Anda di halaman 1dari 6

AKIBAT TIDAK MEMILIKI TANDA DAFTAR

PERUSAHAAN
Sanksi yang diterima berupa sanksi pidana, sehingga penuntutan
dilaksankan di Pengadilan Negeri dimana perusahaan itu berada.
Sanksi yang mungkin diberikan berdasarkan UU No. 3 tahun 1982
ialah sebagai berikut :
o Sanksi Pidana kejahatan (Pasal 32 UU-WDP) karena pengusaha
dengan sengaja atau kelalaiannya tidak memenuhi kewajiban UU-
WDP diancam pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan
kurungan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp 3.000.000,-
(tiga juta rupiah).
o Sanksi Pidana pelanggaran (Pasal 33 UU-WDP) karena
pengusaha melakukan atau menyuruh melakukan pendaftaran
secara keliru atau tidak lengkap dalam memenuhi kewajiban UU-
WDP diancam pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan
kurungan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp 1.500.000,-
(satu juta lima ratus ribu rupiah).
o Sanksi Pidana pelanggaran (Pasal 34 UU-WDP) karena
pengusaha tidak memenuhi kewajiban untuk menghadap atau
menolak untuk menyerahkan atau mengajukan sesuatu persyaratan
atau keterangan lain untuk pendaftaran dalam Daftar Perusahaan
diancam pidana penjara selama-lamanya 2 (dua) bulan kurungan
atau pidana denda setinggi-tingginya Rp 1.000.000,- (satu juta
rupiah).
Izin Departemen/Teknis
Izin departemen dikeluarkan oleh tiap-tiap departemen yang
membawahi bidang usaha yang ddalankan. Misalnya, usaha
pengolahan hasil pertanian wajib daftar ke Departemen Pertanian,
usaha pariwisata ke Departemen Pariwisata, clan Izin Departemen
Kesehatan clan POM untuk produk makanan, minuman, clan obat-
obatan yang berkaitan dengan kesehatan.
Untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap, perhatikan
beberapa contoh izin berikut.
a. Usaha berkaitan dengan obat-obatan hewan harus memiliki surat
izin dari Asosiasi Obat Hewan Indonesia (A50111).
b. Jasa kontraktor harus memiliki Surat Usaha Jasa Konstruksi
(5WK).
c. Jasa warung telekomunikasi (wartel) harus memiliki surat izin
dari Kantor Telkom.
d. Biro teknik listrik harus memiliki surat izin dari Asosiasi
hontraktor Listrik Indonesia (AKLI) dan Perusahaan Listrik
Negara (PLN).
e. Jasa pengiriman barang titipan harus memiliki Surat Izin Usaha
Pengiriman Jasa Penitipan dari Dinas Perhubungan.
f. Usaha berkaitan dengan obat farmasi harus mendapat izin dari
Dinas Kesehatan Provinsi. Jika tidak ada, usaha tersebut paling
tidak mendapat izin dari Dinas Kesehatan hota/Kabupaten.
g. Usaha berkaitan dengan alat laborat/kedokteran harus mendapat
izin Dinas Kesehatan Provinsi. Jika surat tersebut tidak ada,
paling tidak izin dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten.
h. Salon/rigs pengantin harus mendapat izin dari Dinas Pariwisata.
i. Rumah makan harus mendapat izin dari Dinas Pariwisata clan
mempunyai 110.
Wajib Daftar dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Pengaturan atas kewajiban untuk melakukan pendaftaran
perusahaan diatur dalam UU No. 3 Tahun 1982 tentang Daftar
Perusahaan. Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang
diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan undang-undang
tersebut dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya. Daftar
Perusahaan disahkan oleh pejabat yang berwenang dari Kantor
Pendaftaran Perusahaan,
Daftar Perusahaan bertujuan mencatat keterangan yang dibuat
secara benar tentang suatu perusahaan sehingga menjadi sumber
informasi resmi untuk semua pihak yang berkepentingan
dalam rangka menjamin kepastian berusaha.
Perusahaan yang wajib didaftar dalam Daftar Perusahaan
adalah perusahaan yang berkedudukan dan menjalankan usahanya
di wilayah Negara Republik Indonesia menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yang wajib
didaftar termasuk kantor cabang, kantor pembantu, anak
perusahaan, Berta agen dan perwakilan dari perusahaan itu yang
mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian.
Perusahaan yang dimaksud dalam Pasal 7 UU No. 3 tahun 1982
berbentuk:
a. badan hukum, termasuk koperasi;
b. persekutuan;
c. perorangan; Berta
d. perusahaan lain diluar yang tersebut pada huruf a, b, dan c.
Setiap perusahaan yang telah memperoleh SIUP
melaksanakan Wajib Daftar Perusahaan paling lambat dalam
jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah mendapat SIUP atau paling
lambat 30 hari setelah memperoleh pengesahan dari Menteri
Nehakiman.

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
Analisis mengenai dampak lingkungan adalah
keseluruhan proses yang meliputi penyusunan analisis
mengenai dampak lingkungan bagi berbagai usaha atau
kegiatan terpadu/multisektor. Dengan perkataan lain,
AMDAL adalah hasil studi mengenai dampak penting
usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan
ekosistem clan melibatkan kewenangan lebih dari satu
instansi yang bertanggung jawab.
Terlaksananya pembangunan yang berwawasan
lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya
alam secara bijaksana merupakan tujuan dalam AMDAL
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Analisis Dampak Lingkungan
Pada dasarnya setiap perusahaan yang dapat menimbulkan
dampak terhadap lingkungan hidup perlu dianalisis sejak awal
perencanaan. Menurut PP No.27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan hidup, analisis mengenai dampak
lingkungan hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak
besardan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan
pads lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan.
Dampak besar dan penting berupa perubahan lingkungan hidup yang
sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan atau
kegiatan. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan
bagian kegiatan studi kelayakan rencana usaha dan atau kegiatan.
Nriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
terhadap lingkungan hidup antara lain:
a. jumlah manusia yang akan terkena dampak;
b. lu
g
s wilayah persebaran dampak;
c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
d. banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak;
e. sifat kumulatif dampak; serta
f. berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.
Pedoman mengenai penentuan dampak besar dan penting
ditetapkan oleh kepala instansi yang ditugasi mengendalikan
dampak lingkungan. Pada dasarnya dokumen studi kelayakan
lingkungan (AMDAL) terdiri atas:
a. Kerangka Acuan (KA),
b. Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL),
c. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan
d. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Sertifikasisi Halal
Pengusaha yang bergelut di industri makanan dan minuman
sangat berkepentingan dengan sertifikasi halal bagi produk yang
dihasilkan. Pasalnya sertifikat tersebut dapat menghilangkan rasa
was-was konsumen perihal kehalalan produk yang akan dibeli.
Di Indonesia, sertifikat halal dikeluarkan oleh LPPOM-MUI
(Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetik Majelis
Ulama Indonesia). Adapun kriteria kehalalan sebuah produk dilihat
dari beberapa
Si5i.
a. Produk tidak mengandung babi atau produk-produk yang berasal
dari babi serta tidak menggunakan alkohol sebagai bahan yang
sengaja ditambahkan.
b. Daging yang digunakan berasal dari hewan halal yang disembelih
menurut tata cara syariat Islam.
c. Semua bentuk minuman yang tidak beralkohol.
d. Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan,
tempat pengelolaan, dan tempat transportasi tidak digunakan
untuk babi atau barang tidak halal lainnya. Tempat tersebut
harus terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang
diatur menurut syariat Islam.

Anda mungkin juga menyukai