A. Mengisi Formulir Pendaftaran B. Menanda-tangani Perjanjian Pemakaian Nomor dan Keanggotaan oleh Direktur di atas meterai Rp. 6.000 C. Melengkapi Dokumen-dokumen Yang Diperlukan* sebagai berikut: - Fotokopi SIUP - Fotokopi NPWP(perusahaan/perorangan) - Fotokopi surat keterangan pengusaha kena pajak (PKP) - Fotokopi Akte pendirian perusahaan (dari notaris) - Fotokopi TDP (Tanda Daftar Perusahaan) - Fotokopi KTP pimpinan perusahaan / penanggungjawab - Surat Kuasa bagi orang yg diberi tanggungjawab untuk mengurus pendaftaran barcode - Dan untuk produk makanan, minuman, kosmetik dan obat-obatan harus melampirkan izin depkes (SP/MD) * Apabila ada surat-surat yang masih dalam proses, mohon dibuatkan surat keterangan dalam kop surat perusahaan bahwa izin-izin tersebut masih dalam proses pengurusan, agar proses pendaftaran dapat terus berjalan.
Persyaratan Khusus Untuk UKM - Formulir Pendaftaran (dikirim ke pemohon setelah mengisi formulir di PengurusanBarcode.com, atau mengirimkan data-data perusahaan melalui e-mail pengurusanbarcode@gmail.com) - Fotokopi IUI (Izin Usaha Industri) - Fotokopi NPWP (perusahaan) bila ada / Surat Izin Usaha Non PKP - Fotokopi Surat Keterangan Izin Domisili Usaha - Fotokopi TDP (Tanda Daftar Perusahaan) - Fotokopi KTP - Surat Kuasa - Dan untuk produk makanan, minuman dan obat-obatan harus melampirkan izin depkes (P- IRT atau SP) * Apabila ada surat-surat yang masih dalam proses, mohon dibuatkan surat keterangan dalam kop surat perusahaan bahwa izin-izin tersebut masih dalam proses pengurusan, agar proses pendaftaran dapat terus berjalan.
D. Melakukan Pembayaran dalam 2 (dua) Tahap: - Tahap 1 (Handling Fee + Penunjukan Kuasa) dibayarkan saat order. - Tahap 2 (Membership Registration, Annual Fee, Number Fee) dibayarkan setelah permohonan pendaftaran disetujui dan iuran Number Fee telah ditentukan berdasarkan klasifikasi/kategori besar kecil perusahaan anda. Anda akan mendapatkan Company Prefix atau Kunci Identifikasi Perusahaan yang menjadi dasar bagi anda dalam penomoran produk- produk anda. Catatan: Permohonan anda tidak akan diproses dan Kunci Identifikasi Perusahaan tidak akan diberikan sebelum seluruh biaya dibayarkan. Lama proses pendaftaran secara resmi adalah sekitar 14 hari kerja (tidak termasuk hari Sabtu, Minggu/Libur) dari tanggal diterimanya kelengkapan dokumen dan pelunasan pembayaran seluruh biaya pendaftaran.
Setelah Mendaftar, Lalu Apa? Setelah mendaftar, anda dapat mencetak nomor barcode yang unik untuk produk anda yang dapat dibedakan berdasarkan: - Nama/Jenis Produk yang berbeda - Ukuran/Berat kemasan yang berbeda - Rasa/Aroma yang berbeda - atau hal-hal lain yang dianggap berbeda sejauh relevan, misalnya warna Umumnya perbedaan-perbedaan di atas juga akan menimbulkan perbedaan Harga. Jadi, untuk produk dengan salah satu atau beberapa perbedaan di atas, diperlukan nomor barcode yang berbeda. Mengidentifikasi produk sendiri adalah langkah pertama dalam mengaplikasikan barcode. Jika misalnya ada 1 (satu) produk yang sama dengan 5 jenis/ukuran berbeda (yang kemungkinan besar harganya juga berbeda) berarti diperlukan 5 nomor barcode, ini untuk memudahkan pengidentifikasian pada saat produk masuk ke jalur distribusi atau retail (supply-chain). Bayangkan anda adalah seorang kasir di toko swalayan. Untuk memunculkan harga barang di layar komputer kasir sehingga anda dapat menjumlah secara total barang belanjaan, anda perlu berhasil memindai (men-scan) nomor barcode yang tertera pada kemasaan produk, sehingga harga dan keterangan tentang item produk muncul di layar komputer kasir. Nah, nomor ini harus unik dan tidak boleh/tidak mungkin sama dengan nomor barcode produk lain. Itulah sebabnya sebabnya dunia retail dan swalayan di seluruh dunia selalu mensyaratkan adanya nomor barcode yang sah dan unik untuk setiap barang yang masuk ke inventorinya. Apakah Barcode Menyimpan Banyak Informasi Tentang Perusahaan dan Produk Saya? Nomor Barcode sebenarnya tidak lebih seperti nomor pelat mobil atau kendaraan anda, atau bahkan sidik jari anda (tidak ada yang menyamai sidik jari anda). Selain kode negara, perusahaan, dan nomor urut produk tidak ada hal lain yang bisa anda baca darinya. Namun demikian, karena keunikan dan aplikasi luas barcode di seluruh dunia, ia menjadi berguna pada saat ia menjadi nomor identifikasi unik yang dikaitkan dengan tidak terbatas informasi tentang satu produk dalam sebuah database/inventori. Kalau hanya unik dalam sebuah database lokal, tentu tidak perlu barcode resmi. Cukup membuat nomor barcode suka-suka menggunakan software-software bajakan yang banyak dijual di Glodok, atau menggunakan MS-Word misalnya. Ini mungkin memadai untuk keperluan internal, tapi tidak dalam konteks supply-chain management. Dalam perdagangan modern, retail maupun logistik, hanya mampu membangun basis data inventorinya, dengan memulainya dengan nomor barcode, atau dia terancam menjadi tidak efektif atau bahkan malfungsi. Sekali anda mendaftarkan barcode resmi untuk perusahaan dan produk anda, saat itu juga perusahaan anda masuk dalam sebuah database universal yang menjadikan perusahaan anda teridentifikasi sebagai salah satu perusahaan yang dikenali di lebih dari 100 negara di dunia. http://www.pengurusanbarcode.com/syarat-pendaftaran-barcode/
ARTI KODE BARCODE DI KEMASAN MAKAN
ASSALLAMUALAIKUM WR.WB
apakah anda pernah memakan suatu makan ringan yang ada bungkusnya seperti keropok gitu pasti anda melihat gambar kode seperti ini
tidak tahukan artinya
Sebuah kode batang atau kode palang (bahasa Inggris: Barcode) adalah suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin.
Sebenarnya, kode batang ini mengumpulkan data dalam lebar (garis) dan spasi garis paralel dan dapat disebut sebagai kode batang atau simbologi linear atau 1D (1 dimensi).
Tetapi juga memiliki bentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar yang disebut kode matriks atau simbologi 2D (2 dimensi).
Selain tak ada garis, sistem 2D sering juga disebut sebagai kode batang. Penggunaan awal kode batang adalah untuk mengotomatiskan sistem pemeriksaan di swalayan, tugas dimana mereka semua menjadi universal saat ini.
Penggunaannya telah menyebar ke berbagai kegunaan lain juga, tugas yang secara umum disebut sebagai Auto ID Data Capture (AIDC). Sistem terbaru, seperti RFID, berusaha sejajar di pasaran AIDC, tapi kesederhanaan, universalitas dan harga rendah kode batang telah membatasi peran sistem- sistem baru ini. Kegunaan Kode batang (barcode) Terutama UPC, sudah menjadi bagian penting dalam peradaban modern.
Penggunaan yang sudah tersebar luas menjadikan kode batang terus digunakan dan berkembang dengan baik,seperti: Hampir semua barang yang dijual di toko grosir, department store, sudah menggunakan dan memiliki kode batang UPC.
Hal ini sangat membantu dalam melacak seluruh item yang dibeli dengan memunculkan harga dan data yang sebelumnya sudah program. Penggunaan pada kartu anggota Ritel (hampir seluruh toko ritel seperti alat olah raga, kosmetik, peralatan kantor, obat, dan factory outlet) untuk mengidentifikasikan konsumen yang menjadi anggota.
Pelacakan gerakan item, termasuk sewa mobil, bagasi maskapai penerbangan.
Sejak tahun 2005, maskapai menggunakan standar IATA 2D kode batang di boarding pass (BCBP).[2] Beberapa 2D kode batang embed hyperlink ke halaman web page.
Sebuah telepon genggam mampu dapat digunakan untuk membaca kode batang dan browsing situs yang terhubung. Pada 1970-an dan 1980-an, perangkat lunak kode sumber ini kadang- kadang dikodekan dalam kode batang dan dicetak di atas kertas.
Kategori Berdasarkan Kegunaan Terdapat 6 kategori barcode : 1. Barcode untuk keperluan retail. Barcode untuk keperluan retail, salah satu contohnya adalah UPC (Universal Price Codes), biasanya digunakan untuk keperluan produk yang dijual di supermarket.
2. Barcode untuk keperluan packaging. Barcode untuk packaging biasanya digunakan untuk pengiriman barang, dan salah satunya adalah barcode tipe ITF.
3. Barcode untuk penerbitan. Barcode untuk keperluan penerbitan, sering digunakan pada penerbitan suatu produk, misalkan barcode yang menunjukkan ISSN suatu buku.
4. Barcode untuk keperluan farmasi. Barcode untuk keperluan farmasi biasanya digunakan untuk identifikasi suatu produk obat-obatan. Salah satu barcode farmasi adalah barcode jenis HIBC.
5. Barcode untuk keperluan non retail. Barcode untuk kepentingan non retail, misalkan barcode untuk pelabelan buku- buku yang ada di perpustakaan. Salah satu tipe barcode untuk keperluan non retail ini adalah Code 39.
6. Barcode untuk keperluan lain. Cara membaca Kode Batang (barcode Kode batang terdiri dari garis hitam dam putih. Ruang putih di antara garis-garis hitam adalah bagian dari kode. Ada perbedaan ketebalan garis.
Garis paling tipis 1, yang sedang 2, yang lebih tebal 3, dan yang paling tebal 4. Setiap digit angka terbentuk dari urutan empat angka.
Standar kode batang retail di Eropa dan seluruh dunia kecuali Amerika dan Kanada adalah EAN (European Article Number) 13.
EAN-13 standar terdiri dari: Kode negara atau kode sistem: 2 digit pertama kode batang menunjukkan negara di mana manufacturer terdaftar.
Manufacturer Code: Ini adalah 5 digit kode yang diberikan pada manufacturer dari wewenang penomoran EAN.
Product Code: 5 digit setelah manufacturer code. Nomor ini diberikan manufacturer untuk merepresentasikan suatu produk yang spesifik.
Check Digit atau Checksum: Digit terakhir dari kode batang, digunakan untuk verifikasi bahwa kode batang telah dipindai dengan benar. Copyright 2014 Share. Powered by MyWapBlog.com Report Abuse | Privacy Policy Design by Free CSS Templates. http://pespaempat.pun.bz/arti-kode-barcode-di-kemasan-makan.xhtml
Tidak ada regulasi hukum yang di atur untuk makanan olahan dari China, Hongkong, Vietnam dan Thailand. Sebagian dari produksi makanan tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan Pertanyaannya, sewaktu anda berada di supermarket . Dapatkah Anda membedakan mana makanan yang dibuat di Jerman, Saudi, Qatar, Turki , Filipina, Taiwan , thailand atau Cina? Untuk Informasi yang baik buat anda Lihatlah 3 digit pertama pada barcode , digit itu adalah kode negara dimana produk itu dibuat. Misalnya: semua barcode yang dimulai dengan 690 sampai dengan 695 , maka semua barcode itu adalah dibuat di China. kode 471 adalah Made di Taiwan. Ini adalah hak asasi kita untuk tahu, tapi pemerintah dan dinas terkait kadang tidak pernah mendidik masyarakat, karena itu kita harus mengamankan diri kita sendiri. Saat ini, pengusaha China tahu bahwa konsumen tidak menyukai produk-produk made in China, sehingga mereka tidak menunjukkan dari negara yang membuat. Namun, sekali lagi anda bisa merujuk kepada 3 digit awal barcodenya, Berikut kode barcode yang perlu diketahui : 00 ~ 13 Usa dan Canada 30 ~ 37 France 40 ~ 44 Jerman 49 ~ Jepang 50 ~ UK 57 ~ Denmark 64 ~ Finlandia 76 ~ Swiss dan Lienchtenstein 628 ~ Arab Saudi 629 ~ Uni Emirat Arab 740 ~ 745 Amerika Tengah Semua 480 Kode kode Filipina Nah kenapa harus tahu barcode tersebut? Sekarang cobalah baca di bawah ini untuk salah satu produk makanan jadi dari China, hal ini perlu diketahui untuk melindungi diri sendiri, keluarga, dan teman-teman Anda. Hal ini membuat suasana yang tidak mengenakkan tetapi merupakan peringatan agar berhati hati membaca label dan selalu membeli yang sehat ketika Anda teliti. BACALAH INI, PERHATIKAN APA YANG ANDA BELI. TERUTAMA PRODUK IKAN Highliner, semua berasal dari Cina, meskipun kotak mengatakan produk Kanada,tapi itu dari Cina dan hanya dikemas di Kanada, yaitu, lapisan tersebut akan ditambahkan dan dikemas di Kanada saja! Ikan-ikan yang dibesarkan di kandang dengan menggunakan bahan kimia yang dilarang di Kanada sebagai penyebab kanker, tetapi hukum di China tidak ada larangan sama sekali. Dan satu hal lagi, kejadian foto dibawah ini terungkap dan ditayangkan pada CBC TV Marketplace. Yang satu ini akan membuat Anda berpikir sebelum membeli sesuatu dari Cina. Nah, apakah Anda menikmati melihat makanan Cina bermunculan di kiri dan kanan supermarket? Pernahkah Anda memperhatikan Anda tidak dapat membeli satu paket ikan yang tidak dibuat di Cina (atau Vietnam)? Apakah Anda berpikir makanan dari China diproses dengan cara sanitasi, dan dengan demikian aman dikonsumsi? Lihatlah ini! Gambar-gambar tertutup menyamar berbicara seribu kata. Hindari dan hati hati membeli makanan olahan dikemas di Cina. Kami hanya tidak tahu apa lagi yang ada di dalam paket tersebut. Tidak seperti di Negara lainnya, Cina kurang perhatikan dan tidak memiliki hukum yang jelas untuk mengatur pengolahan makanan.
Saat fajar hari dengan mengendarai sepeda motor berkeliling sekitar untuk mengumpulkan ayam mati.
Meminta masyarakat sekitarnya untuk ayam yang mati.
Total 5 pengendara disewa oleh cukong peternakan untuk membeli ayam yang mati.
Sebuah bangkai ayam bernilai 1 RMB dan akan dijual pada 9 RMB setelah pengolahan.
Penyimpanan untuk ayam yang mati di halaman tukang potong ayam.
Bangkai ayam tergeletak di mana-mana.
Dan di lantai Empat karyawan mulai mencabut bulu-bulu unggas mati setelah perendaman dalam air mendidih dari wajan berkarat.
Mereka para pekerja sangat bertahan dengan bau menyengat, tapi kadang, itu bisa begitu mengerikan , bahkan pekerja yang paling berpengalaman pun akan muntah.
Pekerja mencabut bulu ayam agar bersih dari bulu.
Sebuah washtafle digunakan untuk merendam ayam mati tanpa bulu . Air semuanya terkontaminasi dan akan mempercepat proses dekomposisi.
Mengenakan sandal berjalan di antara ayam sebelum proses pewarnaan bangkai ayam.
Setelah pewarna , daging bangkai ayam itu menjadi empuk.
Dan sekarang ayam bangkai tersebut telah menjadi ayam panggang /Roasted Chicken! Maka luangkan waktu untuk membaca label dan mencari negara asal barang produk makanan! -Saleh Amoudi - http://www3.eramuslim.com/suara-kita/suara-pembaca/pelajari-barcode-anda-akan-tahu-asal- produk-makanan-yang-anda-akan-beli.htm#.U1e0Y1ezOyc What is a Barcode? According to Merriam-Webster Online Dictionary:Main Entry: barcode Function: Noun: a code consisting of a group of printed and variously patterned bars and spaces and sometimes numerals that is designed to be scanned and read into computer memory as identification for the object it labels We can also add that a barcode label is the most important component in an alpha-numeric data entry system, replacing other data entry approaches such as manual keyboard entry. Alphabetic characters and numbers are directly entered into a computer by using a barcode label scanning tool, much like those used in a supermarket checkout counter. Once scanned, the data is transmitted through the decoding scanner tool and relayed back to the appropriate application. A barcode label usually consists of a combination of thick bars and thin bars (binary level), or a combination of varying width bars and gaps between the bars (multi-level). (See Barcode Label Types for more information) Why Barcode Labels? Barcodes are read at ultra high-speeds and depending on the scanning tool used, potentially thousands of items can be scanned and processed with in seconds. In addition, barcode labels offer a level of consistency that is unmatched through manual data entry approaches. As a fail-safe, many barcode labels have a checkdigit encoded with it's architecture, which prevents data from being misread by the scanning tool. Data that does not pass the checkdigit test will not be entered into the computer. Automatic Recognition Automatic Recognition refers to entry of data without the use of a keyboard or other manual means. Several automatic recognition methods exist, such as Magnetic Automatic Recognition (bank card, credit card) and RFID (remote radio-wave query). On the otherhand however, the barcode label offers the ability to be mass produced, are cheaper than other approaches and are an efficient method of automatic recognition data entry. Helping to further popularize the use of barcode labels is the fact that they are available to everyone, its patents are licence- free, and it's usage has become a world-wide standard. The Product Barcode The use of bar Codes on products came in to existence due to two key factors. The creation of computers and the demand on major retailers to find a solution to the ever-growing drain of time and expense caused by large line ups. In 1967, The Kroger Company, a major large scale chain retailer in the U.S., developed the first barcode-oriented entry system. The Introduction of UPC and EAN A nationally-standardized rule was created and helped to spread barcode technology across the U.S. In 1973, with the help of the American Food Chain Association, the Universal Product Code (UPC) was born. This meant that each product would be assigned a unique UPC. In 1977, Europe established the European Article Number (EAN), the common product code for European countries. EAN member countries are listed in the flag page. Computer improvements and the spread of the common product code, resulted in the development of Point Of Saletechnology. POS made it possible to manage sales at the register, to record sale information, for purchasing & selling strategies, trend analysis, inventory and stock management, and more. POS has become and indespensible tool for retailers, large and small. Universal Product Code The Universal Product Code allocates unique numbers to every product. Universal Product Code consists of flag, for indicating the country, 2-3 digits, maker code, 5-7 digits, item code, 5 or 3 digits, checkdigit, for preventing from errors, 1 digit This unique number is then printed or affixed on to the product (generally with a barcode label) and is later scanned when data entry is required. How Mass Merchandisers Use Bar coding Technology Source-marked product
Source marking is generally the printing or attaching of barcodes onto mass-produced merchandises at the moment of production. Mass merchandisers first receive goods packed in carton cases or similar. Standard Logistics Symbol (ITF)barcodes are printed on these cases indicating the item codes, quantity of contents, time, shipping Company, the cost price, payment information, etc. This information is automatically entered into a computer terminal. The selling price is then determined for the specific product and is entered into the terminal. The price can be changed at anytime by the retailer. This type of product is called PLU product because its Price is Looked Up on the computer at the cash register. In store-marked products
In store-marked products include meats, vegetables and fish. Barcode labels are affixed to these products by the retailer because these products are fresh food products. This is done because these products are ussually weighed, packaged and marked in store. The price of these products is calculated as the unit price per 100 grams. The weighing machine calculates the price of each package in accordance with its weight and prints a barcode label that is representative of that product. An In store-marked barcode is passable only in the store that it's purchased in, or within the specific logistics route. Products like this are called NON-PLU products because their prices aren't looked up by the computer but are instead obtained directly from the barcode label. Makna dibalik BARCODE dan hubungannya dengan angka 666 dan 13 Posted by The-Lufie Inc. on 11:10 AM, 31-Mar-13
Barcode atau Kode garis-garis batangan bukan barang baru bagi kebanyakan orang. Hampir di seluruh produk buatan pabrik, bahkan kini di banyak produk rumahan, semuanya mencantumkan kode batangan ini.
Kode yang terdiri dari garis-garis dengan ketebalan yang bervariasi oleh banyak kalangan dianggap sebagai sesuatu yang mempermudah pengidentifikasian suatu barang. Barcode ini lahir di Amerika Serikat pada awal dekade 70-an.
Pada awalnya orang banyak percaya bahwa pencantuman Barcode pada suatu produk pabrikan semata hanya untuk mempermudah pengindentifikasian dan klasifikasiannya. Namun pada perkembangannya kemudian, Barcode dicurigai sejumlah kalangan sebagai salah satu alat bagi pihak Konspirasi Internasional untuk menguasai dunia menuju apa yang sekarang dikenal dengan istilah The New World Order / Tata Dunia Baru, yaitu suatu keadaan di mana seluruh negara-bangsa di dunia ini tunduk pada kekuasaan "Amerika Serikat dan Zionis I srael".
Mary Stewart Relfe, PhD
Perkembangan demi perkembangan global ini, membuat kalangan yang sejak awal mencurigai ada misi tersembunyi di balik penggunaan Barcode, semakin yakin dengan kecurigaannya.
Mereka kebanyakan berlatar belakang sebagai Simbolog, Penulis, Peneliti, dan Pengkaji Alkitab.
Salah satunya adalah Mary Stewart Relfe, PhD. Perempuan pengusaha sukses dari Montgomerry, AS, yang juga berprofesi sebagai seorang pilot sekaligus instruktur peralatan Multi Engine Instrument Flight, telah menulis dua buah buku best-seller yang menyoroti konspirasi ini. Salah satunya berjudul 666 The New Money System terbitan tahun 1982.
Menurut Stewart, upaya Konspirasi untuk menguasai dunia dalam hal pengidentifikasian dan pengendalian dunia terbagi dalam tiga tahapan:
Tahap pertama Dimulai tahun 1970 yang dijadikan titik awal bagi langkah-langkah ini.Tahun ini merupakan awal bagi mereka dalam memberikan identifikasi pada tiap barang yang ditandai dengan angka pada tingkat manufaktur. Barcode mulai digunakan, diselaraskan dengan sistem komputerisasi yang mampu membaca kode-kode tersebut. Sasaran utama tahap ke satu ini adalah untuk menyeragamkan sistem dan pabrik komputer raksasa di seluruh dunia, agar mampu mengenali kodifikasi di atas."
Tahap kedua Dimulai tahun 1973." Penggunaan Barcode yang awalnya diterapkan pada barang manufaktur, kini mulai diterapkan pada manusia, antara lain lewat nomor kodifikasi Angka Kesejahteraan Sosial (The Social Security Number) yang digabungkan dengan sistem pemberian angka secara universal. Penggabungan dua kodifikasi angka ini menjadi kode-kode batangan (Barcode) yang mirip dengan Barcode pada produk manufaktur yang telah diterapkan tiga tahun sebelumnya.
Awalnya diterapkan pada kartu-kartu pintar seperti Credit Card, Debit Card, ID Card, dan sebagainya. Namun pada perkembangannya juga mulai diterapkan pada manusia. Target utama tahap kedua ini adalah pemerintahan, perbankan, dan perusahaan-perusahaan pembuat kartu-kartu pintar (Smart Card)."
Tahap ketiga Meliputi usaha untuk mengidentifikasikan setiap macam yang ada di dunia ini, baik yang bergerak maupun yang tidak. Semua pengidentifikasian ini berguna untuk mengetahui sisi lemah suatu kelompok, wilayah, bahkan suatu bangsa, yang nantinya bisa dijadikan senjata bagi Konspirasi.
6 garis batangan sebagai sekat mewakili simbol "666"
Para pengkritisi Barcode berhasil menemukan salah satu rahasia paling vital dari kode-kode batangan ini. Semua Barcode atau yang juga dikenal sebagai Universal Product Code (UPC) Barcode memiliki angka 666 dan 13!
Untuk mengetahuinya, silakan melihat Barcode yang ada di berbagai produk. Perhatikan jumlah angka yang ada di bawah garis-garis batangan. Jumlahnya selalu 13 angka. Walaupun kadangkala ada juga yg tak sampai 13 angka tapi pasti akan ada 6 garis panjang sebagai sekat angka barcodenya. Angka 6 yang disimbolkan dalam kamus Barcode terdiri dari dua garis tipis saling berhadapan terletak di sisi paling kiri dan paling kanan Barcode, dan satunya lagi garis paling tengah. Ketiga garis yang melambangkan angka 6 ini lebih panjang dibanding garis- garis lainnya.
Jadi, seluruh UPC Barcode yang tersebar di dunia ini memiliki rangka 666.
Arti tiap angka pada barcode
Stewart meringkas bahaya dari Konspirasi dalam hal Barcode: Penerapan teknologi Barcode pertama kali dilakukan pada produk barang, disusul kemudian pada kartu, dan akan berubah menjadi sesuatu yang mengerikan dalam masyarakat yang tidak lagi menggunakan uang kontan
Secara garis besar kelompok atau Rezim ini mengawali dengan memanipulasi Emas dan perak dan akan mengakhirinya dengan penggunaan Microchips yang akan di tanam di bawah kulit manusia Standarisasi uang kertas, kemudian ke uang plastik yang terdiri dari karu kredit, kartu debet dan sebagainya berasal dari negara amerika, dan bukan hal yang kebetulan belaka jika pemberlakuan Barcode dan microchip berawal dari negara ini. hal ini selaras dengan lambang negara AS yang banyak sekali mengandung Falsafah dari cita-cita rezim rahasia tersebut seperti seloka Novus Orde Seclorum (Tata Dunia Baru) simbol 13 dan 666 serta piramida Illuminati yang terdiri dari 13 Tingkatan.
Sekarang setiap orang yang memegang kartu kredit maka seluruh data pribadinya telah ada di dalam pusat database perusahaan kartu kredit tersebut. Informasi yang sangat privacy ini menjadi hal yang sangat telanjang dihadapan produsen kartu kredit yang semuanya berpusat di Amerika Serikat. Dan satu lagi pertanyaan adalah sumber data seseorang dalam kartu kredit dengan sistem kekeluargaan Yahudi yang menganut sistem darah IBU, Jika anda memegang kartu kredit dan hendak mengetahui segala informasi tentang kartu kredit anda dengan menelepon call centre, maka pertama yang pasti di tanyakan sang operator nama Asli ibu kandung anda, Bukan ayah anda.
Dengan simbol-simbol religiuitas mereka sepertinya tidak ada satu wilayah atau sistem pun di dunia sekarang ini yang bersih dari jejak mereka.
Singkatnya, konspirasi akan menumpuk dan menyedot uang kontan masyarakat ke dalam lemari besi mereka, juga emas dan segala batu mulia, serta mengunci rapat-rapat lemari itu, sedang ke tengah masyarakat mereka hanya memberikan uang plastik dengan nominal tertentu.
I nilah tipu daya mereka sehingga semua manusia pada saatnya nanti akan tunduk pada konspirasi. Semuanya ini hanya terjadi dalam satu masa bagi seluruh umat manusia, yakni pada hari akhir zaman! ujar Stewart. (mss/z7)
Wallahu a'lam bissawab ! Mengenal Arti Barcode pada barang
Anda tentu sering melihat gambar bergaris seperti di samping ini, pada sebuah kemasan produk? Gambar tersebut disebut barcode. Gambar ini memang banyak membawa manfaat dalam bisnis. Karena telah memudahkan transaksi jual-beli barang.
Dengan pemberian kode [coding], barang dengan mudah dapat diketahui harganya tanpa harus membuka buku catatan. Tinggal dipindai alias di-scan, maka akan muncul nama barang beserta harganya. Tentunya barang-barang tersebut telah masuk dalam database terlebih dahulu.
Barcode ditemukan oleh Norman Joseph Woodland bersama Benhard Silver. Awalnya Silver mendengar sebuah percakapan antara direktur pabrik makanan dengan seorang Dekan di Institut Teknologi Drexel, Philadelphia. Sang direktur meminta agar Dekan tersebut dapat mengadakan riset untuk membuat alat pembaca informasi produk secara otomatis. Permintaan itu ditolak oleh dengan alasan kurang diketahui. Mendengar hal tersebut, Silver menemui Woodland dan menceritakan kejadian ini. Dari situ muncullah gagasan Woodland untuk membuat sistem pengkodean barang.
Awalnya Woodland mencetak kode barang dengan menggunakan tinta khusus yang berpendar dibawah sinar ultraviolet. Namun, ada masalah, yakni tinta yang digunakan terlalu mahal. Meski demikian, ia tidak putus asa dan tetap melanjutkan proyeknya itu. Sampai akhirnya, pada 7 Oktober 1952, Norman Joseph Woodland dan Benhard Silver mendapat pengakuan hak paten atas penemuannya itu. Barcode mulai banyak digunakan pada 1966.
Sampai saat ini Barcode telah banyak diterima dan digunakan dalam transaksi perniagaan. Guna menata dan mengatur Barcode agar optimal, maka penggunaannya diatur secara internasional oleh International Article Numbering Association (EAN). Dalam pengkodean barcode terdapat 13 angka. Angka-angka itu terdiri dari kode negara, kode perusahaan, kode produk dan cek digit.
Dalam barcode, 2 (dua) atau 3 (tiga) digit pertama adalah kode negara, tempat produsen mendaftarkan keanggotaannya (register). Barangnya bisa saja diproduksi di seluruh dunia. Semisal sebuah produk dengan kode 899 adalah perusahaan yang mendaftarkan keanggotaannya di Indonesia, namun bisa saja barangnya diproduksi di Amerika. Sehingga meskipun dalam label produk menyantumkan made in China, tapi dalam barcodenya diawali angka 899, maka produk ini diproduksi di Indonesia.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang barcode ini, mari melihat asal negara dari kode angkanya; 00- 13: USA dan Canada. 20-29: In-Store Functions. 30-37, France. 40-44: Germany. 45: Japan. 46: Russian Federation. 471: Taiwan. 474: Estonia. 475: Latvia. 477: Lithuania. 479: Sri Lanka. 480: Philippines. 482: Ukraine. 484: Moldova. 485: Armenia. 486: Georgia. 487: Kazakhstan. 489: Hong Kong. 49: Japan (lagi). 50: United Kingdom. 520: Greece. 528: Lebanon. 529: Cyprus. 531: Macedonia.
Seterusnya 899: Indonesia. 90 dan 91: Austria. 93: Australia. 94: New Zealand. 955: Malaysia. 977: International Standard Serial Number for Periodicals (ISSN). 978: International Standard Book Numbering (ISBN). 979: International Standard Music Number (ISMN). 980: Refund receipts. 981 dan 982: Common Currency Coupons. 99: Coupons.
Untuk kode produksi makanan, biasanya diawali dengan "MD" atau "ML". MD berarti Makanan Dalam (Negeri) alias produk lokal. ML berarti Makanan Luar (Negeri) alias produk impor. - See more at: http://www.gallerydunia.com/2011/04/mengenal-arti-barcode-pada- barang.html#sthash.MDKo3xMD.dpuf