Anda di halaman 1dari 39

MODUL PENATAAN PRODUK

UNTUK KELAS XII


BISNIS DARING DAN PEMASARAN

DISUSUN OLEH:
HJ. HARNINGSIH, S.Pd
NIP. 196412311988032134

SMK NEGERI 1 MAKASSAR


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

BAB. 6

1
PELABELAN/ BARCODE
PRODUK
I. KOMPETENSI DASAR
3.6 Menganalisis Pelabelan / Barcode Produk
4.6 Melakukan Pelabelan / Barcode Produk

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, siswa diharapkan dapat :
1. Mendeskripsikan pengertian Label
2. Menjelaskan fungsi label
3. Menjelaskan jenis-jenis label
4. Menjelaskan manfaat barcode
5. Menjelaskan keuntungan sistem barcode
6. Menjelaskn SOP Pelabelan/Barcode produk
7. Melakukan Proses Pelabelan Produk

III. MATERI POKOK


1. Pengertian Label Produk
2. Fungsi label
3. Jenis Label / Barcode
4. Manfaat Barcode
5. Keuntungan Sistem barcode
6. SOP Pelabelan/Barcode Produk
7. Teknik Pelabelan Produk

A. Pengertian Label Produk


Label mempunyai peranan penting terhadap produk yang dijual, yaitu memberikan informasi
tentang nama produsen , mutu produk, manfaat produk, komposisi, cara pemakaian, kedaluarsa
dan sebagainya. Oleh karena itu, hasil produk yang dihasilkan oleh produsen perlu diberikan label.
Apakah yang kamu ketahui tentang label suatu produk ?
Label adalah sejumlah keterangan pada kemasan produk. Secara umum, label paling sedikit
berisi nama atau merek produk, bahan baku, bahan tambahan, komposisi, informasi gizi, tanggal
kedaluarsa, isi produk, dan keterangan legalitas. Informasi yang tercantum pada label sangat
penting bagi konsumen sehingga mereka dapat membedakan produk yang satu dengan produk
lainnya. Jadi pengertian label produk adalah setiap keterangan mengenai tulisan, gambar, atau
kombinasi keduanya yang disertakan/dimasukkan ke dalam, ditempelkan atau dicetak dan
merupakan bagian dari kemasan.

2
Label umumnya dicantukan sedemikian rupa sehingga
tidak mudah lepas dari kemasannya, tidak mudah luntur
atau rusak, serta terletak pada bagian kemasan yang mudah
untuk dilihat dan dibaca konsumen.
Label produk berisikan keterangan mengenai hal-hal
berikut :
1. Nama produk
2. Daftar bahan yang digunakan
3. Berat bersih atau isi bersih
4. Nama dan alamat yang memproduksi Gambar 6. 1 – Contoh Label Produk
5. Tanggal bulan dan tahun kedaluarsa.

B. Fungsi Label
Label berfungsi sebagai identitas suatu produk. Tanpa label, kita tidak dapat membedakan
antara produk satu dengan lainnya. Selain itu, label adalah bagian yang sangat penting dari suatu
produk agar konsumen dapat memperoleh produk sesuai dengan yang diharapkan dan sehat serta
aman dikonsumsi. Beberapa industri besar yang membutuhkan label untuk produk-produk mereka,
antara lain industri makanan dan minuman, permen dan coklat, farmasi, perawatan diri,
kosmetik/kecantikan, mainan, elektronik, mobil dan motor (oli), bahan kimia, rumah tangga dan
retail.

C. Jenis-Jenis Label
Ada beberapa macam label dalam kemasan produk berdasarkan fungsinya. Secara spesifik
pengertian dan fungsi label produk antara lain sebagai berikut:
1. Label Merek ( Brand Label )
Lebel merek adalah merupakan merek yang diletakkan pada pengemasan produk yang
berfungsi sebagai identitas produk. Label ini memuat merek, gambar, atau produsen dari
produk yang dicantumkan dalam kemasan produk. Informasi tersebut penting bagi konsumen,
agar mereka dapat membedakan suatu merek produk dengan merek lainnya.
2. Label Tingkatan (Grade Label )
Label tingkatan adalah suatu tanda yang mengidentifikasi kualitas produk. Label ini dapat
berupa huruf, angka, atau metode lainnya untuk menunjukkan tingkat kualitas dari produk itu
sendiri
3. Label Deskriptif (Deskscriptive Label),
Label deskriptif adalah merupakan informasi objektif tentang penggunaan, konstruksi,
pemeliharaan, penampilan, dan ciri-ciri lain produk. Label ini memberikan informasi
mengenai bahan baku, persentase kandungan, nilai kalori/gizi, cara penggunaan/konsumsi,
tanggal pembuatan, dan tanggal kedaluarsa.

Tugas 6.1
Kerjakan tugas berikut secara mandiri!
1. Carilah beberapa jenis label produk, sperti label makanan dan label minuman
2. Tempelkan label produk tersebut di kertas HVS folio, dan berikan penjelasan/deskripsi
masing-masing label produk tersebut.

3
Selain label yang terdapat dalam kemasan, terdapat juga label untuk harga barang/label
harga, price card, dan barcode.
a. Label harga, yaitu label yang tertera di produk yang mengindikasikan harga barang tersebut.
b. Price Card (kartu harga), yaitu kartu yang ditempel pada rak/gondola yang menunjukka harga
dari barang yang terdapat dalam gondola.
c. Barcode, yaitu sekumpulan data yang digambarkan dengan garis dan jarak spasi. Barcode
menggunakan urutan garis batang vertikal dan jarak antar garis untuk mewakili angka atau
simbol lainnya.
Untuk membaca barcode, diperlukan sebuah alat
pembaca barcode yang disebut Barcode Scanner,
dengan menggunakan sinar laser yang sensitif
terhadap refleksi dari ketebalan garis, jarak atau ruang
antarbaris dan variasi lainnya. Data dibaca oleh
barcode scanner yang kemudian ditransfer ke
komputer untuk diolah, lalu ditampilkan sebagai data
yang dapat dibaca oleh manusia. Melalui barcode dan
mesin pembacanya (Scanner) akan mempercepat
pelayanan karena kasir tidak perlu menekan tombol
setiap menghitung barang yang dibeli konsumen.

Gambar 6 .2 - Barcode dan Scanner

Barcode yang terdapat di dalam suatu produk akan mempermudah transaksi yang sudah
terkomputerisasi. Barcode biasa dipasang pada kemasan makanan, minuman, pakaian, atau produk
elektronik. Barkode berisikan informasi mengenai nama barang, harga barang, kode produk, dan
baris-baris hitan putih yang berurutan dan mempunyai keterangan angka dibawahnya. Pada
barcode biasanya terdiri dari nama barang, harga barang, kode produk, nama toko atau produsen,
bahkan kadang ada juga yang menyertakan tanggal produksi atau tanggal expired.
Ada beberapa jenis label berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuat label, yaitu
sebagai berikut:
a. Label Semi Coat
Yaitu label barcode dengan karakteristik memiliki semacam lapisan (coat) pada lapisan stiker
paling atas. Lapisan ini berfungsi untuk menutupi lapisan pori-pori pada kertas barcode agar dapat
mencetak barcode menggunakan printer barcode dan unsur carbon ribbon dapat tercetak dengan
sempurna. Lapisan ini terlihat lebih mengkilat dan lebih tahan terhadap cipratan air. Label barcode
semi coat merupakan label barcode paling ekonomis karena harganya lebih murah dibanding label
barcode lainnya. Label ini cocok digunakan dengan menggunakan ribbon barcode tipe excellent
wax
Label barcode semi coat memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Mudah disobek.
2) Hasil cetak mudah rusak, apabila digosok
dengan keras.
3) Apabila dilihat sekilas tanpak mengkilat
pada permukaannya Gambar 6.3 – Label Barcode Semi Coat

4
b. Label Barcode Vallum TTL
Label barcode jenis vallum TTL tidak disertai
lapisan pada bagian paling atas stiker. Hal ini
menyebabkan barcode jenis ini lebih putih dan bersih
dibandingkan label barcode semi coat. Hasil cetak
dari label barcode vallum TTL merekat lebih kuat
dibadingkan label barcode semi coat. Gambar 6.4 – Label Barcode Vallum TTL

Label barcode vallum TTL menggunakan ribbon barcode tipe excellent wax yang juga
digunakan dalam label barcode semi coat. Namun label barcode vallum TTL lebih cepat rusak
apabila terkena air karena tidak memiliki lapisan.
Ciri-ciri label barcode vallum TTL, adalah sebagai berikut:
1) Mudah disobek
2) Hasil cetakan mudah disobek.
3) Apabila terciprak air, lebih cepat rusak
4) Hasil cetakan lebih jelas

c. Label Barcode Yupo


Label barcode yupo merupakan jenis barcode yang
paling kuat, tahan air, tahan panas, dan tahan sobek.
Label barcode ini lebih cocok digunakan untuk luar
ruangan. Label ini cenderung menyerupai bahan stiker
hologram, tetapi tidak mengkilat. Hasil cetakan label
yupo tidal akan hilang walau digosok dengan keras.
Lem stiker pun lebih kuat apabila dibandingkan dengan
label lainnya. Ribbon barcode yang cocok digunakan
untuk label ini adalah tipe exellent ressin. Ciri-ciri label Gambar 6.4 – Label Barcode Yupo
barcode yupo adalah tidak luntur apabila digosok dengan keras.
D. Manfaat Barcode
a. Manfaat Praktis
1) Keperluan ritel, barcode ini biasanya digunakan untuk keperluan produk yang dijual di
supermarket. Contohnya adalah UPC (Universal Price Codes).
2) Keperluan non-ritel, barcode ini biasanya digunakan untuk pelabelan buku yang ada
diperpustakaan.
3) Keperluan pengemasan/packaging, barkot ini biasanya digunakan untuk pengiriman
barang. Contohnya, dalah barcode tipe ITF.
4) Penerbitan, barcode ini swering digunakan pada penerbitan suatu produk. Contohnya,
barkon untuk menunjukkan ISBN suatu buku, atau barcode ISSN suatu terbitan berkala,
seperti majalah.
5) Keperluan farmasi, barcode ini digunakan untuk mengidentifikasi produk obat-obatan,
misalmnya jenis HIBC.
6) Keperluan lain, misalnya untuk mendata pasien rumah sakit.

5
b. Manfaat Barcode Bagi Penjual
1) Proses input data lebih cepat karena barcode scanner dapat membaca/merekan data lebih
cepat dibandingkan jika melakukan proses input secara manual.
2) Proses input data lebih cepat karena teknologi barcode mempunyai akurasi dan ketelitian
yang sangat tinggi.
3) Penelusuran informasi data akurat karena teknologi barcode mempunyai ketepatan yang
tinggi dalam pencarian data.
4) Mengurangi biaya karena dapat menghindari kerugian dan kesalahan pencatatan data dan
mengurangi pekerjaan manual yang dilakukan secara berulang-ulang.

E. Keuntungan Sistem Barcode


a. Akurasi
Barcoding ini bisa meningkatkan akurasi dengan mengurangi kesalahan manusia dari
pemasukan data secara manual atau item yang salah baca atau salah label.
b. Kemudahan pemakaian.
Barcode mudah digunakan dengan hardware dan sofware yang tepat bisa memaksimalkan
proses otomatisasi pengumpulan data. Tentunya akan lebih membuat inventarisasi akurat
dengan sistem barcode, daripada secara manual.
c. Keseragaman pengumpulan Data
Beragam standar pemenuhan dan simbologi barcode yang terstandirisasi, menjamin
informasi diterima dan disampaikan dengan cara yang benar sehingga bisa diterima dan
dipahami secara umum.
d. Feedback yang tepat waktu
Barcode menawarkan feedback yang tepat waktu. Begitu muncul, data bisa diterima
dengan cepat, dan memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat berdasarkan informasi
terbaru.
e. Meningkatkan produkktifitas
Barcode membuat aktifitas operasional dalam bisnis menjadi lebih singkat. Bayangkan
betapa lamanya, ketika kasir harus memasukkan harga barang secara manual.
f. Meningkatkan Profit
Peningkatan efesiensi yang diberikan barcode meningkatkan perusahaan menghemat biaya
dan yang terpenting meningkatkan profit bisnisnya.

E. SOP Pelabelan / Barcode Produk


1. Label Harga dan Price Card
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan pada label harga (Address Card) dan Price Card
adalah sebagai berikut:
a. Price card tidak rusak, artinya semua price card memiliki kondisi yang jelas untuk dibaca,
tidak robek, dan tidak kotor.
b. Price card sesuai dengan produk dan diletakkan tepat sesuai antara produk dan fisik barang.

6
c. Semua produk yang dipajang memiliki price card, terutama untuk barang-barang yang ada
shelving (barang kering), sedangkan untuk barang-barang yang ada di showcase pendingin
apabila tidak memiliki price card harus memiliki POP harga.
d. Semua produk yang dipajang memiliki label harga. Hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan
hal tersebut adalah sebagai berikut:
1) Barang di label langsung di produknya, di dus tidak perlu diberi label. Sedangkan pada
shelving dipasang SOP harga barang tersebut.
2) Setiap barang yang di-display harus ditempel label harga.
e. Label harga ditempel rapi pada tempat yang sesuai dan tidak menutupi produk. Hal-hal yang
harus diperhatikan terkait hal ini adalah sebagai berikut:
1) Label harga yang ditempel pada barang tertentu harus lurus, tidak miring kanan/kiri.
2) Untuk barang yang sama label harganya, penempelan harga tersebut juga dilakukan pada
tempat yangsama (seragam).
3) Letak label tidak terpaku di sudut kanan atas, melainkan tergantung kondisi barang, dan
yang penting diletakkan di tempat yang sama untuk produk yang sama.
Berkaitan dengan label harga (address card), ada beberapa aspek yang harus dipahami, yaitu
sebagai berikut:
a. Struktur Address Card
1) Nama barang
2) Ukuran barang
3) Kode barang (barcode)
4) Harga barang
5) Scanning Gambar 6.5 – Contoh Price Card

b. Tujuan Address Card


Membantu customer untuk mengetahui informasi tentang barang
c. Manfaat Address Card
1) Meningkatkan image pelayanan yang baik
2) Mempermudah customer dalam hal informasi barang
3) Meningkatkan penjualan
4) Mempermudah pramuniaga dalam pengecekan barang

2. Pengkodean Barang (Barcode)


Untuk memudahkan transaksi dengan proses konputerisasi, pada setiap produk diperlukan
adanya pengkodean barang (barcode). Kode barang yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Struktur Kode Barang
1) Scanning
2) Toko
3) SKU
4) Qty
5) Harga
6) Artikel
7) Rcv
8) PO
b. Tujuan Kode Barang

7
Membantu karyawan dalam pendistribusian barang
c. Manfaat Kode Barang
1) Memperkecil kesalahan pengiriman atau pendistribusian barang dari DC ke toko
2) Menghindari kesalahan barang dalam pendistribusian
3) Mengetahui standar harga yang akan dijual di toko
4) Mengetahu jumlah barang yang akan di distribusikan
Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa price card adalah kartu harga yang ditempel
pada rak yang ada di gondola. Label harga (address card) adalah kertas kode harga yang ditempel
pada setiap jenis barang. Jadi, label harga hanya digunakan untuk produk tertentu seperti sayur-
sayuran dan buah-buahan atau barang-barang yang tidak memiliki barcode original. Oleh karena
itu, barang-barang yang dijual perlu diberikan label harga.

Tugas 6.2
1. Buatlah kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 – 5 orang peserta didik
2. Lakukan observasi ke Matahari Departement Store, Giant, Alfamart, Indomaret,
Indomurah, Top Mode atau Toserba lainnya.
3. Setiap kelompok meneliti minimal 10 (sepuluh) macam barang yang diberikan label harga
dan address card. Catat nama barang, harga barang, kode barang, artikel, dan masa
kedaluarsa.
4. Buat laporan dari hasil pengamanan kelompok Anda
5. Presentasikan hal tersebut oleh setiap kelompok dan diakhiri dengan tanya jawab

F. Melakukan Pelabelan Produk


1. Pelabelan Produk Supermarket
a) Pelabelan produk food
b) Pelabelan prorduk Nonfood
c) Pelabelan produk House Hold
d) Pelabelan produk Toys
e) Pelabelan produk Stationary Gambar 6.5 – Contoh Label Produk Food

2. Pelabelan Produk Fresh


a) Pelabelan produk sayur-sayuran
b) Pelabelan produk buah-buahan
c) pelabelan produk daging
d) Pelabelan produk olahan susu (dairy product)
e) Pelabelan produk yang dibekukan (frozen) Gambar 6.6 – Contoh Label Dairy Produk

3. Pelabelan Barang Fashion dan Sport


Langkah pertama dalam melakukan visual merchandising dengan pen-display-an barang
fashion dan sport adalah pelabelan. Setiap barang yang datang ke gudang, baik dari DC maupun
dari suppliers (pemasok), harus melalui proses pelabelan.
Sebagai contoh, berikut pelabelan pada produk fashion, adalah sebagai berikut:
a. Sebelum label ditempatkan, periksa apakah hal-hal berikut ini sesuai antara produk dan

8
labelnya.
1) Brand (merek)
2) Article ( tipe)
3) Size (ukuran)
b. Penempatan label secara umum adalah pada bagian sebelah kanan atau facing (muka/depan)
suatu produk dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Tidak menutupi merek
2) Tidak menutupi artikel barang
3) Tidak menutupi ukuran dan keterangan lain yang penting
4) Letak mendatar/horizontal
5) Label harga harus dalam keadaan bersih (tidak boleh kotor, terlipat atau sobek)
c. Untuk barang yang menggunakan hang tag (gantungan), terdapat beberapa ketentuan yang
harus dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
1) Apabila barang tidak memiliki hang tag, gunakan hang tag perusahaan tersebut dan
tempelkan label pada tempat yang sudah disediakan.
2) Apabila hang tag sudah disediakan oleh produk tersebut, label ditempelkan pada tempat
yang sudah disediakan atau dibelakang hang tag secara mendatar.

d. Untuk produk-produk tertentu, berlaku kondisi khusus, yaitu sebagai berikut:


1) Untuk perlengkapan bayi, label ditempatkan di kanan atas.
2) Untuk sepatu bayi, label ditempatkan di telapak kaki sebelah kiri (tidak boleh menutupi
nomor/artikel), dan juga jangan ditempel di dus.
3) Untuk celana panjang dan celanan pendek bayi, kaus singlet, celanan dalam, label
ditempatkan dibalik stiker atau dibawah woven label barang tersebut.
4) Label untuk dompet ditempelkan di kartu dan bagian dalam tempat uang.
5) Label untuk sapu tangan dan manset ditempelkan di dus barang tersebut.
6) Untuk pakaian dalam pria yang memakai dus/plastik, label ditempatkan pada dus/plastik
sebelah kanan atas.

Tugas 6.3
1. Buatlah kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3 – 4 orang peserta didik
2. Setiap kelompok menyiapkan berbagai jenis produk yang akan dilabel
3. Jenis-jenis produk yang akan dilabel adalah:
a. Produk makanan
b. Produk Minuman
c. Produk Fashion
d. Produk Kosmetik
4. Lakukanlah pelabelah produk sesuai ketentuan yang berlaku.

Evaluasi Bab. 6
A. Pilihan Ganda

9
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Setiap keterangan mengenai tulisan, gambar, atau kombinasi keduanya yang
disertakan/dimasukkan ke dalam, ditempelkan atau dicetak dan merupakan bagian dari
kemasan.
a. Label d. Merek
b. Kemasan e. Atribut
c. Desain
2. Label yang tertera di produk yang mengindikasikan harga barang tersebut, disebut .....
a. Price card d. Grade label
b. Barcode e. Brand label
c. Label harga
3. Kertas kode harga yang ditempel pada setiap jenis barang, disebut ...
a. Price card d. Grade label
b. Address card e. Brand label
c. Barcode

4. Kartu harga yang ditempel pada rak yang ada di gondola disebut ....
a. Price card d. Grade label
b. Barcode e. Brand label
c. Label harga

5. Label yang memuat merek, gambar, atau produsen dari produk yang dicantumkan dalam
kemasan produk disebut ....
a. Grade label d. Price card
b. Brand label e. Barcode
c. Descriptive label
6. Sekumpulan data yang digambarkan dengan garis dan jarak spasi, disebut ....
a. Merek d. Label harga
b. Kemasan e. Price card
c. Barcode

7. Untuk membaca kode barcode diperlukan alat pembaca yang disebut ......
a. Sistem barcode d. Label barcode
b. Scanner barcode e. Descriptive barcode
c. Printer barcode

8. Tanda atau label berupa huruf atau tanda lainnya yang mengidentifikasikan mutu produk
disebut .....
a. Brand label d. Barcode
b. Descriptive label e. Price card
c. Grade label

9. Keterangan yang tidak tercantum pada label adalah ....


a. Merek, gambar, atau produsen
b. Nama produk dan daftar bahan yang digunakan

10
c. Berat bersih atau isi bersih
d. Tanggal, bulan, dan tahun kedaluarsa
e. Nama sales dan alamat pihak yang memasarkan
10. Informasi obyektif tentang penggunaan, konstruksi, pemeliharaan, dan penampilan
produk yang memberikan informasi mengenai bahan baku, presentasi kandungan nilai
gizi, tanggal pembuatan, dan tanggal kedaluarsa dikenal dengan istilah .....
a. Grade label d. Price card
b. Brand label e. Address card
c. Descriptive label
11. Berikut ini yang tidak termasuk ketentuan penempatan label secara umum adalah ......
a. Tidak menutupi merek
b. Tidak menutupi artikel barang
c. Letak vertical
d. Tidak menutupi ukuran dan keterangan lain yang penting
e. Label harga harus dalam keadaan bersih, tidak boleh kotor/terlipat/sobek

12. Membantu karyawan dalam pendistribusian barang adalah merupakan .....


a. Tujuan kode barang d. Manfaat address card
b. Tujuan address card e. Manfaat kode barang
c. Manfaat barcode

13. Perhatikan pernyataan berikut ini !


(1) Meningkatkan image pelayanan yang baik
(2) Mengetahui jumlah barang yang akan didistribusikan
(3) Mempermudah customer dalam hal informasi barang
(4) Mengetahui standar harga yang akan dijual di toko
(5) Mempermudah pramuniaga dalam pengecekan barang

Berdasarkan pernyataan di atas, yang merupakan manfaat address card adalah ....
a. (1), (2), (3) d. (2), (3), (5)
b. (1), (2), (4) e. (2), (4), (5)
c. (1), (3), (5)

14. Label barcode dengan karakteristik memiliki semacam lapisan (coat) pada lapisan stiker
paling atas, disebut
a. Label semi coat d. Tipe exellent wax
b. Label barcode vallum TTL e. Label barcode yupo
c. Label carbon ribbon

15. Label barcode yang merupakan jenis barcode yang paling kuat, tahan air, tahan panas, dan
tahan sobek, serta lebih cocok digunakan diluar ruangan,

11
disebut ......
a. Label semi coat d. Tipe exellent wax
b. Label barcode vallum TTL e. Label barcode yupo
c. Label carbon ribbon

16. Ciri-ciri label barcode yupo adalah ......


a. Hasil cetakan mudah disobek
b. Apabila terciprak air, lebih cepat rusak
c. Tidak luntur apabila digosok dengan keras
d. Hasil cetak mudah rusak apabila digosok dengan keras
e. Apabila dilihat sekilas tampak berkilap pada permukaannya

17. Salah satu ciri-ciri label barcode semi coat adalah ....
a. Hasil cetakan lebih jelas
b. Hasil cetakan mudah disobek
c. Apabila terciprak air, lebih cepat rusak
d. Tidak luntur apabila digosok dengan keras
e. Apabila dilihat sekilas tampak mengkilat pada permukaannya

18. Langkah pertama dalam melakukan Visual Merchandising (VM) dalam pendisplay-an
adalah...
a. Pemberian merek
b. Pengemasan
c. Pelabelan
d. Pengklasifikasian barang
e. Pendisplay-an barang

19. Sebelum label ditempatkan, periksa apakah hal-hal berikut ini sesuai antara produk dengan
labelnya, yaitu:
a. Brand, article, dan size
b. Brand, article, dan packaging
c. Brand, size, dan peckaging
d. Article, size, dan peckaging
e. Article, peckaging, dan barcode

20. Penempatan label secara umum adalah pada bagian


a. Sebelah kanan atas
b. Sebelah kanan bawah
c. Sebelah kiri atas
d. Sebelah kiri bawah
e. Bagian tengah produk

B. Essay Tes

12
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan jelas dan benar !
1. Apakah pengertian dari label ?
2. Label produk berisikan keterangan mengenai hal-hal apa saja ? Sebutkan !
3. Apakah fungsi label ?
4. Sebutkan dan jelaskan secara sisngkat 3 jenis label
5. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang:
a. Label Barcode Semi Coat
b. Label Barcode Vallum TTL
c. Label Barcode Yupo
6. Tuliskan 3 ciri-ciri Label barcode semi coat
7. Tuliskan pula 4 ciri-ciri label barcode Vallum TTL
8. Tuliskan 4 manfaat barcode bagi penjual
9. Sebutkan 6 keuntungan sistem barcode
10. Jelaskan perbedaan antara price card dengan address card
11. Sebutkan aspek apa saja yang harus dipahami dalam struktur address card ?
12. Tuliskan 4 manfaat kode barang
13. Apakah tujuan ?
a. Address Card
b. Kode barang

14. Sebutkan 3 hal yang harus diperiksa sebelum label ditempatkan


15. Tuliskan 5 ketentuan penempatan label produk secara umum

BAB. 7
13
Layout / Planogram
Penataan Produk
I. KOMPETENSI DASAR
3.7 Menganalisis Layout / Planogram Penataan Produk
4.7 Menerapkan Layout / Planogram Penataan Produk

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan Pengertian Layout
2. Menjelaskan fungsi dan tujuan Layout Penataan Produk
3. Menerapkan layout penataan produk
4. Rencana penempatan produk (Planogram)
5. Menerapkan Layout/Planogram penataan produk

III. MATERI POKOK


1. Pengertian Layout penataan produk
2. Fungsi dan Tujuan Layout Penataan produk
3. Menerapkan Layout Penataan Produk
4. Rencana Penempatan Produk (Planogram)
5. Menerapkan Layout/Planogram Penataan Produk

A. Layout Penataan Produk


1. Pengertian Layout (Tata Letak Toko)

Layout atau tata letak berhubungan erat dengan produk yang akan dijual, karena layout
berfungsi sebagai pengalokasian tempat pembelanjaan dan pengelompokan produk sesuai dengan
kategorinya. Layout merupakan suatu situasi sirkulasi/arus pengunjung yang memberikan
kemungkinan maksimal bagi pelanggan untuk dapat melihat keseluruhan barang dagangan yang
bermacam-macam dalam sekali pandang.

Jadi, layout adalah pemetaan area yang dirancang (design) sebagai tempat menjual suatu
produk untuk membantu konsumen dalam berbelanja dan mempermudah pencarian barang yang
akan dibeli.
Area pembelanjaan baik area supermarket, fashion, fresh dan house hold terdiri atas
beberapa counter. Tiap counter merupakan suatu tempat untuk menjual barang tertentu yang
sesuai dengan spesifikasi produk yang dijualnya.

Pengaturan layout toko harus memperhatian alur pengunjung, serta kemudahan akses
antara area penjualan dan gudang penyimpanan barang. Pada umunya pengunjung yang
memasuki toko akan berjalan dan memperhatikan berbagai macam produk yang dipajang.

14
Untuk jenis toko yang menitik beratkan pada pelayanan biasanya ada pramuniaga yang
akan membantu pengunjung, sedangkan untuk toko atau departemen store yang menerapkan
konsep pelayanan mandiri (self service), pengunjung akan mengambil sendiri barang yang
diperlukan kemudian membayar di kasir. Menata layout toko menuntut koordinasi semua
komponen, mulai dari struktur ruang (lantai, dinding, dan langit-langit/plafon, arsitektur, sampai
dengan desain interiornya.

Gambar : 7.1 – Contoh Lay Out Toko

2. Hal-hal yang Perlu Diperhatiakan dalam Layout


Agar layout dapat tertata dengan baik, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan
a. Memposisikan produk sesuai dengan kategorinya
b. Pembagian area penjualan berdasarkan pengelompokan produk
c. Tata letak yang satu dengan yang lain dibatasi dengan lorong minimal 120 cm
d. Penempatan posisi kassa berada di pintu keluar

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Layout


Faktor-faktor yang mempengaruhi layout adalah sebagai berikut:
a. Ukuran dan bentuk ruangan
b. Jenis operasi toko yang dilaksanakan misalnya self service
c. Lokasi pintu masuk, tangga, koridor, tiang, dan lain-lain
d. Jenis dan jumlah barang dagangan
e. Sifat dan jumlah fixture, counter/island display
f. Ciri-ciri dan kebiasaan membeli dari pelanggan

15
4. Fungsi dan Tujuan Layout Penataan Produk
a. Fungsi Layout
Pengaturan barang dagangan yang serasi atau harmonis, akan menimbulkan suasana yang
nyaman kepada lingkungan para pengawai toko dan para pembeli yang berada di dalamnya.
Dengan demikian layout berfungsi sebagai pengalokasian tempat pembelanjaan dan
pengelompokan produk sesuai dngan kategorinya. Sebaiknya di dalam ruangan toko, tersedia
kamar administrasi, kamar ruangan keamanan, ventilasi yang cukup, serta ruangan etalase yang
cukup luas dan menarik.
b. Tujuan Layout
Tata ruang yang indah dan menarik dapat membuat pengunjung betah berlama-lama
menikmati suasana yang nyaman di dalam toko. Untuk membantu konsumen dalam
berbelanja terhadap barang yang dikehendaki, maka tujuan layout adalah sebagai berikut:
1) Mendekatkan produk kepada konsumen agar tersedia dalam tempat serta jumlah yang
tepat.
2) Menciptakan kenyamanan dan kemudahan untuk memproleh produk serta untuk efeiensi
dan efektifitas ruang yang ada, serta
3) Melakukan pengelompokan produk berdasar group dan sub group
Disamping itu tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar
menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi
yang disajikan.

5. Teknik Pengaturan Ruangan Toko


Pengaturan ruang antara toko tradisional dan tolo modern (departemen store), sangat berbeda.
Pengaturan ruang toko tradisional tidak sebaik toko modern. Toko tradisional tidak memiliki
pengaturan ruang yang khusus serta sistem pengelompokan barang. Hal ini berbeda dengan
departemen store (toserba), yang memiliki sistem penempatan dan pengelompokan barang yang
jelas, sehingga memudahkan konsumen melayani diri sendiri (Self Service).
Idealnya, pengaturan ruang toko dan pengelompokan barang harus jelas. Kategori dan
spesifikasi barang disesuaikan dengan jenisnya dan penataan produk sesuai dengan prosedur
perusahan (SOP). Berikut ini diuraikan syarat utama dari ruangan yang baik, yaitu :
a. Adanya ventilasi atau saluran udara yang baik
Ventilasi memiliki pengaruh besar terhadap minat pengunjung untuk memilih dan melihat
barang yang akan dibelinya. Ventilasi yang baik akan menimbulkan kenyamanan dan
kesegaran udara di dalam toko. Apabila memungkinkan di ruangan toko sebaiknya dipasang
AC ( Air Conditioner) dan pemanas ( Heater). Pada saat udara panas, AC Dapat dinyalakan
atau kipas angin, dan pada saat udara dingin maka heater dapat dinyalakan.

b. Adanya Etalase
Etalase adalah lemari kaca tempat menata produk (pen-display-an) barang-barang yang
dijual. Etalase ditempatkan di bagian depan dengan kaca tembus pandang yang menghadap ke
arah pengunjung. Usahakan display di etalase bersifat eye catching, artinya display dibuat
sedemikian rupa sehingga dengan pandangan mata pertama pengunjung langsung terfokus pada
pajangan tersebut dan tidak berpindah ke tempat atau produk yang lain.

16
c. Adanya Ruang Informasi
Bagian informasi biasa dikenal dengan CR (Customer Relation). Setelah pengunjung
masuk pintu utama (pansus), siap dilayani dengan petugas customer relation. Adapun hal-hal
yang harus dilakukan oleh petugas adalah sebagai berikut:
1) Pandangan mata
Pelanggan yang memasuki toko disambut dengan hormat, ramah, dan sedikit anggukan
kepala.
2) Senyum
Pengunjung diberikan senyuman, namun tidak boleh berlebihan. Senyuman diberikan
dengan tulus.
3) Ucapkan salam
Ucapkan salam kepada pengunjung. Misalnya “Selamat pagi” atau “Selamat Siang”
(sesuaikan dengan waktu kedatangan pengunjung).
d. Adanya ruang tempat penitipan barang
Sebelum masuk ke area penjualan, pengunjung yang membawa barang-barang yang dapat
merepotkan berbelanja diperkenankan untuk menitipkan barang-barangnya di bagian
penitipan barang. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang pramuniaga saat menerima
titipan barang dari pengunjung adalah sebagai berikut:
1) Mengucapkan “Selamat pagi” atau “Selamat siang”
2) Menerima titipan barang dari pelanggan dengan kedua tangan terjulur
3) Menyerahkan nomor penitipan barang sambil menyebut, misalnya “nomor 2 ya Pak/Ibu
4) Memberi salam, seperti “Selamat Berbelanja”

Sikap yang harus dilakukan oleh pramuniaga pada saat menyerahkan barang titipan
adalah sebagai berikut:
1) Terima nomor penitipan barang dan sebutkan nomornya
2) Serahkan barang titipan dengan kedua tangan menjulur
3) Ucapkan “terima kasih”

e. Adanya ruang keamanan


Satpam (security) bertujuan untuk menertibkan keadaan, baik di tempat parkir, pintu
gerbang, are penjualan, maupun di bagian pintu keluar karyawan. Hal ini dilakukan untuk
menghindari pencurian.
f. Adanya ruang pamer yang memadai
Ruang pamer adalah tempat pen-display-an, seperti gondola, shelving, showcase, dan
freezer. Tempat pen-display-an barang harus diatur dengan baik agar pengunjung mudah
berjalan, melihat, atau menghampiri barang-barang dagangan yang akan dibeli.
g. Adanya ruang ganti (fitting room)
Ruang coba harus tersedia di toko yang menjual pakaian. Tujuannya agar pembeli dapat
mencoba pakaian yang diinginkan dengan leluasa.
h. Adanya ruang tunggu
Jika memungkinkan, ruang tunggu perlu disediakan untuk membantu melayani
pengunjung yang akan istirahat sejenak atau menunggu keluarga dan kerabat yang sedang

17
berbelannja.
i. Adanya toilet atau kamar kecil umum
Sebaiknya, toko mempunyai kamar kecil (WC/toilet) untuk pelayanan kepada konsumen.
j. Adanya ruang administrasi
Ruang administrasi biasanya digunakan untuk keperluan store manager, chief operation,
serta tempat para pegawai administrasi bekerja. Ruang ini digunakan untuk kegiatan
administrasi pembelian, penjualan, surat menyurat, administrasi pergudangan, EDP (Entry
Data Processing), Accounting, dan sebagainya.

k. Adanya gudang (tempat penyimpanan barang persediaan)


Gudang adalah tempat penyimpanan atau penumpukan barang sebelum barang di
distribusikan ke area penjualan untuk di display.

6. Jenis Tata Letak (Layout)


Ada beberapa macam layout, yaitu tata letak lurus (Gridiron layout), tata letak lurus bebas
( free flow layout atau carving layout), tata letak butik (boutique layout), dan tata letak arus
berpenuntun (guided shopper flows).
a. Gridiron Layout
Pola lurus ini banyak dipakai di gerai seperti
minimarket, supermarket, hypermarket. Pola lurus
menguntungkan karena memberi kesan efisien,
lebih banyak menampung barang yang
dipamerkan, menghemat waktu belanja konsumen,
serta memudahkan pengawasan atau
Gambar 7.2 – Contoh Gridiron Layout
kontrol.
Layout
b. Free Flow Layout
Pola arus bebas dapat digunakan untuk gerai kecil atau gerai besar. Untuk derai besar,
seperti departemen store, tata letak ini disebut sebagai tata letak lengkung atau carving layout
karena polanya berbelok atau melengkung dengan potongan berupa gang yang
memungkinkan pengunjung gerai bebas berbelok – sama bebasnya dengan gerai kecil yang
memakai free flow layout. Tata letak dengan pola ini menguntungkan dalam hal memberi
kesan bersahabat serta mendorong konsumen untuk bersama dalam memilih.

c. Boutique Layout
Tata letak butik merupakan versi yang sama dengan tata letak arus bebas, kecuali bagian
atau masing-masing departemen diatur seolah-olah toko speciality yang berdiri sendiri. Tata
letak ini menjadi mahal karena pengaturannya disesuaikan dengan target pasar yang berbeda-
beda dalam setiap gerai yang sama. Namun, karena marjin laba butik lebih tinggi daripada
departemen store biasa, maka mahalnya biaya penataan demikian tertutupi oleh keuntungan
yang diraih.

18
d. Guided Shopper Flows
Tata letak arus berpenuntun merupakan tata letak yang jarang dipakai atau sedikit dianut.
Tata letak ini membuat pelanggan dapat “digiring” melalui jalan yang diciptakan sehingga
salah satu kerugiannya adalah menimbulkan kelelahan yang dirasakan pelanggan. Namun
disisi lain, pelanggan juga merasakan keuntungan karena mendapatkan suguhan pilihan
produk dalam ragam dan jumlah item yang besar.

Tugas Individual
a. Lakukanlah kunjungan/observasi ke salah satu toserba disekitar lingkungan sekolah Anda
b. Buatlah Layout (tata letak) toko yang Anda kunjungi tersebut.
c. Denah layout dibuat di kertas karton lengkap dengan keteranganya.

B. Rencana Penempatan Produk (Planogram)


1. Pengertian Planogram
Planogram dalam dunia ritel sering digunakan untuk menggambarkan rencana secara visual
penempatan produk pada rak-rak yang tersedia di area display. Bentuk planogram sering berupa
diagram atau gambar. Pihak yang membuat planogram adalah tim Visual Merchandising (VM).
Selain gambar, planogram juga dapat berupa foto, desain, atau sketsa yang disertai keterangan
terperinci setiap produk yang di-display. Keterangan yang disertakan dalam planogram berupa
ukuran, tipe, dan kuantitas (jumlah) produk yang tersedia. Di dalam planogram juga tertera
keterangan secara terperinci mengenai di mana posisi produk harus diletakkan pada gondola.
Planogram dapat dikatakan peta posisi produk pada setiap gondola.

Dapat disimpulkan bahwa planogram adalah diagram visual, gambar, sketsa, atau denah
yang menunjukkan secara terperinci di mana seharusnya setiap produk diletakkan. Dengan kata
lain, planogram adalah deskripsi visual, diagram atau gambar tata letak toko, termasuk
penempatan produk dan kategori produk tertentu.

2. Manfaat Planogram
Penerapan rencana Planogram di toko oleh para pengusaha retail disebabkan karena dua
alasan, yaitu penempatan produk dan peningkatan penjualan. Pada dasarnya, seorang pengusaha
toko yang mau menyadari bahwa kunci peningkatan adalah melalui Visual Merchandising yang
tepat. Planogram adalah salah satu alat merchandising terbaik untuk manyajikan produk kepada
pelanggan. Selain itu, planogram juga memberikan beberapa manfaat positif seperti berikut:
a. Menandai potensi penjualan pada tiap sudut ruangan sebuah toko
b. Memberi sebuah kepuasan kepada pelanggan dengan daya tarik visual yang lebih baik
c. Kontrol persediaan yang ketat dan pengurangan out-of stock (barang kosong)
d. Penggantian produk lebih mudah bagi petugas toko
e. Posisi produk yang lebih baik
f. Alat komunikasi yang efektif kepada setiap petugas toko untuk men-display barang

19
3. Tujuan Planogram
Pada kegiatan retail, planogram difungsikan untuk meningkatkan daya tarik Visual
Merchandising, menciptakan konsistensi penyediaan alokasi ruang rak yang tepat, dan membuat
saran penyandingan produk. Planogram dalam hal ini memandu dan menfokuskan upaya
penataan barang di dalam toko yang memberikan dampak penjualan eceran yang meningkat.
Namun, dalam konteks bisnis retail tujuan dari planogram ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu
tujuan untuk retailer dan tujuan untuk konsumen.

a. Tujuan Planogram untuk Retailer


1) Menciptakan keseragaman display
2) Menciptakan impulse buying
3) Memberikan kemudahan bagi personil toko dalam melakukan stock opname
4) Membuat display terlihat rapi dan teratur
5) Meningkatkan volume penjualan

b. Tujuan Planogram untuk Konsumen


1) Memberikan kenyamanan berbelanja kepada konsumen
2) Memberikan kemudahan bagi konsumen ketika mencari produk yang akan dibeli
3) Membantu proses pemilihan produk berdasarkan harga dan kualitas
4) Membantu konsumen berbelanja dengan hemat waktu
5) Meningkatkan rasa nyaman dalam berbelanja

4. Keuntungan Penggunaan Planogram


Berikut beberapa keuntungan penggunaan planogram:
1) Memuaskan konsumen dengan tampilan visual yang lebih baik
2) Pengendalian persediaan yang lebih ketat dan mereduksi terjadinya kelebihan stock
3) Kemudahan pengisian produk
4) Peralatan komunikasi yang efektif antara personil toko dalam hal display
5) Memastikan penempatan barang
6) Peningkatan penjualan
7) Menetapkan potensial penjualan untuk setiap inci dari ruang retail
8) Membandingkan distribusi produk dengan toko lainnya
.
5. Display Sesuai dengan Planogram
Planogram adalah acuan atau patokan dalam men-display produk. Planogram dibuat oleh
jajaran tim manajemen. Personil toko dalam men-display menggunakan planogram sebagai dasar
penyusunan produk pada setiap rak. Personil toko tidak boleh menempatkan barang secara

20
sembarangan. Berikut ini dampak apabila pengelola toko tidak men-display produk sesuai dengan
planogram.

a. Produk rusak, karena display tidak sesuai kapasitas rak.


Penataan produk yang terlalu banyak pada rak akan menyebabkan barang rusak
atau cacat.

b. Kesulitan pencarian dan monitoring produk, yang membuat produk rawan hilang.
Penataan produk yang tidak sesuai planogram akan menyulitkan dalam mengontrol
jumlah barang yang di-display, yang berakibat tingginya resiko kehilangan barang.

c. Kesulitan meng-update label harga.


Pen-display-an yang tidak menggunakan planogram sebagai acuan akan menyulitkan
personil toko saat memberikan label harga barang. Padahal, harga merupakan fantor kunci
dan daya tarik utama bagi konsumen. maka, ketepatan pemberian label harga sangat penting
dalam dunia ritel
d. Adanya keluhan konsumen karena kesulitan mencari produk yang dibutuhkan
Hal yang paling terasa adalah menyulitkan konsumen ataupun petugas toko sendiri ketika
akan mencari suatu barang
e. Adanya keluhan pemasok (supplier) karena display tidak sesuai dengan perjanjian sewa
(untuk rak sewa).
Supplier yang sudah mempunai kontrak dengan manajemen toko akan komplain jika
petugas toko tidak men-display sesuai kesepakatan yang telah ditentukan.
f. Citra toko dan perusahaan kurang baik di mata konsumen dan supplier
Display produk yang baik dengan penggunaan planogram akan memberikan image positif
terhadap perusahaan retail. Pen-display-an yang sesuai dengan planogram akan memberikan
kesan bahwa manajemen usaha retail terlihat profesional, yang pada gilirannya membuat
konsumen nyaman untuk berbelanja.

6. Langkah-langkah membuat Planogram


Sebelum membuat planogram, ada beberapa langkah awal yang harus dilakukan pengelola
toko, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mangategorikan Barang Slow Moving dan Fast Moving

Pengelola toko harus mengetahui klasifikasi barang yang termasuk slow moving dan fast
moving. Data jenis barang slow moving dan fast moving akan digunakan sebagai acuan dalam
melalukan hal-hal berikut ini:
1) Menentukan jumlah order barang
2) Mambantu meletakkan barang-barang yang kosong pada rak di end caps dan juga sebagai
penambah space untuk barang fast moving apabila terdapat barang yang kosong dalam
satu rak dengan kategori sejenis.
3) Membantu proses penataan planogram

21
Kelompok barang fast moving diletakkan pada shelving yang terliat langsung oleh
konsumen, yaitu sejajar dengan pandangan mata (eye level).

b. Manajemen Kategori
Barang yang ada dalam toko dikelompokkan sesuai dengan kategori masing-masing.
Kategori barang dapat dilihat dari struktur yang telah ada. Klasifikasi barang dapat
menggunakan susunan sebagai berikut:
1) Merchandise devision supermarket
2) Mechandise departemen foods
3) Mechandise group milk product
4) Mechandise family susu anak
5) Mechandise subfamily susu Balita 1 – 3 tahun
6) Mechandise item code
7) Mechandise item subcode

c. Klasifikasi Produk
Pengelola ritel mempunyai istilah yang berbeda-beda dalam mengklasifikasikan
produknya. Sebagian peritel mengelompokkan produk supermarket ke dalam produk foods
dan non foods. Pengategorian yang baru terbagi dalam dua kelompok kategori, yaitu :
1) Groceries food, yang terbagi dalam food, beverages drink.
a) Departemen food (produk makanan, baik yang siap dikonsumsi maupun yang masih
harus dimasak terlebih dahulu).
b) Departemen berevages (kelompok produk minuman).
c) Departemen fresh ( sayur, buah-buahan, ikan, daging, dan produk beku)

2) Groceries non food, yang terbagi dalam baby care, personal care, hard goods.
a) Departemen baby care (perlengkapan bayi)
b) Departemen personal care (produk toiletries)
c) Departemen hard goods (peralatan dan perlengkapan rumah tangga)
Tabel 7.1
Klasifikasi Produk
Urutan Klasifikasi Produk Susu Balita Detergen
I Merchandise devision Supermarket Supermarket
II Merchandise departement Foods Non foods
II Merchandise group Milk Product Toiletries
IV Merchandise family Susu anak Datergen
V Merchandise subfamily Susu Balita 1-3 tahun Datergen bubuk
Merek susu (bebelac, Rinso, Daia, Attack,
VI Merchandise item code
Morinaga, SGM) So Klin
VII Merchandise item subcode Kemasan kardus, kaleng 500 gr, 800 gr, dll

d. Membuat Planogram dari Swalayan


Perusahaan ritel dapat membuat planogram sesuai dengan kebijakan masing-masing
perusahaan. Planogram dapat dibuat berupa gambar ataupun tabel. Planogram dibuat secara

22
terperinci per gondola dan per shelving. Contoh: Layout rak 5 terdiri dari 6 rak, yang dibagi
menjadi 2 rak untuk shampo dan conditioner, 2 rak untuk sabun mandi dan sabun tangan, 1 rak
untuk pasta gigi, 1 rak untuk sikat gigi. Berikut ini contoh planogram dengan menggunakan tabel
dan gambar.

23
1). Planogram dengan menggunakan Tabel
Departemen : Toiletries
Tabel 7.2
Planogram Tabel
No Min Tag
Shelvin 00 Posis K Kapasita Kelss
ur PLU Barcode Nama barang AB DB Displa Produ
g 5 i K s Poduk
t y k
111000987222 Sunlight Lemon 800 1 1 6 6 2 T F1
1 23801
7 ml
111000987223 Sunlight Lemon 400 2 1 4 8 3 T F1
2 22802
0 ml
111000997224 Mama Lemon 800 ml 1 1 6 6 2 T F1
3 22811
001 A
5
111000997225 Mama Lemon 400 ml 2 1 8 8 2 T F1
4 22812
0
111000887226 SOS PL Classic 800 1 6 6 2 T F1

5 22977
0 ml

002 B 111000987222 Clear Shampoo 100 1 1 5 10 4 T F1


1 55801
8 ml mentol
2 55805 111000987224 Clear Shampoo 100 2 1 5 10 4 T F1
0 ml sakura

24
111000997225 Dove shampoo 100 2 1 5 10 4 T F1
3 55901
5 ml fall in
111000997226 Dove shampoo 100 2 1 5 10 4 T F1
4 55905
0 ml normal
111000887226 Dove shampoo 100 2 1 5 10 4 T F1
5 55907 ml perawatan
5

25
Keterangan Tabel 7.2
Kode Keterangan
Nomor kode shelving pada gondola yang akan dipakai untuk
Shelving
men-display produk
005 Jumlah barang yang Out of Stock (stok kosong)
Posisi Kode posisi rak rang yang telah ditentukan
PLU Kode PLU barang yang di-display
Barcode Kode barcode barang yang di-display
Nama Barang Nama dan tipe barang yang di-display
KK Jumlah barang pada tier dari kanan ke kiri
AB Jumlah barang pada tier dari atas ke bawah
DB Jumlah barang pada tier dari depan ke belakang
Kapasitas Kapasitas jumlah barang yang di-display
Min Display Kapasitas jumlah minimal barang yang di-display
Tag Produk Keterangan produk yang di-display (harga, identitas produk)
Kelas Produk Jenis klasifikasi produk yang di display

2) Planogram dengan menggunakan Gambar


Planogram dengan menggunakan gambar dibuat untuk lebih memudahkan dalam
memberikan gambaran penempatan produk pada shelving.
Planogram garis vertikal merupakan tingkatan produk dalam rak, sedangkan garis
horizontal merupakan gambaran seberapa banyak baris produk yang ditata dalam rak.

Gambar 7.3 – Contoh Planogram Gambar

Tugas Kelompok
a. Buatlah kelompok yang terdiri atas 4-5 orang siswa
b. Cari dan kumpulkan produk sesuai kebutuhan kelompok Anda, seperti produk food,
nonfood, dan kosmetik.
c. Buatlah desain planogram dengan produk-produk tersebut berdasarkan tiga komponen
utama (riwayat penjualan, dimensi rak shelving, dan dimensi produk).
d. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan
kelompok lain ikut menanggapi untuk menyempurnakan.

26
EVALUASI BAB 7

A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Pemetaan area yang dirancang sebagai tempat menjual suatu produk untuk membantu
konsumen dalam berbelanja dan mempermudah pencarain barang yang akan dibeli.
Kalimat tersebut adalah merupakan pengertian ....
a. Display b. Desain c. Layout d. Receiving e. Planogram

2. Agar layout dapat tertata dengan baik, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Berikut ini yang tidah termasuk adalah .....
a. Memposisikan produk sesuai dengan kategorinya
b. Pembagian area penjualan berdasarkan pengelompokan produk
c. Tata letak yang satu dengan yang lain dibatasi dengan lorong minimal 120 cm
d. Penempatan posisi kassa berada di pintu keluar
e. Jenis operasi toko yang dilaksanakan misalnya self service
3. Salah satu komponen kunci dari layout toko, adalah ....
a. Letak kasir d. Pembagian area pengunjung
b. Penempatan fixture e. Lebar jalan untuk pengunjung
c. Penempatan barang di rak
4. Pengalokasian tempat pembelanjaan dan pengelompokan produk sesuai dengan
kategorinya, adalah merupakan .....
a. Tujuan layout d. Tujuan planogram
b. Manfaat layout e. Fungsi planogram
c. Fungsi layout
5. Salah satu sikap yang harus dilakukan oleh pramuniaga pada saat menyerahkan barang
titipan kepada pelanggan adalah .....
a. Mengucapkan “Selamat pagi” atau “Selamat siang”
b. Memberi salam, seperti “Selamat Berbelanja”
c. Menyerahkan barang titipan dengan kedua tangan menjulur
d. Menerima titipan barang dari pelanggan dengan kedua tangan terjulur
e. Menyerahkan nomor penitipan barang

6. Perhatikan pernyataan berikut:


(1) Mendekatkan produk kepada konsumen agar tersedia dalam tempat serta jumlah
yang tepat
(2) Menciptakan kenyamanan dan kemudahan untuk memproleh produk serta untuk
efeiensi dan efektifitas ruang yang ada, serta
(3) Melakukan pengelompokan produk berdasar group dan sub group
(4) Menimbulkan keinginan konsumen memiliki barang
(5) Menimbulkan keinginan produsen untuk memproduksi barang

Berdasarkan penyataan di atas, yang merupakan tujuan layout adalah ...


a. (1), (2), (3) d. (2), (3), (5)
b. (1), (2), (4) e. (3), (4), (5)

27
c. (1), (3), (5)
7. Pola lurus yang banyak dipakai gerai seperti minimarket, dan supermarket karena banyak
menampung barang yang dipamerkan serta memudahkan konsumen untuk menghemat
waktu belanja dikenal dengan sebutan ....
a. Speciality layout d. Free flow layout
b. Boutique layout e. Gueded shopper layout
c. Gridiron layout
8. Bagian yang menangani atau membuat planogram adalah ...
a. Desainer d. Tim visual merchandising
b. Supplier e. Tim pembuat barcode
c. House keeping
9. Berikut ini yang tidak termasuk tujuan planogram bagi retailer adalah .....
a. Menciptakan keseragaman display
b. Menciptakan impulse buying
c. Membuat display terlihat rapi dan teratur
d. Memberikan kemudahan bagi personil toko dalam melakukan stock opname
e. Memberikan kemudahan bagi konsumen ketika mencari produk yang akan dibeli
10. Penataan produk yang tidak sesuai planogram akan menyulitkan dalam melakukan pengecekan
jumlah produk yang disusun, yang berakibat menyulitkan konsumen atau petugas toko sendiri
ketika akan mencari barang. Hal ini merupakan dampak penataan produk yang tidak sesuai
dengan planogram, yaitu ....
a. Display tidak sesuai kapsitas d. Produk rawan hilang
b. Kesulitan mencari barang e. Produk akan cacat dan rusak
c. Kesulitan membuat label

B. Soal Uraian (Essay Tes)


Jawablah soal-soal di bawah ini dengan jelas dan benar !
1. Apakah pengertian dari Layout ?
2. Tuliskan 4 (empat) empat hal yang perlu diperhatiakan dalam Layout
3. Sebutkan 6 (enam) faktor-faktor yang mempengaruhi layout toko
4. Jelaskan apakah fungsi utama dari layout ?
5. Jelaskan perbedaan antara pengaturan ruang toko tradisional dengan toko modern
6. Sebutkan minimal 10 (sepuluh) syarat utama dari ruangan toko yang baik
7. Apakah pengertian dari planogram ?
8. Siapakah yang membuat planogram ?
9. Tuliskan tujuan planogram untuk Retailer
10. Tuliskan pula tujuan planogram untuk konsumen
11. Jelaskan perbedaan antara barang fast moving dengan barang slow moving
12. Tuliskan 8 (delapan) keuntungan penggunaan planogram
13. Tuliskan 6 (enam) dampak apabila pengelola toko men-display produk tidak sesuai dengan
Planogram
14. Sebutkan tiga langkah-langkah membuat planogram
15. Sebutkan dua bentuk planogram

28
BAB 8
ELEMEN DESAIN
DAN VISUAL DISPLAY PRODUK

I. KOMPETENSI DASAR
3.8 Menganalisis Elemen Desain dan Visual Display Produk
4.8 Membuat Elemen Desain dan Visual Display Produk

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, peserta didik diharapkan dapat :
1. Memahami Elemen Desain
2. Membuat Elemen Desain Toko
3. Menjelaskan Elemen Visual Display

III. MATERI POKOK


1. Elemen Desain
2. Membuat Elemen Desain
3. Elemen Desain Visual

A. Elemen Desain
Display produk dijadikan sebagai salah satu cara untuk menyusun dan memajang barang
dagangan agar menarik minat beli konsumen untuk datang dan melakukan pembelian terhadap
produk yang yang ditawarkan. Guna menghasilkan display produk yang berkualitas diperlukan
pertimbangan-pertimbangan yang cerdas dalam mengorganisasikan elemen desain dan visual
display produk atau penataan produk. Secata teknis, hal tersebut biasanya dilakukan oleh devisi
Visual Merchandising. Oleh karena itu sebelum membahas elemen desain dan visual produk
perlu kiranya kita memahami Visual Merchandising dan display.

Gambar 8.1 - Elemen Desain

29
1. Visual Merchadising
Pada dasarnya terdapat dua tipe dasar dalam penataan produk atau cara penyajian barang-
barang yang ditawarkan di dalam sebuah toko, yaitu On-Shelf Merchandising dan Visual
Merchandising. Retailer harus memahami komponen-komponen dasar dalam cara penyajian
barang dan bagaimana pengaruh potensialnya dalam mendukung image yang akan diciptakan
untuk sebuah toko dan juga pengaruhnya terhadap tingkat penjualan, termasuk di dalamnya
adalah pemilihan tipe-tipe fixture yang sesuai.
a. On-Self Merchandising
On-self merchandising adalah penyajian barang-barang di meja pajangan, rak, dan
perabotan diseluruh toko. Dunne dan Lusch menyatakan bahwa on-self merchandising barang-
barang yang disentuh, dicoba, diperiksa, dibaca, dimengerti dan yang akan dibeli nantinya oleh
pelanggan. Oleh karena itu, on-self merchandising tidak hanya harus menyajikan barang
dengan menarik, tetapi juga menyajikan dengan cara yang mudah untuk dimengerti dan diakses
oleh pelanggan.
Pada dasarnya, terdapat enam metode pada tipe on-self merchandising yang digunakan
oleh retailer untuk menyajikan barang-barang yang ditawarkan. Setiap metode tersebut dapat
memberikan dampak yang dramatis terhadap store image dan juga space productivity, karena
adanya faktor fsikologi. Adapun enam metode tersebut, yaitu sebagai berikut:
1) Shelving, yaitu menempatkan barang-barang pada rak yang ada dalam gondola atau di
dinding. Metode shelving ini fleksibel dan lebih mudah untuk merawat barang-barang yang
ditawarkan.
2) Hanging, yaitu menempatkan beberapa jenis barang khususnya pakain dengan cara
digantung pada softlines features, seperti round racks ataupun four-way racks atau bisa
juga digantung pada palang yang dipasang di dinding.
3) Pegging, yaitu menempatkan barang-barang kecil dengan dipancangkan di pengait yang
dipasang di gondola maupun di dinding. Metode ini menimbulkan kesan rapi tapi sangat
membutuhkan tenaga yang lebih intensif untuk menata dan menjaga kerapiannya.
4) Folding, yaitu barang-barang yang cukup besar dapat dilipat kemudian diletakkan ke
dalam rak atau ditempatkan di atas meja. Hal ini dapat menciptakan image high fashion
dengan harga yang lebih mahal.
5) Stacking, yaitu penempatan barang-barang yang besar diletakkan ditumpuk di bagian
bawah gondola ataupun langsung diletakkan di atas lantai yang akan menimbulkan kesan
volume besar dengan harga murah.
6) Dumping, yaitu penempatan barang-barang yang kecil dengan jumlah yang banyak dan
diletakkan di sebuah keranjang, di dalam gondola, atau di dinding. Metode ini efektif untuk
menimbulkan kesan volume besar dengan harga murah.
b. Visual Merchandising
Visual Merchandising adalah kegiatan mempromosikan penjualan barang-barang,
terutama dengan presentasi di outlet retail. Tujuan utama visual merchandising adalah untuk
menciptakan lingkungan yang logis dan menyenangkan secara visual. Hal tersebut akan

30
menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan. Produk yang banyak dicari
konsumen dapat diletakkan secara khusus di tempat yang langsung terlihat oleh konsumen.
Selain penataan produk yang eye catching, dapat juga ditambahkan dengan vidio layar
datar atau grafis, musik, pencahayaan dan lantai yang cenderung menangkap citra merek atau
kepribadian. Hal tersebut dapat membantu menciptakan lingkungan yang unik dan pengalaman
berbelanja yang menyenangkan.

Ada beberapa tujuan utama dari visual merchandising dan display, yaitu sebagai berikut:
1) Sebagai tempat promosi untuk menunjukkan isi dan image toko.
2) Memperkenalkan tren barang saat ini.
3) Menunjukkan harga dalam kisaran.
4) Menunjukkan tingkat atau golongan orang.

Tugas 8.1
Tuliskan kelebihan, kekurangan, persamaan dan perbedaan antara on-self merchandising
dengan visual mercahandising, kerjakan pada buku tugas Anda seperti tabel berikut ini:
N Tipe Dasar dalam
Kelebihan Kekurangan Persamaan Perbedaan
o Penataan Produk
1. On-self merchandising
2. Visual mercahandising

2. Elemen Desain Visual Mercahandising


Display adalah proses mempertunjukkan , memperlihatkan, memperagakan, dan
memamerkan sebagai bentuk mediasi dari suatu gagasan yang ingin disampaikan atau
diinformasikan kepada publik dengan cara menyusun elemen-elemen desain yang berhubungan
ke dalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik.

Gambar 8.2 – Elemen Desain Visual Merchandising

31
Adapun elemen-elemen desain visual merchandising adalah sebagai berikut:
1. Titik
Titik merupakan bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling
umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut, dan tanpa arah.
2. Garis
Garis merupakan suatu goresan atau sapuan yang sempit dan panjang sehingga membentuk
seperti benang atau pita dan merupakan unsur dasar di dalam suatu kominikasi visual (desain),
juga fundamental sebagai media untuk berekspresi. Garis terdiri atas unsur titik yang memiliki
peran untuk mendukung keindahan, keseimbangan, dan harmoni. Garis dapat dibedakan
menjadi empat macam, garis huruf, garis tepi, garis batas, dan garis ekspresi. Setiap bentuk
garis yang berbeda memiliki karakter yang berbeda
3. Bentuk
Bentuk merupakan suatu wujud yang menempati ruang yang biasanya mempunyai dimensi
dua atau tiga. Bentuk gambaran suatu objek yang dapat dilihat oleh mata, kemudian kesannya
dipindahkan pada bidang gambar melalui torehan-torehan garis-garis, warna, dan lain-lain.
Suatu bentuk dapat dibuat beraturan atau sebaliknya.

4. Bidang
Bidang merupakan suatu bidang kecil yang dibatasi oleh sebuah kontur (garis) dan/atau
dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terangnya pada arsiran atau karena
adanya tekstur.
5. Tekstur
Tekstur merupakan keadaan atau gambaran yang menyangkut sifat dan kualitas fisik
permukaan suatu benda, seperti kusam, mengkilap, kasar, halus yang dan dapat diaplikasikan
ke dalam desain.
6. Ruang
Ruang merupakan sesuatu yang terkait dengan tingkat kedalaman sehingga memberikan
kesan jauh, dekat, tinggi dan rendah. Hubungan antarruang merupakan bagian dari perencanaan
desain, berupa jarak antar huruf atau huruf dengan gambar.
7. Warna
Warna adalah salah satu elemen atau medium visual. Warna sangat berperan penting dalam
segala aspek kehidupan manusia. Warna sebagai reprensentasi alam, warna sebagai lambang,
warna sebagai simbol ekspresi. Warna adalah penyempurnaan sistem dari angka-angka warna
dan terminologinya, berdasarkan atas penyelidikan pada standarisasi warna yang dapat
digunakan untuk aspek fisik psikologi.

B. Membuat Elemen Desain


Industri retail saat ini makin melebarkan sayap. Hal itu terlihat makin banyaknya
pembangunan gerai-gerai baru di berbagai tempat. Para pengusaha retail saling berlomba
menanamkan investasi dalam pembangunan gerai-gerai baru. Guna menghasilkan desain yang
berkualitas diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang cerdas dalam mengorganisasikan
elemen-elemen grafis sesuai dengan prinsip-prinsip desain secara tepat dengan memperhatikan
keterbatasan bahan. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas untuk menghasilkan desain yang
kreatif.

32
1. Prinsip-Prinsip Visual Display
Visual display diartikan sebagai alat untuk menyampaikan pesan melalui indra penglihatan,
indra yang dimaksud dalam hal ini, yaitu mata manusia dan wujud dari display itu sendiri.
Visual display yang baik mampu mnyampaikan pesan yang mampu dipahami bagi penerima
informasi. Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam perancang visual display
adalah sebagai berikut:
a. Poximity
Display yang dibuat harus mampu dimengerti tanpa harus melihat dengan jelas, tetapi
dapat mengerti apa yang dimaksud.
b. Similarity
Prinsip ini menyatakan bahwa item-item yang sama akan dikelompokkan bersama-sama
(dalam konsep warna, bentuk dan ukuran) bahwa pada sebuah display tidak boleh
menggunakan lebih dari tiga warna.
c. Symmetry
Prinsip ini menjelaskan tentang perancangan untuk mencapai titik maksimal display.
Artinya, elemen-elemen dalam perancangan display, antara tulisan dan gambar harus
seimbang.
d. Continuity
Prinsip menjelaskan sistem perseptual mengekstrakan informasi kualitatif menjadi satu
kesatuan yang utuh. Hubungan satu display dengan yang lain saling berkelanjutan
membetuk satu kesatuan.

2. Elemen Desain Toko


Ada lima elemen dalam desain ruang, yaitu: display, signage, graphics, merchandising,
dan Poin of Sale (POS). Desainer harus memastikan agar kelima elemen tersebut saling
mendukung sehingga tercipta ruang toko yang menarik secara visual atau memanjakan mata.
a. Display
Sebuah display diharapkan dapat memicu resapan
emosional tertentu dalam sekilas pandang. Display produk
yang tertangkap langsung dari arah luar, dapat membangun
kesan pertama yang memancing orang untuk masuk ke
toko, merasa nyaman di dalamnya, dan membeli produk.
Untuk itu, display sebaiknya menghindari penampilan yang
berlebihan, melainkan fokus pada item-item produk seperti
item best seller yang diyakini paling memancing keinginan
Gambar 8.1 – Elemen Display
untuk membeli.

b. Signage
Elemen kedua signage. Elemen ini terkait dengan
tampilan gambar/ logo, warna, tulisan, dan pencahayaan.
Kita biasa melihatnya sebagai media di bagian luar toko
yang menampilkan nama perusahaan atau brand produk
yang dijual di dalam toko tersebut. Untuk brand besar yang
telah memiliki nama, terkadang cukup dengan penonjolan
signage brand-nya yang identik di bagian luar,orang yang
Gambar 8.2. Elemen Signage
melihat pun akan terpancing masuk ke dalam toko

33
3. Graphichs
Memperhatikan unsur grafis sebagai elemen ketiga
sangatlah bermanfaat tujuannya agar suatu brand lebih
mudah dan cepat diingat olehnya itu, pihak desainer harus
bekerjasama dengan pihak advertising atau desain grafis
untuk menciptakan tampilan grafis di suatu toko sebagai
kekuatan visual yang memikat sekaligus tetap informatif
terhadap produk. Penonjolan produk-produk utama sebagai
materi grafis diyakini akan semakin menagaskan daya tarik
produk sebagi fokus setiap shop environment. Untuk
menampilkan display yang langsung berkesan (first
Gambar 8.3 – Elemen Graphichs impression) dari sisi luar harus diperhatikan desain shop
window (jendela toko) sebagai perantara visualnya.
4. Merchandising
Elemen keempat pada desain ruang toko/retail
adalah merchandising, pengelolaan barang dagangan,
keputusan retailer untuk menjual barang tertentu,
unik, khusus, atau bahkan barang umum di dalam
tokonya akan amat berpengaruh pada konsep desain
toko. Elemen terakhir, pentingnya keberadaan sistem
point of sale (POS) sebagai satu sistem perangkat
teknologi yang merespons tuntutan praktis dari setiap
transaksi. elemen yang berada di area kasir ini terdiri
dari layar monitor, keyboard, scanner, cash drawer,
tempat menggesekkan kartu kredit dan debet, dan
Gambar 8.4 – Elemen Merchandising lain-lain.

5. Poin of Sale (POS)


Point Of Sales, biasa disingkat POS dapat
diterjemahkan bebas menjadi sistem kasir, yaitu
aktivitas yang ber-orientasi pada penjualan yang
terjadi pada bidang usaha retail. Mengapa POS ini
menjadi terlihat sangat penting? Hal ini semata-mata
karena Point of Sales (POS) merupakan terminal
tempat uang diterima dari pelanggan ke toko retail.
Bagi pemilik usaha, uang masuk adalah indikator
yang paling mudah untuk mengukur pendapatan,
Gambar 8.5 – Point of Sale (POS) disebut dengan OMZET.

Point of Sales (POS) juga menjadi sangat penting karena seiring dengan berkembangnya
usaha, sistem kasir akan dijalankan bukan oleh pemilik, namun oleh karyawan. Karena itu
pemilik wajib tahu apa yang dikerjakan oleh kasir, dan berapa uang yang didapatkan secara
tepat.

Tugas Kelompok
1. Bentuklah kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 – 5 orang peserta didik

34
2. Setiap kelompok diminta mendiskusikan mengenai elemen desain toko dan cara
pengelolaan setiap elemennya.
3. Hasil diskusi dibuat dalam bentuk laporan dan dituliskan pada selembar kertas folio
4. Setiap kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil diskusinya dan diakhiri
dengan tanya jawab

C. Elemen Visual Display


Banyak elemen dapat digunakan oleh visual merchandiser dalam menciptakan display
dengan dengan tujuan untuk mempengaruhi keputusan pembelian dan pada akhirnya
meningkatkan penjualan.
Adapun beberapa elemen visual display yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
a. Warna
Warna adalah alat yang paling ampuh baik dalam tampilan ekterior maupun interior. Hal
ini dapat membantu kreativitas untuk memberikan efek unik pada konsumen. Penggunaan
warna dapat menciptakan suasana, merebut perhatian orang yang lewat dan menarik mereka ke
toko. Warna yang berbeda dapat memicu respon emosional yang berbeda. Misalnya, warna biru
dapat memicu respon tenang, warna hijau dan coklat dapat menggambarkan nuansa alam dan
sejuk, warna-warna hangat seperti merah, oranye, dan kuning dapat menarik perhatian, ceria,
ramah, bersemangat, reaksi simulasi; ungu dapat memberikan kesan elegan dan kecanggihan;
sementara warna abu-abu menyedihkan dan rasa bosan.
Menggunakan warna-warna yang diasosiasikan dengan produk tertentu atau representasi
merek juga merupakan teknik yang bergunaketika merencanakan menampilkan barang display.
Misalnya, menggunakan warna-warna netral seperti hijau dan coklat ketika mempromosikan
produk ramah lingkungan karena mereka memberikan efek relaksasi.
Warna adalah alat yang penting digunakan dalam visual
merchandising. Hal ini dapat digunakan untuk mempengaruhi
perilaku konsumen dan membangkitkan reaksi yang berbeda.
Setiap warna dapat membuat konsumen merasakan emosi
yang berbeda. Biasanya, visual merchandising akan
menggunakan warna selektif untuk membantu konsumen
membuat asosiasi tentang produk mereka.
Gambar 8.6 – Elemen Warna

b. Pencahayaan
Cahaya dapat digunakan dalam banyak cara di toko-toko retail, dari menyerot suatu objek
di area toko atau hanya untuk menerangi seluruh toko. Cahaya yang terang dapat menciptakan
cahaya kejujuran, positif, dan dapat mempromosikan pembelian impuls. Pencahayaan juga
dapat digunakan untuk menyeroti tata letak toko dan menarik pelanggan untuk masuk ke toko
dan mengekspos mereka untuk lebih banyak membeli barang dagangan.

Tingkat kecerahan dalam toko merupakan faktor yang sangat penting dalam perilaku
konsumen dan lingkungan retail. Suatu ruang yang memiliki pencahayaan redup kurang
menarik dibanding ruang yang lebih terang. Pencahayaan dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan perilaku pelanggan, dan juga lingkungan tata ruang secara keseluruhan.

35
Pencahayaan di dalam toko retail dapat digunakan secara strategis untuk menyorot produk
yang dipamerkan atau untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi konsumen. Hal ini
merupakan elemen penting yang digunakan (bersama musik, suhu, aroma, dan tata letak) di
retail untuk menciptakan suasana yang cicok dengan kepribadian image mereka. Suasana toko
retail penting karena diketahui bahwa suasana hati pelanggan akan mempengaruhi perilaku
pembelian mereka .

c. Musik
Musik yang diperdengarkan dalam toko dapat mempromosikan citra merek, dan juga dapat
membantu konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Musik yang sesuai dengan gaya
toko dan target konsumen merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan. Musik dengan
tempo lambat dapat membuat konsumen untuk bersantai. Oleh karena itu, mereka
menghabiskan lebih banyak waktu di toko. Hal ini menyebabkan lebih banyak kontak dengan
barang dagangan dan peningkatan pembelian. Memperdengarkan musik yang sedang poluler
juga dapat mendorong konsumen untuk berlama-lama di toko. Misalnya, sebuah toko dengan
target pasar remaja harus mempertimbangkan musik pop, karena ini adalah genre yang lebih
banyak dinikmati oleh khalayak yang lebih muda. Genre musik ini akan membuat pengalaman
belanja mereka lebih menyenangkan dan mereka tinggal lebih lama di toko, mengekspos
mereka untuk lebih banyak melihat barang dagangan dan mungkin dapat mempengaruhi
keputusan pembelian.
d. Aroma

Memiliki aroma yang unik di toko dapat membedakan satu produk dengan yang lain.
Ketika pelanggan mencium aroma toko, dapat memicu indra mereka dan mengingatkan mereka
tentang merek dan produk-produknya. Setiap jenis aroma dapat menimbulkan sebuah suasana
yang dipengaruhi oleh emosional seseorang seperti berikut:
1) Aroma vanila dapat menimbulkan suasana menghibur dan menenangkan.
2) Aroma levende, kemangi, kayu manis dan jeruk cenderung menimbulkan sensasi
menenangkan dan mengurangi kecemasan.
3) Aroma pepermin, thime, rosemery, jeruk, dan kayu putih dapat menimbulkan perasaan
giat, simulasi, dan produktivitas.
4) Aroma jahe, cokelat, kapulaa, dan akar manis akan membangkitkan asmara.
5) Aroma lada hitam mampu menstimulasi perasaan.
Mendistribusikan aroma ke seluruh toko seperti vanila, lavender, thime, rosemery, jeruk,
dan eucalyptus dapat menguntungkan bagi pengecer. Aroma ini tenang, menenangkan, dan
kenyamanan. Oleh karena itu, dapat menarik konsumen untuk berada di toko, yang mengarah
ke peningkatan kesadaran merchandise dan peningkatan pembelian spontan.

e. Graphics, Photographi, dan Signage (Garafis, Fotografi dan Petunjuk)


Penggunaan grafis dan fotografi dalam menampilkan barang display adalah cara yang
efektif untuk mengkomunikasikan informasi kepada konsumen. Bentuk yang paling umum dari

36
komunikasi dalam menampilkan barang display adalah melalui teks dan signage, terutama
ketika iklan penjualan atau yang bersifat khusus. Teknik ini umumnya mengarahkan pelanggan
dengan ekspos di harga secara terus menerus, beraneka warna, teks tebal dan grafis yang
digunakan untuk memahami perhatian konsumen tersebut. Signage harus berkonimkasi singkat,
pesan yang jelas, yang konsisten dengan tujuan promosi, signage harus menarik dan mudah
dibaca. Fotografi dapat digunakan dalam tampilan jendela untuk meningkatkan tema barang
display atau memperkuat kampanye iklan merek.

Tugas Kelompok
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4 – 5 orang peserta didik
2. Berkunjunglah ke sebuah mall atau toko swalayan
3. Lakukan pengamatan dan identifikasi elemen visual display pada toko tersebut
4. Diskusikan dengan teman kelompok Anda apakah perencanaan visual display pada
toko tersebut sudah memperhatikan prinsip-prinsip visual display ?
5. Buatlah laporan hasil diskusi Anda secara tertulis dan masing-masing kelompok secara
bergiliran mepresentasikan hasil diskusinya, serta kelompok yang lain diberi
kesempatan untuk menanggapi.

Evaluasi Bab. 8
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Secara teknis elemen desain dan visual display produk, biasanya dilakukan oleh devisi ...
a. Visual merchandising d. Desain display
b. Visual marketing e. Desain tata ruang
c. Visual display
2. Penyajian barang-barang di meja pajangan, rak, dan perabotan diseluruh toko, disebut ....
a. Merchandising d. On-self merchandising
b. Visual merchandiser e. Visual mercandise produktion
c. Visual merchandising
3. Menempatkan barang-barang pada rak yang ada di gondola atau dinding disebut dengan
metode ...
a. Shelving b. Hangin c. Pegging d. Folding e. Stacking

4. Menempatkan barang-barang kecil dengan dipancangkan di pengait yang dipasang di


gondola maupun di dinding disebut dengan metode ....
a. Shelving b. Hangin c. Pegging d. Folding e. Stacking

5. Penempatan barang-barang yang besar diletakkan ditumpuk di bagian bawah gondola


ataupun langsung diletakkan di atas lantai yang akan menimbulkan kesan volume besar
dengan harga murah, disebut dengan metode ....
a. Hangin b. Pegging c. Stacking d. Folding e. Dumping

37
6. Penempatan barang-barang yang kecil dengan jumlah yang banyak dan diletakkan di
sebuah keranjang, di dalam gondola, atau di dinding, disebut dengan metode ....
a. Hangin b. Pegging c. Stacking d. Folding e. Dumping
7. Kegiatan mempromosikan penjualan barang-barang, terutama dengan presentasi di outlet
retail. disebut ....
a. Visual impact d. Visual merchandiser
b. Visual balance e. Visual merchandising
c. Visual facing
8. Berikut ini yang tidak termasuk tujuan utama visual merchandising adalah .....
a. Sebagai tempat promosi untuk menunjukkan isi dan image toko.
b. Memperkenalkan tren barang saat ini.
c. Menunjukkan harga dalam kisaran.
d. Menunjukkan tingkat atau golongan orang.
e. sebagai salah satu cara untuk menyusun dan memajang baang dagangan
9. Perhatikan gambar dibawah ini adalah termasuk salah satu elemen desain toko, yaitu .......
a. Display
b. Signage
c. Graphichs
d. Marchandising
e. Poin of Sale (POS)

10. Elemen yang terkait dengan tampilan gambar/ logo, warna, tulisan, dan pencahayaan,
disebut .....
a. Display b. Signage c. Graphics d. Merchandising e. Poin of sale
11. Elemen yang berkaitan dengan pengelolaan barang dagangan, keputusan retailer untuk
menjual barang tertentu, unik, khusus, atau bahkan barang umum di dalam tokonya, adalah
termasuk elemen .....
a. Display b. Signage c. Graphics d. Merchandising e. Poin of sale
12. Aktivitas yang berorientasi pada penjualan yang terjadi pada bidang usaha retail, disebut ...
a. Poin of sale b. Merchandising c. Graphics d. Display e. Display
13. Prinsip ini menyatakan bahwa item-item yang sama akan dikelompokkan bersama-sama
(dalam konsep warna, bentuk dan ukuran) bahwa pada sebuah display tidak boleh
menggunakan lebih dari tiga warna, disebut prinsip ....
a. Poximity b. Similarity c. Symmetry d. Continuity e. Condition
14. Prinsip ini menjelaskan tentang perancangan untuk mencapai titik maksimal display,
disebut prinsip ...
a. Poximity b. Similarity c. Symmetry d. Continuity e. Condition
15. Prinsip menjelaskan sistem perseptual mengekstrakan informasi kualitatif menjadi satu
kesatuan yang utuh, disebut prinsip ....
a. Continuity b. Condition c. Symmetry d. Poximity e. Similarity

16. Alat yang paling ampuh baik dalam tampilan ekterior maupun interior sebagai elemen
visual display adalah ....
a. Pencahayaan b. Warna c. Aroma d. Musik e. Graphics

38
17. Keadaan atau gambaran yang menyangkut sifat dan kualitas fisik permukaan suatu benda,
seperti kusam, mengkilap, kasar, halus yang dan dapat diaplikasikan ke dalam desain.
a. Garis b. Bentuk c. Tekstur d. Bidang e. Ruang
18. Merupakan suatu wujud yang menempati ruang yang biasanya mempunyai dimensi dua
atau tiga, disebut ....
a. Garis b. Bidang c. Tekstur d. Bentuk e. Ruang
19. Aroma yang dapat menimbulkan suasana menghibur dan menenangkan, adalah ....
a. Aroma lavender d. Aroma vanila
b. Aroma pepermin e. Aroma lada hitam
c. Aroma jahe
20. Aroma yang mampu menstimulasi perasaan adalah ....
a. Aroma lavender d. Aroma vanila
b. Aroma pepermin e. Aroma lada hitam
c. Aroma jahe

B. Soal Uraian (Essay Tes)


Jawablah soal-soal berikut ini dengan jelas dan benar!
1. Apakah pengertian dari
a. On-self merchandising
b. Visual merchandising ?
2. Pada dasarnya, terdapat enam metode pada tipe on-self merchandising yang digunakan
oleh retailer untuk menyajikan barang-barang yang ditawarkan. Sebutkan ke enam metode
tersebut.
3. Tuliskan 4 (empat) tujuan utama dari visual merchandising
4. Sebutkan 7 (tujuh) elemen-elemen desain visual merchandising
5. Apakah pengertian dari visual display ?
6. Sebutkan 5 (lima) elemen visual display
7. Sebutkan pula 5 (lima) elemen desain ruang
8. Jelaskan apa sebanya Poin of sale menjadi sangat penting dalam elemen desain toko ?
9. Jelaskan apakah gunanya pencahayaan dalam toko retail ?
10. Jelaskan apakah makna/artinya aroma berikut ini:
a) Aroma vanila
b) Aroma levender, kemangi, kayu manis dan jeruk
c) Aroma jahe, cokelat, kapulaga, dan akar manis
d) Aroma lada hitam

39

Anda mungkin juga menyukai