Anda di halaman 1dari 9

Membuat Biakan Murni (Bibit F1) Sendiri

Bibit jamur tiram biasanya diambil dari bagian jamur tiram itu sendiri, yang kemudian
ditanam pada media PDA (Potatoes Dextrose Agar). Inilah yang disebut dengan sistem
kultur jaringan. Hasil dari kultur jaringan ini kemudian disebut sebagai biakan/kultur
murni atau bibit F1. Bibit F1 biasanya dijual dengan harga yang cukup tinggi yaitu berkisar
150.000/botol.

Hemm, mungkin karena membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi kali ya? sehingga
harganya semahal itu. Namun, sebenarnya membuat bibit F1 tidak sesulit yang
dibayangkan. Contohnya saya (hehehe).. Alhamdulillah bisa bikin bibit F1 sendiri secara
otodidak tanpa ikut pelatihan sama sekali.. (bukan sombong lho ya.. Cuma sekedar sharing,
hehe). Intinya kalo kita mau belajar, insya Alloh bisa..!!!. Oke, langsung saja berikut
langkah-langkah membuat bibit F1.

Siapkah bahan-bahan:
1. Indukan jamur yang berkualitas, cirinya: masih muda, bertangkai tunggal atau
ganda, dan memiliki tangkai yang besar dan kokoh, serta tidak terserah hama dan
penyakit.
2. Media tanam PDA, silahkan cek tulisan ini: Membuat PDA Sendiri
3. Alkohol kadar 75% atau lebih, bisa juga diganti dengan spirtus.
Siapkan peralatan:
1. Laminar Air Flow (LAF), kalo tidak punya bisa diganti dengan kotak pembibitan
sederhana, atau bisa diganti juga dengan bekas aquarium/kardus yang besar/dll,
kemudian hadapkan lubang ke depan.
2. Spayer, bunzen, pinset, cutter dan gelas dalam ukuran kecil. Spayer dan gelas
kemudian diisi alkohol secukupnya.
Langkah selanjutnya:
1. Semprot secara merata ruangan tempat inokulasi (LAF) dengan spayer, semprot
juga peralatan yang akan digunakan seperti: pinset dan cutter, kemudian keduanya
ditaruh di dalam gelas yang berisi alkohol.
2. Siapkah indukan jamur, kemudian masukkan dalam kotak pembibitan. Kalo perlu
indukan jamur juga sebelumnya disemprot dengan alkohol biar lebih steril.
3. Api bunzen dinyalakan dalam ruangan selama kurang lebih 5 menit, untuk menjaga
ruangan agar tetap steril.
4. Setelah semuanya siap, semprot kedua tangan dengan alkohol dan jangan lupa
membaca basmallah. Bismillah...
5. Langkah selanjutnya yaitu, buka tutup botol PDA kemudian taruh di dekat api
bunzen dalam posisi botol membuka ke atas, kemudian ambil indukan jamur dan
belah menjadi dua bagian.
6. Kemudian ambil cutter dan panaskan dan celupkan beberapa kali ke dalam alkohol,
dan panaskan kembali dan diamkan beberapa detik.
7. Ambil sayatan antara tudung dan tangkai jamur kurang lebih 5 x 8 mm, kemudian
ambil pinset kemudian panaskan dan celupkan beberapa kali ke dalam alkohol dan
panaskan kembali dan diamkan dalam beberapa detik.
8. Ambil sayatan tersebut dengan pinset, dan letakkan eksplan ke dalam botol PDA,
dan usahakan dilakukan secara cepat dan selalu dekat dengan api bunzen.
9. Tutup kembali botol PDA dengan kapas, dan kertas koran selanjutkanya ikat
dengan karet gelang. Letakkan botol PDA dengan posisi miring (horisontal). Simpan
pada suhu kamar.
10. Lakukan langkah yang sama untuk inokulasi bibit F1 selanjutnya, dan jangan lupa
setelah selesai ucahkan hamdallah. Alhamdulillah...
Dalam beberapa hari bibit F1 kita akan kelihatan apakah berhasil atau tidak, biasanya bibit
F1 yang berhasil dalam 2-3 hari eksplan sudah menampakkan pertumbuhan miseliumnya
yang putih bersih, dan beberapa hari kemudian miselium akan menjalar di permukaan
PDA. Sedangkan bibit F1 yang gagal biasaya ditandai dengan lambatnya pertumbuhan
miselium, timbul warna selain warna putih pada media PDA dan mengeluarkan cairan
berwarna putih susu yang tandanya PDA telah terkontaminasi bakteri.

Mudahkan...!!! Selamat mencoba...

Membuat Bibit Induk (F2) Jamur Tiram

Setelah kita dapat Membuat Biakan Murni (Bibit F1) Sendiri. Maka tahap
selanjutnya adalah membuat bibit induk (F2) Jamur Tiram. Bibit Induk adalah bibit yang
berasal dari biakan murni. Pada tahap ini saya ingin sharing bagaimana cara Membuat
Bibit Induk (F2) Jamur Tiram secara mandiri, dan pembuatannya ternyata tidak 'seribet'
membuat biakan murni karena tidak jauh berbeda dengan membuat bibit semai/baglog
yang telah kita bahas sebelumnya. Silahkan lihat: Membuat Media Tanam Jamur Tiram.
berikut beberapa cara dan formula dalam membuat bibit induk.

Bibit Induk Media Biji-bijian

Bibit ini dibuat dari memanfaatkan biji-biian seperti jagung, gabah, sorgum, dll yang
dicampur dengan kalsium carbonat/kapur pertanian (dolomit). Karena media yang biasa
digunakan adalah jagung, maka saya cukupkan hanya membahas media jagung saja,
karena media biji-bijian yang lainnya saya rasa tidak jauh berbeda dengan media jagung.
Cara membuatnya adalah sebagai berikut.
1. Jagung utuh dicuci bersih dan direndam dalam air selama 24 jam. Kemudian cuci
bersih kembali.
2. Rebus jagung sampai agak melekah (kurang lebih 1 jam). Kemudian tiriskan.
3. Campur jagung dengan kapur sebanyak 1-2%, dan aduk sampai rata, kemudian
biarkan beberapa menit hingga kadar airnya berkurang.
4. Masukkan jagung kedalam botol, kemudian sumbat dengan kapas, tutup dengan
plastik dan ikat dengan karet gelang.
5. Media siap disterilkan selama kurang lebih 1 jam menggunakan autoclave atau
panci presto.
6. Bongkar media, kemudian masukkan ke dalam ruang inokulasi.
7. Media siap diinokulasi dengan bibit PDA (biakan murni), caranya sama dengan
inokulasi pada baglog, silahkan lihat: Cara Inokulasi Media Tanam.
Bibit Induk Media Serbuk

Bibit ini dibuat dari serbuk gergaji yang biasanya dicampur dengan bekatul dan tepung
jagung, yang kemudian dicampur dengan kalsium karbonat/kapur pertanian (dolomit),
ada juga yang menambah gula atau bahan lainnya. Pencampuran bahan-bahan ini
dimaksudkan untuk menambah kandungan nutrisi yang ada dalam serbuk. Cara
membuatnya adalah sebagai berikut.
1. Campurkan semua bahan serbuk gergaji, bekatul, dan tepung jagung dengan
perbandingan 4:2:1, atau suka-suka, pada umumnya serbuk gergaji > bekatul >
tepung jagung. Tambahkan kapur sebanyak 1-2%. Kemudian campur dengan air
secukupnya.
2. Kompos sehari semalam, atau kalo tidak sabaran.. hehe, bisa langsung dimasukkan
kedalam botol kemudian sumbat dengan kapas, tutup dengan plastik dan ikat
dengan karet gelang.
3. Media siap disterilkan selama kurang lebih 1 jam menggunakan autoclave dan 4
jam menggunakan dandang besar/drum.
4. Bongkar media, kemudian masukkan ke dalam ruang inokulasi.
5. Media siap diinokulasi dengan bibit PDA (biakan murni), caranya sama dengan
inokulasi pada baglog, silahkan lihat: Cara Inokulasi Media Tanam.
Gimana, mudah to..?? untuk pembuatan bibit tebar (F3) sama dengan pembuatan bibit
induk (F2). Sedangkan pembuatan bibit semai bisa dilihat kembali di: Membuat Media
Tanam Jamur Tiram. Nah, sekarang tinggal pilih mana, apakah kita mau menggunakan
media biji-bijian atau serbuk? Ya, pilih yang lebih praktis dan menguntungkan menurut
kita.

Selamat mencoba dan semoga sukses..!!!


Membuat Media Tanam Jamur Tiram


Setelah mengetahui dan mempersiapkan Bahan Media Tanam Jamur Tiram, maka langkah
selanjutnya dalam budidaya jamur tiram adalah mempersiapkan peralatan dan bahan
pendukung dalam pembuatan media tanam jamur tiram. Peralatan dan bahan pendukung
dalam budidaya jamur tiram biasanya mudah kita dapatkan dan harganya pun cukup
terjangkau.

Apabila kita sudah bisa membuat media tanam (baglog) sendiri, insya Alloh akan
menambah pengalaman dan juga menambah keuntungan dari bisnis jamur tiram yang
sedang kita jalankan. Berikut alat dan bahan yang dibutuhkan:


Peralatan:
1. Alat Sterilisasi, alat sterilisasi yang biasa digunakan adalah autoklaf atau drum
bekas. Sterilisasi bertujuan untuk membunuh mikroorganisme liar sehingga media
steril dari jamur liar.
2. Sekop, berfungsi untuk mengaduk campuran media sebelum dibungkus ke dalam
plastik.
3. Ayakan, berfungsi untuk memisahkan serbuk gergaji yang kasar dengan serbuk
gergaji yang halus, juga berguna untuk memisahkan serbuk gergaji dari benda
asing. Media yang kasar dikawatirkan dapat menusuk media saat proses
pembungkusan.
Bahan pendukung:
1. Plastik, plastik yang digunakan adalah jenis plastik yang tahan panas, biasanya
menggunakan plastik polipropilen. Plastik ini digunakan untuk membungkus
campuran media sebelum proses sterilisasi pada autoklaf.
2. Cicin, pemberian cicin atau ring baglog dimaksudkan untuk memudahkan dalam
proses inokulasi dan memudahkan jamur untuk tumbuh setelah tutupnya dibuka
pada saat mesilium jamur sudah penuh. Cincin baglog bisa kita beli pada pengusaha
jamur atau bisa juga kita ganti dengan potongan bambu atau pralon.
3. Kertas, berfungsi untuk menutup lubang cicin yang sudah terpasang di baglog.
4. Karet gelang, berfungsi untuk mengikat kertas dengan cicin (mulut baglog) agar
saat inkubasi mulut baglog tidak terlepas.
Setelah peralatan dan bahan tambahan yang dibutuhkan terpenuhi, maka langkah berikutnya
adalah proses pembuatan media tanam.

Proses pembuatan media diawali dengan memilih komposisi atau formula campuran bahan baku,
bagi pemula mungkin akan kesulitan menentukan takarannya. Komposisi berikut semoga bisa
membantu:
Serbuk gergaji 100 kg
Bekatul 10-15 kg
Kapur 1-2 kg
Pupuk TSP 0,5 kg
Gips 1-2 kg
Air secukupnya
Komposisi diatas merupakan komposisi yang umum dipakai petani jamur tiram, namun
setiap petani jamur tiram biasanya mempunyai takarannya sendiri. Tiga bahan yang
hampir selalu digunakan adalah serbuk gergaji, bekatul dan kapur, sedangkan untuk gips
terkadang petani jamur tiram tidak memakainya karena fungsi gips hanyalah sebagai
perekat dan sebagai sumber mineral. Jadi, selama kita bisa membuat baglog yang cukup
padat, maka tanpa gips pun bukan suatu masalah, sedangkan sumber mineral bisa didapat
dari kapur pertanian. Sedangkankan penggunaan pupuk TSP mungkin sekarang sudah
mulai ditinggalkan, karena pupuk TSP merupakan pupuk kimia, sedangkan jamur tiram
merupakan sayuran organik sehingga penggunaan pupuk kimia dinilai kurang organik.
Jamur tiram dikatakan organik apabila bebas dari pestisida dan pupuk kimia.

Namun, hal ini dikembalikan kepada petani jamur masing-masing. Untuk tambahan nutrisi
kita bisa menambahkan tepung jagung, ekstrak toge, gula, dll apabila dirasa perlu dan
memungkinkan. Setelah memahami komposisi campuran bahan baku, maka langkah
selanjutnya adalah memulai proses pembuatan media tanam. langkah-langkahnya sebagai
berikut:




Cara Langsung:
1. Pencampuran, semua bahan baku (kecuali air) dicampur dan diaduk
menggunakan sekop hingga merata. Kemudian beri air secukupnya. Media yang
telah tercampur dengan baik biasanya menggumpal pada saat dikepal.
2. Pembungkusan, dilakukan dengan memasukkan media yang telah tercampur
secara homogen ke dalam plastik tahan panas (polypropylene). Upayakan pengisian
tidak terlalu longgar dan juga tidak terlalu padat. Untuk memadatkan media dapat
dilakukan dengan bantuan botol yang diisi dengan pasir, atau bisa juga dengan
menumbukkan media ke lantai. Setelah diisi media, pada bagian atas plastik dilipat.
3. Sterilisasi, baglog selanjutnya disterilisasi dengan cara dikukus dengan kisaran
suhu 80-100 oC selama 6-10 jam. Pemanasan ini tergantung pada bahan dasar yang
digunakan dan banyaknya baglog yang dipasteurisasi. Setelah selesai, baglog
didinginkan selama setengah sampai satu hari sampai baglog sudah terasa agak
dingin.
Cara Kompos:

Perbedaan cara ini adalah setelah proses pencampuran dilakukan pengomposan (fermentasi) selama 3-
5 hari. Caranya adalah campuran bahan baku ditutup dengan karung atau semisalnya, dan lakukan
pengadukan setiap hari agar proses pengomposan merata. Proses pengomposan ini dapat membantu
mengurangi kontaminasi oleh mikroba liar dan juga membantu penguraian beberapa senyawa
kompleks menjadi lebih sederhana sehingga lebih mudah diserap oleh jamur tiram.

Setelah Sterilisasi langkah selanjutnya yaitu inokulasi, karena langkah ini sangat penting maka perlu
pembahasan khusus mengenai teknik inokulasi...


Pemeliharaan Baglog Jamur Tiram

Baglog yang tidak dirawat akan menghasilkan jamur tiram yang tidak maksimal. Hasil yang
akan diperoleh akan jauh berkurang dari yang seharusnya, dikarenakan jamur tiram terhambat
pertumbuhannya. Misalnya baglog (sengon) ukuran 1 kg biasanya menghasilkan 350-400 g
apabila dipelihara dengan baik, maka jumlah tersebut akan menyusut menjadi 250-300 g apabila
baglog tidak mendapat perawatan yang baik. Perawatan baglog sebenarnya cukup sederhana.

Berikut tahapan pemeliharaan jamur tiram setelah di inkubasi:
1. Pindahkan baglog yang miseliumnya sudah penuh dari tempat inkubasi ke dalam
kumbung jamur, kemuidian tata dirak-rak yang ada. Tata dengan selang-seling,
maksudnya: kalo baglog yang bawah cicin baglognya ada di depan, maka baglog atasnya
hadapkan cincinnya ke belakang, dst, sampai 5 tingkat atau lebih. Kemudian rapikan.
2. Buka kertas/kapas penutup baglog, kemudian semprot secara halus dengan air, bisa
menggunakan semprotan tangan, atau pake semprotan gendong, atau pake kompressor,
dll. Penyiraman ini tergantung dari musim, cuaca, dan jumlah air yang kita semprotkan
ke baglog. Bisa 2 kali sehari (musim kemarau), 1 kali sehari (musim hujan), atau bahkan
2 hari sekali.
3. Penyiraman ini bertujuan untuk menjaga permukaan baglog agar selalu basah (tidak
mengering), usahakan setiap penyemprotan air mengenai permukaan baglog, namun
jangan berlebihan karena baglog bisa membusuk, sehingga dapat memicu hama dan
penyakit. Intinya cukup sekadar basah.
4. Setelah panen pertama, bagian belakang baglog disobek menggunakan cutter sebanyak 2
goresan kira-kira 4-5 cm (tergantung selera), hal ini untuk mempercepat produksi dan
memudahkan miselium belakang agar membentuk pinhead. Setelah panen ke 2/3 dari
baglog depan, bersihkan permukaan baglog dengan cara mengerik/mencongkel.
Permukaan baglog yang kotor akan menghambat pertumbuhan jamur berikutnya.
5. Setelah baglog berumur 3-4 bulan, produktifitas baglog sudah sangat menurun, biasanya
jamurnya sudah kecil-kecil dan interval pertumbuhannya lama sehingga perlu diganti
dengan baglog yang baru. Baglog yang habis pake bisa digunakan untuk campuran
baglog, bisa juga digunakan untuk membuat kompos, silahkan lihat: Membuat Pupuk
Kompos dari Baglog Jamur
Poin diatas adalah pemeliharaan jamur tiram yang biasa saya lakukan. Dari beberapa poin diatas
ada beberapa pemeliharaan lain sebenarnya, seperti pemberian nutrisi tambahan dan pembukaan
plastik pada baglog depan. Untuk pemberian nutrisi tambahan untuk memacu pertumbuhan
jamur tiram silahkan lihat: Ramuan Pemacu Pertumbuhan Jamur Tiram. Sedangkan pembukaan
plastik pada baglog depan seetelah penen ke 2/3 yang dilakukan oleh beberapa petani menurut
saya kurang efektif, karena beresiko permukaan baglog tersebut akan cepat mengering sehingga
akan menghambat pertumbuhan pinhead.

Memang pada awalnya pertumbuhan pinheadnya banyak, namun jamurnya kecil-kecil setelah
itu mengering, apalagi di dataran rendah yang cenderung lebih panas. Ada yang mensiasatinya
dengan cara memotong bagian kering tersebut. Ya mungkin bisa dilakukan, namun berapa repot
dan melelahkannya cara tersebut apalagi dengan sistem baglog tidur akan mempersulit proses
pemotongan baglog tersebut.

Sekian dari saya, semoga bermanfaat..!!


Ramuan Pemacu Pertumbuhan Jamur Tiram


Jamur tiram tidak berklorofil maka jamur tidak mampu berfotosintesis. Jamur tidak mampu
menyediakan makanan sendiri. Akhirnya jamur menyerap nutrisi dari media tempat tumbuhnya
(baglog) saat berbentuk hifa dan miselium. Karena nutrisi yang terdapat dalam baglog lama kelamaan
akan berkurang, maka perlu diberi nutrisi tambahan agar kebutuhan nutrisi jamur tiram terpenuhi.
Manfaat lain dari nutrisi tambahan adalah dapat memperpanjang umur baglog dan juga untuk memacu
pertumbuhan jamur tiram.

Sebenarnya banyak teori untuk membuat nutrisi tambahan untuk memacu pertumbuhan jamur tiram,
dari memanfaatkan air leri (air cucian beras), penggunaan hasil fermentasi buah, sampai beberapa
ramuan yang bisa kita buat atau kita beli langsung dari pengusaha jamur tiram. Intinya, ramuan ini
digunakan untuk meningkatkan hasil produksi jamur tiram, istilah kerennya untuk meningkatkan BER
(Biological Efficiency Ratio), misal hasil jamur tiram per baglog sebelum diberikan ramuan sebesar 350
g, setelah di semprot/disuntik ramuan menjadi 450 g per baglog. Jadi BER nya meningkat sekitar 14 %.

Dari sharing beberapa petani baik secara langsung maupun tidak langsung (forum internet), dan buku
yang saya baca, ternyata penggunaan nutrisi tambahan dengan cara disemprot atau disuntik pada
baglog jamur tiram dapat meningkatkan produktifitas jamur tiram. Tentu ini berita menggembirakan
buat kita semua karena kita bisa meningkatkan hasil tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak. Cara
membuat ramuan pemacu pertumbuhan/nutrisi tambahan pada jamur tiram dapat kita simak pada
ulasan berikut.

Ramuan Nutrisi 1

Ramuan ini hanya memanfaatkan air leri, dan air kelapa (baiknya yang masih muda). Dari sharing dari
beberapa petani di Purwokerto mereka memanfaatkan air leri sebagai nutrisi tambahan untuk memacu
pertumbuhan jamur tiram, aplikasinya cukup mudah, yaitu dengan menyuntikkan air leri sebanyak 10
ml pada baglog jamur setiap kali habis panen. Jadi, setiap kali pemetikan langsung disuntikkan air leri
sebanyak 10 ml, dan cara kedua yaitu dengan menyemprotkan air leri ke permukaan baglog, seminggu
1-2 kali. Sedangkan aplikasi untuk air kelapa sama seperti aplikasi pada air leri.

Ramuan Nutrisi 2

Dari ramuan 1 (air leri) bisa juga dengan ditambah beberapa bahan lain seperti gula pasir, gula jawa
(merah), dan ekstrak tauge (kecambah kacang hijau) untuk memperkaya nutrisi. Membuat ramuan
nutrisi bisa dengan campuran gula pasir/gula jawa + air leri, atau gula pasir/jawa + ekstrak tauge,
atau bisa juga dengan mencapurkan ketiga bahan tersebut. Ekstrak tauge mengandung auksin, dan zat
pengatur tumbuh yang fungsinya mendorong pembesaran sel. Sedangkan gula pasir/gula jawa
mengandung hara yang baik untuk pertumbuhan jamur. Aplikasinya sama seperti ramuan 1, yaitu
dengan menyuntikkan ramuan sebanyak 10 ml pada baglog jamur setiap kali habis panen.

Ramuan Nutrisi 3

Ramuan nutrisi ke 3 ini merupakan ilmu yang disampaikan oleh bapak Hadiono, pengusaha jamur tiram
asal purwokerto. Ramuan tersebut diramu dari 3 bahan yaitu, air 1 liter dicampur dengan gula pasir
sebanyak 1 sendok makan, dan viamin B kompleks sebanyak 1 butir. Atau bisa juga dengan mengganti
vitamin B kompleks dengan pupuk KCl sebanyak 1 sendok makan. Aplikasinya sama dengan ramuan
nutrisi 2, yaitu dengan menyuntikkan ramuan sebanyak 10 ml pada baglog jamur setiap kali habis
panen. Apabila sistem baglog tidur bisa juga dengan menyuntikkan 5 ml pada bagian depan, dan 5 ml
lagi pada bagian belakang.

Ramuan Nutrisi 4

Ramuan 4 bisa kita buat dari larutan molase alias limbah pengolahan gula (bisa diganti dengan gula
pasir/gula jawa). Satu mililiter molase dengan kadar gula rata-rata 30 - 40% dilarutkan dalam 100 ml air
atau konsentrasi 1%, dan tambahkan ragi, vitamin, dan protein untuk memacu pertumbuhan.
Aplikasinya yaitu dengan menyuntikkan 20 ml ramuan nutrisi yang telah disterilisasi pada media yang
telah disterilisasi. Setelah itu, bibit jamur tiram diinokulasikan ke dalam media, lalu disimpan di ruang
inkubasi.

Ramuan Khayalan

Mengapa disebut ramuan khayalan? Ya karena ramuan ini hasil pemikiran saya sendiri dan belum
teruji,. Hehe, namun mungkin bisa dijadikan bahan penelitian lebih lanjut. Dalam benak saya terpikir
untuk memanfaatkan POC (Pupuk Organik Cair) yang dapat kita buat sendiri dari fermentasi bahan-
bahan organik yang ada disekitar kita, misal buah-buahan. POC bisa dari MOL (Mikro Organisme Lokal),
karena memang MOL juga berfungsi sebagai POC. MOL buah-buah pada tanaman berfungsi sebagai
perangsang bunga dan buah. MOL buah-buahan juga kaya akan unsur hara. Mungkin MOL dari buah-
buahan ini bisa kita aplikasikan pada jamur tiram. Pernah dengar atau baca ada pengusaha jamur yang
menjual ramuan pemacu jamur tiram dari fermentasi buah-buahan..?? atau jangan-jangan ramuan
pemacu jamur tiram yang sudah tersebar di pasaran tersebut terbuat dari MOL buah-buah ini..?? kan
katanya hasil fermentasi buah-buahan..?? Ah, bisa benar bisa tidak.. hehehe. Dah langsung saja, cara
membuat POC dari MOL buah-buahan adalah sebagai berikut:

Bahan: 2 kg limbah buah-buahan, 2 ons gula merah, dan 2 liter air kelapa.

Cara membuat: Potong kecil-kecil buah-buahan yang tersedia, masukkan gula merah yang telah disisir,
campurkan dengan air kelapa, masukkan dalam jerigen dan tutup rapat, dan biarkan terfermentasi
selama 15 hari. Setelah itu, direbus selama 15-20 menit.

Aplikasi: untuk aplikasi campurkan 10 ml dengan 1 liter air, semprotkan ke permukaan baglog yang
terbuka seminggu 1-2 kali, atau menyuntikkan ramuan ke baglog sebanyak 10 ml, setiap kali habis
panen.

Ramuan yang paling terakhir belum dipraktekkan dan belum teruji, tapi bagi yang mau mencoba
silahkan, tapi resiko ditanggung sendiri.. hehehe. Bagi anda yang mempunyai ramuan nutrisi lain, dan
atau bagi anda yang sudah mencoba salah satu atau beberapa ramuan diatas, mohon di share disini
bagaimana hasilnya, agar menjadi pelajaran bagi kita semua. Sekian dari saya.. tetap semangat dan
salam sukses luar biasa..!!!

Anda mungkin juga menyukai