0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
93 tayangan15 halaman
Penambangan bijih timah dilakukan di darat dan di laut , untuk memisahkan bijih timah dengan mineral ikutan lainnya maka dilakukan pencucian dengan jigging untuk menghasilkan kadar dengan kisaran 40-68% Sn
Penambangan bijih timah dilakukan di darat dan di laut , untuk memisahkan bijih timah dengan mineral ikutan lainnya maka dilakukan pencucian dengan jigging untuk menghasilkan kadar dengan kisaran 40-68% Sn
Penambangan bijih timah dilakukan di darat dan di laut , untuk memisahkan bijih timah dengan mineral ikutan lainnya maka dilakukan pencucian dengan jigging untuk menghasilkan kadar dengan kisaran 40-68% Sn
Proses pembentukan bijih timah (Sn) berasal dari magma cair yang mengandung kasiterit (SnO2). Intrusi batuan granit kepermukaan menyebabkan ase pneumatolitic yang menghasilkan mineral!mineral bijih diantaranya bijih timah. "ineral ini terakumulasi dan terasosiasi dalam batuan granit ataupun batuan lain yang diterobos membentuk #ein!#ein bijih timah primer. Sesuai dengan namanya$ endapan timah sekunder terdiri dari mineral!mineral bijih kasiterit yang telah tertransportasi jauh dari sumbernya (endapan timah primer). %iasanya bijih kasiterit ini terba&a oleh arus sungai menuju muara sungai hingga lepas pantai dan terakumulasi disana. 'arenanya banyak dilakukan kegiatan penambangan bijih timah sekunder pada daerah muara sungai dan lepas pantai. (al ini dilakukan dengan harapan akan diperoleh bijh timah dalam jumlah besar. )erbentuknya mineral kasiterit erat hubungannya dengan aktiitas magma. Aktiitas magmatis Permo!'arbon sampai dengan 'apur di Sumatera menyambung ke "alaysia dan %irma. "ineralisasi timah di jalur timah terjadi mulai )rias Atas!A&al 'apur. *aktu berlangsungnya tumbukan antara lempeng benua "alaka. Aktiitas magma pemba&a logam dasar mulai dari Permo!'arbon. 'andungan logam tersebut diperkaya oleh akti#itas magma +ura$ 'apur dan )ersier. (ubungan timah dan granit mempunyai pengertian bah&a kehadiran timah (cassiterite) berhubungan dengan granit bera&al pada tahun ,--. oleh " /on "icluco 0 "oclay yang di perkuat oleh %eck tahun ,122$ dengan penelitiannya bah&a timah di %angka!%elitung berhubungan dengan granit setempat. Genesa pembentukan dari timah itu sendiri bera&al dari pembentukan batuan dari proses a&al sampai terbentuknya batuan. %atuan plutonik yang bersuhu sangat tinggi menerobos batuan yang ada disekitarnya sehingga terbentuk proses metamorosis yang luas. "enurut 3aubree$ endapan timah primer terbentuk dari proses pneumatolitis. Pada proses ini mineral timah ditransortasi dari magma chamber sebagai gas Tin- chloride (Sn456) atau Tin-flouride (Sn76) yang kemudian bereaksi dengan air membentuk Tin-oxide (SnO2 ) atau kasiterit dan asam klorida atau asam lourida seperti reaksi sebagai berikut 8 Sn456(g) 9 2(2O(l) !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! SnO2(s) 9 (45(g) Sn76(g) 9 2(2O(l) !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! SnO2(s) 9 6(7(g) 3ari reaksi di atas dapat dilihat bah&a pada proses ini akan terbentuk kasiterit sebagai padatan dan asam chloride atau asam luoride sebagai gas. :ndapan timah sekunder terbentuk oleh proses pelapukan$ erosi$ transportasi dan pengendapan kembali disuatu tempat dan erat kaitanya dengan proses sedimentasi. %. Potensi di Indonesia +alur penyebaran timah Indonesia terdapat sekitar kurang lebih ;.2 km tersebar pada daerah yang terdiri dari 'arimun$ Singkep$ %angka$ %elitung dan <iau. Akan tetapi endapan timah primer yang potensial terdapat di pulau %angka dan %elitung. 3i pulau %angka meliputi daerah Pemali$ daerah )empilang dan di pulau %elitung terjadi pada daerah yang dinamakan daerah )ikus$ Selumar$ %atu %esi$ Garumedang$ selain itu ada pula di daerah )eberong. 3i masa kolonial$ pertambangan timah di %angka dikelola oleh badan usaha pemerintah kolonial =%anka )in *inning %edrij= (%)*). 3i %elitung dan Singkep dilakukan oleh perusahaan s&asta %elanda$ masing!masing Gemeeenschappelijke "ijnbou& "aatschappij %iliton (G"%) dan >/ Singkep )in :?ploitatie "aatschappij (>/ SI):"). GA"%A< , +A5@< P:>A:%A<A> )I"A( 4. SiatBkarakteristik "ineral kasiterit (SnO2 ) mempunyai karakteristik antara lain sebagai berikut 8 ! 4olour 8 4oklat ! (ardness 8 C$2 0 ;$2 ! SG 8 C$- 0 ;$2 ! 4lea#age 8 imperect ! 7racture 8 @ne#en ! 5uster 8 Intan ! Streak 8 Putih 3. Penambangan Sebelum kegiatan penambangan dimulai$ maka terlebih dahulu dilakukan pekerjaan!pekerjaan persiapan (development). )ahap ini bertujuan untuk mendukung proses penambangan selanjutnya. 5apisan kaksa yang sudah ditemukan$ digali dengan menggunakan sebuah back hoe type kobelco dan dikumpulkan di dekat lubang hisap (sump) dan monitor. 'etinggian tumpukan kaksa tersebut D E!6 meter dengan jarak antara tumpukan kaksa dan monitor maksimal 2 meter serta jarak antara tumpukan kaksa dengan sump D 22 meter.Setelah kaksa selesai dikumpulkan$ kemudian dialirkan ke dalam sump dengan cara disemprotkan menggunakan monitor dengan kemiringan aliran D E!6F. Air yang digunakan untuk penyemprotan berasal dari air sungai dan air hujan yang telah di tampung di bak penampungan dan berada di atas ront kerja. :. Proses Pencucian Pulp dari sump akan terhisap oleh pompa hisapBtanah sampai ke instalasi pencucian yang berada di atas ront kerja. A&alnya$ pulp tersebut disaring dengan menggunakan grizzly yang terdapat pada bak penampungan (store bak) untuk dialirkan ke jig primer le&at bak penghantar (kemiringan D - ! ,2 F) yang diujungnya terdapat tiga pipa pembagi untuk masing!masing jig primer dan mempunyai tiga kompartemen yaitu kompartemen A$ %$ dan 4 (Gambar ,). Pada kompartemen itu terdapat saringan yang diisi batu hematit sebagai bed yang berungsi sebagai media pemisah bijih timahBkasiterit dengan mineral ikutannya. Pada setiap kompartemen terdapat dua buah membran yang berungsi memompa air di dalamnya. Air tersebut dipompa dari under &ater dan berungsi sebagai media pendorong bed. 'edua membran tersebut disatukan kemudian digerakkan oleh pulsator dengan pukulan yang berbeda setiap kompartemennya. GA"%A< 2 +IG P<I":< Spesiikasi +ig Primer 8
)ype 8 Auba
'ompartemen 8 E buah.2
Saluran 8 2 buah
'apasitas tiap unit 8 22 m
E solidBjam
'emiringan permukaan 8 2$.
2
@kuran saringan jig 8 ,221 ? ,,-, mm
2
@kuran kompartemen 8 ,2C; ? ,222 mm
2
5uas saringan jig eekti 8 C$.6 mm
2
Opening saringan jig 8 E ? ,6
)inggi rooster 8 ,2 cm
)ebal bed 8 ;. mm
Pemakaian hematite 8 2$6. ton
3iameter hematite 8 ,2 0 ,- mm
3iameter lubang spigot 8 C 0 ,6 mm
'ecepatan aliran 8 2$; 0 ,$2 mBdetik
Pemakaian under&ater 8 ,$CE. m
E Bmenit
Sistem penggerak jig 8 pulsator
'apasitas jig 8 2$-1 m
E BjamBm 2 luas eekti
"otor jig 8 E P'B6 cell A G .$. P'B- cell %
3ikarenakan pulp lebih dahulu mele&ati kompartemen A$ maka untuk menangkap kasiterit sebanyak mungkin$ pukulan pada kompartemen A lebih besar dari kompartemen %$ begitu juga pukulan di kompartemen % lebih besar daripada di kompartemen 4. Pukulan yang dihasilkan oleh kedua membran menyebabkan terjadinya pulsion dan suction, sehingga menimbulkan eek penyaringan pada bed. Pada saat terjadi pulsion$ batu hematit akan naik dan merenggang sehingga kasiterit yang terkandung dalam pulp yang mengalir di atasnya akan terhisap kedalam celah tersebut. 3an setelah terjadi suction, kasiterit masuk ke dalam tabung kompartemen yang berbentuk trapesium dan selanjutnya akan turun melalui spigot (karet berdiameter ,2 inchi) ke saluran penghantar menuju jig clean up. Sedangkan pulp yang berisi kasiterit berukuran lebih halus beserta mineral ikutannya akan terus mengalir mele&ati kompartemen selanjutnya dan akan mengalami proses yang sama seperti pada kompartemen A. 'asiterit dari kompartemen % dan 4 juga akan dialirkan ke jig clean up melalui satu saluran penghantar yang sama dengan kasiterit dari kompartemen A. Pulp yang terus mengalir dan tidak terhisap kedalam kompartemen A$ %$ dan 4 akan mengalir menuju saluran tailing. 3ikarenakan kasiterit yang dihasilkan dari jig primer masih banyak mineral ikutannya$ maka akan diproses kembali dengan menggunakan satu unit jig clean up (Gambar E). GA"%A< E +IG 45:A> @P Spesiikasi +ig 4lean @p 8
)ype 8 Auba
'ompartemen 8 2 buah
Saluran 8 2 buah
'apasitas tiap unit 8 ,C$E. m
E solidBjam
'emiringan permukaan 8 E$.
2
@kuran saringan jig 8 ,221 ? ,,-, mm
2
@kuran kompartemen 8 ,2C; ? ,222 mm
2
5uas saringan jig eekti 8 C$.6 mm
2
Opening saringan jig 8 2$. ? ,2
)inggi rooster 8 ,2 cm
)ebal bed 8 ;. mm
Pemakaian hematite 8 2$6. ton
3iameter hematite 8 1 0 ,2 mm
3iameter lubang spigot 8 C 0 ,2 mm
'ecepatan aliran 8 2$; 0 ,$2 mBdetik
Pemakaian under &ater 8 ,$CE. m
E Bmenit
Sistem penggerak jig 8 pulsator
'apasitas jig 8 2$. m
E BjamBm 2 luas eekti
"otor jig 8 E P'B6 cell A G .$. P'B- cell %
+ig tersebut ukurannya lebih kecil daripada jig primer dan mempunyai dua kompartemen yaitu A dan %. Sebagaimana jig pimer$ jig clean up uga mempunyai dua saluran dan setiap kompartemen juga mempunyai dua saringan. 3i atas saringan juga diisi batu hematit sebagai bed$ tapi ukurannya lebih kecil daripada yang terdapat di jig primer. 'arena jig primer dan jig clean up mempunyai tipe yang sama$ maka proses kerjanya sama yaitu terjadinya gaya pulsion dan suction akibat pukulan oleh dua membran. 'asiterit yang tertangkap baik pada kompartemen A maupun % akan turun melalui spigot dan dialirkan ke bak penampung konsentrat melalui saluran penghantar. Sedangkan pulp yang tidak tertangkap dalam kompartemen akan terus mengalir dan akan menjadi tailing. Tailing tersebut di alirkan menuju bak penampung tailing kedua melalui saluran tailing. )erkadang masih ada mineral ikutan yang ikut masuk kedalam bak konsentrat$ ini dikarenakan ukuran mineral tersebut sangat halus$ sehingga bisa menembus saringan. Oleh karena itu$ kasiterit yang ada di dalam bak konsentrat dimasukkan ke dalam bak kayu (ukuran ,$. ? 2$. ? 2$2 m) untuk dibersihkan. Pembersihan ini dilakukan dengan menyemprot secara manual dengan kemiringan bak kayu D 6 ! . F. %ijih timah yang sangat halus beserta mineral ikutan lainnya akan mengalir menjadi tailing dan akan dialirkan ke bak penampung tailing yang ketiga. Sedangkan kasiterit yang berkadar Sn tinggi akan tetap berada di bak kayu dan kemudian dimasukkan ke dalam kampil (tin ore bag). )iap kampil berisi D E2 ! 62 kg bijih timahBkasiterit dan jumlah kampil yang dihasilkan tiap harinya tidak tentu$ biasanya D 22 ! 2. kampilBhari$ ini tergantung dari banyaknya lapisan kaksa yang ditemukan di ront kerja. +umlah kampil ini dijadikan sebagai dasar perhitungan jumlah produksi per harinya. 'asiteritBbijih timah yang ada dalam kampil akan dipindahkan menuju gudang. 3ari gudang ini$ bijih timah dalam kampil akan dimasukkan ke dalam drum dengan kapasitas D , tonBdrum dan siap diangkut menuju Pusat Pengolahan %ijih )imah (PP%)) di Pemali Sungailiat dengan menggunakan mobil. Setiap mobil hanya mampu memba&a satu drum dan dalam setiap pengangkutan dikeluarkan surat jalan yang dibubuhi tanda tangan 'epala )ambang dan security yang menga&ali pengangkutan serta banyaknya jumlah kampil yang diangkut. 7. Pengolahan )imah Sebelum bijih timahBkasiterit dilakukan peleburan$ bijih timah terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan meningkatkan kadar Sn yang terkandung di dalamnya agar memenuhi syarat peleburan (H ;6 F Sn). %ijih timah yang akan diolah berasal dari penambangan lepas pantai dan penambangan darat. @ntuk bijih timah yang berasal dari penambangan lepas pantai diangkut dengan kapal tongkang menuju Pusat Pengolahan %ijih )imah (PP%)) di "entok. Sedangkan bijih timah yang berasal dari penambangan darat diangkut menuju Pusat Pengolahan %ijih )imah (PP%)) masing! masing &ilayah Penga&as Produksi. Semua bijih timah yang berasal dari penambangan darat dan dalam penga&asan P). )ambang )imah$ baik punya mitra usaha maupun punya rakyat dapat masuk ke PP%) untuk diolah$ tapi dengan syarat bijih timah mempunyai kadar D .2 F Sn. 3an apabila bijih timah tersebut mempunyai kadar diba&ah .2 F Sn$ maka bijih timah dikembalikan ke pemiliknya untuk ditingkatkan lagi kadarnya minimal .2 F Sn. ,. Pusat Pengolahan %ijih )imah (PP%)) Pemali ! Sungailiat %ijih timah dari hasil penambangan di )% "apur I diangkut menuju PP%) di Pemali ! Sungailiat untuk dilakukan pengolahan. %ijih timah tersebut sebelumnya mempunyai kadar D .2 F Sn$ namun setelah dilakukan pengolahan diharapkan kadarnya meningkat sampai memenuhi syarat peleburan. %ijih timah yang akan diolah terlebih dahulu diambil sampel seperlunya untuk dianalisa di laboratorium. 'arena bijih timah dari penambangan kebanyakan sudah mengalami proses pencucian$ maka setelah diambil sampel$ bijih timah hanya dicuci secara semi manual$ yaitu dengan cara disemprot. onsentrat dari pencucian dimasukkan ke dalam <otary 3ryer untuk dikeringkan (Gambar 6). GA"%A< 6 <O)A<A 3<A:<
Tailing (2 0 E F Sn) dari pengeringan tersebut diproses dengan menggunakan Air )abel dan konsentratnya dicampur dengan konsentrat dari pengeringan. +adi adanya serangkaian proses pencucian bijih timah dari ront penambangan sampai ke Pusat Pengolahan %ijih )imah (PP%)) Pemali! Sungailiat. Pencampuran ini diharapkan bijih timah harus tetap memenuhi persyaratan peleburan (H ;6 F Sn)$ sehingga bisa dikirim ke @nit "etalurgi "entok melalui perantara Gudang %ijih )imah Sungailiat. 2. Pusat Pengolahan %ijih )imah (PP%)) "entok %ijih timah dari penambangan lepas pantai (kapal keruk) diangkut menggunakan tongkang menuju PP%) "entok. %ijih timah tersebut belum dilakukan proses pencucian$ oleh karena itu kadarnya masih rendah (22 ! E2 F Sn). @ntuk itu bijih timah tersebut harus ditingkatkan kadarnya sampai memenuhi syarat peleburan. %ijih timah ditingkatkan kadarnya melalui proses pencucian untuk memisahkan bijih timah dari mineral pengikutnya dengan memanaatkan perbedaan siat!siat dari butiran mineral seperti berat jenis dengan menggunakan jig$ kondukti#itas listrik dengan menggunakan high tension separator$ dan kemagnetan dengan menggunakan magnetik separator. a. Sampling Sebelum dilakukan proses pengolahan terhadap bijih timah dari kapal keruk$ terlebih dahulu diambil sampel. @ntuk bijih timah kering sampel diambil dengan menggunakan pit sampler. Sedangkan untuk bijih timah basah menggunakan auger sampler. Sampel yang telah diambil tersebut diba&a ke laboratorium untuk dianalisa secara mikroskopis. Analisa mineralogis dilakukan dengan menggunakan mikroskop binokuler untuk menentukan komposisi mineral! mineral yang ada pada bijih timah. (asil analisa ini diharapkan dapat me&akili komposisi mineral yang terkandung dalam bijih timah yang akan diolah$ sehingga dapat mengatur alat yang akan digunakan pada saat pengolahan. b. 7eeding Setelah hasil analisa sampel dari laboratorium diperoleh$ bijih timah siap untuk dilakukan proses pemisahan. %ijih timah tersebut dimasukkan ke dalam ore bin dengan menggunakan po&er sho#el. Pada PP%) ini terdapat delapan buah ore bin$ dengan kapasitas E2 ton bijih timah per ore bin. %ijih timah yang terdapat dalam ore bin disemprot dengan air bertekanan tinggi untuk diumpankan ke jig. Penyemprotan dilakukan secara semi manual dengan menggunakan pompa semprot yang tersambung selang dan dikendalikan oleh pekerja sehingga pengumpanan lebih terkontrol. c. Proses Pemisahan Pemisahan bijih timah di PP%) ini melalui dua proses pengolahan$ yaitu 8 ! Proses %asah %ijih timah yang telah disemprot di ore bin akan masuk ke dalam jig primer (tipe (arI) yaitu sebagai feed. Gaya pulsion dan suction yang dihasilkan oleh membran pada jig merupakan media untuk membantu pemisahan kasiterit dengan pengikutnya. 'asiterit akan tertangkap pada masing!masing kompartemen di jig. 3ilakukan proses pengeringan terhadap 'asiterit yang berasal dari proses pencucian di jig dengan menggunakan <otary 3ryer. %ijih timah hasil pengeringan ini siap dikirim ke @nit "etalurgi "entok untuk dilebur. Tailing yang berasal dari proses pencucian di jig primer diproses kembali (recycle) karena bijih timah masih mempunyai kadar Sn yang cukup tinggi. %ijih timah tersebut akan masuk ke dalam jig sekunder (tipe Auba) untuk dilakukan proses pencucian tahap kedua. 'onsentrat dari pencucian tahap kedua ini dikeringkan dengan menggunakan <otary 3ryer. ! Proses 'ering (asil pengeringan tahap dua diumpankan ke alat (igh )ension Separator (()S) untuk ditingkatkan lagi kadarnya dengan dan kemudian diumpankan lagi ke alat "agnetik Separator ("S) dan Air table. ()S merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan mineral dengan memanaatkan perbedaan kondukti#itas listriknya$ dan "S merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan mineral dengan memanaatkan perbedaan kemagnetannya. Sedangkan Air )able memanaatkan perbedaan berat jenis mineral yang akan dipisahkan. %ijih timah yang diperoleh dari proses kering ini dicampur dengan bijih timah dari proses basah dan dikirim ke @nit "etalurgi "entok untuk dilakukan proses peleburan. Sedangkan tailingnya diproses ulang untuk mengambil mineral pengikutnya yang berharga. G. Prospek dan Pemasaran )imah Setelah mengalami berbagai tahapan pengolahan tersebut$ bijih timah dilebur kemudian dilakukan proses pemurnian$ hasil pemurnian tersebut diangkat ke ketel cetak dengan menggunakan grabe crane. 3ari ketel cetak tersebut cairan logam timah akan dicetak menjadi balok ! balok timah (Gambar .). 3ikarenakan permintaan konsumen yang berbeda ! beda$ maka batang logam yang telah jadi dapat diubah bentuknya sesuai dengan permintaan konsumen. 'egiatan pemasaran P). )imah (Persero) )bk. mencakup kegiatan penjualan dan pendistribusian logam timah. Pendistribusian logam timah hampir 1.F dilaksanakan untuk memenuhi pasar di luar negeri atau ekspor dan sebesar .F untuk memenuhi pasar domestik. >egara tujuan ekspor logam )imah antara lain adalah &ilayah Asia Pasiik yang meliputi +epang$ 'orea$ )ai&an$ 4ina dan Singapura$ &ilayah :ropa meliputi Inggris$ %elanda$ Perancis$ Spanyol dan Italia serta Amerika dan 'anada. Pendistribusian dilaksanakan melalui pelabuhan di Singapura untuk ekspor. Sedangkan untuk domestik dilaksanakan secara langsung melalui gudang di +akarta. Produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang telah diterima oleh pasar Internasional dan terdatar dalam pasar bursa logam di 5ondon (!ondon "etal #xchange). 'ualitas setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan dijamin dengan sertiikat produk ($eight and analysis certificate) yang berstandar Internasional dan berpedoman kepada standar produk yang ditetapkan oleh !ondon "etal #xchange (5":)$ sehingga dapat diperdagangkan sebagai komoditi di pasar bursa logam.