceeds 220 kph (137 mph) - antenna specific

Worldwide Headquarters; Main Operations;


Airspan Networks Inc. Airspan Communications Limited
777 Yamato Road, Suite 105, Cambridge House, Oxford Road,
Boca Raton, FL 33431-4408, USA Uxbridge, Middlesex, UB8 1UN, UK
Tel: +1 561 893 8670 Fax: +1 561 893 8671 Tel: +44 (0) 1895 467 100 Fax: +44 (0) 1895 467 101

www.airspan.com
Kelurahan, Kecamatan, Dinas dan instansi Kota Yogyakarta 2004

No Nama Kantor Jumlah PC


A. Dalam Komplek Balai Kota
I.1 KAPDE 7
2 SekDa 2
3 Bagian Umum Lt 1 7
4 Walikota Lt 1 6
5 Walikota Lt 2 ruang utama 2
6 Bappeda Lt 1 6
7 Bappeda Lt 2 10
8 Dalbang + Bagian umum 11
9 Lembaga Pengawasan Internal 14
10 Bagian Hukum dan Perlengkapan 4
11 Bagian Perlengkapan 4
12 RR 2 20
II. 13 Badan Kepegawaian Daerah & Kepeg Daerah 13
14 Assek 1,2,3 dan R Sub bag Perkotaan 8
15 Tata Pemerintahan & arsip 14
16 Kantor Kepegawaian Daerah 11
III. 17 R. Server Lt 1 10
18 Kependudukan dan catatan sipil Lt 2 11
19 Kependudukan dan catatan sipil Lt 3 9
20 Departemen Agama Lt 1 7
21 Departemen Agama Lt 2 dan 3 10
22 Dinas ketertiban 14
23 Puskesmas Gondokusuman 3
IV. 24 Bagian Lingkungan Hidup Lt 1 6
25 Bagian Perlengkapan Lt 2 6
26 Bagian Organisasi Lt 3 8
27 Dinas Perekonomian Subdin, koperasi Lt 1 5
28 Badan Pertanahan Nasional Lt 1 & KHI & Lt2 6
kompt
29 Badan Pertanahan Nasional Lt 2 8
V. 30 Dinas Kesos dan pemberdayaan masyarakat 11
31 Dinas Perekonomian 9
32 Humas 6
33 Dinas kesbanglinmas 11
34 Dinas prasarana Kota 22
35 Dinas tatakota & Bangunan 15
36 Kantor pengolahan pajak daerah (KPPD) Lt 1 10
37 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 2 13
38 Badan pengelola keuangan Daerah/ BPKD Lt 3 13
39 Sekertariat Dewan & BP 7 4
Jumlah 355
No Nama Kantor / Lokasi Jumlah PC
B Diluar Komplek Balaikota
1. Dinas Pasar 3
2. Dinas tenega kerja & Trans 3
3. Dinas KP3OR Alun2 Utara 3
4. Subdin Kehewanan 4
5. RSUD Wirosaban 4
6. Puskesmas Gedongtengen 2
7. Kelurahan Pringgokusuman 1
8. Puskesmas Tegal rejo 2
9. Kelurahan Karangwaru 1
10. Puskesmas Gondomanan 3
11. Kelurahan Prawirodirjan 3
12. Puskesmas Mergangsan 2
13. Kelurahan Wirogunan 3
14. Puskesmas Danurejan 1 3
15. Puskesmas Danurejan 2 3
16. Kelurahan Suryatmajan 3
17. Puskesmas Pakualaman
18. Kelurahan Gunung Ketur 3
19. Kelurahan Bumijo 2
20. Puskesmas Gondokusuman 1 3
21. Puskesmas Gondokusuman 2 3
22. Kelurahan Baciro 3
23. Kecamatan Ngampilan 3
24. Puskesmas Ngampilan 3
25. Kelurahan Notoprajan 3
26. Kecamatan Wirobrajan 3
27. Kecamatan Mantrijeron 3
28. Kecamatan Kraton 3
29. Puskesmas Kraton 1
30. Kelurahan Kadipaten 3
31. Kecamatan Umbulharjo 4
32. Kelurahan Mujamuju 1
33. Puskesmas Umbul harjo 3
34. Puskesmas kotagede 1 3
35. Puskesmas kotagede 2 3
36. Kelurahan Rejowinangun 3
37. Kecamatan Kota gede 3
38. Kelurahan Suryodiningratan 3
Jumlah 114
Total 467
Lampiran B

B1
Lampiran E

Tabel parameter kanalisasi pada OFDM

E 1
E 2
Lampiran C

sel d1 d2 MSL MSL MSL huser hobs Clearance hcorrected hBTS


(km) (km) BTS Obs user (m) (m) (m) (m) (m)
(m) (m) (m)
Sleman 12 1,657 1,343 150 200 190 20 15 7,98 0,1318 82,164
Sleman 13 1,342 1,658 190 200 170 20 15 7,98 0,1318 70,32
Sleman 18 1,184 1,81 120 180 180 20 15 7,84 0,16 99,37
Sleman 19 1,283 1,717 100 110 120 20 45 7,92 0,129 91,64
Sleman 20 1,263 1,737 100 130 120 20 15 7,92 0,129 70,30
Kota 1 1,304 1,696 70 100 120 20 20 7,95 0,131 58,66
Kota 2 1,369 1,631 70 100 120 20 20 7,99 0,132 59,053
Bantul 3 1,5 1,5 50 85 90 20 15 8,02 0,177 67,91
Bantul 4 1,2 1,8 50 85 90 20 15 7,84 0,127 64,71
Bantul 7 2,1 1,8 50 50 90 20 15 7,35 0,11 50,06
Kulonprogo 1,5 1,5 100 100 55 20 15 8,02 0,133 84,88
5

C 1
P
T
P Wireless IP High Capacity Point-to-Point System

Airspan's AS3030-PTP is a high performance broadband wireless


system designed to provide a secure and reliable Point-to-Point (PtP)
operation. It is a true high performance, high capacity, multi-service
OFDM platform available in a cost effective package. The AS3030 is
capable of supporting up to 72Mbps over its air interface, equivalent
to 49Mbps at the Ethernet level. AS3030-PTP operates in the licence-
exempt 5.8GHz band. It benefits from real-time adaptive modulation
and Auto Repeat Request (ARQ); features that offer high quality
connectivity whilst maximising spectrum utilisation. Thanks to its
robust non-line-of-sight capability and remote management-through-
web interface, AS3030-PTP is remarkably easy and intuitive to install
and use.

Product Information Key Features


(Benefits)

• Frequency Bands
supported:
5.4-5.7 GHz
5.7-5.8 GHz

• OFDM (64 carriers)


technology allows NLOS
operation

• Easy to install

• Easy to operate

• Complete solution

• Competitively priced

• IP based air interface also


Overview
suitable for carrying TDM
Airspan's AS3030-PTP is a high AS3030-PTP allows intuitive
performance, reliable point-to-point (PtP) management-through-web interface, • Reach of greater than
networking solution for carriers, Internet which makes the remote management of 10km range (NLOS) and
Service Providers, Enterprises and the product remarkably easy. greater than 80km range
Government organisations. It provides a (LOS)
cost effective alternative to wireline Applications
solutions and leased lines. • Compact integrated design
• Building to building enterprise
networking • Up to 49 Mbps bandwidth
The AS3030-PTP comes with all the
components necessary for quickly and • Backhaul for ISP/ASP/WISP per link
easily deploying a PtP link. The com- • Backhaul for 2G/3G mobile
networks • Built-in 10/100BaseT
ponents consist of the Indoor Unit (IDU),
the IF and RF cables, The Outdoor Unit • Backhauling AS4020 base interfaces
(ODU), a range of narrow-beam, high- stations
• Support for 1 to 4 E1/T1
gain antenna options and an optional • Backhaul of 802.11 hot spots
ports
dual power supply when higher reliability • High capacity surveillance
is required. and telemetry • Supports transparent
• Campus networking bridging
Each AS3030 link provides an air interface
• Disaster recovery
of up to 72Mbps using a 20MHz channel. • Supports DFS and ATPC
• Large enterprise VPNs
The link can operate over a range in
• Multi Tenant/Multi Business/
excess of 10km (NLOS) and 80km (LOS).
Multi Dwelling units
AS3030-PTP supports industry standard • Extensions/alternatives to
10/100BaseT Ethernet data port. In Fibre Optic networks
addition, AS3030 provides the option of • PBX voice and data
equipping 1 to 4 E1/T1 TDM ports. connectivity

Leading the World in Wireless DSL


AS3030-PTP Technical Specification

Radio Technology OFDM - Orthogonal frequency Division Multiplexing


Frequency Bands: 5.4-5.7 GHz
5.725-5.835 GHz
Duplex Mode: TDD
Channel size: 20MHz

RF Dynamic Range: >50dB


Over The Air Rate: Up to 72 Mbps per channel
Maximum Tx Power: -20 to +20dBm
Rx Sensitivity: -86dBm @ 6Mbps (BER 10E-9)
Modulation Coding: Dynamic Adaptive Modulation
Coding: BPSK, QPSK, 16QAM, 64QAM
Coding Rates: 1/ , 2/ , 3/
2 3 4
Over The Air Encryption: Proprietary 64-bit encryption
Error correction: Automatic Repeat Request
Range: >10km (6mi) NLOS
with high-gain PtP antenna
>80km (50mi) LOS
with high-gain PtP antenna
IF Cable: Maximum length up to 76m (250 ft) using RG6U
Maximum length up to 152m (500 ft) using RG11U
152m (500ft) using LMR cabling
Max allowable losses at 2.5GHz:
• RG6: 10dB/30m (100 ft) at 25˚C
• RG11: 5dB/30m (100 ft) at 25˚C

Networking
Protocols: Transparent Bridging, DHCP pass-through, VLAN pass-through
802.3x Ethernet flow control, 802.1q/p network traffic prioritisation
Network Services: Transparent to 802.3 services and applications
Network Management: Locally through serial console, Web interface and SNMP
CLI via Telnet and local console
Backhaul connection: 10/100BaseT Ethernet (RJ 45)
Optional TDM ports: 1 to 4 T1/E1 TDM ports
E1 Specs T1 Specs
Standards: ETS TBR 12/13, ITU-T Rec. G.703, AT&T TR-62411, ANSI T1.403, ITU-T
G.704, G.706, G.732, G.821, G.823, Rec. G703, G.704, G.706, G.732,
G.826 G.821, G.823, G.826
Framing: Unframed, CRC4, FAS/NFAS Unframed, D4 (SF), ESF
Data rate: 2048 kbps 1544 kbps
Line Code: HDB3, AMI AMI, B8ZS
Connector: Balanced: RJ-48c, 8-pin Balanced: RJ-48c, 8-pin
Line Impedance: Balanced 120 Ohm Balanced 100 Ohm
Jitter: ITU-T G.823 AT&T TR-62411, ITU-T G.824
Clocking: Adaptive, Loopback, Internal Adaptive, Loopback, Internal
Line Protection: ITU-T K-20, K-21 Bellcore GR 1089

Mechanical and Electrical Specification


Power Requirements: 110/220/240 VAC (auto sensing single/dual), 50/60Hz, 39W max.
Dimensions (mm): 432 x 305 x 45

Environmental
Operating Temperature: Indoor Terminal - 0˚C to +55˚C
Outdoor Radio Unit - -40˚C to +60˚C
Wind loading: Exceeds 220 kph (137 mph) - antenna specific

Worldwide Headquarters; Main Operations;


Airspan Networks Inc. Airspan Communications Limited
777 Yamato Road, Suite 105, Cambridge House, Oxford Road,
Boca Raton, FL 33431-4408, USA Uxbridge, Middlesex, UB8 1UN, UK
Tel: +1 561 893 8670 Fax: +1 561 893 8671 Tel: +44 (0) 1895 467 100 Fax: +44 (0) 1895 467 101

www.airspan.com

Anda mungkin juga menyukai