),
artinya menutupi.
Sedang khammara (
Artinya: Mareka bertanya kepada mu hai
Muhammad,tentang khamar (alkohol /
minuman keras) dan judi. Pada kedua-
keduanya itu terdapat dosa besar dan
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya.
2.Al-Quran surat Al-Maidah ayat 90 :
Artinya:Hai orang yang beriman,
sesungguhnya meminum khamar, berjudi,
berkorban untuk berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah perbuatan keji dan
termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah
perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.
Al-baqarah195,an-Nisa 29
Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri
kedalam kebinasaan
Dan janganlah kamu membunuh dirimu,
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu
3. Al-Hadist
Rasulullah SAW melarang memakai sedikit barang yang
banyaknya memabukkan.(Imam Ahmad)
Rasulullah SAW melarang dari pada tiap-tiap yang
memabukkan dan melemahkan badan dan aqal.(Imam Ahmad)
Tiap-tiap yang memabukkan adalah Khamr, dan setiap khamr
adalah Haram (Bukhari-Muslim)
.
Barang siapa beriman kepada Allah dan hari qiamat maka
Janganlah Ia duduk semeja dengan Yang ada khamar (Imam
Ahmad).
Janganlah membuat mudharat pada diri sendiri dan
pada orang lain (Ibnu Majah dan Daraqutni)
Jauhilah khamar,karena ia adalah kunci segala
keburukan
(Hakim dari Ibnu Umar)
4. Fatwa Ulama
Fatwa MUI,tahun 1975, Narkotika dan sejenisnya
adalah Haram
Fatwa MUI,tahun 1997,Menyalahgunakan ecstasy
dan zat sejenisnya adalah haram
Berikut ini adalah tips bagi anda untuk
memperkuat benteng dalam melawan narkoba :
1. Tingkatkan Iman dan Taqwa Kita Kepada Tuhan
YME
2. Pandai Memilih Teman / Pergaulan
3. Belajar Membedakan Yang Baik Dan Yang Salah
4. Berhubungan Dengan Narkoba Itu Perbuatan
Kriminal
5. Narkoba Adalah Candu Yang Menjadikan Kita Budak
Setan
6. Narkoba Hanya Membuat Rugi
7. Terus Mengikuti Informasi
dalam penegakan hukum harus mengandung 2 unsur
1. mawani (mencegah orang untuk melakukan
perbuatan itu)
2. jawajir (membuat efek jera).
Penutup
Hai orang orang yang beriman,peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka.(At-Tahrim 66)
Wassalam
Yang untuk Agama Kristen Protestan dan Khatolik. Surat Ayub 5:17,
Amsal 6:23, dan 29:15, Yohanes 15:9-17 serta Kisah 2:41-47.
Seperti halnya agama Islam, agama Kristen juga mengingatkan
penganutnya untuk menjauhi Narkoba. Dalam Korintus 7:1, dijelaskan
sucikan dirimu dari semua hal yang mencemarkan jasmani dan
rohani, supaya kedudukanmu sempurna di dalam takut Allah.
Menurut pandangan agama Kristen, tubuh harus dipelihara, dijaga dan
disucikan, jangan melakukan dosa. Oleh karena Narkoba dapat
merusak tubuh, baik jiwa, raga maupun akal, maka penggunaan
Narkoba merupakan hal yang tidak diperbolehkan.
2. Agama Kristen
PANDANGAN KRISTEN TERHADAP NARKOBA
a. Kejadian 1:2628 dan Kejadian 2:15
Dari ayat dalam Kejadian 1: 2628 dan Kejadian 2:15 dapat kita
ketahui bahwa Allah menciptakan manusia menurut gambar dan
rupa_Nya, dan Allah menciptakan kita untuk berkuasa,
menaklukkan, dan memelihara bumi dan segala isinya.
Segambar menurut gambar dan rupa Allah bukan hanya sekedar
bentuk fisik atau juga wajah, tetapi juga agar kita memiliki sifat-
sifat Allah. Hal ini membuktikan bahwa kita tidak boleh
menggunakan obat-obat terlarang karena itu bukanlah sifat Allah
yang seharusnya ada pada diri manusia.
Allah memerintahkan manusia untuk menaklukkan bumi serta
memeliharanya.Untuk menaklukkan bumi manusia
membutuhkan tubuh yang sehat dan pemikiran yang pintar. Dari
hal ini dapat disimpulkan bahwa manusia tidak selayaknya
menyalahgunakan narkoba karena obat terlarang itu akan
merusak tubuh manusia.
b. Amsal 22:6
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada
masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.
Didikan akan membantu orang untuk memilih jalan bijak dan bukan
jalan kefasikan. Pendidikan memang lebih baik diberikan seseorang
masih cukup muda, yakni ketika ia relative lebih mudah berubah kea
rah yang lebih baik. Pendidikan mencakup tindakan mengajar,
menasehati, mendisiplinkan anak, dsb. Mendidik adalah suatu upaya
membentuk karakter hingga anak hidup takut akan Allah. Orangtua
yang tidak mendidik anak berarti membiarkan mereka menjadi
perusak dunia. Maka orangtua harus memanfaatkan masa untuk
mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Apabila tidak dilakukan
orangtua harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan.
Salah satu penyebab dari penyalahgunaan narkoba adalah
ketidakharmonisan dalam keluarga. Untuk itu sangatlah diperlukan
pendidikan yang baik dari orangtua agar anak terhindar dari
penyalahgunaan narkoba. Demikian juga halnya di sekolah ataupun
kampus, pendidikan agama sangatlah diperlukan karena hal ini akan
membangun suatu perisai pada seorang anak agar ia mampu menolak
rayuan yang ditawarkan narkoba.
c. Amsal 1:7
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang
bodoh menghina hikmat dan didikan.
Hikmat seseorang terlihat melalui prilakunya. Bersih dan
jujurnya seseorang dikenal dari perbuatannya. Orang berhikmat
akan mampu menyelami isi hati dan kedalaman pikiran orang
lain. Namun kurangnya hikmat akan membuat orang bertindak
tanpa kendali diri. Orang yang tidak bisa mengendalikan diri
dalam hal menggunakan zat adiktif ( minuman keras ) akan
mempermalukan diri sendiri. Ia akan mabuk dan tidak
mempertimbangkan apapun dalam segala perbuatannya. Kisah
Nuh ( Kejadian 9:21 ) dan Lot ( Kejadian 19: 3136 )
Jika kita takut akan Tuhan, maka tak sekalipun kita akan berani
menggunakan narkoba. Kita adalah sama dengan orang bodoh
jika kita mengabaikan nasehat baik untuk tidak
menyalahgunakan narkoba.
d. Roma 12: 1-3
Rasul Paulus menuliskan agar hendaknya kita mempersembahkan
tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang
berkenan kepada Allah ( Roma 12:1 ). Hal ini mengajarkan kepada kita
agar tidak mencemarkan diri dengan narkoba, sebab narkoba hanya
akan merusak tubuh. Kita juga harus memahami bahwa tubuh kita
adalah bait Roh Kudus ( 1 Korintus 6:19 ). Hal yang kudus tidak dapat
bergabung dengan hal yang kotor, untuk itu kita harus menjaga
kebersihan tubuh kita dari penyalahgunaan narkoba. Hendaklah kita
memuliakan Allah dengan tubuh kita ( 1 Korintus 6:20 ).
Rasul Paulus juga mengajarkan agar kita mengenal kehendak Allah
dan menguasai diri menurut ukuran iman ( 1 Korintus 12:23 ). Allah
tentu tidak menghendaki umat_Nya terjerumus dalam dosa
penyalahgunaan narkoba. Allah menginginkan agar umat_Nya
menjadi teladan dalam hidupnya ( Matius 5:1316 ). Allah
menginginkan agar kita dapat mengendalikan diri, kita harus menahan
keinginan daging agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan
narkoba.
e. Galatia 5 : 1922
Dosa adalah kekejian bagi Allah. Upah dosa adalah maut
(Roma 6:23 ). Perbuatan daging merupakan dosa.
Percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan
berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati ( Galatia
5:1921 ). Demikian juga halnya dengan penyalahgunaan
narkoba, Allah sangat membenci perbuatan dosa itu.
Allah menghendaki agar kita hidup dalam buah Roh
(Galatia 5:2223 ) dan memuliakan Tuhan.
Sikap Orang Kristen Terhadap Obat-obat Terlarang
Amsal 23:1535
Mabuk bisa mengakibatkan dua hal. Keberanian atau kenekatan yang luar biasa untuk
melakukan sesuatu yang berbahaya. Atau sebaliknya, melakukan perbuatan-perbuatan
yang memalukan. Keduanya biasanya akan disesali setelah sadar. Namun kerusakan yang
dihasilkan mungkin tidak bisa diperbaiki lagi.
Nasihat di perikop ini masih mengambil pola nasihat orang tua dan kepada putranya.
Inti nasihat itu adalah agar kita menjalani hidup bijak dengan takut akan Tuhan sebagai
dasarnya, bukan dengan menginginkan kehidupan seperti orang fasik (17-18). Orang
yang bersandar pada Tuhan hidupnya terjamin dan berpengharapan.
Oleh karena itu orang berhikmat tidak akan membiarkan diri disesatkan oleh pergaulan
yang keliru ( band. 1Kor. 15:33 ). Ciri orang yang terkena pergaulan sesat adalah tidak
memiliki kendali atas hidupnya. Entah ia hidup dikendalikan oleh rekan-rekan
pergaulannya yang jahat, atau ia hidup liar, atau lepas kendali. Amsal memakai dua
contoh untuk menjelaskan pergaulan sesat seperti itu. Yaitu, bergaul dengan para
pemabuk (20-21) dan bergaul dengan pelacur (27-28). Dalam kumpulan pemabuk kita
ikut-ikutan malas bekerja (21) karena hidup dalam realitas semu (33-35) dan kehilangan
kepekaan terhadap segala sesuatu bahkan terhadap kebenaran. Sedangkan bergaul
dengan pelacur hanya memberikan kenikmatan sesaat, ujung-ujungnya menhancurkan
tubuh, bahkan membinasakan hidup (27-28).
Bayangkan kepedihan hati orang tua bila anak-anaknya terseret pada pergaulan sesat.
Bukan hanya nama baik tercoreng, yang jauh lebih menyakitkan adalah melihat mereka
semakin jauh dari yang benar, semakin rusak secara moral dan mental, dan akhirnya
binasa raga dan jiwa. Oleh karena itu, jangan tunda lagi, mumpung anak-anak kita
masih dalam pengasuhan kita. Tunjukkan kasih dan peduli kita lewat perhatian yang
tulus, pendidikan yang konsisten dengan perilaku kita, yang dapat mereka teladani.
Dengan melihat fakta-fakta sebelumya, kita harus mempertimbangkan dengan matang untuk terlibat dalam
penyalahgunaan obat-obat terlarang dan juga minum-minuman beralkohol atau minuman keras. Kuncinya adalah
kita. Kita bisa terlibat atau tidak adalah pilihan kita. Oleh karena itu bijaksanalah dalam menentukan pilihan.
Rasul petrus mengatakan bahwa orang Kristen adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang
telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang_Nya yang ajaib ( 1 Petrus 2:9 ). Juga rasul Paulus
menambahkan bahwa Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita kedalam kerajaan
Anak_Nya yang kekasih ( Kolose 1:13 )
Orang Kristen adalah orang-orang yang telah dikeluarkan dari kuasa kegelapan atau dosa oleh Allah. Kita tahu bahwa
penyalahgunaan alkohol adalah suatu perbuatan kegelapan atau dosa. Kita harus menghargai usaha agung Allah dan
Kristus yang telah membebaskan kita dari dosa-dosa kita di masa lampau dan tidak lagi kembali melakukannya atau
mau mencoba melakukan dosa, seperti terlibat dalam penyalahgunaan obat-obat terlarang atau minum minuman
keras.
Meskipun banyak cobaan jahat di sekeliling kita, tetapi kita harus menahan keinginan kita, kerena Tiap-tiap orang
dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Apabila keinginan itu telah dibuahi, ia
melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut ( Yakobus 1: 1415 ).
Suatu fakta yang kita temukan bahwa yang paling rentan terlibat dalam penyalahgunaan obat-obat terlarang dan
minum minuman beralkohol adalah kaum muda. Oleh sebab itu, bagi kaum muda dalam gereja Tuhan harus menjaga
diri dan berhati-hati bergaul dengan orang-orang dunia, karena melalui pergaulan kita bisa terjerumus dalam
tindakan terkutuk ini. Ingatlah selalu peringatan Tuhan, Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan
kebiasaan yang baik ( 1 Korintus 15:33 )
Kita harus selalu mempertimbangkan akibat yang akan kita terima bila terlibat dalam tindakan ini, yang bukan hanya
pada fisik, mental, social, tetapi yang paling mengerikan adalah bila jiwa kita menderita selamanya di dalam neraka
yang kekal kelak.
Terakhir: Kedekatan pada Tuhan menjadikan diri kita kokoh menghadapi segala sesuatu. Menjadikan diri kita
berkenan kepada Tuhan, berarti kita adalah orang-orang yang dapat bersyukur.
Lukas 21:34
Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan
kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari
Tuhan jangan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
Menurut pandangan Agama Katholik, pada dasarnya setiap bentuk
penyalahgunaan Narkoba bertentangan dengan moral Kristiani dan pada
akhirnya akan menyebabkan kehancuran beragama, bermasyarakat dan
bernegara. Menurut Paus Yohannes Paulus II dalam Contesimu Annus,
konsumerisme digambarkan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan
hanya berdasarkan selera yang tidak menghiraukan kenyataan pribadinya
sebagai makhluk yang berakal. 4
Penyalahgunaan Narkoba merupakan suatu hal yang berakar dari
konsumerisme, oleh karena itu Narkoba tdak dianjurkan bagi penganut
agama Katholik.
Agama Khatolik
Yang untuk Agama Hindu : Slokantara, Sloka 16 dan Kitab Suci Atharwa
Weda XX 81.1.
Dalam Kitab Suci Agama Hindu Sarasamuccaya Sloka 256 dijelaskan :
Janganlah hendaknya mengambil barang orang lain. Janganlah meminum-
minuman keras dan obat-obatan terlarang, melakukan pembunuhan,
berdusta, karena akan menghalangimu untuk menyatu dengan Tuhan.
Agama Hindu memang memandang semua barang yang ada di dunia ini,
walau sekecil apapun, pasti akan membantu kehidupan. Menurut
pandangan agama Hindu, apabila pikiran seseorang kacau, maka bisa saja
barang yang awalnya bermanfaat menjadi sesuatu hal yang merugikan,
misalnya saja Narkoba. Secara medis, Narkoba berguna dalam bidang
kesehatan. Akan tetapi, karena pikiran umat yang kacau, maka Narkoba
disalahgunakan sehingga dapat merusak tubuhnya. Oleh karena itu,
pengkonsumsian Narkoba dilarang oleh agama Hindu.
3. Agama Hindu
Dalam Maha Manggala Sutta dikatakan Arati Virati Papa,
Majjapanacasannamo, appamadoca dhammesu etammanggalamuttamam.
Artinya menjauhi tak melakukan kejahatan, menghindari minuman
keras, tekun melaksanakan dharma, itulah berkah utama.
(Paritta Suci : 30).
Agama Budha mengajarkan umatnya tentang lima disiplin moral, yaitu :
(1) Panti pala vermani sikkapadhan samadiyami = aku bertekad melatih diri
menghindari pembunuhan makhluk, (2) adinna dan veramani sikkhapadar
samadiyami = aku bertekad melatih diri menghindari barang yang bukan
miliknya, (3) kamesu miccara veramar sikkapadam samadiyami = aku
bertekad melatih diri menghindari asusila, (4) musavada veramani
sikkapadam samadiyami = aku bertekad melatih diri menghindari ucapan
yang tidak benar (dusta) dan lainnya, (5) surameraya majjapamadatthana
veramar sikkapadam samadiyami = aku bertekad melatih diri
menghindari minuman keras dan obat-obat terlarang yang
menyebabkan mabuk dan melemahkan. Dari kelima disiplin moral
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa agama Budha melarang
penggunaan Narkoba, karena menyebabkan mabuk dan melemahkan.
4. Agama Budha
PENCEGAHAN NARKOBA DALAM SUDUT PANDANGAN
AGAMA BUDDHA
Melaksanakan PancasilA Buddhis
Agama Buddha dalam pandangannya tentang Narkoba
menyebutkan dengan istilah yang terdiri dari:
a. Sura: sesuatu yang membuat nekat
b. Niraya: sesuatu yang menimbulkan mabuk
c. Majja: sesuatu yang membuat tidak sadarkan diri
d. Pamadatthana: yang menjadi dasar kelengahan
Melaksanakan Ajaran Sang Buddha
a. Dalam Dhammapada
Appamado amta padam, pamadi maccuno padam,
appamatta na miyanti, ye pamatta yatamata
artinya: kesadaran adalah jalan menuju kekekalan,
kelengahan adalah jalan menuju kematian, orang yang
waspada tidak akan mati, tetapi orang yang lengah seperti
orang yang sudah mati
b. Dalam Sigalovada Sutta
disebutkan adanya 6 saluran pengeluaran yang
harus dihindari yaitu:
1) Ketagihan minuman keras/arak
2) Sering mengunjungi tempat pelesiran
3) Berkeliaran di jalan pada waktu yang tidak layak
4) Gemar berjudi
5) Pergaulan yang tidak baik
6) Kebiasaan bermalas-malasan
Selanjutnya dikatakan ada 6 bahaya minuman keras
yaitu:
a. Harta akan habis
b. Sering cekcok dengan orang lain
c. Mudah terserang penyakit
d. Watak baik akan hilang
e. Diri tidak pantas
f. Kecerdasan menurun
c. Dalam Riwayat Hidup Buddha Gotama
Para pecandu narkoba adalah mereka yang lemah
dari rasa Hiri dan Ottapa yaitu malu berbuat
jahat dan takut akan akibatnya.
Untuk itu khotbah sang Buddha kepada Ananda
yaitu:
Ananda kebiasaan-kebiasaan yang baik (sila).
Tujuannya adalah untuk tidak menyesal, dan
manfaatnya adalah tiada penyesalan (Anguttara
Nikaya)
D. DALAM MAHA MANGGALA SUTTA DIKATAKAN:
Dikatakan : Aratti Viratti Papa, Majja panaca
sannamo, appamaduca dhamesu etam manggalam
muttamam
artinya: menjauhi tidak melakukan kejahatan,
menghindari minuman keras, tekun melaksanakan
dharma itulah berkah utama.
berdasarkan ayat di atas jelaslah bahwa minuman
keras yang beralkohol dan memabukkan termasuk
narkoba dilarang dalam agama Buddha.
5. PANDANGAN AGAMA KHONGHUCU TERHADAP
BAHAYA NARKOTIKA
Nama asli agama khonghucu sebenarnya adalah Rujiao atau Ji
Kauw dalam dialek Hok Kian. Namun sekitar abad 16 M, Matteo
Richi, salah satu misionaris dari Italia melihat bahwa diantara
nabi-nabi dalam Rujiao, nabi khonghucu yang terbesar. Sejak itu
istilah confucianism, konfusianisme lebih populer, dan di
Indonesia dikenal sebagai agama Khonghucu.
Menurut kosa katanya sendiri, Ru Jiao berarti agama bagi orang-
orang yang terpelajar, lembut dan rendah hati atau agama yang
mengutamakan kelembutan atau keharmonisan. Di dalam kitab
Yang Zifa diartikan sebagai Tong Tian Di Ren atau yang
menjalinkan Tian (Tuhan), di (alam/bumi) dan Ren (manusia
dan segenap makhluk).
Agama khonghucu adalah agama yang monoteis hanya
mengenal satu Tuhan, yang dikenal istilah TIAN (Tuhan Yang
Maha Esa), Shang Di (Tuhan Yang Maha Kuasa), atau Thi Kong.
Menurut pandangan khonghucu, Tuhan mempunyai sifat Gwan (Yuan Tu)
Maha Besar/Maha Sempurna/Maha Kasih/Khalik/Maha Esa/Maha
Menjalin/Maha Meliputi/Maha Indah, Li, Maha Pemberkah/ Maha Pengasih
menjadikan segenap tindakan memuai buahnya, Cing (Zhen), Maha
Benar/Maha Abadi Hukumnya/Maha Bijak, Tuhan tidak dapat diperkirakan,
diterima atau ditangkap oleh panca indera, meski demikian, tidak ada satu
wujudpun di dunia yang lepas dari campur tangannya.
Agama khonghucu dalam ajarannya ada delapan pengakuan iman (BA CHENG ZHEN
GUAI) Yi :
CHENG XIN HUANG TIAN : Sepenuh iman percaya kepada Tuhan Yang Maha
Esa
CHENG ZUN JUE DE : Sepenuh iman menjunjung kebajikan
CHENG LI MING MING : Sepenuh iman menegakkan firman
gemilang/mengerti tata ibadah
CHENG ZHI GUI SHEN : Sepenuh iman menyadari adanya nyawa dan roh
CHENG YANG XIAO SI : Sepenuh iman memupuk cita berbakti
CHENG SHUN MU DUO : Sepenuh iman mengikuti serta rokhani Nabi
Kongzi niat
CHENG QIN JING SHU : Sepenuh iman memuliakan kitab Sishu dan
Wujing
CHENG XING DA DAO : Sepenuh iman menempuh jalan suci
Hidup manusia dibekali TIAN dengan :
- XING Watak sejati (terkandung benih-benih kebajikan)
- REN Cinta kasih (kekuatan rohani)
- YI Kebenaran
- LI Kesusilaan
- ZHI Hikmah kebijaksanaan
Keempat benih kebajikan ini wajib dijaga, dirawat, dikembangkan dan diamalkan dalam
kehidupan, orang yang dapat melaksanakan hal itu dengan sempurna menjadi manusia yang
XIN (dapat dipercaya), kelima macam kebajikan ini dinamakan WU CHANG / lima kebajikan
yang wajib lestari dalam diri manusia, tetapi juga dibekali dengan QING (nafsu/naluri) yang
didalam kitab ZHONG YONG dinamai Xi (gembira), NU (marah), Ai (sedih), Le (senang)
orang yang mampu hidup mengikuti XING (watak sejati) dan mengendalikan QING (nafsu
nalurinya) dinamai telah menempuh hidup didalam Dao (jalan suci).
ZHONG SHU (Setia & Tepasalira)
Tripusaka (San Da De)
Delapan kebajikan/ Ba De :
Xiao = Bakti
Ti = Rendah hati
Zhong = Setia
Xin = Dapat dipercaya
Li = Susila
Yi = Kebenaran/keadilan (kewajiban)
Lian = Suci hati
Chi = Tahu malu
A. KESIMPULAN
Dari ajaran agama khonghucu di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Agama khonghucu menjunjung tinggi adanya Tuhan Yang Esa
2. Agama khonghucu menegakkan kebajikan
3. Menegakkan kebenaran
4. Menyadari adanya nyawa dan roh
5. Memupuk laku bakti kepada orang tua, saudara dan sesamanya
6. Menekuni/memahami ajarannya
7. Memuliakan kitab SISHU & WUJING
8. Menempuh jalan suci
Saran
Sehingga ajaran agama khonghucu tentunya sejalan/seiring dengan ajaran
agama lain di Indonesia bahwa bahaya narkotika maupun peredaran narkotika
harus dibasmi dari bumi Indonesia.
Peran Orangtua untuk Menghindarkan Penyalahgunaan Narkoba
Keluarga merupakan tempat berinteraksi antara anak dan orangtua. Masa remaja
adalah masa yang labil yang menuntut adanya perhatian yang lebih dari orangtua
terhadap anak-anaknya. Peran orangtua untuk mencegah anggota keluarga terkena
bahaya Narkoba antara lain :
1. Mengajak seluruh anggota keluarga untuk meningkatkan iman dan takwa
2. Memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus terhadap anak
3. Perhatikan dan amati perubahan tingkah laku anak
4. Mendengarkan baik-baik bila anak bercerita mengenai dirinya, teman ataupun
pengalamannya.
5. Ciptakan keluarga yang harmonis
6. Kenali dan perhatikan teman bergaulnya.
7. Salurkan secara positif hobi dan bakat anak
8. Perhatikan kegiatan anak di waktu luang mereka.
9. Tanamkan rasa tanggung jawab pada anak
10. Perlakukan semua anak dengan kasih sayang tanpa membeda-bedakan satu
dengan yang lain.
Peran Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
Tokoh masyarakat ataupun tokoh agama mempunyai peranan yang penting dalam
pencegahan Narkoba pada generasi muda. Peran tersebut antara lain :
1. Mengajak umat untuk meningkatkan iman dan takwa.
2. Mengajak masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap
lingkungan sekitar.
3. Memberikan arahan mengenai bahaya Narkoba kepada masyarakat.
4. Mengembangkan nilai moral, agama ataupun budaya kepada generasi muda.
5. Menggalakkan pertemuan rutin antar warga.
6. Menciptakan kegiatan untuk mengisi waktu luang remaja.
Peran Sekolah
Tidak bisa dipungkiri, bahwasanya saat ini pengedar Narkoba menjadikan sekolah-
sekolah sebagai target operasi mereka. Oleh karena itu pihak sekolah berperan
penting untuk mencegah peresaran Narkoba di kalangan siswa. Beberapa peran
sekolah antara lain :
1. Memperhatikan perilaku murid yang menyimpang.
2. Sekali-kali perlu melakukan razia dikalangan murid.
3. Mengawasi mantan murid yang sering datang ke sekolah.
4. Melaprkan ke polisi bila ada penyalahgunaan Narkoba.
5. Membuat kegiatan untuk menyalurkan hobi dan minat murid untuk mengisi
waktu luang mereka.
KUNCI MENGHINDARKAN ANAK JAUHI NARKOBA
1. Menanamkan nilai agama sedini mungkin
2. Mengembangkan potensi seoptimal mungkin
3. Membangun harga diri
4. Mengajarkan kemampuan untuk bersosialisasi yang
efektif
Peningkatan pengawasan penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba di Kampus
dan di lingkungan sekitarnya melalui Satgas
Anti narkoba di sekitar lingkungan kampus dan
dukungan dari masyarakat khususnya kepala
desa/lurah; Babinkamtibmas dan PLKB di tingkat
desa/Kelurahan.
LINGKUNGAN
SEKITAR
PEGAWAI
DOSEN
ORANG TUA
BELUM ADA
PENCANANGAN
KONDISI
KAMPUS
SAAT INI
SARPRAS
KURIKULU
M
MAHASISWA
SATPAM
DA
YA
MAS
DAYA
LINGK.
WASKAT
DOSEN
FORUM
REKTOR
PEMBEN-
TUKAN
FORUM
ANTI
NARKOBA
DAYA
SATPAM
WAS
TEMPAT2
RAWAN
WAS THD
PENYUSUP
- PEMAKAI
-PENGEDAR
-PENGAJAK/
SPONSOR
-PENYAN-
DANG DANA
-GIAT EKSTRA
KURIKULER
STRATEGI P4GN DI LINGKUNGAN KAMPUS
KAMPUS
BEBAS
NARKOBA
PERAN DAN PARTISIPASI ORMAS,LSM DAN OKP DALAM PEMBERANTASAN NARKOTIKA
UNTUK MENUJU JAMBI EMAS TAHUN 2015 DI PROVINSI JAMBI
1. SECARA UMUM SEBAGAI KONTROL SOSIAL UNTUK MEMANTAU DAN MEMONITOR APAKAH
UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009,INTRUKSI PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2011,
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 21 TAHUN 2013 DAN INSTRUKSI GUBERNUR NOMOR
5 TAHUN 2012 SUDAH DILAKSANAKAN DENGAN BAIK DAN MAKSIMAL.
2. SECARA KHUSUS MELAKSANAKAN PENCEGAHAN, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, MENDUKUNG
KEBERHASILAN REHABILITASI DAN PEMBERANTASAN :
a. Melaksakan pencegahan secara langsung ( melaksanakan sosialisasi, penyuluhan-penyuluhan,
penerangan-penerangan tentang P4GN maupun tidak langsung(melalui mess media cetak,
elektronik, billboard,spanduk,poster,selebaran dll ).
b. Melaksanakan pemberdayaan meminta tolong kepada tokoh agama.tokoh masyarakat, tokoh
adat, tokoh pemuda, para pengusaha,sesama LSM,ORMAS dan OKP untuk melaksanakan P4GN.
c. Mendukung keberhasilan rehabilitasi melaksanakan himbauan-himbauan agar penyalahguna mau
dengan kesadaran untuk melapor ke IPWL, mau melakukan rehabilitasi,mendukung untuk banyaknya
berdirinya tempat-tempat rehabilitasi baik oleh pemerintah maupun swasta.
d. Mendukung pemberantasan narkoba dengan cara melaporkan/menginformasikan tentang
keberadaan para pengedar/bandar narkoba,mempersempit ruang gerak para penyalahguna dan para
pengedar/bandar narkoba.
ATURAN-ATURAN TENTANG NARKOTIKA
1. Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika :
a. Pasal 100 : Perlindungan saksi, pelapor, penyidik,
penuntut umum dan hakim.
b. Pasal 104, 105, 106, 107, 108 : Mengenai peran serta
masyarakat
membantu P4GN
c. Pasal 111 ayat 1 :
Dalam hal perbuatan menanam, memelihara, memiliki,
menyimpan,menguasai, atau menyediakan Narkoba
Golongan I dalam bentuk tanaman sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau
melebihi 5 (lima) batang pohon, pelaku dipidana : PENJARA
Seumur Hidup Paling Singkat : 5 Tahun, Paling Lama : 20
Tahun, DENDA Maksimum : Rp. 8 Miliar + 1/3 (Sepertiga).
d. Pasal 117 ayat 1 :
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum
memiliki, menyimpan, menguasai,
menyediakan narkotika golongan I, dipidana :
penjara paling singkat 3 tahun paling lama 10
tahun denda paling sedikit Rp. 600 juta paling
banyak Rp. 5 miliar.
e. Pasal 117 ayat 2 :
Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan,
menguasai, menyediakan narkotika golongan II
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi
5 ( lima ) gram, pelaku dipidana : Penjara paling
singkat 5 tahun Paling lama 15 tahun Denda
maksimum Rp. 5 miliar + 1/3 (sepertiga).
f. Pasal 118 :
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum
memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau
menyalurkan narkotika golongan II, dipidana : penjara
paling singkat 4 tahun, paling lama 12 tahun, denda
paling sedikit Rp. 800 juta paling banyak Rp. 8 miliar.
g. Pasal 127 ayat 1 :
o Setiap penyalahguna narkotika golongan I bagi diri sendiri di
pidana dengan penjara paling lama 4 (empat) tahun.
Narkotika golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun dan
Narkotika golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan penjara
paling lama 1 (satu) tahun.
h. Pasal 127 ayat 3 :
Dalam Hal Penyalahguna Sebagaimana Dimaksud Pada Ayat (1)
Dapat Dibuktikan Atau Terbukti Sebagai Korban Penyalahgunaan
Narkotika, Penyalahguna Tersebut Wajib Menjalani Rehabilitasi
Medis Dan Rehabilitasi Sosial.
i. Pasal 128 ayat 1 :
Orang tua atau wali dari pecandu yang belum cukup umur,
sebagaimana dimaksud dalam pasal 55 (1) yang sengaja tidak
melapor, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam)
bulan atau pidana paling banyak Rp. 1.000.000.00 (satu juta rupiah)
j. Pasal 128 ayat 2 :
Pecandu narkotika yang belum cukup umur dan telah dilaporkan
oleh orang tua atau walinya sebagaimana dimaksud dalam pasal 55
(1) tidak dituntut pidana.
k. Pasal 128 ayat 3 :
Pecandu narkotika yang telah cukup umur sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 55 (2) yang sedang menjalani rehabilitasi
medis 2 (dua) kali masa perawatan dokter di rumah sakit dan atau
lembaga rehabilitasi medis yang ditunjuk pemerintah tidak di
tuntut pidana.
l. Pasal 134 ayat 1 :
Pecandu narkotika yang sudah cukup umur dan dengan sengaja
tidak melaporkan diri sebagaimana dimaksud dalam pasal 55 ayat
(2) pidana : Penjara paling lama 6 bulan, Denda paling sedikit Rp. 2
juta.
m. Pasal 134 ayat 2 :
Keluarga dari pecandu narkotika sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) yang dengan sengaja tidak melaporkan pecandu narkotika
tersebut di pidana : penjara paling lama 3 bulan denda paling
sedikit Rp. 1 juta
2. PP No 25 Tahun 2011 :
1. PASAL 1 :
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :
a. Wajib Lapor adalah kegiatan melaporkan diri yang
dilakukan oleh pecandu Narkotika yang sudah cukup
umur atau keluarganya, dan/atau orang tua atau wali dari
pecandu narkotika yang belum cukup umur kepada pusat
kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk
oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan
dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial.
Disetujui 19-08-2010
Cat : Mencermati kembali kalimat untuk mendapatkan
pengobatan dan/atau perawatan melalui
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
b. Pecandu Narkotika adalah orang yang menggunakan atau
menyalahgunakan Narkotika dan dalam keadaan ketergantungan
pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis.
c. Korban Penyalahgunaan Narkotika adalah seseorang yang tidak
sengaja menggunakan Narkotika karena dibujuk, diperdaya,
ditipu, dipaksa, dan/atau diancam untuk menggunakan
Narkotika.
d. Ketergantungan Narkotika adalah kondisi yang ditandai oleh
dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus menerus
dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang
sama dan apabila penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan
secara tiba-tiba menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.
e. Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan
secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan Narkotika.
Disetujui 19-08-2010
f. Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara
terpadu, baik fisik, mental maupun sosial, agar mantan pecandu
Narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam
kehidupan bermasyarakat.
g. Keluarga adalah orang yang mempunyai hubungan darah dalam
garis lurus ke atas atau ke bawah dan garis menyamping sampai
derajat kesatu.
Disetujui 19-08-2010
h. Pecandu Narkotika belum cukup umur adalah seseorang yang
dinyatakan sebagai pecandu narkotika dan belum mencapai umur
18 (delapan belas) tahun dan/atau belum menikah.
Disetujui 19-08-2010
i. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
2. PASAL 2
a. Pengaturan wajib lapor Pecandu Narkotika bertujuan untuk :
Memenuhi hak Pecandu Narkotika dalam mendapatkan
pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial;
Cat: Apakah perlu diatur mengenai rehabilitasi sosial dalam Pasal 58.
Disetujui 6-09-2010
b. Mengikutsertakan orang tua, wali, keluarga, dan masyarakat dalam
meningkatkan tanggung jawab terhadap Pecandu Narkotika yang
ada di bawah pengawasan dan bimbingannya; dan
Disetujui 6-09-2010
c. Memberikan bahan informasi bagi Pemerintah dalam menetapkan
kebijakan di bidang pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika.
Disetujui 6-09-2010
Cat : Perlu pengaturan kelembagaan yang menangani.
3. PASAL 3
Wajib lapor dilakukan oleh :
a. Orang tua atau wali Pecandu Narkotika yang
belum cukup umur; dan
b. Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur atau
keluarganya.
Disetujui, 6-09-2010
4. SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG No. 4 Th. 2010 :
Ganja dibawah : 5 gram
Daun Koka dibawah : 5 gram
Metamphetamin Shabu : 1 gram
Metamphetamin Extacy : 2,4 gram (8 butir)
Heroin : 1,8 gram
Kokain : 1,8 gram
Kelompok :
Psilosybin : 3 gram
LSD (lysergic acid diethylamide) : 2 gram
PCP (phencyclidine) : 3 gram
Methadon : 0,5 gram
Morfin : 1,8 gram
5. Keputusan Menteri Kesehatan Tahun 2011 :
Obat cukup untuk dosis satu hari bagi yang sudah
melapor untuk proses rehabilitasi tidak dikenakan
sanksi tetapi bila dosis lebih untuk satu hari akan
dikenakan sanksi (proses hukum).
Oleh :
Drs. Ahwil Lutan, SH, MM, MBA
Menuju Indonesia Bebas Narkoba Tahun 2015
Implementasi Penanggulangan
Narkoba Sesuai Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika
KOORDINATOR KELOMPOK AHLI BNN
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2011
TENTANG
PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN
DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA
TAHUN 2011-2015
SASARAN
Meningkatnya jumlah masyarakat yang imun,
Menurunnya angka prevalensi penyalahguna narkoba di bawah 2,8 %
dari jumlah penduduk Indonesia, dan
Meningkatnya pengungkapan jaringan peredaran gelap narkoba pada
akhir Tahun 2015.
Melakukan P4GN secara komprehensif dan sinergis.
Terwujudnya Indonesia Negeri Bebas Narkoba.
TUJUAN
Bersama Mewujudkan Indonesia Negeri Bebas Narkoba.
M I S I
V I S I
Untuk lebih memfokuskan pencapaian Indonesia Negeri Bebas Narkoba, diperlukan Kebijakan dan Strategi
Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (Jakstranas P4GN)
sebagai bentuk komitmen bersama seluruh komponen masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia,
SUBJEK / PELAKSANA :
1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu
2. Sekretaris Kabinet;
3. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
4. Jaksa Agung;
5. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
6. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;
7. Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian;
8. Para Gubernur; dan
9. Para Bupati/Walikota.
OBJEK :
Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan
masing-masing, dalam rangka pelaksanaan Jakstranas P4GN 2011 - 2015, yang meliputi
bidang :
1. Pencegahan;
2. Pemberdayaan Masyarakat;
3. Rehabilitasi; dan
4. Pemberantasan.
FOKUS :
1. Bidang Pencegahan, memfokuskan pada :
a. Upaya menjadikan siswa/pelajar pendidikan menengah dan mahasiswa memiliki
pola pikir, sikap, dan terampil menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkoba;
b. Upaya menjadikan para pekerja memiliki pola pikir, sikap, dan terampil menolak
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat, memfokuskan pada :
a. Upaya menciptakan lingkungan pendidikan menengah dan kampus bebas dari
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba terutama ganja, shabu, ekstasi,
dan Heroin;
b. Upaya menciptakan lingkungan kerja bebas dari penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkoba terutama ganja, shabu, ekstasi, dan Heroin;
c. Upaya penyadaran dengan pemberdayaan masyarakat di daerah-daerah yang
secara sosiologis dan ekonomis melakukan penanaman ganja.
Lanjutan...
3. Bidang Rehabilitasi, memfokuskan pada :
a. Upaya mengintensifkan Wajib Lapor Pecandu Narkotika;
b. Upaya memberikan pelayanan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial kepada
penyalahguna, korban penyalahgunaan, dan pecandu narkoba;
c. Upaya pembangunan kapasitas lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial secara prioritas berdasarkan kerawanan daerah penyalahgunaan
narkoba;
d. Upaya pembinaan lanjut kepada mantan penyalahguna, korban
penyalahgunaan, dan pecandu narkoba.
4. Bidang Pemberantasan, memfokuskan pada :
a. Upaya pengawasan ketat terhadap impor, produksi, distribusi, penggunaan (end user),
ekspor, dan re-ekspor bahan kimia prekusor dan penegakan hukum terhadap jaringan
tersangka yang melakukan penyimpangan;
b. Upaya pengungkapan pabrikan gelap narkoba dan/atau laboratorium rumahan dan jaringan
sindikat yang terlibat;
c. Upaya pengungkapan tindak pidana pencucian uang yang berkaitan dengan tindak pidana
narkotika secara tegas dan keras sesuai peraturan perundang-undangan;
d. Upaya penyelidikan dan penyidikan, penuntutan, dan peradilan jaringan sindikat narkoba baik
dalam maupun luar negeri secara sinergi;
KISSS
Keberhasilan mencapai tujuan suatu organisasi yang
besar seperti negara, harus dan wajib ada :
1. Koordinasi
2. Integrasi
3. Sinkronisasi
4. Simplifikasi
5. Sinergi
Pelaksanaan KISSS
1. MoU
2. KSO
3. Rencana Aksi
4. Rencana Kegiatan
POLA PENANGGULANGAN
TINDAK PIDANA NARKOTIKA
SECARA UNIVERSAL
SUPLY REDUCTION
DEMAND
REDUCTION
TREATMENT AND
REHABILITATION
Masyarakat Pemerintah
Pemerintah
Masyarakat
PEMERINTAH MASYARAKAT SWASTA
Pola Penanggulangan Narkoba
Secara Universal
DRUG
FREE
HEALTY
SUPLY REDUCTION
DEMAND REDUCTION
TREATMENT AND
REHABILITATION
Pola Penanganan Penyalahguna Narkoba
Yang Tertangkap Tangan Oleh Penyidik
Tangkap Tangan
sdg gunakan
narkotika
Penyalahguna Murni
Atau
Penyalahguna
merangkap pengedar
Proses Assesment
Tim Assesment terdiri dari :
- Dokter/Dokter Jiwa
- Ikatan Profesi
Kedoktera
- Psikolog dr fasilitas
rehab
- Penyidik Polri
setempat
- Penyidik BNN
setempat
Max 6 Hari setelah
ditangkap
Tim Assesment harus dapat
menyimpulkan
Kriteria Assesment :
Aspek Legal :
- SEMA 03/2011 dan 04/2010
- Hasil Lidik
Aspek Medis
- Riwayat Kesehatan
- Hasil analisa medis
Penyalahguna
merangkap Pengedar
Ditahan dan di
proses Penyidikan
Sesuai KUHAP &
UU35/2009
Penyalahguna
Narkotika
Murni/Korban
Lahgun
Narkotika
Rehab
Medis/Sosiial, dan
tetap disidik
sesuai dengan UU
35/2009 dan
KUHAP
Penyidik Polisi atau BNN
Minta Penentapan Ke
Pengadilan Negeri
setempat, min selama
proses peradilan
(SEMA 04/2011)
Kenapa sindikat jaringan
Narkotika sangat gigih dan
terkesan tidak mempunyai
rasa takut ?
Karakter bisnis
Narkoba
AKSES
BACKING
MENGERTI
MASALAH
HUKUM
Bersenjata
Karena sindikat jaringan
narkotika mempunyai
Karakter Bisnis
Narkoba
AKSES
BACKING
MENGERTI
MASALAH
HUKUM
Bersenjata
PARADIGMA BARU
UU NO.35 Tahun 2009 Ttg Narkotika
Pengalihan Psikotropika (sabu+ekstacy) menjadi Golongan I dan tidak boleh lagi
digunakan dalam pengobatan
Pecandu/Korban/Pengguna bukan kriminal yang harus dipenjara tetapi wajib
mendapat pengobatan
Adanya kewajiban melapor bagi pecandu/pengguna/korban oleh dirinya sendiri
atau oleh atau orang tua/walinya
Hakim/Pengadilan berhak memutukan pecandu/korban /pengguna untuk
menjalani hukuman di pusat rehabilitasi
Pemerintah mendorong berkembangnya pusat terapi/rehab masyarakat dan peran
aktif masyarakat dalam P4GN
BNN merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bersifat vertikal
sampai ke Provinsi dan Kab/Kota
Undang Undang Nomor 35 tahun
2009 tentang Narkotika
Bisa sampai hukuman mati bagi pengedar sesuai yang
tercantum pada ayat (2) masing - masing di Pasal 113,
114, 116, 118, 119 dan 121, namun sangat humanis karena
di Pasal 54 Pecandu Narkotika dan korban
penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial, tidak dikriminalkan
dengan masuk ke penjara seperti sebelumnya.
Sedikitnya pencandu narkoba yang mendapat layanan
terapi dan rehabilitasi di seluruh Indonesia (th.2010) =
18.000 (0,47%)
Masyarakat belum punya budaya untuk merehabilitasi
secara sukarela
MINIMNYA TEMPAT REHABILITASI
Narkoba Sintetis jenis baru berkembang sangat cepat
Sindikat narkoba yang meng-create narkoba jenis baru
dengan menggunakan ahli farmasi di dunia ditemukan 251
narkoba jenis baru, dan di indonesia telah dilaporkan
sebanyak 21 jenis baru.
Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika telah mengatur tentang upaya
rehabilitasi bagi penyalahguna narkoba dengan men-dekriminalisasikan dan men-
depenalisasikan penyalahguna narkoba.
Dalam kerangka dekriminalisasi perbuatan mengkonsumsi narkoba
merupakan perbuatan melanggar hukum, namun putusan hakim bukan
merupakan pidana melainkan putusan rehabilitasi secara paksa. Sehingga
Penjara Bukan Solusi untuk Pecandu Narkoba.
Dekriminalisasi
Korban penyalahguna narkotika belum
Dijalankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pada tahun 1976, pemerintah mengeluarkan Undang - Undang No.9 tahun 1976, tentang Narko ka.
Hakimdalammemutus perkara menggunakan narko ka bagi dirinya sendiri, dapat memerintahkan yang
bersalah untuk menjalani pengobatan dan perawatan atas biaya sendiri.
Undang - Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narko ka
Hakim dapat memutuskan dan menetapkan pecandu narko ka untuk menjalani pengobatan dan/atau perawatan,
Masa menjalani pengobatan dan/atau perawatan bagi pecandu narko ka, diperhitungkan sebagai masa
menjalani hukuman.
Undang - Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narko ka
Pecandu dan korban penyalahguna narko ka wajib direhabilitasi, Hakim dapat memutuskan dan menetapkan
pecandu narko ka untuk menjalani pengobatan dan/atau perawatan, Masa menjalani pengobatan dan/atau
perawatan bagi pecandu narko ka, diperhitungkan sebagai masa
menjalani hukuman,
Kerangkan Dekriminalisasi Pengguna Narkoba
perbuatan mengkonsumsi narkoba merupakan perbuatan
melanggar hukum, namun apabila pengguna narkoba melaporkan
diri secara sukarela kepada Instansi Penerima Wajib Lapor, dengan
maksud untuk mendapatkan perawatan, maka pengguna narkoba
tersebut tidak dituntut pidana. Saat ini korban penyalahguna
narkotika sudah ada namun belum berjalan dengan optimal.
Depenalisasi
Kerangka Depenalisasi
Institusi Penerima Wajib
Lapor wajib melakukan asesmen terhadap Pecandu Narkotika
untuk mengetahui kondisi Pecandu Narkotika.
REHAB PECANDU DAN KORBAN PENYALAHGUNA
PASAL 54 DAN 55
DI SELENGGARAKAN DI RS, PUSKESMAS DAN
LEMBAGA REHAB UNTUK MEDIS DAN SOSIAL YG DI
TUNJUK JG DPT MELALUI AGAMA DAN TRADISIONAL:
PECANDU DAN KORBAN WAJIB REHAB (PS 54)
ORTU/WALI PECANDU BLM CUKUP UMUR WAHJIB
LAPOR (PS 55, TDK LAPOR PID MAKS 6 BL, PS 128)
PECANDU CUKUP UMUR WAJIB LAPOR
DIRI/DILAPORKAN KELUARGANYA (PS 55, TDK
LAPOR KRG MAKS 6 BL, PS 134)
Pengguna narkoba adalah crime without
victim, yang seharusnya direhabilitasi
Merehabilitasi lebih baik dari pada
menindak
Panglima bersama penindakan dan
rehabilitasi dalam rangka P4GN
1. MENEKAN PERMINTAAN
Melibatkan Seluruh Komponen Bangsa dalam
rangka membangun Gerakan Masyarakat
Merehabilitasi Korban Narkoba
KATA KUNCI INDONESIA NEGERI BEBAS NARKOBA
2. Menjaga Permintaan
Menumbuhkan keyakinan bahwa narkoba meskipun menarik
tapi sangat membahayakan bagi kesehatan dan kehidupan
KATA KUNCI INDONESIA NEGERI BEBAS NARKOBA
3. Menolak Permintaan
Menumbuhkan kepedulian orang lain untuk menjadi
penggerak/subjek dalam melaksanakan P4GN
KATA KUNCI INDONESIA NEGERI BEBAS NARKOBA
4. Memotong Supply
Membutuhkan komitmen hati nurani aparat penegak hukum,
Bagaimana keseriusan penegakan hukum ?
KATA KUNCI INDONESIA NEGERI BEBAS NARKOBA
AFTERCARE
Full Recover
Drug Free
Crime Free
Productive
Healthy Life
Pemerintah:
Panti Rehab
RS Jiwa
RS Umum
Lapas
BalaiKesmas
Tempat Rehab Non Medik
P
U
S
K
E
M
A
S
K
E
C
.
LSM
BAPAS
Pendidikan
Keagamaan
TmptKerja
Ormas- (PKK,
KrgTaruna,
Pramuka)
P
U
S
K
E
M
A
S
K
E
L
.
10 Bandar Narkoba Paling Terkenal di Dunia
1. Zhenli Ye Gon
2. Frank Lucas
Lahir 31 Januari 1963 di Shanghai dan pindah ke Mexico pada
tahun 2002. Sebagai pemilik legal dari Unimed-Pharm Chem
Mexico dia menjadi tersangka penyelundupan pseudoephedrine
dari Asia ke Mexico. Ye Gon menjadi orang yang paling di cari di
180 negara, dia ditangkap oleh aparat AS pada Juli 2007 di
Wheaton, Md. Jumlah uang yang di temukan oleh aparat
keamananmexico di mansion pribadinya berjumlah $207 juta
cash!!..
Frank Lucas adalah mantan dealer heroin dan bos kejahatan
yang terorganisir dan beroperasi di Harlem pada akhir 1960-an
dan awal 1970-an. Ia sangat dikenal sebagai perantara dalam
perdagangan narkoba dan membeli langsung heroindari
sumbernya di Golden Triangle. Lucas meng-klaim bahwa ia
menyelundupkan heroin dengan menggunakan peti mati
prajurit Amerika yang meninggal, namun klaim ini ditolak oleh
rekannya dari Asia Selatan, Leslie Ike Atkinson.
Karir-nya didramatisasi di film American Gangster pada tahun
2007
Dia adalah raja narkoba Belanda nomer satu, ditembak
mati oleh anggota mafia dan juga mantan perwira
polisi, Martin Hoogland. Klaas dikenal sebagai De
Lange ( jangkung satu) dan De Dominee (
menteri) karena kebiasaannya berpakaian hitam dan
mengajar orang lain.
Dia adalah penyelundup narkoba yang paling dicari di
Meksiko, dan masuk daftar Top 10 FBI Most Wanted
dan daftar paling dicari DEA. Jaksa Mexico yang paling
ng-top dalam perang terhadap narkoba, Jos Santiago
Vasconcelos, menyebut Zambada pengedar narkoba
No 1 dan mengatakan the fugitive has become more
powerful as his fellow kingpins have fallen, including
one who was allegedly killed on Zambadas orders.
3. Klass Bruinsma
4. Ismael Zambada Garcia
5. Gilberto Rodriguez-
Orejuela
6. Joaquin Guzman Loera
Kartel Cali dibentuk pada awal 1970-an oleh
jonathan almanza-Orejuela dan Jose Santacruz-
Londono, dan berdiri secara diam-diam ditengah
persaingannya dengan Kartel Medelln. Di tengah
reputasi internasional Kartel Medellinyang terkenal
dengan kebrutalan dan pembunuhan, Kartel Cali
lebih memilih berpose sebagai pengusaha legal.
Perusahaan kriminal yang unik ini pada awalnya
terlibat dalam pemalsuan dan penculikan dan secara
bertahap berkembang menjadi basis penyelundupan
kokaindari Peru dan Bolivia ke Kolombia untuk
dikonversikan menjadi bubuk kokain.
Loera adalah kingpin narkoba paling ng-top di
Mexico, diketahui setelah penangkapan pesaingnya,
Cardenas Osiel dari Kartel Gulf. Dia menjadi
terkenal karena menggunakan terowongan untuk
menyelundupkan kokain dariMexico ke Amerika
pada awal 1990-an. Pada tahun 1993, sebuah
pengiriman 7,3 ton kokain ke Amerika yang
disembunyikan dalam kaleng cabe disita di Tecate,
California. Ia dipenjara pada tahun 1993, namun
pada tahun 2001 dia berhasil lolos dan bersembunyi.
7. Osiel Cardenas Guillen
Crdenas adalah raja narkoba Meksiko dan
merupakan pemimpin simbolis dari Kartel Gulf.
Awalnya dia adalah seorang mekanik di
Matamoros, ia memasuki Kartel Gulf dengan
membantu Chava Gmez (capo pada saat itu) dan
kemudian mengambil alih kendali kartel dengan
membunuh Gmez, Karena aksinya ini Crdenas
mendapatkan julukan el Mata Amigos (The
Friend-Killer).
Pada tahun 1999, di Matamoros, ia mengancam
akan membunuh dua agen federal Amerika (satu
dari FBI dan yang lainnya dari Badan Anti
Narkoba) yang menangkap seorang informan
Kartel Gulf. Cardenas dengan lebih dari selusin
anak buahnya mengepung mobil agen tersebut di
dekat pusat kota. Dalam ketegangan
penyanderaan, para agen mengingatkan Crdenas
jika mereka dibunuh makaAmerika akan
memburunya seumur hidup.
Setelah kejadian itu, FBI menawarkan $ 2 juta
sebagai hadiah untuk penangkapan Crdenas.
8. Amado Carillo Fuentes
Sebagai penyelundup paling top di Meksiko,
Carrillo menyelundupkan kokain ke Amerika 4x
lebih banyak daripada yang lain. Ia dipanggil
dengan sebutan El Seor de los Cielos ( Lord of
the Skies) karena menggunakan lebih dari 22
pesawat jet 727 swasta untuk mengangkut kokain
yang berasal dari Kolombia ke bandar udara dan
landasan lainnya di sekitarMexico termasuk
Ciudad Juarez.
Pada bulan-bulan sebelum kematiannya, Lembaga
Anti-Narkoba Amerika menggambarkan Carrillo
sebagai pedagang narkoba yang paling kuat pada
masanya, dan banyak analis menyatakan dengan
laba penjualan yang lebih dari $ 25 miliar,
membuat Amado menjadi salah satu orang
terkaya dunia.
9. Pablo Escobar
Siapa yang tidak kenal Pablo Escobar?
Pablo Emilio Escobar Gaviria adalah
orang yang paling terkenal atas
kekerasannya sebagai pimpinan dari
Kartel Medelln. Escobar dibunuh
oleh para Search Bloc, resimen polisi
khusus Kolombia yang menembak
Escobar di atas atap di Kolombia pada
tahun 1993. Pada saat ini Kartel
Medellin hancur lebur. Setelah
Escobar meninggal Kartel ini
terfragmentasi.
10. Jenderal Manuel
Noriega
Pada tahun 1989, presiden Ronald
Reagen memerintahkan pasukan
Amerika (DEA) untuk menginvasi
Panama dan menangkap pemimpin
negara itu, jenderal Manuel Noriega,
seorang yang dikenal sebagai diktator
dan penyelundup narkoba
internasional. Jendral Manuel Noriega
ditangkap dan dibawa keAmerika
Serikat untuk menjalani pengadilan
atas kejahatan-kejahatannya.
CALL CENTER BNN : 021-80880011
SMS CENTER BNN : 0812-21-675-675
WEBSITE BNN : www.bnn.go.id
WEBSITE HUMAS BNN : http://dedihumas.bnn.go.id/
http//humas.bnn.go.id (SMS GATEWAY)
KIRIM E-MAIL BNN : Info@bnn.go.id
KIRIM SURAT BNN : Jl. M.T. Haryono No.11 Cawang
Jakarta Timur 13630
NO. TELP. BNN (021)80871566, 80871567
NO. FAX. BNN (021) 80871591, 80871592, 80885225
www.bnn.go.id
Goes to Indonesia Drugs Abuse free 2015
INDONESIA BEBAS NARKOBA 2015
2015
BERSAMA, KITA WUJUDKAN
SAY NO TO DRUGS
Menkumham:
LP Kebanjiran Napi Narkoba
Ia pun mulai mencari cara agar jumlah narapidana
narkotika tak makin bertambah. Salah satunya dengan
wacana tahanan narkoba sebaiknya direhabilitasi.
"Seharusnya ada di rehabilitasi, saya komunikasi
dengan BNN dan Menkes, bagaimana melakukan
langkah-langkah dengan memaksimalkan program
rehabilitasi," cetusnya.
Data tentang Lapas :
LP Tanjung Gusta Medan, kurang lebih dari 1600
penghuninya terkait kasus narkoba, 39 orang yang
kasusnya sebagai pelaku peredaran narkoba,
sisanya terkait sebagai pecandu narkoba;
LP Cipinang Khusus Narkotika, dengan kapasitas
1084 penghuni, saat ini terisi sekitar 3060 orang,
diantaranya tidak lebih dari 10 orang titipan kasus
non narkoba, dan tidak lebih juga sekitar 50 orang
yang kasusnya sebagai pelaku peredaran narkoba,
sisanya terkait sebagai pecandu narkoba yang
bulan Juli ini 1 orang yang menderita tbc juga hiv
meninggal karena bunuh diri;
Data tentang Lapas :
Tanggal 17 Juli 2013 : Kasubag Humas Ditjen PAS,
Akbar Hadi Prabowo, Penghuni Rutan Baloi Batam
Kep Riau sebanyak 12 orang kabur dengan merusak
ruang kepala Rutan & menyerang petugas. Semuanya
kasus narkoba, tiga orang tertangkap kembali. Saat ini
terdapat 468 orang narapidana, sedangkan seharusnya
kapasitasnya 250 orang tahanan.
Kementrian Hukum dan HAM mengakui kurangnya
jumlah petugas keamanan lembaga pemasyarakatan,
saat ini hanya 1 sipir menjaga 55 orang narapidana.
Untuk ini dibutuhkan 14 ribu Petugas.
Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham merilis 5 Unit
Pelayanan Terpadu (UPT) pemasyarakatan terpadat di
Indonesia, yaitu :
Cabang Rumah Tahanan (Rutan) Bagan Siapi
api, Kanwil Kemenhumham Riau, dihuni sebanyak
593 orang napi yang seharusnya hanya
menampung 66 orang. Over kapasitas sebesar
898%, kata Kasubag Humas Ditjen PAS
Kemenkumham Akbar Hadi Prabowo;
Lapas Banjarmasin di Kanwil Kemenkumham
Kalimantan Selatan dengan kapasitas 366 orang,
tapi saat ini sudah diisi sebanyak 2427 orang.
Kelebihan kapasitas sebesar 663%;
Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham merilis 5 Unit
Pelayanan Terpadu (UPT) pemasyarakatan terpadat di
Indonesia, yaitu :
Lapas Bengkalis di Kanwil Kemenkumham Riau
dengan kapasitas 174 orang, saat ini sudah berisi
sebanyak 945 orang. Lapas ini mengalami
kelebihan kapasitas sebesar 543%;
Lapas Anas Martapura di Kanwil Kemenkumham
Kalimantan Selatan dengan kapasitas 180 orang,
saat ini diisi 953 orang. Terjadi kelebihan kapasitas
sebesar 529%;
Lapas Jambi di Kanwil Kemenkumham Jambi yang
saat ini dihuni 1118 orang, yang seharusnya 218
orang. Terjadi kelebihan kapasitas sebesar 510%.
LP dalam Kondisi Darurat, Alternatif Pemidanaan Kerja
Sosial Perlu Diterapkan.
Lapas Kelas I Tanjung Gusta Medan di Kanwil
Kemenkumham Sumatera Utara yang dihuni 2016
orang saat terjadi peristiwa pembakaran (11/7),
seharusnya hanya mampu menampung 1050 orang;
Wamenkumham mengedepankan keadilan restoratif, yaitu tidak
mendorong pemidanaan untuk jenis kejahatan yang ringan, tapi perlu
juga alternatif lain pemidanaan seperti kerja sosial. Per MA Nomor 1 /
2012 menyatakan tindak pidana yang mengakibatkan kerugian kurang
dari Rp. 2,5 juta dikategorikan pidana ringan, yang tidak perlu
penahanan, namun kenyataannya tidak demikian.
DATA LAPAS
Rockhkidam, Kepala Rutan Kelas 1 Cipinang :
Penghuni Rutannya saat ini sudah 3010 tahanan,
sedangkan kapasitasnya 1136 tahanan .
LP Kelas II Tanjung Gusta, Medan : Kapasitas 1054,
diisi 2596 orang;
LP Kelas I Cipinang, Jakarta : Kapasitas 920, diisi
3010 orang;
LP Kelas II Salemba, Jakarta : Kapasitas 572, diisi
1890 orang.
Melebihi Kapasitas, Ditjen PAS pada 2012,
kelebihan jumlah penghuni Lapas / Rutan pada tahun
2007 sebanyak 41445 orang, tahun 2010 sebanyak
37344 orang, dan tahun 2012 sebanyak 48024 orang;
data Kemenkhumham , total jumlah tahanan di 457
LP per 13 Juli 2013 adalah 157341 orang, kapasitas total
LP/Rutan 108160 orang;
di LP Tanjung Gusta yang dihuni 2660 orang napi,
kapasitasnya 1054 orang napi. LP Kerobokan Bali,
dihuni 912 napi, kapasitasnya 323 napi;
KEBUTUHAN SDM
Dir Bina Keamanan dan Ketertiban Kemenkumham,
Wibowo Joko Harjono mengakui dari kebutuhan
43000 penjaga baru tersedia 29000 orang, jadi kurang
14000 orang lagi, tahun ini direncanakan tambahan
3000 orang pegawai. Setiap tahun Akademi Ilmu
Pemasyarakatan hanya bisa mendidik 120 orang,
beberapa tahun lalu hanya 60 orang per tahun.
Indikator
ASEAN
Drug Free
Tahun 2015
1. Kapasitas Rehabilitasi meningkat
10% per tahun
2. Pecandu yang masuk rehabilitasi
meningkat 10% pertahun
3. Pecandu yang menyelesaikan
program meningkat 10% per tahun
4. Kecanduan/relaps menurun 10%
per tahun
5. Petugas rehabilitasi harus memiliki
sertifikasi
6. Partisipasi masyarakat dalam
rehabilitasi meningkat
7. Lapas/Rutan harus ada
program treatment dan
rehabilitasi
PRINCIPLE OF TREATMENT
PRINCIPLE 1: AVAILABILITY AND ACCESSIBILITY
OF DRUG DEPENDENCE TREATMENT
PRINCIPLE 2: SCREENING, ASSESSMENT,
DIAGNOSIS AND TREATMENT PLANNING
PRINCIPLE 3: EVIDENCE-INFORMED DRUG
DEPENDENCE TREATMENT
PRINCIPLE OF TREATMENT
PRINCIPLE 4: DRUG
DEPENDENCE TREATMENT,
HUMAN RIGHTS, AND PATIENT
DIGNITY
PRINCIPLE 5: TARGETING SPECIAL SUBGROUPS
AND CONDITIONS
Principle 6: ADDICTION
TREATMENT AND THE
CRIMINAL JUSTICE SYSTEM
PRINCIPLE OF TREATMENT
PRINCIPLE 7: COMMUNITY INVOLVEMENT,
PARTICIPATION AND PATIENT ORIENTATION
PRINCIPLE 8: CLINICAL GOVERNANCE OF DRUG
DEPENDENCE TREATMENT SERVICES
PRINCIPLE 9: TREATMENT SYSTEMS: POLICY
DEVELOPMENT, STRATEGIC PLANNING AND
COORDINATION OF SERVICES
PRINCIPLE 4: DRUG DEPENDENCE TREATMENT,
HUMAN RIGHTS, AND PATIENT DIGNITY
Drug dependence treatment services should comply
with human rights obligations and recognize the
inherent dignity of all individuals.
This includes responding to the right to enjoy the
highest attainable standard of health and well-
being, and ensuring non-discrimination.
Inhumane or degrading practices and punishment
should never be a part of treatment of drug
dependence.
PRINCIPLE 4: DRUG DEPENDENCE TREATMENT, HUMAN
RIGHTS, AND PATIENT DIGNITY
staff are properly trained in the provision of
treatment in full compliance with ethical
standards, and show respectful and non-
stigmatizing attitudes.
evidence-based prevention and treatment
interventions for drug use disorders and
associated health consequences are available also
in prisons.
for treatment research, ethical committees review
and authorize research protocols, as is the case
for all other medical disciplines.
Principle 6: ADDICTION TREATMENT AND THE
CRIMINAL JUSTICE SYSTEM
In general, drug use should be seen as a health care
condition and drug users should be treated in the
health care system rather than in the criminal justice
system where possible.
Interventions for drug dependent people in the
criminal justice system should address treatment as an
alternative to incarceration, and also provide drug
dependence treatment while in prison and after
release.
Principle 6: ADDICTION TREATMENT AND
THE CRIMINAL JUSTICE SYSTEM
Effective coordination between the health/drug
dependence treatment system and the criminal justice
system is necessary to address the twin problems of drug
use related crime and the treatment and care needs of
drug dependent people.
Research results indicate that drug dependence
treatment is highly effective in reducing crime.
PENGETAHUAN DASAR NARKOBA
APA ITU NARKOBA
Adalah bahan / zat aktif yang
mempengaruhi kondisi kejiwaan /
psikologis seseorang (pikiran,
perasaan dan perilakunya) serta dapat
menimbulkan ketergantungan secara
fisik maupun psikologis
WHO (1982) : Semua zat kecuali
makanan, air atau oksigen yang jika
dimasukkan ke dalam tubuh dpt
mengubah fungsi tubuh secara fisik
dan atau psikologis
"Ketergantungan narkoba,
disebabkan gangguan pada otak
yang menimbulkan perubahan
perilaku, pikiran & perasaan.
www.drugabuse.gov
KETERGANTUNGAN / ADIKSI
Ketergantungan Narkotika adalah kondisi yang
ditandai oleh dorongan untuk menggunakan
Narkotika secara terus-menerus dengan takaran yang
meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan
apabila penggunaannya dikurangi dan/atau
dihentikan secara tiba-tiba, akan menimbulkan gejala
fisik dan psikis yang khas.
Shopping
Internet
Roots of Addictions:
Loneliness, fear, shame,
grief, anger,
hereditary
Other crimes/
addictions
http://www.addictions.co.uk/statistics.asp Modified from members.fortunecity.com/. ../addictiontree.gif
Soil of Addictions:
Other abuses: Physical, spiritual,
emotional, sexual.
National Association of Addiction Treatment Providers
The Association for Addiction Professionals
At Timberline Knolls, we help each woman re-discover
and harness her strengths in five core a spects of the
self.
Setting ideas free (High/Euphoria)
http://fusionanomaly.net/subjectivity.html
Control for better life
Neocortex
Drive for life
Maintaining life
McCleans Brain Model
Reason
Emotion
Instinct
REPTILE
MAMMAL
Brain
Stem
Limbic
System
Maintaining life
Emotion
Instinct
Control for better life
Neocortex Reason
MAMMAL
McCleans Brain
Drive for life
Brain
Stem
Limbic
System
Loss of
control
REPTILE
Maintaining life
Emotion
Instinct
REPTILE
Control for better life
MAMMAL
McCleans Brain
Drive for life
Limbic
System
Brain
Stem
Neocortex Reason
Total loss
of control
KOMPONEN OTAK
YANG PALING DI RUSAK NARKOBA
1. Daya Analisis
2. Daya Sintesa
3. Daya Analogi
4. Logika Berfikir
5. Daya Nalar
6. Spatial 2 & 3 Dimensi
7. Daya Antisipasi
8. Daya Memori
Brain Stem / Batang Otak
Mengontrol
Fungsi vital dalam
tubuh:
Bernafas, detak
jantung
Brain Stem
Cerebral Cortex
Pusat informasi
dari proses rasa,
proses fikir,
penilaian
Cerebral Cortex
Limbic System
Rasa Nyaman,
Nikmat
Limbic
System
IRID research training
Urticaria
Common to heroin and
other injected drugs
where the vein has
been missed
Often attributed to a
dirty hit only
partially true
Is a histamine
reaction
IRID research training
Haematoma
IRID research training
Examples of cellulitis
IRID research training
Septic arithritis
http://www.allaboutarthritis.com/AllAboutArthritis/layoutTemplates/html/en/
contentdisplay/document/condition/arthritis/clinicalArticle/septic_arthritis.htm
http://www.bsac.org.uk/pyxis/Bone%20and%20joint/
Septic%20arthritis/Septic%20arthritis.htm
IRID research training
Osteomyelitis
IRID research training
Endocarditis
IRID research training
Veins and arteries
IRID research training
Thrombosis
Damage to vein wall
Clot forms and block
blood flow
Getting swelling at site
and below the clot
IRID research training
Thrombophebitis
Either
Clot forms and then
infection develops
Or
Mild infection in vein
wall results in clot
forming
IRID research training
Chronic venous insufficiency
IRID research training
Venous ulcers
Damaged veins swelling skin cannot heal
Grazes/injection sites can turn into persistent ulcers
IRID research training
Lymphatic system
IRID research training
Lymphoedema
*Andresz et al. 2006 Addiction
IRID research training
Aneurysms
Blood in arteries is
under high pressure
Weakened walls bulge
Result is a swelling
which pulsates
Dampak Meth pada Otak
PENGGUNA STIMULAN
(METAMFETAMIN)
Meth Mouth
Uveitis
N
O
JENIS
NARKOB
A
ESTIMAS
I
KEBUTU
HAN 2011
SITAAN
2011
% PERKIRAA
N YG
LOLOS
%
1.
Ganja 487 ton 245,2 ton 50.4 % 241,8 ton
49,6 %
2.
Shabu 49.800 kg 234,5 kg 0,5 % 49.565,5 kg
99,5 %
3.
Ekstasi 148 juta
btr
882.800
btr
0,6% 147.117.286
btr
99,4%
4.
Heroin 1.870 .000
kg
27.413 kg 1,5% 1.842,587 kg
98,5%
5.
Kokain 33.000
grm
176,17 grm 0,6% 32.823,83
grm
99,4%
Penelitian BNN dan Puslitkes UI (2011)
AFTERCARE
Full Recover
Drug Free
Crime Free
Productive
Healthy Life
Pemerintah:
Panti Rehab
RS Jiwa
RS Umum
Lapas
BalaiKesmas
Tempat Rehab Non Medik
P
U
S
K
E
M
A
S
K
E
C
.
LSM
BAPAS
Pendidikan
Keagamaan
TmptKerja
Ormas- (PKK,
KrgTaruna,
Pramuka)
P
U
S
K
E
M
A
S
K
E
L
.
COMMUNITY BASED UNIT
SKEMA PROSES REHABILITASI BERKELANJUTAN
The Programmes Based on
THE MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs)
are eight goals that :
1. Eradicating Poverty
2. Achieving Universal Primary Education
3. Promoting Gender Equality and Empowering
Women
4. Reducing Child Mortality Rates
5. Improving Maternal Health
6. Combating HIV/AIDS, Malaria and Other Diseases
7. Ensuring Environmental Sustainability, and
8. Developing Global Partnership for Development
Workshop Shelter
Sahabat Rekan Sebaya (SRS) kolaborasi dengan MOSA untuk
training multimedia
Pendirian Studio Siaran di UPT LIDO tahun 2009
Gedung Studio Front Office Studio TV
Ruang Kontrol
Studio Musik Studio Musik
Ruang Editing Studio Rekaman Siaran Radio
PENYULUHAN
BAKTI SOSIAL
Pengolahan Rumput Laut
KEGIATAN
YAYASAN
PELANGI
HARAPAN
BANGSA/NPOS
3
Adalah sekumpulan orang
yang memberikan
dukungan satu sama lain
dalam lingkar
permasalahan HIV/AIDS.
Masalah :
Sebagian besar ODHA
pengangguran atau
pernah bekerja tapi
kehilangan pekerjaan dan
sulit kembali ke pasar kerja
> beban keluarga.
Program Vokasional :
Keterampilan sablon baju,
mute-mute dan
kewirausahaan.
Materi Vokasional : Pembuatan
gambar, Pembuatan
film/afdruk, Pemasaran dan
distribusi, Pengelolaan
keuangan (accounting)
sederhana.
YAYASAN
PENUAI
INDONESIA
KEGIATAN BUDI DAYA JAMUR
YAYASAN
PELAYANAN
AGAPE
Masalah :
Stigma negatif
Sulit mendapat pekerjaan
Rentan Godaan
Usaha Vokasional :
Usaha pengecatan
Usaha kreatif
Usaha pupuk organik
Perintisan
USAHA PENGECATAN
USAHA KREATIF
USAHA PUPUK ORGANIK
PERINTISAN (LELE SANGKURIANG)
YAYASAN
PANTURA PLUS
FOUNDATION
Usaha :
Steam cuci motor
Bengkel
Sablon
Usaha cafe
SAHABAT REKAN
SEBAYA
Results :
To create training
modules;
Signal Magazine &
Bebas Magazine;
10 Religious Lecture
programs in 10
Rehabilitation
centre profiles;
Talk show Programs;
Film CUKUP GUE;
Website
www.sahabatrekan
sebaya.org;
Filler-filler of Drugs;
Video Tutorial;
To archive various
activities and
programs.
BIDANG REHABILITASI
2 (DUA) KATEGORI PENYALAHGUNA NARKOBA
YANG DI REHABILITASI, YAITU :
SUKARELA / VOLUNTARY
TERKAIT HUKUM / COMPULSORY
2 (DUA) JENIS REHABILITASI PENYALAHGUNA,
YAITU :
RAWAT INAP / IN PATIENT / RESIDENSIAL
RAWAT JALAN / OUT PATIENT / PASCA REHAB
DAMPAK BURUK : SOSIAL, KEAMANAN /
KRIMINALITAS, EKONOMI & DIRI SENDIRI SBB :
PSIKIS / MENTAL /JIWA
MORAL DISHARMONI
KELUARGA SAMPAI
PERCERAIAN;
GANGGUAN KESEHATAN
JIWA RINGAN SAMPAI
BERAT;
INTOKSIKASI /
KERACUNAN SAMPAI
MENINGGAL;
BUNUH DIRI / SUICIDE
DAN MERUSAK
LINGKUNGAN / HOMICIDE
FISIK
HEPATITIS;
TBC;
HIV AIDS;
MENINGGAL.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan-golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
KETERGANTUNGAN / ADIKSI
Ketergantungan Narkotika adalah kondisi yang
ditandai oleh dorongan untuk menggunakan
Narkotika secara terus-menerus dengan takaran yang
meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan
apabila penggunaannya dikurangi dan/atau
dihentikan secara tiba-tiba, akan menimbulkan gejala
fisik dan psikis khas yang membahayakan diri sendiri
dan lingkungannya .
PENYAKIT PSIKIS / MENTAL / JIWA
CEMAS BERLEBIHAN
DEPRESI
MEMBAHAYAKAN LINGKUNGAN /
Homicide
MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI /
Percobaan bunuh diri
tentamen suicide
PENYAKIT JIWA BERAT / Psikotik
SITUASI DI MASYARAKAT
Fasilitas Pengobatan & Perawatan bagi pecandu
terbatas (RSU, RSJ, Puskesmas, Balai /Panti
Rehabilitasi & Rutan / Lapas), PENGOBATAN TIDAK
MERATA TERUTAMA BAGI YANG TIDAK MAMPU
Penularan Penyakit Fisik Meningkat (HIV/AIDS,
HEPATITIS, TBC & KEBUTAAN MATA)
Penyakit Psikis / Mental / Jiwa Meningkat (CEMAS,
DEPRESI & GANGGUAN JIWA BERAT), masyarakat
resah, pergaulan seks bebas, hidup tidak nyaman
& tidak aman
Penolakan karena malu / stigma terhadap pecandu
dan mantan pecandu yang kuat
PERSPEKTIF
Gangguan penyalahgunaan Narkotika yang
menyebabkan kecanduan / adiksi adalah suatu
penyakit kronis kambuhan (chronic relapsing
diseases);
Rehabilitasi perlu berkesinambungan agar dapat
mempertahankan proses pikir, emosi & perilaku
normatif produktif yang sehat serta aman,
sampai hilangnya stigma masyarakat terhadap
peserta program;
Pilihan rehabilitasi perlu bervariasi untuk
mengakomodasi berbagai kebutuhan, dengan
syarat berhubungan dengan medis, dan tidak
adanya narkotika, perilaku kekerasan &
hubungan seksual di fasilitas tersebut.
DASAR
UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Pasal 54, 55, 103,
127 Penyalahguna yang terbukti sebagai pecandu atau
korban penyalahgunaan narkoba wajib menjalani rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial
PP No. 25 tahun 2011 tentang Wajib Lapor Pecandu Narkotika
pecandu yang sudah cukup umur atau keluarganya,
dan/atau orang tua atau wali pecandu yang belum cukup
umur wajib melaporkan diri kepada institusi penerima wajib
lapor untuk menjalani rehabilitasi medis dan sosial
Inpres No.12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan
Strategi Nasional P4GN fokus bidang rehabilitasi yaitu
pembangunan kapasitas lembaga rehabilitasi medis dan
sosial secara prioritas berdasarkan kerawanan daerah
penyalahgunaan narkoba
Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 2 Tahun
2011 tentang Penanganan Tersangka Atau Terdakwa
Penyalahguna, Korban Penyalahgunaan, Dan Pecandu
Narkotika
Dasar Hukum (1)
UUD 1945
hak asasi manusia dan penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan
UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
ps (4): setiap orang berhak atas kesehatan.
ps (5): setiap orang mempunyai hak yang sama atas sumber
daya di bidang kesehatan
ps (9)setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setingi-tingginya.
Dasar Hukum (2)
UU No. 35/2009 tentang Narkotika
Pasal 54-59 Rehabilitasi
Kepmenkes No 486/SK/Menkes/IV/2007
Kebijakan dan Rencana Strategis
Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA).
Untuk mewujudkan Indonesia Negeri Bebas Narkoba Tahun
2015 sesuai dengan PP No. 25 tahun 2011 tentang Wajib Lapor
Pecandu Narkotika
Pecandu yang sudah cukup umur atau
keluarganya, dan/atau orang tua atau
wali pecandu yang belum cukup umur
wajib melaporkan diri kepada institusi
penerima wajib lapor untuk menjalani
rehabilitasi medis dan sosial.
Inpres No.12 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan
dan Strategi Nasional khususnya di bidang rehabilitasi,
memfokuskan upaya pembangunan kapasitas
lembaga rehabilitasi medis dan sosial secara
prioritas berdasarkan kerawanan daerah
penyalahgunaan narkoba dalam rangka memberikan
pelayanan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
serta pembinaan lanjut kepada penyalahguna,
korban penyalahgunaan, dan pecandu narkoba.
SOP wajib lapor
1. Penerimaan awal
Bila masih dibawah umur /<17 tahun
KTP orang tua/wali/KK/surat sekolah, foto 3x4 berwarna.
Bila dewasa
KTP/KK/surat nikah, foto berwarna 3x4
Tanda tangan Inform Concent
2. Cek tanda-tanda vital (lakukan pencatatan asuhan keperawatan).
3. Urine test: didampingi oleh tim, hasil langsung diberikan penilaian
oleh pemeriksa ditandatangani oleh ketua tim pemeriksa.
4. Asesmen: metode ASI ; ada beberapa bidang; medis sebaiknya
dipimpin dokter, sisi psikologi bisa dibantu psikologi, masalah adiksi
bisa dibantu konselor adiksi masing-masing dapat memberikan tools
tambahan untuk memperkuat penegakan asesmen dan rencana
terapi.
Rencana terapi
Rujuk layanan milik Puskesmas seperti Metadon
Rawat jalan (8 kali sesi pertemuan)
Rehabilitasi medis maupun sosial baik milik BNN,
Kemenkes, Kemensos, swasta dan komponen
masyarakat lainya
Detox (Hospital Inpatient)
Detox (Non-Hospital Residential)
Detox (Outpatient)
Treatment (Hospital Inpatient)
Treatment (Non-Hospital Residential)
Treatment (Outpatient)
Treatment (Outpatient Methadone Maintenance)
Ketersediaan Layanan
Gawat Darurat Narkoba
Detoksifikasi
Rawat jalan bebas zat
Rawat jalan rumatan
Rehabilitasi residensial
Layanan pasca rawat
Layanan komplikasi
SYARAT REHABILITASI DALAM PEMERIKSAAN
PERSIDANGAN
1. TERTANGKAP TANGAN SAAT MEMAKAI;
2. BARANG BUKTI DALAM DOSIS TERTENTU;
3. HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
SEBAGAI PEMAKAI ATAS DASAR
PERMINTAAN PENYIDIK;
4. SURAT KETERANGAN DOKTER YANG
MERAWAT YANG DITUNJUK HAKIM;
5. TIDAK TERDAPAT BUKTI MERANGKAP
PENGEDAR.
Undang Undang Nomor 35 tahun 2009
tentang Narkotika
Bisa sampai hukuman mati bagi pengedar sesuai yang
tercantum pada ayat (2) masing - masing di Pasal 113,
114, 116, 118, 119 dan 121, namun sangat humanis karena di
Pasal 54 Pecandu Narkotika dan korban
penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial, tidak dikriminalkan
dengan masuk ke penjara seperti sebelumnya.
PERATURAN TERKAIT HUKUM CJS
SURAT EDARAN KETUA MAHKAMAH AGUNG
NOMOR 3 / Bua.6 / Hs / SP / VII / 2011, TENTANG :
PENEMPATAN KORBAN PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA DI DALAM LEMBAGA REHABILITASI
MEDIS DAN REHABILITASI SOSIAL;
SURAT EDARAN JAKSA AGUNG NOMOR 002 / A /
JA / 02 / 2013, TENTANG : PENEMPATAN KORBAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA KE LEMBAGA
REHABILITASI MEDIS DAN REHABILITASI SOSIAL.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1305/Menkes/SK/VI/2011 tentang Institusi
Penerima Wajib Lapor; 131; 2
diantaranya BNN dan UNITRA BNN Lido.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2171/Menkes/SK/X/2011
tentang Tata Cara Pelaksanaan Wajib
Lapor Pecandu Narkotika tahun 2011.
Perka BNN No. 2/2011, tentang Tatacara
penanganan tersangka atau terdakwa
penyalahguna, korban penyalahgunaan,
dan pecandu narkotika.
www.bnn.go.id
Badan Narkotika Nasional RI
S E M A
Nomor : 04 Tahun 2010
TENTANG PENEMPATAN PENYALAHGUNAAN, KORBAN PENYALAHGUNAAN DAN PECANDU
NARKOTIKA KE DALAM LEMBAGA REHABILITASI MEDIS DAN REHABILITASI SOSIAL
7 April 2010
1. Pada saat tertangkap tangan ditemukan BB satu hari pakai, contoh :
Shabu : 1 gram
MDMA : 2,4 gram = 8 butir
Heroin : 1,8 gram
Kokain : 1,8 gram
Ganja : 5 gram
Daun Koka : 5 gram
Meskalin : 5 gram
Kelompok Psilosybin : 3 gram
Kelompok LSD : 2 gram
Kelompok PCP : 3 gram
Kelompok Fentanil : 1 gram
Kelompok Metadon : 0,5 gram
Kelompok Morfin : 1,8 gram
Kelompok Petidin : 0,96 gram
Kelompok Kodein : 72 gram
Kelompok Buprenorfin : 32 mg
2. Surat keterangan uji
laboratoris
positif gunakan Narkoba;
3. Bukan residivis kasus Narkoba;
4. Perlu surat keterangan dari
Dokter Jiwa/ psikiater
(Pemerintah) yg ditunjuk Hakim;
5. Tidak terdapat bukti bahwa ybs
rangkap pengedar/produsen
gelap Narkoba.
SEMA NO 03 TAHUN 2011
SEMA 03 TAHUN 2011
SURAT EDARAN JAKSA AGUNG, NOMOR :
SE 002 / A / JA / 02 / 2013
TENTANG PENEMPATAN KORBAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA KE LEMBAGA
REHABILITASI MEDIS DAN REHABILITASI SOSIAL;
SE JAKSA AGUNG RI NOMOR : SE-013/ A / JA / 02 /
2012, TANGGAL 29 FEBRUARI 2012 TENTANG
PEDOMAN TUNTUTAN PIDANA PERKARA TINDAK
PIDANA UMUM.
PENGGUNA NARKOBA, KORBAN YANG PERLU KITA BANTU
MODUS OPERANDI DALAM RAMBUT
Website : bnnpjambi.blogspot.com Call Centre : 0741 446730