Anda di halaman 1dari 10

Pencegahan dan Penatalaksanaan Keperawatan terhadap Komplikasi

Pemakaian Ventilator pada Pasien Kritis


Pasien kritis yang terpasang Ventilasi Mekanik (ventilator) akan terkena
dampak/efek akibat pemasangan ventilator itu sendiri dan dapat berlanjut menjadi
komplikasi. Dalam dua dekade terakhir ini, ilmu terkait ventilator berkembang pesat
termasuk juga perkembangan tentang patofisiologi terkait ventilator tekanan positif.
erdapat sedikit perubahan pada prinsip bantuan ventilator namun sebaliknya terjadi
perkembangan yang pesat dan peningkatan kesadaran terhadapa adanya perubahan akan
mekanissme pulmoner terhadap penyakit, bagaimana konsekuensi/efek lanjut dari
pemberian ventilator tekanan positif
!
.
"fek yang dapat terjadi akibat terpasangnya ventilator meliputi efek pada paru
seperti barotrauma, efek pada kardiovaskuler (misalnya penurunan #ardia# output), dan
efek pada renal, hepatik dan gastrointestinal. erjadinya efek tersebut sebainya dapat
dihindari sebaik mungkin
!
.
$omplikasi pada pasien yang terpasang ventilator dapat disebabkan karena%
terpasangnya endotrakeal, efek dari lamanya terpasang ventilator itu sendiri, lama
imobilisasi akibat terpasang ventilator dan tidak mampu makan se#ara normal
&
.
'anyak perkembangan dan efek lanjut dari pemberian ventilator tekanan positif.
(ekomendasi penting diperlukan untuk mengurangi efek tersebut
!

Pera)at memegang peran penting pada pen#egahan komplikasi akibat
pemasangan ventilator. *aktanya +uidelines dari ,D, terbaru terhadap pen#egahan
-.P terdiri dari banyak intervensi kepera)atan untuk pen#egahan V.P. /tudi
memperlihatkan bah)a petugas kesehatan tidak selalu mengikuti petunjuk tersebut
)alaupun terhadap rekomendasi dasar
0,1
.
Komplikasi dan Tindakan Pencegahan Komplikasi Akibat Pemasangan Ventilator
$omplikasi akibat terpasangnya ventilator dapat berupa barotrauma,
pneumotoraks, toksisitas oksigen, hipotensi dan Ventilator-Associated Lung Injury
(V.23)
&
.
1, Hipotensi dan Pneumotoraks
-ipotensi pada pasien dengan ventilator umumnya disebabkan karena lisis
simpatetik oleh karena pemberian sedasi atau opioid untuk memfasilitasi pemakaian
ventilator dan intubasi. -ipotensi juga dapat disebabkan karena menurunnyaaliran balik
vena karena tekanan intratorasik yang tinggi pada pasien dengan P""P tinggi atau
pasien dengan tingkat intrisik P""P tinggi
&
.
3ntrinsik P""P dikarenakan adanya udara dan tekanan yg terperangkap dalam
paru sebagai hasil tidak adekuatnnya )aktu ekspirasi. 4mum terjadi pada pasien asma
atau obstruksi jalan nafas yang dapat meningkatkan risiko barotrauma dan menurunya
aliran balik vena. intrinsik P""P dapat diukur dengan melihat 5 e6piratory pause 5
maneuver (tekan tombol e6piratory pause pd V.M beberapa detik dan lihat tekanan
e7uilibrasi yg dihasilkan dari pressure gauge pada ventilator
8
.
Menetapkan intrinsik P""P harus tepat untuk men#ari penyebab obstruksi aliran
udara (air)ay se#retions, bron#hospasm). adanya gambaran tunggal ventilasi semenit
yang tinggi (MV 9 &: 2/min) dapat disebabkan karena intrinsik P""P pada pasien
!
dengan tanpa obstruksi aliran udara. ;ika penyebabnya adalah keterbatasan aliran udara,
intrinsik P""P dapat dikurangi dengan ((, yang diikuti dengan suatu fraksi
respiratory cycleyang lebih besar untuk memberi )aktu pada ekshalasi
&
.
;ika se#ara fisik tidak di#urigai adanya tension pneumotora6 maka hipotensi
karena pemasangan ventilator merupakan penyebab komplikasi. unda dahulu tindakan
foto torak, pasien dapat dilepasa dari Ventilator dan lakukan bagging (resus#itator)
se#ara manual &<0 nafas / menit dengan =& !::>, sementara beri #airan infuse 8:: to
!::: m2 of :.?> @a,luntuk de)asa dan &: m2/kg untuk anak<anak. ;ika pasien
membaik diyakini penyebab dari masalah tersebut adalah karena ventilator dan
ventilator harus disetting ulang
&
.
-ipotensi yang disertai dengan takikardi dan atau meningkatnya peak
inspiratory pressure (P3P) se#ara tiba<tiba, harus selalu diperhatikan terjadinya
peningkatan pneumotoraks. anda lain adanya pneumotoraks adalah se#ara tiba<tiba
terjadi, nyeri dada yg tajam akipnoe/dispone/sensasi an6ietas Menurun / hilangnya
suara nafas pada salah satu sisi dan jika pasien memperlihatkan gambaran tersebut harus
segera di lakukan rontgen torak, erapi dng A/D / torakosintesis
&

2. Barotrauma
Manifestasi barotraumas dapat berupa emfisema interstisiil,
pneumomediastinum, pneumoperitoneum, pneumothora6, dan atau tension
pneumothora6. peak inflation pressures (91: #m -
&
=) yang tinggi berhubungan dengan
peningkatan insidensi barotrauma
!
. idak ada eviden peningkatan insidensi barotraumas
atau pneumotorak pada pasien yang diberi volume tidal tinggi. (isiko dapat dikurangi
dengan menjaga peak air)ay pressure dijaga dia)ah 1:#m of -
&
=
8
.
. VA!"
'erkembangnya V.23 se#ara mayor dipengaruhi kondisi ventilasi paru. V.23
tampaknya bukan merupakan masalah pada pasien dengan paru<paru normal
B
. Pada
kondisi normal tekanan dan aliran udar pada paru menjadi sesuatu yang fisiologis.
.bnormalitas pau<paru yang luas pada pasien .(D/ memudahkan timbulnya V.23 dan
hal inipun dapat terjadi pada pasien .(D/ yang tidak menggunakan ventilator.
+ambaran penting predisposisi yang mendasari dari V.23 adalah penyakit distribusi
yang kontinyu, inflasi paru dan #edera paru<paru
C,D
.
'erdasar .(D/

@et)ork study, se#ara klinis VALI dipi#u oleh volume tidal yang
tinggi
B
. V.23 disebabkan karena mekanisme Inhomogeneity dan interdependence
alveoli, ketidakseimbangan antara overdistension dan recruitment alveoi (static
pressurevolume (PV) curve) dan fa#tor lain seperti disfungsi surfaktan
?
, toksistas
oksigen
!:
. V.23 memiliki beberapa mekanisme kejadian yaitu% volutrauma,
atelektrauma, Ventilator-induced pulmonary oedema, biotrauma
!:
.
a. VolutraumaE high-volume injury
ekanan jalan nafas yang tinggi dan P""P tinggi dapat menyebabkan over-
distention alveolar (volutrauma)
!
. +ambaran volutrauma terlihat pada end-inspiratory
volume (the overall lung distension) dibanding melihat volume tidal atau kapasitas
residu fungsional yang mana hal ini tergantung pada P""P. Monitoring dan pertahankan
inspiratory plateau pressure (se#ara akurat merefleksikan end-inspiratory volume)
diba)ah 08 #m -
&
= pada pasien .(D/

dengan menurunkan volume tidal 8 ml kg
F!.
&
Peak airay pressure se#ara sendiri tidak menentukan tekanan alveolar yang mana hal
ini dipengaruhi oleh resistensi respirasi dan resistensi sirkuit ventilator
!
.
b. Atelectrauma! lo-volume injury
$erusakan paru dapat juga diakibatkan oleh ventilasi dengan volume tidak
rendah (artinya se#ara absolut volume paru rendah dibanding dengan volume tidal).
P""P yang terlalu rendah dapat menyebabkan siklus udara terbuka dan tertutup., yang
mana dengan #ara sebaliknya juga dapat menyebabkan V.23 yang dihasilkan dari
pengulangan pembagian kekuatan
&
.
c" Ventilator-induced pulmonary oedema! hydrostatic #orces or microvascular
permea$ility%
Diyakini bah)a mekanisme hidrostatik bertanggung ja)ab terhadap edema
paru, meningktnya permeabilitas mikrovaskuler menyebabkan edema paru yang
diinduksi ventilator. "dema paru dan lesi epitel dapat di#egah dengan pmberian P""P
(!: #m -
&
=)
&
.
d" 'iotrauma
"fek klinis V.23 dapa meluas diluar paru<paru. Mayoritas pasien .(D/ bukan karena
hipoksia namun karena multi<organ failure (M=*). erjadinya #edera paru karena
pemakaian ventilator diakibatkan karena lepasnya beberapa mediator termasuk
proinflammatory #ytokines @*< ,

interleukin (32)<!G, 32<B, ma#rophage inflammatory
protein<&.hese

mediators may enter the systemi# #ir#ulation,yang menyebabkan
disfungsi organ dan M=*. 'iotrauma merupakan gambaran dari #edera lo#al atau
respon inflamasi sisemik terhadap sress dan se#ara bermakna terjadi peningkatan kadar
serum Hat tersebut.adanya translokasi bakteri dari alveoli kedalan aliran darah dan
strategi ventilasi yang tidak tepat akan mengkontribusi terjadinya V.P
!!
.
Komplikasi dan Tindakan Pencegahan Komplikasi Akibat Pemasangan
#ndotrakeal
$omplikasi akibat terpasangnya endotrakela akan berisiko menimbulkan
sinusitis ()alau bulkan merupakan kondisi klinis yg penting), ventilator-associated
pneumonia (VAP), trakeal stenosis, #edera pita suara, dan fistula pada tra#heal<
esophageal atau tra#heal<vas#ular (jarang terjadi)
&
.
1. VAP
V.P merupakan komplikasi berupa infeksi akibat hospitalisasi (-.P) karena
pemasangan ventilator dan berpotensi fatal. (isiko V.P pada pasien yang terpasang
ventilator dibanding yang tidak adalah B kali
!&.
. V.P menyebabkan memanjangnya
hari ra)at di 3,4 sekitar 1,0 hari dengan biaya sekitar I &:.::: < I 0:.::: untuk
mengobatinya
!0, !1
.
+ambaran a)al terjadinya V.P yaitu terdapatnya se#ret trakeal yang purulen
dan pasien demam dengan peningkatan kadar A', #ount 9 1D jam setelah pemasangan
ventilator
&
. V.P diyakini disebabkan karena mikroaspirasi sekresi orofaringeal yang
0
mengandung bakteri masuk kedalam saluran nafas bagian ba)ah. 3nvasi tersebut jika
dikombinasi dengan lemahnya sistem imun pasien kritis memper#epat berkembangnya
V.P
!1,!8
. /umber lain/kontak primer yang berpotensi V.P adala h masuknya bakteri
melalui rute dihirup
!8
*aktor risiko V.P antara lain% pasien trauma, penyakit pada //P, penyakit paru
kronis, dan penyakit jantung., usia diatas B: tahun, operasi dada dan abdomen atau
adanya deprsi kesadaran adanya oral atau nasal feeding tube, atau penggantin sirkuit
ventilator setiap hari, terpasangnya endotrakeal ("), rusaknya reflek batuk,
melambatnya pergerakan mucociliary escalator dan meningkatnya sekresi mukosa
!B
.
/emua intervensi yang ditujukan untuk pen#egahan V.P memiliki kekuatan
dukungan penelitian, rasionalisasi teori dan pengaruh finan#ial yang berbeda. .dapun
urutan intervensi yang didukung oleh kaidah diatas yaitu% air)ay management,
pen#egahan refluk lambung, maintenan#e peralatan respirasi, oral #are, and kontaminasi
silang
!B
.
a. .ir)ay Management
3ntervensi air)ay management untuk men#egah V.P berdadar rekomendasi ,D,
dan the -ealth#are 3nfe#tion ,ontrol Pra#ti#es .dvisory ,ommittee (-3,P.,) (&::1)
antara lain sebagai berikut
!&
E
J ;ika terlihat gunakan " dengan suatu untuk dorsal lumen diatas #u#uff untuk
su#tioning se#ret yang terakumulasi di daerah subglotis (33)
J 3ntubasi orotrakeal lebih dianjurkan dari pada intubasi nasotrakeal, ke#uali
kontraindikasi (3')
J /ebelum mengempeskan #uff " saat persiapan ekstubasi atau reposisi ",
pastikan / jamin bah)a se#ret diatas #uff tube telah bersih (33)
J +unakan hanya #airan steril untuk mengangkat se#ret dari kateter su#tion ((33)
b. +astri# reflu6 prevention / aspiration
(efluk atau aspirasi #airan dapat disebabkan karena makanan, #iaran lambung atau
se#ret. indakan pen#egahan yang direkomendasikan ,D, dan -3,P., (&::1) antara
lain sebagai berikut
!&
E
J @aikan kepala tempat tidur 0:
:
F 18
:
ke#uali kontraindikasi (33)
J ,ek posisi tube *eeding / @+ se#ara rutin (3')
J /egera setelah diidikasikan dilepas, se#epatnya lepas endotrakeal, trakeostomi
dan atau tube feeding (3')
J /ebisa mungkin hindari reintubasi (33)
J /ebelum mengempeskan #uff dan melepas endotrakeal atau sebelum melepas
tube, yakinkan bah)a daerah diatas #uff bebas dari sekret (33)
J (ekomendasi tidak dapat dibuat untuk pemberian nutrisi enteral se#ara kontinyu
atau intermitten (unrsolved issue)
#. "7uipment maintenan#e
1
indakan pen#egahan yang direkomendasikan ,D, dan -3,P., (&::1) antara lain
sebagai berikut
!&
E
J 'ersihkan semua peralatan dengan sterilisasi atau desinfeksi (3.)
J 'ilas peralatan dengan air steril setelah desinfeksi (3')
J ganti sirkuit ventilator hanya saat peralatan terlihat kotor atau malfungsi (sirkuit
digunakan tunggal pada satu pasien ) (3.)
J se#ara periodi# drainase dan bersihkan #airan yang berada / terkumpul dalam
tubing / sirkuit, jangan alirkan kearah pasien (3')
J tidak perlu mensterilkan / desinfeksi mesin dalam ventilator (33)
J gunakan sarung tangan saat menangani sirkuit / tubing ventilator atau saat
memberi/ membuang #airan di ventilator (3')
J #u#i tangan dengan sabun dan air atau al#ohol hands rub setelah menangani
#airan di ventilator (3.)
J idak merekomendasikan penggunaan filter atau )ater trap pada ujung sirkuit
ekspirasi untuk menampung air di sirkuit (unresolved issues)
J +unakan air steril untuk mengisi humidifier (33)
J (ekomendasi tidak dapat dibuat untuk pemberian #airan humidifier se#ara
kontinue (unresolved issues)
J (esus#itation 'ags (bagging) disterilisasi pada pemakaian pasien yang berbeda
(3')
d. $ontaminasi silang
indakan pen#egahan yang direkomendasikan ,D, dan -3,P., (&::1) antara lain
sebagai berikut
!&
E
J pakai sarung tangan sebelum melakukan sekresi respirasi atau menyentuh benda
yang terkontaminasi (3')
J #u#i tangan dengan sabun dan sabun atau antisepti# tangan yang berbahan
al#ohol sebagai hand rub sebelum dan sesudah kontak dengan membrane
mukosa, se#ret pernafasan atau benda yang terkontaminasi dan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien yang menggunakan beberapa peralatan
pernafasan (3.)
J gunakan goun jika anda mengantisipasi akan terkena se#ret saluran pernafasan
dang anti ganti gaoun sebelum ke pasien lain (3').
J +anti sarung tangan dan dekontaminasi tangan saat akan berkontak dengan
pasien lain (3.)
e. =ral #are
=ral sekresi pada BC> pasients yang diintubasi se#ara oraluntuk &1

jam
berpotensi patogen terhadap V.P. /etelah &1 jam sebagian besar peralatan su#tion
mengalami kolonisasi. Plak sebagai tempat penampungan kuman patogen akan
terakumulasi sepanjang dan diba)ah pinggir gingival yang dilaporkan menyebabkan
perubahan jaringan dalam )aktu &<1 hari. Dalam )aktu 1D jam setelah masuk (/ flora
8
pada orofaring pasien kritis berubah menjadi organisme gram<negative yang lebih
virulen dan berpotensi menyebabkan V.P
!C
.
Mengurangi jumlah mikroorganisme di mulut mengurangi pengumpulan organisme
yang dapat mengalami translokasi dan kolonisasi dimulut. Pemberian oral #are yang
tepat akan men#egah V.P
!D
" /ikat gigi (&K sehari dengan sikat gigi anak) lebih efektif
mengurangi dan men#egah terbentuknya plak dan mikroorganisme dimulut. idak
semua ada produk oral #are optimal, s)ab 2emon and gly#erine sudah tidak lagi
digunakan
!D
" su#tion subglottis digunakan se#ara disposibel
!C
.
indakan pen#egahan yang direkomendasikan ,D, dan -3,P., (&::1) untuk oral
#are antara lain sebagai berikut
!&
E
J pada pasien bedah jantung berikan oral #are dengan #lorhe6idine glu#onate
(:,!&>) bilas selama periode perioperatif (33)
J dekontaminasi atau bersihkan daerah orofaring dengan Hat antiseptik yang
merupakan bagian dari oral hygiene program (33)
J (ekomendasi tidak dapat dibuat untuk pemakaian #hlorhe6idine se#ara rutin dan
juga penggunaan topi#al antimi#robial se#ara rutin untuk oral #are (unrsolved
issue)
f. /u#tioning endotrakeal
/u#tioning endotrakeal dapat menimbulkan efek lanjut seperti gangguan irama
jantung, hipoksemia karena interupsi pemakaian ventilator dan penurunan
tekananintratorakal, kontaminasi mikroba di jalan nafas dan berkembangnya V.P
&:
.
Popularitas #losed su#tion meningkat pada dekade lalu. Di .merika 8D> 3,4
menggunakan system ini dan hanya 1> yang menggunakan open su#tion namun sampai
saat ini belum ada petunjuk eviden ataupun analisis tentang efektifitas terkait keamanan
dan biaya pasien
&:
.
"viden terbaru masih mendukung re#omendasi ,D, terkait ma#am su#tion
terhadap kejadian V.P yakni tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara #losed
su#tion dan open su#tion pada pasien terpasang ventilator
&!,&&
. Pada penelitian dengan
pasien infant faktor<faktor risiko eksogen merupakan yang paling terhadap kejadian
infeksi
&0
.
.dapun tindakan pen#egahan yang direkomendasikan ,D, dan -3,P., (&::1)
untuk su#tioning antara lain sebagai berikut
!&
E
J (ekomendasi tidak dapat dibuat untuk tindakan su#tioning dengan menggunakan
sistem isap tertutup (,losed su#tion) atau sistem terbuka (open system)(unrsolved
issue)
J (ekomendasi tidak dapat dibuat untuk pemakain sarung tangan steril atau bersih
saat melakukan su#tioning endotrakeal(unrsolved issue)
J ;ika su#tion menggunakan open su#tion, gunakan sarung tangan steril (33)
J -anya menggunakan #airan steril untuk mengangkat sekret (33)
Aalaupun tidak berbeda dalam kaitanya dengan V.P, #losed su#tion memiliki
keuntungan mudah digunakan, lebih menghemat )aktu dan toleransi pasien lebih baik.
memudahkan staf pera)at, mengurangi )aktu kerja, dan lebih ditoleransi pada infant
B
prematur yang memerlukan ventilator
&&
dan se#ara bermakna mengurangi perubahan
heart rate pasien. .dapun $erugian #losed su#tion adalah meningkatkan insidensi
kolonisasi dan biaya patien perhari mahal
&1
.
/eharusnya pemilihan penggunaan sistem isap lender terbuka atau tertutup untuk
pen#egahan V.P didasarkan pada situasi, biaya dan penyakit pasien sampai adanya
data yang #ukup
&!
.
g. Pera)atan rakeostomi
'eberapa komplikasi trakeoatomi ditimbulkan dari prosedur pemasangan dan
kanul trakeoatomi itu sendiri. $omplikasi yang sering terjadi pada a)al pemasangan
adalah% perdarahan, infeksi luka, emfisema subkutan, obstruksi tube, dll. /edangkan
komplikasi yang terlambat terjadi adalah% masalah menelan, stenosis trakeal, fistula
tra#heoesophageal, stoma yang persisten dan timbulnya granuloma.
(ekomendasi managemant trakeostomi semua dalam kategori 3,. .dapun
rekomendasinya antara lain
!?
E
J /ampai dengan 8 F C hari setelah pemasangan jaga trakeostomi ditempatnya
J ;aga luka trakeostomi bersih dan kering
J ;ika trakeostomi & kanula, inner kanula diganti sehari sekali atau lebih
J Penggantian outer kanula 8FC hari setelah pemasangan akan membahayakan
berisiko kolaps pada salutan #utaneo<endotra#heal dan kerusakan jalan nafas.
3ndikator penggantian adalah jika rusak
J ,uff dijaga dan dimonitor dalam tekanan antara &:F&8 mm-g. ekanan diatas
&8F08 mm-g dapat menekan mukosa kapiler yang dapat berakibat iskemik dan
stenosis trakea. ekanan #uff diba)ah !D mm-g dapat berakibat #uff terlipat
yang berakibat mikroaspirasisekret dan berisiko pneuminia.
J Disarankan mengempeskan #uff dengan jad)al teratur
J empatkan tube ditengah untuk meminimalkan kerusakan dinding trakea
sedangkan untuk pen#egahan V.P, guidelines dari ,D, dan -3P., (&::1) antara lain
!&
E
J 2akukan pera)atan trakeostomi dengan kondisi aseptik (33)
J (ekomendasi tidak dapat dibuat untuk pemberian antimikroba topikal di area
luka trakeostomi (unrsolved issue)
h. Pen#egahan Petugas $esehatan terkait Pneumonia 'akteri
(ekomendasikan ,D, dan -3,P., (&::1) terkait pen#egahan petugas kesehatan
terhadap kontaminasi bakteri antara lain sebagai berikut
!&
E
J "dukasi staf prosedur kontral infeksi sesuai tingkatan pekerja dan tanggung
ja)abnya (3.)
J 2akukan surveillan#e pneumonia bakteri di intensive #are unit (3,4) (3')
J ;angan lakukan kultur untuk surveillan#e jika tidak terdapat epidemiolog (33)
C
Keterangan kategori rekomendasi dari CDC dan HIPAC (2004)
!&
Category IA. Strongly recommended for imlementation and strongly s!orted "y
#ell$designed e%erimental& clinical& or eidemiologic st!dies.
Category I'. Strongly recommended for imlementation and s!orted "y certain
clinical or eidemiologic st!dies and "y strong t(eoretical rationale.
Category IC. )e*!ired for imlementation& as mandated "y federal or state reg!lation
or standard.
Category II. S!ggested for imlementation and s!orted "y s!ggesti+e clinical or
eidemiologic st!dies or "y strong t(eoretical rationale.
,o recommendation- !nresol+ed iss!e" Practices #or hich insu##icient evidence or no
consensus e&ists a$out e##icacy"
&. Malposisi tube dan e6tubasi tidak teren#ana
;ika endotrakeal difiksasi dengan adhesive tape (plester perekat) , serig terjadi
e6tubasi tidak teren#anayang dapat membahayakan nya)a. "fek pemakaian plester
perekat dapat menimbulkan dermatitis, luka tekan dikulit dan e6tubasi tidak teren#ana.
$onsekuensinya adalah tekanan #uff sering dikontrol
&1
.
idak ditemukan eviden yang adekuat untuk mendukung satu metode atau alat
yang menyokong endotrakeal pada pasien pediatrik dan situasi di pre hospital namun
telah dibuat konsensus bah)a " anak/bayi harus di fiksasi. .lat dan plester perekat
komersial terbukti efektif memfiksasi "t pada pasien de)asa
&8
.
Penempatan ujung " terlalu dalam akan masuk kenbronkus utama kanan
sehingga paru kiri tidak akan terdengar bunyi nanas L tidak ada pergerakan dada kiri.
;3ka " ditarik kearah proksimal shg berada diatas vo#al #ord atau diantara he ,ord
maka akan terjadi kebo#oran udara, measured e&pired tidal volume akan menurun
dibanding dengan tidal volume yg diset dan pasien mungkin dapat bi#ara. 4ntuk
men#egah malposisi pada " dapat dilakukan tindakan berikut% Posisi "ndotrakeal
harus pada posisi yg tepat M & #m diatas karina ( karina berada pd thorakal 8 F #ek
memakai penggaris pd ro thoraks ), posisi " harus di#ek regular pd (o thoraks, 'eri
tanda dng plester pada ujung " yang berada dibibir / gigi dan Dokumentasi ujung
yaitu nomer luar " yang terdapat dibibir
&8
.
Kesimpulan
Pemasangan ventilaor pada pasien kritis )alaupun merupakan terapi suportif namun
akan berdampak mun#ulnya efek atau komplikasi baik karena pemasangan ventilator itu
sendiri, pemasangan endotrakeal ataupun hal lain. Pera)at sebagi tenaga yang selalu
menangani dan memonitor penggunaan ventilator harus selalu menerapkan strategi
pen#egahan komplikasi disetiap langkahnya dan diharapkan tindakan tersebut selalu
merujuk pada eviden base dan guidelines yang up date dan rasional.
Kepustakaan
!. ;oy#e, D . M. &::8. Ventilator Management httpE//))).emedi#ine.#om/
&. 'rian $. +ehlba#h, MD% ;esse -all, MD. &::C. =vervie) of Me#hani#al
Ventilation. &::C. httpE//images.sear#h.yahoo.#om/images/vie)Nba#kOhttp>0.
D
>&*>&*images.sear#h.yahoo.#om>&*sear#h>&*images>0*PadvPprop
>0Dimage>&Bni>0D&:>&Bva>0Dme#hani#al>&'ventilation>&Bfr>0Dytff!<
msgr>&B6args>0D:>&Bpstart>0D!>&Bb
>0D1!L)O0CDLhO&DBLimgurlO))).mer#k.#om>&*media>&*mmpe
>&*figures>&*0CC?,(,B8P:!.gifLrurlOhttp>0.>&*>&*))).mer#k.#om
>&*mmpe
>&*se#:B>&*#h:B8>&*#h:B8b.htmlLsiHeOC.&k'LnameO0CC?,(,B8P:!.gifL
pOme#hani#al
>&:ventilationLtypeOgifLoidOa#8D1e?8C:d?0D0eLnoOB:LttOC!CBV.P
0. +rap, M. ;., ,antley, M., et al. (!???). 4se of ba#krest elevation in #riti#al #areE
Pilot study. Am ' (rit (are, )(!), 1C8.
1. Doebbeling, '. @., /tanley, +. 2., et al. (!??&). ,omparative effi#a#y of
alternating hand<)ashing agents in redu#ing noso#omial infe#tions in intensive
#are units. * +ngl ' ,ed, -./(&), DD.
8. ,onsortium for /pinal ,ord Medi#ine. &::8. ,lini#al Pra#ti#e +uideline for
-ealth<,are Professionals. httpE//#a#he.sear#h.yahooht&.akadns.net/sear#h/#a#heN
eiO4*DLpObarotrauma>&,Q#lini#alQrevie)
>&,QgidelinesLyO/ear#hLuO))).pva.org/site/Do#/erver/resmgmt.pdf
>0*do#3D
>0DC:0L)ObarotraumaQ#lini#alQrevie)QgidelinesQguidelinesLdO$p0K'jA6
Ro(mLi#pO!L.intlOus
B. .#ute (espiratory Distress /yndrome @et)ork (.(D/@et). &:::. Ventilation
)ith lo)er tidal volumes for a#ute lung injury and the a#ute respiratory distress
syndrome. * +ngl ' ,ed &:::% 01&E !0:!FD
C. 'o)ton D2, $ong D2. -igh tidal volume ventilation produ#es in#reased lung
)ater in olei# a#id<injured rabbit lungs. (rit (are ,ed !?D?% !CE ?:DF!!
D. Dreyfuss D, /oler P, /aumon +. Me#hani#al ventilation<indu#ed pulmonary
edema. 3ntera#tion )ith previous lung alterations. Am ' 0espir (rit (are ,ed
!??8% !8!E !8BDFC8
?. ;obe .-. Pulmonary surfa#tant therapy. * +ngl ' ,ed !??0% 0&DE DB!FD
!:. /inger MM, Aright *, /tanley 2$, (oe '', -amilton A$. =6ygen to6i#ity in
man. . prospe#tive study in patients after open heart surgery. * +ngl ' ,ed !?C:%
&D0E !1C0FD
!!. /lutsky ./, remblay 2@. Multiple system organ failureE is me#hani#al
ventilation a #ontributing fa#torN Am ' 0espir (rit (are ,ed !??D% !8CE !C&!F8
!&. ,enters for Disease ,ontrol and Prevention. S+uidelines for preventing health<
#are<asso#iated pneumonia, &::0E (e#ommendations of ,D, and the -ealth#are
3nfe#tion ,ontrol Pra#ti#es .dvisory ,ommittee (-3,P.,).S &::1.
))).#d#.gov/n#idod/hip/pneumonia/default.htm (!1 ;an. &::8).
!0. 'er#ault, @., L 'oulain, . (&::!). Mortality rate attributable to ventilator<
asso#iated noso#omial pneumonia in an adult intensive #are unitE . prospe#tive
#ase<#ontrol study. (rit (are ,ed, .1(!&), &0:0.
!1. ,raven, D. "., De (osa, *. +., L hornton, D. (&::&). @oso#omial pneumoniaE
"merging #on#epts in diagnosis, management and prophyla6is. (urr 2pin (rit
(are, )(8), 1&!.
!8. .meri#an .sso#iation of ,riti#al<,are @urses. S..,@ pra#ti#e alertE Ventilator<
asso#iated pneumonia.S &::1.
?
))).aa#n.org/..,@/aa#nne)s.nsf/+et.rti#le/.rti#lehree&!&N=penDo#ument
(& De#. &::1).
!B. ,hulay M., &::8. V.P PreventionE the latest guidelines.
httpE//rn.modernmedi#ine.#om/rn)eb/arti#leDetail.jspNidO!1?BC&
!C. /#hleder, '.; and PinHon, l . &::1. 3mplementation forum. Tou #an make a
differen#e in 8 minutes +vidence-3ased *ursing &::1% /E!:&<!:0 3,'
Pu$lishing 4roup Ltd" 5 0oyal (ollege o# *ursing
a. +rap et al. &::0. 2ral (are Interventions in (ritical (are! 6re7uency and
8ocumentation" American 'ournal o# (ritical (are" .99-:;.! ;;--;;)
!D. 2eyn

P.D. et al" &::C. ra#heotomyE #lini#al revie) and guidelines. +ur '
(ardiothorac <urg &::C%0&E1!&<1&!. doiE!:.!:!B/j.ej#ts.&::C.:8.:!D
+uropean Association #or (ardio-=horacic <urgery" Published by "lsevier '.V.
.ll rights reserved
!?. ;ongerden, M/% Maroeska M. (overs, PhD% Mieke -. +rypdon#k, PhD% Mar# ;.
'onten, MD, PhD. &::C. =pen and ,losed "ndotra#heal /u#tion /ystems in
Me#hani#ally Ventilated 3ntensive ,are PatientsE . Meta<.nalysis. (ritical (are
,edicine. Meds#ape. Posted :&/&D/&::C.
a. Vonberg (P , "#kmanns , Aelte , +astmeier P.&::B. 3mpa#t of the su#tioning
system (open vs. #losed) on the in#iden#e of ventilation<asso#iated pneumoniaE
Meta<analysis of randomiHed #ontrolled trials. Intensive (are ,ed" &::B
/ep%0&(?)E!0&?<08. "pub &::B ;un &!./pringer2ink 2inks
b. ,ordero 2 , /ananes M, .yers 2A. !E,omparison of a #losed (ra#h ,are M.,)
)ith an open endotra#heal su#tion system in small premature infants. ' Perinatol"
&::: .pr<May%&:(0)E!8!<B. 2inks
&:. Ueitoun // , de 'arros .2, Di##ini /. . prospe#tive, randomiHed study of
ventilator<asso#iated pneumonia in patients using a #losed vs. open su#tion
system. E ' (lin *urs" &::0 ;ul%!&(1)E1D1<?. 2inks
&!. okai. ; "6p ,lin Med., Vol. &B, @o. 1<B , pp.!!?<!&&, &::!!!?. . /e#ure Method
of @asal "ndotra#heal ube /tabiliHation )ith /uture and (ubber ub
httpE//mj.med.u<tokai.a#.jp/pdf/&B:1:!.pdf.
&&. A=($/-"" for P(=P=/"D "viden#e<'ased +43D"23@"
(",=MM"@D.3=@/ p.se#ure".+-.&!/ep:1.final.do#.
!:

Anda mungkin juga menyukai