Anda di halaman 1dari 49

BAB III

PENGUAT TRANSISTOR
9. Bias Transistor. Pengetahuan tentang tanggapan ac dan dc suatu sistem
sangat diperlukan baik dalam analisis maupun perencanaan rangkaian penguat
transistor. Rangkaian penguat dapat melipat gandakan sinyal input ac yang kecil
disebabkan karena rangkaian tersebut mendapatkan tegangan dc dari luar. Oleh
karena itu setiap analisis maupun perencanaan rangkaian penguat terdapat dua
komponen, yakni ac dan dc. Dengan teori superposisi, kondisi level dc dan ac dapat
dipisahkan.
Level dc dari suatu rangkaian menentukan titik kerja transistor yang dipakai. Bab
ini akan membahas berbagai bentuk rangkaian bias dan menganalisa titik kerja
rangkaian penguat transistor. Disamping analisis diberikan pula cara perencanaan
suatu titik kerja, sehingga transistor dapat bekerja sesuai keinginan.
a. Pengertian Titik erja. !stilah bias dc pada judul bab tiga ini menyangkut
pemberian tegangan dc kepada transistor untuk mendapatkan level tegangan
dan arus yang tetap. Dalam penguat transistor level tegangan dan arus yang
tetap tersebut akan menempatkan suatu titik kerja pada kurva karakteristik
sehingga menentukan daerah kerja transistor. Oleh karena titik kerja tersebut
merupakan titik yang tetap dalam kurva karakteristik, maka biasanya disebut
dengan titik"# $atau #uiescent Point%.
&ambar '.( menunjukkan kurva karakteristik output dengan empat buah contoh
titik kerja yang diberi nama ), B, dan *.
Dorado S. Brahmana, S.T. , M.T.
+ &ambar ...

&ambar '.( Daerah pada kurva karakteristik output
Pada &ambar '.( tersebut terlihat arus !* maksimum adalah ,- m) dan
tegangan .*/ maksimum sebesar 0- .olt. Disamping harga arus dan tegangan
maksimum tersebut yang tidak boleh dilampaui adalah daya kolektor maksimum
P*maks. Dalam gambar P*maks ini ditunjukkan oleh garis lengkung putus"
putus. P*maks atau disipasi daya kolektor maksimum ini merupakan perkalian
!* dengan .*/. Dengan demikian titik kerja harus diletakkan di dalam batas"
batas tersebut.
Tampak pada &ambar '.( bah1a ketiga titik kerja ), B dan * terletak pada
daerah kerja transistor yang diijinkan. Transistor dengan titik kerja ) kira"kira
mempunyai .*/ 2 0 .olt dan !* 2 3 m). Titik kerja B mempunyai .*/ 2 (-
.olt, !*
)gar transistor bekerja pada suatu titik kerja tertentu diperlukan rangkaian bias.
Rangkaian bias ini akan menjamin pemberian tegangan bias persambungan /"B
dan B"* dari transistor dengan benar. Transistor akan bekerja pada daerah akti4
bila persambungan /"B diberi bias maju dan B"* diberi bias mundur $lihat tabel
'.(%.
28
+ b. Rangkaian ...
b. Rangkaian Bias Tetap. &ambar '.0 menunjukkan rangkaian transistor
dengan bias tetap. Rangkaianbias ini cukup sede rhana karena hanya terdiri
atas dua resistor RB dan R*. apasitor *( dan *0 merupakan kapasitor kopling
yang ber4ungsi mengisolasi tegangan dc dari transistor ke tingkat sebelum dan
sesudahnya, namun tetap menyalurkan sinyal acnya.
&ambar '.0 Rangkaian bias tetap
Pada analisis dc, semua kapasitor dapat diganti dengan rangkaian terbuka. 5al
ini karena si4at kapasitor yang tidak dapat mele1atkan arus dc. Dengan
demikian untuk keperluan analisis dc rangkaian dapat disederhanakan menjadi
seperti pada &ambar '.'.
Dengan menggunakan hukum irchho44 tegangan pada ikal input $basisemitor%,
maka diperoleh persamaan6
29
+ Persamaan ...
Persamaan ini cukup mudah untuk diingat karena sesuai dengan hukum Ohm,
yakni arus yang mengalir pada RB adalah turun tegangan pada RB dibagi
dengan RB. arena .** dan .B/ tetap, maka RB adalah penentu arus basis
pada titik kerja.

&ambar '.' Rangkaian ekivalen dc dari &ambar '.0
7etelah arus !B ditentukan, maka arus !* dengan mudah dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan6
Dengan menggunakan hukum irchho44 pada ikal output $kolektor"emitor%, maka
diperoleh persamaan6
!*.R* 8 .*/ 2 .**
+ etiga ...
30
etiga harga yang baru saja diperoleh, yaitu !B, !B dan .*/ inilah yang
menentukan titik kerja transistor. Oleh karena itu dalam penulisan sering
ditambah huru4 # di belakangnya, yakni berturut"turut !B#, !*# dan .*/#.
5arga !*# dan .*/# merupakan koordinat dari titik kerja # pada kurva
karakteristik output */.
Titik kerja # dalam kurva karakteristik selalu terletak pada garis beban. 5al ini
karena harga .*/# diperoleh dari persamaan ,.' yakni yang disebut dengan
persamaan garis beban. 9ntuk menggambar garis beban pada kurva,
ditentukan dua titik yang berpotongan dengan masing"masing sumbu : $.*/%
dan sumbu y $!*%.
Persamaan garis beban6
.*/ 2 .** " !*.R*
&aris beban akan memotong sumbu : $.*/%, apabila arus !* adalah nol. Dalam
hal ini transistor dalam keadaan mati $!* 2 -%, sehingga tegangan .*/ adalah
maksimum, yaitu6
&aris beban akan memotong sumbu y $!*%, apabila tegangan .*/ adalah nol.
Dalam hal ini transistor dalam keadaan jenuh $.*/ 2 -%, sehingga arus !*
adalah maksimum, yaitu6
.*/ 2 .** " !*.R*
- 2 .** " !*maks. R*
31
)pabila kedua titik ekstrem $.*/maks dan !*maks% ini dihubungkan maka
diperoleh garis beban dimana titik # berada. &aris beban ini disebut dengan
garis beban dc, karena hanya berkaitan dengan parameter dc dari rangkaian.
Lihat &ambar '.,. ;anti pada pembahasan rangkaian bias yang lain akan
dianalisa juga garis beban ac.
&ambar '., urva output dengan garis beban dc
*ontoh ( 6
7uatu rangkaian penguat menggunakan bias tetap seperti pada &ambar '.<.
Tentukan titik kerja $!B#, !*#, .*/#% dan gambarkan garis beban dc"nya.

+ Penyelesaian ...
32
Penyelesaian6
(% Titik kerja6

0% &aris beban6

&ambar '.= &aris beban dc untuk contoh (
/ Titik ...
33
Titik kerja dari rangkaian bias tetap sangat dipengaruhi oleh harga >. Oleh
karena > sangat peka terhadap perubahan temperatur, maka stabilitas kerja dari
rangkaian bias tetap kurang baik. 9ntuk memperbaiki stabilitas terhadap variasi
>, maka diberikan resistor pada kaki emitor $R/%. Lihat &ambar '.3.
&ambar '.3 Rangkaian bias tetap dengan stabilisasi emitor
Dengan menggunakan hukum irchho44 tegangan, dari ikal input $basisemitor%
dapat diturunkan persamaan sebagai berikut 6
Besarnya arus !* dapat dicari dengan persamaan ,.0, yaitu6 !* 2 >!B.
+ Persamaan ...
34
Persamaan garis beban dapat diturunkan dengan menggunakan hukum
irchho44 tegangan pada ikal output $kolektor"emitor% dari &ambar '.3, yaitu6
!*.R* 8 .*/ 8 !/.R/ 2 .**
karena !/ !*, maka6
!*.R* 8 .*/ 8 !*.R/ 2 .**
!*$R* 8 R/% 8 .*/ 2 .**
sehingga diperoleh6
Persamaan ini akan menentukan garis beban dc pada kurva output. Pada saat
arus !* 2 - $transistor mati%, maka tegangan .*/ akan maksimum, yaitu
$persmaan ,.,%
.*/maks 2 .**
Pada saat tegangan .*/ 2 - $transistor jenuh%, maka arus !* akan maksimum,
yaitu6
+ *ontoh ...
35
*ontoh 0 6
7uatu rangkaian penguat menggunakan bias tetap dengan stabilisasi emitor
seperti pada &ambar '.?. Tentukan titik kerja $!B#, !*#, .*/#% dan gambarkan
garis beban dc"nya.
&ambar '.? Rangkaian penguat untuk contoh 0
Penyelesaian6
(% Titik kerja6
36
0% &aris beban6
&ambar '.@ &aris beban dc untuk contoh 0
)pabila contoh ,.( di atas diulangi lagi untuk harga > $beta% dua kali lipat, yakni
(--, maka diperoleh harga !B, !*, dan .*/ sebagai berikut6
Terlihat bah1a apabila > $beta% dinaikkan (-- A, maka arus kolektor !* naik
(-- A. Badi arus !* sangat tergantung pada besarnya >. arena > sangat peka
terhadap temperatur, maka rangkaian bias tetap $&ambar '.0% juga sangat peka
terhadap perubahan temperatur.
+ 7ekarang ...
37
7ekarang apabila contoh ,.0 diulangi lagi untuk harga > $beta% dua kali lipat,
yakni (--, maka diperoleh harga !B, !*, dan .*/ sebagai berikut6
Terlihat bah1a apabila > $beta% dinaikkan (-- A, maka arus !* naik ?( A.
Perubahan ini lebih kecil dari contoh sebelumnya. Dari dua contoh tersebut
dapat disimpulkan bah1a rangkaian bias tetap dengan stabilisasi emitor
$&ambar '.3% ternyata lebih stabil terhadap perubahan > dari pada rangkaian
bias tetap pada tanpa R/.
c. Bias 9mpan Balik Tegangan. 9ntuk memperbaiki stabilitas titik kerja
terhadap perubahan >, digunakan rangkaian bias dc dengan menggunakan
umpan balik tegangan. &ambar '.(- merupakan penguat transistor dengan
menggunakan bias umpan balik tegangan.
&ambar '.(- Rangkaian bias umpan balik tegangan
9ntuk mendapatkan arus !B, diterapkan hukum irchho44 tegangan pada ikal
input $basis"emitor%, yaitu6
VCC = IC.RC + IB.RB + VBE + IE.RE
/ Perlu ...
38
Perlu diperhatikan bah1a arus yang mengalir pada R* bukanlah !* melainkan
!*C, dimana !*C 2 !* 8 !B. Tetapi karena harga !*C dan !* jauh lebih besar
dibanding !B, maka secara pendekatan !*C dapat dianggap sama dengan !* $!*C
!* 2 >!B%. Demikian juga bah1a !/ !*.
7ehingga diperoleh6
.** 2 >!B.R* 8 !B.RB 8 .B/ 8 >!B.R/
.** " .B/ 2 >!B$R* 8 R/% 8 !B.RB
.** " .B/ 2 !BDRB 8 >$R* 8 R/%E

)rus !* dapat diperoleh dengan mengalikan !B dengan >, yaitu6 !* 2 >!B.
7elanjutnya harga .*/ dapat dihitung dengan menerapkan hukum irchho44
tegangan pada ikal output $kolektor"emitor%, yaitu6
.** 2 !*C.R* 8 .*/ 8 !/.R/
kembali dengan asumsi bah1a6 !*C !* dan !/ !*, maka6
.** 2 !*.R* 8 .*/ 8 !*.R/
.** 2 !*$R* 8 R/% 8 .*/

+ *ontoh...
*ontoh '
39
Tentukan titik kerja $!*# dan .*/#% dari rangkaian seperti pada &ambar '.((.

&ambar '.(( Rangkaian untuk contoh '
Penyelesaian6


+ )pabila ...
40
)pabila contoh ,.' tersebut diulangi lagi dengan harga > dinaikkan menjadi ('<,
maka hasilnya dapat dibandingkan sebagai berikut6

Terlihat bah1a apabila > dinaikkan <- A, arus !*# naik (0,(A dan .*/# turun
sekitar 0-,@A. Perubahan titik kerja karena pengaruh perubahan > pada
rangkaian bias ini ternyata lebih kecil dibanding pada rangkaian bias tetap
maupun bias tetap dengan stabilisasi emitor. Dengan kata lain rangkaian bias
dengan umpan balik tegangan mempunyai stabilitas yang lebih baik dari pada
rangkaian bias sebelumnya.
d. Bias Pembagi Tegangan. Rangkaian bias pembagi tegangan sering
juga disebut dengan bias sendiri $sel4"bias%. Penguat transistor pada umumnya
lebih banyak menggunakan rangkaian bias jenis ini, karena stabilitasnya sangat
baik. 7tabilitasnya lebih baik dari pada rangkaian bias yang sudah dibahas
sebelumnya. &ambar '.(0 menunjukkan rangkaian penguat dengan bias
pembagi tegangan.
Rangkaian bias pembagi tegangan terdiri atas empat buah resistor, yaitu6 R(,
R0, R*, dan R/. Resistor R( $yang berada di atas% akan menjamin bah1a
persambungan kolektor " basis mendapatkan bias mundur, sedangkan resistor
R0 $yang berada di ba1ah% akan menjamin bah1a persambungan basis " emitor
mendapatkan bias maju. Oleh karena itu dengan adanya pembagi tegangan R(
dan R0 akan menjamin bah1a transistor dapat bekerja pada daerah akti4. R*
sebagai resistansi beban kolektor, dan R/ sebagai stabilisasi dc.
+ &ambar ...
41

&ambar '.(0 Rangkaian penguat dengan bias pembagi tegangan
)nalisis dc rangkaian bias pembagi tegangan ini dimulai dengan menggambar
lagi bagian input dari rangkaian tersebut seperti pada &ambar '.('.

&ambar '.(' Penggambaran kembali bagian input dari &ambar '.(0
+ Baringan ...
42
Baringan input dari rangkaian &ambar '.(' diselesaikan dengan metode
Thevenin, yaitu menggantinya dengan sebuah sumber tegangan .T5 dan
sebuah resistansi RT5. 5ubungan antara .T5 dan RT5 adalah seri, sehingga
diperoleh rangkaian ekivalen yang sederhana. Dalam analisa penguat transistor
tegangan Thevenin $.T5% sering disebut dengan .BB dan resistansi Thevenin
$RT5% sering disebut dengan RB. Lihat &ambar '.(,.

&ambar '.(, Rangkaian ekivalen Thevenin pada input transistor
5arga resistansi dan tegangan Thevenin dari rangkaian ekivalen adalah sebagai
berikut.
Resistansi Thevenin6

+ Tegangan ...
43
Tegangan Thevenin6

Dengan menerapkan hukum irchho44 tegangan pada ikal input rangkaian
ekivalen Thevenin &ambar '.(,, dapat ditentukan harga !B, yaitu6
dimana harga .B/ ini sama seperti pembahasan yang lalu yaitu dianggap .B/
akti4 2 -,3 .olt. 5arga !B yang diperoleh ini merupakan titik kerja transistor yang
biasanya disebut dengan !B#.
)pabila !B 2 !*+> dimasukkan pada persamaan ,.(' tersebut, maka harga !*
dapat diperoleh, yaitu6
/ )nalisis ...
44
)nalisis pendekatan dapat dilakukan apabila !/ !*, yaitu apabila arus !/
dianggap sama dengan arus !*, maka dapat diperoleh6

5arga arus !* ini merupakan titik kerja transistor yang sering disebut dengan
!*#.
Persamaan garis beban dapat diperoleh dengan menerapkan hukum irchho44
pada ikal output kolektor " emitor, yaitu6
5arga arus !* ini merupakan titik kerja transistor yang sering disebut dengan
!*#.
)nalisis pendekatan dapat dilakukan apabila !/ !*, yaitu arus !/ dianggap
sama dengan arus !*, maka diperoleh6
45
*ontoh '
7uatu rangkaian penguat menggunakan bias pembagi tegangan seperti pada
&ambar '.(<. Tentukan titik kerja $!*#, .*/#% rangkaian penguat tersebut.

&ambar '.(< Rangkaian penguat untuk contoh '
penyelesaian6
+ ! ...
46

Perhitungan pendekatan6
Perbandingan hasil antara analisis tepat dan pendekatan untuk !*# adalah -,?<
m)dan -,?= m), sedangkan untuk .*/# adalah (0,00 . dan (0,(, .. Terlihat
bah1a perbedaanya sangat kecil. 7emakin besar harga beta $>% semakin kecil
perbedannya.
+ 7ebagaimana ...
47
7ebagaimana telah dilakukan pada rangkaian bias tetap yakni membuktikan
pengaruh perubahan beta $>% terhadap titik kerja transistor, maka apabila contoh
,.' diulangi lagi tetapi untuk harga > sebesar 3-, maka diperoleh hasil sebagai
berikut6

5asil tersebut menunjukkan bah1a meskipun harga > turun setengahnya,
ternyata titik kerja transistor hampir sama. 5al ini terbukti bah1a stabilitas
rangkaian bias pembagi tegangan terhadap perubahan > sangat baik.
e. &aris Beban D* dan )*. 7ebagaimana telah disinggung
sebelumnya bah1a titik kerja suatu transistor dalam rangkaian penguat selalu
terletak pada garis beban. &aris beban dc dibuat berdasarkan tanggapan
rangkaian terhadap tegangan dc $tegangan catu daya%, dan garis beban ac
diperoleh karena tanggapan rangkaian terhadap sinyal ac. Dengan adanya garis
beban dc dan ac pada kurva karakteristik, maka kondisi kerja transistor dapat
diketahui dan penerapan sinyal ac pada penguat dapat dianalisis dengan
mudah.
Perhatikan rangkaian penguat /mitor Bersama $*ommon /mitter 2 */% dengan
bias pembagi tegangan pada &ambar '.(,. Tanggapan rangkaian penguat
tersebut terhadap tegangan dc lebih sederhana karena semua kapasitor diganti
dengan rangkaian terbuka. Beban pada ikal kolektor"emitor adalah R* dan R/.
Oleh karena itu beban ini disebut dengan beban dc $Rdc%.
Rdc 2 R* 8 R/
48
7edangkan tanggapan terhadap sinyal ac, semua kapasitor $* kopling dan *
by"pass% dan catu daya dc $.**% dianggap hubung singkat. Dengan demikian
karena terminal untuk .** terhubung ke tanah $ground% dan kapasitor *0
dianggap hubung singkat, maka resistor R* dan resistor RL terhubung paralel
$R* F RL%. Beban pada ikal kolektor"emitor adalah resistor R* F RL dan
resistor R/. Beban ini disebut dengan beban ac $Rac%.
Rac 2 $R* F RL% 8 R/
&ambar '.(= Rangkaian penguat */ dengan bias pembagi tegangan
9ntuk mendapatkan garis beban dc beban yang digunakan adalah beban dc
$Rdc%. emiringan garis beban dc adalah "(+Rdc. Demikian pula bila ingin
mendapatkan garis beban ac, maka yang digunakan adalah beban ac $Rac%.
emiringan garis beban ac adalah "(+Rac.
Persamaan garis beban dc untuk rangkaian */ dari &ambar '.(= adalah6
+ 9ntuk ...
49
9ntuk menggambarkan persamaan garis beban ini kedalam kurva karakteristik
output, maka perlu dicari dua titik ekstrem dan menghubungkan keduanya. Dua
titik ini adalah satu titik berada di sumbu G $tegangan .*/% yang berarti arus
!*nya menjadi nol dan satu titik lainnya berada di sumbu H $arus !*% yang
berarti bah1a tegangan .*/nya menjadi nol.
Titik pertama, pada saat arus !* 2 -, maka diperoleh tegangan .*/ maskimum
$transistor dalam keadaan mati%. Dengan memasukkan harga !* 2 - ini ke
persamaan garis beban dc diperoleh6
Titik kedua, pada saat tegangan .*/ 2 -, maka diperoleh arus !* maksimum
transistor dalam keadaan jenuh%. Dengan memasukkan harga .*/ 2 - ini ke
persamaan garis beban dc diperoleh6
7elanjutnya adalah menentukan garis beban ac. Oleh karena titik nol $titik a1al%
dari sinyal ac yang diumpankan ke penguat selalu berada pada titik kerja $titik
#%, maka garis beban ac selalu berpotongan dengan garis beban dc pada titik #
tersebut. Dengan demikian cara yang paling mudah untuk mendapatkan garis
beban ac adalah dengan memasukkan harga ac dari arus !* dan tegangan .*/
kedalam persamaan garis beban dc.
+ 5arga ...
50
5arga ac dari besaran arus dalam hal ini adalah !* dapat dilihat pada &ambar
'.(<. Dengan cara yang sama dapat diperoleh harga besaran tegangan .*/.

&ambar '.(3 ;otasi besaran arus pada sinyal ac

Besaran tegangan6

Oleh karena *0 dan .** dianggap hubung singkat $.** 2 -%, maka rangkaian
ekivalen ac dari &ambar '.(= adalah seperti pada &ambar '.(? dan diperoleh
persamaan umum garis beban ac, yaitu6
&ambar '.(?. Rangkaian ekivalen ac dari &ambar '.(=
+ )pabila ...
51
)pabila besaran arus dan tegangan ac dimasukkan pada persaaan tersebut,
maka diperoleh persamaan garis beban ac6

*ara menggambar garis beban ac adalah seperti halnya menggambar garis
beban dc, yakni dengan melalui dua titik ekstrem.
Titik pertama, pada saat iC 2 -, maka diperoleh harga vCE maksimum. Dengan
memasukkan harga iC 2 - ini kedalam persamaan garis beban ac diperoleh6
Titik kedua, pada saat Vce 2 -, maka diperoleh harga Ic maksimum. Dengan
memasukkan harga Vce 2 - ini kedalam persamaan garis beban ac diperoleh6

+ &aris ...
52
&aris beban dc dan ac dapat digambarkan pada kurva karakteristik output
penguat */ seperti pada &ambar '.(@.
&ambar '.(@. garis beban dac dan ac pada penguat */
4. )nalisa dan Desain. Ienganalisa titik kerja suatu rangkaian penguat
berarti menentukan posisi titik # dengan menghitung arus !*# dan .*/# dari
suatu rangkaian yang sudah diketahui spesi4ikasi komponen"komponennya.
Pada penguat */ dengan bias pembagi tegangan, harga"harga R(, R0, R/,
R*, .**, .B/, dan RL sudah diketahui, sehingga bisa dihitung !B dengan
bantuan Thevenin. 7elanjutnya bisa ditentukan !*# dan .*/#nya. &aris beban
dc dan ac dapat digambarkan pada kurva output. Dengan melihat posisi titik #
pada garis beban, maka sinyal output maksimum tanpa cacat bisa dihitung.
7edangkan dalam mendesain, urutan proses adalah kebalikan dari
menganalisa, karena akhir dari perencanaan adalah menentukan komponen"
komponen rangkaian penguat. Permasalahan dimulai dari kondisi penguat yang
diinginkan, kemudian bekerja dari ikal emitor"kolektor, sampai diperoleh harga
R( dan R0 yang sesuai. ;amun biasanya harga .**, .Be, >, dan RL bisa
ditentukan lebih dahulu. 7edangkan R* dan R/ berhubungan dengan
penguatan tegangan $arus%, dan impedansi input $output% yang akan dibahas
pada bab berikutnya.
+ Prosedur ...
53
Prosedur analisa titik kerja rangkaian penguat dengan bias pembagi tegangan
$&ambar '.(0%.
Langkah (.
Ienggunakan R( dan R0 untuk menentukan ekivalen Thevenin RB dan .BB.
Persamaan ,.(( dan ,.(0
Langkah 0.
Ienggunakan persamaan bias untuk menghitung !*#. Persamaan ,.(, $tepat%
atau ,.(< $pendekatan%.

Langkah '.
Ienghitung .*/# dengan menggunakan persamaan garis beban dc.
Persamaan ,.(= $tepat% atau ,.(3 $pendekatan%.
+ Langkah ...
54
Langkah ,.
Ienentukan garis beban dc dan ac pada kurva karakteristik output. Persamaan
,.(@ dan ,.0- untuk garis beban dc
dan persamaan ,.00 dan ,.0' untuk garis beban ac.
Langkah <.
Ienentukan sinyal output maksimum tanpa cacat dari posisi titik # pada kurva
output.

dimana6
.omaks$p"p% adalah tegangan output $sinyal ac% maksimum tanpa cacat yang
merupakan harga dari puncak ke puncak.
ic$p% adalah arus output $sinyal ac% maksimum tanpa cacat yang merupakan
harga puncak. 5arga ic$p% sesuai dengan posisi titik # pada garis beban ac,
yaitu6
ic$p% 2 !*#, apabila titik # terletak pada kurang dari setengah garis beban ac.
ic$p% 2 iCmaks " !*#, apabila titik # terletak pada lebih dari setengah garis
beban ac.
)pabila titik # tepat ditengah garis beban ac, boleh pakai salah satu, karena
iCmaks 2 0!*#.
/ *ontoh ...
55
*ontoh ,
Diketahui rangkaian penguat */ seperti &ambar '.0-. Tentukan 6
(% Titik kerja rangkaian $!*# dan .*/#%
0% &aris beban dc dan ac
'% Tegangan output maksimum yang dimungkinkan dari penguat
tersebut.
&ambar '.0-. Rangkaian penguat */ untuk contoh ,
Penyelesaian6
(% Titik kerja
+ Perhitungan ...
56
Perhitungan pendekatan untuk !*# dan .*/#6
0% &aris beban dc
+ &ambar ...
57
&ambar garis beban dc dan ac adalah seperti pada &ambar '.0(.
&ambar '.0(. &ambar garis beban dc dan ac
'% Tegangan output maksimum
Persamaan ,.0,
Prosedur desain titik kerja rangkaian penguat dengan bias pembagi
tegangan $&ambar '.(=%.
+ Langkah ...
58
Langkah (.
Ienentukan atau memilih titik # sesuai kebutuhan. )pabila diinginkan
agar penguat dapat menghasilkan sinyal output $ac% semaksimum
mungkin tanpa adanya cacat, maka titik # harus diletakkan ditengah
garis beban ac. Dengan demikian iCmaks 2 0!*#, dan bila ini
dimasukkan pada persamaan ,.0' maka6
)pabila persamaan ,.0< ini dimasukkan ke persamaan garis beban dc,
maka6

7etelah harga !*# diketahui, maka .*/# dapat dihitung dengan
persamaan ,.00. )pabila penguat tidak diinginkan untuk menghasilkan
sinyal output maksimum, maka persamaan ,.0< dan ,.0= pada langkah (
ini tidak berlaku.
+ Langkah ...
59
Langkah 0.
Ienentukan harga RB agar diperoleh stabilitas bias yang baik, maka
harga RB paling tinggi harus sebesar -.(>R/, yaitu6

Langkah '.
Ienentukan harga .T5 atau .BB dengan menggunakan persamaan
bias $persamaan ,.(<%

Langkah ,.
Ienentukan R( dan R0 dari .BB dan RB $persamaan ,.(( dan ,.(0%
+ Dari ...
60
Dari kedua persamaan tersebut dapat diturunkan harga R( $yang berada
di atas% dan R0 $yang berada di ba1ah% dari &ambar '.(=, yaitu6
7elanjutnya mencari R06
+ Langkah ...
61
Langkah <.
Ienentukan sinyal output maksimum tanpa cacat dari posisi titik # pada
kurva output, sebagaimana langkah < pada prosedur analisa titik kerja.
*ontoh <.
Dari contoh ,., ternyata bah1a penguat pada &ambar '.0- belum
menghasilkan sinyal output yang maksimum, terlihat dari letak titik #"nya
yang tidak ditengah garis beban ac. Oleh karena itu rencanakan agar
penguat tersebut dapat menghasilkan sinyal output maksimum, tentunya
hanya dengan mengganti harga R( dan R0 yang sesuai.
Penyelesaian6
Persamaan ,.0=
Persamaan ,.0<

Persamaan ,.03
9ntuk mendapatkan stabilitas bias yang baik RB dibuat sama dengan
-.(>R/
+ Dengan ...
62
Dengan demikian bisa diperoleh R( dan R0 dengan persamaan ,.0? dan
,.0@.

10. Penguat
a. Pendahuluan. Pada bagian diatas dibahas rangkaian bias yang
menentukan titik kerja transistor. Transistor diberi tegangan bias sedemikian
rupa sehingga dapat dihasilkan sinyal output maksimum. Dalam bab ini
pembahasan akan dikonsentrasikan pada analisa penguat sinyal kecil dengan
menggunakan rangkaian ekivalen. Ietode rangkaian ekivalen yang dipakai
adalah parameter hibrid. Parameter hibrid ini banyak dipakai baik di kalangan
industri maupun akademisi
b. Parameter Penguat. 7ebelum masuk rangkaian ekivalen transistor
secara rinci, terlebih dahulu akan dibahas beberapa parameter yang penting
dalam pembicaraan tentang penguat. Rangkaian penguat pada dasarnya
merupakan jaringan dengan dua pasang terminal $t1o"port net1ork%. 7atu
pasang pada sisi input yang terletak di sebelah kiri merupakan terminal untuk
jalan masuk sinyal input dan satu pasang lainnya pada sisi output di sebelah
kanan merupakan jalan keluar sinyal output. Lihat gambar '.00
Pada sisi input terdapat impedansi input, Ji, yang menurut hukum Ohm adalah6
+ &ambar ...
63
&ambar '.00 Baringan dengan dua pasang terminal
Pada 4rekuensi rendah hingga menengah $umumnya kurang dari (-- 5K%,
impendansi input suatu transistor bipolar adalah resisti4 murni. ;ilai
resistansinya berkisar antara beberapa Ohm hingga mega Ohm tergantung dari
kon4igurasi rangkaian transistor yang dipakai. ;ilai Ji ini tidak bisa diukur
dengan Ohmmeter.
Pentingnya parameter Ji bagi suatu sistem akan sangat terasa apabila sumber
sinyal yang dimasukkan tidak ideal. 7umber sinyal yang tidak ideal adalah yang
tahanan dalamnya tidak nol. )pabila sumber sinyalnya ideal, maka semua sinyal
dari sumber akan diterima oleh sistem penguat. ;amun bila sumber sinyal tidak
ideal, maka tahanan dalam dari sumber akan terhubung seri dengan Ji,
sehingga sinyal yang diterima sistem penguat mengikuti hukum irchho44
tegangan.
Parameter kedua adalah !mpedansi Output, Jo. !mpedansi output ditentukan
pada terminal output melihat belakang ke dalam sistem dengan sinyal input
dibuat nol. 9ntuk memperoleh Jo, sumber sinyal diberikan pada terminal output
dan sesuai dengan hukum Ohm, yaitu6
+ Pada ...
64
Pada 4rekuensi rendah hingga menengah $umumnya kurang dari (-- 5K%,
impendansi output suatu transistor bipolar adalah resisti4 murni. ;ilai
resistansinya berkisar antara beberapa Ohm hingga 0 IOhm tergantung dari
kon4igurasi rangkaian transistor yang dipakai. 7ebagaimana nilai Ji, nilai Jo ini
juga tidak bisa diukur dengan Ohmmeter.
!mpedansi output Jo perlu diperhatikan sehubungan dengan rangkaian penguat
pada tingkat berikutnya. 9ntuk penguat arus diharapkan mempunyai impedansi
output sebesar"besarnya agar semua arus output bisa mencapai beban atau
tingkat berikutnya.
Parameter ketiga adalah Penguatan Tegangan, )v, yang merupakan salah satu
karakteristik penguat yang sangat penting. De4inisi penguatan tegangan adalah6
Iisalnya sinyal input sebesar ( m. diumpankan ke rangkaian penguat dan
menghasilkan sinyal output sebesar (-- m., maka )v dari penguat tersebut
adalah (--. Badi )v adalah perbandingan sinyal output $tegangan% dengan
sinyal input $tegangan%.
Parameter keempat yang juga sangat penting adalah Penguatan )rus, )i.
De4inisi penguatan arus adalah6
Penguatan arus adalah perbandingan antara sinyal output $arus% dengan sinyal
input $arus%.
+ c. Iodel ...
65
c. Iodel 5ibrid. Pada jaringan dua pasang terminal $t1o"port net1ork%
seperti gambar '.00 terdapat empat variabel, yakni6 arus input $ii%, tegangan
input $vi%, arus output $io% dan tegangan output $vo%. /mpat variabel ini dapat
saling berhubungan dalam berbagai macam persamaan. Dalam kaitannya
dengan rangkaian transistor, variabel vi dan io diberlakukan sebagai variabel
bebas dan lainnya sebagai variabel tergantung. Dengan demikian karakteristik
jaringan tersebut dapat dinyatakan dengan dua buah persamaan berikut6

Parameter yang menghubungkan empat variabel tersebut disebut dengan
parameter"h $atau hibrid%, yaitu h((, h(0, h0(, dan h00. !stilah LhibridM dipilih
karena dalam persamaan tersebut terdapat LcampuranM variabel v dan i, yang
mengakibatkan LkombinasiM satuan pengukuran untuk parameter"h.
Dari dua persamaan tersebut $<.< dan <.=% dapat ditentukan de4inisi
masingmasing parameter"h. )pabila terminal output dibuat hubung singkat $atau
vo 2 -%, maka dari persamaan <.< diperoleh h((, yaitu6
Perbandingan ini menunjukkan bah1a h(( adalah parameter impendansi dengan
satuan Ohm. arena merupakan perbandingan tegangan input dan arus input
dengan terminal output dihubung singkat, maka h(( disebut dengan impedansi
input hubung singkat.
66
)pabila terminal input dibuka $atau ii 2 -%, maka dari persamaan <.< diperoleh
h(0, yaitu6
Parameter h(0 disebut dengan penguatan tegangan balik rangkaian terbuka.
arena merupakan perbandingan dua level tegangan, maka h(0 tidak
mempunyai satuan.
Parameter h0( diperoleh dengan cara menghubung singkatkan terminal output
$atau vo 2 -%, sehingga dari persamaan <.= diperoleh6
Parameter h0( yang merupakan perbandingan arus output dan arus input
dengan terminal output hubung singkat disebut dengan penguatan arus maju
hubung singkat. arena merupakan perbandingan dua level arus, maka h0(
tidak mempunyai satuan.
Terakhir adalah parameter h00 yang diperoleh dengan membuka terminal input
$atau ii 2 -%, maka dari persamaan <.= didapatkan6
Paramater h00 disebut konduktansi output rangkaian terbuka dengan satuan
siemen atau mho.
+ )pabila ...
67
)pabila jaringan yang dimaksud merupakan rangkaian transistor, maka pada
umumnya keempat parameter h((, h(0, h0(, dan h00 tersebut diubah menjadi
berturut"turut hi, hr, h4, dan ho.
Oleh karena itu apabila digunakan untuk menjelaskan rangkaian transistor,
maka persamaan <.< dan <.= dapat dituliskan kembali menjadi persamaan <.((
dan <.(0 di ba1ah6
arena setiap 4aktor dalam persamaan <.(( mempunyai satuan tegangan, maka
dengan menerapkan hukum irchho44 tegangan akan diperoleh suatu rangkaian
yang dapat menghasilkan persamaan tersebut. Rangkaian tersebut merupakan
rangkaian ekivalen input dari jaringan transistor, yaitu seperti pada gambar '.0'.

&ambar '.0' Rangkaian ekivalen input dari transistor
+ 7edangkan ...
68
7edangkan dalam persamaan <.(0 karena setiap 4aktornya mempunyai satuan
arus, maka dengan menerapkan hukum irchho44 arus akan diperoleh suatu
rangkaian yang dapat menghasilkan persamaan tersebut. Rangkaian tersebut
merupakan rangkaian ekivalen output dari jaringan transistor, yakni seperti
gambar '.0,.
&ambar '.0, Rangkaian ekivalen output dari transistor
Rangkaian ekivalen ac dengan parameter"h dari transistor secara keseluruhan
merupakan gabungan bagian input dan bagian output. &ambar '.0< merupakan
rangkaian ekivalen secara lengkap. ;amun rangkaian transistor tersebut belum
menunjuk pada salah satu kon4igurasi. 9ntuk menunjuk pada kon4igurasi
tertentu, parameter"h diberi dengan tambahan huru4 kecil dibelakangnya,
misalnya h4e adalah penguatan arus maju untuk transistor dengan kon4igurasi
emitor bersama $*/%. &ambar '.0=, '.03 dan'.0? berturut"turut adalah
rangkaian ekivalen untuk */, *B dam **.

&ambar '.0< Rangkaian ekivalen hibrid untuk transistor
+ &ambar ...
69
&ambar '.0=
Rangkaian ekivalen hibrid untuk transistor
dengan kon4igurasi */ $emitor bersama%
&ambar '.03
Rangkaian ekivalen hibrid untuk transistor
dengan kon4igurasi *B $basis bersama%
&ambar '.0?
Rangkaian ekivalen hibrid untuk transistor
dengan kon4igurasi ** $kolektor bersama%
70
d. Parameter"h. Parameter"h untuk rangkaian ekivalen $model% transistor
sinyal kecil dalam kon4igurasi emitor bersama $*/%, yakni hie , hre , h4e , hoe,
secara pendekatan dapat ditentukan melalui persamaan"persamaan <.('
sampai <.(=.
Dalam setiap persamaan tersebut simbol N berarti perubahan kecil di sekitar
titik"#, sehingga parameter"h diperoleh dari daerah kerja transistor. Parameter
hie dan hre diperoleh dari kurva karakteristik input penguat */. 7edangkan
parameter h4e dan hoe diperoleh dari kurva karakteristik output penguat */.
&ambar '.? menunjukkan contoh menetukan parameter hie dari kurva
karakteristik input penguat */.
11. Evaluasi.
a. Perhatikan rangkaian penguat transistor di ba1ah. Bila diketahui R( 2 00
O, R02 (- O, R* 2 ( O, R/ 2 <=- O, > 2 (--, .B/akti4 2 -,3 ., .** 2 (0
.olt, tentukan titik kerja transistor dan gambarkan garis beban dc"nya. Periksa
juga apakah stabilitas biasnya mantapP
+ b. Perhatikan ...
71
b. Perhatikan soal no.a, apabila diinginkan agar rangkaian tersebut dapat
menghasilkan sinyal output yang maksimum, hitung kembali harga R( dan R0.
7pesi4ikasi rangkaian kecuali R( dan R0 adalah sama seperti soal no.a.
c. Perhatikan rangkaian penguat seperti gambar di ba1ah. )pabila
diketahui6 R( 2 ?0 O, R0 2 03 O, R* 2 (,0 O, R/ 2 <=- O, RL 2 0 O, > 2
(<-, .B/akti4 2 -,3 ., .** 2 (0 .olt, tentukan titik kerja transistor dan
gambarkan garis beban dc dan ac"nya. Tentukan pula kemungkinan tegangan
output maksimum yang bisa dihasilkan rangkaian tersebut.
d. )gar rangkaian dari soal no. c dapat menghasilkan sinyal maksimum,
hitunglah kembali nilai R( dan R0. 7pesi4ikasi komponen lainnya adalah sama
seperti soal no.c.
e. 9langi soal no.c tetapi dengan menambahkan sebuah kapasitor paralel
dengan R/. 7emua spesi4ikasi komponen adalah sama. Dari hasil ini, jelaskan
perbedaanya bila R/ diparalel dengan kapasitor.
+ 4. 9langi ...
72
4. 9langi soal no.c tetapi dengan mengganti harga > sebesar '-- dan
komponen lainnya tetap. Bandingkan titik kerja kedua soal tersebut, yakni
dengan mengubah harga > dua kali lipat.
g. Perhatikan rangkaian penguat diba1ah. Bila diinginkan harga .*/# 2
(.(, .olt dan diketahui R* 2 (,< O, R/ 2 ,?- O, RL 2 < O, > 2 0<-, .B/akti4
2 -,3 ., .** 2 (< .olt, tentukan $a% harga R( dan R0, $b% garis beban dc dan
ac, $c% tegangan output maksimum $.p"p%.
h. Perhatikan soal no.4 kembali. )pabila diinginkan agar tegangan output
bisa semaksimum mungkin $.*/# tidak diketahui%, dan spesi4ikasi rangkaian
sama $kecuali harga .*/# yang tidak diketahui%, tentukan nilai R( dan R0.
i. Perhatikan rangkaian penguat diba1ah $halaman sebaliknya%. Bila
diinginkan harga .*/# 2 < .olt dan diketahui R/ 2 =?- O, RL 2 < O, > 2 (<-,
.B/akti4 2 -,3 ., .** 2 (< .olt, tentukan $a% harga R( dan R0, $b% garis beban
dc dan ac, $c% tegangan output maksimum $.p"p%.
j. Perhatikan soal no.i kembali. )pabila diinginkan agar tegangan output
bisa semaksimum mungkin $.*/# tidak diketahui%, dan spesi4ikasi rangkaian
sama $kecuali harga .*/# yang tidak diketahui%, tentukan nilai R( dan R0.
73

k. )pa yang dimaksud dengan parameter transistor.
Sumber Pustaa
(. Boylestad and ;ashelsky. $(@@0%. Electronic Devices and Circuit Theory, <th ed.
/ngel1ood *li44s, ;B6 Prentice"5all, !nc.
0. Ialvino, ).P. $(@@'%. Electronic Principles 5th Edition. 7ingapore6 Ic&ra1"5ill,
!nc.
'. Iilman Q 5alkias. $(@30%. Integrated Electronics: Analog and Digital Circuits
and
Systes. Tokyo6 Ic&ra1"5ill, !nc.
,. 7avant, Roden, and *arpenter. $(@?3!. Electronic Circuit Design: An
Engineering
<. Approach. Ienlo Park, *)6 The Benjamin+*ummings Publishing *ompany,!nc.
=. 7tephen, R. $(@@-%. Integrated devices: discrete and integrated. /ngle1ood
*li44s, ;B6 Prentice"5all, !nc.
74
+ BAB I! ...
75

Anda mungkin juga menyukai