= 1,3965056
Specific Drilling =
=
= 0,262137403
38
4.2.2.2 Rangkaian Peledakan
Free face
Gambar 4.12
Rangkaian peledakan
Rangkaian yang digunakan pada peledakan ini adalah rangkaian seri-paralel,
yaitu rangkaian seri untuk setiap baris dan paralel untuk menghubungkan tiap
barisnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi hambatan (). Rangkaian ini
memudahkan juru ledak untuk memeriksa lubang ledak yang berpotensi misfire.
4.3 Kegiatan Pemuatan
Kegiatan pemuatan ini bertujuan untuk memuat hasil pembongkaran kealat angkut
dengan menggunakan 3 alat muat jenis excavator tipe #20D merk Caterpillar dengan
kapasitas bucket hingga 0,8 m
3
(lihat Gambar 4.13). sebelum kegiatan pemuatan
dilakukan seluruh alat muat dipanaskan mesinnya terlebih dahulu selama 30 menit.
+ -
BM
39
Gambar 4.13
Alat muat yang digunakan di PT. Gunung Kecapi
Pemuatan dapat berhenti jika cuaca di kuari gerimis/hujan dengan intensitas kecil
dikarenakan alat angkut yang digunakan sebagai tujuan pemuatan tidak dapat
beroperasi.
4.4 Kegiatan Pengangkutan
Kegiatan pengangkutan merupakan tahap lanjutan setelah proses pemuatan
material kedalam alat angkut. Dalam kegiatan ini PT. Gunung Kecapi
mengoperasikan lima alat angkut secara bergantian. Sebelum kegiatan pengangkutan
dilakukan biasanya mesin alat angkut dipanaskan terlebih dahulu selama 30 menit.
Alat angkut yang beroperasi di PT. Gunung Kecapi memiliki merk dan tipe yang
sama yaitu dump truck Komatsu tipe HD-180 dengan kapasitas 8 m
3
.
40
Gambar 4.14
Dump truck Komatsu HD-180
Jalur pengangkutan yang ditempuh dump truck dari tempat pemuatan sampai
tempat pengolahan 1,5 km. Setiap harinya seorang operator dump truck dapat
melakukan kegiatan pengangkutan sebanyak 15-20 kali. Hal ini bergantung kepada
kondisi cuaca, kondisi dump truck, dan kemahiran operator.
Pada kegiatan pengamatan ini, masalah yang sering muncul dalam kegiatan
pengangkutan antara lain:
a. Jalan yang terjal dan licin setelah hujan.
b. Kondisi dump truck yang bermasalah misalnya ban kempes, mesin
bermasalah, accu bermasalah, dll.
c. Terjadi antrian alat angkut saat proses pemuatan sehingga tidak efektif.
41
Gambar 4.15
Kondisi jalan angkut
4.5 Kegiatan Pengolahan
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pengangkutan. Kegiatan
pengolahan merupakan tahap akhir kegiatan penambangan. Hasil dari kegiatan ini
adalah produk yang dapat dijual langsung kepada pembeli. Kegiatan ini terdiri atas 3
tahap, yaitu : Peremukan Primer (primary crushing), Peremukan Sekunder
(secondary crushing), dan Peremukan Tersier (tertiary crushing). PT. Gunung
Kecapi memiliki 4 crushing plant yang menghasilkan berbagai produk.
4.5.1 Peremukan Primer (Primary Crushing)
Peremukan primer dilakukan oleh jaw crusher. Kegiatan ini bertujuan untuk
perkecil batuan yang berasal dari proses pembongkaran. Sebelum masuk ke dalam
jaw crusher terlebih dahulu batuan masuk ke hopper. Peremukan primer
menghasilkan batuan dengan ukuran 6-8.
42
Gambar 4.16
Hopper dan Jaw crusher sebagai alat peremukan primer
4.5.2 Peremukan Sekunder (Secondary Crushing)
Peremukan sekunder merupakan kelanjutan dari Peremukan primer.
Peremukan primer bertujuan untuk menghasilkan batuan yang lebih kecil disesuai
kan dengan kebutuhan pasar. Peremukan sekunder menghasilkan batuan yang akan
dipergunakan pada kegiatan Peremukan tersier ataupun dijual langsung ke pembeli.
Peremukan sekunder menggunakan alat cone crusher merk Otsuka 1500 (lihat
Gambar 4.18 ).
Hopper
Jaw Crusher
43
Gambar 4.17
Cone crusher Otsuka 1500 pada Peremukan Sekunder
4.5.3 Peremukan Tersier (Tertiary Crushing)
Peremukan Tersier merupakan pengolahan tahap akhir yang menghasilkan
berbagai produk batuan yang sudah diperkecil seperti: batu split 1-2, base coarse dan
abu batu. Peremukan Tersier mengunakan alat vibrating screen untuk mengayak
hasil Peremukan Sekunder. Semua tingkat pengolahan ini bertujuan untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar yang ada.
Gambar 4.18
Vibrating screen yang digunakan untuk Peremukan Tersier
Cone Crusher
44
4.5.4 Hasil Pengolahan
PT .Gunung Kecapi memiliki 3 unit crusher dan menghasilkan beberapa
produk. (lihat Tabel 4.2)
Tabel 4.2
Nama crusher dan produk yang dihasilkan
No Nama crusher Produk yang dihasilkan
1
Crusher satu bawah
Makadam 5-7
Base coarse Super
Abu batu
2
Crusher dua bawah
Makadam 5-7
Base coarse Super
3 Crusher tiga
Tiga atas
Base coarse tiga atas (diolah
kembali di crusher tiga
bawah)
Abu batu
Tiga bawah
Batu Split 1-2
Batu Split 2-3
Batu Split 3-5
Abu batu
4.6 Kegiatan Pemasaran
Komoditi pertambangan mineral batuan memiliki sifat khusus dalam hal
pemasaran yaitu terkait antara lokasi tambang dengan konsumen akhir oleh karena
itu pemasaran produk dikhususkan untuk konsumen di sekitar lokasi tambang atau
ditujukan bagi konsumen di Kabupaten Purwakarta, Bekasi, Karawang, dan DKI
Jakarta. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi nasional
maka permintaan pembangunan fisik pun meningkat.
45
Di daerah ini terdapat banyak toko material bangunan dan proyek perumahan,
di samping itu di kabupaten atau kota banyak prasarana jalan yang rusak serta
pembangunan jalan tol, jalan by pass, jalan lingkar, jalan alternatif, saluran drainase
dan pekerjaan konstruksi lainnya. Pembangunan fisik ersebut dipastikan banyak
memerlukan bahan galian terutama batu andesit dari ukuran besar hingga terkecil
seperti abu batu.
Konsumen datang langsung ke PT. Gunung Kecapi untuk membeli produk
yang dihasilkan PT. Gunung Kecapi. Produk yang dipasarkan adalah produk yang
berkualitas namun dari segi harga, perusahaan ini menerapkan strategi harga yang
kompetitif. Sumber pendapatan kegiatan penambangan di PT. Gunung Kecapi
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu target produksi dan harga jual bebas ke pasar dengan
berbagai jenis produk. Berikut adalah tabel daftar produk dan harga yang dipasarkan
PT. Gunung Kecapi (Tabel 4.3). . Perkiraan pendapatan dari penjualan perbulan
dengan produksi perbulan maksimal dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.3
Daftar produk dan harga di PT. Gunung Kecapi
No Produk Harga
1 Batu Split ukuran 1-2 Rp 98.000,00/m
3
2 Batu Split ukuran 2-3 Rp 90.000,00/ m
3
3 Batu Split ukuran 3-5 Rp 85.000,00/ m
3
4 Makadam 5-7 Rp 80.000,00/ m
3
5 Base coarse Super Rp 75.000,00/ m
3
6 Abu Batu Rp 70.000,00/ m
3
7 Batu belah Rp 50.000,00/ m
3
46
Tabel 4.4
Perkiraan pendapatan dari penjualan perbulan
Jenis Produk Produksi
Perbulan
(m
3
)
Harga Satuan
(Rp/m
3
)
Pendapatan
Perbulan
(Rp)
Split 1-2 (15%) 2.587,5 98.000 253.575.000
Split 2-3 (15%) 2.587,5 90.000 231.875.000
Split 3-5 (15%) 2.587,5 85.000 219.937.500
Abu batu (10%) 1.725,0 70.000 120.750.000
Macadam 5-7
(20%) 3.450,0 80.000 276.000.000
BC super (20%) 3.450,0 75.000 258.750.000
Batu Belah (5%) 862,0 50.000 43.125.000
Jumlah 17.249,5 1.404.012.500
4.7 Lingkungan dan K3
Kegiatan penambangan berkaitan erat dengan lingkungan sekitar. Kegiatan
tersebut berpengaruh terhadap perubahan lingkungan yang langsung berdampak
terhadap lingkungan alam sekitar maupun sosial masyarakat.
4.7.1 Dampak Kegiatan Penambangan
a. Dampak terhadap lingkungan alam
Dampak penambangan dan pengolahan yang diperkirakan akan terjadi tehadap
lingkungan antara lain
1. Perubahan Topografi
Perubahan topografi setelah adanya penambangan berupa:
a) Hilangnya sebagian tubuh bukit
b) Perubahan sudut lereng bukit
47
2. Perubahan stabilitas lahan
a) Kemungkinan terjadi longsor pada bidang retakan
b) Erosi dapat terjadi karena hilangnya tumbuhan penutup dan
dapat mengakibatkan longsor pada tebing yang tidak stabil
3. Perubahan hidrologis dan hidro-orologis
a) Peningkatan erosi permukaan karena hilangnya penahan
lapisan air hujan
b) Meningkatnya pelumpuran terutama pada musim hujan
4. Perubahan kualitas udara
a) Meningkatnya debu pada kegiatan penambangan dan
pengolahan terutama pada musim kemarau
b) Meningkatnya kebisingan oleh kegiatan mesin-mesin
penambangan, peledakan, pengolahan, dan pengangkutan.
b. Dampak terhadap sosial masyarakat
Dampak penambangan, pengolahan, dan pengangkutan hasil tambang
terhadap lingkungan sosial masyarakat adalah:
1. Gangguan debu dan kebisingan
2. Kerusakan jalan yang dilalui mobil truk konsumen
3. Peningkatan kepadatan lalu lintas di jalan Cilalawi
Kegiatan penambangan akan berpengaruh terhadap perubahan sosial budaya
di daerah sekitar lokasi penambangan. Sebagai kontribusi nyata yang dilakukan oleh
perushaan terhadap perubahan sosial budaya tersebut diantaranya adalah bidang
ekonomi dan pengembangan infrastruktur.
48
Dalam bidang ekonomi, dengan berdirinya perusahaan ini maka tercipta suatu
lapangan pekerjaan untuk penduduk setempat di longkungan penambangan yang
memacok sebagian besar karyawan, baik itu karyawan tetap dan tidak tetap adalah
penduduk daerah sekitar. Sedangkan dalam hal pengembangan infrastruktur,
perusahaan telah melakukan bantuan-bantuan berupa dan dan terial untuk
pembangunan tempat-tempat ibadah dan membuat sarana yang dipergunakan
penduduk setempat, membuat sumur bor air bersih khususnya di daerah Desa
Bandung Herang dan Pamoyanan, serta perbaikan jalan sepanjang jalan menuju
Cilalawi.
4.7.2 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
a. Upaya untuk menjaga kesehatan kerja dilakukan dengan upaya pencegahan dan
pengobatan. Upaya pencegahan dilakukan dengan memberikan penyuluhan
kesehatan, membagikan alat proteksi diri dan melakukan pengawasan di dalam
penggunaannya. Untuk pengobatan bagi karyawan yang terjangkit gangguan
kesehatan dan menderita sakit, pihak perusahaan menyediaakan klinik P3 di
lokasi tambang dan klinik di luar yang ditunjuk oleh perusahaan (klinik Budi
Bhakti dan Aqma) dan para pekerja mendapat jaminan kesehatan dari
perusahaan serta diprogramkan untuk mengikuti program jaminan sosial tenaga
kerja.
b. Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan di setiap unit kerja
dengan menerapkan SOP (Standar Operasional Prosedur) antara lain: unit
kuari,unit pengolahan, unit perbengkelan, unit tenaga penggerak, unit
49
perkantoran dan perumahan, unit lingkungan gudang bahan peledak dll. Maka
untuk itu diperlukan pengamanan sebagai berikut :
1. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) seperti safety belt, ear plug,
safety shoes, dust masker, helm pengaman, kacamata pengaman (di unit
tertentu)
2. Melengkapi mesin-mesin pada daerah berpotensi bahaya dengan alat
pelindung yang memadai.
3. Melengkapi peralatan yang digerakan listrik dengan emergency break.
4. Usaha menyirami debu dengan penyiraman air (sprayer)
5. Menetapkan SOP (Standard Operation Procedure) untuk setiap
pekerjaan seperti pengoperasian alat berat, pengoperasian crusher,
pengoperasian belt conveyor, pengoperasian generator set, aktivitas
pengeboran dan pelaksanaan peledakan yang baik dan benar.
6. Memasang tanda peringatan pada daerah yang berpotensi bahaya.
7. Ketinggian jenjang maksimum 9 meter disesuaikan dengan kemamouan
alat bor dan jangkauan dari alat gali excavator.
8. Penambangan dilakukan secara sistematis dan bertahap yang dimulai dari
elevasi paling tinggi sehingga front kerja lebih baik dan aman.
9. Inspeksi keperalatan dan lokasi yang memiliki potensi bahaya oleh
kepala teknik tambang atau petugas yang ditunjuk.
50
4.8 Prasarana dan Sarana Penunjang Kegiatan di PT. Gunung Kecapi
4.8.1 Prasarana Penunjang Kegiatan
Kegiatan penambangan tentunya harus di dukung oleh prasarana yang
menunjang agar kegiatan penambangan dapat berjalan dengan baik.
Prasarana yang dimiliki PT. Gunung kecapi antara lain:
Gambar 4.19
Tempat penampungan dan pengisian BBM
a. Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan PT. Gunung Kecapi adalah Bahan bakar
minyak jenis solar. Solar yang digunakan adalah solar industri. Bahan bakar
digunakan untuk pengoperasian alat berat, crusher, kompressor, dan
pembangkit listrik (genset).
Untuk menunjang segala kegiatan penambangan, pengolahan dan
kebutuhan listrik, PT. Gunung Kecapi memerlukan 3000 liter solar per
hari atau sekitar 1.095.000 liter per tahun.
b. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang dipakai untuk menunjang kegiatan penambangan dan
pengolahan adalah 93 orang termasuk tenaga kerja tetap dan tidak tetap.
51
Tenaga kerja dilingkungan PT. Gunung Kecapi diutamakan berasal dari
daerah sekitar lokasi proyek sejauh kondisinya memungkinkan.
Tabel 4.5
Jumlah karyawan PT. Gunung Kecapi
No Jabatan Jumlah
(orang)
1 Pengawas Operasional dan Teknik 1
2 Kepala Teknik 1
3 Wakil Kepala Teknik 1
4 Kepala Gudang 1
5 Juru Ledak 1
6 Operator Excavator 5
7 Operator Wheel Loader 2
8 Operator Hauling Dump Truck 7
9 Operator bulldozer 1
10 Operator crusher 6
11 Operator drilling 2
12 Kepala Mekanik 2
13 Mekanik Alat Berat 4
14 Mekanik Drilling 1
15 Operator + Mekanik Genset 2
16 Bagian Administrasi 4
17 Keamanan 13
18 Helper Lokal 39
Total Jumlah Karyawan 93
Sumber: Laporan Kemajuan Tambang PT. Gunung Kecapi Tahun 2011
52
4.8.2 Sarana Penunjang Kegiatan
Dalam menunjang segala kegiatan penambangan di suatu perusahaan maka
dibutuhkan sarana penunjang.
Sarana penunjang yang dimiliki PT. Gunung Kecapi antara lain:
a. Akses jalan masuk dari Cilalawi/ Jalan Kabupaten ke lokasi PT. Gunung
Kecapi 3 km dengan lebar 7-10 m, kondisi jalan cukup bagus dan diperkeras
batu.
b. Jalan tambang 1-1,5 km dengan lebar 10-12m, kondisi cukup bagus dan
diperkeras batu.
c. Sarana perkantoran
Gambar 4.20
Sarana perkantoran
d. Alat komunikasi
Untuk berkomunikasi di lingkungan tambang PT. Gunung Kecapi, yang
digunakan adalah handy talkie.
e. Gudang bahan peledak
Gudang bahan peledak berlokasi terpisah dan jauh dari segala kegiatan
pernambangan. Gudang bahan peledak didesain dengan tanggul-tanggul yang
53
memisahkan antara gudang bahan peledak dan gudang perlengkapan
peledakan.
Gambar 4.21
Gudang bahan peledak dan perlengkapan peledakan
f. Pos keamanan
Gambar 4.22
Pos keamanan
54
g. Perbengkelan
Gambar 4.23
Bengkel alat-alat berat
h. Kolam penampungan air dan lumpur
Gambar 4.24
Kolam penampungan air dan lumpur
i. Instalasi listrik
Untuk memenuhi kebutuhan listrik, PT. Gunung Kecapi mengoperasikan 4
buah genset 900 KVA sebagai pembangkit listrik.
55
Gambar 4.25
Ruang pembangkit listrik
j. Sarana P3K lengkap dengan peralatannya
k. Sarana kesehatan : Rumah sakit Bayu Asih dan klinik AQMA (mitra kerja
dengan perusahaan)
56
BAB V
SIMPULAN
Dari kegiatan PKL I yang berlangsung di PT. Gunung Kecapi, penulis dapat
menyimpulkan bahwa :
1. Kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT. Gunung Kecapi dimulai dari
pengupasan tanah penutup, pembongkaran, pemuatan, pengangkutan,
pengolahan dan pemasaran.
2. Kegiatan pengupasan tanah penutup dilakukan dengan crawler dozer
komatsu D85ESS-2A.
3. Kegiatan pembongkaran dilakukan dengan pengeboran dan peledakan.
Pengeboran dilakukan dengan menggunakan crawler rock drill (CRD)
furukawa PCR 200 dan kompresor ingersol rand dan airman. Peledakan
dilakukan dengan menggunakan bahan peledak jenis ANFO dengan detonator
elektrik dan dirangkai seri-paralel dengan blasting machine kobla BI-200.
4. Kegiatan pemuatan dilakukan dengan excavator Caterpillar 320D.
5. Kegiatan pengangkutan dilakukan dengan dump truck Komatsu HD-180.
6. Kegiatan pengolahan dilakukan secara tiga tahap menggunakan jaw crusher,
cone crusher, dan vibrating screen. Produk yang dihasilkan pada kegiatan ini
adalah split 1-2, split 2-3, split 3-5, macadam 5-7, base coarse super, abu
batu, dan batu belah.
57
7. Kegiatan pemasaran menggunakan strategi konsumen produk datang dan
membeli langsung produk PT. Gunung Kecapi. Setiap harinya PT. Gunung
Kecapi dan memasarkan 1200 m
3
produk.
8. Kegiatan K3 dan lingkungan di PT. Gunung Kecapi dilakukan dengan secara
baik dan sistematis sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setiap kegiatan
yang dilakukan, didasari oleh Standard Operation Procedure (SOP).
58
DAFTAR PUSTAKA
Sahminan, Sahruddin. 2012. Teknik Pelaporan. Diktat Kuliah. Bandung: Politeknik
Geologi dan Pertambangan AGP.
PT. Gunung Kecapi. 2011. Laporan Kemajuan Tambang PT. Gunung Kecapi.
PT. Gunung Kecapi. 2010. Laporan Kegiatan Eksplorasi dengan Cara Pengukuran
Geolistrik dan Pengeboran Inti di Lokasi Gunung Kerud, Desa Liunggunung,
Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta.