Anda di halaman 1dari 109

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI

TEKNIK PEMERIKSAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI
2011
Disusun Oleh:
Adang Karyana Syahbana, S.ST. (Widyaiswara Madya)
Ir. Agung Budi Laksono, S.E., M.M. (Widyaiswara Muda)


DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI
TEKNIK PEMERIKSAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI
2011
Disusun Oleh:
Adang Karyana Syahbana, S.ST. (Widyaiswara Madya)
Ir. Agung Budi Laksono, S.E., M.M. (Widyaiswara Muda)

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar


| DTSS Teknik Pemeriksaan i

















Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar


| DTSS Teknik Pemeriksaan ii

DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL vii
PETA KONSEP MODUL viii

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat ...................................................................................... 1
2. Prasyarat Kompetensi............................................................................... 1
3. Standar Kompetensi.................................................................................. 2
4. Kompetensi Dasar .................................................................................... 2

B. KEGIATAN BELAJAR
KEGIATAN BELAJAR 1
Pengertian, Klasifikasi, Fungsi, dan Spesifikasi jenis alat berat

1.1.) Uraian dan Contoh 3
1.1.1.) Pengertian alat-alat berat....................................................... 8
1.1.2.) Klasifikasi alat-alat berat ........................................................ 10
1.1.3.) Fungsi alat-alat berat ............................................................. 17
1.1.4.) Spesifikasi jenis alat berat...................................................... 25
1.2.) Latihan... 47
1.3.) Rangkuman ........................................................................................ 47
1.4.) Tes Formatif 1.................................................................................... 50
1.5.) Umpan Balik dan Tindak Lanjut .......................................................... 52
KEGIATAN BELAJAR 2
Pengertian, Klasifikasi, Fungsi, dan Spesifikasi jenis alat berat

2.1.) Uraian dan Contoh............................................................................... 53
2.1.1.) Persiapan Pemeriksaan Alat berat/Komponen Alat Berat
Secara Umum ........................................................................

55
2.1.2.) Pemeriksaan Alat berat/Komponen Alat Berat Untuk
Ekspor......................................................................................

58
2.1.3.) Pemeriksaan Alat berat/Komponen Alat Berat Untuk
Impor........................................................................................

61
2.1.4.) Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Alat Berat/Komponen
Alat Berat ................................................................................

69
2.1.5.) Penjelasan design dan Pengenalan alat berat/komponen
Alat Berat di Lokasi Pabrik.....................................................

71
2.2.) Latihan... 75
2.3.) Rangkuman ........................................................................................ 76

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar


| DTSS Teknik Pemeriksaan iii

2.4.) Tes Formatif 2 ................................................................................... 82
2.5.) Umpan Balik dan Tindak Lanjut .......................................................... 86
PENUTUP... 87
TES SUMATIF .. 88
KUNCI JAWABAN (TES FORMATIF DAN TES SUMATIF).......................... 92
DAFTAR ISTILAH .......................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 98















Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar


| DTSS Teknik Pemeriksaan iv



DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1. Dozer .............. 11
Gambar 1.2. Backhoe ... 12
Gambar 1.3. Kendaraan Truck .13
Gambar 1.4. Loader .13
Gambar 1.5. Tandem Roller . 14
Gambar 1.6. Concrete Mixer Truck . 15
Gambar 1.7. Aspalt Paver ... 15
Gambar 1.8. Crawlercrane ... 16
Gambar 1.9. Tower Crane 16
Gambar 1.10. Alat Berat Kehutanan 17
Gambar 1.11. Backhoe Loader .. 17
Gambar 1.12. Excavator Hidrolic 18
Gambar 1.13. Motor Grader .18
Gambar 1.14. Skid Steer Loader .. 19
Gambar 1.15. Skidder .... 20
Gambar 1.16. Wheel Tractor Scrapper 20
Gambar 1.17. Articuled Dump Truck 21
Gambar 1.18. Off Highway Truck 22
Gambar 1.19. Wheel Dozer .22
Gambar 1.20. Track Type Loader ..23
Gambar 1.21. Wheel Loader ...23
Gambar 1.22. Track Type Tractor ..24
Gambar 1.23. Telehandler .. 25
Gambar 1.24. Komponen Excavator . 26
Gambar 1.25. Operasional Unit Excavator .. 27
Gambar 1.26. Skema Under Carriage .. 27

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar


| DTSS Teknik Pemeriksaan v

Gambar 1.27. Excavator (1) .28
Gambar 1.28. Excavator (2) 29
Gambar 1.29. Excavator (3) 29
Gambar 1.30. Alat Pengangkut .. 29
Gambar 1.31. Operasional Unit Buldozer 30
Gambar 1.32. Komponen Buldozer .. 31
Gambar 1.33. Universal Blade 32
Gambar 1.34. Straight Blade .. 33
Gambar 1.35. Angling Blade ... 33
Gambar 1.36. Cushion Blade . 34
Gambar 1.37. Bowldozer Blade . 34
Gambar 1.38. Light Material U Blade 34
Gambar 1.39. Melakukan Slot Dozing .. 35





Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar


| DTSS Teknik Pemeriksaan vi



DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perbandingan antara Crawel Tractor dan Wheel
Tractor Dozer

12




















Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar


| DTSS Teknik Pemeriksaan vii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Untuk dapat memahami modul ini secara benar, maka peserta diklat diharapkan
mempelajari modul ini secara urut mulai dari Kegiatan Belajar 1 sampai dengan
Kegiatan Belajar 2.
Cara mempelajari setiap kegiatan belajar adalah mengikuti tahap-tahap
berikut ini:
1. Lihat apa yang menjadi target indikator dari kegiatan belajar tersebut;
2. Pelajari materi yang menjadi isi dari setiap kegiatan belajar (dengan cara
membaca materi minimal 3 kali membaca isi materi kegiatan belajar
tersebut);
3. Lakukan review materi secara umum, dengan cara membaca kembali
ringkasan materi untuk mendapatkan hal-hal penting yang menjadi fokus
perhatian pada kegiatan belajar ini;
4. Kerjakanlah Tes Formatif pada kegiatan belajar yang sedang dipelajari;
5. Lihat kunci jawaban Tes Formatif dari kegiatan belajar tersebut yang terletak
pada bagian akhir modul ini.
6. Cocokkan hasil tes formatif dengan kunci jawaban tersebut, apabila ternyata
hasil Tes Formatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 80, maka
kegiatan belajar dapat dilanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya, namun
apabila diperoleh angka di bawah 80, maka peserta diklat diharuskan
mempelajari kembali kegiatan belajar tersebut agar selanjutnya dapat
diperoleh angka minimal 80.
7. Kerjakan Tes Sumatif apabila semua Tes Formatif dari seluruh kegiatan
belajar telah dilakukan.
8. Lihat kunci jawaban Tes Sumatif yang terletak pada bagian akhir modul ini
9. Cocokkan hasil tes sumatif dengan kunci jawaban tes sumatif, apabila
ternyata hasil tes sumatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 80, maka
peserta diklat dapat dinyatakan lulus dari kegiatan belajar




Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar


| DTSS Teknik Pemeriksaan viii

PETA KONSEP

Dalam mempelajari modul ini, agar lebih mudah dipahami maka disarankan
kepada peserta diklat untuk mempelajari peta konsep modul. Dengan demikian
pola pikir yang sistematik dalam mempelajari modul dapat terjaga secara
berkesinambungan selama mempelajari modul.

















KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN BELAJAR 1 1 1 1

Pengertian, Klasifikasi, Fungsi, dan
KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN BELAJAR 2 2 2 2

Tata Cara Pemeriksaan Fisik Alat Berat dan
Kunjungan Ke Lokasi Pabrik


Pemeriksaan fisik ekspor alat berat
Pemeriksaan fisik impor alat berat
Klasifikasi Barang Dalam Pemeriksaan Fisik Barang
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
ii

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 1





1. Deskripsi Singkat
Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Berat
secara khusus disusun untuk digunakan oleh para
peserta Diklat Teknis Substantif Spesialis
Pemeriksaan Barang (DTSS-Pemeriksaan Barang).
Dalam kurikulum diklat dijelaskan bahwa mata
pelajaran Teknik Pemeriksaan Barang Alat Berat
merupakan mata pelajaran pendukung dengan jumlah jam pelajaran (JP)
sebanyak 14 JP.
Pada kegiatan belajar 1, pokok bahasan yang diuraikan adalah pengertian
dan fungsi alat berat, spesifikasi jenis alat berat, suku cadang alat berat dan
dilanjutkan dengan kegiatan belajar 2 dalam bentuk kunjungan ke lokasi pabrik
untuk membandingkan antara teori dan praktek
2. Prasyarat Kompetensi
Sebelum mempelajari modul ini peserta diklat harus telah memiliki kompetensi
awal dan minimal kualifikasi sebagai berikut :
a. Lulusan DTSS, DTSD Kepabeanan dan Cukai, dan Prodip I dan III
Kepabeanan Bea dan Cukai
b. Memiliki pangkat minimal Pengatur Muda Tk.I (Gol. II/b) dengan usia
maksimal 50 Tahun
c. Sehat jasmani dan Rohani
d. Memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti Diklat
e. Tidak sedang menjalani atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin
f. Tidak sedang ditunjuk mengikuti Diklat lain
g. Ditunjuk oleh sekretaris DJBC

A. PENDAHULUAN


Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 2

3 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Standar Kompetensi :
Setelah mempelajari materi modul ini peserta diharapkan mampu melaksanakan
teknik pemeriksaan barang alat besar dengan baik dan benar
3. Kompetensi Dasar :
Kompetensi dasar yang diharapkan kepada peserta setelah mempelajari modul
ini, adalah sebagai berikut :
a. Peserta mampu menjelaskan mengenai pengertian dan fungsi alat berat;
b. Peserta mampu menspesifikasikan jenis alat berat
c. Peserta mampu mengidentifikasi suku cadang alat-alat berat.
4. Relevansi Modul
Relevansi modul terhadap tugas pekerjaan yang akan dijalankan peserta diklat
adalah materi modul ini memberikan wawasan dan sudut pandang mengenai
teknik pemeriksaan barang alat berat sehingga akan semakin melengkapi
pengetahuan dan kemampuan calon Pemeriksa Barang khususnya yang
berkaitan dengan tugas pelayanan pemeriksaan barang alat berat.













Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 3













1.1.) Uraian dan contoh
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan impor
alat berat Indonesia selama 20032008 cukup tinggi, baik volume (naik 48%)
maupun nilainya (66%). Pada 2003, nilai impor alat berat tercatat US$167 juta,
dan terus meningkat sehingga per Agustus 2008 sudah mencapai US$833,7 juta.
Jika dilihat dari negara asalnya, impor alat berat selama dua tahun terakhir paling
banyak datang dari Jepang, Thailand, Singapura, Amerika Serikat, dan Cina.
(Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009 halaman 20-21)
Di sisi lain, Indonesia pun mengekspor alat berat. Namun, menurut
Indocommercial, ekspor itu sebagian diduga merupakan re-ekspor, terutama
sejak pemerintah mengizinkan impor alat berat bekas (rekondisi).
Menurut BPS, nilai ekspor alat berat Indonesia sepanjang 20032008
tumbuh cukup tinggi, yaitu 27,3%. Pada 2003, nilai ekspor alat berat tercatat
US$46,6 juta, per Agustus 2008 sudah US$107,9 juta.
KEGIATAN BELAJAR - 1
Pengertian, Spesifikasi, dan Suku Cadang Alat Berat
Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti mata pelajaran ini peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian alat-alat berat
2. Menjelaskan klasifikasi jenis alat berat
3. Mengidentifikasi suku cadang alat berat
B. KEGIATAN BELAJAR


Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 4

Cerahnya bisnis pertambangan, khususnya batu bara, mendongkrak
kinerja pelaku bisnis alat berat, seperti PT United Tractors Tbk. Pada 2008,
United Tractors diperkirakan menguasai 45% pangsa pasar, disusul PT Trakindo
Utama (25%), dan PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (20%). Adapun 10% sisanya
diperebutkan oleh 24 perusahaan lainnya. (Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009
halaman 20-21)
Permintaan alat berat dari sektor pertanian/perkebunan juga cukup baik
seiring perluasan lahan perkebunan kelapa sawit di beberapa wilayah, seperti
Sumatera dan Kalimantan. Akan halnya peningkatan permintaan alat berat pada
sektor konstruksi dipicu oleh dimulainya pembangunan proyek-proyek skala kecil
di beberapa daerah, dan pertumbuhan sektor kehutanan karena penambahan
area HTI di sentra kehutanan.
Sektor pertambangan masih paling banyak menyerap alat berat. Pada
2008 lalu, sektor ini menyerap 54% dari total penjualan alat berat atau setara
dengan 5.230 unit. Sementara itu, sektor perkebunan menyerap 24% (2.320
unit), sektor konstruksi 14%, dan kehutanan 8%. Perusahaan alat berat rata-rata
merupakan agen atau kepanjangan tangan dari prinsipalnya di luar negeri.
Misalnya, Hexindo yang berafiliasi dengan Hitachi, United Tractors dengan
Komatsu, Trakindo Utama dengan Caterpillar, PT Intraco Penta dengan Volvo,
Kobelco, Ingersol Rand, Bobcat, serta PT Tatindo Hexaprima dengan Sumitomo.
(Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009 halaman 20-21)
Industri alat berat pada tahun 2010 telah mampu kembali bangkit setelah
terpuruk tahun 2009 yang lalu sebagai imbas krisis finansial dunia yang
menyebabkan banyaknya proyek konstruksi dan properti yang ditunda dan
sulitnya memperoleh pembiayaan untuk pembelian alat berat karena sektor
keuangan saat itu sedang terkena imbas krisis finansial dunia sehingga kucuran
kredit dari lembaga pembiayaan sulit didapat.
(http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html)
Industri alat berat sempat mengalami pukulan yang hebat akibat krisis
finansial global pada tahun 2009. Produksi alat berat nasional menurun dari 5914
unit tahun 2008 menjadi hanya 1814 unit tahun 2009. Produsen utama alat berat

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 5

di Indonesia yaitu Komatsu, Caterpillar dan Hitachi sempat mengalami
penurunan penjualan. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html)
Jenis produk dan type alat berat yang diproduksi oleh tiga produsen alat
berat di Indonesia, Komatsu paling banyak jenis produksinya yang meliputi
excavator, Buldozer, Motor Grader dan dump truck. Caterpillar Indonesia (Natra
Raya) yang memproduksi merk Caterpillar, memproduksi excavator, buldozer
dan motor grader untuk type yang paling banyak dipakai di Indoesia. Misalnya
excavator yang type 320 C yang bersaing dengan Komatsu type PC-200 yang
berkapasitas sekitar 20 ton.
Dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin ketat, Komatsu
meluncurkan produk excavator terbaru yaitu excavator seri PC 200-8, PC 400-8
dan PC 130-8 pada bulan Maret 2010.
Tingkat kandungan dalam negeri industri alat berat pada tahun 2009 lalu
berkisar antara 30% sampai 50%. Angka itu di targetkan meningkat pada tahun
2010 menjadi 50-60%. Local content untuk alat berat jenis ekskavator pada
tahun lalu mencapai 50%, dump truck 30%, buldoser 45%, motor grader 40%,
dan forklift 40%. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html)
Impor bahan baku alat berat, selama ini berupa center bracket, monitor
panel, mesin, dan komponen hidrolis (hydrautic part). Sedangkan komponen alat
berat seperti cutting plate, ban, baterai, dan under carriage part sudah mampu
dipasok industri penunjang dalam negeri.
Komatsu telah membangun fasilitas pengecoran yang kedua miliknya untuk
memproduksi suku cadang yang berupa besi cor dengan kapasitas 1.800 ton
untuk meningkatkan local content dari ondustri alat beratnya di Indonesia.
Indonesia memiliki tiga produsen alat berat yang memproduksi excavator,
bulldozers, motor graders dan dump trucks. Ketiga perusahaan itu adalah PT
Komatsu Indonesia yang memproduksi lat berat dengan merk Komatsu, PT
Caterpillar Indonesia (dahulu PT Natra Raya) dengan merk Caterpillar, PT
Hitachi Construction Machinery dengan merk Hitachi. Ada produsen lain yaitu

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 6

PT United Tractors Pandu Engineering yang memproduksi forklift dengan merk
Patria.
PT Komatsu Indonesia berdiri tahun 1982 di Cakung, Jakarta Utara.
Perusahaan ini memililik fasilitas produksi yang terintegrasi disatu tempat
meliputi area seluas 18,2 ha terdiri dari 15.876 m2 untuk fasilitas perakitan,
15.390 m2 untuk fasilitas pabrikasi 11.800 m2 fasiltas foundry plant 1 dan 10,000
m2 foundry plant 2 and 3.
Semula perusahaan ini hanya mengerjakan perakitan alatb berat Kopmatsu
yang komponennya diimpor dari Jepang. Kemudian pada tahun 1987
perusahaan mulai membangun fasilitas pembuatan komponen. Sejak itu
Komatsu Indonesia berhasil meningkatkan local content-nya dan mulai
mengekspor komponen alat berat ke Jepang untuk digunakan oleh Komatsu Ltd.
Selanjutnya pada tahun 1991, Komatsu Indonesia membangun fasilitas foundry
untuk membuat komponen alat berat yang juga digunakan oleh pabrik Komatsu
di seluruh dunia.
Pada tahun 1995 PT Komatsu Indonesia menjadi perusahaan publik,
namun kemudian kembali menjadi go private tahun 2006 setelah saham publik
dibeli kembali oleh Komatsu Ltd termasuk membeli sebagian saham yang
dimiliki oleh PT United Tractor sehingga saham UT tinggal 5%. Kapasitas prodksi
Komatsu mencapai 3600 unit alat berat per tahun termasuk dump truck sebesar
240 unit per tahun.
Sementara itu PT Caterpillar Indonesia (PT Natra Raya) memproduksi alat
berat merk Catgerpillar dirakit di Indonesia oleh PT Caterpillar Indonesia yang
sebelumnya bernama PT Natra Raya yang berlokasi di Cileungsi, Bogor, Jawa
Barat. PT Caterpillar Indonesia sahamnya 80% dimiliki oleh Caterpillar dari
amerika Serikat dan sisanya dimiliki oleh PT Marga Tiara Trakindo. Agen tunggal
Caterpillar di indonmesia adalah PT Trakindo Nusantara.
Di lain pihak PT Hitachi Construction Machinery Indonesia (HCMI) yang
berlokasi di Cibitung, Bekasi, adalah joint venture antara Hitachi Construction
Machinery Co. Ltd of Japan , Itochu Corporation dari Jepang, PT Murinda Iron
Steel, PT Anggaputra Dhananjaya dan Hitachi Construction Machinery

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 7

Singapore, Pte. Ltd. Dari Singapore. Perusahaan ini berdiri bulan ei 1991 dan
beroperasi semenjak Oktober tahun yang sama.
HCMI memproduksi excavator yang memiliki pasar yang besar di
Indonesia. Sejak tahun 2000 permintaan terhadap excavator meningkat sehingga
HCMI meningkatkan kapasitas produksi dari 700 unit/tahun menjadi 1000 unit
pertahun. HCMI menginvestasikan US$ 10 juta untuk perluasan kapasitas
tersebut. Pada tahun 2007 kapasitas produksi HCMI meningkat kembali menjadi
1200 unit/tahun.
Akibat krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2009 yang lalu maka
industri alat berat mengalami pukulan yang cukup berat. Menurut data Himpunan
Industri Alat-alat Berat Indonsia (Hinabi) sepanjang 2009 produksi alat-alat berat
di Indonesia hanya mencapai 1.814 unit, atau turun 69% dibandingkan dengan
produksi tahun sebelumnya sebanyak 5.914 unit.
(http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html)
Penjualan alat berat masih mengandalkan sektor pertambangan dengan
kontribusi 70%, perkebunan dan kehutanan sekitar 10%, dan konstruksi 20%.
Namun memasuki tahun 2010, industri alat berat mampu bangkit kembali
sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terjadi di Indonesia dan kenyataan
bahwa ekonomi Indonesia mampu menghindari dampak buruk krisis finansial
global dengan terus tumbuh perekonomiannya sekitar 4,5% tahun 2009 dan
diperkirakan bisa mencapai 6% tahun 2010. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-
2010Excavator.html)
Penurunan produksi tahun 2009 terutama terjadi pada sektor kontruksi
karena banyaknya proyek konstruksi dan properti yang ditunda pelaksanaanya.
Sementara pembelian oleh sektor pertambangan dan perkebunan terhambat
karena sulitnya pendanaan karena sektor keuangan sempat terganggu akibat
krisis finansial. Sebenarnya sektor pertambangan terutama batubara tidak
banyak terpengaruh oleh krisis finansial karena permintaan pasar batu bara tetap
tinggi.
Tahun 2010 ini, Hinabi memprediksikan produksi alat berat meningkat
menjadi sekitar 4.000 - 5000 unit karena selama semester I tahun 2010 produksi

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 8

alat berat telah mencapai 2495 unit. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-
2010Excavator.html)
Namun, angka produksi sebesar itu, baru menyamai pencapaian produksi
tahun 2007 sebanyak 4.785 unit. Sementara itu, realisasi 2008 yang tercatat
tertinggi sepanjang masa sebesar 5.914 unit.
Kemerosotan produksi pada tahun 2009 membuat tingkat pemanfaatan
kapasitas terpasang (utilisasi) menurun tajam dari 90% pada 2008 menjadi 34%
pada tahun 2009 dari total kapasitas terpasang 6.500 unit per tahun. Dengan
kaspasitas terpasang yang sama, berarti utilisasi industri alat berat tahun 2010
akan naik ke kisaran 70%. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-
2010Excavator.html)
Beberapa jenis alat berat yang sudah dirakit di dalam negeri antara.lain
excavator, bulldozer, motor grader, dump truck, serta forklift. Excavator masih
mendominasi produksi alat berat di Indonesia. Selama semester I tahun 2010
dari produksi alat berat sebanyak 2495 unit, sebanyak 1324 unit atau 53%
adalah produksi excavator. Baru disusul oleh buldozer sekitar 23 %.
Produsen terbesar alat berat di Indoneswia adalah Komatsu. Pada tahun
2007 produksi Komatsu mencapai 2400 unit termasuk 1530 unit excavator.

1.1.1.) Pengertian Alat-alat berat
Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan
alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan
pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting
didalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan
kegiatan lainnya dengan skala yang besar. Rostiyanti (2009)
Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan
dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat.
Alat berat yang umum dipakai dalam proyek kostruksi antara lain :

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 9

- dozer,
- alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell;
- alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt;
- alat pemadat tanah seperti roller dan compactor, dan lain lain.
Sedangkan pengertian alat berat dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia
(BTBMI) adalah merupakan ketentuan penjelasan catatan untuk pos 84,30 yang
berkaitan dengan diri-gerak dan multi-fungsi mesin berlaku, mutatis mutandis,
untuk mesin mendorong diri dari pos ini, yang mencakup sebagai berikut:
a. Buldoser dan angledozers. Alat ini terdiri dari basis mendorong, dengan pisau
besar dipasang di depan, dan membentuk unit mekanik terpisahkan. Mereka
digunakan, khususnya, untuk menghilangkan kotoran dan untuk meratakan
kasar. jenis tertentu dirancang terutama untuk bersifat buaya atau untuk
pembukaan lahan.
b. Grader dan Leveller. Alat ini adalah mesin yang dirancang untuk meratakan
bumi atau smoothing (pada permukaan datar atau bank) dengan cara grading
sebuah pisau dapat diatur, biasanya dipasang di dasar roda.
c. Pencakar. Alat ini ini menggabungkan pisau bermata tajam yang dirancang
untuk mengiris lapisan tanah atas yang kemudian masuk ke tubuh scraper
atau dibuang oleh konveyor. Perlu dicatat bahwa pos ini hanya mencakup
pencakar di mana penggerak motor dan craper bentuk unit mekanik
terpisahkan, misalnya, lagu-pencakar meletakkan di mana tubuh scraper
menggabungkan terletak canggih di antara dua rel. Pos ini juga termasuk
pencakar diartikulasikan yang terdiri dari unit penggerak motor (bahkan
dengan hanya poros tunggal) dan sebuah scraper tepat dilengkapi dengan
pisau tetap atau lampiran mobile dengan beberapa blades.
d. Mekanikal sekop yang menggali ke dalam tanah, di atas atau di bawah
tingkat mesin, dengan cara penggalian sebuah ember, mengambil, dan lain-
lain, dioperasikan baik secara langsung dari ujung ledakan atau jib (sekop
excavator, tarik sekop, dll) atau, untuk meningkatkan jangkauan kerja, di
televisi kabel atau dengan cara jack hidrolik tergantung dari jib (draglines).
Dalam jangka panjang excavator (draglines slackline), ember dioperasikan

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 10

pada kabel berjalan di antara dua struktur bergerak mengatur jarak beberapa
terpisah.
e. Multi-ember ekskavator di mana ember penggali dipasang pada rantai tanpa
ujung atau di roda berputar. Mesin ini sering menggabungkan konveyor untuk
pemakaian tanah digali, dan mereka sudah terpasang pada roda. Model
khusus dirancang untuk menggali atau membersihkan parit, saluran drainase,
selokan untuk digunakan di-cor terbuka (open-pit) pertambangan, dll
f. Shovel loader. Alat ini adalah roda atau mesin penjelajah dengan sebuah
front-mount ember yang mengambil materi melalui gerak mesin, transportasi
dan pembuangan itu. Beberapa "sekop-loader" mampu menggali ke dalam
tanah. Hal ini dicapai dengan ember, ketika dalam posisi horisontal, yang
mampu diturunkan di bawah tingkat satu roda atau track.
g. Loader-transporter yang digunakan di pertambangan. Mesin ini, dilengkapi
dengan ember depan-mount yang mengambil bahan curah dan kotoran
mereka ke dalam tubuh mesin.
h. Mesin pemadat, digunakan dalam pembuatan jalan, untuk kemasan ballast
rel-jalan, dll (tapi lihat ayat (a) pendahuluan Penjelasan Catatan untuk pos
84,30 mengenai terpasang pada mesin kendaraan dari Bab 86).
i. Mesin giling jalan sebagaimana digunakan dalam pembangunan jalan atau
pekerjaan umum lainnya (misalnya, untuk meratakan tanah atau rolling
permukaan jalan).
1.1.2.) Klasifikasi alat-alat berat
Alat berat juga dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi
tersebut adalah klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi operasional alat
Berat.
1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat
Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut
berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat
dibagi atas berikut ini. Rostiyanti (2009)


Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 11

a. Alat Pengolah Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus
dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih
terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan
dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas
dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya
rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader.


Gambar.1.1
Dozer



Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

Buldoser dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda
kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan Buldoser yang menggunakan roda karet
(Wheel Tractor Dozer). Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai
tempat dudukan penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi
dengan sudu sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk
menggusur tanah.
Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan maupun
ke samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan di rawa
digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer.


Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 12

Tabel. 1.1
Perbandingan antara Crawler Tractor Dozer dan Wheel Tractor Dozer
Crawler Tractor Dozer Wheel Tractor Dozer
Punya daya dorong besar, terutama pada tanah Daya dorongnya lebih kecil tapi kecepatannya
lunak karena bidang geser besar lebih besar
Dapat digunakan pada tanah lumpur maupun Tak dapat digunakan pada tanah lumpur, jika
berbatu tajam digunakan pada tanah berbatu usia ban menjadi
lebih pendek
Untuk membawa ke lokasi harus diangkut, Dapat dibawa ke lokasi tanpa diangkut
karena jika berjalan di aspal dapat merusak aspal
Memiliki jarak angkut yang pendek (maksumum Jarak angkutnya bisa jauh
30 feet)
Operator cepat lelah Enak dikendarai
Jalan proyek tak perlu dipelihara Jalan proyek harus dipelihara

Sumber: Wedhanto (2009)




b. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat
digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini
adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.
Gambar.1.2
Backhoe

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html


c. Alat Pengangkut Material

Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material, karena alat ini dapat
mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara
horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material
lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan
dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang
membantu memuat material ke dalamnya.




Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 13

Gambar.1.3
Kendaraan Truk

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

d. Alat Pemindahan Material

Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan
sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu
alat ke alat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.

Gambar.1.4
Loader


Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

e. Alat Pemadat

Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut
perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan,
baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan
kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatic-
tired roller, compactor, dan lain-lain.
Pekerjaan pembuatan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul
sungai dan sebagainya tanah perlu dipadatkan semaksimal mungkin. Pekerjaan
pemadatan tanah dalam skala kecil pemadatan tanah dapat dilakukan dengan

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 14

cara menggenangi dan membiarkan tanah menyusust dengan sendirinya, namun
cara ini perlu waktu lama dan hasilnya kurang sempurna; agar tanah benar-benar
mampat secara sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk pemadatan tanah.
Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan
menggunakan mesin penggilas (Roller); klasifikasi Roller yang dikenal antara lain
adalah:
Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri, tapi ada juga yang
harus ditarik traktor.
Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja (Steel
Wheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic).
Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya permukaan halus
(plain), bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dan sebagainya.
Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga (Three Wheel),
roda dua (Tandem Roller), dan Three Axle Tandem Roller.
Alat pemadat yang menggunakan penggetar (vibrator).

Gambar.1.5
Tandem Roller


Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html



f. Alat Pemroses Material

Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk
dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan
bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah
crusher dan concrete mixer truck. Alat yang dapat mencampur material-material
di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete
batch plant dan asphalt mixing plant.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 15


Gambar. 1.6.
Concrete Mixer Truck

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

g. Alat Penempatan Akhir Material

Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan
material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material
disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader,
asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.

Gambar. 1.7
Asphalt Paver


Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html


Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 16

2. Klasifikasi operasional Alat Berat
Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lain atau tidak dapat digerakan atau statis. Jadi klasifikasi alat
berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini.
a. Alat dengan Penggerak
Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari
mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda
kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada
conveyor belt.

Gambar. 1.8
Crawlercrane


Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

b. Alat Statis

Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk
beton maupun untuk aspal serta crusher plant.
Gambar. 1.9
Tower Crane


Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 17

Crane (alat pengangkat) jenisnya ada bermacam-macam: Crane gelegar, crane
kolom putar, crane putar, crane portal, crane menara, crane kabel, dan mobil
crane. Beberapa jenis Crane banyak digunakan dalam proyek-proyek bangunan
sipil yang berkaitan dengan pemindahan tanah adalah mobile crane, sebab crane
ini dapat dengan mudah dipindah-pindahkan, karena pekerjaan pemindahan
tanah secara mekanis membutuhkan mobilitas alat yang relatif tinggi.
1.1.3.) Fungsi alat berat

Dirancang untuk melakukan berbagai aplikasi kehutanan dengan konfigurasi Log
Loader, Harvester/Processor, dan Road Builder.
Gambar. 1.10
Alat Berat Kehutanan


Sumber: Wedhanto (2009)


Backhoe Loader merupakan gabungan dari dua alat berat yang berbeda
fungsinya. Bagian depan dilengkapi dengan bucket dan berfungsi sebagaimana
loader dan bagian belakang dilengkapi dengan perlengkapan yang sama dengan
yang digunakan pada excavator

Gambar. 1.11
BACKHOE LOADER

Sumber: Wedhanto (2009)

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 18

Gambar. 1.12
EXCAVATOR HIDROLIC

Sumber: Wedhanto (2009)

Alat penggali sering juga disebut Excavator; ada dua tipe Excavator yaitu: (1)
Excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang (Crawler Excavator) dan
(2)
Excavator yang menggunakan roda karet dipompa (Wheel Excavator).

Excavator digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan seperti :
Excavating (menggali)
Loading (memuat material)
Lifting (mengangkat beban)
Hammering (menghancurkan batuan)
Drilling (mengebor), dan lain sebagainya
Perbedaan mendasar antara Excavator dan Mass Excavator terdapat
pada kapasitas implement yang digunakan

Gambar. 1.13
MOTOR GRADER


Sumber: Wedhanto (2009)
Alat perata tanah (Grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah
secara mekanis; dusamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 19

misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul,
pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi khusus untuk
penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah hasilnya kurang
memuaskan.
Beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh Grader antara lain adalah:
Perataan tanah (Spreading).
Pekerjaan tahap akhir (finishing) pada pekerjaan tanah.
Pencampuran tanah maupun pencampuran material (Side cast/mixing).
Pembuatan parit (Crowning Ditching)
Pemberaian butiran tanah (scarifying)
Pada umumnya Grader digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan
pembangunan dan pemeliharaan jalan, diantaranya :
Grading, Spreading, Ditching
Scarifying
Side Sloping
Dozing
Ripping
Gambar. 1.14
Skid Steer Loader


Sumber: Wedhanto (2009)

Tergantung attachment (perlengkapan kerja)nya, Skid Steer Loader, disingkat
SSL, dapat digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya :
Loading, Dozing,
Digging, Clamping,
Grading, Leveling, dan sebagainya.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 20


Gambar. 1.15
Skidder


Sumber: Wedhanto (2009)

Ada dua jenis Skidder yang digunakan yaitu :
Wheel Skidder
Track Skidder
Kegunaan dari Skidder adalah untuk menarik batang kayu. Pekerjaan ini
biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kayu (logging)
Gambar. 1.16
Wheel Tractor Scrapper


Sumber: Wedhanto (2009)


Wheel Tractor Scrapper, disingkat WTS, digunakan untuk memuat,
memindahkan, menyebarkan dan mem-buang material dalam rangka
pemeliharaan jalan. Alat ini digunakan untuk menggali muatannya sendiri, lalu
mengangkut ke tempat yang ditentukan, kemudian muatan itu disebagkan dan
diratakan. Scrapper mampu menggali/ mengupas permukaan tanah sampai

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 21

setebal + 2,5 mm atau menimbun suatu tempat sampai tebal minimum + 2,5 mm
pula.
Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng
bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton, meratakan
jalan raya atau lapangan terbang. Efisiensi penggunaan Scrapper tergantung
pada: (1) kedalaman tanah yang digali, (2) kondisi mesin, dan (3) operator yang
bekerja.
Jika ditinjau dari penggeraknya, jenis Scrapper ada dua macam yakni: (1)
Scrapper yang ditarik Buldoser (Down Scrapper Tractor), dan (2) Scrapper yang
memiliki mesin penggerak sendiri (Self Propelled Scrappers).
Down Scrapper Tractor adalah jenis Scrapper kuno, Scrapper ini bekerja
dengan ditarik oleh Buldoser atau traktor sehingga punya kapasitas produksi
yang kecil, sebab gerakan Buldoser sebagai alat penarik sangat lamban, dan
jarak angkut yang ekonomis kurang dari 67 m. Self Propelled Scrappers adalah
jenis Scrapper yang modern dan saat ini banyak digunakan. Scrapper ini memiliki
mesin penggerak khusus sehingga gerakannya gesit dan lincah. Produksi Self
Propelled Scrappers dapat tinggi, jika digunakan untuk mengangkut jarak yang
sedang (+ 5 km) efektivitasnya dapat menyaingi truck, baik itu dalam produksi
beaya tiap ton (m3) maupun kecepatannya;
Gambar 1.17
Articulated Dump Truck

Sumber: Wedhanto (2009)


Articulated Dump Truck, disingkat ADT, digunakan untuk memindahkan dan
membuang material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan berlumpur.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 22

Gambar 1.18
Off Highway Truck


Sumber: Wedhanto (2009)


Sama halnya dengan ADT, Off Highway Truck juga digunakan untuk
memindahkan material dengan kapasitas yang besar mulai 40T sampai 360T
Gambar.1-19.
Wheel Dozer


Sumber: Wedhanto (2009)

Machine ini merupakan wheel loader yang dilengkapi dengan blade, dimana
kegunaanya hampir sama dengan dozer.



Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 23

Gambar.1.20
Track Type Loader

Sumber: Wedhanto (2009)

Track Type Loader digunakan untuk memuat material, sama halnya dengan
wheel loader, hanya saja menggunakan track dan kapasitasnya lebih kecil.


Gambar 1.21.
Wheel Loader


Sumber: Wedhanto (2009)


Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya
seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan
alat pembantu untuk menngangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke
alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat pembersih
lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran, menggusur tonggak-
tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan lain-lain.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 24

Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek, bila
digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih aik dari
Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material yang tercecer.
Jenis Loader ada dua yaitu : (1) Loader dengan roda rantai (Crawler
Loader), dan (2) Loader dengan roda karet (Wheel Loader).
Dalam pemilihan Loader sebagai alat pengangkut, hal yang perlu
diperhitungkan adalah beban harus diperhitungkan jangan sampai berat muatan
melebihi berat dari loader itu sendiri, sebab ada kemungkinan Loader dapat
terjungkal ke depan, lebihlebih jika digunakan Wheel Loader.
Kegunaan dari Wheel Loader adalah untuk memuat material ke dalam ADT
atau OHT. Pada wheel loader kecil dan menengah, bisa juga digunakan untuk
aplikasi lainnya (tergantung dari attachment yang digunakan) seperti : WHA
(Waste Handling Arrangement) Integrated Toolcarrier, Forklift dan sebagainya.

Gambar. 1.22
Track Type Tractor

Sumber: Wedhanto (2009)

Track Type Tractor atau Bulldozer atau Dozer adalah alat yang dirancang untuk
mendorong material, meratakan atau menyebarkan material, mengupas
permukaan tanah dan penggunaan lainnya yang sesuai.
Disamping itu ada kegunaan lainnya yang bisa dilakukan oleh machine
ini, tergantung dari attachment yang dipasangkan, yaitu :
Ripping, bila dilengkapi dengan Ripper
Skidding, bila dilengkapi dengan Winch


Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 25

Gambar.1- 23
Telehandler


Sumber: Wedhanto (2009)
Penggunaan Telehandler tergantung dari attachment yang dipasangkan pada
machine tersebut. Misalnya bisa digunakan sebagai forklift dengan daya jangkau
yang lebih jauh.
1.1.4.) Spesifikasi Jenis Alat Berat
Dalam prakteknya petugas bea dan cukai juga perlu mengetahui spesifikasi dari
alat-alat berat yang ada. Hal ini dimaksudkan agar memperoleh ketepatan dalam
menentukan HS dan tariffnya.
1. Excavator
Bagian-bagian utama dari Excavator antara lain:
Bagian atas yang dapat berputar (Revolving unit)
Bagian bawah untuk berpindah tempat (Travelling unit)
Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai dengan
jenis pekerjaan yang akan dikerjakan.
Bagian-bagian tambahan yang penting diketahui adalah: Crane, Shovel, Back
Hoe, Dragline, dan Clam shell. Bagian bawah Excavator ada yang menggunakan
roda rantai (Crawler truck) ada yang dipasang di atas truck (mounted truck).










Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 26

Gambar.1.24
Komponen Excavator









Gambar..1.26
Komponen Excavator

7 inc TFT liquid Crystal display
Hydraulic control
valve
Engine
Main Pump
Radiator dan
Oil Cooler
Under carriage
Bucket
Kabin


Sumber: Hinabi
Unit Operasional Excavator
Operasional kerja menggunakan sistem hidrolik
Pergerakan arm bucket dan perputaran body kabin (swing) dapat
dikontrol melalui dua tuas utama yang ada di kanan-kiri sheat operator
dalam kabin
Travelling dikontrol oleh dua tuas yang dilengkapi dengan dua pedal
didepan sheat operator
Penyetelan operasi mesin ( RPM) dapat melalui display panel di depan
sheat operator

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 27

Gambar.1.25
Operasional Unit Excavator
Tuas penggerak roda
Tuas penggerak bucket
dan swing (putaran)
Tuas penggerak arm
(hidrolik)
Display panel
control

Gambar.1.26
Idle r
Sproc ke t
Final drive
Tr ac k s hoe
Car r ie r Rolle r
Tr ack
Rolle r
Skema Under Carriage

Sumber: Hinabi

Spesifikasi Excavator Komatsu tipe PC 200 (contoh)
Model Engine : komatsu SAA6D107E-1
Horse power : 110 Kw 148 HP (net)
Rated RPM : 2000 rpm
Main pump : untuk Boom, arm, bucket, swing dan travel
Max oil flow : 439 Lt/ menit
Steering control : dua lever ( tuas ) yang dilengkapi pedal
Max travel speed : 5.5 Km/ jam
Kapasitas Bucket : 0,5 1,2 M
3



Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 28

Pelumasan dan bahan bakar (contoh)
Tanki solar : 400 lt (full tanki)
Oli mesin : 23 lt
Final drive : 3.3 lt tiap sisi
Swing drive : 6.6 lt
Oli hidrolik : 135 lt
Greasing : Under carriage, swing, arm, bucket
Pembagian Excavator :
Alat kendali attachment
Hydraulic Controlled
Cable Controlled
Roda
Roda Rantai
Roda Karet
Gambar.1.27
Excavator

Sumber: hinabi

Jenis-jenis attachment yang dapat digabungkan :
Back Hoe
Power Shovel
Dragline

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 29

Clamshell
Loader
Gambar.1.28
Excavator

Sumber: Hinabi

Gambar.1.29
Excavator

Gambar.1.30
Alat Pengangkut












Sumber: Hinabi

2. Buldozer
Pada dasarnya merupakan traktor sebagai penggerak utama , yang
ditambahkan dengan dozer tambahan (blade, ripper dll ). Bulldozer adalah salah
satu jenis dozer yang bergerak ke depan, sedangkan jenis lainnya adalah angle
dozer yang bergerak serong 25
o

Memiliki gigi track shoe yang lebih panjang dibanding excavator untuk
memperkuat cengkraman ke tanah. Bisa memanfaatkan bebannya sendiri untuk
mendorong (menyeret) sesuatu yang sangat berat. Alat utama berupa blade dan
ripper.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 30

Penggunaan Umum
Pembuatan rintis jalan
Mendorong dan menarik benda - benda berat
Menggaruk material ( stock pile) di quarry
Pertambangan
Perkebunan :
Land Clearing/ replanting
Pembuatan jalan
Pembuatan teras kontur
Pembuatan tapak bangunan

Operasional Kerja
Operasional unit dikendalikan oleh tuas control yang ada di kanan-kiri
sheat operator dalam kabin
Travelling control dikendalikan oleh tuas sebelah kiri sheat operator
Blade control dikendalikan oleh tuas yang ada disebelah kanan sheat
operator













Sumber: Hinabi
Sumber: Hinabi
Travel control joystick Blade control joystick
Panel control
Pedal gas
Gambar.1.31
Operasional Unit Bulldozer


Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 31

Spesifiakasi Bulldozer Komatsu D65 (contoh)
Model enggine : komatsu SAA6D114E-3
Jumlah Silinder : 6 Cyl
Tenaga : Net 153 KW 205 HP
Rated RPM : 1950 RPM
Undercarriage
Jumlah Track Roller : 8 Un tiap sisi
Jumlah Shoe : 45 Un tiap sisi
Lebar shoe : 915 mm
Ground contact area : 60115 cm 2
Ground pressure area : 29.8 Kpa atau 4.32 Psi

Pelumasan dan bahan bakar (contoh)
Bahan bakar : 514 lt (full tanki)
Oil mesin : 28 lt
Oil final drive : 27 lt
Oil transmisi : 48 lt
Oil hidrolik : 55 lt
Grease : untuk under carriage dan nipple

Gambar. 1.32
Komponen Buldozer

Sumber: Hinabi

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 32

1. Berdasarkan alat geraknya / mounted, Bulldozer dapat dibedakan :
a. Crawler tractor Dozer [ roda rantai ]
b. Wheel tractor Dozer [ roda karet ]
c. Swamp Bulldozer [ untuk daerah rawa ]
2. Berdasarkan alat Kendali pisau dozer dibedakan:
a. cable controlled
b. hydraulic controlled
3. Berdasarkan blade / pisau
a. Universal Blade ( U - Blade )
Universal Blade (U-Blade). Blade ini memungkinkan bulldozer
membawa muatan lebih banyak, karena kehilangan muatan relatif
kecil dalam jarak yang sangat jauh, Jenis blade ini digunakan untuk
reklamasi tanah dan penyediaan tanah.
b. Straight Blade ( S Blade )
Straigt blade (S-Blade), paling cocok untuk segala jenis lapangan,
blade ini merupakan modifikasi dari U-blade. Manuver lebih mudah
dan dapat menghandel material dengan mudah.
c. Angling Blade ( A Blade )
Angling blade (A-blade) : dibuat sedemikian rupa agar dapat
berposisi lurus maupun menyudut. Blade ini digunakan untuk
pembuangan kesamping, pembukaan jalan (pionering road).
Gambar..1.33
Universal Blade







Sumber: Hinabi







Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 33

Gambar.1.34.
Straight Blade






Sumber: Hinabi

Gambar.1.35
Angling Blade

Sumber: Hinabi

4. Berdasarkan blade / pisau
a. Cushion Blade ( C Blade )
Blade ini dilengkapi dengan rubber cushion/bantalan karet untuk
meredam tumbukan. Selain untuk mendorong muatan juga dipakai
untuk perawatan jalan
b. Bowl dozer
Blade dibentuk sedemikian rupa untuk membawa/mendorong material
untuk jumlah kehilangan yang sesedikit mungkin dalam jarak yang
cukup jauh, dalam hal ini memungkinkan karena blade dilengkapi
dinding-dinding besi.
c. Light material U Blade ( U Blade , material ringan )









Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 34

Gambar.1.36
Cushion Blade



Gambar..
Bowl Blade



Sumber: Hinabi
Gambar.1.37
Bowldozer Blade





Sumber: Hinabi
Gambar.1.38
Light Material U Blade






Sumber: Hinabi
4. Operasi Bulldozer :
Pengoperasian bulldozer dapat dilakukan , dengan :
a. Slot Dozing menaikkan prod. 20%
b. Side by side dozing atau blade to bladedozing menaikkan prod.15-
20 %





Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 35

Gambar.1.41
Melakukan Slot Dozing









Sumber: Hinabi
Bulldozer digunakan untuk :
a. Land Clearing
b. Stripping ( pengelupasan top soil )
c. Side Hill cut
d. Dozing Rock
e. Down Hill Slot Dozing
f. Membuka jalan kerja & penggususran ( 100 m )
g. Meratakan timbunan tanah
h. dll
3. Scrapper
Pembagian Scrapper berdasarkan :
Mesin penggerak
Scraper bermesin tunggal
Scraper bermesin ganda
Type
Semi trailler
Full trailler
Alat kendali
Hydraulic Controlled
Cable Controlled
Roda

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 36

Roda Rantai
Roda Karet
Fungsi Scraper :
Stripping top soil, mengelupaskan lapisan tanah permukaan yang jelek
Meratakan kontur sekeliling bangunan
Menggali saluran
Menggali dan mengurug badan jalan
Jarak angkut 100 m - 1000 m merupan jarak ekonomis untuk scraper .
Produksi Scraper :
1. Kapasitas scraper ditentukan oleh volume material yang dimuat dalam
bowl [m
3
], tanah yang dimuat ini dalam kondisi loose.
2. Produksi scraper dinyatakan dalam jumlah tanah yang dapat dipindahkan
tiap jamnya, dan untuk menghitung cycle time-nya, ada 2 hal yang harus
diperhatikan adalah:
1. Waktu tetap waktu yang dibutuhkan untuk muat ,
mempercepat gerakan pindah gigi, membuang muatan, memutar
balik, mempersiapkan utnuk mengambil muatan
2. Waktu tidak tetap waktu untuk berjalan menuju tempat
membuang dan kembali mengambil muatan

Komponen-komponen Alat Berat
Berdasarkan ketentuan umum mengenai klasifikasi bagian (lihat Penjelasan
Umum Catatan untuk Bagian XVI), bagian dari mesin dari pos ini, secara khusus,
bekerja alat (pisau, ember, dll), yang dilengkapi atau tidak dilengkapi dengan
booming dan pneumatik atau hidrolik silinder, cocok untuk pemasangan langsung
untuk dasar mendorong, diklasifikasikan dalam pos 84,31.
Secara umum, tidak hanya mencakup pos tetap atau mesin stasioner,
tetapi juga pada mesin mobile, atau yang tidak bergerak otomatis.
Pengecualian dalam hal ini adalah mesin yang dipasang di kendaraan
yang tepat untuk Bab 86. Penggalian, dll, mesin diklasifikasikan dalam pos 86,04
jika mereka sudah terpasang pada kereta atau truk, atau dari jenis yang cocok
untuk kopling ke dalam kereta berjalan pada jaringan kereta api apapun.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 37

Railroad pemberat mesin penggali-screening sering dipasang di gerobak atau
truk sesuai dengan kondisi ini. Di sisi lain, penggalian, dan lain-lain, mesin yang
dipasang di truk atau platform yang tidak memenuhi spesifikasi dari rollingstock
kereta api, tetap diklasifikasikan dalam pos ini. Gerak sendiri kendaraan untuk
pelayanan dan pemeliharaan kereta api rel terdapat dalam pos 86,04.
Pos 84.31 merupakan bagian yang cocok untuk digunakan semata-mata
atau terutama dengan mesin dari pos 84.25 sampai dengan 84.30.
Contoh
Komponen-komponennya
1
1. Silinder Penggerak Bak

Silinder penggerak dengan sumber daya oli hidrolik HS
No.8412.21.0000 (8431.49.0000)

2
2. Suspensi Belakang

Suspensi dengan isi Oli Hidrolik & Gas Nitrogen
HS No.8708.80.1400

3
3. Propeller Shaft
Penerus daya dari mesin ke gardan (axle)
HS No. 8708.50.1900
4
4. Platform untuk Deck
Komponen pelat dengan proses stamping dipermukaannya.
Untuk lantai disamping Kabin kemudi. HS No. 7326.90.9000

5
5. Kompresor

Untuk sistem pendingin udara HS No. 8414.80.9190

6
6. Pompa Hidrolik

Relief Pressure 20.6 Mpa Untuk memompa oli ke silinder
penggerak bak


Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 38

7
7. Pompa Injeksi BBM

Untuk menginjeksi BBM ke sistem commonrail


8. Operator Seat

Dilengkapi dengan sabuk pengaman 2 titik


9. Platform RH

Platfrom untuk peletakan Filter Udara

10. Tangki Hidrolik

Untuk menyimpan oli hidrolik bagi sistem hidrolik silinder

11. Front Support

Konstruksi penahan kabin

12. Vessel

Bak penampung material angkut


Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 39

Komponen-
komponen
Buldozer
Komponen-
komponen
Excavator
Komponen-
komponen Dump
Truck
Komponen-
komponen
Motor Grader




































Komponen-komponen Utama (Impor)
1
2
3
4
1 1 1
2
2 2
3 3 3
4 4 4

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 40

1
1. Pompa Injeksi BBM

Pompa injeksi langsung Hs No.8431.49.9000

2
2. Kabin

Kabin operator dengan Tuas kendali hidrolik
HS No.8431.49.9000

3
3. Drive Shaft
Untuk meneruskan daya dari mesin ke penggerak
akhir.
HS No.8431.49.9000
4
4. Transmisi
Untuk meneruskan daya dari mesin ke drive shaft.
HS No.8431.49.9000

5
5. Engine
Tipe Diesel dg Turbocharger Daya: 135 HP (nett)
HS No.8408.90.5090

6
6. Silinder Hidrolik
Penggerak alat kerja (attachment) HS
No.8412.21.0000 (8431.49.9000
7
7. Pompa Hidrolik

Pompa hidrolik tandem tipe gear pump.Untuk
mensuplai oli ke sistem silinder penggerak.
HS No.8431.49.9000
8
8. Rear Axle

Axle dengan penggerak akhir Sprocket. Hs
No.8431.49.9000


Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 41

9
9. Front Counter weight

Untuk penyeimbang body grader pada bagian depan

10
10. Tangki Hidrolik

Untuk menyimpan oli sistem hidrolik silinder
11
11. Tire

Ban performa offroad dengan ukuran 3.00-24-10PR
12
12. Tandem case

Komponen-komponen Utama (Impor)
1
1. Hydraulic Cylinder
Penggerak dengan tekanan oli hidrolik
HS 8431.49.9000

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 42

2
2. Track Link / Shoe Plate
Rantai penggerak pengganti ban
HS 8431.49.9000
3
3. Control Valve
Komponen pengontrol aliran oli hidrolik yang
menggerakkan Silinder dan Travel Motor
HS . 8431.49.9000
4
4. Engine
Mesin dengan bahan bakar solar
HS No. 8408.90.1010

5
5. Travel Motor
Motor penggerak track link
HS 8431.49.9000

6
6. Cabin Parts
Kabin operator
HS 8431.49.9000
Note: imported on un-assemble condition
7

7. Teeth & Adapter
Komponen yang berfungsi sebagai pengurai
material yang akan diangkat
HS No. 8431.49.9000

8. Upper Roller & Lower Roller
Platform dari rantai
HS 8431.49.9000


Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 43

8
9
9. Track Frame
Rangka bawah sebagai platform dari rantai
penggerak dan motor penggerak

10
10. Boom
Bagian dari mekanisme penggerak Arm

11
11. Arm
Bagian dari mekanisme penggerak bucket

12
12. Main Frame
Rangka atas sebagai platform mesin, kabin dan
komponen lainnya

13
13. Bucket
komponen pengeruk material



Komponen-komponen Utama (Impor)
1
1. Case & Frame
HS 8431.49.9000


Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 44

2
2. Engine
HS 8408.90.5090

3
3. Radiator
HS 8431.49.9000


Komponen-komponen Utama (Impor)
1
Track
HS 8431.49.9000

2
Track Roller Frame
HS 8431.49.9000

3
Roller
HS 8431.49.9000



Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 45

Komponen-komponen Utama (Impor)
1
Rear Axle 8431.20.000

2
Fork 8431.20.000

3
Front Axle 8431.20.000


Engine Assy 7612.90.9000


Radiator 7318.16.9000

FORKS FOR FORKLIFT TRUCK
ENGINE
RADIATOR

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 46

Komponen-komponen Utama (Impor)
1





Rear Axle 8431.20.000

2
Fork 8431.20.000

3
Front Axle 8431.20.000


Engine Assy 7612.90.9000


Radiator 7318.16.9000




FORKS FOR FORKLIFT TRUCK
ENGINE
RADIATOR

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 47

1.2.) Latihan
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini, Saudara diminta untuk me-review
kembali pemahaman Saudara dengan cara menjawab soal-soal latihan berikut.
1) Jelaskan mengapa Alat berat merupakan faktor penting didalam proyek!
2) Jelaskan apa itu Buldozer dan Excavator!
3) Mengapa daya saing suatu negara menjadi salah satu faktor yang mampu
meningkatkan kemajuan perdagangan ? Jelaskan !
4) Jelaskan alat berat berdasarkan fungsinya !
5) Jelaskan klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya!
1.3.) Rangkuman
1) Pertumbuhan industri spare part alat berat nasional pada tahun 2010
diproyeksikan mengalami peningkatan hingga 100 persen menjadi 4.400
unit. Peningkatan produksi ini didukung oleh bergairahnya beberapa sektor
ekonomi, seperti perkebunan dan pertambangan. Namun demikian,
peningkatan produksi tersebut belum mampu melewati produksi pada 2008
yang mencapai 5.914 unit dan 2007 yang mencapai 4.700 unit.
2) Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan
alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan
pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan
faktor penting didalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun
pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar.
3) Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang
diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif
lebih singkat.
4) Pengertian alat berat dalam BTBMI adalah merupakan ketentuan
penjelasan catatan untuk pos 84,30 yang berkaitan dengan diri-gerak dan
multi-fungsi mesin berlaku, mutatis mutandis, untuk mesin mendorong diri
dari pos ini, yang mencakup sebagai berikut: Buldoser dan angledozers;
Grader dan Leveller; Pencakar; Mekanikal sekop; Multi-ember ekskavator;
Shovel loader; Loader-transporter; Mesin pemadat; Mesin giling

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 48

5) Alat berat juga dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi.
Klasifikasi tersebut adalah klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi
operasional alat Berat.
6) Klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan
fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi
atas berikut ini.
a. Alat Pengolah Lahan
b. Alat Penggali
c. Alat Pengangkut Material
d. Alat Pemindahan Material
e. Alat Pemadat
f. Alat Pemroses Material
g. Alat Penempatan Akhir Material

7) Klasifikasi operasional alat berat adalah alat-alat berat dalam
pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau
tidak dapat digerakan atau statis. klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya
dapat dibagi atas berikut ini.
a. Alat dengan Penggerak
b. Alat Statis
8) Alat penggali sering juga disebut Excavator; ada dua tipe Excavator yaitu: (1)
Excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang (Crawler Excavator)
dan (2) Excavator yang menggunakan roda karet dipompa (Wheel
Excavator).
9) Alat perata tanah (Grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah
secara mekanis; disamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan
lain misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan
tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi
khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah
hasilnya kurang memuaskan.
10) Kegunaan dari Skidder adalah untuk menarik batang kayu. Pekerjaan ini
biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kayu (logging).

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 49

11) Wheel Tractor Scrapper, disingkat WTS, digunakan untuk memuat,
memindahkan, menyebarkan dan mem-buang material dalam rangka
pemeliharaan jalan.
12) Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng
bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton,
meratakan jalan raya atau lapangan terbang.
13) Jenis Scrapper ada dua macam yakni: (1) Scrapper yang ditarik Buldoser
(Down Scrapper Tractor), dan (2) Scrapper yang memiliki mesin penggerak
sendiri (Self Propelled Scrappers).
14) Articulated Dump Truck, disingkat ADT, digunakan untuk memindahkan dan
membuang material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan berlumpur.
15) Off Highway Truck juga digunakan untuk memindahkan material dengan
kapasitas yang besar mulai 40T sampai 360T.
16) Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya
seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan
alat pembantu untuk menngangkut material dari tempat-tempat penimbunan
ke alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat
pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran,
menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan
lain-lain. Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek,
bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih aik
dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material yang
tercecer.
17) Jenis Loader ada dua yaitu : (1) Loader dengan roda rantai (Crawler Loader),
dan (2) Loader dengan roda karet (Wheel Loader).
18) Tractor atau Bulldozer atau Dozer adalah alat yang dirancang untuk
mendorong material, meratakan atau menyebarkan material, mengupas
permukaan tanah dan penggunaan lainnya yang sesuai.
19) Bulldozer adalah salah satu jenis dozer yang bergerak ke depan, sedangkan
jenis lainnya adalah angle dozer yang bergerak serong 25
o

20) Berdasarkan alat geraknya/mounted, Bulldozer dapat dibedakan: Crawler
tractor Dozer [roda rantai], Wheel tractor Dozer [roda karet], Swamp
Bulldozer [untuk daerah rawa].

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 50

21) Berdasarkan alat Kendali pisau dozer dibedakan menjadi cable controlled
dan hydraulic controlled.
22) Berdasarkan blade/pisau, dozer dibedakan menjadi: Universal Blade (U -
Blade), Straight Blade (S Blade), Angling Blade (A Blade), Cushion Blade
(C Blade), Bowl dozer, Light material U Blade ( U Blade , material ringan)
1.4.) Tes Formatif 1
1) Mesin yang terdiri dari basis mendorong, sering lagu-bertelur, dengan pisau
besar dipasang di depan, dan membentuk unit mekanik terpisahkan. Mereka
digunakan, khususnya, untuk menghilangkan kotoran dan untuk meratakan
kasar. jenis tertentu dirancang terutama untuk bersifat buaya atau untuk
pembukaan lahan...
a. Grader dan Leveller c. pencakar
b. buldoser dan angledozers d. Mekanikal sekop
2) Mesin yang menggali ke dalam tanah, di atas atau di bawah tingkat mesin,
dengan cara penggalian sebuah ember, ambil, dan lain-lain, dioperasikan
baik secara langsung dari ujung ledakan atau jib (sekop excavator, tarik
sekop, dll) atau, untuk meningkatkan jangkauan kerja, di televisi kabel atau
dengan cara jack hidrolik tergantung dari jib (draglines).
a. Grader dan Leveller c. Pencakar
b. Buldoser dan angledozers d. Mekanikal sekop
3) Roda atau mesin penjelajah dengan sebuah front-mount ember yang
mengambil materi melalui gerak mesin, transportasi dan pembuangan itu.
a. Gerak sendiri shovel loader c. Loader-transporter
b. Multi-ember ekskavator d. Pemadat mesin
4) Fungsi utama yang menangani dan tidak transportasi, dilengkapi dengan
ember depan-mount yang mengambil bahan curah dan kotoran mereka
intothe tubuh mesin. digunakan di pertambangan.
a. Gerak sendiri shovel loader c. Loader-transporter
b. Multi-ember ekskavator d. Pemadat mesin
5) Alat yang biasanya digunakan untuk pembukaan lahan.
a. Dozer c. Backhoe

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 51

b. Scraper d. Excavator
6) Yang bukan termasuk didalam kategori alat penggali.
a. Shovel. c. Scraper
b. Dragline. D. Clamshell
7) Crane termasuk dikategorikan kedalam...
a. Alat Pemadat c. Alat Pengangkut Material
b. Alat Penggali d. Alat Pengolah Lahan
8) Berikut adalah alat yang digunakan untuk pemadatan, kecuali.
a. Loader c. Pneumatic-tired roller
b. Tamping roller d. Compactor
9) Alat yang fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang
telah ditentukan.
a. Alat Penempatan Akhir Material c. Alat Pemadat
b. Alat Pemroses Material d. Alat Pemindahan Material
10) Berdasarkan pergerakannya alat batching plant termasuk kedalam alat.
a. Alat Statis c. Alat Penempatan Akhir Material
b. Alat dengan Penggerak d. Alat Pemadat
11) Concrete spreader termasuk kedalam alat.
a. Alat Penempatan Akhir Material c. Alat Pemadat,
b. Alat Pemroses Material d. Alat Pemindahan Material
12) Articulated Dump Truck, merupakan alat yang digunakan untuk
memindahkan dan membuang material dengan kapasitas terbatas dan
kondisi jalan berlumpur.
a. Kapasitas terbatas dan jalan berlumpur
b. Kapasitas terbatas dan jalan berlobang-lobang
c. Kapasitas menengah dan jalan berlumpur
d. Kapasitas menengah dan jalan berlobang-lobang
13) Angle Bulldozer dapat bergerak serong pada sudut
a. 20
o
c. 30
o

b. 25
o
d. 45
o

14) Di bawah ini adalah macam-macam jenis Bulldozer berdasarkan alat
geraknya, kecuali
a. Crawler c. Swamp
b. Wheel d. Trowel

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 52

15) Off Highway Truck dapat digunakan untuk memindahkan material dengan
kapasitas mulai dari...
a. 20T 100T c. 40T 100T
b. 40T 360T d. 100T 360T

1.5.) Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Untuk mengukur pemahaman anda terhadap kegiatan belajar 1, disarankan agar
anda mencocokkan jawaban tes formatif yang anda buat dengan kunci jawaban
yang kami sediakan. Hitunglah persentase tingkat pemahaman (TP) anda,
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
100% x
Soal n Keseluruha Jumlah
Benar Yang Jawaban Jumlah
TP =
Apabila anda hanya dapat menjawab pertanyaan tersebut kurang atau
sama dengan 80 %, maka sebaiknya anda mengulang kembali materi kegiatan
belajar 1 ini. Selanjutnya, apabila jawaban anda telah memenuhi standar
kualifikasi yang diminta (lebih dari 80%) maka anda dapat melanjutkan pada
kegiatan belajar 2. Skala pengukuran tingkat pemahaman belajar sesuai dengan
tabel berikut :

Tingkat Pemahaman Skala Nilai
90 < TP 100% Amat Baik
80 < TP 90% Baik
70 < TP 80% Cukup
60 TP 70% Kurang
TP < 60 Kurang Sekali




Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 53








2.1.) Uraian dan contoh
Pemeriksaan fisik adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pejabat Pemeriksa
Barang untuk mengetahui jumlah dan jenis barang impor dan ekspor yang
diperiksa.
Untuk pemeriksaan barang ekspor didasarkan pada Peraturan Dirjen Bea
dan Cukai Nomor P- 27/BC/2010 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan
Dirjen Bea dan Cukai Nomor P-40/BC/2008 tentang Tata Laksana Kepabeanan
di Bidang Ekspor. Pada pasal 10 dinyatakan bahwa pemeriksaan fisik dilakukan
terhadap Barang Ekspor yang:
a. akan diimpor kembali;
b. pada saat impornya ditujukan untuk diekspor kembali;
c. mendapat fasilitas KITE;
d. dikenai Bea Keluar;
e. berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pajak; atau
f. berdasarkan hasil analisis informasi dari Unit Pengawasan terdapat indikasi
yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan
perundang-undangan.
Pemeriksaan fisik atas Barang Ekspor dapat dilaksanakan di :
a. Kawasan Pabean pelabuhan muat;
b. gudang Eksportir; atau
KEGIATAN BELAJAR - 2
Tata Cara Pemeriksaan Fisik Alat Berat dan
Kunjungan Ke Lokasi Pabrik
Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan dapat
melakukan pemeriksaan fisik alat berat dan dapat membandingkan
antara teori dan praktek tentang alat berat.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 54

c. tempat lain yang digunakan oleh Eksportir untuk menyimpan barang setelah
mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean.
Sedangkan pemeriksaan fisik barang impor merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh pejabat bea dan cukai pemeriksa barang untuk mengetahui
jumlah dan jenis barang impor yang diperiksa guna keperluan pengklasifikasian
dan penetapan nilai pabean. Kegiatan pemeriksaan ini mengacu kepada
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor. 139/PMK.04/2007 tentang Pemeriksaan
Pabean di Bidang Impor.
Terhadap barang impor dilakukan pemeriksaan pabean berdasarkan
pemberitahuan pabean yang disampaikan oleh importir. Pemeriksaan pabean
meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang. Pemeriksaan pabean
dilakukan secara selektif berdasarkan analisis manajemen resiko.
Penelitian dokumen dilakukan oleh pejabat pemeriksa dokumen dan/atau
sistem komputer pelayanan. Penelitian dokumen oleh pejabat pemeriksa
dokumen dilakukan untuk memastikan bahwa pemberitahuan pabean,
diberitahukan dengan benar, dan dokumen pelengkap pabean yang
diwajibkan telah sesuai dengan syarat yang ditentukan. Penelitian dokumen oleh
sistem komputer pelayanan dilakukan untuk memastikan bahwa
pengisian pemberitahuan pabean yang telah disampaikan telah lengkap dan
benar. Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penelitian sebagai tindak lanjut
dari hasil penelitian computer, yang didasarkan pada data yang disajikan oleh
sistem komputer pelayanan. Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penetapan
berdasarkan hasil penelitian. Pejabat pemeriksa dokumen hanya bertanggung
jawab atas penetapan.
Pemeriksaan fisik barang dilakukan secara selektif terhadap barang ekspor
yang:
a. mendapat fasilitas KITE dengan pembebasan bea masuk dan/atau cukai;
atau
b. dikenai Bea Keluar.
Terhadap barang ekspor yang diekspor oleh eksportir tertentu tidak
dilakukan pemeriksaan fisik. Terhadap barang ekspor yang diekspor oleh

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 55

eksportir yang merangkap sebagai importir dengan kategori low risk dapat tidak
dilakukan pemeriksaan fisik. Ketentuan tersebut tidak berlaku dalam hal terdapat
indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran
ketentuan perundang-undangan.
Penetapan eksportir tertentu dilakukan oleh Direktur Penindakan dan
Penyidikan. Penetapan eksportir tertentu dengan memperhatikan reputasi
eksportir yang meliputi:
a. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai
sanksi administrasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir;
b. tidak mempunyai tunggakan hutang bea masuk, Bea Keluar, cukai, dan
pajak;
c. telah menyelenggarakan pembukuan berdasarkan rekomendasi Direktur
Audit; dan
d. telah memperoleh rekomendasi dari Direktorat Jenderal Pajak sebagai wajib
pajak patuh.
Terhadap eksportir yang berstatus sebagai importir jalur prioritas atau importir
lain yang mendapat status yang dipersamakan dengan importir jalur prioritas
diperlakukan sebagai Eksportir tertentu. Ketentuan tersebut tidak berlaku dalam
hal terdapat indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau terdapat bukti
permulaan yang cukup telah terjadi pelanggaran ketentuan perundang-undangan
yang dilakukan oleh Eksportir yang berstatus sebagai importir jalur prioritas atau
importer yang mendapat status dipersamakan dengan importer jalur prioritas.

2.1.1.) Persiapan pemeriksaan alat berat/komponen alat berat secara umum
Untuk keperluan kepustakaan maka seharusnya pemeriksa alat berat memiliki:
1. Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI).
Pemeriksa barang hendaknya memperhatikan barang apa yang akan diperiksa
dan menghubungkannya dengan pos-pos pada BTBMI. Hasil pemeriksaan agar
mengacu ke BTBMI sehingga pemeriksaan dapat digunakan secara efektif oleh
Pejabat Pemeriksa Dokumen.
2. Buku pengetahuan barang.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 56

Pemeriksa barang perlu melengkapi diri dengan literatur yang berkaitan dengan
identifikasi barang
3. Menggali informasi lain dari situs internet.
Pemeriksa barang haruslah kreatif dalam menggali sumber informasi tentang
barang dalam hal ini alat berat yang akan diperiksa. Situs yang diddapat dari
search engine seperti www.google.com juga sangat membantu pemeriksa
barang dalam melakukan pengayaan informasi tentang barang yang akan
diperiksa
Selain yang bersifat soft skill maka pemeriksa barang juga harus
melengkapi dirinya dengan hard skill atau hard tools. Perlengkapan dimaksud
yaitu:
1. Cutter / pisau saku, berfungsi untuk membuka karton / pengemas barang
(sebagai cadangan apabila pengurus/buruh tidak membawa cutter).
2. Senter kecil, berfungsi sebagai alat penerangan apabila barang tidak
dikeluarkan dari kontainer, misalnya untuk melihat plate, atau
barang/kemasan tertentu dalam kontainer.
3. Alat tulis kantor berupa:
Spidol (permanent marker) untuk menandai barang
Ballpoint untuk menulis Laporan Hasil Pemeriksaan
4. Alat pengukur (meteran, macrometer dan sejenisnya) berfungsi untuk
mengukur panjang barang / carton / kemasan.
5. Kacamata / sarung tangan / Topi / Helm pengaman (bila perlu), diperlukan
apabila menghadapi barang yang perlu penanganan khusus.
6. Kalkulator, berfungsi untuk melakukan penghitungan jumlah barang atau
konversi satuan barang.
7. Tas kecil (untuk menyimpan peralatan kerja selama proses pemeriksaan)
Untuk melakukan identifikasi alat berat dalam rangka pemeriksaan dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 57

1. Memperhatikan gambar yang tertera di masing-masing penjelasan identifikasi
pengertian alat berat untuk mengenali dan membedakan macam alat berat.
2. Perhatikan pengemas.
Salah satu tanda-tanda mesin dalam keadaan baru atau bekas dapat dilihat
dari konsdisi pengemas barang. Pengemas yang dimaksud yaitu mesin
dimasukkan kedalam kemasan terbuat dari kayu (semacam krat) dan
dibungkus plastik rapi.
Krat/crate yang berisi lepasan-lepasan alat berat pengangkutannya dapat
dimasukkan kedalam kontainer atau tidak, tergantung dari ukuran krat/mesin
yang bersangkutan. alat yang ukurannya besar, melebihi ukuran kontainer
yang ada, biasanya tidak dimasukkan kedalam kontainer.
3. Perhatikan bentuk fisik barang: Ketahui mesin diimpor dalam keadaan baru
atau bekas: Salah satunya dengan melihat apakah terdapat ceceran atau
rembesan oli yang keluar dari seal mesin. Juga diperhatikan apakah
terdapat pengecatan ulang (recolour) untuk mengelabui petugas sehingga
tidak bias dibedakan antara yang baru dengan bekas. Pada knalpot
(silencer) tidak terdapat jelaga yang berlebihan.
4. Perhatikan brosur, leaflet, manual books atau sejenisnya.
Setelah pengemas dibuka maka pada mesin dalam keadaan baru akan
ditemukan adanya brosur, leaflet, manual books atau sejenisnya
5. Temukan/cari name plate barang bersangkutan
Berbeda dengan brosur, leaflet dan manual books maka posisi name plate
pasti melekat pada fisik barang tersebut. Name plate dibuat dari selembar
logam yang ditempel pada body mesin yang bersangkutan, lihat gambar di
bawah ini. Informasi Name plate bisa jadi lebih berharga di banding dengan
brosur. Informasi di name plate menggambarkan informasi sebagai berikut:
a. Nama barang
b. Merk
c. Negara asal
d. Pabrik pembuat

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 58

e. Spesifikasi barang bersangkutan (voltage/watt/ampere/RPM/PK/Horse
Power)
i. Kemampuan hisap serta kemampuan melontarkan air (untuk pompa
air), atau kemampuan menghisap atau mengisi udara (untuk pompa
udara atau kompresor)
ii. Kemampuan menuai/menebah (untuk mesin tebah) padi per satuan
waktu
iii. Konsumsi bahan bakar yang dipergunakan per satuan waktu
6. Perhatikan antara brosur, name plate dengan fisik barang yang bersangkutan.
Jika terdapat kecocokan antara ketiganya maka dapat dikatakan bahwa
pengimporan barang impoir tersebut sesuai dengan pemberitahuan yang
disampaikan importir

2.1.2.) Pemeriksaan Fisik Alat Berat/Komponen Alat Berat Untuk Ekspor
Terhadap barang ekspor yang mendapat kemudahan ekspor wajib dilakukan
pemeriksaan fisik oleh Kantor Pemeriksaan. Pemeriksaan fisik barang
dilaksanakan di gudang eksportir atau tempat lain yang ditunjuk oleh eksportir.
PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik diterbitkan
oleh Kantor Pemeriksaan dan dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.
Pemeriksaan fisik barang yang mendapat kemudahan ekspor yang akan
dikonsolidasi dapat dilakukan di gudang eksportir atau tempat lain yang ditunjuk
oleh eksportir atau di tempat konsolidasi barang ekspor.
Pemeriksaan fisik barang dilakukan berdasarkan PEB, dokumen pelengkap
pabean dan PPB yang diterbitkan oleh Pejabat di Kantor Pemuatan.
Pemeriksaan fisik barang ekspor meliputi :

a. jenis barang;
b. jumlah barang;
c. spesifikasi teknis barang;
d. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 59

Tingkat pemeriksaan fisik barang sebanyak-banyaknya 10%, sekurang-
kurangnya 2 (dua) kemasan. Pemeriksaan fisik barang dilakukan secara
bertahap sesuai jumlah barang ekspor yang tersedia untuk diperiksa dan
eksportir/kuasanya wajib memberitahukan kepada Pemeriksa sebelum
pemeriksaan dilakukan.
Terhadap barang ekspor tertentu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium.
PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik,
ditandatangani Pemeriksa. Pada kemasan barang ekspor yang diperiksa,
Pemeriksa wajib membubuhkan TPPBC.
Dalam hal jenis barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB belum
tersedia pada saat akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang ditangguhkan
hingga eksportir menyiapkan jenis barang yang sesuai dengan yang
diberitahukan dalam PEB.
Dalam hal eksportir tetap akan melaksanakan ekspor barang yang jenisnya
berbeda dengan yang diberitahukan dalam PEB, eksportir wajib membatalkan
PEB bersangkutan dengan mengajukan PEB baru yang jenis barangnya sesuai
dengan barang yang akan diperiksa.
Dalam hal jumlah barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB berbeda
dengan jumlah barang ekspor yang akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang
tetap dilaksanakan dengan ketentuan :
eksportir membuat pemberitahuan perubahan jumlah barang dan total nilai
FOB;
Pemeriksaan mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada PEB
sesuai dengan jumlah barang yang diperiksa dan menandatangani PM.
Terhadap Eksportir Daftar Putih dapat dikecualikan dari ketentuan yang ada.
Dalam hal Eksportir Daftar Putih terkena Nota Hasil Intelijen/Nota Informasi
(NHI/NI), maka wajib dilakukan pemeriksaan fisik. Eksportir Daftar Putih
ditetapkan oleh Direktur Verifikasi dan Audit.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 60

Terhadap barang ekspor yang dilakukan pemeriksaan fisik barang wajib
dilakukan pengawasan stuffing oleh Pegawai Pengawasan Stuffing. Pengawasan
Stuffing dilakukan dengan cara :
meneliti kemasan barang dan TPPBC;
menghitung kemasan yang di-stuffing.
Terhadap peti kemas yang telah selesai diawasi stuffing-nya dilakukan
penyegelan. Pegawai Pengawasan Stuffing mencantumkan nomor peti kemas,
jenis, nomor segel dan tanggal penyegelan serta menandatangani PM. Untuk
dapat memasukkan sebagian petikemas ke Kawasan Pabean sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Eksportir mengajukan permohonan kepada Kepala
Kantor Pabean atau pejabat bea dan cukai yang ditunjuknya sesuai contoh
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal ini (P-
30/BC/2009 tentang perubahan kedua atas peraturan Dirjen Bea dan Cukai
nomor P-40/BC/2008 tentang tata laksana kepabeanan di bidang ekspor).
Pemasukan sebagian petikemas ke Kawasan Pabean dilakukan dengan
menggunakan PEB, NPPD, dan setelah mendapat izin dari Kepala Kantor
Pabean atau pejabat bea dan cukai yang ditunjuknya dan telah mendapat
keterangan tertulis dari surveyor tentang telah selesainya pemeriksaan atas
barang ekspor yang akan dimasukkan ke Kawasan Pabean.
Mekanisme Pemeriksaan Fisik Alat Berat/Komponen Alat Berat Untuk
Ekspor
1. Pejabat di Kantor Pemeriksaan
i. Menerima PPB dan PEB melalui faksimili atau melalui sarana komunikasi
lainnya dari Kantor Pemuatan;
ii. Mencantumkan nama Pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan dan
menetapkan tingkat pemeriksaan pada PPB;
iii. Menerbitkan Surat Tugas;
iv. Menyerahkan kepada Pemeriksa :
a. PPB;
b. Formulir PM;
c. Surat Tugas.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 61

v. Menerima dari Pemeriksa PPB dan menatausahakannya.
2. Pemeriksa :
i. Menerima dari Pejabat Kantor Pemeriksaan :
a. PPB;
b. Formulir PM;
c. Surat Tugas;
ii. Menerima dari eksportir/kuasanya :
PEB yang telah mendapat Nomor Pendaftaran dan telah
ditandatangani serta dibubuhi cap perusahaan;
Invoice dan packing list;
Dokumen pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan;
PPB.
iii. Melakukan pemeriksaan fisik barang sesuai instruksi pemeriksaan yang
tercantum pada PPB;
iv. Meneliti pemenuhan ketentuan kepabeanan dibidang ekspor;
v. Mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada bagian belakang
PEB dan menandatangani PM;
vi. Menyerahkan kepada eksportir/kuasanya :
a. PEB yang telah berisi hasil pemeriksaan fisik barang;
b. Invoice dan Packing list;
c. Dokumen pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan.
vii. Menyerahkan PPB kepada Pejabat Kantor Pemeriksaan.


2.1.3.) Pemeriksaan Fisik Alat Berat/Komponen Alat Berat Untuk Impor
Ketentuan impor barang modal bukan-baru (bekas) diperpanjang masa
berlakunya menyusul diterbitkannya Permendag Nomor 63/M-
DAG/PER/12/2009. Permendag ini berlaku efektif mulai 1 Januari 2010 hingga
31 Desember 2010 dan merupakan perpanjangan dari ketentuan sebelumnya
yaitu Permendag Nomor 57/M-DAG/PER/12/2008 tanggal 24 Desember 2008.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 62

Kebijakan memperpanjang masa berlaku Ketentuan Impor Barang Modal
Bukan Baru ditujukan untuk mengimbangi daya beli sektor industri di tanah air
yang masih lemah akibat belum kondusifnya perekonomian Indonesia.
Perusahaan rekondisi/remanufakturing, selain mengimpor untuk kebutuhan di
dalam negeri juga dapat mengekspor hasil proses rekondisi/remanufakturingnya
dan memenuhi pesanan pemakai langsung.
Perusahaan yang melanggar ketentuan yang berlaku akan dikenakan
sanksi, yaitu pencabutan Angka Pengenal Importir (API) dan/atau pidana sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berkaitan dengan impor alat berat, terdapat ketentuan bahwa atas impor
bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alatalat besar serta
bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar sebagaimana ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 99/KMK.05/2000
tanggal 31 Maret 2000 oleh industri alat-alat besar diberikan fasilitas keringanan
bea masuk dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Atas impor bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alat-alat
besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar diberikan
keringanan bea masuk sehingga tarif akhir bea masuknya menjadi 5 % (lima
persen).
2. Dalam hal tarif bea masuk yang tercantum dalam Buku Tarif Bea Masuk
Indonesia (BTBMI) 5 % (lima persen) atau kurang, maka yang berlaku adalah
tarif bea masuk dalam BTBMI.
Atas bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alat-alat
besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar yang telah
mendapatkan fasilitas keringanan bea masuk, apabila pada saat
pengimporannya tidak memenuhi ketentuan tentang jumlah, jenis, spesifikasi
barang yang tercantum dalam daftar barang, dipungut bea masuk dan pungutan
impor lainnya dan tidak dikenakan denda;
Atas bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alat-alat
besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar yang telah

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 63

mendapatkan fasilitas keringanan bea masuk hanya dapat digunakan untuk
kepentingan industri yang bersangkutan.
Penyalahgunaan bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian
alat-alat besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar akan
mengakibatkan batalnya
fasilitas bea masuk yang diberikan, sehingga bea masuk yang terhutang harus
dibayar dan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 100 % (seratus
persen) dari kekurangan bea masuk.

Tujuan Pemeriksaan Fisik Barang adalah dalam rangka memperoleh data barang
secara lengkap, agar dapat digunakan untuk:
a. mencegah adanya uraian barang yang tidak jelas/benar (misdescription);
b. mencegah adanya barang yang tidak diberitahukan (unreported);
c. mencegah kesalahan pemberitahuan negara asal barang;
d. mencegah pemasukan barang larangan dan pembatasan;
e. menetapkan klasifikasi dan Nilai Pabean dengan benar
Untuk mempermudah pemahaman peserta akan pekerjaan pemeriksaan fisik
yang dilakukannya dan bagaimana keterkaitannya dengan bagian lain, maka di
bawah ini digambarkan bagan alur pemeriksaan barang.
Pemeriksaan fisik Barang untuk setiap PIB dilakukan oleh 1 (satu) orang
Pejabat Pemeriksa Barang yang ditunjuk secara langsung melalui Sistem
Aplikasi atau oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen. Pejabat Pemeriksa Dokumen
dapat menunjuk Pejabat Pemeriksa Barang lebih dari satu orang, dalam hal
jumlah dan atau jenis barang yang akan diperiksa mempunyai tingkat kesulitan
yang tinggi, sehingga apabila diperiksa oleh satu orang Pejabat Pemeriksa
Barang membutuhkan waktu yang cukup lama, dan menghambat kecepatan
penyelesaian suatu importasi.





Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 64

Gambar.2.1
Bagan Alur Penetapan Tarif Impor dan Posisi Pekerjaan Pemeriksaan
Barang
PIB
Download P I B
Mandatory check/
Content Check
Payment Verification
Analyzing Point
Nomor Pendaft. PIB
Penetapan Jalur
SPPB
Berkas PIB
Pendok
PFPD
INP / DNP
Penetapan
Keberatan
SPKPBM
SSPCP/Jaminan
Hi Co Scan
BPIB
Jalur Merah Jalur Hijau
7 Hr
SPJM
Pendok
Periksa Fisik
LHP
PFPD
INP/DNP
Penetapan
SPPB
Tidak
masuk
analyzing
point dan
payment
verification
/jalur
prioritas
Tidak
masuk
payment
verification
7 Hr

Sumber: Modul Pemeriksaan Dokumen Dengan Komputer


SPPB : Surat Persetujuan Pengeluaran Barang
SPJM : Surat Pemberitahuan Jalur Merah
NIK : Nomor Identitas Kepabeanan
Dalam hal PIB mendapat jalur merah, maka respon Surat Pemberitahuan
Jalur Merah (SPJM) dan instruksi pemeriksaan diterbitkan. Instruksi Pemeriksaan
menunjuk nama pemeriksa barang. Pemeriksa barang yang ditunjuk adalah
pegawai yang bertugas sebagai pemeriksa barang dan namanya sudah dientry
oleh petugas Operator Konsul dengan status hadir.
Apabila jumlah PIB jalur merah lebih banyak daripada jumlah pemeriksa
barang, maka satu orang pemeriksa barang dapat ditunjuk untuk memeriksa fisik
barang lebih dari satu PIB.


Di sini pekerjaan
pemeriksaan fisik
barang

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 65

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik barang :
a. Importir harus menyerahkan hard copynya dan ikut serta menyaksikan
pemeriksaan fisik barang.
b. Dalam hal lebih dari 3 hari sejak terbitnya SPJM, importir tidak datang
untuk pelaksanaan pemeriksaan fisk barang maka dapat dilakukan
pemeriksaan jabatan. Biaya yang timbul akaibat pemeriksaan jabatan di
tanggung oleh DJBC. Sementara kerugian atau kerusakan yang terjadi
akibat pemeriksaan jabatan ditanggung oleh pemilik barang.
c. Hasil Pemeriksaan fisik dituangkan dalam LHP dan harus direkam oleh
pemeriksa ke dalam aplikasi impor. Dan bila LHP belum direkam maka
dokumen belum bisa diperiksa pleh Pejabat Fungsional Pemeriksa
Dokumen (PFPD) atau Kepala Seksi Pabean untuk KPBC yang tidak ada
PFPDnya.
Pemeriksaan fisik barang impor dilakukan oleh pejabat pemeriksa fisik
berdasarkan instruksi pemeriksaan yang diterbitkan oleh pejabat bea dan cukai
atau system komputer pelayanan. Pemeriksaan fisik barang dilakukan di :
a. Tempat Penimbunan Sementara (TPS) atau tempat lain yang disamakan
dengan TPS;
b. Tempat Penimbunan Pabean (TPP);atau
c. Tempat Penimbunan Berikat (TPB).
Apabila dalam pemeriksaan fisik barang impor dibutuhkan pengetahuan
teknis tertentu, pejabat bea dan cukai dapat meminta bantuan pihak lain yang
memiliki pengetahuan teknis tersebut.
Dalam hal dilakukan pemeriksaan fisik, importir atau kuasanya mendapat
pemberitahuan pemeriksaan fisik dari pejabat bea dan cukai atau dari sistem
komputer pelayanan. Importir atau kuasanya wajib menyiapkan dan
menyerahkan barang impor untuk diperiksa, membuka setiap bungkusan,
kemasan, atau peti kemas yang akan diperiksa serta menyaksikan
pemeriksaan tersebut. Kewajiban tersebut harus dilaksanakan paling lama 3
(tiga) hari kerja setelah tanggal pemberitahuan pemeriksaan fisik.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 66

Dalam hal berdasarkan pemeriksaan pabean terdapat :
a. Barang impor yang tidak diberitahukan;atau
b. Barang yang dilarang atau dibatasi untuk diimpor, maka pejabat pemeriksa
dokumen menyerahkan pemberitahuan pabean beserta dokumen pelengkap
pabeannya tersebut kepada pejabat bea dan cukai yang bertanggung jawab
dibidang pengawasan untuk dilakukan penyelidikan.
Tingkat Pemeriksaan Alat Berat/Komponen Alat Berat :
a. Tingkat Pemeriksaan 10 (sepuluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang
dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili
10% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau
packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli;
b. Tingkat Pemeriksaan 30 (tiga puluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang
dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili
30% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau
packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli;
c. Tingkat Pemeriksaan 100 (seratus) %, adalah pemeriksaan fisik barang
dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah seluruh kemasan setiap jenis
barang;
Mekanisme Pemeriksaan Alat Berat/Komponen Alat Berat Impor
a. Alat berat/komponen alat berat impor yang diangkut dalam petikemas
(container), Pejabat Pemeriksa Barang :
1) mencocokkan nomor, ukuran, jumlah dan jenis petikemas barang impor
yang akan diperiksa;
2) memeriksa segel petikemas barang impor yang akan diperiksa;
3) mengawasi stripping barang dari dalam petikemas;
4) menghitung jumlah kemasan dan mencocokkan jenis kemasan dari
setiap petikemas barang impor yang akan diperiksa:
i. Dalam hal jumlah dan jenis kemasan kedapatan sesuai:
(1) untuk party barang impor yang terdiri dari 1 (satu) jenis barang
yang dikemas dalam kemasan standar (standard of packing),
kemasan yang dibuka untuk dilakukan pemeriksaan fisik barang

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 67

adalah sebesar 10 % (sepuluh persen) atau 30 % (tiga puluh
persen) dari jumlah kemasan yang terdapat dalam setiap
petikemas barang impor yang akan diperiksa;
(2) untuk party barang impor yang lebih dari 1 (satu) jenis barang,
kemasan yang dibuka untuk dilakukan pemeriksaan fisik barang
adalah sebesar 10 % (sepuluh persen) atau 30 % (tiga puluh
persen) dari tiap jenis barang yang terdapat dalam setiap
petikemas barang impor yang akan diperiksa;
(3) apabila hasil pemeriksaan fisik barang, kedapatan jumlah dan
atau jenis barang tidak sesuai, maka pemeriksaan fisik barang
ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen);
(4) Terhadap jenis barang yang memerlukan penanganan khusus
(diangkut dengan reefer container) pemeriksaan dapat dilakukan
di gudang/tempat penimbunan milik importir;
ii. Dalam hal jumlah dan atau jenis kemasan kedapatan tidak sesuai,
maka pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus
persen).
b. Alat berat/komponen alat berat impor diangkut dalam kemasan lain dari
petikemas, Pejabat Pemeriksa Barang:
1) Mencocokkan nomor, merek, ukuran dan jenis kemasan barang impor
yang akan diperiksa;
2) Menghitung/mencocokkan jumlah dan jenis kemasan barang impor yang
akan diperiksa :
a) Dalam hal jumlah dan jenis kemasan kedapatan sesuai:
(1) untuk party barang impor yang terdiri dari 1 (satu) jenis barang
yang dikemas dalam kemasan standar (standard of packing),
pemeriksaan fisik barang dilakukan sebesar 10 % (sepuluh
persen) atau 30 % (tiga puluh persen) dari jumlah kemasan
barang impor yang akan diperiksa;
(2) untuk party barang impor yang lebih dari 1 (satu) jenis barang,
pemeriksaan fisik barang dilakukan sebesar 10 % (sepuluh
persen) atau 30 % (tiga puluh persen) dari tiap jenis barang
yang akan diperiksa;

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 68

(3) apabila hasil pemeriksaan fisik barang, kedapatan jumlah dan
atau jenis barang tidak sesuai, maka pemeriksaan fisik barang
ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen).
b) Apabila jumlah dan atau jenis kemasan kedapatan tidak sesuai,
maka pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus
persen).

c. Dalam melakukan pemeriksaan fisik barang, disamping menghitung jumlah
barang dan mencocokkan jenis barang dengan copy invoice dan atau
packing list yang telah ditandasahkan oleh Pejabat Penerima Dokumen,
Pejabat Pemeriksa Barang wajib memeriksa data teknis atau spesifikasi
barang yang diperiksa, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) jumlah satuan barang dari setiap jenis barang yang diperiksa;
2) merk, tipe, ukuran, data teknis atau spesifikasi barang yang diperiksa;
3) memberikan paraf pada kemasan yang telah dibuka dan telah dilakukan
pemeriksaan fisik;
4) dalam hal jumlah satuan dan atau jenis barang kedapatan tidak sesuai,
pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen);
5) dalam hal copy invoice dan atau packing list tidak dapat digunakan
sebagai dasar pemeriksaan fisik barang, maka pemeriksaan ditingkatkan
menjadi 100 % (seratus persen).
e. Dalam hal jenis barang atau data teknis atau spesifikasi barang yang
diperiksa tidak jelas, diajukan contoh barang dan atau photo barang untuk
keperluan penetapan klasifikasi dan atau penetapan nilai pabean;
f. Pengambilan contoh barang dilakukan dengan membuat Berita Acara
Pengambilan Contoh Barang yang ditandatangani oleh Importir/PPJK,
dengan tetap memperhatikan sifat barang yang peka terhadap pengaruh luar
sehingga tidak dapat diambil contohnya (untuk itu dimintakan keterangan
yang berasal dari negara asal barang).



Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 69

Tata Kerja Pengambilan Contoh dan/atau Foto Alat Berat/Komponen Alat
Berat

Pejabat Pemeriksa Alat Berat/Komponen Alat Berat:
a. Memberitahu importir atau kuasanya tentang pengambilan contoh dan foto
alat berat/komponen alat berat;
b. Menunjuk kemasan dimana barang contoh dan foto alat berat/komponen alat
berat harus diambil;
c. Menerima contoh dan foto alat berat/komponen alat berat dari importir atau
kuasanya;
d. Memperhatikan dan memastikan contoh dan foto alat berat/komponen alat
berat yang diajukan sudah memenuhi syarat dan kualifikasi untuk dapat
digunakan dalam penetapan klasifikasi dan penetapan nilai pabean;
e. Memberikan paraf dan mencantumkan tanggal pemeriksaan pada contoh
barang;
f. Mengisi dan menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Fisik Barang Impor
g. Meminta kepada importir atau kuasanya untuk menandatangani Berita Acara
Pemeriksaan Fisik Barang Impor;
h. Menyerahkan lembar ke-2 Berita Acara Pengambilan Contoh alat
berat/komponen alat berat kepada importir atau kuasanya;
i. Menyerahkan contoh dan foto alat berat/komponen alat berat bersama
dengan lembar ke-1 Berita Acara Pengambilan Contoh Barang kepada staf
Seksi Kepabeanan dan Cukai bersama-sama dengan packing list dan LHP.
2.1.4.) Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Alat Berat/Komponen Alat Berat
Pejabat Pemeriksa Barang menuangkan hasil pemeriksaan fisik barang ke dalam
LHP
yang memuat :
1. Uraian jenis barang secara lengkap dan jelas, yang meliputi :
a) uraian barang, sesuai dengan penyebutan umum barang tersebut;
b) merek dan tipe barang, apabila ada;
c) spesifikasi teknis sesuai dengan kegunaan barang, misalnya :
2. kualitas barang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI);
3. kondisi barang (baru, bekas, scrap);

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 70

keterangan lain yang dapat memperjelas pengenalan barang.
4. Jumlah barang dalam satuan yang umum digunakan untuk barang
bersangkutan;
5. Jenis kemasan barang;
6. Kesimpulan tentang kesesuaian jumlah dan jenis barang yang diperiksa
dengan copy invoice dan atau packing list;
7. Dalam hal hasil pemeriksaan memerlukan penelitian lebih lanjut dari
Laboratorium, memberikan keterangan tentang hal tersebut pada LHP;
8. Dalam hal hasil pemeriksaan memerlukan keterangan dari instansi terkait,
memberikan keterangan tentang hal tersebut pada LHP;
9. Dalam hal hasil pemeriksaan merupakan hasil pemeriksaan bersama,
memberikan keterangan tentang hal tersebut pada LHP;
10. Memberikan catatan nomor PIB, nomor petikemas/kemasan, tanggal
pemeriksaan dan mencantumkan nama dan NIP serta membubuhkan tanda
tangan pada contoh barang dan atau foto barang.
Laporan Hasil Pemeriksaan fisik (LHP) secara umum memuat isian beberapa
unsur sebagai berikut :
a) Nomor dan Tanggal PIB
b) Tempat dan tanggal dilakukannya pemeriksan fisik
c) nama importir atau kuasanya yang menyaksikan pemeriksan fisik,
d) Waktu (menit, jam dan tanggal) mulai dan akhir pemeriksaan fisik serta kalau
terdapat jeda waktu pemerikaan fisik karena kendala teknis seperti hujan
atau sebab lainnya;
e) Tingkat pemeriksaan, termasuk perubahan tingkat pemeriksaan menjadi
100% beserta alasannya;
f) Nomor dan ukuran petikemas (container) yang diperiksa dalam hal barang
dimuat dalam petikemas (container);
g) Jumlah, nomor dan jenis kemasan barang impor yang diperiksa;
h) Uraian jumlah dan jenis barang secara lengkap dan jelas, yang meliputi :
i. jumlah barang dalam satuan yang umum digunakan untuk barang
bersangkutan;
ii. uraian barang, sesuai dengan penyebutan umum barang bersangkutan;
iii. merk dan tipe barang (apabila ada);

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 71

iv. spesifikasi teknis sesuai dengan kegunaan barang;
v. kondisi barang (baru atau bukan baru);
vi.keterangan lain yang dapat memperjelas pengenalan barang dalam rangka
pengklasifikasian dan peneletian nilai pabean.
i) Keterangan tambahan dalam hal :
i. pengambilan contoh barang dan/atau foto barang dan/atau dokumen
tentang spesifikasi produk yang menyertai barang;
ii. pemeriksaan fisik memerlukan penelitian lebih lanjut dari Laboratorium;
iii. pemeriksaan fisik memerlukan keterangan dari instansi terkait;
iv. pemeriksaan fisik merupakan hasil pemeriksaan bersama;
v. pemeriksaan fisik tidak dapat dilakukan berserta alasannya,
j) Kesimpulan tentang jumlah dan jenis barang yang diperiksa sesuai dengan
perintah
pemeriksaan sebagaimana dituangkan dalam istruksi pemeriksaan.
k) Nama dan NIP Pejabat Pemeriksa Barang.
Dalam hal Kantor Pelayanan telah menerapkan PDE Kepabeanan, Pejabat
Pemeriksa barang menuangkan hasil pemeriksaan fisik (LHP) kedalam sistem
aplikasi pelayanan.
2.1.5.) Penjelasan design dan pengenalan alat berat/komponen alat berat di
lokasi pabrik
Dalam kunjungan ke lokasi pabrik alat-alat berat akan dijelaskan mengenai
rancangan macam-macam alat berat, sehingga peserta akan dapat memperluas
cakrawala pemahamannya mengenai teori-teori yang pada kegiatan belajar satu
telah didapatkannya.
Dengan demikian peserta akan memperoleh pengetahuan yang lebih rinci
berkaitan dengan alat-alat berat guna mereka melakukan pemeriksaan.
Pengenalan akan di arahkan pada komponen-komponen seperti di bawah ini:
1. Komponen Engine yang terdiri dari :
a. Engine Assy (Assembly / komplit)
b. Komponen yang ada di Engine, yaitu fuel injection pump, starting motor,
alternator, turbocharger, compressor, power steering pump, oil pump,
water pump, dll.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 72

2. Komponen Chasis terdiri dari :
a. Transmission
b. Torque Converter
c. Coupling
d. Axle
e. Final Drive
f. Travel Motor
g. Main Pump
h. Hydraulic Pump
i. Cylinder Assy (Arm, Boom, Bucket, Blade, dll)
j. Dll
3. Komponen Work Equipment / Attachment terdiri dari :
a. Hydraulic Winch
b. Hydraulic Breaker
c. Bucket
d. Log Clamp
e. Ripper
Pada prinsipnya komponen di atas tidak dirancang untuk rusak dan
mengakibatkan harus dilakukan penggantian komponen tersebut. Beberapa
alasan yang mengakibatkan harus dilakukan penggantian komponen, antara lain
:
1. Fungsi dari alat berat tersebut berubah, misalkan Excavator sebelumnya
berfungsi untuk mengeruk tanah menjadi pemecah batu, maka harus
dilakukan penggantian work equipment / attachment dari bucket menjadi
hydraulic breaker.
2. Mis-application (salah aplikasi dari alat berat), hal ini sering terjadi
dikarenakan kecerobohan dari operator atau pimpinan lapangan. Misalkan
bucket pada excavator dipergunakan untuk memecah batu yang besar maka
dapat mengakibatkan kerusakan di bucket, arm, boom dan cylinder.
3. Mis-operation (salah pengoperasian dari alat berat), sama halnya mis-
application kejadiannya dikarenakan kecerobohan. Misalkan excavator
seharusnya bekerjanya lebih banyak statis dipergunakan untuk banyak jalan

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 73

(travelling), maka dapat mengakibatkan kerusakan di final drive atau travel
motor.
4. Mis-maintenance (salah melakukan pemeliharaan dari alat berat), hal ini
umumnya kecerobohan baik dari pihak mekanik maupun operator. Sebagai
contoh, tidak sedikit kejadian engine block pecah terkena connecting rod.
5. Accident (kecelakaan), kejadian kecelakaan atas alat berat di Indonesia
sudah menjadi sesuatu yang biasa karena keselamatan karyawan maupun
alat berat bukan merupakan perhatian utama. Misalkan alat berat tertimpa
pohon, terguling dari tebing, terbenam di lumpur, dll.
Salah satu contoh kecerobohan yang terjadi tetapi berakibat fatal, bukan
hanya terjadi di lapangan saja tetapi workshop / bengkel. Contohnya apabila palu
tertinggal di axle atau kunci tertinggal di final drive, akan mengakibatkan
terjadinya kehancuran gigi gigi dari gear. Kelihatannya sesuatu yang tidak
masuk akal dan sesuatu yang keterlaluan, tetapi itulah kenyataan sebenarnya
yang terjadi.
Tidak jarang pula kebutuhan akan komponen tidak dipenuhi, namun
komponen yang tersedia dapat dipergunakan dengan sedikit ataupun banyak
modifikasi. Misalkan engine yang tersedia harus dilakukan modifikasi dengan
memakai suku cadang dari engine yang rusak yaitu dengan cara mengganti
housing flywheel, intake manifold, exhaust manifold, atau mengubah dudukan
engine mounting, dll. Disinilah perlunya technical knowledge dalam melakukan
modifikasi, tetapi tidak perlu khawatir bahwa banyak mekanik yang dapat dan
sering melakukannya.
Diharapkan dengan penjelasan-penjelasan rancangan alat berat oleh
pengelola pabrik kepada peserta, maka pemahaman peserta akan semakin
meningkat mengenai komponen-komponen alat berat.
Kemudian dilakukan pengenalan pada bentuk fisik alat-alat berat, yang
dapat dibagi ke dalam macam-macam alat sebagai berikut:
a. Alat Pengolah Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus
dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih
terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 74

dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas
dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya
rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader.
b. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat
digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini
adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.
c. Alat Pengangkut Material
Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat
mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara
horizontal pada jarak jangkau yang relative kecil. Untuk pengangkutan material
lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat yang
digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain
yang membantu memuat material ke dalamnya.
d. Alat Pemindahan Material
Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan
sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu
alat ke alat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.

e. Alat Pemadat
Jika pada suatu lahan dilakukan pembunan maka pada lahan tersebut perlu
dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik
untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku.
Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatic-tired
roller, compactor, dan lain-lain.

f. Alat Pemroses Material
Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk
dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan
bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah
crusher dan concrete mixer truck. Alat yang dapat mencampur material-material

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 75

di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete
batch plant dan asphalt mixing plant.
g. Alat Penempatan Akhir Material
Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan
material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material
disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader,
asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.
Setelah peserta diperkenalkan dengan macam-macam alat berat,
selanjutnya peserta akan diperkenalkan macam-macam alat berat namun ditinjau
dari sudut alat yang menggerakkannya. Alat-lat tersebut adalah:
a. Alat dengan Penggerak
Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari
mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda
kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada
conveyor belt.
b. Alat Statis
Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk
beton maupun untuk aspal serta crusher plant.

2.2.) Latihan
1) Apa tujuan dilakukannya pemeriksaan fisik barang untuk ekspor? Dan
dimana saja dapat dilakukan pemeriksaan fisik barang ekspor?
2) Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik barang ekspor?
3) Apa tujuan pemeriksaan fisik barang impor dan dimana saja tempat
dilakukannya pemeriksaan fisik barang impor?
4) Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik barang impor?
5) Bagaimana melakukan tahapan melakukan klasifikasi barang untuk
keperluan pos tariff?




Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 76

2.3.) Rangkuman
1) Pemeriksaan fisik ekspor barang adalah kegiatan yang dilakukan oleh
Pejabat Pemeriksa Barang untuk mengetahui jumlah dan jenis barang impor
dan ekspor yang diperiksa.
2) Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap Barang Ekspor yang:
a. akan diimpor kembali;
b. pada saat impornya ditujukan untuk diekspor kembali;
c. mendapat fasilitas KITE;
d. dikenai Bea Keluar;
e. berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pajak; atau
f. berdasarkan hasil analisis informasi dari Unit Pengawasan terdapat
indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi
pelanggaran ketentuan perundang-undangan.
3) Pemeriksaan fisik atas Barang Ekspor dapat dilaksanakan di :
a. Kawasan Pabean pelabuhan muat;
b. gudang Eksportir; atau
c. tempat lain yang digunakan oleh Eksportir untuk menyimpan barang
setelah mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean.
4) Pemeriksaan fisik barang impor merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pejabat bea dan cukai pemeriksa barang untuk mengetahui jumlah dan jenis
barang impor yang diperiksa guna keperluan pengklasifikasian
dan penetapan nilai pabean.
5) Pemeriksaan pabean meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik
barang.
6) Pemeriksaan pabean dilakukan secara selektif berdasarkan analisis
manajemen resiko.
7) Penelitian dokumen dilakukan oleh pejabat pemeriksa dokumen dan/atau
sistem komputer pelayanan. Penelitian dokumen oleh pejabat pemeriksa
dokumen dilakukan untuk memastikan bahwa pemberitahuan pabean,
diberitahukan dengan benar, dan dokumen pelengkap pabean yang
diwajibkan telah sesuai dengan syarat yang ditentukan. Penelitian dokumen
oleh sistem komputer pelayanan dilakukan untuk memastikan bahwa

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 77

pengisian pemberitahuan pabean yang telah disampaikan telah lengkap dan
benar. Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penelitian sebagai tindak
lanjut dari hasil penelitian computer, yang didasarkan pada data yang
disajikan oleh sistem komputer pelayanan. Pejabat pemeriksa dokumen
melakukan penetapan berdasarkan hasil penelitian. Pejabat pemeriksa
dokumen hanya bertanggung jawab atas penetapan.
8) Pemeriksaan fisik barang ekspor dilakukan secara selektif terhadap barang
ekspor yang: (i) mendapat fasilitas KITE dengan pembebasan bea masuk
dan/atau cukai; atau (ii) dikenai Bea Keluar.
9) Terhadap barang ekspor yang diekspor oleh eksportir tertentu tidak dilakukan
pemeriksaan fisik. Penetapan eksportir tertentu dilakukan oleh Direktur
Penindakan dan Penyidikan. Penetapan eksportir tertentu dengan
memperhatikan reputasi eksportir yang meliputi:
a. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai
sanksi administrasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir;
b. tidak mempunyai tunggakan hutang bea masuk, Bea Keluar, cukai, dan
pajak;
c. telah menyelenggarakan pembukuan berdasarkan rekomendasi Direktur
Audit; dan
d. telah memperoleh rekomendasi dari Direktorat Jenderal Pajak sebagai
wajib pajak patuh.
10) Terhadap barang ekspor yang mendapat kemudahan ekspor wajib dilakukan
pemeriksaan fisik oleh Kantor Pemeriksaan. Pemeriksaan fisik barang
dilaksanakan di gudang eksportir atau tempat lain yang ditunjuk oleh
eksportir. PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik
diterbitkan oleh Kantor Pemeriksaan dan dibuat sesuai ketentuan yang
berlaku.
11) Pemeriksaan fisik barang dilakukan berdasarkan PEB, dokumen pelengkap
pabean dan PPB yang diterbitkan oleh Pejabat di Kantor Pemuatan.
Pemeriksaan fisik barang ekspor meliputi :
a. jenis barang;
b. jumlah barang;
c. spesifikasi teknis barang;

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 78

d. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan.
12) Laporan hasil pemeriksaan fisik barang dalam LPBC, meliputi :
a. jenis barang;
b. jumlah barang;
c. spesifikasi teknis barang;
d. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan.
e. Pemenuhan ketentuan kepabeanan dibidang ekspor;
f. Klasifikasi barang berdasarkan HS;
g. Total nilai FOB.
13) Tingkat pemeriksaan fisik barang sebanyak-banyaknya 10%, sekurang-
kurangnya 2 (dua) kemasan. Pemeriksaan fisik barang dilakukan secara
bertahap sesuai jumlah barang ekspor yang tersedia untuk diperiksa dan
eksportir/kuasanya wajib memberitahukan kepada Pemeriksa sebelum
pemeriksaan dilakukan.
14) Terhadap barang ekspor tertentu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium.
PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik,
ditandatangani Pemeriksa. Pada kemasan barang ekspor yang diperiksa,
Pemeriksa wajib membubuhkan TPPBC.
15) Dalam hal jenis barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB belum tersedia
pada saat akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang ditangguhkan hingga
eksportir menyiapkan jenis barang yang sesuai dengan yang diberitahukan
dalam PEB.
16) Dalam hal eksportir tetap akan melaksanakan ekspor barang yang jenisnya
berbeda dengan yang diberitahukan dalam PEB, eksportir wajib
membatalkan PEB bersangkutan dengan mengajukan PEB baru yang jenis
barangnya sesuai dengan barang yang akan diperiksa.
17) Dalam hal jumlah barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB berbeda
dengan jumlah barang ekspor yang akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang
tetap dilaksanakan dengan ketentuan :
a. eksportir membuat pemberitahuan perubahan jumlah barang dan total
nilai FOB;
b. Pemeriksaan mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada PEB
sesuai dengan jumlah barang yang diperiksa dan menandatangani PM.
Terhadap Eksportir Daftar Putih dapat dikecualikan dari ketentuan yang ada.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 79

18) Dalam hal Eksportir Daftar Putih terkena Nota Hasil Intelijen/Nota Informasi
(NHI/NI), maka wajib dilakukan pemeriksaan fisik. Eksportir Daftar Putih
ditetapkan oleh Direktur Verifikasi dan Audit.
19) Terhadap barang ekspor yang dilakukan pemeriksaan fisik barang wajib
dilakukan pengawasan stuffing oleh Pegawai Pengawasan Stuffing.
Pengawasan Stuffing dilakukan dengan cara :
a. meneliti kemasan barang dan TPPBC;
b. menghitung kemasan yang di-stuffing.
20) Terhadap peti kemas yang telah selesai diawasi stuffing-nya dilakukan
penyegelan. Pegawai Pengawasan Stuffing mencantumkan nomor peti
kemas, jenis, nomor segel dan tanggal penyegelan serta menandatangani
PM.
21) Tujuan Pemeriksaan Fisik Barang impor adalah dalam rangka memperoleh
data barang secara lengkap, agar dapat digunakan untuk:
a. mencegah adanya uraian barang yang tidak jelas/benar (misdescription);
b. mencegah adanya barang yang tidak diberitahukan (unreported);
c. mencegah kesalahan pemberitahuan negara asal barang;
d. mencegah pemasukan barang larangan dan pembatasan;
e. menetapkan klasifikasi dan Nilai Pabean dengan benar
22) Dalam hal PIB mendapat jalur merah, maka respon Surat Pemberitahuan
Jalur Merah (SPJM) dan instruksi pemeriksaan diterbitkan. Instruksi
Pemeriksaan menunjuk nama pemeriksa barang. Pemeriksa barang yang
ditunjuk adalah pegawai yang bertugas sebagai pemeriksa barang dan
namanya sudah dientry oleh petugas Operator Konsul dengan status hadir.
23) Apabila jumlah PIB jalur merah lebih banyak daripada jumlah pemeriksa
barang, maka satu orang pemeriksa barang dapat ditunjuk untuk memeriksa
fisik barang lebih dari satu PIB. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik
barang :
d. Importir harus menyerahkan hard copynya dan ikut serta menyaksikan
pemeriksaan fisik barang.
e. Dalam hal lebih dari 3 hari sejak terbitnya SPJM, importir tidak datang
untuk pelaksanaan pemeriksaan fisk barang maka dapat dilakukan
pemeriksaan jabatan. Biaya yang timbul akaibat pemeriksaan jabatan di

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 80

tanggung oleh DJBC. Sementara kerugian atau kerusakan yang terjadi
akibat pemeriksaan jabatan ditanggung oleh pemilik barang.
f. Hasil Pemeriksaan fisik dituangkan dalam LHP dan harus direkam oleh
pemeriksa ke dalam aplikasi impor. Dan bila LHP belum direkam maka
dokumen belum bisa diperiksa pleh Pejabat Fungsional Pemeriksa
Dokumen (PFPD) atau Kepala Seksi Pabean untuk KPBC yang tidak ada
PFPDnya.
24) Pemeriksaan fisik barang dilakukan di : (i) Tempat Penimbunan Sementara
(TPS) atau tempat lain yang disamakan dengan TPS; (ii) Tempat
Penimbunan Pabean (TPP); atau (iii) Tempat Penimbunan Berikat (TPB).
25) Tingkat Pemeriksaan sebesar 10 (sepuluh) %, adalah pemeriksaan fisik
barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat
mewakili 10% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice
dan atau packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli;
26) Tingkat Pemeriksaan 30 (tiga puluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang
dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili
30% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau
packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli;
27) Tingkat Pemeriksaan 100 (seratus) %, adalah pemeriksaan fisik barang
dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah seluruh kemasan setiap jenis
barang;
28) Dalam hal barang impor diangkut dalam petikemas (container), Pejabat
Pemeriksa Barang :
a. mencocokkan nomor, ukuran, jumlah dan jenis petikemas barang impor
yang akan diperiksa;
b. memeriksa segel petikemas barang impor yang akan diperiksa;
c. mengawasi stripping barang dari dalam petikemas;
d. menghitung jumlah kemasan dan mencocokkan jenis kemasan dari setiap
petikemas barang impor yang akan diperiksa:
29) Dalam hal barang impor diangkut dalam kemasan lain dari petikemas,
Pejabat Pemeriksa Barang:
a. Mencocokkan nomor, merek, ukuran dan jenis kemasan barang impor
yang akan diperiksa;

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 81

b. Menghitung/mencocokkan jumlah dan jenis kemasan barang impor yang
akan diperiksa :
30) Dalam hal barang impor dalam bentuk curah, Pejabat Pemeriksa Barang :
a. menghitung/mengukur jumlah atau volume barang;
b. mencocokkan jenis barang dengan copy invoice dan packing list yang
telah dilegalisir oleh Pejabat Penerima Dokumen.
31) Dalam melakukan pemeriksaan fisik barang, disamping menghitung jumlah
barang dan mencocokkan jenis barang dengan copy invoice dan atau
packing list yang telah ditandasahkan oleh Pejabat Penerima Dokumen,
Pejabat Pemeriksa Barang wajib memeriksa data teknis atau spesifikasi
barang yang diperiksa, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. jumlah satuan barang dari setiap jenis barang yang diperiksa;
b. merk, tipe, ukuran, data teknis atau spesifikasi barang yang diperiksa;
c. memberikan paraf pada kemasan yang telah dibuka dan telah dilakukan
pemeriksaan fisik;
d. dalam hal jumlah satuan dan atau jenis barang kedapatan tidak sesuai,
pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen);
e. dalam hal copy invoice dan atau packing list tidak dapat digunakan
sebagai dasar pemeriksaan fisik barang, maka pemeriksaan ditingkatkan
menjadi 100 % (seratus persen).
33) Dalam hal jenis barang atau data teknis atau spesifikasi barang yang
diperiksa tidak jelas, diajukan contoh barang dan atau photo barang untuk
keperluan penetapan klasifikasi dan atau penetapan nilai pabean;
34) Pengambilan contoh barang dilakukan dengan membuat Berita Acara
Pengambilan Contoh Barang yang ditandatangani oleh Importir/PPJK,
dengan tetap memperhatikan sifat barang yang peka terhadap pengaruh luar
sehingga tidak dapat diambil contohnya (untuk itu dimintakan keterangan
yang berasal dari negara asal barang).
35) Langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk dapat mengklasifikasi
suatu barang dengan benar:
a. Langkah pertama adalah melakukan identifikasi barang.
b. Langkah kedua yaitu melakukan klasifikasi barang. Pada saat ini sistem
pengklasifikasian barang di Indonesia didasarkan pada Harmonized

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 82

System dan dituangkan dalam bentuk suatu daftar tarif yang dikenal
dengan sebutan Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI).
36) Pejabat Pemeriksa Barang menuangkan hasil pemeriksaan fisik barang ke
dalam LHP yang memuat :
a. Uraian jenis barang secara lengkap dan jelas, yang meliputi :
uraian barang, sesuai dengan penyebutan umum barang tersebut;
merek dan tipe barang, apabila ada;
spesifikasi teknis sesuai dengan kegunaan barang, misalnya :
b. kualitas barang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI);
c. kondisi barang (baru, bekas, scrap);
d. keterangan lain yang dapat memperjelas pengenalan barang.
e. Jumlah barang dalam satuan yang umum digunakan untuk barang
bersangkutan;
f. Jenis kemasan barang;
g. Kesimpulan tentang kesesuaian jumlah dan jenis barang yang diperiksa
dengan copy invoice dan atau packing list;
2.4.) Tes Formatif
1) Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap Barang Ekspor berikut, kecuali
a. akan diimpor kembali;
b. akan diekspor kembali;
c. akan dikenai Bea Keluar;
d. akan dikenai Bea Masuk;
2) Berikut adalah tempat pemeriksaan fisik atas Barang Ekspor, kecuali
a. kawasan pabean pelabuhan muat;
b. gudang perwakilan importir
c. gudang Eksportir;
d. tempat lain yang digunakan oleh Eksportir untuk menyimpan barang
setelah mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean.
3) Terhadap barang ekspor yang diekspor oleh eksportir tertentu tidak dilakukan
pemeriksaan fisik. Penetapan eksportir tertentu dilakukan oleh Direktur
Penindakan dan Penyidikan. Berikut adalah dasar penetapan eksportir
tertentu, kecuali

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 83

a. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai
sanksi administrasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir;
b. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai
sanksi administrasi dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir;
c. tidak mempunyai tunggakan hutang bea masuk, Bea Keluar, cukai, dan
pajak;
d. telah menyelenggarakan pembukuan berdasarkan rekomendasi Direktur
Audit;
4) Pemeriksaan fisik barang dilakukan berdasarkan PEB, dokumen pelengkap
pabean dan PPB yang diterbitkan oleh Pejabat di Kantor Pemuatan. Berikut
cakupan pemeriksaan fisik barang ekspor, kecuali
a. kualitas barang;
b. jenis barang;
c. jumlah barang;
d. spesifikasi teknis barang;
5) Berikut adalah isi laporan hasil pemeriksaan fisik barang dalam LPBC,
kecuali
a. jenis barang, jumlah barang, spesifikasi teknis barang;
b. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan.
c. Total bea masuk
d. Pemenuhan ketentuan kepabeanan dibidang ekspor;
6) Dalam hal jumlah barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB berbeda
dengan jumlah barang ekspor yang akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang
tetap dilaksanakan dengan ketentuan. Mana pernyataan yang salah berikut
ini
a. eksportir membuat pemberitahuan perubahan jumlah barang;
b. eksportir membuat pemberitahuan perubahan total nilai FOB;
c. pemeriksaan mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada PEB
sesuai dengan jumlah barang yang diperiksa dan menandatangani PM.
d. petugas bea dan cukai memanggil eksportir yang bersangkutan untuk
konfirmasi
7) Eksportir Daftar Putih ditetapkan oleh
a. Kakanwil dimana wilayah eksportir berada
b. Kepala kantor bea dan cukai dimana wilayah eksportir berada

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 84

c. Direktur verifikasi dan audit.
d. Direktur penyidikan
8) Terhadap barang ekspor yang dilakukan pemeriksaan fisik barang, wajib
dilakukan pengawasan stuffing oleh Pegawai Pengawasan Stuffing.
Pengawasan Stuffing dilakukan dengan cara berikut, kecuali
a. meneliti kebenaran stuffing
b. meneliti kemasan barang
c. meneliti TPPBC;
d. menghitung kemasan yang di-stuffing.
9) Terhadap peti kemas yang telah selesai diawasi stuffing-nya dilakukan
penyegelan. Pegawai Pengawasan Stuffing mencantumkan hal-hal berikut
ini, kecuali..
a. Nomor peti kemas
b. Tanggal pengiriman
c. Jenis peti kemas;
d. Nomor segel.
10) Tujuan Pemeriksaan Fisik Barang impor adalah dalam rangka memperoleh
data barang secara lengkap, agar dapat digunakan untuk
a. mencegah adanya uraian barang yang tidak jelas/benar (misdescription);
b. mencegah kesalahan pemberitahuan negara tujuan barang
c. mencegah adanya barang yang tidak diberitahukan (unreported);
d. mencegah pemasukan barang larangan dan pembatasan;
11) Apabila jumlah PIB jalur merah lebih banyak daripada jumlah pemeriksa
barang, maka satu orang pemeriksa barang dapat ditunjuk untuk memeriksa
fisik barang lebih dari satu PIB. Mana pernyataan salah berikut ini
a. Importir harus menyerahkan hard copynya dan ikut serta menyaksikan
pemeriksaan fisik barang.
b. Dalam hal lebih dari 3 hari sejak terbitnya SPJM, importir tidak datang
untuk pelaksanaan pemeriksaan fisk barang maka dapat dilakukan
pemeriksaan jabatan.
c. Biaya yang timbul akibat pemeriksaan jabatan di tanggung oleh DJBC.
d. Hasil Pemeriksaan fisik dituangkan dalam LHP dan harus direkam oleh
pemeriksa ke dalam aplikasi ekspor. Dan bila LHP belum direkam maka
dokumen belum bisa diperiksa pleh Pejabat Fungsional Pemeriksa

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 85

Dokumen (PFPD) atau Kepala Seksi Pabean untuk KPBC yang tidak ada
PFPDnya.
12) Berikut adalah tempat pemeriksaan fisik barang dilakukan, kecuali
a. Tempat Penimbunan Sementara
b. Tempat Penimbunan Khusus;
c. Tempat Penimbunan Pabean;
d. Tempat Penimbunan Berikat.
13) Tingkat Pemeriksaan sebesar 10 (sepuluh) %, adalah pemeriksaan fisik
barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat
mewakili 10% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam dokumen berikut,
kecuali
a. fotocopy invoice
b. packing list dengan jumlah 1 (satu) Koli;
c. packing list dengan jumlah 2 (dua) Koli;
d. packing list dengan jumlah 3 (tiga) Koli;
14) Tingkat Pemeriksaan 30 (tiga puluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang
dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili
30% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam dokumen berikut, kecuali..
a. fotocopy invoice
b. packing list dengan jumlah 1 (satu) Koli;
c. packing list dengan jumlah 2 (dua) Koli;
d. packing list dengan jumlah 3 (tiga) Koli;
15) Dalam hal barang impor diangkut dalam petikemas (container), Pejabat
Pemeriksa Barang :
a. mencocokkan nomor, ukuran, jumlah dan jenis petikemas barang impor
yang akan diperiksa;
b. melakukan pemeriksaan importir;
c. mengawasi stripping barang dari dalam petikemas;
d. menghitung jumlah kemasan dan mencocokkan jenis kemasan dari setiap
petikemas barang impor yang akan diperiksa:



Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 86

2.5) Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Untuk mengukur pemahaman anda terhadap materi modul ini, disarankan
agar anda mencocokkan jawaban tes formatif yang anda buat dengan kunci
jawaban yang kami sediakan. Hitung persentase tingkat pemahaman (TP) anda
pada kegiatan belajar 3 ini, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
100% x
Soal n Keseluruha Jumlah
Benar Yang Jawaban Jumlah
TP =
Apabila anda hanya dapat menjawab pertanyaan tersebut kurang atau
sama dengan 80 %, maka sebaiknya anda mengulang kembali materi kegiatan
belajar 2. Selanjutnya, apabila jawaban anda telah memenuhi standar kualifikasi
yang diminta (lebih dari 80%) maka anda dapat melanjutkan untuk mengerjakan
soal-soal test sumatif. Skala pengukuran tingkat pemahaman belajar sesuai
dengan tabel berikut :
Tingkat Pemahaman Skala Nilai
90 < TP 100% Amat Baik
80 < TP 90% Baik
70 < TP 80% Cukup
60 TP 70% Kurang
TP < 60 Kurang Sekali
s










Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 87





Teknik pemeriksaan alat berat adalah suatu bidang kegiatan yang erat
kaitannya dengan tugas-tugas pemeriksaan barang pada Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai (DJBC). Sebagai bagian dari institusi DJBC hendaknya Anda memiliki
pemahaman yang tepat mengenai konsep pemeriksaan barang, khususnya alat
berat agar pemasukkan pajak Negara dari transaksi alat berat ini dapat berjalan
secara optimal tanpa merugikan pihak-pihak pelaku perdagangan internasional
terkait. Tujuannya adalah agar Anda dapat mengerti mengenai konsep
pemeriksaan barang dan bagaimana keterkaitannya dengan unit-unit terkait
lainnya, serta dapat melakukan pemeriksaan secara baik. Dengan demikian
Anda dapat melakukan tindakan yang tepat dalam setiap pengambilan
keputusan.
Akhirnya semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat dan
umumnya bagi pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang mempelajari
modul ini. Apabila Anda masih membutuhkan penjelasan terhadap materi
pelajaran dalam modul ini, silahkan mengkonsultasikannya kepada fasilitator
atau waidyaiswara yang membawakan materi pelajaran Teknik Pemeriksaan Alat
Berat ini.









PENUTUP

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 88




Sebagai tolok ukur pemahaman Anda terhadap modul Teknik Pemeriksaan
Alat Berat, silahkan Anda kerjakan soal-soal latihan berikut. Tingkat
Pemahaman (TP) dapat Anda hitung sendiri menggunakan rumus yang
telah disampaikan pada bagian sebelumnya.

1) Alat yang biasanya digunakan untuk pembukaan lahan.
a. dozer c. backhoe
b. scraper d. excavator
2) Yang bukan termasuk didalam kategori alat penggali.
a. shovel.
b. dragline.
c. scraper.
d. clamshell.
3) Crane termasuk dikategorikan kedalam...
a. Alat Pemadat c. Alat Pengangkut Material
b. Alat Penggali d. Alat Pengolah Lahan
4) Berikut adalah alat yang digunakan untuk pemadatan, kecuali.
a. Loader c. pneumatic-tired roller
b. tamping roller d. compactor
5) Alat yang fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang
telah ditentukan.
a. Alat Penempatan Akhir Material c. Alat Pemadat
b. Alat Pemroses Material d. Alat Pemindahan Material
6) Berdasarkan pergerakannya alat batching plant termasuk kedalam alat.
a. Alat Statis c. Alat Penempatan Akhir
Material
b. Alat dengan Penggerak d. Alat Pemadat
7) Concrete spreader termasuk kedalam alat.
a. Alat Penempatan Akhir Material c. Alat Pemadat,

TES SUMATIF

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 89

b. Alat Pemroses Material d. Alat Pemindahan Material
8) Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini.
a. Alat dengan Penggerak dan Alat Statis
b. Alat Statis dan Alat Pemadat
c. Alat dengan Penggerak dan Alat Penempatan Akhir Material
d. Alat Pemroses Material dan Alat Pemadat
9) Dump Truck termasuk kedalam alat.
a. alat gusur
b. alat gali muat
c. Alat muat
d. Alat angkut.

10) Bucket Whell Excavator termasuk kedalam alat.
a. alat gali-muat-angkut c. Alat muat
b. alat bor d. alat perata

11) Backhoe termasuk kedalam alat
a. alat gali-muat-angkut c. Alat muat
b. Alat angkut d. alat gusur

12) Yang termasuk kedalam Alat Penempatan Akhir Material.
a. concrete spreader c. concrete batch plant
b. asphalt mixing plant d. pneumatic-tired roller
13) . Nama dari alat tersebut adalah
a. clamshell c. dozer,
b. Loader d. pneumatic-tired roller





14) Fungsi dari gambar no 13 adalah.
a. untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan
b. untuk menggali tanah dan batuan
c. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas
d. untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 90

15) Termasuk kedalam alat apakah gambar no.13.
a. Alat Penggali
b. Alat Pengolah Lahan
c. Alat Pengangkut Material
d. Alat Pemindahan Material.
16) Gambar dari suspensi belakang ...
a. c.
b. d.
17) Gambar dari Pompa Injeksi BBM.
a. c.
b. d.

18) Fungsi dari Kompresor.
a. Untuk sistem pendingin udara
b. Untuk memompa oli ke silinder penggerak bak
c. Untuk menginjeksi BBM ke sistem commonrail
d. Penerus daya dari mesin ke garden (axle)
19) Fungsi dari Platform RH.
a. Untuk menyimpan oli hidrolik bagi sistem hidrolik silinder
b. Untuk lantai disamping Kabin kemudi
c. peletakan Filter Udara
d. Untuk menyimpan oli hidrolik bagi sistem hidrolik silinder
20) Gambar dari front support.
a.




b. c. d.
21) Vessel adalah .
a. Bak penampung material angkut.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 91

b. Konstruksi penahan kabin.
c. Untuk menyimpan oli hidrolik bagi sistem hidrolik silinder.
d. untuk peletakan Filter Udara.

22) Fungsi dari Tandem Case.
a. Pelindung rantai penggerak akhir roda
b. Untuk penyeimbang body grader pada bagian depan
c. Untuk mensuplai oli ke sistem silinder penggerak
d. Untuk meneruskan daya dari mesin ke drive shaft
23) Gambar Arm.
a. c.
b. d.
24) Nama dari .
a. Main Frame c. Boom
b. Bucket d. Track Frame
25) Gambar Travel Motor.
a. c. ,
b. d.









Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 92

Kunci Jawaban


Test Formatif

KB. 1
1. B 6. S 11. D
2. S 7. S 12. B
3. S 8. B 13. C
4. B 9. B 14. B
5. B 10. B 15. C
KB.2
1. D 6. D 11. D
2. B 7. C 12. B
3. B 8. A 13. B
4. A 9. B 14. B
5. C 10. B 15. B

Tes Sumatif
1 C 6 C 11 C 16 C 21 C
2 B 7 C 12 D 17 B 22 B
3 A 8 C 13 D 18 B 23 A
4 D 9 A 14 A 19 D 24 B
5 A 10 A 15 B 20 B 25 A





Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 93

DAFTAR ISTILAH

Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan alat
yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan
pembangunan suatu struktur bangunan.
Articulated Dump Truck, disingkat ADT, digunakan untuk memindahkan dan
membuang material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan
berlumpur.
Bea Keluar adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang mengenai
kepabeanan yang dikenakan terhadap barang ekspor.
Berdasarkan alat Kendali pisau dozer dibedakan menjadi cable controlled dan
hydraulic controlled.
BTBMI singkatan Buku Tarif Bea Masuk Indonesia.
Bulldozer adalah salah satu jenis dozer yang bergerak ke depan, sedangkan
jenis lainnya adalah angle dozer yang bergerak serong 25
o.
Bulldozer dapat dibedakan: Crawler tractor Dozer [roda rantai], Wheel tractor
Dozer [roda karet], Swamp Bulldozer [untuk daerah rawa].
Crawler loader adalah Loader dengan roda rantai.
Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat,
perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona
Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku undang-
undang mengenai kepabeanan.
Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat,
perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona
Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-
Undang ini.
Down Scrapper Tractor adalah Scrapper yang ditarik Buldoser.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 94

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari Daerah Pabean.
Grader alat perata tanah yang berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah
secara mekanis; disamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan
lain misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan
tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi
khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian
tanah hasilnya kurang memuaskan.
Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean.
Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan
undang-undang mengenai kepabeanan.
Kantor pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang ini.
Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan
laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas
barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai.
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) adalah pemberian pembebasan
dan/atau pengembalian Bea Masuk (BM) dan/atau Cukai serta PPN dan
PPnBM tidak dipungut atas impor barang dan/atau bahan untuk diolah,
dirakit, atau dipasang pada barang lain yang hasilnya terutama untuk
tujuan ekspor.
Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan
atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan
bea masuk dan bea keluar.
Kewajiban pabean adalah semua kegiatan di bidang kepabeanan yang wajib
dilakukan untuk memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Kepabeanan
.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 95

klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas alat dengan
Penggerak dan alat statis.
Klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan fungsi-
fungsi utama alat.
Klasifikasi operasional alat berat adalah alat-alat berat dalam pengoperasiannya
dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat
digerakan atau statis.
Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya seperti
Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan alat
pembantu untuk menngangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke
alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat
pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran,
menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan
lain-lain. Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek,
bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih
aik dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material
yang tercecer.
Off Highway Truck juga digunakan untuk memindahkan material dengan
kapasitas yang besar mulai 40T sampai 360T.
Pembebasan adalah pembebasan Bea Masuk (BM) dan/atau Cukai atas impor
barang dan/atau bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang
lain dengan tujuan untuk diekspor atau diserahkan ke Kawasan Berikat.
Pemberitahuan pabean adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam rangka
melaksanakan kewajiban pabean dalam bentuk dan syarat yang ditetapkan
dalam Undang-Undang Kepabeanan.
Pemberitahuan Pabean Ekspor adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam
rangka melaksanakan kewajiban pabean di bidang ekspor, dalam bentuk
dan syarat yang ditetapkan dalam undang-undang mengenai kepabeanan.
PFPD merupakan Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen (PFPD)

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 96

Pos pengawasan pabean adalah tempat yang digunakan oleh pejabat bea dan
cukai untuk melakukan pengawasan terhadap lalu lintas barang impor dan
ekspor.
Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng
bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton,
meratakan jalan raya atau lapangan terbang.
Self Propelled Scrappers adalah Scrapper yang memiliki mesin penggerak
sendiri.
Skidder adalah untuk menarik batang kayu. Pekerjaan ini biasanya banyak
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kayu (logging).
Tingkat Pemeriksaan 100 (seratus) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan
jumlah kemasan yang dibuka adalah seluruh kemasan setiap jenis barang;
Tingkat Pemeriksaan 30 (tiga puluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan
jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 30% dari
setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau packing
list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli;
Tingkat Pemeriksaan sebesar 10 (sepuluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang
dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili
10% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau
packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli;
TPB adalah Tempat Penimbunan Berikat
TPP adalah Tempat Penimbunan Pabean (TPP);
TPS adalah Tempat Penimbunan Sementara (TPS)
Tractor atau Bulldozer atau Dozer adalah alat yang dirancang untuk mendorong
material, meratakan atau menyebarkan material, mengupas permukaan
tanah dan penggunaan lainnya yang sesuai.

Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 97

Universal Blade ( U - Blade ), Straight Blade (S Blade), Angling Blade (A
Blade), Cushion Blade (C Blade), Bowl dozer, Light material U Blade ( U
Blade , material ringan)
Wheel loader adalah loader dengan roda karet.
Wheel Tractor Scrapper, disingkat WTS, digunakan untuk memuat,
memindahkan, menyebarkan dan mem-buang material dalam rangka
pemeliharaan jalan.



















Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 98

DAFTAR PUSTAKA


Modul Teknik Klasifikasi Barang, Tim Penyusun Modul Pusdiklat Bea dan Cukai,
2008
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-07/BC/2007 tentang
Pemeriksaan fisik barang impor.
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-27/BC/2010 tentang
Perubahan Ketiga atas peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
P-40/BC/2008 tentang Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Ekspor.
Rasyid, Muhammad Rusli, 2008, Analisis Produsktivitas Alat-alat Berat Proyek:
Studi Kasus Proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin, Maros,
Makassar
Rostiyanti, Susy Fatena (2009), Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, PT. Rineka
Cipta
Siswanto, Budi Tri (2008), Teknik Alat Berat untuk Sekolah menegah Kejuruan,
Jilid 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional
Surat Edaran Direktur Jenderal bead an Cukai Nomor SE-05/BC/2003 tentang
Petunjuk Teknis Pemeriksa Fisik Barang Impor
Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009 halaman 20-21
Wedhanto, Sonny, (2009), Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat
Kuliah Untuk Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang).








Modul Modul Modul Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan 99

LAMPIRAN


BERITA ACARA PEMERIKSAAN FISIK BARANG
IMPOR
Nomor : Tanggal:
Terhadap impor barang dengan data sebagai berikut :
1. No/Tgl PIB : .........................., ...../...../2000..
2. Lokasi Pemeriksaan :
3. Tgl/waktu penunjukan pemeriksa: ..../......./200. .....:......
4. waktu pemeriksaan :
a) Jam/Tgl dimulai pengeluaran kemasan (stripping) : .............., ..../..../200..
b) Jam/Tgl selesai pengeluaran kemasan (stripping) : .............., ..../..../200..
c) Jam/Tgl dimulai pemeriksaan barang : .............., ..../..../200..
d) Jam/Tgl selesai pemeriksaan barang : .............., ..../..../200..
5. Foto : tidak / ya* ( ...... lembar)
6. Contoh barang
a) jenis :
b) jumlah :
c) diminta kembali oleh importir/kuasanya : ya / tidak *
7. Kendala pemeriksaan
a) Importir/kuasanya tidak ada di tempat pemeriksaan: X
b) Barang tidak berada di tempat pemeriksaan : X
c) Buruh tidak siap : X
d) Peralatan tidak tersedia : X (sebutkan: ...................)
e) Lain-lain : ....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
8. Keterangan : ....................................................................................
....................................................................................

Mengetahui:
Importir/Kuasanya* Pejabat Pemeriksa Barang


...................................... . ........................................
NIP
Pengusaha TPS**

.......................................
* coret yang tidak perlu
** diisi bila berkaitan dengan TPS

Anda mungkin juga menyukai