Anda di halaman 1dari 4

Hasil analisis dari laporan keuangan kab.

Nagan Raya
Tahun 2011

Analisis varians anggaran pendapatan
Analisis varians anggaran pendapatan dilakukan dengan caramenghitung
selisih antara realisasi pendapatan dengan yang dianggarkan.Biasanya selisih
anggaran sudah diinformasikan dalam laporan realisasianggaran yang disajikan
oleh pemerintah daerah. Informasi selisih anggarantersebut sangat membantu
pengguna laporandalam memahami danmenganalisis kinerja pendapatan.
=realisasi pendapatan - pendapatan dianggarkan
=491,936,658,319.22 - 505,220,463,041
=(-13,283,804,721.78)

Analisis Pertumbuhan Pendapatan
Analisis pertumbuhan pendapatan bermanfaat untuk mengetahuiapakah pemerintah
daerah dalam tahun anggaran bersangkutan atau selama beberapa periode anggaran,
kinerja anggarannya mengalami pertumbuhansecara positif atau negatif. Tentunya
diharapkan pertumbuhan pendapatantersebut positif dan kecenderungannya
(trend)meningkat


Pertumbuhan tahun ini= 491,936,658,319.22 - 396,821,732,177.03 X 100%
396,821,732,177.03

=0,02

Pertumbuhan pendapatan tahun ini = pendapatan tahun sekarang pendapatan tahun lalu X 100%
Pendapatan tahun lalu


Analisis Derajat Desentralisasi
Derajat desentralisasi dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah
pendapatan asli daerah dengan total penerimaan daerah. Rasio
inimenunjukkan derajat kontribusi PAD terhadap total penerimaan
daerah.Semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin tinggi kemampuan
pemerintah daerah dalam penyelenggaraan desentralisasi (Mahmudi, 2007).
Pendapatan asli daerah (PAD) adalah semua penerimaan daerah yang berasal
dari sumber ekonomi asli daerah. Pendapatan asli daerah ini terdiri dari
pendapatan pajak daerah, restribusi daerah (misalnya, restribusi pelayanan
kesehatan, restribusi pelayanan kebersihan, restribusi penggantian biaya cetak
KTP, restribusi tempat parkir dan lain-lain), hasil pengelolaan kekayaan milik
daerah, lain-lain PAD yang sah berupa bantuandana kontingensi dari
pemerintah. Total pendapatan daerah merupakan jumlah keseluruhan
penerimaan daerah yang terdiri dari pendapatan aslidaerah, pendapatan
transfer, lain-lain PAD yang sah (Halim, 2007).
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
derajat Desentralisasi =



=


=0.0325
Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
Rasio ketergantungan keuangan daerah dihitung dengan caramembandingkan
jumlah pendapatan transfer yang diterima oleh penerimaandaerah dengan
total penerimaan daerah. Semakin tinggi rasio ini makasemakin besar tingkat
ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dan/atau
pemerintah propinsi (Mahmudi, 2007).Rasio ketergantungan keuangan daerah
dirumuskan sebagai berikut :




Rasio ketergantungan keuangan daerah


= 0.96
Pendapatan transfer merupakan pendapatan daerah yang diperolehdari
otoritas pemerintah. Jenis pendapatan ini dikelompokkan dalam duakelompok
yaitu pendapatan (untuk provinsi) dan menjadi tiga jenis pendapatan (untuk
kabupaten/kota) yang meliputi transfer pemerintah pusat-dana perimbangan,
transfer pemerintah pusat lainnya, transfer pemerintah propinsi. Total
pendapatan daerah merupakan jumlah penerimaan daerah yang dapat
menambah nilai kekayaan bersih (Halim,2007).

Rasio Efektifitas Pajak Daerah
Rasio efektivitas pajak daerah menunjukkan kemampuan pemerintahdaerah
dalam mengumpulkan pajak daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak
daerah yang ditargetkan. Rasio efektifitas pajak daerahdianggap baik apabila
rasio tersebut mencapai angka minimal 1 atau 100%(Mahmudi, 2007).





=

=0.508





Analisis Varians Belanja
Menurut Mahmudi (2007), Analisis varians merupakan analisisterhadap
perbedaan atau selisih antara realisasi belanja dengan anggaran.Analisis
varians cukup sederhana namun dapat memberikan informasi yang berarti.
Berdasarkan laporan realisasi anggaran yang disajikan, pembacalaporan dapat
mengetahui secara langsung besarnya varians anggaran belanja dengan
realisasinya yang bisa dinyatakan dalam bentuk nilainominalnya atau
presentasenya. Selisih anggaran belanja dikategorikan menjadi dua jenis yaitu
selisih disukai favourable variance(F) dan selisihtidak disukai unfavourable
variance (U).
Dalam hal realisasi belanja lebihkecil dari anggarannya maka disebut
favourable variance (F), sedangkan jika realisasi belanja lebih besar dari
anggarannya maka dikategorikan unfavourable variance (U).Selisih realisasi
belanja dengan yang dianggarkan cukup significant bisa memberikan dua
kemungkinan, pertama hal itu menunjukkan adanyaefisiensi anggaran, kedua
justru sebaliknya, jika terjadi selisih kurang makasangat mungkin telah terjadi
kelemahan dalam perencanaan anggaransehingga estimasi kurang tepat, atau
tidak terserapnya anggaran tersebut bisa disebabkan karena ada progam yang
tidak dilakukan eksekutif padahalsudah diamanatkan anggaran (Mahmudi,
2007).
Varian belanja= belanja realisasi - belanja yang dianggarkan
= 486,769,588,400.00 - 527,681,170,120.00
= (-40,911,581,720.00)

Anda mungkin juga menyukai