Anda di halaman 1dari 11

Bab IV

Rangkaian Paralel Arus Bolak-Balik


Pendahuluan
Seperti pada rangkaian paralel d.c., besar tegangan sama untuk setiap cabang pada
sebuah rangkaian paralel a.c., tetapi arus untuk setiap cabang tergantung pada impedans
cabang itu. Total arus sumber merupakan penjumlahan fasor dari arus masing-masing
cabang. Rangkaian paralel lebih sering digunakan dalam sistem tenaga listrik dari pada
rangkaian seri. Sebagai contoh, peralatan-peralatan listrik dihubungkan secara paralel
terhadap sumber tegangan a.c. utama. Ada dua alasan untuk memparalel peralatan listrik.
Pertama, pengoperasian setiap peralatan tidak bergantung pada peralatan lainnya. Dengan
demikian, suatu peralatan dapat di on atau off-kan tanpa menggangu operasi peralatan
lainnya. edua, kebanyakan peralatan listrik membutuhkan besar arus yang berbeda-beda
pada tegangan yang sama yang dihubungkan pada satu sumber tenaga listrik. !al ini
memerlukan hubungan paralel. Dalam bab ini akan dibahas berbagai macam metoda untuk
menyelesaikan permasalahan rangkaian a.c. paralel.
4-1. Metoda Analisis Rangkaian Paralel A.C.
Dua hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis rangkaian a.c. paralel.
Pertama, rangkaian paralel terdiri dari dua atau lebih rangkaian seri yang dihubung paralel.
Dengan demikian setiap cabang dapat dianalisis secara terpisah sebagai rangkaian seri dan
pengaruh cabang-cabang yang terpisah dapat digabungkan. edua, tegangan dan arus
bolak-balik merupakan besaran fasor. Sehingga dalam melakukan analisis rangkaian, baik
besar dan sudut fase harus diikutsertakan dalam perhitungan. Ada tiga metoda analisis
rangkaian paralel a.c. yaitu "
#i$ %etoda diagram fasor.
#ii$ %etoda aljabar fasor.
#iii$ %etoda Admitans.
Penggunaan masing-masing metoda bergantung pada permasalahan yang dihadapi.
Pada umumnya pemilihan penggunaan metoda diutamakan yang memberikan hasil analisis
tercepat.
&'
4-2. Metoda Diagram asor
Dengan metoda diagram fasor, dapat diperoleh besar dan sudut fase arus masing-
masing cabang. Diagram fasor digambar dengan menggunakan fasor tegangan sebagai
acuan
(
. Arus rangkaian atau sumber merupakan penjumlahan fasor dari arus-arus cabang.
Dengan memperhatikan rangkaian paralel yang terdiri dari dua buah cabang dan
dihubungkan ke sumber tegangan bolak-balik V )olt #rms$ seperti pada gambar *.(.
!ambar 4. 1 !ambar 4. 2
Cabang 1.
(
( (
(
(
(
+
(
+
(
tan , ,
R
X
Z
V
I X R Z
C
C

= = + =
Arus
(
I
dalam cabang ( mendahului tegangan sumber V sejauh
(

o
seperti
terlihat dalam diagram fasor pada gambar *.+.
Cabang 2.
+
+ (
+
+
+
+
+
+
+
tan , ,
R
X
Z
V
I X R Z
L
L

= = + =
Arus
+
I
dalam cabang + tertinggal terhadap tegangan sumber V sejauh
+

o
seperti
terlihat dalam diagram fasor pada gambar *.+.
Arus saluran I merupakan penjumlahan fasor dari
(
I
dan
+
I
. %isalkan sudut fase
I adalah

o
seperti pada gambar *.+. -ilai I dan

dapat ditentukan dengan mengubah


arus-arus
(
I
dan
+
I
ke dalam bentuk komponen rectangular.
cos I
. penjumlahan aljabar komponen
(
I
dan
+
I
pada sumbu-/
.
+ + ( (
cos cos I I +
sin I
. penjumlahan aljabar komponen
(
I
dan
+
I
pada sumbu-y
.
+ + ( (
sin sin I I
di mana
+ + +
$ sin # $ cos # I I I + =
(
Dalam rangkaian paralel, tegangan untuk semua cabang sama, sehingga digunakan sebagai acuan
&(
jadi
+
+ + ( (
+
+ + ( (
+
$ sin sin # $ cos cos # I I I I I + + =
atau
+
+ + ( (
+
+ + ( (
$ sin sin # $ cos cos # I I I I I + + =
X Komponen
Y Komponen
I I
I I
I
I

=
+

= =
+ + ( (
+ + ( (
cos cos
sin sin
cos
sin
tan

0ika

positif, arus saluran I mendahului tegangan dan jika

negatif I tertinggal
terhadap tegangan. 1aktor daya rangkaian dapat ditentukan dengan,
p.f
I
X Komponen
I
I I
I
I
=
+
= =
+ + ( (
cos cos cos
%etoda diagram fasor hanya cocok ketika bentuk rangkaian paralel sederhana dan
terdiri dari dua cabang. 0ika rangkaian paralel lebih kompleks dan terdiri lebih dari dua
cabang, metoda diagram fasor ini menjadi tidak efektif. Permasalahan ini diatasi dengan
menggunakan metoda aljabar fasor.
Contoh 4.1. 2ntuk rangkaian pada gambar *.3, tentukan #i$ frekuensi rangkaian #ii$ arus
rangkaian dan #iii$ impedans rangkaian.
!ambar 4. "
Pen#elesaian. X
L
. V 4 I
L
. (5 4 #+ / ('
-3
$ . 65'' 7hm
#i$ f .
3
3
(' 6 , 58
(' +' +
65''
+
=

=

L
X
L
!9
#ii$ I
R
. V 4 R . (54#(' / ('
3
$ . (,5 / ('
3
A . (,5 mA
Arus rangkaian, I .
+ + + +
' . + 5 , ( + = +
L R
I I
. +,5 mA
#iii$ :mpedans rangkaian dihitung dengan "
Z . V 4 I . (5 4 #+,5 / ('
-3
$ . ;''' 7hm
&+
4-". Metoda Al$abar asor
Dengan metoda ini, tegangan, arus dan impedans dinyatakan dalam bentuk
kompleks, yaitu baik dalam bentuk rectangular maupun polar. arena bentuk kompleks
terdiri dari besar dan sudut fase, penyelesaian rangkaian paralel dapat diperoleh secara
matematis dengan menggunakan aturan aljabar fasor. Dengan menggunakan metoda ini
tidak diperlukan diagram fasor. Dengan mengacu kembali rangkaian paralel pada gambar
*.(, diperoleh,
V j V = + = ' V
<<<<fasor acuan
+ + +
( ( (
L
C
jX R
jX R
+ =
=
%
%
#i$ =entuk rectangular
+ + +
+
( ( (
(
L
C
jX R
V
jX R
V
+
= =

= =
%
V
I
%
V
I
Arus saluran,
+ + ( (
+ (
L C
jX R
V
jX R
V

= + = I I I
Penyelesaian I dapat diperoleh dalam bentuk standar
jb a
dengan menggunakan
aturan-aturan aljabar fasor. emudian untuk mengetahui besar dan sudut fase I sangat
mudah dilakukan.
#ii$ =entuk Polar = ' V V <<<<.fasor acuan
=
( ( (
Z %
di mana
+
(
+
( ( C
X R Z + =
dan
(
( (
(
tan
R
X
C
=
=
+ + +
Z %
di mana
+
+
+
+ + L
X R Z + =
dan
+
+ (
+
tan
R
X
L
=
jadi
=


= =
(
( ( ( (
(
'

Z
V
Z
V
%
V
I
=


= =
+
+ + + +
+
'

Z
V
Z
V
%
V
I
jadi
+ = + =
+
+
(
(
+ (

Z
V
Z
V
I I I
&3
Perlu dicatat bah>a sudut fase suatu arus merupakan conjugate sudut impedans. :ni
merupakan masalah yang penting. 2ntuk melakukan operasi perkalian dan pembagian
bilangan kompleks disarankan menggunakan bentuk polar. Sedangkan penjumlahan dan
pengurangan menggunakan bentuk rectangular.
Contoh 4.2. Sebuah kumparan dengan resistans 65 7hm dan induktans 3(& m! dihubung
paralel dengan rangkaian yang terdiri dari resistor 65 7hm dan kapasitor (58 ?1.
Rangkaian dihubungkan ke sumber +3' )olt, 5' !9. Tentukan arus dari sumber dan faktor
daya rangkaian.
!ambar 4. 4
Pn#elesaian. Dengan menggunakan tegangan sumber sebagai acuan, diperoleh
= ' +3' V
#i$ X
L
. +@fL . +@ / 5' / 3(& / ('
-3
. ('' 7hm
%
(
.
= + = + 5 , ;3 ((+ ('' 5'
(
j jX R
L
I
(
.
=


= 5 , ;3 '5 , +
5 , ;3 ((+
' +3'
(
%
V
Ampere
& ',8( A j (,&3
X
C
. =

= +'
(58 5' +
('
+
(
;
fC
%
+
.
= = (5 ; , 66 +' 65
+
j jX R
C
I
+
.
=


= (5 8; , +
(5 ; , 66
' +3'
+
%
V
Ampere
& +,&; B j',6;;
Arus sumber, I . I
(
B I
+
. #',8( A j (,&3$ B #+,&; B j',6;;$
. 3,66 A j(,'; .
6 , (5 8+ , 3
#ii$ 1aktor Daya .
= 6 , (5 cos cos
. ',8;3 tertinggal
&*
4-4. Admitans '()
Admitans didefinisikan sebagai kebalikan dari impedans, seperti halnya konduktans
kebalikan dari resistans, yaitu
V
I
%
( = =
(
Satuan untuk admitans adalah siemens dan bersimbol S. Admitans sebuah
rangkaian dapat dipahami sebagai ukuran kemudahan sebuah rangkaian dapat
menghantarkan arus bolak-balik. 0adi sebuah rangkaian dengan admitans yang semakin
tinggi, akan mempunyai arus yang tinggi pula. egunaan admitans akan sangat terasa pada
saat kita menganalisis rangkaian paralel yang terdiri dari banyak cabang. %emperhatikan
gambar *.5, diperoleh,
!ambar 4. *
n T
% % % % %
(
...
( ( ( (
3 + (
+ + + + =
arena admitans merupakan kebalikan dari impedans akan menghasilkan,
n T
( ( ( ( ( + + + + = ...
3 + (
di mana (
(
, (
+
, (
3
, <, (
n
adalah admitans indi)idu setiap cabang paralel dan (
T
merupakan admitans total rangkaian. Dengan demikian arus saluran #sumber$ adalah,
T
T
( V
%
V
I = =
Cambar *.; menunjukkan hubungan paralel admitans.
&5
!ambar 4. +
Sampai disini bisa disimpulkan bah>a admitans #dalam bentuk kompleks$ pada
cabang-cabang paralel dijumlahkan. 0adi metoda admitans dalam rangkaian paralel
menjadikan analisis sama seperti rangkaian seri dimana impedans #dalam bentuk
kompleks$ dijumlahkan.
4-*. ,om-onen-kom-onen Admitans
:mpedans dari sebuah rangkaian dapat dinyatakan dalam bentuk kompleks sebagai
L
jX R + = %
atau
C
jX R = %
tergantung dari sifat reaktans. Disini R merupakan resistif
atau komponen yang sefase dengan % sedangkan X
L
atau X
C
merupakan komponen reaktif
atau kuadratur dari %. ebalikan dari impedans #yaitu admitans$ juga memiliki bentuk
kompleks karena kebalikan dari bilangan kompleks juga menghasilkan bilangan kompleks.
Dengan demikian, admitans ( dapat dinyatakan sebagai
L
jB G = (
atau
C
jB G + = (
di mana G disebut konduktans dan merupakan komponen yang sefase dengan (
sedangkan B disebut sus-tans dan merupakan komponen kuadratur dari (. Suseptans dari
sebuah induktans biasanya disebut suseptans induktif #B
L
$ sedangkan dari sebuah
kapasitians disebut suseptans kapasitif #B
C
$. Perlu dicatat bah>a B
L
selalu negatif dan B
C
selalu positif. Sedangkan konduktans G selalu positif.
=esar admitans,
+ + + +
C L
B G atau B G + + = (
dan sudut fasenya,
G
B
atau
G
B
C L ( (
tan tan


=
dengan demikian satuan untuk G dan B juga siemens #S$.
&;
!ambar 4. . !ambar 4. /
Pada gambar *.6 #i$ menggambarkan sebuah impedans
L
jX R +
. Admitans untuk
rangkaian ini yang terdiri dari sebuah konduktans G paralel dengan suseptans induktif -jB
L
ditunjukkan pada gambar *.6 #ii$. !al yang sama, gambar *.& #ii$ menggambarkan
komponen-komponen admitans untuk impedans pada gambar *.& #i$. Dari sini terlihat
bah>a komponen admitans yang berupa konduktans dan suseptan merupakan elemen
paralel.
Telah diketahui bah>a G merupakan kebalikan dari R dan mempunyai satuan
siemens #S$. Secara analogi, B #suseptans$ merupakan kebalikan dari reaktans. Suseptans
juga bersatuan siemens karena reaktans juga bersatuan 7hm.
4-+. 0egitiga Admitans
Admitans memiliki dua komponen, yaitu komponen yang sefase #yaitu G$ dan
komponen kuadratur #yaitu B$. Dengan demikian, admitans dapat direpresentasikan
sebagai segitiga, yang disebut dengan segitiga admitans.
2ntuk rangkaian induktif #yaitu
L
jX R +
$, segitiga impedans dan admitans
diperlihatkan pada gambar *.8 berikut ini. Sudut admitans sama dengan sudut impedans,
kecuali tandanya negatif, karena B
L
teletak pada sumbu-OY dan dengan demikian negatif.
#i$ #ii$
!ambar 4. 1
&6
onduktans, G .
Z
R
Z
Y =
(
cos
0adi G .
+ + +
L
X R
R
Z
R
+
=
Suseptans, B
L
.
Z
X
Z
Y
L
=
(
sin
0adi B
L
.
+ + +
L
L
X R
R
Z
X
+
=
Sudut fase,

.
G
B
L

(
tan
2ntuk rangkaian kapasitif #yaitu
C
jX R
$, segitiga impedans dan admitans
diperlihatkan pada gambar *.(' berikut ini. Sudut admitans sama dengan sudut impedans,
kecuali tandanya negatif, karena B
C
teletak pada sumbu-OY dan dengan demikian negatif.
#i$ #ii$
!ambar 4. 12
Dengan melakukan prosedur seperti sebelumnya, diperoleh,
G .
+ + +
C
X R
R
Z
R
+
=
B
C
.
+ + +
C
C
X R
R
Z
X
+
=
Sudut fase,

.
G
B
C (
tan

4-.. Metoda Admitans Dalam Analisis Rangkaian A.C. Paralel


%etoda admitans merupakan metoda yang direkomendasikan untuk menganalisis
rangkaian paralel a.c. dan sangat terasa keuntungannya jika rangkaian terdiri dari tiga
cabang atau lebih. Dengan memperhatikan gambar *.((,
&&
!ambar 4. 11
#i$ Bentuk Ra3tangular
Cabang 1.
+
(
(
(
+
(
( +
(
+
(
, ,
Z
X
B
Z
R
G X R Z
C
C
= = + =
jadi
( ( (
jB G + = (
Cabang 2.
+
+
+
(
+
+
+ +
+
+
+ +
, ,
Z
X
B
Z
R
G X R Z
L
L
= = + =
jadi
+ + +
jB G = (
Admitans total
$ # $ #
+ + ( ( + (
jB G jB G + + = + = ( ( (
$ # $ #
+ ( + (
B B j G G + + = (
=esar admitans
+
+ (
+
+ (
$ # $ # B B G G + + = (
Arus saluran
( V I =
Sudut fase
+ (
+ ( (
tan
G G
B B

0ika

positif, maka arus mendahului tegangan dan jika

negatif arus tertinggal


terhadap tegangan.
#ii$ Bentuk Polar
= =
( ( ( ( (
Z jX R
C
%
jadi
=

= =
( (
( (
(
( (

Y
Z %
(
= + =
+ + + + +
Z jX R
L
%
&8
jadi
=

= =
+ (
+ + +
+
( (

Y
Z %
(
Admitans total
= + = ( ( ( (
+ (
Arus saluran
( V I =
Da#a dalam bentuk Admitans
G V
Y V
VI P
+
+
cos
cos
=
=
=

di mana
Y V I =
dan
G Y = cos
Terlihat bah>a hanya konduktans dalam rangkaian yang menentukan daya yang
dikonsumsi.
0oal latihan.
(. Rangkaian paralel terdiri dari dua cabang A dan =. Dabang A mempunyai resistans ('
7hm dan induktans ',( ! diseri. Dabang = mempunyai resistans +' 7hm dan kapastor
('' ?1 diseri. Rangkaian dihubungkan ke sumber tegangan +5' E, 5' !9. Tentukan #i$
arus sumber dan faktor daya #ii$ daya yang dikonsumsi rangkaian.
4+524 A6251+* lagging6 14*. 78
+. Dua buah impedans
$ 5 (' #
(
j Z + =
7hm dan
$ (' +5 #
+
j Z =
7hm dirangkai paralel
dan dihubungkan ke sumber tegangan ('' E, 5' !9. Tentukan #i$ admitans rangkaian
#ii$ arus rangkaian #iii$ sudut fase antara arus rangkaian dan tegangan sumber.
42511.* 06115.4 A61251
o
lag8
3. Dua buah impedans *5 +' 7hm dan 3' 3' diseri dan dihubungkan ke
sumber tegangan tertentu sehingga menghasilkan arus sebesar (' A. 0ika sumber
tegangan tidak diubah, hitung arus rangkaian ketika kedua impedans tersebut dihubung
paralel.
42+5/ A8
8'

Anda mungkin juga menyukai