Anda di halaman 1dari 20

HUKUM PUASA ARAFAH & ‘ID PADA HARI JUM’AT

http://subhan-nurdin.blogspot.com

SHAUM AROFAH TIDAK WAJIB


1. Hadits Keutamaan Shaum ‘Arafah

‫صلَّى‬ ُ ‫اض ب ِْن َع ْب ِد هَّللا ِ ع َْن أَبِي َس ِعي ٍد ْال ُخ ْد ِريِّ ع َْن قَتَا َدةَ ب ِْن النُّ ْع َما ِن قَا َل َس ِمع‬
َ ِ ‫ْت َرسُو َل هَّللا‬ ِ َ‫ق ْب ِن َع ْب ِد هَّللا ِ ع َْن ِعي‬
َ ‫ار َح َّدثَنَا يَحْ يَى بْنُ َح ْمزَ ةَ ع َْن إِ ْس َح‬
ٍ ‫َح َّدثَنَا ِهشَا ُم بْنُ َع َّم‬
ُ‫صا َم يَوْ َم َع َرفَةَ ُغفِ َر لَهُ َسنَةٌ أَ َما َمهُ َو َسنَةٌ بَ ْع َده‬
َ ‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل َم ْن‬
Ibnu Majah: 1721

َ hَ‫لَّ َم ق‬h‫ ِه َو َس‬h‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬h‫ص‬


‫ال‬h َّ ِ‫ا َدةَ أَ َّن النَّب‬hhَ‫ ٍد ال ِّز َّمانِ ِّي ع َْن أَبِي قَت‬hَ‫ ِد هَّللا ِ ب ِْن َم ْعب‬h‫ير ع َْن َع ْب‬
َ ‫ي‬ ٍ ‫ضب ُِّّي قَااَل َح َّدثَنَا َح َّما ُد بْنُ َز ْي ٍد ع َْن َغيْاَل نَ ب ِْن َج ِر‬ َّ ‫َح َّدثَنَا قُتَ ْيبَةُ َوأَحْ َم ُد بْنُ َع ْب َدةَ ال‬
ْ ٌ َ َ ُ
‫ ِد‬h‫ ٌن َوق‬h‫ ِديث َح َس‬h‫ا َدةَ َح‬hَ‫ ِديث أبِي قت‬h‫ى َح‬h‫يس‬ َ َ َ ْ
َ ‫ا َل أبُو ِع‬h‫ال َوفِي البَاب عَن أبِي َس ِعي ٍد ق‬ ْ َ ‫صيَا ُم يَوْ ِم ع ََرفَةَ إِنِّي أَحْ ت َِسبُ َعلى ِ أن يُ َكف َر ال َّسنَة التِي ق ْبلهُ َوال َّسنَة التِي بَ ْع َدهُ ق‬
َ َّ َ َ َ َّ َ ِّ ْ َ ‫هَّللا‬ َ ِ
َ‫صيَا َم يَوْ ِم َع َرفَةَ إِاَّل بِ َع َرفَة‬ِ ‫ا ْست ََحبَّ أَ ْه ُل ْال ِع ْل ِم‬
At-Tirmidzi:680

Kedudukan Hadits:

SANAD HADITS

JARH WAT TA’DIL


Rawi bernama Ishaq Bin Abdillah, menurut
a. Ahmad Bin Hanbal : menurutku tidak boleh meriwayatkan hadits darinya
b. Yahya Bin Ma’in: tidak tsiqat, Kadzdzab (pendusta)
c. Ali Bin Al-Madiny : Munkarul Hadits
d. ‘Amr Bin Al-Fallas: Matrukulhadits
e. Al-Bukhari : Ahli hadits memandangnya matruk
f. Abu Zur’ah Ar-Razi : Matrukulhadits, hadits darinya ditinggalkan.

Penjelasan :
- Hadits ini hanya diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan satu jalan (Infirad).
- Menurut As-Sindy dalam Syarah IbnuMajah, dalam Al-Zawaid, sanadnya dla’if
karena ahli hadits telah sepakat mendla’ifkan Ishaq Bin Abdillah Bin Abi Farwah. Memang ada syahid hadits ini
yang shahih. (Saya belum menemukan syahid yang shahih & sharih (jelas).pen)

2. Hadits Melarang Shaum ‘Arofah

HADITS-HADITS LARANGAN SHAUM ARAFAH

‫صوْ ِم النَّبِ ِّي‬ َّ ‫ْت ُع َم ْيرًا َموْ لَى أُ ِّم ْالفَضْ ِل ع َْن أُ ِّم ْالفَضْ ِل َش‬
َ ‫ك النَّاسُ يَوْ َم ع ََرفَةَ فِي‬ ُ ‫ي َح َّدثَنَا َسالِ ٌم قَا َل َس ِمع‬ ُّ ‫َح َّدثَنَا َعلِ ُّي بْنُ َع ْب ِد هَّللا ِ َح َّدثَنَا ُس ْفيَانُ ع َْن‬
ِّ ‫الز ْه ِر‬
ٍ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بِ َش َرا‬
ُ‫ب فَ َش ِربَه‬ ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَبَ َع ْث‬
َ ‫ت إِلَى النَّبِ ِّي‬ َ

Dari Salim berkata: “aku mendengar ‘Umair (bekas sahaya Ummul Fadl) dari Ummu adl, bahwa orang-orang
ragu pada hari Arafah tentang puasanya Nabi SAW, maka aku datang kepada Nabi SAW dengan membawa
minuman, ternyata beliau meminumnya.” (HR. Al-Bukhari No. 1548, Muslim dll.)

َ َ‫س َدعَا ْالفَضْ َل يَوْ َم ع ََرفَةَ إِلَى طَ َع ٍام فَق‬


َ ‫ال إِنِّي‬
‫صائِ ٌم‬ ٍ ‫ال أَ ْخبَ َرنِي زَ َك ِريَّا بْنُ ُع َم َر أَ َّن َعطَا ًء أَ ْخبَ َرهُ أَ َّن َع ْب َد هَّللا ِ ْبنَ َعبَّا‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا َروْ ٌح َح َّدثَنَا ابْنُ ُج َري‬
َ َ‫ْج ق‬
‫اس يَ ْستَنُّونَ بِ ُك ْم‬
َ َّ ‫ن‬‫ال‬ َّ
‫ن‬ ‫إ‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬ ْ
‫ال‬ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫ه‬
ِ َ َ ْ‫ِ َ ِ ُ َ َو‬ ‫ه‬ ‫ن‬ْ ‫م‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ش‬َ َ ‫ف‬ ٌ‫ب‬ ‫اَل‬‫ح‬ ‫ه‬ ْ
‫ي‬ َ ‫ل‬‫إ‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ُ ‫ق‬ ‫م‬
ِ ِ ِ َ ِّ َ َ َ ِ َ َُّ ‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ه‬ ْ
‫ي‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫هَّللا‬ ‫ى‬َّ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ُ َ‫ال َع ْب ُد هَّللا ِ اَل ت‬
َ َّ ِ َّ‫ص ْم فَإ ِ َّن الن‬ َ َ‫فَق‬

Atha bercerita kepada Zakariya Bin Umar; “Sesungguhnya Abdullah Bin Abbas memanggil Al-Fadhl pada
hari Arafah untuk menghidangkan makanan, ia menjawab; “aku sedang shaum” maka Abdullah berkata;
“Janganlah kamu shaum, karena sesungguhnya pada hari Arafah ini Nabi SAW pernah dihidangkan susu dan
beliau meminumnya. Sungguh orang-orang menganggap (shaum Arafah ini) sunnah bagi kalian.” (HR.
Ahmad No. 2794)

ُ ‫ال إِنَّ ُك ْم أَئِ َّمةٌ يُ ْقتَدَى بِ ُك ْم قَ ْد َرأَي‬


‫ْت‬ َ ‫د هَّللا ِ يَوْ َم َع َرفَةَ إِلَى طَ َع ٍام قَا َل إِنِّي‬hَ ‫س َدعَا أَخَاهُ ُعبَ ْي‬
َ َ‫صائِ ٌم ق‬ ٍ ‫ْج ع َْن َعطَا ٍء َع ِن اب ِْن َعبَّا‬
ٍ ‫َح َّدثَنَا يَحْ يَى ع َِن ا ْب ِن جُ َري‬
ُ‫ت يُ ْقتَدَى بِك ْم‬ ْ ْ َ ً ْ‫ح‬
ٍ ‫ال يَ يَى َم َّرة أه ُل بَي‬ َ ‫ب َوق‬َ َ َ ْ َ
َ ‫ب فِي هَذا اليَوْ ِم فش ِر‬ ٍ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم َدعَا بِ ِح‬
‫اَل‬ َّ َ ِ ‫ُول هَّللا‬
َ ‫َرس‬

Dari ‘Atha dari Ibnu Abbas, pada hari Arafah ia memanggil saudaranya ‘Ubaidillah untuk menyiapkan
makanan, ia menjawab; “aku sedang shaum” maka Ibnu Abbas berkata; “Sesungguhnya kalian adalah
pemimpin yang selalu diteladani, sungguh aku melihat Rasulullah SAW meminta secangkir susu pada hari
arafah lalu beliau meminumnya.” (HR. Ahmad No. 3068)

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َواَل أَبُو‬


َ ‫ص ْمهُ النَّبِ ُّي‬
ُ َ‫صوْ ِم يَوْ ِم َع َرفَةَ فَقَا َل لَ ْم ي‬
َ ‫ال ُسئِ َل ابْنُ ُع َم َر ع َْن‬ َ َ‫َح َّدثَنَا ُمؤَ َّم ٌل َح َّدثَنَا ُس ْفيَانُ ع َْن إِ ْس َما ِعي َل ْب ِن أُ َميَّةَ ع َْن نَافِ ٍع ق‬
َ
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َواَل أبُو‬ ُ
ُ َ‫بَ ْك ٍر َواَل ُع َم ُر َواَل ع ُْث َمانُ َح َّدثَنَا َو ِكي ٌع ع َْن ُس ْفيَانَ ع َْن إِ ْس َما ِعي َل ْب ِن أ َميَّةَ ع َْن َر ُج ٍل ع َِن ا ْب ِن ُع َم َر قَا َل لَ ْم ي‬
َ ‫ص ْمهُ النَّبِ ُّي‬
َ‫بَ ْك ٍر َواَل ُع َم ُر َواَل ع ُْث َمانُ يَ ْعنِي يَوْ َم َع َرفَة‬

Dari Nafi’ berkata; “Ibnu Umar ditanya tentang shaum hari Arafah, ia menjawab: “Nabi SAW tidak pernah
shaum Arafah, tidak juga Abu Bakar, Tidak pula Umar dan tidak pula Utsman.” (HR. Ahmad No: 3069)

ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَوْ ُم َع َرفَةَ َويَوْ ُم النَّحْ ِر َوأَيَّا ُم التَّ ْش ِر‬
‫يق‬ َ ِ ‫ال قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ ُ ‫َح َّدثَنَا َو ِكي ٌع َح َّدثَنَا ُمو َسى بْنُ َعلِ ٍّي ع َْن أَبِي ِه قَا َل َس ِمع‬
َ َ‫ْت ُع ْقبَةَ ْبنَ عَا ِم ٍر ق‬
ٍ ْ‫ِعي ُدنَا أَ ْه َل اإْل ِ ْساَل ِم َوه َُّن أَيَّا ُم أَ ْك ٍل َو ُشر‬
‫ب‬

Dari Ayahnya (Musa Bin Ali) berkata, aku mendengar ‘Uqbah Bin ‘Amir berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Hari Arafah, Hari Nahar (‘Idul Adha) dan hari-hari tasyriq adalah ‘ied kita masyarakat Islam dan semua hari
itu (9,10,11,12,13 Dzulhijjah) adalah hari-hari makan dan minum.” (HR. Ahmad No. 16739)

Keterangan:
Hadits-hadits di atas diriwayatkan dengan banyak jalan (sanad) walaupun ada yang lemah, namun kedla’ifannya tidak separah
kedla’ifan hadits keutamaan shaum Arofah di atas (menyangkut ‘adalah rowi), serta banyak juga jalur sanad yang shahih.

PENJELASAN
- Para Fuqaha banyak yang berpendapat bahwa shaum Arofah hukumnya sunat bagi yang tidak melaksanakan
ibadah haji. Yaitu dengan jalan konvergensi (menjama’) dua hadits yang bertentangan di atas. Padahal dalam
metodologi Ijtihad, Thariqatil Jam’i dilakukan karena sama-sama kuat (shahih) haditsnya. Dan jika salah satunya
shahih sementara yang lain dla’if, maka cukup mengambil yang shahih saja.

- Jika shaum Arofah disunatkan bagi yang tidak haji dengan alasan Rasulullah SAW melarangnya ketika wuqud di
Arofah, berarti Islam belum sempurna, karena Ayat terakhir ALYAUMA AKMALTU LAKUM… turunnya pada haji
Wada’ di Arofah.

- Jika shaum Arofah tidak disyari’atkan bagi yang haji saja dengan alasan Rasulullah SAW melarangnya ketika
Wuquf di Arofah, mengapa para shahabat mempertanyakan kedudukan shaum Arofah, padahal mereka
mengetahui bahwa bagi yang safar diperbolehkan berbuka shaum.

- Berdasarkan hadits R. Ahmad, Tanggal 9, 10 Dzulhijah dan hari tasyriq adalah hari ‘IED yang diharamkan
berpuasa, baik bagi yang haji maupun tidak. Jika shaum arofah sunat bagi yang tidak haji, berarti hari tasyriq pun
tidak haram shaum bagi yang tidak haji.

- Nabi SAW pada Idul Fitri menyuruh makan dulu sebelum shalat ‘Ied. Namun pada Idul Adha tidak makan dulu
karena sebelumnya tidak ada shaum.

- Hadits dari Muslim yang menjelaskan pahala shaum arofah, shaum asyuro dst. Hanya menjelaskan keutamaan
pahala shaum tersebut, bukan menunjukan hukum atau perintah syari’at shaum tersebut. Kemungkinan (dzanny)
hadits ini ada sebelum turun ayat kewajiban shaum Ramadlan. Juga maknanya yang tidak sharih (jelas) yaitu
dapat menghapus setahun yang akan datang, padahal shaum Ramadlan yang hukumnya wajib saja hanya
menghapus dosa yang telah lalu. ‘illat hadits ini turun sebelum turun ayat syari’at shaum Ramadlan ialah

1. pertanyaan shahabat (majhul) kepada Nabi SAW “KAIFA TASHUMU ?” (Bagaimana engkau shaum?)
namun Nabi SAW tidak menjawabnya dan terlihat marah karena khawatir jawabannya dikira shaum yg
ditanyakan menjadi wajib. (lihat Syarah Hadits Muslim)

2. Jawaban Nabi SAW kepada Umar yang menanyakan jenis-jenis Shaum yg merupakan syari’at Nabi
terdahulu, shaum Nabi Daud as, Shaum ‘Asyura (Nabi Musa), Shaum Arafah (Nabi Ibrahim?) dll.
Padahal pertanyaan sebelumnya “Bagaimana shaum Nabi SAW?” secara umum, baik shaum wajib
maupun sunat, dan Umar tidak menyinggung Shaum Ramadhan, karena belum turun syari’atnya (Ayat
kewajiban shaum Ramadlan baru turun tahun kedua Hijriyah).

3. Nabi SAW menyatakan shaum Ramadlan dlm hadits ini yang disambungkan dengan Shaum tiga hari
dalam sebulan, menunjukan belum adanya perintah kewajiban shaum Ramadhan.

4. Hadits ini memuat pula keutamaan shaum ‘Asyuro yang merupakan puasa yang biasa dilakukan oleh
masyarakat Jahiliyah saat itu dan syari’at Nabi Musa AS bagi umatnya, Bani Israil.

KESIMPULAN:
‫‪-‬‬ ‫‪Seluruh ulama sepakat bahwa hukum shaum Arofah TIDAK WAJIB.‬‬
‫‪-‬‬ ‫‪Bagi yang memandang shaum Arofah sunat dituntut dalil yang shahih dan sharih atau yang lebih kuat daripada‬‬
‫‪hadits yang melarang shaum arofah, kerena pokok dari ibadah adalah terlarang (haram) kecuali ada dalil yang‬‬
‫‪shahih yang memerintahkannya.‬‬
‫‪-‬‬ ‫‪Meninggalkan ibadah yang ditakutkan menjadi bid’ah lebih diutamakan daripada melakukannya dengan diragukan‬‬
‫‪sunnahnya.‬‬

‫‪Wallahu A’lam Bish-Shawwab‬‬

‫‪Kopo, 9 Dzulhijjah 1426 H‬‬

‫‪2. Takbir‬‬
‫‪3. Shalat Idul Adha‬‬
‫‪4. Qurban‬‬

‫قوله ‪ ( :‬مولى ابن أزهر ) في رواية الكشميهني " مولى بني أزهر " وكذا في رواية مسلم ‪ ,‬وسيأتي ذكره في آخر الكالم على الح‪hh‬ديث ‪ .‬قوله ‪ ( :‬ش‪hh‬هدت العيد )‬
‫زاد يونس عن الزهري في روايته اآلتية في األضاحي " يوم األض‪hh‬حى " ‪ .‬قوله ‪ ( :‬ه‪hh‬ذان ) فيه التغليب ‪ ,‬وذلك أن الحاضر يش‪hh‬ار إليه به‪hh‬ذا والغ‪hh‬ائب يش‪hh‬ار إليه‬
‫بذاك فلما أن جمعهما اللفظ قال " هذان " تغليبا للحاضر على الغائب ‪ .‬قوله ‪ ( :‬يوم فطركم ) برفع يوم إما على أنه خبر مبتدأ مح‪hh‬ذوف تق‪hh‬ديره أح‪hh‬دهما ‪ ,‬أو على‬
‫البدل من قوله " يومان " وفي رواية يونس المذكورة " أما أحدهما فيوم فطركم " قيل وفائدة وصف اليومين اإلش‪hh‬ارة إلى العلة في وج‪hh‬وب فطرهما وهو الفصل‬
‫من الصوم وإظهار تمامه وحده بفطر ما بعده ‪ ,‬واآلخر ألجل النسك المتقرب بذبحه ليؤكل منه ‪ ,‬ولو شرع صومه لم يكن لمش‪hh‬روعية ال‪hh‬ذبح فيه مع‪hh‬نى فع‪hh‬بر عن‬
‫علة التح‪hh‬ريم باألكل من النسك ألنه يس‪hh‬تلزم النحر ويزيد فائ‪hh‬دة التنبيه على التعليل ‪ ,‬والم‪hh‬راد بالنسك هنا الذبيحة المتق‪hh‬رب بها قطعا ‪ ,‬قيل ويس‪hh‬تنبط من ه‪hh‬ذه العلة‬
‫تعين السالم للفصل من الصالة ‪ .‬وفي الحديث تحريم صوم يومي العيد سواء النذر والكفارة والتطوع والقضاء والتمتع وهو باإلجماع ‪ ,‬واختلفوا فيمن قدم فص‪hh‬ام‬
‫يوم عيد ‪ :‬فعن أبي حنيفة ينعقد ‪ ,‬وخالفه الجمهور ‪ ,‬فلو نذر صوم يوم قدوم زيد فقدم يوم العيد ف‪hh‬األكثر ال ينعقد الن‪hh‬ذر ‪ ,‬وعن الحنفية ينعقد ويلزمه القض‪hh‬اء ‪ ,‬وفي‬
‫رواية يلزمه اإلطعام ‪ ,‬وعن األوزاعي يقضي إال إن نوى استثناء العيد ‪ ,‬وعن مالك في رواية يقضي إن نوى القضاء وإال فال ‪ ,‬وسيأتي في الب‪hh‬اب ال‪hh‬ذي يليه عن‬
‫ابن عمر أنه توقف في الج‪hh‬واب عن ه‪hh‬ذه المس‪hh‬ألة ‪ ,‬وأصل الخالف في ه‪hh‬ذه المس‪hh‬ألة أن النهي هل يقتضي ص‪hh‬حة المنهي عنه ؟ ق‪hh‬ال األك‪hh‬ثر ‪ :‬ال ‪ ,‬وعن محمد بن‬
‫الحسن نعم ‪ ,‬واحتج بأنه ال يق‪hh‬ال لألعمى ال يبصر ألنه تحص‪hh‬يل الحاصل ‪ ,‬ف‪hh‬دل على أن ص‪hh‬وم ي‪hh‬وم العيد ممكن ‪ ,‬وإذا أمكن ثبت الص‪hh‬حة ‪ .‬وأجيب أن اإلمك‪hh‬ان‬
‫المذكور عقلي ‪ .‬والنزاع في الشرعي ‪ ,‬والمنهي عنه ش‪h‬رعا غ‪h‬ير ممكن فعله ش‪h‬رعا ‪ .‬ومن حجج الم‪h‬انعين أن النفل المطلق إذا نهى عن فعله لم ينعقد ألن المنهي‬
‫مطلوب الترك سواء كان للتحريم أو للتنزيه ‪ ,‬والنفل مطلوب الفعل فال يجتمع الضدان ‪ .‬والفرق بينه وبين األمر ذي ال‪hh‬وجهين كالص‪hh‬الة في ال‪hh‬دار المغص‪hh‬وبة أن‬
‫النهي عن اإلقامة‪ h‬في المغصوب ليست لذات الصالة بل لإلقامة وطلب الفعل لذات العب‪hh‬ادة ‪ ,‬بخالف ص‪hh‬وم ي‪hh‬وم النحر مثال ف‪hh‬إن النهي فيه ل‪hh‬ذات الص‪hh‬وم فافترقا‪. h‬‬
‫وهللا أعلم ‪ .‬قوله ‪ ( :‬قال أبو عبد هللا ) هو المصنف ( قال ابن عيينة ‪ :‬من قال مولى ابن أزهر فقد أصاب ‪ ,‬ومن ق‪hh‬ال م‪hh‬ولى عبد ال‪hh‬رحمن بن ع‪hh‬وف فقد أص‪hh‬اب )‬
‫انتهى ‪ .‬وكالم ابن عيينة هذا حكاه عنه علي بن المديني في " العلل " وقد أخرجه ابن أبي شيبة في مسنده عن ابن عيينة عن الزهري فقال " عن أبي عبيد م‪hh‬ولى‬
‫ابن أزهر " وأخرجه الحميدي في مسنده عن ابن عيينة " حدثني الزهري سمعت‪ h‬أبا عبيد " فذكر الحديث ولم يصفه بشيء ‪ ,‬ورواه عبد ال‪hh‬رزاق في مص‪hh‬نفه عن‬
‫معمر عن الزهري فقال " عن أبي عبيد مولى عبد الرحمن ابن عوف " وكذا قال جويرية وس‪hh‬عيد الزب‪hh‬يري ومكي بن إب‪hh‬راهيم عن مالك حك‪hh‬اه أبو عمر وذكر أن‬
‫ابن عيينة أيضا كان يقول فيه كذلك ‪ ,‬وقال ابن التين ‪ :‬وجه كون القولين ص‪hh‬وابا ما روي أنهما اش‪hh‬تركا في والئه ‪ ,‬وقيل يحمل أح‪hh‬دهما على الحقيقة واآلخر على‬
‫المجاز ‪ ,‬وسبب المجاز إما بأنه كان يكثر مالزمة أحدهما إما لخدمته أو لألخذ عنه أو النتقاله من ملك أحدهما إلى ملك اآلخر ‪ ,‬وج‪hh‬زم الزب‪hh‬ير بن بك‪hh‬ار بأنه ك‪hh‬ان‬
‫مولى عبد الرحمن ابن عوف ‪ ,‬فعلى هذا فنسبته إلى ابن أزهر هي المجازية ولعلها بسبب انقطاعه إليه بعد موت عبد ال‪hh‬رحمن ابن ع‪hh‬وف ‪ ,‬واسم ابن أزهر أيضا‬
‫عبد الرحمن وهو ابن عم عبد الرحمن بن عوف وقيل ابن أخيه ‪ ,‬وقد تقدم له ذكر في الصالة في حديث كريب عن أم سلمة ‪ ,‬ويأتي في أواخر المغازي ‪.‬‬

‫قال الحافظ شمس الدين ابن القيم رحمه هللا ‪ :‬وقد ورد في النهي عن ص‪hh‬يام ي‪hh‬وم عرفة بعرفة آث‪hh‬ار ‪ .‬منها ‪ :‬ما رواه النس‪hh‬ائي عن عم‪hh‬رو بن دين‪hh‬ار عن عط‪hh‬اء عن‬
‫عبيد بن عمير قال " كان عمر ينهى عن صوم يوم عرفة بعرفة " ومنها ما رواه أيضا عن أبي الس‪h‬وار ق‪h‬ال " س‪h‬ألت ابن عمر عن ص‪h‬وم ي‪h‬وم عرفة ؟ فنه‪h‬اني "‬
‫والمراد بذلك بعرفة ‪ .‬بدليل ما روى نافع قال " سئل ابن عمر عن صوم ي‪hh‬وم عرفة بعرف‪hh‬ة؟ فق‪hh‬ال لم يص‪hh‬مه رس‪hh‬ول هللا ص‪hh‬لى هللا عليه وس‪hh‬لم ‪ ,‬وال أبو بكر ‪ ,‬وال‬
‫عمر ‪ ,‬وال عثمان " وعن عطاء ‪ :‬قال " دعا عبد هللا بن عباس الفضل بن عباس يوم عرفة إلى الطعام ‪ ,‬فقال ‪ :‬إني صائم ‪ .‬فق‪hh‬ال عبد هللا ‪ :‬ال تصم ‪ ,‬ف‪hh‬إن رس‪hh‬ول‬
‫هللا ص‪hh‬لى هللا عليه وس‪hh‬لم ق‪hh‬رب إليه حالب فيه لبن ي‪hh‬وم عرفة ‪ ,‬فش‪hh‬رب منه ‪ ,‬فال تصم ‪ .‬ف‪hh‬إن الن‪hh‬اس يس‪hh‬تنوون بكم " رواهما النس‪hh‬ائي ثم ق‪hh‬ال ‪ :‬وقد أخرجا في‬
‫الصحيحين من حديث كريب عن ميمونة بنت الحرث أنها قالت " إن الناس ش‪hh‬كوا في ص‪hh‬يام رس‪hh‬ول هللا ص‪hh‬لى هللا عليه وس‪hh‬لم ي‪hh‬وم عرفة ‪ ,‬فأرس‪hh‬لت إليه ‪ -‬يع‪hh‬ني‬
‫ميمونة ‪ -‬بحالب لبن ‪ ,‬وهو واقف في الموقف فش‪hh‬رب منه ‪ ,‬والن‪hh‬اس ينظ‪hh‬رون " فقيل ‪ :‬يحتمل أن تك‪hh‬ون ميمونة أرس‪hh‬لت وأم الفضل أرس‪hh‬لت ‪ ,‬كل منهما بق‪hh‬دح ‪,‬‬
‫ويحتمل أن يكونا مجتمعين فإنها أختها ‪ ,‬فاتفقنا على اإلرسال بقدح واحد ‪ ,‬فينسب إلى ه‪hh‬ذه وإلى ه‪hh‬ذه ‪ ,‬فقد صح عن رس‪hh‬ول هللا ص‪hh‬لى هللا عليه وس‪hh‬لم " أنه أفطر‬
‫بعرفة " وصح عنه " أن صيامه يكفر سنتين " فالصواب أن األفضل ألهل اآلفاق صومه ‪ ,‬وألهل عرفة فطره الختياره صلى هللا عليه وس‪hh‬لم ذلك لنفسه ‪ ,‬وعمل‬
‫خلفائه بعده ب‪hh‬الفطر ‪ ,‬وفيه ق‪hh‬وة على ال‪hh‬دعاء ال‪hh‬ذي هو أفضل دع‪hh‬اء العبد ‪ ,‬وفيه أن ي‪hh‬وم عرفة عيد ألهل عرفة ‪ ,‬فال يس‪hh‬تحب لهم ص‪hh‬يامه ‪ .‬وبعض الن‪hh‬اس يخت‪hh‬ار‬
‫الصوم ‪ ,‬وبعضهم يختار الفطر ‪ ,‬وبعضهم يفرق بين من يضعفه ومن ال يضعفه ‪ .‬وهو اختيار قتادة ‪ ,‬والصيام اختيار ابن الزبير وعائشة ‪ ,‬وقال عطاء ‪ :‬أصومه‬
‫في الشتاء ‪ ,‬وال أصومه في الصيف ‪ ,‬وكان بعض السلف ال يأمر به وال ينهي عنه ‪ ,‬ويقول ‪ :‬من شاء صام ومن شاء أفطر ‪.‬‬

‫قوله ‪ ( :‬حدثني س‪hh‬الم ) هو أبو النضر الم‪hh‬ذكور في الطريق الثانية وهو بكنيته أش‪hh‬هر ‪ ,‬وربما ج‪hh‬اء باس‪hh‬مه وكنيته معا فيق‪hh‬ال ح‪hh‬دثنا س‪hh‬الم أبو النضر ‪ ,‬وإنما س‪hh‬اق‬
‫البخ‪hhh‬اري الطريق األولى مع نزولها لما فيها من التص‪hhh‬ريح بالتح‪hhh‬ديث في المواضع ال‪hhh‬تي وقعت بالعنعنة في الطريق الثانية مع علوها ‪ ,‬وما أك‪hhh‬ثر ما يح‪hhh‬رص‬
‫البخاري على ذلك في هذا الكتاب ‪ .‬قوله ‪ ( :‬عمير مولى أم الفضل ) هو عمير مولى ابن عباس ‪ ,‬فمن ق‪hh‬ال م‪hh‬ولى أم الفضل فباعتب‪hh‬ار أص‪h‬له ومن ق‪hh‬ال م‪hh‬ولى ابن‬
‫عباس فباعتبار ما آل إليه حاله ‪ ,‬ألن أم الفضل هي والدة ابن عباس وقد انتقل إلى ابن عباس والء موالي أمه ‪ .‬وليس لعمير في البخاري سوى هذا الح‪hh‬ديث ‪ ,‬وقد‬
‫أخرجه أيضا في الحج في موضعين وفي األشربة في ثالثة مواضع ‪ ,‬وحديث آخر تقدم في التيمم ‪ .‬قوله ‪ ( :‬أن ناسا تماروا ) أي اختلف‪hh‬وا ‪ ,‬ووقع عند ال‪hh‬دارقطني‬
‫في " الموطآت " من طريق أبي نوح عن مالك " اختلف ناس من أصحاب رسول هللا صلى هللا عليه وسلم " ‪ .‬قوله ‪ ( :‬في صوم النبي صلى هللا عليه وسلم ) هذا‬
‫يشعر بأن صوم يوم عرفة كان معروفا عندهم معتادا لهم في الحضر ‪ ,‬وكأن من جزم بأنه صائم استند إلى ما ألفه من العبادة ‪ ,‬ومن ج‪hh‬زم بأنه غ‪h‬ير ص‪hh‬ائم ق‪hh‬امت‬
‫عنده قرينة كونه مسافرا ‪ ,‬وقد عرف نهيه عن صوم الفرض في السفر فضال عن النفل ‪ .‬قوله ‪ ( :‬فأرسلت ) سيأتي في الحديث الذي يليه أن ميمونة بنت الحارث‬
‫هي ال‪hh‬تي أرس‪hh‬لت ‪ ,‬فيحتمل التع‪hh‬دد ‪ ,‬ويحتمل أنهما معا أرس‪hh‬لتا فنسب ذلك إلى كل منهما ألنهما كانتا أخ‪hh‬تين فتك‪hh‬ون ميمونة أرس‪hh‬لت بس‪hh‬ؤال أم الفضل لها في ذلك‬
‫لكشف الحال في ذلك ويحتمل العكس ‪ ,‬وسيأتي اإلشارة إلى تعيين كون ميمونة هي ال‪h‬تي باش‪h‬رت اإلرس‪h‬ال ‪ .‬ولم يسم الرس‪h‬ول في ط‪h‬رق ح‪h‬ديث أم الفضل ‪ ,‬لكن‬
‫روى النسائي من طريق سعيد ابن جبير عن ابن عباس ما ي‪hh‬دل على أنه ك‪hh‬ان الرس‪h‬ول ب‪hh‬ذلك ‪ ,‬ويق‪h‬وي ذلك أنه ك‪hh‬ان ممن ج‪hh‬اء عنه أنه أرسل إما أمه وإما خالته ‪.‬‬
‫قوله ‪ ( :‬وهو واقف على بعيره ) زاد أبو نعيم في " المستخرج " من طريق يحيى بن سعيد عن مالك " وهو يخطب الن‪hh‬اس بعرفة " وللمص‪hh‬نف في األش‪hh‬ربة من‬
‫طريق عبد العزيز بن أبي س‪hh‬لمة عن أبي النضر " وهو واقف عش‪hh‬ية عرفة " وألحمد والنس‪hh‬ائي من طريق عبد هللا بن عب‪hh‬اس عن أمه أم الفضل " أن رس‪hh‬ول هللا‬
‫صلى هللا عليه وسلم أفطر بعرفة " ‪ .‬قوله ‪ ( :‬فشربه ) زاد في حديث ميمونة " والناس ينظرون " ‪.‬‬
‫قوله ‪ ( :‬أخبرنا إسماعيل بن علية ) بضم العين المهملة وفتح الالم وتشديد التحتية ‪ .‬قوله ‪ ( :‬وأرسلت إليه أم الفضل ) أي بنت الحارث وهي امرأة العباس ‪ .‬قوله‬
‫‪ ( :‬وفي الباب عن أبي هريرة ) أخرجه أحمد وابن ماجه بلفظ ‪ :‬نهى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم عن صوم عرفة بعرفات ‪ ,‬أخرجه أحمد وأبو داود والنس‪hh‬ائي‬
‫وابن ماجه والحاكم والبيهقي وفيه مهدي الهجري وهو مجه‪hh‬ول ‪ ,‬ورواه العقيلي في الض‪hh‬عفاء من طريقه وق‪hh‬ال ال يت‪hh‬ابع عليه ‪ .‬ق‪hh‬ال العقلي ‪ :‬وقد روي عن الن‪hh‬بي‬
‫صلى هللا عليه وسلم بأسانيد جياد أنه لم يصم ي‪h‬وم عرفة بها وال يصح النهي عن ص‪h‬يامه ‪ .‬ق‪hh‬ال الحافظ في التلخيص بعد ذكر كالمه ه‪h‬ذا ‪ .‬قد ص‪h‬ححه ابن خزيمة‬
‫ووثق مهديا المذكور ابن حب‪h‬ان ( وابن عمر ) أخرجه الترم‪h‬ذي والنس‪h‬ائي وابن حب‪h‬ان ( وأم الفضل ) أخرجه الش‪h‬يخان ‪ .‬قوله ‪ ( ,‬وقد ص‪h‬ام بعض أهل العلم ي‪h‬وم‬
‫عرفة بعرفة ) قاال الحافظ في الفتح ‪ .‬وعن ابن الزبير وأس‪hh‬امة بن زيد وعائشة أنهم ك‪hh‬انوا يص‪hh‬ومونه أي يص‪hh‬ومون ي‪hh‬وم عرفة بعرفة ‪ ,‬وك‪hh‬ان ذلك يعجب الحسن‬
‫ويحكيه عن عثمان ‪ ,‬وعن قتادة م‪hh‬ذهب آخر ق‪hh‬ال ال ب‪hh‬أس به إذا لم يض‪hh‬عف عن ال‪hh‬دعاء ‪ ,‬ونقله ال‪hh‬بيهقي في المعرفة عن الش‪hh‬افعي في الق‪hh‬ديم ‪ ,‬واخت‪hh‬اره الخط‪hh‬ابي‬
‫والمتولي من الشافعية‪ , h‬وقال الجمهور ‪ .‬يستحب فطره حتى قال عط‪hh‬اء من أفط‪hh‬ره ليتق‪h‬وى به على ال‪hh‬ذكر ك‪h‬ان له مثل أجر الص‪hh‬ائم ‪ .‬وق‪hh‬ال الط‪hh‬بري ‪ :‬إنما أفطر‬
‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم بعرفة ليدل على االختيار للحاج بمكة لكي ال يضعف عن الدعاء وال‪hh‬ذكر المطل‪hh‬وب ي‪hh‬وم عرفة ‪ .‬وقيل إنما ك‪hh‬ره ص‪hh‬وم ي‪hh‬وم عرفة‬
‫ألنه يوم عيد ألهل الموقف الجتماعهم فيه ‪ ,‬ويؤيده ما رواه أصحاب السنن عن عقبة بن ع‪hh‬امر مرفوعا ‪ .‬ي‪hh‬وم عرفة وي‪hh‬وم النحر وأي‪hh‬ام م‪hh‬نى عي‪hh‬دنا أهل اإلس‪hh‬الم‬
‫انتهى كالم الحافظ ‪ .‬قلت ‪ :‬ما ذهب إليه الجمهور من أنه يستحب الفطر يوم عرفة بعرفة هو الظاهر ‪ ,‬ويدل عليه حديث أبي هريرة أن رسول هللا ص‪hh‬لى هللا عليه‬
‫وسلم نهى عن صوم عرفة بعرفة ‪ :‬وقد صحح هذا الحديث ابن خزيمة والح‪hh‬اكم على ما قاله الحافظ في الفتح وأخذ بظ‪hh‬اهره بعض الس‪hh‬لف ‪ .‬فج‪hh‬اء‪ h‬عن يح‪hh‬يى ابن‬
‫سعيد األنصاري قال ‪ .‬يجب فطر يوم عرفة للحاج وهللا تعالى أعلم ‪.‬‬

‫قوله ‪ ( :‬ي‪hh‬وم عرفة ) أي الي‪hh‬وم التاسع من ذي الحجة ( وي‪hh‬وم النحر ) أي الي‪hh‬وم العاشر من ذي الحجة ( وأي‪hh‬ام التش‪hh‬ريق ) أي الي‪hh‬وم الح‪hh‬ادي عشر والث‪hh‬اني عشر‬
‫والثالث عشر ( عيدنا ) بالرفع على الخبرية ( أهل اإلسالم ) بالنصب على االختصاص ( وهي ) أي األي‪hh‬ام الخمسة‪ ( h‬أي‪hh‬ام أكل وش‪hh‬رب ) في الح‪hh‬ديث دليل على‬
‫أن يوم عرفة وأيام التشريق أي‪h‬ام عيد كما أن ي‪h‬وم النحر ي‪h‬وم عيد وكل ه‪h‬ذه األي‪h‬ام الخمسة‪ h‬أي‪hh‬ام أكل وش‪h‬رب ‪ .‬ق‪h‬ال الش‪hh‬وكاني في النيل ‪ :‬ظ‪h‬اهر ح‪h‬ديث أبي قت‪hh‬ادة‬
‫مرفوعا ‪ " :‬صوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة " ‪ ,‬رواه الجماعة إال البخاري والترمذي أنه يس‪hh‬تحب ص‪hh‬وم عرفة مطلقا ‪ ,‬وظ‪hh‬اهر ح‪hh‬ديث عقبة بن ع‪hh‬امر‬
‫يعني المذكور في هذا الباب أنه يكره صومه مطلقا ‪ ,‬وظاهر حديث أبي هريرة قال ‪ :‬نهى رسول هللا صلى هللا عليه وس‪hh‬لم عن ص‪hh‬وم عرفة بعرف‪hh‬ات ‪ ,‬رواه أحمد‬
‫وابن ماجه أنه ال يجوز صومه بعرفات فيجمع بين األحاديث بأن صوم هذا الي‪hh‬وم مس‪hh‬تحب‪ h‬لكـل أحد مك‪hh‬روه لمن ك‪hh‬ان بعرف‪hh‬ات حاجا ‪ .‬والحكمة في ذلك أنه ربما‬
‫كان مؤديا إلى الضعف عن الدعاء والذكر يوم عرفة هنالك والقيام بأعمال الحج ‪ ,‬وقيل الحكمة أنه يوم عيد ألهل الموقف الجتماعهم فيه ‪ ,‬ويؤيده حديث عقبة بن‬
‫عامر انتهى كالم الشوكاني محصال ‪ .‬قوله ‪ ( :‬وفي الباب عن علي ) أخرجه النسائي من طريق مسعود بن الحكم عن أمه أنها رأت وهي بمنى في زمان رس‪hh‬ول‬
‫هللا صلى هللا عليه وسلم راكبا يصيح يقول ‪ :‬يا أيها الناس إنها أي‪hh‬ام أكل وش‪hh‬رب ونس‪hh‬اء وبع‪hh‬ال وذكر هللا ‪ ,‬ق‪hh‬ال فقلت من ه‪hh‬ذا ؟ ق‪hh‬الوا علي بن أبي ط‪hh‬الب ‪ ,‬ورواه‬
‫البيهقي من هذا الوجه لكن قال إن جدته حدثته كذا في التلخيص ( وسعد ) بن أبي وقاص أخرجه أحمد بلفظ قال ‪ :‬أمرني النبي صلى هللا عليه وسلم أن أنادي أي‪hh‬ام‬
‫منى أنها أيام أكل وشرب وال صوم فيها ‪ ,‬يعنى أيام التشريق ‪ ,‬وأخرجه البزار أيضا ‪ .‬قال في مجمع الزوائد ‪ :‬رجالهما رجال الص‪hh‬حيح ( وأبي هري‪hh‬رة ) أخرجه‬
‫الدارقطني في سننه في الضحايا وفيه ‪ :‬وأيام منى أيام أكل وشرب وبعال ‪ ,‬وفي سنده سعيد بن سالم العطار قال الزيلعي ‪ :‬رم‪hh‬اه أحمد بالك‪hh‬ذب ( وج‪hh‬ابر ) لينظر‬
‫من أخرجه ( ونبيشة ) الهذلي أخرجه مسلم بلفظ ‪ :‬أيام التشريق أيام أكل وشرب ( وبشر بن سحيم ) بمهملتين مصغرا أخرجه النسائي بنحو حديث نبيشة ( وعبد‬
‫هللا بن حذافة ) أخرجه الدارقطني بلفظ ‪ :‬ال تصوموا في هذه األيام فإنها أيام أكل وشرب وبعال يعني أيام منى ‪ .‬وفي إسناده الواقدي ( وأنس ) أخرجه الدارقطني‬
‫بلفظ ‪ :‬إن النبي صلى هللا عليه وسلم نهى عن خمسة أيام في السنة يوم الفطر ويوم النحر وثالثة أي‪h‬ام التش‪h‬ريق ‪ ,‬وفي إس‪h‬ناد محمد بن خالد الطح‪h‬ان وهو ض‪h‬عيف‬
‫( وحم‪h‬زة بن األع‪h‬ور األس‪hh‬لمي ) لينظر من أخرجه ( وكعب بن مالك ) أخرجه أحمد ومس‪hh‬لم وفيه ‪ :‬أي‪hh‬ام م‪hh‬نى أي‪hh‬ام أكل وش‪h‬رب ( وعائشة ) وابن عمر ق‪hh‬اال ‪ :‬لم‬
‫يرخص في أيام التشريق أن يصمن إال لمن لم يجد الهدي ‪ ,‬أخرجه البخاري ( وعمرو بن العاص ) أخرجه أبو داود ( وعبد هللا بن عمرو ) أخرجه البزار ‪ .‬ق‪hh‬ال‬
‫الزيلعي في نصب الراية ‪ :‬قال المنذري في حواشيه ‪ :‬وقد روى هذا الحديث من رواية نبيشة ‪ .‬قوله ‪ ( :‬حديث عقبة بن عامر حديث حسن صحيح ) وأخرجه أبو‬
‫داود والنسائي وسكت عنه أبو داود ‪ ,‬ونقل المنذري تصحيح الترم‪hh‬ذي وأق‪hh‬ره ‪ .‬قوله ‪ ( :‬إال أن قوما من أص‪hh‬حاب الن‪h‬بي ص‪hh‬لى هللا عليه وس‪h‬لم وغ‪hh‬يرهم رخص‪hh‬وا‬
‫للمتمتع إذا لم يجد هديا ولم يصم في العشر أن يصوم أيام التشريق ) قال الحافظ في الفتح ‪ :‬وقد روى ابن المنذر وغيره عن الزبير بن العوام وأبي طلحة الج‪hh‬واز‬
‫مطلقا ‪ ,‬وعن علي وعبد هللا بن عمرو بن العاص المنع مطلقا ‪ ,‬وهو المشهور عن الشافعي ‪ ,‬وعن ابن عمر وعائشة وعبيد بن عمير في آخ‪hh‬رين منعه إال للمتمتع‬
‫ال‪hh‬ذي ال يجد اله‪hh‬دي ‪ ,‬وهو ق‪hh‬ول مالك والش‪hh‬افعي في الق‪hh‬ديم ‪ ,‬وعن األوزاعي وغ‪hh‬يره أيضا يص‪hh‬ومها المحصر والق‪hh‬ارن انتهى ‪ .‬واس‪hh‬تدل الق‪hh‬ائلون ب‪hh‬المنع مطلقا‬
‫بأحاديث الباب التي لم تفيد بالجواز للمتمتع واستدل القائلون بالجواز للمتمتع بحديث عائشة وابن عمر قاال ‪ :‬لم يرخص في أي‪hh‬ام التش‪hh‬ريق ‪ ,‬أن يص‪hh‬من إال لمن لم‬
‫يجد الهدي ‪ ,‬رواه البخاري ‪ ,‬وله عنهما أنهما قاال ‪ :‬الصيام لمن تمتع بالعمرة إلى الحج إلى يوم عرفة ‪ ,‬فإن لم يجد هديا ولم يصم صام أيام منى ‪ .‬قال الشوكاني ‪:‬‬
‫وهذه الصيغة لها حكم الرفع ‪ ,‬وقد أخرجه الدارقطني والطحاوي بلفظ ‪ :‬رخص رسول هللا صلى هللا عليه وسلم للمتمتع إذا لم يجد الهدي أن يصوم أيام التشريق ‪,‬‬
‫وفي إسناده يحيى بن سالم وليس بالقوي ولكنه يؤيد ذلك عموم اآلية ‪ .‬ق‪hh‬الوا وحمل المطلق على المقيد واجب وك‪hh‬ذلك بن‪hh‬اء الع‪hh‬ام على الخ‪hh‬اص ‪ .‬قاله الش‪hh‬وكاني ‪:‬‬
‫وهذا أقوى المذاهب ‪ ,‬وأما القائل بالجواز مطلقا فأحاديث الباب جميعها‪ h‬ترد عليه ( وبه يقول مالك بن أنس والشافعي وأحمد وإسحاق ) وقال أبو حنيفة رحمه هللا‬
‫‪ :‬ال يصوم أيام التشريق ‪ .‬قال محمد في الموطأ ال ينبغي أن يصام أيام التشريق لمتعة وال لغيرها لما جاءت من النهي عن النبي صلى هللا عليه وس‪hh‬لم ‪ ,‬وهو ق‪hh‬ول‬
‫أبي حنيفة والعامة من قبلنا انتهى ‪ .‬قوله ‪ ( :‬أهل العراق يقولون موسى بن علي بن رباح ) بضم العين وفتح الالم مص‪hh‬غرا ( وأهل مصر يقول‪hh‬ون موسى بن علي‬
‫) بفتح العين وكسر الالم مكبرا ‪.‬‬

‫‪Meraih Limpahan Pahala di Awal Dzulhijah‬‬

‫⋅ ‪Diposting oleh admin ⋅ 12 November 2009‬‬ ‫⋅ ‪ Kirim buletin ini‬‬ ‫‪ Cetak buletin ini ⋅ Kirim‬‬
‫‪komentar‬‬

‫‪At Tauhid edisi V/44‬‬

‫‪Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal‬‬

‫‪Alhamdulillah, Allah subhanahu wa ta’ala masih memberikan kita berbagai macam nikmat, kita pun diberi‬‬
‫‪anugerah akan berjumpa dengan bulan Dzulhijah. Berikut kami akan menjelasakan keutamaan beramal di‬‬
‫‪awal bulan Dzulhijah dan apa saja amalan yang dianjurkan ketika itu. Semoga bermanfaat.‬‬

‫‪Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijah‬‬


Di antara yang menunjukkan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah adalah hadits Ibnu ‘Abbas,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh
Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).”
Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
“Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak
ada yang kembali satupun.” [1]

Di dalam sepuluh hari bulan Dzulhijah terdapat hari Arofah dan hari an nahr (Idul Adha). Kedua hari tersebut
adalah hari yang mulia sebagaimana terdapat dalam hadits ‘Abdullah bin Qurth, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allah Tabaroka wa Ta’ala adalah hari an
nahr (Idul Adha) kemudian yaumul qorr (hari setelah hari an nahr).” [2]

Keutamaan Beramal di Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijah

Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hadits Ibnu ‘Abbas di atas menunjukkan bahwa amalan di sepuluh hari
pertama bulan Dzulhijah lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari lainnya dan di sini tidak ada
pengecualian. Jika dikatakan bahwa amalan di hari-hari tersebut lebih dicintai oleh Allah, itu menunjukkan
bahwa beramal di waktu itu adalah sangat utama di sisi-Nya.” [3]

Bahkan jika seseorang melakukan amalan yang mafdhul (kurang utama) di hari-hari tersebut, maka bisa jadi
lebih utama daripada seseorang melakukan amalan yang utama di selain sepuluh hari awal bulan Dzulhijah.
Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Beliau pun
menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah.” Lalu beliau memberi pengecualian yaitu jihad dengan
mengorbankan jiwa raga. Padahal jihad sudah kita ketahui bahwa ia adalah amalan yang mulia dan utama.
Namun amalan yang dilakukan di awal bulan Dzulhijah tidak kalah dibanding jihad, walaupun amalan
tersebut adalah amalan mafdhul (yang kurang utama) dibanding jihad. [4]

Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hal ini menunjukkan bahwa amalan mafdhul (yang kurang utama) jika
dilakukan di waktu afdhol (utama) untuk beramal, maka itu akan menyaingi amalan afdhol (amalan utama) di
waktu-waktu lainnya. Amalan yang dilakukan di waktu afdhol untuk beramal akan memiliki pahala berlebih
karena pahalanya yang akan dilipatgandakan.” [5] Mujahid mengatakan, “Amalan di sepuluh hari pada awal
bulan Dzulhijah akan dilipatgandakan.” [6]

Amalan di Awal Dzulhijah

Keutamaan sepuluh hari awal Dzulhijah berlaku untuk amalan apa saja, tidak terbatas pada amalan tertentu
[7]. Di antara amalan yang dianjurkan di awal Dzulhijah adalah amalan puasa. Dari Hunaidah bin Kholid, dari
istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga
hari setiap bulannya [8], …” [9]

Namun ada sebuah riwayat dari ‘Aisyah yang menyebutkan, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada sepuluh hari bulan Dzulhijah sama sekali.” [10] Mengenai
riwayat ini, Imam Ahmad menjelaskan bahwa yang dimenangkan adalah perkataan yang menetapkan adanya
puasa sembilan hari Dzulhijah, yaitu hadits pertama. Namun dalam penjelasan lainnya, Imam Ahmad
menjelaskan bahwa maksud riwayat ‘Aisyah adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa penuh
selama sepuluh hari Dzulhijah. Sedangkan maksud riwayat Hafshoh adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam berpuasa di mayoritas hari yang ada. Jadi, hendaklah berpuasa di sebagian hari dan berbuka di
sebagian hari lainnya. [11]

Kesimpulan: Boleh berpuasa penuh selama sembilan hari bulan Dzulhijah (dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijah)
atau berpuasa pada sebagian harinya.

Catatan: Kadang dalam hadits disebutkan berpuasa pada sepuluh hari awal Dzulhijah. Yang dimaksudkan
adalah mayoritas dari sepuluh hari awal Dzulhijah, hari Idul Adha tidak termasuk di dalamnya dan tidak
diperbolehkan berpuasa pada hari ‘Ied. [12]

Keutamaan Hari Arofah

Di antara keutamaan hari Arofah (9 Dzulhijah) disebutkan dalam hadits berikut, “Di antara hari yang Allah
banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah di hari Arofah (yaitu untuk orang yang berada di
Arofah). Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat.
Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” [13]

Keutamaan yang lainnya, hari arofah adalah waktu mustajabnya do’a. Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya
dari kakeknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari
Arofah.” [14] Maksudnya, inilah doa yang paling cepat dipenuhi atau terkabulkan. [15] Jadi hendaklah kaum
muslimin memanfaatkan waktu ini untuk banyak berdoa pada Allah. Do’a ketika ini adalah do’a yang
mustajab karena dilakukan pada waktu yang utama.

Jangan Tinggalkan Puasa Arofah

Bagi orang yang tidak berhaji dianjurkan untuk menunaikan puasa Arofah yaitu pada tanggal 9 Dzulhijah. Hal
ini berdasarkan hadits Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa Arofah dapat
menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan
menghapuskan dosa setahun yang lalu.” [16] Hadits ini menunjukkan bahwa puasa Arofah lebih utama
daripada puasa ‘Asyuro. Di antara alasannya, Puasa Asyuro berasal dari Nabi Musa, sedangkan puasa Arofah
berasal dari Nabi kita Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam. [17] Keutamaan puasa Arofah adalah akan
menghapuskan dosa selama dua tahun dan dosa yang dimaksudkan di sini adalah dosa-dosa kecil. Atau bisa
pula yang dimaksudkan di sini adalah diringankannya dosa besar atau ditinggikannya derajat. [18]

Sedangkan untuk orang yang berhaji tidak dianjurkan melaksanakan puasa Arofah. Dari Ibnu ‘Abbas, beliau
berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa ketika di Arofah. Ketika itu beliau disuguhkan
minuman susu, beliau pun meminumnya.” [19]

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar bahwa beliau ditanya mengenai puasa hari Arofah di Arofah. Beliau
mengatakan, “Aku pernah berhaji bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau tidak menunaikan
puasa pada hari Arofah. Aku pun pernah berhaji bersama Abu Bakr, beliau pun tidak berpuasa ketika itu.
Begitu pula dengan ‘Utsman, beliau tidak berpuasa ketika itu. Aku pun tidak mengerjakan puasa Arofah
ketika itu. Aku pun tidak memerintahkan orang lain untuk melakukannya. Aku pun tidak melarang jika ada
yang melakukannya.” [20]

Dari sini, yang lebih utama bagi orang yang sedang berhaji adalah tidak berpuasa ketika hari Arofah di Arofah
dalam rangka meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Khulafa’ur Rosyidin (Abu Bakr, ‘Umar
dan ‘Utsman), juga agar lebih menguatkan diri dalam berdo’a dan berdzikir ketika wukuf di Arofah. Inilah
pendapat mayoritas ulama. [21]

Puasa Hari Tarwiyah (8 Dzulhijah)

Ada riwayat yang menyebutkan, “Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijah) akan mengampuni dosa setahun
yang lalu.” Ibnul Jauzi [22], Asy Syaukani [23], dan Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if
(lemah). [24]

Oleh karena itu, tidak perlu berniat khusus untuk berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijjah karena hadisnya dha’if
(lemah). Namun jika berpuasa karena mengamalkan keumuman hadits shahih yang menjelaskan keutamaan
berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, maka itu diperbolehkan. Wallahu a’lam.

Jika Tanggal 9 Dzulhijah di Saudi Arabia Berbeda dengan Indonesia

Jika wukuf di Arofah lebih dulu dari tanggal 9 Dzulhijah di Indonesia, manakah yang harus diikuti dalam
berpuasa Arofah?

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin mengatakan, “Dalam puasa hari Arofah, engkau tetap mengikuti
negerimu.” Alasan beliau adalah kita tetap mengikuti hilal di negeri ini bukan mengikuti hilal Saudi Arabia.
Jika kemunculan hilal Dzulhijjah di negara kita selang satu hari setelah ru’yah di Mekkah sehingga tanggal 9
Dzulhijjah di Mekkah itu baru tanggal 8 Dzulhijjah di negara kita, maka kita seharusnya kita berpuasa Arofah
pada tanggal 9 Dzulhijjah meski hari tersebut bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah di Mekkah. Inilah
pendapat yang paling kuat dalam masalah ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika
kalian melihat hilal Ramadhan hendaklah kalian berpuasa dan jika kalian melihat hilal Syawal hendaknya
kalian berhari raya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Semoga Allah memudahkan kita beramal sholih dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Nabi-Nya.
[Muhammad Abduh Tuasikal]

_____________

[1] HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, dari Ibnu
‘Abbas. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan
bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim

[2] HR. Abu Daud no. 1765. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih

[3] Latho-if Al Ma’arif, hal. 456

[4] Lihat Latho-iLatho-if Al Ma’ariff Al Ma’arif, hal. 457 dan 461

[5] Idem

[6] Latho-if Al Ma’arif, hal. 458

[7] Lihat Tajridul Ittiba’, Syaikh Ibrahim bin ‘Amir Ar Ruhailiy, hal. 116, 119-121, Dar Al Imam Ahmad

[8] Yang jadi patokan di sini adalah bulan Hijriyah, bukan bulan Masehi

[9] HR. Abu Daud no. 2437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih

[10] HR. Muslim no. 1176, dari ‘Aisyah

[11] Latho-if Al Ma’arif, hal. 459-460

[12] Lihat Fathul Bari, 3/390 dan Latho-if Al Ma’arif, hal. 460

[13 HR. Muslim no. 1348, dari ‘Aisyah

[14] HR. Tirmidzi no. 3585. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan

[15] Lihat Tuhfatul Ahwadziy, Muhammad ‘Abdurrahman bin ‘Abdurrahim Al Mubarakfuri Abul ‘Ala, 8/482,
Mawqi’ Al Islam

[16] HR. Muslim no. 1162, dari Abu Qotadah

[17] Lihat Fathul Bari, 6/286

[18] Lihat Syarh Muslim, An Nawawi, 4/179, Mawqi’ Al Islam


[19] HR. Tirmidzi no. 750. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits tersebut hasan shohih. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih

[20] HR. Tirmidzi no. 751. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih

[21] Lihat Shahih Fiqih Sunnah, Abu Malik, 2/137, Al Maktabah At Taufiqiyah

[22] Lihat Al Mawdhu’at, 2/565, dinukil dari http://dorar.net

[23] Lihat Al Fawa-id Al Majmu’ah, hal. 96, dinukil dari http://dorar.net

[24] Lihat Irwa’ul Gholil no. 956

[25] Majmu’ Fatawa wa Rosa-il Ibnu ‘Utsaimin, 17/25, Asy Syamilah

Sumber : http://buletin.muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/meraih-limpahan-pahala-di-awal-dzulhijah

TANGGAPAN :

- Sub Judul “Jangan tinggalkan Shaum Arofah”, tidakkah ini menyalahi sunnah Nabi SAW dan para shahabat
diantaranya Ibnu Abbas, yang justeru berkata : “LAA TASHUM” (janganlah shaum (arafah)).
- Hadits [20] HR. Tirmidzi no. 751. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini
shahih. Ternyata dla’if, karena ada rawi Abdullah Bin Abi Najih Yasar ia mudallis (pemanipulasi hadits),
sedangkan HR. Ahmad yang tidak mencantumkan HAJAJTU (aku berhaji) itulah yang shahih sanadnya. Artinya,
baik ketika haji atau tidak, Nabi SAW & Khulafaurrasyidun tidak melaksanakan shaum arofah.
- Hadits shahih [16] HR. Muslim no. 1162, dari Abu Qotadah, sebaiknya dimuat secara lengkap,
sbb, ِ ‫د َج ِميعًا ع َْن َح َّما ٍد قَا َل يَحْ يَى أَ ْخبَ َرنَا َح َّما ُد بْنُ زَ ْي ٍد ع َْن َغ ْياَل نَ ع َْن َع ْب ِد هَّللا‬hٍ ‫و َح َّدثَنَا يَحْ يَى بْنُ يَحْ يَى التَّ ِمي ِم ُّي َوقُتَ ْيبَةُ بْنُ َس ِعي‬
‫لَّ َم‬h ‫ ِه َو َس‬h ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬َ ِ ‫ب َرسُو ُل هَّللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ال َك ْيفَ تَصُو ُم فَ َغ‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَق‬َ ‫ي‬ َّ ِ‫د ال ِّز َّمانِ ِّي ع َْن أَبِي قَتَا َدةَ َر ُج ٌل أَتَى النَّب‬hٍ َ‫ب ِْن َم ْعب‬
‫ب‬
ِ h‫َض‬ َ ‫ب هَّللا ِ َوغ‬ َ ‫و ُذ بِاهَّلل ِ ِم ْن غ‬hh‫اَل ِم ِدينًا َوبِ ُم َح َّم ٍد نَبِيًّا نَ ُع‬h‫ينَا بِاهَّلل ِ َربًّا َوبِاإْل ِ ْس‬h‫ض‬
ِ h‫َض‬ ِ ‫ا َل َر‬hhَ‫بَهُ ق‬h‫َض‬ َ ‫هُ غ‬h‫ َي هَّللا ُ َع ْن‬h‫ض‬ ِ ‫ ُر َر‬h‫فَلَ َّما َرأَى ُع َم‬
َ َّ ُ
َ h‫ َّد ْه َر كلهُ ق‬h‫و ُم ال‬h‫ص‬
‫ال‬h ‫هَّللا‬
ُ َ‫ُول ِ َك ْيفَ بِ َم ْن ي‬ َ ‫ضبُهُ فقا َل ُع َم ُر يَا َرس‬ َ َ َّ ْ َ
َ ‫ض َي ُ َعنهُ ي َُر ِّد ُد هَذا الكَاَل َم َحتى َس َكنَ َغ‬ ْ ‫هَّللا‬ ِ ‫َرسُولِ ِه فَ َج َع َل ُع َم ُر َر‬
‫و ُم‬h‫ص‬ ُ َ‫فَ َم ْن ي‬hh‫ا َل َك ْي‬hhَ‫ق َذلِكَ أَ َح ٌد ق‬ُ ‫ص ْم َولَ ْم يُ ْف ِطرْ قَا َل َك ْيفَ َم ْن يَصُو ُم يَوْ َم ْي ِن َويُ ْف ِط ُر يَوْ ًما قَا َل َويُ ِطي‬ ُ َ‫صا َم َواَل أَ ْفطَ َر أَوْ قَا َل لَ ْم ي‬ َ ‫اَل‬
‫ال‬h َ
َ h‫ك ث َّم ق‬ ُ َ ُ ْ ُ ِّ َ ُ
َ hِ‫ ِّوقت ذل‬h‫ال َو ِددت أني ط‬h ْ َ ْ ْ َ َ ‫اَل‬
َ h‫صوْ ُم دَا ُو َد َعل ْي ِه ال َّس م قا َل ك ْيفَ َمن يَصُو ُم يَوْ ًما َويُف ِط ُر يَوْ َم ْي ِن ق‬ َ َ ‫ك‬ َ
َ ‫ال ذا‬ َ ْ
َ ‫يَوْ ًما َويُف ِط ُر يَوْ ًما ق‬
‫بُ َعلَى‬hh‫صيَا ُم يَوْ ِم َع َرفَةَ أَحْ ت َِس‬ ِ ‫صيَا ُم ال َّد ْه ِر ُكلِّ ِه‬ ِ ‫ضانَ فَهَ َذا‬ َ ‫ضانُ إِلَى َر َم‬ َ ‫ث ِم ْن ُك ِّل َشه ٍْر َو َر َم‬ ٌ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ثَاَل‬
َ ِ ‫َرسُو ُل هَّللا‬
ُ‫صيَا ُم يَوْ ِم عَا ُشو َرا َء أَحْ تَ ِسبُ َعلَى هَّللا ِ أَ ْن يُ َكفِّ َر ال َّسنَةَ الَّتِي قَ ْبلَه‬ ِ ‫هَّللا ِ أَ ْن يُ َكفِّ َر ال َّسنَةَ الَّتِي قَ ْبلَهُ َوال َّسنَةَ الَّتِي بَ ْع َدهُ َو‬
- Dari Abu Qatadah, seseorang laki2 (majhul) datang kepada Nabi SAW dan berkata:
“Bagaimana engkau berpuasa?” Maka Rasulullah SAW marah. Ketika Umar RA melihatnya,
iapun memarahi laki2 tadi dan berkata; “kami ridla Allah sebagai Rabb, dan Islam sebagai
dien, dan Muhammad sbg Nabi. Kami berlindung kepada Allah dari murka Allah dan
kemarahan Rasul-Nya. Maka kemudian Umar membantah ucapan laki2 tadi sampai ia reda dari
marahnya. Lalu Umar berkata; “Wahai Rasulullah, Bagaimana dengan orang yang shaum
selamanya?” beliau menjawab: “(ialah) yang tidak shaum dan tidak berbuka” atau “belum
shaum dan belum berbuka” Umar bertanya lagi; “bagaimana orang yang shaum dua hari dan
berbuka satu hari” beliau menjawab: “seseorang akan (berat) dibebani dengannya.” Umar
bertanya; “bagaimana yang shaum sehari dan berbuka sehari?” beliau menjawb: “itulah shaum
Daud AS” Umar bertanya: “Bagaimana yang shaum sehari dan berbuka dua hari?” beliau
menjawab: “aku suka jika aku diberi kemampuan (melaksanakan)nya.” Dalam riwayat lain
LAITA ANNALLOH QAWWANA LIDZALIK (mudah2an (harapan yg mustahil) Allah
memberi kekuatan itu). Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “tiga hari (shaum) dalam setiap
bulan serta dari Ramadlan ke Ramadhan ini adalah shaum setahun lamanya. Shaum pada hari
Arafah aku kira mudah2an Allah akan menghapus setahun sebelumya dan setahun sesudahnya
dan shaum ‘Asyura, aku kira mudah2an Allah akan menghapus setahun sebelumnya.”

‫ الزماني عن أبي قتادة رجل أتى النبي‬h‫ ( عن عبد هللا بن معبد‬: ‫ قوله‬. ‫ ( عن عبد هللا بن معبد الزماني ) هو بزاي مكسورة ثم ميم مشددة‬: ‫قوله‬
‫ كيف تصوم ؟ ) هكذا هو في معظم النسخ ( عن أبي قتادة رجل أتى ) وعلى هذا يقرأ رجل بالرفع على أنه خبر مبتدأ‬: ‫صلى هللا عليه وسلم فقال‬
‫ وقد أصلح في بعض النسخ ( أن رجال أتى ) وكان موجب هذا اإلصالح‬, ‫ أي الشأن واألمر رجل أتى النبي صلى هللا عليه وسلم فقال‬, ‫محذوف‬
‫ كيف تصوم ؟‬: ‫ ( رجل أتى النبي صلى هللا عليه وسلم فقال‬: ‫ قوله‬. ‫ وهللا أعلم‬. ‫ فال يجوز تغييره‬, ‫ وهو منتظم كما ذكرته‬, ‫جهالة انتظام األول‬
‫ سبب غضبه صلى هللا عليه وسلم أنه كره مسألته ; ألنه يحتاج إلى أن يجيبه ويخشى من‬: ‫فغضب رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ) قال العلماء‬
‫ وإنما اقتصر عليه النبي صلى هللا‬, ‫ وكان يقتضي حاله أكثر منه‬, ‫ وهي أنه ربما اعتقد السائل وجوبه أو استقله أو اقتصر عليه‬, ‫جوابه مفسدة‬
‫ لئال يقتدي به كل أحد فيؤدي إلى الضرر في حق بعضهم‬, ‫عليه وسلم لشغله بمصالح المسلمين وحقوقهم وحقوق أزواجه وأضيافه والوافدين إليه‬
‫ وهللا‬. ‫ كما أجاب غيره بمقتضى أحوالهم‬, ‫ كم أصوم أو كيف أصوم ؟ فيخص السؤال بنفسه ليجيبه بما تقتضيه حاله‬: ‫ وكان حق السائل أن يقول‬,
‫ وددت أن أمتي تطوقه ; ألنه‬: ‫ معناه‬: ‫ قيل‬: ‫ وددت أني طوقت ذاك ) قال القاضي‬: ‫ ( كيف من يصوم يوما ويفطر يومين ؟ قال‬: ‫ قوله‬. ‫أعلم‬
‫ ويؤيد هذا‬: ‫ قلت‬, " ‫ " إني لست كأحدكم إني أبيت عند ربي يطعمني ويسقيني‬: ‫ وكان يواصل ويقول‬, ‫صلى هللا عليه وسلم كان يطيقه وأكثر منه‬
‫ إنما قاله لحقوق نسائه وغيرهن من المسلمين‬: ‫ أو يقال‬, ) ‫ ( ليت أن هللا قوانا لذلك‬: ‫ قوله صلى هللا عليه وسلم في الرواية الثانية‬. ‫التأويل‬
: ‫ والسنة التي بعده ) معناه‬, ‫ ( صيام يوم عرفة أحتسب على هللا أن يكفر السنة التي قبله‬: ‫ قوله صلى هللا عليه وسلم‬. ‫المتعلقين به والقاصدين إليه‬
‫ وذكرنا هناك أنه إن لم تكن‬, ‫ وسبق بيان مثل هذا في تكفير الخطايا بالوضوء‬, ‫ والمراد بها الصغائر‬: ‫ قالوا‬, ‫يكفر ذنوب صائمه في السنتين‬
. ‫ ( ال صام وال أفطر ) قد سبق بيانه‬: ‫ قوله صلى هللا عليه وسلم في صيام الدهر‬. ‫ فإن لم يكن رفعت درجات‬, ‫صغائر يرجى التخفيف من الكبائر‬

Puasa Hari Arafah

Puasa arafah termasuk dari puasa-puasa sunnah dalam Islam yang mempunyai keutamaan yang besar. Dari
Abu Qatadah Al-Anshari -radhiallahu anhu- dia berkata:

َ‫اضيَةَ َوا ْلبَاقِيَة‬


ِ ‫سنَةَ ا ْل َم‬
َّ ‫ يُ َكفِّ ُر ال‬:‫ فَقَا َل‬, َ‫ص ْو ِم يَ ْو ِم َع َرفَة‬
َ ْ‫سئِ َل عَن‬
ُ ‫َو‬

“Dan beliau -alaihishshalatu wassalam- ditanya tentang puasa pada hari arafah, maka beliau menjawab,
“Dia menghapuskan (dosa) setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim no. 1162)

Hadits ini jelas menunjukkan disunnahkannya berpuasa pada hari arafah, yaitu pada tanggal 9 zulhijjah.
Sampai-sampai Asy-Syaikh Abdullah Al-Bassam berkata dalam Taudhih Al-Ahkam (3/210), “Puasa hari
arafah adalah puasa sunnah yang paling utama berdasarkan ijma’ para ulama.”
Imam Ash-Shan’ani berkata dalam As-Subul, “Sebagian ulama ada yang mempertanyakan maksud dari
dihapuskannya dosa yang belum terjadi, yaitu dosa yang akan terjadi di tahun yang akan datang. Dan hal ini
dijawab bahwa yang dimaksudkan di sini adalah orang tersebut akan diberikan taufik untuk setahun yang akan
datang agar dia tidak mengerjakan dosa, akan tetapi taufik ini dinamakan sebagai penghapusan dosa untuk
menyesuaikannya dengan keutamaan setahun sebelumnya (berupa penghapusan dosa). Ataukah yang
dimaksudkan di sini adalah jika dia terjatuh ke dalam dosa pada tahun yang akan datang, maka dia akan
diberikan taufik oleh Allah untuk mengamalkan amalan yang bisa menghapuskan dosa tersebut.” Lihat Subul
As-Salam (2/339) cet. Daar Al-Kutub Al-Arabi.

Hukum Puasa Arafah Bagi yang Berada di Arafah (Sedang Haji)

Ada tiga pendapat dalam permasalahan ini:

1.    Diharamkan.
Ini adalah pendapat Yahya bin Said Al-Anshari dan ini yang dikuatkan oleh Ash-Shan’ani.
Mereka berdalil dengan hadits Abu Hurairah -radhiallahu anhu- dia berkata, “Nabi -alaihishshalatu
wassalam- melarang melakukan puasa arafah di arafah.” (HR. Ahmad, Abu Daud, An-Nasai, dan Ibnu
Majah)

Akan tetapi hadits ini lemah karena berasal dari jalan Mahdi Al-Abdi Al-Hajari dari Ikrimah dari Abu
Hurairah, sementara Mahdi Al-Hajari ini adalah rawi yang majhul hal. Al-Uqaili berkata, “Tidak ada yang
mendukung riwayatnya. Telah diriwayatkan dari beliau -alaihishshalatu wassalam- dengan sanad-sanad yang
baik bahwa beliau tidak melakukan puasa arafah di arafah, akan tetapi tidak shahih dari beliau adanya
larangan untuk puasa arafah di arafah.”

2.    Disunnahkan untuk berbuka di arafah.


Ini adalah pendapat mayoritas ulama. Mereka berdalil dengan hadits Maimunah bintu Al-Harits dan Ummu
Al-Fadhl bintu Al-Harits yang keduanya diriwayatkan oleh Al-Bukhari (no. 1575, 1887, 1888) dan Muslim
(no. 1123) bahwa Nabi -alaihishshalatu wassalam- meminum susu pada hari arafah.

3.    Disunnahkan berpuasa di arafah.


Ibnu Az-Zubair, Usamah bin Zaid, dan Aisyah -radhiallahu anhum- berpuasa arafah di arafah. Hal itu
membuat kagum Al-Hasan dan dia membawakan pendapat ini juga dari Utsman. Ibnu Al-Mundzir menukil
pendapat ini dari Ishak bin Rahawaih, dan merupakan pendapat lama dari Asy-Syafi’i. Al-Khaththabi juga
membawakan pendapat ini dari Ahmad dan ini pendapat yang dipilih oleh Al-Ajurri. Hanya saja sebagian di
antara ulama di atas ada yang memberikan batasan sunnahnya jika puasa itu tidak membuat badannya lemah
untuk melakukan wuquf dan berdoa di arafah.
Mereka berdalil dengan keumuman hadits, “Dia menghapuskan (dosa) setahun yang lalu dan setahun yang
akan datang.”
Adapun hadits Maimunah dan Ummu Al-Fadhl, maka Al-Hafizh Ibnu Hajar -rahimahullah- berkata, “Kedua
hadits ini dijadikan dalil akan disunnahkannya berbuka (tidak puasa) pada hari arafah di arafah. Hanya saja
pendalilan ini kurang tepat, karena perbuatan beliau -alaihishshalatu wassalam- semata tidaklah menafikan
disunnahkannya berbuka pada hari itu. Karena terkadang beliau meninggalkan sesuatu yang disunnahkan
hanya untuk menunjukkan bolehnya, sehingga dalam keadaan itu lebih utama bagi beliau untuk tidak
berpuasa karena adanya maslahat dakwah.” Lihat Fath Al-Bari (4/238)

Tarjih:
Yang kuat -wallahu a’lam- adalah pendapat yang dikuatkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar yaitu pendapat yang
ketiga berdasarkan argumen yang beliau sebutkan. Apalagi konteks hadits Maimunah dan Ummu Al-Fadhl
menyebutkan bahwa para sahabat berbeda pendapat mengenai apakah Nabi -alaihishshalatu wassalam-
berpuasa arafah di arafah ataukah tidak -dan ketika itu beliau tengah berada di arafah-, maka kedua shahabiah
ini mengirimkan susu kepada Nabi -alaihishshalatu wassalam- lalu beliau minum sementara beliau berdiri di
arafah -dalam sebagian riwayat: di atas tunggangannya- sementara para sahabat melihat beliau minum. Maka
yang nampak dari sini adalah beliau minum hanya untuk menunjukkan beliau tidak mewajibkan berpuasa
pada hari itu.
Hanya saja hukum sunnah ini tentu saja berlaku jika puasa itu tidak membuat badannya lemah untuk
melakukan wuquf dan berdoa di arafah -sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian ulama-. Jika puasa
tersebut membuatnya lemah sehingga tidak bisa maksimal untuk beribadah di arafah maka lebih afdhal
baginya untuk berbuka dan tidak berpuasa. Wallahu a’lam bishshawab.
[Lihat: Al-Majmu’ (6/349-350), Al-Inshaf (3/310), dan Al-Muhalla masalah. 793]

[Rujukan utama: Ithaf Al-Anam bi Ahkam wa Masail Ash-Shiyam hal. 158-160]

Hadits tentang ‘Id pada hari Jum’at

‫عن أبي هريرة قال اجتمعنا إلى رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم في يوم عيد ويوم جمعة فقال لنا رسول اهلل صلى اهلل‬
‫عليه وسلم وهو في العيد هذا يوم قد اجتمع لكم فيه عيدان عيدكم هذا والجمعة وإني مجمع إذا رجعت فمن أحب‬
‫منكم أن يشهد الجمعة فليشهدها قال فلما رجع رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم جمع بالناس‬
(273 :‫ ص‬10 :‫) التمهيد البن عبد البر ج‬

Kesimpulan Ibnu Abdil Bar dalam At-Tamhid Juz X:267-295

 Jika ‘Id terjadi pada hari Jum’at, Rasulullah SAW tetap melaksanakan Jum’at, dan tidak melaksanakan
Shalat Dzuhur.

 Bagi orang yang sudah melaksanakan shalat ‘Id dan termasuk yang terkena taklif kewajiban Jum’at
(Laki-laki dewasa, berjama’ah dan mendengar adzan Jum’at), maka tetap wajib melaksanakan Jum’at.
‫‪‬‬ ‫‪Rukhshah (keringanan) meninggalkan Jum’at pada hari ‘Id ialah bagi mereka yang dikecualikan dari‬‬
‫‪kewajiban shalat Jum’at (wanita, hamba sahaya, anak kecil, orang sakit, tidak berjama’ah dan‬‬
‫‪penduduk yang jauh dari Masjid Jami’ (sehingga tidak mendengar Adzan Jum’at)) bagi mereka wajib‬‬
‫‪melaksanakan shalat dzuhur.‬‬

‫‪PENGAJIAN MALAM SENIN‬‬


‫‪Masjid Pusat Cibaduyut‬‬
‫‪Ahad, 24 Februari 2002 / 12 Dzulhijah 1422 H‬‬
‫=============================================‬
‫أحكام العيدين‬
‫‪2. ‘Iedain pada Hari Jum’at‬‬
‫‪Kesimpulan Ibnu Abdil Bar dalam At-Tamhid Juz X:267-295‬‬
‫‪ Jika ‘Id terjadi pada hari Jum’at, Rasulullah SAW tetap melaksanakan Jum’at, dan tidak melaksanakan Shalat Dzuhur.‬‬
‫‪ Bagi orang yang sudah melaksanakan shalat ‘Id dan termasuk yang terkena taklif kewajiban Jum’at (Laki-laki dewasa, berjama’ah dan‬‬
‫‪mendengar adzan Jum’at), maka tetap wajib melaksanakan Jum’at.‬‬
‫‪ Rukhshah (keringanan) meninggalkan Jum’at pada hari ‘Id ialah bagi mereka yang dikecualikan dari kewajiban shalat Jum’at (wanita,‬‬
‫‪hamba sahaya, anak kecil, orang sakit, tidak berjama’ah dan penduduk yang jauh dari Masjid Jami’ (sehingga tidak mendengar Adzan‬‬
‫‪Jum’at)) bagi mereka wajib melaksanakan shalat dzuhur.‬‬

‫‪Pendapat, Alasan & Bantahan‬‬

‫‪1.‬‬ ‫‪Pendapat Atha Bin Abi Rabah ttg.‬‬


‫‪Boleh tidak Jum’at pada hari ‘Id‬‬
‫فذهب عطاء بن أبي رباح إلى أن شهود العيد يوم الجمعة يجزئ عن الجمعة إذا صلى بعدها ركعتين على طريق الجمع وروي عنه أيضا أنه يجزيه وإن لم صالة العيد وال صالة بعد صالة العيد‬
‫حتى العصر‬
‫وحكي ذلك عن ابن الزبير‬
‫‪Bantahan 1‬‬
‫وهذا القول مهجور ألن اهلل عز وجل افترض صالة الجمعة في يوم الجمعة على كل من في األمصار من البالغين الذكور األحرار فمن لم يكن ففرضه الظهر في وقتها فرضا مطلقا لم يختص به يوم‬
‫عيد من غيره وقول عطاء هذا ذكره عبدالرزاق عن ابن جريج قال قال عطاء ابن أبي رباح إن اجتمع يوم الجمعة ويوم الفطر في يوم واحد فليجمعهما وليصلهما ركعتين فقط حين يصلي صالة‬
‫الفطر ثم هي هي حتى العصر ثم أخبرنا ثم ذلك قال اجتمعا يوم فطر ويوم جمعة في يوم واحد في زمن ابن الزبير فقال ابن الزبير عيدان اجتمعا في يوم واحد فجمعهما جميعا جعلهما واحدا‬
‫فصلى يوم الجمعة ركعتين بكرة صالة الفطر لم يزد عليهما حتى صلى العصر قال فأما الفقهاء فلم يقولوا في ذلك وأما من لم يفقه فأنكر ذلك عليه قال ولقد أنكرت أنا ذلك عليه وصليت الظهر‬
‫يومئذ قال حتى بلغنا بعد أن العيدين كانا إذا اجتمعا صليا كذلك واحدا‬
‫‪Ibnu Az-Zubair .2‬‬
‫وذكر عن محمد بن علي بن الحسين أنه أخبرهم أنهما كانا يجمعان إذا اجتمعا ورأى أنه وجده في كتاب لعلي زعم قال وأخبرني ابن جريج قال أخبرني أبو الزبير في جمع ابن الزبير بينهما يوم‬
‫جمع بينهما قال سمعنا في ذلك أن ابن عباس قال أصاب عيدان اجتمعا في يوم واحد‬
‫‪Bantahan 2‬‬
‫قال أبو عمر ليس في حديث ابن الزبير بيان أنه صلى مع صالة العيد ركعتين للجمعة ونصف األمرين كان فإن ذلك أمر متروك مهجور وإن كان لم يصل مع صالة العيد غيرها حتى العصر فإن‬
‫األصول كلها تشهد بفساد هذا القول ألن الفرضين إذا اجتمعا في فرض واحد لم يسقط أحدهما وصله فكيف أن يسقط فرض لسنة عمال في يومه هذا ما ال يشك في فساده ذو فهم وإن كان‬
‫صلى مع صالة الفطر ركعتين للجمعة فقد صلى الجمعة وقتها ثم أكثر الناس إال أن هذا موضع قد اختلف فيه السلف‬
‫‪Waktu Jum’at di awal siang .3‬‬
‫فذهب قوم إلى أن وقت الجمعة صدر النهار وأنها صالة عيد‬
‫وقد مضى القول في ذلك في باب ابن شهاب عن عروة‬
‫‪Bantahan 3‬‬
‫وذهب الجمهور إلى أن وقت الجمعة وقت الظهر وعلى هذا فقهاء األمصار‬
‫‪Jum’at gugur oleh ‘Id .4‬‬
‫وأما القول األول إن الجمعة تسقط بالعيد والتصلى ظهرا وال جمعة‬
‫‪Bantahan 4‬‬
‫فقول بين الفساد وظاهر الخطأ متروك مهجور ال يعرج عليه ألن اهلل عز وجل يقول إذا نودي للصالة من يوم الجمعة ولم يخص يوم عيد من غيره وأما اآلثار المرفوعة في ذلك فليس فيها بيان‬
‫سقوط الجمعة والظهر ولكن فيها الرخصة في التخلف عن شهود الجمعة وهذا محمول ثم أهل العلم على وجهين أحدهما أن تسقط الجمعة عن أهل المصر وغيرهم ويصلون ظهرا واآلخر أن‬
‫الرخصة إنما وردت في ذلك ألهل البادية ومن ال تجب عليه الجمعة وسنذكر اختالف الناس في ذلك وفيمن تجب عليه الجمعة في هذا الباب إن شاء اهلل تعالى‬
‫‪Hadits dari Abu Hurairah I .5‬‬
‫حدثنا عبداهلل بن محمد قال حدثنا محمد بن بكر قال حدثنا أبو داود قال حدثنا محمد بن المصفى وعمر بن حفص الرصافي قاال حدثنا بقية قال حدثنا شعبة ح وحدثنا عبدالوارث بن سفيان قال‬
‫حدثنا قاسم بن أصبغ قال حدثنا محمد بن وضاح قال حدثنا ابن المصفى قال حدثنا بقية قال حدثنا شعبة قال حدثني المغيرة البصري عن عبدالعزيز بن رفيع عن أبي صالح عن أبي هريرة عن‬
‫رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم أنه قال قد اجتمع في يومكم هذا عيدان فمن شاء أجزأته الجمعة وإنا مجمعون إن شاء اهلل قال أبو عمر احتج من ذهب مذهب عطاء في هذه المسألة بهذا‬
‫الحديث لما فيه من قوله صلى اهلل عليه وسلم إن شئتم أجزأكم فمن شاء أجزأته‬
‫‪Bantahan 5‬‬
‫وهذا الحديث لم يروه فيما علمت عن شعبة أحد من ثقات أصحابه الحفاظ وإنما رواه عنه بقية بن الوليد وليس بشيء في شعبة أصال وروايته عن أهل بلده أهل الشام فيها كالم وأكثر أهل العلم‬
‫يضعفون بقية عن الشاميين وغيرهم وله مناكير وهو ضعيف ليس ممن يحتج به‬
‫‪Hadits II .6‬‬
‫وقد رواه الثوري عن عبدالعزيز بن رفيع عن أبي صالح مرسال قال اجتمع عيدان على عهد رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم فقال إنا مجمعون فمن شاء منكم أن يجمع فليجمع ومن شاء أن‬
‫يرجع فليرجع‬
‫‪Bantahan 6‬‬
‫فاقتصر في هذا الحديث على ذكر إباحة الرجوع ولم يذكر اإلجزاء ورواه زياد البكائي عن عبدالعزيز بن رفيع بمعنى حديث الثوري إال أنه أسنده حدثني عبدالوارث بن سفيان قال حدثنا قاسم‬
‫بن أصبغ قال حدثنا إبراهيم بن إسحاق النيسابوري قال حدثنا إبراهيم بن دينار قال حدثنا زياد بن عبداهلل بن الطفيل البكائي قال حدثنا عبدالعزيز بن رفيع عن أبي صالح عن أبي هريرة قال‬
‫اجتمعنا إلى رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم في يوم عيد ويوم جمعة فقال لنا رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم وهو في العيد هذا يوم قد اجتمع لكم فيه عيدان عيدكم هذا والجمعة وإني مجمع‬
‫إذا رجعت فمن أحب منكم أن يشهد الجمعة فليشهدها قال فلما رجع رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم جمع بالناس فقد بان في هذه الرواية ورواية الثوري لهذا الحديث أن رسول اهلل صلى اهلل‬
‫عليه وسلم جمع ذلك اليوم بالناس وفي ذلك دليل على أن فرض الجمعة والظهر الزم ساقطة وأن الرخصة إنما أريد بها من لم تجب عليه الجمعة ممن شهد العيد من أهل البوادي واهلل أعلم وهذا‬
‫تأويل تعضده األصول وتقوم عليه الدالئل ومن خالفه فال دليل معه وال حجة له‬
‫‪Hadits III .7‬‬
‫فإن احتج محتج بما حدثناه عبدالوارث قال حدثنا قاسم قال حدثنا أبو قالبة قال حدثنا عبداهلل بن حمران قال حدثنا عبدالحميد بن جعفر قال أخبرني أبي عن وهب بن كيسان قال اجتمع عيدان‬
‫على عهد ابن الزبير فصلى العيد ولم يخرج إلى الجمعة قال فذكرت ذلك البن عباس فقال ما أماط عن سنة نبيه فذكرت ذلك البن الزبير فقال هكذا صنع بنا عمر قيل له‬
‫‪Bantahan 7‬‬
‫هذا حديث اضطرب في إسناده فرواه يحيى القطان قال حدثنا عبدالحميد بن جعفر قال أخبرني وهب بن كيسان قال اجتمع على عهد ابن الزبير عيدان فأخر الخروج حتى تعالى النهار ثم خرج‬
‫فخطب فأطال الخطبة ثم نزل فصلى ركعتين ولم يصل للناس يومئذ الجمعة فذكر ذلك البن عباس فقال أصاب السنة ذكره أحمد بن شعيب النسوي عن سوار عن القطان عن عبدالحميد بن‬
‫جعفر لم يقل عن أبيه عن وهب بن كيسان وذكر أن ذلك حين تعالى النهار وأنه أطال الخطبة وقد يحتمل أن يكون صلى تلك الصالة في أول الزوال وسقطت صالة العيد واستجزى بما صلى في‬
‫ذلك الوقت وفي رواية األعمش عن عطاء عن ابن الزبير أن الناس جمعوا في ذلك اليوم ولم يخرج إليهم ابن الزبير وكان ابن عباس بالطائف فلما قدم ذكرنا له ذلك فقال أصاب السنة وهذا‬
‫يحتمل أن يكون صلى الظهر ابن الزبير في بيته وأن الرخصة وردت في ترك االجتماعين لما في ذلك من المشقة ال أن الظهر تسقط‬
‫‪Hadits IV .8‬‬
‫وأما حديث إسرائيل عن عثمان بن المغيرة الثقفي عن إياس بن أبي رملة الشامي قال شهدت معاوية بن أبي سفيان يسأل زيد بن أرقم هل شهدت مع رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم عيدين اجتمعا‬
‫في يوم قال نعم قال فكيف صنع قال صلى العيد ثم رخص في الجمعة فقال من شاء أن يصلي فليصل‬
‫‪Bantahan 8‬‬
‫وهذا الحديث لم يذكره البخاري وذكره أبو داود عن محمد بن كثير عن إسرائيل وذكره النسائي عن عمرو بن علي عن ابن مهدي عن إسرائيل وليس فيه دليل على سقوط الجمعة وإنما فيه‬
‫دليل أنه رخص في شهودها وأحسن ما يتأول في ذلك أن األذان رخص به من لم تجب الجمعة عليه ممن شهد ذلك العيد واهلل أعلم وإذا احتملت هذه اآلثار من التأويل ما ذكرنا لم يجز لمسلم‬
‫أن يذهب إلى سقوط فرض الجمعة عمن وجبت عليه ألن اهلل عز وجل يقول يا أيها الذين آمنوا إذا نودي للصالة من يوم الجمعة فاسعوا إلى ذكر اهلل ولم يخص اهلل ورسوله يوم عيد من غيره من‬
‫وجه تجب حجته فكيف بمن ذهب إلى سقوط الجمعة والظهر المجتمع عليهما في الكتاب والسنة واإلجماع بأحاديث ليس منها حديث إال وفيه مطعن ألهل العلم بالحديث ولم يخرج البخاري‬
‫وال مسلم بن الحجاج منها حديثا واحدا وحسبك بذلك ضعفا لها وسنذكر اآلثار في فرض الجمعة في باب صفوان بن سليم من هذا الكتاب إن شاء اهلل تعالى وإن كان اإلجماع في فرضها يغني‬
‫عما سواه والحمد هلل‬

‫‪Kewajiban Jum’at bagi Ahlul Amshar‬‬


‫وأما اختالف العلماء فيمن تجب عليه الجمعة من األحرار البالغين المسافرين فقال ابن عمر وأبو هريرة وأنس والحسن البصري ونافع مولى ابن عمر تجب الجمعة على كل من كان بالمصر‬
‫وخارجا عنه ممن إذا شهد الجمعة أمكنه االنصراف إلى أهله فآواه الليل إلى أهله وبهذا قال الحكم بن عتيبة وعطاء بن أبي رباح واألوزاعي وأبو ثور وقال ربيعة ومحمد بن المنكدر إنما تجب‬
‫على من كان على أربعة أميال وذكر عبدالرزاق عن محمد بن راشد قال أخبرني عبدة بن أبي لبابة أن معاذ بن جبل كان يقول على منبره يا أهل فردا ويا أهل دامرة قريتين من قرى دمشق‬
‫إحداهما على أربعة فراسخ واألخرى على خمسة إن الجمعة لزمتكم وأنه ال جمعة وقد روي عن معاوية أنه كان يأمر من بينه وبين دمشق أربعة وعشرون ميال بشهود الجمعة وذكر معمر عن هشام‬
‫بن عروة عن عائشة بنت سعد بن أبي وقاص قالت كان أبي من المدينة على ستة أميال أو ثمانية فكان ربما شهد الجمعة بالمدينة وربما لم يشهدها وقال الزهري ينزل إليها من ستة أميال وروي‬
‫عن ربيعة أيضا أنه قال إنما تجب الجمعة على من إذا سمع النداء وخرج من بيته أدرك الصالة وقال مالك والليث تجب الجمعة على كل من كان على ثالثة أميال وقال الشافعي تجب الجمعة‬
‫على كل من كان بالمصر وكذلك كل من سمع النداء ممن يسكن خارج المصر وهو قول داود وقال أبو حنيفة الجمعة على كل من كان بالمصر وليس على من كان خارج المصر جمعة سمع‬
‫النداء أو لم يسمع وقال أحمد بن حنبل وإسحاق ال تجب الجمعة إال على من سمع النداء كان بالمصر أو خارجا عنه يريد أن الموضع الذي يسمع منه ومن مثله النداء وروي مثل ذلك عن‬
‫عبداهلل بن عمرو بن العاص وسعيد بن المسيب وقد كان الشافعي يقول ال يتبين عندي أن يخرج بترك الجمعة إال من يسمع النداء قال ويشبه أن يخرج أهل المصر وإن عظم بترك الجمعة قال أبو‬
‫عمر يشبه أن يكون مذهب مالك وأصحابه والليث في مراعاة الثالثة أميال ألن الصوت الندي في الليل ثم هدوء األصوات يمكن أن يسمع من ثالثة أميال واهلل أعلم فال يكون مذهب مالك في‬
‫هذا التأويل مخالفا لمن قال ال تجب الجمعة إال على من سمع النداء وهو قول أكثر فقهاء األمصار وقد ذكر في المجموعة عن علي بن زياد عن مالك قال عزيمة الجمعة على من كان بموضع‬
‫يسمع منه النداء وذلك من ثالثة أميال ومن كان أبعد فهو في سعة إال أن يرغب في شهودها فهو أحسن فهذه رواية مفسرة وعلى هذا قال مالك فيما روى عنه ابن القاسم وغيره أن ليس العمل‬
‫على ما صنع عثمان في إذنه ألهل العوالي ألن الجمعة كانت عنده واجبة على أهل العوالي ألن العوالي من المدينة على ثالثة أميال ونحوها مالك إلى أن إذن عثمان ألهل العوالي إنما كان أن‬
‫الجمعة لم تكن واجبة على أهل العوالي عنده ألن الجمعة إنما تجب على أهل المصر عنده هذا قول الكوفيين سفيان وأبي حنيفة وقد ذكرنا أقوالهم فأغنى عن إعادتها وأما اختالف العلماء في‬
‫وجوب الجمعة على أهل العمود والقرى الكبار والصغار وفي عدد رجال الموضع الذي تجب فيه الجمعة فسنذكره هذا الموضع إن شاء اهلل تعالى ومن حجة مالك في مراعاة الثالثة أميال ما‬
‫حدثناه عبدالوارث بن سفيان قال حدثنا قاسم بن أصبغ قال حدثنا محمد بن عبدالسالم قال حدثنا محمد بن بشار قال حدثنا معدي بن سليمان قال حدثنا ابن عجالن عن أبيه عن أبي هريرة‬
‫قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم على أحدكم أن يتخذ الصبة من الغنم فينزل بها على رأس ميلين أو ثالثة من المدينة فتأتي الجمعة فال يجمع فيطبع على قلبه ومن حجة من شرط سماع‬
‫النداء ما حدثناه عبدالوارث أيضا قال حدثنا قاسم قال حدثنا الخشني قال حدثنا محمد بن المثنى قال حدثنا عبدالرحمان عن سفيان عن محمد بن معبد عن عبداهلل بن هارون أنه سمع عبداهلل بن‬
‫عمرو يقول الجمعة على من سمع النداء وذكر عبدالرزاق عن داود بن قيس قال سئل عمرو بن شعيب وأنا أسمع من أين تؤتى الجمعة فقال من مدى الصوت قال أبو عمر ما يحضرني من‬
‫االحتجاج على من ذهب مذهب عطاء وابن الزبير على ما تقدم ذكرنا له إجماع المسلمين قديما وحديثا أن من ال تجب عليه الجمعة وال النزول إليها لبعد موضعه عن موضع إقامتها على حسب‬
‫ما ذكرنا من اختالفهم في ذلك كله مجمع أن الظهر واجبة الزمة على من كان هذه حاله وعطاء وابن الزبير موافقان للجماعة يوم عيد فكذلك يوم العيد في القياس والنظر الصحيح هذا لو كان‬
‫قولهما اختالفا يوجب النظر فكيف وهو قول شاذ وتأويله بعيد واهلل المستعان وبه التوفيق وأما قول أبي عبيد مولى ابن أزهر في حديثنا المذكور في هذا الباب ثم شهدت مع علي بن أبي طالب‬
‫وعثمان محصور فجاء فصلى ثم انصرف فخطب ففيه دليل على أن الجمعة واجبة على أهل المصر بغير سلطان وأن أهله إذا أقاموها وال سلطان عليهم أجزأتهم وهذا موضع اختلف العلماء فيه‬
‫قديما وحديثا وصالة العيدين مثل صالة الجمعة واالختالف في ذلك سواء ألن صالة علي بالناس العيد وعثمان محصور أصل في كل سبب تخلف اإلمام عن حضوره أو خليفته أن على المسلمين‬
‫إقامة رجل يقوم به وهذا مذهب مالك والشافعي واألوزاعي على اختالف عنه والطبري كلهم يقول تجوز الجمعة بغير سلطان كسائر الصلوات وقال أبو حنيفة وأبو يوسف وزفر ومحمد ال تجزئ‬
‫الجمعة إذا لم يكن سلطان وروي عن محمد بن الحسن أن أهل مصر لو مات واليهم جاز لهم أن يقدموا رجال يصلي بهم الجمعة حتى يقدم عليهم وال قال أحمد بن حنبل يصلون بإذن السلطان‬
‫وقال داود الجمعة ال تفتقر إلى وال وال إمام وال إلى خطبة وال إلى مكان ويجوز للمنفرد عنده أن يصلي ركعتين وتكون جمعة قال وال يصلي أحد إال ركعتين في وقت الظهر يوم الجمعة وقول‬
‫داود هذا خالف قول جميع فقهاء األمصار ألنهم أجمعوا أنها ال تكون إال بإمام وجماعة واختلفوا في عدد الجماعة في المكان والوالي والخطبة واهلل المستعان ذكر عبدالرزاق عن معمر عن‬
‫الزهري أنه كان يقول حيثما كان أمير فإنه يعظ أصحابه يوم بهم ركعتين ذكرنا قول الزهري هذا ألنه الذي روى حديث علي حين صلى بالناس العيد وعثمان محصور وقد ذكرنا في باب حديث‬
‫ابن شهاب عن عبيداهلل عن جماعة من التابعين أن الحدود والجمعة إلى السلطان وال يختلف العلماء أن الذي يقيم الجمعة السلطان وأن ذلك سنة مسنونة وإنما اختلفوا ثم نزول ما ذكرنا من‬
‫موت اإلمام أو قتله أو عزله والجمعة قد جاءت فذهب أبو حنيفة وأصحابه واألوزاعي إلى أنهم يصلون ظهرا أربعا وقال مالك والشافعي وأحمد وإسحاق وأبو ثور يصلي بهم بعضهم بخطبة‬
‫ويجزيهم أخبرنا عبداهلل بن محمد بن عبدالمؤمن قال حدثنا عبدالحميد بن أحمد الوراق قال حدثنا الخضر بن داود قال حدثنا أبو بكر األثرم قال حدثنا العباس بن عبدالعظيم أنه سأل أبا عبداهلل‬
‫يعني أحمد بن حنبل عن الصالة خلف الخوارج والفساق من األمراء والسالطين فقال أما الجمعة فينبغي شهودها فإن كان الذي يصلي منهم أو مثلهم يعني في الفسق والمذهب أعاد الصالة بعد‬
‫شهودها معهم فإن كان ال يدري أنه يقول بقولهم وال هو مثلهم فال يعيد قال قلت فإن كان يقال إنه قال بقولهم فقال حتى تعلم ذلك وتستيقن قال فقلت فإن لم يكن إمام أترى أن نصلي وراء من‬
‫جمع بالناس وصلى ركعتين فقال أليس قد صلى علي بن أبي طالب بالناس وعثمان محصور قال أبو عمر قد ذكرنا أن حديث أبي عبيد مولى ابن أزهر أصل في هذه المسألة وإن كان ذلك في‬
‫صالة العيد واألصل في ذلك أيضا ما فعله المسلمون يوم مؤتة لما قتل األمراء وأجمعوا على خالد بن الوليد فأمروه وايضا فإن المتغلب والخارج على اإلمام تجوز الجمعة خلفه فمن كان في‬
‫طاعة اإلمام أحرى بجوازها خلفه وذكر أبو بكر األثرم قال سألت أبا عبداهلل ما تقول في الخوارج إذا قدموا رجال ال يقول بقولهم يصلي بالناس الجمعة قال صل خلفه فذكرت له قول من يقول‬
‫إذا كان الذي قدمه ال تحل الصالة خلفه فسدت الصالة خلف هذا المقدم وإن لم يقل بقولهم فقال أما أنا فلست أقول بهذا وقال األثرم حدثنا عفان قال حدثنا عبدالعزيز بن مسلم قال حدثنا أبو‬
‫سنان ضرار بن مرة عن عبداهلل بن أبي الهذيل قال تذاكرنا الجمعة ليالي المختار الكذاب فاجتمع رأيهم على أن يأتوه فإنما كذبه عليه وروى ابن المبارك عن األوزاعي عن الزهري عن حميد بن‬
‫عبدالرحمان بن عوف بن عبيداهلل بن عدي بن الخيار أنه دخل على عثمان فقال أنه يصلي بالناس إمام فتنة وأنا أتحرج من الصالة معه فقال إن الصالة أحسن ما صنع الناس فإذا أحسنوا فأحسن‬
‫معهم وإذا ساءوا فاجتنب إساءتهم وروى هذا الحديث معمر مرة عن الزهري عن عروة عن عبيداهلل بن عدي ومرة عن الزهري عن رجل عن عبيداهلل بن عدي وروى ابن المبارك عن يونس عن‬
‫الزهري عن أبي سلمة قال دخل أبو قتادة األنصاري ورجل آخر معه على عثمان وهو محصور فقاال يا أمير المؤمنين أنت إمام بنا إمام فتنة فقال صليا خلفه قال أبو عمر هذه القصة واهلل أعلم‬
‫الجمعة والعيد ألن الذي كان يصلي بهم الجمعة أبو أيوب األنصاري وسهل بن حنيف أو ابنه أبو أمامة بن سهل وصلى بهم العيد علي بن أبي طالب ذكر أهل السير منهم الواقدي والزبيري أن أبا‬
‫أيوب األنصاري كان يصلي بالناس في حصر عثمان ثم صلى بهم سهل بن حنيف بعد وذكر المدائني عن محمد بن الفضل عن أبي حازم عن أبي هريرة قال عمال الصالة فجاء المؤذن يؤذن عثمان‬
‫وهو محصور فقال اذهب إلى أبي أمامة بن سهل أو إلى سهل بن حنيف فقل له يصلي بالناس وذكر المدائني أيضا عن محمد بن ذكوان عن محمد بن المنكدر قال صلى أبو أمامة أو سهل بن‬
‫حنيف وعثمان محصور وعن عبداهلل بن مصعب عن مسلم بن عروة عن أبيه قال صلى بالناس يوم الجمعة سهل بن حنيف قال المدائني وأخبرنا ابن جعدة قال صلى سهل بن حنيف وعثمان‬
‫محصور وصلى يوم العيد علي بن أبي طالب قال وقال جويرية بن أسماء عن نافع قال لما كان يوم النحر جاء علي فصلى بالناس وعثمان محصور وذكر عمر بن شبة قال حدثنا حيان بن بشر عن‬
‫يحيى بن آدم قال سمعت بعض أصحابنا يحدث عن أبي معشر المدني أن أبا أمامة بن سهل بن حنيف كان يصلي بالناس وعثمان محصور قال يحيى ولعله قد صلى بهم رجل بعد رجل فهذه‬
‫األخبار توضح لك أن قول عبيداهلل بن عدي بن الخيار لعثمان يصلي بالناس إمام فتنة لم يرد به علي بن أبي طالب وال سهل بن حنيف وإنما أراد به أحد الخارجين عليه واهلل أعلم وذكر الحسن‬
‫بن علي الحلواني قال حدثنا المسيب بن واضح قال سمعت ابن المبارك يقول ما صلى علي بالناس حين حصر عثمان إال صالة العيد وحدها وكان ابن وضاح وغيره يقولون إن الذي عنى عثمان‬
‫بقوله إمام فتنة عبدالرحمان بن عديس البلوي وهو الذي أجلب على عثمان بأهل مصر والوجه عندي واهلل أعلم في قوله إمام فتنة أي إمامة في فتنة ألن الجمعات واألعياد والجماعات نظامها‬
‫وتمامها اإلمامة فيها تكون الجماعة المحمودة وببقاء الناس بال إمام تكون الفرقة المنهي عنها وقد بينا معنى الجماعة واالعتصام باإلمامة والتحذير من الفرقة من أقاويل السلف وصحيح األثر في‬
‫باب سهيل ثم قول رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم إن اهلل تعالى يحب لكم ثالثا الحديث منها أن تعتصموا بحبل اهلل جميعا وأن تناصحوا من واله اهلل أمركم وأوضحنا هذا المعنى هناك والحمد‬
‫هلل‬

‫التمهيد لما في الموطأ‪ h‬من المعاني واألسانيد‬


‫اسم المؤلف ‪ ::‬أبو عمر يوسف بن عبد اهلل بن عبد البر النمري‬
‫والدة المؤلف ‪368 ::‬‬
‫وفاة المؤلف ‪463 ::‬‬
‫دار النشر ‪ ::‬وزارة عموم األوقاف والشؤون اإلسالمية‬
‫مدينة النشر ‪ ::‬المغرب‪ƒ‬‬
‫سنة النشر ‪1387 ::‬‬
‫عدد األجزاء ‪24 ::‬‬
‫اسم المحقق ‪ ::‬مصطفى‪ ƒ‬بن أحمد العلوي ‪,‬محمد عبد الكبير البكري‬

‫التمهيد البن عبد البر ج‪ 10 :‬ص‪267 :‬‬


‫وقوله قد اجتمع لكم في يومكم هذا عيدان يعني الجمعة‪ ƒ‬والعيد‬
‫قال فمن أحب من أهل العالية أن ينتظر الجمعة فلينتظرها ومن أحب أن يرجع فقد أذنت له فقد اختلف العلماء في تأويل قول عثمان هذا‬
‫واختلف اآلثار في ذلك أيضا عن النبي صلى اهلل عليه وسلم واختلف العلماء في تأويلها واألخذ بها فذهب عطاء بن أبي رباح إلى أن‬
‫شهود العيد يوم الجمعة يجزئ عن الجمعة إذا صلى بعدها ركعتين على طريق الجمع وروي عنه أيضا أنه يجزيه وإن لم صالة العيد وال‬
‫صالة بعد صالة العيد حتى العصر وحكي ذلك عن ابن الزبير وهذا القول مهجور ألن اهلل عز وجل افترض صالة الجمعة‪ ƒ‬في يوم الجمعة‬
‫على كل من في األمصار من البالغين الذكور األحرار فمن لم يكن ففرضه‪ ƒ‬الظهر في وقتها فرضا مطلقا‪ ƒ‬لم يختص به يوم عيد من غيره‬
‫وقول عطاء هذا ذكره عبدالرزاق عن ابن جريج قال قال عطاء‬
‫ابن أبي رباح إن اجتمع يوم الجمعة ويوم الفطر في يوم واحد فليجمعهما وليصلهما ركعتين فقط حين يصلي صالة الفطر ثم هي هي حتى‬
‫العصر ثم أخبرنا ثم ذلك قال اجتمعا يوم فطر ويوم جمعة في يوم واحد في زمن ابن الزبير فقال ابن الزبير عيدان اجتمعا في يوم واحد‬
‫فجمعهما‪ ƒ‬جميعا جعلهما واحدا فصلى يوم الجمعة‪ ƒ‬ركعتين بكرة صالة الفطر لم يزد عليهما حتى صلى العصر قال فأما الفقهاء فلم يقولوا‬
‫في ذلك وأما من لم يفقه‪ ƒ‬فأنكر ذلك عليه قال ولقد أنكرت أنا ذلك عليه وصليت الظهر يومئذ قال حتى بلغنا بعد أن العيدين كانا إذا‬
‫اجتمعا صليا كذلك واحدا وذكر عن محمد بن علي بن الحسين أنه أخبرهم أنهما كانا يجمعان إذا اجتمعا ورأى أنه وجده في كتاب لعلي‬
‫زعم قال وأخبرني ابن جريج قال أخبرني أبو الزبير في جمع ابن‬
‫الزبير بينهما يوم جمع بينهما قال سمعنا في ذلك أن ابن عباس قال أصاب عيدان اجتمعا في يوم واحد قال أبو عمر ليس في حديث ابن‬
‫الزبير بيان أنه صلى مع صالة العيد ركعتين للجمعة‪ ƒ‬ونصف األمرين كان فإن ذلك أمر متروك مهجور وإن كان لم يصل مع صالة العيد‬
‫غيرها حتى العصر فإن األصول كلها تشهد بفساد هذا القول ألن الفرضين إذا اجتمعا في فرض واحد لم يسقط أحدهما وصله فكيف أن‬
‫يسقط فرض لسنة عمال في يومه‪ ƒ‬هذا ما ال يشك في فساده ذو فهم وإن كان صلى مع صالة الفطر ركعتين للجمعة فقد صلى الجمعة‬
‫وقتها ثم أكثر الناس إال أن هذا موضع قد اختلف فيه السلف فذهب قوم إلى أن وقت الجمعة صدر النهار وأنها صالة عيد وقد مضى‬
‫القول في ذلك في باب ابن شهاب عن عروة وذهب الجمهور إلى أن وقت الجمعة وقت الظهر وعلى هذا فقهاء األمصار وأما القول األول‬
‫إن الجمعة‪ ƒ‬تسقط بالعيد وال‬
‫تصلى ظهرا وال جمعة فقول بين الفساد وظاهر الخطأ متروك مهجور ال يعرج عليه ألن اهلل عز وجل يقول إذا نودي للصالة من يوم الجمعة‬
‫ولم يخص يوم عيد من غيره وأما اآلثار المرفوعة في ذلك فليس فيها بيان سقوط‪ ƒ‬الجمعة والظهر ولكن فيها الرخصة في التخلف عن‬
‫شهود الجمعة‪ ƒ‬وهذا محمول‪ ƒ‬ثم أهل العلم على وجهين أحدهما أن تسقط الجمعة عن أهل المصر وغيرهم ويصلون ظهرا واآلخر أن‬
‫الرخصة إنما وردت في ذلك ألهل البادية ومن ال تجب عليه الجمعة‪ ƒ‬وسنذكر اختالف الناس في ذلك وفيمن تجب عليه الجمعة في هذا‬
‫الباب إن شاء اهلل تعالى حدثنا عبداهلل بن محمد قال حدثنا محمد بن بكر قال حدثنا أبو داود قال حدثنا محمد بن المصفى وعمر بن حفص‬
‫الرصافي قاال حدثنا بقية قال حدثنا شعبة ح‬
‫وحدثنا عبدالوارث بن سفيان قال حدثنا قاسم بن أصبغ قال حدثنا محمد بن وضاح قال حدثنا ابن المصفى قال حدثنا بقية قال حدثنا شعبة‬
‫قال حدثني المغيرة البصري عن عبدالعزيز بن رفيع عن أبي صالح عن أبي هريرة عن رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم أنه قال قد اجتمع‬
‫في يومكم هذا عيدان فمن شاء أجزأته الجمعة‪ ƒ‬وإنا مجمعون‪ ƒ‬إن شاء اهلل قال أبو عمر احتج من ذهب مذهب عطاء في هذه المسألة بهذا‬
‫الحديث لما فيه من قوله صلى اهلل عليه وسلم إن شئتم أجزأكم فمن شاء أجزأته وهذا الحديث لم يروه فيما علمت عن شعبة أحد من‬
‫ثقات أصحابه الحفاظ وإنما رواه عنه بقية بن الوليد وليس بشيء في شعبة أصال وروايته عن أهل بلده أهل الشام فيها كالم وأكثر أهل‬
‫العلم يضعفون بقية عن الشاميين وغيرهم وله مناكير وهو ضعيف ليس ممن يحتج به‬
‫وقد رواه الثوري عن عبدالعزيز بن رفيع عن أبي صالح مرسال قال اجتمع عيدان على عهد رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم فقال إنا‬
‫مجمعون فمن شاء منكم أن يجمع فليجمع ومن شاء أن يرجع فليرجع فاقتصر في هذا الحديث على ذكر إباحة الرجوع ولم يذكر اإلجزاء‬
‫ورواه زياد البكائي عن عبدالعزيز بن رفيع بمعنى حديث الثوري إال أنه أسنده حدثني عبدالوارث بن سفيان قال حدثنا قاسم بن أصبغ قال‬
‫حدثنا إبراهيم بن إسحاق النيسابوري قال حدثنا إبراهيم بن دينار قال حدثنا زياد بن عبداهلل بن الطفيل البكائي قال حدثنا عبدالعزيز بن‬
‫رفيع عن أبي صالح عن أبي هريرة قال اجتمعنا إلى رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم في يوم عيد ويوم جمعة فقال لنا رسول اهلل صلى اهلل‬
‫عليه وسلم وهو في العيد هذا يوم قد اجتمع لكم فيه عيدان عيدكم هذا والجمعة وإني مجمع إذا رجعت فمن أحب منكم أن يشهد‬
‫الجمعة فليشهدها قال فلما رجع رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم جمع بالناس‬
‫فقد بان في هذه الرواية ورواية الثوري لهذا الحديث أن رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم جمع ذلك اليوم بالناس وفي ذلك دليل على أن‬
‫فرض الجمعة والظهر الزم ساقطة وأن الرخصة إنما أريد بها من لم تجب عليه الجمعة‪ ƒ‬ممن شهد العيد من أهل البوادي واهلل أعلم وهذا‬
‫تأويل تعضده األصول وتقوم عليه الدالئل ومن خالفه فال دليل معه وال حجة له فإن احتج محتج بما حدثناه عبدالوارث قال حدثنا قاسم‬
‫قال حدثنا أبو قالبة قال حدثنا عبداهلل بن حمران قال حدثنا عبدالحميد بن جعفر قال أخبرني أبي عن وهب بن كيسان قال اجتمع عيدان‬
‫على عهد ابن الزبير فصلى العيد ولم يخرج إلى الجمعة قال فذكرت ذلك البن عباس فقال ما أماط عن سنة نبيه فذكرت ذلك البن الزبير‬
‫فقال هكذا صنع بنا عمر قيل له هذا حديث اضطرب في إسناده فرواه يحيى القطان قال حدثنا عبدالحميد بن جعفر قال أخبرني‬
‫وهب بن كيسان قال اجتمع على عهد ابن الزبير عيدان فأخر الخروج حتى تعالى النهار ثم خرج فخطب فأطال الخطبة ثم نزل فصلى‬
‫ركعتين ولم يصل للناس يومئذ الجمعة فذكر ذلك البن عباس فقال أصاب السنة ذكره أحمد بن شعيب النسوي عن سوار عن القطان عن‬
‫عبدالحميد بن جعفر لم يقل عن أبيه عن وهب بن كيسان وذكر أن ذلك حين تعالى النهار وأنه أطال الخطبة وقد يحتمل أن يكون صلى‬
‫تلك الصالة في أول الزوال وسقطت صالة العيد واستجزى بما صلى في ذلك الوقت وفي رواية األعمش عن عطاء عن ابن الزبير أن‬
‫الناس جمعوا‪ ƒ‬في ذلك اليوم ولم يخرج إليهم ابن الزبير وكان ابن عباس بالطائف فلما قدم ذكرنا له ذلك فقال‬
‫أصاب السنة وهذا يحتمل أن يكون صلى الظهر ابن الزبير في بيته وأن الرخصة وردت في ترك االجتماعين لما في ذلك من المشقة ال أن‬
‫الظهر تسقط وأما حديث إسرائيل عن عثمان بن المغيرة الثقفي‪ ƒ‬عن إياس بن أبي رملة الشامي قال شهدت معاوية بن أبي سفيان يسأل زيد‬
‫بن أرقم هل شهدت مع رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم عيدين اجتمعا في يوم قال نعم قال فكيف صنع قال صلى العيد ثم رخص في‬
‫الجمعة‪ ƒ‬فقال من شاء أن يصلي فليصل وهذا الحديث لم يذكره البخاري وذكره أبو داود عن محمد بن كثير عن إسرائيل وذكره النسائي‬
‫عن عمرو بن علي‬
‫عن ابن مهدي عن إسرائيل وليس فيه دليل على سقوط‪ ƒ‬الجمعة وإنما فيه دليل أنه رخص في شهودها وأحسن ما يتأول في ذلك أن األذان‬
‫رخص به من لم تجب الجمعة‪ ƒ‬عليه ممن شهد ذلك العيد واهلل أعلم وإذا احتملت هذه اآلثار من التأويل ما ذكرنا لم يجز لمسلم أن يذهب‬
‫إلى سقوط فرض الجمعة‪ ƒ‬عمن وجبت عليه ألن اهلل عز وجل يقول يا أيها الذين آمنوا إذا نودي للصالة من يوم الجمعة‪ ƒ‬فاسعوا إلى ذكر اهلل‬
‫ولم يخص اهلل ورسوله يوم عيد من غيره من وجه تجب حجته فكيف بمن ذهب إلى سقوط‪ ƒ‬الجمعة والظهر المجتمع عليهما في الكتاب‬
‫والسنة واإلجماع بأحاديث ليس منها حديث إال وفيه مطعن ألهل العلم بالحديث‬
‫ولم يخرج البخاري وال مسلم بن الحجاج منها حديثا واحدا وحسبك بذلك ضعفا‪ ƒ‬لها وسنذكر اآلثار في فرض الجمعة‪ ƒ‬في باب صفوان بن‬
‫سليم من هذا الكتاب إن شاء اهلل تعالى وإن كان اإلجماع في فرضها يغني عما سواه والحمد هلل وأما اختالف العلماء فيمن تجب عليه‬
‫الجمعة من األحرار البالغين المسافرين فقال ابن عمر وأبو هريرة وأنس والحسن البصري ونافع مولى ابن عمر تجب الجمعة‪ ƒ‬على كل من‬
‫كان بالمصر وخارجا عنه ممن إذا شهد الجمعة‪ ƒ‬أمكنه االنصراف إلى أهله فآواه الليل إلى أهله وبهذا قال الحكم بن عتيبة وعطاء بن أبي‬
‫رباح واألوزاعي وأبو ثور وقال ربيعة ومحمد بن المنكدر إنما تجب على من كان على أربعة أميال‬
‫وذكر عبدالرزاق عن محمد بن راشد قال أخبرني عبدة بن أبي لبابة أن معاذ‪ ƒ‬بن جبل كان يقول على منبره يا أهل فردا ويا أهل دامرة‬
‫قريتين من قرى دمشق إحداهما على أربعة فراسخ واألخرى على خمسة إن الجمعة لزمتكم وأنه ال جمعة وقد روي عن معاوية أنه كان يأمر‬
‫من بينه وبين دمشق أربعة وعشرون ميال بشهود الجمعة وذكر معمر عن هشام بن عروة عن عائشة بنت سعد بن أبي وقاص قالت كان أبي‬
‫من المدينة على ستة أميال أو ثمانية فكان ربما شهد الجمعة بالمدينة وربما لم يشهدها‬
‫وقال الزهري ينزل إليها من ستة أميال وروي عن ربيعة أيضا أنه قال إنما تجب الجمعة‪ ƒ‬على من إذا سمع النداء وخرج من بيته أدرك‬
‫الصالة وقال مالك والليث تجب الجمعة‪ ƒ‬على كل من كان على ثالثة أميال وقال الشافعي تجب الجمعة‪ ƒ‬على كل من كان بالمصر وكذلك‬
‫كل من سمع النداء ممن يسكن خارج المصر وهو قول داود وقال أبو حنيفة الجمعة على كل من كان بالمصر وليس على من كان خارج‬
‫المصر جمعة‪ ƒ‬سمع النداء أو لم يسمع‬
‫وقال أحمد بن حنبل وإسحاق ال تجب الجمعة إال على من سمع النداء كان بالمصر أو خارجا عنه يريد أن الموضع الذي يسمع منه ومن‬
‫مثله النداء وروي مثل ذلك عن عبداهلل بن عمرو بن العاص وسعيد بن المسيب وقد كان الشافعي يقول ال يتبين عندي أن يخرج بترك‬
‫الجمعة‪ ƒ‬إال من يسمع النداء قال ويشبه أن يخرج أهل المصر وإن عظم بترك الجمعة‪ ƒ‬قال أبو عمر يشبه أن يكون مذهب مالك وأصحابه‬
‫والليث في مراعاة الثالثة أميال ألن الصوت الندي في الليل ثم هدوء األصوات يمكن أن يسمع من ثالثة أميال واهلل‬
‫أعلم فال يكون مذهب مالك في هذا التأويل مخالفا لمن قال ال تجب الجمعة‪ ƒ‬إال على من سمع النداء وهو قول أكثر فقهاء األمصار وقد‬
‫ذكر في المجموعة‪ ƒ‬عن علي بن زياد عن مالك قال عزيمة الجمعة‪ ƒ‬على من كان بموضع يسمع منه النداء وذلك من ثالثة أميال ومن كان‬
‫أبعد فهو في سعة إال أن يرغب في شهودها فهو أحسن فهذه رواية مفسرة وعلى هذا قال مالك فيما روى عنه ابن القاسم وغيره أن ليس‬
‫العمل على ما صنع عثمان في إذنه ألهل العوالي ألن الجمعة كانت عنده واجبة على أهل العوالي ألن العوالي من المدينة على ثالثة أميال‬
‫ونحوها مالك إلى أن إذن عثمان ألهل‬
‫العوالي إنما كان أن الجمعة لم تكن واجبة على أهل العوالي عنده ألن الجمعة إنما تجب على أهل المصر عنده هذا قول الكوفيين سفيان‬
‫وأبي حنيفة وقد ذكرنا أقوالهم فأغنى عن إعادتها وأما اختالف العلماء في وجوب الجمعة على أهل العمود والقرى الكبار والصغار وفي‬
‫عدد رجال الموضع الذي تجب فيه الجمعة فسنذكره هذا الموضع إن شاء اهلل تعالى ومن حجة مالك في مراعاة الثالثة أميال ما حدثناه‬
‫عبدالوارث بن سفيان قال حدثنا قاسم بن أصبغ قال حدثنا محمد بن عبدالسالم قال حدثنا محمد بن بشار قال حدثنا معدي بن سليمان‬
‫قال حدثنا ابن عجالن عن أبيه عن أبي هريرة‬
‫قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم على أحدكم أن يتخذ الصبة من الغنم فينزل بها على رأس ميلين أو ثالثة من المدينة فتأتي الجمعة‬
‫فال يجمع فيطبع على قلبه ومن حجة من شرط سماع النداء ما حدثناه عبدالوارث أيضا قال حدثنا قاسم قال حدثنا الخشني قال حدثنا‬
‫محمد بن المثنى قال حدثنا عبدالرحمان عن سفيان عن محمد بن معبد عن عبداهلل بن هارون أنه سمع عبداهلل بن عمرو يقول الجمعة على‬
‫من سمع النداء وذكر عبدالرزاق عن داود بن قيس قال سئل عمرو بن شعيب وأنا أسمع من أين تؤتى الجمعة‪ ƒ‬فقال من مدى الصوت‬
‫قال أبو عمر ما يحضرني من االحتجاج على من ذهب مذهب عطاء وابن الزبير على ما تقدم ذكرنا له إجماع المسلمين قديما وحديثا أن‬
‫من ال تجب عليه الجمعة‪ ƒ‬وال النزول إليها لبعد موضعه‪ ƒ‬عن موضع إقامتها على حسب ما ذكرنا من اختالفهم في ذلك كله مجمع أن الظهر‬
‫واجبة الزمة على من كان هذه حاله وعطاء وابن الزبير موافقان‪ ƒ‬للجماعة يوم عيد فكذلك يوم العيد في القياس والنظر الصحيح هذا لو كان‬
‫قولهما اختالفا يوجب النظر فكيف وهو قول شاذ وتأويله بعيد واهلل المستعان وبه التوفيق وأما قول أبي عبيد مولى ابن أزهر في حديثنا‬
‫المذكور في هذا الباب ثم شهدت مع علي بن أبي طالب وعثمان محصور فجاء فصلى ثم انصرف فخطب ففيه دليل على أن‬
‫الجمعة واجبة على أهل المصر بغير سلطان وأن أهله إذا أقاموها وال سلطان عليهم أجزأتهم وهذا موضع اختلف العلماء فيه قديما وحديثا‬
‫وصالة العيدين مثل صالة الجمعة‪ ƒ‬واالختالف في ذلك سواء ألن صالة علي بالناس العيد وعثمان محصور أصل في كل سبب تخلف اإلمام‬
‫عن حضوره أو خليفته أن على المسلمين إقامة رجل يقوم به وهذا مذهب مالك والشافعي واألوزاعي على اختالف عنه والطبري كلهم‬
‫يقول تجوز الجمعة‪ ƒ‬بغير سلطان كسائر الصلوات وقال أبو حنيفة وأبو يوسف وزفر ومحمد ال تجزئ الجمعة‪ ƒ‬إذا لم يكن سلطان وروي عن‬
‫محمد بن الحسن أن أهل مصر لو مات واليهم جاز لهم أن يقدموا رجال يصلي بهم الجمعة‪ ƒ‬حتى يقدم عليهم وال‬
‫قال أحمد بن حنبل يصلون بإذن السلطان وقال داود الجمعة ال تفتقر إلى وال وال إمام وال إلى خطبة وال إلى مكان ويجوز للمنفرد عنده‬
‫أن يصلي ركعتين وتكون جمعة‪ ƒ‬قال وال يصلي أحد إال ركعتين في وقت الظهر يوم الجمعة‪ ƒ‬وقول داود هذا خالف قول جميع فقهاء‬
‫األمصار ألنهم أجمعوا أنها ال تكون إال بإمام وجماعة‪ ƒ‬واختلفوا في عدد الجماعة في المكان والوالي والخطبة واهلل المستعان ذكر‬
‫عبدالرزاق عن معمر عن الزهري أنه كان يقول حيثما كان أمير فإنه يعظ أصحابه يوم بهم ركعتين ذكرنا قول الزهري هذا ألنه الذي روى‬
‫حديث علي حين صلى بالناس العيد وعثمان محصور‬
‫وقد ذكرنا في باب حديث ابن شهاب عن عبيداهلل عن جماعة‪ ƒ‬من التابعين أن الحدود والجمعة إلى السلطان وال يختلف العلماء أن الذي‬
‫يقيم الجمعة السلطان وأن ذلك سنة مسنونة وإنما اختلفوا ثم نزول ما ذكرنا من موت اإلمام أو قتله أو عزله والجمعة قد جاءت فذهب أبو‬
‫حنيفة وأصحابه واألوزاعي إلى أنهم يصلون ظهرا أربعا وقال مالك والشافعي وأحمد وإسحاق وأبو ثور يصلي بهم بعضهم بخطبة ويجزيهم‬
‫أخبرنا عبداهلل بن محمد بن عبدالمؤمن قال حدثنا عبدالحميد بن أحمد الوراق قال حدثنا الخضر بن داود قال حدثنا أبو بكر األثرم قال‬
‫حدثنا العباس بن عبدالعظيم أنه سأل أبا عبداهلل يعني أحمد بن حنبل عن الصالة خلف الخوارج والفساق من األمراء والسالطين فقال أما‬
‫الجمعة‪ ƒ‬فينبغي‬
‫شهودها فإن كان الذي يصلي منهم أو مثلهم يعني في الفسق والمذهب أعاد الصالة بعد شهودها معهم فإن كان ال يدري أنه يقول بقولهم‬
‫وال هو مثلهم فال يعيد قال قلت فإن كان يقال إنه قال بقولهم فقال حتى تعلم ذلك وتستيقن قال فقلت فإن لم يكن إمام أترى أن نصلي‬
‫وراء من جمع بالناس وصلى ركعتين فقال أليس قد صلى علي بن أبي طالب بالناس وعثمان محصور قال أبو عمر قد ذكرنا أن حديث أبي‬
‫عبيد مولى ابن أزهر أصل في هذه المسألة وإن كان ذلك في صالة العيد واألصل في ذلك أيضا ما فعله المسلمون يوم مؤتة لما قتل‬
‫األمراء وأجمعوا على خالد بن الوليد فأمروه وايضا فإن المتغلب‬
‫والخارج على اإلمام تجوز الجمعة خلفه‪ ƒ‬فمن كان في طاعة اإلمام أحرى بجوازها خلفه‪ ƒ‬وذكر أبو بكر األثرم قال سألت أبا عبداهلل ما تقول‬
‫في الخوارج إذا قدموا رجال ال يقول بقولهم يصلي بالناس الجمعة‪ ƒ‬قال صل خلفه فذكرت له قول من يقول إذا كان الذي قدمه ال تحل‬
‫الصالة خلفه فسدت الصالة خلف هذا المقدم وإن لم يقل بقولهم فقال أما أنا فلست أقول بهذا وقال األثرم حدثنا عفان قال حدثنا‬
‫عبدالعزيز بن مسلم قال حدثنا أبو سنان ضرار بن مرة عن عبداهلل بن أبي‬
‫الهذيل قال تذاكرنا الجمعة‪ ƒ‬ليالي المختار الكذاب فاجتمع رأيهم على أن يأتوه فإنما كذبه عليه وروى ابن المبارك عن األوزاعي عن‬
‫الزهري عن حميد بن عبدالرحمان بن عوف بن عبيداهلل بن عدي بن الخيار أنه دخل على عثمان فقال أنه يصلي بالناس إمام فتنة وأنا أتحرج‬
‫من الصالة معه‪ ƒ‬فقال إن الصالة أحسن ما صنع الناس فإذا أحسنوا فأحسن معهم وإذا ساءوا فاجتنب إساءتهم وروى هذا الحديث معمر مرة‬
‫عن الزهري عن عروة عن عبيداهلل بن عدي ومرة عن الزهري عن رجل عن عبيداهلل بن عدي وروى ابن المبارك عن يونس عن الزهري‬
‫عن أبي سلمة قال دخل أبو قتادة األنصاري ورجل آخر معه‪ ƒ‬على عثمان وهو محصور فقاال يا أمير المؤمنين أنت إمام بنا إمام فتنة فقال‬
‫صليا خلفه قال أبو عمر هذه القصة واهلل أعلم الجمعة‪ ƒ‬والعيد ألن الذي كان يصلي بهم الجمعة أبو أيوب األنصاري وسهل بن حنيف أو ابنه‬
‫أبو أمامة‪ ƒ‬بن سهل وصلى بهم العيد علي بن أبي طالب ذكر أهل السير منهم الواقدي والزبيري أن أبا أيوب األنصاري كان يصلي بالناس في‬
‫حصر عثمان ثم صلى بهم سهل بن حنيف بعد‬
‫وذكر المدائني عن محمد بن الفضل عن أبي حازم عن أبي هريرة قال عمال الصالة فجاء المؤذن يؤذن عثمان وهو محصور فقال اذهب‬
‫إلى أبي أمامة بن سهل أو إلى سهل بن حنيف فقل له يصلي بالناس وذكر المدائني أيضا عن محمد بن ذكوان عن محمد بن المنكدر قال‬
‫صلى أبو أمامة أو سهل بن حنيف وعثمان محصور وعن عبداهلل بن مصعب عن مسلم بن عروة عن أبيه قال صلى بالناس يوم الجمعة‪ ƒ‬سهل‬
‫بن حنيف قال المدائني وأخبرنا ابن جعدة قال صلى سهل بن حنيف وعثمان محصور وصلى يوم العيد علي بن أبي طالب قال وقال جويرية‬
‫بن أسماء عن نافع قال لما كان يوم النحر جاء علي فصلى بالناس وعثمان محصور‬
‫وذكر عمر بن شبة قال حدثنا حيان بن بشر عن يحيى بن آدم قال سمعت بعض أصحابنا يحدث عن أبي معشر المدني أن أبا أمامة بن سهل‬
‫بن حنيف كان يصلي بالناس وعثمان محصور قال يحيى ولعله قد صلى بهم رجل بعد رجل فهذه األخبار توضح لك أن قول عبيداهلل بن‬
‫عدي بن الخيار لعثمان يصلي بالناس إمام فتنة لم يرد به علي بن أبي طالب وال سهل بن حنيف وإنما أراد به أحد الخارجين عليه واهلل أعلم‬
‫وذكر الحسن بن علي الحلواني قال حدثنا المسيب بن واضح قال سمعت ابن المبارك يقول ما صلى علي بالناس حين حصر عثمان إال‬
‫صالة العيد وحدها وكان ابن وضاح وغيره يقولون إن الذي عنى عثمان بقوله إمام فتنة عبدالرحمان بن عديس البلوي وهو الذي أجلب‬
‫على عثمان بأهل مصر‬
‫والوجه عندي واهلل أعلم في قوله إمام فتنة أي إمامة‪ ƒ‬في فتنة ألن الجمعات واألعياد والجماعات نظامها وتمامها اإلمامة فيها تكون الجماعة‬
‫المحمودة وببقاء الناس بال إمام تكون الفرقة المنهي عنها وقد بينا معنى الجماعة واالعتصام باإلمامة‪ ƒ‬والتحذير من الفرقة من أقاويل السلف‬
‫وصحيح األثر في باب سهيل ثم قول رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم إن اهلل تعالى يحب لكم ثالثا الحديث منها أن تعتصموا بحبل اهلل‬
‫جميعا وأن تناصحوا من واله اهلل أمركم وأوضحنا هذا المعنى هناك والحمد هلل‬

‫*****‬

‫‪Kopo, 20 Februari 2002 / 8 Dzulhijah 1422‬‬


‫‪IDUL ADHA pada JUM’AT 22 Februari 2002‬‬
S.NooR

BILA IDUL ADHA PADA HARI JUM'AT(Kajian)


Bagikan
 Kemarin jam 22:59
Banyak yang menanyakan bagaimana jika Hari Raya atau Idul Adha jatuh pada hari Jum’at, apakah shalat
?Jum’atnya gugur karena telah melaksanakan shalat ‘ied

Mudah-mudahan penjelasan berikut dapat menjawab hal ini.[1]

Apabila hari raya Idul Fithri atau Idul Adha bertepatan dengan hari Jum’at, apakah shalat Jum’at menjadi
.gugur karena telah melaksanakan shalat ‘ied? Untuk masalah ini para ulama memiliki dua pendapat

.Pendapat Pertama: Orang yang melaksanakan shalat ‘ied tetap wajib melaksanakan shalat Jum’at

Inilah pendapat kebanyakan pakar fikih. Akan tetapi ulama Syafi’iyah menggugurkan kewajiban ini bagi
:orang yang nomaden (al bawadiy). Dalil dari pendapat ini adalah

,Pertama: Keumuman firman Allah Ta’ala

‫ي لِلصَّال ِة ِم ْن يَوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة فَا ْس َعوْ ا إِلَى ِذ ْك ِر هَّللا ِ َو َذرُوا ْالبَ ْي َع‬
َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا نُو ِد‬

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka “
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (QS. Al Jumu’ah: 9)

,Kedua: Dalil yang menunjukkan wajibnya shalat Jum’at. Di antara sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

‫ث ُج َم ٍع تَهَا ُونًا بِهَا طَبَ َع هَّللا ُ َعلَى قَ ْلبِ ِه‬


َ َ‫َم ْن تَ َركَ ثَال‬

Barangsiapa meninggalkan tiga shalat Jum’at, maka Allah akan mengunci pintu hatinya.”[2] Ancaman keras “
.seperti ini menunjukkan bahwa shalat Jum’at itu wajib

,Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda

ٌ‫صبِ ٌّى أَوْ َم ِريض‬


َ ْ‫ك أَ ِو ا ْم َرأَةٌ أَو‬
ٌ ‫اجبٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم فِى َج َما َع ٍة إِالَّ أَرْ بَ َعةً َع ْب ٌد َم ْملُو‬ ٌّ ‫ْال ُج ُم َعةُ َح‬
ِ ‫ق َو‬

Shalat Jum’at merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim dengan berjama’ah kecuali empat golongan: “
[1] budak, [2] wanita, [3] anak kecil, dan [4] orang yang sakit.”[3]

Ketiga: Karena shalat Jum’at dan shalat ‘ied adalah dua shalat yang sama-sama wajib (sebagian ulama
berpendapat bahwa shalat ‘ied itu wajib), maka shalat Jum’at dan shalat ‘ied tidak bisa menggugurkan satu
.dan lainnya sebagaimana shalat Zhuhur dan shalat ‘Ied

Keempat: Keringanan meninggalkan shalat Jum’at bagi yang telah melaksanakan shalat ‘ied adalah khusus
,untuk ahlul bawadiy (orang yang nomaden seperti suku Badui). Dalilnya adalah

‫ال يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِ َّن هَ َذا يَوْ ٌم قَ ِد اجْ تَ َم َع لَ ُك ْم فِي ِه‬
َ َ‫ب فَق‬ َ َ‫طبَ ِة ثُ َّم خَ ط‬ ْ ‫صلَّى قَ ْب َل ْال ُخ‬
َ َ‫ ف‬، ‫ك يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة‬
َ ِ‫ت َم َع ع ُْث َمانَ ْب ِن َعفَّانَ فَ َكانَ َذل‬ ُ ‫ال أَبُو ُعبَ ْي ٍد ثُ َّم َش ِه ْد‬
َ َ‫ق‬
َُ‫ت له‬ُ ‫ َو َم ْن أَ َحبَّ أَ ْن يَرْ ِج َع فَقَ ْد أَ ِذ ْن‬، ْ‫ فَ َم ْن أَ َحبَّ أَ ْن يَ ْنتَ ِظ َر ْال ُج ُم َعةَ ِم ْن أَ ْه ِل ْال َع َوالِى فَ ْليَ ْنتَ ِظر‬، ‫َان‬ِ ‫ِعيد‬

Abu ‘Ubaid berkata bahwa beliau pernah bersama ‘Utsman bin ‘Affan dan hari tersebut adalah hari Jum’at. “
Kemudian beliau shalat ‘ied sebelum khutbah. Lalu beliau berkhutbah dan berkata, “Wahai sekalian manusia.
Sesungguhnya ini adalah hari di mana terkumpul dua hari raya (dua hari ‘ied). Siapa saja dari yang nomaden
(tidak menetap) ingin menunggu shalat Jum’at, maka silakan. Namun siapa saja yang ingin pulang, maka
silakan dan telah kuizinkan.”[4]

Pendapat Kedua: Bagi orang yang telah menghadiri shalat 'Ied boleh tidak menghadiri shalat Jum'at. Namun
imam masjid dianjurkan untuk tetap melaksanakan shalat Jum’at agar orang-orang yang punya keinginan
.menunaikan shalat Jum’at bisa hadir, begitu pula orang yang tidak shalat ‘ied bisa turut hadir
Pendapat ini dipilih oleh mayoritas ulama Hambali. Dan pendapat ini terdapat riwayat dari ‘Umar, ‘Utsman,
:‘Ali, Ibnu ‘Umar, Ibnu ‘Abbas dan Ibnu Az Zubair. Dalil dari pendapat ini adalah

Pertama: Diriwayatkan dari Iyas bin Abi Romlah Asy Syamiy, ia berkata, “Aku pernah menemani Mu’awiyah
,bin Abi Sufyan dan ia bertanya pada Zaid bin Arqom

َ َ‫ص فِى ْال ُج ُم َع ِة فَق‬


‫ال « َم ْن‬ َ ‫صلَّى ْال ِعي َد ثُ َّم َر َّخ‬ َ َ‫صنَ َع ق‬
َ ‫ال‬ َ َ‫ ق‬.‫ن اجْ تَ َم َعا فِى يَوْ ٍم قَا َل نَ َع ْم‬hِ ‫ ِعي َد ْي‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫أَ َش ِهدْتَ َم َع َرسُو ِل هَّللا‬
َ َ‫ال فَ َك ْيف‬
.» ‫ص ِّل‬َ ُ‫ُصلِّ َى فَ ْلي‬
َ ‫َشا َء أَ ْن ي‬

Apakah engkau pernah menyaksikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan dua ‘ied (hari“
Idul Fithri atau Idul Adha bertemu dengan hari Jum’at) dalam satu hari?” “Iya”, jawab Zaid. Kemudian
Mu’awiyah bertanya lagi, “Apa yang beliau lakukan ketika itu?” “Beliau melaksanakan shalat ‘ied dan
memberi keringanan untuk meninggalkan shalat Jum’at”, jawab Zaid lagi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Siapa yang mau shalat Jum’at, maka silakan.”[5]

Asy Syaukani dalam As Sailul Jaror (1/304) mengatakan bahwa hadits ini memiliki syahid (riwayat penguat).
An Nawawi dalam Al Majmu’ (4/492) mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid (antara shahih dan hasan,
pen). ‘Abdul Haq Asy Syubaili dalam Al Ahkam Ash Shugro (321) mengatakan bahwa sanad hadits ini
shahih. ‘Ali Al Madini dalam Al Istidzkar (2/373) mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid (antara shahih
dan hasan, pen). Syaikh Al Albani dalam Al Ajwibah An Nafi’ah (49) mengatakan bahwa hadits ini shahih.[6]
.Intinya, hadits ini bisa digunakan sebagai hujjah atau dalil

Kedua: Dari ‘Atho’, ia berkata, “Ibnu Az Zubair ketika hari ‘ied yang jatuh pada hari Jum’at pernah shalat
‘ied bersama kami di awal siang. Kemudian ketika tiba waktu shalat Jum’at Ibnu Az Zubair tidak keluar,
beliau hanya shalat sendirian. Tatkala itu Ibnu ‘Abbas berada di Thoif. Ketika Ibnu ‘Abbas tiba, kami pun
menceritakan kelakuan Ibnu Az Zubair pada Ibnu ‘Abbas. Ibnu ‘Abbas pun mengatakan, “Ia adalah orang
yang menjalankan sunnah (ajaran Nabi) [ashobas sunnah].”[7] Jika sahabat mengatakan ashobas
.sunnah(menjalankan sunnah), itu berarti statusnya marfu’ yaitu menjadi perkataan Nabi

Diceritakan pula bahwa ‘Umar bin Al Khottob melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Ibnu Az Zubair.
Begitu pula Ibnu ‘Umar tidak menyalahkan perbuatan Ibnu Az Zubair. Begitu pula ‘Ali bin Abi Tholib pernah
mengatakan bahwa siapa yang telah menunaikan shalat ‘ied maka ia boleh tidak menunaikan shalat Jum’at.
Dan tidak diketahui ada pendapat sahabat lain yang menyelisihi pendapat mereka-mereka ini.[8]

:Kesimpulan

Mengatakan bahwa riwayat yang menjelaskan pemberian keringanan tidak shalat jum’at adalah khusus *
untuk orang yang nomaden seperti orang badui (yang tidak dihukumi wajib shalat Jum’at) atau yang jauh dari
tempat jum'at, seperti zaman Rasulullah banyak di antara shahabat yang jauh ke tempat jum'at maka oleh
.Rasulullah diberi rukhshah untuk tidak jum'atan

Dianjurkan bagi imam masjid agar tetap mendirikan shalat Jum’at supaya orang yang ingin menghadiri *
shalat Jum’at atau yang tidak shalat ‘ied bisa menghadirinya. Dalil dari hal ini adalah anjuran untuk membaca
surat Al A’laa dan Al Ghosiyah jika hari ‘ied bertemu dengan hari Jum’at pada shalat ‘ied dan shalat Jum’at.
,Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

‫ال َوإِ َذا اجْ تَ َم َع ْال ِعي ُد‬ ِ ‫يث ْالغ‬


َ َ‫َاشيَ ِة) ق‬ َ ‫ك األَ ْعلَى) َو (هَلْ أَتَا‬
ُ ‫ك َح ِد‬ َ ِّ‫ِّح ا ْس َم َرب‬ ِ ‫ يَ ْق َرأُ فِى ْال ِعي َد ْي ِن َوفِى ْال ُج ُم َع ِة‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬
ِ ‫ب ( َسب‬
.‫صالَتَ ْي ِن‬ َّ ‫اح ٍد يَ ْق َرأُ بِ ِه َما أَ ْيضًا فِى ال‬
ِ ‫َو ْال ُج ُم َعةُ فِى يَوْ ٍم َو‬

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam dua ‘ied yaitu shalat Jum’at “sabbihisma “
robbikal a’la” dan “hal ataka haditsul ghosiyah”.” An Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari
‘ied bertepatan dengan hari Jum’at, beliau membaca kedua surat tersebut di masing-masing shalat.[9]

Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah melaksanakan Jum'at pada hari Raya 'Id dengan sunnah amaliyah
.membaca surat Al A’laa dan Al Ghosiyah dalam shalat ‘ied dan shalat Jum’at

Siapa saja yang tidak menghadiri shalat Jum’at dan telah menghadiri shalat ‘ied, maka wajib baginya untuk *
mengerjakan shalat Zhuhur sebagaimana dijelaskan pada hadits yang sifatnya umum. Hadits tersebut
menjelaskan bahwa bagi yang tidak menghadiri shalat Jum’at, maka sebagai gantinya, ia menunaikan shalat
Zhuhur (4 raka’at).[10]
Semoga apa yang kami sajikan ini bermanfaat bagi kaum muslimin. Segala puji bagi Allah yang dengan
.nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna

:Rujukan
Pembahasan kali ini kami olah dari Shahih Fiqih Sunnah, Syaikh Abu Malik, 1/594-596, Al Maktabah At ]1[
.Taufiqiyah

HR. Abu Daud no. 1052, dari Abul Ja’di Adh Dhomri. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini ]2[
.hasan shahih

.HR. Abu Daud no. 1067, dari Thariq bin Syihab. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih ]3[

.HR. Bukhari no. 5572 ]4[

.HR. Abu Daud no. 1070, Ibnu Majah no. 1310 ]5[

Dinukil dari http://dorar.net ]6[

.HR. Abu Daud no. 1071. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih ]7[

.Lihat Shahih Fiqh Sunnah, Syaikh Abu Malik, 1/596, Al Maktabah At Taufiqiyah ]8[

.HR. Muslim no. 878 ]9[

Lihat Fatwa Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ‘Ilmiyah wal Ifta’, 8/182-183, pertanyaan kelima dari ]10[
.Fatwa no. 2358, Mawqi’ Al Ifta

Anda mungkin juga menyukai