Anda di halaman 1dari 23

Konsep Dasar Filsafat Ilmu

12:10 PM No comments
Filsafat dalam Bahasa Inggris, yaitu :philosophy, adapun istilah flsafat erasal dari
Bahasa !unani : philosophia, yang terdiri atas dua "ata : philos #cinta$ atau philia
#persahaatan, tertari" "epada$ dan sophos #hi"mah, "ei%a"sanaan, pengetahuan,
"etrampilan, pengalaman pra"tis, intelegensi$& 'adi, secara etimologi, flsafat erarti
cinta "ei%a"sanaan atau "eenaran #lo(e of )isdom$
*edang"an pengertian ilmu yang terdapat dalam "amus esar ahasa Indonesia
adalah pengetahuan tentang suatu idang yang disusun secara ersistem menurut
metode+metode tertentu, yang dapat diguna"an untu" menerang"an ge%ala+ge%ala
tertentu di idang pengetahuan itu& 'adi dapat "ita tari" "esimpulan ah)a flsafat
ilmu itu adalah penyelidi"an tentang cirri+ciri mengenai pengetahuan ilmiah dan
cara+cara untu" memperoleh pengetahuan terseut&
Filsafat memili"i eerapa tu%uan yang %uga perlu "ita "etahui& ,u%uan+tu%uan
terseut antara lain:
- Mendalami unsure+unsur po"o" ilmu, sehingga secara menyeluruh "ita dapat
memahami sumer, ha"i"at dan tu%uan ilmu&
- Memahami se%arah pertumuhan, per"emangan, dan "ema%uan ilmu di eragai
idang, sehingga "ita mendapati gamaran tentang proses ilmu "ontemporer
secara histories&
- Men%adi pedoman agi para dosen dan mahasis)a dalam mendalami studi di
perguruan tinggi, terutama untu" memeda"an persoalan ilmiah dan nonilmiah&
- Mendorong para calon ilmu)an dan ilmuan untu" "onsisten dalam mendalami
ilmu dan mengemang"annya&
- Mempertegas ah)a dalam persoalan sumer dan tu%uan antara ilmu dan agama
tida" ada pertentangan&
Ruang Lingkup Objek Filsafat Ilmu
Ontologi: .ntologi merupa"an a/as dalam menetap"an atas ruang ling"up yang
men%adi o%e" penelaahan serta penafsiran tentang ha"i"at realitas #metafsi"a$&
.ntologi meliputi permasalahan apa ha"i"at ilmu,apa ha"i"at "eenaran dan
"enyataan yang inheren tentang "enyataan itu, yang tida" terlepas dari pandangan
tentang apa dan agaimana yang ada #eing$ itu&
0da eerapa pertanyaan ontologis yang melahir"an aliran+aliran dalam flsafat&
Misalnya pertanyaan : 0pa"ah yang ada itu1, agiamana"ah yang ada itu1, dan
dimana"ah yang ada itu1&
Epistemologi: 2pistemologi merupa"an caang flsafat yang menyelidi"i asal+
muasal, metode+metode dan sahnya ilmu pengetahuan&
,erdapat tiga persoalan po"o" dalam idang 2pistemologi:
- 0pa"ah sumer pengetahuan itu 1 3arimana"ah datangnya pengetahuan yang
enar itu 1 dan Bagaimana"ah cara mengetahuinya 1
- 0pa"ah sifat dasar pengetahuan itu 1 0pa ada dunia yang enar+enar diluar
pi"iran "ita 1 dan 4alau ada apa"ah "ita isa mengatahuinya 1
- 0pa"ah pengetahuan itu enar #(alid$ 1 Bagaimana "ita memeda"an yang enar
dari yang salah 1
Aksiologi: 0"siologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidi"i ha"i"at nilai yang
pada umumnya ditin%au dari sudut pandang "eflsafatan& 0"siologi meliputi nilai+
nilai, parameter agi apa yang diseut segai "eenaran atau "enyataan itu,
seagaimana "ehidupan "ita yang men%ela%ahi "a)asan, seperti "a)asan sosial,
"a)asan fsi" materiil, dan "a)asan simoli" yang masing+masing menun%u"an
aspe"nyasendiri+sendiri& 5eih dari itu, a"siologi %uga menn%u"an "aidah+"aidah apa
yang harus "ita perhati"an di dalam menerap"an ilmu "edalam pra"sis&
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya.
[1]
Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori), yang berarti teori tentang nilai.
Pertanyaan di ilaya! ini menyangkut, antara lain:
"ntuk apa pengeta!uan ilmu itu digunakan#
$agaimana kaitan antara cara penggunaannya dengan kaida!%kaida! moral#
$agaimana penentuan obyek yang ditelaa! berdasarkan pili!an%pili!an moral#
$agaimana kaitan metode ilmia! yang digunakan dengan norma%norma moral dan
professional# (filsafat etika).
Aksiologi Ilmu
&asa keingin ta!uan manusia ternyata men'adi titik%titik per'alanan manusia yang takkan
perna! usai. (al inila! yang kemudian mela!irkan beragam penelitian dan !ipotesa aal
manusia ter!adap inti dari keanekaragaman realitas. Proses berfilsafat adala! titik aal
se'ara! perkembangan pemikiran manusia dimana manusia berusa!a untuk mengorek,
merinci dan melakukan pembuktian%pembuktian yang tak lepas dari kungkunga
)emudian dirumuskanla! sebua! teori pengeta!uan dimana pengeta!uan men'adi
terklasifikasi men'adi beberapa bagian. *elalui pembedaan inila! kemudian la!ir sebua!
konsep yang dinamakan ilmu. Pengembangan ilmu terus dilakukan, akan tetapi disisi
lain. Pemuasan da!aga manusia ter!adap rasa keinginta!uannya seola! tak beru'ung dan
men'ebak manusia ke lemba! kebebasan tanpa batas. +le! sebab itula! dibutu!kan
adanya pelurusan ter!adap ilmu pengeta!uan agar tidak ter'adi kenetralan tanpa batas
dalam ilmu. )arena kenetralan ilmu pengeta!uan !anyala! sebatas metafisik keilmuan.
,edangkan dalam penggunaannya diperlukan adanya nilai%nilai moral.
,e'ak saat pertumbu!annya, ilmu suda! terkait dengan masala! moral. ,atu conto! ketika
-opernicus (1./0112.0) menga'ukan teorinya tentang kesemestaan alam dan
menemukan ba!a 3bumi yang berputar mengelilingi mata!ari4 dan bukan sebaliknya
seperti yang dinyatakan dalam a'aran agama maka timbulla! interaksi antara ilmu dan
moral (yang bersumber pada a'aran agama) yang berkonotasi metafisik. ,ecara metafisik
ilmu ingin mempela'ari alam sebagaimana adanya, sedangkan di pi!ak lain terdapat
keinginan agar ilmu mendasarkan kepada pernyataan%pernyataan (nilai%nilai) yang
terdapat dalam a'aran%a'aran di luar bidang keilmuan (nilai moral), seperti agama. 5ari
interaksi ilmu dan moral tersebut timbulla! konflik yang bersumber pada penafsiran
metafisik yang berkulminasi pada pengadilan inkuisisi 6alileo pada ta!un 1700. 6alileo
ole! pengadilan agama dipaksa untuk mencabut pernyataan ba!a bumi berputar
mengelilingi mata!ari.
88 Pemba!asan
A. Pengertian Aksiologi dan 8lmu
1. 5efinisi Aksiologi
Aksiologi adala! istila! yang berasal dari kata Yunani yaitu9 axios yang berarti sesuai
atau a'ar. ,edangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipa!ami sebagai teori nilai.
*enurut :o!n ,inclair, dalam lingkup ka'ian filsafat nilai meru'uk pada pemikiran atau
suatu sistem seperti politik, social dan agama. ,istem mempunyai rancangan bagaimana
tatanan, rancangan dan aturan sebagai satu bentuk pengendalian ter!adap satu institusi
dapat teru'ud.
;. 5efinisi 8lmu
8lmu adala! istila! yang berasal dari kata Yunani yaitu scientia yang berarti ilmu. Atau
dalam kaida! ba!asa Arab berasal dari kata ilm yang berarti pengeta!uan. 8lmu atau
sains adala! pengaka'ian se'umla! penrnyataan%pernyataan yang terbukti dengan fakta%
fakta dan ditin'au yang disusun secara sitematis dan terbentuk men'adi !ukun%!ukum
umum.
$. Perbedaan dan <ungsi 8lmu
1. Perbedan 8lmu, dan Pseudo 8lmu
5ari definisi diatas setidaknya kita bisa menarik satu kesimpulan ba!a ilmu adala!
pengeta!uan yang dirumuskan secara sistematis, dapat diterima ole! akal melalui
pembuktian%pembuktian empiris.
5isisi lain ada sebua! kategori yaitu Pseudo 8lmu. ,ecara garis besar pseudo ilmu adala!
pengeta!uan atau praktek%praktek metodologis yang di klaim sebagai pengeta!uan.
=amun berbeda dengan ilmu, pseudo ilmu tidak memenu!i persyaratan%persyaratan yang
di
)eberadaaan ilmu timbul karena adanya penelitian%penelitian pada ob'ek% ob'ek yang
sifatnya empiris. $erbeda !alnya dengan pseudo ilmu yang la!ir atau timbul dari
pentelaa!an ob'ek%ob'ek yang abstrak. >andasan dasar yang dipakai dalam pseudo ilmu
adala! keyakinan atau kepercayaan.
Perbedaan keduanya dapat kita keta!ui dari penampakan yang men'adi ob'ek penelitian
masing%masing bidang. Atau dengan kata lain perbedaan tersebut ada pada sisi
epistmologinya.
;. <ungsi 8lmu
,ebelumnya kita tela! berbicara mengenai bagaimana perbedaan ilmu dan pseudo ilmu
dili!at dari karakter ob'ek penelitiannya. $erikutnya kita akan membicarakan apa
sebenarnya fungsi dan kegunaan pegeta!uan. Argumen%argumen yang dikemukakan
dalam pengeta!uan kemudian men'adi satu bentuk konsep yang terangkum dalam sebua!
teori.
*enurut A!mad ?afsir, teori mempunyai tiga fungsi dili!at dari kegunaan teori tersebut
dalam menyelesaikan masala!.
Pertama, ?eori sebagai alat @ksplanasi. 5alam fungsi ini teori berusa!a men'elaskan
melalui ge'ala%ge'ala yang timbul dalam satu permasala!an. *isalnya: tragedi 11
september yang memakan banyak korban dan kerugian secara materiil. (al ini dipa!ami
sebagai bentuk perlaanan ter!adap keangku!an sebua! negara Adi )uasa. 6e'alanya
dapat kita li!at dari maraknya beberapa kelompok yang menamakan dirinya sebagai
kelompok anti Amerika. Al%Aaeda misalnya, sebua! oraganisasi ra!asia yang men'adi
symbol perlaanan ter!adap Amerika.
Kedua, ?eori sebagai alat Peramal. 5alam fungsi ini teori memberikan benuk prediksi%
prediksi yang dilakukan ole! para ilmuan dalan menyelesaikan suatu masala!.
*isalnya: isu global warming. 5igambarkan dalam kasus ini ba!a kema'uan ilmu
pengeta!uan dan teknologi ternyata disatu sisi memberikan dampak buruk ter!adap
ekosistem alam. Prediksi yang dilakukan ole! para ilmuan yang menggambakan
tentang keseimbangan alam yang rusak ole! perilaku manusia itu sendiri.
Ketiga, ?eori sebagai Alat pengontrol. 5alam fungsi ini ilmuan selain mampu membuat
ramalan berdasarkan eksplanasi ge'ala, 'uga dapat membuat kontrol ter!adap masala!
yang ter'adi. )ita bisa meli!at dari solusi yang ditaarkan ole! para ilmuan.
-. ?eori tentang =ilai
1. )ebebasan =ilai dan )eterikatan =ilai
Perkembangan yang ter'adi dalam pengeta!uan ternyata mela!irkan sebua! polemik baru
karena kebebasan pengeta!uan ter!adap nilai atau yang bisa kita sebut sebagai netralitas
pengeta!uan (value free). ,ebaliknya ada 'enis pengeta!uan yang didasarkan pada
keterikatan nilai atau yang lebi! dikenal sebagai value baound. ,ekarang mana yang
lebi! unggul antara netralitas pengeta!uan dan pengeta!uan yang didasarkan pada
keterikatan nilai#
$agi ilmuan yang menganut fa!am bebas nilai kema'uan perkembangan ilmu
pengeta!uan akan lebi! cepat ter'adi. )arena ketiadaan !ambatan dalam melakukan
penelitian. $aik dalam memili! ob'ek penelitian, cara yang digunakan maupun
penggunaan produk penelitian.
,edangkan bagi ilmuan penganut fa!am nilai terikat, perkembangan pengeta!uan akan
ter'adi sebaliknya. karena dibatasinya ob'ek penelitian, cara, dan penggunaan ole! nilai.
)endati demikian pa!am pengeta!uan yang disandarkan pada teori bebas nilai ternyata
mela!irkan sebua! permasala!an baru. 5ari yang tadinya menciptakan pengeta!uan
sebagai sarana membantu manusia, ternyata kemudian penemuannya tersebut 'ustru
menamba! masala! bagi manusia. *emin'am istila! carl 6ustaB :ung 3bukan lagi
6oet!e yang mela!irkan <aust melainkan <aust%la! yang mela!irkan 6oet!e4.
;. :enis%'enis =ilai
$erikut adala! 'enis%'enis nilai yang di kategorikan pada peruba!annya:
CDE[if mso F Dsupport8nline,!apes F support<ields]G ,(AP@ HI *@&6@<+&*A? CD
[endif]EG
:enis%'enis =ilai
$aik dan $uruk
,arana dan ?u'uan
Penampakan dan &eal
,ub'ektif dan +b'ektif
*urni dan -ampuran
Aktual dan Potensial
CDE[if
mso F Dsupport8nline,!apes F support<ields]G CD[endif]EG
0. (akikat =ilai
$erikut adala! beberapa conto! dari !akikat nilai dili!at dari anggapan atau pendapatnya:
a. =ilai berasal dari ke!endak, Joluntarisme.
b. =ilai berasal dari kesenangan, (edonisme
c. =ilai berasal dari kepentingan.
d. =ilai berasal dari !al yang lebi! disukai (preference).
e. =ilai berasal dari ke!endak rasio murni.
.. )riteria =ilai
,tandar pengu'ian nilai dipengaru!i aspek psikologis dan logis.
a. )aum !edonist menemukan standar nilai dalam kuantitas kesenangan yang di'abarkan
ole! indiBidu atau masyarakat.
b. )aum idealis mengakui sistem ob'ektif norma rasional sebagai kriteria.
c. )aum naturalis menemukan keta!anan biologis sebagai tolok ukur.
2. ,tatus *etafisik =ilai
a. ,ub'ektiBisme adala! nilai semata%mata tergantung pengalaman manusia.
b. +b'ektiBisme logis adala! nilai merupakan !akikat logis atau subsistensi, bebas dari
keberadaannya yang dikenal.
c. +b'ektiBisme metafisik adala! nilai merupakan sesuatu yang ideal bersifat integral,
ob'ektif, dan komponen aktif dari kenyataan metafisik. (mis: t!eisme).
7. )arakteristik =ilai
a. $ersifat abstrak9 merupakan kualitas
b. 8n!eren pada ob'ek
c. $ipolaritas yaiatu baikKburuk, inda!K'elek, benarKsala!.
d. $ersifat !irark!is9 =ilai kesenangan, nilai Bital, nilai kero!anian, nilai kekudusan.
888 Penutup
Aksiologi membberikan 'aaban untuk apa pengeta!uan yang berupa ilmu itu di
pergunakan. $agaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaida!%kaida!
nilai. $agaimana penentuan ob'ek yang ditelaa! berdasarkan pili!an%pili!an nilai.
$agaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode
ilmia! dengan norma%norma nilai
[1] :u'un , ,uriasumantri, filsafat ilmu, (:akarta ustaka ,inar (arapan, ;LL0). ;00.
=or (asida! Abu $akar, e Bahan Pengajaran IPK 5!, ()uala >umpur usat Pemikiran
dan )efa!aman 8slam, "nit 8-? dan e Penerbitan, tt).
Aulia &idan -,, 3ilmu dan misti" sebagai pseudo ilmu#, (*akala!, PPs 8A8= ,unan
Ampel, ,urabaya, ;L/), bb.
A!mad ?afsir, filsafat ilmu, ($andung:&osdakarya, ;LL7). 0/%.1.
Ibid, .2.
$a!m, Arc!ie, :., M!at 8s ,cience4, &eprinted from my ANiology9 ?!e ,cience +f
Jalues4, (AlbuOuerOe, =e *eNico: Morld $ooks, 1PQ.), 21.
Pengertian AksiologI
+kt 12
ainun abror ?ak $erkategori =o -omments
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya[1]. Aksiologi adala! istila! yang berasal dari kata Yunani yaitu9 aNios
yang berarti sesuai atau a'ar. ,edangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipa!ami sebagai
teori nilai. :u'un ,.,uriasumantri mengartika aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan
kegunaan dari pengeta!uan yang diperole!.[;] *enurut :o!n ,inclair, dalam lingkup ka'ian
filsafat nilai meru'uk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama.
sedangkan nilai itu sendiri adala! sesuatu yang ber!arga, yang diidamkan ole! setiap insan.
Aksiologi adala! ilmu yang membicarakan tentang tu'uan ilmu pengeta!uan itu sendiri. :adi
Aksiologi merupakan ilmu yang mempela'ari !akikat dan manfaat yang sebenarnya dari
pengeta!uan, dan sebenarnya ilmu pengeta!uan itu tidak ada yang sia%sia kalau kita bisa
memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik%baiknya dan di 'alan yang baik
pula. )arena ak!ir%ak!ir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu pengeta!uan yang lebi! itu
dimanfaatkan di 'alan yang tidak benar.
Pemba!asan aksiologi menyangkut masala! nilai kegunaan ilmu. 8lmu tidak bebas nilai. Artinya
pada ta!ap%ta!ap tertentu kadang ilmu !arus disesuaikan dengan nilai%nilai budaya dan moral
suatu masyarakat9 se!ingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan ole! masyarakat dalam
usa!anya meningkatkan kese'a!teraan bersama, bukan sebaliknya mala!an menimbulkan
bencana.
1. 2. Penilaian Dalam Aksiologi
5alam aksiologi, ada dua penilain yang umum digunakan, yaitu etika dan estetika. @tika adala!
cabang filsafat yang memba!as secara kritis dan sistematis masala!%masala! moral. )a'ian etika
lebi! fokus pada prilaku, norma dan adat istiadat manusia. @tika merupakan sala!%satu cabang
filsafat tertua. ,etidaknya ia tela! men'adi pemba!asan menarik se'ak masa ,okrates dan para
kaum s!opis. 5i situ dipersoalkan mengenai masala! kebaikan, keutamaan, keadilan dan
sebagianya. @tika sendiri dalam buku @tika 5asar yang ditulis ole! <ranR *agnis ,useno
diartikan sebagai pemikiran kritis, sistematis dan mendasar tentang a'aran%a'aran dan pandangan%
pandangan moral. 8si dari pandangan%pandangan moral ini sebagaimana tela! di'elaskan di atas
adala! norma%norma, adat, e'angan dan adat istiadat manusia. $erbeda dengan norma itu
sendiri, etika tidak meng!asilkan suatu kebaikan atau perinta! dan larangan, melainkan sebua!
pemikiran yang kritis dan mendasar. ?u'uan dari etika adala! agar manusia mengeta!i dan
mampu mempertanggung'aabkan apa yang ia lakukan.
5idalam etika, nilai kebaikan dari tingka! laku manusia men'adi sentral persoalan. *aksudnya
adala! tingka! laku yang penu! dengan tanggung 'aab, baik tanggung 'aab ter!adap diri
sendiri, masyarakat, alam maupun ter!adap tu!an sebagai sang pencipta.
5alam perkembangan se'ara! etika ada empat teori etika sebagai sistem filsafat moral yaitu,
!edonisme, eudemonisme, utiliterisme dan deontologi. (edoisme adala! padangan moral yang
menyamakan baik menurut pandangan moral dengan kesenangan. @udemonisme menegaskan
setiap kegiatan manusia menge'ar tu'uan. 5an adapun tu'uan dari manusia itu sendiri adala!
keba!agiaan.
,elan'utnya utilitarisme, yang berpendapat ba!a tu'uan !ukum adala! mema'ukan kepentingan
para arga negara dan bukan memaksakan perinta!%perinta! ila!i atau melindungi apa yang
disebut !ak%!ak kodrati. ,elan'utnya deontologi, adala ! pemikiran tentang moral yang
diciptakan ole! 8mmanuel )ant. *enurut )ant, yang bisa disebut baik dalam arti sesunggu!nya
!anyala! ke!endak baik. ,emua !al lain disebut baik secara terbatas atau dengan syarat.
*isalnya kekayaan manusia apabila digunakan dengan baik ole! ke!endak manusia.
,ementara itu, cabang lain dari aksiologi, yakni estetika. @stetika merupakan bidang studi
manusia yang mempersoalkan tentang nilai keinda!an. )einda!an mengandung arti ba!a
didalam diri segala sesuatu terdapat unsur%unsur yang tertata secara tertib dan !armonis dalam
satu kesatuan !ubungan yang utu! menyeluru!. *aksudnya adala! suatu ob'ek yang inda!
bukan semata%mata bersifat selaras serta berpola baik melainkan !arus 'uga mempunyai
kepribadian.
,ebenarnya keinda!an bukanla! merupakan suatu kualitas ob'ek, melainkan sesuatu yang
senantiasa bersangkutan dengan perasaan. *isalnya kita bengun pagi, mata!ari memancarkan
sinarnya kita merasa se!at dan secara umum kita merasaakan kenikmatan. *eskipun
sesunggu!nya pagi itu sendiri tidak inda! tetapi kita mengalaminya dengan perasaan nikmat.
5alam !al ini orang cenderung mengali!kan perasaan tadi men'adi sifat ob'ek itu, artinya
memandang keinda!an sebagai sifat ob'ek yang kita serap. Pada!al sebenarnya tetap merupakan
perasaan.
1. Kegunaan Aksiologi Terhadap Tujuan Ilmu Pengetahuan
$erkenaan dengan nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu agama, tak dapat dibanta!
lagi ba!a kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi seluru! umat manusia, dengan ilmu sesorang
dapat menguba! a'a! dunia.
$erkaitan dengan !al ini, menurut <rancis $acon seperti yang dikutip ole! :u'un.,.,uriasumatri
yaitu ba!a 3pengeta!uan adala! kekuasaan4 apaka! kekuasaan itu merupakan berkat atau
'ustru malapetaka bagi umat manusia. *emang kalaupun ter'adi malapetaka yang disebabkan
ole! ilmu, ba!a kita tidak bisa mengatakan ba!a itu merupakan kesala!an ilmu, karena ilmu
itu sendiri merupakan alat bagi manusia untuk mencapai keba!agiaan !idupnya, lagi pula ilmu
memiliki sifat netral, ilmu tidak mengenal baik ataupun buruk melainkan tergantung pada
pemilik dalam menggunakannya. .
=ilai kegunaan ilmu, untuk mengeta!ui kegunaan filsafat ilmu atau untuk apa filsafat ilmu itu
digunakan, kita dapat memulainya dengan meli!at filsafat sebagai tiga !al, yaitu:
1. <ilsafat sebagai kumpulan teori digunakan mema!ami dan mereaksi dunia pemikiran.
:ika seseorang !endak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung suatu ide yang membentuk
suatu dunia, atau !endak menentang suatu sistem kebudayaan atau sistem ekonomi, atau sistem
politik, maka sebaiknya mempela'ari teori%teori filsafatnya. 8nila! kegunaan mempela'ari teori%
teori filsafat ilmu.
1. <ilsafat sebagai pandangan !idup.
<ilsafat dalam posisi yang kedua ini semua teori a'arannya diterima kebenaranya dan
dilaksanakan dalam ke!idupan. <ilsafat ilmu sebagai pandangan !idup gunanya iala! untuk
petun'uk dalam men'alani ke!idupan.
1. <ilsafat sebagai metodologi dalam memeca!kan masala!.
5alam !idup ini kita meng!adapi banyak masala!. $ila ada batui didepan pintu, setiap keluar
dari pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu masala!. )e!idupan akan di'alani lebi! enak
bila masala! masala! itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara menyelesaikan masala!, mulai dari
cara yang seder!ana sampai yang paling rumit. $ila cara yang digunakan amat seder!ana maka
biasanya masala! tidak terselesaikan secara tuntas.penyelesaian yang detail itu biasanya dapat
mengungkap semua masala! yang berkembang dalam ke!idupan manusia.[0]
1. Kaitan Aksiologi Dengan Filsafat Ilmu
=ilai itu bersifat ob'ektif, tapi kadang%kadang bersifat sub'ektif. 5ikatakan ob'ektif 'ika nilai%
nilai tidak tergantung pada sub'ek atau kesadaran yang menilai. ?olak ukur suatu gagasan berada
pada ob'eknya, bukan pada sub'ek yang melakukan penilaian. )ebenaran tidak tergantung pada
kebenaran pada pendapat indiBidu melainkan pada ob'ektiBitas fakta. ,ebaliknya, nilai men'adi
sub'ektif, apabila sub'ek berperan dalam memberi penilaian9 kesadaran manusia men'adi tolak
ukur penilaian. 5engan demikian nilai sub'ektif selalu memper!atikan berbagai pandangan yang
dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengasa! kepada suka atau tidak suka,
senang atau tidak senang.
$agaimana dengan ob'ektiBitas ilmu# ,uda! men'adi ketentuan umum dan diterima ole!
berbagai kalangan ba!a ilmu !arus bersifat ob'ektif. ,ala! satu faktor yang membedakan antara
peryataan ilmia! dengan anggapan umum iala! terletak pada ob'ektifitasnya. ,eorang ilmuan
!arus meli!at realitas empiris dengan mengesampingkan kesadaran yang bersifat idiologis,
agama dan budaya. ,eorang ilmuan !arusla! bebas dalam menentukan topik penelitiannya, bebas
melakukan eksperimen%eksperimen. )etika seorang ilmuan beker'a dia !anya tertu'u kepada
proses ker'a ilmia! dan tu'uannya agar penelitiannya be r!asil dengan baik. =ilai ob'ektif !anya
men'adi tu'uan utamanya, dia tidak mau terikat pada nilai sub'ektif [.].
ARra ARyumardi, Integrasi Keilmuan, (:akarta: PP:* dan "8= :akarta Press)
$idin *asri @lmasyar, *A, dkk, Integrasi Ilmu $gama dan Ilmu %u"um, (:akarta: "8=
:akarta Press)
,alam $ur!anuddin, &ogi"a 'ateril, (ilsapat Ilmu Pengetahuan, (:akarta: &eneka -ipta,
1PP/), cet. )e%1
,umatriasumatri :u'un ,., (ilsafat Ilmu )ebuah Pengantar Populer, (:akarta: ,inar
(arapan, 1PQQ)
[1] $ur!anuddin salam, &ogi"a 'ateril, (ilsapat Ilmu Pengetahuan, (:akarta: &eneka -ipta,
1PP/), cet. )e%1, !al. 17Q.[;] :u'un ,.,umatriasumatri, (ilsafat Ilmu )ebuah Pengantar Populer,
(:akarta: ,inar (arapan, 1PQQ) !al. ;0..[0] *asri @lmasyar $idin, *A, dkk, Integrasi Ilmu
$gama dan Ilmu %u"um, (:akarta: "8= :akarta Press) !al. /2%//
[.] ARra, *.A, Integrasi Keilmuan,S!al. PL%.
Aksiologi, Nilai Dan tika
Aksiologi adala! istila! yang berasal dari kata Yunani yaitu9 aNios yang berarti sesuai atau a'ar.
,edangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipa!ami sebagai teori nilai. *enurut :o!n
,inclair, dalam lingkup ka'ian filsafat nilai meru'uk pada pemikiran atau suatu sistem seperti
politik, sosial dan agama.
Perkembangan yang ter'adi dalam pengeta!uan ternyata mela!irkan sebua! polemik baru karena
kebebasan pengeta!uan ter!adap nilai atau yang bisa kita sebut sebagai netralitas pengeta!uan
(Balue free). ,ebaliknya ada 'enis pengeta!uan yang didasarkan pada keterikatan nilai atau yang
lebi! dikenal sebagai Balue baound. ,ekarang mana yang lebi! unggul antara netralitas
pengeta!uan dan pengeta!uan yang didasarkan pada keterikatan nilai
$agi ilmuan yang menganut fa!am bebas nilai kema'uan perkembangan ilmu pengeta!uan
akan lebi! cepat ter'adi. )arena ketiadaan !ambatan dalam melakukan penelitian. $aik dalam
memili! ob'ek penelitian, cara yang digunakan maupun penggunaan produk penelitian.
,edangkan bagi ilmuan penganut fa!am nilai terikat, perkembangan pengeta!uan akan ter'adi
sebaliknya. karena dibatasinya ob'ek penelitian, cara, dan penggunaan ole! nilai.
)endati demikian pa!am pengeta!uan yang disandarkan pada teori bebas nilai ternyata
mela!irkan sebua! permasala!an baru. 5ari yang tadinya menciptakan pengeta!uan sebagai
sarana membantu manusia, ternyata kemudian penemuannya tersebut 'ustru menamba! masala!
bagi manusia. *emin'am istila! carl 6ustaB :ung 3bukan lagi 6oet!e yang mela!irkan <aust
melainkan <aust%la! yang mela!irkan 6oet!e4.
5alam aksiologi, ada dua penilain yang umum digunakan, yaitu etika dan estetika. @tika adala!
cabang filsafat yang memba!as secara kritis dan sistematis masala!%masala! moral. )a'ian etika
lebi! fokus pada prilaku, norma dan adat istiadat manusia.
@tika merupakan sala!%satu cabang filsafat tertua. ,etidaknya ia tela! men'adi pemba!asan
menarik se'ak masa ,okrates dan para kaum s!opis. 5i situ dipersoalkan mengenai masala!
kebaikan, keutamaan, keadilan dan sebagianya. @tika sendiri dalam buku @tika 5asar yang
ditulis ole! <ranR *agnis ,useno diartikan sebagai pemikiran kritis, sistematis dan mendasar
tentang a'aran%a'aran dan pandangan%pandangan moral. 8si dari pandangan%pandangan moral ini
sebagaimana tela! di'elaskan di atas adala! norma%norma, adat, e'angan dan adat istiadat
manusia. $erbeda dengan norma itu sendiri, etika tidak meng!asilkan suatu kebaikan atau
perinta! dan larangan, melainkan sebua! pemikiran yang kritis dan mendasar. ?u'uan dari etika
adala! agar manusia mengeta!i dan mampu mempertanggung'aabkan apa yang ia lakukan.
5alam perkembangan se'arar etika ada empat teori etika sebagai sistem filsafat moral yaitu,
!edonisme, eudemonisme, utiliterisme dan deontologi. (edoisme adala! padangan moral yang
menyamakan baik menurut pandangan moral dengan kesenangan. @udemonisme menegaskan
setiap kegiatan manusia menge'ar tu'uan. 5an tu'uan manusia adala! keba!agiaan.
,elan'utnya utilitarisme, yang berpendapat ba!a tu'uan !ukum adala! mema'ukan kepentingan
para arga negara dan bukan memaksakan perinta!%perinta! ila!i atau melindungi apa yang
disebut !ak%!ak kodrati. ,elan'utnya deontologi, adala ! pemikiran tentang moral yang
diciptakan ole! 8mmanuel )ant. *enurut )ant, yang bisa disebut baik dalam arti sesunggu!nya
!anyala! ke!endak baik. ,emua !al lain disebut baik secara terbatas atau dengan syarat.
*isalnya kekayaan manusia apabila digunakan dengan baik ole! ke!endak manusia. ,ementara
itu, cabang lain dari aksiologi, yakni estetika diba!as dalam sesi lain. yang 'elas, estetika
membicarakan tentang inda! dan tidak inda!.[*, Miboo]
Aksiologi 8lmu Pengeta!uan
*oralitas ilmu pengeta!uan dapat dili!at dari sisi kelembagaan dalam bentuk komitmen%
komitmen pimpinan kelembagaan. ?idak seperti perguruan tinggi umumnya yang urusan
moralitas dipulangkan kepada subyek (pelaku) ilmuan (siBitas akademika) masing%masing,
"niBersitas Airlangga se'ak satu dekade terak!ir berkomitmen untuk mengintegrasikan moralitas
dalam kelembagaanya dengan emblem terkenal *xcellence +ith 'oralit,.
Aksiologi ilmu pengeta!uan berasumsi ba!a terdapat nilai dibalik keberadaanEbaca
perkembanganEilmu pengeta!uan, teknologi, dan seni (8pteks). =ilai%nilai tersebut dipandang
sebagai sesuatu yang ideal karenanya terus diper'uangkan ole! para aktornya. 5alam konteks ini
8Pteks tidakla! netral. ?erdapat nilai yang !endak diper'uangkan. di 8ndonesia, nilai%nilai yang
suda! selayaknya diper'uangkan adala! Pancasila yang nilai dasarnya dirumuskan dalam
ketu!anan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. "ntuk merealisasikan nilai%nilai
tersebut, diperlukan perangkat aksiologi dengan perspektif kritis. &eferensi yang dapat dibaca
antara lain disampaikan dalam lampiran.

Aksiologi )ritikal ter!adap ,emangat dan 8deologi )ebangsaan 8ndonesia dalam Arus
6lobalisasi
>i!t 'uga: !ttp:KKfilsafat%ilmu.blogspot.comK;L1LKL0Kfilsafat%ilmuT17.!tml

A!A" AK!I#$#%I I$&'
(a) I
Pendahuluan
Peryataan di sekitar batas eenang pen'ela'a!an sains, kaitan ilmu dengan moral, nilai
yang men'adi acuan seorang ilmuan, dan tanggung 'aab sosial ilmuan tela! menempatkan
3aksiologi4 ilmu pada posisi yang sangat penting. )arena itu, sala! stu aspek pemba!asan
integrasi keilmuan iala! aksiologi ilmu.
5alam pemba!asan terda!ulu sama%sama kita tela! memba!as tentang !akekat apaKob'ek
yang dika'i (ontologis), dan bagaimana cara mendapatkan (epistimologis) ilmu, baik ilmu%ilmu
agama islam maupun ilmu%ilmu umum yang dikaitkan dengan integrasikedua ilmu tersebut. )ini
sampaila! pada ta!ap pemba!asan aksiologi (nilai kegunaan dari ilmu%ilmu tersebut).
(a) II
Pem)ahasan
1. Aksiologi
,ebelum pemba!asan lebi! lan'ut , terlebi! da!ulu perlu pen'elasan arti dan defenisi arti
aksiologi. ,ecara !arfia! , aksiologi berasal dari dua kata, a"sio (yunani) yang berarti nilai dan
logos yang berarti teori. :adi aksiologi adala! 3teori tentang nilai4.
1
:u'un ,.,uriasumantri
mengartika aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengeta!uan yang
diperole!..
;
,edangkan Aksiologi menurut $ramel, terbagi men'adi tiga bagian, yaitu:
1.
pertama- moral conduct. (tindakan moral, bidang ini mela!irkan disiplin k!usus, yakni,
etika)
;.
Kedua- estheti" expression. (ungkapan keindi!an, bidang ini mela!irkan keinda!an)
0.
Ketiga- socio.politi"al life. (ke!idupan sosial politik, yang akan mela!irkan filsafat sosio
pilotok)
0
5alam @nsyclopedia of P!ilosop!i di'elaskan, aksiologi disamakan dengan nilai dan
penilaian yang terdiri dari tiga bentuk, yaitu:
1. =ilai merupakan kata benda abstrak.
;. =ilai sebagai kata benda kongkret.
0. =ilai sebagai kata ker'a dalam ungkapan menilai, memberi nilai, dan dinilai.
$eberapa definisi aksiologi diatas menun'ukkan ba!a masala! utama yang men'adi
fokus aksiologi iala! nilai dan penilaian. =ilai yang dimiliki ole! sesorang merupakan karangka
untuk melakukan pertimbangan tentang suatu ob'ek yang dinilai.
.
$erkaitan dengan aksiologi, 5rs. Prasetya mengatakan ba!a Aksiologi adala! study
tentang nilai, sedangkan nilai itu sendiri adala! sesuatu yang ber!arga, yang diidamkan ole!
setiap insan, adapun nilai yang dimaksud, yaitu:
1. =ilai 'asmani (nilai yang terdiri atas nilai !idup, nilai nikmat, dan nilai guna), dan
;. =ilai ro!ani (nilai yang terdiri atas nilai intelek, nilai estetika, nilai etika dan nilai religi)
5ari nilai%nilai tersebut, nilai !idup merupakan nilai dasar, yaitu sesuatu yang dike'ar
manusia bagi kelangsungan !idupnya. ,edangkan nilai religi adala! nilai utama, yaitu sesuatu
yang didambakan manusia untuk kemuliaan dirinya.
2. Ilmu dan &oral
$erbicara masala! ilmu dan moral memang suda! sangat tidak asing lagi, keduanya memiliki
keterkaitan yang sangat kuat. 8lmu bisa men'adi malapetaka kemanusiaan 'ika seseorang yang
memanfaatkannya 3tidak bermoral4 atau paling tidak menginda!kan nilai%nilai moral yang ada.
?api sebaliknya ilmu akan men'adi ra!mat bagi ke!idupan manusia 'ika dimanfaatkan secara
benar dan tepat, tentunya tetap menginda!kan aspek moral. 5engan demikian kekuasaan ilmu ini
meng!aruskan seseorang ilmuan yang memiliki landasan moral yangn kuat, ia !arus tetap
memegang idiologi dalam mengembangkan dan memanfaatkan keilmuannya. ?anpa landasan
dan pema!aman ter!adap nilai%nilai moral, maka seorang ilmuan bisa men'adi 3monster4 yang
setiap saat bisa menerkam manusia, artinya bencana kemanusiaan bisa setiap saat ter'adi.
)e'a!atan yang dilakukan ole! orang yang berilmu itu 'au! lebi! 'a!at dan memba!ayakan
dibandingkan ke'a!atan orang yang tidak berilmu (bobo!). )ita ber!arap semoga !al ini bisa
disadari ole! para ilmuan, pi!ak pemerinta!, dan pendidik agar dalam proses transformasi ilmu
pengeta!uan tetap menginda!kan aspek moral. )arena ketanggu!an suatu bangsa bukan !anya
ditentukan ole! ketanggu!kan ilmu pengeta!uan tapi 'uga ole! ketanggu!an moral arga.
*. Aksilogi+ Nilai Kegunaan Ilmu
$erkenaan dengan nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu agama, tak dapat
dibanta! lagi ba!a kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi seluru! umat manusia, dengan ilmu
sesorang dapat menguba! a'a! dunia.
$erkaitan dengan !al ini, menurut <rancis $acon seperti yang dikutip ole! :u'un.,.,uriasumatri
yaitu ba!a 3pengeta!uan adala! kekuasaan4 apaka! kekuasaan itu merupakan berkat atau
'ustru malapetaka bagi umat manusia. *emang kalaupun ter'adi malapetaka yang disebabkan
ole! ilmu, ba!a kita tidak bisa mengatakan ba!a itu merupakan kesala!an ilmu, karena ilmu
itu sendiri merupakan alat bagi manusia untuk mencapai keba!agiaan !idupnya, lagi pula ilmu
memiliki sifat netral, ilmu tidak mengenal baik ataupun buruk melainkan tergantung pada
pemilik dalam menggunakannya. .
2
=ilai kegunaan ilmu, untuk mengeta!ui kegunaan filsafat ilmu atau untuk apa filsafat
ilmu itu digunakan, kita dapat memulainya dengan meli!at filsafat sebagai tiga !al, yaitu:
1. <ilsafat sebagai kumpulan teori digunakan mema!ami dan mereaksi dunia pemikiran.
:ika seseorang !endak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung suatu ide yang
membentuk suatu dunia, atau !endak menentang suatu sistem kebudayaan atau sistem
ekonomi, atau sistem politik, maka sebaiknya mempela'ari teori%teori filsafatnya. 8nila!
kegunaan mempela'ari teori%teori filsafat ilmu.
;. <ilsafat sebagai pandangan !idup.
<ilsafat dalam posisi yang kedua ini semua teori a'arannya diterima kebenaranya dan
dilaksanakan dalam ke!idupan. <ilsafat ilmu sebagai pandangan !idup gunanya iala! untuk
petun'uk dalam men'alani ke!idupan.
0. <ilsafat sebagai metodologi dalam memeca!kan masala!.
5alam !idup ini kita meng!adapi banyak masala!. $ila ada batui didepan pintu,
setiap keluar dari pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu masala!. )e!idupan akan
di'alani lebi! enak bila masala! masala! itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara
menyelesaikan masala!, mulai dari cara yang seder!ana sampai yang paling rumit. $ila cara
yang digunakan amat seder!ana maka biasanya masala! tidak terselesaikan secara
tuntas.penyelesaian yang detail itu biasanya dapat mengungkap semua masala! yang
berkembang dalam ke!idupan manusia.
7
,. Kaitan Aksiologi Dengan Filsafat Ilmu
=ilai itu bersifat ob'ektif, tapi kadang%kadang bersifat sub'ektif. 5ikatakan ob'ektif 'ika
nilai%nilai tidak tergantung pada sub'ek atau kesadaran yang menilai. ?olak ukur suatu gagasan
berada pada ob'eknya, bukan pada sub'ek yang melakukan penilaian. )ebenaran tidak tergantung
pada kebenaran pada pendapat indiBidu melainkan pada ob'ektiBitas fakta. ,ebaliknya, nilai
men'adi sub'ektif, apabila sub'ek berperan dalam memberi penilaian9 kesadaran manusia men'adi
tolak ukur penilaian. 5engan demikian nilai sub'ektif selalu memper!atikan berbagai pandangan
yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengasa! kepada suka atau tidak
suka, senang atau tidak senang.
$agaimana dengan ob'ektiBitas ilmu# ,uda! men'adi ketentuan umum dan diterima ole!
berbagai kalangan ba!a ilmu !arus bersifat ob'ektif. ,ala! satu faktor yang membedakan antara
peryataan ilmia! dengan anggapan umum iala! terletak pada ob'ektifitasnya. ,eorang ilmuan
!arus meli!at realitas empiris dengan mengesampingkan kesadaran yang bersifat idiologis,
agama dan budaya. ,eorang ilmuan !arusla! bebas dalam menentukan topik penelitiannya, bebas
melakukan eksperimen%eksperimen. )etika seorang ilmuan beker'a dia !anya tertu'u kepada
proses ker'a ilmia! dan tu'uannya agar penelitiannya ber!asil dengan baik. =ilai ob'ektif !anya
men'adi tu'uan utamanya, dia tidak mau terikat pada nilai sub'ektif
/

-. Aliran.aliran /ang (erpendapat Aksiologi
Q
1. Pandangan aksiologi paranialisme
;. Pandangan aksiologi essensialisme
0. Pandangan aksiologi rekontruksionisme
Kesimpulan
Aksiologi adala! 3teori tentang nilai4. :u'un ,.,uriasumantri mengartika aksiologi
sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengeta!uan yang diperole!.. ,edangkan
Aksiologi menurut $ramel, terbagi men'adi tiga bagian, yaitu: pertama- moral conduct, "edua-
estheti" expression dan "etiga- socio.politi"al life.
$erkaitan dengan aksiologi, 5rs. Prasetya mengatakan ba!a Aksiologi adala! study
tentang nilai, sedangkan nilai itu sendiri adala! sesuatu yang ber!arga, yang diidamkan ole!
setiap insan, adapun nilai yang dimaksud, yaitu: nilai 'asmani, dan nilai ro!ani.
8lmu dan moral memiliki keterkaitan yang sangat kuat. 8lmu bisa men'adi malapetaka
kemanusiaan 'ika seseorang yang memanfaatkannya 3tidak bermoral4 atau paling tidak
menginda!kan nilai%nilai moral yang ada. ?api sebaliknya ilmu akan men'adi ra!mat bagi
ke!idupan manusia 'ika dimanfaatkan secara benar dan tepat, tentunya tetap menginda!kan
aspek moral
+ntologi((akikat8lmu)
U +byek apa yang tela! ditelaa! ilmu#
U $agaimana u'ud yang !akiki dari obyek tersebut#
U $agaimana !ubungan antara obyek tadi dengan daya
tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera)
yang membua!kan pengeta!uan#
U $agaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengeta!uan
yang berupa ilmu#
U $agaimana prosedurnya#
@pistimologi(-ara*endapatkanPengeta!uan)
U $agaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengeta!uan yang berupa ilmu#
U $agaimana prosedurnya#
U (al%!al apa yang !arus diper!atikan agar kita mendapatkan
pengeta!uan dengan benar#
U Apa yang disebut dengan kebenaran itu sendiri#
U Apa kriterianya#
U ,aranaKcaraKteknik apa yang membantu kita dalam
mendapatkan pengeta!uan yang berupa ilmu#
Aksiologi(6una Pengeta!uan)
U "ntuk apa pengeta!uan tersebut digunakan#
U $agaiman kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan
kaida!%kaida! moral#
U $agaimana penetuan obyek yang ditelaa! berdasarkan
pili!an%pili!an moral#
U $agaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan
operasionalisasi metode ilmia! dengan norma%norma
moralKprofesional#
,umber: !ttp:KKid.s!Boong.comK!umanitiesKp!ilosop!yK;10LP2P%ontologi%epistimologi%dan%
aksiologi%ilmuKViNRR1c7JOQyu,
AKSIOLOGI ILM !E"GE#A$A"
AKSIOLOGI ILM !E"GE#A$A"
y sariono sy
P2N3067570N
0"siologi adalah istilah yang erasal dari "ata !unani yaitu8 a9ios yang erarti
sesuai atau )a%ar& *edang"an logos yang erarti ilmu& 0"siologi dipahami seagai
teori nilai& Menurut 'ohn *inclair, dalam ling"up "a%ian flsafat nilai meru%u" pada
pemi"iran atau suatu sistem seperti politi", social dan agama& *istem mempunyai
rancangan agaimana tatanan, rancangan dan aturan seagai satu entu"
pengendalian terhadap satu institusi dapat ter)u%ud&
Ilmu merupa"an sesuatu yang paling penting agi manusia, "arena dengan ilmu
semua "eperluan dan "eutuhan manusia isa terpenuhi secara leih cepat dan
leih mudah& 3an merupa"an "enyataan yang tida" isa dipung"iri ah)a
peradaan manusia sangat erhutang "epada ilmu& Ilmu telah anya" menguah
)a%ah dunia seperti hal memerantas penya"it, "elaparan, "emis"inan, dan
eragaai )a%ah "ehidupan yang sulit lainnya& 3engan "ema%uan ilmu %uga manusia
isa merasa"an "emudahan lainnya seperti transportasi, pemu"iman, pendidi"an,
"omuni"asi dan lain seagainya& *img"atnya ilmu merupa"an sarana untu"
memantu manusia dalam mencapai tu%uan hidupnya&
4emudian timul pertanyaan, apa"ah ilmu selalu merupa"an er"ah dan
penyelamat agi manusia1 3an memang sudah teru"ti, dengan "ema%uan ilmu
pengetahuan, manusia dapat mencipta"an eragai entu" te"nologi& Misalnya,
pemuatan om yang pada a)alnya untu" memudah"an "er%a manusia, namun
"emudian diperguna"an untu" hal+hal yang ersifat negatif yang menimul"an
malapeta"a agi manusia itu sendiri, seperti yang ter%adi di Bali : tahun yang lalu
dan mencipta"an sen%ata "uman yang dipa"ai seagai alat untu" mrmunuh
sesama manusia& 3i sinilah ilmu harus dileta""an secara proporsional dan memiha"
pada nilai+nilai "eai"an dan "emanusiaan& *ea, %i"a ilmu tida" erpiha" "epada
nilai+nilai, ma"a yaang ter%adi adalah encana dan malapeta"a&
*etiap ilmu pengetahuan a"an menghasil"an te"nologi yang "emudian a"an
diterap"an pada masyara"at& Proses ilmu pengetahuan men%adi te"nologi yang
enar+enar dapat dimanfaat"an oleh masyara"at tentu tida" terlepas dari
ilmu)annya& *eorang ilmu)an a"an dihadap"an pada "epentingan+"epentingan
priadi atau"ah "epentingan masyara"at a"an mema)a pada persoalan eti"a
"eilmu)an serta masalah eas nilai& 7ntu" itulah tanggung %a)a seorang
ilmu)an harus ;dipupu"< dan erada pada tempat yang tepat, tanggung %a)a
a"ademis dan tanggung %a)a moral&
P2MB060*0N
0& P2N=2>,I0N
7ntu" memahami apa yang dima"sud dengan a"siologi, di a)ah ini diurai"an
eerapa defnisi tentang a"siologi, diantaranya :
1& 0"siologi erasal dari "ata !unani: a9ion #nilai$ dan logos #teori$, yang erarti
teori tentang nilai&
2& 0"siologi dapat diarti"an seagai teori mengenai sesuatu yang ernilai& *alah
satu yang mendapat perhatian adalah masalah eti"a?"esusilaan& 3alam eti"a, oye"
materialnya adalah perila"u manusia yang dila"u"an secara sadar& *edang"an
oye" formalnya adalah pengertian mengenai ai" atau uru", ermoral atau tida"
ermoral dari suatu perila"u manusia&
@& *edang"an arti a"siologi yang terdapat di dalam u"unya 'u%un *& *uriasumantri
Filsafat Ilmu *euah Pengantar Populer
ah)a a"siologi diarti"an seagai teori nilai yang er"aitan dengan "egunaan dari
pengetahuan yang diperoleh&
A& Menurut Bramel, a"siologi teragi dalam tiga agian, yaitu :
a& Moral Bonduct, yaitu tinda"an moral, idang ini melahir"an disiplin "husus, ya"ni
eti"a&
& 2sthetic 29pression, yaitu e"spresi "eindahan, idang ini melahir"an 4eindahan
c& *osio Political 5ife, yaitu "ehidupan sosial politi", yang a"an melahir"an flsafat
sosio+politi"&
C& 3alam 2ncyclopedia of Philosophy di%elas"an, a"siologi disama"an dengan Dalue
and Daluation& 0da tiga entu" Dalue and Daluation&
a& Nilai, diguna"an seagai "ata enda astra"& 3alam pengertian
yang leih sempit seperti, ai", menari" dan agus& *edang"an dalam pengertian
yang leih luas menca"upi seagai tamahan segala entu" "e)a%ian, "eenaran
dan "esucian& Penggunaan nilai yang leih luas, merupa"an "ata enda asli untu"
seluruh macam "riti" atau predi"at pro dan "ontra seagai la)an dari suatu yang
lain dan ia ereda dengan fa"ta& ,eori nilai atau a"siologi adalah agian dari eti"a&
5e)is menyeut"an seagai alat untu" mencapai eerapa tu%uan, seagai nilai
instrumental atau men%adi ai" atau sesuatu yang menari", seagai nilai inheren
atau "eai"an seperti estetis dari seuah "arya seni, seagai nilai intrinsi" atau
men%adi ai" dalam dirinya sendiri, seagai nilai "ontriutor atau nilai yang
merupa"an pengalaman yang memeri"an "ontriusi&
& Nilai seuah "ata enda "on"ret& Bontohnya "eti"a "ita er"ata seuah nilai atau
nilai+nilai, ia sering"ali dipa"ai untu" meru%u" "epada sesuatu yang ernilai, seperti
nilainya, nilai dia dan system nilai dia& 4emudian dipa"ai untu" apa+apa yang
memili"i nilai atau ernilai seagaimana erla)anan dengan apa+apa yang tida"
dianggap ai" atau ernilai&
c& Nilai %uga di"ata"an seagai "ata "er%a dalam e"spresi menilai, memeri nilai dan
dinilai& Menilai umumnya sinonim dengan e(aluasi "eti"a hal terseut secara a"tif
diguna"an untu" menilai, ia isa erarti menghargai dan menge(aluasi&
B& NI50I I5M7 30N M.>05
3ari defnisi+defnisi mengenai a"siologi di atas, terlihat dengan
%elas ah)a permasalahan yang utama adalah mengenai nilai& Nilai yang dima"sud
adalah sesuatu yang dimili"i manusia untu" mela"u"an eragai pertimangan
tentang apa yang dinilai& ,eori tentang nilai yang dalam flsafat mengacu pada
permasalahan eti"a dan esteti"a&
Ma"na ;eti"a< dipa"ai dalam dua entu" arti, yaitu:
1& 2ti"a merupa"an suatu "umpulan pengetahuan mengenai penilaian
terhadap peruatan+peruatan manusia& *eperti ung"apan ;saya pernah ela%ar
eti"a<&
2& Merupa"an suatu predi"at yang dipa"ai untu" memeda"an hal+hal, peruatan+
peruatan, atau manusia yang lain&seperti ung"apan ;ia ersifat etis atau ia
seorang yang %u%ur atau pemunuhan merupa"an sesuatu yang tida" susila<&
2ti"a menilai peruatan manusia, ma"a leih tepat "alau di"ata"an
ah)a o%e" formal eti"a adalah norma+norma "esusilaan manusia, dan dapat
di"ata"an pula ah)a eti"a mempela%ari ting"ah la"u manusia ditin%au dari segi ai"
dan tida" ai" di dalam suatu "ondisi yang normatif, yaitu suatu "ondisi yang
meliat"an norma+norma& *edang"an esteti"a er"aitan dengan nilai tentang
pengalaman "eindahan yang dimil"i oleh manusia terhadap ling"ungan dan
fenomena di se"elilingnya&
Nilai itu o%e"tif atau"ah su%e"tif adalah sangat tergantung dari hasil pandangan
yang muncul dari flsafat& Nilai a"an men%adi su%e"tif, apaila su%e" sangat
erperan dalam segala hal, "esadaran manusia men%adi tola" u"ur segalanya, atau
e"sistensinya, ma"nanya dan (aliditasnya tergantung pada rea"si su%e" yang
mela"u"an penilaian tanpa mempertimang"an apa"ah ini ersifat psi"is ataupun
fsis& 3engan demi"ian, nilai su%e"tif a"an selalu memperhati"an eragai
pandangan yang dimil"i a"al udi manusia, seperti perasaan, intele"tualitas dan
hasil nilai su%e"tif selalu a"an mengarah "epada su"a atau tida" su"a, senang atau
tida" senang& Misalnya, seorang melihat matahari yang sedang terenam di sore
hari& 0"iat yang dimuncul"annya adalah menimul"an rasa senang "arena melihat
etapa indahnya matahari terenam itu& Ini merupa"an nilai yang su%e"tif dari
seseorang dengan orang lain a"an memili"i "ulitas yang ereda&
Nilai itu o%e"tif, %i"a ia tida" tergantung pada su%e" atau "esadaran yang menilai&
Nilai o%e"tif muncul "arena adanya pandangan dalam flsafat tentang o%e"ti(isme&
.%e"ti(isme ini eranggapan pada tola" u"ur suatu gagasan erada pada
o%e"nya, sesuatu yang memil"i "adar secara realitas enar+enar ada& Misalnya,
"eenaran tida" tergantung pada pendapat indi(idu, melain"an pada o%e"ti(itas
fa"ta, "eenaran tida" diper"uat atau diperlemah oleh prosedur+prosedur& 3emi"ian
%uga dengan nilai& .rang yang erselera rendah tida" mengurangi "eindahan
seuah "arya seni&
*eenarnya se%a" saat pertumuhannya ilmu sudah ter"ait dengan masalah+
masalah moral namun dalam perspe"tif yang ereda& 4eti"a Bopernicus #1AE@+
1CA@$ menga%u"an teorinya tentang "esemestaan alam dan menemu"an ah)a
;umi yang erputar mengelilingii matahari< dan u"an seali"nya seperti apa
yang dinyata"an dalam a%aran agama, ma"a timullah intera"si antara ilmu dan
moral #yang ersumer pada a%aran agama$ yang er"onotasi metafsi"& *ecara
metafsi" ilmu ingin mempela%ari alam seagaimana adanya, sedang"an dipiha"
lain, terdapat "einginan agar ilmu mendasar"an "epada pernyataan+pernyataan
#nilai+nilai$ yang terdapat dalam a%aran Fa%aran diluar idang "eilmu)an
diantaranya agama&
3alam "urun ini para ilmu)an er%uang untu" menega""an ilmu yang erdasar"an
penafsiran alam seagaimana adanya dengan semoyan: Ilmu yang Beas NilaiG
3ihadap"an dengan masalah moral dalam e"ses ilmu dan te"nologi yang ersifat
merusa", para ilmu)an teragi "e dalam dua golongan pendapat, yaitu:
1& =olongan pertama erpendapat ah)a ilmu harus erifat netral terhadap
Nilai+nilai ai" itu secara ontologis maupun a"siologis&
3alam hal ini ilmu)an hanyalah menemu"an pengetahuan dan terserah "epada
orang lain untu" memperguna"annya, apa"ah a"an diperguna"an untu" tu%uan
yang ai" atau"ah untu" tu%uan yang uru"& =olongaan ingin melan%ut"an tradisi
"enetralan ilmu secara total, seperti pada )a"tu era =alileo&
2& =olongan "edua erpendapat ah)a netralitas ilmu terhadap nilai+nilai hanyalah
teratas pada metafsi" "eilmu)an, sedang"an dalam penggunaanya haruslah
erlandas"an nilai+nilai moral&
=olongan "edua mendasar"an pendapatnyaa pada eerapa hal, ya"ni:
a& Ilmu secara fa"tual telah diperguna"an secara destru"tif oleh manusia, yang
diu"ti"an dengan adanya dua perang dunia yang memperguna"an te"nologi+
te"nologi "eilmu)an&
& Ilmu telah er"emang dengan pesat dan ma"im esoteric hingga "aum ilmu)an
leih mengetahui tentang e"ses+e"ses yang mung"in ter%adi ila ter%adi
penyalahgunaan&
c& Ilmu telah er"emang sedemi"ian rupa di mana terdapat "emung"inan ah)a
ilmu dapat menguah manusia dan "emanusiaan yang paling ha"i"i seperti pada
"asus re(olusi geneti"a dan te"ni" peruatan sosial&
Berdasar"an "etiga hal di atas, ma"a golongaan "edua erpendapat ah)a ilmu
secara moral harus ditu%u"an untu" "eai"an manusia tanpa merendah"an
martaat atau menguah ha"i"at "emanusiaan&
2ti"a "eilmu)an merupa"an eti"a normatif yang merumus"an prinsip+prinsipetis
yang dapat dipertanggung%a)a"an secara rasional dan dapat diterap"an dalam
ilmu pengetahuan& ,u%uan eti"a "eilmu)an adalah agar seorang ilmu)an dapat
menerap"an prinsip+prinsip moral, yaitu yang ai" dan menghindar"an dari yang
uru" "e dalam perila"u "ailmu)annya, sehingga ia dapat men%adi ilmu)an yang
mempertanggung%a)a"an perila"u ilmiahnya&
2ti"a normatif menetapa"an "aidah+"aidah yang mendasari pemerian penilaian
terhadap peruatan+peruatan apa yang seharusnya di"er%a"an dan apa yang
seharusnya ter%adi serta menetap"an apa yang ertentangan dengan yang
seharusnya ter%adi&
Nlai dan norma yang harus erada pada eti"a "eilmu)an adalah nilai dan norma
moral& 5alu apa yang men%adi "riteria pada nilai dan norma moral itu1 Nilai moral
tida" erdiri sendiri, tetapi "eti"a ia erada pada atau men%adi mili" seseorang, ia
a"an ergaung dengan nilai yang ada seperti nilai agama, hu"um, udaya dan
seagainya& !ang paling utama dalam nilai moral adalah yang ter"ait dengan
tanggung %a)a seseorang& Norma moral menentu"an apa"ah seseorang erla"u
ai" atau"ah uru" dari sudut etis& Bagi seorang ilmu)an, nilai dan norma moral
yang dimili"inya a"an men%adi penentu, apa"ah ia sudah men%adi ilmu)an yang
ai" atau elum&
Penetapan ilmu pengetahuan yang telah dihasil"an oleh para ilmu)an, apa"ah itu
erupa te"nologi, maupun teori+teori emansipasi masyara"at dan seagainya itu,
mestilah memperhati"an nilai+nilai "emanusiaan, nilai agama, nilai adat dan
seagainya& Ini erarti ilmu pengetahuan terseut sudah tida" eas nilai& 4arena
ilmu sudah erada di tengah+tengah masyara"at luas dan masyara"at a"an
mengu%inya&
3i tengah situasi di mana nilai mengalami "egoncangan, ma"a seorang ilmu)an
harus tampil "e depan& Pengetahuan yang dimil"inya merupa"an "e"uatan yang
a"an memerinya "eeranian& 6al yang sama harus dila"u"an pada masyara"at
yang sedang memangun, seorang ilmu)an harus ersi"ap seagai seorang
pendidi" dengan memeri"an contoh yang ai"&
4emudian agaimana solusi agi ilmu yang teri"at dengan nilai+nilai1 Ilmu
pengetahuan harus teru"a pada "onte"snya, dan agamalah yang men%adi
"onte"snya itu& 0gama mengarah"an ilmu pengetahuan pada tu%uan ha"i"inya,
ya"ni memahami realitas alam dan memahami e"sistensi 0llah, agar manusia
men%adi sadar a"an ha"i"at penciptaan dirinya, dan tida" mengarah"an ilmu
pengetahuan ;melulu< pada pra9is, pada "emudahan+"emudahan material dunia)i&
*olusi yang dieri"an oleh al+HurIan terhadap ilmu pengetahuan yang teri"at
dengan nilai adalah dengan cara mengemali"an ilmu pengetahuan pada %alur
semestinya, sehimgga ia men%adi er"ah dan rahmat "epada manusia dan alam
u"an seali"nya mema)a mudharat&
,entang tu%uan ilmu pengetahuan, ada eerapa peredaan pendapat antara flosof
dengan para ulama& *eagian erpendapat ah)a pengetahuan sendiri merupa"an
tu%uan po"o" agi orang yang mene"uninya, dan mere"a ung"ap"an tentang hal ini
dengan ung"apan, ilmu pengetahuan untu" ilmu pengetahuan, seni untu" seni,
sstra untu" sastra dan lain seagainya& Menurut pendapat yang "edua ini, ilmu
pengetahuan itu meringan"an ean hidup manusia atau untu" memuat manusia
senang, "arena dari ilmu pengetahuan itulah yang nantinya a"an melahir"an
te"nologi&
42*IMP750N
1& Pengetahuan merupa"an "e"uasaan, "e"uasaan yang dapat dipa"ai untu"
"emasalahatan manusia, atau seali"nya dapat pula disalahguna"an
2& *eorang ilmu)an secara moral tida" a"an memiar"an hasil penemuannya
diperguna"an untu" menindas angsa lain mes"ipun yang memperguna"annya itu
adalah angsa nya sendiri&
@& *etiap ilmu pengetahuan a"an menghasil"an te"nologi yang "emudian a"an
diterap"an pada masyara"at& Proses ilmu pengetahuan men%adi te"nologi yang
enar+enar dapat dimanfaat"an oleh masyara"at tentu tida" terlepas dari
ilmu)annya& *eorang ilmu)an a"an dihadap"an pada "epentingan+"epentingan
priadi atau"ah "epentingan masyara"at a"an mema)a pada persoalan eti"a
"eilmu)an serta masalah eas nilai&
A& 0"siologi merupa"an caang flsafat ilmu yang mempertanya"an agaimana
manusia mengguna"an ilmunya&
C& ,eori tentang nilai yang dalam flsafat mengacu pada permasalahan eti"a dan
esteti"a&
:& 2ti"a menilai peruatan manusia, *edang"an esteti"a er"aitan dengan nilai
tentang pengalaman "eindahan yang dimil"i oleh manusia terhadap ling"ungan dan
fenomena di se"elilingnya&
E& Nlai dan norma yang harus erada pada eti"a "eilmu)an adalah nilai dan norma
moral&
J& !ang paling utama dalam nilai moral adalah yang ter"ait dengan tanggung %a)a
seseorang& Bagi seorang ilmu)an, nilai dan norma moral yang dimili"inya a"an
men%adi penentu, apa"ah ia sudah men%adi ilmu)an yang ai" atau elum&
http://referensiagama.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai